BAB II LANDASAN TEORI -...

26
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis dalam merancang penelitian ini juga menggunakan acuan penelitian berasal dari jurnal penelitian yang telah diterbitkan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan maksud sebagai tinjauan pustaka penulis. Judul Teori Metode Tayangan Hiburan TV dan Penerimaan Budaya Pop (Rahayu, 2009) 1. Teori Komunikasi Massa (McQuail, 2000) 2. Psikologi Komunikasi (Rachmat, 2001) 3. Human Communication Theory (Littlejohn, 1999) 4. Reabilitas dan Validitas Internal dan Komputasi (Azwar, 1995) Metode Kuantitatif Hasil 1. Penerimaan budaya pop oleh pelajar SMA di Kabupaten Sukoharjo dalam kategori tinggi 2. Eksposure tayangan hiburan TV yang dilakukan oleh pelajar SMA di Kabupaten Sukoharjo dalam kategori tinggi 3. Eksposure tayangan hiburan TV berpengaruh signifikan terhadap penerimaan budaya pop oleh pelajar SMA di Kabupaten

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI -...

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Penulis dalam merancang penelitian ini juga menggunakan acuan penelitian

berasal dari jurnal penelitian yang telah diterbitkan sebelumnya. Hal ini dilakukan

dengan maksud sebagai tinjauan pustaka penulis.

Judul Teori Metode

Tayangan Hiburan TV dan Penerimaan Budaya Pop (Rahayu, 2009)

1. Teori Komunikasi Massa (McQuail, 2000)

2. Psikologi Komunikasi (Rachmat, 2001)

3. Human Communication Theory (Littlejohn, 1999)

4. Reabilitas dan Validitas Internal dan Komputasi (Azwar, 1995)

Metode Kuantitatif

Hasil 1. Penerimaan budaya pop oleh pelajar SMA di Kabupaten Sukoharjo dalam kategori tinggi

2. Eksposure tayangan hiburan TV yang dilakukan oleh pelajar SMA di Kabupaten Sukoharjo dalam kategori tinggi

3. Eksposure tayangan hiburan TV berpengaruh signifikan terhadap penerimaan budaya pop oleh pelajar SMA di Kabupaten

10

Judul Teori Metode

Analisis Proses Produksi Siaran Langsung Program Acara Televisi ”Ruang Sahabat Keluarga” Di RBTV (Anggraini, 2010)

1. Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran (Suyanto, 2004)

2. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi (Ciptono ,1997)

3. Metode Penelitian Kualitatif (Moleong, 2006)

Metode Kualitatif

Hasil 1. Untuk pembuatan sebuah program acara yang harus pertama kali dipertimbangkan oleh produser adalah biaya produksi serta keuntungan yang akan di hasilkan.

2. Selain editing, cara pengambilan gambar oleh kameramen sangat berpengaruh pada hasil produksi.

3. Koordinasi dan run down yang jelas menjadi prosedur yang tidak boleh ditinggalkan sebelum melakukan produksi baik On-Air maupun Off-Air.

4. Koordinasi dan kerja sama antar team produksi sangat berpengaruh untuk kelancaran dan suksesnya proses produksi acara.

2.2 Komunikasi Massa

2.2.1 Teori Komunikasi Massa

Salah satu definisi awal komunikasi massa oleh Janowitz (1968) “komunikasi

massa terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat

teknologi (pers, radio, film, dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis

kepada khalayak yang besar, heterogen, dan sangat tersebar”. (Mcquail, 2010: 62).

Mcquail menekankan bahwa komunikasi massa menggunakan medium alat teknologi

sebagai saluran komunikasi massa, dan tujuan komunikasinya adalah khalayak yang

besar, heterogen dan tersebar.

Definisi komunikasi massa lainnya seperti yang dikutip Jalaluddin,

diungkapkan oleh Charles Wright (1959), “This new form can be distinguished from

older types by the following major characteristic: it is directed toward relatively

large, heterogeneus, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly,

often-times to reach most audience member simultaneously, and are transeint in

11

character; the communicator tends to be, or to operate whitin, a complex

organization thet may involve great expense”. Menurut Wright, bentuk baru

komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki

karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar,

heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai

kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas (Jalaluddin, 2003: 189). Dalam

pengertian yang dikemukakan oleh Charles Wright mengenai komunikasi massa,

menjelaskan lebih lanjut bahwa komunikasi massa disampaikan kepada khalayak

yang anonim, secara serentak, dan bersifat sekilas.

Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh Gerbner

(1967) “Mass communication is the technologically institutionally based production

and distribution of the most broadly shared contunuous flow of messages in

industrial societies”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang

berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas

dimiliki orang dalam masyarakat industri (Jalaluddin, 2003: 188).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi massa adalah komunikasi satu arah yang memiliki tujuan komunikasi

khalayak luas, heterogen, dan anonim, yang ditransmisikan dalam waktu serentak

pada tenggang waktu tertentu. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa

bersifat terbuka untuk khalayak secara luas, pesannya disampaikan melalui media

massa seperti televisi, radio, pers, film, dan sebagainya.

12

2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Setelah kita meninjau definisi dari komunikasi massa menurut para ahli,

definisi-definisi tersebut saling melengkapi. Adapun karakteristik komunikasi massa

adalah sebagai berikut: (Elvinaro, 2000: 17)

a. Komunikator terlembagakan

Pada komunikasi melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak

dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan tersebut disampaikan

melalui surat kabar, maka proses dimulai dari komunikator menyusun

pesan dalam bentuk artikel, selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh

pengggung jawab rubrik. Dari penaggung jawab rubrik tersebut

diserahkan kepada redaksi utnuk diperiksa layak atau tidaknya pesan

tersebut disampaikan kepada masyarakat.

b. Pesan bersifat umum

Pesan yang disampaikan pada komunikasi massa ditujukan untuk public

atau umum, dan bukan untuk perorangan atau atas nama kelompok

tertentu, karena komunikasi massa itu sendiri bersifat terbuka. Pesan

komunikasi massa dapat berupa fakta atau opini.

c. Komunikannya anonim dan heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada

komunikasi antar personal komunikator akan mengenal komunikannya,

sedangkan pada komunikasi massa hal ini tidak berlangsung karena

proses komunikasi massa tidak terjadi secara tatap muka langsung.

d. Media massa menimbulkan keserempakan

Karakteristik media massa yang lain adalah kemampuannya untuk

menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak yang menerima pesan-

13

pesan yang disebarkan. Seperti pesan yang disampaikan dalam surat

kabar, majalah, radio, televisi yang pada waktu bersamaan dapat

memperoleh pesan yang sama.

e. Komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan

Dalam komunikasi melibatkan unsur isi dan juga unsur hubungan secara

bersamaan. Pada komunikasi antar personal unsur hubungan sangat

penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa unsur yang terpenting

adalah isis informasi yang disampaikan apakah bermanfaat bagi

masyarakat atau tidak.

f. Komunikasi massa bersifat satu arah

Komunikasi massa terjadi secara tidak langsung, tetapi dengan

menggunakan media sehingga umpan balik yang terjadi anatar

komunikator dengan komunikan terjadi secara tidak langsung. Hal ini

menjadikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang bersifat satu

arah.

g. Stimuli alat indera terbatas

Di dalam komunikasi antar personal yang bersifat tatap muka seluruh alat

indera pelaku komunikasi baik itu komunikator maupun komunikan dapat

digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar

secara langsung, bahkan mungkin merasa. Sedangkan dalam komunikasi

massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa yang akan

digunakan.

14

h. Umpan balik tertunda

Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam

bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat

dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa berikut ini dikemukakan oleh McQuail (1987),

dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat.

a. Informasi:

1. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam

masyarakat dan dunia.

2. Menunjukkan hubungan kekuasaan.

3. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.

b. Korelasi:

1. Menjelaskan, menafsirkan, mengkomentari makna peristiwa dan

informasi.

2. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.

3. Melakukan sosialisasi.

4. Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.

5. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.

c. Kesinambungan:

1. Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan

kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.

2. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

15

d. Hiburan:

1. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.

2. Meredakan ketegangan sosial.

e. Mobilisasi:

Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,

perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga

dalam bidang agama.

2. Fungsi Komunikasi Massa untuk Individu.

a. Informasi:

1. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan

dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

2. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,

pendapat, dan hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

3. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.

4. Belajar, pendidikan diri sendiri.

5. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

b. Identitas pribadi:

1. Menemukan nilai-nilai pribadi.

2. Menemukan model perilaku.

3. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).

4. Meningkatkan pemahaman tentang diri-sendiri.

16

c. Integrasi dan interaksi sosial:

1. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati

sosial.

2. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan

rasa memiliki.

3. Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial.

4. Memperoleh teman selain dari manusia.

5. Membantu menjalankan peran sosial.

6. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak

keluarga, teman, dan masyarakat.

d. Hiburan:

1. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

2. Bersantai.

3. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetika.

4. Mengisi waktu atau penyaluran emosi.

5. Membangkitkan gairah seks.

Lebih lanjutnya fungsi hiburan (entertainment) diperkenalkan oleh Charles

Wright. Dalam hal ini komunikasi massa bertujuan untuk memberikan hiburan tanpa

mengharapkan efek-efek tertentu. Wright juga membedakan antara fungsi positif

(fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi). (Wiryanto, 2000: 11-12)

2.2.4 Proses Komunikasi Massa

Komunikasi massa tidak bisa begitu saja terjadi, namun melalui sebuah

proses komunikasi. Menurut Harold D. Lasswell seperti yang dikutip Drs. Elvinaro

17

dan kawan-kawan pada bukunya (2009: 28), proses komunikasi massa melibatkan 5

unsur, yaitu:

1. Who (siapa): Komunikator atau orang yang menyampaikan pesan dalam

komunikasi massa, bisa perorangan atau organisasi.

2. Says What (apa yang dikatakan): pernyataan umum, dapat berupa ide,

informasi, opini, pesan dan sikap.

3. In Which Channel (melalui saluran apa): media komunikasi atau saluran yang

digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi

4. To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran

komunikasi.

5. With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha

penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju.

2.3 Media Massa

2.3.1 Pengertian Media Massa

Menurut Denis McQuail (2000), media massa adalah media yang mampu

menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (university of reach), bersifat publik

dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa

(McQuail, 2000:4).

Media massa adalah alat perantara yang menjembatani antara komunikator

dan komunikan atau khalayak. Sebuah media massa harus bisa menyalurkan isi

pesan kepada banyak penerima pesan atau khalayak dan sifatnya adalah komunikasi

satu arah, contoh media massa adalah televisi, radio, surat kabar, dan lain-lain. Selain

itu, media massa juga memberikan kesempatan bagi siapa saja yang muncul di media

massa bisa mendapatkan popularitas atau lebih dikenal khalayak.

18

2.3.2 Jenis-Jenis Media Massa

Menurut McQuail (2000: 27), media massa dibagi menjadi beberapa jenis

mulai dari media tradisional hingga media modern, yaitu:

1. Media cetak buku

Ciri media cetak buku adalah menggunakan teknologi huruf cetak,

halaman dijilid, salinan banyak, pengarang individu, dan untuk bacaan

personal.

2. Media cetak surat kabar

Ciri media cetak surat kabar adalah kemunculan yang berkala dan sering,

menggunakan teknologi percetakan, isi menurut tema tertentu, dan dibaca

oleh individu atau kelompok.

3. Media cetak lainnya

Pers cetak memunculkan berbagai bentuk publikasi selain buku dan surat

kabar seperti, drama, lagu, artikel, cerita berseri, puisi, pamflet, komik,

laporan proespektus, peta, poster, musik, brosur, surat kabar dinding, dan

majalah berkala.

4. Film sebagai media massa

Film atau motion pictures adalah bentuk dominan dari komunikasi massa

visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film

di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. (Warren

K. Agee., Phillip H Ault & Edwin Emery, 2001: 364)

19

5. Penyiaran

Teknologi penyiaran meliputi dua jenis media elektronik yaitu televisi

dan radio. Televisi menggunakan saluran audio dan visual, sedangkan

radio hanya menggunakan teknologi audio saja.

6. Internet

Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah

ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung

menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani

miliaran pengguna di seluruh dunia. (Oxford English Dictionary, 2009:

n).

2.4 Televisi

Televisi adalah salah satu media massa paling kuat hingga saat ini. Hampir

seluruh rumah tangga di negara maju memiliki setidaknya satu televisi. Keunggulan

televisi dengan sarana audio dan visual menjadikan media massa paling digemari

oleh khalayak pada umumnya. Kata televisi berasal dari bahasa yunani dan latin,

yakni “tele” yang berarti jauh dan “visio” yang berarti penglihatan.

Televisi adalah media massa yang memancarkan suara dan gambar atau

secara mudah dapat disebut dengan radio with picture. Televisi merupakan transmisi

dari gambar visual yang disertai suara atau bunyi yang dikirimkan oleh gelombang

elektromagnetik dari sebuah stasiun televisi. Televisi juga merupakan paduan dari

radio (broadcast) dan film (moving picture) (Effendy, 2000:174).

Walaupun terdapat fakta bahwa televisi secara umum menolak memainkan

peranan politik otonomi dan biasanya dianggap sebagai media hiburan, televisi

memiliki peranan penting dalam politik modern. Televisi dianggap sebagai sumber

20

utama berita dan informasi bagi sebagian besar orang dan saluran utama komunikasi

antara politisi dan warga negara, terutama saat masa pemilihan (McQuail 2000: 38).

2.4.1 Karakteristik Televisi

Karakteristik televisi (Elvinaro dan Erdinaya, 2004: 127) antara lain:

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu

dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.

2. Berpikir dalam gambar

Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang

menjadi gambar secara individual dan merangkai gambar-gambar

individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih

kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan

pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus

dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

Televisi memang merupakan media massa unggulan, namun itu semua

dikarenakan sistem pengoperasian yang lebih kompleks dibanding media lainnya.

Proses produksi program acara televisi membutuhkan waktu dan tenaga kerja lebih

dibanding media lainnya.

Selain dari ketiga karakteristik televisi di atas, kita dapat meninjau

karakteristik televisi bila dilihat dari aspek media dan kelembagaan (McQuail, 2000:

40).

21

1. Aspek Media

a. Memiliki konten yang sangat beragam.

b. Saluran audiovisual.

c. Dianggap bersifat domestik, dekat, dan personal.

d. Intensitas rendah dan pengalaman keterlibatan.

2. Aspek Kelembagaan

a. Teknologi dan organisasi yang rumit.

b. Tunduk pada aturan dan kontrol sosial.

c. Berkarakter nasional dan internasional.

d. Dapat dilihat orang banyak.

2.5 Acara Televisi

Menurut Naratama seperti yang dikutip Mabruri (2011: 27) , format acara

televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan

menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai

kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut

(Naratama, 2000: Menjadi Sutradara Televisi).

Format acara televisi bisa disebut sebagai dasar dari produksi program

televisi, bila kita akan memproduksi suatu program televisi, maka harus terlebih

dahulu memikirkan format acara televisi. Format acara televisi harus disesuaikan

dengan target pemirsa agar didapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan

menonton pemirsanya.

22

2.5.1 Format Acara Televisi

Berbagai jenis format acara televisi secara garis besar dapat kita bedakan

menjadi 3 jenis format acara televisi, yaitu program drama, non drama, dan berita.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1 : Format Acara Televisi (Mabruri, 2011: 28)

Pada umumnya stasiun televisi akan memiliki semua jenis format acara,

karena semakin banyak variasi acara semakin banyak juga variasi pemirsanya, dan

semakin banyak kesempatan untuk meningkatkan rating pada berbagai pilihan jenis

format acara. Namun, ada juga stasiun televisi khusus yang prioritasnya hanya pada

format acara tertentu, contohnya stasiun televisi berita CNN (Cable News Network)

dan Metro TV Indonesia. (Mabruri, 2011: 28)

2.5.2 Mengenal Lebih Lanjut Jenis Format Acara Televisi

Setelah kita melihat secara garis besar berbagai jenis format acara televisi,

berikutnya akan dibahas mengenai berbagai jenis format acara televisi dengan

deskripsi dari format acara televisi tersebut. Berikut adalah penjelasan berbagai jenis

format acara televisi menurut Mabruri (2011: 30) :

BERITA/NEWS

Infotainment

&

Sportainment

Musik

Magazine Show

Talk Show

Variety Show

Repackaging

Game Show

Quiz/Kuis

Timeless & factual Factual & Actual

Timeconcern

Feature

Sport

News

Timeless & imajinatif

Dokudrama

Opera

Musikal

Reality Show

FORMAT ACARA TELEVISI

NON DRAMA DRAMA

Others

Tragedy

Aksi/Action

Komedi

Cinta

Legenda

Horor

23

1. Program Acara Televisi Berita dan Olahraga

Berita dan olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi

berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang

berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari baik yang bersifat

time less atau time concern. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan

aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana

dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh: berita ekonomi, liputan

siang, dan laporan olahraga.

2. Program Acara Televisi Drama

Fiksi (drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan

diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau

fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan

merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu

runtutan cerita dalam sejumlah adegan (scene). Adegan-adegan tersebut

akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau

imajinasi para kreatornya. Contoh: drama percintaan (love story), tragedi,

horor, komedi, legenda, aksi (action), dan sebagainya. (Naratama: 2002)

3. Program Acara Televisi Nondrama

Nonfiksi (Nondrama) adalah sebuah format acara televisi yand diproduksi

dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas

kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa

harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita

fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara

24

nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang

mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik.

Contoh : talk show, konser musik, dan variety show.

2.6 Komunikasi Organisasi

Definisi dari komunikasi organisasi dibagi menjadi dua, yaitu definisi

fungsional dan definisi interpretif. “Secara fungsional, komunikasi organisasi

didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit

komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi terntentu. Suatu organisasi

terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara satu dengan yang

lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan” (Pace & Faules, 2006: 31).

“Secara interpretif, komunikasi organisasi didefinisikan sebagai proses

penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses interaksi tersebut

tidak mencerminkan organisasi: ia adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah

“perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam

proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa aja yang sedang terjadi. Lebih

jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang

menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi” (Pace & Faules, 2006: 33).

Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan komunikasi

organisasi adalah interaksi antara personal dalam satu lingkungan organisasi yang

dapat mengubah organisasi sebagai hasil dari interaksi tersebut.

Terdapat dua jenis komunikasi organisasi, yaitu : (Muhammad, 2007: 66)

a. Komunikasi Internal

Komunikasi Internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam

organisasi itu sendiri. Komunikasi ini seperti komunikasi dari

25

atasan ke bawahan, komunikasi dari bawahan ke atasan,

komunikasi antar sesama karyawan dan komunikasi lintas saluran.

b. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan

organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi

penjualan hasil produksi dan komunikasi dengan masyarakat

sekitar

2.6.1 Metode Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah kontak interpersonal yang dapat terjadi

pada orang-orang tingkat sama atau sejajar yang berhubungan pada divisi yang

berbeda dalam suatu organisasi. Berikut adalah beberapa jenis komunikasi horizontal

yang sering terjadi : (Muhammad, 2004: 122-123)

1. Rapat-rapat komite. Rapat-rapat komite ini biasanya diadakan untuk

melakukan koordinasi pekerjaan, saling berbagi informasi, memecahkan

masalah dan menyelesaikan konflik diantara sesama karyawan.

2. Interaksi informal pada waktu jam istirahat. Anggota unit-unit kerja

dalam satu organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama lain, tetapi pada

waktu jam istirahat merek mempunyai kesempatan berkumpul bersama

saling terlibat dalam komunikasi interpersonal satu sama lain.

3. Percakapan telepon. Karena pada masa sekarang tiap-tiap organisasi

umumnya mempunyai telepon maka pemberian informasi diantara satu

karyawan dengan karyawan lainnya dapat dilakukan melalui telepon.

Koordinasi aktivitas pekerjaan, beberapa negosiasi dapat dilakukan

melalui percakapan telepon. Dalam kenyataannya telepon dapat

26

mempercepat dan menambah kontak diantara sesama anggota organisasi

dengan anggota lain yang tempat kerjanya jauh.

4. Memo dan Nota. Tulisan tangan yang berbentuk memo atau nota adalah

bentuk yang paling umum digunakan dalam saling berhubungan dengan

teman sekerja.

5. Aktivitas social. Didalam suatu organisasi biasanya ada kelompok-

kelompok untuk rekreasi, olahraga, kegiatan sosial dan sebagainya.

Kelompok-kelompok ini mengembangkan komunikasi horizontal dalam

organisasi.

6. Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok mutu ini adalah suatu

kelompok dalam organisasi yang secara sukarela dalam organisasi

bertanggung jawab untuk memperbaiki mutu pekerjaan mereka.

Kelompok ini biasanya sekali dalam seminggu mengadakan diskusi,

melakukan analisis dan memberikan saran-saran untuk penyempurnaan

kualitas atau mutu dari pekerjaan mereka.

2.7 Strategi Produksi

2.7.1 Pengertian Strategi

Pengertian strategi adalah “Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi

yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan

lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan

dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi” (Glueck dan Jauch,

1989: 9)

Tujuan pokok strategi adalah mencari suatu segmen yang diabaikan saat ini

atau kurang terlayani, kemudian berusaha memenuhi kebutuhan pada segmen

27

tersebut, hasil yang diharapkan dapat tercapai adalah biaya yang rendah dan laba

yang lebih tinggi. Bila dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang

menjalankannya akan memperoleh reputasi tersendiri dulu segmen pasar yang

dituju. (Tjiptono, 1997: 81).

2.7.2 Tiga Tahapan Produksi Program Acara Televisi

Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan

dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi

juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap

harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi

menurut (Wibowo, 2009: 39-45) terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut

dengan standard operation procedure (SOP), seperti berikut :

1. Pra-Produksi (ide, perencanaan dan persiapan)

Tahap ini sangat penting sebeb jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci

dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah

beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:

a. Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan,

membuat riset dan menuliskan naskah atau memintapenulis naskah

mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

b. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),

penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain

estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan

bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara teliti.

28

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-

menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan

melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling

baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang

sudah ditetapkan.

2. Produksi (pelaksanaan)

Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi

dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba

mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting

script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam

pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan

diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan

suatu daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan.

3. Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan)

Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing

online dan mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam teknik editing,

yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier.

Kedua, editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer.

Pada dasarnya semua tahapan produksi penting dan harus dikerjakan secara

maksimal dan profesional, namun proses pra-produksi seringkali sangat diutamakan

terutama untuk program televisi live atau siaran langsung. Program televisi siaran

langsung sangat bertumpu pada proses pra-produksi sebagai fondasi utamanya,

karena pada program siaran langsung kita tidak bisa melakukan pengulangan.

29

Proses pra-produksi menentukan ke depannya bagaimana sebuah program

televisi tersebut telah direncanakan sebaik mungkin baik dari segi finansial ataupun

kesiapan tim produksi, teknis, mekanis, dan talent. Proses pra-produksi dapat

meminimalisir hambatan yang dapat terjadi ketika proses produksi dilaksakan,

karena itulah proses pra-produksi dianggap paling penting.

2.7.3 Tim Produksi Siaran Televisi

Tim produksi adalah kumpulan orang yang bertanggung jawab terhadap

proses produksi sebuah acara televisi mulai dari pra-produksi hingga pasca-produksi.

Pada umumnya susunan tim produksi (Mabruri, 2011: 39) terdiri dari:

1. Executive Producer

Bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pembuatan ide baik

program yang bersifat regular atau program-program tertentu yang bersifat

khusus.

2. Psychology

Tim ini bertugas memberikan pertimbangan dan masukan kepada

departemen programming mengenai program yang akan diproduksi

tentunya dari sisi psikologi komunikasi.

3. Producer

Bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu

program sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan disepakati oleh

production manager, executive producer, ataupun dari management

perusahaan.

30

4. Producer Assistant

Adalah mereka yang bertanggung jawab membantu produse dalam

menyiapkan pra-produksi program, hingga produksi dan pasca-produksi

5. Creative (Tim Kreatif)

Adalah sebuah tim yang mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat

naskah (script, storyline, dan screenplay) untuk diproduksi menjadi sebuah

program acara televisi tentunya dengan arahan dari produser.

6. Director

Adalah mereka yang bertanggung jawab mengarahkan seluruh aspek

teknik sinematografi, broadcast, dan elemen kreatif lainnya dari sebuah

produksi program acara televisi tentunya atas kesepakatan produser

sebagai penanggung jawab produksi dan penulis naskah sebagai

penanggung jawab ide. Director terdiri dari PD (Program Director), FD

(Floor Director), SD (Show Director), Film Director (Sutradara), dan Art

Director.

7. Program dan Show Director

Seorang program dan show director adalah bertugas mengkoordinasikan

semua FD (Floor Director) yang bertugas, ia biasanya berada di ruang

MCR (Master Control Room) sebuah ruangan yang berfungsi mengontrol

dan memonitor pergerakan kamera dan tata letak kamera (bloking kamera)

yang ditampilkan melalui monitor-monitor control.

8. SPV Unit Production

Bertugas mengkoordinasi semua kegiatan dan melakukan pembagian tugas

kepada staff UPM (Unit Production Manager), dan talent (pemain).

31

9. Unit Production Manager (UPM)

Bertanggung jawab terhadap seluruh proses produksi secara managemen

tau non-teknis. Mereka biasanya mengurus hal-hal yang erat kaitannya

dengan transportasi, akomodasi, perijinan, pemilihan lokasi, distribusi

jadwal produksi, dan segala hal administrasi produksi yang memperlancar

jalannya sebuah produksi program acara televisi.

10. Unit Talent

Bertanggung jawab mengkoordinasi terhadap kehadiran para talent yang

akan tampil dalam produksi program acara televisi. Termasuk para

penonton sebagai pelengkap kemeriahan program acara tersebut.

11. Unit Sponsorship

Berkerja sama dengan marketing dan sales memantau jumlah sponsorship

(iklan) yang masuk sebagai sponsor dan donasi suatu program acara

televisi, juga mencari dan melakukan kesepakatan dengan sponsor

(pengiklan).

12. Secretariat

Bersama dengan UPM bertugas membantu proses administrasi produksi,

yang berhubungan dengan penjadwalan, surat menyurat, pelaporan

keungan, hingga proses birokrasi pada sbuah produksi program acara

televisi dari tahap pra-produksi hingg pasca-produksi.

13.Teknisi Control Room dan Technical Director (TD)

Adalah mereka yang bertanggung jawab secara teknik MCR terhadap

proses jalannya proses produksi acara televisi baik bersifat live broadcast

atau taping (rekaman).

32

14. Cameraman

Bertanggung jawab mengambil seluruh shot atau gambar yang diperlukan

dalam proses produksi sesuai naskah atau komando dari PD.

15. Audioman

Bertanggung jawab terhadap audio (suara) sebuah produksi program acara

televisi. Mereka berkoordinasi dengan PD guna mendapati informasi dan

menyiapkan peralatan audio yang diperlukan dalam proses produksi

program acara televisi.

16. Editor

Adalah seorang yang bertanggung jawab pada tahapan pasca-produksi

dengan cara melakukan editing sho atau pemotongan gambar hingga

menjadi program acara televisi layak tayang. Editor juga bertugas

membuat opening title, credit title, dan sub-title serta menambahkan

beberapa efek transisi pada sebuah gambar yang diedit.

17. Wardrobe

Bertanggung jawab menyiapkan busana dan tata rias untuk talent atau

pengisi acara dalam proses produksi program acara televisi.

18. Set Property

Bertanggung jawab menyiapkan seluruh kebutuhan property yang

dibutuhkan dalam sebuah setting produksi program acara televisi.

Wardrobe dan Set Property biasanya bekerja di bawah Art Director,

tugasnya adalah mempercantik sebuah shot (scenic art)

19. Graphic Design

Bertanggung jawab membuat dan menyiapkan kebutuhan desain grafis

pada sebuah produksi program acara televisi seperti pembuatan opening

33

tune, bumper in/out, dan grafis lain yang menunjang tayangan tersebut.

Mereka juga biasanya menyiapkan animasi tambahan dalam sebuah

tayangan.

20. Lightning atau Gaffer

Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek pencahayaan produksi program

acara televisi. Sama seperti audioman mereka juga melakukan koordinasi

dengan PD untuk menyiapkan segala kebutuhan lampu yang diperlukan

sebuah produksi program acara televisi.

2.8 Konsep Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunies, and Threats)

Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey

pada tahun 1960-1970. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya

yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan

Threat (Ancaman).

Metoda analisa SWOT dianggap sebagai metode analisa yg paling dasar,

yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda.

Hasil analisa biasanya adalah rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan,

menambah keuntungan dari peluang yg ada, mengurangi kekurangan dan

menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu

kita untuk melihat sisi-sisi yang tidak terlihat selama ini atau tidak disadari

sebelumnya.

Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena

bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda

pada empat bagian tersebut.

34

Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan

memberikan hasil berupa arahan dan tidak memberikan solusi instant dalam sebuah

permasalahan. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

a. Strengths

Merupakan kondisi kekuatan atau kelebihan yang terdapat dalam

organisasi, proyek atau program. Kekuatan yang dianalisis merupakan

faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau program itu

sendiri.

b. Weakness

Merupakan kondisi kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam

organisasi, proyek atau program yang ada. Kelemahan yang dianalisis

merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau

konsep bisnis itu sendiri.

c. Opportunies

Merupakan peluang yang dapat berkembang di masa datang. Kondisi

yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau program

itu sendiri, misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi

lingkungan sekitar.

d. Threats

Merupakan kondisi ancaman dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu

organisasi, proyek atau program itu sendiri. Contohnya, saingan bisnis,

program sejenis, atau kompetitor baru.