7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga variabel, yaitu
penggunaan jam belajar di luar sekolah, pendampingan belajar orangtua, dan
prestasi belajar siswa
2.1.1 Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah
Variabel pemanfaatan jam belajar di luar sekolah akan dibahas mengenai
pengertian pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan ketrampilan memanfaatkan
jam belajar di luar sekolah.
2.1.1.1 Pengertian Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:711) mendefinisikan pengertian
pemanfaatan adalah proses; cara; perbuatan memanfaatkan. Menurut The Liang Gie
(1983:61-66) pemanfaatan jam belajar adalah suatu pengelompokan atau pejatahan
waktu. Itu berarti bahwa pemanfaatan jam belajar bagi siswa digunakan untuk
keperluan belajar, melatih diri siswa dalam kebiasaan memanfaatkan waktu dalam
keteraturan belajar. Untuk memiliki keteraturan belajar, siswa harus membuat rencana
kerja beserta waktunya yang sering disebut dengan membuat jadwal. Pengelompokan
waktu yang sangat sederhana dapat dilakukan berdasarkan waktu harian. Selanjutnya,
The Liang Gie (2000:74) mengelompokkan waktu rata-rata setiap hari yang dimiliki
oleh seorang siswa sebagai berikut : 8 jam untuk tidur, 3 jam untuk pemeliharaan diri,
2 jam untuk keperluan pribadi dan urusan kemasyarakatan, serta 11 jam sebagai sisa
khusus untuk belajar. Dari pengelompokan waktu yang digunakan untuk belajar pada
saat jam sekolah sebanyak 7 jam dan sisanya 4 jam digunakan untuk belajar di luar
jam sekolah atau di rumah.
Sawitri (dalam Kase, 2005:10) berpendapat bahwa teknik belajar dengan sistem
kebut semalam sudah tidak tepat lagi bagi seorang siswa dalam mempelajari berbagai
mata pelajaran. Al-Falasany (1985:104) mengemukakan bahwa belajar semalam
suntuk adalah belajar mati-matian untuk memenuhi dan memadatkan kepalanya
dengan berbagai macam mata pelajaran dalam waktu yang pendek dan mendesak.
8
Usaha semacam ini biasanya dilakukan oleh anak yang relatif malas. Untuk
menguasai materi pelajaran, siswa harus memanfaatkan waktu belajar di rumah dalam
kisaran 3-4 jam setiap hari. Waktu belajar itu digunakan untuk mengulang pelajaran,
melengkapi, dan menyempurnakan materi pelajaran yang diberikan guru di kelas
dengan bahan-bahan dari literature yang dianjurkan guru. Dilihat dari jumlah jam yang
ditetapkan sepertinya terasa terlampau lama, namun bila dicermati dengan jumlah jam
dalam satu hari sebanyak 24 jam, maka akan diperoleh rincian pemanfaatan waktu
yaitu; 7-8 jam diperlukan untuk tidur demi kebugaran fisik, sisa waktu 16 jam
pemanfaatannya : 6-8 jam dihabiskan di sekolah, 2-3 jam untuk mandi, makan, dan
santai sepulang dari sekolah, sehingga masih tersisa 1-2 jam untuk membaca Koran,
menonton TV, sehingga dapat disimpulkan bahwa kewajiban belajar selama 3-4 jam
bukanlah hal yang berat untuk dijalani.
Sedangkan pandangan tradisional (dalam Kase, 2005:10) menyatakan bahwa
pemanfaatan jam belajar di luar sekolah adalah suatu proses aktif di luar jam sekolah
untuk dapat menambah pengetahuan siswa dalam mendukung jam belajar di sekolah
guna mendukung pencapaian prestasi belajar yang baik. Dari pengertian tersebut
diketahui bahwa belajar tidak hanya dapat dilakukan oleh siswa semata-mata hanya
pada jam sekolah, tetapi juga di luar jam sekolah. Siswa yang memanfaatkan waktu di
luar jam sekolah dilakukan untuk belajar, pemahaman akan hal-hal yang telah
dipelajari di sekolah, waktu di sekolah kurang dari yang diinginkan oleh siswa dalam
mempelajari suatu pengetahuan. Dari pendapat beberapa ahli di atas, penulis setuju
dengan pandangan tradisional bahwa pemanfaatan jam belajar di luar sekolah adalah
suatu proses aktif di luar jam sekolah untuk menambah pengetahuan anak dalam
mendukung jam belajar aktif di sekolah dan pencapaian prestasi belajar. Bila siswa
dapat memanfaatkan jam belajar di luar sekolah untuk belajar, menyelesaikan tugas-
tugas sekolah dengan baik akan dapat meningkatkan prestasi pendidikan bagi siswa,
meningkatkan pengetahuan bagi warga, dan dapat pula meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM).
9
2.1.1.2 Ketrampilan Memanfaatkan Jam Belajar di Luar Sekolah
Menurut The Liang Gie (2000:71) ketrampilan memanfaatkan jam belajar harus
dikembangkan untuk keperluan belajar bagi siswa dan diterapkan selama belajar.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu :
1. Memahami hal ikhwal tentang waktu
2. Melatih kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang juga
3. Mengatur penggunaan waktu
4. Melakukan pengelompokan dan penjatahan waktu untuk belajar
Dari pendapat The Liang Gie, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa perlu
mengerti betul mengenai apa yang akan dikelola, terutama waktu, melatih diri sendiri
untuk kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang juga tanpa kecenderungan untuk
menunda, tentang apa yang harus dikerjakan pada saat-saat tertentu atau pelajaran
yang harus dipelajari serta pembuatan rencana belajar, yang bukan sekedar rencana
tetapi harus benar-benar dilaksanakan.
Menurut Djamarah (http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/09/perbuatan-dan-hasil-
belajar/), dalam belajar terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar prestasi belajar
dapat dicapai dengan baik, yaitu: (1) belajar dengan teratur; (2) disiplin; (3)
konsentrasi; (4) pengaturan waktu. Seorang siswa tidak bisa menghindarkan diri dari
masalah waktu. Sebagai seorang siswa harus pandai mengatur waktu. Dalam satu
hari terdapat 24 jam sehari semalam. Dalam waktu 24 jam tersebut seorang siswa
harus dapat mengatur waktu tersebut. Kapan ia harus belajar di sekolah, belajar di
rumah, mengerjakan PR/ Tugas, membantu orangtua, bermain, mengikuti kursus/ les,
mengaji, dan lain-lain.
Pengaturan waktu juga menjadi persoalan bagi siswa. Di atas kertas seorang
siswa dapat saja telah menyusun dan membagi waktunya, tetapi kenyataannya masih
ada siswa yang mengabaikan waktu. Akibatnya waktu yang seharusnya dimanfaatkan
terbuang dengan percuma. Waktu berlalu tanpa makna. Prestasi belajar yang diidam-
idamkan untuk dicapai hanya tinggal harapan. Sebaliknya, membuahkan hasil
kekecewaan. Oleh karena itu, betapa pentinganya bagi siswa membagi waktu
belajarnya dengan membuat jadwal pelajaran dan jadwal belajar. Berdasarkan waktu
yang tersedia untuk belajar sendiri ini, para siswa dapat mengatur jadwal belajar di
10
rumah. Menurut The Liang Gie (2000:61) belajar dengan penuh perhatian selama 1
jam misalnya akan memberikan hasil yang lebih baik ketimbang belajar 2 atau 3 jam
dengan pikiran yang tidak mantap dan perhatian yang melayang-layang kian kemari.
Dengan jadwal yang sudah dibuat secara bersama-sama antara orangtua dan anak-
anak secara demokratis dan penuh pertimbangan. Sebaiknya semua harus mentaati
terutama anak-anak yang melaksanakan kegiatan belajar.
Konsep penggunaan jam belajar di luar sekolah di buat berdasarkan aspek-aspek
penggunaan jam belajar di luar sekolah menurut teori kepustakaan dari The Liang Gie
dan Slameto (dalam Kase, 2005:37) yang dijabarkan menjadi tiga sub konsep yaitu :
1) penambahan jumlah jam belajar di luar jam sekolah, 2) penggunaan penambahan
jam belajar secara optimal, dan 3) cara penggunaan jam belajar di luar sekolah.
2.1.2 Pendampingan Belajar Orangtua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:234) pendampingan berasal
berarti orang yang mendampingi; proses, cara, perbuatan mendampingi atau
mendampingkan.
The Liang Gie (2000:1) memberikan definisi belajar adalah segenap kegiatan
pikiran seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memperoleh
pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang alam semesta, kehidupan
masyarakat, perilaku manusia, gejala bahasa, atau perkembangan sejarah. Menurut
Thursan Hakim (http://indramunawar.blogspot.com/ 2009/06/pengertian-belajar.html),
belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan , daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Menurut Djamarah (1995:11)
belajar merupakan proses perubahan perilaku, berkat pengalaman dan latihan, baik
yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap; bahkan meliputi segenap
aspek organisme atau pribadi. Slameto (1988:2) mengemukakan bahwa belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
11
Dari beberapa pendapat ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
proses perubahan perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, ketrampilan , daya pikir, sebagai hasil pengalaman itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:802) pengertian orangtua adalah ayah dan ibu
kandung; orang yang dianggap tua; orang yang dihormati di kampung; ketua.
Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan
anak, dan panggilan ibu atau ayah dapat diberikan untuk perempuan atau pria yang
bukan orangtua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini.
Contohnya adalah pada orangtua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah
biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Orangtua itu adalah bapak dan
ibu dari anak-anak hasil pernikahan (orangtua kandung), atau wali yang menggantikan
peran orangtuanya karena meninggal (Prasetyo, 2009:17).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa orangtua adalah ayah dan ibu kandung dari anak-
anak hasil pernikahan, atau wali yang menggantikan peran orangtuanya karena
meninggal.
Sedangkan Purwanti, 2006 (http://lib.atmajaya.ac.id/), mengemukakan bahwa
pendampingan belajar dalam keluarga adalah penyertaan yang dilakukan oleh
orangtua terhadap anak yang sedang belajar di rumah. Pendampingan yang dilakukan
dengan cara ikut terlibat secara langsung dalam proses belajar ikut mempelajari buku-
buku pelajaran anak atau paling tidak ikut menemani anak ketika belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendampingan belajar orangtua
dalam penelitian ini adalah kegiatan orangtua untuk mendukung dan mendampingi
siswa belajar di rumah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru
sehingga siswa merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar. Pendampingan dan
support orang tua sangat berarti dan ingat mas anak – anak ini akan berlalu sangat
cepat, jangan sampai orang tua kehilangan moment penting dalam fase pembentukan
kepribadian anak dalam proses belajar. Pada prinsipnya orang tua hanya boleh
menfasilitasi kebutuhan tumbuh kembang anak sesuai tahapan usianya, sebagai
orang tua seharusnya memberikan dukungan positif bagi perkembangan kejiwaan
12
anak dalam proses pembelajaran, penuh perhatian yang cukup, kontrol sosial yang
baik dari lingkungan keluarga, hasilnya anak akan memiliki kepribadian yang matang
dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan proses belajar.
2.1.2.1 Peran Orangtua
Orangtua adalah guru pertama dan paling penting dalam kehidupan seorang anak.
Yang kemudian menjadi tugas orangtua adalah membuat proses belajar seperti
belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, dan memberikan perhatian. Selain itu,
memberikan penghargaan terhadap usaha adalah cara yang kuat untuk
mempengaruhi anak-anak agar menjadikan usaha sebagai suatu sumber yang
berharga dan bermanfaat. Sebagai orangtua, diharapkan lebih memberikan perhatian
pada komponen usaha dalam buku laporan pendidikan dan bertanggung jawab secara
pribadi dalam mengasuh dan mendukung ketekunan anak-anak seperti yang dilakukan
dalam tugas-tugas sekolah mereka. Hal ini berarti orangtua merencanakan bersama
dan menjamin tersedianya waktu untuk belajar. Wlodkowski (2004:60) mengemukakan
bahwa kebenaran yang sesungguhnya bagi harapan-harapan orangtua muncul ketika
anak-anak sedang atau menghadapi kesulitan-kesulitan dalam belajar, yaitu : 1)
kesabaran dan kelembutan adalah cara yang sangat bagus untuk menyertai ekspresi
keyakinan dalam membantu anak mendapatkan kembali situasinya; 2) kebiasaan
bantuan yang diberikan “sudah cukup” tidak kurang tidak lebih; dan 3) apapun
kesulitan belajar itu, yang terbaik adalah melihatnya sebagai sebuah persoalan yang
harus dipecahkan.
Orangtua juga membantu anak-anak menyusun kebiasaan-kebiasaan belajar yang
tepat, karena aspek yang paling penting dari kebiasaan-kebiasaan belajar adalah
memahami saat hari sekolah berakhir; tugas akademis; dan belajar menjadi sebuah
prioritas. Dengan menetapkan waktu atau tata tertib tertentu, misalnya sesudah makan
malam untuk belajar, seorang anak akan lebih menyesuaikan kegiatan-kegiatan lain
sesuai jadwalnya. Ini membuat anak lebih mudah mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Secara umum, seorang anak bisa mendapatkan manfaat dengan mengerjakan tugas
sekolah dalam sebuah ruangan di dalam rumah yang tersendiri dan bebas dari
gangguan. Tugas orang tua dalam pendampingan anak usia sekolah dasar antara lain
13
adalah memberi semangat, memberi pujian atas prestasi yang diraih anak,
menghargai hasil karya anak, sebagai contohnya anak berbakat di bidang olahraga,
pemberian penghargaan dan pujian ini sangat berarti dalam perkembangan kejiwaan
seorang anak.
Peranan orang tua juga sangat penting misalnya guru memberikan pekerjaan
rumah, diperlukan bimbingan orang tua dalam memecahkan masalah yang dihadapi
oleh anak, peranan orang tua sangat tinggi dalam menentukan prestasi siswa, dalam
hal ini orang tua memperhatikan pendidikan anaknya tentu akan selalu memperhatikan
kebutuhan belajar anaknya. Perhatian tersebut dapat berbentuk penyediaan fasilitas
yang cukup, bimbingan belajar di rumah baik yang dilakukan secara langsung ataupun
tidak langsung, pada tataran mikro dapat kita lihat siswa yang mempunyai orang tua
yang memberikan perhatian yang tinggi terhadap kebutuhan untuk pendidikan
anaknya kuat kemungkinannya untuk dapat mencapai prestasi yang lebih baik, dari
uraian diatas dapat dimengerti bahwa mutu pendidikan tidak di pengaruhi oleh faktor
tunggal, namun ada sejumlah variabel yang dianggap saling mempengaruhi. Tilaar
perspektif Abad 21( jakarta : Indonesia, Tera, 1999 ). Hal 35.7.
Merujuk pada sebuah laporan khusus oleh the National Committee for Citizens in
Education (Wlodkowski, 2004:66), diterangkan bahwa : keterlibatan orangtua bisa
memperbaiki prestasi murid-murid, memperbaiki sikap-sikap positif terhadap sekolah
dan membantu momotivasi anak untuk berhasil.
Konsep perwujudan dari peran orangtua itu terdiri dari 4 aspek yaitu: fasilitator;
informator; motivator; dan penasehat. Orangtua sebagai fasilitator dengan
menciptakan lingkungan rumah yang mendukung untuk proses belajar baik secara
fisik dan psikologis seperti menyediakan sarana dan prasarana yang dapat digunakan
anak untuk belajar, seperti ruangan atau tempat untuk belajar, meja dan kursi, buku
tulis dan buku pelajaran, serta peralatan tulis. Sebagai motivator dengan membantu
mengulang materi di sekolah, membimbing anak dalam mengerjakan PR (pekerjaan
rumah). Sebagai informator dengan mengatur kegiatan anak antara waktu belajar,
bermain, dan istirahat dan penasehat dengan memberikan pujian kepada anak atas
usahanya untuk menyelesaikan tugasnya (dalam Prasetyo, 2009:27).
14
2.1.3 Prestasi Belajar
Pembahasan variabel prestasi belajar mencakup pengertian prestasi belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akan diuraikan di bawah ini :
2.1.3.1 Pengertian Prestasi Belajar
W.J.S Purwadarminto (http://sobatbaru.blogspot.com/) menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak
pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan, dan dicatat
dalam buku rapor sekolah. Tu’u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.
Selain itu, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan guru. Sedangkan menurut Slameto (2002:12), prestasi belajar
adalah performance dan kompetensinya dalam mata pelajaran setelah mempelajari
materi untuk mencapai tujuan pengajaran dalam satu satuan waktu yang bisa berupa
catur wulan, atau tahun pelajaran.
Menurut Gagne dalam sopah menyatakan prestasi belajar adalah kemampuan
belajar yang di peroleh setelah melalui kegiatan belajar dalam suatu program
pembelajaran, dan belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa dari kegiatan belajar di
sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat di dalam bukti laporan tertulis.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Ahmadi (http://sobatbaru.blogspot.com/) untuk mencapai prestasi belajar
siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa
(faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis yaitu kecerdasan/ intelegensi, bakat,
minat dan motivasi, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
15
Slameto (1988: 56-74) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor-faktor yang termasuk dalam
faktor internal antara lain: (1) faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh); (2) faktor
psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; dan
(3) faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu.
Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah: (1) faktor keluarga (cara orangtua
mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan); (2) faktor sekolah (metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standard pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah); (3) faktor masyarakat (keadaan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Suryabrata (1983:7) menerangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar berasal dari luar dan dari dalam. Faktor dari luar meliputi : 1)
lingkungan (alami dan sosial), dan 2) instrumental (kurikulum, program, sarana dan
fasilitas, guru/ tenaga pengajar). Faktor dari luar meliputi : 1) fisiologis (kondisi
fisiologis umum, kondisi panca indera), dan 2) psikologis (minat, kecerdasan, bakat,
motivasi, kemampuan kognitif).
2.1.4 Hubungan Teoritik Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah, Pendampingan
Belajar Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa
Pendampingan belajar dalam keluarga adalah penyertaan yang dilakukan oleh
orangtua terhadap anak yang sedang belajar di rumah. Pendampingan yang dilakukan
dengan cara ikut terlibat secara langsung dalam proses belajar ikut mempelajari buku-
buku pelajaran anak atau paling tidak ikut menemani anak ketika belajar. Proses
belajar anak perlu melibatkan peran pendampingan orangtua, karena anak masih
dalam area tanggung jawab dan pemeliharaan orangtua. Orangtua kiranya
perlu memberikan atau meluangkan waktunya untuk mendampingi anaknya pada saat
belajar untuk memberikan dukungan dan kepercayaan diri pada anak. Selain itu
16
pendampingan orangtua kepada anak pada saat belajar juga akan
semakin meningkatkan kedekatan emosional antara orangtua dan anak.
Pemanfaatan jam belajar di luar sekolah adalah suatu proses aktif di luar jam
sekolah untuk dapat menambah pengetahuan siswa dalam mendukung jam belajar di
sekolah guna mendukung pencapaian prestasi belajar yang baik. Dari pengertian
tersebut diketahui bahwa belajar tidak hanya dapat dilakukan oleh siswa semata-mata
hanya pada jam sekolah, tetapi juga di luar jam sekolah. Orangtua juga perlu
membantu anak dalam menyusun jadwal belajarnya, agar waktu yang digunakan
untuk belajar dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga prestasi yang
diharapkan dapat tercapai.
Dari penjelasan mengenai pendampingan belajar orangtua, pemanfaatan waktu
belajar di luar sekolah dan prestasi belajar siswa, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama secara teoritik behubungan dengan prestasi belajar siswa.
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Kajian hasil penelitian yang relevan membahas hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, yaitu pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi
belajar, dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar.
2.2.1 Telaah Penelitian tentang Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah dengan
Prestasi Belajar
Berkaitan dengan penelitian ini, yaitu pemanfaatan jam belajar di luar sekolah
dengan prestasi belajar siswa, Soetrisno, 1998 (http://opac.library.um.ac.id/)
menyatakan bahwa ada hubungan antara banyaknya waktu dan pengaturan waktu
belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas tinggi sekolah dasar di
Kecamatan Singosari. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
Murniasih, 2004 (http://opac.library.um.ac.id/), dalam penelitiannya mengenai
hubungan pemanfaatan waktu belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN
Purwodadi I Kota Malang, menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan
waktu belajar dengan prestasi siswa kelas III di SDN Purwodadi I, berdasarkan analisa
korelasi product moment didapat koefisien korelasi sebesar 0,647.
17
2.2.2 Telaah Penelitian tentang Pendampingan Belajar Orangtua dengan Prestasi
Belajar
Hasil penelitian yang dilakukan Purwanti, 2006 (http://lib.atmajaya.ac.id/)
menunjukkan adanya hubungan antara pendampingan secara langsung dan tidak
langsung. Dari 25 keluarga yang melakukan pendampingan 23 diantaranya melakukan
pendampingan secara tidak langsung dan 2 keluarga yang lain melakukan
pendampingan secara langsung. Pendampingan secara tidak langsung dilakukan
dengan cara memantau kegiatan anak karena orangtua sudah mempersiapkan atau
melatih anaknya untuk mandiri dalam hal belajar sejak anak kelas I dan kelas II.
Pendampingan secara langsung dilakukan oleh dua orang ibu yang ikut terlibat secara
langsung dalam proses belajar anak dengan ikut mempelajari buku-buku pelajaran
anak. Anak yang mendapat pendampingan secara langsung, prestasinya lebih baik
daripada hasil prestasi dari pendampingan secara tidak langsung.
Penelitian tersebut di kuatkan oleh penelitian yang dilakukan Slameto,Bk FIP
IKSW (Satya Wydya vol 15 no1,2001) mengenai peranan hubungan orang tua dalam
pendidikan anak dan hubungannya dengan prestasi belajarnya dikelas VI SD
Laboratorium UKSW, yang menunjukan hubungan yang positif signifikan antara
pendampingan belajar oleh orang tua dengan prestasi belajar siswa diperoleh r
sebesar -0,113 dengan p sebesar 0,316.
2.3 Kerangka Berfikir
Pemanfaatan jam belajar di luar sekolah adalah suatu proses aktif di luar jam
sekolah untuk menambah pengetahuan anak dalam mendukung jam belajar aktif di
sekolah serta pencapaian prestasi belajar yang baik. Pemanfaatan Jam belajar
menurut The Liang Gie (1983:61-66) adalah suatu pengelompokan atau pejatahan
waktu. Itu berarti bahwa pemanfaatan jam belajar bagi siswa digunakan untuk
keperluan belajar, melatih diri siswa dalam kebiasaan memanfaatkan waktu dalam
keteraturan belajar.
Pendampingan belajar dalam keluarga menurut Purwanti, 2006
(http://lib.atmajaya.ac.id/) adalah penyertaan yang dilakukan oleh orangtua terhadap
anak yang sedang belajar di rumah. Pendampingan yang dilakukan dengan cara ikut
18
terlibat secara langsung dalam proses belajar ikut mempelajari buku-buku pelajaran
anak atau paling tidak ikut menemani anak ketika belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa dari
kegiatan belajar di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat di dalam bukti
laporan tertulis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan nilai rata-rata mid
semester kelas V semester 2 sebagai prestasi siswa di SD Gugus Anggrek
Kecamatan Suruh.
Dari penjelasan tersebut, penulis berpendapat bahwa ada hubungan antara
penggunaaan jam belajar di luar sekolah dan prestasi belajar. Semakin tinggi siswa
menggunakan jam belajarnya di luar sekolah, semakin tinggi prestasi belajar siswa.
Artinya, dengan siswa dapat menggunakan keteraturan waktu dalam belajar, membuat
jadwal belajar yang teratur, menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu, mengulang dan
menambah materi pelajaran yang telah diberikan guru akan menambah pengetahuan
siswa dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.
Ada hubungan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar
siswa. Semakin tinggi pendampingan belajar orangtua, semakin tinggi prestasi belajar
siswa. Hal ini berarti bahwa orangtua yang mendampingi anak dalam belajar akan
membuat anak merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan penuh dari orangtua.
Anak akan semakin termotivasi dalam belajar dan merasa percaya diri, sehingga
prestasi belajar anak di sekolah dapat dicapai dengan lebih baik.
Ada hubungan antara pemanfaatan jam belajar siswa di luar sekolah dan
pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi
pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua, semakin
tinggi prestasi belajar siswa. Kemampuan siswa mengelola waktu belajar, dapat
meningkatkan keteraturan dalam belajar. Hal ini juga didukung dengan pendampingan
belajar yang diberikan orangtua. Orangtua dapat membantu anak dengan mengatur
jadwal belajarnya, menyediakan sarana prasarana belajar seperti alat tulis dan buku
pelajaran, ikut membaca buku pelajaran anak dan membimbing anak dalam
mengerjakan PR. Dengan demikian dapat meningkatkan prestasi belajar anak di
sekolah.
19
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, serta kajian terhadap beberapa
hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut :
1. Ada Hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar
sekolah dengan prestasi belajar belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek
Kecamatan Suruh Kabupaten Suruh Tahun Ajaran 2011/ 2012
H0 : rx1y ≤ 0 Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan
jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas V
SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/
2012.
Ha : rx1y>0 Ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam
belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas V SD
di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2010/ 2011.
2. Ada Hubungan yang positif dan signifikan antara pendampingan belajar orangtua
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012.
H0 : rx2y ≤ 0 Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pendampingan
belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di
Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ 2012.
Faktor yang
Mempengaruhi Belajar
Pemanfaatan Jam
Belajar di Luar Sekolah
Pendampingan Belajar
Orangtua
Dimanfaatkan untuk
belajar
Sebagai bentuk
perhatian dan motivasi
Prestasi Belajar
Meningkat
20
Ha : rx2y>0 Ada hubungan positif dan signifikan antara pendampingan belajar
orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus
Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ 2012.
3. Ada Hubungan yang positif dan sigtnifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar
sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi siswa kelas V di
Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/
2012.
H0 : rx1.2y ≤ 0 Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan
jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek
Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ 2012.
Ha : rx1.2y >0 Ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam
belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek
Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ 2012.
Top Related