128
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain riset deskriptif ─ asosiatif dengan survey sebagai
instrumen penelitian. Penelitian deskriptif ─ asosiatif yaitu proses pemecahan masalah yang
diselidiki dengan melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta yang
ditemukan di lapangan dan saling berhubungan.
Dengan desain penelitian deskriptif ─ asosiatif, maka penelitian memungkinkan
untuk menggambarkan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan
generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas yang universal.
Di akhir penelitian ini dibuat implikasi dan rekomendasi dari data yang telah diolah
sebagai masukan bagi perusahaan.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian Metode Yang
digunakan Unit Analisis Time Horizon
T-1 Deskriptif – Asosiatif Survey
Grup ─ Kepala
Keluarga
Masyarakat
binaan
Cross Section
129
Sumber : Penulis, 2011
Keterangan :
T-1 = Untuk mengetahui dan memahami pengaruh penerapan corporate social responsibility
terhadap corporate trust Binus University
T-2 = Untuk mengetahui dan memahami pengaruh penerapan good corporate governance
terhadap corporate trust Binus University
T-3 = Untuk mengetahui dan memahami pengaruh corporate trust terhadap corporate
value Binus University
T-2 Deskriptif – Asosiatif
Survey
Grup ─ Kepala
keluarga
Masyarakat
binaan
Cross Section
T-3 Deskriptif – Asosiatif
Survey
Grup ─ Kepala
keluarga
Masyarakat
binaan
Cross Section
T-4 Deskriptif – Asosiatif
Survey
Grup ─ Kepala
keluarga
Masyarakat
binaan
Cross Section
T-5 Deskriptif – Asosiatif
Survey
Grup ─ Kepala
keluarga
Masyarakat
binaan
Cross Section
T-6
Deskriptif – Asosiatif Survey
Grup ─ Kepala
keluarga
Masyarakat
binaan
Cross Section
130
T-4 = Untuk mengetahui dan memahami pengaruh corporate social responsibility terhadap
corporate value pada Binus University
T-5 = Untuk mengetahui dan memahami pengaruh good corporate governance terhadap
corporate value pada Binus University
T-6 = Untuk mengetahui dan memahami pengaruh corporate social responsibility dan good
corporate governance terhadap corporate trust dan dampaknya terhadap corporate
value Binus University.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu
variabel bebas (independent variable), variabel intervening, dan variabel terikat (dependent
variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (independent variable)
Variabel ini mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2004, p33). Dalam penelitian ini, variabel
bebasnya, yaitu Corporate Social Responsibility (X1) dan Good Corporate Governance
(X2).
131
2. Variabel Intervening
Variabel ini secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat, namun sulit untuk diukur. Dalam penelitian ini yang digunakan
sebagai variabel intervening, yaitu Corporate Trust (Y).
3. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel ini merupakan variabel yang dipengaruhi, atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiono, 2004, p33). Dalam penelitian ini yang digunakan
sebagai variabel teriat (Z), yaitu Corporate Value.
Mengenai Operasional Variabel dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Model Skala
Pengukuran
Corporate Social
Responsibility
(X1)
(Pengembangan dari teori:
Kotler dan Lee, 2005; Prince of Wales Business
Forum yang dikemukakan oleh
Ardana, 2008; Hilman, 2008;
Suatu sikap
kesadaran
perusahaan
terhadap
tanggung jawab
dan kewajibannya
melalui sikap dan
komitmennya
dalam merespon
permasalahan-
permasalahan
Corporate
Philanthrophy
Memberikan kontribusi
secara langsung kepada
pihak yang membutuhkan. Ordinal
Interval Likert
Community
Volunteering
Mengajak berbagai pihak
untuk ikut terlibat dengan
cara mengkontribusikan
waktu dan tenagannya.
Ordinal
Interval
Likert
Cause
Promotions
Meningkatkan awareness
masyarakat mengenai isu
tertentu.
Ordinal
Interval
Likert
132
Untung, 2008; wibisono 2007)
sosial dan
lingkungan yang
ada disekitar
perusahaan
Corporate
Social
Marketing
Dapat mengubah perilaku
masyarakat (behavioral
chance) yang dianggap
buruk dalam suatu isu
tertentu.
Ordinal
Interval
Likert
Socially
Responsible
Bussiness
Dapat mengurangi dampak
buruk kegiatan
operasionalnya terhadap
lingkungan dan
masyarakat.
Ordinal
Interval
Likert
Building
Human Capital
Pemberdayaan sumber
daya manusia masyarakat
yang andal melalui progam
Community Development.
Ordinal
Interval
Likert
Strengthening
Economies
Pemberdayakan ekonomi
masyarakat di sekitar
operasional perusahaan.
Ordinal
Interval
Likert
Assessing
Social Chesion
Harmonisasi dengan
masyarakat sekitar agar
tidak menimbulkan konflik.
Ordinal
Interval
Likert
Good Corporate
Governance
(X2)
Pengembangan dari teori:
(KNKG, 2006, pp5-
Peningkatan
kinerja
perusahaan
melalui supervisi
atau pemantauan
kinerja
manajemen dan
adanya
akuntabilitas
manajemen
Transparansi 1. Adanya informasi yang
berkualitas dapat
diperbandingkan
Ordinal
Interval
Likert
133
7; Kaihatu, 2006, p2)
terhadap
pemangku
kepentingan
lainnya,
berdasarkan
kerangka aturan
dan peraturan
yang berlaku.
2. Kebijakan perusahaan
harus tertulis dan secara
proporsional
dikomunikasikan kepada
pemangku kepentingan.
Ordinal
Interval
Likert
Akuntabilitas
1. Adanya rincian tugas dan
tanggung jawab masing
masing organ perusahaan
dan semua karyawan
secara jelas dan selaras
dengan visi, misi, nilai-
nilai perusahaan
(corporate values), dan
strategi perusahan.
Ordinal
Interval
Likert
2. Semua organ
perusahaan dan semua
karyawan mempunyai
kemampuan sesuai
dengan tugas, tanggung
jawab, dan perannya
dalam pelaksanaan GCG.
Ordinal
Interval Likert
134
3. Setiap organ
perusahaan dan semua
karyawan harus
berpegang pada etika
bisnis dan pedoman
perilaku (code of
conduct) yang telah
disepakati.
Ordinal
Interval Likert
Responsibilitas
1. Berpegang pada prinsip
kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan
terhadap peraturan
perundang-undangan,
anggaran dasar dan
peraturan perusahaan.
Ordinal
Interval
Likert
Independensi
1. Menghindari terjadinya
dominasi oleh pihak
manapun, (bebas dari
benturan kepentingan
(conflict of interest) dan
bebas dari segala
pengaruh atau tekanan,
sehingga pengambilan
keputusan dapat
dilakukan secara
obyektif).
Ordinal
Interval Likert
135
2. Masing-masing organ
perusahaan harus
melaksanakan fungsi
dan tugasnya sesuai
dengan anggaran dasar
dan peraturan
perundang-undangan,
tidak saling
mendominasi dan atau
melempar tanggung
jawab antara satu
dengan yang lain.
Ordinal
Interval
Likert
Fairness
1. Memberikan perlakuan
yang setara dan wajar
kepada pemangku
kepentingan sesuai
dengan manfaat dan
kontribusi yang
diberikan kepada
perusahaan secara
profesional tanpa
membedakan suku,
agama, ras, golongan,
gender, dan kondisi
fisik.
Ordinal
Interval Likert
136
Sumber: Penulis, 2011
Corporate Trust
(Y)
Pengembangan dari teori:
(Houjier, 2009)
Antara pihak yang
berhubungan
memiliki kerelaan,
rasa yakin, dan
mengandalkan
pihak lain untuk
memenuhi
kewajiban dalam
sebuah hubungan
business-to-
business, serta
rasa integritas dari
kedua belah pihak.
Aspek
Affective
1. Rasa Benevolence yang
dimiliki oleh antar pihak
Ordinal
Interval Likert
2. Saling keterbukaan
komunikasi antar pihak
Ordinal
Interval Likert
Aspek
Cognitive
1. Reliabilitas yang dimiliki
oleh antar pihak
Ordinal
Interval Likert
2. Kompetensi yang
dimiliki oleh antar pihak Ordinal
Interval Likert
3. Integritas yang dimiliki
oleh antar pihak Ordinal
Interval Likert
Corporate Value
(Z)
Pengembangan dari teori:
IFAC, 1998, Proyek
Meritum, dan Ramboll
(dalam Stratovic dan Mar, 2004)
Pengukuran yang
mencerminkan
kemampuan
manajer dalam
mensinergikan
antara tangible
dan intangible
asset perusahaan
guna
meningkatkan
keberhasilan dan
keunggulan
kompetitif bagi
perusahaan.
Customer
Capital
1. Kolaborasi bisnis yang
menguntungkan
antara perusahaan
dengan komunitasnya.
Ordinal
Interval
Likert
2. Kepuasan dari rekan
bisnis dalam hal ini
komunitas perusahaan.
Ordinal
Interval Likert
3. Penanganan komplain. Ordinal
Interval Likert
4. Image partners. Ordinal
Interval Likert
5. Kefektifan dari iklan
dan kampanye
perusahaan.
Ordinal
Interval Likert
137
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
A. Jenis Data Penelitian:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah profil Binus University, profil
community development center, dan kuesioner.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jumlah responden, usia responden,
dan hasil transformasi data ordinal kuesioner (dari data kualitatif) menjadi data
interval (menjadi data kuantitatif).
B. Sumber Data Penelitian:
1. Data Primer
Dalam penelitian ini, data primer akan dikumpulkan melalui kuesioner dan
wawancara, dimana peneliti mencari atau menelusuri informasi secara langsung
untuk mendapatkan informasi berdasarkan fakta empiris dilapangan.
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah mengenai profil obyek penelitian,
diantaranya:
1. Profil Binus University, seperti :
1. Sejarah Binus University
2. Visi, Misi, Quality Policy, Quality Objective, dan Value Binus University
3. Bidang Usaha Binus University
4. Lokasi Binus University.
138
2. Profil Community Development Center, Seperti:
1. Latar belakang dibentuknya Community Development Center
2. Struktur Organisasi Community Development Center
3. Progam community development center
4. Aktivitas tahunan community development center
5. Lokasi Community Development.
3. Profil Responden, seperti:
1. Jumlah populasi
2. Jenis kelamin responden
3. Usia responden
4. Pekerjaan responden
5. Pendidikan terakhir responden
6. Status marital responden
7. Jumlah anggota Keluarga responden
8. Pendapatan bulanan responden
9. Status kepemilikan tempat tinggal
10. Lama bertempat tinggal.
Dari hal-hal yang dikemukakan diatas dapat dirangkum pada tabel 3.3 dibawah ini.
139
Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Sumber: Penulis, 2011
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan (Library Research)
dan survei. Di bawah ini ada berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan membaca,
mengumpulkan, mencatat, mempelajari text book dan buku-buku pelengkap atau
referensi, seperti: jurnal, majalah/artikel, dan media cetak lainnya yang tersedia di
perpustakaan atau yang ada di tempat lainnya.
Data Jenis Data Sumber Data
Profil Binus University Kualitatif Sekunder – Binus University Profile
Profil Community
Development Center Kualitatif Sekunder – Community Development
Center
Profil Responden Kualitatif dan kuantitatif Sekunder – RT/RW setempat
Corporate Social
Responsibility Kualitatif Kuantitatif Primer – Kuesioner
Good Corporate
Governance Kualitatif Kuantitatif Primer – Kuesioner
Corporate Trust Kualitatif Kuantitatif Primer – Kuesioner
Corporate Value Kualitatif Kuantitatif Primer – Kuesioner
140
2. Survei
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu dengan mendatangi
perusahaan, dalam hal ini Binus University, sehingga kebutuhan akan data pokok
penyusunan skripsi dapat dipenuhi. Teknik pengumpulan datanya, yaitu dengan cara:
A. Wawancara (Interview)
Peneliti melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Wawancara diadakan
secara langsung dengan manajer community development center sebagai perwakilan
dari Binus University.
B. Kuesioner
Dalam penelitian ini, peneliti menyiapkan sejumlah pertanyaan terstruktur yang
berkaitan dengan pembahasan masalah, sehingga diperoleh data yang lebih
terperinci dan sistematis. Data yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner berskala
pengukuran ordinal mengingat kuesioner yang disebar menggunakan skala likert.
Berikut kisi-kisi instrumen yang digunakan:
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen
VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR – INDIKATOR ITEM TOTAL ITEM
Corporate Social Responsibility
(X1)
Corporate Philanthrophy
• Memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung kepada pihak yang membutuhkan.
3,7,13,18 4
Community Volunteering
• Mengajak berbagai pihak untuk ikut terlibat dengan cara mengkontribusikan waktu dan tenaganya.
5,16,19,21 4
141
Cause Promotions
• Meningkatkan awareness masyarakat mengenai isu tertentu.
4,8,14 3
Corporate Social Marketing
• Mengubah perilaku masyarakat (behavioral chance) yang dianggap buruk dalam suatu isu tertentu.
9,15 2
Socially Responsible Bussiness
• Mengurangi dampak buruk kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan dan masyarakat.
11,17,20 3
Building Human Capital
• Pemberdayaan sumber daya manusia masyarakat yang andal melalui progam Community Development.
2,6,12 3
Strengthening Economies
• Pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar operasional perusahaan.
10,22 2
Assessing Social Chesion
• Harmonisasi dengan masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan konflik.
1 1
Good Corporate Governance
(X2)
Transparansi
• Informasi yang berkualitas dapat diperbandingkan. 23,33,38 3
• Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
28,41 2
Akuntabilitas
• Rincian tugas dan tanggung jawab masing masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values), dan strategi perusahan.
24,34 2
• Semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
29,39 2
142
• Setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
42,43 2
Responsibilitas
• Berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan.
25,30,35 3
Independensi
• Menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan bebas dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
26, 36 2
• Masing-masing organ
perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.
31, 40 2
Fairness
• Memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan secara
27,32,37 3
143
profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
Corporate Trust (Y)
Aspek Affective
• Rasa Benevolence yang dimiliki oleh antar pihak. 44,49,54,58,
59,61,62 7
• Saling keterbukaan komunikasi antar pihak. 47,52,56,60 4
Aspek Cognitive
• Reliabilitas yang dimiliki oleh antar pihak. 48,53,57,45 4
• Integritas yang dimiliki oleh antar pihak. 46, 51, 55, 3
• Kompetensi yang dimiliki oleh antar pihak. 45, 50 2
Corporate Value (Z)
Customer Capital
• Kolaborasi bisnis antara perusahaan dengan komunitasnya.
66,71,76 3
• Kepuasan dari rekan bisnis dalam hal ini komunitas perusahaan.
64,69,74 3
• Penanganan komplain.
67,72,77 3
• Image partners.
63,68,73 3
• Kefektifan dari iklan dan kampanye perusahaan. 65,70,75,78 4
Catatan: variabel, sub variabel dan indikatir Corporate Social Responsibility (X1), Good Corporate governance (X2), Corporate Trust (Y), dan Corporate Value (Z) merupakan pengembangan dari teori: Kotler dan Lee (2005), Prince of Wales Business Forum (yang dikemukakan oleh Ardana, 2008; Hilman, 2008; Untung, 2008; wibisono 2007), KNKG (2006) Kaihatu (2006), Houjier (2009), IFAC (1998), Proyek Meritum, dan Ramboll (yang dikemukakan oleh Stratovic dan Mar, 2004).
144
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability
sampling. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan acak sederhana (simple random
sampling) hal ini dikarenakan karakteristik populasi masyarakat kemanggisan yang seragam
(homogen), tidak adanya stratifikasi, atau populasi yang tersegmen-segmen, sehingga teknik
acak sederhana merupakan teknik pengambilan sampel yang tepat untuk penelitian ini.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah masyarakat kemanggisan.
Responden terdiri dari 7200 Kepala Keluarga yang merupakan masyarakat binaan Binus
University. Tabel 3.5 merupakan data kependudukan kelurahan kemanggisan.
Tabel 3.5
Data Kependudukan Kelurahan Kemanggisan Jakarta Barat
RUKUN WARGA RUKUN TANGGA KEPALA KELUARGA
RW 1 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
RW 2 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
145
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
RW 3 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
RW 4 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
146
RW 5 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
RW 6 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
RW 7 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
147
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
RW 8 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
RW 9 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
RW 10 RT 1 60 KK
RT 2 60 KK
RT 3 60 KK
RT 4 60 KK
RT 5 60 KK
RT 6 60 KK
148
Sumber: Kelurahan Kemanggisan, 2011
Agar sampel yang diambil memenuhi syarat akurat dan presisi, maka menurut Sugiyono
(2004, p79) Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi,
maka makin besar kesalahan generalisasi. Lebih lanjut menurut Sugiyono (2008, p124),
penentuan jumlah sampel bergantung pada tingkat kesalahan yang dikhendaki peneliti.
Tingkat kesalahan yang dikhendaki sering kali bergantung pada sumber dana, waktu, dan
tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah
sampel, sebaliknya semakin kecil tingkat kesalahan maka makin besar jumlah sampelnya.
Selain itu Sekaran dan Bougie (2009, p268) menjelaskan ukuran populasi juga berpengaruh
pada penentuan jumlah sampel. Ukuran populasi yang besar membutuhkan jumlah sampel
yang besar, sebaliknya ukuran populasi yang kecil membutuhkan jumlah sampel yang kecil.
Maka jika tidak mempertimbangkan hal diatas akan menyebabkan sampel yang dipilih tidak
akan memenuhi syarat akurasi dan presisi, selain itu juga akan banyak menghabiskan waktu,
dana, dan tenaga. Oleh karena itu, untuk mendapatkan jumlah sampel yang mewakili
pertimbangan-pertimbangan yang telah disebutkan diatas, maka penelitian ini menggunakan
rumus Slovin, dengan margin error atau tingkat kesalahan ditentukan oleh peneliti sebesar
0,05 (5%). Sehingga, dapat ditentukan jumlah sampelnya sebagai berikut:
RT 7 60 KK
RT 8 60 KK
RT 9 60 KK
RT 10 60 KK
RT 11 60 KK
RT 12 60 KK
TOTAL KEPALA KELUARGA 7200 KK
149
N n =
1+N(e)2
Dimana: n = Ukuran sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
e = Margin error /batas ketelitian (ditetapkan oleh peneliti).
7200 n = 1 + 7200 (0,05)²
= 378,95 (dibulatkan 379)
Dengan tingkat kepercayaan 95%, dan tingkat kesalahan 5%, maka didapat jumlah
ukuran sampel sebesar 379 kepala keluarga dari populasi masyarakat binaan Binus
University, yang diambil dengan menggunakan teknik simple random. Dengan demikian hal
ini telah memenuhi salah satu syarat dari path analysis menurut Sarwono (2007, pp2-3),
dimana ukuran sampel yang diharuskan adalah di atas 100.
3.6 Metode Analisis Data
Kegiatan yang penting dalam keseluruhan proses penelitian, yaitu pengolahan data.
Pengolahan data didapatkan dari kuesioner yang telah disebarkan dan dikumpulkan kembali.
Dengan pengolahan data, maka dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil
dikumpulkan oleh peneliti dengan cara memberikan bobot pada setiap pertanyaan
berdasarkan skala likert. Adapun skor jawabannya, yaitu sebagai berikut:
150
Tabel 3.6
Alternatif Jawaban Responden
KETERANGAN PENILAIAN
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Penulis, 2011
Dalam pelaksanaanya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dengan
program SPSS (Statiscal Product and Service Solution) versi 16.0. Setelah data telah
dikumpulkan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan metode analisis berdasarkan
tujuan penelitian, yaitu tampak seperti tabel yang tertera di bawah ini :
Tabel 3.7
Metode Analisis Data
Sumber: Penulis, 2011
Tujuan Penelitian Metode Analisis
Jenis Penelitian Teknik Analisis
T – 1 Deskriptif – Asosiatif Regresi
T – 2 Deskriptif – Asosiatif Regresi
T – 3 Deskriptif – Asosiatif Regresi
T – 4 Deskriptif – Asosiatif Regresi
T– 5 Deskriptif – Asosiatif Regresi
T– 6 Deskriptif – Asosiatif Path Analysis
151
Keterangan:
T-1 Untuk mengetahui dan memahami pengaruh corporate social responsibility terhadap
corporate trust pada Binus University.
T-2 Untuk mengetahui dan memahami pengaruh good corporate governance terhadap
corporate trust pada Binus University.
T-3 Untuk mengetahui dan memahami pengaruh corporate trust terhadap corporate
value pada Binus University
T-4 Untuk mengetahui dan memahami pengaruh corporate social responsibility terhadap
corporate value pada Binus University
T-5 Untuk mengetahui dan memahami pengaruh good corporate governance terhadap
corporate value pada Binus University
T-6 Untuk mengetahui dan memahami pengaruh corporate social responsibility dan good
corporate governance terhadap corporate trust dan dampaknya terhadap corporate
value pada Binus University.
3.6.1 Rancangan Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval sebagai berikut (Riduwan
dan Kuncoro, 2008, p30):
1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan;
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang
disebut frekuensi;
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dari hasilnya disebut proporsi;
152
4. menentukan nilai proporsi komulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara
berurutan perkolom skor;
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang
diperoleh;
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z untuk yang diperoleh;
7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus;
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit) NS = (Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y= NS + [1+׀ NSmin ׀].
3.6.2 Rancangan Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan alat ukur terhadap konsep yang
diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat ukur yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu
dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor
butir (Riduwan dan Kuncoro, 2008, pp216-217).
Uji validitas ini disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang.
Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva
normal. Pada uji validitas ini peneliti menggunakan Corrected Item-Total Correlation
Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
H0: Skor butir tidak berkolerasi positif dengan skor faktor
153
H1: Skor butir berkolerasi positif dengan skor faktor.
2. Menentukan nilai r tabel
Untuk memperoleh r tabel dengan jumlah 379 orang, maka df = n–2=379–2= 377.
Dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh r tabel sebesar.
3. Mencari r hasil
Memasukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software SPSS. Disini r
hasil untuk tiap item bisa dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari
tampilan software SPSS.
4. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
● Jika r tabel positif, dan r hasil > r tabel, maka butir tersebut valid
● Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel, maka butir tersebut tidak valid.
3.6.3 Rancangan Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur
yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan jumlah
minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Dalam
program SPSS 16.0 uji yang sering digunakan peneliti adalah metode Cronbach’s Alpha.
Langkah yang digunakan untuk uji realibilitas adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
H0 : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya. H1 : Skor butir korelasi positif dengan komposit faktornya.
154
2. Menentukan r tabel
Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha, Suatu
kuesioner dianggap reliabel apabila Cronbach’s Alpha > 0,600 (Sunyoto, 2008, p68).
3. Mencari r hasil
Disini r hasil adalah angka Alpha (terletak di akhir output) dari tampilan software SPSS.
4. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika r Alpha positif, dan r Alpha > r table, maka butir tersebut reliabel.
b. Jika r Alpha tidak positif, dan r Alpha < r tabel, maka butir tersebut tidak reliabel.
Menurut Triton (2007, p248) tingkat realibilitas dengan metode Alpha Croncbach’s
diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokan ke
dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat
diinterpretasikan seperti tabel berikut ini:
Tabel 3.8
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20 Kurang Reliabel
>0,20 s.d 0,40 Agak Reliabel
>0,40 s.d 0,60 Cukup Reliabel
>0,60 s.d 0,80 Reliabel
>0,80 s.d 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Triton, 2006, p248
155
3.6.4 Rancangan Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.4.1 Rancangan Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah
varian dari residu pada model sama atau berbeda. asumsi path analysis mensyaratkan
bahwa varian residu dari model adalah sama. Dalam penelitian ini uji
heteroskedastisitas menggunakan metode spearman’s rho. Yaitu dengan mengkorelasi
nilai residual hasil regresi dengan masing-masing variabel independen dan dengan
melihat pola titk-titik pada scatterplot SRESID (Studentized Residual) dan ZPRED
(Standarized Predicted Value).
Dasar pengambilan keputusan Spearman’s rho:
• Jika nilai signifikan antara variabel independen dengan residual lebih dari
0,05 [Sig > 0,05], maka tidak terjadi gejala heteroskedasitas
• Jika nilai signifikan antara variabel independen dengan residual kurang dari
005 [Sig >0,05], maka terjadi gejala heteroskedasitas.
Dasar pengambilan keputusan scatterplot:
Menurut Nugroho (2005, p63) model yang tidak terdapat Heteroskedastisitas jika:
1. Titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
156
3.6.4.2 Rancangan Uji Linearitas
Dalam peneltian ini uji asumsi linearitas merupakan uji yang wajib dilakukan sebagai
syarat dari path analysis. Asumsi ini menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang
hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas di
satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di
variabel lainnya. Asumsi linearitas adalah asumsi yang akan memastikan apakah data yang
dimiliki sesuai dengan garis linear atau tidak. Alat uji untuk mengetahui hubungan antar
variabel linear atau tidak dapat menggunakan uji F linear dengan bantuan spss.
Dasar pengambilan keputusan:
● Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas dari linearity > 0,05, dan Sig
devisiasi linearitas < 0,05 maka hubungan antara dua variabel tidak linier
● Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas dari linearity < 0,05, dan Sig
devisiasi linearitas > 0,05 maka hubungan antara dua variabel linier.
Selain dengan menggunakan uji F linear, uji linearitas dapat pula menggunakan
grafik interaktif sebagai perbandingan. Menurut Hair et.al (2010, p222) suatu hubungan
antar variabel dikatakan memiliki hubungan linear jika garis regresi mengarah kekanan
atas (dimana menandakan hubungan positif) atau ke kiri bawah (dimana menandakan
hubungan negatif) seperti pada gambar 3.1 dihalaman berikutnya:
157
Gambar 3.1 Standardized Partial Regression Plot
Sumber: Hair et.al, 2010
158
Sedangkan menurut Santoso (2010, p55) hubungan antar variabel dikatakan tidak
linear jika garis regresi cenderung mendatar seperti pada gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 3.2
Output Linearitas tidak linear
Sumber: Santoso, 2010
3.6.4.3 Rancangan Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas perlu dilakukan dalam penelitian ini, karena memiliki dua variabel
independen yaitu corporate social responsibility (X1) dan good corporate governance (X2).
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel indepen tersebut terjadi
hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna, karena asumsi path analysis
mensyaratkan tidak adanya gejala multikolinearitas. Metode untuk menguji multikolinearitas
adalah dengan membandingkan nilai tolerance dan nilai VIF. Berdasarkan Priyatno (2010,
p67) jika nilai tolerance dan VIF dengan dasar pengambilan jika tolerance lebih dari 0,1 dan
nilai VIF kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
159
Dalam penelitian ini uji normalitas tidak perlu dilakukan hal ini karena ukuran sampel
dalam penelitian ini 379 lebih besar dari 200. Menurut Hair (2010, p77) ukuran sampel yang
kecil (misalnya kurang dari 50) akan memberikan efek yang serius pada uji F dan uji t
statistik jika data tidak berdistribusi normal, Akan tetapi efeknya akan berkurang apabila
ukuran sampelnya 200 keatas.
Uji autokorelasi juga tidak perlu dilakukan dalam penelitian ini, hal ini karena time
horizon dari data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross-section, sehingga
gejala autokorelasi tidak akan terjadi. Gejala autokorelasi terjadi jika time horizon dari data
yang digunakan adalah time-series (Nawari, 2010, p22). Hal ini dikarenakan pada data cross-
section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara
serempak pada saat yang bersamaan. Sedangkan pada time-series, misalnya Data tingkat
inflasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi
bulan Januari. Berarti kemungkinan terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut,
sehingga diperlukan uji autokorelasi, apalagi jika periodenya lebih dari setahun seperti data
penelitian di Bursa efek Indonesia.
3.6.5 Rancangan Uji Penilaian Responden
Dibawah ini dapat dilihat rekapitulasi mengenai pendapat para responden yang telah
dinyatakan melalui pengisian kuesioner. Pendapat dirata-ratakan, kemudian dibuat menjadi
rekapitulasi pendapat para responden secara keseluruhan.
Sedangkan rumus yang digunakan untuk mencari panjang interval kelas menurut Sudjana
(2000, p79) adalah:
• Panjang kelas Interval = rentang kelas interval : banyak kelas interval
• Rentang kelas interval = nilai tertinggi ─ nilai terendah
160
Maka panjang kelas interval
= (5-1) : 5 = 0,8
Interval dalam kriteria penilaian adalah:
1,00-1,79 = Sangat tidak setuju
1,80-2,59 = Tidak setuju
2,60-3,39 = Ragu-ragu
3,40-4,19 = Setuju
4,20-5,00 = Sangat setuju
Untuk melihat hasil uji penilaian responden dapat dilihat pada lampiran 11
3.6.6 Rancangan Analisis Korelasi
Dalam penelitian ini analisis korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson, hal ini
karena statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik dengan data
interval (hasil transformasi data ordinal).
Syarat korelasi pearson adalah: 1) data dipilih secara acak (random); 2) datanya
berdistribusi normal; 3) data yang dihubungkan berpola linier; 4) dan data yang dihubungkan
mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak
terpenuhi persyaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan.
Korelasi PPM dilambangkan dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ 1).
Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi;
dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan
dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :
161
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2008, p62
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y ditentukan dengan rumus
koefisien determinan sebagai berikut:
KP = r2 x 100%
Dimana: KP = Nilai koefisien determinan
r = Nilai koefisien korelasi
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p62), pengujian signifikansi yang
berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X
terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dan uji signifikansi sebagai berikut.
Hipotesis:
H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y
H1: Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.
Dasar Pengambilan Keputusan :
● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05
≤ sig], maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
162
● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0,05 ≥ sig], maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan.
Dalam penelitian ini analsis korelasi menggunakan progam SPSS 16.0, sehingga tidak
menggunakan perhitungan manual.
3.6.7 Rancangan Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur digunakan karena peneliti ingin mencari besarnya pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen dengan adanya kehadiran intervening.
Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh
koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2
terhadap Y serta dampaknya terhadap Z. Berikut ini adalah rancangan analisis jalur yang
akan digunakan dalam penelitian ini.
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
Persamaan Sub-struktural 1:
Y = ρyxX1 +ρyxX2 +ρyε1
Persamaan Sub-struktural 2:
Z = ρzx X1 +ρzxX2 +ρzy Y + ρzε2
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a) Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan
persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.
Hipotesis : Naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel eksogen (X1 dan X2).
163
b) Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan
Persamaan regresi ganda :
Y = a + b1X1 + b2X2 + ... +bnXn
c) Kekuatan dari pengaruh setiap variabel indepen terhadap variabel dependen dalam
model dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut :
Tabel 3.10
Kategori Hubungan Pengaruh Variabel Yang Diteliti
Nilai Koefisien Jalur Daya/Pengaruh
0,05 – 0,09 Lemah
0,10 – 0,29 Sedang
> 0,30 Kuat
Sumber : Suwarno (Sarjono dan Julianita, 2011, p117)
3. Menghitung koefisien secara keseluruhan
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.
H0 : ρyx1= ρyx2=....= ρyxk = 0
H1 : ρyx1= ρyx2=....= ρyxk ≠ 0
a. Kaidah pengujian signifikan secara manual: menggunakan tabel F
Keterangan:
N = jumlah sampel
K = jumlah variabel eksogen
164
R2yxK = R square
Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak artinya signifikan dan F hitung ≤ F
tabel, H0 diterima artinya tidak signifikan. Dengan taraf signifikan (α) = 0,05 Cari
nilai F tabel menggunakan tabel F dengan rumus:
F tabel= F{(1- α)(dk=k),(dk=n–k-1)} atau F{(1-∂)(V1=k)(v2 = n-k-1)
Cara mencari F tabel: nilai (dk=k) atau v1 disebut nilai pembilang dan nilai
(dk = n – k – 1) atau v2 disebut nilai penyebut.
b. Kaidah pengujian signifikan : program SPSS 16
● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0,05 ≤ sig], maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan.
● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0,05 ≥ sig], maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan.
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Hipotesis penelitian yang diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: yx1= 0
H1: yx1> 0
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas
0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0,05 ≤ sig], maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan.
165
● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig
atau [0,05 ≥ sig], maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan.
5. Meringkas dan menyimpulkan.
3.7 Rancangan Uji Hipotesis
Di dalam penelitian ini, disajikan rancangan uji hipotesis yang berdasarkan tujuan
penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan, yaitu 95%, sehingga tingkat presisi atau
batas ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05.
Dasar pengambilan keputusan:
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0,05 ≤ sig], maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0,05 ≥ sig], maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan.
Keterangan:
X1 = Variabel corporate social responsibility
X2 = Variabel good Corporate Governance
Y = Variabel corporate trust
Z = Variabel corporate value
166
1. Sub-Struktur 1 (H1 sampai H3)
Untuk pengujian Hipotesis 1 sampai Hipotesis 3 berdasarkan sub-struktur 1 sebagai berikut:
Y= ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1
ε1
ρyx
ρyx2
Gambar 3.3 Sub-Struktur 1 Path Analysis
Sumber: Penulis, 2011
a. (H1) Pengujian secara simultan. Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
H0: ρyX1 = ρ yX2 ≠ 0
H1: ρ yX1 = ρ yX2 = 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat:
H0: Tidak berpengaruh yang signifikan Variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap
Variabel Y.
H1: Ada berpengaruh yang signifikan Variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap
Variabel Y.
b. (H2) Uji hipotesis individual pengaruh variabel X1 dengan variabel Y
Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut :
X1
X2
Y
167
H0: ρyX1 = 0
H1:ρy X1 > 0
Hipotesis bentuk kalimat:
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan varabel X1 secara individual terhadap
variabel Y.
H1: Ada pengaruh yang signifikan variabel X1 secara individual terhadap variabel Y.
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus:
ρX1
tX1 = SeρX1
Keterangan: Statistik SeρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
c. (H3) Uji hipotesis individual pengaruh variabel X2 dengan variabel Y
Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
H0: ρyX2 = 0
H1: ρyX2 > 0
Hipotesis bentuk kalimat:
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel X2 secara individual terhadap
variabel Y.
H1: Ada pengaruh yang signifikan variable X2 secara individual terhadap variabel Y.
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus:
168
ρX2
tX2 = SeρX2
Keterangan: Statistik SeρX2 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
2. Sub-Struktur 2 (H4 sampai H7)
Untuk pengujian Hipotesis 3 sampai Hipotesis 7 berdasarkan sub-struktur 2 sebagai berikut :
Z= ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y+ ρz ε2
ε1 ε2
ρzx1
ρzy
ρzx2
Gambar 3.4 Sub-Struktur 2 Path Analysis
Sumber : Penulis, 2011
X1
X2
Y Z
169
a. (H4) Pengujian secara simultan. Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :
H0: ρzy = ρzX2 = ρzX1 ≠ 0
H1: ρzy = ρzX2 = ρzX1 = 0
Hipotesis bentuk kalimat:
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel X1, X2, dan Y secara simultan
terhadap variabel Z.
H1: Ada pengaruh yang signifikan variabel X1, X2, dan Y secara simultan terhadap
variabel Z.
b. (H5) Uji hipotesis individual pengaruh variabel Y dengan variabel Z
Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
H0: ρzy = 0
H1: ρzy > 0
Hipotesis bentuk kalimat:
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Y secara individual terhadap variabel
Z.
H1: Ada pengaruh yang signifikan variabel Y secara individual terhadap variabel Z.
c. (H6) Uji hipotesis individual pengaruh variabel X1 dengan variabel Z
Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
H0: ρzX1 = 0
H1: ρzX1 > 0
Hipotesis bentuk kalimat:
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan Variabel X1 secara individual terhadap
variabel Z.
170
H1: Ada pengaruh yang signifikan variabel X1 secara individual terhadap variabel Z.
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus:
ρX1
tX1 = SeρX1
Keterangan: Statistik SeρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus:
ρX2
tX2 = SeρX2
Keterangan: Statistik SeρX2 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
c. (H7) Uji hipotesis individual pengaruh variabel X2 dengan variabel Z
Hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
H0: ρzX2 = 0
H1: ρzX2 > 0
Hipotesis bentuk kalimat:
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel X2 secara individual terhadap
variabel Z.
H1: Ada pengaruh yang signifikan variabel X2 secara individual terhadap variabel Z.
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus :
171
Ρy
tX1 = Sepy
Keterangan: Statistik Seρy diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
Persamaan Struktural Diagram Jalur adalah:
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian
• Tempat penelitian berlangsung di :
Kemanggisan Community yang beralamat pada:
Jl. K.H Syahdan, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480
Jakarta – Indonesia.
• Waktu penelitian dimulai pada bulan maret sampai Juli 2011.
3.9 Rancangan Implikasi Penelitian
Rancangan implikasi hasil penelitian ini, yaitu setelah semua data yang dikumpulkan
melalui kuesioner dianalisis, diharapkan dapat mengetahui gambaran mengenai besaran
pengaruh penerapan corporate social responsibility dan good corporate governance yang
diteliti pada masyarakat binaan Binus University, terhadap kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan (corporate trust) dan dampaknya terhadap nilai Binus University (corporate
value).
172
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, apabila terdapat
hubungan dan pengaruh yang signifikan antara penerapan corporate social responsibility dan
good corporate governance terhadap corporate trust dan dampaknya terhadap corporate
value, maka hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bagi Binus
University khususnya divisi Community Development Center (Teach For Indonesia) sebagai
salah satu unit kegiatan dari Binus university yang mengedepankan pengembangan
masyarakat binaannya, untuk dapat lebih mengetahui lagi apakah penerapan corporate
social responsibility dan good corpoprate governance telah memberikan nilai bagi Binus
University (corporate value) melalui kepercayaan dari masyarakat binaannya (corporate
trust).
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sub variabel
manakah yang memiliki pengaruh paling besar dalam mempresentasikan penerapan
corporate social responsibility yang terdiri dari bukti corporate philanthropy, community
volunteering, cause promotions, corporate social marketing, socially responsible bussiness,
building human capital, strengthening economies, dan assessing social chesion serta good
corporate governance yang terdiri dari transparansi, akuntanbilitas, responsibilitas,
Independensi, dan fairness. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih berfokus kepada
indikator-indikator yang kuat dalam meningkatkan corporate social responsibility dan good
corporate governance yang berpengaruh terhadap corporate trust dan memberikan dampak
pada corporate value.
Top Related