TNA 18
BAB IV
BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada
pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal
bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC tidak dapat digunakan
apabila tidak dimasukkan instruksi – instruksi atau program. Perintah – perintah
atau program yang telah dibuat oleh seorang programmer jika dimasukkan ke
dalam PLC harus menggunakan bahasa program PLC itu sendiri.
Dengan bahasa perantara ini seorang programmer dapat berkomunikasi
langsung dengan PLC, serta dapat mengatur cara kerja dari PLC sesuai dengan
yang diinginkan. Adapun bahasa program PLC disebut “ Relay Ladder Logic “
yang harus diketahui dan dihafal mulai dari :
1. MNEMONIC CODE ( kode mnemonic )
2. LADDER DIAGRAM ( diagram tangga )
3. FUNCTION PLAN ( kode gerbang )
4. FUNCTION BLOCK (diagram tangga khusus)
5. FLOW SIGN ( aliran sinyal )
1. MNEMONIC CODE
Mnemonic code ( kode mnemonic ) merupakan perintah dasar yang
sederhana dan umum digunakan oleh PLC. Dalam penulisan mnemonic
code mempunyai hubungan erat dengan ladder diagram yang dibuatnya.
Apabila memasukkan program ke PLC dengan menggunakan
Programming Console, mnemonic code haruslah lebih dulu difahaminya.
Apabila mnemonic code salah maka ladder diagram pun akan menjadi
TNA 19
salah, begitu juga dengan sebaliknya sehingga PLC tidak dapat
dioperasikan. Perintah Mnemonic code ini selalu digunakan apabila PLC
tersebut menggunakan programming console.
Adapun jenis perintah – perintah Mnemonic code di dalam
pemprograman yang sederhana dan merupakan inti dasar dari suatu
pemprograman control system adalah :
A. PERINTAH DASAR
Perintah dasar ini adalah perintah yang paling utama dan sering
digunakan dalam penulisan kode mneumonik serta selalu pasti ada di
setiap pemprograman system control menggunakan PLC.
ADAPUN MACAM – MACAM PERINTAH DASAR adalah :
1. LOAD
Perintah LOAD yang sering disingkat dengan LD adalah awalan dari
garis logika atau block. Jika dalam rangkaian manual fungsinya sama
dengan suatu bentuk input kontak NO ( Normally Open ) / saklar / sensor.
2. NOT
Perintah NOT adalah perintah kebalikan ( inverts ) input atau yang
berarti tidak atau yang bersifat tertutup. Jika dalam rangkaian manual
fungsinya sama dengan suatu bentuk input kontak NC ( Normally Close ).
3. AND
Perintah AND adalah perintah yang digunakan untuk
menghubungkan secara segaris yang berarti dan. Jika dalam rangkaian
manual fungsinya merupakan hubungan kontak – kontak bantu secara
seri dua atau lebih dari suatu input, baik yang berupa NO ataupun NC.
TNA 20
OR
Perintah OR adalah perintah yang digunakan untuk
menghubungkan secara sejajar yang berarti atau. Jika dalam rangkaian
manual fungsinya merupakan hubungan kontak – kontak bantu secara
paralel dua atau lebih dari suatu input, baik yang berupa NO ataupun
NC.
4. OUT
Perintah OUT adalah perintah yang digunakan untuk batas dari
suatu akhir perintah diagram satu garis atau yang merupakan bagian
akhir dari satu perintah. Jika dalam rangkaian manual fungsinya
merupakan hubungan akhir yang menuju ke koil kontaktor.
5. END ( 01 )
Perintah END ( 01 ) adalah perintah yang digunakan untuk
menandai pemprograman telah selesai atau pengisian program sudah
akhir. Jika akhir pengisian program tidak diberi perintah END ( 01 ), maka
pemprograman dianggap belum selesai ( no end inst ) dan PLC tidak
dapat dioperasikan.
Contoh pemakaian perintah dasar
Gambar rangkaian mnemonic code
ALAMAT INSTRUKSI DATA KET
0000
0001
0002
0003
0004
LD NOT
AND
OR
OUT
END (01)
0000
0001
0500
1010
-
S0
S1
K5
K10
selesai
S1
S0
K5
K10
TNA 21
B. PROGRAM SERI PARALLEL
Untuk memprogram rangkaian seri dan parallel ada tekniknya agar
memori yang dipakai lebih sedikit. Adapun pembacaan program harus
dikelompokkan dulu dan dirangkai secara berurutan sesuai denga
gambar rangkaian yang di buat.
RANGKAIAN KONTROL GAS
K1
S0
S1
FL
FLa
FGa
FG
TS
S0
K1
K1
2 1
3
A
B
4
C
D
E
5 6
TNA 22
Dari gambar itu maka jika dibuat kode mneumonik , haruslah
dikelompokkan yang nantinya akan dapat diprogramkan ke dalam PLC.
Pengelompokan dapat dilakukan berdasarkan urutan dari rangkaian gambar
diatas yang kemudian dipilah – pilah terlebih dahulu dengan kelompok dan
induk kelompok. Hal ini bertujuan agar lebih mudah dalam mengisikan program
dan agar tidak terjadi “ error program ”.
ALAMAT INSTRUKSI DATA KELOMPOK INDUK
KELOMPOK KET
0000
0001
0002
0003
0004
0005
0006
0007
0008
0009
0010
0011
0012
LD NOT
AND
LD
AND
OR LD
OR
AND
AND NOT
LD
AND
OR
AND LD
OUT
0000
0001
0002
0003
-
0004
0005
0000
0006
0007
0004
-
1000
1
2
3
4
5
6
A
B
C
D
E
S0
S1
FL
FLa
-
K1
FGa
S0
FG
TS
K1
-
koil K1
TNA 23
OL1
95
K1 K2
96
1
K2
S2
K2 K1
OL1
K1
OL1
K1
S02
OL1
95
K1 K2
96
1
K2
S2
K1
F0
95
96
21
S0
22
13
S1
14
44
K1M
43
13
K4M
14
31
K3M
32
21
K4M
22
21
K3M
22
A1
K1M
A2
A1
K3M
A2
A1
K4M
A2
a
K2T t
b
13
K1M
14
1
K2T
2
Coba buat kode mneumonik rangkaian manual di bawah ini !!!
A. B. C.
D. E
TNA 24
C. PERINTAH LANJUTAN
Perintah lanjutan adalah merupakan perintah yang digunakan
pada program – program tertentu dan pemakaiannya menggunakan
symbol dari jenis FUN ( … ). Perintah ini bersifat program tertentu, seperti :
timer, pembanding, dan penghitungan.
BEBERAPA MACAM JENIS – JENIS PERINTAH LANJUTAN :
1. IL ( 02 ) dan ILC ( 03 )
Perintah IL ( 02 ) merupakan perintah INTERLOCK , dan ILC ( 03 )
merupakan perintah INTERLOCK CLEAR. Perintah IL (02) selalu diakhiri
dengan perintah ILC (03). Jadi ILC (03) adalah tanda yang menyatakan
akhir dari suatu bagian rangkaian yang ada diantara interlock.
Contoh pemakaian perintah IL (02) dan ILC (03)
MnemonicCode
Dari hasil penulisan kode mneumonik,
bila input 0002 dalam keadaan off,
maka semua koil output yang berada
diantara IL dan ILC pasti akan off. Jika
kontak 0002 dalam keadaan on maka
semua koil output bekerja dalam
keadaan normal.
2. JMP ( 04 ) dan JME ( 05 )
Perintah JMP ( 04 ) adalah perintah meloncat , dan JME ( 05 )
adalah intruksi dari akhir perintah meloncat. Perintah JMP ( 04 ) selalu
dipasangkan dengan perintah JME ( 05 ) yang berfungsi sebagai perintah
meloncat ke program berikutnya apabila suatu keadaan input di JMP
ALAMAT INSTRUKSI DATA
0100
0101
0102
0103
0104
0105
0106
0107
0108
0109
LD
IL (02)
LD
AND
OUT
LD
OUT
LD NOT
OUT
ILC (03)
0002
-
0005
1000
1005
0007
0500
1005
1100
-
TNA 25
tidak ada. Tapi jika keadaan input JMP ( 04 ) terpenuhi ( on ) maka
program akan dijalankan yang ada diantara JMP ( 04 ) dan JME ( 05 ).
Contoh pemakaian perintah JMP (04) dan JME (05)
MnemonicCode
Dari hasil penulisan kode mneumonik,
bila input 0002 dalam keadaan off,
maka semua koil output yang berada
diantara JMP dan JME tidak dapat
bekerja secara normal. Jika kontak 0002
dalam keadaan on maka semua koil
output bekerja dalam keadaan normal.
3. KEEP ( 11 )
Perintah KEEP ( 11 ) adalah perintah mengunci agar output relay
tetap dalam keadaan on dari suatu output relay ( latching relay ) tanpa
ada kontak penguncinya. Perintah ini cukup dengan memasukkan input
Set ( S ) dan mematikannya dengan memberi sinyal input Reset ( R ) serta
nomor koil yang akan kita KEEP.
Contoh pemakaian perintah KEEP ( 11 )
MnemonicCode Dari hasil penulisan kode mneumonik,
bila input 0002 dalam keadaan off,
maka koil output 0501 dalam keadaan
off juga. Jika input 0002 on maka secara
otomatis koil 0501 akan on dan
mengunci. Apabila di beri input 0003 on, maka koil 0501 akan off dengan
sendirinya. Fungsi koil ini sering digunakan untuk penguncian yang sifatnya
permanen dan system control yang jarang diubah – ubah lagi.
ALAMAT INSTRUKSI DATA
0100
0101
0102
0103
0104
0105
0106
0107
0108
0109
LD
JMP ( 04 )
LD
AND
OUT
LD
OUT
LD NOT
OUT
JME ( 05 )
0002
-
0005
1000
1005
0007
0500
1005
1100
-
ALAMAT INSTRUKSI DATA
0100
0101
0102
LD
LD
KEEP ( 11 )
0002
0003
0501
TNA 26
ON
OFF
ON
OFF
ON
OFF
Grafik 1. Alur Sinyal Perintah KEEP ( 11 )
Input 0002
Koil 0501
Input 0003
4. CNT dan CNTR ( 12 )
Perintah CNT atau CNTR adalah perintah menghitung pulsa yang
masuk / counter. Bedanya CNT menghitung pulsa yang masuk secara
maju atau sekali saja, tetapi untuk CNTR menghitung pulsa yang masuk
secara maju dan mundur, yaitu setelah hitungan selesai CNTR dari nol
sampai yang ditentukan langsung menghitung mundur sampai menjadi
nol lagi.
Contoh pemakaian perintah CNT dan CNTR ( 12 )
Mnemonic Code Dari kode mnemonik dapat diartikan
bahwa jika input 0002 bekerja on-off
sebanyak 5 kali, maka CNT001 akan
menghitung sebanyak 5 kali sehingga
koil CNT001 kan on dan menggerakkan
koil output 0500 menjadi on.
CNT atau CNTR ini banyak digunakan
sebagai sensor ataupun limit switch
yang sifatnya bekerja berdasarkan jumlah yang diinginkan untuk
penghitungan.
5. TIM dan TIMH ( 15 )
Perintah TIM merupakan perintah sebagai waktu / timer. Sedangkan
TIMH (15) juga merupakan perintah waktu / timer, bedanya waktu yang
ALAMAT INSTRUKSI DATA
0100
0101
0102
0103
0103
LD
LD
CNT
LD
OUT
0002
0003
001
#0005
CNT001
0500
TNA 27
ON
OFF
OFF
TIM001
#0060
ON
digunakan jika menggunakan TIM adalah selang waktu yang panjang
mulai dari 0,1 detik sampai 999,9 detik. Tapi jika menggunakan TIMH
selang waktunya 0,01 detik sampai 99,99 detik. Pengesetan waktu dan
jumlah timer yang dipakai tergantung dari kebutuhan dengan
memasukkan data timer mulai 000 sampai dengan 511 dan pengisian
data panjang waktu yang diawali dengan tanda “ # “ atau dengan
penulisan langsung # 0060 ( berarti ± 3 detik ).
Contoh pemakaian perintah TIM dan TIMH ( 15 )
Mnemonic Code Dari program ini bila input 0002 on,
maka TIM001 akan on dan mulai
menghitung #0060 ( ± 3 detik ). Setelah
TIM001 berjalan ± 3 detik maka koil
output 0500 on. Jika input 0002
dimatikan saat TIM001 melaksanakan
perhitungan maka TIM001 akan kembali
ke setting awal. Rangkaian TIM digunakan untuk ON DELAY atau OFF DELAY.
Keadaan yang sama juga terjadi pada TIMH.
Grafik 3. Alur Waktu Perintah TIM atau TIMH ( 15 )
Input 0002
Koil 0500
6. DIFU ( 13 ) dan DIFD ( 14 )
7. SFT ( 10 )
8. MOV ( 21 )
9. CMP ( 20 )
10. Dll
ALAMAT INSTRUKSI DATA
0100
0101
0102
0103
LD
TIM
LD
OUT
0002
001
#0060
TIM001
0500
TNA 28
2. LADDER DIAGRAM
Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga
pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar
rangkaian kontrol pada system konvensional , yaitu sebagai perangkai
peralatan control yang satu dengan yang lain. Pemakaian diagram tangga
ini selalu digunakan pada penginputan program pada PLC jika
menggunakan PC ( Personnal Computer ). Tetapi jika pengoperasian PLC
tidak menggunakan Computer, yang hanya menggunakan Programming
Console diagram tangga ini tidak mutlak untuk diketahui. Menggambar
Ladder Digram dalam PLC selalu diawali dengan garis vertikal yang mulai
dari sebelah kiri dan sering juga diakhiri garis vertikal yang berada
disebelah kanan. Pada umumnya garis vertikan yang berada pada sebelah
kanan sering juga tidak digambar. Dalam menggunakan program PLC
rangkaian pengendali ( control ) tersebut digambarkan pada diagram
tangga dengan simbol – simbol sebagai berikut :
A. SIMBOL pada PLC “ OMRON “
Simbol PLC : Bas bar ( bas bar awal dan bas bar akhir )
Simbol manual : Awal / akhir dari rangkaian.
Dari Line menuju ke rangkaian.
Dari rangkaian menuju netral.
Simbol PLC : Input / Kontak NO
Simbol manual : Relay / kontaktor
Kontak NO ( Normally Open )
Saklar / sensor / MCB / limits switch, dll.
TNA 29
Simbol PLC : Input / Kontak NC
Simbol manual : Relay / kontaktor
Kontak NC ( Normally Closed )
Saklar / sensor / MCB / limits switch,dll
OUT
Simbol PLC : Output
Simbol manual : Koil Kontaktor
Relay ( A1 )
FUN...
Simbol PLC : Fungsi ( FUN … )
Simbol manual : Relay pembantu
Waktu / pembanding / penghitung.
Simbol PLC : Akhir program ( FUN [ 01] )
Simbol manual : -
END
TNA 30
B. ATURAN LADDER DIAGRAM
Dalam menggambar ladder diagram PLC juga mengikuti
aturan – aturan yang ada dalam prosessor tersebut. Aturan ini
bertujuan agar program yang diisikan dapat beroperasi sesuai
dengan perintah sehingga tidak terjadi “ error program ” atau yang
biasa disebut dengan “ invalid program “.
Aturan – aturan program :
1. Awal gambar selalu diawali dengan bas bar kiri dan arah
gambar adalah dari kiri ke kanan atau dari bas bar ke output.
a. Benar b. Salah
Gambar 8 . Rangkaian Antar bus bar.
2. Bas bar sebelah kanan boleh tidak digambar.
a. Benar b.Boleh
Gambar 9 . Rangkaian dengan Bus Bar
TNA 31
3. Awal pemasangan kontak parallel diawali dari bus bar.
a b c a b c
d d
a. Benar b. Salah
Gambar 10 . Pemasangan Kontak.
4. Setelah output tidak boleh ada kontak lagi.
a b c d a b c d
e e
a. Benar b. Salah
Gambar 11. Sisipan Kontak
5. Output tidak boleh dipasang langsung pada Bus bar.
a. Benar b.Salah
Gambar 12 . Rangkaian Output.
6. Timer, Counter, Output lain hanya dapat dihubungkan parallel.
Gambar 13 . Hubungan Output Parallel.
FUN
(…)
TNA 32
3. FLOW SIGN
Aliran sinyal atau flow sign merupakan jalannya arus yang mengalir
pada rangkaian yang digambar atau diprogram dalam PLC tersebut. Aliran
sinyal ini berjalan mulai dari bus bar sebelah kanan dimana alamat – alamat
dituliskan. Arah aliran data input dari bus bar menuju ke output dari gambar
rangkaian program yang diisikan.
Gambar 14 . Aliran Sinyal Data.
Program dieksekusi mulai dari alamat terkecil sampai alamat
terbesar atau sampai menemukan perintah END dalam satu program dan
kembali membaca lagi dari alamat terkecil sampai alamat terbesar di
program selanjutnya.
Gambar 15. Pembacaan Program
ALAMAT INSTRUKSI DATA
0000
0001
0002
……
……
0358
LD
AND
OR
…….
…….
END ( 01 )
0005
0003
1000
……
……
-
TNA 33
LATIHAN
1. Pintu otomatis
Diskripsi kerja :
1. Pintu dalam keadaan menutup dan menekan limits switch tengah. Pada
saat itu limits switch dapat dalam keadaan ON maupun OFF.
2. Saat ada orang yang mau lewat pintu tersebut akan menginjak saklar
injak ON pada lantai, maka pintu langsung membuka.
3. Pintu membuka sampai menyentuh limits switch samping, maka pintu
akan berhenti.
4. Setelah beberapa saat pintu secara otomatis menutup kembali sampai
menyentuh limits switch tengah.
5. Jika banyak orang yang lewat sehingga saklar injak sering tertekan maka
pintu membuka terus.
6. Meskipun pintu masih dalam keadaan berjalan menutup , jika ada orang
yang akan lewat maka pintu membuka kembali.
TNA 34
2.Penggilingan Batu Aspal
Diskripsi Kerja :
1. Saat pertama jalan konveyor miring akan bekerja.
2. Bersamaan juga motor penggetar tangki atas bekerja ( ON ), saat batu -
batu mulai diisikan di tangki atas.
3. Batu yang berasal dari tangki atas tersebut akan dibawah oleh konveyor
miring ke tangki bawah .
4. Tangki bawah akan terisi penuh sampai menyentuh limits switch atas
sehingga motor penghancur batu akan bekerja ( ON ).
5. Ketika motor penghancur bekerja ( ON ) konveyor bawah juga bekerja
untuk mengisikan ke mobil tangki.
6. Jika batu yang dihancurhan habis hingga mengenai limits switch bawah
maka motor penghacur berhenti dan konveyor bawah beberapa saat
juga akan berhenti.
7. Proses ini akan terus berjalan berulang - ulang sampai proses dimatikan.
Top Related