46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri Surodadi 1
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bompa & Haff (2009: 2017), maksudnya adalah agar tubuh
beradaptasi dengan beban latihan yang diterima dengan pertemuan 3 kali dalam
seminggu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul 15.30-17.00 wib.
Jumlah pertemuan treatment adalah 22 kali pertemuan untuk treament,
ditambah 2 kali pertemuan untuk melakukan pre-test dan mengambil data rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan, serta untuk melakukan post-test.
Waktu tersebut dipilih dengan memperhatikan diluar jadwal kejuaraan
atletik yang diikuti oleh siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena treatment yang dilakukan selama delapan minggu dengan frekuensi
pertemuan tiga kali dalam seminggu tidak terganggu oleh jadwal kejuaraan
atletik.
B. Jenis dan Desain Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 3) metodologi
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan ketentuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.
47
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
membandingkan dua perlakuan yang berbeda pada subjek penelitian. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan
faktorial 2x2, yaitu suatu eksperimen faktorial yang menyangkut dua faktor.
Masing-masing faktor terdiri dari dua buah taraf, dengan menggunakan tes
awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Menurut Sudjana (2002: 148)
eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah
faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya
yang ada dalam eksperimen. Rancangan dalam penelitian ini adalah pretest-
posttest design. Data penelitian ini disusun dalam kerangka desain penelitian
dengan rancangan faktorial 2x2 sebagai berikut:
Tabel 1. Kerangka Desain Penelitian
Variabel Manipulatif
Variabel Atributif
Metode Latihan
Drill (a1)
Metode Latihan
Interval (a2)
Rasio Tungkai Tinggi (b1) a1b1 a2b1
Rasio Tungkai Rendah (b2) a1b2 a2b2
Keterangan:
A1B1 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai
kategori tinggi dilatih menggunakan metode latihan drill.
A2B1 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai
kategori tinggi dilatih menggunakan metode latihan interval.
A1B2 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai
kategori rendah dilatih menggunakan metode latihan drill.
A2B2 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai
kategori rendah dilatih menggunakan metode latihan interval.
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan awal
kecepatan lari 50 meter pada tes awal. Setelah tes hasil awal dirangking, subjek
48
yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1
dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi
perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya
terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang
diberikan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 215) populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa ekstrakurikuler atletik nomor lari SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 36 orang.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2010: 131) sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 36 siswa.
Kemudian dilakukan tes awal kecepatan lari 50 meter, kemudian dilakukan
pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan. Oleh karena
keterbatasan penelitian, maka untuk pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan secara bertahap dan berdasarkan kriteria yang diterapkan.
49
a. Setelah data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan terkumpul,
langkah pertama adalah mengidentifikasi kelompok atas dan bawah
dengan menggunakan skor data tes rasio panjang tungkai dengan tinggi
badan secara keseluruhan. Menurut Baumgarter, et al (2006: 463) sampel
yang digunakan adalah bagian atas 27% dan bawah 27% dari skor
keseluruhan setelah diurutkan dari yang tinggi ke yang rendah. Sehingga
diperoleh data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi
yaitu 27% x 36 = 9,72 dibulatkan menjadi 10. Kemudian data rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan kategori rendah sebanyak 10 orang.
b. Tahap selanjutnya membagi kelompok secara ordinal pairing, sehingga
diperoleh pembagian kelompok metode latihan sebagai berikut:
Tabel 2. Pengelompokan Sampel Penelitian
Metode Latihan
Rasio
Panjang Tungkai
dengan Tinggi Badan
Metode
Drill
Metode
Interval
Jumlah
Rasio Tinggi 5 5 10
Rasio Rendah 5 5 10
Jumlah 10 10 20
Dengan demikian diperoleh total sampel 20 siswa/atlet, untuk
kelompok eksperimen metode latihan drill dengan rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan kategori tinggi berjumlah 5 orang, dan rasio panjang
tungkai dengan tinggi badan kategori rendah berjumlah 5 orang.
Sedangkan untuk kelompok eksperimen metode latihan interval yang
memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi
50
berjumlah 5 orang, dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan
kategori rendah berjumlah 5 orang.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Narbuko & Achmadi (2007: 122) variabel adalah faktor-faktor
yang berperan dalam peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti. Jenis
variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. “Variabel
bebas merupakan kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh
peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobservasi” (Narbuko & Achmadi 2007: 119). “Variabel
terikat merupakan kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika
penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas” (Narbuko
& Achmadi 2007: 119). Adapun definisi variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent)
a. Variabel bebas manipulatif terdiri dari dua metode latihan, yaitu metode
latihan drill dan metode latihan interval.
1) Definisi operasional metode latihan drill
Metode latihan drill adalah metode dalam latihan dengan
melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh
dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi kebiasaan yang
bersifat permanen. Metode latihan drill dalam penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016.
51
Frekuensi 3x/minggu dilaksanakan selama 8 minggu, dalam setiap
latihan membutuhkan durasi 90 menit. Jumlah siswa kelompok latihan
drill terdiri dari 10 siswa ekstrakurikuler atletik. Dilakukan dengan
pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan
repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan over load
training jarak lari ditingkatkan menjadi 30m, 40m atau 50m pada sesi
latihan berikutnya.
2) Definisi operasional metode latihan interval
Metode latihan interval adalah bentuk latihan yang
memberikan jeda di sela-sela aktivitas fisik. Misalnya, dengan
mengubah kecepatan setiap menit secara bertahap adanya istirahat
yang diselingkan pada waktu melakukan latihan. Istirahat diantara
latihan tersebut dapat berupa istirahat pasif atau pun aktif. Interval
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode latihan interval
bertujuan untuk meningkatkan kecepatan lari sejauh 50 meter siswa
SD Negeri Surodadi 1 Candimulyo Magelang.
Metode latihan interval dalam penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016. Frekuensi 3x/minggu
dilaksanakan selama 8 minggu, dalam setiap latihan membutuhkan
durasi 90 menit. Jumlah siswa kelompok latihan interval terdiri dari
10 siswa ekstrakurikuler atletik. Dilakukan dengan memberikan
materi lari jarak 10m, 20m, 30m dalam suatu sesi latihan dengan
interval waktu tertentu setiap pergantian jarak lari. Kemudian sesuai
52
dengan prinsip latihan over load training jarak lari ditingkatkan
menjadi 30m, 40m, 50m pada sesi latihan berikutnya.
b. Variabel bebas atributif dalam penelitian ini adalah rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan yang terdiri dari rasio tinggi dan rasio rendah.
Definisi operasional dari rasio panjang tungkai dengan tinggi badan
adalah perbandingan prosentase ukuran anthropometrik jarak vertikal
antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha dengan jarak vertikal
antara telapak kaki sampai dengan ujung kepala yang diukur dengan cara
berdiri tegak. Pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan
dilakukan dengan testee berdiri lurus tanpa sepatu, lutut lurus, telapak
kaki menempel pada lantai. Untuk mengetahui rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan digunakan alat pengukur panjang dengan satuan
ketelitian sampai centimeter.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kecepatan lari 50 meter.
Menurut Sudjarwo (1993: 20) kecepatan lari adalah kemampuan untuk
bergerak kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang
dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah.
Dalam hal ini kecepatan lari 50 meter adalah kemampuan untuk bergerak
kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang dihasilkan oleh
banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah sejauh 50 meter
yang diukur dengan waktu tempuh dalam satuan detik. Prosedur
pelaksanaan yaitu siswa melakukan start jongkok dengan salah satu ujung
53
jari kaki sedekat mungkin dengan garis start pada saat aba-aba “bersedia”.
Kemudian pada aba-aba “siap” siswa siap untuk berlari, dan pada aba-aba
“ya”, siswa berlari secepat cepatnya menempuh jarak 50 meter sampai
melewati garis finish. Bersamaan aba-aba “ya”, stopwatch dijalankan
kemudian dihentikan saat siswa melewati garis finish dan dicatat hasil
waktunya. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan 2 kali.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes
pengukuran dengan tahapan sebagai berikut: (a) melakukan tes pengukuran
rasio panjang tungkai dengan tinggi badan untuk menentukan kelompok
latihan; (b) melakukan tes awal (pretest) pengukuran kecepatan lari 50 m;
(c) memberikan treatment (perlakuan) kepada kelompok metode latihan; (d)
melakukan tes akhir (posttest) pengukuran kecepatan lari 50 m dan
mengevaluasi hasil.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2011: 148) instrumen adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diminati.
Menurut Arikunto (2010: 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
54
a. Pengukuran Rasio Panjang Tungkai dengan Tinggi Badan
Adapun pelaksanaannya adalah: testee berdiri lurus tanpa sepatu,
lutut lurus, telapak kaki menempel pada lantai. Untuk mengetahui rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan digunakan alat pengukur panjang
dengan satuan ketelitian sampai centimeter. Tujuan tes ini yaitu untuk
mengukur panjang tungkai dan tinggi badan. Alat untuk melaksanakan
tes ini antara lain: meteran dengan ketelitian sampai centimeter, bidang
datar setinggi 15 cm (kotak papan), serta alat pencatat. Perhitungan rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan dapat dilakukan dengan cara
berikut:
)(
)(
cmnTinggiBada
cmgkaiPanjangTunRasio
b. Tes Lari 50 Meter
Tes kecepatan lari 50 meter diukur dengan tes lari 50 meter.
Tujuan tes ini yaitu untuk mengukur kecepatan berlari 50 meter dalam
waktu tertentu. Alat dan fasilitas untuk melaksanakan tes ini antara lain:
(1) lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak
50 meter; (2) bendera start; (3) Peluit; (4) tiang pancang; (5) stopwatch;
(6) serbuk kapur; (7) alat tulis pencatat. Penilaian dalam tes ini dilakukan
dengan menghitung kecepatan lari dalam jarak 50 meter dengan
menggunakan satuan waktu detik dua angka di belakang koma. Prosedur
pelaksanaan sebagai berikut:
55
(1) Pada aba-aba “Bersedia”, siswa melakukan start jongkok dengan
salah satu ujung jari kaki sedekat mungkin dengan garis start.
(2) Pada aba-aba “Siap”, siswa siap untuk berlari.
(3) Pada aba-aba “Ya”, siswa berlari secepat cepatnya menempuh jarak
50 meter sampai melewati garis finish. Bersamaan aba-aba “Ya”,
stopwacth dijalankan kemudian dihentikan saat siswa melewati garis
finish dan dicatat hasil waktunya. Setiap siswa diberi kesempatan
melakukan 2 kali.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa
data tersebut. Analisis data merupakan langkah yang penting dalam penelitian.
Secara garis besar pekerjaan analisis data dapat meliputi 3 langkah yaitu, (1)
persiapan, (2) tabulasi, dan (3) penerapan data sesuai dengan pendekatan
penelitian. Langkah persiapan bertujuan untuk merapikan data agar bersih,
rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan lanjut dan menganalisis. Penerapan
data sesuai dengan pendekatan penelitian merupakan langkah dalam hal
pengolahan data melalui penggunaan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada
sesuai dengan pendekatan penelitian yang diambil.
Analisis data dalam penelitian ini yang digunakan yaitu analisis
statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan SPSS 20 yaitu Analisis Varian (ANAVA) dua jalur pada taraf
signifikansi = 0,05. Mengingat analisis data penelitian dilakukan dengan
56
mengunakan ANAVA, maka sebelum sampai pada pemanfaatan ANAVA
perlu dilakukan uji prasyarat analisis data.
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasayarat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data
atau data berada dalam suatu kurva normal. Uji normalitas dalam
penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Menurut
Sudjana (2002: 466) uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel
penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas variansi menggunakan adalah uji Levene
Test (Sudjana, 2005: 261). Pengujian dilakukan terhadap dua kelompok
perlakuan eksperimen. Uji Levene Test didapat dari hasil perhitungan
spss versi 20. Hasil dari Levene Test tersebut adalah untuk menguji
apakah kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki
variansi homogen atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas variansi hasil analisis datanya terbukti normal dan
homogen, maka persyaratan untuk penggunaan ANAVA dalam analisis
data uji hipotesis dapat dipenuhi.
57
2. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan ANAVA
yaitu dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 dengan taraf
signifikansi 5% atau 0,05. Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
rerata hasil peningkatan antara pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan mengetahui interaksi antara metode latihan dan panjang
tungkai terhadap kecepatan lari 50 meter. Pengujian hipotesis yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Perbedaan Pengaruh Metode Latihan
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap perbedaan
pengaruh metode drill dengan metode latihan interval terhadap kecepatan
lari 50 meter. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H01 : Terdapat perbedaan pengaruh metode latihan drill dan metode
latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa
ekstrakurikuler atletik.
Ha1 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh metode latihan drill dan metode
latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa
ekstrakurikuler atletik.
Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut:
H01 ; µMD = µMI
Ha1 ; µMD ≠ µMI
Keterangan:
H01 = Tidak terdapat perbedaan pengaruh metode latihan. Ha1 = Terdapat perbedaan pengaruh metode latihan.
58
µMD = Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan
metode latihan drill.
µMI = Rata-rata hasil terhadap kecepatan lari 50 meter dengan
menggunakan metode latihan interval.
µMD menyatakan rata-rata (mean) dari hasil kecepatan lari 50
meter dengan menggunakan metode drill, µMI menyatakan rata-rata
(mean) dari hasil kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode
interval. Kriteria pengujiannya adalah ditolak jika angka signifikansi
yang dihasilkan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa
metode latihan drill lebih berpengaruh terhadap kecepatan lari 50 meter
pada siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang dari pada metode latihan interval, jika
angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05.
b. Uji Perbedaan Pengaruh Kecepatan Lari 50 Meter Siswa yang
Memiliki Rasio Panjang Tungkai Tinggi dan Rendah
Tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh perbedaan
rasio panjang tungkai dengan tinggi badan tinggi dengan rasio panjang
tungkai dengan tinggi badan rendah terhadap hasil kecepatan lari 50
meter. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H02 : Terdapat perbedaan pengaruh kecepatan lari 50 meter pada siswa
ekstrakurikuler atletik yang memiliki rasio panjang tungkai tinggi
dan rasio panjang tungkai rendah.
Ha2 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh kecepatan lari 50 meter pada
siswa ekstrakurikuler atletik yang memiliki rasio panjang tungkai
tinggi dan rasio panjang tungkai rendah.
59
Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut:
;
;
Keterangan:
Tidak terdapat perbedaan pengaruh rasio panjang tungkai.
Terdapat perbedaan pengaruh rasio panjang tungkai.
Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dan rasio panjang
tungkai dengan tinggi badan tinggi.
Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dan rasio panjang
tungkai dengan tinggi badan rendah.
Kriteria pengujiannya adalah H02 ditolak jika angka signifikansi
yang dihasilkan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa
ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang yang memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi
badan tinggi lebih berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan lari 50
meter dari pada siswa yang memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi
badan rendah, jika angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05.
c. Uji Pengaruh Interaksi Metode Latihan dan Rasio Panjang Tungkai
dengan Tinggi Badan
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh
interaksi metode latihan dengan rasio panjang tungkai dengan tinggi
badan terhadap kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik.
Adapun hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut:
H03 : Tidak ada interaksi antara metode latihan dan rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter siswa
ekstrakurikuler atletik.
60
Ha3 : Ada interaksi antara metode latihan dan rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa
ekstrakurikuler atletik.
Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut:
; dan ;
Keterangan:
H03 = Tidak terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan
dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan.
Ha3 = Terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dan rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan.
σ2αβ = Perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dengan rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan.
Kriteria pengujiannya adalah H03 ditolak jika angka signifikansi
yang dihasilkan kurang dari dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dan rasio panjang
tungkai dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter, jika angka
signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05. Setelah dilakukan analisis
variansi dan terjadi interaksi yang signifikan maka dilanjutkan dengan
menggunakan analisis perbandingan Post-Hoc Tests dengan LSD (Least
Square Difference) untuk mengetahui kelompok perlakuan yang paling
efektif untuk meningkatkan kecepatan lari 50 meter.
G. Program Latihan
Program latihan kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode
latihan drill dan metode latihan interval. Pengambilan tes rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan dilaksanakan di SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang pada tanggal 23 Januari 2016. Kemudian
61
dilanjutkan pelaksanaan treatment yang dimulai pada tanggal 26 Januari 2016
sampai 17 Maret 2016. Frekuensi 3x/minggu dilaksanakan selama 8 minggu,
kemudian post-test dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2016. Kurang lebih
dalam setiap latihan membutuhkan durasi 90 menit. Jumlah siswa setiap
kelompok latihan terdiri dari 10 siswa ekstrakurikuler, sehingga jumlah seluruh
sampel adalah 20 siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.
Diperlukan suatu perencanaan bagi pelatih untuk meningkatkan prestasi
atlet yang maksimal. Perencanaan pelatihan tersebut dituangkan dalam sebuah
program latihan yang disusun secara bertahap dan sistematis. Menurut Harsono
(1988: 105) program latihan harus disusun secara teliti dan teratur sesuai
dengan prinsip-prinsip latihan. Penyusunan program latihan dalam penelitian
ini menerapkan prinsip over load training dengan the step type approach atau
sistem tangga.
Gambar 4. Prinsip Latihan Over Load Training
(Bompa dalam Harsono 1988: 105).
Setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan) beban,
sedangkan setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang
62
baru. Beban latihan pada 3 tangga atau cycle pertama ditingkatkan secara
bertahap. Pada cycle ke 4 beban diturunkan, hal ini yang disebut unloading
phase. Artinya adalah untuk memberikan kesempatan kepada organisme tubuh
untuk melakukan regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat
mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan
psikologis untuk persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga
ke 5-6. Berikut adalah rincian pelaksanaan program latihan dengan metode
drill dan metode interval:
Tabel 3. Rincian Program Latihan Drill
Minggu
ke Hari Jarak Repetisi
Jumlah
Repetisi Set
Recovery
Repetisi Set
1
Selasa Pretest Lari 50 Meter
Kamis 20 m 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit
Sabtu 20 m 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit
2
Selasa 30 m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit
Kamis 30 m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit
Sabtu 30 m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit
3
Selasa 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Kamis 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Sabtu 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
4
Selasa 50 m 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit
Kamis 50 m 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit
Sabtu 50 m 4-3-3 10 3 1 menit 5 menit
5
Selasa 20 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Kamis 20 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Sabtu 20 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
6
Selasa 30 m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
Kamis 30 m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
Sabtu 30 m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
7
Selasa 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Kamis 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Sabtu 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
8
Selasa 50 m 5-5-5 15 3 1 menit 5 menit
Kamis 50 m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
Sabtu Posttest Lari 50 Meter
63
Tabel 4. Rincian Program Latihan Interval
Minggu
ke Hari Jarak Repetisi
Jumlah
Repetisi Set
Recovery
Repetisi Set
1
Selasa Pretest Lari 50 Meter
Kamis 10m,20m,30m 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit
Sabtu 10m,20m,30m 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit
2
Selasa 20m,30m,40m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit
Kamis 20m,30m,40m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit
Sabtu 20m,30m,40m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit
3
Selasa 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Kamis 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Sabtu 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
4
Selasa 30m,40m,50m 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit
Kamis 30m,40m,50m 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit
Sabtu 30m,40m,50m 4-3-3 10 3 1 menit 5 menit
5
Selasa 10m,20m,30m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Kamis 10m,20m,30m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Sabtu 20m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
6
Selasa 20m,30m,40m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
Kamis 20m,30m,40m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
Sabtu 25m,30m,40m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
7
Selasa 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Kamis 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
Sabtu 30m,40m,50m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit
8
Selasa 30m,40m,50m 5-5-5 15 3 1 menit 5 menit
Kamis 10m,20m,30m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit
Sabtu Posttest Lari 50 Meter
Tentunya kendala selama proses latihan juga di alami dalam penelitian
ini. Saat pelaksanaan penelitian dilapangan, pelatih sempat beberapa kali
mengganti hari latihan atau harus memundurkan waktu dimulainya latihan
karena kendala hujan, namun keadaan tersebut tidak sampai mempengaruhi
rencana awal pelaksanaan treatment, yang artinya 24 kali pertemuan masih
dapat terpenuhi.
Top Related