1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Wibisono (2013) yang berjudul “Penerapan Analisis SWOT
Dalam Strategi Pemasaran di The Patra Bali Hotel & Resort Villas Tuban Bali”.
Dalam penelitian ini memaparkan The Patra Bali Hotel & Resort Villas Tuban
Bali memiliki strategi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang
semakin tahun semakin menurun, dan untuk mengetahui strategi serta program
yang dilakukan oleh The Patra Bali Hotel & Resort Villas Tuban Bali. Strategi
pemasaran yang digunakan yaitu Segmenting, Targeting, Positioning serta
menggunakan 7P product, price, promotion, place, people, process, physical
evidence sebagai bauran pemasaran. Jenis data yang digunakan yaitu data
kualintatif dan data kuantitatif, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan
data sekunder, dan teknik pengumpulan yang digunakan yaitu observasi, studi
pustaka, wawancara terstruktur, studi kepustakaan, dokumentasi dan kuesioner
sedangkan metode analisis data yang digunakan oleh romy yaitu deskriptif
kualitatif dengan pendekatan Marekting Mix dalam menganalisis situasi atau
keadaan objek yang diteliti menggunakan 7P.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Anugraha (2012) tentang “Strategi
Pemasaran Usaha Jasa Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE) Pada
PT. Pacific World Nusantara Sanur Bali”. Dalam penelitian ini memaparkan PT.
2
Pacific World Nusantara Bali memiliki strategi membangun hubungan kerjasama
dengan inventive house dan strategi pengembangan produk MICE, untuk
menunjang strategi pemasaran yang dilakukan dengan mengacu pada program
bauran pemasaran produk jasa yaitu keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan product, price, promotion, place, people, physical evidence,
process. PT. Pacific World Nusantara Sanur Bali selain menggunakan bauran
pemasaran juga mempergunakan strategi pengembangan produk MICE yaitu
dengan cara melakukan kunjungan ke daya tarik wisata, hotel, dan restoran yang
baru untuk menemukan terobosan-terobosan terbaru dari produk yang ditawarkan.
PT. Pacific World Nusantara Sanur Bali berupaya meningkatkan sumber daya
manusia dengan memberikan pelatihan kerja dan kompensasi kepada karyawan
dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan.
Berdasarkan kedua penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan
dengan penelitian ini. Adapun persamaannya yang pertama sama-sama meneliti
tentang hotel dan yang kedua adalah tentang MICE. Namun yang terjadi
perbedaan yaitu penelitian sekarang memfokuskan kepada Strategi Bauran
Pemasaran Kepada Jasa Konvensi Untuk Meningkatkan Pendapatan Kamar.
2.2 Deskripsi Konsep
2.2.1 Tinjauan Tentang Pemasaran
Ada pengertian tentang strategi yang diberikan oleh beberapa ahli. Menurut
Andrews (dalam Alma, 2011:199) strategi adalah pola keputusan dalam
perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan
3
yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian
tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar perusahaan. Definisi lain
diberikan oleh Alma (2011:200) strategi ialah penetapan arah keseluruhan dari
bisnis, sedangkan taktik ialah merupakan implementasi dari strategi yang
menekankan pada bagian-bagian tertentu dalam kegiatan bisnis.
Maynard dan Beckman (dalam Alma 2011:1) menyatakan pemasaran berarti
segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor ke sektor
konsumsi. Definisi lain menurut Converse, (dalam Alma 2011:2) pemasaran
didefinisikan sebagai kegiatan membeli dan menjual, dan termasuk didalamnya
kegiatan menyalurkan barang dan jasa antara produsen dan konsumen.
Kotler (dalam Alma 2011:4) menyatakan bahwa pengertian marketing dapat
dilihat dari dua sudut pandang : pengertian dari sudut pandang Societal
(masyarakat) menunjukan peranan marketing dalam masyarakat. Sedangkan
menurut pandangan marketer, marketing berperan untuk menyampaikan standard
hidup yang lebih tinggi dari masyarakat. Definition of strategy is a fundamental
plan of action that is intended to accomplish the company’s objective. Artinya
definisi strategi pemasaran ialah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai
tujuan perusahaan. Menurut Chandler (dalam Alma 2011:199) strategy is the
determination of basic long-term goals of an enterprise and the adoption of
course of action and the allocation of resources necessary for carrying out these
goals.
Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang
4
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu
perusahaan. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas
analisis lingkungan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan
kelemahan perusahaan serta analisis kesempatan dan ancaman
2.2.2 Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Menurut Budi (2013:97) bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan
alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang
perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang
ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran yang kita kenal selama ini
berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Bauran pemasaran produk
barang mencakup 4P, yaitu product, price, place, dan promotion.
Keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Para pakar
menambahkan tiga unsur lagi, yaitu people, process, dan customer service. Ketiga
hal ini terkait dengan sifat jasa di mana tahapan operasi hingga konsumsi
merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan serta mengikutsertakan
konsumen dan pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain terjadi interaksi
langsung antara keduanya (meski tidak untuk semua jasa). Sebagai suatu bauran,
unsur-unsur tersebut saling memenuhi satu sama lain sehingga bila salah satu
tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara
keseluruhan. Dengan demikian, unsur bauran pemasaran terdiri atas tujuh hal :
5
1) Produk (Product)
Menurut Kotler (2008:266) produk adalah semua hal yang didapat
ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau
konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
Keputusan penting dalam pengembangan dan pemasaran produk adalah
sebagai berikut :
Atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan
pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat
ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti :
(1) Kualitas produk, adalah salah satu sarana positioning utama
pemasaran. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja
produk atau jasa, oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan
nilai dan kepuasan pelanggan.
(2) Fitur, adalah sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan
dengan produk pesaing.
(3) Gaya dan desain, desain adalah konsep yang lebih besar dari pada
gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk, gaya bisa
menarik atau membosankan. Gaya sensasional bisa menarik perhatian
dan menghasilkan estetika yang indah, tetapi gaya tersebut tidak
benar–benar membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Sedangkan
desain lebih dari sekedar kulit luar, desain adalah jantung produk.
Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan
produk tetapi dalam manfaatnya. Desain yang baik dimulai dengan
6
pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan. Lebih dari
sekedar menciptakan atribut produk atau jasa, desain melibatkan
pembentukan pengalaman pemakaian produk bagi pelanggan.
1) Penetapan merek
Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi dari
semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau
sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing, yang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
(1) Kemasan, adalah aktivitas merancang dan memproduksi wadah atau
pembungkus suatu produk.
(2). Pelabelan, label berkisar dari penanda sederhana yang ditempel pada
produk sampai rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian kemasan.
Label juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk yaitu
siapa yang membuat, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu
dibuat, kandungannya, cara pemakaiannya dan bagaimana
menggunakan produk itu dengan aman. Terakhir, label juga bisa
membantu mempromosikan produk dan mendukung positioning.
(3). Jasa pendukung produk atau pelayanan pendukung produk, pelayanan
pelanggan adalah elemen lain dalam strategi produk. Penawaran
perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan pendukung yang
bisa menjadi bagian kecil atau bagian dari keseluruhan penawaran.
7
2) Bauran produk
(1) Pengertian Bauran Produk
Menurut Kotler (1997:57), bauran produk adalah rangkaian semua
produk dan unit produk yang ditawarkan suatu penjual tertentu pada
pembeli.
(2) Komponen Bauran Produk
Menurut Hertzon (1978:29) yang perlu mendapat perhatian dalam
analisa bauran produk adalah sebagai berikut:
(1) Lokasi (Location)
Lokasi hotel harus dipertimbangkan dengan berbagai macam evaluasi.
Jarak hotel dari pusat populasi dan jalan utama dapat ditentukan tidak
hanya dari jumlah bisnis tapi juga berdasarkan jenis. Berbagai macam
area bisnis atau tempat hiburan di dalam area akan memberikan efek
perdagangan.
(2) Ukuran (Size)
Ukuran hotel merupakan hal penting, bukan hanya jumlah kamar dan
kapasitas restoran tetapi juga kapasitas ruang yang tersedia dan luas
ukuran dari resort hotels.
(3) Kondisi fisik (Physical condition)
Usia dan penampilan hotel harus dievaluasi. Hal–hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut:
8
(1) Penampilan eksterior (Exterior apperance)
Kondisi cat, tembok, cahaya, jendela, sidewalk, pohon, landscaping dan
keadaan sekeliling yang akan membentuk image dan menciptakan first
impression.
(2) Pintu masuk (Entrance)
Akses pintu masuk harus mudah dan langsung mengarahkan ke area
reception atau check-in, harus mudah ditemukan dan cahaya cukup terang di
malam hari. Pintu masuk lobby harus dekat dengan area parker
(3) Area Lobi (Lobby area)
Harus menampilkan hotel dengan bersinar, dekorasi yang riang, bersih,
karpet dan perabotan yang atraktif, cahaya yang cukup, mudah dilihat dan akses
yang mudah ke registration area.
(4) Ruang masuk (Hallways)
Ruang masuk merupakan area lain dimana perawatan yang baik
merefleksikan atmosfer keseluruhan hotel. Selain itu juga harus memperhatikan
kondisi tembok, karpet dan pencahayaan.
(5) Kamar tamu (Guest rooms)
Kamar tamu merupakan jantung hotel. Penampilan umum hotel, dekorasi,
pencahayaan, keluasan, perabotan, perawatan dan kondisi keseluruhan merupakan
dasar evaluasi tamu tehadap hotel.
(6) Area restoran (Food & Beverage area)
Harus nyaman dan mudah dijangkau dari dalam dan luar hotel. Atmosfer
dan dekorasi darus diharmonisasikan denga tipe hotel dan image yang ingin
9
dibentuk. Atmosfer dan dekorasi juga berpengaruh penting dalam pemilihan
fasilitas ruang makan.
(7) Kapasitas ruang pertemuan (Meeting and function space)
Harus cocok dan sesuai dengan jenis dan jumlah grup yang mengadakan
acara. Area ruang pertemuan harus mudah dijangkau dengan elevators atau
escalators jika situasi di area yang jauh dari lobby utama. Selain itu juga harus
merefleksikan image dan atmosfer hotel melalui dekorasi, cahaya dan penampilan
umum. Serta harus didukung fasilitas bisnis seperti tersedianya cukup meja, kursi,
panggung, podium, dan perlengkapan meeting lainnya.
(8) Fasilitas dan pelayanan (The facilities and service)
Bagian ini mencakup pelayanan tamu yang meliputi tempat parkir,
pelayanan salon kecantikan, pelayanan rangkaian bunga, toko majalah atau koran,
dan lain – lain. Perlengkapan kamar tamu seperti televisi, radio, air-conditioning.
Tersedianya fasilitas rekreasi, fasilitas restoran, fasilitas grup seperti area
exhibition, perlengkapan audio visual, ruang meeting. Terakhir pelayanan dan
fitur tambahan seperti dokter umum, dokter gigi, babysitter dan lain – lain.
(9) Atmosfer (Atmosphere)
Pembentukan atmosfer, walaupun tidak dapat diraba dan sulit untuk diukur.
Ini sering menjadi estimasi seberapa baik hotel mencapai image yang ditampilkan.
2) Harga(Price)
Pengertian Harga
Menurut Kotler (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan
atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan
10
untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau
jasa.
Menurut Budi (2013:100) harga merupakan salah satu indicator yang
dipakai sebagai pertimbangan dalam memilih suatu produk oleh konsumen
dimana harga mampu merebut hati para konsumen dan calon konsumen dalam
mengambil suatu keputusan.
Pricing Method menurut Yoeti (2003:111), ada tiga pilihan yaitu:
(1) Skim-The-Cream
Cara ini juga dikenal dengan istilah premium-pricing. Kebijaksanaan
harga disini ditetapkan setinggi mungkin, diantara pesaing yang ada
dalam pasar.
(2) Going-Rate-Pricing
Dengan cara ini, kebijaksanaan harga ditetapkan berdasarkan harga
rata-rata produk yang dijual di pasar.
(3) Penetration Pricing
Dalam hal ini, suatu perusahaan menetapkan harga produknya di
bawah rata-rata produk yang lain di pasar.
Pricing Strategi menurut Yoeti (2003:119) jenis-jenis strategi yang digunakan
untuk menetapkan tarif hotel, diantaranya adalah:
(1) Target Profit Pricing
Cara perhitungan ini berdasarkan rata-rata tingkat hunian kamar hotel
yang dapat menjamin pengembalian investasi yang digunakan untuk
11
membangun hotel. Kelemahan dari cara ini adalah tidak dijamin
bahwa tingkat hunian hotel akan tetap seperti yang diharapkan
(2) Perceived Value Pricing
Cara ini berdasarkan nilai atau manfaat dari produk yang ditawarkan
kepada calon tamu. Dapat dikatakan cara ini merupakan suatu strategi
yang secara umum ditujukan untuk tamu-tamu tertentu.
(3) Going Rate
Going rate adalah salah satu cara menetapkan tarif kamar berdasarkan
permintaan rata-rata, sebagai langkah menghadapi persaingan.
(4) Price Ranging
Price ranging adalah penetapan tarif kamar hotel berdasarkan tarif
tertinggi untuk kamar yang terbaik dan tarif terendah untuk kamar
yang kurang baik, demikian seterusnya untuk kamar yang dianggap
lebih rendah kualitasnya. Cara ini hampir dianut oleh kebanyakan
hotel sekarang ini.
(5) Value-Added Pricing
Value added pricing adalah suatu cara penetapan tarif kamar hotel
dengan cara memberikan tarif khusus atau diskon dalam paket-paket
menarik, dengan memberikan bermacam-macam kemudahan atau
hadiah yang dapat dinikmati oleh tamu. Adapun tujuan menggunakan
strategi harga dengan cara value-added pricing ini adalah untuk
membedakan harga atau tarif secara langsung seperti yang ditawarkan
oleh hotel pesaing.
12
(6) Skimming Price
Skimming price adalah suatu strategi penetapan harga yang diadopsi
oleh hotel-hotel yang baru memasuki pasar dengan menggunakan well
known brand name. Biasanya digunakan untuk kegiatan positioning
supaya hotel lebih dikenal secara luas.
(7) Demand Differential Pricing Method
Pada hari-hari tertentu atau pada waktu-waktu yang berbeda sepanjang
tahun, satu kamar mungkin akan dijual dengan tarif yang bervariasi
atas bermacam-macam pertimbangan untuk menarik tamu.
Tarif meeting yang bervariasi itu ditetapkan untuk menarik grup tamu
khusus yang datang menginap melalui biro perjalanan wisata atau tour operator.
Disebut sebagai demand differential pricing karena tarif yang diberikan kepada
grup wisatawan tersebut bersifat khusus. Adapun termasuk dalam kelompok ini
adalah sebagai berikut:
1) Holiday Package
Holiday package tidak lain adalah gabungan dari berbagai produk
hotel yang dijual dalam satu paket kepada tamu, misalnya untuk
menarik tamu menginap tiga atau empat hari dengan menyediakan
pelayanan untuk berkunjung ke objek-objek wisata di sekitar hotel.
2). Coorperative Rate
Coorperative rate adalah tarif kamar hotel yang biasanya diberikan
kepada biro perjalanan wisata atau tour operator sebagai hasil
negosiasi dengan pihak hotel untuk memperoleh potongan harga.
13
Selanjutnya mereka akan menjual kamar dalam bentuk paket wisata
yang dipromosikan dengan resiko sendiri.
3). Weekend Rate
Weekend rate tarif akhir pekan (weekend rate) adalah tarif dengan
diskon tertentu untuk menarik tamu agar lebih lama menginap pada
suatu hotel. Tarif akhir pekan ini juga dirancang sedemikian rupa
untuk menarik masyarakat setempat agar membawa keluarga atau
kelompok-kelompok tertentu menginap di hotel.
4). Business Rate
Pengusaha adalah kelompok orang yang paling sering menggunakan
akomodasi hotel. Hal ini berkaitan dengan tugas-tugasnya yang sering
bepergian ke suatu kota. Untuk menarik kelompok ini, pihak hotel
memberikan sebuah special incentive rate dengan cara negosiasi.
Karena itu, bisa saja harga berbeda untuk kamar yang sama, sebagai
akibat adanya negosiasi antara hotel dan calon tamu.
5). Frequent User Rates
Frequent User Rates adalah suatu strategi penetapan tarif kamar yang
diberikan untuk mendorong agar tamu mau membeli produk dan
menggunakan fasilitas hotel. Pemberian tarif kamar berdasarkan pada
frekuensi tamu menginap di hotel tersebut.
6). Corporate Rates
Perusahaan-perusaahaan besar yang sering menggunakan fasilitas
hotel untuk kelancaran bisnisnya adalah target pasar yang perlu
14
dipelihara. Kepada kelompok ini diberikan tarif yang bersaing,
pemakaian fasilitas dan pelayanan khusus termasuk memberikan
diskon untuk klub (discotheque, night club, sauna bath, makan di
restoran atau penyewaan mobil yang ada di dalam hotel tersebut).
7). Family Rates
Family rates adalah salah satu cara untuk menarik keluarga, suami,
istri, dan anak-anak untuk menginap pada suatu hotel dengan tarif
paket yang menarik. Biasanya disediakan kamar khusus yang
memungkinkan keluarga bisa berkumpul bersama-sama seperti suite
room atau adjoining room pada waktu liburan ataupun malam minggu.
8) Conference Rates
Conference rates adalah tarif kamar yang diberikan bagi peserta
Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE), yang kini
sedang digalakkan pemerintah. Mereka terdiri dari para Professional
Convention Organizer (PCO), yang tentunya ditunjuk oleh mereka
yang menginginkan terselenggaranya pertemuan itu.
9) Up-Grading
Hampir pada kebanyakan hotel-hotel yang menganut prinsip high
profile hotel, mereka tidak memberikan diskon kepada para tamunya.
Hal itu dilakukan semata-mata untuk menjaga nama baik dan wibawa
hotel, agar tidak dianggap sebagai hotel murahan.
15
3) Tempat (Place)
Tempat (Place) adalah berbagai kegiatan yang membentuk produk
terjangkau oleh konsumen sasaran (Kotler, 1999:41). Menurut Yoeti (2004:57)
untuk menjual produk yang ditawarkan oleh industri jasa biasanya digunakan
perantara seperti agen perjalanan, tour operator, wholesaler, airlines atauhotel
representative yang ditunjuk.
Jenis saluran distribusi hotel menurut Nykiel (2003:34) beberapa contoh perantara
atau travel intermediary yaitu:
1) Retailer travel agents
Perusahaan yang menjual berbagai tour, kamar-kamar hotel, tiket
penerbangan dan mendapatkan komisi dari hasil penjualannya.
2) Tour operator retailers
Suatu perusahaan yang menyusun, merencanakan, menyelenggarakan
perjalanan wisata dan produk-produknya secara langsung ke
konsumen.
3) Travel management companies
Suatu perantara yang ditunjuk secara resmi untuk menjual produk atas
nama supplier yang diwakilinya seperti airlines, ships, hotel dan
lainnya.
4) Tour operator wholesalers
Suatu perusahaan yang merencanakan paket perjalanan, akomodasi,
dan berbagai komponen atraksi dan menjual paket tersebut melalui
travel agent.
16
5) Convention movers
Perusahaan yang mempunyai spesialisasi dalam perpindahan orang ke
tempat-tempat konvensi dengan menggunakan major airlines.
6) Electronic/on line travel service provider
Electronic/on line travel service provider bergerak dibidang
elektronik seperti halnya direct booking service. Contohnya adalah
American express travel service.
Beberapa tambahan dari Kotler (2002:126) mengenai contoh distribution
channel yaitu:
1) Hotel representatives
Menjual kamar-kamar hotel di beberapa area pasar. Merekrut hotel
representatives lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan dan
mengirim orang sales keluar. Mereka menerima komisi langsung dari
hotel atau gaji atau keduanya.
2) National, State dan Local tourist agencies
Agen-agen tersebut merupakan cara yang sangat bagus untuk
memberikan informasi kepada pasar dan meningkatkan pemesanan
kamar. National Associations mempromosikan pariwisata dalam
negeri mereka sendiri.
3) Internet
Banyak industri saat ini menggunakan internet untuk mendistribusikan
produk-produk mereka. Penggunaan internet dapat digunakan untuk
reservasi melalui internet, dapat melihat bermacam-macam brosur dan
17
menyimpan informasi ke dalam komputer. Kemampuan memberikan
informasi ke miliaran penduduk di dunia menjadi internet sebagai new
distribution channel.
4) Promosi (Promotion)
Promosi meliputi variabel seperti promosi penjualan, periklanan, tenaga
penjualan, kehumasan dan pemasaran langsung. Menurut Fandy (1997:219)
promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan.
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya dan membujuk konsumen
sasaran agar membelinya (Kotler, 1999:41).
1) Tujuan Promosi
Tujuan promosi dari suatu hotel, menurut Swastha (2005:193) ada beberapa
yaitu:
(1) Modifikasi tingkah laku
Kegiatan promosi ini berusaha melakukan modifikasi atau perubahan-
perubahan terhadap tingkah laku atau kegiatan-kegiatan yang ada.
(2) Memberitahu
Promosi bersifat memberikan informasi, lebih sesuai dilakukan pada
tahap-tahap awal siklus kehidupan produk. Sebagian orang tidak akan
membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk
18
tersebut dan apa kelebihannya. Promosi yang bersifat informatif ini
juga mempengaruhi keputusan untuk membeli.
(3) Membujuk
Promosi yang bersifat persuasif terutama diarahkan untuk mendorong
pembeli. Seiring perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan
secepatnya tetapi lebih mengutamakan kesan positif. Hal ini
dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh yang lama terhadap
perilaku pembeli. Promosi yang bersifat persuasif ini akan bersifat
dominan jika produk yang bersangkutan memasuki pertumbuhan
dalam siklus kehidupannya.
(4) Mengingatkan
Promosi yang mengingatkan dilakukan selama tahap kedewasaan di
dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat mengingatkan
akan berusaha paling tidak untuk mempertahankan pembeli yang
sudah ada.
5) Personel (People)
Personel merupakan kunci utama keberhasilan dalam menciptakan
pelayanan kepada konsumen. Disisi lain konsumen, menghubungkan sifat
personel beserta pelayanannya dengan perusahaan yang bersangkutan. Semua
orang yang memainkan satu peran dalam waktu riil jasa (selama berlangsungnya
prosesnya dan konsumsi jasa) baik semua sikap dan tindakan karyawan.
19
6) Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan jasa dimana layanan
diciptakan, dimana penyedia jasa dan pelanggan berinteraksi, ditambah unsur-
unsur yang ada yang dipakai untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa,
serta berfungsi sebagai fasilitas penunjang yang dapat membantu perusahaan
didalam membantu perusahaan di dalam membangun ciri khas/kepribadian untuk
lokasi jasa tersebut disampaikan bersamaan konsumen saling berinteraksi. Karena
sifat jasa yang tidak berwujud (intangible) maka fisik dapat digunakan sehingga
tanda-tanda atau petunjuk bagi konsumen akan kualitas suatu jasa. Bukti fisik
sangat membantu positioning suatu perusahaan jasa yang memberikan dukungan
nyata terhadap pengalaman jasa yang diharapkan.
Jadi yang dimaksud dengan bukti fisik (physical evidence) dalam penelitian
ini adalah segala macam bentuk lingkungan fisik dari perusahaan itu sendiri yang
diciptakan oleh penyedia jasa wisata didasarkan pada kebutuhan wisatawan yang
bersifat nyata dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh wisatawan
yang berkunjung.
7) Proses (Process)
Proses merupakan suatu prosedur kontak bisnis yang dilakukan oleh seluruh
komponen manajemen perusahaan kepada wisatawan, berupa usaha untuk
menciptakan hubungan timbal balik yang akrab secara individual, melalui kontak
psikologis dan kontak antar pribadi. Ini melibatkan prosedur transaksi yang
terintegrasi secara professional, mekanisme birokrasi pelayanan, kontak pribadi
20
antar wisatawan dan penanganan layanan non standar secara utuh dalam
mengantisipasi kebutuhan tambahan wisatawan.
2.2.3 Tinjauan Tentang Hotel
pengertian hotel menurut Damardjati (2001:57) adalah suatu perusahaan
yang menyediakan jasa dalam bentuk akomodasi penginapan serta, menyajikan
hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum yang memenuhi syarat –
syarat tertentu dan bertujuan komersial.
Menurut kamus oxford (dalam Suwithi, 2008) “Building Where Meals and
Rooms Are Provided for Travelers”. Dapat diartikan sebagai bangunan (fisik)
yang menyediakan layanan kamar, makanan, dan minuman bagi tamu. Menurut
SK Menparpostel no.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan usaha dan
pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial.
Menurut the American and Motel Association (AHMA) sebagaimana
dikutip oleh Steadmon dan Kasavana (dalam Suwithi, 2008) : A hotel may be
definied as an establishment whose primary business is providing lodging
facilities for the general public and which furnishes one or more of the following
services, room attendant service, uniformed service, laundering of linens and use
of furniture and fixtures. Dapat diartikan sebagai berikut : Hotel didefinisikan
sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan
fasilitas pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat
21
menggunakan fasilitas/ perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada
didalamnya.
2.2.4 Tinjauan Tentang Konvensi
Pengertian konvensi menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No. KM 108/HM.703/MPPT-91 adalah, “Kongres, konfrensi atau
konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang
(negarawan, usahawan, cendikiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-
masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama”.
Sedangkan untuk istilah MICE dibentuk dalam rangkaian huruf M untuk
Meeting, I untuk Incentive, C untuk Convention, E untuk Exhibition.
Menurut Sutama (dalam Manajemen MICE, 2003:13) “Pengertian Meeting
meliputi segala bentuk pertemuan yang melibatkan kelompok orang dengan
tujuan atau maksud tertentu, misalnya untuk memecahkan masalah-masalah
tertentu atau penerapan kebijaksanaan baru.
Pendit (1999:26) menyatakan bahwa : Meeting merupakan istilah bahasa
inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh
kelompok orang yang tergabung dalam suatu asosiasi, perkumpulan atau
perserikatan dengan suatu tujuan tertentu, dan mencapai tujuan tersebut maka
diselenggarakanlah berbagai kegiatan seperti antara lain : Seminar, Lokakarya,
Simposium, Diskusi Panel, Temu Wicara, Penyuluhan, Pelatihan kerja
dilapangan, perjalanan familiarisasin, dan sebagainya.
Menurut Sutama (dalam Manajemen MICE 2000:31) “pengertian Incentive
adalah merupakan bonus atau hadiah yang diberikan oleh (biasanya) suatu
22
perusahaan kepada karyawannya karena keberhasilan mereka melebihi target
penjualan. Tergantung kepada keberhasilan yang dicapai, hadiah tersebut dapat
berupa voucher belanja, uang tunai, atau perjalanan wisata baik di dalam maupun
luar negeri.
Surat keputusan Menparpostel nomor KM. 108/hm.703.mppt-91, bab I pasal
1 ayat b, yang merumuskan perjalanan incentive merupakan suatu kegiatan
perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan
mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan
penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan
bersangkutan.
Istilah Conference dalam bahasa Indonesia berarti Konferensi. Dalam
kaitannya dengan MICE. Surat keputusan Menparpostel / No. KM. 108 / HM. 703
/ MPPT-91, menyebutkan bahwa “Konferensi, Kongres, atau Konvensi
merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (Negarawan,
Usahawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama.
Exhibition berarti pameran dalam bahasa Indonesia, dalam kaitannya
dengan Industri Pariwisata, pameran juga termasuk dalam bisnis wisata konvensi.
Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel / No. KM. 108/ HM. 703 /
MPPT-91, Bab 1 Pasal 1c yang berbunyi : “Pameran merupakan suatu kegiatan
untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan
penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata.
Top Related