BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang MasalahPembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional.
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai upaya
secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan penanggung
jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan pada jenjang
pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang kesehatan
maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak terhadap
perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia kesehatan
untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga derajat kesehatan
masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan dengan penanganan
yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan yang disampaikan Menteri Kesehatan
yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat segera tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua. Untuk
mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu melalui Standard
Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam Surat Keputusan
Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok sebagai salah satu unit pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK Gubernur tersebut
dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun
Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang
telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok diharapkan pencapaian
tersebut dapat dilakukan secara optimal.
1
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Tanjung Priok1.1.1.1. Keadaan Geografis
Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah
kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta
Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan
220 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas
teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk
kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk
kelurahan pinggiran (Andromeda M, 2009).
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas
lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara
membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke
darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan
Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu
ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa
atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai
beriklim panas, dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata
142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Daerah ini
merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya Sembilan sungai dan dua
banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah ini rawan banjir, baik kiriman
maupun banjir karena pasang air laut(Andromeda M, 2009).
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara terdiri dari 6 Kecamatan, 31
Kelurahan, 405 RW, dan 4706 RT sesuai dengan Peraturan Daerah No. 55
Tahun 2001.
2
Tabel 1.1 Kecamatan dan Kelurahan di Jakarta Utara
Kecamatan Kelurahan
Penjaringan Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, Pluit, Penjaringan
Pademangan Pademangan Timur, Pademangan Barat, Ancol
Tanjung Priok Sunter Agung, Sunter Jaya, Kebon Bawang, Papanggo, Warakas, Sungai Bambu, Tanjung Priok
Koja Tugu Selatan, Tugu Utara, Koja, Lagoa, Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan
Kelapa Gading Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, Pegangsaan Dua
Cilincing Sukapura, Rorotan, Cilincing, Marunda, Semper Barat, Semper Timur, Kali Baru
Sumber : Andromeda M ( 2009)
Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu
kota Jakarta Nomor : 1251 Tahun 1986, luas wilayah Kecamatan Tanjung
Priok adalah 25,12 Km2, yang terdiri atas 103 RW dan 1272 RT dengan luas
masing-masing kelurahan sebagai berikut:
a. Kelurahan Sunter Agung : 7,0226 Km2
b. Kelurahan Sunter Jaya : 4,5817 Km2
c. Kelurahan Kebon Bawang : 1,7270 Km2
d. Kelurahan Papanggo : 2,8018 Km2
e. Kelurahan Warakas : 1,0884 Km2
f. Kelurahan Sungai Bambu : 2,3640 Km2
g. Kelurahan Tanjung Priok : 5,5400 Km2
(Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, 2012)
Sedangkan batas – batas wilayah Kecamatan Tanjung Priok yaitu :
Utara : Pantai Laut Jawa
Timur : Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Koja dan Kelapa gading
Selatan : Jalan Raya Sunter Kemayoran, Kecamatan Kemayoran
Barat : Kecamatan Pademangan
(Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, 2012)
3
Kecamatan Tanjung Priok merupakan suatu wilayah dengan ketinggian
0,5 – 1 m diatas permukaan laut. Lapisan tanahnya membentuk daratan dengan
batuan kedap (sedimen) yang berada 50 m dibawah permukaan tanah. Batuan
ini tidak compack (padat) tetapi permeabel sehingga air tanahnya terpengaruh
intrusi oleh air laut (Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok,
2012).
Diwilayah Kecamatan Tanjung Priok ada beberapa sungai yang
melintasi masing-masing wilayah Kelurahan yaitu :
a. Kali Tiram, yang membatasi Kelurahan Tanjung Priok dengan
Kelurahan Warakas
b. Kali Sunter dan Danau Sunter di wilayah Kelurahan Sunter
c. Kali Kebon Bawang
(Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, 2012)
Gambar 1.1 Peta Wilayah Jakarta Utara
Sumber:www. PANJakartaUtara.com
1.1.1.2. Keadaan Demografis
Pada akhir tahun 2012 menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara,
Kecamatan Tanjung Priok memiliki keadaan demografi sebagai berikut:
4
1. Jumlah Penduduk : 410.103 Jiwa
a. Laki-laki : 212.246 Jiwa
b. Perempuan : 197.857 Jiwa
2. Jumlah Rumah Tangga (RT) : 145.608 KK
3. Kepadatan Penduduk : 16.322/Km2
(Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, 2012)
Adapun data mengenai kependudukan di Kecamatan Tanjung Priok
akan dijabarkan selengkapnya dalam tabel – tabel di bawah ini :
Tabel 1.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan
Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2011
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2012)
Berdasarkan tabel diatas, dari tujuh kelurahan yang ada, kepadatan
penduduk tertinggi dicapai oleh Kelurahan Warakas, yaitu sebesar
36.784,3jiwa/Km2. Banyaknya lahan yang digunakan sebagai tempat tinggal
merupakan sebab padatnya Kelurahan Warakas. Sedangkan tingkat kepadatan
penduduk terendah dicapai oleh Kelurahan Tanjung Priok yaitu sebesar
8.646,9 jiwa/km2, dimana lahannya banyak digunakan untuk industri dan
perdagangan.(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012)
5
Grafik 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2012Jumlah
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW) dan
RukunTetangga (RT) di wilayah Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara
Tahun 2011
JUMLAH RUMAH TANGGA
PENDUDUK ( KK )
1 Sunter Agung 84.927 29.462 20 280
2 Sunter Jaya 69.309 21.316 14 222
3 Kebon Bawang 46.974 14.372 16 196
4 Papanggo 54.163 25.426 13 128
5 Warakas 40.036 12.448 14 183
6 Sungai bambu 66.790 17.134 10 104
7 Tanjung Priok 47.904 25.450 16 157
410.103 145.608 103 1.270
RT
Jumlah
NO KELURAHAN RW
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2012)
6
Grafik 1.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW) dan
Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kecamatan Tanjung Priok Jakarta
Utara Tahun 2011
Jumlah
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)
Tabel 1.4. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan
di Wilayah Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2012
No Kelurahan Islam Katholik Kristen Hindu Budha Lainnya Jumlah
1 Sunter Agung 40.879 7.508 8.270 3.120 3.213 756 63.746
2 Sunter Jaya 45.057 4.298 5.093 194 3.036 848 58.526
3 Kebon Bawang 44.128 4.002 8.453 54 199 51 56.887
4 Papanggo 22.872 2.964 2.491 238 563 99 29.227
5 Warakas 44.415 1.744 1.946 419 514 48 49.086
6 Sungai bambu 25.157 2.007 1.662 94 224 66 29.210
7 Tanjung Priok 21.796 776 2.439 55 78 30 25.174
244.304 23.299 30.354 4.174 7.827 1.898 311.856 Jumlah
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2010)
7
Grafik 1.3. Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Wilayah Kecamatan Tanjung Priok,
Jakarta Utara Tahun 2012
8
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2011
No Kelompok Umur ( tahun ) Jumlah
1. 0-4 31.796
2. 5-9 30.964
3. 10-14 30.109
4. 15-19 25.237
5. 20-24 24.344
6. 25-29 24.428
7. 30-34 17.558
8. 35-39 18.347
9. 40-44 10.124
10. 45-49 9.257
11. 50-54 10.265
12. 55-59 8.263
13. 60-64 5.785
14. 65-69 4.266
15. 70-74 3.843
16. > 75 3.215
Jumlah 257.801
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok (2011)
1.1.1.3. Keadaan Lingkungan
A. Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Tanjung Priok yang terletak disebelah
Utara Kota Jakarta terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara
(KBN), diwilayah tersebut banyak terdapat industri besar, sedang, dan
kecil sebagai penompang dalam menambah Pendapatan Asli Daerah
khususnya Kota Jakarta dan sebagai penambah pendapatan devisa
Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah satu sentral produksi
andalan dalam memacu perekonomian Indonesia. (Nahrisah P, 2008)
9
B. Sarana dan Prasarana
Wilayah Kecamatan Tanjung Priok memiliki sarana ibadah,
sarana pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga,
sarana kesehatan masyarakat dan keluarga berencana. Sarana dan
prasarana kesehatan yang yang ada saat ini banyak diminati oleh
masyarakat luas yang ada di wilayah Tanjung Priok dan sekitarnya, hal
ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang bekerja di
wilayah Tanjung Priok tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut.
Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan
kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup sehat (Nahrisah P, 2008).
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan
tidak membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras
dan lain-lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan
masyarakat yang berpenghasilan rendah (Nahrisah P, 2008).
C. Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Tanjung Priok memiliki beberapa fasilitas
kesehatan. Berdasarkan data terakhir tahun 2012, ada sebanyakdua
Rumah Sakit, satu Puskesmas Kecamatan, tiga belas Puskesmas
Kelurahan, dan 142 Posyandu aktif (Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
10
Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara
Tahun 2011
NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH
1 Puskesmas 14
2 Rumah bersalin pemerintah 2
3 Rumah bersalin swasta 2
4 Balkesmas 3
5 BPU 46
6 BPG 8
7 Praktek Dokter Umum 38
8 Praktek Dokter Gigi 14
9 Praktek Dokter Spesialis 8
10 Praktek Bersama Dokter
Umum
8
11 Praktek Bersama Dokter
Spesialis
3
12 Praktek Bidan 48
13 Laboratorium Klinik 5
14 Apotek 63
15 Posyandu 142
16 Tabib Tradisional 9
17 Toko Obat 16
18 RS Pemerintah 1
19 RS Swasta 62.
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2012)
11
Tabel 1.7 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun
2012
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
1 INFEKSI AKUT LAIN PERNAFASAN ATAS 88.299
2
PENYAKIT LAIN PADA SALURAN
PERNAFASAN ATAS 20.566
3 PENY.PADA SISTEM OTOT & JAR.PENGIKAT 18.918
4 PENYAKIT DARAH TINGGI 16.565
5 DIARE (TERMASUK TERSANGKA KOLERA) 12.334
6 PENYAKIT KULIT ALERGI 10.401
7 PENYAKIT KULIT INFEKSI 9.097
8 TONSILITIS 7.046
9 PENYAKIT MATA LAINNYA 4.374
10
PENYAKIT RONGGA MULUT, KELENJAR
LUDAH, RAHANG 3.672
Sumber: LB1 Laporan SP2TP (2012)
Grafik 1.4 Perbandingan Penyakit Terbanyak di Puskesmas Se-Kecamatan Tanjung
Priok Tahun 2010-2011
Jumlah
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2011)
12
1.1.1. Gambaran Umum Puskesmas1.1.1.1. Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi
yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda
terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan,
mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara
dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta
lingkungannya (Trihono, 2005).
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai
organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga
meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di
wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods
atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai
kondisi geografi puskesmas.Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan
pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber
daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan
dasar yang menjadi kesepakatan nasional (Trihono, 2005).
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif yang meliputi promotif (peningkatan
kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif
(pemulihan kesehatan).Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja
seperti rumah sakit.Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang
sangat dirasakan oleh masyarakat umum.Seiring dengan semangat reformasi
dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam
sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan
kesehatan menjadi paradigma sehat (Trihono, 2005).
13
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang
sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari
masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula
fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif
menjadi investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi (Munin JA, 2004).
1.1.1.2. Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan.Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah
tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh
walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten /
kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar
30.000 – 50.000 penduduk.Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.Puskesmas di kecamatan dengan
jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina
14
yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi (Trihono, 2004).
1.1.1.3. Kesehatan MasyarakatPelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan )
3. Kuratif ( pengobatan )
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
meninggal (Trihono, 2004).
1.1.1.4. Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
(Trihono, 2005).
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut
menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.
15
Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosisal budaya masyarakat setempat (Trihono, 2005).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan
tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan
tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap (Trihono, 2005).
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan
tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya (Trihono, 2005).
16
Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas
17
Sumber : Trihono, Manajemen Puskesmas (2005)
Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dan sebagai pusat pelayanan keseharatan (Yankes) yang terdiri
dari yankes perorangan dan masyarakat(Trihono, 2005).
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa
proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas(Trihono, 2005)
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi
untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk
itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
18
1 Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat
umum mempunyai indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
4. Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar. (Trihono, 2005)
1.1.1.5. Peran Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan
managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta
menentukan kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang,
tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan
yang akurat(Trihono, 2005).
19
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia (Trihono, 2005).
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Trihono, 2005).
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan
kemampuannya(Trihono, 2005).
4 Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota (Trihono, 2005).
20
1.1.1.6. Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat
memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku penduduk yang sehat
3. Cakupan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan
(DEPKES RI, 2011)
1.1.1.7. Misi Puskesmas1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya (Trihono, 2005).
1.1.1.8. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
seluruh wilayah Indonesia (Trihono, 2005).
Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
21
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar (Trihono, 2005)
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil.Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan
untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di
wilayah kerjanya (Trihono, 2005).
22
Tabel 1.8 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas
Program Kesehatan Wajib
Kegiatan Indikator
Promosi KesehatanPromosi hidup bersih
dan sehatTatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan
Penyehatan pemukiman
Cakupan air bersihCakupan jamban keluarga
Cakupan SPALCakupan rumah sehat
Kesehatan Ibu dan Anak
ANC Cakupan K1, K4Pertolongan persalinan Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBSImunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga BerencanaPelayanan Keluarga
BerencanaCakupan MKET
Pengendalian Penyakit Menular
Diare Cakupan kasus diareISPA Cakupan kasus ISPA
MalariaCakupan kasus malariaCakupan kelambunisasi
TuberkulosisCakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Gizi
Distribusi vit A/ Fe / cap yodium
Cakupan vit A /Fe / cap yodium
PSG % gizi kurang / buruk, SKDNPromosi Kesehatan % kadar gizi
PengobatanMedik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang ditanganiLaboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
1.1.1.9. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
23
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Upaya Kesehatan Kebidanan dan Kandungan
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Jiwa
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pemberian Terapi Rumatan Metadon (Trihono, 2005)
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi
yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam
rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas (Trihono, 2005).
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu
pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan
puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan
sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota (Trihono, 2005).
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya (Trihono, 2005).
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan
di puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – Desember 2013
adalah :
a. Upaya Kesehatan Dasar
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak
3) Upaya Keluarga Berencana
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
24
5) Upaya Kesehatan Lingkungan
6) Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7) Upaya Pengobatan Dasar
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Upaya Kesehatan Olah Raga
3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Upaya Kesehatan Kebidanan dan Kandungan
7) Upaya Kesehatan Mata
8) Upaya Kesehatan Jiwa
9) Upaya Pemberian Terapi Rumatan dengan Metadon (Trihono,
2005)
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan (Trihono, 2005).
Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
25
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya. (Trihono,
2005)
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program
puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA :Posyandu, Polindes, Bina Keluarga
Balita (BKB)
b. Pengobatan :Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi :Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar
Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan :Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
DesaPercontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS :Dokter Kecil, Saka Bakti Husada
(SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut :Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Jiwa :Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM) (Trihono, 2005)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program
26
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya
kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan
KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan
reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,
kesehatan jiwa & promosi kesehatan (Trihono, 2005).
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas
dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk
organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan
lintas Sektoral antara lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan
pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian,
koperasi, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia
usaha (Trihono, 2005).
4. Azas Rujukan
27
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program
puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan (Trihono, 2005).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama (Trihono, 2005).
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas
tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan
yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal).
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik,
pengobatan tindakan medis (contoh : operasi)
dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain
mendatangkan tenaga yang lebih kompeten
untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas
dan atau menyelenggarakan pelayanan medis
spesialis di puskesmas (Trihono, 2005).
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas
tiga macam :
28
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain
peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat
laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio
visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan
bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk
penyidikan kejadian luar biasa, bantuan
penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan
sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan
atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke
periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan
operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu (Trihono, 2005).
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas
memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang
dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator
keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
29
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-
kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya.
Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi
Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
c. Tatanan tempat-tempat umum (Trihono, 2005)
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar
mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan
tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM)
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau
BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP
(Badan Penyantun Puskesmas)(Trihono, 2005).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke
dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri
dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal
mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan
kualitas atau mutu pelayanan kesehatan (Trihono, 2005).
1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Priok1.1.2.1. Sejarah
30
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok berdiri tahun 1971, berlokasi di Jl.
Bugis No 63 Kelurahan Kebon Bawang Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya
Jakarta Utara. Sejak berdiri sampai dengan sekarang, Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok sudah mengalami 2 kali renovasi yaitu tahun 1984 dan tahun
1999 (Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
Pada renovasi tahun 1999 Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok menempati
lokasi sementara di Jl.Gadang No.10 dan kembali beroperasi di Jl. Bugis
No.63 pada Bulan Desember 2001 (Laporan tahunan Puskesmas Tanjung
Priok, 2012).
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok dipimpin oleh seorang Kepala
Puskesmas yang saat ini dijabat oleh dr. Juliet M.Pieters, setelah sebelumnya
mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, yakni berturut-turut : dr.
Ina Fida Atmadja, dr. Sukardjono, dr. Sunarto, dr. Samuel, dr. Fatimah, dr.
Harsianti, dr. Magda,dr. Lingkan A.R Walalangi, dr. Clara Fransisca
(Puskesmas Tanjung Priok, 2013).
1.1.2.2. Puskesmas Unit Swadana1.1.2.2.1. Tahapan
Pada 1 April 2000, 5 Puskesmas Kecamatan menjadi uji coba
swadana dan pada 1 Maret 2001, seluruh Puskesmas Kecamatan
menjadi uji coba Swadana, termasuk Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok. Pada tahun 2007 Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok menjadi
BLUD bertahap(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
1.1.2.2.2. PengertianPuskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi
wewenang mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk
keperluan operasional secara langsung dan mengoptimalkan mobilisasi
potensi pembiayaan masyarakat dalam
rangkameningkatkanmutupelayanan kesehatan (Laporan tahunan
Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
1.1.2.2.3. VisiMenjadikanPuskesmas se-Kecamatan Tanjung Priok sebagai unit
pelayanan teknis (UPT) Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta untuk
31
pencapaian derajat kesehatan optimal menuju Indonesia Sehat
2015(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
1.1.2.2.4. Misi Memelihara, meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat.
Mendorong kemandirian hidup sehat setiap keluarga dan
masyarakat.
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia sampai
tercapai predikat insani HAJI (Harus Adil Jujur Ikhlas) yang pintar
(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
1.1.2.2.5. Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan
Meningkatkan jangkauan pelayanan
Meningkatkan pengembangan sumber daya masyarakat
Meningkatkan manajemen puskesmas
(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012)
1.1.2.2.6. Manfaat Masyarakat
o Mendapat pelayanan kesehatan yang semakin bermutu dan
terjangkau
o Mendapat pelayanan kesehatan sesuai keinginan
o Masyarakat tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan
gratis
Pemdao Dapat meningkatkan pelayanan umum
o Pemberian subsidi lebih efektif dan efisien
Karyawano Pengetahuan dan ketrampilan meningkat
o Motivasi meningkat
32
o Kesejahteraan meningkat(Laporan tahunan Puskesmas
Tanjung Priok, 2012)
1.1.3.2.7 Fungsi Puskesmas Tanjung Priok Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
Penyelenggaraan pelayanan persalinan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,
kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.
Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi,
farmasi dan optik.
Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
Penyelenggaraan pencatatan medis.
Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran,
peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis
lainnya.
Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat
dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.
Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.
Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas
dan fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.
33
Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas
kecamatan.
Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku
Kepala Dinas Kesehatan(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok,
2012).
1.1.2.3. Sumber Daya ManusiaPotensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan
Tanjung Priok tahun 2012 berjumlah 202 orang, 58% Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sedangkan 42% kontrak. Adapun perinciannya sebagai berikut :
a. 77 orang bekerja di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
b. 9 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
c. 6 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang II
d. 8 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang III
e. 25 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Warakas
f. 9 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu
g. 9 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Papanggo I
h. 9 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Papanggo II
i. 11 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Agung I
j. 9 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Agung II
k. 6 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Agung III
l. 7 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya I
m. 9 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya II
n. 8 orang bekerja di Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok
(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012)
1.1.2.4. Sarana dan PrasaranaPuskesmas Kecamatan Tanjung Priok memiliki fasilitas gedung terdiri
dari :
1. Luas bangunan : 1500 m2
2. Daya listrik : 66.000 VA
3. Air : PAM
34
4. Telepon : 2line
5. Fax : 1 unit
6. Radio panggil : 1 unit
7. Komputer : 15 unit
8. Monitor : 9 unit
9. Laptop : 4 unit
10. Printer : 15 unit
11. LCD proyektor : 3 unit (2 baik, 1 rusak total)
12. AC : 39 unit
13. Mobil Puskesmas keliling : 3
14. Motor : 3
15. Swing fog : 20 (10 baik, 6 rusak ringan, 4
rusak total)
16. Dental unit : 3
17. Rontgen unit : 2
18. Unit mata : 1
19. Humalizer : 1
(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012)
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 terdiri dari
1. Loket
2. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :
a. Tempat pendaftaran.
b. 5 unit tempat tidur.
c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur.
d. Kamar periksa.
e. Ruang tunggu.
f. Ruang administrasi.
g. Dapur.
h. Kamar mandi/toilet.
3. Ruang UGD
4. Ruang USG
5. Gudang Obat
35
Lantai II Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok terdiri dari :
1. Kasir
2. Ruang tunggu.
3. Poli Balai Pengobatan Umum (BPU).
4. Poli Gigi.
5. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
6. Poli Keluarga Berencana (KB).
7. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
8. Poli Mata.
9. Poli Spesialis Anak.
10. Poli TB Paru.
11. Ruang X-Ray.
12. Laboratorium.
13. Apotek.
14. Toilet.
15. Pojok ASI.
16. Pojok Gizi.
Pada lantai III terdiri dari :
1. Ruang Kepala Puskesmas.
2. Ruang Kepala Tata Usaha (TU).
3. Ruang TU.
4. Ruang Koordinator Pengendalian Penyakit Menular (P2M).
5. Ruang Koordinator Pelayanan Tuberkulosis (TB).
6. Ruang Koordinator Kesehatan Komunitas.
7. Ruang Koordinator Kesehatan Lingkungan.
8. Ruang Koordinator Obat.
9. Ruang Mutu.
10. Ruang Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
11. Ruang Koordinator KIA.
12. Ruang Koordinator Gizi.
13. Ruang Penerimaan Retribusi.
14. Ruang Tamu.
36
15. Ruang Tunggu.
16. Gudang Gizi.
17. Gudang Arsip.
18. Gudang Promosi Kesehatan (Promkes).
19. Gudang KIA-KB.
20. Mushola.
21. Aula.
22. Toilet (Puskesmas Tanjung Priok, 2011).
1.1.3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional1.1.3.1. Susunan Organisasi
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang bertanggung jawab
di bidang kesehatan.
BKKBN terdiri atas :
Kepala;
Sekretariat Utama;
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk;
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan
Keluarga;
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi;
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan;
Inspektorat Utama, dan
Perwakilan BKKBN Provinsi.
1.1.3.2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
BKKBN menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
37
b. Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
c. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk
dan penyelenggaraan keluarga berencana;
d. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; dan
f. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
g. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
h. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkungan BKKBN
i. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BKKBN
j. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN dan
k. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
1.1.4. Program Keluarga Berencana di Puskesmas Tanjung PriokProgram Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah
dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran
dalam rangka pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak,
berkembangnya isu HAM, termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan
(kesejahteraan gender) mendorong program KB untuk memberikan penekanan yang
sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan partisipasi pria.
Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pengendalian kelahiran
dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi.
1.1.4.1. TujuanTujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka
kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya
38
akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
1.1.4.2. SaranSasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia
subur yang menjadi sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan
usia subur yang dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya
dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di
masing-masing kelurahan atau dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional).
1.1.4.3. Ruang Lingkup
Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di
masyarakat (pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok
PKK, dasa wisma dan sebagainya).Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini
adalah konseling untuk PUS.
Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :
1. Pil KB
2. Suntik
3. IUD
4. Kondom
5. Implant (susuk KB)
1.1.4.4. Hasil KegiatanHasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari – Oktober 2013.Mengadakan
penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
KB pada usia subur.Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif.
KB baru adalah akseptor yang baru mengikuti program KB. Sedangkan KB
aktif adalah akseptor yang sedang mengikuti program KB saat ini dan
berdomisili di Kecamatan Tanjung Priok.
39
Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Prov. DKI Jakarta tahun 2008, target untuk peserta KB baru dan KB Aktif
tahun 2012 adalah 90% dari PPM (Perkiraan Permintaan Masyarakat).
Tabel 1.9 Indikator dan Pencapaian Program KB Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok Periode Januari – November 2013
Program Indikator Target 1 tahun
(%)
Target 11
bulan (%)
Pencapaian 11
bulan/ tahun
(%)
KB KB Baru 90% 82,5% 102,89%
KB Aktif 90% 82,5% 67,01%
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November Tahun 2013
40
Tabel 1.10 Pencapaian Peserta KB Baru di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari-November Tahun 2013
NO. Puskesmas
P P
M (
a)
Metode Kontrasepsi
Jum
lah
(b
)
Pen
cap
aian
( %
)
(b/a
x 1
00 %
)MKJP Non MKJP
IUD
MO
P
MO
W
Imp
lan
t
Su
nti
k
Pil
Kon
dom
1. Kel.Tanjung Priok 2126 159 26 50 74 947 747 42 2045 96.19%
2. Kel.Papanggo 1563 122 4 9 165 581 585 216 1682 107.61%
3 Kel.Sungai Bambu 1438 85 5 6 97 518 453 80 1244 86.51%
4 Kel.Kebon Bawang 2616 266 9 9 134 1488 762 52 2720 103.98%
5 Kel.Sunter Jaya 2070 37 5 4 31 1077 640 229 2023 97.73%
6 Kel.Sunter Agung 3158 383 16 51 55 1952 1491 362 4310 136.48%
7 Kel.Warakas 1726 125 8 7 37 671 706 163 1717 99.47%
Jumlah 14697 1177 73 136 593 7234 5384 1144 15741 107.10%
Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB Baru dengan IUD di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok Periode Januari – November Tahun 2013
No. Nama Kelurahan PPM
(a)
IUD
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 259 159 61,38
2 Kel. Papanggo 262 122 46,54
3. Kel. Sungai Bambu 221 85 38,64
4. Kel. Kebon Bawang 340 266 78,23
5. Kel. Sunter Jaya 149 37 24,83
6. Kel. Sunter Agung 467 383 82,01
7. Kel. Warakas 219 125 54,13
41
Jumlah 1914 1177 61,49
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari-November Tahun 2013
Dari tabel 1.11 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru dengan IUD di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 61,49 %
Tabel 1.12 Cakupan Peserta KB Baru dengan MOP di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari – November Tahun 2013
No. Nama Kelurahan PPM
(a)
MOP
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 29 26 89,65
2 Kel. Papanggo 15 4 26,67
3 Kel. Sungai Bambu 15 5 33,33
4 Kel. Kebon Bawang 15 9 60
5 Kel. Sunter Jaya 13 5 38,46
6 Kel. Sunter Agung 20 16 80
7 Kel. Warakas 11 8 72,72
Jumlah 118 73 61,86
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November Tahun 2013
Dari tabel 1.12 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru dengan MOP di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 61,86 %
Tabel 1.13 Cakupan Peserta KB Baru dengan MOW di Wilayah Puskesmas Tanjung Priok
Periode Januari – November Tahun 2013
No. Nama Puskesmas PPM
(a)
MOW
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 58 50 86,20
42
2 Kel. Papanggo 18 9 50
3 Kel. Sungai Bambu 10 6 60
4 Kel. Kebon Bawang 17 9 52,94
5 Kel. Sunter Jaya 10 4 40
6 Kel. Sunter Agung 60 51 85
7 Kel. Warakas 14 7 43,75
Jumlah 189 136 71,95
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November Tahun 2013
Dari tabel 1.13 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru dengan MOW di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 71,95 %
Tabel 1.14 Cakupan Peserta KB Baru dengan Implant di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok Periode Januari – November Tahun 2013
No. Nama Kelurahan PPM
(a)
IMPLANT
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 83 74 89,16
2 Kel. Papanggo 171 165 96,50
3 Kel. Sungai Bambu 103 97 94,17
4 Kel. Kebon Bawang 140 134 95,71
5 Kel. Sunter Jaya 45 31 68,89
6 Kel. Sunter Agung 60 55 91,67
7 Kel. Warakas 40 37 92,5
Jumlah 642 593 92,36
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November Tahun 2013
43
Dari tabel 1.14 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru dengan implant di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 92,36 %.
Tabel 1.15 Cakupan Peserta KB Baru dengan Suntik di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari – November Tahun 2013
No. Nama Kelurahan PPM
(a)
SUNTIK
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 737 947 128,4
2 Kel. Papanggo 985 581 58,98
3 Kel. Sungai Bambu 1087 518 47,65
4 Kel. Kebon Bawang 638 1488 233,22
5 Kel. Sunter Jaya 790 1077 136,32
6 Kel. Sunter Agung 795 1952 245,53
7 Kel. Warakas 546 671 122,89
Jumlah 5578 7234 129,69
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November Tahun 2013
Dari tabel 1.15 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru dengan Suntik di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 129,69%
Tabel 1.16 Cakupan Peserta KB Baru dengan Pil di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Bulan Januari – November Tahun 2013
No. Nama Kelurahan PPM
(a)
PIL
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 812 747 92
2 Kel. Papanggo 1102 585 53,08
3 Kel. Sungai Bambu 1076 453 42,10
44
4 Kel. Kebon Bawang 868 762 87,79
5 Kel. Sunter Jaya 1040 640 61,54
6 Kel. Sunter Agung 834 1491 178,77
7 Kel. Warakas 653 706 108,12
Jumlah 6385 5384 84,32
Sumber: Laporan Bulanan KB PuskesmasKecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November Tahun 2013
Dari tabel 1.16 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru dengan pil di wilayah Puskesmas
kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 84,32 %
Tabel 1.17 Cakupan Peserta KB Baru dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok Periode Januari – November Tahun 2013
No. Nama Kelurahan PPM
(a)
KONDOM
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 55 42 76,36
2 Kel. Papanggo 208 216 103,84
3 Kel. Sungai Bambu 76 80 105,26
4 Kel. Kebon Bawang 60 52 86,67
5 Kel. Sunter Jaya 230 229 99,56
6 Kel. Sunter Agung 250 362 144,8
7 Kel. Warakas 154 163 105,84
Jumlah 1033 1144 110,74
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November Tahun 2013
Dari tabel 1.17 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru dengan kondom di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 110,74 %
45
Tabel 1.18 Pencapaian Peserta KB Aktif di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari-November Tahun 2013
NO. Puskesmas
P U
S (
a)Metode Kontrasepsi
Jum
lah
(b
)
Pen
cap
aian
( %
)
(b/a
x 1
00 %
)MKJP Non MKJP
IUD
MO
P
MO
W
Imp
lan
t
Su
nti
k
Pil
Kon
dom
1. Kel.Tanjung Priok 5087 454 187 184 579 1667 736 111 3910 77.02%
2. Kel.Papanggo 6538 308 73 90 418 2276 1334 112 4611 70.53%
3 Kel.Sungai Bambu 4462 442 91 134 332 1522 1139 199 3859 86.49%
4 Kel.Kebon Bawang 8138 1070 106 162 617 2797 1731 118 6601 81.11%
5 Kel.Sunter Jaya 11077 1250 69 202 606 3815 2624 548 9114 82.28%
6 Kel.Sunter Agung 14897 3353 79 1083 645 3416 3038 540 12154 81.59%
7 Kel.Warakas 5871 460 77 81 247 2009 1611 78 4563 77.72%
Jumlah 56070 7337 682 1936 3444 17502 12213 1706 44820 79.94%
Tabel 1.19 Cakupan Peserta KB Aktif dengan IUD di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok Periode Januari – November 2013
No. Nama Kelurahan PUS
(a)
IUD
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 811 454 55,98
2 Kel. Papanggo 1055 308 29,1
3 Kel. Sungai Bambu 959 442 46,08
4 Kel. Kebon Bawang 1112 1070 96,22
5 Kel. Sunter Jaya 1444 1250 86,56
46
6 Kel. Sunter Agung 3651 3353 91,83
7 Kel. Warakas 1404 460 32,76
Jumlah 10436 7337 70,3
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November 2013
Dari tabel 1.19 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif dengan IUD di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari - November Tahun 2013 adalah 70,3 %
Tabel 1.20 Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari – November 2013
No. Nama Kelurahan PUS
(a)
MOP
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 93 1087 201,07
2 Kel. Papanggo 80 73 71,25
3 Kel. Sungai Bambu 89 91 102,24
4 Kel. Kebon Bawang 97 106 109,27
5 Kel. Sunter Jaya 73 69 94,5
6 Kel. Sunter Agung 84 79 94,04
7 Kel. Warakas 80 77 96,25
Jumlah 596 682 114,42
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjungt Priok
Periode Januari - November Tahun 2013
Dari tabel 1.20 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif dengan MOP di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 114,42%
Tabel 1.21 Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas Tanjung Priok
Periode Januari - November 2013
No. Nama Kelurahan PUS MOW Pencapaian
47
(a)
(b)
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 185 184 99,45
2 Kel. Papanggo 75 90 120
3 Kel. Sungai Bambu 114 134 117,54
4 Kel. Kebon Bawang 170 162 95,29
5 Kel. Sunter Jaya 196 202 103,00
6 Kel. Sunter Agung 988 1083 109,61
7 Kel. Warakas 70 81 115,71
Jumlah 1798 1936 107,67
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari- November 2013
Dari tabel 1.21 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif dengan MOW di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 107,67 %
Tabel 1.22 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implant di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari – November Tahun 2013
No. Nama Kelurahan PUS
(a)
IMPLAN
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 575 579 100,69
2 Kel. Papanggo 415 418 100,72
3 Kel. Sungai Bambu 280 332 118,57
4 Kel. Kebon Bawang 590 617 104,57
5 Kel. Sunter Jaya 588 606 103,06
6 Kel. Sunter Agung 748 645 86,22
7 Kel. Warakas 200 247 123,5
Jumlah 3396 3444 101,41
48
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November 2013
Dari tabel 1.22 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif dengan Implant di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 101,41 %
Tabel 1.23 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari – November 2013
No. Nama Kelurahan PUS
(a)
SUNTIK
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 1573 1667 105,97
2 Kel. Papanggo 2108 2276 107,96
3 Kel. Sungai Bambu 1446 1522 105,25
4 Kel. Kebon Bawang 2507 2797 111,56
5 Kel. Sunter Jaya 3088 3815 123,54
6 Kel. Sunter Agung 3218 3416 106,15
7 Kel. Warakas 2007 2009 100,09
Jumlah 15947 17502 109,77
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November 2013
Dari tabel 1.23 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif dengan suntik di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 109,77 %
Tabel 1.24 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Pil di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari – November 2013
No. Nama Kelurahan PUS
(a)
PIL
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 806 736 91,31
49
2 Kel. Papanggo 1212 1334 110,06
3 Kel. Sungai Bambu 1018 1139 111,88
4 Kel. Kebon Bawang 1469 1731 117,83
5 Kel. Sunter Jaya 2346 2624 111,84
6 Kel. Sunter Agung 2521 3038 120,50
7 Kel. Warakas 1416 1611 113,77
Jumlah 10788 12213 113,20
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November 2013
Dari tabel 1.24 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif dengan pil di wilayah Puskesmas
kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 113,20 %
Tabel 1.25 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok Periode Januari – November 2013
No. Nama Kelurahan PUS
(a)
KONDOM
(b)
Pencapaian
(b/a x 100 %)
1 Kel. Tanjung Priok 38 42 110,52
2 Kel. Papanggo 201 216 107,46
3 Kel. Sungai Bambu 77 80 103,89
4 Kel. Kebon Bawang 48 52 108,33
5 Kel. Sunter Jaya 146 229 156,84
6 Kel. Sunter Agung 299 362 121,07
7 Kel. Warakas 159 163 102,51
Jumlah 968 1144 118,18
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Periode Januari – November 2013
50
Dari tabel 1.25 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif dengan kondom di wilayah
Puskesmas kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November Tahun 2013 adalah 118,18 %
1.2. Identifikasi MasalahSetelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok periode Januari – November 2013, terdapat satu program yang
dipilih dalam identifikasi masalah yaitu Program Keluarga Berencana.Program ini dipilih
karena merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas
dalam hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah
PLKB yang berada di Kecamatan dan tingkat Suku Dinas.
Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok masyarakat yang
berada di wilayah Kecamatan Tanjung Priok dan secara khusus adalah kelompok –
kelompok pasangan usia subur. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan
dengan program wajib dan pengembangan lainnya termasuk di dalamnya tokoh
masyarakat, masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian
program dan target sebagai berikut :
1. Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kelurahan Tanjung Priok
pada Januari– November 2013 adalah sebesar 61,49 %
2. Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kelurahan Papanggo pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 61,86 %
3. Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah Kelurahan Sungai Bambu
pada Januari–November 2013 adalah sebesar 71,95 %
4. Cakupan peserta KB Baru dengan implan di wilayah Kelurahan Kebon Bawang
padaJanuari– November 2013 adalah sebesar 92,36 %
5. Cakupan peserta KB Baru dengan suntik di wilayah Kelurahan Sunter Jaya pada
Januari–November 2013 adalah sebesar 129,69 %
6. Cakupan peserta KB Baru dengan pil di wilayah Kelurahan Sunter Agung pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 84,32 %
7. Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan Warakas pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 110,74 %
8. Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Kelurahan Tanjung Priok
pada Januari– November 2013 adalah sebesar 70,3 %
9. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah Kelurahan Papanggo pada
51
Januari– November 2013 adalah sebesar 114,42 %
10. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kelurahan Sungai Bambu
pada Januari–November 2013 adalah sebesar 107,67 %
11. Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Kelurahan Kebon Bawang
padaJanuari– November 2013 adalah sebesar 101,41 %
12. Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah Kelurahan Sunter Jaya pada
Januari–November 2013 adalah sebesar 109,77 %
13. Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan Sunter Agung pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 113,20 %
14. Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Kelurahan Warakas pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 118,18 %
1.3. Rumusan MasalahSetelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan
Tanjung Priok maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung
dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang telah terjadi (observed), meliputi 4W 1H (What, Where, When,Whose, How Much).
Selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program KB di
puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kelurahan Tanjung Priok
pada Januari– November 2013 adalah sebesar 61,49 % berada di bawah target
yaitu 82,5 %
2. Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kelurahan Papanggo pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 61,86 % berada di bawah target yaitu
82,5 %
3. Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah Kelurahan Sungai Bambu
pada Januari–November 2013 adalah sebesar 71,95 % berada di bawah target
yaitu 82,5 %
4. Cakupan peserta KB Baru dengan implan di wilayah Kelurahan Kebon Bawang
padaJanuari– November 2013 adalah sebesar 92,36 % berada di atas target yaitu
82,5 %
5. Cakupan peserta KB Baru dengan suntik di wilayah Kelurahan Sunter Jaya pada
52
Januari–November 2013 adalah sebesar 129,69 % berada di atas target yaitu
82,5 %
6. Cakupan peserta KB Baru dengan pil di wilayah Kelurahan Sunter Agung pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 84,32 % berada di atas target yaitu 82,5
%
7. Cakupan peserta KB Baru dengan kondom di wilayah Kelurahan Warakas pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 110,74 % berada di atas target yaitu
82,5 %
8. Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Kelurahan Tanjung Priok
pada Januari– November 2013 adalah sebesar 70,3 % berada di bawah target
yaitu 82,5 %
9. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah Kelurahan Papanggo pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 114,42 % berada di atas target yaitu
82,5 %
10. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kelurahan Sungai Bambu
pada Januari–November 2013 adalah sebesar 107,67 % berada di atas target
yaitu 82,5 %
11. Cakupan peserta KB Aktif dengan implan di wilayah Kelurahan Kebon Bawang
padaJanuari– November 2013 adalah sebesar 101,41 % berada di atas target
yaitu 82,5 %
12. Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah Kelurahan Sunter Jaya
pada Januari–November 2013 adalah sebesar 109,77 % berada di atas target
yaitu 82,5 %
13. Cakupan peserta KB Aktif dengan pil di wilayah Kelurahan Sunter Agung pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 113,20 % berada di atas target yaitu
82,5 %
14. Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Kelurahan Warakas pada
Januari– November 2013 adalah sebesar 118,18 % berada di atas target yaitu
82,5 %
53