7
BAB II
DESKRIPSI DAN DATA PROYEK
2.1 Lokasi
Gambar 1 Peta Lokasi
Lokasi : Dukuh Atas , Jakarta Selatan
Luas Lahan : ± 5.900m2
KLB : 3
KDB : 50%
Lokasi stasiun berbatasan dengan jalan Kendal di bagian Utara , pada bagian
Selatan berbatasan dengan Kali Malang. Lokasi stasiun berada di daerah transisi
antara kawasan Sudirman, Thamrin, dan Kuningan. Bangunan-bangunan seki tar
kawasan ini sebagian besar merupakan kawasan komersial dan residensial.
Kawasan komersial saat ini kebanyakan berupa ruko 3-4 lantai, sedangkan di
kawasan residensialnya tinggi bangunan hanya 1-2 lantai .
8
Gambar 2 Foto Lokasi
2.2 Peraturan dan Standar yang Digunakan
Peraturan dan rujukan yang dipakai oleh perancang mengacu pada RTRW
Pemerintah Kota DKI Jakarta tahun 2010 dan Studi Rencana Induk Transportasi
Terpadu Jabodetabek.
2.2.1 Persyaratan teknis bangunan stasiun menurut PT KAI
Persyaratan teknis bangunan s tasiun menurut PT KAI:
1. Tinggi lantai terendah, minimum 0,5 m di atas batas permukaan banji r
tertinggi yang pernah tercatat dan minimum 0,3 m di atas permukaan jalan
akses dan plasa stasiun.
2. Tinggi langi t-langi t dari permukaan lantai minimal 2,5 m.
9
3. Tinggi untuk saluran AC minimal 0,5 m.
4. Tinggi balok dan slab minimal 0,7 m.
5. Jarak bebas di bawah pada bagian arus listrik searah untuk s tasiun over track
adalah 6,1 m.
Beberapa aturan lainnya seperti berikut,
• Batas bebas kereta
Gambar 3 Jarak bebas pada kereta api
Batas I untuk lintas kereta api listrik
Batas II untuk ’viaduk’ dan terowongan dengan kecepatan kereta sampai 60
km/jam dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan
Batas II I untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan
jembatan
Batas IV untuk jembatan dengan kecepatan kereta sampai dengan 60 km/jam
10
• Dimensi platform
Dimensi minimal platform penting sebagai syarat keamanan bagi penumpang
yang hendak menaiki kereta.
Gambar 4 Dimensi pada platform
11
• Dimensi KRL
Dimensi KRL merupakan besaran yang menentukan lebar landasan dan luas
yang diperlukan untuk rel kereta api .
Gambar 5 Dimensi KRL
2.2.2 Media Sirkulasi Vertikal
1. Escalator
Eskalator merupakan sarana si rkulasi vertikal utama pada bangunan ini .
Eskalator dipilih menggantikan tangga konvensional dengan pertimbangan
kecepatan angkut yang mengimbangi kecepatan arus pengguna. Biaya
perawatan menjadi lebih besar namun memudahkan pergerakan pengguna
mengingat s tasiun ini adalah stasiun intermodal. Penggunaan escalator akan
lebih banyak untuk naik, dibandingkan turun.
12
Gambar 6 Dimensi Escalator
2. Elevator
Lift menjadi penting sebagai fasilitas yang mengakomodasi kepentingan
orang-orang difabel . Elevator yang digunakan, adalah elevator yang
menggunakan mesin samping, sehingga tidak membutuhkan ruang mesin di
atasnya.
13
Gambar 7 Dimensi Elevator
14
2.3 Tinjauan Teori yang Berhubungan
Semua jenis transportasi (termasuk kereta) mempunyai dua komponen utama,
yai tu benda dan jalur tempat benda tersebut bergerak (Edward K. Morlok, 1995).
Benda tersebut menyangkut benda transportasi berupa kereta dan benda yang
dapat dipindahkan, baik manusia maupun barang. Sedangkan jalur merupakan
lintasan jalan kereta . Aktivi tas yang dilakukan oleh manusia, barang, dan benda
transportasi i tu sendiri (kereta) perlu diakomodasi , misalnya terdapat
kebutuhan-kebutuhan, seperti
• Cara pencapaian dan cara berpindah dari moda tranportasi lain ke kereta,
• Fungsi administrati f seperti pengelolaan kereta , pengaturan lalu lintas kereta ,
dan pengelolaan penumpang,
• Fungsi komersial, diperlukan karena terjadi konsentrasi manusia dan barang
pada tempat perpindahan tersebut sehingga berpotensi untuk menjadi
tempat berniaga,
• Fasilitas untuk menunggu, baik tempat duduk maupun kios -kios makanan
dan minuman.
2.3.1 Fungsi Stasiun
Suatu fungsi yang penting dari sistem transportasi ialah menerima benda yang
akan dipindahkan ke dalam sistem dan mengeluarkannya dari sistem pada akhir
perjalanan. Juga perjalanan dari asal ke tujuan mungkin meyebabkan terlibatnya
beberapa teknologi atau cara dan membutuhkan pemindahan dari satu cara ke
cara yang lain (Edward K. Morlok, 1995). Fungsi pemindahan tersebut dilakukan
oleh terminal . Salah satu jenis terminal adalah s tasiun kereta . Menurut Edward
K. Morlok fungsi terminal dapat diadakan pada setiap lokasi, di mana terjadi
kegiatan menaik-turunkan penumpang dan bongkar muat barang.
15
Beberapa fungsi stasiun menurut Edward K. Morlok yai tu:
1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan bermotor serta
membongkar/menurunkannya
2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu
berangkat
3. Menyiapkan dokumen perjalanan
4. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara , dan
menentukan tugas selanjutnya
5. Mengumpulkan penumpang dan barang dalam kelompok-kelompok
berukuran ekonomis untuk diangkut dan menurunkan mereka sesudah tiba di
tempat tujuan
6. Akses lokal dan hubungan rel , termasuk moda-moda untuk antarkota .
2.3.2 Klasifikasi Stasiun
Secara sistematis stasiun dapat dibagi -bagi berdasarkan fungsi , jangkauan, posisi
rel terhadap permukaan tanah, perletakan bangunan terhadap platform, tujuan,
besar, tempat dan bentuknya (Honing, 1981) antara lain:
1. Berdasarkan fungsi dan letaknya:
• Stasiun Terminal, adalah tempat kereta api memulai dan mengakhiri
perjalanan.
• Stasiun Peralihan, adalah tempat penumpang melanjutkan perjalanan dengan
kereta api atau kendaraan lainnya.
• Stasiun Antara , adalah s tasiun yang berada di antara s tasiun terminal .
• Stasiun Persilangan, adalah tempat pemberhentian kereta api sementara
untuk kereta api lain lewat.
16
Gambar 8 Stasiun berdasarkan fungsi dan letaknya
2. Berdasarkan jangkauan:
• Commuter Train, untuk jarak dekat (dalam kota).
• Medium Distance, untuk jarak sedang (antar distrik/wilayah).
• Long Distance, untuk jarak jauh (antar kota).
3. Berdasarkan posisi rel terhadap permukaan tanah:
• Elevated Station, s tasiun dengan jalur kereta api melayang.
• At- grade Station, s tasiun dengan jalur kereta api sejajar tanah.
• Underground Station, s tasiun dengan jalur kereta api di bawah tanah.
Gambar 9 Stasiun berdasarkan posisi rel terhadap permukaan tanah
4. Berdasarkan perletakan bangunan s tasiun terhadap platform:
• Ground Level, di permukaan tanah bersama dengan platform.
17
• Over-Track, di atas platform/jalur kereta api (stasiun KA layang).
• Under-Track, di bawah platform/jalur kereta api .
Gambar 10 Stas iun berdasarkan perletakan bangunan terhadap platform
5. Berdasarkan tujuan:
• Stasiun penumpang, untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, memuat
dan membongkar barang bawaan penumpang.
• Stasiun barang, untuk memuat dan membongkar barang muatan yang dapat
dibagi dalam muatan gerobak.
• Stasiun langsi ran, untuk menyusun dan mengumpulkan gerobak-gerobak
barang yang berasal dari/diperuntukkan untuk berbagai s tasiun.
6. Berdasarkan besarnya:
• Stasiun kecil, juga disebut perhentian, yang biasanya oleh kereta api cepat
dilewati saja . Menampung ± 30.000 orang/hari .
• Stasiun sedang, terdapat di tempat yang sediki t penting dan disinggahi oleh
kereta api cepat dan sesekali oleh kereta api kilat. Menampung ± 80.000
orang/hari .
• Stasiun besar, terdapat dalam kota besar dan disinggahi oleh semua kereta
api . Menampung ± 200.000 orang/hari.
7. Berdasarkan bentuknya:
• Stasiun kepala, berakhir pada s tasiun
• Stasiun sejajar/terusan
• Stasiun pulau
18
2.3.3 Perkembangan Stasiun
Sejarah s tasiun kereta dimulai di Inggris pada tahun 1830 dengan dibukanya
s tasiun kereta api pertama di Liverpool dan Manchester. Pada saat i tu jalur
kereta api i tu digunakan untuk membawa barang atau material yang akan
dibawa ke pabrik, dan barang-barang hasil industri. Untuk mendapatkan i zin
pembangunan, pengelola kereta api juga menawarkan jasa angkutan
penumpang. Sejak saat i tu s tasiun kereta api dibangun di hampir semua kota
besar di Inggris .
Awalnya di Inggris , stasiun-s tasiun utama kota dibangun di pinggi ran kota . Jalan
masuknya dibuat sejauh mungkin dari tengah kota yang penuh dengan polusi
dari industri , yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Bentuk stasiun pun berkembang menjadi bangunan dengan bentang lebar, dan
s truktur baja . Dibuat bukaan pada atapnya untuk memasukkan cahaya dan
si rkulasi udara sehingga gas-gas dari polusi industri bisa keluar. Perkembangan
bentuk s tasiun ini juga tidak lepas dari pencapaian teknologi kereta api , dimana
teknologi kereta api adalah sebuah lompatan teknologi yang cukup tinggi ,
sehingga dipadukan dengan s tasiun yang berteknologi tinggi , dimana saat i tu
di tunjukan dengan s truktur ba ja bentang lebar.
Dengan bertambahnya jalur kereta api , layanan penumpang pun bekembang.
Stasiun tidak hanya terdi ri dari platform, tetapi ada juga ruang-ruang lain, seperti
ruang tunggu, tempat barang, tempat pengiriman surat, tempat makan, dan
tempat penjualan tiket.
Pada awal tahun 1900-an, pengguna kereta api jumlahnya bisa dibandingkan
dengan jumlah pengguna bandara di kota-kota besar saat ini. Hal ini mendorong
perkembangan s tasiun menjadi area publik yang sangat besar, contohnya Grand
Central Terminal dan Union Station di Kansas Ci ty, Missouri (1910). Setelah i tu
s tasiun kereta api berkembang di seluruh dunia.
19
Jalur kereta telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan
dunia, terutama dengan dibangunnya banyak stasiun-s tasiun dengan bentuk-
bentuk unik yang akan terus digunakan dan diperbaharui untuk menyesuaikan
di ri dengan sistem transportasi masa depan.
Saat ini kebanyakan stasiun menjadi sebuah komponen dari sebuah mixed used
building. Jadi, bangunan tersebut tidak hanya sa ja berfungsi menaikturunkan
penumpang atau barang saja , akan tetapi orang bisa melakukan aktivi tas lainnya
di gedung tersebut. Beberapa s tasiun baru yang ada, beberapa dipadukan
dengan pusat perbelanjaan.
2.3.4 Keberadaan Stasiun Bagi Kota
Keberadaan s tasiun di sebuah kota cukup penting. Stasiun menjadi sebuah
gerbang bagi sebuah kota , pada kasus ini s tasiun menjadi gerbang dari suatu
daerah di dalam kota. Biasanya di sebuah daerah, stasiun diletakkan pada ti tik-tik
s trategis , agar orang mudah mencarinya dan dekat untuk tujuan di daerah
tersebut.
Menurut Kevin Lynch (1977) ci tra kota dapat dibagi dalam lima elemen, namun
dalam kasus ini elemen yang dipakai adalah :
1. Path (jalur), adalah elemen yang paling penting dalam ci tra kota . Path
merupakan rute-rute si rkulasi yang biasanya digunakan orang untuk
melakukan pergerakan secara umum, yai tu jalan, gang, rel kereta , saluran,
dan sebagainya.
2. Node (simpul ), merupakan simpul atau lingkaran daerah s trategis di mana
arah atau aktivi tasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivi tas
lain, misalnya persimpangan, s tasiun, lapangan terbang, jembatan, pasar, dan
lain-lain. Node memiliki identi tas yang lebih baik apabila memiliki bentuk yang
jelas, serta berbeda dari lingkungannya.
20
3. Landmark (tengaran), merupakan ti tik referensi seperti elemen node.
Landmark merupakan elemen eksternal dengan bentuk visual yang menonjol
dari kota , misalnya gedung tinggi, menara, terminal, tempat ibadah, dan
sebagainya. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena
membantu orang mengenali suatu daerah.
Dapat disimpulkan, s tasiun di kota sesuai dengan tingkat kepentingan akan
fungsi, bentuk, makna, dan ruang harus mempunyai keutamaan sebagai node
kota . Keutamaan ini di tandai dengan aksesibilitas yang mudah, orientasi yang
jelas berupa jalur transportasi, ruang pengantar yang memadai berupa ruang
terbuka, terminal , parki r, pedestrian dari bangunan utama, dan sebagainya
sehingga menjadi bangunan yang terpadu dengan fasilitas kota .
2.4 Pemahaman Tipologi Bangunan
Stasiun intermodal dikelompokkan ke dalam tipologi bangunan utilitas. Selain i tu,
dapat pula dimasukkan sebagai fasilitas umum sebagai infrastruktur pendukung
suatu kawasan. Stasiun terpadu digunakan masyarakat untuk pergantian atau
perpindahan dan pertemuan pelaku perjalanan antar jenis angkutan sejenis maupun
antar jenis transportasi yang berlainan karena adanya perbedaan jalur pelayanan
(perpindahan atau pergantian moda transportasi). Pemahaman tipologi bangunan
s tasiun dapat diperoleh dari s tudi banding kasus sejenis.
Studi banding dilakukan dengan tujuan mengetahui fasilitas yang umumnya
terdapat pada setiap s tasiun sehingga diperoleh suatu acuan yang dapat
digunakan dalam perancangan.
21
2.4.1 Brin Station, Genoa (Renzo Piano)
Gambar 11 Tampak Eksterior Stasiun
Stasiun ini merupakan jenis s tasiun terangkat (elevated) dan termasuk s tasiun
antara . Salah satu karya Renzo Piano ini memberikan contoh keharmonisan
arsitektur dengan rekayasa teknik yang mampu memberikan karakter khusus
terhadap lingkungan urban di seki tarnya. Beberapa hal menarik dari s tasiun yang
mempunyai arus penumpang mencapai 25.000 orang/jam ini antara lain
penggunaan s truktur baja eliptikal yang menumpu pada lantai platform.
Sebagian besar s tasiun ini menggunakan material aluminium, kaca, dan ba ja .
Penggunaan material yang paling mencolok adalah kaca yang digunakan pada
penutup terowongan yang di tumpukan pada rangka ba ja yang berjumlah 37
buah sehingga membentuk terowongan eliptikal . Landasan bangunan
menggunakan sambungan khusus yang dapat menyerap getaran kereta . Di
bagian tengah terowongan terdapat bukaan yang berfungsi untuk penerangan,
penghawaan, dan menjaga tekanan udara dalam terowongan menjadi normal.
22
2.4.2 Metro Station, Vancouver (Busby + Associates)
Gambar 12 tampak udara (kiri), interior stasiun (kanan)
Stasiun ini merupakan jenis s tasiun terangkat (elevated) dan termasuk s tasiun
antara . Stasiun ini menunjukkan bangunan s tasiun tidak selalu didominasi
dengan material metal dan kaca, tapi arsiteknya mengombinasikannya lagi
dengan material kayu yang pada jarang dipakai pada s tasiun saat ini . Arsi teknya
disini mencoba untuk membuat s tasiun ini setransparan mungkin, hal ini agar
memudahkan pengguna s tasiun untuk masuk ke dalam stasiun atau keluar dari
s tasiun. Selain i tu hal ini menimbulkan efek illuminated building ketika malam
hari , sehingga bangunan ini mudah lihat dan bisa dijadikan orientasi pada malam
hari .
2.4.3 EXPO Station, Singapore (Foster and Partners)
Gambar 13 Suasana di luar stasiun (kiri), interior stas iun (kanan)
23
Stasiun ini dibuka pada tahun 2001. Stasiun yang terletak di Changi ini ,
menfasilitasi orang-orang yang datang ke Singapore EXPO. Pada area platform
dibuat bebas kolom agar flow penumpang MRT lebih mudah dan lancar. Atap
s tasiun ini pun dibuat megah dengan bentuk yang unik. Elemen ini membuat
s tasiun ini cukup mencolok di daerah tersebut, sehingga s tasiun ini dapat
menjadi sebuah penanda agar orang mudah mengetahui berada di kawasan dia
berada.
2.4.4 Bilbao Metro Line, Bilbao (Foster and Partners)
Gambar 14 Gerbang pada malam hari (kiri), s iang hari (kanan)
Stasiun yang termasuk jenis metro ini melayani hampir satu juta penduduk
Bilbao. Stasiun ini sangat mencerminkan kota Bilbao yang terkenal akan
teknologinya. Salah satu contohnya adalah panel beton prafabrikasi pada
terowongannya yang dikerjakan oleh teknisi yang biasa bekerja untuk industri
pesawat terbang.
Kebanyakan subway pada umumnya mengandalkan signage untuk menunjukkan
arah, tapi pada s tasiun ini elemen arsitekturnya sudah merupakan signage
tersendiri . Untuk mencapai ke level bawah, disediakan si rkulasi vertikal berupa
eskalator dan lift transparan. Konsep s tasiun ini menawarkan pengalaman ruang
yang dramatis dan fleksibel terhadap perubahan di masa datang.
24
Gambar 15 Suasana Platform
Jalan masuk dan keluar s tasiun yang berupa lengkungan yang bermaterialkan
kaca ini menjadi salah satu keunikan s tasiun. Pada siang hari, bermanfaat untuk
memasukkan cahaya alami dan malam hari akan bersinar seperti sculptural di
jalan.
2.4.5 Molndal Commuter station,Sweden (Wingardh Architecture)
Gambar 16 Eksterior
Diciptakan sebagai functional landmark, pada tingkat atas bangunan merupakan
multi-stop bus station. Level atas s tasiun juga berfungsi sebagai penghubung
komunitas penghuni yang tinggal di tepi jalan, sehingga sang arsi tek memberikan
fasilitas berupa sebuah cafe di dalam bangunan yang terhubung dengan halte
bus dan platform kereta .
25
2.4.6 Mawson Interchange, Adelaide
Gambar 17 Suasana Eksterior
Stasiun ini terletak di kawasan sub-urban. Stasiun ini dilalui dua moda yang
berbeda yai tu kereta dan bus . Stasiun ini difasilitasi park n ride dengan kapasitas
100 parki r mobil . Stasiun ini sendiri menampung 2500 penumpang/hari . Letak
platform bus sendiri berada di level atas , sedangkan jalur kereta berada di level
bawah, transfer area yang dipakai tangga dan elevator.
2.4.7 Dhoby Ghaut Interchange, Singapore
Gambar 18 Suasana di stasiun
Stasiun Dhoby Ghaut terintegrasi dengan Plaza Atrium. Stasiun ini terbagi
menjadi 6 lantai. Stasiun ini merupakan satu-satunya s tasiun MRT yang akan
dilewati oleh 3 jalur MRT setelah circle line beroperasi . Stasiun ini menampung +
20.000 orang pada waktu peak hours. Area transfer pada s tasiun di jadikan
daerah komersial (Dhoby Exchange) dimana pada area transfer orang selalu lalu
lalang.
26
2.4.8 Vauxhall Cross Interchange, London
Gambar 19 Bird eye view (kiri) Suasana pada platform bus (kanan)
Vauxhall Cross merupakan s tasiun baru di London Selatan, dan menjadi landmark
pada kawasan tersebut. Pada s tasiun ini terdapat dua moda yang beroperasi . Bus
beroperasi pada level tanah, sedangkan di level bawah tanah adalah kereta .
Stasiun ini menampung +45.000 penumpang/hari . Stasiun ini mencoba untuk
menerapkan konsep hemat energi dengan cara pemakaian panel photo-voltaic di
atapnya, panel ini dapat membantu sebagian kebutuhan suplai lis trik s tasiun ini .
Selain i tu, dipakai juga konsep mendaur ulang air hujan untuk kebutuhan ai r
pada kloset dan urinoar.
2.4.9 Kesimpulan dari studi preseden
Beberapa hal yang dapat diambil dari preseden di atas , yaitu:
• Stasiun dapat menjadi sebuah orientasi di sekitar lingkungannya
• Bentuk yang menarik dapat diperoleh dari eksplorasi struktur
• Keterbatasan lahan dapat diselesaikan dengan cara pengembangan ke arah
vertikal
• Elemen arsi tektural dapat di jadikan sebagai pengarah (signage) atau sebuah
sculpture
• Transfer area potensial menjadi daerah komersial
• Zoning pada beberapa s tasiun di atas bisa terlihat perbedaan antara area
bayar dan area belum bayar berbeda level
27
• Penggunaan sarana sirkulasi vertikal mekanis seperti li ft dan eskalator
mempercepat pergerakan pengguna di dalam bangunan dan mengakomodasi
pengguna di fabel
• Elevated station dan illuminated building merupakan salah satu solusi untuk
menjadikan bangunan s tasiun ini ‘eyecatchy’ dan ikonik
2.5 Kriteria Perancangan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkai tan dengan kegiatan dan
hubungan antar ruang pada s tasiun kereta:
• Kejelasan sirkulasi penumpang, antara jalur keberangkatan dan kedatangan,
antara penumpang, pengantar, dan pengunjung umum
• Kejelasan antara ruang publik/fasilitas umum dan ruang privat/ruang-ruang
manajerial
• Kejelasan pencapaian dari lingkungan seki tar ke dalam stasiun dan sebaliknya
• Kemudahan pergerakan di dalam bangunan, mengingat bangunan ini sebagai
s tasiun intermodal yang memfasilitasi pergerakan transi t/pertukaran moda
transportasi
• Keamanan bagi penumpang yang hendak menaiki kereta , berkai tan dengan
s tandar-standar dimensi
Pemilihan s truktur yang di terapkan pada kasus ini adalah penggunaan struktur
bentang lebar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi hilangnya orientasi pengguna
s tasiun, karena semakin banyak kolom yang mengganggu, orang makin mudah
kehilangan orientasi dan arus si rkulasi menjadi terganggu. Selain i tu, pemilihan
s truktur bentang lebar juga bertujuan untuk melancarkan operasional s tasiun
ini . Dengan pemilihan struktur bentang lebar, diharapkan selama pembangunan
berlangsung operasional tetap bisa berjalan.
Top Related