7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambanya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraselular, berarti bertambanya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseleruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang berat.
Perkembangan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang di pengaruhinya, misalnya
perkembangan sistem berperan penting dalam kehidupaan manusia yang utuh.
(Kemenkes RI,2016)
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
normal yang merupakann hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain
(Kemenkes RI, 2012) :
1. Faktor dalam (internal)
Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak :
a. Ras atau etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
faktor herediter ras atau bangsa Indonesia atau sebaliknya.
8
b. Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis Kelamin
Faktor Reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-
laki akan cepat.
e. Genetik anak
Genetik (Heredokonstituional) adalah bawaan yaitu potensi anak yang
akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
f. Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom pada umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti pada sindrom down dan sindrom turner.
2. Faktor luar (Eksternal)
a. Faktor Prenatal
1) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
9
2) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan elainan kongenital
seperti club foot.
3) Toksin atau zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, Thalidomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
4) Endokrin
Diabetes melitus dapat meyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
5) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dadapt mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas nggota gerak , kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
6) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH.
7) Kelaianan imunologi
Eritoblatosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antiibodi terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran
darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
10
8) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
9) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah atau kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkana kerusakan jaringan otak.
c. Faktor Pascapersalinan
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
2) Penyakit kronis atau kelainan congenital
Tuberkulosis, anemia, kelaianan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan sering disebut Melieu adalah tempat anak tersebut hidup
yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) .
sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya sinar matahari,
paparan inar radioaktif, zat kimia tertentu (pb, mercuri, rokok, dll)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,
11
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembanganya.
5) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pad penyakit hipertiroid akan
menyebabkan anak mengalami pertumbuhan.
6) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
7) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu-anak sangat
memepengaruhi tumbuh kembang anak.
8) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi khususnya
dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
9) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteriod janka lama akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan
saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
3. Pertumbuhan Fisik Pada Balita
a. Tinggi badan.
Tinggi badan rata- rata pada waktu lahir adalah 50 cm .secara garis besar,
tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut :
12
Tabel 1 Pengukuran Tinggi Badan Sesuai Umur
NO Umur Ukuran tinggi badan 1 1 tahun 1,5 x tinggi badan lahir 2 4 tahun 2 x tinggi badan lahir 3 6 tahun 1,5 x tinggi badan 1 tahun 4 13 tahun 3 x tinggi badan lahir 5 Dewasa 3,5 x TB lahir (2 x tinggi badan 2 tahun)
Sumber :Dian Adriana, tumbuh kembang anak, 2017
Pengukuran dapat pula menggunakan rumus dari behrman sebagai berikut
Tabel 2 Pengukuran Tinggi Badan Sesuai Umur
NO Umur Ukuran tinggi badan ( Cm ) 1 Baru lahir 50 cm 2 1 tahun 75 cm 3 2 – 12 tahun Umur ( tahun ) x 6 di tambah 77
Sumber : Sulistyawati Ari, Deteksi tumbuh kembang anak ,2017
Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB).
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk mentukan status gizi anak
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk
Jadwal pengukuran BB/TB disesuai dengan jadwal deteksi dini tumbuh
kembang balita. Pengukuran dan penilaian BB/TB di lakukan oleh tenaga
kesehatan terlatih.Pengukuran timbang bayi :
1) Menggunakan timbang
2) Menggunakan timbang injak
b. Berat Badan
Anatara usia 0-6 bulan, berat bayi bertambah 682 gram perbulan. Berat
badan lahir bayi meningkat dua kali lipat ketika usia 5 bulan. Anatara usia 6 dan
12 bulan, berat bayi bertambah 341 g perbulan. Berat lahir bayi meningkat tiga
13
kali lipat saat berusia 12 bulan. berat badan akan menjadi empat kali berat badan
lahir pada umur 2 tahun.pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata- rata
2kg/ tahun.(Adriana D,2017 )
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan jika mendapat
gizi yang baik berkisar sebagai berikut.
1) 700 – 1.000 gram / bulan pada triwulan I
2) 500 – 600 gram / pada triwulan II
3) 350 -450 gram /pada triwulan III
4) 250 – 350 gram / pada triwulan IV
Tabel 3 Pengukuran Berat Badan Sesuai Umur
NO Umur Perkiraan berat badan 1 5 bulan 2 x berat lahir 2 1 tahun 3 x berat lahir 3 2 tahun 4 x berat lahir
Sumber : Sulistyawati Ari,Deteksi tumbuh kembang anak ,2017
c. Lingkar kepala
Lingkaran kepala waktu lahir rata-rata 34 cm. Anatara usia 0 dan 6 bulan
lingkaran kepala bertambah 1,32 cm per bualan. Anatara usia 6 dan 12
bulan,lingkaran kepala meningkat 0,44 cm per bulan, LK meningkat pertiganya an
berat beratambah 2,5 kali dari berat lahir. Pada umur 6 bulan lingkaran kepala
rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, umur 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54
cm.
14
Tabel 4 Pengukuran Lingkar Kepala Sesuai Umur
NO Umur Ukuran lingkaran kepala
1 6 bulan 44 cm 2 1 tahun 47 cm 3 2 tahun 49 cm 4 Dewasa 54 cm
Sumber : Sulistyawati Ari,Deteksi tumbuh kembang anak ,2017
4. Prinsip Gizi Pada Balita
Setelah anak umur berumur 1 tahun menunya harus bervariasi untuk
mencegah kebosanan dan diberi susu, sereal(seperti bubu, beras, roti), daging ,
sup, sayuran dan buah-buahan makanan padat yang diberikan tidak perlu
diblender lagi melaikan yang kasar supaya anak mempunyai gigi dapat belajar
mengunyah. Adakalanya anak tidak mau makan dan sebagai gantinya ibu
memberikan susu. Kebiasaan demikian akan mengarah ke diet yang hanya terdiri
dari susu saja. Berikan nasehat kepada ibu atau pengasuhnya bahwa kebiasaan
demikian tidak baik bagi anaknya. Ibu hanrus dapat bertindak keras, jika anak
sehat tidak mau makan- makanan padatnya, jangan biarkan susu sebagai
pengganti akan tetapi bawa pergi makanan itu dan coba lagi jika anak sudah
lapar.Waryana, 2010
Tabel 5 Kecukupan Gizi Rata-Rata Pada Anak Prasekolah
Golongan Umur Berat Badan Tinggi Badan energi Protein
1-3 Tahun 12 kg 89 Cm 1220 Kkal 23 gram 4-6 Tahun 18 kg 108 Cm 1720 Kkal 32 gram
Sumber : Sulistyawati Ari,Deteksi tumbuh kembang anak ,2017
15
C. Gangguan Gizi
Permasalahan gizi pada anak merupakan suatu siklus, yang saling
berkaitan sejak masa kehamilan hingga masa diluar kehamilan yang dapat
mempengaruhi kualitas pertumbuhanserta perkembangan anak. Saat ini
pemahaman golden periode tidak hanya dimulai saat anak menginjak usia 2-4
tahun. Tetapi ditetapkan sejak terjadinya perubahan. Oleh karena itu kualitas anak
dientukan oleh keadaan pada pembentukkan mudigah awal.
Nutrisi merupakan bahan makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan tubuh serta menghasilkan energy yang digunakan untuk menjaga
kestabilan metabolisme tubuh. Nutrisi berbeda dengan makanan. Makanan
merupakan segala hal yang dikonsumsi. Sedangkan nutrisi adalaah kandungan zat
yang terdapat pada makanan.
Kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi secara maksimal dapat
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang
mengakibatkan kualitas hidup dingga dewasa nanti, nutrisi yang tidak adekuat
dapat menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan.
(Runjati,2017;509)
1. Status Gizi Balita
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut
dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu berat badan, tinggi badan atau
panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai. Jika
keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi protein lebih banyak
dibandingkan pemasukan maka akan terjadi gizi kurang. akibat kekurangan
16
energi protein dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal
dengan gizi kurang (Cakrawati dewi, 2014)
D. Gizi Kurang
1. Pengertian
Gizi kurang adalah suatu masalah gizi yang disebabkan karena kurangnya
asupan gizi baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
Jenispenyakitmasalahgizikurangberdasarkanjeniszatgiziapa yang
kurangdikonsumsi.(Setyawati, Vilda Ana Veria, 2018).
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada
tahapan awal akan menyebabkan rasa lapar kemudian dalam jangka waktu
tertentu berat badan akan menurun disertai dengan menurunya produktivitas
kerja.kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang
dan gizi buruk.apa bila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang
mencukupi, tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan kematian.
2. Tanda dan gejala gizi kurang
a. Nafsu makan rendah
b. Mengalami kegagalan dalam pertumbuhan, dari berat badan, tinggi
badan.
c. Kehilangan lemak dan masa otot tubuh.
d. Kekuatan otot tubuh menghilang.
e. Sangat mudah untuk marah, terlihat lesu bahkan dapat menangis secara
berlebihan.
17
f. Mengalami kecemasan dan perhatian terhadap lingkungan sekitar.
g. Sulit berkonsentrasi dengan baik.
h. Kulit dan rambut kering, bahakan rambut mudah sekali rontok.
i. Pipi dan mata tampak cekung.
j. Proses penyembuhan luka sangat lama.
k. Rentan terserang penyakit, dengan proses penyembuhan yang cenderung
lama. (Setyawati, Vilda Ana Veria, 2018).
Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan kuantitas
menyebkan gangguan pada proses-proses tubuh seperti :
1. Gangguan pertumbuhan
2. Gangguan produksi kerja
3. Gangguan pertahanan tubuh
4. Gangguan struktur dan fungsi otak.
Gizi kurang dibedakan menjadi gizi kurang makro (makronutrein) dan gizi
kurang mikro (mikronutrein)dalam memenuhi asupan gizinya, tubuh
membutuhkan makronutrein, yaitu zat besi, seng, asam folat, dan lain sebagainya.
Kekurangan mikronutrein dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti
kekurangan vitamin A (KVA), gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan
anemia yang mengacu pada berat bayi lahir rendah (BBLR), gangguan intelektual,
gangguan pertumbuhan, penurunana kekebalan bahakan kematian.
3. Berat Bayi Lahir Rendah
Bayi dengan berat lahir rendah adalah akibat dari ibu hamil penderita
kurang energy kronis (KEK) dan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita yang akan berdampak terhadap
18
kualitas generasi mendatang yaitu memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan mental anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (IQ).
Seryiap anak yang berstatus gizi buruk mempunyai resiko kehilangan IQ 10-13
poin.
B. Gizi Kurang Pada Balita
Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita
Indonesia. Rendahnya konsumsi energy dan protein dari makanan sehari-hari dan
terjadi dalam waktu yang cukup lama.
C. Gangguan Pertumbuhan
Dampak gizi buruk pada anak balita adalah terjadinya gangguan
pertumbuhan pada anak usia sekolah.
D. Kurang Energy Kronis
KEK dapat terjadi pada waktu usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. KEK
adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang
berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu. (Cakrawati Dewi , 2014;28-29)
E. Penyebab Gizi Kurang
Masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:
1. Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang
tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan namun sering
menderita sakit. Dapat ,emderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak
19
memperoleh cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan
mudah terserang penyakit.
2. Penyebab Tidak Langsung
a. Ketahanan pangan keluarga kurang memadai. Setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun
mutu gizinya.
b. Pola pengasuhan anak krang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat
diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian dan dukungan
terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik secara fisik
mental maupun sosial.pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang
memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang diharapka dapat menjami
ketersediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. (Cakrawati Dewi,
2014;29-30)
3. Status Gizi Balita
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut
dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu berat badan, tinggi badan atau
panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai. Jika
keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi protein lebih banyak
dibandingkan pemasukan maka akan terjadi gizi kurang. akibat kekurangan
energi protein dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal
dengan gizi kurang.
20
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi didalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan
secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak , kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada
tingkat setinggi mungkin (Marmi: 373).
Status gizi balita dapat diukur berdasarkan tiga indeks yaitu berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan
menurut tinggibadan (BB/TB). Standar pengukuran status gizi berdasarkan
Standar World Health Organization(WHO 2005) yang telah ditetapkan pada
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status gizi yang didasarkan pada
indeks berat badan menurut umur (BB/U). Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun
2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa
Indonesia persentase gizi kurang adalah 14%. Hal tersebut tidak berbeda jauh
dengan hasil PSG tahun 2016 yaitu persentase gizi kurang sebesar 14,43%. gizi
kurang pada balita usia 0-59 bulan tahun 2017 adalah Nusa Tenggara Timur,
sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Bali.(kemenkes
RI,2017;180)
21
Gambar 1 Persentase Gizi Buruk Dan Kurang Pada Balita 0-59 Bulan
Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2017 Sumber: Pemantauan Status Gizi 2017, Kemenkes RI
4. Penilaian Status Gizi
Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi
dilakukan dengan interprestasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian
status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri ,laboratorium atau
biokimia dan klinis. Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri
adalah relative paling sederhana dan banyak dilakukan.
Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu
pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (PB) dan lingkar lengan atas (LILA).
Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB, LILA sesuai dengan umur adalah
yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk perorangan,
22
keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yangpaling
dikenal.
Ada 3 indikator pengukuran status gizi
a. Indikator BB/U ( Berat badan/Umur)
b. Indikator BB/TB ( Berat badan/Tinggi badan)
c. Indikator BB/PB ( Berat badan/Panjang Badan)
Dalam panduan tatalaksana penderita KEP Gizi kurang dapat menjadi gizi
buruk apabila terjadi kekurangan gizi yang cukup parah yaitu ditandai dengan
berat badan menurut umur kurang dari 60 % median pada buku WHO-NCHS atau
terdapat tanda-tanda klinis seperti marasmus . Kwashiorkor dan marasmik-
Kwashiorkor. Agar penentuan klasifikasi dan penyebutan status gizi menjadi
seragam dan tidak berbeda maka Mentri Kesehatan (Menkes) RI mengeluarkan
SK Nomor 920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak bawah
lima tahun. Dengan keluarnya SK tersebut maka data status gizi yang dihasilkan
mudah dianalisis lebih lanjut baik untuk perbandingan, kecendrungan maupun
analasisi hubungan.
Menurut SK tersebut penentuan gizi status gizi tidak lagi menggunakan
persen terhadap median. Melaikan nilai Z-score pada baku WHO-NCHS. Secara
umumklasifikasi status gizi balita yang digunakan secara resmi adalah seperti
table berikut:
23
Tabel 6
Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita)
INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS**)
Berat Badan menurut Umur (BB/TB)
Gizi Lebih > +2 SD
Gizi Baik >= -2 SD sampai + 2 SD Gizi Kurang < -2 SD sampai >= -3SD Gizi Buruk < -3 SD Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U
Normal > = -2 SD
Pendek ( Stunted) < -2 SD Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Gemuk > +2 SD
Normal >= -2 SD sampai +2 SD Kurus (Wasted) < -2 SD sampai >= -3 SD Kurus sekali < -3 SD
Sumber : SK Menkes 920/Menkes/SK/VIII/2002
SD = Standar Deviasi
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Menurut Unicef gizi kurang pada anak balitaa disebabkan oleh beberapa
factor yang kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab langsung, penyebab
tidak langsung, pokok masalah dan akar masalah.
Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangnya konsumsi
makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka makin
bertambah pula kebutuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi
jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pamasakan, distribusi dalam keluarga dan
kebiasaan makan secara perorangan. Konsumsi ini juga tergantung pada
pendapatan, agama, adat, istiadat dan pendidikan keluarga yang bersangkutan.
Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang tetapi
juga karena penyakit. Anak yang mendapat makana yang cukup baik tetapi sering
diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya
24
anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya dapat melemah,
sehingga mudah terkena gizi kurang. Sehingga disini terlihat interaksi antara
konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi.
Hubungan antara gizi kurang dengan penyakit infeksi tergantung dari
besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu
sendiri. Beberapa contoh infeksi dapat berkontribusi terhadap kurang gizi seperti
infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS, tuberculosis, dan
beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bias menyebabkan anemia dan parasit
pada usus dapat menyebabkan anemia. Penyakit infeksi disebabkan oleh
kurangnya sanitasi dan bersih, palayanan kesehatan dasar yang tidak memadai,
dan pola asuh anak yang tidak memadai.Menurut Schaible & Kauffman (2007)
Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola
pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
Rendahannya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak
memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak
memadai merupakan tiga factor yang saling berhubungan. Makin tersedia air
bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat dengan jangkauan keluarga
terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu
tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi,
sedangkan penyebab mendasar atau akar masalah gizi diatas adalah terjadinya
krisis ekonomi, politik dan social termasuk bencana alam, yang mempengaruhi
ketidakseimbangan antara asupan makana dan adanya penyakit infeksi, yang pada
akhirnya mempengaruhi status gizi balita.(Marmi,2012:373-378).
25
1. Kartu Menuju Sehat (KMS)
Pertumbuhan merupakan parameter kesehatan gizi yang cukup peka untuk
dipergunakan dalam menilai kesehatan anak, terutama anak bayi dan balita.
Dalam upaya monitoring kesehatan gizi anak ini dipergunakan kartu menuju sehat
(KMS) sipusat kesehatan masyarakat (puskesmas) maupun diklinik kesehatan
anak dan posyandu diwilayah-wilayah Indonesia. Pada dasarnya KMS
mempergunahan klasifikasi Gomez untuk menilai kondisi kesehatan gizi anak,
disesuaikan dengan kondisi anak-anak diindonesia. Dalam KMS terdapat jalur-
jalur bewarna yang menunnjukkan derajat kesehatan anak tersebut dari sudut gizi.
Anak sehat digambarkan dengan jalur berat badan yang berwarna hijau
anak yg sedang diteliti dicatat umurnya dan timbang berat badannya. Data yang
didapatkan ditempatkan pada jalur KMS. Bila jatuh didalam jalur hijau, berarti
berat badan anak tersebut baik dan anak ada didalam kondisi kesehatan gizi
yangbaik. Pada pemeriksaan yang berturut-turut, hasilnya menunjukkan suatu
grafik pertumbuhan anak tersebut. Anak sehat akan memperlihatkan grafik
pertumbuhan yang terletak dijalur hijau. Kalau garis grafik menurun keluar dari
jalur hijau, berarti ada sesuatu yang tidak beres dengan pertumbuhan anak
tersebut. Ini merupakan petunjuk pula adanya gangguan kesehatan anak tadi.
Harus diteliti lebih lanjut, mengapa kurva menurun dan keluar dari jalur hijau.
Dapat pula kurva pertumbuhan anak itu tidak naik terus dan keluar dari
jalur hijau kesebelah atas ini pun menunjukkan bahwa makanan anak yang
dikonsumsi melebihi apa yang diperlukan untuk tubuh yang sehat dan normal.
Maka susunan hidangan anak tersebut , terutama kuantitasnya harus ditinjau
kembali dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan menurunkan kuantumnya. Di
26
Indonesia, pada umumnya penyimpangan kurva pertumbuhan anak itu menuju
kearah bawah, dan tidak banyak yang keluar dari jalur hijau kearah atas. Jadi
kurva pertumbuhan anak yang baik kesehatannya, akan terus terdapat dalam jalur
hijau.
Dibawah jalur hijau terdapat jalur yang diberi warna kuning. Ini
menunjukkan daerah KKP ringan, jadi anak mulai memperlihatkan gangguan
pertumbuhan ringan, yang menggambarkan pula adanya gangguan kesehatan.
Anak perlu dikonsultasikan pada dokter untuk diperiksa dan diperbaiki
makanannya atau memerlukan perbaikan kesehatan. Bila keadaan anak lebih jelek
lagi,garis kurva pertumbuhan anak akan lebih menurun lagi masuk kedaerah
dibawah garis merah yang merupakan batas bawah dari jalur kuning. Daerah
dibawah garis merah menunjukkan kekurangan energy protein berat. Disini anak
sudah jelas menderita gizi kurang dan terganggu kesehatannya maka anak
memerlukan pemeriksaan dan penanganan mediks yang lebih teliti dan
bersungguh-sungguh, bahkan mungkin anak ini perlu dirawat dirumah sakit.
Dengan melihat KMS si ibu atau mereka yang bertanggu jawab atas
pemeliharaannya akan segera mengetahui kondisi anak tersebut. Kalau kurva
pertumbuhan masih tetap didalam jalur hijau, anak tersebut ada dalam kondisi
kesehatan gizi baik, dan bila menurun kedaerah jalur kuning anak memerlukan
perhatian lebih banyak dan sebaiknya dikonsultasikan kepada seorang dokter atau
dibawa ke puskesmas, sedangkan bilakurva pertumbuhan anak sudah turun
kebawah garis merah, pertumbuhan anak sudah turun dibawah garis merah berarti
anak tersebut sudah masuk kedalam kondisi kesehatan yang buruk dan perlu
penanganan kesehatan yang serius.
27
Pada KMS dicatat pula segala keterangan lain mengenai kesehatan anak
dan tindakan pemeliharaan kesehatan yang harus ataupun yang sudah
dilaksanakan, seperti jadwal vaksinasi dan sebagainya.(Ahmad Jauhari,2017: 248-
251)
2. Upaya Pencegahan dan Penanganan Masalah Gizi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Upaya Perbaikan Gizi, dalam menerapkan gizi seimbang setiap keluarga harus
mampu mengenal, mencgah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggota
keluarganya. Upaya yang dilakukan untuk mengenal, mencegahdan mengatasi
masalah gizi adalah dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan
ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan, makan beraneka ragam,
menggunakan garam beryodium, dan pemberian suplemen gizi sesuai anjuran
petugas kesehatan. Suplemen gizi yang diberikan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 51 tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi,
meliputi kapsul vitamin A, tablet tambah darah (TTD), makanan tambahan untuk
ibu hamil, anak balita, dan anak usia sekolah, makanan pendamping ASI, dan
bubuk multi vitamin dan mineral. (kemenkes RI,2017:180-183).
G. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Kurus
Balita kurus diukur berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan sebesar
minus 3 standar deviasi (-3SD) sampai dengan kurang dari minus 2 standar
deviasi (<-2SD). Balita kurus termasuk dalam kelompok rawan gizi yang
membutuhkan suplementasi gizi dalam bentuk pemberian makanan tambahan.
Pemberian makanan tambahan diberikan pada balita usia 6 bulan 0 hari sampai
dengan 23 bulan 29 hari selama 90 hari berturut-turut. Pemberian makanan
28
tambahan (PMT) pada balita kurus dapat diberikan berupa PMT lokal maupun
PMT pabrikan seperti biskuit MT balita.Bila berat badan telah mencapai atau
sesuai perhitungan berat badan sesuai tinggi badan, maka PMTbalita kurus
dihentikan. Selanjutnya dapat mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang dan
dilakukan pemantauan berat badan terus menerus agar balita tidak kembali jatuh
dalam status gizi kurus.Waryana, 2010.
H. PijatTuina
Teknik pijat tuina telah digunakan secara luas dalam periode panjang
budaya Timur. Tuina adalah teknik pijat terapi tradisional Tiongkok dan telah
digunakan sejak 2700 SM. Pijat Thailand berasal dari pijat Tui-na di Cina dan
pijat Ayurveda di India, dan telah dipraktikkan tidak berubah selama 1000 tahun.
Terapi pijat ini digunakan untuk memberikan perawatan khusus kepada
orang-orang dari segala usia, dari bayi sampai tua. Praktisi menggunakan jari,
tangan, siku, lutu, atau kaki untuk memberikan tekanan pada lokasi tubuh
tertentu.
Manfaat pijat tuina berfokus pada masalah spesifik, apakah itu nyeri akut
apa kronis yang berkaitan dengan persendian, otot, atau sistem kerangka.
Manfaat lain nya dari terapi pijat tuina ini yaitu pengentasan gangguan terkait
stres seperti insomnia, sembelit,sakit kepala, dan gangguan lainnya. Keuntungan
dari pijat tuina ini adalah dapat meningkatkan berat badanAnnif, Munjidah
(2015).
29
1. Cara Melakukan Pijat Tui Na
Tekuk sedikit ibu jari anak dan gosok garis di pinggir ibu jari di sisi
telapaknya. Pijat dari ujung ibu jari hingga ke pangkalnya antar 100 - 500 kali. Ini
membantu memperkuat fungsi pencernaan dan limpa.
Gmabar 2
Sumber: Ya-li Fan, 2013.
Pijat tekan melingkar bagian pangkal ibu jari yang paling tebalberdaging
100 - 300 kali. Ini akan menguraikan akumulasi makananyang belum dicerna serta
menstimulasi lancarnya sistem cerna.
Gambar 3
Sumber: Ya-li Fan, 2013.
Gosok melingkar tengah telapak tangan 100 - 300 kali dengan radius
lingkaran kurang dari dua pertiga dari tengah telapak tangan ke pangkal jari
kelingking. Stimulasi ini akan memperlancar sirkulasi daya hidup dan darah serta
menyelaraskan lima organ utama tubuh.
30
Gambar 4
Sumber: Ya-li Fan, 2013.
Tusuk dengan kuku Anda serta tekan melingkar titik yang berada di
tengah lekuk buku jari yang terdekat dengan telapak. Untuk jari telunjuk, tengah,
manis, dan kelingking. Tusuk dengan kuku sebanyak tiga hingga lima kali dan
pijat tekan 30 - 50 kali per titik. Ini akan memecah stagnasi di meridian dan
menghilangkan akumulasi makanan.
Gambar 5
Sumber : Ya-li Fan, 2013.
Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan Anda, di area tepat
di atas pusarnya searah jarum jam sebanyak 100 - 300 kali. Ini menstimulasi
makanan agar lebih lancar.
31
Gambar 6
Sumber: Ya-li Fan, 2013.
Dengan kedua ibu jari, tekan, dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju
perut samping 100 - 300 kali. Ini memperkuat fungsi limpa, lambung, dan
memperbaiki pencernaan.
Gambar 7
Sumber:Ya-li Fan, 2013.
Tekan melingkar titik di bawah lutut bagian luar, sekitar empat lebar jari
anak di bawah tempurung lututnya sekitar 50 - 100 kali. Gerakan ini bakal
menyelaraskan lambung, usus, dan pencernaan.
32
Gambar 8
Sumber:Ya-li Fan, 2013.
Pijat secara umum punggung anak lalu tekan dengan ringan tulang
punggungnya dari atas ke bawah sebanyak tiga kali. Lalu cubit kulit di kiri-kanan
tulang ekor dan merambat ke atas hingga lebar tiga hingga lima kali. Gerakan ini
mendukung aliran chi (daya hidup) sehat dan memperbaiki nafsu anak.Annif,
Munjidah. (2015).
Gambar 9
Sumber: Ya-li Fan, 2013.
1. Nutrisi
Nutrisi merupakan zat yang terkandung pada suatu makanan sehingga
nutrisi memiliki arti yang lebih dalam, tidak diartikan sebagai makanan atau
sumber makanan nutrisi meliputi makronutrien (vitamin,mineral) serta air.nutrisi
yang baik tidak hanya memiliki jumlah yang banyak,tetapi sesuai kebutuhan yang
33
diperlukan baik berdasarkan usia, jenis kelamin maupun aktivitas, serta memiliki
nilai gizi yang adekuat.
Gizi diperlukan oleh manusia untuk hidup, yaitu pada proses metabolisme
tubuh. Masa neonates hingga prasekolah merupakan masa penting pada anak,
yang akan menentukan kualitas fisik dan psikologis pada masa berikutnya.
Gangguan yang terjadi pada masa remaja hingga dewasa merupakan suatu
manifestasi dan tidak terpenuhi kebutuhan gizi dengan adekuat. Pada setiap fase
kehidupan manusia memiliki kebutuhan gizi yang berbeda, hal ini karena aktivitas
yang dilakukan sel berbeda pada setiap tingkatan fase kehidupan. (Runjati,2017:
505).
I. Gizi Seimbang Pada Anak Balita
Balita dibawah 5 tahun memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih kompleks
dan menuntut pemberian makanan dengan jenis yang bervariasi. Kebutuhan
energy yang semakin bertambah, serta pertumbuhan sel-sel tubuh yang semakin
cepat, menjadikan balita membutuhkan asupan makanan yang yang mengandung
lebih banyak zat makro dan mikronutrien. Bayi usia 12 bulan - 2 tahun masih
diberi ASI dan memulai tahap penyapihan secara perlahan. makanan diberikan
dalam porsi kecil (setengah porsi orang dewasa) dengan frekuensi 3 kali sehari
selain itu makanan selingan dapat diberikan dengan frekuensi 2 kali sehari.
Usia lebih dari 1 tahun anak mulai merasakan rasa dan memilih makanan
sehingga penting bagi orang tua untuk memberikan menu makanan yang
bervariasi. Berikan makanan dengan rasa yang beragam dan tekstur yang
mengandung lemak tinggi seperti salmon, alpukat, keju dan selai kacang
34
sebaiknya dihindari.
Nutrisi yang diperlukan anak usia 1-3 tahun lebih banyak dari bayi.
Dimasa ini kecepatan pertumbuhan berkurang tetapi fase perkembangan terjadi
dengan cepat. Dengan berkurangnya kecepatan pertumbuhan, asupan nutrisi yang
diperlukan tidak lebih banyak dari fase sebelumnya, yaitu sebesar 102
Kkal/kg/hari.dengan kebutuhan protein rata-rata 1,2 g/kg/hari.
Perhatikan pola makan anak pada usia 1-3 tahun anak cenderung
menerima makanan yang diberikan. Pada usia >3 tahun. Anak sering kali memilih
makanan berdasarkan kesukaannya sehingga bervariasi dan membuat makanan
menjadi menarik serta disukai dengan anak.
Usia dibawah 5 tahun sering kali saar yang menyulitkan sekaligus
membingungkan untuk sebagian orang tua karena secara psikologis anak mulai
pandai merasakan makanan dan memilih makanan yang paling sesuai
menurutnya. Namun fakta tersebut terkadang menjadi permasalahan utama dalam
pemberian makanan pada anak. Orang tua akan lebih sering menuruti keinginan
anaknya untuk memilih jenis makanan, walaupun pada faktanya tidak sesuai
dengan kebutuhan, dengan alas an khawatir kebutuhan anak tidak terpenuhi.
(Runjati, 2017: 508).
Tabel 2 Penyajian jenis makanan untuk anak dibawah 5 tahun
Kelompok makanan Jumlah penyajian Sayuran dan buah-buahan Minimal 4 kali sehari Makanan yang mengandung gandum atau sereal
Minimal 4 kali sehari
Susu dan produk olahan susu 2-3 kali sehari
Daging dan pengganti daging 1–2 kali sehari Sumber: Runjati, 2017
35
Pencegahan
Menurut Marmi (2012), adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan hingga bersih (memakai sabun) setelah buang air besar
dan buang air kecil atau sebelum makan dan sesudah makan
b. Makan makanan yang bersih dan higienis.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Menghindarkan diri pada kondisi lingkungan yang bersih.
e. Makan secara teratur dan tepat waktu.
f. Memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan
vitamin.
g. Menimbang berat badan setiap bulan