Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang
dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan
data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan
penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam
sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey,
deskriptif dan verifikatif. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin
(2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap
sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan
secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan
hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan
keputusan. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian
yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan
data.
Sedangkan pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang efektivitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK
Bina Wisata Lembang. Data yang digunakan pada penelitian in menggunakan
data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan
penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses
sesuai dengan teori-teori yang dipelajari, lalu ditarik kesimpulan.
55
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode
verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu
cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan
mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan
statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel X
terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu
hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan
untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
mengetahui pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata
Lembang.
3.2 Partisipan
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di
SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 siswa. Setelah dilakukan
penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang
dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK
Bina Wisata Lembang sebanyak 43 siswa. Berikut ini akan diuraikan
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase (%)
1 Perempuan 33 77
2 Laki-laki 10 23
Jumlah 43 100
Sumber: Data responden angket 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data dari 43 responden siswa administrasi
perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang, terdapat 10 orang responden yang
berjenis kelamin pria dan 33 orang responden yang berjenis kelamin wanita.
56
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apabila dilihat dari persentasenya, maka jumlah siswa administrasi
perkantoran pada sekolah tersebut di dominasi oleh wanita dengan persentase
77% sedangkan pria 23%.
3.3 Populasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian pasti akan dihadapkan pada objek penelitian,
langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu.
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) menyatakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi
menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit
penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(pengamatan).
Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi
merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau
subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau
menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 43 orang sebagai subjek penelitian.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:
“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,
pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan
beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian
kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya
penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan
objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian
kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total
atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel
penelitian”.
Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, populasi yang penulis gunakan
sebagai objek penelitian adalah siswa administrasi perkantoran di SMK Bina
Wisata Lembang yang berjumlah 43 orang. Mengingat ukuran populasi dari
penelitian ini hanya sebanyak 43 orang, maka untuk penentuan jumlah
57
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan
dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan
mengadakan tanya jawab dengan para murid di sekolah untuk memperoleh
data mengenai gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran dan gambaran
tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.
2) Angket atau kuesioner, menurut Mardalis (2008, hlm. 66) Angket atau
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang
atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam kuesioner ini penulis
mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran
indikator dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) dan variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling
tepat.
3) Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan, naskah,
brosur serta dokumentasi yang dimiliki sekolah yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.
4) Studi kepustakaan yaitu kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan
literatur lain yang relevan dengan penelitian dan sebagai landasan teoritis
yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.
3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian
validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas ini sangat penting
58
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat
diminimalkan. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis
validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah
memenuhi syarat valid dan reliabel.
3.4.1.1 Uji Validitas
Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid).
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya
angket-angket yang disebarkan kepada responden.
Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi
Product Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :
𝑟𝑋𝑌 =𝑁∑𝑋𝑌 − ∑𝑋∑𝑌
√[𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2][𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i
yang akan diuji validitasnya.
Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh
tiap responden.
∑X : Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N : Banyaknya responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada
responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya
repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan
yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang
responden.
59
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa
kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item
yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau
pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang
sudah diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap
bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) =
n-2.
9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r
dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari
nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya jika
nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen
dinyatakan tidak valid.
Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang siswa
administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 cimahi. Data angket yang
terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah
item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini
60
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X
No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,68 0,444 Valid
2 0,54 0,444 Valid
3 0,63 0,444 Valid
4 0,51 0,444 Valid
5 0,60 0,444 Valid
6 0,51 0,444 Valid
7 0,52 0,444 Valid
8 0,58 0,444 Valid
9 0,51 0,444 Valid
10 0,61 0,444 Valid
11 0,48 0,444 Valid
12 0,56 0,444 Valid
13 0,49 0,444 Valid
14 0,49 0,444 Valid
15 0,69 0,444 Valid
16 0,47 0,444 Valid
17 0,74 0,444 Valid
61
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y
No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,47 0,444 Valid
2 0,56 0,444 Valid
3 0,51 0,444 Valid
4 0,55 0,444 Valid
5 0,77 0,444 Valid
6 0,45 0,444 Valid
7 0,56 0,444 Valid
8 0,61 0,444 Valid
9 0,54 0,444 Valid
10 0,53 0,444 Valid
11 0,45 0,444 Valid
12 0,50 0,444 Valid
13 0,47 0,444 Valid
14 0,48 0,444 Valid
15 0,51 0,444 Valid
16 0,49 0,444 Valid
Sumber: Hasil uji coba angket
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel
komunikasi pembelajaran (X) dengan 17 item dinyatakan valid, sehingga angket
yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel komunikasi pembelajaran
adalah sebnyak 17 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel motivasi belajar
siswa (Y) dengan 16 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan
untuk mengumpulkan data variabel motivasi belajar siswa sebanyak 16 item.
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan
uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan
bahwa:
“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan
cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan
62
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat
dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap
perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”
Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut
dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Koefisien Alfa (𝛼) dari Cronbach dalam Sambas Ali
Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:
𝑟11 = [𝑘
𝑘−1] . [1 −
∑ 𝜎𝑖2
𝜎𝑡2 ]
Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu
mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:
𝜎 = ∑ 𝑥2 −
(∑ 𝑥)2
𝑁
𝑁
Keterangan:
𝑟11 = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha
K = Banyaknya bulir soal
∑ 𝜎𝑖2 = Jumlah varians bulir
𝜎𝑡2 = Varians total
N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010,
hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
63
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa
kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan
data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah
diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.
7. Menghitung nilai koefisien alfa.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.
9. Selanjutnya nilai rhitung diatas dibandingkan dengan rtabel pada tingkat
kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)
10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya:
Jika nilai rhitung > nilai rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel.
Jika nilai rhitung < nilai rtabel , maka instrumen dinyatakan tidak
reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana
terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y
No. Variabel Hasil
Keterangan rhitung rtabel
1 Komunikasi Pembelajaran 0,868 0,444 Reliabel
2 Motivasi Belajar Siswa 0,816 0,444 Reliabel
Sumber: Hasil uji coba angket
Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua
variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana
terlihat pada tabel diatas, menunjukan bahwa kedua variabel yang dinyatakan
64
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga
penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala
terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji
kevalidannya dan kereliabilitasnya.
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan
variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini terdapat terdapat dua variabel yang dikaji dalam
penelitian ini, yaitu (1) Komunikasi pembelajaran, dan (2) Motivasi Belajar
Siswa.
Kedudukan variabel Komunikasi pembelajaran sebagai variabel
independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi belajar
siswa sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).
3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran
Dalam penelitian ini, komunikasi pembelajaran dikaji melalui efektivitas
komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu
indikator komunikasi pembelajaran difokuskan pada persepsi peserta didik
terhadap kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi pembelajaran
efektif. Menurut Fathurohman dan Sutikno ( 2009, hlm 41) terdapat minimal lima
indikator yang dapat dikembangkan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
yaitu :
1. Respect (Menghargai)
2. Empathty ( Empati)
3. Audible (Mudah dimengerti)
4. Clarity (Jelas maknanya)
5. Humble (Rendah hati)
65
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengacu pada pendapat diatas, maka seorang guru hendaknya
menciptakan suasana komunikasi yang harmonis dengan rasa takut dan cemas
dalam diri peserta didik. Rasa takut yang ada dalam diri peserta didik akan
menyebabkan peserta didik enggan untuk mengemukakan pendapat serta bersifat
defensif dan cenderung tertutup terhadap penjelasan apapun yang disampaikan
oleh guru.
Tabel 3. 5 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran
Variabel Indikator Ukuran Skala Nomor item
Komunikasi
Pembelajaran
(Variabel X)
Terdapat minimal
lima strategi
yangdapat
dikembangkan
dalam menciptakan
komunikasi
pembelajaran yaitu :
respect, empati,
audible, jelas
maknanya, dan
rendah hati. Jadi
guru tidak hanya
menempatkan diri
sebagai seorang
pengajar tetapi
mampu memahami
karakteristik peserta
didik dengan baik.
(Fathurohman dan
Sutikno, 2009, hlm
41)
Respect
(Menghargai)
Kemampuan
guru bersikap
adil dalam
proses
pembelajaran.
Penghargaan
guru terhadap
usaha peserta
didik dalam
belajar.
Guru mampu
memberikan
kesempatan
kepada peserta
didik untuk
berpartisipasi
dalam setiap
kegiatan di
dalam kelas.
Interval
Intervel
Intervel
1
2
3
Empathy
(Empati) Kemampuan
guru dalam
mendengarkan
keluhan
peserta didik.
Kemampuan
guru dalam
memberikan
pelayanan
kesulitan
belajar peserta
didik
Kemampuan
guru dalam
mendekatkan
diri kepada
siswa
Interval
Interval
Interval
4, 5
6
7
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Audible
(Dapat
dimengerti
atau
didengar)
Kemampuan
guru dalam
menggunakan
bahasa yang
mudah
dimengerti
Kemampuan
guru dalam
mengkomunik
asikan bahan
pelajaran
Guru mampu
memberikan
motivasi
kepada siswa
dalam proses
pembelajaran
Interval
Interval
Interval
8
9,10
11
Clarity
(Jelas) Kemampuan
guru dalam
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.
Kemampuan
guru dalam
memberikan
instruksi
(perintah)
Kemampuan
guru dalam
menyampaikan
evaluasi
Interval
Interval
Interval
12
13
14
Humble
(Rendah hati) Kemampuan
guru dalam
menciptakan
suasana belajar
yang hangat
Kemampuan
guru dalam
mengajari
siswa yang
kurang
mengerti akan
materi
pelajaran
Interval
Interval
15, 16
17
67
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa
Uno (2009, hlm 23) bahwa indikator motivasi belajar, di antaranya :
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita – cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang manrik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang Efektif
7. Sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Indikator-indikator motivasi belajar menurut Wena (2010, hlm 33)
Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan
dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam
belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam
pembelajaran.
Lebih lanjut lagi keller dalam Wena (2010, hlm. 33) mengemukakan
bahwa indikator-indikator motivasi belajar, antara lain :
1. Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran
2. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa
3. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan
tugas – tugas pembelajaran
4. Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat – pendapat di atas
bahaw indikator dari motivasi belajar terdiri dari hasrat dan keinginan siswa untuk
berhasil, perhatian siswa, dorongan belajar sebagai relevansi pembelajaran dengan
kebutuhan siswa, harapan dan cita-cita yang membuatnya selalu berusaha
mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran, penghargaan, kegiatan belajar
yang menarik yang dapat memberikan kepuasan kepada siswa, dan lingkungan
belajar yang Efektif.
68
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 6 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa
Variabel Indikator Ukuran Skala No item
Motivasi Belajar
(Variable Y)
Motivasi belajar
adalah Keantusiasan
dalam belajar, minat
atau perhatian pada
pembelajaran,
keterlibatan dalam
kegiatan belajar,
rasa ingin tahu pada
isi pembelajaran,
ketekunan dalam
belajar, selalu
berusaha mencoba,
dan aktif mengatasi
tantangan yang ada
dalam pembelajaran.
Wena (2010, hlm
33)
Antusias Tingkat dorongan
kepada siswa
untuk
memperoleh hasil
/ nilai terbaik
Tingkat dorongan
untuk menjadi
peringkat teratas
di kelas
Tingkat dorongan
dalam
memperbaiki nilai
yang kurang
Tingkat dorongan
untuk
meningkatkan
kualitas diri
dalam proses
pembelajaran
Interval
Interval
Interval
Interval
1
2
3
4
Minat dalam
pembelajaran Tingkat dorongan
kebutuhan untuk
tergabung dan
diterima dalam
kelompok belajar
Tingkat dorongan
untuk belajar
dengan sungguh –
sungguh agar
tidak mendapat
teguran karena
gagal
Tingkat keinginan
untuk menjadi
lebih baik lagi
dalam proses
pembelajaran
Interval
Interval
Interval
5
6
7
Keterlibatan
dalam
kegiatan di
kelas
Tingkat dorongan
keaktifan siswa
dalam kegiatan
pembelajaran
Tingkat
keantusiasan
siswa dalam
Interval
Interval
8
9
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran
Selalu berusaha
untuk bertanya
kepada guru
Selalu berusaha
untuk jadi
anggota yang
berguna didalam
keompok
Interval
Interval
10
11
Rasa ingin
tahu pada isi
pembelajaran
Tingkat keingin
tahuan siswa
dalam pemecahan
masalah
pembelajaran
Interval
12
Ketekunan
dalam belajar
Tingkat
ketekunan dalam
menyelesaikan
tugas
Interval
13
Selalu
berusaha
Tingkat keinginan
untuk berusaha
dalam proses
pembelajaran
Interval
14
Aktif dalam
mengatasi
tantangan
yang ada
dalam
pembelajaran
Tingkat keaktifan
siswa dalam
melakukan tanya
jawab dengan
guru
Tingkat keaktifan
siswa dalam
memecahkan
masalah yang
diberikan oleh
Guru
Interval
Interval
15
16
70
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Uji Asumsi
Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa
pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.
3.6.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji
statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan
apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah
normal.
Penggunaan statistik parametrik bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka
teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan
demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan
dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 69),
“Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di
bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test dengan
bantuan Microsoft Office Excel 2010. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali
Muhidin, 2010, hlm. 93), kelebihan Liliefors Test adalah
penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full)
sekalipun dengan ukuran sampel kecil.
Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95) menyatakan langkah–langkah
pengujian normalitas data dengan Liliefors adalah sebagai berikut:
a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada
beberapa data.
b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi
harus ditulis).
c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
d) Berdasarkan frekuensi kumulatif hitunglah proporsi empirik (observasi).
e) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel Z.
f) Menghitung theoritical proportion.
71
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian
carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi.
h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak H0jika D hitung > D tabel
dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)
i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi
berikut:
Tabel 3. 7 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
X F Fk Sn(𝐗𝐢) Z 𝐅𝟎(𝐗𝐢) Sn(𝐗𝐢) - 𝐅𝟎(𝐗𝐢) [𝐒𝐧(𝐗𝐢) − 𝐅𝟎(𝐗𝐢)]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94)
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn(𝐗𝐢) = fki : n
Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = = 𝑋𝑖−�̅�
S,
dimana X̅ = ∑ Xi
n dan S =
√∑ 𝑋𝑖2−
(∑ 𝑋𝑖)2
𝑛
𝑛−1
Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva
Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi
normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan
cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).
Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai
selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D
hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara 0,886
√n .
kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
1) D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.
2) D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi
normal.
72
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok,
yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Sambas Ali Muhidin
(2010, hlm. 96) menyatakan “pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa
skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”. Pengujian homogenitas
digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil
penelitian.
Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan
bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila
nilai hitung 𝜒2> nilai tabel𝜒2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen
ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :
𝜒2 = (ln10) [𝐵 − (∑ 𝑑𝑏. 𝑙𝑜𝑔𝑆𝑖2)]
Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 294)
Dimana :
Si2 = Varians tiap kelompok data
dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = (log 𝑆𝑔𝑎𝑏2 ) (∑ 𝑑𝑏𝑖)
S2gab = Varians gabungan = 𝑆𝑔𝑎𝑏
2 = ∑ 𝑑𝑏 𝑆𝑖
2
∑ 𝑑𝑏
Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295), langkah-
langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah
sebagai berikut :
a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap
kelompok tersebut.
b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan,
dengan model tabel sebagai berikut :
c)
d) Tabel 3. 8 Model Tabel Uji Barlett
Sampel db=n-1 𝐒𝒊𝟐 Log𝐒𝒊
𝟐 db. Log 𝐒𝒊𝟐 db.𝐒𝒊
𝟐
1
2
3
…
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑
e) Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 97)
74
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f) Menghitung varians gabungan.
g) Menghitung log dari varians gabungan.
h) Menghitung nilai Barlett.
i) Menghitung nilai 𝜒2.
j) Menentukan nilai dan titik kritis.
k) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jika nilai 𝜒2 hitung < dari nilai 𝜒2 tabel, maka H0 diterima atau variasi
data dinyatakan homogen.
2) Jika nilai 𝜒2 hitung ≥ dari nilai 𝜒2 tabel, maka H0 diterima atau variasi
data dinyatakan tidak homogen.
3.6.3 Uji Linieritas
Uji linieritas menjadi salah satu syarat untuk analisis data yang
menggunakan uji parametrik. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99)
menyatakan bahwa:
Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis
hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang
terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di
dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis).
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel terikat
dengan Variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji
kelinieran regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel
2007.
Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99-101), mengatakan bahwa
pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa
regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-
langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai
berikut:
a) Menyusun tabel kelompok data Variabel x dan Variabel y
b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus:
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) = (∑ 𝑌)2
𝑛
c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JKreg(b/a)), dengan rumus:
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎) = b.(∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋.∑ 𝑌
𝑛)
d) Menghitung jumlah kuardat residu (JKres) dengan rumus:
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑ 𝑌2 − 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏/𝑎) − 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎)
e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a (RJKreg (a)) dengan rumus:
𝑅𝐽𝐾reg (a) = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎)
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (a)) dengan
rumus:
𝑅𝐽𝐾reg (b/a) = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏/𝑎)
g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
𝑅𝐽𝐾res = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠
𝑛−2
h) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
𝐽𝐾𝐸 = ∑ {∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2
𝑛}𝑘
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil
sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKRes − JKE
j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶 = 𝐽𝐾𝑇𝐶
𝑘−2
k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
𝑅𝐽𝐾𝐸 = 𝐽𝐾𝐸
𝑛 − 𝑘
l) Mencari nilai uji F dengan rumus:
F = 𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶
𝑅𝐽𝐾𝐸
m) Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka
distribusi berpola linier.
n) Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau ∝ = 5%
menggunakan rumus: Ftabel = F(1−∝)(db TC,db E) dimana db TC = k-2 dan
db E = n-k
o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat
kesimpulan.
1) Jika Fhitung<Ftabel , maka dinyatakan berpola linier.
2) Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka dinyatakan tidak berpola linier.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin
(2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian”.
Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan
membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data
deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
76
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.1 Analisis Data Deskriptif
Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui
statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median
atau modus.
Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1
dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis
deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai komunikasi pembelajaran
dan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata
Lembang. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,
digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari
responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan
kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-
masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) yaitu
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:
SK=ST x JB x JR.
Ket:
SK = Skor Kriterium
ST = Skor Tertinggi
JB = Jumlah Bulir Soal
JR = Jumlah Responden
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk
mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:
∑xi= x1 x2 x3 ......+x37.
Keterangan :
X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x
X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden
c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut:
1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah
Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR
Sangat Rendah : K = SR x JB x JR
2) Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus :
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
R = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
5
78
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai
kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.
3.7.2 Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan minimal
untuk data interval dan ratio serta statistik non parametris yang digunakan untuk
data nominal dan ordinal. Dalam penelintian ini menggunakan analisis parametris
karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3,
yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif komunikasi pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan
statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-testdan t-test terhadap
koefisien regresi.
Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka
dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk
melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai
variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).
3.8 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Untuk menguji adanya hubungan
antar variabel maka perlu melakukan uji hipotesis. Dengan pengujian tersebut
maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu
hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.
Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) terhadap variabel Y
(Motivasi belajar siswa).
79
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 43), langkah-langkah pengujian
hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:
1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1
𝐻0 : 𝛽 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Komunikasi
Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar
Siswa (variabel Y).
H1 : β > 0 : Terdapat pengaruh yang positif Komunikasi
Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar
Siswa (variabel Y).
Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= 0,05
2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna
untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan
regresi sederhana adalah:
Ŷ = a + bX
Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga)
a : penduga bagi intersap (α)
b : penduga bagi koefisien regresi (β)
𝑎 = ∑ 𝑦−𝑏 ∑ 𝑥
𝑁= Υ − 𝑏Χ dan 𝑏 =
𝑁.(∑ 𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑁.∑ 𝑥2−(∑.𝑥)2
3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah
uji F, yaitu F = 𝑆1
2
𝑠22
Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Menghitung jumlah kuadran regresi (𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)) dengan rumus:
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) = (∑ 𝑌)2
𝑛
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JKreg(b l a)), dengan rumus:
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎) = b.(∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋.∑ 𝑌
𝑛)
c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus:
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑ 𝑌2 − 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎) − 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg (a)), dengan
rumus:
𝑅𝐽𝐾reg (𝑎) = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (a)), dengan
rumus:
𝑅𝐽𝐾reg (b/a) = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎)
80
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres), dengan rumus:
𝑅𝐽𝐾res = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠
𝑛−2
g. Menghitung F, dengan rumus: F =
𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (
𝑏𝑎)
𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠
4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk
dbreg = 1 dan dbreg = n – 2
5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1−a) (dbreg(
b
a)(dbres)
Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ Ftabel , maka tolak H0 yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komunikasi pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa
6. Membuat kesimpulan.
Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari
dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam
penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh
Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 26), seperti berikut:
r𝑥𝑦=𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
√[𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2
] . [𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2]
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan
variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1.
Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua
variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan
penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.
a) Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan positif
b) Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan negatif.
c) Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali
atau sangat lemah.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap
variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:
KD = r2 x 100%
dimana:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
Top Related