10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
2. Manfaat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang
terjadi proses yang berurutan yakni:
a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
11
b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau obyek
tersebut.disisni sikap subyek sudah mulai timbul.
c. Evalution (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berati sikap rensponden
sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
3. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6
tingkat, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil ( sebenarnya ).
12
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
satu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan,
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
Semakin tinggi tingkat pendidikan. Maka semakin tinggi.
b. Umur
Semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan bertambah
sehingga akan meningkatkan pengetahuannya pada objek
(Notoatmodjo, 2003).
13
c. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan
yang meliputi sikap dan kepercayaan (Nursalam, 2008).
d. Sosial ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
(Nursalam, 2008).
5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat tingkat
tersebut diatas (Notoatmodjo, 2005).
Pengukuran pengetahuan dapat dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
peneliti atau responden kedalam pengetahuan yang ingin atau diukur
dapat disesuaikan dengan tingkatan tersebut diatas, sedangkan
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan tersebut
diatas, sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat
pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu:
a. Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari kesioner
yang benar 76 – 100%.
b. Tingkat pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kesioner
yang benar 56 – 75%.
14
c. Tingkat pengetahuan kurang jika jawaban responden dari kesioner
yang benar <56% (Arikunto, 2005)
B. Menopause
1. Definisi Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti
yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa
Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan
berhentinya haid. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus
menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen
yang dihasilkan ovarium (indung telur). Menopause mulai pada umur
yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun ada
sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an (Prawirohardjo,
2008).
Produksi hormon estrogen menurun disebabkan oleh folikel indung
telur (kantong indung telur) akan mengalami tingkat kerusakan yang
lebih cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis. Percepatan
kerusakan folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin (suatu
zat yang dihasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan
kadar Folokel Stimulating Hormon (FSH) yang dihasilkan oleh
hipofisis.
Kadar estrogen perempuan akan meningkat pada masa pra
menopause. Kadar tersebut tidak berkurang selama kurang dari satu
15
tahun sebelum periode menstruasi berakhir. Estrogen utama yang
dihasilkan dalam tubuh wanita adalah estradiol. Namun selama pra
menopause, estrogen yang dihasilkan lebih banyak dari jenis berbeda
yaitu estrogen yang dihasilkan didalam indung telur maupun dalam
lemak tubuh. Kadar progesteron mulai menurun tajam selama pra
menopause.
Meskipun tujuan reproduksi tidak lagi menjadi hal utama di usia
ini, peran hormon-hormon tersebut yang berkaitan dengan kesehatan
tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap penting, misalnya untuk
mempertahankan tulang yang kuat dan sehat. Selain itu juga
bermanfaat untuk mempertahankan jaringan vagina dan saluran
kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama
penting untuk mempertahankan lapisan kalogen yang sehat pada kulit.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menopause
merupakan suatu periode ketika persediaan sel telur habis, indung
telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid
tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya
kesuburan (Maharani, 2010).
2. Tahap-Tahap Menopause
a. Pre menopause (klimakterium)
Merupakan masa perubahan antara pramenopause dan
pasca menopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari dan
16
sisanya <18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid
yang anovulatorik.
Tanda-tanda wanita yang mengalami masa menopause, baik
menopause dini, pre menopause dan post menopause, umumnya
mengalami gejala puncak (klimakterium) dan mempunyai masa
transisi atau masa peralihan. Fase ini disebut dengan periode
klimakterium (climacterium=tahun perubahan, pergantian tahun
yang berbahaya). Periode klimakterium ini disebut pula sebagai
periode kritis yang ditandai dengan rasa terbakar (hot flush), haid
tidak teratur, jantung berdebar dan nyeri saat berkemih. Hal ini
disebabkan karena keluarnya hormon dari ovarium (indung telur)
berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian hilang
sama sekali. Perubahan-perubahan dalam system hormonal ini
mempengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan
jasmani),sehingga berlangsung proses kemunduran. Banyaknya
perubahan dan kemunduran tersebut menimbulkan krisis dalam
kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan. Pada umumnya,
menopause ini diawali dengan suatu proses “pengakhiran” maka
munculah tanda-tanda antara lain:
1) Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur.
2) “Kotoran” haid yang keluar banyak sekali,ataupun sangat
sedikit.
17
3) Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa
penyempitan atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah.
4) Merasa pusing disertai sakit kepala.
5) Berkeringat tiada hentinya.
6) Neuralgia atau gangguan/sakit syaraf.
Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris, akibat
dari timbulnya modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar
selain terjadi perubahan-perubahan fisik, pada tahap pre
menopause terjadi pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan
psikis pribadi yang bersangkutan (Proverawati, 2010).
b. Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat.
Hingga pada suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup.
Produksi estrogen berkurang dan haid tidak terjadi lagi. Yang
berakhir dengan terjadinya menopause. Setelah memasuki usia
menopause selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35
mIU/ml). Perubahan dan keluhan psikologi baik fisik makin
menonjol. Terjadi pada usia 56-60 tahun.
Pada Fisik terjadi ketidakteraturan siklus haid, gejolak
panas, kekeringan vagina, perubahan kulit, keringat dimalam hari,
sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, penyakit
mulai muncul. Pada psikologis terjadi ingatan menurun,
kecemasan, mudah tersinggung, stress, depresi. Terjadi pada usia
18
56-60 tahun. Tanda-tanda terjadinya menopause antara lain
Perdarahan, Rasa panas dan keringat malam, gangguan berkemih,
gejala emosional, perubahan fisik yang lain (Baziad, 2008).
c. Pasca Menopause
Adalah setelah menopause sampai senium yang dimulai
setelah 12 bulan amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi
(>35mIU) dan kadar estradiol sangat rendah (<30pg/ml).
Rendahnya kadar estradiol mengakibatkan endometrium menjadi
atropi sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi (Baziad, 2008).
d. Senium
Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia
pascamenopause lanjut sampai usia >65 tahun (Baziad, 2008).
3. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Menopause
Menurut Baziad (2008) saat masuknya seorang dalam fase menopause
sangat berbeda-beda. Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap
usia menopause. Faktor-faktornya yaitu :
a. Menarche (umur haid pertama kali)
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama
mendapat haid pertama dengan umur sewaktu memasuki
menopause. Semakin muda umur sewaktu mendapat haid pertama
kali, semakin tua usia memasuki menopause.
19
b. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah
dan bekerja, umur memasuki menopause lebih muda dibanding
dengan wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah.
c. Jumlah anak
Meskipun kenyataan ini masih kontronersial, ada peneliti yang
menemukan, semakin sering melahirkan.makin tua baru
memasuki usia menopause. Kelihatanya kenyataan ini lebih
terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada
golongan masyarakat ekonomi kurang mampu.
d. Penggunaan Obat-obat Keluarga berencana (KB)
Karena obat-obat KB menekan fungsi hormone dari indung telur,
kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru
memasuki umur menopause.
e. Merokok
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia
menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
f. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut
Dari penelitian yang masih sedikit dilakukan, kelihatannya wanita
yang tinggal diketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan
laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibanding
dengan wanita yang tinggal diketinggian <1000m dari permukaan
laut.
20
g. Sosial ekonomi
Seperti juga usia pertama mendapat haid, menopause juga
kelihatannya dipengaruhi oleh faktor status sosial-ekonomi,
disamping pendidikan dan pekerjaan suami.
4. Tanda dan Gejala Menopause
Menurut Baziad (2003) tanda-tanda dan gejalanya adalah sebagai
berikut:
a. Gejolak panas
b. Jantung berdebar-debar
c. Gangguan tidur
d. Depresi
e. Mudah tersinggung,merasa takut, gelisah dan mudah marah
f. Sering sakit kepala
g. Cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga
h. Kesemutan
i. Gangguan libido
j. Obstipasi
k. Berat badan bertambah
l. Nyeri tulang dan otot
21
5. Perubahan Tubuh atau Dampak Pada Saat Menopause
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat berhentinya haid sebagai
berikut :
a. Uterus
Uterus mengecil selain disebabkan oleh menciutnya selaput
lender rahim (Atrofi endometrium) juga disebabkan hilangnya
cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel.
b. Tuba falopi
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan
mengerut, endosalping menipis, mendatar serta rambut getar
dalam tuba (silia) menghilang.
c. Ovarium (indung telur)
Semakin tua jumlah folikel primodial tersebut akan makin
berkurang sehingga siklus haid menjadi anovulasi.
d. Servik
Servik akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina,
kripea servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek.
6. Upaya-upaya menghadapi menopause
a. Pola makan yang tepat
Menopause adalah suatu hal yang alami, merupakan yang
terjadi pada wanita saat menopause sering berkaitan dengan gizi.
Seorang wanita yang menginjak usia senja tetap akan
memerlukan makanan bergizi untuk menjaga tubuh dan melawan
22
penyakit. Kebutuhan-kebutuhan akan jenis makanan/gizi tertentu
juga akan meningkat. Makan makanan yang sehat dan sesuai
kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup berkualitas pada
wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita
menopause yang perlu diperhatikan menurut Indarti (2010),
antara lain :
1) Kebutuhan kalori
Kalori yang telah dikeluarkan oleh tubuh untuk melakukan
aktivitas sehari-hari digantikan oleh tubuh dengan cara
makan secara teratur. Pada wanita menopause dianjurkan
lebih banyak mengkonsumsi bahan makanan dari kedelai
untuk menggantikan kalori yang sudah terpakai. Karena
makanan yang terbuat dari kedelai mengandung estrogen
yang diperlukan oleh wanita menopause yang kadar estrogen
dalam tubuhnya mengalami penurunan.
2) Karbohidrat
Diet rendah karbohidrat bermanfaat dalam menjaga
kesehatan wanita menopause. Seperti kita ketahui bahwa
sebagian wanita yang memasuki menopause kurang
memperhatikan asupan makanan yang dia konsumsi. Inilah
yang pada umumnya menimbulkan berbagai permasalahan
kesehatan di masa menopause.
23
3) Vitamin
Vitamin yang diperlukan antara lain:
a) Vitamin A, C, dan E untuk anti oksidan
b) Vitamin D untuk penyerapan kalsium yang terdapat pada
kuning telur, hati, mentega, dan keju.
c) Vitamin B kompleks yang berguna untuk memperlambat
datangnya menopause terdapat pada kacang-kacang dan
sereal.
Untuk memperlambat datangnya menopause, hindari kafein
yang terkandung dalam kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-
rempah, dan makanan berlemak.
b. Terapi hormon
Terapi sulih hormon atau Hormon Replacement Therapi
(HRT) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita
dengan keluhan atau sindroma menopause. Terapi sulih hormon
juga berguna untuk mencegah berbagai keluhan yang muncul
akibat menopause, vagina kering, dan gangguan pada seluruh
kandung kemih. Penggunaan terapi sulih hormon juga dapat
mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon
estrogen seperti osteoporosis dan jantung koroner. Dengan
pemberian terapi sulih hormon, kualitas hidupnya dapat di
tingkatkan sehingga memberikan kesempatan untuk dapat hidup
nyaman secara fisiologis maupun psikologis (Indarti, 2010).
24
Beberapa tips yang dapat dilakukan para wanita agar
menopause tak lagi menjadi semacam mimpi buruk dalam hidup
menurut Indarti (2010), antara lain:
1) Berpikir positif dan jangan panik. Menerima menopause
sebagai salah satu bagian dari perjalanan kehidupan normal
sebagai seorang perempuan merupakan benteng yang ampuh
untuk menghindari berbagai gangguan emosional. Jika
gangguan psikis dapat teratasi dengan baik, seorang wanita
akan memiliki kemungkinan lebih besar menjalani
menopause dengan bahagia.
2) Menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Pola hidup sehat
tersebut meliputi pola makan yang teratur dan mengandung
gizi seimbang. Asupan vitamin dan mineral harus terjaga agar
wanita terhindar dari osteoporosis saat menopause. Selain itu
juga menjaga agar kulit tidak cepat keriput.
3) Melakukan olahraga secara teratur, misalnya dengan jalan
kaki secara rutin pagi hari sekitar pukul 07.30-08.30 dan sore
hari pukul 16.30-17.30. Dengan demikian, kita dapat
memanfaatkan sinar matahari pada jam-jam tersebut untuk
mencegah osteoporosis.
4) Konsumsi makanan yang mengandung zat makanan yang
bersifat menyerupai esrogen yaitu jenis makanan yang terbuat
dari bahan kedelai. Per hari diperlukan 30-50 mg.
25
5) Pada wanita menopause di sarankan untuk menghindari
kafein karena dapat meningkatkan jumlah dan intensitas hot
flush dan osteoporosis, serta meningkatkan kadar kolesterol.
6) Menghindari alkohol yang juga dapat meningkatkan
intensitas hot flush dan memperberat osteoporosis.
7) Menghindari konsumsi garam berlebih. Konsumsi garam
berlebih dapat meningkatkan sekresi kalsium dari tulang
sehingga meningkatkan resiko osteoporosis.
8) Jangan ragu konsultasi ke dokter jika mengalami gejala
menopause yang sangat menggangu agar dapat
mempertimbangkan HRT.
9) Pilih asupan makanan mengandung omega 3 tinggi yang
terdapat pada ikan laut seperti dalam ikan salem.
C. Penyuluhan
1. Definisi Penyuluhan (Effendi, 2000)
Penyuluhan kesehatan berorientasi kepada perubahan perilaku yang
diharapkan yaitu perilaku sehat, sehinnga mempunyai kemampuan
mengenal kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam
peningkatan kesehatan.
26
Menurut Beberapa ahli, dikemukakan definisi tentang penyuluhan
kesehatan yaitu:
a. Definisi penyuluhan menurut Azrul Azwar
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebar pesan, menanamkan keyakinan
sehinggamasyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti juga mau
dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
lesehatan.
b. Definisi penyuluhan menurut Departemen kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga dan kelompok
dan masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang dilakukan secara
perseorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan bila
perlu.
2. Tujuan Penyuluhan (Effendi, 2000)
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat, dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal
b. Perubahan perilaku yang terjadi yaitu perubahan pengetahuan,
sikap dan tindakan kearah yang lebih baik.
27
c. Pemberian pengetahuan kepada orang yang bersangkutan
berhubungan dengan masalah kesehatan yang dialami.
3. Sasaran Penyuluhan Kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
4. Tempat Penyelenggaraan
Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan berbagai
tempat diantaranya adalah :
a. Di Instansi pelayanan
Dapat dilakukan di RS, Puskesmas, Rumah Sakit Klinik yang
dapat langsung diberikan kepada individu, keluarga mengenai
penyakit, perawatan, pencegahan penyakit dan sebagainya. Tetapi
dapat juga diberikan secara tidak langsung misalnya melalui
poster, gambar-gambar, flampet dan sebagainya.
b. Di Masyarakat
Penyuluhan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan melalui
pendekatan edukatif terhadap keluarga dan masyarakat binaan
secara menyeluruh dan terorganisir sesuai dengan masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat.
5. Materi / Pesan
Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan
dari individu, kelompok, masyarakat sehingga materi yang
28
disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang
disampaikan sebaiknya:
a. Menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh masyarakat
dalam bahasa kesehariannya.
b. Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengeti
sasaran.
c. Dalam menyampaikan materi sebaiknya menggunakan alat peraga
untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian
sasaran.
d. Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan
sasaran alam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi.
6. Metode
Metode dalam penyuluhan kesehatan dibagi 2 :
a. Metode didaktif
Pada metode didaktif yang aktif adalah orang yang melakukan
penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak
diberi kesempatan untuk ikut seta mengemukakan pendapatnya
atau mengajuka pertanyaan-pertanyaaan apapun.
29
Proses bersifat satu arah (one way method) yang termasuk
dakam metode ini adalah :
1) Secara Langsug
Ceramah
2) Secara tidak langsung
a) Poster
b) Media cetak seperti Leaflet
c) Media Elektronik
b. Metode Sokratik
Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan
pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar
mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara
yang menyanpaikan pesan disatu pihak yang menerima pesan dilain
pihak (two way method)
Yang termasuk dalam metode ini adalah :
1) Langsung
a) Diskusi
b) Curah pendapat
c) Demontrasi
d) Simulasi
e) Role playing
f) Seminar
g) Studi kasus
30
h) Simposium, dll
2) Tidak langsung
a) Penyuluhan kesehatan melalui telepon
b) Satelit komunikasi
Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pesan atau
materi yang kita sampaikan benar-benar diterima secara tepat
adalah dengan mendapatkan umpan balik tentang akibat atau
pengaruh yang ditimbulkan oleh pesan atau materi tersebut. Umpan
balik adalah proses yang memungkinkan seorang penyampai pesan
mengetahui bagaimana pesan ditangkap oleh penerima dengan
baik. Metode penyampaian pesan yang baik yaitu menggunakan
metode komunikasi dua arah yang belangsung apabila penyampai
pesan leluasa mendapatkan umpan balik dari penerima pesan.
Komunikasi dua arah yang terbuka akan memudahkan terjadinya
saling memahami dalam komunikasi dan selanjutnya sangat
menolong mengembangkan suatu hubungan yang memuaskan
kedua belah pihak. Contoh pelaksanaan metode dua arah adalah
diskusi.
Diskusi adalah pembicaraan yang telah direncanakan dan telah
di persiapakan tentang topik pembicaraan.
Keuntungan:
31
1. Saling memberikan pendapat umpan balik antara penyampaian
pesan dengan penerima pesan.
2. Dapat membuat topik yang direncanakan lebih menarik.
3. Dapat mengenal masalah dan mengolah masalah yang
terkandung dalam topik.
Kerugian:
1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok besar.
2. Diskusi dapat menyimpang dari alur topik yang dibicarakan.
32
D. Kerangka Teori
Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan di atas maka dapat disusun
kerangka teori sebagai berikut:
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Lawrence Green dan Notoatmodjo (2003)
Predisposing Factors
Pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi,
nilai, dsb
Proses
Perubahan
Perilaku
Enabling Factors
Ketersediaan
sumber-sumber
dan fasilitas.
Reinforcing Factors
Sikap dan perilaku
petugas
Komunikasi
Penyuluhan
Pendidikan Kesehatan
(Promosi Kesehatan)
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Sosial
Training
33
E. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Ada perbedaan tingkat pengetahuan ibu pre menopause dalam menghadapi
masa menopause sebelum dan setelah penyuluhan
Penyuluhan
Tingkat pengetahuan
sebelum penyuluhan
Tingkat pengetahuan
setelah penyuluhan
Top Related