24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV. Sahabat Pangan dengan alamat :
Klayatan gg.2 RT.15 RW.12 no.18 Kec.Sukun – Malang.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey, dimana peneliti
melakukan kegiatan observasi dalam mengumpulkan data dengan mencatat,
menganalisis dan mengevaluasi sumber data tersebut. Menurut Sugiyono (2009),
penelitian survey adalah penelitian yang dilakuakan pada suatu populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang diperjelas adalah sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan
antara variabel sisiologi maupun sosiologi.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data langsung diperoleh dari sumber data pertama pada lokasi
penelitian atau objek penelitian, Bugin (2010). Data primer yang dibutuhkan pada
penelitian ini berupa pada jawaban responden penelitian pada kuisioner tentang
kualitas produk dan harga pada minat beli konsumen.
25
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperolah informasi tentang
hal tersebut, kemuadian ditarik kesipulannya (Sugiyono, 2009:60). Penelitian
ini menggunakan dua variabel yaitu:
a. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi varabel dependen (terikat), baik yang pengaruhnya positif
maupun yang pengaruhnya negatif. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah kualitas produk (X1) dan harga (X2)
b. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
menjadi pusat perhatian utama peneliti. Awal dalam sebuah masalah
mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang
digunakan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat beli (Y).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas produk dan harga
terhadap minat beli konsumen produk Abon Lele Bang Zay. Adapun definisi
operasional dalam penelitian ini yaitu:
26
a. Harga (X1)
Harga adalah persepsi dari sejumlah uang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Sehingga menjadi salah satu faktor penting dalam pemasaran yang dapat
mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
Adapun indikator harga adalah sebagai berikut:
1) Harga Abon Lele Bang Zay sesuai dengan kualitas produk yang
ditawarkan.
2) Standar harga Abon Lele Bang Zay yang ditetapkan mampu bersaing
dengan harga dari pesaing.
3) Harga Abon Lele Bang Zay yang ditawarkan sesuai dengan manfaat
produk.
b. Kualitas produk (X2)
Kualitas produk adalah keseluruhan barang dan jasa yang berkaitan
dengan keinginan konsumen yang secara keunggulan produk yang sudah
layak diperjualkan sesuai dengan haraapan pelanggan. Konsumen
senantiasa melakukan penelitian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat
dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan
keunggulannya yang dapat menarik minat konsumen untuk melakukan
pembelian terhadap produk tersebut. Adapun dimensi kualitas produk
adalah sebagai berikut:
27
1) Kinerja (Performance)
a) Rasa abon lele Bang Zay (varian rasa; pedas, manis) yang diberikan
sesuai dengan harapan konsumen/pilihan konsumen.
b) Tekstur abon lele Bang Zay (lembut seperti bentuk abon pada
umumnya) yang diberikan sesuai dengan harapan konsumen.
2) Fitur (Features)
a) Abon lele Bang Zay mencantumkan informasi kandungan gizi
berdasarkan diet 2000 kalori pada label produk.
b) Abon lele Bang Zay mencantumkan informasi tentang komposisi
pada label produk.
c) Abon lele Bang Zay mencantumkan No. Pirt (502357301190321)
untuk jaminan keamanan makanan pada label produk.
d) Abon lele Bang Zay mencantumkan informasi MUI
(0258.220601014) bermanfaat untuk jaminan halal pada label
produk.
3) Keandalan (Reliability)
a) Abon lele Bang Zay tidak mengandung bahan pengawet sehingga
aman dikonsumsi oleh konsumen.
b) Abon lele Bang Zay terbuat dari daging lele asli sehingga cita
rasanya terjaga.
4) Kesesuaian (Conformance)
a) Desain kemasan produk abon lele Bang Zay menggunakan
alumuniumfoil di bagian dalam dan kardus pada kemasan luar.
28
b) Kesesuaian informasi pada label abon lele Bang Zay dengan isi yang
ditawarkan dalam kemasan.
5) Daya tahan (Durability):
a) Abon lele Bang Zay memiliki daya tahan (batas kadaluarsa) selama
5 bulan.
b) Abon lele Bang Zay memiliki kemasan yang tahan lama dalam
melindungi sehingga isi (produk abon lele) tidak mudah bau.
6) Kemampuan melayani (Serviceability) :
a) Abon lele bang Zay memiliki kemasan yang praktis sehingga
mudah dibawa.
b) Abonb lele Bang Zay tersedia di Indomart dan Malang Strudel
sehingga mudah untuk melakukan pembelian.
7) Estetika (Aesthetics)
a) Abon lele Bang Zay memiliki desain dengan corak yang simple
dan menarik sehingga berbeda dengan desain produk abon lele
pada umumnya.
b) Abon lele Bang Zay memiliki pilihan rasa pedas dan manis
sehingga sesuai dengan harapan/ pian konsumen.
8) Persepsi terhadap kualitas (Perceivedquality)
a) Abon lele Bang Zay memiliki persepsi yang baik dimata
konsumen.
b) Perasaan pelanggan saat mengkonsumsi Abon Lele Bang Zay
merasa puas.
29
c. Minat Beli (Y)
Minat beli adalah kemungkinaan pembeli bermaksud untuk membeli
produk, dan juga merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh
mana komitmennya untuk melakukan pembelian produk. Adapun indikator
minat beli adalah sebagai berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk abon lele Bang Zay.
2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk abon lele Bang Zay kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk abon lele Bang
Zay. Preferensi ini hanya dapat digantikan jika terjadi sesuatu dengan
produk preferensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk abon lele Bang dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sigiyono (2012:115) populasi adalah suatu wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan arakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
30
Menurut Arikunto (2006:130) menyatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Tujuan diadakan populasi adalah untuk
menentukan besarnya anggota sampel dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen
potensial produk abon lele Bang Zay di Malang Kota jumlah populasi pada
penelitian ini tidak diketahui dengan pasti dan berukuran besar.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012:116) sampel adalah bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Apabila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan
sampel. Target sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
pengambilan sampel menggunakan Nonprobability Sampling melalui cara
Purposive sampling. Dimana dengan memilih orang-orang yang terseleksi oleh
peneliti berdasarkan pengalaman dan ciri khusus yang dimiliki oleh sampel
tersebut sehingga dipandang mempunyai sangkut paut yang erat yang sudah
diketahui sebelumnya (Singgih dan Fandy, 2000:90). Pada teknik ini sampel
diambil berdasarkan kriteria tertentu yang dirumuskan terlebih dahulu oleh
peneliti. Adapun kriteria orang yang akan dijadikan sampel adalah:
a. Responden yang berusia > 20 tahun.
b. Responden yang telah mengetahui informasi tentang abon lele Bang Zay.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 100
responden yang mengetahui abon lele Bang Zay. Adapun penentuan jumlah
31
sampel mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Fraenkel dan Wallen dalam
Widayat (2004) mengatakan bahwa besarnya sampel minimum untuk penelitian
yang bersifat deskriptif yaitu sebanyak 100 responden.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket (kuisioner)
langsung tertutup. Menurut Bungin (2010) metode angket (kuisioner) langsung
tertutup adalah angket dirancang sedemikian rupa untuk merekam tentang data
tentang keadaan yang dialami oleh responden dan telah tertera dalam angket
tersebut.
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka terdapat teknik yang
digunakan yaitu skala likert. Skala likert merupakan skala untuk mengukur
kesetujuan atau ketidak setujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan
berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu objek tertentu
(Asep:2006). Bentuk awal skala likert memiliki 5 kategori. Apabila dirangking
maka susunannya akan dimulai dari sangat tidak setuju (strongly disagree) sampai
kepada sangat setuju (strongly agree).
Dalam penelitian ini setiap jawaban atas variabel harga, kualitas produk dan
minat beli menggunakan sistem skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS),
skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), skor 3 untuk jawaban netral (N), skor 4
untuk jawaban setuju (S) dan skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).
32
F. Uji Instrumen
1. Uji validitas (menggunakan teorinya siapa cantumkan)
Uji Validitas menurut Ghozali (2011:45) digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuisioner. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai
signifikannya lebih kecil dari 5% (level of significance) menunjukkan bahwa
pernyataan-pernyataan tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator. Jika
melakukan penilaian langsung terhadap koefisien kolerasi, dapat digunakan
batas nilai minimal kolerasi 0,30. Dasar analisis yang digunakan untuk
pengujian validitas sebagai berikut (Ghozali, 2011:53) yaitu:
a. Jika r hitung > r tabel maka butir atau variabel tersebut valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Indrianto dan sapomo (2009) mengungkapkan, konsep reliabilitas dapat
dipahami melalui ide dasarnya yaitu konsistensi. Penelitian dapat
mengevaluasi instrumen penelitian berdasarkan perspektif dan teknik yang
berbeda, tetapi pertanyaan mendasar untuk mengukur reliabilitas data adalah
“bagaimana data yang dikumpulkan”. Ghozali (2011:47) mengatakan
reliabilitas adalah suatu angka yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur
didalam mengukur objek yang sama.
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menngunakan koefisien
alpha (α) dari cronbach (Umar, 2003) :
𝑟11 = (𝑘
𝑘−1) (1 −
∑𝜎𝑏2
𝜎𝑏2 ) dan 𝜎2 =
∑𝑋2−(∑𝑋)2
𝑛
𝑛
33
dimana :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyak butir pertanyaan
∑𝜎𝑏2
= Jumlah varian butir
𝜎𝑏2 = Varian total
n = Jumlah responden
X = Nilai skor yang dipilih
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali,
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70.
(Nunallly dalam Ghozali, 2011)
G. Analisis Data
1. Analisis Data
a. Rentang Skala
Digunakan untuk mengukur harga, kualitas produk dan minat
beli konsumen Abon Lele Bang Zay. Untuk menentukan rentang
skala menggunakan rumus sebagai berikut:
34
RS = 𝑛(𝑚−1)
𝑚
Dimana:
RS = rentang skala
n = jumlah sampel
m = jumlah alternatif jawaban tiap item
Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh rentang skala
dengan perhitungan sebagai berikut:
RS= 100(5−1)
5
= 400
5
= 80
Skor terendah didapat dari jumlah sampel dikalikan 1, 100 x
1= 100, sedangkan untuk skor tertingginya adalah jumlah sampel
dikalikan banyaknya alternatif jawaban, yakni 100 x 4 = 400.
Dengan nilai tersebut maka didapatkan tabel penilaian variabel
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Penilaian Variabel Bersdasarkan Hasil Dari Rentang skala
Skor Harga Kualitas produk Minat beli
100-180 Sangat murah Sangat buruk Sangat tidak minat
181-260 Murah Buruk Tidak minat
261-340 Cukup mahal Cukup baik Cukup minat
341-420 Mahal Baik Minat
421-500 Sangat mahal Sangat baik Sangat minat
Sumber: Data primer yang diolah 2017
35
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahap awal yang digunakan
sebelum analisi regresi linier. Menurut Imam Ghozali (2011:105) ada
tiga penyimpangan asumsi klasik yang cepat terjadi dalam
penggunaan model regresi, yaitu normalitas, heteroskedastisitas dan
autokorelasi dan uji multikolineritas
1) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011: 160) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam metode regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengukuti distribusi
normal. Apabila asumsi dilanggar maka uji statitik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual
satu Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya
(Ghozali, 2011: 110). Menguji apakah dalam sebuah regresi linier
ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t-1
36
sebelumnya, jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Pengamatan lain ke pengamatan berbeda maka
disebut heteroskedastisitas Imam Ghozali (2011: 139). Deteksi
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik
dimana sumbu X dan Y telah diproduksi.
3) Uji Autokorelasi
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokrelasi pada model dinamis autoregressive yaitu dengan cara
Durbin h Test atau statistik h dengan formula sebagai berikut:
ℎ = �̂�√𝑛
1 − 𝑛[𝑉𝑎𝑟(𝑎2)]
Mendeteksi adanya autokorelasi pada model dinamis
autoregressive yaitu dengan uji h Durbin Watson statistik dengan
hipotesis sebagai berikut:
Ho = tidak terdapat autokorelasi dalam model autoregressive
Ha = terdapat autokorelasi dalam model autoregressive
Dengan derajat kepercayaan α = 5% dan kriteria pengujian:
Ho ditolak dan Ha diterima jika hhitung > htabel
Ho diterima dan Ha ditolak jika hhitung < htabel
Adapun ketentuan penolakan dan penerimaan H0 :
1. Jika du < DW statistik < 4-du maka tidak terjadi autokorelasi
atau ρ = 0
37
2. Jika DW statistik < dl maka terjadi autokorelasi positif atau ρ =
(+)
3. Jika dl < DW statistik < 4-dl maka pengujian tidak bisa
disimpulkan (inclusive)
4. Jika 4-du < DW statistik < 4-dl maka pengujian tidak bisa
disimpulkan (inclusive)
5. Jika DW statistik > 4-dl maka terjadi autokorelasi negatif atau
ρ=(-)
4) Uji Multikolinieritas
Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau
independen (Ghozali, 2011:105). Cara umum untuk mendeteksi
adanya multikolinear dalam model ini ialah dengan melihat bahwa
adanya R² yang tinggi dalam model tetapi tingkat signifiknasi t-
statistiknya sangat kecil dari hasil regresi tersebut dan cenderung
banyak yang tidak signifikan. Selain itu untuk menguji
multikoleniaritas, bisa dilihat matrik korelasinya. Jika masing-
masing variabel bebas berkorelasi lebih besar dari 80% maka Uji
multikonearitas dapat dilakukan untuk hasil regresi untuk kedua
model yang akan diestimasi. Caranya adalah dengan mencari
angka tolerance, dimana tolerance adalah nilai 1-R². R² disini
adalah koefisien determinasi dari regresi atas suatu variabel bebas
terhadap sisa variabel bebas lainnya.
38
Setelah angka tolerance diperoleh selanjutnya dicari angka
VIF. Angka VIF (variance inflation factor) yang merupakan
kebalikan (resiprokal) dari tolerance. Dengan demikian semakin
tinggi nilai tolerance semakin rendah derajat kolinearitas yang
terjadi, sedangkan untuk VIF, semakin rendah nilai VIF semakin
rendah derajat kolinearitas yang terjadi. Batasan nilai maksimum
VIF yang biasa digunakan untuk menjustifikasi adanya kolineritas
adalah 10.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana eratnya
hubungan antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2011:275) rumus persamaan Regresi Linier
Berganda adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1+ β2X2
Keterangan:
Y = Variabel terikat yaitu Minat beli
α = Konstanta, merupakan nilai terkait yang dalam hal ini adalah
Minat beli (Y) pada saat variabel bebasnya adalah harga dan
kualitas produk (X1,X2=0)
β1 = Koefisien regresi berganda antar Harga (X1) terhadap Minat
beli (Y)
39
β2 = Koefisien regresi berganda antar Kualitas Produk (X2) terhadap
Minat Beli (Y)
X1 = Harga
X2 = Kualitas produk
H. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan proses pebuatan keputusan yang
menggunakan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasnya,
karena pengujian hipotesis, sebagai salah satu tjan utama penelitian
(Indrianto dan Supomo, 2002:214).
a. Uji signifikan pengaruh simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat pegaruh variabel–variabel
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.Pengujian
ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel
(Ghozali, 2005).Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas yaitu kualitas produk(X1) dan harga (X2) secara
simultan terhadap variabel terikat yaitu kepuasan pelanggan (Y).
Kriteria untuk menguji hipotesis adalah : Dengan tingkat kepercayaan
sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5 %,maka :
Ho adalah kualitas produk tidak berpengaruh secara simultan terhadap
kepuasaan pelanggan.
Ha adalah kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap
kepuasaan pelanggan
40
1) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat.
2) Jika F hitung < F tabel, maka Ha diterima, berarti masing-masing
variable bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat.
b. Uji signifikan pengaruh parsial (Uji T)
Uji t digunakan untuk menguji signifikan secara parsial pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan cara
membandingakn besarnya nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diaman rumus
𝑡𝑡𝑒𝑠 (𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) sebagai berikut :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑏
𝑠𝑏
Keterangan :
𝑏 = koefesien regresi
𝑠𝑏 = Standart deviasi dari variabel bebas
Ho adalah kualitas produk tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kepuasaan pelanggan.
Ha adalah kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap
kepuasaan pelanggan.
Berdasarkan uji statistik tersebut dikemukakan formal hipotesis :
1) Apabila probabilitas <0,05 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka hipotesis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima, artinya
41
variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat pada kesalahan 5% (α=5%).
2) Apabila probabilitas > 0,05 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis
nol (Ho) diterima dan hipotesis alternative (Ha) ditolak, artinya
variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat pada kesalahan 5% (α=5%).
Dimana Ho : β = 0 adalah variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Dan Ha : β = 0 adalah variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
I. Uji Kontribusi terbesar
Dalam penelitian ini, cara untuk menentukan variabel bebas yang
berkontribusi terbesar terhadap variabel terikat adalah dengan
menggunakan standarized coefficients beta pada tingkat kepercayaan 95%
atau taraf signifikansi adalah 5% dengan kriteria penilaian, dimisalkan nilai
koefisien βeta Kualitas produk (X2) > nilai koefisien βeta Harga (X1),
maka dikatakan bahwa variabel kualitas produk adalah variabel yang
berkontribusi terbesar pengaruhnya terhadap variabel terikat.
42
Top Related