88
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Dan Luas Wilayah
Kota Palopo mengalami pemekaran wilayah menjadi 9 kecamatan
dan 48 kelurahan pada tahun 2005 dengan luas wilayah keseluruhan yaitu
247,52 km2. Luas Kota Palopo berdasarkan wilayah kecamatan disajikan
pada Tabel 8.
Tabel 8. Luas Wilayah Kota Palopo Tiap Kecamatan
No Kecamatan Luas (km2) Prosentase (%) Jumlah
Kelurahan
1 Wara Selatan 10,66 4,31 4
2 Sendana 37,09 14,98 4
3 Wara 11,49 4,64 6
4 Wara Timur 12,08 4,88 7
5 Mungkajang 53,80 21,74 4
6 Wara Utara 10,58 4,27 6
7 Bara 23,35 9,43 5
8 Teluwanua 34,34 13,87 7
9 Wara Barat 54,13 21,87 5
Jumlah 247,52 100 48
Sumber : Kota Palopo Dalam Angka 2008
Kota palopo mempunyai posisi yang strategis karena terletak di
jalur lintas trans sulawesi dan mudah dilalui oleh arus lalu-lintas dari ujung
Utara sampai ke ujung Selatan Pulau Sulawesi. Posisi strategis ini
memberikan berbagai dampak serta peluang bagi perkembangan
perekonomian dan pembangunan Kota Palopo.
89
B. Topografi
Kota Palopo terletak pada ketinggian antara 0 - 1000 meter di atas
permukaan air laut. Keadaan topografi Kota Palopo sangat bervariasi,
lahan yang relatif datar membujur dari arah Utara ke Selatan, dan lahan
yang relatif datar hingga bergelombang dari Timur ke Barat. Berdasarkan
kutipan data Kota Palopo dalam angka tahun 2007 diperoleh ketinggian
Kota Palopo tiap-tiap kecamatan dapat di lihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Ketinggian Tiap Kecamatan di Kota Palopo
No Kecamatan Luas (km2)
Ketinggian (dpl)
0 25 25 - 100 101 - 500 501 1000 >1000
km2 % km2 % km2 % km2 % km2 %
1 Wara Selatan 10,66 7,46 70,00 1,066 10,00 - - 2,132 20,00 - -
2 Sendana 37,09 5,56 15,00 - - 22.254 60,00 9,272 25,00 - -
3 Wara 11,49 11,49 100,00 - - - - - - - -
4 Wara Timur 12,08 12,080 100,00 - - - - - - - -
5 Mungkajang 53,80 2,690 5,00 - - 16,140 30,00 13,450 25,00 21,520 40,00
6 Wara Utara 10,58 6,348 60,00 2,116 20,00 2,116 20,00 - - - -
7 Bara 23,35 7,005 30,00 2,335 10,00 14,010 60,00 - - - -
8 Teluwanua 34,34 24,038 70,00 3,434 10,00 6,868 20,00 - - - -
9 Wara Barat 54,13 - - - 5,413 10,00 35,184 65,00 13,533 25,00
Jumlah 247,52 76,667 31,00 8,951 4,00 66,801 27,00 60,038 24,00 35,035 14,00
Sumber : Kota Palopo Dalam Angka 2007
Ditinjau dari kondisi topografi wilayah penelitian Kota Palopo,
ketinggian 0 25 meter diatas permukaan laut mencakup luasan yang
cukup besar yaitu 76,67 km2 atau 31,00 persen dari luas wilayah secara
keseluruhan. Kondisi ini terdapat pada pusat Kota Palopo dengan
kemiringan yang relatif datar. Dengan kondisi seperti ini menunjukkan
secara fisik, Kota Palopo mampu menampung berbagai pembangunan
kota, sedangkan lahan dengan ketinggian >1000 meter diatas permukaan
laut yang sebagian besar terdapat di kecamatan Mungkajang dan Wara
90
Barat dengan kemiringan rata-rata bergelombang sampai berbukit yang
disarankan sebagai kawasan konservasi.
C. Geologi
Berdasarkan data (Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo, 2007),
diketahui Kota Palopo terdiri atas tiga jenis batuan meliputi batuan
metamorf, batuan vulkanik dan endapan alluvial yang hampir
mendominasi seluruh wilayah Kota Palopo. Batuan beku yang dijumpai
secara umum terdiri dari intrusi batuan beku granit dan gabro serta
beberapa intrusi kecil lainnya. Selain itu juga dijumpai batuan beku yang
merupakan jejak aliran larva yang telah membeku dan bersusun blastik
hingga andesitik. Batuan sedimen yang dijumpai meliputi batu gamping,
batu pasir, dan konglomerat, sedangkan endapan-endapan alluvial terdiri
dari material yang bersusunan brangkal, kerakal, kerikil, pasir hingga
lempung. Kondisi geologi ini akan menunjukkan potensi lahan yang dapat
digunakan untuk mendukung pembangunan di Kota Palopo.
Di wilayah Kota Palopo juga mempunyai struktur batuan yang
merupakan bahan galian sebagai bahan induk pembentuk tanah (Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palopo,2007), secara garis besar dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bahan tanah liat untuk pembentuk batu bata, banyak diupayakan oleh
masyarakat. Umumnya dijumpai di areal persawahan di Kecamatan
Wara, Wara Selatan, Sendana dan sekitarnya.
91
2. Batuan endapan sungai berupa sirtu (pasir dan batu), banyak terdapat
di Sungai Siguntu (Latuppa), didominasi oleh batuan beku yang
merupakan batuan sedimen beku, ukurannya bervariasi dari yang
sangat besar sampai kecil dan merupakan pecahan batu sampai
butiran.
3. Bahan galian atau butiran emas, terdapat di aliran Sungai Siguntu
(Latuppa) pada bagian hulu di atas bukit, merupakan daerah bekas
penambangan emas dibeberapa tempat pada zaman Belanda yang
pada saat ini masih diusahakan oleh masyarakat secara tradisionil.
4. Batuan sedimen menyebar di bagian Barat yang berbatasan dengan
Kabupaten Tana Toraja.
5. Batuan terobosan di bagian Utara merupakan daerah pegunungan.
Jenis batuan lainnya yang merupakan proses dari pelapukan bahan
pembentuk tanah, yang mempunyai kandungan potensial di Kota Palopo
sebagai berikut :
1. Batu gamping dan marmer (limestone dan marble) lokasinya di
Kecamatan Telluwanua.
2. Batu granit dan granodiorit untuk bahan bangunan lantai rumah, batu
hias dinding, dan untuk pengerasan jalan (aggregat), lokasinya
dijumpai di Kecamatan Telluwanua, Wara, dan Wara Selatan.
3. Batu sabak, filit, kuarsil, batu gamping, dan batu lanau, terdapat di
Kecamatan Wara, Wara Utara bagian Barat.
92
D. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kota Palopo dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu kondisi hidrologi air permukaan dan air tanah. Hidrologi air
permukaan pada umumnya berasal dari sungai-sungai yang mengalir di
Kota Palopo yaitu Sungai Ammasangeng dan Sungai Boting. Sungai ini
mengalir dari barat ke timur dan airnya digunakan sebagai sumber air
permukaan untuk kebutuhan sehari-hari (MCK). Selain juga itu berfungsi
sebagai saluran utama pembuangan air limbah dan drainase, karena
banyak anak sungai yang bermuara pada kedua sungai tersebut,
menyebabkan beban Sungai Ammasangeng dan Sungai Boting dalam
proses pendangkalan atau sedimentasi cukup besar.
Selain itu Sungai Ammasangeng dan Sungai Boting digunakan
sebagai sumber air baku Mangkaluku untuk PDAM Kota Palopo, air
sungai perlu dijaga dari polusi hal ini disebabkan terdapat beberapa
kegiatan industri yang ada pada sepanjang alur sungai.
Potensi lain yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum
adalah air tanah dangkal, dimana sumber-sumber air tanah perlu dijaga
kelestariannya untuk memenuhi kebutuan air minum bagi penduduk yang
tidak terlayani oleh jaringan PDAM.
E. Klimatologi
Kota Palopo pada umumnya mempunyai suhu rata-rata berkisar 28
C - 32 C dengan penyebaran temperatur bulanan hampir merata
sepanjang tahun. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April
93
dengan rata-rata sebesar 283,4 mm, sedangkan rata-rata curah hujan
terendah terjadi pada bulan Agustus dengan curah hujan sebesar 97,9
mm (Stasiun Klimatologi Kelas I Panakkukang Maros). Kelembaban
maksimum antara 94% - 96%, kelembaban minimum antara 59% - 69%.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi klimatologi Kota Palopo dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 : Banyaknya Hari Hujan di Kota Palopo Tahun 1996-2005
Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
1996 190 182 383 337 209 30 202 218 167 129 287 326
1997 106 95 138 278 191 84 89 - 7 88 102 111
1998 108 372 229 308 197 126 442 232 284 241 269 283
1999 33 288 60 32 255 678 126 121 262 47 340 167
2000 41 280 210 81 379 370 57 101 22 347 123 119
2001 27 156 191 359 228 205 382 81 208 183 250 78
2002 311 122 372 364 251 229 52 15 14 0 434 396
2003 336 293 281 346 218 63 147 122 98 64 247 362
2004 305 223 204 371 265 186 274 48 54 93 289 392
2005 293 218 189 358 272 198 309 41 46 107 314 386
Rata2 175,0 222,9 225,7 283,4 246,5 216,9 208,0 97,9 116,2 129,9 265,5 262,0
Sumber : Stasion Klimatologi Kelas I Panakkukang Maros Keterangan : 0 Jumlah curah hujan dibawah 0,5 mm
X Data tidak tercatat - Tidak ada hujan
F. Tata Guna Lahan
Kota Palopo merupakan kota yang dibatasi oleh kawasan pantai di
bagian sebelah Timur, merupakan daerah daratan yang berada diantara
perbukitan yang membentang di bagian sebelah Barat dan sebagian di
sebelah Selatan. Pola tata guna lahan Kota Palopo sangat dipengaruhi
oleh karakteristik alam antara lain perbukitan, sungai, rawa, dan laut serta
pola jaringan jalan yang ada.
94
Kondisi tata guna lahan di Kota Palopo secara umum terdiri atas;
sawah, perkebunan, perumahan/permukiman, tambak, fasilitas sosial
ekonomi, dan lahan yang tidak dimanfaatkan (kosong). Pergeseran
pemanfaatan lahan kawasan Kota Palopo secara umum belum mengalami
perubahan yang cukup drastis, kecuali pada beberapa bagian kawasan
kota, akibat terjadinya peningkatan pembangunan yang dilakukan oleh
masyarakat. Untuk lebih jelasnya kondisi pemanfaatan lahan Kota Palopo
dapat dilihat Tabel 11 dan Gambar 11.
Tabel 11. Penggunaan Lahan di Kota Palopo Tahun 2007
No Kecamatan
Jenis Penggunaan Lahan (Ha)
Jumlah Sawah Kebun Campuran Hutan
Semak Belukar
Perm/ Fasilitas
Tambak/ Empang
Lahan Kosong
1 Wara Selatan 198.00 177.91 - 37.00 151.50 106.21 395.38 1,066.00
2 Sendana 422.00 1,578.64 1,024.36 470.00 214.00 - - 3,709.00
3 Wara 109.00 - - - 1,028.50 11.50 - 1,149.00
4 Wara Timur - 36.00 - 23.00 936.94 188.50 23.56 1,208.00
5 Mungkajang 101.00 939.00 2,275.45 121.00 1,500.00 7.00 436.55 5,380.00
6 Wara Utara 9.00 37.60 131.00 3.84 778.20 85.11 13.25 1,058.00
7 Bara - 238.00 - 175.00 446.54 451.35 1,024.11 2,335.00
8 Teluwanua 1,276.00 431.40 366.00 618.00 361.60 381.00 - 3,434.00
9 Wara Barat 433.00 937.65 3,415.02 233.94 142.00 3.08 248.31 5,413.00
Jumlah 2,548.00 4,376.20 7,211.83 1,681.78 5,559.28 1,233.75 2,141.16 24,752.00
Sumber : Kota Palopo Dalam Angka,2007
G. Kependudukan
Berdasarkan registrasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007
jumlah penduduk Kota Palopo sebesar 137.597 jiwa, dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 67.389 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 70.206 jiwa.
95
96
Perkembangan jumlah penduduk di Kota Palopo pada tahun 2003-
2007 untuk masing-masing kecamatan mengalami kenaikan, dengan rata-
rata laju pertumbuhan penduduk Kota Palopo sebesar 3,60 persen.
Seperti di perlihatkan pada Tabel 12 :
Tabel 12. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Palopo Tahun 2003-2007
No Kecamatan Perkembangan Penduduk
2003 2004 2005 2006 2007
1 Wara Selatan 11.301 11.754 10.003 10.368 9.737
2 Sendana * * 7.518 7687 6.994
3 Wara 53.051 55.212 21.989 22832 28.162
4 Wara Timur * * 22.862 23324 26.709
5 Mungkajang * * 7.670 9328 7.011
6 Wara Utara 41.871 43.579 16.604 17004 17.219
7 Bara * * 18.864 20347 18.472
8 Teluwanua 14.589 15.189 13.063 13455 12.303
9 Wara Barat * * 9.231 9645 10.988
Jumlah 120.812 125.734 127.804 133.990 137.597
Sumber : Kota Palopo Dalam Angka,2007 * Masih Menyatu dengan kecamatan induk
Distribusi dan kepadatan penduduk Kota Palopo pada tahun 2007
pada tiap-tiap kecamatan cukup bervariasi, dimana penduduk terbesar
berada di Kecamatan Wara yakni sebanyak 28.162 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Sendana, yang hanya
mencapai 6.994 Jiwa. Hal ini diakibatkan oleh karena konsentrasi
penduduk terarah pada pusat kota. Jumlah dan kepadatan penduduk tiap
kecamatan di Kota Palopo dapat di perlihatkan pada Tabel 13.
97
Tabel 13. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan di Kota Palopo Tahun 2007
No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah
Penduduk (jiwa)
Prosentase (%)
Kepadatan (Jiwa/Km2)
1 Wara Selatan 10,66 9.737 7,08 913
2 Sendana 37,09 6.994 5,08 188
3 Wara 11,49 28.162 20,47 2.451
4 Wara Timur 12,08 26.709 19,41 2.211
5 Mungkajang 53,80 7.011 5,10 130
6 Wara Utara 10,58 17.219 12,51 1.627
7 Bara 23,35 18.472 13,42 791
8 Teluwanua 34,34 12.303 8,94 358
9 Wara Barat 54,13 10.988 7,99 202
Total 247,52 137.597 100 556 Sumber : Kota Palopo Dalam Angka,2007
Tabel di atas menunjukkan kepadatan penduduk terbesar berada di
Kecamatan Wara dengan kepadatan 2.451 jiwa/km2. Hal ini di sebabkan
karena kecamatan tersebut memiliki wilayah yang sangat sempit dan
merupakan pusat kota dengan jumlah penduduk yang padat, sedangkan
kepadatan terendah terdapat pada kecamatan Mungkajang dengan
kepadatan 130 jiwa/km2.
H. Kendaraan Bermotor
Perkembangan Kota Palopo tiap tahun terus mengalami
peningkatan, hal ini juga terlihat pada jumlah unit kendaraan serta
jenisnya, dimana pada Tabel 14 terlihat bahwa total jumlah kendaraan
bermotor pada tahun 2006 sebanyak 20.964 unit, mengalami peningkatan
98
pada tahun 2007 menjadi 231.495 unit atau mengalami peningkatan
sebanyak 10.531 unit atau sekitar 33,43 persen.
Tabel 14. Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Palopo Tahun 2006 - 2007
No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan 2006 Jumlah
Kendaraan 2007
1 Sedan 80 82 2 Jeep 181 190 3 Minibus 1.321 1,506 4 Microbus 21 22 5 Pick Up 385 425 6 Lihgt Truck 240 292 7 Truck 100 103 8 Dump Truck 69 72 9 Truk Tangki 60 64
10 Ambulace 12 12 11 Taxi 14 14 12 Sepeda Motor 18.481 28,713
Total 20.964 31.495 Sumber : Kota Palopo Dalam Angka,2007
I. Bentuk Ruang Terbuka Hijau di Kota Palopo
Ruang terbuka hijau di Kota Palopo mempunyai beberapa bentuk.
yang mempunyai manfaat atau fungsi yang berbeda-beda. Bentuk ruang
terbuka hijau di Kota Palopo antara lain :
1. Taman Kota/Monumen
Jenis taman yang ada di Kota Palopo hanya berupa taman yang
berfungsi sebagai pemercantik kota dan beberapa RTH yang dengan
bentuk monumen. Adapun luas taman/monumen di Kota Palopo yaitu
sebesar 0,69 hektar yang terdiri dari taman mesjid, taman pertaminan,
monumen adipura lama dan monumen adipura baru. Visualisasi taman
dan monumen yang ada di Kota Palopo dapat di lihat pada Gambar 12.
99
Gambar 12 : Taman Kota dan Tugu Adipura
2. Ruang Terbuka Hijau Sempadan Sungai
Ruang terbuka hijau kawasan sempadan sungai mempunyai fungsi
sebagai kawasan lindung. Ruang terbuka hijau sempadan sungai ditemui
di daerah aliran Sungai Ammasangeng dan Sungai Boting dengan luas
kurang lebih 363,10 hektar, untuk daerah bantaran aliran sungai ini
khususnya di pusat kota sudah sebagian dimanfaatkan penduduk untuk
bermukim, sehingga dapat merusak fungsi serta manfaat sungai itu
sendiri.
Gambar 13 : Ruang Terbuka Hijau Bantaran Sungai
100
3. Ruang Terbuka Hijau Jalur Jalan
Ruang terbuka hijau jalur jalan mempunyai beberapa fungsi yaitu
sebagai pengendali polusi udara seperti untuk peredam debu, CO2, SO2,
Pb, dan partikel padat. Fungsi lainnya adalah untuk peneduh bagi pejalan
kaki, pengendali visual, dan estetika. Ruang Terbuka Hijau jalur jalan di
Kota Palopo memiliki lias kurang lebih 5,38 hektar dan sebagian besar
berada pada jalan utama di pusat kota, sebagian sudah tertata sesuai
dengan fungsinya. Tanaman pada jalur jalan di Kota Palopo adalah
dengan jenis kayu, perdu, semak, dan penutupan tanah.
Gambar 14 : RTH Jalur Jalan
4. Hutan Kota
Hutan di Kota Palopo berada di Kecamatan Bara, Kecamatan Wara
Barat dan Kecamatan Wara Utara dengan luas kurang lebih 63 Ha. Dari
luas tanaman tersebut di atas didominasi oleh jenis pohon kayu jati dan
sebagian kecil mahoni dengan kondisi tanaman saat ini cukup baik,
sehingga biasa memberikan manfaat untuk menghasilkan iklim yang sejuk
secara mikro di Kota Palopo.
101
Gambar 15 : Hutan Kota
5. Ruang Terbuka Hijau Pemakaman
Pemakaman dapat merupakan unsur ruang hijau kota yang
memberikan pengaruh terhadap iklim makro dan berfungsi sebagai
fasilitas umum untuk tempat pemakaman warga yang meninggal dunia.
Lokasi pemakaman tersebar di beberapa kecamatan dengan jenis
tanaman yang beragam. Fungsi lainnya adalah sebagai peneduh dan
mempunyai fungsi sebagai ruang terbuka hijau secara umum. Luas secara
keseluruhan ruang terbuka hijau pemakaman yaitu sebesar 8,30 hektar
yang menyebar di beberapa kecamatan di Kota Palopo,
Gambar 16 : RTH Pemakaman
102
6. Ruang Terbuka Hijau Lapangan Olahraga
RTH lapangan olahraga Sebagai unsur ruang terbuka hijau kota,
penyelenggaraannya tidak dikaitkan dengan unsur hijau lainnya, Selain
pengadaannya didaerah dengan tingkat kepadatan tinggi tidak
memberikan alternatif pengembangan lebih lanjut, sehingga hanya
merupakan unsur ruang terbuka hijau lingkungan.
RTH lapangan olahraga ini yang ada di Kota Palopo memiliki luas
kurang lebih 13,37 Ha adalah Stadion Lagaligo, Lapangan Pancasila,
Lapangan Gaspa, Lapangan Kodim dan Lapangan Pacuan Kuda, yang
menjadi paru-paru kota dan dapat menjadi Landmark Kota Palopo.
Gambar 17 : Lapangan Olahraga
7. Ruang Terbuka Hijau Pertanian
Pemanfaatan lahan sebagai pertanian (Sawah dan Kebun Campuran)
yang dikelola sebagian besar oleh penduduk dan sebagian lagi masih belum
dikelola. Bentuk ruang terbuka hijau ini menyebar di semua kecamatan Kota
Palopo selain kecamatan yang berada di pusat kota.
103
Kawasan pertanian umumnya berada di lokasi yang berbatasan
dengan kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Luwu di pinggir Kota
Palopo. Selain untuk meningkatkan pendapatan daerah, pertanian
tersebut mempunyai manfaat bagi masyarakat petani dan mempunyai
fungsi sebagai ruang terbuka hijau.
Gambar 18. RTH Pertanian
8. Ruang Terbuka Hijau Sempadan Pantai
Pemanfaatan Ruang terbuka hijau pesisir pantai di Kota Palopo
umumnya berupa tanaman mangrove atau bakau, dimana saat ini
jumlahnya semakin berkurang akibat aktivitas masyarakat yang
memanfaatkan pesisir sebagai lahan seperti tambak dan aktifitas lainnya,
hutan mangrove ini hanya terdapat pada pesisir bagian utara dan
sebagian pesisir bagian selatan dan sebagian lagi terdapat di sekitar
pelabuhan Tanjung Ringgit dan Pantai Labombo yang panjangnya hanya
kurang lebih 30 persen dari total panjang pesisir Kota Palopo.
104
Gambar 19. RTH Sempadan Pantai
9. Ruang Terbuka Hijau Privat
RTH Privat atau milik pribadi atau badan hukum,yang ada di Kota
Palopo berupa halaman rumah tinggal, perkantoran, tempat ibadah,
sekolah atau kampus, hotel, rumah sakit, kawasan perdagangan
(pertokoan, rumah makan), kawasan industri dan pelabuhan.
Gambar 20. RTH Privat
Secara umum ruang terbuka hijau di Kota Palopo terdapat pada
seluruh kecamatan yang ada, hanya luas, jenis dan fungsinya yang berbeda-
beda yang dilihat dari tingkat masing-masing penempatan, Adapun luas ruang
terbuka hijau di Kota Palopo yang ada saat ini adalah sekitar 390,84 hektar.
Sebaran RTH di Kota Palopo di Perlihatkan pada Tabel 15.
105
Tabel 15. Jenis dan Sebaran RTH di Kota Palopo
No Kecamatan Jenis RTH (ha)
Jumlah Jalur Jalan
Taman/ Monumen
Lap. Olahraga
Bantaran Sungai/Pantai Kuburan
1 Wara Selatan 0.73 - 0.90 82.13 - 83.76
2 Sendana - - 1.50 - 0.55 2.05
3 Wara 2.75 0.33 8.38 - - 11.46
4 Wara Timur 0.86 0.02 - 79.90 1.50 82.29
5 Mungkajang - - - 4.79 - 4.79
6 Wara Utara 0.68 0.33 2.40 16.38 5.50 25.28
7 Bara 0.36 - - 81.77 0.65 82.78
8 Teluwanua - - - 92.34 0.10 92.44
9 Wara Barat - - 0.20 5.79 - 5.99
Total 5.38 0.69 13.37 363.10 8.30 390.84
Sumber : Bappeda Kota Palopo
Pada tabel diatas terlihat ada lima jenis RTH yang ada di Kota Palopo,
dimana RTH bantaran sungai/pantai memiliki luasan yang terbesar yakni
363,10 hektar, kemudian lapangan olahraga 13,37 hektar, kuburan 8,30
hektar, jalur jalan 5,38 hektar, sedangkan yang paling kecil yaitu
taman/monumen yang hanya 0,69 hektar. Berdasarkan kecamatan dimana
wilayah yang memiliki RTH terbesar berada di Kecamatan Telluwanu dengan
luas 92,44 hektar sedangkan yang terkecil Kecamatan Sendana yang hanya
memiliki luas sekitar 2,05 hektar.
Top Related