5
BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam bab II akan membahas tentang teori-teori
yang berhubungan dengan penelitian yang dipetakan ke
dalam sub-sub bab yaitu; (1) Keterampilan mengajar, (2)
Pembelajaran tematik, (3) Supervisi akademik, (4)
Observasi kelas. 5) Tinjauan hasil penelitian yang relevan,
6) Kerangka berpikir, 7) Hipotesis tindakan. Berikut
uraian selengkapnya∶
2.1 Keterampilan Mengajar
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia,
keterampilan merupakan “kecakapan untuk
menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah
“melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto,2010; 30)
mendefinisikan mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat
dan tepat. Keterampilan mengajar adalah merupakan
sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerja
seorang guru yang profesional. Keterampilan juga
merupakan bagaimana seorang guru memperlihatkan
perilakunya selama melakukan proses belajar mengajar.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru
menurut Suprayekti yang dikutip oleh Kunandar (2012) di
bagi dalam 7 keterampilan, yaitu: (1) Keterampilan
membuka pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk
6
menciptakan suasana yang menjadikan siswa siap mental
sekaligus menimbulkan perhatian siswa terpusat pada
hal-hal yang akan dipelajari. (2) Keterampilan menutup
pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk mengakhiri proses
belajar mengajar. (3) Keterampilan menjelaskan, yaitu
usaha penyajian materi pembelajaran yang
diorganisasikan secara sistematis. (4) Keterampilan
mengelola kelas, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan
siklus belajar yang kondusif. (5) Keterampilan bertanya,
yaitu usaha guru untuk mengoptimalkan kemampuan
menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada siswa.
(6) Keterampilan memberikan penguatan, yaitu suatu
respon positif yang diberikan guru kepada siswa yang
melakukan perbuatan baik atau kurang baik.
(7) Keterampilan memberi variasi, yaitu usaha guru
untukmenghilangkan kebosanan siswa dalam menerima
pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan
media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi non
verbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat.
Menurut Turney (Uzer Usman, 2010; 74)
mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar
yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelaajrannya, diantaranya;
1. Keterampilan bertanya
2. Keterampilan memberikan penguatan
3. Keterampilan mengadakan variasi
4. Keterampilan menjelaskan
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang
dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah
seperangkat kecakapan guru dalam membimbing aktivitas
dan pengalaman seseorang serta membantunya
berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
adalah penilaian berupa tanggapa siswa terhadap
kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan mengajar sangat penting dimiliki oleh
seorang guru sebab guru memegang peranan penting
dalam dunia pendidikan.
Setelah melihat beberapa definisi di atas, maka
dapat disimpulkan keterampilan mengajar guru adalah
seperangkat kecakapan guru dalam membimbing aktivitas
dan pengalaman seseorang serta membantunya
berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
2.2 Pembelajaran TematikDalam Kurikulum 2006 pembelajaran tematik
dinyatakan sebagai pemaduan materi pelajaran dalam
satu tema. Dengan demikian, proses pembelajarannya
mengintegrasi kan materi dari beberapa mata pelajaran
dalam satu topik pembelajaran atau tema. Menurut
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 35)
pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran
8
yang harus dilakukan pada siswa Sekolah Dasar (SD)
terutama kelas rendah (kelas 3). Penetapan pembelajaran
tematik di SD kelas rendah, pada umumnya berada pada
tingkat perkembangan yang masih melihat segala
sesuatunya secara holistik (keutuhan), serta baru
memahami konsep secara sederhana. Pendapat Hernawan
(2007∶ 39) Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik.
Sedangkan Srihendrawati (2010∶ 17) Pembelajaran
tematik pada dasarnya menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu, pengalaman
belajar disajikan pada peserta didik, hendaknya
mengakomodasi setiap kekhususan dari mata pelajaran
yang dikaitkan tersebut, sehingga walaupun model
pembelajarannya tematik namun esensi dari mata
pelajaran tetap disampaikan. Selanjunya Menurut Akbar
(2010∶ 26) pembelajaran tematik adalah pembelajaran
yang dirancang berdasarkan tema tertentu, dalam
pelaksanaannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran.
Dari beberapa pendapat tentang definisi
pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang
mengacu pada tema sebagai gagasan utama dengan
mengaitkan beberapa mata pelajaran di kelas awal
sekolah dasar sebagai pedoman pokok untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Menurut
Kovalik dalam Suryanti (2010∶ 37) tema yang dipilih
9
hendaknya menyediakan struktur jalan pijakan ke
konsep-konsep yang penting yang membantu siswa
melihat pola dan membuat hubungan-hubungan diantara
fakta-fakta dan ide-ide yang berbeda. Dengan tema
diharapkan akan memberikan banyak keuntungan,
diantaranya: (1) siswa mudah memusatkan perhatian
pada tema tertentu, (2) siswa mampu mempelajari
pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, (3)
pemahaman materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan, (4) kompetensi dasar dikembangkan lebih baik
dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi siswa, (5) siswa mampu lebih
merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas, (6) siswa lebih
bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan
dalam satu mata pelajaran dan sekaligus mempelajari
mata pelajaran lain, (7) guru dapat menghemat waktu
karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik
dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan
untuk kegiatan remidial, pemantapan, dan pengayaan.
2.1.1 Karakteristik Pembelajaran Tematik
Karakteristik dari pembelajaran tematik menurut
TIM Pengembang PGSD (1997∶ 3-4) adalah;
10
1) Holistik
Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat
perhatian dalam pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk
memahami suatu fenomena dari segala sisi.
2) Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam
aspek sehingga memungkinkanterbentuknya
semacam jalinan antar schermata yang dimiliki oelh
siswa yang pada gilirannya nanti akan memberikan
dampak kebermaknaan materi yang dipelajari
3) Otentik
Pembelajaran tematik memungkinkan siswa
memahami secara langsung konsep dari prinsio
yang ingin dipelajari.
4) Aktif
Pembelajaran tematik pada dasarnya dikembangkan
dengan berdasarkan kepada pendekatan diskoveri
inkuiri. Siswa perlku terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran, muali dari perencanaan,
pelaksanaan hingga proses evaluasi.
Menurut Barbar Rohde dalam Suryanti (2010∶ 41)
ada 7 (tujuh) karakteristik pembelajaran tematik, antara
lain: (a) tema memberikan pengalaman langsung dengan
obyek-obyek yang nyata bagi anak untuk memanipulasi,
(b) tema menciptakan kegiatan yang memungkinkan anak
untuk menggunakan pemikir annya, (c) membangun
sekitar minat-minat umum anak, (d) menyediakan
kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua
11
aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi, dan fisik,
kemandirian, dan harga diri yang positif, (e)
mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk bergerak
dan melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial,
kemandirian, dan pengalaman di keluarga yang dibawa
anak-anak ke kelasnya, dan (f) menemukan cara-cara
untuk melibatkan anggota keluarga anak.
Jumanto Hamdayana (2014∶ 2-3) bahwa karakter
pembelajaran terpadu, di antaranya seperti berikut∶ a)
Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa, b)
Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa, c) Pemisahan mata pelajaran
tidak begitu jelas, d) Menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran, e) Bersifat luwes (fleksibel), f) Hasil
pembelajaran dapat sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa atau peserta didik.
Dari beberapa pendapat tentang karakteristik
pembelajaran tematik adalah berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran , bersifat fleksibel, hasil
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa,
dan prinsip belajar sambil bermain.
12
2.2 Supervisi Akademik
2.2.1 Pengertian
Supervisi merupakan usaha memberikan layanan
dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual
maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran, maka tujuan supervise adalah memberikan
layanan dan batuan untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas (Sahertian,
2010: 19). Menurut Glickman dan Sergiovanni yang
dikutip oleh Priansa dan Somad (2014: 106) supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja
guru pada waktu melaksanakan pembelajaran dikelas,
guru menguasai pengelolaan kelas yang sedang diampu.
Guru dapat mengetahui karakter setiap peserta didik,
sehingga guru dapat memberikan pelayanan kepada
peserta didik secara individu maupun kelompok. Guru
dapat mengetahui hasil evaluasi belajar peserta didik,
guna menentukan program remedial dan pengayaan.
Guru dapat mengintrospeksi diri kekurangan dan
kelebihan proses pembelajaran yang sedang
dilaksanakan, guna perbaikan pembelajaran yang akan
datang. Supervisi akademik merupakan upaya membantu
guru dalam mengelola proses pembelajaran, dan
membantu guru untuk mengembangkan kemampuan
profesionalnya.
13
Menurut Asmani (2012: 19) supervisi akademik
adalah usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-
guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk
memperbaiki pengajaran, termasuk dalam menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan
guru, menyeleksi dan merevisi tujuan pendidikan, bahan
pengajaran, dan metode mengajar, serta mengevaluasi
pembelajaran. Supervisi pembelajaran/ akademik adalah
serangkaian kegiatan membentu guru untuk
mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran
(Mukhtar dan Iskandar, 2013: 55). Tiga pokok supervisi
pembelajaran/akademik yaitu: (1) Supervisi pembelajaran
secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan
perilaku guru dalam proses pembelajaran; (2) Perilaku
supervisor dalam membantu guru mengembang kan
kemampuaannya harus didesain secara ofisial, jelas
kapan mulai dan mengakhiri program pengembangan
tersebut; (3) Tujuan akhir supervisi pembelajaran agar
guru semakin mampu menfasilitasi proses pembelajaran
bagi para siswanya.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa supervisi akademik adalah bantuan dari
supervisor baik pengawas sekolah maupun kepala
sekolah kepada guru baik individu maupun kelompok
agar dapat mengelola pembelajaran dengan baik untuk
mencapai mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Glickman dan Sergiovanni yang dikutip
oleh Sahertian (2010: 19) menegaskan bahwa tujuan
14
supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas mengajar di kelas yang pada
gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi
juga untuk mengembangkan potensi kualitas guru.
2.2.2 Fungsi Supervisi Akademik
Fungsi supervisi akademik yaitu dapat membantu
guru dalam memahami tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, memahami kebutuhan siswa, mendorong
terjadinya perubahan kearah yang lebih baik, sehingga
mutu pendidikan dapat meningkat (Mukhtar & Iskandar,
2013: 48). Fungsi utama supervisi adalah perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran serta pembinaan
kepada guru untuk perbaikan pembelajaran. Supervisi
bertujuan mengembangkan situasi kegiatan pembelajaran
yang lebih baik bertujuan pada pencapaian tujuan
pendidikan sekolah, membimbing pengalaman mengajar
guru menggunakan alat pembelajaran yang modern, dan
membantu guru dalam menilai kemajuan peserta didik.
Upaya peningkatan mutu pembelajaran dan profesional
guru dapat melalui supervisi pembelajaran/akademik.
Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan secara
sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
yang bertujuan memberikan pencerahan, pembinaan,
pemberdayaan, inovasi, kepada guru agar dapat
melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
Pengembangan kemampuan dalam konteks ini
janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata
15
ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan
keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada
peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan
(willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab
dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja
guru, kualitas dan hasil pembelajaran akan meningkat.
Dalam Supervisi akademik memiliki beberapa fungsi
diantaranya yaitu:
1) Perencanaan
Perencanaan pada dasarnya menentukan
kegiatan yang akan laksanakan pada waktu yang
akan datang. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk
mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang
dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, apa yang harus
dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya (Fattah,
2008: 49). Perencanaan merupakan prinsip
manajemen yang utama dan karena itu setiap
pelaksanaan program harus diawali dengan
perencanaan program yang baik (sistematis,
sistemik, dan obyektif) (Soegito, 2013: 57).
Fungsi perencanaan (Sa’ud, 2011: 5) antara
lain: (a) Sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengendalian; (b) Menghindari pemborosan
sumberdaya; (c) Alat bagi pengembangan quality
assurance; (d) Upaya untuk memenuhi
accountability kelembagaan.
16
Dari beberapa pendapat, disimpulkan bahwa
perencanaan merupakan suatu pedoman
pelaksanaan dan pengendalian untuk menetapkan
kegiatan yang akan dilakukan diwaktu mendatang.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan disebut juga gerakan aksi
mencakup kegiatan yang dilakukan seseorang
manajer untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan
dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat
tercapai (Terry, 2009: 17). Peneliti mengamati
pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan
oleh Kepala sekolah terhadap guru, untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
penelitian.
Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan
oleh Kepala sekolah sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Dengan berbekal instrumen
supervisi akademik, Kepala sekolah melaksanakan
supervisi kelas, dan supervisi guru mata pelajaran.
Dalam melaksanakan supervisi akademik Kepala
sekolah sekolah masuk dalam kelas mengobservasi
kegiatan guru dalam pembelajaran. Guru diamati
sejak dari membuka pembelajaran, apersepsi,
motivasi terhadap peserta didik, guru mengadakan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, pengelolaan
kelas, memilih metode pembelajaran, melaksanakan
penilaian terhadap peserta didik, melaksanakan
17
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
terhadap peserta didik, mengadakan analisis nilai
untuk menentukan remedi dan pengayaan
pembelajaran. Kadang kala supervisi akademik
dilaksanakan diluar kelas sesuai dengan guru mata
pelajaran yang melaksanakan pembelajaran diluar
kelas. Supervisi akademik diselenggarakan dengan
maksud untuk memonitor kegiatan pembelajaran di
sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan
melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas
pada saat guru sedang mengajar, percakapan
pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun
dengan sebagian murid-murid. Supervisi akademik
diselenggarakan untuk mendorong guru
menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru
mengembangkan kemampuannya. Pengelolaan
kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan guru
secara sistematis yang dimulai dari merencanakan
aktivitas pembelajaran, menyiapkan sarana
pendukung, mengatur aktivitas anak, menata ruang
kelas, serta membangun iklim kelas yang kondusif
bagi pembelajaran anak secara efektif (Kusdaryani,
2009: 259).
Dari beberapa pendapat, disimpulkan
pelaksanaan supervisi akademik merupakan
kegiatan akademik yang diselenggarakan untuk
memonitor kegiatan pembelajaran disekolah dan
18
mendorong guru untuk mengembagkan
kemampuannya.
3) Tindak lanjut
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar
memberikan dampak yang nyata untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Tindak lanjut
berupa penguatan dan penghargaan, teguran yang
bersifat mendidik dan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan atau penataran lebih lanjut (Priansa &
Somad, 2014: 117). Peneliti merefleksi hasil
supervisi akademik terhadap guru kelas 3 SD Negeri
Serangan 1 Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
Supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi akademik. Titik tekan
supervisi akademik yang demokratis adalah aktif
dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara
aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab
perbaikan program akademik bukan hanya pada
supervisor melainkan juga pada guru. Oleh sebab
itu supervisi akademik sebaiknya dikembangkan
dan dilaksanakan bersama secara kooperatif
terhadap pihak lain yang terkait di bawah
koordinasi supervisor (Mukhtar & Iskandar, 2013:
59).
Dari beberapa pendapat, disimpulkan
bahwa tindak lanjut supervisi akademik
memberikan dampak yang nyata untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
19
2.4 Observasi KelasObservasi kelas dilakukan bersamaan dengan
kunjungan kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan
supervisor untuk mengamati guru yang sedang mengajar
di suatu kelas (Syaiful Sagala, 2010∶ 188). Tujuan
observasi kelas ingin memperoleh data dan informasi
secara langsung mengenai segala sesuatu yang terjadi
saat proses belajar mengajar berlangsung. Data dan
informasi ini digunakan sebagai dasar bagi supervisor
untuk melakukan terhadap guru yang diobservasinya.
Selama berada di kelas, supervisor melakukan
pengamatan yang teliti, dengan menggunakan instrument
tertentu, terhadap suasana kelas yang diciptakan dan
dikembangkan oleh guru pada waktu pelajaran
berlangsung dengan tujuan untuk memperoleh data yang
riil dan obyektif.
Menurut Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan (2014∶ 6) bahwa observasi kelas adalah
mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektifitas
aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan
guru dalam usaha memperbaiki pembelajaran. Secara
umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah usaha-
usaha dan aktivitas guru-peserta didik dalam proses
pembelajaran, cara menggunakan media pengajaran,
variasi metode, ketepatan menggunakan media dengan
materi, dan reaksi mental para peserta didik dalam proses
belajar mengajar. Pelaksanaan observasi ini melalui
20
tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, penutupan,
penilaian hasil observasi dan tindak lanjut.
Sedangkan menurut Pidarta (2009; 88). Tujuan
teknik observasi kelas yaitu∶ (1) Untuk mengetahui secara
keseluruhan cara-cara guru mendidik dan mengajar,
termasuk pribadi dan gaya mengajarnya. (2) Untuk
mengetahui respon kelas atau para siswa.
Dari beberapa pendapat, disimpulkan bahwa
observasi kelas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran dikelas
secara langsung dapat memperoleh data dan informasi
aspek-aspek situasi pembelajaran.
2.5 Tinjauan Hasil Penelitian Yang RelevanPenelitian Sa’adah (2014) yang berjudul
“Peningkatan Kompetensi Guru Melakukan Penilaian
Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik”,
menunjukkan bahwa supervisi akademik dapat
meningkatkan kinerja guru pada aspek penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran, dan meningkatkan
motivasi guru pada aspek pelaksanaan pembelajaran di
SD Negeri Klampok 06 Kecamatan Wanasari Kabupaten
Brebes Jawa Tengah.
Selanjutnya penelitian oleh Sopiyah Ginawati
(2014) dengan judul “Supervisi Akademik Berbasis Open
Class Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu”
menunjukkan hasil bahwa kemampuan Guru Kelas I-IV
dalam Menerapkan Pendekatan Tematik Terpadu dalam
proses pembelajaran dapat ditingkatkan”
21
Pramita Surya Hasanah. 2014. Pelaksanaan
Supervisi Observasi Kelas oleh Kepala Sekolah untuk
meningkatkan Kinerja Guru di SMK Negeri 2 Surabaya.
Hasil Penelitian (1) Pelaksanaan supervise dilakukan
secara terjadwal selama dua kali selama satu semester
melalui teknik observasi kelas dengan mempersiapkan
lembar observasi penilaian serta menghimbau guru untuk
mempersiapkan perangkat mengajar; (2) Persepsi guru
terhadap terhadap pelaksanaan supervise oleh kepala
sekolah mendapat tanggapan yang positif; (3) Hambatan
yang dialami kepala sekolah ini diperoleh dari guru dan
dari kepala sekolah sendiri yaitu guru masih belum siap
untuk disupervisi dan jadwal kepala sekolah yang padat.
Journal Effectiveness of the blended Supervision
model; a case study of student teachers learning to teach in
High schools of Zimbabwe oleh Mutandwa Muropa and
Gadzirayi (2007∶ 11) menjelaskan bahwa model supervisi
merupakan upaya mengkolaborasikan atau mencampur
kan model tutorial guru dan murid dalam pembelajaran.
Metode ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi.
Perbedaannya terletak pada subyek yang melakukan
supervisi, yaitu apabila dalam penelitian terdahulu yang
melakukan supervisi adalah kepala sekolah terhadap
guru. Persamaannya adalah penggunaan metode
kualitatif dan pembahasan metode supervisi dengan cara
hubungan kerja sama atau diskusi.
Jurnal Internasional berjudul TAFE head teachers∶Discourse brokers at the management teaching interface
oleh Black (3003∶ 8), Meadowbank College of TAFE
22
Northern Sydney Institut menyatakan bahwa kepala
sekolah harus mempunyai strategi dalam memanajemen
guru. Kepala sekolah merupakan kunci utama dalam
pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru yang
dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah. Kegiatan supervise ini untuk meningkatkan
kinerja guru dalam pendidikan. Supervisi ini mampu
mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan.
Dengan demikian apabila factor semangat guru sudah
termotivasi denganbaik maka semua yang berkaitan
dengan tugas guru akan menghasilkan produk yang
optimal.
Selanjutnya penelitian oleh Suyadi. 2015. Supervisi
melalui Teknik Observasi Kelas untuk Peningkatan
Kemampuan Guru Merancang Perangkat Pembelajaran di
Sekolah Dasar Negeri Mijen 1 Kebonagung Demak,
menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan supervisi dilakukan
secara terjadwal selama dua kali selama satu semester
melalui teknik observasi kelas dengan mempersiapkan
lembar observasi penilaian serta menghimbau guru untuk
mempersiapkan perangkat mengajar; (2) Persepsi guru
terhadap terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala
sekolah mendapat tanggapan yang positif; (3) Hambatan
yang dialami kepala sekolah ini diperoleh dari guru dan
dari kepala sekolah sendiri yaitu guru masih belum siap
untuk disupervisi dan jadwal kepala sekolah yang padat.
Dari beberapa penelitian diatas, mempunyai
persamaan yaitu fungsi utama supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah dapat meningkatkan
23
kinerja guru. Dapat memotivasi semangat guru dalam
melaksanakan tugasnya sehingga akan menghasilkan
produk yang berkualitas.
Melihat hasil penelitian diatas peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian sejenis yaitu dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Guru Kelas 3 dalam
Pembelajaran Tematik Melalui Supervisi Akademik
Observasi Kelas di SD Negeri Serangan I UPTD Dikpora
Kecamatan Bonang Kabupaten Demak”.
2.6 Kerangka Berpikir
Kerangaka berpikir merupakan alur penalaran yang
didasarkan pada masalah penelitian yang digambarkan
dengan skema secara holistik dan sistematik. Salah satu
yang menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah
adalah kinerja guru. Semakin tinggi kinerja guru semakin
berkualitas pendidikan di sekolah.
Berikut gambar kerangka berpikir penelitian ini∶
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
KEPSEK BELUM MELAKUKAN
SUPERVISI SCR
MENGGUNAKAN SUPERVISI AKADEMIK
KETERAMPILAN GR DLM PBM TEMATIK
KETERAMPILAN GR DLM PBM BLM BAIK
SIKLUS ISUPERVISI KLASIKAL
SIKLUS IISUPERVISI INDIVIDU
24
2.7 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka
hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Penerapan
supervisi akademik observasi kelas dapat meningkatkan
keterampilan guru kelas 3 SD Negeri Serangan 1 UPTD
Dikpora Kecamatan Bonang Kabupaten Demak dalam
pembelajaran tematik.
Top Related