1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Sejak pertengahan abad XII Hijriyah (ke-18 masehi)
dunia islam mengalami kemerosostan dan kemunduran yang
paling buruk dari masa kejayaannya dengan sangat cepat.
Sekalipun telah dilakukan berbagai upaya untuk
membangkitkannya kembali atau setidaknya mencegah agar
kemerosotan dan kemundurannya tidak berlanjut terus,akan
tetapi tidak satupun upaya-upaya tersebut membuahkan hasil.
Sementara itu,dunia islam masih tetap berada dalam
kebingungan ditengah-tengah kegelapan akibat kekacauan
dan kemundurannya,dan masih terus merasakan pedihnya
keterbelakangan dan berbagai goncangan.
Sebab-sebab kemunduran dunia islam ini dapat kita
kembalikan kepada suatu hal,yaitu lemahnya pemahaman
umat terhadap islam yang amat parah,yang merasuk kedalam
fikiran kaum muslim secara tiba-tiba. Ini berawal tatkala
2
Bahasa arab mulai diremehkan perannya untuk memahami
islam sejak awal abad VII hijriyah,sehingga kekuatan yang
dimiliki Bahasa arab dengan karisma islam terpisah. Selama
kekuatan yang dimiliki Bahasa arab tidak disatukan dengan
karisma islam, yaitu dengan cara menempatkan Bahasa arab
yang merupakan Bahasa islam sebagai unsur yang sangat
penting yang tidak terpisahkan dari islam, maka kemunduran
itu akan tetap melanda kaum muslim. Mengapa demikian?
Karena Bahasa arab memiliki kekuatan besar yang telah turut
mengembangkan karisma islam. Islam dan Bahasa arab
merupakan satu kesatuan. Islam tidak mungkin dapat
dilaksanakan secara sempurna kecuali dengan Bahasa arab.
Meremehkan bahsa Arab akan menghilangkan ijtihad
terhadap syari‟at, karena ijtihad terhadap syari‟at tidak
mungkin dilaksanakan tanpa terpenuhinya salah satu syarat
mendasar yaitu Bahasa arab. Kedudukan ijtihad itu sendiri
teramat penting bagi umat islam,sehingga umat tidak akan
memperoleh kemajuan tanpa adanya ijtihad.
3
Kegagalan berbagai upaya untuk membangkitkan
kaum muslim dapat dikembalikan pada tiga sebab.
Pertama,tidak ada adanya pemahaman yang mendalam
mengenai fikrah Islamiyah dikalangan para aktivis
kebangkitan islam. Kedua, tidak adanya gambaran yang jelas
mengenai thariqah Islamiyah dalam menerapkan fikrah.
Ketiga, tidak adanya usaha untuk menjalin fikrah islamiyah
dengan thariqah Islamiyah sebagai satu hubungan yang solid,
yang tidak mungkin terpisahkan. 1
Visi Misi HTI pertama, adalah oraganisasi Islam HT
sangat yakin bahwa kemunduran umat dan negeri-negeri
Islam disegala bidang saat ini disebabkan karena tidak adanya
seorang kekhalifah yang mampu menerapkan syariat Islam
secara Kaafah (totalitas). Kedua, kemiskinan, kebodohan,
makin tingginya angka kriminalitas, dekadensi moral, KKN,
SDM rendah bahkan anjlok, merupakan buah dari tidak
diberlakukan syariah islam yang dipimpin oleh seorang
khilafah. Ketiga, kehidupan sekuler yang menimpa kaum
1 Taqiyuddin an-Nabhani,mafahim Hizbut Tahrir (Jakarta selatan:
Hizbut Tahrir Indonesia, 2001), h.6
4
muslimin. Namun persoalan sekulerrisme dalam Islam masih
menjadi kontroversial.2
Berkaitan dengan gerakan islam Hizb al-Tahrir (HT),
Dale F.Eickelman dan James Picastori menyebut kelompok
ini sebagai gerakan yang bercita-cita untuk mendirikan negara
islam guna membebaskan kaum muslim dari dominasi politik
dan budaya barat. Gerakan ini menyebut dirinya sebagai satu-
satunya pejuang khilafah di dunia walaupun sebetulnya bukan
yang pertama.
Dalam doktrin keislaman Hizb al-Tahrir, cita-cita
mendirikan negara islam atau disebut dengan system
pemerintahan khilafah, didasarkan pada klaim bahwa islam
adalah solusi bagi problem kemanusiaan modern. Hizb al-
Tahrir,memandang Khilafah sebagai institusi politik (negara)
yang sesuai dengan ajaran islam, karena telah dipraktikan
pada masa nabi Muhammad SAW. Sehingga tahun 1924.
Oleh karena itu, model negara versi Hizb al-tahrir secara
2 http://syaharuddin.wordpress.com/2007/08/17/menelaah-visi-dan-
misi-organisasni-islam-hizbut-tahrir-Indonesia-HTI/ diakses pada tanggal 04
Juli 2019 pukul 11:1 1WIB.
5
ideologis merupakan klaim jama‟ah yang mengaku sebagai
satu-satunya gerakan islam yang benar dan mampu
membangkitkan umat islam.3
Menurut jon konnedy, HT sampai saat ini belum
menyebut dirinya sebagai gerakan politik partai, HT bukan
organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan lembaga ilmiah
(seperti lembaga studi agama atau badan penelitian),bukan
lembaga pendidikan (akademisi) dan bukan pula lembaga
social (yang bergerak dibidang social kemasyarakatan).
Kesimpulan tersebut dibangun berdasarkan informasi
dari salah seorang pengurusnya,yakni HT tidak akan menjadi
partai politik untuk saat ini di Indonesia,tetapi akan berjuang
secara ekstra parlamenter. Kelembagaan politik Indonesia
menurutnya masih menyulitkan, sekaligus tidak efektif bagi
HT untuk memperjuangkan gagasan khilafah Islamiyah,
bahkan muncul ketakutan akan terjerumus ke dalam
3 Ainur rofik al-amin,membongkar proyek khilafah ala hizbut tahrir
di Indonesia,(Yogyakarta:LKIS Yogyakarta,2012,h.2
6
kepentingan –kepentingan politik sesaat yang justru akan
mengurangi bobot perjuangan islam di masa depan. 4
Klaim tersebut diatas diikuti pula dengan penafian
terhadap pemikiran kenegaraan muslim yang ada saat ini yang
dianggap tidak sesuai dengan islam,bahkan melanggar hukum
islam. Seperti negara republik islam iran dan mesir, yang
dianggap sebatas pergantian rezim dan terlalu lemah. Iran,
sekalipun beragama resmi islam, bentuk pemerintahannya
mengadopsi system republik, yang dianggap tidak islami.
Maka tidak mengherankan ketika berlangsung perang
selama tiga puluh tiga hari antara hizbullah dan Israel tahun
2006 atau pada waktu konferensi Baghdad tahun 2007, Hizb
al-Tahrir menuduh syiria dan iran telah menghina umat islam
karena tidak membantu hizbullah dan,sebaliknya,mengikuti
kemauan amerika pada konferensi tersebut.
Hizb al-Tahrir menjelaskan model negara islam
(khilafah ) yang secara esensial berbeda dari model
kenegaraan modern/sekuler,baik dari segi asas,aturan maupun
4 Sofiudin,gerakan politik hizbut tahrir
Indonesia,(tanggerang:pustaka kompas,2017),h.7
7
pemikiran,pemahaman,dan standar acuan untuk mengatur
rakyat. Demikian juga bentuk dan perundang-undangan yang
berlaku.
Model khilafah diyakini sebagi satu-satunya solusi
bagi umat islam. Bahkan mereka membayangkan untuk tidak
menyebut mengkhayal system khilafah dapat mengatasi
konflik Israel dan palestina,membungkam organsi
Israel,amerika dan paus roma yang bersikap intoleran.
Jelsanya, hanya system khilafah yang mampu menyatukan
umat islam sedunia.5
Berdasarkan pemaparan diatas,penulis dalam
penelitian ini akan membahas mengenai Keputusan Tata
Usaha Negara yang dalam hal ini adalah penolakan hakim
yang menolak seluruhnya gugatan yang diajukan oleh HTI
dan akan menjadikannya sebagai judul skripsi yaitu “Analisis
yuridis putusan PTUN Jkt Nomor 196/b/2018”
4. Ainur rofik al-amin,membongkar proyek khilafah ala hizbut
tahrir di Indonesia…h.3-4
8
B. Fokus Penelitian
Dalam skripsi ini,penulis akan membatasi
permasalahan yang ada serta dengan pembahasannya, dengan
tujuan agar tidak menyimpang dari sasaran. Maka penulis
akan memfokuskan penelitian ini kepada “Analisis yuridis
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara nomor 196/B/2018”.
C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan hal penting dalam suatu
penelitian karena dengan perumusan masalah,seorang peneliti
telah mengidentifikasi persoalan sehingga sasaran yang
hendak dicapai menjadi jelas,terarah dan sesuai sasaran.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka perumusan
masalah dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana latar belakang penggugat mengajukan gugatan
ke PTUN JKT ?
2. Bagaimana landasan hakim dalam memutus perkara No.
196/B/2018 ?
9
3. Bagaimana akibat hukum putusan PengadilanTata Usaha
Negara perkara No. 196/B/2018 ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun dari tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis
yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang penggugat
mengajukan gugatan ke PTUN JKT .
2. Untuk mengetahui Bagaimana landasan hakim dalam
memutus perkara No. 196/B/2018.
3. Untuk mengetahui Bagaimana akibat hukum putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara perkara No. 196/B/2018.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat :
1. Teoritis, yaitu penelitian ini dapat menyumbangkan
pemikiran-pemikiran dalam mengembangkan dan
memperkaya keilmuan tentang menganalisis suatu
putusan pengadilan khususnya mengenai sengketa
Keputusan Tata Usaha Negara.
10
2. Manfaat Praktis
Bagi pembaca diharapkan dapat memahami isi teori dari
pemahaman tentang isi dari putusan PTUN jakarta yang
menolak seluruhnya gugagat yang diajukan oleh Ormas
Islam (HTI) terhadap pencabutan badan hukum yang di
keluarkan oleh Kemenkum HAM.
F. Penelitian terdahulu yang relevan
Untuk mendukung permasalahan terhadap bahasan
ini,saya sebagai peneliti berusaha melacak berbagai literatur
dan penelitian terdahulu yang masih relevan terhadap masalah
yang menjadi obyek penelitian saat ini. Selain itu yang
menjadi syarat mutlak bahwa dalam penelitian ilmiah
menolak yang namanya plagiatisme atau mencontek secara
utuh hasil karya tulisan orang lain. Oleh karena itu untuk
memenuhi kode etik dalam penelitian ilmiah maka sangat
diperlukan eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian ini.
11
Penelitian-penelitian tersebut diantarnya,yakni:
NO NAMA JUDUL SKRIPSI HASIL
1 Suherman PANDANGAN
POLTIK HIZBUT
TAHRIR TERHADAP
DEMOKRKRASI
PANCASILA
Dalam penelitan yang
disimpulkan oleh suherman
membahas tentang konsepsi
politik hizbyr tahrir, konsep
demokrasi hizbut tahrir, pandang
hizbur tahrir mengenai demokrasi
pancasila. Sedangkan sikripsi
yang saya analisi yaitu mengenai
putusan PTTUN yang menolak
keseluruhan gugatan yang
diajukan oleh ormas HTI
mengenai pencabutan badan
hukum yang dikeluarkan oleh
KEMENKUMHAM.
2 Riandy
Aryani
PEMBUBARAN
ORGANISASI
KEMASYARAKATAN
Dalam penelitian yang
disimpulkan oleh Riandy Aryani
menjeleaskan dalam
12
DALAM PERSPEKTIF
HAK ASASI MANUSIA
penelitiannya mengenai
pembubaran Ormas yang sesuai
dengan Hak Asasi Manusia dan
lebih condong kepada judul yang
di bahas yaitu Implikasi
Penghapusan Pasal 70 dalam UU
Organisasi Kemasyarakatan
Terhadap Kebebasan Berserikat.
Dalam kesimpulan itu
menurutnya Organisasi
Kemasyarakatan adalah
Manifesto dari kebebasan
berserikat yang di lindungi oleh
konstitusi dan salah satu pilar
dalam demokrasi. Untuk menjaga
keamanan serta kebebasan orang
lain,maka dalam kebebasan
berserikat bukanlah kebebasan
yang bebas sebebas-bebasnya
13
melainkan ada sebuah batasan
yang diatur oleh Undang-Undang
untuk menjamin keadaan aman
tentram dan kondusif.
G. Kerangka Pemikiran
Negara Hukum menghendaki segala tindakan atau
perbuatan penguasa mempunyai dasar hukum yang jelas atau
ada legalitasnya baik berdasarkan hukum tertulis maupun
berdasarkan hukum tidak tertulis. Keabsahan negara
memerintah ada yang mengatakan bahwa karena negara
merupakan lembaga yang netral, tidak berpihak, berdiri diatas
semua golongan masyarakat, dan mengabdi pada kepentingan
umum. Namun, dalam praktik tidak jarang istilah-istilah
“demi kepentingan umum”, “pembangunan untuk seluruh
masyarakat “, “negara tidak mungkin mau mencelakakan
warganya”, serta ungkapan ucapan lain yang senada selalu
dikumandangkan dalam pernyataan-pernyataan politik para
petinggi negara, dapat saja dipakai sebagai pembenaran
terhadap penggunaan kekuasaan negara untuk memaksa
14
seseorang atau sekelompok warga agar bersedia mematuhi
keinginan negara.
Negara hukum pada dasarnya terutama bertujuan
untuk memberi perlindungan hukum bagi rakyat. Oleh
karenanya menurut philipus M Hadjon bahwa perlindungan
hukum bagi rakyat terhadap tindakan pemerintah dilandasi
oleh dua prinsip; Prinsip Hak Asasi Manusia dan prinsip
Negara Hukum. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak
asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikatakan
sebagai tujuan daripada negara hukum. Sebaliknya dalam
negara totaliter tidak ada tempat bagi hak asasi manusia.
Istilah hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
masih terdapat peristilahan lain dengan maksud yang hampir
sama. Umpama “Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Pemerintahan”,”Hukum Acara Peradilan Administrasi
Negara”, dan “Hukum Acara administrasi”. Sjeachran basah
lebih cenderung dan memilih istilah “Hukum Acara
Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Administrasi
(HAPLAH), karena disitu memuat pengertian yang lebih luas.
15
Menurut Razali abdullah, Hukum Acara PTUN adalah
rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana
orang harus bertindak,satu sama lain untuk melaksanakan
berjalannya peraturan Hukum Tata Usaha Negara (Hukum
Administrasi Negara). Dengan kata lain hukum yang
mengatur tentang cara-cara bersengketa di Peradilan Tata
Usaha Negara serta mengatur hak dan kewajiban pihak-pihak
yang terkait dalam penyelesaian sengketa tersebut .6
Hizbut tahrir berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds
(Baitul Maqdis) Palestina, di pelopori oleh Syeikh
Muhammad Taqiyuddin An-Nabhani, seorang ulama alumni
Al-Azhar Mesir dan pernah menjadi hakim di Mahkamah
Syariah di Palestina. Meninggal pada tahun 1977 M,
sepeninggalan beliau kepemimpinan Hizbut Tahrir
dilanjutkan oleh Abd al-Qadim Zallum hingga tahun 2003.
Kemudian oleh Atha‟ Abu Rashthah hingga saat ini. „Atha‟
Abu Rashthah dilantik pada tanggal 3 April 2003 oleh dewan
Muzhalim. Syaikh Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin
6 Zairin Harahap,Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara,
(Jakarta:PT Grafindo Persada,2015), h1-22
16
Musthofa bin Ismail bin Yusuf An-Nabhani, dilahirkan di
daerah Ijzim pada tahun 1909. Beliau merupakan cucu dari
seorang ulama ternama yaitu Syaikh Yusuf An-Nabhani.
Nama An-Nabhani dinisbahkan kepada kabilah Bani
Nabhan,satu kabilah Arab penghuni padang sahara di
Palestina. Mereka bermukim di daerah Ijzim,wilayah
Haifa,Palestina Utara. Hizbut Tahrir merupakan sebuah partai
politik yang berideologi islam. Politik merupakan
kegiatannya dan islam adalah ideologinya. Hizbut tahrir
bergerak ditengah-tengah umat dan bersama-sama mereka
berjuang untuk menjadikan Islam sebagai permasalahan
utamanya serta membimbing mereka untuk mendirikan
kembali system kekhilafahan dan menegakan hukum yang
diturunkan Allah SWT dalam realita kehidupan. Hizbut
Tahrir bukan organisasi kerohanian (seperti tarekat),bukan
institusi pendidikan (akademik) dan bukan pula pertumbuhan
sosial (yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan). Ide-
ide Islam menjadi jiwa inti dan sekaligus rahasia kewujudan
kelompoknya.
17
Hizbut tahrir bertujuan melanjutkan kehidupan Islam
dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Tujuan ini berarti mengajak kaum muslimin kembali hidup
secara Islami dalam Darul Islam dan masyarakat islam.
Dimana seluruh kegiatan kehidupannya diatur sesuai dengan
hukum-hukum syara‟. Pandangan hidup yang akan menjadi
pedoman adalah halal dan haram,di bawah naungan Daulah
Islamiyah,yaitu Daulah Khilafah,yang dipimpin oleh seorang
Khalifah yang diangkat dan dibai‟at oleh kaum muslimin
untuk di dengar dan di taati agar menjalankan pemerintahan
berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya,serta
mengemban risalah Islam keseluruh penjuru dunia dengan
dakwah dan jihad.
Di samping itu Hizbut Tahrir bertujuan
membangkitkan kembali umat Islam dengan kebangkitan
yang benar, melalui pola fikir yang cemerlang. Hizbut Tahrir
berusaha untuk mengembalikan posisi umat islam ke masa
kejayaan dan keemasannya seperti dulu,di mana umat akan
mengambil alih kendali negara-negara dan bangsa-bangsa di
18
dunia ini. Dan negara Khilafah akan kembali menjadi negara
nomor satu di dunia sebagaimana yang terjadi pada masa
silam yakni memimpin dunia sesuai dengan hukum-hukum
Islam. Hizbut tahrir bertujuan pula untuk menyampaikan
hidayah (petunjuk syari‟at) bagi umat manusia, memimpin
umat Islam untuk menentang kekufuran beserta segala ide dan
peraturan kufur, sehingga Islam dapat menyelimuti bumi.
Sehingga Hizbut Tahrir mampu berkembang pesat keseluruh
Negara Arab di Timur Tengah,termasuk di Afrika seperti
Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris,
Prancis, Jerman, Austria, Belanda,dan negara-negara Eropa
lainnya hingga ke Amerika serikat,Rusia, Uzbekistan,
Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan
Australia.
Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an
dengan merintis dakwah ke kampus-kampus di seluruh
Indonesia pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir
merambah ke Masyarakat,melalui berbagai aktifitas dakwah
di Mesjid,Perkantoran,Perusahaan,dan Perumahan. Latar
19
belakang berdirinya Hizbut Tahrir dapat ditelusuri dari sisi
historis dan normatifnya. Secara historis,Hizbut tahrir melihat
kepustakaan umat Islam dengan rentang waktu yang panjang.
Sejak abad ke 19 Masehi,peradaban Islam berada dalam
keterpurukan akibat dominasi penjajah barat. Dalam kondisi
demikian, banyak gerakan Islam yang berusaha
menyelamatkan. Akan tetapi, alih-alih menyelamatkan Hizbut
Tahrir menilai mereka semakin menambah labirin
keterpurukan umat Islam.7
Hizbut tahrir memiliki dua tujuan: (1) melangsungkan
kehidupan umat Islam;(2) mengemban dakwah Islam kembali
hidup secara Islami di Dar al-Islam dan di lingkungan
masyarakat Islam. Tujuan ini pula menjadikan seluruh
aktifitas kehidupan diatur sesuai hukum-hukum syari‟at serta
menjadikan seluruh pandangan hidup dilandaskan pada
standar halal dan haram dibawah naungan Daulah Islam.
Daulah Islam ini adalah daulah khalifah yang dipimpin oleh
seorang khalifah yang diangkat dan di bai‟at oleh umat
7 Ainur Rofiq al-Amin,membongkar proyek khilafah ala Hizbut
tahrir,……, h,22
20
menjalankan kepemerintahan berdasarkan Kitabullah dan
Sunnah Rasul-Nya serta mengemban risalah Islam keseluruh
penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Aktivitas hizbut tahrir di maksudkan untuk
membangkitkan kembali umat Islam dengan kebangkitan
yang benar melalui pemikiran yang tercerahkan. Hizbut tahrir
berusaha untuk mengembalikan posisi umat Islam kemasa
kejayaan dan keemasannya,yakni tatkala umat dapat
mengambil alih kembali Negara-negara dan Bangsa-bangsa
yang ada di dunia ini. Hizbut tahrir juga berupaya agar umat
dapat menjadikan kembali daulah Islam sebagai Negara
terkemuka di dunia sebagaiman yang telah terjadi dimasa
silam; sebuah negara yang mampu mengendalikan dunia ini
sesuai hukum Islam.8
H. Metode Penelitian
Dalam metode pendekatan yuridis normatif , penulis
mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
8 Suherman,”Pandangan politik hizbut tahrir terhadap demokrasi
pancasila”,(Skripsi,Fakultas syari‟ah dan Ekonomi Islam,Jinayah
Siyasah,IAIN SMH Banten,2012)h,19-20
21
1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka
(Library Research). Penelitian ini lebih memuat kepada
kejelasan peneliti serta menekankan terhadap aspek
analisa kajian,terutama dalam mencari informasi dan data
yang memiliki hubungan dengan obyek penelitian.
Maksud dari penelitian Kepustakaan (Library Research)
atau tinjauan pustaka ini yaitu merujuk suatu buku atau
literatur yang setidak-tidakya membahas materi yang
berkaitan dengan tema yang akan di bahas tersebut.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan bahan hukum yang di
pergunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah studi
dokumen atau bahan pustaka yaitu pengumpulan bahan
hukum sesuai tujuan kajian penelitian. Penulis
mengumpulkan bahan hukum dari peraturan perundang-
undangan,buku-buku,karangan ilmiah,literasi resmi serta
pengumpulan bahan hukum melalui media internet.
Pengumpulan bahan hukum dalam penelitian hukum
22
normatif (yuridis normatif) adalah metode penelitian
hukum yang di lakukan dengan meneliti bahan pustaka
atau data sekunder. Penelitian dilakukan untuk
menganalisis KTUN no 196/B/2018/PTUN jkt.
3. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
penalaran edukasi dengan menginterpretasikan hukum
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas,
dipaparkan, distemisasi, kemudian di analisis untuk
menginterpretasikan hukum yang berlaku.
4. Pedoman penulisan
Berkaitan dengan jenis penelitian yang dilakukan
penulis yang merupakan penelitian normative,maka jenis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh
dari buku-buku,literatur,peraturan perundang-
undangan,skripsi,artikel,bahan-bahan internet,dan sumber
lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
23
I. Sistematika Pembahasan
Penelitian skripsi ini disusun penulis berdasarkan
buku petunjuk “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari‟ah
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten tahun 2018” dengan
sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab
terdiri atas beberapa subbab sesuai pembahasan dan materi
yang diteliti.
BAB I : Membahas mengenai Latar belakang masalah,
Fokus penelitian, Perumusan masalah, Tujuan
penelitian, Manfaat penelitian, Penelitian
terdahulu yang relevan, Kerangka pemikiran,
Metode penelitian, Sistematika pembahasan.
BAB II : Tinjauan hukum Keputusan Tata Usaha
Negara meliputi : Pengertian Keputusan Tata
Usaha Negara, Gugatan terhadap
KTUN,Kewenangan PTUN, Sengketa TUN,
Undang-undang No 2 tahun 2017 Tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
24
BAB III : Kronologi Sengketa KTUN nomor
196/b/2018/PTUN Jakarta meliputi : Sejarah
Masuk dan Perkembangan HTI di Indonesia,
Pemahaman Keagamaan Hizbut Tahrir,
Kronologi Kasus dan Permasalahan Hukum.
BAB VI : Analisi yuridis Putusan dengan perkara nomor
196/b/2018/PTUN Jkt,meliputi landasan
penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta. Dasar
pertimbangan hakim PTUN jakarta menolak
Permohonan dan memori banding yang
diajukan penggugat/pembanding,dan implikasi
putusan PTUN perkara nomor 196/B/2018/
PTUN jkt.
BAB V : Penutup berisi : Kesimpulan dan Saran.
Top Related