44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu sistem untuk memecahkan
suatu persoalan yang terdapat di dalam suatu kegiatan penelitian. Secara
lebih terinci menurut Nazir (1988 : 51), metode penelitian merupakan
suatu kesatuan sistem dalam penelitian yang terdiri dari prosedur dan
teknik yang perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Prosedur memberikan
kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam
suatu penelitian, sedangkan teknik penelitian memberikan alat-alat ukur
apa yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian.
Bertolak dari permasalahan dan tujuan maka metode penelitian
yang digunakan adalah metode diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Menurut
Whetney (1960) dalam Nazir (1988 : 63), metode diskriptif adalah
pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian diskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari
suatu fenomena. Dalam metode diskriptif peneliti bisa saja
membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan studi
komparatif.
45
2. Pendekatan Penelitian
Dalam pelaksanaan studi ini dilakukan dengan metode pendekatan
komparasi yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
fenomena sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar. Dengan
pendekatan ini akan diuraikan secara jelas fenomena yang ditemukan
di lapangan melalui penggunaan teknik-teknik analisis terapan yang
sesuai dengan ketersediaan data, lingkungan, dan fokus penelitian, yang
akan digunakan sebagai dasar penelitian untuk mengidentifikasikan
kebutuhan transportasi laut di Provinsi Sulawesi Selatan.
Langkah-langkah pendekatan yang digunakan dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Identifikasi potensi dan permasalahan sistem transportasi laut
Pelabuhan Makassar.
2. Melakukan analisis terhadap sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem
pergerakan, sistem kelembagaan, dan sistem lingkungan dikaitkan
dengan pertumbuhan wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Strategi pengembangan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Makassar Kota Makassar
yaitu Pelabuhan Soekarno-Hatta yang berada di Kecamatan Wajo, dan
Pelabuhan Paotere yang berada di Kecamatan Ujung Tanah. Lama waktu
pengambilan data antara bulan April sampai bulan Juni 2011.
46
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang dilakukan untuk
mempermudah pelaksanaan analisis. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data terdiri atas dua cara, yaitu:
1. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada obyek penelitian.
Pengumpulan data primer yang dilakukan ada dua cara, yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan
lapang dan dokumentasi, sehingga diketahui kondisi sebenarnya
yang tidak mungkin diperoleh dari data sekunder. Dalam penelitian
ini observasi untuk mengetahui secara jelas mengenai sistem
transportasi laut Pelabuhan Makassar.
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (panduan wawancara), Nazir (1998 : 234).
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data secara
tidak langsung dari sumber/ obyek. Data-data diperoleh dari tulisan seperti
buku-buku teori, buku laporan, peraturan-peraturan, dan dokumen baik
yang berasal dari instansi terkait maupun hasil kajian literatur.
47
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dan sumber serta
bentuk penyajian data dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kebutuhan Data Penelitian
No.
Sasaran Penelitian
Variabel DataJenis Data
Sumber DataBentuk
PenyajianO W L
1. Identifikasi dan analisis sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar
Sistem kegiatan/ aktivitas (simpul pergerakan)
RTRW Provinsi Sulawesi Selatan dan potensi daerah
Data pertumbuhan ekonomi dan industri daerahhinterland
Sistem pusat aktivitas/ sistem kota.
Pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan sosial ekonomi dan jasa transportasi.
Hirarki kota (sebagai pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal) dan Keterkaitan antar kota dalam jenjang hirarki
Kegiatan antar kota dengan kawasan produksi/ yang dipengaruhi oleh pola jaringan transportasi laut Pelabuhan Makassar.
√ √ BPS Provinsi Sulawesi Selatan
PT. Pelindo IV Makassar
Dinas Terkait di Provinsi Sulawesi Selatan
Tabel,Grafik,Diagram,Peta dan
Gambar
Sistem jaringan (aksesibilitas)
Geofisik Pelabuhan Makassar (posisi geografisdan keadaan hidro-oceanografi Pelabuhan Makassar).
Lokasi pelabuhan terhadap ALKI, alur pelayaran, kolam pelabuhan
Trayek dalam negeri dan trayek laut luar negeri
√ √ √
Sistem pergerakan (pola pergerakan)
Kondisi alat bongkar muat, lapangan penumpukan dan fisilitas Pelayanan barang (utility), kinerja operasional alat bongkar muat, jumlah kapal yang keluar masuk Pelabuhan Makassar.
√ √ √
48
Jenis, volume dan pola pergeraka barang yang diproduksi.
Variabel atau determinan utama yang mendukung tingkat produksi pergerakan barang di wilayah yang bersangkutan.
Sistem kelembagaan
Regulasi tentang kepelabuhanan
Manajemen kelembagaan Pelabuhan Makassar, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi dari badan pengelola.
√ √
Sistem lingkungan
Kesempatan kerja dan pendapatan
Kesehatan MasyarakatKualitas Air
√ √ √
2. Menganalisis arah dan kebijakan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar
IndikatorInternal dan eksternalPelabuhan Makassar
Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar
√ √ BPS Provinsi Sulawesi Selatan
PT. Pelindo IV Makassar
Dinas Terkait di Provinsi Sulawesi Selatan
TabelGrafik
Sumber : Hasil Olah Data, Tahun 2011
Keterangan :
O = Observasi W = Wawancara L = Literatur
3. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
Dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena
sosial yang diteliti, terdapat usaha untuk mengkombinasikan pendekatan
yaitu analisa kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian menurut
Singarimbun (1989: 9). Dengan demikian metode analisis yang digunakan
dalam penelitian tersebut juga merupakan gabungan atau perpaduan
antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
49
Muhadjir (1996 : 13), mengemukakan bahwa statistik umumnya
dapat dimanfaatkan dalam kedua macam penelitian, yaitu kualitatif dan
kuantitatif, terutama penelitian yang dilakukan berdasarkan pemikiran
positipisme. Positifisme berpendapat bahwa ilmu yang valid adalah ilmu
yang dibangun berdasarkan data empiris.
Memperhatikan pendapat-pendapat tersebut, metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan antara kualitatif
dan kuantitatif. Teknik kuantitatif dipergunakan untuk mengukur data
berupa angka atau bentuk kualitatif yang diangkakan berkenaan dengan
karakteristik potensi wilayah hinterland, sosial ekonomi, kependudukan
perjalanan dan permintaan akan angkutan laut. Sedang teknik kualitatif
dipergunakan untuk memberi penjelasan verbal terhadap informasi,
gambar, skema dan berkenaan dengan data sistem transportasi laut
Pelabuhan Makassar secara lebih mendalam.
a. Kerangka Analisis Data
Kerangka analisis data merupakan proses penyederhanaan
data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan
(Singarimbun dan Effendi, 1989: 155). Secara diagramatis
kerangka analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.
b. Tahapan Analisis Data
Tahapan analisis merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
menganalisis permasalahan yang terdapat dalam penelitian.
Tahapan analisis yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan
penelitian jelasnya dapat dilihat di tabel 4.
50
Sumber : Hasil Olah Data Tahun 2011
Gambar 3. Kerangka Analisis
Identifikasi sistem transportasi laut Pelabuhan
Makassar
Menganalisis arah dan kebijakan sistem transportasi
laut Pelabuhan Makassar
INPUT
PROSES
OUTPUT
Sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem pergerakan,
sistem kelembagaan dan sistem lingkungan
Isu strategisInternal dan eksternalPelabuhan Makassar
Analisis sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem
pergerakan, sistem kelembagaan, sistem
lingkungan
Analisis SWOT
TEMUAN STUDI1. Sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar belum
berfungsi sebagai inlet/ outlet lalu lintas barang di Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar kurang optimal dalam mendukung pertumbuhan wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
51
Tabel 4. Tahapan Analisis
No.Sasaran
PenelitianHasil Yang Diharapkan
Cara/Proses Metode
1. Identifikasi dan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.
Analisis terhadap sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem pergerakan, sistem kelembagaan, dan sistem lingkungan
Studi data sekunder.Survei lapangan
untuk memperoleh data primer.
Location Quotient = LQ
bunga berganda
skala GuttmanDouble
Constrained Gravity Model
2. Menganalisis arah dan kebijakan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.
Memberikan arahan strategi kebijakan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.
Studi data primer dan sekunder yang telah diperoleh sebelumnya, serta melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.
Analisis SWOT
Sumber : Hasil Olah Data Tahun 2011
Pada tahapan ini dimaksudkan untuk mengindentifikasi sistem
transportasi di Pelabuhan Makassar yang mencakup sistem kegiatan,
sistem jaringan, sistem pergerakan, sistem kelembagaan dan sistem
lingkungan. Untuk lebih jelasnya, cakupan pekerjaan dalam tahap ini akan
dijelaskan dalam uraian di bawah ini.
1) Identifikasi sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar
a. Sistem Aktivitas
Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengkaji pola sebaran
dari konsentrasi kegiatan di wilayah hinterland Pelabuhan
Makassar.
Kajian ini mencakup beberapa hal diantaranya adalah:
52
Pusat aktivitas wilayah hinterland.
Komoditas unggulan wilayah.
Kajian kependudukan.
Pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan sosial ekonomi
dan jasa transportasi.
Hasil identifikasi ini akan memperlihatkan besaran dan
pengaruh keterkaitan antar sebaran pusat-pusat pertumbuhan dan
penyebaran kegiatan sosial ekonomi di wilayah hinterland
Pelabuhan Makassar sehingga dapat menjadi semacam prioritas
bagi pengembangan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar
yang diharapkan.
Keluaran dari analisis ini berupa gambaran tentang
bagaimana suatu aktivitas tersebar dalam wilayah yang ditinjau.
Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan 4 (empat) cara, yaitu :
Review RTRW Provinsi Sulawesi Selatan untuk melihat hirarki
kota sebagai pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal.
Analisis Identifikasi Potensi Wilayah
Dalam mengidentifikasi potensi wilayah hinterland Pelabuhan
Makassar perlu dilakukan analisis untuk menentukan sektor
basis dan non-basis ekonomi wilayah hinterland tersebut.
Penentuan sektor-sektor basis ekonomi di Provinsi Sulawesi
Selatan, dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
Kuosien Lokasi (Location Quotient = LQ).
53
LQ=
xiPDRBX iPNB ............................................................................ (1)
Dimana :
xi = Nilai tambah (PDRB) sektor i di suatu kabupaten dalam
Provinsi Sulawesi Selatan
PDRB = Total Nilai tambah (PDRB) di suatu kabupaten dalam
Provinsi Sulawesi Selatan
Xi = Nilai tambah (PDRB) sektor i di suatu kabupaten dalam
Provinsi Sulawesi Selatan
PNB = Total Nilai tambah (PDRB) di Provinsi Sulawesi Selatan
Dari rumus tersebut, diketahui bahwa apabila LQ < 1 berarti
peranan sektor i di wilayah hinterland itu lebih kecil daripada
peranan sektor tersebut secara wilayah. Sebaliknya, apabila
LQ = 1 berarti peranan sektor i di wilayah hinterland itu lebih
menonjol daripada peranan sektor tersebut secara wilayah.
LQ > 1 mengindikasikan bahwa peranan sektor i cukup
menonjol di wilayah hinterland dan seringkali sebagai petunjuk
bahwa wilayah hinterland tersebut surplus (overspecialized)
akan produk sektor i dan mengekspornya ke subwilayah lain.
Analisis Kependudukan
Sebagai salah-satu indikator dalam penentuan percepatan
pertumbuhan wilayah perlu diketahui seberapa besar laju
pertumbuhan penduduk pada wilayah hinterland.
54
Untuk kebutuhan perencanaan ke depan laju pertumbuhan
tersebut dijadikan sebagai dasar dalam melakukan proyeksi
penduduk. Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka
pertumbuhan penduduk (rate of growth atau r) sama untuk
setiap tahun, rumusnya:
Pt = P0 (1+r)t .........................................................................(2)
Dimana :
P0 = Penduduk awal
Pt = penduduk t tahun kemudian
r = tingkat pertumbuhan penduduk
t = Jumlah tahun dari 0 ke t
Analisis Penentuan Lokasi Optimal Pusat Pelayanan
Untuk menentukan posisi lokasi yang paling optimal sebagai
pusat pelayanan Pelabuhan Makassar dalam kerangka
pembangunan sistem transportasi laur Pelabuhan Makassar
digunakan pendekatan analisis skala Guttman. Pola skala
Guttman yang sempurna jarang sekali terjadi, dikarenakan
adanya penyimpangan-penyimpangan dan penyimpangan ini
disebut error. Sempurna atau tidaknya skala Guttman dapat
ditunjukkan oleh coefficient of reproducibility, yaitu merupakan
suatu koefisien yang menunjukkan seberapa jauh suatu skor
yang diperoleh suatu objek penelitian benar-benar dapat
memberikan prediksi terhadap reaksi-reaksi objek-objek
penelitian dalam skala yang bersangkutan. Nilai dari koefisien
ini bervariasi dari 0 sampai 1.
55
Menurut Soenjoto seperti dikutip Rinaldi (2004:40), nilai
koefisien yang makin mendekati nilai 1, akan menunjukkan
skala Guttman yang semakin sempurna, dan biasanya koefisien
yang bernilai lebih besar dari 0,9 dianggap menunjukkan suatu
skala yang berlaku.
COR (coefficient of reproducibility) = ( frekuensi – kesalahan ) x 100% frekuensi
b. Sistem Jaringan
Dalam tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji sistem
jaringan transportasi laut Pelabuhan Makassar. Adapun aspek-
aspek yang dibahas dalam tahapan ini, antara lain:
Jaringan Prasarana
Jaringan prasarana transportasi laut Pelabuhan Makassar terdiri
dari simpul yang berwujud pelabuhan dan ruang lalu lintas atau
alur pelayaran (ALKI).
Jaringan Pelayanan
Pelayanan transportasi laut Pelabuhan Makassar untuk
angkutan barang dilakukan dalam trayek tetap teratur dan
trayek tidak tetap dan tidak teratur.
Dari identifikasi sistem jaringan tersebut maka akan dapat
diketahui bagaimana tingkat aksesibilitas Pelabuhan Makassar ke
daerah tujuan. Keluaran dari analisis ini adalah arahan
pengembangan outlet Pelabuhan Makassar dengan Pemanfaatan
ALKI dan peta sistem jaringan.
56
c. Sistem Pergerakan
Identifikasi ini dimaksudkan untuk melihat pola pergerakan
dan permintaan barang di Pelabuhan Makassar. Skema pola
penggunaan ruang yang menentukan intensitas populasi dan lokasi
produksi dapat dilihat pada RTRW Nasional dan RTRW Provinsi
Sulawesi Selatan, sehingga penelaahan terhadap dokumen
perencanaan ruang ini sangatlah penting. Dalam analisis pusat
produksi pergerakan yang paling penting untuk diketahui adalah
mengenai: Jenis/ karakteristik barang, Volume, pola pergerakan
barang yang diproduksi (asal dan tujuan barang).
Pembahasan selanjutnya adalah menganalisa sesuai
dengan tujuan dan sasaran dari penelitian ini, yaitu menganalisis
pola pergerakan barang di Pelabuhan Makassar dengan
menggunakan analisis Double Constrained Gravity Model untuk
memperkirakan distribusi pergerakan yang mengalir dari melalui
Pelabuhan Makassar. Logika tersebut dapat dinyatakan dalam
persamaan:
D = P - (Is+E).............................................................(3)
Dimana :
D = jumlah komoditas yang terdistribusi
P = jumlah produksi (panen) komoditas
Is = jumlah komoditas diperdagangkan antar propinsi di KTI
E = jumlah komoditas untuk ekspor (KBI dan Luar Negeri).
d. Sistem Kelembagaan
57
Dalam suatu sistem transportasi, keberadaan sistem
kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling
mempengaruhi. Perubahan pada sistem kegiatan jelas akan
mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat
pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu juga perubahan pada
sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui
peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan
tersebut.
Dalam usaha untuk menjamin terwujudnya sistem
pergerakan yang aman, nyaman, lancar, murah, handal dan sesuai
dengan lingkungannya, maka dalam sistem transportasi laut
Pelabuhan Makassar ini terdapat sistem kelembagaan yang
meliputi kelembagaan PT. Pelindo IV Cabang Makassar meliputi;
individu, kelompok, lembaga dan instansi pemerintah serta swasta
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam sistem
tersebut.
Dari identifikasi tersebut maka akan dapat diketahui
bagaimana sistem kelembagaan Pelabuhan Makassar dalam
pengelolaannya dan bagaimana model pengembangan sistem
kelembagaan Pelabuhan Makassar ke depan.
e. Sistem Lingkungan
Tujuan dilaksanakannya kajian lingkungan di sekitar
Pelabuhan Makassar adalah untuk:
58
Mengidentifikasi rona lingkungan ekonomi sosial dan budaya,
serta lingkungan ekologis yang diperkirakan terkena dampak
dari kegiatan-kegiatan di Pelabuhan Makassar.
Mencari dan merumuskan alternatif dan langkah tindakan dalam
pengelolaan dan pemantauan lingkungan di Pelabuhan
Makassar.
2) Strategi Pengembangan Sistem Transportasi Laut Pelabuhan
Makassar Dengan Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah instrumen yang digunakan untuk
melakukan analisis strategis. Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999),
analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu
menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas
lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Dalam lingkungan internal dan eksternal pada
dasarnya terdapat empat unsur yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu
secara internal memiliki sejumlah kekuatan-kekuatan (strengths) dan
kelemahan-kelemahan (weaknesses), dan secara eksternal akan
berhadapan dengan berbagai peluang-peluang (oppotunities) dan
ancaman-ancaman (threats).
SWOT merupakan singkatan dari strengths (kekuatan-kekuatan),
weaknesses (kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-peluang)
dan threats (ancaman-ancaman). Pengertian-pengertian kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam analsis SWOT adalah sebagai
berikut :
59
a. Kekuatan (strengths)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain
relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu
perusahaan (Amin W.T, 1994:75).
b. Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan adalah keterbatasan/ kekurangan dalam sumber daya
alam, keterampilan dan kemampuan yang secara serius
menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan (Amin W.T, 1994:75).
c. Peluang (opportunities)
Peluang adalah situasi/kecenderungan utama yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Amin W.T,
1994:74).
d. Ancaman (threats)
Ancaman adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Amin W.T,
1994:74).
Tahapan analsis dalam SWOT adalah memanfaatkan semua data
dan informasi dalam model-model kuantitatif perumusan strategi (Freddy
Rangkuti, 2001:30). Analisis SWOT terlebih dahulu dilakukan
pencermatan (scanning) yang pada hakekatnya merupakan pendataan
dan pengidentifikasian sebagai pra analisis (Diklat Spamen, 2000 : 3).
Model-model yang digunakan dalam analisis SWOT antara lain sebagai
berikut :
60
a. Analisis Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal
(IFAS – EFAS)
Tabel 5. Model Analisis Faktor Strategis Internal (IFAS)
No Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai
Kekuatan :
(faktor-faktor yang menjadi kekuatan)
(Professional Judgement)
(Professional Judgement)
(Jumlah perkalian bobot dengan nilai pada setiap faktor
dari kekuatan)
Jumlah(Jumlah bobot
kekuatan)(Jumlah nilai
kekuatan)(Jumlah bobot X nilai
kekuatan)Kelemahan :
(faktor-faktor yang menjadi kelemahan)
(Professional Judgement)
(Professional Judgement)
(Jumlah perkalian bobot dengan nilai pada setiap faktor dari kelemahan)
Jumlah(Jumlah bobot
kelemahan)(Jumlah nilai kelemahan)
(Jumlah bobot X nilai kelemahan)
Sumber : Diklat Spama, 2000
Tabel 6. Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS)
No Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai
Peluang :
(faktor-faktor yang menjadi peluang)
(Professional Judgement)
(Professional Judgement)
(Jumlah perkalian bobot dengan
nilai pada setiap faktor dari peluang)
Jumlah(Jumlah bobot
peluang)(Jumlah nilai
peluang)(Jumlah bobot X
nilai peluang)Ancaman :
(faktor-faktor yang menjadi ancaman)
(Professional Judgement)
(Professional Judgement)
(Jumlah perkalian bobot dengan
nilai pada setiap faktor dari ancaman)
Jumlah(Jumlah bobot
ancaman)(Jumlah nilai
ancaman)(Jumlah bobot X nilai ancaman)
Sumber : Diklat Spama, 2000
61
b. Analisis Matrik SWOT
Tabel 7. Model Matrik Analisis SWOT
IFAS
EFASKekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O)Strategi SO
(Strategi yang menggunakan kekuatan dan memanfaatkan
peluang)
Strategi WO(Strategi yang meminimalkan
kelemahan dan memanfaatkan peluang)
Ancaman (T)Strategi ST
(Strategi yang menggunakan kekuatan dan mengatasi
ancaman)
Strategi WT(Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman)Sumber : Freddy Rangkuti, 2001
c. Alternatif Strategi
Alternatif strategi adalah hasil dari matrik analisis SWOT
yang menghasilkan berupa Srtategi SO, WO, ST, WT. Alternatif
strategi yang dihasilkan minimal 4 buah strategi sebagai hasil dari
analisis matrik SWOT. Menurut Freddy Rangkuti (2001:31-32)
strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Strategi SO :
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
62
Strategi WT
Strategi ini didasarakan pada kegiatan usaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
D. Posisi Penelitian Dalam Perencanaan Wilayah Dan Kota
Penelitian ini adalah suatu upaya untuk mengidentifikasi dan
menganalisis bagaimana strategi pengembangan sistem transportasi laut
Pelabuhan Makassar dalam mendukung pertumbuhan wilayah
di Kawasan Timur Indonesia. Terkait dengan hal tersebut maka posisi
penelitian dalam konteks perencanaan wilayah dan kota dapat dilihat
pada gambar 4.
Sumber : Hasil Olah Data Tahun 2011
Gambar 4. Posisi Penelitian dalam Perencanaan Wilayah dan Kota
Perencanaan Wilayah dan Kota
Prasaran
Perencanaan Wilayah
Perencanaan Kota
Sarana
Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek Sumber Daya Alam
Aspek Sumber Daya Buatan
Transportasi Laut
Pelabuhan Laut
Top Related