DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU90
BAB III
TEMA
3.1. TEMA DALAM ARSITEKTUR
Merancang dengan tema berarti mengusulkan salah satu kemungkinan perwujudan dari gagasan (Ir. Josef Prijotomo, M. Arch,
dosen Arsitektur ITS). Menurut Gunawan Tjahyono, “Tema dalam arti purbanya lebih merupakan pijakan bagi sebuah tajuk. Dari
situlah kita yang terlibat dalam kehadirannya berangkat untuk melakukan bahasan, ulasan, dan tindakan (intelektual). Dengan
demikian, tema melandaskan seluruh olahan berkarya dan tindakan intelektual atau seni. Dari contoh yang sama, dalam bidang
arsitektur, tema dapat melandasi tindakan berarsitektur.” (Kilas Jurnal FTUI, Januari 2000, volume 2 nomor 1, halaman 79)
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU91
Arsitektur adalah dunia yang tidak bisa dilepaskan dari tema, karena dengan tema itulah kehadirannya dapat lebih bermakna.
Lebih daripada itu arsitektur adalah dunia yang di dalamnya terdapat semangat untuk terus mencari sesuatu yang baru dan semangat
untuk mencari jawaban.” (AMI – Arsitek Muda Indonesia, Penjelajahan 1990 – 1995, Subur, Jakarta, 1995).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, tema adalah :
Pokok pikiran, dasar cerita ( yang dipercakapkan ) dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan lain – lain.
Bertema, berarti mempunyai tema.
Bertemakan, berarti berlandaskan tema.
Tema berasal dari bahasa Yunani yaitu Tithenai yang berarti meletakkan, dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Theme
yang selanjutnya kita kenal dengan istilah tema yang memiliki arti apa yang diletakkan, dinyatakan dan memposisikan sesuatu.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU92
Tema terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu :
Dari unsur teraga, nyata (seperti tema tentang flora, tema hutan, tema fauna dan lain-lain).
Dari unsur tak teraga, abstrak (seperti tema kemanusiaan, tema budaya, dan lain-lain).
Tema sebagai kerangka pendekatan penyelesaian permasalahan dapat mencakup area yang berhubungan dengan fungsi dan
bentuk, teknologi, sosial dan perilaku, budaya, serta iklim dan lingkungan. Tema dapat pula merupakan penerapan suatu teori desain,
teori arsitektur, teori pemugaran bangunan dan lingkungan, material bangunan, sistem struktur dan konstruksi, pengembangan nilai-
nilai tradisional atau hal-hal baik yang bersifat konseptual maupun teknis.
3.2. LATAR BELAKANG
Dalam arsitektur sebuah tema menjadi bagian yang penting dalam menentukan proses desain selanjutnya. Sehingga kami
merasa perlu mengambil beberapa tema yang kami anggap sesuai, baik dari segi tuntutan sebuah karya desain, lingkungan maupun
keadaan sosial. Adapun beberapa tema yang kami ajukan adalah:
A. Arsitektur Hijau
Konsep ‘green architecture’ atau arsitektur hijau menjadi topik yang menarik saat ini, salah satunya karena kebutuhan untuk
memberdayakan potensi site dan menghemat sumber daya alam akibat menipisnya sumber energi tak terbarukan. Berbagai pemikiran
dan interpretasi arsitek bermunculuan secara berbeda-beda, yang masing-masing diakibatkan oleh persinggungan dengan kondisi
profesi yang mereka hadapi.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU93
B. Arsitektur Kontesktual
Konsep yang kontekstual memandang arsitektur sebagai suatu rancangan “Baru”, sebagai bagian dari lingkungan setempat
beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan kata lain, seolah rancangan “Baru” tersebut berperan sebagai latar depan,
sedangkan lingkungan berperan sebagai latar belakang. Dalam hal ini sebuah karya arsitektur tidak bebas nilai.
Dalam konsepsi kontekstual, sikap seorang perancang secara imajiner tidak menganggap kertas untuk merancang sudah
“tidak putih” lagi. Di dalam kertas tersebut seolah telah ada latar belakang lingkungan beserta nilai-nilai yang ada, persolan arsitektur
menjadi lebih kompleks. Di mana hal-hal yang perlu masyarakat, kenangan yang melekat dalam kehidupan masyarakat setempat,
rona/setting lingkungan, nuansa dan sebagainya.
C. Struktur Sebagai Elemen Estetika
Konsep struktur sebagai elemen estetika menampilkan struktur yang tidak hanya menjadi aspek penting untuk menghadirkan
kekuatan bangunan dan biasanya selalu disembunyikan dikulit bangunan. Namun juga menjadikan struktur sebagai aksen dan
ornament pada fasad bangunan.
D. Arsitektur Kontemporer
Desain yang Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan
bentuk disain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan,
atraktif, dan sangat komplek. Permainan warna dan bentuk menjadi modal memciptakan daya tarik bangunan. Selain itu permainan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU94
tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah
arsitektur modern. Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang up to date, tapi dalam disain kerap
dibedakan. Istilah ini digunakan untuk menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk
maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai.
E. Arsitektur High Tech
Secara umum high-tech adalah sistem penggunaan teknologi tinggi, akan tetapi pada kenyataannya high tech memiliki
pengertian yang tidak terbatas dan tidak hanya dengan memandang high-tech sebagai bentuk penggunaan teknologi tinggi mengingat
perkembangan teknologi selalu mengalami siklus penyempurnaan hingga ke fase yang lebih tinggi (canggih) sehingga pandangan
umum ini tidak pernah memunculkan kesimpulan yang pasti dan tepat.
F. Arsitektur Post Modern
Arsitektur Post modern menurut Charles Jencks adalah campuran antara macam-macam tradisi dan masa lalu. Post –
Modernisme adalah kelanjutan dari modernisme, sekaligus melampaui modernisme. Ciri khas karya-karyanya adalah makna ganda,
ironi, banyaknya pilihan, konflik, dan terpecahnya berbagai tradisi, karena heterogenitas sangat memadai bagi pluralisme.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU95
3.3. ARSITEKTUR HIJAU
A. Pengertian
Arsitektur hijau ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam
maupun manusia
dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan
sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat
keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Arsitektur hijau
dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang.
Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan sama juga dengan manfaat sosial.
Persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup.
B. Prinsip – prinsip pada Arsitektur Hijau
Penjabaran prinsi-prinsip arsitektur hijau beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert
Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:
1) Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi
yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain
bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU96
Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara
lain:
a. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
b. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat
Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau
sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
c. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol
penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat
terang tertentu.
d. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas c ahaya dan energi panas yang
berlebihan masuk ke dalam ruangan.
e. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas
cahaya.
f. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk
melalui lubang ventilasi.
g. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2) Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan
memanfaatkan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU97
kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang
sesuai kebutuhan.
3) Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi
konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4) Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus
memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5) Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU98
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru,
dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6) Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-
prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan
lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang
ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
C. Sifat – sifat pada Bangunan Bertema Arsitektur Hijau
Green architecture (arsitekture hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam
menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site.
Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material
dapat dihemat.Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high
performance building (bangunan dengan performa sangat baik).
1) Sustainable ( Berkelanjutan ).
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang
menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU99
2) Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat
ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan.
Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah
terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.
3) High performance building.
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini
adalah “High performance building”. Mengapa pada bangunan green architecture harus mempunyai sifat ini?. Salah satu fungsinya
ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam ( Energy of nature ) dan dengan
dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ).
Contohnya :
1. Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik
rumahan.
2. Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad
bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green architecture.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU100
Secara sederhana konsep green architecture ini bisa kita terapkan di dalam rancangan rumah sederhana sekalipun, hanya apakah
ada goodwill atau tidak untuk penerapannya.konsep-konsep sedrehana seperti rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya dapat
mulai diterapkan untuk mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-hari.
D. GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA (GBCI) - [Dewantoro, 2011]
Adalah lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (non-for profit) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan
masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang
berkelanjutan. GBC INDONESIA didirikan pada tahun 2009 dan diselenggarakan oleh sinergi di antara para pemangku
kepentingannya, meliputi:
Pemerintah
Kalangan industri sektor bangunan dan properti,
Profesional bidang jasa konstruksi
Institusi pendidikan dan penelitian
Lembaga ini merupakan Emerging Member dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada
Salah satu program lembaga ini adalah menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia berdasarkan perangkat
penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP. Melalui lembaga ini pemerintah menyatakan dukungannya untuk menyehatkan
kembali kondisi gedung-gedung di perkotaan dari penyakit SBS (sick building syndrome).
Aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green Building oleh tim GBCI (Green Building Council Indonesia) yang
terdiri dari :
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU101
1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)
3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management / BEM)
E. Studi Banding Bangunan dengan Tema Arsitektur Hijau
NANYANG TECHNOLOGICAL UNIVERSITY, SCHOOL OF ART, DESIGN, AND MEDIA
Gambar 3.4 School of Art, Design, and Media
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU101
1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)
3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management / BEM)
E. Studi Banding Bangunan dengan Tema Arsitektur Hijau
NANYANG TECHNOLOGICAL UNIVERSITY, SCHOOL OF ART, DESIGN, AND MEDIA
Gambar 3.4 School of Art, Design, and Media
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU101
1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)
3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management / BEM)
E. Studi Banding Bangunan dengan Tema Arsitektur Hijau
NANYANG TECHNOLOGICAL UNIVERSITY, SCHOOL OF ART, DESIGN, AND MEDIA
Gambar 3.4 School of Art, Design, and Media
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU102
Nanyang Technological University (NYU) adalah sebuah universitas riset utama di Singapura, dan Sekolah Seni, Desain dan
Media yang pertama profesional di Singapura. Kampus universitas dengan luad 200 hektar, yang dikenal sebagai kampus Yunnan
Garden di bagian selatan-barat pulau. Gedung kampus ini termasuk infrastruktur Singapura yang terbesar karena memiliki 16 asrama
untuk mahasiswa dan aula pascasarjana. NTU adalah Desa Olimpiade untuk Youth Olympic Games yang pertama kalinya pada tahun
2010. Misinya adalah untuk memelihara pemimpin kreatif dan kewirausahaan melalui pendidikan yang luas dalam berbagai disiplin.
Keterkaitan greenroof NYU dengan tema arsitektur hijau:
Atap Verdant turfed memadukan ke tanaman hijau subur dan lingkungan.
Turfed landscape sebagai pemandangan luar ruang komunal.
Atap Hijau menurunkan baik temperatur atap dan suhu lingkungan sehingga mengurangi keuntungan panas ke gedung ber-AC.
Bangunan ini berorientasi dengan fasad yang menghadap ke utara dan selatan untuk meminimalkan keuntungan surya.
Efisiensi tinggi lampu debit yang diadopsi di seluruh bangunan.
Hujan sistem pengumpulan air dipasang di atap hijau untuk irigasi.
Sensor hujan dipasang di atap hijau untuk mengotomatisasi proses irigasi dimana irigasi berhenti saat hujan.
Bangunan melengkung merangkul sebuah halaman dengan fitur air dan tanaman. Refleksi dari pohon dan alam dapat terlihat
pada eksterior semua-kaca.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU103
3.4. ARSITEKTUR KONSTEKTUAL
A. Pengertian Kontekstual
Istilah ”kontekstual” bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi keterkaitan.
Dengan kata lain konstektual bisa diartikan adanya keterkaitan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Di bidang arsitektur, dalam
sebuah proses perencanaan dan perancangan, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karya baru yang direncanakan. Hal-
hal yang mempunyai keterkaitan tersebut antara lain adalah lingkungan, budaya, gaya regional, karakter masyarakat, sejarah, dll.
Arsitektur bangunan gedung harus dirancang dengan memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada
di sekitarnya, serta harus mempertimbangkan perwujudan kualitas bangunan gedung dan lingkungan. Sehingga proses analisa
Gambar 3.5 Ground Plan Gambar 3.6 View dari Tengah Bangunan Gambar 3.7 View dari Tengah Bangunan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU103
3.4. ARSITEKTUR KONSTEKTUAL
A. Pengertian Kontekstual
Istilah ”kontekstual” bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi keterkaitan.
Dengan kata lain konstektual bisa diartikan adanya keterkaitan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Di bidang arsitektur, dalam
sebuah proses perencanaan dan perancangan, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karya baru yang direncanakan. Hal-
hal yang mempunyai keterkaitan tersebut antara lain adalah lingkungan, budaya, gaya regional, karakter masyarakat, sejarah, dll.
Arsitektur bangunan gedung harus dirancang dengan memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada
di sekitarnya, serta harus mempertimbangkan perwujudan kualitas bangunan gedung dan lingkungan. Sehingga proses analisa
Gambar 3.5 Ground Plan Gambar 3.6 View dari Tengah Bangunan Gambar 3.7 View dari Tengah Bangunan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU103
3.4. ARSITEKTUR KONSTEKTUAL
A. Pengertian Kontekstual
Istilah ”kontekstual” bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi keterkaitan.
Dengan kata lain konstektual bisa diartikan adanya keterkaitan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Di bidang arsitektur, dalam
sebuah proses perencanaan dan perancangan, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karya baru yang direncanakan. Hal-
hal yang mempunyai keterkaitan tersebut antara lain adalah lingkungan, budaya, gaya regional, karakter masyarakat, sejarah, dll.
Arsitektur bangunan gedung harus dirancang dengan memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada
di sekitarnya, serta harus mempertimbangkan perwujudan kualitas bangunan gedung dan lingkungan. Sehingga proses analisa
Gambar 3.5 Ground Plan Gambar 3.6 View dari Tengah Bangunan Gambar 3.7 View dari Tengah Bangunan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU104
penentuan bentuk dan penampilan bangunan juga harus memperhatikan karakteristik bangunan-bangunan yang terdapat di
lingkungan setempat.
Pokok-pokok pemikiran kontekstual yang mengemukakan tentang keterkaitan antara bentuk dan penampilan bangunan baru
dengan karakteristik bangunan-bangunan yang terdapat di lingkungan setempat, antara lain dikemukakan oleh:
1) Bill Raun
Kontekstual menekankan bahwa sebuah bangunan harus mempunyai kaitan dengan lingkungan (bangunan yang berada di
sekitarnya). Keterkaitan tersebut dapat dibentuk melalui proses menghidupkan kembali nafas spesifik yang ada dalam
lingkungan (bangunan lama) ke dalam bangunan yang baru sesudahnya.
Dalam pemikiran kontekstual, kehadiran bentuk bangunan bukan secara spontan, tetapi berdasarkan bentuk yang telah
diakui oleh masyarakat sekelilingnya. Prinsip ini mencakup pengertian bahwa kehadiran suatu bentuk merupakan
pengembangan atau variasi dari suatu kondisi yang telah mapan sebelumnya.
2) Stuart E Cohen
Dalam pemikiran kontekstual, menganggap bahwa salah satu metode untuk mengetahui keberadaan suatu bentuk dan bahasa
arsitektur adalah berdasarkan pengakuan secara resmi oleh masyarakat di sekitarnya. Hal ini berarti bentuk fisik yang telah
mapan adalah bentuk yang diakui dan terbiasa oleh pengamat sekitarnya.
Pemikiran secara kontekstual mempunyai prinsip bahwa bangunan yang muncul di kemudian waktu, untuk mendapatkan
pengakuan keberadaannya seharusnya merupakan tambahan yang terkait (depent addition) dari lingkungan sekitarnya.
Pemikiran kontekstual menganjurkan para arsitek dan perancang untuk melihat dan mempelajari bangunan tradisional,
bentuk-bentuk asli, material setempat, untuk menangkap nafas dan ciri kha s dari bentuk fisik lingkungan.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU105
Untuk membentuk keterkaitan dalam kontekstual dapat diperoleh melalui proses analogi dan seleksi bentuk arsitektur
setempat yang telah sesuai dan diakui oleh masyarakat dan lingkungan.
3) Brent C Brolin
Seorang arsitek atau perencana bangunan dianjurkan untuk memperhatikan dan menghormati lingkungan fisik sekitarnya,
mengutamakan kesinambungan visual antara bangunan baru dengan bangunan, landmark dan gaya setempat yang
keberadaannya telah diakui sebelumnya.
Berdasarkan uraian tentang kontekstual seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan adanya fungsi prinsip-prinsip kontekstual,
sbb:
Untuk menghadirkan bangunan yang memperhatikan kondisi sekelilingnya sehingga keberadaannya serasi dan menyatu, dan
dengan demikian potensi dalam lingkungan tersebut tidak diabaikan.
Membentuk satu kesatuan citra oleh pengamat dalam suatu kawasan dan lingkungan, yang terbentuk dari suatu komposisi
bangunan dengan periode keberadaan yang berlainan. Kesatuan citra oleh pengamat, terbentuk karena komposisi fisik yang
dilihatnya mempunyai kesinambungan, meskipun keberadaannya tidak secara bersamaan.
B. Karakteristik Kontekstual
Adapun ciri – ciri dari kontekstual adalah:
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU106
Adanya pengulangan motif dari desain bangunan sekitar.
Pendekatan baik dari bentuk, pola atau irama, ornament, dan lain - lain terhadap bangunan sekitar lingkungan, hal ini untuk
menjaga karakter suatu tempat.
Meningkatkan kualitas lingkungan yang ada.
C. Unsur – Unsur Kontekstual
Yang perlu diperhatiakan dalam kontekstual adalah :
Irama
Irama adalah sebagai pengulangan garis, bentuk, wujud, atau warna secara teratur dan harmonis.
Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan mengelompokkan unsur – unsur di dalam suatu komposisi acak menurut:
Kedekatan atau keterhubungan satu sama lain, dan
Karakteristik visual yang dimiliki bersama
Sifat fisik dari bentuk dan ruang arsitektur yang dapat diorganisir secara berulang adalah:
Ukuran
Bentuk wujud
Karakteristik detail
Datum
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU107
Suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk menghubungkan unsur - unsur lain di dalam suatu
komposisi. Datum mengorganisir suatu pola acak unsur – unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang konstan.
Sebagi contoh, garis – garis lagu berfungsi sebagai suatu datum yang memberi dasar visual untuk membaca not dan irama secara
relatif nada – nada yang ada. Pada sebuah organisasi acak dari unsur – unsur yang tidak sama, sebuah datum dapat mengorganisir
unsur – unsur ini menurut cara – cara berikut:
Garis
Sebuah garis dapat memotong atau membentuk sisi – sisi bersama suatu pola; garis – garis grid dapat membentuk sebuah bidang
penyatu yang netral dari suatu pola.
Bidang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola unsur – unsur di bawahnya atau berfungsi sebagai latarbelakang dan membatasi unsur
– unsur di dalam bidangnya.
Ruang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola – pola di dalam batas–batasnya atau mengorganisir mereka sepanjang sisi – sisinya.
D. Pembagian Arsitektur Kontekstual
Arsitektur kontekstual dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Contras (kontras / berbeda)
Kontras dapat menciptakan lingkungan urban yang hidup dan menarik, namun dalam pengaplikasiannya diperlukan kehati –
hatian hal ini agar tidak menimbulkan kekacaun. Hal ini sesuai dengan pendapat Brent C. Brolin, bahwasannya kontras bangunan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU108
modern dan kuno bisa merupakan sebuah harmosi, namun ia mengatakan bila terlalau banyak akan mengakibatkan ”shock effect”
yang timbul sebagai akibat kontas. Maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang muncul adalah chaos.
2. Harmony (harmoni / selaras)
Ada kalanya suatu lingkungan menuntut keserasian / keselarasan, hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga keselarasan
dengan lingkungan yang sudah ada. Bangunan baru lebih menghargai dan memperhatikan konteks / lingkungan dimana bangunan itu
berada. Sehingga kehadiran satu atau sekelompok banguanan baru lebih menunjang daripada menyaingi karakter bangunan yang
sudah ada walupun terlihat dominan (secara Kuantitatif).
E. Aspek- aspek yang menjadi pedoman arsitektur kontekstual
Pertama, mengambil motif-motif desain setempat, seperti bentuk massa, pola atau irama bukaan,
dan ornamen desain yang digunakan. Salah satu contoh pendekatan ini adalah rumah-rumah di Rumah-
rumah tersebut merupakan bangunan baru yang mengadaptasi gaya Renaisans yang ingin menggantikan
bangunan lama yang hancur saat Perang Dunia II. Kontinuitas visual terlihat dari bentuk massa dan
irama bukaan atau jendela .
Kedua, menggunakan bentuk-bentuk dasar yang sama, tetapi mengaturnya kembali sehingga tampak berbeda. Hal ini dapat
terlihat dari desain bangunan Butterfield House di Kota New York. Keterkaitan visual bangunan apartemen tersebut dengan
bangunan di sekitarnya dapat dilihat dari penggunan elemen balkon, namun sudah dengan penyelesaian desain berbeda. Bangunan
lama mempunyai bentuk bukaan yang datar pada balkon, sedangkan pada Butterfield House, bentuk bukaan pada balkon terlihat
melengkung dan menonjol ke luar. Walaupun terdapat perbedaan desain pada balkon, kedua bangunan tetap terlihat menyatu karena
memiliki bentuk dasar atau pola yang sama.
Gambar 3.8 Contoh Motif Kota
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU109
Ketiga, melakukan pencarian bentuk-bentuk baru yang memiliki efek visual sama atau mendekati yang lama. Contoh
pendekatan ini adalah New Housing di Zwolle, Belanda. Pencarian bentuk-bentuk baru pada bangunan terlihat pada penggunaan atap
gable dengan versi lebih modern.
Keempat, mengabstraksi bentuk-bentuk asli (kontras). Dalam arsitektur kontekstual hubungan yang simpatik tidak selalu
ditunjukkan dengan desain harmonis yang biasanya dicapai dengan penggunaan kembali elemen desain yang dominan yang terdapat
pada bangunan lama. Hubungan simpatik tersebut bisa dicapai dengan solusi desain yang kontras. Bentuk-bentuk asli pada bangunan
lama tidak digunakan langsung, namun bisa diabstraksikan ke dalam bentuk baru yang berbeda
F. Studi Banding Bangunan dengan Tema Kontekstual
1) LOUVRE PYRAMID
Gambar 3.9 Louvre Pyramid
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU110
Louvre Pyramid merupakan sebuah piramid kaca dan besi besar, yang dikelilingi oleh tiga piramida kecil. Piramida Utama
merupakan pintu masuk utama ke musem. Ketinggian dari piramid ini mencapai 20,6m dengan bagian dasar memiliki panjang sisi 35
m. Tersususn atas 603 kaca belah ketupat dan 70 kaca segitiga.
Louvre Pyramid dan lobi bawah tanah dibangun sebagai solusi untuk masalah pintu masuk utama Louvre yang asli, yang
setiap harinya selalu dikunjungi oleh banyak para pengunjung. Pengunjung yang masuk melalui Louvre Pyramid akan melalui turun
ke arah lobi dan kemudian naik ke bangunan utama Louvre.
Dalam pembangunan Lovre Pyramid banyak orang menganggap sangat kontras dengan bangunan Museum Louvre dengan
arsitekturnya yang klasik. Namun sebagain orang bangga atas gaya arsitekturnya yang kontras sebagai penggabungan antara
bangunan lama dan baru.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU111
2) VICTORIAN HOMES
Pemukiman bergaya Victoria yang berkembang selama pemerintahan Ratu Victoria di Inggris. Di Amerika sendiri rumah
bergaya arsitektur Victoria mulai berkembang antara tahun 1850 dan 1915. Rumah bergaya Victoria memiliki simbol / lambang dan
selera dari derajat pemiliknya. Penggemar gaya Victoria di San Fransisco menghiasi rumahnya dengan hiasan dan mengecat dengan
warna – warna pelangi. Bangunan yang dibangunan dan dikenal dengan nama Poscard Row, yang menarik dari pemukiman bergaya
Victoria ini adalah walaupun pemiliknya mempunyai gaya dari simbol dan selera pemiliknya namun tetap kontekstual terhadap
bangunan disekitarnya. Sehingga yang terlihat adalah bangunan yang harmoni / selaras.
Gambar 3.10 Victorian Homes
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU112
3.5. STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS
A. Pengertian
Bangunan idealnya memenuhi tiga aspek, yaitu Aspek Estetika, Kekuatan dan Kegunaan/Fungsi. dengan kata lain Bangunan
hadir dalam kasat mata sebagai sebuah fungsi yang hadir bersama-sama dengan Kekuatan dan Estetika.
Kekuatan dan estetika yang kemudian akan mencerminkan Fungsi bangunan itu sendiri sebagai sebuah karakter bangunan.
dalam definisi Modern nyatanya bahwa aspek kekuatan dan estetika itu adalah bagian dari fungsi itu sendiri.
“Struktur”, adalah sebuah elemen yang terkomposisi dengan fungsi tercapainya kekuatan “Estetika”, adalah sebuah komposisi
dari elemen-elemen estetis / ornamen dengan fungsi menghadirkan keindahan. lalu kesemuanya itu terkomposisi menjadi sebuah
fungsi bangunan.
Seperti halnya pada bangunan diatas, ini adalah sebuah cerminan bahkan Elemen Stuktuk itu sendiri dapat hadir sebagai
fungsi lain yakni sebagai fungsi estetika.
Ketika biasanya Struktur menjadi aspek penting untuk menhadirkan kekuatan bangunan dan disembunyikan dibalik elemen-
elemen estetika Maka pada bangunan diatas Stuktur juga bertanggung jawab atas tercapainya estetika pada bangunan tersebut dimana
struktur sekaligus menjadi aksen dan ornamen pada fasad/wajah bangunan.
Penggunaan struktur bangunan untuk ditampilkan pada fasad membutuhkan perhatian khusus yag berbeda dengan stuktur
yang disembunyikan dengan kulit (skin) bangunan. Namun Dengan keterampilan arsitek dalam mengolah struktur bangunannya serta
material dan kesan yang ingin ditampilkan dapat menjadi nilai tambah pada bangunan. Bangunan yang menunjukkan struktur pada
fasadnya memberikan kesan kestabilan dan kekokohan sekaligus menunjukkan cara bangunan tersebut dapat berdiri.
Mengekspos berarti memperlihatkan sesuatu yang butuh untuk diperlihatkan. Tentu saja jika ingin diperlihatkan maka sesuatu
itu harus menyenangkan bila terlihat. Memperlihatkan struktur agar menyenangkan untuk dilihat khususnya pada fasad dapat
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU113
dilakukan dengan berbagai cara dan olahan bentuk. Hal tersebut tergantuk dari sudut pandang mana sang arsitek memandang rencana
bangunan dan lingkungan disekitarnya.
B. Teori Dasar
1) Teori Estetika
Estetika sebagai salah satu teori seni Vitruvius: Kegunaan, Kekokohan, Keindahan (utilitas, firmitas, venustas)
Secara garis besar ada 3 teori estetika, yaitu:
Estetika formalis: keindahan telah melekat dengan sendirinya, misalnya komposisi, proporsi, simetri, irama, dsb
Estetika ekspresionis: keindahan tergantung ekspresinya, misalnya ekspresi struktur – fungsi – bentuk
Estetika psikologis: keindahan ditentukan oleh reaksi pengamat. Keindahan sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
orientasi nilai, suasana hati saat mengamati, usia, dsb dari pengamat.
Gambar 3.11 Contoh Ekspos Bentuk Struktur
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU114
Unsur estetika bangunan diekspresikan dari 3 sumber:
Sosok penampilan bangunan
Pengolahan tampak / raut bangunan
Pengolahan lingkungan / kelompok bangunan
2) Studi Banding Bangunan dengan Tema Struktur Sebagai Elemen Estetis
MUSEU de les CIENCES PRINCIPE FELIPE
Museu de les ciencies Príncipe Felipe (Valencia: Museu de les ciencies Princep Felip, Spanyol: Museo de las Ciencias
Príncipe Felipe, Anglicised sebagai "Príncipe Felipe / Pangeran Philip Science Museum") merupakan daya tarik pengunjung penting
di Valencia, Spanyol. Ini merupakan bagian dari Kota Seni dan Ilmu Pengetahuan. Direkturnya adalah penulis sains Spanyol dan
kepribadian televisi, Manuel Toharia.
Gambar 3.12 Museu de les Ciences Principe Felipe
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU115
Bangunan ini dirancang oleh Santiago Calatrava dan dibangun oleh perusahaan patungan dari Fomento de Construcciones y
Contratas dan Necso. Ini dibuka pada 13 November 2000. Hal ini lebih dari 40.000 meter persegi di daerah dan menyerupai kerangka
ikan paus.
Dari gambar di atas dapat dilihat bagaimana cara eksplorisasi bentuk struktur dan fasad yang menjadi faktor estetika.
3.6. ARSITEKTUR KONTEMPORER
A. Pengertian
Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya
kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden).
Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang up to date, tapi dalam disain kerap dibedakan. Istilah
ini digunakan untuk menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan,
jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai.
Desain yang Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan
bentuk disain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Misalnya, modern kontemporer, klasisk kontemporer atau etnik
kontemporer. Semua menyajikan gaya kombinasi dengan kesan kekinian.
Desain-desain arsitektur cabang dari modern yang lebih komplek dan inovatif biasa juga disebut sebagai disain yang
kontemporer. Misalnya, dekonstruksi, post modern, atau modern high tech. Disain Mal eX di Jakarta, misalnya, menampilkan gaya
arsitektur Dekonstruksi dan termasuk juga ke dalam gaya kontemporer. Disainnya berupa ; deretan yang berbentuk kubus yang
diacak tak teratur; diberi warna berbeda sehingga terlihat atraktif; bentuk jendela tak beraturan di permukaan kubus.
Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan sangat komplek. Pewrmainan warna dan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU116
bentuk menjadi modal memciptalkan daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan
dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk bidangbertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih
material alami yang bertekstur khas, seperti kayu. Untuk menciptakan gaya kontemporer, tak harus dengan material baru. Jenis
material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru.
B.Teori dasar
Schimbeck 1988 halaman 6 menyatakan bahwa arsitektur kontemporer berkembang dari pemikiran bahwa arsitektur harus
mampu memperoleh sasaran dan pemecahan bagi arsitektur hari esok dan situasi masa kini. Seorang kritikus arsitektur Charles Jenks
pun mulai memperkenalakan suatu metode perancangan untuk mengembangkan arsitektur yangdinamakan denganarsitektur ‘bersandi
ganda’ (double coded), teori inilah yang menjadi cikal bakal arsitektur kontemporer, dimana gagasan ini bergantung pada banyak
faktor yang mempengaruhi periode tertentu
Pemikiran tentang arsitektur kontemporer bermula dari seorang kritikus bernama Christian Norberg-Schultz yang berpendapat
bahwa kata ‘teori’ adalah begitu usang dan sering begitu jauh tergeser dari pertimbangan praktis, sehingga teori-teori arsitektur
cenderung tidak dapat dipercaya. Konsep dari ‘teori perancangan’ atau ‘teori arsitektur’ sering diterima dengan penafsiran yang
berbeda dari waktu ke waktu. Karya arsitektur suatu zaman belum tentu dapat diterima di zaman sesudahnya, atau pemecahan
masalah arsitektur di saat ini bisa jadi masalah baru di masa depan.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh arsitektur yang pernah menghasilkan teori atau karya kontemporer:
1. Piet Blom (Arsitek kebangsaan Jerman)
Susunan seluruh dari lingkungan binaan harus dapat diperluas selama satu periode waktu, tanpa perubahan-perubahan besar pada
rupa keseluruhan. Hal ini mengacu pada penyesuaian-penyesuaian terhadap tata guna baru di masa depan.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU117
2. Herman Hertzberger
Herman Hertzberger adalah seorang arsitek struktural. Dalam prinsip kontemporernya ia menyebutkan:
Sebuah penciptaan dimulai dari struktur yang memudahkan kontak sosial, perbaikan kondisi sosial, lingkungan dan kehidupan yang
mengarah pada arsitektur manusiawi. Bentuk-bentuk arsitektur kontemporer meliputi bentuk-bentuk yang tidak akan netral;
sebaliknya ia akan banyak mengandung banyak tawaran.
3. Hans Hollein
Setiap elemen arsitektur adalah suatu pembawa informasi yang penting. Arsitekturkontemporer adalah suatu media dari informasi
yang berbalasan dari bangunan ke penerimanya. Bentuk seperti fungsi , bentuk menciptakan fungsi, bentuk adalah bagian integral
dari kadar spiritual bagi pernyataan bangunan
4. Arata Isozaki
Arata Isozaki adalah orang yang pertama kali memperkenalkan gagasan ‘metabolisme arsitektur’ ia mengungkapkan bahwa:
penggabungan dari elemen-elemen ruang geometrik yang jelas dan transformasi akan menonjol dan mencirikan ketentuandari elemen
ruang. Pengaturan objek-objek dalam ruang mempunyai arti tersendiri dan simbolik, struktur dari objek-objek tersebut tidak
bergantung pada konstruksi ataupun fungsi.
5. Louis I Kahn
Louis Kahn merupakan arsitek internasional yang dipengaruhi oleh banyak gaya-gaya internasional aeperti Le Corbusier dan Mies
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU118
Van der Rohe. Bagi Kahn arsitektur dimulai dari ‘dimana fungsi-fungsi telah dibentuk dengan jelas’, artinya arsitektur adalah ruang-
ruang yang terbentuk dari fungsi-fungsi yang ada pada bangunan. Kahn menyebutkan lagi bahwa: bukanlah ruang jika orang tidak
dapat memahami bagaimana ruang itu diciptakan. Dari sini jelaslah bahwa Louis Kahn merupakan salah satu pendukung arsitektur
kontemporere, namun ia sendiri menghormati gerakan arsitektur modern.
Prinsip-prinsip kontemporer Louis Kahn meliputi:
1. Artikulasi adalah bagian badan bangunan yang akan memperjelas ruag-ruang atau lantai-lantai ‘pelayanan’ dan ‘dilayani’
2. Ruang harus bersifat mengundang untuk dipakai.
3.Harmoni diantara bahan, bentuk dan proses pabrikasi, jadi rancangan harus mempertimbangkan hukum-hukum yang menjadi
dasar penyesuaian bahan.
4. Pembatasan terhadap satu atau beberapa bahan
5. Penekanan bentuk ruang sesuai dengan karakternya, pencarian bentuk adalah hasil sari suatu tindakan kreatif
6. Sejauh mungkin terangi ruangan dengan cahaya alamiah.
Kesimpulan dari pendapat Louis Kahn ini adalah bahwa setiap elemen-elemen di dalam ataupun diluar bangunan harus dapat
memperlihatkan bagaimana elemen-elemen tersebut berdiri, muncul dan bertahan. Sifat-sifat bahan konstruksi dari selubung di
sekitar ruang harus terlihat.
6. Charles Moore
Prinsip-prinsip arsitektur kontemporernya meliputi:
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU119
1. Bangunan harus berupa objek yang menyatakan dirinya sendiri. Ia harus mampu berbicara tentang lokasinya, konstruksinya
danorang-orang yang membuat serta menggunakan bangunan itu.
2. Bangunan adalah pemancar ingatan, menggunakan hal-hal dari kehidupan setiap hari sebagai ‘metafora’ yang dapat dipahami
secara umum.
3. Arsitektur memerlukan suatu ingatan akan ‘tempat-tempat‘, tubuh manusia harus dapat merasakan arti dari sebuah tempat.
‘tempat’ harus jangan selalu terlihat dengan mata, tetapi dengan otak.
4. Bangunan harus menerima gambaran pribadi dari perancang.
7. Aldo Rossi
Aldo Rossi merupakan arsitek yang menentang kecendrungan fungsional, akibat dari gerakan modern. Rossi mengembangkan
arsitektur kontemporer melalui suatu acuan yang rasional terhadap sejarah dan tradisi, guna memperoleh elemen-elemen arsitektural
yang baru bagi dunia arsitektur. Dengan menggunakan transformasi bentuk tentang sejarah dan tradisis, Rossi mampu menggugah
kesadaran tentang elemen-elemen arsitektural yang ramah lingkungan. Prinsip kontemporernya adalah: karakteristik arsitektur
didapat dari aspek teknis dan fungsional, lewat hal-hal yang bersifat struktural
8. Oswald Matthias Ungers
Gambaran Oswald Matthias Ungers, tentang arsitektur kontemporer adalah:
1. perancangan arsitektur kontemporer didasarkan pada analisa logis tentang situasi yang sesungguhnya.
2. Rancanngannya memiliki dua tingkat perwujudan yaitu ‘direncanakan’ dan ‘kebetulan’.
3. Arsitektur kontemporer adalah suatu bidang tegangan yang permanen, penuh ketegangan, dimana langkah-langkah individual
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU120
secara tetap membuka alternatif-alternatif baru
4. Karakternya harus ‘urban’
5.Harus gambaran image, metafora, analogi
6. Rancangan harus transformasi dari bentuk nyata, hal ini adalah untuk menemukan gagasan-gagasan baru dalam bentuk visual
7. Rancangan adalah suatu proses kreatif
Kesimpulan dari pendapat Oswald Matthias Ungers ini adalah bahwa arsitektur kontemporer hidup dari sebuah
pernyataan/cerminan/situasi masyarakat sekitar.
C. Prinsip-prinsip arsitektur kontemporer
Prinsip-prinsip dalam arsitektur kontemporer meliputi:
i. Prinsip Rasional
1. Koordinasi dari unit-unit dalam massa bangunan
2. Penentuan dimensi elemen-elemen yang sesuai skala manusia
3. Sistem Struktur
4. Semua elemen-elemen di atas harus mampu menampilkan sesuatu logika tertentu; pengungkapan struktur bangunan;
proporsi; dan sistem struktur yang jelas.
ii. Prinsip Simbolik
1. Kebenaran artistik
2. Kekuatan persepsi
3. Proses kontemporer suatu bangunan harus menampilkan: proporsi, irama, dimensi, ornamen, warna, iluminasi dan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU121
bahan.
iii. Prinsip Psikologik
Prinsip psikologik merupakan perwujudan dan kombinasi dari dua prinsip di atas, prinsip ini sendiri cenderung terus
berubah-ubah sesuai tahap bahkan cenderung berulang-ulang. Dari sinilah pentingnya suatu gagasan/pemecahan yang
mampu memberi dan menjawab permasalahan dikemudian hari.
D. Bangunan arsitektur kontemporer
1. Antonio Gaudi - Casa Milla
Cassa Milla, yang dikenal sebagai La Pedrera, adalah salah satu gedung paling terkenal pada periode Catalan Art Nouveau
atau Catalan Modernisme dan merupakan salah satu hasil karya Antoni Gaudi yang paling ambisius. Cassa Milla dimasukkan dalam
katalog Barcelona Artistic Heritage pada tahun 1962 dan dideklarasikan sebagai Historical and Artistic Monument of National
Interest oleh pemerintah Spanyol pada tahun 1969. Pada tahun 1984, UNESCO mengakui Cassa Milla sebagai situs warisan dunia.
Gambar 3.13 Casa Milla
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU122
Ide awal dari pembangunan Cassa Milla adalah untuk mendirikan suatu bangunan pada suatu titik di perbatasan Barcelona
dengan Gracia. Bangunan tersebut tidak hanya digunakan sebagai rumah keluarga tetapi dilengkapi dengan apartemen untuk
disewakan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjawab persoalan permukiman yang diakibatkan oleh perkembangan kota yang
digerakkan Barcelona Eixample. Gedung ini menjadi penghubung antara Barcelona yang telah meruntuhkan tembok di sekitarnya
dengan Kota Gracia. Walaupun nama resminya adalah Cassa Milla, yang diambil dari nama pemiliknya yaitu Pere Mila I Camps,
gedung ini dijuluki sebagai ‘La Pedrera’ yang berarti tambang batu karena tampilan eksteriornya yang menyerupai gua
pertambangan.
Gambar 3.14 Casa Milla
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU123
Cassa Milla terdiri atas dua blok apartemen dengan jalan masuk utama yang terpisah dan hanya dihubungkan melalui dua
taman dalam yang besar dan fasade bergelombang yang menunjukkan ritme interior gedung. Struktur rumah terdiri dari pilar- pilar
dengan ruangruang yang terbuka dan memiliki bukaan besar pada fasadenya. Cassa Milla dibangun selama 6 tahun mulai dari tahun
1906 sampai tahun 1912. Gedung ini menandai perubahan gaya perancangan Gaudi yang berinovasi secara fungsional baik dalam
konstruksi maupun ornament dan telah menjadi suatu karya arsitektural yang berhasil mengantisipasi arsitektur abad 20. Seperti yang
terlihat dari tiap detail pada setiap elemen Cassa Milla, Gaudi menganggap arsitektur sebagai seni murni. Gaudi selalu terpukau oleh
alam dan geometri sehingga karyanya dibuat dengan memanfaatkan inovasi teknik pada masa tersebut untuk menciptakan suatu
bentuk yang organik, misalnya saja bentuk railing pada balkon bahkan sampai bentuk pegangan pintu.
Saat ini Cassa Milla merupakan markas pusat dari Catalunya- La Pedrera Foundation dan mewadahi berbagai kegiatan
kebudayaan, pameran, dan kegiatan publik. Cassa Milla sebagai suatu pusat perhatian yang menyimbolkan kreasi dan pengetahuna,
memiliki peran penting dalam transformasi komunitas dan komitmen pada masyarakat.
2. Frank Llyod Wright – Martin House Complex
Gambar 3.15 Martin House Complex
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU124
Interior Martin House Complex
Frank Lloyd Wright mendesain sebuah kompleks hunian untuk seorang pengusaha kaya yaitu Darwin D. Martin dan
keluarganya. Martin House Complex yang dibangun pada tahun 1903 sampai tahun 1905 merupakan kompleks hunian yang unik.
Karya ini adalah Prairie House paling substansial dan paling berkembang di Amerika Serikat bagian timur. Martin House mendapat
Gambar 3.16 Martin House Complex
Gambar 3.17 Martin House Complex
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU125
status National Historic Landmark pada tahun 1986 dan diakui sebagai pencapaian terbaik pada periode Prairie bahkan pencapaian
terbaik sepanjang karier Frank Lloyd Wright. Desain lansekap yang mendasari kompleks bangunan benar- benar menyatu secara utuh
dengan keseluruhan komposisi bangunan yang sangat kuat bidang- bidang kehorisontalannya, memiliki ceruk bukaan yang dalam,
pondasi yang menonjol, perapian sebagain pusat bangunan, dan atap kantilever. Di dalam Martin House Complex terdapat 394 desain
kaca jendela artistik termasuk jendela “Tree of Life” yang terkenal.
Seiring berjalannya waktu, Martin House Complex mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga tiga dari lima bangunan
di dalamnya dirobohkan. Pada tahun 1992, MHRC (Martin House Restoration Corporation) didirikan untuk mengumpulkan dana dan
mengawasi restorasi menyeluruh pada kompleks tersebut. Rekonstruksi dan restorasi yang ekstensif dimulai sejak tahun 1997 dan
masih dilanjutkan sampai hari ini.
3.7. ARSITEKTUR HIGH TECH
A. Pengertian
Awalnya arsitektur Hi-Tech dibuat karena alasan fungsional, tetapi untuk kedepannya arsitektur ini bisa menjadi upaya untuk
mengekspos dan bermain dengan elemen-elemen bangunan baik elemen dalam maupun luar. Sehingga bangunan bisa memiliki
tampilan yang estetis dan baik. Banyak pendapat dari tokoh arsitektur yang menjelaskan apa itu Hi-Tech, dan beberapa diantaranya
antara lain Charles Jencks dan Collin Davies.
Menurut Charles Jencks Hi-Tech merupakan pendekatan tema yang:
Penekanan utama pada proses.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU126
Proses disini maksudnya ialah how things work, suatu proses logika konstruksi pembuatan yang sebenarnya
mengungkapkan ‘apa’, ‘mengapa’, dan ‘bagaimana’.
Transparancy, Layering, and Movement.
Transparancy disini maksudnya semua terlihat tanpa ditutup-tutupi, sehingga orang yang berada didalamnya akan
merasa seperti berada di dunia yang nonstop bekerja tanpa henti.
Layering disini maksudnya memperlihatkan keberadaan system struktur dan utilitas bangunan, sehinggaelemen
struktur bangunannya menunjukkan system berlapis dari bangunan itu sendiri. Bagaimana ekspresi struktur, dinding
kaca, menara service, detail sambungan sehingga terlihat mencolok dan estetik.
Movement disini maksudnya adanya kesan pergerakan yang dinamis antara satu ruang dengan ruang yang lain (seperti
escalator, lift, tangga, dan sebagainya).
Penggunaan material dan warna yang cerah .
Penggunaan struktur tarik ringan (bukan teori konvensional lagi).
Sedangkan menurut Collin Davies Hi-Tech merupakan pendekatan tema yang :
Mengutamakan fungsi, fleksibilitas, dan kemudahan operasional antar ruang.
Plug in fod : Suatu wadah atau fasilisator yang bisa dipasang, berupa modul-modul yang diproduksi secara massal per
unit di pabrik dengan mutu dan presisi yang terkontrol.
Sistem bangunan berteknologi baru.
Penggunaan bahan-bahan yang berteknologi canggih.
Berdasarkan teknologi industry tetapi bukan hanya tradisi berarsitektur.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU127
Menampilkan struktur bangunan dan bagian elektrikal utilitas bangunannya.
Secara umum high-tech adalah sistem penggunaan teknologi tinggi, akan tetapi pada kenyataannya high tech memiliki
pengertian yang tidak terbatas dan tidak hanya dengan memandang high-tech sebagai bentuk penggunaan teknologi tinggi mengingat
perkembangan teknologi selalu mengalami siklus penyempurnaan hingga ke fase yang lebih tinggi (canggih) sehingga pandangan
umum ini tidak pernah memunculkan kesimpulan yang pasti dan tepat.
High tech merupakan buah pemikiran modern abad ke-20 yang mempopulerkan pengunaan material industri. Wujudnya
dipaparkan dalam buku yang berjudul High Tech: The Industrial Style and Source Book for The Home oleh Joan Kron pada tahun
1978. Buku ini menunjukkan bagaimana memadukan produk industri seperti sistem rak gudang dan penutup lantai pabrik untuk
sebuah rumah.
Dalam dunia arsitektur sangat banyak digunakan istilah high tech untuk menginterpretasikan sebuah sistem teknologi yang
digunakan pada suatu bnagunan dan semakin populer digunakan pada awal 1970 untuk menggambarkan keberhasilan teknologi
canggih yang dicapai pada saat itu seperti yang terlihat pada arsitektur Pusat Georges Pompidou, Paris (1972-7) karya Renzo piano
dan Richard rogers yang memperlihatkan penggunaan material-material kaca dan logam dengan mengekspose secara transparan
bentuk bentuk jaringan dalam bangunan serta berbagai fungsi-fungsi layanan seperti escalator, walkways dan ornamen-ornamen
diluar gedung.
Dalam sejarah perkembangannya istilah high tech masih tetap digunakan sejak pertama kali muncul pada awal 1970-an
hingga sekarang dengan perkembangan teknologi yang semakin tinggi dan kompleks (canggih) hal ini memperlihatkan tidak adanya
kelas khusus sebuah teknologi untuk dikatkan sebagai high tech mengingat perkembangan teknologi selalu bergeser dari waktu ke
waktu, namun berdasarkan sejarahnya istilah high-tech telah disimpulkan sebagai teknologi tercanggih saat ini (teknologi kekinian)
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU128
yang diambil dari pengeneralisasian periode perkembangan teknologi dimana disepakati bahwa perkembangan teknologi yang
dimulai pada tahun 1970 dikategorikan sebagai high-tech (teknologi tinggi) sehingga sistem teknologi pada era 1960 ke bawah telah
dipertimbangkan saat sekarang untuk tidak memasukkan kedalam kategori high-tech dan pernyataan yang paling baru (2006) bahwa
semua penemuan teknologi dari tahun 2000 hingga kedepan dapat dianggap sebagai high-tech (teknologi tinggi)
Semua Arsitek high tech setuju untuk satu hal, yaitu mereka membenci ungkapan “high tech” untuk sebutan langgam yang
mereka gunakan. Ada 3 alasan mengapa mereka tidak menyukai ungkapan tersebut, yaitu :
• Pada awal tahun 1970-an ungkapan high tech sering digunakan untuk menyebutkan bangunan yang secara eksterior
menggunakan teknologi tinggi, sehingga arsitektur high tech memiliki makna arsitektur yang fashionable.
• Ungkapan high tech merupakan ungkapan yang ambigu. Dalam arsitektur pengertian high tech berbeda dengan high tech pada
industri, high tech pada arsitektur berarti sebuah bagian dari langgam yang diterapkan pada bangunan.
• Di Amerika high tech merupakan langgam namun Arsitek high tech Inggris membenci kata langgam sebagaimana mereka
membenci ungkapan “high tech”. Di Inggris ungkapan high tech lebih kaku.
Jadi apa definisi dari ungkapan high tech itu sendiri?. Secara implisit high tech mengungkapkan beberapa istilah antara lain,
fungsi dan representasi - teknik atau langgam, masalah produksi massal, struktur dan servis – kebanggaan atas teknologi, ruang dan
fleksibilitas – “omniplatz”, dan penyambungan “pod”– strategi praktis. Untuk sekarang kita hanya bisa meyimpulkan karakter
material yang digunakan adalah baja dan kaca .
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU129
B. Karakteristik Arsitektur High Tech
Charles Jenks menuliskan 6 karakteristik high tech building, yaitu sebagai berikut:
1. Inside out.
Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi
yang umumnya tertutup/ditutupi namun ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas.
2. Celebration of process.
Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari suatu bangunan, sehingga
muncul suatu pemahaman dari seorang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks
mengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih
daripada arsitek manapun dalam cara penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai
dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak dari bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.
3. Transparan, pelapisan dan pergerakan.
Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan secara dramatis tanpa terkecuali, kegunaan yang lebih luas dari kaca
yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator dan lift
sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karateristik dari bangunan high-tech.
4. Pewarnaan yang cerah dan merata.
Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas, juga untuk mempermudah
para teknisi dalam membedakannya dan memahami penggunaannya secara efektif. Pada karya Richard Rogers yaitu bangunan
Pampidou Center dan Inmos Factory menggunakan warna-warna yang cerah.
5. A light weight filigree of tensile members.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU130
Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari High-tech building, sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat
membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.
6. Optimistic confidence in a scientific cultura.
High-tech building adalah janji masa depan dari dunia yang menanti untuk ditemukan. Bangunan yang dapat mewakili
kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai dan tidak ketinggalan zaman.
Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan
prinsip-prinsip komposisi.
C. Unsur/ Sifat Arsitektur High Tech
Obyektif dan universal
Tidak memihak pada suatu aliran tertentu maupun budaya tertentu dan memiliki resiko yang berbeda dengan yang
terdahulu
Rasional
Landasan penemuannya adalah berpikir logis
Tegas dan jelas
Sesuai dengan syarat pembuktian secara empiris
Sistematis dan akumulatif
Sifat rasional dan empiris membentuk kerangka pikir yang sistematis
Tumbuh,selalu berkembang
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU131
Teknologi akan selalu mengalami perkembangan dan tidak pernah berhenti disebabkan karena sikap kritis dan
perkembangan pola pikir manusia yang mendasari perkembangan ini
Terbuka dan jujur
Mekanisme mengutaamakan unsur-unusur kebenaran yang telibat diungkap secara jelas sehingga terbuka terhadap
kemungkinan penilaian,dukungan ataupun sanggahan
Dinamis dan progresif
Sifat yang senantiasa berkembang dan bergerak selalu meneliti dan mencari serta menemukan hal yang baru.
D. Aspek yang Menjadi Pedoman
Pedoman perencanaan berdasarkan ungkapan high tech
1. Fungsi dan Representasi
Arsitektur high tech sebagai pengejewantahan dan simbolisasi dari sebuah teknologi bukan merupakan sebuah solusi yang
efisien, karena teknologi bukanlah suatu hal yang murah jika dibandingkan dengan bangunan yang menerapkan tembok biasa
(konvensional).
Dalam high tech simbolisasi dan representasi memiliki peranan penting. Eksposed struktur baja, duct AC yang terlihat, sistem
bongkar pasang pod, dsb merupakan karakter dalam arsitektur high tech, namun hal itu semua bukan merupakan solusi yang masuk
kategori ekonomis.
Arsitektur high tech tidaklah murni fungsional namun juga tidak representatif, bahkan ada sebuah artikel yang memuat
tentang high tech bahwa setiap desain yang diputuskan haruslah memiliki nilai fungsional.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU132
2. Produksi Massal
Material sintetis yang memberikan karakter tertentu pada arsitektur high tech seperti logam, kaca dan plastik merupakan
material yang diproduksi secara massal, bangunannya mungkin tidak tetapi komponen-komponennya merupakan mass product.
Sehingga terlihat sebagai pengulangan dari material-material tersebut.
The Mass Production Problem. Merupakan hambatan yang dihadapi Arsitektur manakala mencoba mengadaptasi metode-
metode dan produk dari industri manufaktur. Mobil mampu dibuat berjuta-juta sedangkan bangunan paling tidak hanya satu.
Akankah arsitektur menerapkan teknologi yang sama pada produksi mobil yang mampu menghabiskan banyak waktu dan uang, tentu
tidak, kecuali memang akan merancang beribu-ribu bangunan yang tipikal.
Kolaborasi antara Arsitek dan Desainer produk menentukan dalam perancangan, seperti contoh kasus pada pembangunan
Hongkong Bank Headquarters – Norman Foster, dimana semua elemen utama bangunan di desain, dikembangkan serta diuji bersama
oleh Arsitek dan pembuat (manufacturer). Norman Foster menyebutnya “Design Development”.
3. Struktur dan Servis – Kebanggaan atas Teknologi
Exposed struktur dan servis merupakan dua hal yang paling kentara menjadi keistimewaan pada arsitektur high tech,
walaupun tidak semua Arsitek melakukan hal itu dalam rancangannya. Struktur baja dalam arsitektur high tech menjadi power of
structure yang ekspresif, baja merupakan salah satu material bangunan yang memiliki daya tegang yang kuat, mampu memberikan
kesan dramatis pada elemen-elemen bangunan.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU133
4. Ruang dan Fleksibilitas
Bermacam-macam elemen pada bangunan high tech seperti rangka struktur baja, the smooth, imperious skin, exposed pipa
dan duct telah memberikan ekspresi yang kuat berdasarkan fungsi teknisnya. Penciptaan ruang dalam high tech tidak pernah menjadi
isu (masalah) yang berarti, namun lebih ditekankan pada teknis penciptaan ruang yang fleksibel. Sehingga seakan-akan dalam
rancangannya Arsitek hanya menyediakan hamparan plat “omniplatz”. Ruang tidak bisa hanya memiliki satu fungsi karena
keseluruhan desain dirancang untuk sebuah ke-fleksibilitas-an. Filosofi high tech meletakkan fleksibilitas satu tahap lebih dalam.
1. Penyambungan (plug-in pod) – Sebuah Strategi Praktis
Merupakan peralatan dalam high tech yang mampu memadukan fleksibilitas, demountability, daya tahan dan produksi
massal.
Plug-in pod (penyambungan pod) atau lebih tepat pemasangan dalam hal ini adalah pemasangan kotak atau ruang yang merupakan
produk manufaktur ke dalam bangunan, biasanya merupakan kotak toilet. Jadi toilet tersebut bukan merupakan bagian dari bangunan
karena dapat di bongkar pasang.
Tiga keuntungan dengan menggunakan sistem ini. Pertama, mempercepat pelaksanaan proyek. Kedua, dapat menjaga kualitas
produk. Ketiga, karena MEE telah ditanam atau diletakkan di bawah tanah dengan jalur ke semua arah, sehingga mudah untuk
dirubah.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU134
6. Tipologi High Tech
Tipikal bangunan high tech adalah menyerupai bangunan pabrik, sehingga muncul anggapan, bangunan dengan tipikal pabrik
adalah arsitektur high tech
E. Bangunan Arsitektur High Tech
Cybertecture Egg: New Jewel in Mumbai
Lokasi India
Distrik Mumbai
Fungsi Gedung perkantoran
Gambar 3.18 Cybetecture Egg Mumbai
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU135
Luas Area 6.676 m2.
Luas Bangunan 4.025 m2.
Lantai Bruto Daerah 32.000 m2.
Bldg. Rasio Cakupan 60%
Rasio Lantai Kotor 80%
Jumlah Lantai 14 Levels
Jumlah Lantai
Basement
Tingkat 3
Struktur Bangunan Beton Bertulang dan Struktur
Baja
Tinggi max. 62 m
Pemandangan Area 2800 m. persegi
Kapasitas Parkir 450 buah
Exterior Finish Curtain Wall
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU136
Gambar 3.19 Cybetecture Egg Mumbai
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU136
Gambar 3.19 Cybetecture Egg Mumbai
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU136
Gambar 3.19 Cybetecture Egg Mumbai
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU137
James Law Cybertecture International telah merancang sebuah bentuk baru arsitektur, ditandai oleh bahan berwujud baru
teknologi, multimedia, kecerdasan dan interaktivitas. Vijay Associate (Wadhwa Developers) ialah konsultan yang ditunjuk oleh
James Hukum Cybertecture International. Konsultan ini mengkhususkan diri dalam desain dan strategi pembentukan proyek
Cybertecture, untuk merancang sebuah bangunan ‘luar biasa’ di Mumbai , India .
Plot C70 dari Kurla Kompleks Bandra, Mumbai, merupakan hal baru 'Manhattan' dari India dan saat ini merupakan plot
mahal sebagian besar lahan di negara ini.
Gambar 3.20 Cybetecture Egg Mumbai
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU138
Konsultan ini telah dipilih untuk proyek yang unik dan inovatif yang akan menjadi gedung perkantoran pertama dengan
berbentuk telur, menampung 13 lantai dan menyediakan ruang yang cukup untuk ruang kerja.
Gedung perkantoran "Cybertecture" akan membawa bersama-sama iconic arsitektur, desain lingkungan, sistem cerdas, dan
teknik baru yang sama untuk membuat kagum-inspirasi untuk kota Mumbai dan untuk India di abad ke-21.
KONSEP PERANCANGAN
“Ekosistem yang Berkelanjutan”
Desain gedung Cybertecture ini menganut sistem intelijen provokatif di India dengan kantor yang berbentuk telur
cybertecture. Konsep bangunan ini terinspirasi dengan melihat dunia seperti halnya planet sebagai sebuah ekosistem yang
memungkinkan kehidupan berkembang. Konsepnya ialah bangunan ini seolah-olah seperti planet bumi, di mana mempertimbangkan
dunia sebagai ekosistem berkelanjutan adalah berasal dari cybertecture terpadu yang berkembang untuk memberikan bangunan
terbaik penghuni ruang saat bekerja dalam gedung. Hal baru lainnya ialah adanya serangkaian inovatif sistem seperti 'kesehatan
cybertecture' di dalam kamar mandi yang dirancang untuk melacak kesehatan penghuni termasuk tekanan darah dan berat
badan. Data yang dikumpulkan dapat diambil dan dikirim ke dokter jika dianggap perlu.
Seperti semua bangunan masa depan, dengan bangunan seluas 32.000 m2 Cybertecture Egg akan menjadi ekosistem yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan karena menggunakan panel photovoltaic dan turbin angin surya di atas atap.
Sistem Pendinginan atau Penghawaan bangunan berbentuk telur ini akan didapat dari sebuah taman tinggi yang terdiri dari
vegetasi alami. Elemen penting lainnya adalah konservasi air fitur yang ada karena dikendalikan menuju greywater, daur ulang sistem
irigasi dan lansekap.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU139
Gubahan Massa serta Penyelesainnya
“ Telur Berbentuk Bangunan”
Analogi dengan bentuk bangunan ini seolah-olah seperti bentuk planet yang indah untuk
Mumbai, dan membuat ekosistem Cybertecture baru bagi orang-orang yang akan menggunakan
gedung ini.
Bentuk dasar bangunan ini ialah telur. Menganalogikan sebuah telur menjadi bangunan
yang mewadahi suatu kegiatan. Bila dipikir secara logika bagaimanakah struktur bangunan ini
bila berbentuk telur?? Bila dibentuk persis seperti telur jelas menurut saya susah sekali. Maka
sang perancang membuat bentuknya tidak seperti telur seutuhnya, pada salah satu sisi dibuat flat
sedangkan sisi satunya dibuat seperti telur (lengkung). Selain karena sulit juga karena
penyesuaian terhadap jalan sehingga terlihat lebih estetis dan memiliki sisi kompleksitas
(membuat lebih efisien dalam mengolah tapak).
Gambar 3.21 Cybetecture Egg Mumbai
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU140
Bentuk bulat suatu planet bentuk telur yang teranalogikan
sebagai ekosistem
Massa bangunan ini hanya teridir dari 1 massa, tidak seperti bangunan konvensional lain yang memiliki banyak massa
sehingga pada siteplan terlihat rumit dan luas. Akan tetapi bangunan ini malah memilih untuk memiliki 1 massa dengan catatan
memiliki ekosistem yang sama luasnya seperti bangunan bermassa banyak. Dengan memiliki 13 lantai dan ruang yang luas serta
minimnya penggunaan sekat massif membuat bangunan ini seperti gedung yang hidup, bekerja nonstop tanpa henti. Justru karena
perancangan massa bangunan ini minim sekat sehingga menimbulkan kenyamanan tersendiri seolah-olah berada di dunia lain.
Karena arsitektur bangunan ini menggunakan pendekatan tema Hi-Tech maka dirancang dengan menggunakan komputer,
dengan teknik membuat bangunan kualitas yang sangat tinggi dan kecanggihan geometrik. Bangunan ini seperti permata untuk
Central Business District of Mumbai baru. Bangunan ini berstruktur inovatif yang berasal dari kulit telur menciptakan 30m bentang
lantai. Iinovatif Cybertecture Technologies memberdayakan orang untuk bekerja dalam cara yang lebih baik.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU141
Faktor yang Mempengaruhi Perancangan
Konsep struktur bangunan ini adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah dilakukan dalam arsitektur konvensional,
menciptakan sebuah struktur dalam bentuk sebuah shell yang mampu mendukung pelat lantai tanpa membutuhkan kolom. Hal ini
akan memungkinkan ruang komersial tidak memiliki penghalang untuk menggunakan ruang dan menjadi fleksibel. Solusi struktur
datang dari studi geometri dan sifat, dimana kita bisa melihat bentuk simetris suatu organik dapat memungkinkan untuk stabil dan
menarik lebih mirip dengan kecantikan alam dari arsitektur. Dan sekarang Cybertecture merupakan jawabannya karena sedikit keluar
dari lingkup arsitektur.
Dalam sketsa awal, imajinatif konsep yang menganalogikan bangunan ini sebagai sebuah
planet yang "mendarat" ke bumi dan mengalami reformasi dari bola menjadi bentuk oval
telur. Perancang memiliki komitmen untuk menciptakan Cybertecture di mana insinyur tidak
berpikir dengan cara arsitektur konvensional, tetapi menanamkan pengetahuan lain kedalam proyek
dari rekayasa menjadi kenyataan. Seperti teknik penerbangan yang memungkinkan untuk
memberikan manfaat ruang terbuka dan terus membangun sampai tidak seperti bangunan lainnya.
Struktur bangunan seperti ini belum pernah dibangun untuk gedung perkantoran di
dunia. Ini berarti akan membutuhkan teknik baru, alat dan metodologi dari manufaktur teknologi
dalam setiap tahap-tahap pembuatan proyek. Ada tim kerja yang terintegrasi sangat dekat antara
klien, tim desain dan kontraktor. Ini terlihat sebagai suatu pendekatan desain terpadu yang diperlukan untuk sebuah proyek inovasi
tersebut dan kompleksitas yang akan dicapai.
Gambar 3.22 Cybetecture Egg Mumbai
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU142
Menurut sumber yang ada, diperkirakan bangunan ini akan selesai di akhir tahun 2010 dan dimulai pada tahun 2009 kemarin.
Ini merupakan yang pertama untuk Bangunan Kantor Cybertecture di dunia, dan India akan menjadi lokasi yang akan memelihara
beberapa arsitektur baru di masa depan.
Hasil Akhir Perancangan
Pelat lantai rata-rata sekitar 30.000 m2 rencana terbuka untuk standar kelas internasional yang luar biasa dengan langit-langit
yang tinggi lebih dari 3 meter ketinggian yang jelas. Sebagian besar kolom ruang bebas luar biasa yang di ruang kantor lain saat ini
tidak tersedia.
Bentuk telur yang dipilih miring pada salah satu sudut sehingga membuat bahasa visual yang kuat serta untuk mengurangi
keuntungan surya bangunan. Dengan menggunakan ini bentuk "Telur", bangunan ini memiliki luas permukaan sekitar 10-20 %
kurang dibandingkan dengan bangunan konvensional.
Bangunan ini dominan berbingkai struktur baja dengan inti beton dan basement. Komposisi dan penempatan baja berpresisi
dengan node diagrid baja padat yang tidak membutuhkan perlindungan kebakaran karena massa baja yang tinggi. Yaitu 14 lantai di
ketinggian 62m dengan 3 ruang bawah tanah. Bagian kantilever dari telur memiliki bentang lebih dari 40m. Sekitar 30.000 m2 per
lantai merupakan ruang kantor terbuka. Diagrid strukturalnya adalah salah satu jenis unik di dunia, dan menggunakan node baja solid
untuk menciptakan struktur tahan api.
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU143
Bangunan ini seperti habitat palsu (seperti ekosistem makhluk hidup baru) yang dapat mengurangi penggunaan tenaga surya
bangunan, lalu ada taman langit atau biasa disebut dengan roof garden di atas bangunan (meminimalisir panas dari permukaan) .
Panel PV akan dipasang di atas gedung dan turbin angin di roof garden akan menghasilkan listrik. Sebuah sistem penyaringan air
juga akan dimasukkan ke dalam bangunan untuk mendaur ulang air limbah untuk pembilasan dan tujuan irigasi.
Gambar 3.23 Cybetecture Egg Mumbai
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU144
3.8. Arsitektur Post Modern
A. Pengertian
Postmodern Menurut Beberapa Tokoh
Charles Jencks
“ Post-modernisme adalah campuran antara macam-macam tradisi dan masa lalu. Post – Modernisme
adalah kelanjutan dari modernisme, sekaligus melampaui modernisme. Ciri khas karya-karyanya adalah
makna ganda, ironi, banyaknya pilihan, konflik, dan terpecahnya berbagai tradisi, karena heterogenitas
sangat memadai bagi pluralisme. “
Robert Venturi
“Arsitek dapat diratapi atau kita dapat mencoba untuk mengabaikan mereka (mengacu pada unsur-unsur hias dan
dekoratif pada bangunan) atau bahkan mencoba untuk menghilangkan mereka, tetapi mereka tidak akan pergi. Atau
mereka akan pergi tapi tidak untuk waktu yang lama, karena arsitek tidak memiliki kekuatan untuk menggantikan mereka
(juga mereka tidak tahu apa yang harus menggantikannya dengan apa)”
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU145
B. Klasifikasi dan Ciri-Ciri
Double-coding of Style : Gabungan unsur-unsur modern dengan unsur lain (vernacular, local, komersial, konstektual);
memperhatikan nilai-nilai yang dianut arsitek dan penghuni atau masyarakat awam juga nilai nilai sejarah
Popular and Popularist: Tidak terikat oleh aturan atau kaidah tertentu, mempunyai tingkat fleksibilitas tinggi, sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Semiotic Form : Bentuknya mempunyai tanda makna dan tujuan sehingga penampilannya sangat mudah dipahami.
Tradition and Choice : Mengandung nilai-nilai tradisi yang penerapannya disesuaikan dengan maksud dan tujuan perancang.
Artist / Client : mengandung dua hal pokok yang menjadi tuntutan perancang yaitu bersifat seni (intern) dan bersifat umum
(ekstern) sehingga mudah dipahami.
Elitist and Participative: menonjolkan kebersamaan serta mengurangi sikap keangkuhan.
Piecemeal : penerapan unsur-unsur dasar (history, vernacular, lokasi, dll)
Architect as representative and activist : Arsitek berfungsi sebagai wakil penerjemah ide
kepada perencana dan secara aktif berperan serta dalam perancangan
C. Contoh bangunan dengan menerapkan klasifikasi post modern
Double-coding of Style
Terdapat pada gedung Sony Building di New York. Bangunan berupa gedung pencakar langit yang
merupakan konotasi dari teknologi arsitektur modern. Tetapi pada bagian puncaknya gedung nya
terdapat elemen klasik. Ini merupakan salah satu ciri – ciri dari bangunan post modern dimana
selain memasukan unsure modern, juga memasukan unsur lain seperti elemen klasik untuk Gambar 3.24 Sonny building
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU146
menunjang estetika gedung tersebut.
Piecemeal dan Tradition and Choice
Kedua ciri ini diterapkan pada bangunan perkuliahan Cambridge Judge Business School karya John Outram,
dimana bangunan ini mengambil unsur unsur sejarah seperti bentukan portico yang sudah jarang ditemukan pada
era arsitektur modern
D. Tokoh Pengembang
1. Michael Graves
Lahir di Indianapolis dan mendalami arsitektur di University of Cincinnati dan Havard
University. Konsep Graves adalah menafsirkan ulang gaya rasional yang diperkenalkan oleh Le
Corbusier pada tahun 1920-an menjadi gaya neoklasik yang kemudian dia mengembangkan paham
ekletik yang mengasbtrakkan bentuk-bentuk historikal dan menekankan penggunaan warna. Graves
tidak memperdulikan akar-akar modernisme dan menghasilkan suatu visi klasisme yang kontras atau
ironis dimana bangunan-bangunannya hanya menjadi klasik dalam hal
massa dan susunan. Dia menerapkan humor sebagai bagian dari arsitektur.
Rancangan-rancangannya yang terakhir dianggap oleh banyak orang tidak
berselera dan banyak imitasi belaka.
Sony Building New York
Gambar 3.25 Judge Business SchoolCambridge UK
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU147
Salah satu karya Michael Graves adalah Public Service Building (1980-1982) di Portland, Oregon. Bangunan ini memiliki
bentuk yang global, sangat sederhana seperti kotak atau blok ada yang mengatakan seperti sebuah kado natal raksasa dan ada yang
mengataka seperti dadu.
Kotak seperti dadu bagian utama dari The Portland terletak di atas unit di bawahnya seolah-olah ada sebuah tumpuan
berwarna biru kehijauan, kontras dengan warna atasnya coklat susu cerah. Di bagian atas atau atapnya yang datar terdapat konstruksi
seperti rumah-rumahan kecil mirip seperti kuil-kuil dari arthemis Yunani beratap piramid dan pelana.
2. Charles Moore
Salah satu karyanya adalah Piazza d’italia (1975-1980) sebuah taman atau ruang terbuka dalam rangka
renovasi kawasan kumuh di New Orelans Amerika Serikat, ditujukan
untuk para imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut.
Denah bangunannya berupa lingkaran, diperkuat dengan garis-
garis melingkar pada lantai dengan warna dari bahan pada tengah taman
di buat model tanah Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, dikelilingi
kolam menggambarkan laut mediterania. Unsur modern art deco
dimasukkan dalam beberapa kepala kolom di sela-sela kolom-kolom
Italia tersebut.Gambar 3.26 Piazza
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU148
3. Aldo Rossi
Berasal dari Milan Italia, lahir tahun 1913. Selain sebagai arsitek praktisi, pengajar
juga banyak karya-karya tulisnya baik mengenai arsitektur kota maupun arsitektur. Karya-
karyanya adalah:
Teather Dunia I (II Teantro del mondo) 1978 di Venesia
Venesia ini merupakan kota kuno abad pertengahan di Italia, termasyur dengan keunikannya
“terapung” di laut. Denahnya bujur sangkar 9,5 x 9,5 m2 di atas plarform semacam rakit 25 x
25 m. Bagian utamanya tingginya 11 m, di atasnya terdapat sebuah menara berdenah segi
delapan setinggi 6 m, atapnya kerucut berisi delapan.
Teater Carlo Felice (1983-1989) di Genoa Italia
Teater ini dibangun oleh Rossi bersama tiga arsitek lain yaitu I. Gardell, F. Reinhart dan
A. Sibilia, dengan menggabungkan elemen-elemen klasik Yunani Ranaissance dengan elemen
modern. Pemakaian unsur lama ciri arsitektur Post Modern antara lain gotic, terdapat dalam
sebuah kerucut yang aneh, karena diletakkan di dalam di atas lobby utama
Gambar 3.27 Carlo Felice
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU149
4. D. Ricardo Bofil
Merupakan arsitek kelahiran Barcelona Spanyol. Salah satu karyanya adalah:
The Palace of Abraxas (1978-
1983)
Adalah sebuah apartemen modern di Marnella-
la-Valle, sebuah kota baru di pinggiran timur
Kota Paris. Apartemen ini terdiri atas dua unit
dengan bentuk dan tata letak yang sangat unik,
yang satu denahnya bagian dari setengah
lingkaran, yang lain berupa blok di tengah
bawah kosong seperti arc de triomphe. Bagian
atas dari apartemen berlantai sepuluh terdapat balkon, balustradenya di
beri alur-alur seolah-olah seperti kepal dari kolom Yunani.Gambar 3.28 Palace of abraxas
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU150
E. Contoh Bangunan Post Modern
Cloud Gate
Artist Anish Kapoor
Year 2006
Type Stainless steel
Dimensions 10 m × 13 m × 20 m (33 ft × 42 ft× 66 ft)
Location Millennium Park, Chicago,Illinois, United States
Gambar 3.29 Milenium park USA
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU151
Tampak Atas
Tampak SampingTampak Depan
Human Eye ViewBird Eye View
Tampak AtasGambar 3.34 Milenium park USA,tampak atas
Gambar 3.33 Milenium park USA,human eye view
Gambar 3.32 Milenium park USA,Bird eye view
Gambar 3.31 Milenium park USA,Tampak samping
Gambar 3.30 Milenium park USA,Tampak depan
DESAIN ARSITEKTUR 7 I SCIENCE TECHNO PARK UNIVERSITAS RIAU152
Cloud Gate di Chicago, Amerika Serikat, merupakan gerbang masuk Millennium
Park. Gerbang ini di desain oleh Anish Kapoor dengan gaya arsitektur post modern. Anish
Kapoor mengambil inspirasi desain ini dari sebuah elemen alami yaitu biji kacang. Bangunan
ini mengambil nilai-nilai sejarah dilihat dari filosofinya dan dari pemikiran tokoh-tokoh
pencetus postmodern sendiri. Misalnya Robert Venturi yang menyebutkan Less is bore
dimana bangunan ini tidak hanya mengedepankan fungsi, namun juga nilai ekletisme yaitu
penggabungan masa lama dan baru, unsur lama (dilihat dari fungsi bangunan yang ada sejak
dari dulu yaitu sebagai pintu masuk menuju stasiun bawah tanah di tengah pusat kota) dan
unsur baru (dilihat dari segi estetika bentuk yang tidak monoton dan rasionalis). Berikut
merupakan ciri post modern pada bangunan sederhana ini, diantaranya :
1. Dekoratif : pada siang hari bangunan ini memantulkan matahari tapi tidak membuat
silau pengunjung sekitarnya dan pada malam hari bangunan ini memantulkan cahaya
bangunan sekitanya sehingga menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
2. Popular and Popularist: Tidak terikat oleh aturan atau kaidah tertentu, mempunyai
tingkat fleksibilitas tinggi dapat berupa public art maupun garden gate.
3. Semiotic Form : Bentuknya mempunyai tanda makna yaitu sebagai icon taman dan
tujuan sebagai gerbang taman sehingga penampilannya sangat mudah untuk
dipahami.
4. Artist / Client : mengandung dua hal pokok yang menjadi tuntutan perancang yaitubersifat seni (intern) dan bersifat umum (ekstern) sehingga mudah dipahami. Dari sisi senibagunan ini menjadi sculpture taman Millenium Park, selain itu dari segi umum berfungsisebagai gerbang masuk taman.
Gambar 3.35 Milenium park USA,Interior
Gambar 3.36 Milenium park USA,View malam
Top Related