BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 3 Juni 2009 jam
09.00 WIB dan memperoleh data-data dari catatan keperawatan dan catatan medis,
serta wawancara dengan keluarga pasien.
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Tgl. Masuk : 3 – 6 – 2009
No. Register : 263207
Da. Medis : TB. Paru
Pekerjaan : Petani
Tgl. Pengkajian : 3 Juni 2009
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Umur : 42 th
41
Alamat : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Hub. Dengan klien. : Anak
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan batuk berdahak dan sesak napas.
2. Riwayat penyakit sekarang
+ 1 hari yang lalu klien merasa badan lemas, dada berdebar-debar, sesak
napas , batuk disertai dahak kental berwarna putih, nafsu makan berkurang.
Kemudian diperiksa ke dokter umum setelah mendapat terapi dan tidak
berhasil klien dirujuk ke RS. Roemani Semarang dan dirawat diruang
Khodijah kelas III dan mendapat terapi infus RL – D5 16 tpm, O2 2 l/pm.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
+ 5 bulan yang lalu klien sering sesak napas, badan terasa lemas, batuk
disertai dahak kental berwarna putih, nafsu makan berkurang. Kemudian
klien periksa ke dokter umum dan tidak kunjung sembuh. Klien tidak
memiliki penyakit hipertensi, jantung, DM.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita
klien, tidak ada keturunan DM, hipertensi, asma, jantung.
42
C. Pola Fungsional
a). Pola Persepsi dan Manajemen kesehatan
Klien mengatakan bahwa sakit yang dialami karena klien dulu bekerja di
sawah dan sering menumbuk padi, klien sering tidur dilantai hingga saat ini
klien sering merasa sesak napas dan batuk-batuk, klien biasanya dulu waktu
sakit, misalkan batuk hanya membeli obat diwarung, karena penyakitnya
tidak kunjung sembuh klien memeriksakan penyakitnya ke dokter umum.
b). Pola nutrisi
Klien mengatakan sebelum dirawat di RS, klien makan 3x sehari berupa nasi,
sayur, lauk kadang buah tidak ada makanan pantangan minum rata-rata 7-8
gelas air putih per hari. Namun selama sakit klien mengatakan nafsu makan
menurun terkadang mual-muntah. Klien hanya menghabiskan ½ porsi makan
yang diberikan sebelum sakit BB 50 kg dan waktu pengkajian BB 40 kg
dengan tinggi badan 150 cm.
c). Pola Eliminasi
Klien mengatakan sebelum sakit BAB dilakukan 1-2 kali sehari sesuai
dengan kebutuhan. Saat dikaji klien mengatakan BAB 1x sehari konsentrasi
lunak dan BAK 7-8 x sehari dengan konsistensi kuning pekat.
d). Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien bekerja, aktivitas klien dilakukan secara mandiri saat di
RS dirawat klien hanya tidur saja ditempat tidur dan klien tampak lemah,
aktivitas pasien terbatas untuk kebutuhan sehari-hari dibantu oleh keluarga.
43
e). Pola Istirahat Tidur
Klien mengatakan bahwa sebelum sakit klien terbiasa tidur 7-8 jam/hari dari
jam 21.00 – 05.00 pagi. Klien tidak terbiasa tidur siang. Sesudah sakit
kebutuhan tidurnya terganggu, klien sering terbangun, klien tidur + 5-6 jam.
f). Pola Persepsi Kognitif
Semua indera klien masih berfungsi dengan baik klien sering merasakan
nyeri didada dan terasa panas
P : nyeri bertambah saat klien beraktivitas
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada dada bagian kanan atas
S : Skala nyeri 5
T : Intemitten
Pengetahuan klien tentang penyakitnya kurang, ini dibuktikan dengan klien
banyak bertanya tentang penyakitnya kepada perawat dan berharap agar
penyakitnya cepat sembuh. Klien juga belum mengetahui tentang cara
mencegah penularan TBL seperti : cara meludah , membuang dahak/sputum,
cara batuk dan perawatan dirumah
g). Pola Persepsi Konsep Diri
Klien merasa bahwa hidupnya sangat berarti, karena sangat mensyukuri
rahmat yang diberikan Tuhan padanya dan klien selalu tegar dalam
menghadapi cobaan. Klien tidak putus asa/mundur dengan sakit yang
dialaminya.
44
h). Pola hubungan peran
Klien mengatakan sering berinteraksi dengan keluarganya dan masyarakat
sekitarnya, misalnya ikut dalam pengajian di masjid. Klien tidak mengalami
hambatan dalam berhubungan dengan lingkungan RS, hal ini dibuktikan klien
sering tersenyum dan sesekali ngobrol dengan teman sekamar juga dengan
perawat sangat baik.
i). Pola Reproduksi dan seksual
Klien adalah ibu dari 3 orang anak, klien merasa terganggu dalam pemenuhan
kebutuhan seksual sebelum sakit dan setelah sakit, karena klien sekarang
sudah menoupause dan sudah termasuk lansia oleh karena itu klien sudah
tidak melakukan pemenuhan kebutuhan seksual, tetapi klien selalu mendapat
perhatian dan kasih sayang dari keluarga begitu pula sebaliknya.
j). Pola Koping Toleransi
Klien sudah brusaha tegar, tapi jika sesaknya kambuh raut muka klien tampak
lemas dan klien selalu memanggil anaknya untuk menunggu disampingnya.
k). Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien adalah seorang yang beragama islam dan rajin beribadah sebelum atau
selama sakit klien selalu berdoa agar diberi kesehatan selama dirawat Selama
dirawat klien melaksanakan ibadah tergantung kondisi kesehatan
D. Pemeriksaan
KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
45
TTV : TD : 120/90 mmhg S : 36,7oC
N : 88 X/mnt RR : 20 x/mnt
Kepala : Mesochepal, kulit kepala cukup bersih, rambut cukup bersih.
Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada secret yang keluar dari
telinga
Mata : konjungtiva anemis, selera tidak ikterik
Hidung : tidak ada cuping, tidak ada secret yang keluar dari hidung
Mulut : bibir terlihat kering, mukosa mulut lembab, kebersihan kurang
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, integritas kulit baik.
Dada : a. Paru – paru
- Inspeksi : dada simetris, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan, frekuensi 20 x/mnt, ekspirasi
memanjang.
- Palpasi : ada peregangan intercosta saat inspirasi, ada
nyeri tekan. Stem fremitus antara paru-paru
kanan dan kiri berbeda, paru-paru kanan berisi
penumpukan sekret sehingga ada getaran/
hambatan, sedangkan paru kiri berisi udara,
sehingga suara terdengar nyaring.
- Auskultasi : ada suara wheezing, tidak ada ronchi, vesikuler
ada suara nafas panjang
- Perkusi : suara paru pekak.
46
b. Jantung
- Inspeksi : simetris, tidak tampak ictus cordis, IC teraba di
Sie V LMes
- Palpasi : tidak ada pembesaran jantung
- Perkusi : redup
- Auskultasi : bunyi vesikuler
Abdomen : - Inspeksi : simetris, tidak ada massa, tidak ada acites.
- Palpasi : tak teraba adanya pembesaran hepar, tidak ada nyeri
tekan.
- Perkusi : suara tympani.
- Auskultasi : peristatik usus normal, frekuensi 7 x/menit
Genetalia : bersih, tidak ada kelainan
Ekstrenitas : - atas : tangan kanan terpasang infus, tetesan lancar akral hangat
- bawah : tidak ada lesi, tidak ada edema
Kulit : tidak ada lesi, turgor kulit baik, warna sawo matang
Anus : tidak ada hemoroid, anus bersih
Hasil observasi : sputum warna putih kental
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium Tgl 03-juni 2009 jam 08:40
Px Hematologi Hasil Normal Satuan
- Haemoglobin
- Leukosit
12-7
4.300
12-16
4.000.11.000
g/dl
/mm3
47
- Trombosit
- Hematokrit
- Eosinofil
- Basofil
- N-Segmen
- Limfosit
- Monosit
- LED
- Eryfrosit
- MCU
- MCH
- MCHC
Kimia darah
- GDS
300.000
39.8
10
0
60
24
6
-
4.60
86
27
32
116
150.000-450.000
35-55
0-55
0-2
36-66
22-40
2-8
0-20
4.00-6.20
80-100
26-34
31-35
80-100
%
%
%
%
%
%
%
mm/jam
Jt/mm3
nm3
pg
g/dl
mg/dl
2. Therapy
- Infus RL – DS 16 tpm
- O2 2 L/pm
- Injeksi : - Vit. C 3.1
- Soclaf 2.1
- Nebulizer, Ventolin Pulmicord 3.1
3. Hasil Pemeriksaan Radiologi
Foto Thorax : proses spesifik duplek.
48
4. Foto Pemeriksaan EKG
Dalam batas normal tidak ada kelainan.
5. Diit
Tinggi kalori tinggi protein (2.100 kal).
F. Pengelompokan data
Tgl/hari Data Subyektif Data Obyektif TTD
3 Juni 2009
Rabu 09.00
DS :
- Klien mengatakan
sesak nafas dan batuk
mengeluarkan sputum
- Klien mengatakan
nafsu makan
menurun, makan tidak
habis, sering mual dan
kadang muntah
- Klien mengatakan
nyeri pada dada dan
terasa panas
- Klien mengatakan
kurang tahu tentang
penyakitnya
Klien juga mengatakan :
DO :
- Batuk Produktif
- Sputum warna
putih kental
- Ekspirasi
memanjang suara
nafas tambahan
whezing
- Klien habis ½
porsi setiap
kalimakan
- Mukosa bibir
kering
- Konjungtiva
anemis
- Pasien kadang
49
- Belum mengetahui
tentang cara
pencegahan penularan
TBC seperti :
- Cara meludah,
membuang
dahak/sputum, cara
batuk dan perawatan di
rumah
tampak memegangi
dadanya
- Pasien tampak
lemah
- BB : 40 kg
- Klien bertanya
tentang
penyakitnya yang
di deritanya
Belum tahu tentang
cara penularan TBC,
seperti cara mudah,
membuang
dahak/sputum, cara
batuk dan perawatan
dirumah
P : nyeri bertambah
saat beraktivitas
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan
pada dada bagian
kanan atas
50
S : skala nyeri 5
T : intermitten
G. Analisis Data
No Data Problem Etiologi
1 DS : Klien mengatakan sesak
nafas dan batuk
mengeluarkan dahak putih
kental
DO : - Batuk produktif
- Sputum Warna putih
kental
- Ekspirasi memanjang
suara nafas tambahan
wheezing
- Perkusi: Suara paru pekak
- Palpasi : ada peregangan
intercosta saat inspirasi
- Bersihkan jalan
nafas tidak
efektif
Penumpukan
sekret pada jalan
napas,
hipersekresi
2 DS : Klien mengatakan nafsu
makan menurun, sering
mual dan kadang muntah,
lemah
DO : - klien habis ½ porsi setiap
- Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Intake nutrisi
kurang, anoreksia
51
kali makan
- mukosa bibir kering
- konjungtiva anemis
- BB : 40 turun 10 Kg
BB I : 45-55 Kg;
IMT =0,22 kg/m
3 DS : Klien mengatakan dada
terasa nyeri dan panas
DO : klien sering memegangi
dadanya
P : nyeri bertambah saat
beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan pada dada
bagian kanan atas
S : skala nyeri 5
T : intermitten
- Terdapat banyak sekret
di paru kanan
- Suara paru pekak, ada
getaran
- Gangguan rasa
nyaman, nyeri
(kemeng)
Kerusakan
parenchim paru
4 DS : Klien mengatakan kurang
tahu tentang penyakitnya
- Kurang
pengetahuan
Kurang mengenal
sumber informasi
52
Cara mencegah
penularan, cara merawat
TBC, cara membuang
dahak, cara batuk yang
benar
DO : Klien sering bertanya
kepada perawat tentang
penyakitnya.
Cara mencegah penularan,
cara merawat TBC, cara
membuang dahak, cara
batuk yang benar
tentang
penyakitnya dan
pengobatannya
tentang penyakit
TBC
H. Diagnosa keperawatan
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
pada jalan nafas ditandai dengan klien sesak nafas, batuk mengeluarkan
sputum warna putih kental, ekspirasi memanjang, suara nafas tambahan
wheezing.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi kurang karena anoreksia, ditandai dengan nafsu makan menurun,
sering mual kadang muntah, makan habis ½ porsi, mukosa bibir kering,
konjungtiva anemis BB 40 kg.
53
3. Gangguan rasa nyaman, nyeri (kemeng) berhubungan dengan kerusakan
parenchim paru ditandai dengan klien mengatakan dada terasa nyeri dan
panas dan klien sering memegangi dadanya.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan
kurang informasi tentang penyakit khususnya TBC ditandai dengan klien
mengatakan kurang tahu tentang penyakitnya, klien bertanya tentang penyakit
yang dideritanya.
I. Perencanaan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
pada jalan nafas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
bersihkan jalan nafas menjadi efektif
KH : Klien menyatakan tidak sesak nafas, wheezing hilang, klien tidak
menggunakan O2, sekrel menjadi encer, ventilasi maksimal dalam
bernafas. frekuensi bernafas dalam batas normal 18-24 x/”.
Intervensi dan Rasional
a). Kaji pernafasan, frekuensi, irama kedalaman bunyi nafas.
b). Berikan posisi semi towler
c). Latih pasien batuk efektif, catat kemampuan untuk mengeluarkan
mukosa.
d). Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari dalam keadaan
hangat.
54
e). Kolaborasi dan untuk melembabkan udara /O2 inspirasi.
2. Nutrisi dari kebutuhan tubuh badan intake nutrisi kurang karena anoreksia
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
KH : - Nafsu makan meningkat, makan habis 1 porsi, BB meningkat,
- Klien menyukai diit yang diberikan, anoreksia, mual muntah
hilang, meningkatkan rasa nyaman pada mulut, nutrisi adekuat.
Intervensi dan Rasional
a). Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan
dan derajat kekurangan berat badan, riwayat mual muntah.
b). Pastikan diet yang bisa klien sukai/yang disukai.
c). Selidiki anoreksia mual muntah, volume konsistensi feses.
d). Berikan perawatan mulut.
e). Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi kalori tinggi
protein.
f). Kolaborasi rujuk ke ahli gizi/ menentukan komposisi diet.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri (kemeng) berhubungan dengan Kerusakan
perenchim paru
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, rasa
nyaman terpenuhi.
KH : pasien tidak merasa panas dan kemeng pada dada, pasien tidak
memegangi dadanya, pasien sedikit meringis, skala nyeri 3, posisi
55
Pasien nyaman, TTV dalam batas normal TD: 120/80 mmHg,
S:36-37oC, N=80-150 x/”, RR: 18-24 x /”.
Intervensi dan Rasional
a) Kaji tingkat nyeri.
b) Atur posisi senyaman mungkin.
c) Alihkan perlahan bila nyeri datang (teknik destraksi dan relaksasi).
d) Anjurkan untuk napas panjang bila nyeri datang.
e) Pantau tanda-tanda vital
f) Kolaborasi pemberian analgetik dengan tim medis lain.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan
kurang informasi tentang penyakit khususnya TBC.
Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah (tentang penyakit TBC)
KH : Klien mengerti tentang cara penularan TBC, cara merawat TBC,
cara membuang dahak/sputum, cara batuk yang benar, klien
mengerti tentang pemberian obat TBC yang meliputi dosis obat
frekuensi pemberian, cara kerja, waktu pengobatan, klien
mengatakan mengerti tentang penyakit TBC, melakukan
perubahan pola hidup untuk memperbaiki kesehatan
umum/tentang penyakit TBC.
Intervensi dan Rasional
a). Beri penjelasan tentang penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui
drople udara selama batuk, bersih, meludah dan bicara.
56
b). Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, contoh : masker atau isolasi
pernafasan.
c). Anjurkan klien untuk batuk/bersin dan mengeluarkan ludah, kaji
pembuangan tisu sekali pakai dan teknik mencuci tangan yang tepat .
d). Beri penjelasan tentang pentingnya tidak menghentikan terapi obat.
e). Jelaskan dosis, obat frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan
alasan pengokohan lama
f). Kaji bagaimana TB ditularkan kepada orang lain.
J. Implementasi
NO Dx Waktu Tindakan Respon Klien TTD
I 4-6-2009
09.00
Mengkaji KU pasien S : -
O : klien tampak lemah
dan tiduran
09.30 Mengkaji frekuensi
pernafasan, irama,
kedalaman, bunyi, nafas
S : Klien mengatakan
sesak nafas
O : Pemanfaatan cepat
dangkal, terdengar
wheezing
10.00 Memberi posisi semi
fowler
S : klien mengatakan
nyaman dan enak
O : Posisi klien semi
fowler
57
10.10 Melatih klien untuk
batuk efektif dan nafas
dalam
S : Klien mengatakan
bersedia
O : klien kesulitan
melakukannya
II 11.00 Mengkaji status nutrisi
klien
S : klien mengatakan
tidak nafsu makan,
perut mual
O : Pasien makan ½
porsi
11.30 Memotivasi klien untuk
makan sedikit tapi
sering, menyediakan diet
TKTP
S : Klien mengerti
O : Makan habis ½
porsi
III 12.00 Mengkaji tingkat nyeri
klien
S : Klien mengatakan
nyeri dada dan
panas
O : P : Nyeri
bertambah saat
beraktivitas
Q : Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri pada
dada bagian
58
kanan atas
S : skala nyeri 5
T : intermitten
IV 13.00 Memberikan pengertian
terhadap proses
penyembuhan
S : klien mengerti
O : klien mengangguk
I 5-6-2009
08.30
Mengkaji pernafasan S : klien mengatakan
masih sesak nafas
O : sekret dapat
keluar, terdengar
suara wheezing
08.45 Memberi posisi semi
fowler
S : klien mengatakan
bersedia
O : posisi semi fowler
09.00 Melatih klien batuk
efektif dan nafas dalam
S : Klien mengatakan
bersedia
O : Klien dapat batuk
efektif dan hafal
dalam
II 11.00 Mengkaji status nutrisi S : Klien mengatakan
nafsu makan
bertambah,
konjungtiva
59
anemis
O : Makan habis ½
porsi
III Mereview pengetahuan
klien tentang
penyakitnya
S : Klien mengatakan
tidak tahu dan
tidak pernah
mendapat
informasi tentang
penyakitnya
O : klien tidak bisa
menjawab
pertanyaan
IV 12.15 Memberi penjelasan
tentang penyebab
penularan, perawatan
S : Klien mengatakan
mendengarkan
penjelasan perawat
O : klien kooperatif
dan mendengarkan
III 12.30 Mengalihkan perhatian
nyeri dengan teknik
diftraksi dan relaktasi
S : klien mengatakan
bersedia
O : klien terlihat
melakukan teknik
tersebut
- Klien terlihat agak
60
nyaman
III 13.000 Memantau tanda-tanda
vital pasien
S : -
O : 130/90 mmHg
S : 368 oC
N : 88 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
I 6-6-2009
08.30
Mengkaji pernafasan S : Klien mengatakan
sesak berkurang
O : Sekret dapat
keluar, wheezing
masih terdengar
sedikit
08.45 Memberi posisisemi
fowler
S : Klien mengatakan
bersedia
O : posisi klien semi
fowler
09.00 Melatih klien batuk
efektif dan nafas dalam
S : Klien mengatakan
bersedia
O : Klien dapat batuk
efektif dan nafas
dalam
II 11.00 Mengkaji status nutrisi S : klien mengatakan
nafsu makan mulai
61
bertambah
O : konjungtiva
anemis, makan
habis ½ porsi
11.05 Menganjurkan makan
sedikit dan sering
menyediakan diet TKTP
S : klien mengerti
O : Klien mengangguh
IV 12.00 Mereview pengetahuan
klien tentang
penyakitnya
S : Klien mengatakan
tidak tahu dan
tidak pernah
mendapat
informasi tentang
penyakitnya
O : Klien tidak bisa
menjawab
pertanyaan
IV 12.15 Memberi penjelasan
tentang penyebab
penularan, perawatan
S : Klien mengatakan
mau
mendengarkan
D : Klien kooperatif
dan mau
mendengarkan
III 12.30 Mengalihkan perhatian S : Klien mengatakan
62
nyeri dengan teknik
distraksi dan relaksasi
bersedia
O : Klien terlihat
nyaman
III 13.00 Memantau tanda-tanda
vital pasien
S : -
O : TD : 130/80
mmHg
N : 88x/”
S : 368O C
RR : 20 x /”
1 7-6-2009
08.30
Mengkaji pernafasan S : Klien mengatakan
sesak berkurang
O : Sekret dapat
keluar, wheezing
hilang
08.45 Memberi posisi semi
fowler
S : Klien mengatakan
bersedia
O : posisis klien sesuai
fowler
S : klien menyatakan
akan mencoba
O : klien dapat batuk
efektif san nafas
63
dalam
11 11.00 Mengkaji status nutrisi S : Klien mengatakan
nafsu makan
bertambah, BB :
43 kg
O : konjungtiva
anemis, makan
habis 1 porsi
11.05 Menganjurkan makan
sedikit dan sering
menyediakan diet TKTP
S : klien mengatakan
nafsumakan mulai
bertambah
O : klien tampak
makan yang telah
disediakan dan
habis 1 porsi
III 12.00 - Mengkaji tingkat nyeri
- Memantau TTV
S : Klien mengatakan
nyeri berkurang
O : Klien terlihat rileks
P : Nyeri berkurang
saat digerakkan
Q : nyeri tidak seperti
ditusuk-tusuk
64
R : nyeri dirasakan
pada dada kanan
S : skala nyeri 3
T : internitten
TD : 130/80 S : 3680C
N : 88x/mnt
RR: 20x/mnt
IV 12.30 Menjelaskan tentang
pengobatan pencegahan
prores penyakit
S : klien mengatakan
mengerti
penjelasan perawat
O : Klien dapat
mengubah
beberapa informasi
tentang
pengobatan
pencegahan
EVALUSI
No WAKTU EVALUASI TTD
1 7-6-2009
14.00
S: Klien mengatakan tidak sesak nafas,
sputum berkurang, bila batuk dapat
keluar, sekret menjadi encer,
frekuensi bernafas normal nafas tidak
65
tersengal-sengal.
O: Wheezing hilang, sekret terlihat
encer, sputum atau dahak dapat
keluar, nafas terlihat normal,
frekuensi nafas dalam batas normal.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi yang ada
1. kaji pernafasan
2. posisi semi towler
3. latih batuk efektif dan nafas
dalam pasien
Lanjutkan intervensi
1. Pertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 ml/hari dalam
keadaan hangat.
2. Kolaborasi dan untuk
melembabkan udara /O2 inspirasi
II 14.00 S: Klien mengatakan nafsu makan
bertambah BB 40 kg menjadi 43 kg,
badan tidak lemas lagi.
O: Klien makan habis 1 porsi, mukosa
bibir lembab konjungtiva tidak
anemis, klien terlihat tidak lemah,
66
berat badan klien bertambah 3 kg.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Pertahankan kondisi yang ada,
1. Kaji status nutrisi
2. Anjurkan makan sedikit tapi
sering
Lanjutkan intervensi
1. Sediakan makan semenarik
mungkin
2. pastikan diet yang klien sukai
3. Berikan perawatan mulut
III 14.00 S:
Klien mengatakan nyeri berkurang,
klien mengatakan tidak merasa panas
dan kemeng pada dada. Pasien
mengatakan tidak memegangi
dadanya, pasien tidak meringis
kesakitan lagi, pasien mengatakan
posisi sudah nyaman
O: P:
Q:
R:
Nyeri berkurang saat digerakkan
Nyeri tidak lagi seperti ditusuk-
tusuk
Nyeri dirasakan pada dada
sebelah kanan atas
67
S:
T:
Skala nyeri 3
Intermitten
Klien terlihat rileks, TD: 130 S:
388 , N: 80%, RR:20 11/mm,
klien tidak meringis kesakitan,
klien tidak memegangi dadanya,
pasien sudah tidak merasa panas
dan kemeng pada dadanya lagi.
A Masalah teratasi sebagian
P: Pertahankan kondisi yang ada,
1. Dari karakteristik /nyeri
2. Ajarkan teknik distraksi relaksasi
3. Pantau TTV
Lanjutkan intervensi
1. atur posisi pasien senyaman
mungkin
2. anjurkan untuk nafas panjang jika
nyeri datang
3. kolaborasi pemberian analgesik
dengan tim medis lain.
IV 14.00 S: Klien mengatakan pengetahuannya
bertambah, dapat menjelaskan
beberapa hal yang sudah diterima,
68
patuh pada pengobatan, perawatan
dan mencegah penularan, berharap
bisa sembuh
O: Klien dapat mengulang kembali
bberapa hal tentang penyakitnya,
pengobatan, perawatan, penularan
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi yang telah ada
1. Menjelaskan tentang pengobatan,
pencegahan, proses penyakit TBC
2. Beri penjelasan tentang penyebab
penyakit, penularan, perawatan
TBC
Lanjutkan intervensi
1. kaji tindakan kontrol infeksi
sementara
2. anjurkan klien untuk batuk,
membuang ludah, kaji
pembuangan tisu dan cuci tangan
secara tepat.
3. jelaskan dosis, pemberian
frekuensi obat, cara kerja, waktu
pemberian obat TBC
69
70
Top Related