47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif, dimana lebih
menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data yang digunakan harus terukur dan
menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasi. Penelitian kuantitatif
biasanya mempresentasikan variabel – variabel yang diteliti secara numerik
sebagai frekuensi atau tingkat. Hubungan antar variabel juga dieksplorasi dengan
tehnik statistik. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian survey apabila
ditinjau dari metode penelitiannya. Penelitian survey merupakan penelitian yang
menggunakan angket atau kuisioner sebagai data utamanya (Sudaryono, 2017).
Lokasi penelitian ini bertempat di gerai es krim AICE di Ponorogo. Alasan
pemilihan tempat yaitu, adanya peningkatan pembelian yang signifikan terhadap
es krim AICE. Sebagai obyek penelitian adalah hal-hal yang menyangkut
mengenai Persepsi harga, citra merek, dan prmosi, dan dari permasalahan yang
dijelaskan belum pernah ada yang melakukan kegiatan penelitian terkait
keputusan pembelian es krim AICE di gerai es krim AICE di Ponorogo.
B. Populasi dan Sample Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2016) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
48
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau pembeli es krim AICE di
gerai es krim AICE di Ponorogo yang tidak diketahui secara pasti jumlahnya.
Maka dari itu akan diambil sampel untuk penelitian ini.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2014) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul reprentatif (mewakili).
Sampel dalam penelitian ini adalah pembeli es krim AICE di gerai es
krim AICE. Menurut Sugiyono karena jumlah populasi tidak diketahui maka
dalam menentukan sampel menggunakan rumus berikut (Sugiyono, 2014):
n= 𝑍2/4(𝑀𝑜𝑒)2
n= 1,962/4(0,01)2
n= 96, 04
dimana :
n= Jumlah sampel
z= Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel
95%
Moe=Margin of error, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang dapat
ditoleransi, ditentukan sebesar 10%
49
Maka jumlah sampel yang diteliti adalah sebesar 97, dibulatkan menjadi
100 responden.
3. Teknik Sampling
Terdapat teknik dalam pengambilan sampel untuk melakukan penelitian,
menurut Sugiyono (2017:81) menjelaskan bahwa teknik sampel merupakan
teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian, terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan. Teknik
sampling dibagi menjadi dua kelompok yaitu probability sampling dan non
probability sampling.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan probability sampling. Menurut
Sugiyono (2017:82) “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Probability sampling terdiri
dari simple random sampling, proponate stratified random sampling,
disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan simple random sampling, kemudian
menurut Sugiyono (2017:82) Simple Random Sampling adalah pengambilan
anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer, yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
50
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang berasal dari sumber pertama, seperti
hasil pengisian kuesioner (Sekaran 2013). Dalam penelitian ini yang termasuk
data primer merupakan data yang berasal dari hasil kuesioner yang disebar
pada responden. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen gerai es
krim AICE di Ponorogo.
D. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data merupakan suatu hal yang penting dalam
penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh
peneliti didalam proses pengumpulan data yang diperlukan didalam penelitiannya.
(Sudaryono, 2017).
Berikut adalah metode atau instrumen yang digunakan didalam penelitian
ini didalam melakukan pengumpulan data:
1. Kuisioner
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data secara tidak langsung.
Kuisoner penelitian berisikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang
harus dijawab atau direspon oleh responden. (Sudaryono, 2017).
Kuisioner yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah kuisioner
tertutup dengan pertanyaan atau pernyataan telah memiliki alternatif jawaban
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan apa yang
dirasakannya dengan cara memberi silang atau checklist. Adapun skala yang
digunakan sebagai pengukurannya adalah skala likert menggunakan rentang
angka 1 hingga 5.
51
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 3 untuk jawaban Netral (N)
Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)
Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel penelitian harus didefinisikan secara jelas dan terarah,
sehingga tidak menimbulkan pengertian yang berarti ganda. Definisi variabel
juga member batasan sejauh mana penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari dua variabel, yaitu
variabel independen dan variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing-
masing variabel itu adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)
Menurut Sugiyono (2014:39) variabel independen ini sering disebut
sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini
meliputi Persepsi Harga (X1), Citra Merek (X2), Promosi (X3). Definisi
operasional masing-masing variabelnya sebagai berikut :
52
a. Persepsi Harga (X1)
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) persepsi harga merupakan
sejumlah pandangan seseorang terkait uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat –
manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
Adapun indikator persepsi harga berdasarkan teori dari Wijayanti
(2008) yaitu:
1) Persepsi keterjangkauan harga
2) Persepsi kesesuaian harga dengan kualitas produk
3) Persepsi daya saing harga
4) Persepsi kesesuaian harga dengan manfaat
b. Citra Merek (X2)
Citra merek atau brand image ialah serangkaian deskripsi tentang
asosiasi konsumen terhadap suatu merek. Kesan individu tentang
sebuah produk muncul sebagai hasil dari pengetahuan, pengalaman dan
pembelajaran pembelian produk sebelumnya. Menurut Shimp (2013),
brand image dihubungkan atas asosiasi yang muncul dibenak
konsumen, pada saat mengingat produk tertentu. Sedangkan Freddy
Rangkuti (2010) mendefinisikan citra merek atau brand image sebagai
persepsi yang dihubungkan dengan asosiasi pada benak konsumen baik
itu negative ataupun positif. Menurut Kotler & Keller (2016), ukuran
citra merek dapat dilakukan berdasarkan merek, yaitu:
1) Mudah diingat
53
2) Mudah dikenal
3) Kesesuaian Merek
c. Promosi (X3)
Menurut Lupiyadi (2014) berpendapat bahwa promosi
merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya.
Menurut Kotler dan Keller (2016:272) indikator-indikator promosi
diantaranya adalah:
1) Pesan Promosi
2) Media Promosi
3) Waktu Promosi
4) Frekuensi Promosi
2. Variabel dependen atau variabel terikat (Y)
Sugiyono (2013: 39) menjelaskan bahwa variabel ini disebut juga
variabel konsekuen, criteria dan output. Bahasa Indonesia menyebutnya
sebagai variabel terikat. Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel terikatnya adalah Keputusan pembelian (Y).
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar akan membeli (Kotler
dan Amstrong, 2014:226).
Menurut Kotler (2013), indikator-indikator dalam keputusan
pembelian adalah:
a. Kemantapan pada sebuah produk
54
b. Kebiasaan dalam membeli produk
c. Memberikan rekomendasi kapada orang lain
d. Melakukan pembelian ulang
F. Metode Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas ialah untuk menilai seberapa bagus suatu instrumen
yang digunakan untuk mengukur konsep. Ghozali (2011) menerangkan
bahwa kuesioner yang valid bervaliditas tinggi.
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menguji validitas salah
satunya dengan menghubungkan atau mengkorelasikan antara skor yang
diperoleh pada masing-masing item pernyataan dengan skor total individu.
Uji validitas diolah menggunakan program SPSS for Widows Release
18.00.
Pengujian validitas dilakukan dengan cara membandingkan rhitung
dan rtabel dimana df = n-2, n ialah banyaknya reponden. Keriteria suatu
insitrumen dikatakan valid bila korelasi bernilai positif dan nilai
probabilitas korelasi sig.(2-tailed) ≤ derajat signifikansi 0,05 (α = 5%).
Menurut Ghozali (2011: 54) Apabila rhitung lebih besar dari rtabel, maka
instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan.
Adapun rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =N∑XY − (∑X)(∑Y)
√{(N∑X2 − (∑X)2}{(N∑X2 − (∑Y)2}
55
Sumber: Ghozali (2011: 55)
Dimana:
Rxy : koefisien korelasi yang dicari
N : Banyaknya subjek pemilik nilai
X : nilai variable 1
Y : nilai variable 2
Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut valid
Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak
valid
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2016:45). Suatu
kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk
mengukur reliabilitas digunakan uji statistic Cronbach Alfa (α). Suatu
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alfa > 0,60
sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliable (Ghozali,
2016:45-46).
Adapun rumus yang digunakan:
r11 = [𝑘
𝑘 − 1] + [1 −
∑ab2
∂t
2 ]
Sumber: Ghozali (2016: 48)
Dimana:
56
r11 : Reabilitas instrument
K : Banyaknya butir pertanyaan dan banyaknya soal
∑ab2 : Jumlah varian butir
α2t : Varians total
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Heteroskedasitisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi (Sugiyono, 2014). Uji heteroskesdastisitas dilakukan dengan
SPSS 18 dengan tolok ukurnya memakai uji spearman’ rho, yaitu
mengkorelasikan nilai residual dengan masing-masing variabel
independent. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model
regresi terjadi masalah heteroskedastisitas.
b. Uji Multikotinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada
keterkaitan hubungan yang sempurna antara variable-variabel
independen (Sugiyono, 2014). Uji ini dilakukan dengan SPSS 18.
Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah dilihat nilai Value
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas.
Sebaliknya jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2016).
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang di
gunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear
57
terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu dengan periode t dengan
kesalahan periode t-1 yang berarti kondisi saat ini dipengaruhi oleh
kondisi sebelumnya dengan kata lain auto korelasi sering terjadi pada
data time series. Data yang baik adalah data yang tidak terdapat auto
korelasi di dalamnya (Sugiyono, 2014)
Uji ini dilakukan dengan SPSS 24. Adapun dasar pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut (Santoso, 2015):
1) Bila nilai D W terletak antara batas atas atau (du) dan (4 - du), maka
koefisien upper bound autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak
ada autokorelasi,
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound
(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti
ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negative
4) Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl)
ada DW terletak antara (4 - du) dan (4 - dl), maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah peramalan dalam
kemungkinan yang mendekati kenyataan antara variabel yang ada dan
memperhatikan variabel lain yang mempengaruhinya (Sudarmadi, 2010:65).
58
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) yaitu
Persepsi Harga, Citra Merek dan Promosi dengan Keputusan Pembelian
sebagai variabel terikat (dependen) ke dalam bentuk persamaan regresi.
Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = α + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e
Y : Keputusan Pembelian
a : Konstanta
b1 : koefisien regresi dari persepsi harga
b2 : koefisien regresi dari citra merek
b3 : koefisien regresi dari promosi
X1 : Persepsi Harga
X2 : Citra Merek
X3 : Promosi
b : Koefisien regresi
e : Eror
4. Analisis Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)
Koefisien Determinasi (𝑅2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2016:87). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai
𝑅2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
59
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2016:87).
Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2011) adalah sebagai
berikut :
Kd = r² × 100 %
Keterangan :
Kd = Nilai Koefisien Determinasi (kontribusi variabel X terhadap Y)
r = Nilai koefisien korelasi product moment
100% = Pengali yang menyatakan dalam presentase
5. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali,
2016:88).
Uji statistik t menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variable
bebas secara individual dalam menerangkan variasi variable terikat.
Rumus yang digunakan menurut Kuncoro (2011) adalah sebagai berikut
:
t hitung = b
Sb
60
Keterangan : b : koefisien Regresi
Sb : standard Deviasi
Kriteria Pengujian :
a. t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh secara parsial.
b. t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
terdapat pengaruh secara parsial.
b. Uji F
Ghozali (2016) menyebutkan bahwa uji F pada dasarnya
menunjukan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh
secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F
menunjukkan apakah semua variable bebas (X) memiliki pengaruh
secara bersama-sama terhadap variable terikat (Y). Rumus yang
digunakan menurut Kuncoro (2011) adalah sebagai berikut :
F hitung = SSR / k
(SSE / (n-k)
Keterangan : SSR : Variasi Regresi
SSE : Variasi Kesalahan
n : jumlah data
k : jumlah variabel bebas
61
Kriteria Pengujian :
a. F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh secara simultan.
b. F hitung ≥ F tabel maka Ho diolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh secara simultan.
Top Related