1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian merupakan bagian yang sangat penting dari
dalam suatu penelitian. Hasil penelitian akan memberikan jawaban atas
hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis dalam bab sebelumnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan
dikemukakan hasil penelitian berupa deskripsi tempat penelitian,
pengujian validitas dan relibilitas, pengujian asumsi klasik, pengujian
hipotesis serta pembahasan dari hasil penelitian.
1.1. DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN
SMA Kristen YPKPM Ambon berdiri 14 Oktober 1957 dan
merupakan sekolah swasta pertama yang berdiri di kota Ambon setelah
empat tahun berdirinya SMA Negeri 1 Ambon di tahun 1953. SMA
Kristen YPKPM Ambon yang berada di Jalan Diponegoro No. 61
Ambon Kecamatan Sirimau mampu bersaing dengan sekolah sekolah
negeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia
57 tahun ini. Hal ini terlihat dengan setiap tahun pelajaran
meningkatnya lulusan siswa SMP yang mendaftarkan diri untuk
menjadi siswa di SMA YPKPM Ambon.
Dalam menjalankan pelayanannya kepada siswa siswi, SMA
Kristen YPKPM Ambon mengemban visi membangun dan membentuk
civitas yang tinggi iman Kristiani, tinggi ilmu pengetahuan dan
teknologi, berprestasi dalam seni dan olahraga, berbudi pekerti luhur
2
serta siap bersaing dalam era global. Dengan tujuan sekolah sebagai
bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan keimanan,
pengetahuan, berprsetasi dalam bidang olahraga dan seni,
berkepribadian serta trampil untuk hidup mandiri dan dapat mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari visi dan tujuan tersebut, SMA
Kristen YPKPM Ambon sampai saat ini setia dalam melayani,
membina, dan mendidik putra putri daerah demi kemajuan bangsa dan
negara.
1.2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-laki 84 50%
Perempuan 84 50%
Total 168 100%
Berdasarkan Table 4.1 diatas, responden dalam penelitian ini
adalah siswa SMA Kristen YPKPM Ambon sebanyak 168, yang terdiri
dari 84 (54%) siswa laki-laki dan 84 (50%) siswa perempuan.
Responden diambil dari dua puluh delapan ruang kelas. Dari setiap
ruang kelas dipilih enam orang siswa yang terdiri dari tiga siswa laki-
laki dan tiga siswa perempuan. Responden diperoleh dengan cara
simple random sampling melalui nomer urut presensi dimana
responden diambil berdasarkan presensi dengan nomer urut genap.
Dimana keenam siswa tersebut diambil pada nomer urut dua (2), empat
3
(4), enam (6) dan seterusnya sampai mencukupi total sampel pada
masing-masing kelas yakni sebanyak enam orang.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Persentase Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah %
16-17 96 57%
18-19 72 43%
Total 168 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, responden dalam penelitian ini
adalah 168, yang terdiri dari 96 (57%) siswa dengan rentang usia 16-17
tahun dan 72 (43%) siswa dengan rentang usia 18-19 tahun.
4.3 VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Tahap awal dari penelitian ini adalah peneliti melakukan tryout
angket dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri kepada 56 orang
siswa dari 28 ruang kelas di SMA Kristen YPKPM Ambon. Subjek
yang dipakai dalam tryout ini diperoleh dengan teknik simple random
sampling yakni dengan cara setiap ruang kelas diambil dua orang siswa
yang memiliki nomer presensi ganjil sebagai subjek. Hasil dari tryout
diperoleh data yang menyatakan bahwa seluruh item untuk kedua
angket tersebut dinyatakan valid dan reliabel. Berikut ini hasil uji tryout
angket variabel penelitian:
4
4.3.1. Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya
Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian,
diperoleh 20 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang
nilai antara 0.327 sampai dengan 0.771. Koefisien alpha Cronbach 20
item valid adalah 0.857, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial
teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini
dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur pada uji coba (tryout)
angket.
Tabel 4.3
Sebaran Item Valid dan Item Gugur
Uji Coba (Tryout) Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya
No
Aspek
Jumlah
Item
Nomor Item
Valid
Nomor Item
Gugur
1. Dukungan Emosional 3 1,2,3 _
2. Dukungan Penilaian 4 4,5,6,7 _
3. Dukungan informasi 4 8,9,10,11 _
4. Dukunganinstrumental 9 12,13,14,15,16
17,18,19,20
_
Jumlah20
4.3.2 Angket Kontrol Diri
Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian,
diperoleh 36 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang
nilai antara 0.315 sampai dengan 0.640. Koefisien alpha Cronbach 36
item valid adalah 0.895, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial
teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini
dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur pada uji coba (tryout)
angket.
5
Tabel 4.4
Sebaran Item Valid dan Item Gugur
Uji Coba (tryout) Angket Kontrol Diri
No
Aspek
Jumlah Item Nomor Item Valid Nomor Item
Gugur
1. Kontrol terhadap
pemikiran
8 1,2,3,4,5,6,7,8 _
2. Kontrol terhadap
impulse
13 9,10,11,12,
13,14,15,16,17,
18,19,20,21
_
3. Kontrol terhadap emosi 7 22,23,24,25,
26,27,28
_
4. Kontrol terhadap unjuk
kerja
8 29,30,31,32
33,34,35,36
_
Jumlah 36
Setelah peneliti melakukan uji coba (tryout) angket, maka
langkah selanjutnya yakni melakukan penelitian pada subjek yang
berjumlah 168 orang. Berikut ini adalah laporan hasil pengujian
validitas dan reliabilitas angket.
4.3.3 Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya
Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 20 item valid dan
tidak ada item yang gugur dengan rentang nilai antara 0.359 sampai
dengan 0.591. Koefisien alpha Cronbach 20 item valid adalah 0.742,
untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial teman sebaya berada
pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini dijelaskan penyebaran
item valid dan item gugur.
6
Tabel 4.5
Sebaran Item Valid dan Item Gugur
Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya
No
Aspek
Jumlah
Item
Nomor Item
Valid
Nomor Item
Gugur
1. Dukungan Emosional 3 1,2,3 _
2. Dukungan Penilaian 4 4,5,6,7 _
3. Dukungan informasi 4 8,9,10,11 _
4. Dukunganinstrumental 9 12,13,14,15,16
17,18,19,20
_
Jumlah 20
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh
item angket dukungan sosial teman sebaya yang berjumlah 20
dinyatakan valid dan tidak ada item yang gugur. Sehingga 20 item
tersebut digunakan dalam perhitungan lebih lanjut.
1.3.1 Angket Kontrol Diri
Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 2 item yang gugur
dan 34 item yang valid, dengan rentang nilai antara 0.310 sampai
dengan 0.693. Koefisien alpha Cronbach dari 34 item valid adalah
0.753, untuk itu reliabilitas alat ukur kontrol diri berada pada kategori
dapat diandalkan. Di bawah ini akan dijelaskan penyebaran item valid
dan item gugur.
7
Tabel 4.6
Sebaran Item Valid dan Item Gugur
Angket Kontrol Diri
No
Aspek
Jumlah Item Nomor Item Valid Nomor Item
Gugur
1. Kontrol terhadap
pemikiran
8 1,2,3,4,5,6,7,8 -
2. Kontrol terhadap
impulse
13 9,10,11,12,
13,14,15,16,17,
18,19,20,21
-
3. Kontrol terhadap emosi 7 22,24,25,
26,28
23,27
4. Kontrol terhadap unjuk
kerja
8 29,30,31,32
33,34,35,36
-
Jumlah 36
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 36
item yang ada, terdapat dua item yang tidak valid yakni item nomer 23
dan 27. Sehingga sisanya 34 item dinyatakan valid dan digunakan
untuk perhitungan lebih lanjut.
1.4 DESKRIPSI PENGUKURAN VARIABEL
1.4.1 Variabel Dukungan Sosial Teman Sebaya
Angket dukungan sosial teman sebaya menggambarkan persepsi
siswa terhadap dukungan yang diberikan oleh teman sebaya terhadap
diri mereka sendiri. Artinya responden diminta untuk menilai ataupun
merespon sejauhmana tingkat dukungan sosial yang diberikan rekan
sebaya ke mereka. Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel
dukungan sosial teman sebaya, digunakan dua kategori yakni, rendah,
dan tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur variabel
8
dukungan sosial teman sebaya adalah 20 item valid, maka skor yang
mungkin diperoleh adalah:
Tabel 4.7
Deskripsi Pengukuran Variabel
Dukungan Sosial Teman Sebaya
Kategori Range N %
Tinggi 61-80 120 71,4%
Rendah 43-60 48 28,6%
Tabel 4.7 di atas memberikan informasi bahwa skor tinggi
bergerak dari 61-80 dan skor rendah bergerak dari 41-60. Hal ini
menunjukkan bahwa 71,4% siswa SMA Kristen YPKPM Ambon
menunjukkan dukungan sosial teman sebaya berada pada kategori
tinggi dan 28,6% berada pada kategori rendah.
4.4.2 Variabel Kontrol Diri
Angket kontrol diri menggambarkan persepsi siswa terhadap diri
mereka sendiri terkait dengan kontrol diri. Artinya responden diminta
untuk menilai ataupun merespon sejauh mana tingkat kontrol diri
mereka.Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel kontrol diri,
digunakan dua kategori yakni, rendah dan tinggi. Jumlah item yang
digunakan untuk mengukur variabel kontrol diri adalah 34 item valid,
maka skor yang mungkin diperoleh adalah:
9
Tabel 4.8
Deskripsi Pengukuran Variabel Kontrol Diri
Kategori Range N %
Tinggi 96-136 113 67,3%
Rendah 54-95 55 32,7%
Tabel 4.8 di atas memberikan informasi bahwa skor tinggi
bergerak dari 95-136 dan skor rendah bergerak dari 53-94. Hal ini
menunjukkan bahwa 67,3% siswa SMA Kristen YPKPM Ambon
menunjukkan kontrol diri berada pada kategori tinggi dan 32,7%
berada pada kategori rendah.
1.5 UJI STATISTIK
1.5.1 Uji Asumsi Klasik
1.5.1.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji one
sample kolmogorov smirnov yang terdapat pada tabel berikut:
10
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Prestasi
N 168
Normal Parametersa Mean 78.5554
Std. Deviation 6.24517
Most Extreme Differences Absolute .057
Positive .049
Negative -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .736
Asymp. Sig. (2-tailed) .650
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa nilai p=0.650
(p>0.05). Hal ini berarti bahwa data terdistribusi normal.
1.5.1.2 Uji Homogeneity of Variance untuk Analisis of variance
(ANOVA)
Uji homogeneity of variance merupakan salah satu uji asumsi
klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistik ANOVA.
Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji homogeneity of variance yakni
variabel dependent harus memiliki varian sama dalam setiap kategori
variabel independent. Kriteria pengujian ini yaitu nilai Levene test di
atas 5%. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini:
11
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Prestasi_Belajar
F df1 df2 Sig.
1.002 7 160 .432
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Dukungan_Sosial + Jenis_Kelamin + Dukungan_Sosial * Jenis_Kelamin
Dari Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai p = 0,432.
Oleh karena nilai Levene’s test sebesar 0,432 > 0,05, maka data
dinyatakan homogen atau memiliki varian yang sama. Dengan
demikian asumsi homogeneity of variance terpenuhi untuk melanjutkan
ke uji Two Way ANOVA.
1.5.2 UJI HIPOTESIS
1.5.2.1 Analisis Korelasi Multivariat
Analisis korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi. Untuk
melakukan interprestasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil
perhitungan. Hasil analisis korelasi meliputi: kekuatan hubungan antar
variabel, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Kekuatan
hubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sugiyono dalam
Priyatno, 2013):
12
Tabel 4.11
Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel
Makna Koefisien Korelasi Besar Angka
Sangat rendah 0,00 – 0,199
Rendah 0,20 – 0,399
Sedang 0,340 – 0,599
Kuat 0,599 – 0,799
Sangat kuat 0,799 – 1,000
Hipotesis 1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya
dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA
Kristen YPKPM Ambon.
Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa
korelasi multivariate. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut,
maka dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis
nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya
dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen
YPKPM Ambon.
H1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya dan
kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen
YPKPM Ambon.
Tabel berikut menunjukkan hasil analisis korelasi multivariate:
13
Tabel 4.12
Hasil Uji Korelasi Multivariate Dukungan Sosial Teman Sebaya
dan Kontrol Diri dengan Prestasi Belajar ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 303.500 2 151.750 4.032 .020a
Residual 6209.862 165 37.636
Total 6513.362 167
a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri, Dukungan_Sosial
b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar
Tabel 4.13
Hasil Uji Regreasi Berganda (R Square)
Model R R Square Adjusted R Square
1 .216a .047 .035
a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri, Dukungan_Sosial
b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa nilai F 4,032;
p<0,05 dan R Square (Tabel 4.13) sebesar 0,047 (4,7%). Hal ini
membuktikan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial teman
sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen
YPKPM Ambon. Hal ini berarti H1 diterima.
14
4.5.2.2 Analisis Two-Way Anova
Analysis of variance merupakan metode untuk menguji
hubungan satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel
independent. Pada kasus satu variabel dependent dan dua atau tiga
variabel independent disebut two ways anova (Ghozali, 2011). Untuk
hipotesis ke empat sampai ke enam menggunakan analisis two ways
anova.
Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan
jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA
Kristen YPKPM Ambon.
Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two
ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka
dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya
dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA
Kristen YPKPM Ambon.
H1 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan
jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen
YPKPM Ambon.
Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:
15
Tabel 4.14
Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Dukungan Sosial dan
Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:PRESTASI
Source Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142
Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000
KD 84.860 1 84.860 2.230 .137
JK 276.864 1 276.864 7.274 .008
DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722
KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265
KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887
JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745
KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695
Error 6089.870 160 38.062
Total 1043233.548 168
Corrected Total 6513.362 167
a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa hasil
interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dan jenis
kelamin memberikan nilai F sebesar 0,106; p > 0,05. Hal ini berarti
bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman
sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti
H0 diterima. Pola interaksi antara ketiga variabel dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
16
Gambar 4.1
Pola Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Jenis
Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa
Dari Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin
tidak saling memotong yang berarti tidak terdapat interaksi dukungan
sosial dan jenis kelamin dengan prestasi belajar. Dengan demikian
dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan
rendah jika dukungan sosial teman sebayanya rendah. Sebaliknya siswa
laki-laki dan perempuan akan memiliki prestasi belajar yang tinggi bila
dukungan sosial teman sebaya yang diberikan tinggi. Dengan demikian
H0 diterima bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi dukungan sosial
teman sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.
17
Hipotesis 3 : Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin
dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM
Ambon.
Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two
ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka
dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin
dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM
Ambon.
H1 : Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan
prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:
Tabel 4.15
Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Kontrol Diri dan Jenis
Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:PRESTASI
Source Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142
Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000
KD 84.860 1 84.860 2.230 .137
JK 276.864 1 276.864 7.274 .008
DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722
KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265
KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887
JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745
KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695
Error 6089.870 160 38.062
Total 1043233.548 168
Corrected Total 6513.362 167
a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)
18
Berdasarkan Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa hasil
interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan
nilai F sebesar 1,249; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada
pengaruh interaksi antara kontrol diri dan jenis kelamin terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi ketiga
variabel dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.2
Pola Interaksi Kontrol Diri dan Jenis Kelamin
Dengan Prestasi Belajar Siswa
Dari Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin
tidak saling memotong yang berarti tidak terdapat interaksi kontrol diri
dan jenis kelamin dengan prestasi belajar. Dengan demikian dapat
dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan rendah
jika kontrol diri rendah. Sebaliknya siswa laki-laki dan perempuan
19
akanmemiliki prestasi belajar yang tinggi bila kontrol diri tinggi.
Dengan demikian H0 diterima bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi
kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.
Hipotesis 4 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,
kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar
siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two
ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka
dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,
kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di
SMA Kristen YPKPM Ambon.
H1 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,
kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di
SMA Kristen YPKPM Ambon.
Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:
20
Tabel 4.16
Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Dukungan Sosial
Teman Sebaya, Kontrol Diri dan Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:PRESTASI
Source Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142
Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000
KD 84.860 1 84.860 2.230 .137
JK 276.864 1 276.864 7.274 .008
DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722
KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265
KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887
JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745
KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695
Error 6089.870 160 38.062
Total 1043233.548 168
Corrected Total 6513.362 167
a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas menunjukan bahwa hasil
interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan
jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 0,154; p > 0,05. Hal ini
berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial
teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar
siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi variabel dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
21
Gambar 4.3
Pola Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya, Kontrol Diri
dan Jenis Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa
Gambar A
Gambar B
Dari Gambar 4.3 di atas, dilihat bahwa terdapat interaksi antara
dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri pada siswa yang
berjenis kelamin laki-laki (Gambar 1), walaupun hubungan interaksi
tersebut cukup kecil ditandai dengan perpotongan dua garis dengan
22
jarak yang sangat kecil. Sedangkan pada Gambar 2 terlihat jelas bahwa
tidak terdapat hubungan interaksi antara dukungan sosial teman sebaya
dan kontrol diri pada siswa dengan jenis kelamin perempuan, yang
ditandai dengan tidak adanya perpotongan kedua garis tersebut.
4.5.2.3 Analisa Independen Sampel t-test
Hipotesis 5 :Adakah perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis
kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon?
Pengujian hipotesis yang ke enam dilakukan untuk mengetahui
perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Untuk melakukan pengujian ini, dibuat dua hipotesis yakni hipotesis
nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis
kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
H1 : Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin
siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Dengan dilakukannya uji t, yang hasilnya disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.17
Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar
Berdasarkan Jenis Kelamin (One-Sample Statistics)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Prestasi 168 78.5554 6.24517 .48183
23
Tabel 4.18
Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar
Berdasarkan Jenis Kelamin (Group Statistics) Group Statistics
Jenis_Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Prestasi_Belajar
Laki-laki 84 77.2445 6.42118 .70061
Perempuan 84 79.8663 5.81071 .63400
Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa perempuan memiliki
rata-rata prestasi belajar lebih tinggi daripada laki-laki, dimana
perempuan memiliki rata-rata sebesar 79,8663 sedangkan laki-laki
sebesar 77,2445. Adanya perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-
laki dan perempuan lebih terlihat jelas pada tabel berikut ini:
Tabel 4.19
Hasil Uji Signifikansi Prestasi Belajar
Ditinjau dari Jenis Kelamin
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Prestasi_Belajar Equal
variances
assumed
1.917 .168 -2.775 166 .006
Equal
variances
not
assumed
-2.775 164.370 .006
24
Dari Tabel 4.19 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji t =-2,775
p < 0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), maka
dapat dikatakan bahwa rata-rata populasi prestasi belajar pada siswa
laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Dengan demikian H1
diterima.
1.6 PEMBAHASAN
Dalam tulisan ini, pembahasan disusun sesuai urutan hipotesis.
Hipotesis 1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya
dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA
Kristen YPKPM Ambon.
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa ada hubungan
signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan
prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Adanya
hubungan terlihat dari nilai F = 4,032; p < 0,05. Adanya hubungan
antara dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar siswa
diperkirakan pertama, bagi seorang yang memasuki usia remaja,
menganggap bahwa mereka telah mendapat dukungan sosial dan hal
tersebut dapat menjadikan kontrol dirinya lebih stabil sehingga prestasi
belajar siswa menjadi tinggi. Selain itu, kedua, adanya hubungan antara
dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri dengan prestasi belajar
disebabkan karena siswa ketika berada di lingkungan sekolah merasa
nyaman dengan adanya dukungan yang diberikan oleh teman.
Dukungan tersebut dapat berupa dukungan informasi, emosi, dan
dukungan instrumental. Dukungan yang diberikan oleh siswa ini
25
menjadikan siswa merasa nyaman ketika berada di sekolah.
Kenyamanan ini memunculkan adanya pengontrolan dari dalam diri
yang pada akhirnya memberikan pengaruh positif terhadap
meningkatnya prestasi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Schneiders (dalam Maslihah, 2011) dan Hurlock
(2001) bahwa dengan adanya dukungan sosial, siswa saling
memberikan dukungan terhadap satu dengan yang lainnya berupa
nasehat, motivasi, atau saling memberikan masukan sehubungan
dengan pelajaran di sekolah. Dukungan yang diberikan ini, pada
akhirnya akan memberikan dampak terhadap peningkatan prestasi
belajar. Lebih lanjut, dukungan sosial akan memberikan kontribusi
yang positif jika diimbangi dengan kontrol diri yang tinggi dalam hal
prestasi belajar. Muammar (2011) menyatakan bahwa ketika kekuatan
dari dalam diri berupa kontrol diri ditingkatkan maka akan
mengimbangi setiap kekuatan-kekuatan yang berasal dari faktor
eksternal untuk memberikan sumbangan efektif terhadap peningkatan
hasil belajar siswa.
Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan
jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA
Kristen YPKPM Ambon.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa hasil
interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dan jenis
kelamin memberikan nilai F sebesar 0,355; p > 0,05. Hal ini berarti
bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman
26
sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini
menjelaskan bahwa pertama, siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan meganggap bahwa dukungan sosial teman sebaya yang
mereka terima merupakan satu hal yang wajar untuk diterima karena
merupakan bagian dari kehidupan sosial yang juga diikuti dengan
hubungan mereka dengan teman-teman secara baik. Karena dianggap
merupakan satu hal yang wajar diterima oleh semua individu sebagai
makluk sosial, maka dukungan sosial tidak memberikan pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Rensi & Sugiarti (2010) yang menyatakan bahwa
setiap manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya membutuhkan
dukungan sosial baik dari orangtua, guru, maupun lingkungan sebaya.
Dukungan sosial ini jika diberikan secara terus menerus maka
akanmenjadi sesuatu hal yang biasa atau wajar-wajar saja sehingga
tidak memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa.
Kedua, pada tahun 2010 di SMA Kristen YPKPM Ambon
didirikan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja. Berdirinya PIK
merupakan bagian dari kerjasama SMA Kristen YPKPM Ambon
dengan BKKBN Kota Ambon dengan salah satu tujuan utama yakni
adanya konseling sebaya di kalangan siswa. Dengan adanya konseling
sebaya, siswa dapat saling mengenal dan memberikan dukungan
terutama dalam masalah kesehatan reproduksi. Dengan hadirnya PIK
Remaja di SMA Kristen YPKPM Ambon memberikan kontribusi yang
besar bagi peningkatan dukungan sosial teman sebaya. Hal ini
27
menjadikan dukungan sosial teman sebaya meningkat. Dengan
meningkatkan prosentase dukungan sosial teman sebaya, maka hal ini
menjadi sebuah hal yang wajar dalam pandangan siswa.Karena
merupakan hal yang wajar, maka dukungan sosial teman sebaya tidak
memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar. Kemungkinan ada
faktor-faktor lain selain teman sebaya yang dapat memengaruhi prestasi
belajar siswa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fuligni (1997), yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
dukungan sosial teman sebaya pada prestasi belajar keluarga immigrant
dari negara-negara Asia. Fuligni (1997) menemukan bahwa dukungan
sosial teman sebaya tidak berpengaruh pada prestasi belajar. Selain itu
penelitian yang lain juga dilakukan oleh Cauce (1992) menyatakan
bahwa dukungan teman sebaya memiliki hubungan yang negatif
dengan kompetensi di sekolah, yang dalam hal ini adalah kompetensi
untuk berprestasi. Hal senada juga diteliti oleh Maassen & Landsheer
(2000), menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar Matematika.
28
Hipotesis 3 :Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin
dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM
Ambon.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa pengaruh
interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan
nilai F sebesar 9,15; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh
interaksi antara kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar
siswa. Hal ini menjelaskan bahwa pertama, siswa yang berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan menganggap bawah kontrol diri
merupakan satu hal yang wajar ketika dimiliki oleh seorang siswa
dalam menjalani proses pendidikan. Dengan adanya anggapan bahwa
kontrol diri merupakan satu hal yang wajar jika dimiliki oleh setiap
siswa, maka hal inilah yang kemungkinan menyebabkan tidak adanya
pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan
ungkapan yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu perlu
adanya kontrol dalam dirinya sehingga mampu mengontrol setiap
aktivitas, termasuk belajar (Tangney dkk, 2004).
Pandangan di atas jelas terlihat dalam pendapat yang
dikemukakan oleh Zhu, dkk (2011), dimana setiap siswa hendaklah
memiliki kontrol diri yang tinggi, yang dapat mengontrol proses
belajar. Tetapi ada kecenderungan bahwa individu yang sudah memiliki
kontrol diri yang tinggi, akan merasa wajar-wajar saja sehingga dalam
belajar, bukan lagi kontrol diri yang menjadi salah satu faktor pengaruh
tetapi ada kemungkinan faktor-faktor yang lain. Kedua, di SMA
29
YPKPM Ambon telah diadakan berbagai jenis kegiatan kerohanian
seperti ibadah buka dan tutup usbu, ibadah buka dan tutup hari, serta
salah satu ibadah yang dikenal dengan nama ibadah pergumulan tiap
bulan sekali. Dengan adanya ibadah-ibadah yang dilakukan ini, sangat
diharapkan agar dapat membentuk kognitif, afektif, konatif, serta
psikomotorik siswa ke arah yang positif. Hal utama yang diharapkan
melalui kegiatan ini yakni terbentuknya kontrol diri (self control) siswa
yang akan memberikan kontribusi positif dalam perilaku siswa di
sekolah. Dengan adanya kontrol diri yang tinggi, kemungkinan siswa
akan beranggapan sebagai suatu hal yang wajar sehingga kontrol diri
tidak memberikan kontribusi terhadap naik turunnya prestasi belajar
siswa.
Hipotesis 4 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,
kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar
siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa pengaruh
interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan
nilai F sebesar 0,154; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada
pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri
dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Tidak adanya
hubungan interaksi ini disebabkan oleh pertama, siswa menganggap
bahwa teman-teman yang mereka miliki saat ini telah mereka kenal
semenjak mereka berada di SMA dan diikuti dengan pemahaman
bahwa setiap siswa haruslah memiliki kontrol di dalam diri mereka,
30
sehingga hal ini tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kedua,
dukungan yang diberikan oleh teman sebaya telah dianggap sebagai
suatu hal yang wajar dan diikuti dengan penanaman nilai-nilai moral
yang baik guna peningkatan kontrol diri, sehingga kedua hal ini tidak
lagi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Hipotesis 5 :Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin
siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Dari hasil uji statistik diketahui bahwa hasil uji t = -2,775; p <
0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), maka
dapat dikatakan bahwa varians populasi prestasi belajar pada siswa
laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lauzon (2001), Dronen,
dkk (2006), Arslan, Canl, dan Sabo (2012) yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan, dan siswa perempuan memiliki prestasi belajar yang
lebih tinggi dari siswa laki-laki.
Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang menjadi
pengamatan penulis selama ini di SMA Kristen YPKPM Ambon,
pertama, siswa perempuan memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa laki-laki. Siswa perempuan terlihat lebih
serius dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan sedangkan
siswa laki-laki lebih sering bolos (tidak masuk kelas) karena tidak
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kedua, hal yang menarik
31
untuk dilihat adalah keaktifan siswa ketika pelajaran sedang
berlangsung. Dalam hal ini, siswa perempuan lebih aktif dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan materi
pelajaran yang diberikan dibandingkan siswa laki-laki. Hal inilah yang
kemudian dapat menjadi acuan bagi pihak sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar secara
khusus siswa laki-laki. Hal senada dinyatakan oleh Bassey, Joshua, & Alice (2008)
yang menyatakan bahwa wanita cenderung lebih berprestasi daripada
laki-laki dalam nilai mata pelajaran. Hasil kajiannya menunjukkan
bahwa terdapat konsistensi yang lebih tinggi antara umur dan tingkat
pendidikan bagi wanita dibanding dengan laki-laki. Secara implisit
dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil di sekolah daripada laki-
laki. Penelitian senada dilakukan oleh Ngadiran, dkk., (1981 dalam
Nuryoto, 1998) yang meneliti perbedaan prestasi akademik antara
mahasiswa dan mahasiswi di FPIPS-IKIP Yogyakarta menunjukkan
bahwa perolehan nilai rata-rata mahasiswa lebih rendah secara
signifikan dibanding mahasiswi. Di pihak lain Brotokiswojo (1983,
dalam Nuryoto, 1998) melakukan penelitian dengan menunjukkan hasil
bahwa prestasi akademik mahasiswa lebih rendah dibanding
mahasiswi. Namun penelitian Naderi, Abdullah, Aizan, Sharir, dan
Kumar (2009) serta Fraine, Damme, dan Onghena (2007) menunjukkan
tidak adanya korelasi antara jenis kelamin dan prestasi akademik.
Top Related