BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara fisiologik, obesitas didefinisikan sebagai suatu kondisi akumu-
lasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga da-
pat mengganggu kesehatan (Adityawarman, 2007). Penyebab obesitas sangat
kompleks. Artinya, banyak faktor yang menyebabkan obesitas. Beberapa fak-
tor yang menyebabkan terjadinya obesitas yaitu faktor lingkungan, genetik,
psikis, kesehatan, obat-obatan, perkembangan dan aktivitas fisik. Faktor
lingkungan seseorang memegang peranan yang cukup berarti, lingkungan ini
termasuk pengaruh gaya hidup dan bagaimana pola makan seseorang
(Muwakhidah, 2008).
Semakin banyaknya makanan dan minuman siap saji yang tinggi
kolesterol, lemak dan gula menjadi favorit bagi masyarakat yang mengadopsi
gaya hidup barat. Hal ini menyebabkan tingginya asupan nutrisi pada
masyarakat. Jika terjadi terus-menerus akan menyebabkan terjadinya obesitas
(Wiyano, 2011).
Menurut Asdie (2005), kemajuan teknologi juga telah
memacu perubahan kebiasaan hidup (gaya hidup), gaya
hidup remaja cenderung lebih santai akibat perkembangan
teknologi saat ini. Remaja memiliki aktifitas pasif seperti
menonton televisi atau bermain komputer dan play station. Se-
1
2
lain itu remaja memiliki kebiasaan berkumpul di cafe atau mall
saat weekend daripada berolah raga secara rutin. Adanya lift
atau escalator telah menggantikan fungsi tangga di berbagai
sarana umum serta alat transportasi seperti mobil pribadi
atau mobil jemputan sekolah menyebabkan remaja malas
bergerak.
Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan men-
galami overweight dan 700 juta diantaranya obesitas. Di Indonesia, menurut
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional o-be-
sitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% (laki-laki 13,9%,
perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak
usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini
hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun
(Depkes RI, 2009).
Masa remaja merupakan salah satu periode tumbuh kembang yang
penting dan menentukan pada periode perkembangan berikutnya. Remaja
yang mengalami obesitas, kelak pada masa dewasa cenderung obesitas. Se-
buah jurnal menyebutkan bahwa insiden obesitas pada periode transisi antara
remaja dan dewasa muda dalam kurun waktu lima tahun mengalami pen-
ingkatan, yaitu dari 10,9% menjadi 22,1% (Sargowo, 2011).
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara. Metode yang lazim digu-
nakan saat ini antara lain pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh), lingkar
pinggang, serta perbandingan lingkar pinggang dan lingkar panggul .
3
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti obesitas pada siswa
SMA, terutama di Surabaya dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh.
Penulis memilih SMA di Surabaya, karena sekolah yang berlokasi di
Surabaya yang termasuk daerah perkotaan memiliki kegiatan belajar dan ek-
strakurikuler yang cukup padat sehingga siswa-siswinya memiliki peluang
yang cukup besar untuk mengkonsumsi makanan dengan pola makan yang
tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik akibat kesibukan dan kemuda-
han teknologi yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pola makan terhadap kejadian obesitas pada pelajar
kelas XI SMAN 2 Surabaya Tahun Ajaran 2013/2014?
2. Bagaimana pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada pela-
jar kelas XI SMAN 2 Surabaya Tahun Ajaran 2013/2014?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas
pada pelajar kelas XI SMAN 2 Surabaya Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengaruh pola makan terhadap kejadian obesitas pada
pelajar kelas XI SMAN 2 Surabaya Tahun Ajaran 2013/2014
4
b. Menganalisis pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada
pelajar kelas XI SMAN 2 Surabaya Tahun Ajaran 2013/2014
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat bagi Masyarakat
Menjadi sumbangan pada ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kese-
hatan, yang berhubungan dengan obesitas.
2. Manfaat bagi Institusi
Dapat menjadi masukan dan bacaan dalam pengembangan ilmu penge-
tahuan untuk peneliti selanjutnya terutama dalam bidang kesehatan.
3. Manfaat bagi Peneliti
a. Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mencapai gelar sarjana ke-
dokteran.
b. Penelitian ini dapat memperluas pola berpikir peneliti dalam men-
ganalisis masalah yang ada di masyarakat dengan memanfaatkan ilmu
yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Fakultas Ke-
dokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Top Related