32
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Berpikir kritis dimaksudkan sebagai berpikir yang benar dalam
pencarian pengetahuan yang relevan dan reliable tentang dunia
realita.Seseorang yang berpikir secara kritis mampu mengajukan
pertanyaan yang cocok, mengumpulkan informasi yang relevan, bertindak
secara efisien dan kreatif berdasarkan informasi, dapat mengemukakan
argumen yang logis berdasarkan informasi, dan dapat mengambil simpulan
yang dapat dipercaya (Schafersman, 1991).Berpikir kritis merupakan
aktivitas mental dalam mengevaluasi suatu argumen atau proposisi dan
membuat keputusan yang dapat menuntun diri seseorang dalam
mengembangkan kepercayaan dan melakukan tindakan (Ennis, 1992).
Menurut Rudinov dan Barry (Afrizon, 2013) berpikir kritis adalah
sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan
yang logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standard an prosedur
untuk menganalisis, menguji, dan mengevaluasi. Jhonson (2002) berpikir
kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan
dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Kuswana (2012)
menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan berpikir kritis
6
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
33
secaralogis, reflektif, dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai
situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik.
Menurut Glaser (Afrizon, 2013) berpikir kritis adalah sebagai
berikut:
1) Mengenal masalah: mengidentifikasi asumsi yang digunakan dalam
suatu pernyataan, merumuskan pokok-pokok permasalahan,
menemukan cara-cara yang dipakai untuk menangani masalah-
masalah, mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan,
memahami dan menggunakan bahasa yangtepat, jelas, dan khas.
2) Menganalisis data: menilai fakta dan evaluasi pernyataan-
pernyataan, mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-
masalah, menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan
yang diperlukan, menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-
kesimpulan yang seseorang ambil
3) Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan
pengalaman yang lebih luas
4) Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas
tertentu dalam kehidupan sehari-hari yaitu mengevaluasi bukti yang
ditawarkan untuk mendukung pengakuan dan menetapkan
argumentasi atau tuntutan yang paling kuat
Menurut Ennis (1993) kemampuan berpikir kritis adalah berpikir
yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang harus
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
34
diyakini atau dilakukan. Berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas
kritis siswa meliputi: a) mencari pernyataan yang jelas dari pertanyaan; b)
mencari alas an: c) berusaha mengetahui informasi dengan baik; d)
memakai sumber yang memilikikredibilitas dan menyebutkannya; e)
memerhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan; f) berusaha tetap
relevan dengan ide utama; g) mengingat kepentingan yang asli dan
mendasar; h) mencari alternative; i) bersikap dan berpikir terbuka; j)
mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu;
k) mencari penjelasan sebanyak mungkin; l) bersikap secara sistematis dan
teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas
kritis (a) adalah mampu merumuskan pokok-pokok
permasalahan.Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis (c), (d), dan
(g) adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu masalah.Indikator yang diturunkan dari aktivitas
kritis (b), (f), dan (l) adalah mampu memilih argumen logis, relevan dan
akurat. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis (h), (j), dan (k)
adalah mampu mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang
berbeda. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis (e) dan (i) adalah
mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai
suatu keputusan (Direktori file UPI).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
matematis yaitu kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
35
dengan alasan yang tepat, sistematis, dan terarah, serta dapat mengevaluasi
suatu argumen dengan membuktikannya. Adapun indikator kemampuan
berpikir kritis matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Kemampuan menganalisis masalah dengan alasan yang logis
Dalam penelitian ini, kemampuan menganalisis yang dimaksud yaitu
siswa paham akan pokok persoalan yang tersurat maupun tersirat dan
dapat menjelaskan alasan secara logis.
2) Bersikap dan berpikir terbuka dalam mengambil alternatif penyelesaian
yang terbaik
Dalam penelitian ini, bersikap dan berpikir terbuka yang dimaksud
yaitu siswa mampu menyusun sebuah konsep dari permasalahan yang
ada dan mampu mencari alternatif lain dari permasalahan yang ada.
3) Kemampuan memecahkan masalah yang rinci dan jelas
Dalam penelitian ini, kemampuan yang dimaksud yaitu siswa dapat
menyelesaikan atau mengoperasikan soal sehingga diperoleh hasil yang
tepat.
4) Memberikan kesimpulan dengan pembuktian yang tepat
Dalam penelitian ini, kesimpulan yang dimaksud yaitu siswa dapat
menilai benar atau salah suatu permasalahan serta dapat
membuktikannya dengan alasan yang tepat.
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
36
2. Spiritual Quotient (SQ)
Kecerdasan spiritual ditemukan oleh Zohar dan Marshall pada
pertengahan tahun 2000. Zohar dan Marshall (2007) menegaskan bahwa
kecerdasan spiritual adalah landasan untuk membangun kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional.
Kata spiritual memiliki akar kata spirit yang berarti roh.Kata ini
berasal dari bahasa Latin, spiritus, yang berarti napas.Roh bisa diartikan
sebagai energi kehidupan yang membuat manusia dapat hidup, bernapas
dan bergerak.Spiritual berarti pula segala sesuatu di luar fisik, termasuk
pikiran, perasaan, dan karakter yang dikenal dengan kodrat (Yaumi dan
Ibrahim, 2013:22).
Zohar dan Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan
nilai. Kecerdasan yang memberi makna, yang melakukan kontekstualisasi,
dan bersifat transformatif.Mereka mengatakan kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih
luas dan kaya.Dan kecerdasan itu untuk menilai bahwa tindakan atau jalan
hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain
(Agustian, 2001:57).Zohar dan Marshall (2007) juga menjelaskan bahwa
spiritualitas tidak harus dikaitkan dengan kedekatan seseorang dengan
aspek ketuhanan, sebab seorang humanis atau atheis pun dapat memiliki
spiritualitas tinggi. Kecerdasan spiritual lebih berkaitan dengan pencerahan
jiwa.Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi mampu memaknai
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
37
hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah,
bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif
akan mampu membangkitkan jiwa dan melakukan perbuatan dan tindakan
yang positif.
Berbeda dengan Agustian (2001:57) yang menyatakan bahwa
kecerdasan spiritual sebagai kemampuan seseorang dalam memberi makna
ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan
pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya (hanif), dan
memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berprinsip “hanya
karena Allah”.Adapun Sukmadinata (2005) mengemukakan bahwa
kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan rohaniah yang menuntun diri
kita memungkinkan kita utuh.Kecerdasan spiritual berada pada bagian
yang paling dalam dari diri kita, terkait dengan kebijaksanaan (wisdom)
yang berada di atas ego.Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
bukan saja mengetahui nilai-nilai yang ada tetapi juga secara kreatif
menemukan nilai-nilai baru.
Sedangkan Yaumi dan Ibrahim (2013) yang mendefinisikan
kecerdasan spiritual adalah kapasitas hidup manusia yang bersumber dari
hati yang dalam (inner-capasity) yang terilhami dalam bentuk kodrat
untuk dikembangkan dan ditumbuhkan dalam mengatasi berbagai
kesulitan hidup. Hal ini mencakup kesadaran terhadap hakikat dan
eksistensi diri mendorong hadirnya pandangan luas terhadap dunia, toleran
yang merujuk pada kesadaran terhadap eksistensi diri akan membawa
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
38
dampak yang berharga bagi munculnya keinginan untuk mengakui
keberadaan yang lain, kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan
dan objeknya, kebermaknaan yang merujuk pada sesuatu yang dapat
bermakna kalau dapat memberi nilai tambah dan memiliki gagasan-
gagasan yang segar dan aneh, rasa humor yang dewasa, penyerahan diri
sepenuhnya kepada suatu kekuatan yang dapat mengatur seluruh alam dan
isinya, kedamaian, suatu kondisi jiwa yang merasa tenang, nyaman, dan
aman.
Menurut Zohar dan Marshall (2007), ciri-ciri dari kecerdasan
spiritual yang telah berkembang dengan baik secara umum adalah sebagai
berikut: 1) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan
aktif), 2) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
untuk menghadapi dan melampaui rasa takut. 3) Kualitas hidup yang
diilhami oleh kualitas visi dan nilai. 4) Keengganan untuk menyebabkan
kerugian yang tidak perlu. 5) Kecenderungan untuk menyebabkan
kerugian yang tidak perlu. 6) Kecenderungan nyata untuk bertanya
“mengapa? Atau bagaimana jika?” untuk mencari jawaban-jawaban
mendasar. 7) Kepemimpinan yang penuh pengabdian dan tanggung jawab.
Zohar dan Marshall (2007) menyebutkan fungsi kecerdasan spiritual
adalah: 1) Menjadikan manusia yang apa adanya serta member potensi
untuk lebih berkembang. 2) Menjadikan manusia lebih kreatif. 3) Dapat
digunakan pada masalah sangat krisis yang membuat kita merasa seakan
kehilangan keteraturan diri. 4) Dapat meningkatkan pengetahuan
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
39
keberagaman yang luas. 5) Mampu menjembatani atau menyatukan hal
yang bersifat personal dan interpersonal. 6) Untuk mencapai kematangan
pribadi yang lebih utuh karena kita mempunyai potensi untuuk hal
tersebut. 7) Dapat digunakan dalam menghadapi pilihan dan realitas yang
pasti akan datang dan harus kita hadapi bagaimanapun bentuknya.
Fungsi kecerdasan spiritual menurut Agustian (2008:286-287) yaitu
membentuk perilaku seseorang yang berakhlaq mulia, seperti: 1)
Kerendahan hati yaitu menghormati dan menerima segala nasehat dan
kritik dari orang lain. 2) Tawakal (berusaha dan berserah diri) yaitu tabah
terhadap segala cobaan dan selalu berserah diri pada Allah SWT. 3)
Keikhlasan (ketulusan) yaitu selalu mengerjakan sesuatu tanpa pamrih. 4)
Kaffah (totalitas) yaitu kecenderungan untuk melihat antara berbagai hal
dan mencari jawaban yang mendasar dengan bersikap kritis terhadap
berbagai persoalan dan melihat kebenaran dari berbagai sumber. 5)
Tawazun (keseimbangan) yaitu kemampuan bersifat fleksibel dengan
memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting dan bisa membagi waktu
dengan baik. 6) Ihsan (integritas dan penyempurnaan) yaitu memiliki
integritas dan tanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang
lebih tinggi dengan melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan
menjadi contoh yang baik dalam bertingkah laku.
Karakteristikkecerdasan spiritual yang tinggi yaitu memiliki
kerendahan hati, mampu mengendalikan masalah, mampu memaknai
sesuatu dari konteks yang lebih luas, sikap hidupnya yang fleksibel atau
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
40
luwes, cenderung untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal,
kecenderungan nyata untuk bertanya “Mengapa?” atau “Bagaimana jika”
untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar, bertanggung jawab..
Sedangkan karakteristik kecerdasan spiritual yang rendah yaitu
kehendaknya berlawanan dengan kehendak Tuhan, visi-motivasi imannya
tidak aktf, tidak menikmati/mensyukuri nikmat atau limpahan rahmat-Nya.
Berdasarkan pemaparan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang menempatkan tindakan dan
kehidupan manusia dalam konteks makna yang lebih luas yakni
kemampuan untuk mengakses suatu jalan kehidupan bermakna yang
bersumber dari hati yang terilhami dalam bentuk kodrat untuk
dikembangkan dan ditumbuhkan dalam mengatasi berbagai kesulitan
hidup. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator
kecerdasan spiritual, yaitu:
1. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan istiqomah dalam menjalani
hidup yang di ilhami oleh visi dan nilai.
2. Kecenderungan untuk melihat antara berbagai hal dan mencari jawaban
yang mendasar (kaffah).
3. Ikhlas dan tawakal.
4. Rendah hati.
5. Kemampuan bersifat fleksibel (tawazun).
6. Memiliki integritas dan tanggung jawab untuk membawakan visi dan
nilai yang lebih tinggi pada orang lain.
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
41
3. Materi
Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Relasi dan
Fungsi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar disesuaikan dengan
silabus KTSP yaitu sebagai berikut :
a) Materi Pokok
Relasi dan Fungsi
b) Standar Kompetensi
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
c) Kompetensi Dasar
1.3 Memahami relasi dan fungsi
1.4 Menentukan nilai fungsi masalah.
d) Indikator
1.3.1 Menjelaskan pengertian relasi dan fungsi
1.3.2 Menjelaskan pengertian relasi dan fungsi dalam kehidupan
sehari-hari
1.3.3 Menyatakan relasi dan fungsi dengan diagram panah, diagram
cartesius dan himpunan pasangan berurutan.
1.3.4 Menentukan domain, kodomain dan range.
1.4.1 Menentukan nilai fungsi.
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
42
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan
kemampuan generalisasi matematis dan gaya berpikir yaitu:
1. Arjani (2014) telah meneliti tentang pengaruh tingkat inteligensi dan
motivasi belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis
menunjukkan bahwa tingkat inteligensi merupakan faktor yang
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematis.
2. Kasih (2015) telah meneliti tentang pengaruh kecerdasan spiritual dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan kecerdasan spiritual
terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar matematika.
Adapun persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian
diatas sama-sama mengacu pada kemampuan berpikir kritis matematis
dan ditinjau dari kecerdasan spiritual.Sedangkan perbedaan variabel
tinjauan, subjek, dan tempat penelitian.Sedangkan tempat penelitiannya
di SMP N 3 Banyumas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII
tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini akan terfokus untuk
mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau
dari Spiritual Quotient (SQ).
C. Kerangka Pikir
Berpikir kritis merupakan aktivitas mental dalam mengevaluasi
suatu argumen atau proposisi dan membuat keputusan yang dapat
menuntun diri seseorang dalam mengembangkan kepercayaan dan
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
43
melakukan tindakan (Ennis, 1992).Untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis salah satunya dengan meningkatkan kecerdasan
spiritual.Dengan kecerdasan spiritual, diharapkan siswa dapat lebih cermat
dalam mengambil keputusan.Sebab dengan kecerdasan spiritual siswa
dituntut untuk memahami dan terampil dalam memilih dan
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada.Dengan demikian diharapkan
siswa terampil menghadapi masalah dan berusaha memecahkannya, serta
memiliki pengetahuan yang berguna untuk kehidupan kelak di masyarakat,
dan hasil akhirnya adalah di tangan Tuhan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini akan mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis matematis
ditinjau dari Spiritual Quotient (SQ).
Sebelum melakukan penelitian, akan dilakukan observasi untuk
mendapatkan data awal dan menentukan kelas yang akan dijadikan subyek
penelitian. Langkah selanjutnya adalag mengumpulkan data hasil tes
kemampuan berpikir kritis matematis setelah mendapatkan data Spiritual
Quotient (SQ) masing-masing siswa.Selain data hasil tes kemampuan
berpikir kritis matematis dan Spiritual Quotient (SQ), pengumpulan data
juga berasal dari hasil wawancara dan dokumentasi.Setelah data
terkumpul, lamgkah selanjutnya mereduksi data, menyajikan data dan
menyimpulkan data. Data yang akan disajikan berupa deskripsi
kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau dari Spiritual Quotient (SQ).
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Banyumas, terletak di
Jalan Raya KejawarKM-1 Banyumas pada tahun pembelajaran 2016/2017
semester ganjil.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dinamakan
deskriptif kualitatif karena peneliti melakukan analisa hanya sampai taraf
deskripsi yaitu mendeskripsikan dan menyajikan data secara sistematis.
C. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain analisis deskripsi
kualitatif karena data yang terkumpul berbentuk tulisan, kata-kata, atau
gambar. Selainitu, penelitian ini lebih menitikberatkan pada deskripsi
kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri 3 Banyumas ditinjau dari
Spiritual Quotient (SQ), kemudian data yang diperoleh dipaparkan dalam
rangkaian kalimat. Penelitian ini menggunakan model Miles and Huberman
yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display), dan kesimpulan (verification/conclusion drawing). Langkah-
langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian
yaitu SMP Negeri 3 Banyumas.
Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yoke Himawan, FKIP, UMP, 2017
Top Related