7
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Media
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara”
atau “penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau pesan. Gerlach dan Ely
dalam (Sundayana, 2013: 4) menyatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengetahuan ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah
merupakan media.
Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses
belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses
komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata
pembelajaran sengaja dipakai dari padanan kata dari kata
instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih
luas dari pengajaran, jika kata pengajaran dalam konteks guru dan
siswa di kelas (ruang) formal maka pembelajaran mencangkup
pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
8
fisik. Dalam hal ini yang ditekankan adalah proses belajar
mengajar dan adanya usaha-usaha terencana dalam memanipulasi
sumber-sumber agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Berbagai pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa dasarnya
semua pendapat tersebut memposisikan media sebagai suatu alat
atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah
materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan
agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat
diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Media pendidikan atau media pembelajaran tumbuh dan atau
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
pembelajaran. Subtansi dari media pembelajaran menurut Bovee
dalam (Sundayana 2013: 6-7) adalah 1) bentuk saluran yang
digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan
pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar 2) berbagai
jenis komponen dari lingkungan pembelajar yang dapat
merangsang pembelajar untuk belajar 3) bentuk alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk
belajar, baik cetak maupun audio, visual dan audio visual.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
9
Dari penjelasan media pembelajaran tersebut media
mempunyai banyak pengertian. Dapat diambil pengertian bahwa
media pembelajaran adalah alat yang berguna untuk
mempermudah kegiatan belajar mengajar.
b. Manfaat Media dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar adanya media sangat
membantu proses kegitan belajar mengajar. Menurut Encylopedia
of Educational Research dalam (Sundayana 2013: 11)
menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah :
1) Meletakan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir, oleh
karena itu mengurangi “verbalisme‟‟.
2) Memperbesar perhatian para siswa.
3) Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini
terutama terdapat dalam gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu
perkembangan pertumbuhan anak dewasa.
7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah
diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
10
efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih
banyak dalam belajar.
Manfaat media pembelajaran banyak dikemukakan oleh para
ahli misalnya Kemp dan Dayton dalam (Sundayana 2013: 11-12)
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran
antara lain sebagai berikut :
1) Penyampaian materi dapat diseragamkan, setiap guru
mungkin punya penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu
konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media,
penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga
dapat disampaikan kepada siswa secara seragam.
2) Proses pembelajaran lebih jelas dan menarik. Dengan
berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan
informasi melebihi suara, gambar, gerak dan warna baik
secara alami maupun manipulasi.
3) Proses pembelajaran lebih interaktif. Jika dipilih dan
dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa
melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses
pembelajaran.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga, guru sering menghasilkan
banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
11
ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat
memanfaatkan maka visual secara verbal akan teratasi.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan media
membuat proses pembelajaran lebih efisien, selain itu juga
membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam
dan utuh sehingga pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana
saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar lebih leluasa. Kapanpun dan dimanapun tanpa
tergantung pada keberadaan seorang guru.
7) Media dapat menumbuhkan setiap siswa terhadap materi dan
proses belajar. Dengan media, proses pembelajaran menjadi
lebih menarik sehingga mendorong siswa mencintai ilmu
pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan, kebiasaan itu akan menanamkan sikap pada
siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber
belajar yang diperlukan.
8) Menambah peran guru menjadi lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, guru tidak satu-
satunya sumber belajar bagi siswa, ia dapat berbagi peran
dengan media sehingga akan mudah baginya dalam memberi
perhatian dalam aspek-aspek edukatif lainya seperti
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
12
membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan dan
memotivasi belajar siswa.
Dari beberapa manfaat yang dikemukakan para ahli,
media sangat bermanfaat untuk membantu memperlancar
kegiatan belajar mengajar. Sehingga dari adanya media
tersebut mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka dirasa
sangat perlu untuk melakukan pengelompokan terhadap berbagai
media pendidikan yang ada tersebut. Pengelompokan ini secara
praktis dimaksudkan agar memudahkan guru sebagai pengguna
dalam memahami prinsip penggunaan, perawatan, dan pemilihan
media dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya dalam
(Sundayana 2013: 13-15), media pembelajaran dapat di
klasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut
mana melihatya.
1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam :
a) media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio
dan rekaman suara.
b) media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,
tidak mengandung unsur suara. jenis media yang tergolong
kedalam media visual adalah film slide, foto, transparansi,
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
13
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak
seperti media grafis dan sebagainya.
c) media audiovisual, yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar
yang bisa dilihat, misalnya rekaman vidio, berbagai ukuran
film, slide suara, dan lain sebagainya. kemampuan media
ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua jenis unsur media yang pertama dan
yang kedua.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauanya, media dapat pula dibagi
ke dalam :
a) media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,
seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat
mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual
secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b) media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh
ruangan waktu seperti film slide, film, vidio, dan lain
sebagainya.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaianya, media dapat
dibagi:
a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya. jenis media yang
demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
14
projector untuk memproyeksikan film, slide projector
untuk memproyeksikan film slide, overhead projector
(OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa
dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam
ini tidak dapat berfungsi apa-apa.
b) media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto,
lukisan, radio, dan lain sebagainya.
d. Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Sebagaimana telah disinggung di depan, bahwa setiap media
pembelajaran memiliki karakteristik dan kemampuan masing-
masing, maka diharapkan kepada guru agar mampu menentukan
pilihanya sesuai dengan kebutuhan pada saat melakukan kegiatan
belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan media
jangan sampai menjadi penghalang proses belajar mengajar yang
dilakukan guru dalam kelas. Harapan yang besar tentu saja agar
media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat atau
mempermudah pencapaian tujuan pengajaran.
Ketika suatu media akan dipilih, dan atau ketika suatu media
dipergunakan ketika itulah beberapa prinsip pemilihan media perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru. Sudirman N. dalam
(Sundayana 2013: 16-17) mengemukakan beberapa prinsip
pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga
kategori, sebagai berikut:
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
15
1) Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan
maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan
media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi
yang bersifat umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi
waktu kosong. Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran
kelompok atau pengajaran individual, apakah untuk sasaran
tertentu seperti anak Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama , Sekolah Menengah Atas dan lain-
lain.
2) Alternatif pilihan
Memilih pada hakekatnya adalah proses membuat keputusan
dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan
media mana yang akan digunakan apabila terdapat berbagai
media yang dapat dipebandingkan. Dalam menggunakan media
hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar
penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik.
Prinsip-prinsip itu menurut Sudjana dalam (Sundayana 2013: 16)
adalah :
a) Menentukan jenis media dengan tepat artinya sebaiknya guru
memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan
tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
16
b) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat
artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu
sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik
c) Menyajikan media dengan tepat artinya teknik dan metode
penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan
dengan tujuan, bahan metode, waktu dan sarana yang ada.
d) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu,
tempat dan situasi mana pada waktu mengajar media
digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar
mengajar terus menerus menjelaskan sesuai dengan media
pengajaran.
Keempat prinsip ini hendaknya diperhatikan oleh guru
saat mengajar. Jadi ketepatan memilih media menjadi peran
utama dalam pemanfaatan media.
e. Kriteria pemilihan media
Kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah
ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam menentukan media
yang akan digunakan pertimbanganya bahwa media tersebut harus
dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan.
beberapa hal yang diperlukan dalam pemilihan media antaranya:
1) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi, sangat memerlukan bantuan
media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
17
2) Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan
artinya media yang diperlukan mudah diperoleh. Media grafis
umumnya mudah diperoleh bahkan dibuat sendiri oleh guru.
3) Keterampilan guru dalam menggunakanya, apapun jenis media
yang diperlukan, syarat utama adalah guru dapat
menggunakanya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat
yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak yang
digunakan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar
siswa dengan lingkunganya.
4) Tersedia waktu untuk menggunakanya sehingga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
5) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk
pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir
siswa sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah
dipahami oleh siswa.
Jadi dalam memilih media sebaiknya efektif dan efisien.
Baik dari kondisi sosial maupun geografis. Serta menyesuaikan
karakteristik siswa.
f. ciri-ciri media pendidikan
Banyak ciri-ciri media pendidikan untuk menentukan kekhasan
yang dimiliki masing-masing. Media menurut Gerlach dan Erly
dalam (Sundayana 2013: 17-18) mengemukakan tiga ciri media
yang merupakan petunjuk mengapa media dipergunakan dan apa
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
18
saja yang dapat dilakukan oleh media yang guru mungkin tidak
mampu atau kurang efisien untuk melakukanya. Adapun ciri-ciri
media pendidikan tersebut antaralain:
1) Ciri fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun
kembali dengan media seperti fotografi, vidio tape, disket
komputer dan film. Suatu objek yang telah di ambil gambarnya
(direkam) dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan
saja diperlukan.
2) Ciri manipuatif
Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan
waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa dalam waktu dua
atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time lapse
recording .
3) Ciri distributif
Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkan suatu
objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.
Kemampuan guru untuk memahami berbagai ciri-ciri yang
dikemukakan para ahli sangat penting. Jadi dari penjelasan ciri-
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
19
ciri media tersebut dapat diketahui bahwa ciri-ciri media
pendidikan praktis dan sesuai dengan bidangnya.
g. Kriteria-kriteria dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Selain ciri-ciri dan karakteristik media, media mempunyai
syarat untuk bisa digunakan. Syarat dan kriteria media alat peraga
menurut Rusefendi dalam (Sundayana 2013: 18) beberapa
persyaratan alat peraga antara lain:
1) Tahan lama.
2) Bentuk dan warnanya menarik.
3) Sederhana dan mudah dikelola.
4) Ukuranya sesuai.
5) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam betuk real,
gambar, atau diagram.
6) Sesuai dengan konsep matematika.
7) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya.
8) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep
berfikir abstrak bagi siswa.
9) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan
memanipulasi alat peraga.
10) Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak).
Jadi dari penjelasan kriteria media tersebut, keefektifan media
ketika media tersebut sudah memenuhi kriteria yang telah di
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
20
jelaskan. Adanya media haruslah memperhatikan kebermanfaatan
media itu sendiri.
h. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran
Media mempunyai berbagai fungsi yang bisa dimanfaatkan.
Secara umum, Sadiman dalam (Sundayana 2013 :7) menyatakan
bahwa media mempunyai fungsi :
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
a) Obyek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro,
film bingkai, film atau gambar.
b) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan timelapse atau high speed photography.
c) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat film, vidio, film bingkai, foto
maupun secara verbal.
d) Obyek yang terlalu kompleks misalnya (mesin-mesin)
dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
e) Konsep terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan
lain-lain) dapat divisualisasikan lewat film gambar dan
lain-lain.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara
siswa dengan sumber belajar.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
21
4) Memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman
dan menimbulkan persepsi yang sama.
6) Penyampaian pesan pembelajaran lebih dapat lebih terstandar.
7) Pembelajaran dapat lebih menarik.
8) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar.
9) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
10) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
11) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan
dimanapun diperlukan.
12) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
i. Multimedia
Berkembangnya teknologi yang semakin pesat media yang
menggunakan multimedia semakin membaik menurut (Anitah
2009: 61-62) Tujuan penggunaan multimedia dalam pendidikan
dan pelatihan adalah melibatkan pembelajar dalam pengalaman
multi sensori untuk meningkatkan kegiatan belajar. Pada masa
lalu, pengalaman yang paling dominan adalah kata-kata tertulis
dan lisan melalui buku teks dan ceramah. Saat ini dimanfaatkannya
multimedia dan berbagai sumber informasi serta metode
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
22
pembelajaran, pencapaian hasil pembelajaran diharapkan lebih
meningkat. Multimedia komputer menggunakan komputer untuk
menyusun penggunaan informasi yang disimpan dalam berbagai
bentuk, termasuk teks, gambar diam, grafis, vidio, suara, musik,
efek suara.
2. Matematika
Sesuatu yang sifatnya praktis, matematika merupakan ilmu
tentang pola dan urutan. Matematika membahas tentang bilangan,
kemungkinan, bentuk, alogaritma, dan perubahan. Sebagai ilmu
dengan objek yang abstrak, matematika bergantung pada logika, bukan
pada pengamatan sebagai standar kebenaranya. Meskipun
menggunakan pengamatan, simulasi, bahkan percobaan sebagai alat
untuk menemukan kebenaran. Mathematical Science Education Board
dalam (Van de Walle 2006: 12)
Matematika dapat dipandang sebagai kumpulan sistem aksiomatis,
karena matematika berawal dari hal-hal yang tidak didefinisikan
menuju hal-hal yang didefinisikan, seperti dalam geometri bermula
dari titik, garis, bidang. Titik, garis dan bidang ini sulit didefinisikan
secara pasti, tetapi guru meyakini adanya dan dapat diilustrasikan
maupun digambarkan. Dari ketiga istilah tersebut akan muncul
berbagai aksioma atau postulat, dalil, rumus, dan hukum.
Geometri adalah salah satu system matematika. Dalam belajar
geometri bermula dari konsep pangkal yang tidak terdefinisikan secara
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
23
jelas, tetapi guru meyakini adanya dan dapat diilustrasikan. Konsep
pangkal tersebut adalah titik, garis, memotong, terletak pada, antara,
kongruen.
Misalnya titik, guru dapat menggambarnya, seperti noktah (.) pada
suatu kertas atau benda lain. Titik dapat diasosiasikan pada pergerakan
suatu bentuk benda. Dengan titik-titik tersebut guru dapat membuat
suatu garis, dan garis-garis dapat membuat suatu bidang. Dengan
adanya dua garis atau lebih kita akan menemukan istilah-istilah baru.
Adji dan Rostika (2006:156).
Materi bangun datar,
Tabel 2.1 Materi Bangun Datar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
6. Memahami sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun
6. 1 Mengidentifikasi sifat-sifat
bangun datar
Sifat-Sifat Bangun Datar
1) Bangun Datar Persegi
a. Jumlah titik sudut ada empat.
b. Jumlah sisi ada empat.
c. Keempat titik sudut berupa sudut siku-siku.
d. Keempat sisinya sama panjang.
2) Bangun Datar Persegi Panjang
a. Jumlah titik sudut ada empat.
b. Banyak sisi yang sejajar ada dua pasang.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
24
c. Pasangan sisi yang sejajar sama panjang.
d. Persegi panjang merupakan bangun segi empat.
3) Bangun Datar Segitiga
a. Jumlah sudut-sudut segitiga 180º.
b. Jumlah sisi ada tiga.
c. Jumlah titik sudut ada tiga.
4) Bangun Datar Trapesium
a. Mempunyai sepasang sisi yang sejajar.
b. Jumlah keempat sudutnya 360º.
c. Jumlah sudut yang berdekatan antara sisi sejajar 180º.
5) Bangun Datar Jajargenjang
a. Sisi-sisi yang berhadapan dan sama panjang.
b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
c. Keempat sudutnya tidak siku-siku.
d. Jumlah sudut yang berdekatan 180º.
e. Kedua diagonalnya saling membagi dua ruas garis sama
panjang.
6) Bangun Datar Layang-layang
a. Mempunyai satu sumbu simetri.
b. Mempunyai dua sisi yang sama panjang.
c. Mempunyai sepasang sudut berhadapan yang sama besar.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
25
7) Bangun Datar Lingkaran
a. Jarak setiap titik pada sisinya dengan pusat lingkaran selalu
sama.
b. Tidak mempunyai titik sudut.
c. Tidak mempunyai sisi.
8) Bangun Datar Belah Ketupat
a. Panjang keempat sisinya sama.
b. Kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan saling membagi
dua sama panjang.
c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
d. Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri.
3. Pembelajaran kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif berarti belajar melalui kerja
kelompok, bukan bekerja secara sendirian. Menurut Matthews dalam
(Elisabert 2012: 8) Pembelajaran kolaboratif adalah sebuah pedagogi
yang pusatnya terletak dalam asumsi bahwa manusia selalu
menciptakan makna bersama dan proses tersebut selalu memperkaya
dan memperluas wawasan mereka.
Metode kolaboratif dalam pembelajaran lebih menekankan
pada pembangunan makna oleh siswa dari proses sosial yang
bertumpu pada konteks belajar. Metode kolaboratif ini lebih jauh dan
mendalam dibandingkan hanya sekedar kooperatif. Dasar metode
kolaboratif adalah teori interaksional yang memandang belajar sebagai
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
26
suatu proses membangun makna melalui interaksi sosial. Metode
kolaboratif didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai siswa proses
belajar menurut Smith & MacGregor dalam (Suyatno 2009:47-48)
sebagai berikut:
c. Belajar itu aktif dan kostruktif. Untuk mempelajari bahan pelajaran,
siswa harus terlibat secara aktif dengan bahan itu. Siswa perlu
mengintregasikan bahan baru ini dengan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya. Siswa membangun makna atau menciptakan
sesuatu yang baru dan terkait dengan bahan pelajaran.
d. Belajar itu bergantung konteks. Kegiatan pembelajaran menghadapkan
siswa pada tugas atau masalah menantang yang terkait dengan konteks
yang sudah dikenal siswa. Siswa terlibat langsung dalam penyelesaian
tugas atau pemecahan masalah itu.
e. Siswa itu beraneka latar belakang. Para siswa mempunyai latar
belakang perbedaan-perbedaan itu diakui dan diterima dalam kegiatan
kerjasama, dan bahkan diperlukan untuk meningkatkan pencapaian
hasil bersama dalam proses belajar.
f. Belajar itu bersifat sosial, proses belajar merupakan proses interaksi
sosial yang didalamnya siswa membangun makna yang diterima
bersama.
Pembelajaran kolaboratif sering di laksanakan oleh pendidik.
Nelson dalam (Suyatno 2009: 49) merinci nilai-nilai pendidikan
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
27
(pedagogical values) yang menjadi penekanan dalam pembelajaran
kolaboratif. Nilai-nilai tersebut meliputi:
a. Memaksimalkan proses kerjasama yang berlangsung secara
alamiah diantara para siswa.
b. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
kontekstual, terintegrasi, dan bersuasana kerjasama.
c. Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi dan pengalaman siswa
dalam kaitanya dengan bahan pelajaran dan proses belajar.
d. Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam
proses belajar.
e. Mengembangkan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan
masalah.
f. Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacan-
macam sudut pandang.
g. Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar.
h. Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling
menghargai diantara para siswa, dan diantara siswa dan guru.
i. Membangun semangat belajar sepanjang hayat.
Lingkungan merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi
kegiatan pembelajaran. Lebih jauh, Nelson dalam (Suyatno 2009: 50-
51) mengusulkan lingkungan pembelajaran kolaboratif dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
28
1) Melibatkan siswa dalam ajang pertukaran gagasan dan informasi.
2) Memungkinkan siswa untuk mengekplorasi gagasan dan
mencobakan berbagai pendekatan dalam pengerjaan tugas.
3) Menata ulang kurikulum, menyesuaikan keadaan sekitar dan
suasana kelas, mendukung kerja kelompok.
4) Menyediakan cukup waktu, ruang, dan sumber untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar bersama.
5) Menyediakan sebanyak mungkin proses belajar yang bertolak dari
kegiatan pemecahan masalah atau penyelesaian proyek.
Berikut ini langkah-langkah pembelajaran kolaboratif,
a. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan
membagi tugas sendiri-sendiri.
b. Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.
c. Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi,
mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis, dan
memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam
LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.
d. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan
masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri
secara lengkap.
e. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya
diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk
melakukan hasil presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
29
di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati,
membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi.
Kegiatan ini dilakukan kurang-lebih selama 20 menit.
f. Setiap siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi,
inferensi, dan revisi (bila dipelukan) terhadap laporan yang akan
dikumpulkan.
g. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah di
kumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif.
h. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada
pertemuan berikutnya.
Salah satu pembelajaran kolaboratif yaitu Think Pair Share
(Suyatno 2012: 122) Langkah-langkahnya sebagi berikut:
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai.
b. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru.
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (1 kelompok
2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiranya masing-masing.
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
e. Berawal dari kegiatan tersebut, arahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum di ungkapkan
para siswa.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
30
f. Guru memberi kesimpulan.
g. Penutup.
Pembelajaran kolaboratif merupakan pembelajaran yang
menekankan untuk bekerja sama, salah satu tipe pembelajaran
kolaboratif yaitu think pair share (TPS). Jadi model pembelajaran
kolaboratif tipe TPS kegiatan pembelajaran yang diawali dengan
berpikir, berpasangan dan berbagi.
4. Teori Belajar Van Hiele
a. Konsep dasar teori belajar Van Hiele
Van Hiele adalah seorang pengajar matematika belanda yang
telah mengadakan penelitian dilapangan, melalui observasi dan tanya
jawab, kemudian hasil penelitianya ditulis dalam desertasinya pada
tahun 1954. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan
beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif
anak dalam memahami geometri. Van Hiele dalam (Suwangsih dan
Triurlina 2006: 96-97) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap
pemahaman geometri yaitu tahap pengenalan, analisis, pengurutan,
deduksi, dan keakuratan.
1) Tahap Pengenalan
Dalam tahap ini siswa mulai belajar mengenai suatu bentuk
geometri seecara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui
adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai
contoh, jika pada siswa diperlihatkan sebuah kubus, siswa belum
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
31
mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus
tersebut. Siswa belum menyadari bahwa kubus mempunyai sisi-sisi
yang merupakan bujursangkar, bahwa sisinya ada 6 buah, rusuknya
ada 12 dan lain-lain.
2) Tahap Analisis
Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang
dimiliki benda geometri yang diamatinya. Siswa sudah mampu
menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu.
Misalnya disaat siswa mengamati persegi panjang, siswa telah
mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang berhadapan dan dua
pasang sisi tersebut saling sejajar.
3) Tahap Pengurutan
Pada tahap ini siswa sudah mulai mampu melaksanakan
penarikan kesimpulan yang biasa dikenal dengan berpikir deduktif.
Namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Satu hal
yang perlu diketahui adalah siswa pada tahap ini sudah mulai
mampu mengurutkan. Misalnya siswa sudah mengenali bahwa
bujur sangkar adalah jajar genjang, bahwa belah ketupat adalah
layang-layang.
4) Tahap Deduksi
Dalam tahap ini siswa sudah mampu menarik kesimpulan
secara deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang
bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
32
pula siswa telah mengerti betapa pentingnya peranan unsur-unsur
yang tidak didefinisikan, di samping unsur yang didefinisikan.
Misalnya siswa sudah memahami dalil.
5) Tahap Keakuratan
Dalam tahap ini siswa sudah menyadari betapa pentingnya
ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu
pembuktian. Misalnya, siswa mengetahui pentingnya aksioma-
aksioma atau postulat-postulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi
merupakan tahap berfikir tinggi, rumit dan kompleks.
Dari penjelasan di atas menurut Van Hiele pemahaman
geometri ada lima tahap yaitu tahap pengenalan, analisis,
pengurutan, deduksi, dan keakuratan. Tahap-tahap tersebut tidak
semua siswa bisa melaluinya, tergantung dari kemampuan siswa
itu sendiri.
5. Adobe Flash Player
Adobe flash merupakan program pembuat animasi yang
diproduksi oleh perusahaan piranti amerika serikat yaitu Adobe System
Incorporated. Program ini sangat andal dan popular dikalangan
animator, berbagai fasilitas dan fitur terbaru telah disediakan untuk
kemudahan dalam pengolahan para penggunanya. Program aplikasi
terbaru adobe photoshop adalah adobe flash, yang merupakaan
penyempurnaan dari versi sebelumnya.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
33
Perangkat lunak adobe flash yang selanjutnya di sebut flash
dulunya bernama “macromedia flash”. Menurut (Sunyoto 2010:1)
merupakan softwere multimedia unggulan yang dulunya
dikembangkan oleh macromedia, tetapi sekarang di kembangkan dan
didistribusikan oleh adobe system. Sejak tahun 1996, flash menjadi
metode popular untuk menambahkan animasi dan interaktif webside.
Flash biasanya digunakan untuk membuat animasi hiburan dan
berbagai komponen web, diintegrasikan dengan video dalam halaman
web, sehingga dapat menjadi aplikasi flash selain dikompilasi menjadi
format .swf, flash juga dapat dikomplimasi menjadi format .exe.
Flash dapat digunakan untuk mamanipulasi vector, dan citra
raster, dan mendukung bidirectional streaming audio dan video. Flash
juga berisi bahasa skrip yang diberi nama “ActionScript”. Beberapa
produk software, system dan device dapat membuat dan menampilkan
isi flash. Flash dijalankan dengan Adobe Flash Player yang dapat
ditanam pada browser, telepon seluler, atau softwere lain.
Format file flash adalah SWF, biasanya disebut “Shock Wave
Flash” movie. “flash movie” atau “flash game”, biasanya file
berektensi .swf dapat dijalankan di web, secara stand alone pada Flash
Player atau dijalankan di windows secara langsung dengan
membuatnya dalam format ekstensi .exe
Sebelum tahun 2005, flash 1.0 diluncurkan pada tahun 1996
setelah macromedia membeli program animasi vector bernama
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
34
“FutureSplash”. Versi terakhir yang diluncurkan dipasaran dengan
menggunakan nama “macromedia” adalah Macromedia Flash 8. Pada
tanggal 3 Desember 2005, Adobe systems mengakuisisi macromedia
dan seluruh produknya sehingga nama “ Macromedia Flash” berubah
menjadi “Adobe Flash”. Jadi adobe flash merupakan aplikasi yang
mempunyai berbagai fungsi.
6. Model Penelitian dan Pengembangan Media
a. Pengertian Research and Development (R&D)
Metode penelitian dan pengembangan (Research and
Development), menurut Borg and Gall dalam (Sugiyono 2015: 28)
peneltian dan pengembangan merupakan proses/metode yang
digunakan untuk menvalidasi dan mengembangkan produk. Sepuluh
langkah dalam R & D yang dikembangkan oleh staf Teacher
Education Program at Far West Laboratory for Educational Research
and Development, dalam minicourses yang bertujuan meningkatkan
ketarampilan guru pada kelas spesifik.
1) Research and Information Collecting –include needs assessment,
review of literature, small-scale research study, and preparation of
report on state of the art. Penelitian dan pengumpulan informasi,
meliputi analisis kebutuhan, review literature, penelitian dalam
skala kecil, dan persiapan dalam membuat laporan terkini.
2) Planning -include defining skill to be learned, stating and
sequencing objective, identifying learning activities, and small
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
35
scale feasibility testing. Melakukan perencanaan, yang meliputi
pendefinisian keterampilan yang harus dipelajari, perumusan
tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan ujicoba kelayakan
(dalam skala kecil).
3) Develop Preliminary Form a Product – includes preparation of
intructional materials, procedures, and evaluation instrument.
Mengembangkan prduk awal yang meliputi penyiapan materi
pembelajaran, prosedur/penyusun buku pegangan, dan instruksi
evaluasi.
4) Preliminary Field Testing – Concudted in from 1 to 3 schools,
using 6-12 subjects. interview, observational, and questionnaire
data collected and analyzed. Pengujian lapangan awal, dilakukan
pada 1 s.d 3 sekolah, menggunakan 6 s.d 12 subjek. Pengumpulan
data dengan wawancara, observasi, kuesioner. Hasilnya
selanjutnya di analisis.
5) Main Product Revision – Revision of product as suggested by the
preliminary field-test result. Melakukan revisi utama terhadap
produk didasarkan pada saran-saran dari uji coba.
6) Main Field Testing – Conducted in 5 to 15 schools with 30 to 100
subjects. Quantitative data on subject’s precourse and postcousce
performance are collected. Results are evaluated with respect to
course objective and are compared with control group data, when
appropriate. Melakukan uji lapangan utama, dilakukan pada 5 s.d
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
36
15 sekolah dengan 30-100 subjek. Data tentang kuantitafif tentang
performance subjek sebelum dan sesudah pelatihan di analisis.
Hasil dinilai sesuai dengan tujuan pelatihan dan dibandingkan
dengan data kelompok kontrol bila mungkin.
7) Operational Product Revision – Revision of product as suggested
by main field –test result. Melakukan revisi terhadap produk yang
siap dioperasionalkan, berdasarkan saran-saran uji coba.
8) Operational Field Testing – Conducted in 10 to 30 school
involving 40 to 400 subjects. Interview, observational, and
questionnaire data collected and analized. Melakukan uji lapangan
operasional, dilakukan pada 10 s.d 30 sekolah dengan 40 s.d 400
subjek. Data wawancara, observasi dan quisioner di kumpulkan
dan dianalisis.
9) Final Product Revision – Revision of product as suggested by
operasional field –test result. Revisi produk akhir, berdasarkan
saran dan uji lapangan.
10) Dissemination and implementation – Report on product at
professional meeting and in journals. Work with publisher who
assumes commercial distribution. Monitor distribution to provide
quality control. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan
produk. Membuat laporan mengenai produk pada pertemuan
profesional dan pada jurnal-jurnal. Bekerjasama dengan penerbit
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
37
untuk melakukan distribusi secara komersial, memonitor produk
yang telah didistribusikan guna membantu kendali mutu.
b. Model Pengembangan Media Pembelajaran Media Pembelajaran
Menurut Susilana dan Riyana (2011 : 28) langkah langkah
dalam perencanaan media secara umum dapat dirinci sebagai berikut:
Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik siswa, Perumusan Tujuan
Instruksional (Instructional Objective), Perumusan Butir – butir
materi yang terperinci, Mengembangkan alat pengukur keberhasilan,
Menuliskan naskah media, Merumuskan instrumen, test dan revisi.
Langkah – langkah ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 berikut :
ya
Tidak
Gambar 2.1 Prosedur Pengembangan Media
Identifikasi
kebutuhan
dan
karakteristik
Perumusan alat
pengukur dan
keberhasilan
Perumusan
Tujuan
Perumusan butir
– butir Materi
GBPM
Tes uji coba
Penullisan
Naskah
Media
Rev
i
Naskah
Siap
Produksi
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
38
Langkah – langkah Perancangan Pengembangan Media tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need).
Salah satu indikator adanya kebutuhan karena di dalamnya terdapat
kesenjangan (gap). Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan
kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan,
keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,
keterampilan dan sikap siswa yang dimiliki sekarang. Kesesuaian
media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab hampir
tidak ada satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan usia,
dalam hal ini Barbara B. Seels dalam Susilana dan Riyana (2011: 29)
mengatakan bahwa diperlukan informasi tentang gaya belajar siswa
atau learning style. Beberapa learning style yang dapat diidentifikasi
dari siswa adalah sebagai berikut :
a) Tactile / Kinesthetic.
b) Visual / Perceptual.
c) Auditory.
d) Aktif Versus Reflektif Aktif.
e) Reflektif.
f) Seqwential Versus Global Seqwential.
g) Global.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
39
2) Perumusan Tujuan Instruksional
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
karena dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan. Dengan
tujuan itu pulalah dapat mengetahui apakah target sudah dapat tercapai
atau tidak.
Tujuan yang baik, yaitu yang jelas, terukur, operasional, tidak
mudah untuk dirumuskan oleh guru, diperlukan latihan, penelaahan
terhadap kurikulum dan pengalaman saat melakukan pembelajaran di
kelas. Namun, sebagai patokan, sebaiknya perumusan tujuan haruslah
memiliki ketentuan sebagai berikut :
a) Learner Oriented.
b) Operatioal.
c) ABCD.
(1) Audience,
(2) Behaviour,
(3) Conditioning,
(4) Degree,
3) Perumusan Materi
Titik tolak perumusan materi pembelajaran adalah dari
rumusan tujuan. Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran
yang harus diberikan. Materi perlu disusun dengan memperhatikan
kriteria – kriteria tertentu, diantaranya :
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
40
a) Sahih atau Valid.
b) Tingkat kepentingan (significant).
c) Kebermanfaatan (utility).
d) Learnability.
4) Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan
dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus
sesuai dengan materi yang sudah disiapkan. Yang perlu diukur
dalam keberhasilan belajar adalah tiga kemampuan utama yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara
rinci dalam tujuan, dengan demikian terdapat hubungan yang erat
antara tujuan, materi dan tes pengukur keberhasilan, lihatlah pada
gambar 2.2 berikut:
Relevan Relevan
Relevan
Gambar 2.2 Hubungan antara tujuan, materi dan tes
Dari gambar 2.2 di atas, jelas menggambarkan hubungan
antara tujuan, materi, dan tes. Penyususnan materi didasarkan atas
rumusan tujuan, setelah materi selesai dirumuskan selanjutnya
membuat item berdasarkan tujuan dan materi tersebut.
TUJUAN TES MATERI
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
41
5) Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM)
GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh
para penulis naskah di dalam penulisan naskah program media.
GBPM dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan dan
materi. Untuk program media, GBPM disusun setelah dilakukan
telaah topik yang akan dibuat programnya. Beberapa manfaat yang
dapat diperoleh dari sajian media ini antara lain adalah :
a) Terjadinya persamaan persepsi.
b) Effisien : tidak memerlukan penjelasan yang panjang.
c) Effektif : sampai ke sasaran.
d) Motivatif dan rekreatif.
6) Penjabaran Materi
Tujuan dilakukan pembuatan jabaran materi tersebut adalah
untuk mempermudah pelaksanaan penulisan naskah programnya
disamping mengantisipasi durasi, jumlah topik dalam GBPM juga
dapat digunakan untuk mengkalkulasi biaya produksi.
Jabaran materi diperlukan karena tidak semua penulis naskah
program adalah penulis GBPM dan jabaran materinya, Sehingga
untuk itu diperlukan penjabaran topik – topik dalam pokok – pokok
sajian programnya. Di dalam program pembelajaran, penyususnan
GBPM dan jabaran materi melibatkan : ahlimateri, yakni orang
yang menguasai isi atau materi, umumnya ahli materi ini berasal
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
42
dari perguruan tinggi juga bisa dari guru sendiri. Tugasnya adalah
menilai naskah program dari kelayakan materinya.Yang kedua
adalah ahli media, ahli media ini menilai dari segi pemilihan
medianya, dan juga segi estetika program ditinjau dari segi
kelayakan medianya. Terakhir adalah pengembangan pembelajaran,
yang umumnya adalah guru kelas. Mereka berpengalaman dalam
menyampaikan materi di kelas. Ia bertugas untuk mengembangkan
isi GBPM dan jabaran materi.
7) Penulisan Naskah Media (Susilana)
untuk mengembangkan naskah dalam media, peneliti mengacu pada
prosedur penulisan naskah menurut Susilana (2011: 45) yang
tertuang pada gambar 2.3 sebagai berikut:
Prosedur
Pengembangan Revisi Naskah
Naskah
Gambar 2.3 Penulisan Naskah Media
Ide / Gagasan
Pengumpulan
informasi /
NASKAHFINA
Penulisan sinopsis dan
treatment
Penulisan
naskah /
Pengkajian / Review
REVISI
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
43
Secara umum naskah dalam perencanaan program media
dapat diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi
dalam bentuk visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam
pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi
tertentu. Secara sederhana naskah juga dapat berupa gambaran
umum media atau juga outline media yang akan dibuat. Hal ini
dilakukan karena media pembelajaran yang mengandung isi materi
dan tujuan yang diharapkan tercapai, melalui naskah inilah tujuan
dan materi tersebut dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis
media, sehingga media yang dibuat benar – benar akan memiliki
kesesuaian dengan tujuan. Tujuan utamanya adalah mempermudah
pemesan menangkap konsepnya, mempertimbangkan kesesuaian
gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan menentukan
persetujuannya.
Jenis – jenis penulisan naskah media yaitu sebagai berikut:
a) Naskah Media Audio.
b) Naskah Media Video.
c) Naskah Media Grafis.
B. Kerangka Pikir
Media merupakan salah satu penunjang proses pembelajaran. Media
sering digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi kepada siswa.
Salah satu tugas guru sebagai pengajar adalah menciptakan suasana
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
44
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, sehingga membuat siswa aktif
dalam proses belajarnya. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan
memilih metode dan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
yang akan diajarkan serta sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa
akan lebih memahami materi yang diajarkan.
Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang
diajarkan di Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika memiliki tujuan yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun mata pelajaran
matematika masih dianggap sulit oleh beberapa siswa, hal ini dikarenakan
pembelajaran yang kurang mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
belajarnya. Untuk itu diperlukan media yang sesuai, yang dapat mengajak
siswa aktif, serta dapat membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang
telah direncanakan. Salah satu media yang dapat membuat siswa tertarik dan
aktif dalam belajar adalah media berbasis flash. Kerangka pikir bisa dilihat
pada gambar 2.4 berikut
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
45
Gambar 2.4 Kerangka Pikir
Penggunaan media kurang optimal, minimalnya
pengembangan dan pentingnya belajar
matematika
Revisi
Pengembangan media
berbasis flash
Belum
Layak
Sudah
Layak Digunakan
dalam
pembelajar
an
1. Pembelajaran lebih baik dan menarik
2. Respon guru positif
3. Respon siswa positif
Hasil observasi dan wawancara di
SD N 1 Kedondong
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
46
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Telah digunakan media dalam pembelajaran bangun datar namun belum
optimal.
2. Dapat dikembangkanya media pembelajaran matematika untuk materi
bangun datar berbasis flash menggunakan model pembelajaran kolaboratif
tipe TPS di kelas V Sekolah Dasar.
3. Pengembangan media matematika bangun datar berbasis flash di kelas V
Sekolah Dasar layak dan mendapatkan respon baik dari pakar.
4. Penilaian baik guru terhadap pengembangan media matematika bangun
datar berbasis flash di kelas V Sekolah Dasar.
5. Respon baik siswa terhadap pengembangan media matematika bangun
datar berbasis flash di kelas V Sekolah Dasar.
6. Adanya keefektifan penggunaan media matematika bangun datar berbasis
flash bangun datar di kelas V Sekolah Dasar.
Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016
Top Related