BAB II
TINJAUAN PUSTAKAA. Pertumbuhan bayi
1. Pengertian pertumbuhan bayi
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat
membelah diri dan mesintesis protein baru menghasilkan peningkatan
ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel (Wong. D.L., & Marilyn, 2009).
Sedangakn menurut Ambarwati, R.J, & Nasution, N., (2012) Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian
atau seluruhnya karena adanya multiaplikasi sel sel tubuh dan juga karena
bertambahnya besarnya sel. Pertumbuhan lebih ditekankan pada
pertambahan ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih
matang bentuknya seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan,
dan lingkar kepala.
2. Pengukuran antropometri
Antropometri berasal dari bahasa yunani,berdasarkan asal kata
antropometri dibagi menjadi dua yaitu: Antropos (tubuh) dan metros
(ukuran) jadi antropometri adalah berbagai metode pengukuran mengenai
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dalam berbagai tingkatan umur dan
tingkatan gizi (Proverawati, A., & Asfuah, S., 2009). Menurut Hidayat,
A.A., (2009) bahwa Pengukuran antropometri meliputi pengkuran berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Dalam
pengukuran antropometri terdapat dua cara yaitu pengukuran yang
berdasarkan umur dan pengukuran yang tidak berdasarkan umur., seperti
contoh pengukuran berdasarkan umur : berat badan berdasarkan umur,
tinggi badan atau panjang badan berdasarkan umur, sedangkan pengukuran
tidak bedasarkan umur contohnya : berat bdan berdasarkan tinggi badan,
lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan.
1
3. Praktek pengukuran antropometri
Dalam prakteknya cara melakukan pengukuran antropometri
menurut Nursalam, Susilaningrum, R., & Utami, S.,(2005) ,sebagai
berikut:
a. Pengukuran Berat badan
Cara melakukan pengukuran berat badan ialah: Pastikan ketika alat
timbangan sudah menunjukan angka nol, mintalah ibu untuk
menggendong anak tanpa selendang untuk berdiri ditengah tengah alat
timbang, pastikan posisi ibu berdiri tegak, mata lurus kedepan , kaki
tidak menekuk dan kepala tidak tunduk kebawah, Setelah ibu berdiri
dengan benar secara otomatis alat timbangan menunjukan hasil
penimbangan segera catat hasil penimbangan ulangi proses
pengukuran kali ini hanya ibu saja tanpa menggendong anaknya.
Selisihkan antara berat badan ibu bersama anak dengan berat badan
ibu sendiri, rumus BB anak = (BB ibu dan anak) – BB ibu . Setelah itu
hasilnya pengurangannya dimasukan dalam KMS anak.
Sedangkan cara pengukuran berat badan anak adalah: lepaskan
pakaian tebal pada bayi saat pengukuran, tidurkan bayi pada meja
timbangan dacin, atau masukan bayi kedalam gendongan lalu kaitkan
gendongan ketimbangan (Ambarwati, R.J, & Nasution, N., 2012).
Menurut Wong & Marilyn (2009) bahwa Sebelum bayi ditimbang,
lakukan terlebih dahulu timbangan diatur pada angka nol dan jarum
timbangan tepat berada dibagian tenggah anda, ketika menimbang
bayi letakkan tangan anda sedikit diatas perut bayi untuk mencegah
anak jatuh secara tidak sengaja dari timbangan.
Buku rujukan yang digunakan untuk membandingkan
penilaian stautus gizi dan pertumbuhan antara laki-laki dan perempuan
ialah menggunakan buku rujukan antropometri dari WHO - National
Center for Health Statistics (NCHS).
2
Tabel 2.1 Keputusan Mentri Kesehatan
Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010 Pengukuran Antropometri
Indikator Status gizi KeteranganBerat badan menurut
Umur (BB/U)
Gizi lebih >2SD
Gizi baik -2SD sampai 2 SDGizi kurang -3SD sampai -2SDGizi buruk < -3SD
Sumber: Menkes, 2010
Berikut ini tabel rujukan WHO – NCHS untuk anak perempuan dan
anak laki-laki berdasarkan BB/U.
Tabel 2.2 Tentang Buku Rujukan BB/U
Untuk anak perempuan usia 0 – 12 bulan
Umur
(bulan
)
Berat badan ( kg)-3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
0 2,0 2,4 2,8 3,2 3,7 4,2 4,81 2,7 3,2 3,6 4,2 4,8 5,6 6,22 3,4 3,9 4,5 5,1 5,8 6,6 7,53 4,0 5,2 5,2 5,8 6,6 7,5 8,54 4,4 5,0 5,7 6,4 7,3 8,2 9,35 4,8 5,4 6,1 6,9 7,8 8,8 10,06 5,1 5,7 6,5 7,3 8,2 9,3 10,37 5,3 6,0 6,8 7,6 8,6 9,8 11,18 5,6 6,3 7,0 7,9 9,0 10,2 11,69 5,8 6,5 7,3 8,2 9,3 10,5 12,0
10 5,9 6,7 7,5 8,5 9,6 10,9 12,411 6,1 6,9 7,7 8,7 9,9 11,2 12,812 6,0 7,0 7,9 8,9 10,1 11,5 13,1
Sumber : Menkes, 2010
Tabel 2.3 Tentang Buku Rujukan BB/U
Untuk anak laki-laki usia 0-12 bulan
3
Umur
(bulan)
Berat badan ( kg)-3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
0 2,1 2,5 2,9 3,3 3,9 4,4 5,01 2,9 3,4 3,9 4,5 5,1 5,8 6,62 3,8 4,3 4,9 5,6 6,3 7,1 8,03 4,4 5,0 5,7 6,4 7,2 8,0 9,04 4,9 5,6 6,2 7,0 7,8 8,7 9,75 5,3 6,0 6,7 7,5 8,4 9,3 10,46 5,7 6,4 7,1 7,9 8,8 9,8 10,97 5,9 6,7 7,4 8,3 9,2 10,3 11,48 6,2 6,9 7,7 8,6 9,6 10,7 11,99 6,4 7,1 8,0 8,9 9,9 11,0 12,310 6,6 7,4 8,2 9,2 10,2 11,4 12,711 6,8 7,6 8,4 9,4 10,5 11,7 13,012 6,9 7,7 8,6 9,6 10,8 12,0 13,3
Sumber : Menkes,2010
b. Pengukuran tinggi badan
Cara melakukan pengukuran tinggi badannya adala sebagai berikut:
Baringkan si anak di meja pengukuran, mintalah ibu si anak untuk
berlutut disebelah alat ukur agar anak lebih tenang. peganglah kepala
si anak dari arah kedua telinganya, tempelkan kepala si anak ke bagian
atas papan ukur sehingga si anak dapat memandang lurus ke arah
depan. Garis pandang anak harus tegak lurus dengan tanah, tempatkan
tangan kiri anda diujung tulang kering anak atau pada lututnya,
geserkan alat pengukur kearah kepala si anak jika posisi sudah betul
baca dan catatlah hasil pengukurannya kedalam KMS anak.
Tabel 2.4 Tentang Kepuusan Menteri Kesehatan
Nomer : 1995 / MENKES/SK/XII/2010. Pengukuran AntropometriIndikaor Status gizi Keterangan
Panjang badan
menurut umur
(PB/U)
Normal -2SD sampai 2 SD
Pendek -3SD sampai < -2SDTinggi >-2SD
Berat badan
menurut tinggi
Sangat gemuk >3SD
4
badan (BB/TB)Gemuk >2SDNormal >-2SD sampai 2SDKurus < -2 SD sampai -3 SD
Sangat kurus < -3 SDSumber: Menkes, 2010.
Tabel 2.5 Tentang Buku Rujukan PB/U Untuk anak laki - laki usia 0-12
bulan
Umur
(bulan )
Panjang badan (cm)-3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
0 44,2 46,1 48,0 49,9 51,8 53,7 55,61 48,9 50,8 52,8 54,7 56,7 58,6 60,62 52,4 54,4 56,4 58,4 60,4 62,4 64,43 55,3 57,3 59,4 61,4 63,5 65,5 67,64 57,6 59,7 61,8 63,9 65,9 68,0 70,15 59,6 61,7 63,8 65,9 68,0 70,1 72,26 61,2 63,3 65,5 67,6 69,8 71,9 74,07 62,7 64,8 67,0 69,2 71,3 73,5 75,78 64,0 66,2 68,4 70,6 72,8 75,0 77,29 65,2 67,5 69,7 72,0 74,2 76,5 78,710 66,4 68,7 71,0 73,3 75,6 77,9 80,111 67,6 69,9 72,2 74,5 76,9 79,3 81,512 68,6 71,0 73,4 75,7 78,1 80,5 82,9
Sumber : Menkes, 2010
Tabel 2.6 Tentang Buku Rujukan PB/U
anak perempuan usia 0 – 12 bulan
Umur
(bulan )
Panjang badan (cm)-3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
0 43,6 45,4 47,3 49,1 51,0 52,9 54,71 47,8 49,8 51,7 53,7 55,6 57,6 59,52 51,0 53,0 55,0 57,1 59,1 61,1 63,23 53,5 55,6 57,7 59,8 61,9 64,0 66,14 55,6 57,8 59,9 62,1 64,3 66,4 68,65 57,4 59,6 61,8 64,0 66,2 68,5 70,76 58,9 61,2 63,5 65,7 68,0 70,3 72,57 60,3 62,7 65,0 67,3 69,6 71,9 74,28 61,7 64,0 66,4 68,7 71,1 73,5 75,89 62,9 65,3 67,7 70,1 72,6 75,0 77,4
10 64,1 66,5 69,0 71,5 73,9 76,4 78,911 65,2 67,7 70,3 72,8 75,3 77,8 80,312 66,3 68,9 71,4 74,0 76,6 79,2 81,7
5
Sumber : Menkes, 2010
c. Pengukuran lingkar kepala
Cara melakukan pengukuran lingkar kepala ialah sebagai berikut:
Siapkan pita pengukur (meteran), lingkarkan pita pengukur pada daerah
glabella atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian
posterior kemudian tentukan hasilnya. Cantumkan hasil pengukuran
pada lingkar kepala kedalam KMS.
d. Pengukuran lingkar lengan atas
Cara melakukan pengukuran lila ialah sebagai berikut: tentukan
lokasi lengan yang diukur,pengukuran dilakukan pada bagian kiri yaitu
pertengahan pangkal lengan dan siku. Lingkarkan alat pengukur pada
bagian atas, hindari penekanan pada lengan yang diukur, tentukan besar
lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur,
catat hasil pada KMS.
4. Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi, menurut Hidayat (
2009), yaitu :
a. Gizi pada anak
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam
menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan
yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa
pertumbuhan, terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral . kebutuhan ini sangat
diperlukan pada masa masa tersebut. Apabila kebutuhab tersebut tidak
atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya. Menurut Anggraini, Y., (2010) bahwa Nutrisi
memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang optimal. Pada bayi ASI merupakan nutrisi utama karena
mengandung berbagai gizi yang baik untuk pertumbuhan otak, seperti
DHA dan taurin. Asam lemak DHA berperan dalam proses
6
pematangan sel sel saraf otak dan bekerja saat bayi tidur sedangkan
taurin berperan dalam proses pematangan sel otak dan sebagai
penghantar peran serta berperan juga dalam fungsi retina mata.
b. Kesehatan anak
Kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan
dan perkembangan, hal ini dapat dilihat apabila anak dengan kondisi
sehat dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang sangat
mudah,akan tetapi apabila kondisi kesehatan kurang maka dapat terjadi
perlambatan. Menurut Soetjiningisih (1995) bahwa kesehatan anak
harus mendapat perhatian dari orang tua yaitu dengan cara segera
membawa anaknya yang sakit ketempat pelayanan kesehatan yang
terdekat, anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik
berbeda dengan anak yang sakit biasanya pertumbuhannya akan
terganggu oleh karena itu kita perlu memberikan makanan ekstra pada
setiap anak sesudah menderita suatu penyakit.
c. Status social ekonomi
Status sosial ekonomi juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi
tinggi tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik
dibandingkan dengan anak status sosial ekonominya rendah
d. Pendidikan keluarga
Pendidikan orang tua merupakan factor yang paling penting dalam
tumbuh kembang anak, misalnya jika tingkat pendidikan orang tua itu
rendah maka akan sulit menerima aturan dalam pemenuhan gizi anak
dan mereka sering tidak mau atau tidak menyukai pentingnya
pemenuhan kebutuhan gizi yang dapat menunjang dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
e. Sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Kebersihan perseorangan maupun kebersihan lingkungan
memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Jika
kebersihan perseorangan yang kurang akan memudahlkan terjadinya
7
penyakit selain itu pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak setiap
bulan datang ke posyandu (Soetjiningsih, 1995).
B. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
1. Pengertian Air Susu Ibu
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat
dibutuhkan oleh bayi karena mengandung berbagai zat yang penting
untuk tumbuh kembang bayi yang sesuai dengan kebutuhannya
(Marmi, 2012). ASI eksklusif adalah cairan yang diberikan kepada
bayi selama 6 bulan tanpa ada tambahan cairan seperti susu formula, air
putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, nasi tim,
bubur susu (Kristiyansari, W., 2009). Menurut Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah (2011) bahwa Air Susu Ibu adalah salah satu
makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung
unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan guna
mencapai pertumbuhan bayi yang optimal.
Air Susu Ibu (ASI) yaitu pemberian asi tanpa makanan
tambahan lainnya yang diberikan sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan
dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan memberikan makanan
tambahan. ASI merupakan gizi yang terbaik untuk tumbuh kembang
anak karena didalam ASI terdapat kolostrum yang berupa cairan
kental berwarna kuning yang berfungsi sebagai pencahar untuk
membersihkan mekoneum dari usus bayi yang baru lahir, kolostrum
diproduksi pada 0 – 5 hari pasca persalinan. Sedangkan kandungan
kolustrum terdapat protein, mineral, vitamin A , karbohidrat, yang
dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai usia 6 bulan
(Prasetyono, S.D., 2009).
2. Tanda – tanda bayi kenyang
Bayi yang telah merasa cukup ASI juga akan memberikan tanda
tanda tertentu. Menurut Suryoprajogo, N., (2009) tanda – tanda bayi
kenyang adalah sebagai berikut:
a. Bayi melepaskan putting payudara dengan sendirinya
8
b. Bayi sering kali berak dan pipis
c. Bayi buang air kecil sekurang kurangnya 6 kali sehari
d. Bayi buang air besar 2 hingga 5 kali sehari, feses lembut berwarna
kuning
e. Air kencing berwarna jernih dan bukan kuning pekat
f. Berat badan meningkat secara konsisten
g. Bayi tidur dengan pulas
h. Bayi aktif saat terjaga
3. Upaya memperbanyak ASI
Upaya untuk memperbanyak ASI menurut Jannah, N., (2011) ialah
sebagai berikut:
a. Susui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama menyusui
10 – 15 menit dikedua payudara.
b. Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan
duduklah selama menyusui.
c. Pastikan bayi menyusui dalam posisi yang benar dan baik
d. Tidurlah bersebelahan dengan bayi.
e. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.
4. Macam – macam ASI
ASI dibedakan menjadi 3 kelompok dan tahap secara terpisah yaitu:
kolustrum, transitional milk, dan matur milk, menurut Kodrat, L.,
(2010) penjelasan berikut ini:
a. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan tahap pertama ASI yang
dihasilkan selama masa kehamilan, kolostrum ini seringkali disalah
artikan dengan susu basi padahal kolostrum bukan susu basi
melainkan susu yang kaya akan kandungan gizi dan zat imun.
Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi protein, vitamin
yang larut dalam lemak serta mineral – mineral. Selain itu
kolostrum ada kandungan zat immunoglobulin. Zat
immunoglobulin.ini merupakan antibody dari ibu untuk bayi yang
9
juga berfungsi sebagai imunitas pasif untuk bayi, imunitas pasif ini
akan melindungi bayi dari berbagai bakteri dan virus. Menurut
Khamzah, N.S., (2012) bahwa kolostrum merupakan cairan yang
pertama dikeluarkan atau disekresi oleh kelenjar payudara pada 4
hari pertama setelah persalinan, kolostrum berwarna kuning
keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel – sel
hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang bayi
baru lahir segera lahir dan siap menerima ASI.
b. Transitional milk
Transitional milk atau ASI peralihan yang dihasilkan
setelah kolostrum, biasanya ASI ini akan berakhir sekitar 2 minggu
setelah kolostrum, kandungan dalam ASI peralihan memang tidak
selengkap kolostrum. Beberapa zat yang tergantung dalam ASI
peralihan ini adalah lemak, laktosa, vitamin yang larut dalam air
dan mengandung lebih banyak kalori daripada kolostrum. Menurut
Marmi (2012) bahwa Transitional milk atau ASI peralihan
disekresi dari hari ke – 4 dan hari ke – 10 dari masa laktasi, kadar
protein semakin rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
semakin tinggi.
c. Matur milk
ASI matur atau Mature milk adalah cairan terakhir yang
dihasilkan oleh sang ibu, ASI matur berisi 90% air yang diperlukan
untuk memelihara hidrasi bayi sedangkan 10 % kandungnya adalah
karbohidrat, protein, dan lemak yang diperlukan untuk kebutuhan
hidup dan perkembangan bayi. ASI matur adalah ASI yang
dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume bervariasi
yaitu 300 – 850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat
laktasi (Proverawati, A., & Asfuah, S., 2009).
5. Proses aliran ASI
10
Saat bayi menghisap beberapa hormon mulai bekerja sama untuk
memproduksi ASI, menurut Suryoprajogo, N., (2009) berikut ini proses
aliran ASI yang terjadi saat bayi menghisap payudara ibu:
a. Isapan bayi menstimulasi saraf yang ada diputing payudara
b. Saraf ini mengirimkan perintah kepada kelenjar pituitari yang ada
di otak ibu untuk memproduksi ASI
c. Kelenjar pituitari merespons perintah tersebut dengan melepaskan
hormon prolaktin dan oksitosin
d. Hormon prolatin merangsang payudara untuk memproduksi ASI
e. Sedangkan hormon oksitoksin merangsang kontraksi otot – otot
kecil yang ada disekeliling saluran susu di payudara. Kontraksi ini
memerah saluran ASI dan mengeluarkan air susu ke gudang
dibawah areola.
6. Kandungan nutrisi dalam ASI
Kandungan asi eksklusif menurut Prasetyono, S.D., (2009) antara lain:
a. Karbohodrat
Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang
jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari. Hidart arang dalam
ASI merupakan nutrisi penting dalam pertumbuhan sel saraf otak
serta pemberian energi untuk kerja sel – sel saraf. Didalam usus
sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat yang berfungsi
mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya serta membantu
penyerapan kalsium dan mineral lainnya. Menurut Jannah, N.,
(2011) bahwa karbohidart yang utama terdapat dalam ASI adalah
laktosa, kadar laktosa yang tinggi sangat menguntungkan karena
laktosa ini oleh fermentasi akan diubah menjadi asam lemak. Adanya
asam lemak ini memberikan suasana asam didalam usus bayi.
b. Protein
Protein dalam ASI lebih rendah bila dibandingkan dengan
PASI meskipun begitu “whey” dalam protein ASI hampir seluruhnya
terserap pada sistem pencernaan bayi. Hal ini dikarenakan “whey”
11
ASI lebih lunak dan lebih mudah dicerna ketimbang “whey” PASI
kasein yang tinggi dengan akan membentuk gumpalan yang relative
keras dalam lambung bayi, itulah yang menyebabkan bayi yang
diberi PASI sering menderita susah buang air bahkan diare.
c. Lemak
Setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal
dari lemak yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi
ketimbang PASI. Hal ini dikarenakan ASI lebih banyak mengandung
enzim lipase , jenis lemak dalam ASI mengandung banyak omega -3,
omega – 6 dan DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan sel – sel
jaringan otak. Menurut Khamzah, N.S., (2012) bahwa kadar lemak
dalam ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi atau susu
formula. Kadar lemak yang tinggi ini sangat dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi, ASI
juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang
yang sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
d. Mineral
ASI memang mengandung mineral yang lebih sedikit
daripada susu sapi. Bahkan susu sapi mengandung mineral empat
kali lebih banyak daripada ASI namun jika bayi lebih banyak
mengkonsumsi susu sapi maka ginjal bayi akan semaikn bekerja
keras (Kodrat, L., 2010).
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat
mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena
bayi baru lahir belum mampu membentuk vitamin K (Proverawati,
A., & Asfuah, S., 2009).
7. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI
Faktor yang mempengaruhi produksi ASI menurut Proverawati, A., &
Asfuah, S., (2009) antara lain:
12
a. Frekuensi penyusuan
Produksi ASI akan optimal jika ASI dipompa lebih dari 5
kali per hari setelah bulan pertama setalah melahirkan. Frekuensi
penyusunan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu setelah
melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup
berdasarkan hal ini direkomendasikan penyususnan paling sedikit 8
kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Menurut
Kodrat, L., (2010) bahwa frekuensi penyusunan adalah kekerapan
sang bayi menyusui pada ibu.
b. Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi
ASI, hal ini disebabkan bayi yang lahir premature sangat lemah
dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi asi
lebih rendah daripada bayi lahir cukup bulan. Lemahnya
kemampuan menghisap pada bayi premature dapat disebabkan
berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ
(Marmi, 2012).
c. Konsumsi alcohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat
membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses
pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat
produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusunan merupakan
indikator produksi oksitosin, pada dosis etanol 0,5b – 0,8 gr/kg
berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62 % dari
normal, dan dosis 0,9 – 1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim
32% dari normal.
8. Pola menyusu pada bayi lahir normal dan cukup bulan
Pola menyusu pada bayi lahir normal dan cukup bulan menurut
Suryoprojogo, N., (2009) antara lain:
a. Bayi yang baru lahir akan menyusu setiap satu sampai tiga jam
Dalam dua sampai tujuh hari pertama, tapi kadang lebih sering.
13
b. Menyusui di malam hari sangat penting untuk menstimulasi
produksi ASI sekaligus menekan masa subur sang ibu.
c. Setelah menyusui dimulai maka akan terjadi 8 sampai 12 kali
waktu menyusui dalam 24 jam kehidupan pertama sang bayi.
biasanya dengan interval yang memanjang antara tiap waktu
menyusu.
d. Selama masa lonjakan petumbuhan, bayi akan lebih lapar dari
biasanya dan membutuhkan lebih banyak ASI dalam beberapa hari
berikan ASI semau bayi akan meningkatkan produksi ASI sesuai
kebutuhan bayi.
e. Biasakan bayi menyusui kapanpun ia mau, kebiasaan ini akan
mengatasi rasa lapar dan haus sang bayi. 9. Pemberian ASI eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) yaitu pemberian asi tanpa makanan tambahan
lainnya yang diberikan sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan dilanjutkan
sampai usia 2 tahun dengan memberikan makanan tambahan. ASI
merupakan gizi yang terbaik untuk tumbuh kembang anak karena
didalam ASI terdapat kolostrum yang berupa cairan kental berwarna
kuning yang berfungsi sebagai pencahar untuk membersihkan
mekoneum dari usus bayi yang baru lahir, kolostrum diproduksi pada 0
– 5 hari pasca persalinan. Sedangkan kandungan kolustrum terdapat
protein, mineral, vitamin A , karbohidrat, yang dapat memberikan
perlindungan pada bayi sampai usia 6 bulan (Prasetyono,S.D., 2009).
Durasi pemberian ASI setidaknya 45 menit adalah cukup normal
untuk bayi baru lahir dengan frekuensi 6 sampai 12 kali dalam 24 jam.
Namun, sewaktu waktu, ada saatnya bayi mengalami lonjakan
pertumbuhan (growth spurts), selama kira-kira 2-3 hari. Growth spurts
itu seringkali terjadi umur 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan.
Saat itu, bayi akan membutuhkan lebih banyak susu dari sebelumnya,
sehingga dia akan meminta ASI lebih sering bahkan setiap setengah
jam, selama 2-3 hari itu. Tidak apa apa, turuti saja kemauan bayi itu
14
seberapa seringnya pun, karena payudara anda akan beradaptasi
denganmembuat ASI lebih banyak lagi,menyusui bayi dapat dilakukan
setiap 2 jam karena lambung bayi akan kosong kembali dalam waktu 2
jam sehabis menyusui (Suryoprajogo, N., 2009).
10. Manfaat ASI eksklusif
Memberikan ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh
seorang ibu minimal sampai bayi usia 2 tahun, adapun manfaat
pemberian ASI menurut Suryoprajogo, N.,(2009) ialah sebagai berikut:
a. ASI dapat meningkatkan kecerdasaan bagi bayi
Decosahexanoic Acid (DHA) & Arachidonic Acid (AA)
adalah asam lemak tak jenuh yang diperlukan untuk pembentukan
sel sel otak yang optimal. Jumlah DHA & AA dalam ASI sangat
mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan otak,
disamping itu DHA & AA dalam tubuh dapat dibentuk dari
substansi pembentukan yaitu dari omega –3 dan omega -6.
Seorang konsultan neonatology RSCM di Jakarta Prof. Rulina
Suradi, Sp.A (K) IBCLC yang berdasarkan hasil penelitian di
Denmark diketahui bahwa bayi yang diberikan ASI hingga lebih
dari 9 bulan akan tumbuh cerdas, hal tersebut dikarenakan bahwa
ASI mengandung DHA & AA. Sementara bayi yang tidak diberi
ASI mempunyai IQ yang lebih rendah tujuh sampai delapan point
dibandingkan bayi yang diberi ASI secara eksklusif (Prasetyono,
S.D., 2009).
b. ASI dapat menurunkan berat badan ibu
Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah
dan lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum
hamil. Ini karenan timbunan lemak yang ada pada tubuh akibat
kehamilan digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses
produksi ASI dengan menyusui tubuh akan mengahsilkan ASI
lebih banyak sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai
15
cadanagn tenaga akan terpakai. Menurut Kristiyansari, W., (2009)
bahwa ibu yang memberikan asi secara eksklusif pada bayinya
ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan
semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil berat badan
bertambah selain karena janin juga karena penimbunan lemak pada
tubuh, cadangan lemak itu sebagai sumber tenaga dalam proses
produksi ASI.
c. ASI dapat menghentikan perdarahan pasca persalinan
Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat
kembalinya rahim ke bentuk semula, hal ini karena hormon
progesteron yang merangsang kontraksi otot – otot disaluran ASI
sehingga ASI terperah keluar juga akan merangsang kontraksi
rahim. Jadi susuilah bayi setelah lahir, agar tidak terjadi perdarahan
pasca persalinan dan proses pengeluaran rahim berlangsung lebih
cepat (Proverawati, A., & Asfuah, S., 2009).
d. ASI dapat menjadikan pertumbuhan bayi dapat optimal
Bagi orang tua yang baru medapatkan buah hati tentunya
menginginkan bayi tumbuh kembang secara optimal. Nutrisi yang
adekuat sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi, ASI
mengandung hormon dan faktor pertumbuhan yang sesuai agar
pertumbuhan badan bayi ideal. Berbeda halnya dengan kandungan
susu formula yang memerlukan pengenceran dengan kadar tertentu
yang berbeda – beda untuk setiap anak. Bayi yang mengkonsumsi
ASI pada umumnya lebih ringan atau ideal daripada bayi yang
mendapat susu formula. Hal ini karena ASI mengandung leptin
yang merupakan hormon pengatur nafsu makan, maka dari itu
dapat dikatakan bahwa ASI berperan penting dalam tumbuh
kembang bayi yang optimal (Khamzah, N.S., 2012).
11. Masalah meyusui pada bayi
16
Masalah pada bayi dapat berupa bayi sering menangis, bayi
kembar, bayi bibir sumbing, bayi prematur, menurut Marmi (2012)
berikut ini akan dijelaskan mengenai cara menyusui bayi dengan
kondisi tersebut:
a. Bayi sering menangis
Tangisan bayi dapat dijadikan cara berkomunikasi antara ibu dan
buah hati. Pada saat bayi menangis maka cari sumber
penyebabnya, yang paling sering karena kurang ASI.
b. Bayi dengan BBLR dan bayi prematur
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena
refleks menghisap masih lemah. Sebaiknya ASI dikeluarkan
dengan pompa atau diperah dan diberikan pada bayi dengan sonde
lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan
bawah dagu bayi dapat dilatih untuk menghisap (Suryoprajogo,
2009).
c. Bayi cegukan
Seringkali karena saking laparnya bayi akan tergesa – gesa untuk
minum ASI. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan bayi cegukan
hal ini pada dasarnya tidak apa – apa. Tunggulah sejenak,
terkadang cegukan akan berhenti sendiri jika beberapa menit
sebelum hilang maka berilah bayi minum the hangat beberapa
sendok (Kodrat, L., 2010).
12. Perawatan payudara
Perawatan payudara yang dilakukan dengan benar dan teratur akan
memudahkan sikecil menyusu. Salah satu perawatan payudara adalah
pijst payudara dapat dilakukan sejak hari kedua usai persalinan,
sebanyak dua kali sehari. Sebelum memijat cucuilah tangan dan
bersihkan daerah payudara kemudian tuangkan minyak kelapa murni
ke dua belah telapak tangan secukupnya. Menurut Suryoprajoga, N.,
(2009) Pengurutan dimulai dengan ujung jari dengan cara sebagai
berikut:
17
a. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri lakukan gerakan kecil
dengan menggunakan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari
pangkal payudara dan berkahir dengan gerakan spiral pada
daerah putting.
Gambar 2.1. teknik menyokong payudara
b. Buatlah gerakan emutar sambil menekan dari pengkal payudara
dan berakhir pada putting susu diseluruh bagian payudara.
Lakukan gerakan seperti ini pada payudara kanan.
Gambar 2,2, gerakan memutar payudara
Letakkan kedua telapak tangan diantara dua payudara, urutlah
dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan
lepaskan keduanya perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih
30 kali. Variasi lainnya adalah gerakan payudara kiri dengan
kedua tangan, ibu jari di atas dan empat jari lainnya dibawah,
peras dengan lembut payudara sambil meluncurkan kedua
tangan ke depan kea rah putting susu. Lakukan hal yang sama
18
pada payudara kanan.
Gambar 2.3. gerakan memutar kedua payudara
Lalu cobalah posisi tangan parallel sangga payudara dengan
satu tangan sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan
sisi kelingking dari arah pangkal payudara kea rah putting susu,
lakukan gerakan ini sekitar tiga puluh kali. Setelah itu letakkan
satu tangan disebelah atas dan satu tangan lagi dibawah
payudara, luncurkan kedua tangan secara bersamaan kea rah
putting susu dengan cara memutar tangan, ulangi gerakan ini
sampai semua bagian payudara terkena urutan.
13. Tujuan perawatan payudara
Menurut Sayono & Pramitasari, D.R., (2008) bahwa perawatan
payudara setelah melahirkan antara lain bertujuan untuk:
a. Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi.
b. Memingkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar –
kelenjar air susu melalui pemijatan.
c. Mencegah bendungan ASI / pembengkakan payudara.
d. Melenturkan dan menguatkan putting.
e. Mengetahui secara dini kelaianan putting susu dan melakukan
usaha untuk mengatasinya.
14. Gizi bagi ibu menyusui
Tujuan pemberian makanan untuk ibu menyusui adalah untuk
memenuhi kebutuhan gizi selama menyusui. anak yang diberikan ASI
19
yang cukup akan mempunyai IQ yang tinggi, ini tidak terlepas dari
peran asam dokosa hexanoik (DHA) yang ada didalam air susu ibu,
selain itu anak menjadi sehat. Tambahan yang lain untuk ibu menyusui
adalah tambahan protein yang tinggi, vitamin C yang terdapat pada
jeruk, sirsat, apel, tomat, vitamin B1 dan vitamin B2 sebanyak yang
terdapat pada kacang kacangan, hati, telur. ikan dan kebutuhan air
menjadi 8 gelas perhari. Pada ibu menyusui disarankan untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung omega 3 yang penting
bagi pertumbuhan anak, yaitu bias didapatkan dari ikan laut seperti
kakap, tongkol,dll. Banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa
ada tanaman yang dapat meningkatkan pengeluaran ASI yaitu sayur
daun turi, dan sayur daun katuk (Proverawarti, A., & Asfuah, S.,
2009).
15. Makanan atau minuman yang diperbolehkan selama menyusui
Demi meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, ibu menyusui
sangat disarankan untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti
sayuran,buah buahan, biji bijian dan kacang kacangan serta ikan.
Makanan ini mengandung vitamin dan mineral penting bagi
pertumbuhan bayi menurut Marmi (2012) sebagai berikut:
a. Sayuran
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat
besi juga berfungsi membantu memelihara tingkat energy sekaligus
mampu mencegah anemi. Folate ataub asam folat sangat penting
dalam pembentukan sel darah merah, sebaiknya makan 3 – 5
hidangan sayuran setiap hari. Sayuran seperti bayam, kangkung,
dan katuk juga mengandung zat besi yang baik bagi ibu menyusui.
b. Buah – buahan
20
Buah yang sehat warnanya terang, bagus dikonsumsi
setelah makan. Kandungan vitamin A,B,K dan C dalam tubuh baik
untuk membantu system kekebalan tubuh ibu dan bayi. Konsumsi
buah buahan seperti blackberry, bluberry dan strobery sangat
disarankan karena mengandung antioksida dan serat tinggi, buah
dapat di makan dalam keadaan alami, dijus. Ibu harus makan 3 – 5
porsi buah setiap hari.
c. Ikan
Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi,
menurut US Environmental Protection Agency (EPA) ibu
menyusui tidak boleh makan hiu, ikan todak, makarel raja atau
ikan ubin karena tingkat kandungan merkurinya sangat tinggi. Ikan
salmon Pollock tuna dan ikan patin masih aman dikonsumsi 12 ons
seminggu karena termasuk jenis ikan rendah merkuri.
16. Makanan atau minuman yang tidak diperbolehkan selama menyusui
Sebetulnya seorang ibu menyusui tidak perlu berpantang,
makanan. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah pola makan
yang seimbang. Namun demikian, beberapa jenis makanan atau
minuman menurut Marmi (2012) dibawah ini yang perlu
diperhatikan:
a. Buah durian & nangka
Selama menyusui, buah buahan seperti nangka dan durian
sebetulnya tidak dilarang untuk dikonsumsi tapi memang perlu
dibatasi. Konsumsi buah buahan yang terlalu manis perlu dibatasi
karena mengandung kalori tinggi. Kalori tinggi yang tersisa akan
disimpan dalam tubuh sehingga kadar gula berlebih, selain itu sisa
21
kalori juga akan disimpan menjadi lemak akibatnya bisa
mengganggu system sirkulasi darah dan jantung. Apalagi durian
dan nangka mengandung alcohol, jika alkohol yang memabukan
dikonsumsi oleh bayi melalui ASI maka sebagai efeknya bayi bias
rewel, hiperaktif atau sebaliknya lesu.
b. Kopi
Pada bayi kafein ini akan menstimulasi semua
metabolismenya menjadi lebih cepat. Akibatnya jantung bayi
berdenyut lebih cepat, ginjal bekerja lebih keras, dan air kencing
akan lebih banyak. Kondisi ini tidak baik bagi bayi, selain kopi
beberapa produk soft drink juga mengandung kafein.
c. Food allergen
Makanan makanan yang dapat menyebabkan alergi
umumnya mengandung protein kadar tinggi seperti seafood. Jika
setelah mengkonsumi makanan laut ASI yang dihasilkan membuat
kulit bayi gatal atau merah merah, berarti ia mengalami alergi.
Sebaiknya ibu segera menghentikan konsumsi jenis makanan
tersebut.
17. Hambatan dalam pemberian ASI eksklusif
Hambatan pemberian ASI menurut Kodrat, L., (2012) antara lain:
a. abraded and or cracked nipple
abraded and or cracked nipple adalah keadaan dimana
putting susu mengalami luka atau lecet. Putting susu lecet
penyebabnya karena salah teknik saat menyusui, pembengkakan
payudara, putting iritasi karena bahan kimia seperti sabun.
Menurut Marmi (2012) bahwa putting susu lecet dapat disebabkan
trauma pada putting susu saat menyusui, selain itu dapat terjadi
22
retak dan pembentukan celah – celah. Retakan pada putting susu
bias sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.
b. engorgement
engorgement adalah suatu masalah akibat pembengkakan
payudara yang disebabkan karena pengeluaran ASI tidak lancer
dikarenakan putting susu jarang dihisap. Payudara bengkak
biasanya terjadi 2 atau 3 hari pasca persalinan ini disebabkan oleh
pengumpulan air susu dalam kelenjar susu dipayudara yang lama
kelamaan dapat menyebabkan tersumbatnya kelenjar susu sehingga
pengeluaran volume ASI berkurang (Suryoprajogo, N., 2009).
c. obstructed duct
obstructed duct adalah masalah yang disebabkan karena
saluran air susu tersumbat, selain itu air susu mengental hingga
menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi sebagai akibat air susu
jarang dikeluarkan. Menurut Puspitorini, I.,(2011) bahwa saluran
ASI tersumbat terkadang terjadi gumpalan pada saluran air susu
ibu tertahan karena keadaan ini (yang ditandai dengan benjolan
kecil, lunak berwarna merah dipayudara) bisa mengakibatkan
infeksi.
C. Hubungan antara Pemberian ASI eksklusif dengan Pertumbuhan
bayi usia 6 – 10 bulan
Bagi orang tua yang baru medapatkan buah hati tentunya
menginginkan bayi tumbuh kembang secara optimal. Nutrisi yang adekuat
sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi, ASI mengandung hormone
dan faktor pertumbuhan yang sesuai agar pertumbuhan badan bayi ideal.
Berbeda halnya dengan kandungan susu formula yang memerlukan
23
pengenceran dengan kadar tertentu yang berbeda – beda untuk setiap anak.
Bayi yang mengkonsumsi ASI pada umumnya lebih ringan atau ideal
daripada bayi yang mendapat susu formula. Hal ini karena ASI
mengandung leptin yang merupakan hormon pengatur nafsu makan, maka
dari itu dapat dikatakan bahwa ASI berperan penting dalam tumbuh
kembang bayi yang optimal (Khamzah, N.S., 2012).
Kandungan nutrisi pada ASI tentu saja berbeda dari susu sapi yang
merupakan bahan susu formula. Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi
dibanding dengan susu formula, kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan
untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak
omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak
ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung asam
dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan
terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata. Susu sapi atau susu
formula tidak mengandung kedua komponen ini oleh karena itu hampir
semua susu formula ditambahkan DHA& ARA. ASI mengandung asam
lemak tak jenuh & lemak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang
lebih banyak mengandung asam lemak jenuh (Prasetyono, S.D., 2009).
D. Kerangka teori
24
Faktor factor yang mempengaruhi:
- Gizi pada anak
- Kesehatan anak
- Status sosial ekonomi
- Pendidikan keluarga
- Sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan
- Pemberian asi eksklusif
Skema 2.4 kerangka teori
Sumber : Hidayat (2009), Moersintowarti. B (2002), Nursalam (2005),
Anggraini (2010).
E. Kerangka konsep
Variabel bebas variabel terikat
Skema 2.5 . kerangka teori
F. Variable penelitian
Variabel yang digunakan oleh peneliti ada dua kategori, yaitu:
1. Variabel bebas atau independent adalah variabel yang menentukan atau
berpengaruh terhadap variabel dependen, dimana dalam penelitian ini
variabel independent (bebas) adalah Pemberian ASI Eksklusif
25
PERTUMBUHAN BAYI
Pemberian asi esklusif Pertumbuhan bayi
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang kondisi atau
nilainya dipengaruhi oleh variabel lain, dimana dalam penelitian ini
variabel dependent (terikat) adalah Pertumbuhan Bayi usia 6 – 10
bulan.
G. Hipotesis
Sesuai dengan kerangka teori yang dikemukakan maka hipotesis
yang diajukan adalah:
Ha :
Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan pertumbuhan
bayi usia 6 – 10 bulan diwilayah kelurahan muktiharjo kidul
kecamatan pedurungan semarang
Ho:
Tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan
pertumbuhan bayi usia 6 - 10 bulan diwilayah kelurahan muktiharjo
kidul kecamatan pedurungan semarang
26
Top Related