9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penulis dalam merancang penelitian ini juga menggunakan acuan penelitian
berasal dari jurnal penelitian yang telah diterbitkan sebelumnya. Hal ini dilakukan
dengan maksud sebagai tinjauan pustaka penulis.
Judul Teori Metode
Tayangan Hiburan TV dan Penerimaan Budaya Pop (Rahayu, 2009)
1. Teori Komunikasi Massa (McQuail, 2000)
2. Psikologi Komunikasi (Rachmat, 2001)
3. Human Communication Theory (Littlejohn, 1999)
4. Reabilitas dan Validitas Internal dan Komputasi (Azwar, 1995)
Metode Kuantitatif
Hasil 1. Penerimaan budaya pop oleh pelajar SMA di Kabupaten Sukoharjo dalam kategori tinggi
2. Eksposure tayangan hiburan TV yang dilakukan oleh pelajar SMA di Kabupaten Sukoharjo dalam kategori tinggi
3. Eksposure tayangan hiburan TV berpengaruh signifikan terhadap penerimaan budaya pop oleh pelajar SMA di Kabupaten
10
Judul Teori Metode
Analisis Proses Produksi Siaran Langsung Program Acara Televisi ”Ruang Sahabat Keluarga” Di RBTV (Anggraini, 2010)
1. Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran (Suyanto, 2004)
2. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi (Ciptono ,1997)
3. Metode Penelitian Kualitatif (Moleong, 2006)
Metode Kualitatif
Hasil 1. Untuk pembuatan sebuah program acara yang harus pertama kali dipertimbangkan oleh produser adalah biaya produksi serta keuntungan yang akan di hasilkan.
2. Selain editing, cara pengambilan gambar oleh kameramen sangat berpengaruh pada hasil produksi.
3. Koordinasi dan run down yang jelas menjadi prosedur yang tidak boleh ditinggalkan sebelum melakukan produksi baik On-Air maupun Off-Air.
4. Koordinasi dan kerja sama antar team produksi sangat berpengaruh untuk kelancaran dan suksesnya proses produksi acara.
2.2 Komunikasi Massa
2.2.1 Teori Komunikasi Massa
Salah satu definisi awal komunikasi massa oleh Janowitz (1968) “komunikasi
massa terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat
teknologi (pers, radio, film, dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis
kepada khalayak yang besar, heterogen, dan sangat tersebar”. (Mcquail, 2010: 62).
Mcquail menekankan bahwa komunikasi massa menggunakan medium alat teknologi
sebagai saluran komunikasi massa, dan tujuan komunikasinya adalah khalayak yang
besar, heterogen dan tersebar.
Definisi komunikasi massa lainnya seperti yang dikutip Jalaluddin,
diungkapkan oleh Charles Wright (1959), “This new form can be distinguished from
older types by the following major characteristic: it is directed toward relatively
large, heterogeneus, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly,
often-times to reach most audience member simultaneously, and are transeint in
11
character; the communicator tends to be, or to operate whitin, a complex
organization thet may involve great expense”. Menurut Wright, bentuk baru
komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki
karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar,
heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai
kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas (Jalaluddin, 2003: 189). Dalam
pengertian yang dikemukakan oleh Charles Wright mengenai komunikasi massa,
menjelaskan lebih lanjut bahwa komunikasi massa disampaikan kepada khalayak
yang anonim, secara serentak, dan bersifat sekilas.
Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh Gerbner
(1967) “Mass communication is the technologically institutionally based production
and distribution of the most broadly shared contunuous flow of messages in
industrial societies”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas
dimiliki orang dalam masyarakat industri (Jalaluddin, 2003: 188).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa adalah komunikasi satu arah yang memiliki tujuan komunikasi
khalayak luas, heterogen, dan anonim, yang ditransmisikan dalam waktu serentak
pada tenggang waktu tertentu. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa
bersifat terbuka untuk khalayak secara luas, pesannya disampaikan melalui media
massa seperti televisi, radio, pers, film, dan sebagainya.
12
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Setelah kita meninjau definisi dari komunikasi massa menurut para ahli,
definisi-definisi tersebut saling melengkapi. Adapun karakteristik komunikasi massa
adalah sebagai berikut: (Elvinaro, 2000: 17)
a. Komunikator terlembagakan
Pada komunikasi melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak
dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan tersebut disampaikan
melalui surat kabar, maka proses dimulai dari komunikator menyusun
pesan dalam bentuk artikel, selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh
pengggung jawab rubrik. Dari penaggung jawab rubrik tersebut
diserahkan kepada redaksi utnuk diperiksa layak atau tidaknya pesan
tersebut disampaikan kepada masyarakat.
b. Pesan bersifat umum
Pesan yang disampaikan pada komunikasi massa ditujukan untuk public
atau umum, dan bukan untuk perorangan atau atas nama kelompok
tertentu, karena komunikasi massa itu sendiri bersifat terbuka. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta atau opini.
c. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada
komunikasi antar personal komunikator akan mengenal komunikannya,
sedangkan pada komunikasi massa hal ini tidak berlangsung karena
proses komunikasi massa tidak terjadi secara tatap muka langsung.
d. Media massa menimbulkan keserempakan
Karakteristik media massa yang lain adalah kemampuannya untuk
menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak yang menerima pesan-
13
pesan yang disebarkan. Seperti pesan yang disampaikan dalam surat
kabar, majalah, radio, televisi yang pada waktu bersamaan dapat
memperoleh pesan yang sama.
e. Komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan
Dalam komunikasi melibatkan unsur isi dan juga unsur hubungan secara
bersamaan. Pada komunikasi antar personal unsur hubungan sangat
penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa unsur yang terpenting
adalah isis informasi yang disampaikan apakah bermanfaat bagi
masyarakat atau tidak.
f. Komunikasi massa bersifat satu arah
Komunikasi massa terjadi secara tidak langsung, tetapi dengan
menggunakan media sehingga umpan balik yang terjadi anatar
komunikator dengan komunikan terjadi secara tidak langsung. Hal ini
menjadikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang bersifat satu
arah.
g. Stimuli alat indera terbatas
Di dalam komunikasi antar personal yang bersifat tatap muka seluruh alat
indera pelaku komunikasi baik itu komunikator maupun komunikan dapat
digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar
secara langsung, bahkan mungkin merasa. Sedangkan dalam komunikasi
massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa yang akan
digunakan.
14
h. Umpan balik tertunda
Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam
bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat
dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa berikut ini dikemukakan oleh McQuail (1987),
dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat.
a. Informasi:
1. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan dunia.
2. Menunjukkan hubungan kekuasaan.
3. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.
b. Korelasi:
1. Menjelaskan, menafsirkan, mengkomentari makna peristiwa dan
informasi.
2. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
3. Melakukan sosialisasi.
4. Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.
5. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
c. Kesinambungan:
1. Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan
kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.
2. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
15
d. Hiburan:
1. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.
2. Meredakan ketegangan sosial.
e. Mobilisasi:
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,
perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga
dalam bidang agama.
2. Fungsi Komunikasi Massa untuk Individu.
a. Informasi:
1. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan
dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
2. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,
pendapat, dan hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
3. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.
4. Belajar, pendidikan diri sendiri.
5. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Identitas pribadi:
1. Menemukan nilai-nilai pribadi.
2. Menemukan model perilaku.
3. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
4. Meningkatkan pemahaman tentang diri-sendiri.
16
c. Integrasi dan interaksi sosial:
1. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati
sosial.
2. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan
rasa memiliki.
3. Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial.
4. Memperoleh teman selain dari manusia.
5. Membantu menjalankan peran sosial.
6. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak
keluarga, teman, dan masyarakat.
d. Hiburan:
1. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
2. Bersantai.
3. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetika.
4. Mengisi waktu atau penyaluran emosi.
5. Membangkitkan gairah seks.
Lebih lanjutnya fungsi hiburan (entertainment) diperkenalkan oleh Charles
Wright. Dalam hal ini komunikasi massa bertujuan untuk memberikan hiburan tanpa
mengharapkan efek-efek tertentu. Wright juga membedakan antara fungsi positif
(fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi). (Wiryanto, 2000: 11-12)
2.2.4 Proses Komunikasi Massa
Komunikasi massa tidak bisa begitu saja terjadi, namun melalui sebuah
proses komunikasi. Menurut Harold D. Lasswell seperti yang dikutip Drs. Elvinaro
17
dan kawan-kawan pada bukunya (2009: 28), proses komunikasi massa melibatkan 5
unsur, yaitu:
1. Who (siapa): Komunikator atau orang yang menyampaikan pesan dalam
komunikasi massa, bisa perorangan atau organisasi.
2. Says What (apa yang dikatakan): pernyataan umum, dapat berupa ide,
informasi, opini, pesan dan sikap.
3. In Which Channel (melalui saluran apa): media komunikasi atau saluran yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi
4. To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran
komunikasi.
5. With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha
penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju.
2.3 Media Massa
2.3.1 Pengertian Media Massa
Menurut Denis McQuail (2000), media massa adalah media yang mampu
menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (university of reach), bersifat publik
dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa
(McQuail, 2000:4).
Media massa adalah alat perantara yang menjembatani antara komunikator
dan komunikan atau khalayak. Sebuah media massa harus bisa menyalurkan isi
pesan kepada banyak penerima pesan atau khalayak dan sifatnya adalah komunikasi
satu arah, contoh media massa adalah televisi, radio, surat kabar, dan lain-lain. Selain
itu, media massa juga memberikan kesempatan bagi siapa saja yang muncul di media
massa bisa mendapatkan popularitas atau lebih dikenal khalayak.
18
2.3.2 Jenis-Jenis Media Massa
Menurut McQuail (2000: 27), media massa dibagi menjadi beberapa jenis
mulai dari media tradisional hingga media modern, yaitu:
1. Media cetak buku
Ciri media cetak buku adalah menggunakan teknologi huruf cetak,
halaman dijilid, salinan banyak, pengarang individu, dan untuk bacaan
personal.
2. Media cetak surat kabar
Ciri media cetak surat kabar adalah kemunculan yang berkala dan sering,
menggunakan teknologi percetakan, isi menurut tema tertentu, dan dibaca
oleh individu atau kelompok.
3. Media cetak lainnya
Pers cetak memunculkan berbagai bentuk publikasi selain buku dan surat
kabar seperti, drama, lagu, artikel, cerita berseri, puisi, pamflet, komik,
laporan proespektus, peta, poster, musik, brosur, surat kabar dinding, dan
majalah berkala.
4. Film sebagai media massa
Film atau motion pictures adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film
di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. (Warren
K. Agee., Phillip H Ault & Edwin Emery, 2001: 364)
19
5. Penyiaran
Teknologi penyiaran meliputi dua jenis media elektronik yaitu televisi
dan radio. Televisi menggunakan saluran audio dan visual, sedangkan
radio hanya menggunakan teknologi audio saja.
6. Internet
Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah
ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung
menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani
miliaran pengguna di seluruh dunia. (Oxford English Dictionary, 2009:
n).
2.4 Televisi
Televisi adalah salah satu media massa paling kuat hingga saat ini. Hampir
seluruh rumah tangga di negara maju memiliki setidaknya satu televisi. Keunggulan
televisi dengan sarana audio dan visual menjadikan media massa paling digemari
oleh khalayak pada umumnya. Kata televisi berasal dari bahasa yunani dan latin,
yakni “tele” yang berarti jauh dan “visio” yang berarti penglihatan.
Televisi adalah media massa yang memancarkan suara dan gambar atau
secara mudah dapat disebut dengan radio with picture. Televisi merupakan transmisi
dari gambar visual yang disertai suara atau bunyi yang dikirimkan oleh gelombang
elektromagnetik dari sebuah stasiun televisi. Televisi juga merupakan paduan dari
radio (broadcast) dan film (moving picture) (Effendy, 2000:174).
Walaupun terdapat fakta bahwa televisi secara umum menolak memainkan
peranan politik otonomi dan biasanya dianggap sebagai media hiburan, televisi
memiliki peranan penting dalam politik modern. Televisi dianggap sebagai sumber
20
utama berita dan informasi bagi sebagian besar orang dan saluran utama komunikasi
antara politisi dan warga negara, terutama saat masa pemilihan (McQuail 2000: 38).
2.4.1 Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi (Elvinaro dan Erdinaya, 2004: 127) antara lain:
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu
dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.
2. Berpikir dalam gambar
Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang
menjadi gambar secara individual dan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih
kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan
pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus
dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Televisi memang merupakan media massa unggulan, namun itu semua
dikarenakan sistem pengoperasian yang lebih kompleks dibanding media lainnya.
Proses produksi program acara televisi membutuhkan waktu dan tenaga kerja lebih
dibanding media lainnya.
Selain dari ketiga karakteristik televisi di atas, kita dapat meninjau
karakteristik televisi bila dilihat dari aspek media dan kelembagaan (McQuail, 2000:
40).
21
1. Aspek Media
a. Memiliki konten yang sangat beragam.
b. Saluran audiovisual.
c. Dianggap bersifat domestik, dekat, dan personal.
d. Intensitas rendah dan pengalaman keterlibatan.
2. Aspek Kelembagaan
a. Teknologi dan organisasi yang rumit.
b. Tunduk pada aturan dan kontrol sosial.
c. Berkarakter nasional dan internasional.
d. Dapat dilihat orang banyak.
2.5 Acara Televisi
Menurut Naratama seperti yang dikutip Mabruri (2011: 27) , format acara
televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan
menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai
kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut
(Naratama, 2000: Menjadi Sutradara Televisi).
Format acara televisi bisa disebut sebagai dasar dari produksi program
televisi, bila kita akan memproduksi suatu program televisi, maka harus terlebih
dahulu memikirkan format acara televisi. Format acara televisi harus disesuaikan
dengan target pemirsa agar didapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan
menonton pemirsanya.
22
2.5.1 Format Acara Televisi
Berbagai jenis format acara televisi secara garis besar dapat kita bedakan
menjadi 3 jenis format acara televisi, yaitu program drama, non drama, dan berita.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar berikut ini :
Gambar 1 : Format Acara Televisi (Mabruri, 2011: 28)
Pada umumnya stasiun televisi akan memiliki semua jenis format acara,
karena semakin banyak variasi acara semakin banyak juga variasi pemirsanya, dan
semakin banyak kesempatan untuk meningkatkan rating pada berbagai pilihan jenis
format acara. Namun, ada juga stasiun televisi khusus yang prioritasnya hanya pada
format acara tertentu, contohnya stasiun televisi berita CNN (Cable News Network)
dan Metro TV Indonesia. (Mabruri, 2011: 28)
2.5.2 Mengenal Lebih Lanjut Jenis Format Acara Televisi
Setelah kita melihat secara garis besar berbagai jenis format acara televisi,
berikutnya akan dibahas mengenai berbagai jenis format acara televisi dengan
deskripsi dari format acara televisi tersebut. Berikut adalah penjelasan berbagai jenis
format acara televisi menurut Mabruri (2011: 30) :
BERITA/NEWS
Infotainment
&
Sportainment
Musik
Magazine Show
Talk Show
Variety Show
Repackaging
Game Show
Quiz/Kuis
Timeless & factual Factual & Actual
Timeconcern
Feature
Sport
News
Timeless & imajinatif
Dokudrama
Opera
Musikal
Reality Show
FORMAT ACARA TELEVISI
NON DRAMA DRAMA
Others
Tragedy
Aksi/Action
Komedi
Cinta
Legenda
Horor
23
1. Program Acara Televisi Berita dan Olahraga
Berita dan olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang
berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari baik yang bersifat
time less atau time concern. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan
aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana
dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh: berita ekonomi, liputan
siang, dan laporan olahraga.
2. Program Acara Televisi Drama
Fiksi (drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan
diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau
fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan
merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu
runtutan cerita dalam sejumlah adegan (scene). Adegan-adegan tersebut
akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau
imajinasi para kreatornya. Contoh: drama percintaan (love story), tragedi,
horor, komedi, legenda, aksi (action), dan sebagainya. (Naratama: 2002)
3. Program Acara Televisi Nondrama
Nonfiksi (Nondrama) adalah sebuah format acara televisi yand diproduksi
dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas
kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa
harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita
fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara
24
nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang
mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik.
Contoh : talk show, konser musik, dan variety show.
2.6 Komunikasi Organisasi
Definisi dari komunikasi organisasi dibagi menjadi dua, yaitu definisi
fungsional dan definisi interpretif. “Secara fungsional, komunikasi organisasi
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi terntentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara satu dengan yang
lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan” (Pace & Faules, 2006: 31).
“Secara interpretif, komunikasi organisasi didefinisikan sebagai proses
penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses interaksi tersebut
tidak mencerminkan organisasi: ia adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah
“perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam
proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa aja yang sedang terjadi. Lebih
jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang
menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi” (Pace & Faules, 2006: 33).
Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan komunikasi
organisasi adalah interaksi antara personal dalam satu lingkungan organisasi yang
dapat mengubah organisasi sebagai hasil dari interaksi tersebut.
Terdapat dua jenis komunikasi organisasi, yaitu : (Muhammad, 2007: 66)
a. Komunikasi Internal
Komunikasi Internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam
organisasi itu sendiri. Komunikasi ini seperti komunikasi dari
25
atasan ke bawahan, komunikasi dari bawahan ke atasan,
komunikasi antar sesama karyawan dan komunikasi lintas saluran.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan
organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi
penjualan hasil produksi dan komunikasi dengan masyarakat
sekitar
2.6.1 Metode Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah kontak interpersonal yang dapat terjadi
pada orang-orang tingkat sama atau sejajar yang berhubungan pada divisi yang
berbeda dalam suatu organisasi. Berikut adalah beberapa jenis komunikasi horizontal
yang sering terjadi : (Muhammad, 2004: 122-123)
1. Rapat-rapat komite. Rapat-rapat komite ini biasanya diadakan untuk
melakukan koordinasi pekerjaan, saling berbagi informasi, memecahkan
masalah dan menyelesaikan konflik diantara sesama karyawan.
2. Interaksi informal pada waktu jam istirahat. Anggota unit-unit kerja
dalam satu organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama lain, tetapi pada
waktu jam istirahat merek mempunyai kesempatan berkumpul bersama
saling terlibat dalam komunikasi interpersonal satu sama lain.
3. Percakapan telepon. Karena pada masa sekarang tiap-tiap organisasi
umumnya mempunyai telepon maka pemberian informasi diantara satu
karyawan dengan karyawan lainnya dapat dilakukan melalui telepon.
Koordinasi aktivitas pekerjaan, beberapa negosiasi dapat dilakukan
melalui percakapan telepon. Dalam kenyataannya telepon dapat
26
mempercepat dan menambah kontak diantara sesama anggota organisasi
dengan anggota lain yang tempat kerjanya jauh.
4. Memo dan Nota. Tulisan tangan yang berbentuk memo atau nota adalah
bentuk yang paling umum digunakan dalam saling berhubungan dengan
teman sekerja.
5. Aktivitas social. Didalam suatu organisasi biasanya ada kelompok-
kelompok untuk rekreasi, olahraga, kegiatan sosial dan sebagainya.
Kelompok-kelompok ini mengembangkan komunikasi horizontal dalam
organisasi.
6. Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok mutu ini adalah suatu
kelompok dalam organisasi yang secara sukarela dalam organisasi
bertanggung jawab untuk memperbaiki mutu pekerjaan mereka.
Kelompok ini biasanya sekali dalam seminggu mengadakan diskusi,
melakukan analisis dan memberikan saran-saran untuk penyempurnaan
kualitas atau mutu dari pekerjaan mereka.
2.7 Strategi Produksi
2.7.1 Pengertian Strategi
Pengertian strategi adalah “Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi
yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan
lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan
dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi” (Glueck dan Jauch,
1989: 9)
Tujuan pokok strategi adalah mencari suatu segmen yang diabaikan saat ini
atau kurang terlayani, kemudian berusaha memenuhi kebutuhan pada segmen
27
tersebut, hasil yang diharapkan dapat tercapai adalah biaya yang rendah dan laba
yang lebih tinggi. Bila dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang
menjalankannya akan memperoleh reputasi tersendiri dulu segmen pasar yang
dituju. (Tjiptono, 1997: 81).
2.7.2 Tiga Tahapan Produksi Program Acara Televisi
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan
dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi
juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap
harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi
menurut (Wibowo, 2009: 39-45) terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut
dengan standard operation procedure (SOP), seperti berikut :
1. Pra-Produksi (ide, perencanaan dan persiapan)
Tahap ini sangat penting sebeb jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci
dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah
beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
a. Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan,
membuat riset dan menuliskan naskah atau memintapenulis naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain
estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan
bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara teliti.
28
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-
menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling
baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang
sudah ditetapkan.
2. Produksi (pelaksanaan)
Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi
dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba
mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting
script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam
pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan
diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan
suatu daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan.
3. Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan)
Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing
online dan mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam teknik editing,
yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier.
Kedua, editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer.
Pada dasarnya semua tahapan produksi penting dan harus dikerjakan secara
maksimal dan profesional, namun proses pra-produksi seringkali sangat diutamakan
terutama untuk program televisi live atau siaran langsung. Program televisi siaran
langsung sangat bertumpu pada proses pra-produksi sebagai fondasi utamanya,
karena pada program siaran langsung kita tidak bisa melakukan pengulangan.
29
Proses pra-produksi menentukan ke depannya bagaimana sebuah program
televisi tersebut telah direncanakan sebaik mungkin baik dari segi finansial ataupun
kesiapan tim produksi, teknis, mekanis, dan talent. Proses pra-produksi dapat
meminimalisir hambatan yang dapat terjadi ketika proses produksi dilaksakan,
karena itulah proses pra-produksi dianggap paling penting.
2.7.3 Tim Produksi Siaran Televisi
Tim produksi adalah kumpulan orang yang bertanggung jawab terhadap
proses produksi sebuah acara televisi mulai dari pra-produksi hingga pasca-produksi.
Pada umumnya susunan tim produksi (Mabruri, 2011: 39) terdiri dari:
1. Executive Producer
Bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pembuatan ide baik
program yang bersifat regular atau program-program tertentu yang bersifat
khusus.
2. Psychology
Tim ini bertugas memberikan pertimbangan dan masukan kepada
departemen programming mengenai program yang akan diproduksi
tentunya dari sisi psikologi komunikasi.
3. Producer
Bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu
program sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan disepakati oleh
production manager, executive producer, ataupun dari management
perusahaan.
30
4. Producer Assistant
Adalah mereka yang bertanggung jawab membantu produse dalam
menyiapkan pra-produksi program, hingga produksi dan pasca-produksi
5. Creative (Tim Kreatif)
Adalah sebuah tim yang mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat
naskah (script, storyline, dan screenplay) untuk diproduksi menjadi sebuah
program acara televisi tentunya dengan arahan dari produser.
6. Director
Adalah mereka yang bertanggung jawab mengarahkan seluruh aspek
teknik sinematografi, broadcast, dan elemen kreatif lainnya dari sebuah
produksi program acara televisi tentunya atas kesepakatan produser
sebagai penanggung jawab produksi dan penulis naskah sebagai
penanggung jawab ide. Director terdiri dari PD (Program Director), FD
(Floor Director), SD (Show Director), Film Director (Sutradara), dan Art
Director.
7. Program dan Show Director
Seorang program dan show director adalah bertugas mengkoordinasikan
semua FD (Floor Director) yang bertugas, ia biasanya berada di ruang
MCR (Master Control Room) sebuah ruangan yang berfungsi mengontrol
dan memonitor pergerakan kamera dan tata letak kamera (bloking kamera)
yang ditampilkan melalui monitor-monitor control.
8. SPV Unit Production
Bertugas mengkoordinasi semua kegiatan dan melakukan pembagian tugas
kepada staff UPM (Unit Production Manager), dan talent (pemain).
31
9. Unit Production Manager (UPM)
Bertanggung jawab terhadap seluruh proses produksi secara managemen
tau non-teknis. Mereka biasanya mengurus hal-hal yang erat kaitannya
dengan transportasi, akomodasi, perijinan, pemilihan lokasi, distribusi
jadwal produksi, dan segala hal administrasi produksi yang memperlancar
jalannya sebuah produksi program acara televisi.
10. Unit Talent
Bertanggung jawab mengkoordinasi terhadap kehadiran para talent yang
akan tampil dalam produksi program acara televisi. Termasuk para
penonton sebagai pelengkap kemeriahan program acara tersebut.
11. Unit Sponsorship
Berkerja sama dengan marketing dan sales memantau jumlah sponsorship
(iklan) yang masuk sebagai sponsor dan donasi suatu program acara
televisi, juga mencari dan melakukan kesepakatan dengan sponsor
(pengiklan).
12. Secretariat
Bersama dengan UPM bertugas membantu proses administrasi produksi,
yang berhubungan dengan penjadwalan, surat menyurat, pelaporan
keungan, hingga proses birokrasi pada sbuah produksi program acara
televisi dari tahap pra-produksi hingg pasca-produksi.
13.Teknisi Control Room dan Technical Director (TD)
Adalah mereka yang bertanggung jawab secara teknik MCR terhadap
proses jalannya proses produksi acara televisi baik bersifat live broadcast
atau taping (rekaman).
32
14. Cameraman
Bertanggung jawab mengambil seluruh shot atau gambar yang diperlukan
dalam proses produksi sesuai naskah atau komando dari PD.
15. Audioman
Bertanggung jawab terhadap audio (suara) sebuah produksi program acara
televisi. Mereka berkoordinasi dengan PD guna mendapati informasi dan
menyiapkan peralatan audio yang diperlukan dalam proses produksi
program acara televisi.
16. Editor
Adalah seorang yang bertanggung jawab pada tahapan pasca-produksi
dengan cara melakukan editing sho atau pemotongan gambar hingga
menjadi program acara televisi layak tayang. Editor juga bertugas
membuat opening title, credit title, dan sub-title serta menambahkan
beberapa efek transisi pada sebuah gambar yang diedit.
17. Wardrobe
Bertanggung jawab menyiapkan busana dan tata rias untuk talent atau
pengisi acara dalam proses produksi program acara televisi.
18. Set Property
Bertanggung jawab menyiapkan seluruh kebutuhan property yang
dibutuhkan dalam sebuah setting produksi program acara televisi.
Wardrobe dan Set Property biasanya bekerja di bawah Art Director,
tugasnya adalah mempercantik sebuah shot (scenic art)
19. Graphic Design
Bertanggung jawab membuat dan menyiapkan kebutuhan desain grafis
pada sebuah produksi program acara televisi seperti pembuatan opening
33
tune, bumper in/out, dan grafis lain yang menunjang tayangan tersebut.
Mereka juga biasanya menyiapkan animasi tambahan dalam sebuah
tayangan.
20. Lightning atau Gaffer
Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek pencahayaan produksi program
acara televisi. Sama seperti audioman mereka juga melakukan koordinasi
dengan PD untuk menyiapkan segala kebutuhan lampu yang diperlukan
sebuah produksi program acara televisi.
2.8 Konsep Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunies, and Threats)
Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey
pada tahun 1960-1970. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya
yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan
Threat (Ancaman).
Metoda analisa SWOT dianggap sebagai metode analisa yg paling dasar,
yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda.
Hasil analisa biasanya adalah rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan,
menambah keuntungan dari peluang yg ada, mengurangi kekurangan dan
menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu
kita untuk melihat sisi-sisi yang tidak terlihat selama ini atau tidak disadari
sebelumnya.
Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena
bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda
pada empat bagian tersebut.
34
Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan
memberikan hasil berupa arahan dan tidak memberikan solusi instant dalam sebuah
permasalahan. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
a. Strengths
Merupakan kondisi kekuatan atau kelebihan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau program. Kekuatan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau program itu
sendiri.
b. Weakness
Merupakan kondisi kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau program yang ada. Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri.
c. Opportunies
Merupakan peluang yang dapat berkembang di masa datang. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau program
itu sendiri, misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi
lingkungan sekitar.
d. Threats
Merupakan kondisi ancaman dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau program itu sendiri. Contohnya, saingan bisnis,
program sejenis, atau kompetitor baru.
Top Related