31
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Organisasi
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Organisasi
PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia atau PT. Askrindo (Persero)
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam
asuransi/penjaminan, tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi Bangsa
dan Negara Republik Indonesia. Sejak pemerintah menyusun dan menetapkan
REPELITA I tahun 1969, yang salah satu sasaran pokok rencana tersebut adalah
pemerataan hasil-hasil pembangunan dalam bidang kesempatan berusaha,
pendapatan masyarakat dan sekaligus merangsang pertumbuhan lapangan kerja.
Dalam rangka mencapai sasaran ini pemerintah mengambil langkah konkrit antara
lain dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan cara mengatasi
salah satu aspek usaha yang penting yaitu aspek pembiayaan.
Berdiri tanggal 6 April 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 1/1971 tanggal 11 Januari 1971, untuk mengemban misi dalam
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) guna menunjang
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Peran PT. Askrindo (Persero) dalam
pemberdayaan UMKM adalah sebagai lembaga penjamin atas kredit yang
disalurkan oleh perbankan kepada UMKM.
Sesuai dengan Visi dan Misinya, PT. Askrindo (Persero) senantiasa
menjalankan peran dan fungsinya sebagai Collateral Subtitution Institution, yaitu
lembaga penjamin yang menjembatani kesenjangan antara UMKM yang layak
32
namun tidak memiliki agunan cukup untuk memperoleh kredit dengan lembaga
keuangan, baik perbankan maupun lembaga non bank (feasible tetapi tidak
bankable).
Sejalan dengan berubahnya waktu, saat ini PT. Askrindo (Persero)
memiliki lima lini usaha yaitu Asuransi Kredit Bank, Asuransi Kredit
Perdagangan, Surety Bond, Customs Bond dan Asuransi Umum. PT. Askrindo
sejak tahun 2007 melaksanakan program pemerintah dalam rangka Inpres 6/2007
atau yang lebih dikenal sebagai penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dalam
pelaksanaannya bersama dengan Askrindo memberikan penjaminan atas kredit
yang disalurkan oleh tiga Bank pelaksana yaitu : Bank BRI, Bank BNI dan Bank
Mandiri
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan
tulang punggung kekuatan ekonomi yang mampu memberikan kontribusi yang
sangat signifikan. Menguatnya permodalan UMKM akan memberikan multiplier
effects berupa tumbuhnya kegiatan usaha yang diikuti dengan terbukanya
lapangan kerja serta meningkatkan nilai usaha. Terciptanya UMKM yang tangguh
pada tahap berikutnya mampu memberikan kontribusi dalam menekan angka
pengangguran dari kemiskinan di Indonesia. Askrindo senantiasa
mengembangkan sayap usahanya untuk memberikan layanan yang prima, dengan
didukung oleh Kantor Cabang berjumlah 60 Kantor yang tersebar di 34 Provinsi
seluruh Indonesia
33
Visi:
“Menjadi Perusahaan Penanggung Risiko yang unggul dengan layanan global
guna mendukung perekonomian nasional”
Misi:
1. Menjalankan kegiatan usaha penanggungan risiko yang mendukung
pembangunan ekonomi nasional terutama program Pemerintah dalam
pengembangan UMKMK dan usaha korporasi lainnya;
2. Menjalankan kegiatan usaha penanggungan risiko dengan layanan global
3. Memberikan manfaat kepada para pemangku kepentingan dengan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, Sistem Pengendalian Intern
(SPI) dan Manajemen Risiko.
Nilai Budaya Askrindo Group:
1. Integritas
Menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, mematuhi ketentuan yang
berlaku, konsisten memellihara etika, dan terbuka terhadap kritik yang
membangun.
2. Profesional
Bekerja dengan tanggung jawab, komitmen untuk memberikan hasil yagn
terbaik, atau melebihi harapan, senantiasa meninggkatkan kemampuan dan
pengetahuan, mempunyai pandangan yang luas, serta mengedepankan
kepentingan korporasi diatas kepentingan lainnya.
3. Kerjasama
Semangat mengutamakan kebersamaan, bersikap saling membantu dan
menghargai untuk mencapai kinerja korporasi yang efektif dan efisien.
34
4. Inovasi
Menginisiasi gagasan serta melakukan perubahan terus menerus untuk
perbaikan dan pengembangan korporasi.
5. Unggul
Dorongan untuk selalu menjadi yang terbaik dibidangnya, yang dihasilkan
dari upaya yang terbaik.
3.1.2 Struktur Organisasi
Sumber: PT Askrindo (Persero)
Gambar III.1 Struktur PT Askrindo (persero)
3.1.3 Kegiatan Usaha
Keegiatan usaha yang dimiliki PT Askrindo (Persero) sesuai setifikat
yang dimiliki perusahaan sebagai berikut:
1. Penjaminan KUR
35
Merupakan kredit/Pembiayaan Modal Kerja dan Invesatasi kepada UMKMK
untuk bidang usaha usaha yang produktif dan layak, namun belum bankable
dengan plafond kredit/pembiayaan sampai dengan Rp500 juta yang dijamin oleh
perusahaan penjaminan. Penyaluran KUR diharapkan dapat membantu
mengembangkan pengusaha mejadi lebih produktif.
Jenis-jenis Produk penjamin KUR:
- KUR Mikro
- KUR Retail
- KUR TKI
2. Asuransi Kredit
Merupakan produk jasa Askrindo untuk memberikan penjaminan kepada
perbankan maupun non perbankan atas kredit yang diberikan kepada UMKM.
Fungsi Askrindo dalam hal ini adalah memberikan jaminan/ganti rugi atas
kemacetan yang disalurkan perbankan maupun non perbankan kepada UMKM.
Jenis Asuransi Kredit Bank:
- Penjaminan Kredit Menengah
- Penjaminan Kredit Kecil
Manfaat Asuransi Kredit:
Memperbesar akses UMKM terhadap sumber pembiayaanMengurangi risiko yang
dihadapi Bank atas pemberian kredit kepada UMKM
Pengguna Jasa Asuransi Kredit:
- Bank Pemerintah/Swasta Nasional termasuk BPR
- Bank Pembangunan Daerah
- Bank SyariahLembaga Keuangan non Bank (Pegadaian)
36
3. Surety Bond
Produk ini digunakan untuk memberikan jaminan kepada Pemilik
Proyek/obligee/ bouwheer terhadap kerugian yang timbul akibat tidak
dipenuhinya kewajiban Pelaksana Proyek/Principal atas suatu proyek
(konstruksi/non konstruksi) dalam batas waktu yang telah ditentukan.
Manfaat Surety Bond Bagi Principal :
Principal dapat memperoleh penjaminan Suretyship dengan cepat, mudah dan
biaya yang relatif murah, collateral/agunan bukan persyaratan utama dalam
perolehan penjaminan.
Manfaat Surety Bond Bagi Obligee :
- Mudah dalam proses pencairan bila Principal Wanprestasi
- Suretyship/penjaminan dari Askrindo memberikan jaminan kepada Obligee
bahwa proyek yang dikelola/dimiliki Obligee akan terlaksana dan selesai sesuai
kontrak yang diperjanjikan.
Jenis Surety Bond (konstruksi/non konstruksi) :
1. Jaminan Penawaran (Bid Bond)
2. Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
3. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)
4. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)
5. Jaminan Pembayaran (Payment Bond)
4. Asuransi Kredit Perdagangan
Asuransi Kredit Perdagangan adalah produk PT Askrindo yang memberikan
proteksi kepada Pabrikan atau Distributor atau Seller sebagai Tertanggung atas
37
risiko tidak terbayarnya Piutang Kredit Perdagangan dari Distributornya atau
Buyer-nya. Melalui layanan produk ini, pihak Tertanggung akan mendapatkan
Jasa Manajemen Kredit atau Credit Management Service yang sangat bermanfaat,
baik untuk Tertanggung maupun untuk Buyer-nya, yaitu meliputi Credit Advice,
Credit Control dan Insurance Protection
Manfaat Asuransi Kredit Perdagangan:
- Membantu Tertanggung dan Buyer-nya dalam meningkatkan Sales Turnover;
- Membantu credit policy Tertanggung kepada Buyer-nya;
- Membantu Tertanggung untuk mengurangi biaya dalam bentuk cadangan
piutang ragu-ragu;
- Membantu Tertanggung untuk mendapatkan akses trade financing
Pengguna Asuransi Kredit Perdagangan:
- Produsen/supplier dari barang-barang industry
- Produsen/supplier dari jenis barang yang habis dalam jangka pendek.
5. Reasuransi
PT Askrindo (Persero) juga menerima reciprocal business dari perusahaan
reasuransi luar negeri maupun perusahaan asuransi dan reasuransi dalam negeri.
6. Asuransi Umum
1. Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance)
Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) adalah
asuransi yang menjamin/ memberikan santunan atas risiko kematian, catat tetap,
catat sementara, biaya perawatan dan atau pengobatan yang secara langsung
disebabkan suatu kecelakaan yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang
mengandung unsur kekerasan baik yang bersifat fisik maupun kimia, yang
38
datangnya secara tiba-tiba, tidak dikehendaki atau direncanakan, dari luar, terlihat
dan langsung yang seketika itu mengakibatkan luka badani yang sifat dan
tempatnya dapat ditentukan oleh ilmu kedokteran.
Yang dapat memanfaatkan produk asuransi kecelakaan diri adalah siapa saja
yang mempunyai risiko misalnya karyawan perusahaan, anggota keluarga, tamu
hotel, nasabah bank, pengunjung tempat wisata, dan lain-lain. Jaminan perluasan
dengan tambahan premi dapat diberikan untuk melengkapi asuransi kecelakaan
diri standard seperti:
- Kerusuhan, Pemogokan, Huru Hara dan Perbuatan Jahat
- Motorcycling risk (akibat mengendarai sepeda motor)
2. Asuransi Kebakaran
suransi Kebakaran (Fire Insurance) adalah asuransi yang menjamin
kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan yang disebabkan secara langsung oleh :
- Kebakaran
- Petir
- Ledakan
- Kejatuhan pesawat terbang
- Asap
- Harta benda dan atau kepentingan yang dapat dipertanggungkan dapat berupa
rumah, bangunan kantor, gudang, pabrik, konten/isi rumah, perlengkapan
kantor dan lain-lain.
Jaminan perluasan dengan tambahan premi dapat diberikan untuk melengkapi
asuransi kebakaran standard seperti:
39
- Kerusuhan, Pemogokan, Huru Hara dan Perbuatan Jahat
- Gempa Bumi, Kebakaran atau Ledakan akibat Gempa Bumi, Letusan gunung
berapi, Tsunami
- Angin Topan, Badai, Banjir dan Kerusakan karena air
- Biaya pembersihan
- Tanah Longsor
3. Asuransi Kontraktor (contractor all risk insurance)
Asuransi kontraktor (Contractor All Risks Insurance) adalah asuransi
yang menjamin atas kerusakan atau kerugian objek yang dipertanggungkan pada
saat pelaksanaan pembangunan/pemasangan konstruksi dan selama masa
pemeliharaan, karena hal-hal yang terbagi dalam 2 (dua) bagian :
Bagian (Section) I – Kerusakan Material (Material Damage)
Objek yang dipertanggungkan menderita suatu kerugian, kehancuran atau
kerusakan fisik yang tidak terduga dan tiba-tiba dari sebab apapun, selain dari hal-
hal yang dikecualikan.
Pengecualian tersebut antara lain:
- Kerusakan karena salah design
- Aus, korosi, oksidasi, penurunan mutu karena kurang penggunaan dan kondisi
atmosfer normal
- Kerugian lanjutan dalam bentuk atau deskripsi apapun termasuk finalti,
kerugian karena keterlambatan, buruknya pengerjaan, kehilangan kontrak
- Kerugian pada atau kerusakan atas kendaraan berijin untuk penggunaan dijalan
umum atau angkutan air atau pesawat terbang
40
Bagian (Section) II – Tanggung jawab terhadap pihak ketiga (Third Party
Liability) memberikan ganti rugi sebagai kompensasi akibat dari:
- Cidera badan atau sakit pihak ketiga karena kecelakaan (baik fatal maupun
tidak)
- Kerugian atau kerusakan karena kecelakaan atas harta benda milik pihak ketiga
yang terjadi yang berkaitan langsung dengan konstruksi atau pemasangan atas
objek yang dipertanggungkan pada Bagian I dan terjadi pada atau disekitar
lokasi selama jangka waktu asuransi.
- Objek yang dapat dipertanggungkan dapat berupa pembangunan jalan,
pembangunan jembatan, pembangunan pabrik, pemasangan mesin dan lain-
lain.
Jaminan perluasan dengan tambahan premi dapat diberikan untuk melengkapi
asuransi kontraktor seperti:
- Kerusuhan, Pemogokan, Huru Hara dan Perbuatan Jaha
- Tanggung jawab hukum pihak ketiga
4. Asuransi Tanggung Gugat (Liability Insurance)
Asuransi tanggung gugat (Liability Insurance) adalah asuransi yang
menjamin kerugian material akibat tanggung jawab hukum kepada pihak lain
untuk membayarkan kompensasi untuk cidera tubuh atau kerusakaan pada
properti pihak lain karena atau akibat kelalaian tertanggung atau karyawan
tertanggung termasuk biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pembelaan, selain
dari hal-hal yang dikecualikan.
Pengecualian tersebut antara lain:
41
1. Risiko-risiko yang disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan unsur
kesengajaan
2. Perang, terrorism dan kerusuhan
3. Hal-hal yang berhubungan dengan tuntutan yang bersifat penalti dan hukuman
4. Product liability termasuk product recall
5. Completed operation work
6. Radioactive
7. Workmen’s compensation dan employers liability
8. Asbestos
9. Automobile liability
10. Aircraft dan watercraft liability
11. Professional liability
12. Property dalam unsur pengawasan atau kepemilikan tertanggung
Jaminan perluasan dengan tambahan premi dapat diberikan untuk melengkapi
asuransi tanggung gugat seperti:
- Kerusuhan, Pemogokan, Huru Hara dan Perbuatan Jahat
- Car Park
- Casual Contractors
- Cross Liability
- Defective Sanitation
- Employers Sport and Social Club
5. Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo Insurance)
Asuransi pengangkutan (Marine Cargo Insurance) adalah asuransi yang
menjaminkerugian,kerusakan dan tanggung jawab terhadap barang dan atau
42
kepentingan yang dipertanggungkan, kecuali terhadap risiko-risiko yang
dikecualikan .
Risiko yang dijamin, ada 3 pilihan : Jaminan I, Jaminan II dan Jaminan III
Pengecualian tersebut antara lain:
- Kerusuhan
- Perang
- Tidak laik laut kapal dan ketidaksempurnaan kapal dan alat angkut
- Kesalahan yang disengaja oleh tertanggung
- Kebocoran yang wajar, berkurangnya berat atau volume yang wajar atau
keausan yang wajar
- Kerugian, kerusakan atau biaya yang disebabkan dari dalam barang itu sendiri
- Kehilangan barang dalam kontainer atau mobil box jika segel atau kunci dalam
keadaan baik atau tidak rusak.
Jaminan perluasan dengan tambahan premi dapat diberikan untuk melengkapi
asuransi pengangkutan seperti:
- Kerusuhan, Pemogokan, Huru Hara dan Perbuatan Jahat
- Perang
6. Asuransi Properti (Property All Risks Insurance)
Asuransi Properti (Property All Risks Insurance) adalah asuransi yang
menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan karena hal-hal yang terbagi dalam 2 (dua) bagian :
Bagian (Section) I – Kerusakan Material (Material Damage)
43
Harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan menderita suatu
kerugian, kehancuran atau kerusakan fisik yang tidak terduga, tiba-tiba dan tidak
sengaja selain dari hal-hal yang dikecualikan.
Pengecualian tersebut antara lain:
- Harta benda sedang dalam konstruksi
- Harta benda sedang dalam pengangkutan
- Ketidakjujuran, tindakan curang, tipu daya, muslihat atau kepalsuan lainnya
Bagian (Section) II – Gangguan Usaha (Business Interruption)
Gangguan usaha akibat kerugian berdasarkan Bagian I selain dari hal-hal yang
dikecualikan. Pengecualian tersebut antara lain:
- Ketentuan otoritas publik
- Ketidakcukupan kapital untuk pemulihan/penggantian pada waktunya
Harta benda dan atau kepentingan yang dapat dipertanggungkan dapat berupa
rumah, bangunan kantor, gudang, pabrik, konten/isi rumah, perlengkapan
kantortermasuk gangguan usaha. Jaminan perluasan dengan tambahan premi dapat
diberikan untuk melengkapi asuransi properti seperti:
- Kerusuhan, Pemogokan, Huru Hara dan Perbuatan Jahat
- Gempa Bumi, Kebakaran atau Ledakan akibat Gempa Bumi, Letusan gunung
berapi, Tsunami
- Angin Topan, Badai, Banjir dan Kerusakan karena air
- Biaya pembersihan
44
7. Customs Bond
Customs Bond adalah jaminan yang diberikan PT Askrindo kepada
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai atas risiko tidak diselesaikan
kewajiban oleh Eksportir/Importir atas fasilitas kepabeanan, fasilitas
penangguhan/ pembebasan bea masuk barang impor dan pungutan negara lainnya
Manfaat Customs Bond :
1. Membantu peningkatan perputaran roda ekonomi melalui kelancaran perdagangan
dan keluar-masuk barang dari/ke kawasan kepabeanan Indonesia;
2. Ditjen Bea Cukai memperoleh jaminan bahwa Eksportir/Importir akan
mengekspor kembali produk yang pengadaan bahan bakunya telah mendapat
fasilitas kepabeanan maupun fasilitas penangguhan/ pembebasan bea masuk
dan/atau menyelesaikan kewajibannya untuk membayar bea masuk;
3. Eksportir/Importir dapat melaksanakan atau menyelesaikan kewajiban yang
dipersyaratkan oleh Ditjen Bea dan Cukai, dengan didukung Customs Bond PT
Askrindo yang diperoleh dengan mudah, cepat dengan biaya jasa jaminan yang
relatif murah.
Jenis-jenis Customs Bond :
1. Impor sementara (OB 23)
2. Penangguhan pembayaran bea masuk (vooruitslag)
3. Enterport produksi untuk tujuan ekspor dan kawasan berikat ( EPTE/KABER )
4. Reimport (BC 1.2)
5. Nota pembetulan PIB (NOTUL / SPKPBM)
6. Perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK)
8. Kontra Bank Garansi
45
Kontra Bank Garansi (Konstruksi/Non Konstruksi) adalah jaminan yang
diberikan oleh Askrindo kepada Bank penerbit Bank Garansi untuk kepentingan
nasabah (debitur/principal), apabila nasabah mengalami wanprestasi. Sifat Kontra
Bank Garansi (Konstruksi/Non Konstruksi)
Kontra Bank Garansi (Konstruksi/Non Konstruksi) bersifat three party
agreement yang melibatkan Bank, Debitur/Principal dan Askrindo dengan
mekanisme Indemnity Agreement, yaitu suatu bentuk Recourse Agreement
kepada Debitur/Principal jika Askrindo telah membayarkan klaim kepada Bank,
maka Debitur/Principal berkewajiban mengembalikan kepada Askrindo sebesar
nilai klaim yang telah dibayarkan oleh Askrindo kepada Bank.
Jenis Kontra Bank Garansi (Konstruksi/Non Konstruksi)
1. Jaminan Penawaran (Bid Bond)
2. Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
3. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)
4. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)
5. Jaminan Pembayaran (Payment Bond)
6. Jaminan Untuk Keperluan Lainnya
Manfaat Produk Bagi Principal :
- Pemberian Bank Garansi merupakan seleksi langsung maupun tidak langsung
membantu principal yang bonafid dalam kompetisi untuk mendapatkan order
kontrak pekerjaan proyek dari Obligee.
46
- Kontra Bank Garansi merupakan jaminan yang diperuntukan bagi Principal
terhadap pihak bank (penerbit bank garansi).
Bagi Bank :
- Lebih terjamin dan sesuai dengan Undang - Undang.
- Fee base income.
- Risiko kredit relatif rendah karena ada penjamin.
Bagi Obligee :
Mudah dalam proses pencairan bila Principal Wanprestasi.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Populasi dan Sample
Sampel diambil dari populasi dengan menggunakan teknik pengambilan
Nonprobability sampel berdasarkan teknik sampel jenuh , dimana total seluruh
Populasi yang ada pada PT Askrindo (Persero) yaitu berjumlah 57 maka penullis
menggunakan sampel sebanyak 55 sampel.
3.2.2 Karakteristik Responden
Untuk menentukan karakteristik responden penulis mengelompokan dalam
beberapa karakteristik berdasarkan:
1. Jenis Kelamin
Tabel III.1
Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin
47
Sumber: data Premier 2018
Dari tabel 1 menjelaskan bahwa dari 55 responden, sebesar 50,9% berjenis
kelamin laki-laki dan 49,1% berjenis kelamin perempuan.
2. Usia
Tabel III.2
Karakteristik responden berdasarkan Usia
Sumber: data premier 2018
Dari tabel 2 diatas, dapat diketahui bahwa karakteristik responden dengan
usia 20 – 25 tahun sebesar 25,4%, lalu pada usia 26 – 30 tahun sebesar 40%,
kemudian 31 – 35 tahun sebesar 23,6% sedangkan > (lebih dari) 40 tahun sebesar
11% dari total 55 responde.
3. Pendidikan
Tabel III.3
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan
Sumber: data premier 2018
Jumlah Persentase(orang) (%)
1 Laki-laki 28 50,92 Perempuan 27 49,1
55 100
Jenis KelaminNO
Total
Jumlah Persentase(orang) (%)
1 20 - 25 14 25,42 26 -30 20 403 31 - 35 13 23,64 >40 8 11
55 100
NO Usia
Total
Jumlah Persentase(orang) (%)
1 SMU 8 112 D3 11 23,63 S1 36 65,4
55 100Total
NO Pendidikan
48
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah karakteristik
responden dengan pendidikan terakhir SMU sebanyak 11%, D3 23,6% dan S1
sebanyak 65,4% dari total keseluruhan 55 responden.
3.2.3 Uji Instrument Penelitian
1. Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan tabel.
Nilai r hitung merupakan hasil korelasi jawaban responden pada masing-masing
pernyataan disetiap variabel yang di analisis dengan program spss dan output nya
bernama corrected item correlation. Besarnya r tabel dengan taraf kesalahan 5%
adalah 0,2201s . Hasil Validitas program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut
yaitu :
Tabel III.4 Table Corrected Item – Total Correlation Variabel Kepemimpinan
Sumber: data diolah SPSS 21
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1 35.9455 27.423 .505 .870
X2 36.3636 26.384 .546 .868
X3 36.0182 29.537 .598 .870
X4 35.8909 29.099 .587 .868
X5 36.0364 28.628 .579 .867
X6 36.2727 25.276 .698 .855
X7 36.8727 22.113 .773 .850
X8 35.9091 27.714 .498 .870
X9 36.2909 24.914 .644 .860
X10 36.3636 24.347 .773 .848
49
Variabel Indikator r Hitung r tabel KeteranganX1 .505 0,2201 ValidX2 .546 0.2201 ValidX3 .598 0.2201 ValidX4 .587 0.2201 ValidX5 .579 0.2201 ValidX6 .698 0.2201 ValidX7 .773 0.2201 ValidX8 .498 0.2201 ValidX9 .644 0.2201 ValidX10 .773 0.2201 ValidY1 .727 0.2201 ValidY2 .608 0.2201 ValidY3 .752 0.2201 ValidY4 .686 0.2201 ValidY5 .779 0.2201 ValidY6 .667 0.2201 ValidY7 .715 0.2201 ValidY8 .550 0.2201 ValidY9 .664 0.2201 ValidY10 .654 0.2201 Valid
X
Y
Tabel III.5 Table Corrected Item – Total Correlation Variable Kinerja
Sumber: data diolah SPSS 21
Tabel III.6 Hasil Validitas
Sumber: data premier 2018
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1 36.8364 13.843 .727 .877
Y2 36.8727 14.372 .608 .884
Y3 36.8182 13.929 .752 .876
Y4 36.6909 13.736 .686 .878
Y5 36.7273 13.758 .779 .874
Y6 36.7455 14.156 .667 .881
Y7 37.1636 11.769 .715 .879
Y8 37.3818 12.018 .550 .904
Y9 36.9455 13.904 .664 .880
Y10 36.8182 14.226 .654 .882
50
Dari hasil tabel diatas menunjukkan nilai r hitung indikator semua lebih
besar dari r tabel. Dapat diartikan bahwa semua indikatornya adalah alat ukur
yang dapat dipercaya untuk mendapatkan data valid.
2. Reabilitas
Reabilitas suatu indikator atau kuesioner dari perhitungan menggunakan
SPSS dapat dilihat dari cronbach’s alpha. Hasilreabilitas output SPSS bisa dilihat
sebagai berikut :
Tabel III.7 Tabel Reliability Statistics Variabel Kepemimpinan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.875 10 Sumber: data diolah SPSS 21
Tabel III.8 Tabel Reliability Statistics Variabel Kinerja
Sumber: data diolah SPSS 21
Tabel III.9
Hasil Reabilitas
Sumber: data premier 2018
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.892 10
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan Kepemimpinan 0,875 Sangat Reabilitas
Kinerja 0,892 Sangat Reabilitas
51
Dapat diketahui dari tabel diatas menunjukkan nilai cronbach’s alpha
semua variabel masuk kedalam kategori sangat variabel, sehingga dapat
disimpulkan indikator atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah
handal dan dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel.
3.2.4 Tabel Penolong
Untuk memudahkan penulis dalam menghitung korelasi hubungan maka
dibuatkan tabel penolong. Tabel ini berisikan rangkuman dari hasil jawaban
responden atas variabel kepemimpinan (X) dan Kinerja (Y). Dimana hasil
pernyataan responden dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :
Tabel III.10 Tabel Penolong Untuk Memenuhi Korelasi
No JUMLAH X JUMLAH Y X2 Y2 X.Y1 42 48 1764 1600 20162 40 41 1600 1764 16403 40 35 1600 1936 14004 40 46 1600 1600 18405 40 47 1600 1521 18806 40 47 1600 1444 18807 50 45 2500 1764 22508 43 40 1849 1764 17209 39 44 1521 1681 171610 42 33 1764 1681 138611 40 38 1600 1681 152012 40 33 1600 1600 132013 40 33 1600 1600 132014 40 50 1600 1600 200015 39 29 1521 1600 113116 36 35 1296 1600 126017 50 39 2500 1600 1950
Tebel Penolong
52
Sumber: data premier 2018
18 42 40 1764 1936 168019 40 50 1600 1936 200020 39 28 1521 1600 109221 42 40 1764 1764 168022 40 37 1600 1681 148023 46 40 2116 1600 184024 47 40 2209 1849 188025 45 38 2025 1849 171026 47 39 2209 1369 183327 40 38 1600 2116 152028 47 38 2209 2401 178629 34 40 1156 2116 136030 38 40 1444 1600 152031 39 40 1521 1600 156032 34 40 1156 1600 136033 49 49 2401 1600 240134 34 43 1156 1600 146235 39 37 1521 1600 144336 36 48 1296 1600 172837 40 34 1600 2116 136038 50 37 2500 1849 185039 36 44 1296 1849 158440 40 44 1600 1369 1760
41 37 37 1369 1369 136942 40 34 1600 1444 136043 40 50 1600 1444 200044 40 47 1600 1600 188045 50 36 2500 1369 180046 42 48 1764 2209 201647 40 41 1600 2209 164048 39 35 1521 2304 136549 42 46 1764 2116 193250 40 47 1600 1600 188051 46 47 2116 1600 216252 47 45 2209 1600 211553 36 36 1296 1296 129654 40 40 1600 1600 160055 50 37 2500 1369 1850
53
3.3 Analisis Variabel Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
3.3.1 Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur kuat hubungan antara
varibel bebas dengan variabel terikat.
Ho: Tidak ada hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawa pada
PT Askrindo (Persero) Jakarta
Ha: Adanya hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada
PT Askrindo (Persero) Jakarta.
Setelah diketahui butir-butir dalam instrumen valid dan dapat dipercaya,
maka seanjutnya adalah mencari arah kuatnya hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan kinerja menggunakan rumus korelasi. Melalui bantuan
program SPSS 21 maka hasil hubungan antara gaya kepemimpinan terhdap
kinerja karyawan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel III.11 Hasil Koefisien Korelasi
Sumber: data diolah SPSS 21
Berdasarkan table diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
korelasi(hubungan) antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan sebesar
0,809 Berdasarkan tabel pedoman Interprestasi koefisien korelasi, nilai tersebut
Correlations
Kepemimpinan Kinerja
Kepemimpinan
Pearson Correlation 1 .809**
Sig. (2-tailed) .000
N 55 55
Kinerja
Pearson Correlation .809** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 55 55
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
54
termasukdalam kategori kuat. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif sebesar 0,809 antara kepemimpinan terhadap kinerja.
3.3.2 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besar kecilnya
pengaruh varibel X terhadap variabel Y.
Ho: Tidak ada pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
pada PT Askrindo (Persero) Jakarta
Ha: Adanya pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada
PT Askrindo (Persero) Jakarta
Berikutnya adalah ditemukan hasil koefisien korelasi, langkah selanjutnya
adalah mencari koefisien determinasi. Koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen(gaya kepemimpinan)
menjelaskan variabel dependennya(kinerja karyawan) yang dilihat melalui R
Square dari perhitungan melalui SPSS 21. Berikut adalah tabel hasil
pengolahannya:
Tabel III.12 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .809a .654 .647 2.41670
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Sumber: data diolah SPSS 21
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan koefisien determinasi yang
disesuaikan (R Square) adalah sebesar 0,654 artinya 65,4% variabel kinerja
karyawan dapat dipengaruhi oleh variabel gaya kepemimpinan sedangkan sisanya
55
sebesar 34,6% dijelaskan oleh variabel lain seperti kompensasi, motivasi, budaya
organisasi, dan lain-lain
Tabel III.13 Tabel Anova
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 584.457 1 584.457 100.071 .000b
Residual 309.543 53 5.840
Total 894.000 54
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Sumber: data diolah SPSS 21
Berdasarkan Tabel Anova dapat diketahui bahwa nilai signifikan 0,000 <
0,05 maka keputusan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap Kinerja kerja karyawan.
3.3.3 Uji Persamaan Regresi
Ho : Tidak ada koefisien regresi yang signifikan
Ha : Adanya koefisien regresi yang signifikan
Regresi sederhana digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi
nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi(dirubah-
rubah) berdasarkan hasil analisis menggunkan SPSS 21, maka diperoleh hasil
regresi antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan sebagai berikut :
Tabel III.14
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.727 2.349 7.546 .000
56
Hasil Analisis Regresi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Sumber: data diolah SPSS 21
Berdasarkan tabel perhitungan SPSS diatas, dapat diperoleh persamaan
yaitu: Y = 17,727 + 0,579X. Dari persamaan fungsi diatas, dapat di
interprestasikan bahwa bila Gaya Kepemimpinan bersifat konstan atau bernilai 0
(nol) maka Y (Kinerja) sebesar 17,727. Koefisien regresi sebesar 0,579
menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda positif) 1 kali untuk gaya
kepemimpinan akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,579. Sebaliknya
jika Kinerja Karyawan mengalami penurunan 1 kali maka Gaya Kepemimpinan
diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,579. Jadi arah hubungan Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja adalah positif yang searah.
Kepemimpinan .579 .058 .809 10.004 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Top Related