5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Hotel
Menurut Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan yang
dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan,
minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang
melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang
wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian
khusus.
2.1.2 Bagian-bagian dalam hotel
Menurut Sulastiyono (2011:63), bagian-bagian yang terdapat di dalam
hotel secara umum adalah sebagai berikut:
1. Front Office
Bagian ini mempunyai peranan dan fungsi utama dari
bagian kantor depan hotel adalah menjual (dalam arti
menyewakan) kamar kepada para tamu.
2. Housekeeping
Bagian ini yang mempunyai peranan dan fungsi yang
cukup vital dalam memberikan pelayanan kepada para
tamu,dalam hal kenyamanan dan kebersihan hotel.
3. Food & Beverage
Bagian ini merupakan salah satu bagian yang terdapat
dihotel, yang mempunyai fungsi melaksanakan penjualan
makanan dan minuman.
4. Marketing and Sales
Bagian ini berfungsi dalam memasarkan produk hotel,
serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran
hotel.
6
5. Finance
Bagian ini merupakan sebuah pusat bagi perusahaan
hotel dalam menyelenggarakan penyusunan, pencatatan, dan
administrasi keuangan.
6. Human Resource Department
Bagian ini berfungsi melakukan kegiatan yang ada
kaitannya dengan sumber daya manusia yang ada di
lingkungan kerja hotel.
7. Engineering
Bagian ini bertanggung jawab dalam kegiatan yang
berhungungan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan
hotel, selain itu juga peralatan dan perlengkapan hotel yang
bersifat mekanik.
8. Security
Bagian ini bertugas dalam hal yang berhubungan
dengan masalah yang berkaitan dengan keamanan di dalam
maupun di luar hotel.
2.1.3 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2010:4), sistem adalah sekumpulan komponen
yang saling berhubungan yang bekerja bersama-sama mencapai tujuan
dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses
transformasi yang terorganisir
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2010:4), sistem informasi adalah gabungan yang
terorganisasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam suatu organisasi.
Menurut Turban et al. (2008:49), sistem informasi adalah proses
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.
Menurut Chen et al. (2010:234), sistem informasi dari sebuah
organisasi terdiri dari infrastruktur teknologi informasi, data, sistem
7
aplikasi, dan personil yang mempekerjakan teknologi informasi untuk
memberikan informasi dan layanan komunikasi dalam sebuah organisasi.
2.1.5 Teknologi Informasi
Menurut Turban et al. (2008:49), teknologi informasi adalah
kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, dan
manajemen yang menjalankannya.
Menurut O’Brien (2010:9), teknologi informasi meliputi konsep–
konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi
informasi yaitu perangkat keras, piranti lunak, jaringan manajemen data,
dan banyak teknologi barbasis internet.
Kesimpulannya, teknologi informasi adalah kumpulan teknologi yang
secara khusus diorganisir ke dalam jaringan berdasarkan sistem
informasi
2.1.6 Strategi Bisnis
Menurut Rangkuti (2006:183), strategi bisnis adalah perencanaan
utama yang komprehensif dan menjelaskan bagaimana perusahaan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
ditentukan.
Menurut Robert M Grant dan Judith Jordan (2012:17), Strategi adalah
sebuah pola dari tujuan-tujuan, visi, misi, dan kebijakan utama serta
sebuah perencanaan untuk mencapai hal-hal itu semua yang dapat
dinyatakan untuk mempertegas kewajiban dari perusahaan saat ini
ataupun nanti dan akan seperti apa kedepannya perusahaan tersebut.
2.1.7 Pengertian Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Menurut Satzinger et al. (2010:17), perencanaan sistem informasi
strategis adalah rencana mendefinisikan teknologi dan aplikasi bahwa
fungsi sistem informasi harus mendukung rencana strategis organisasi.
Menurut Rangkuti (2006:184), perencanaan strategis adalah rencana
yang difokuskan pada keputusan strategis dari alokasi sumber daya yang
8
berkaitan dengan tujuan jangka panjang perusahaan dan memiliki
periode perencanaan lebih dari satu tahun.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Customer Relationship Management
Menurut O'Brien (2010:325), Customer Relationship Management
adalah sistem informasi yang terintegrasi dan secara otomatis melakukan
banyak proses layanan pada pelanggan dalam penjualan, pemasaran, dan
interaksi perusahaan dengan pelanggan
2.2.2 Pengertian Enterprise Architecture
Enterprise Architecture (EA) adalah cara untuk membuat tampilan
abstrak dari sebuah organisasi yang membantu dalam membuat
perencanaan dan keputusan yang lebih baik. Lingkup EA melebihi dari
sekedar perencanaan teknologi, dengan menambahkan perencanaan
strategis sebagai hal utama bagi organisasi dan perencanaan bisnis
sebagai sumber dari sebagian besar program dan kebutuhan sumber daya
(EA = Strategy + Business + Technology) (Bernard, 2012:33).
2.2.2.1 Dokumentasi Enterprise Architecture
Dokumentasi EA dapat dipenuhi dengan mengikuti enam elemen
standar:
1. Enterprise Architecture documentation framework
2. Komponen EA
3. Arsitektur yang sedang berjalan
4. Arsitektur masa depan
5. Rencana Enterprise Architecture Management
6. Merencanakan Threads (beberapa aktivitas umum yang
terdapat pada semua tingkat framework) seperti IT Security,
IT Standards, IT Workforce.
9
Gambar 2.1 Elements of EA Documentation
Sumber : (Bernard, 2012:40)
2.2.3 Strategic Plan
Menurut (Bernard, 2012:121), perencanaan strategis menghasilkan
pandangan tingkat tinggi serta dokumen perencanaan yang digunakan
perusahaan untuk mendokumentasikan tujuan perusahaan.
Isi dari artifak perencanaan strategis adalah:
1. Visi dan misi.
2. Pernyataan arah strategis.
3. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
4. CONOPS (Concept of Operation Scenario).
5. Mengembangkan diagram CONOPS (Concept of Operation
Scenario).
6. Mengembangkan strategi kompetitif umum.
7. Mengidentifikasi tujuan strategis.
8. Mengidentifikasikan inisiatif strategis dan sumber.
9. Merangkum ukuran hasil dari setiap tujuan strategis dengan Balanced
Scorecard
2.2.4 SWOT Analysis
Menurut Rangkuti (2006:18), analisis SWOT adalah proses
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
10
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Menurut Bernard (2012:285), analisis kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman (SWOT) mengambil sudut pandang secara keseluruhan
pada perusahaan dengan mengidentifikasikan faktor – faktor internal dan
eksternal dimana pada saat dipetakan dapat menampakkan area – area
untuk pengembangan dan focus.
Gambar 2.2 Analisis SWOT
Dari identifikasi kekuatan internal (S), kelemahan internal (W),
peluang eksternal (O), dan ancaman eksternal (T) untuk perusahaan,
pengaturan matriks di atas dapat membantu menunjukkan area – area
internal dan eksternal yang menjadi fokus pada perusahaan. Analisis
SWOT ini juga digunakan untuk membantu arsitek perusahaan dan
perencana strategik untuk mengembangkan skenario Concept of
Operation (CONOPS) yang merincikan lingkungan operasi saat ini dan
masa yang akan dating.
2.2.5 SWOT Matrix
Menurut Rangkuti (2006:31), Matrix Strength - Weakness -
Opportunity - Threat (SWOT) merupakan alat yang membantu manajer
11
mengembangkan empat tipe strategi dalam mengambil keputusan yaitu :
strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.
1. Strategi SO (Strength-Opportunity).
Strategi ini berdasarkan jalan pikiran perusahaan dengan
memanfaatkaan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebaik-baiknya.
2. Strategi ST (Strength-Threat).
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman baik dari dalam maupun dari luar
perusahaan.
3. Strategi WO (Weakness-Opportunity).
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weakness-Threat).
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dari
ancaman dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang
(O)
Strategi SO
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Ancaman
(T)
Strategi ST
Gunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman
Strategi WT
Meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Tabel 2.1 SWOT Matrix
Sumber : (Rangkuti 2006:31)
2.2.6 EFAS (External Factor Analysis Strategy)
Menurut Rangkuti (2006:22-23), sebelum membuat faktor-faktor
strategis eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu cara penentuan faktor
12
strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor
strategi eksternal (EFAS):
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman).
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor
strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai
dengan 1 (tidak baik) berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai
rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai
ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika
nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (tidak
baik).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana nilai
pembobotannya dihitung.
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total nilai pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai
total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Nilai total ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.2.7 IFAS (Internal Factor Analysis Strategy)
Menurut Rangkuti (2006:22-23), setelah faktor-faktor strategis
internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS ( Internal
13
Factor Analaysis Strategy ) disusun untuk merumuskan faktor-faktor
strategis internal dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan,
tahapannya adalah:
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari
1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-
faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot
tersebut tidak boleh jumlahnya tidak boleh melebihi skor total
1,00).
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai
dengan 1 (tidak baik) berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang
bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan)
diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan
membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing
utama, sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.
Contohnya jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan
dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1. Sedangkan jika
kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah
4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (tidak
baik).
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai
total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
14
2.2.8 Concept of Operation Scenario
Menurut Bernard (2012:286), skenario CONOPS merupakan sebuah
dokumen naratif yang menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi
sekarang ini atau yang akan datang untuk beberapa tahun kedepan yang
diberikan penjelasan tentang keadaan internal dan eksternal yang
teridentifikasi didalam analisis SWOT.
2.2.9 Concept of Operation Diagram
Menurut Bernard (2012:287), Concept of Operations (CONOPS)
Diagram adalah sebuah gambaran grafis tingkat tinggi dari bagaimana
fungsi perusahaan secara keseluruhan ataupun bagian tertentu. Grafik
CONOPS sangat penting bagi perusahaan karena menjelaskan semua
proses bisnis dalam satu gambar CONOPS serta hubungan antar setiap
aktivitas. Grafik CONOPS membantu perusahaan mengerti apa yang
harus dilakukannya pada tingkat dasar.
2.2.10 Lima Daya Persaingan Bisnis Menurut Porter
Menurut Grant et al. (2009: 12), lima faktor persaingan menurut
Porter merupakan metode analisis yang mengidentifikasikan 5 faktor
persaingan sehingga berguna bagi manajer strategis dalam mengambil
keputusan. Porter menggunakan konsep-konsep pengembangan industri
untuk menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif
pasar.
1. Ancaman Pendatang Baru, dipengaruhi oleh besar kecilnya
hambatan untuk masuk ke dalam dunia industri. Hambatan ini
dapat berupa biaya investasi, perijinan, akses bahan mentah,
akses saluran distribusi. Semakin tinggi hambatan maka
semakin rendah ancaman dari pendatang baru.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok, jika jumlah pemasok
sedikit, maka produk menjadi lebih penting, sehingga semakin
kuat posisi tawarnya.
15
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli, jika kuantitas pembelian
besar, maka semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli
dan akan membuat posisi pembeli semakin kuat.
4. Ancaman Produk Pengganti, diukur dari jumlah produk
pengganti yang beredar di pasar. Produk pengganti yg banyak
beredar akan berdampak pada keleluasaan pelaku industri dalam
menentukan harga jual.
5. Persaingan di dalam industri, masalah intensitas rivalitas antar
pemain dalam industri menjadi faktor penting yang
mempengaruhi para pemasar
Gambar 2.3 Lima Daya Persaingan Menurut Porter
2.2.11 Business Plan
Menurut Bernard (2012:289), rencana bisnis memberikan gambaran
tingkat tinggi pada garis kunci dari fungsi bisnisnya, dan strategi
keuangan yang akan mencapai tujuan strategis dan inisiatif. Item berikut
ini sering ditemukan dalam rencana bisnis:
1. Business overview
2. Executive team profile
3. Relationship of business activities to strategic goals
4. Organizational structure
5. Market outlook and competitive strategy
6. Business cycles
7. Capitalization summary
16
8. Financial strategy
9. Current financial status summary
10. Business partnership and alliances
2.2.12 Activity Diagram
Menurut Bernard (2012:291), Swim Lane Process Diagram
merupakan suatu diagram aktivitas pelaku bisnis (Stackholder) dimana
menunjukan kegiatan apa saja yang dilakukan penopang kepentingan
(orang-orang dengan kepentingan dalam perusahaan) yang terlibat
dengan garis dari proses bisnis dari waktu interaksi. Diagram
menggunakan format dari “Swim Lane” Stackholder diatur dalam baris,
kerangka waktu (Timeframes) diatur dalam kolom, lalu gambaran
aktivitas digambarkan dengan simbol flowchart.
2.2.13 Use Case Narrative & Diagram
Bernard (2012:294), sebuah Use Case Narrative adalah format bahasa
pemodelan terpadu (UML) untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis,
konteks, aktor, dan aturan bisnis untuk interaksi dengan sistem, layanan,
dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang
membutuhkan pengembangan. Jadi, use case menjelaskan interaksi
antara pengguna dengan sistem aplikasi.
2.2.14 Object State – Transition Diagram
Menurut Bernard (2012:298), Object state - Transition Diagram
menggunakan notasi Unified Modeling Languange (UML) untuk
memperlihatkan bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek secara
spesifik. Diagram ini menunjukan perubahan atribut, link, atau behavior
dari objek yang hasilnya didapatkan dari sistem internal maupun
eksternal yang memicu terjadinya perubahan keadaan.
2.2.15 Logic Data Model
Menurut Bernard (2012:300), Logical Data Model dapat
dikembangkan dengan menggunakan metode dan simbologi tradisional
17
terstruktur (Entity Relationship Diagram), atau menggunakan metode
berorientasi objek dan simbologi dari UML, yang menghasilkan Class
Diagram atau Object Diagram.
2.2.16 Activity/Entity Matrix (CRUD)
Menurut Bernard (2012:302), Matrix acitivity atau entitas
dikembangkan dengan menjabarkan entitas data yang dipengaruhi oleh
garis kegiatan line of business. Sering disebut matriks CRUD karena
mengidentifikasi tipe dasar transformasi yang dilakukan pada data
(membuat, membaca, memperbarui, menghapus) melalui proses bisnis.
2.2.17 System Communication Description
Menurut Bernard (2012:305), System Communication Description
menyediakan penjelasan dari bagaimana data berkomunikasi dengan
sistem ke seluruh perusahaan, dan termasuk mengenai koneksi, jalur,
jaringan, dan media.
2.2.18 Network Connectivity Diagram
Menurut Bernard (2012:313), Network Connectivity Diagram
menunjukkan koneksi fisik antara voice, data, dan jaringan video dalam
perusahaan meliputi bagian eksternal Wide Area Networks dan Local
Area Networks yang juga disebut ekstranet dan intranet
2.2.19 Organization Chart
Menurut Bernard (2012:328), Organization Chart memeperlihatkan
posisi karyawan yang diatur dalam diagram hirarki atau format matriks.
Organization Chart membantu untuk menunjukan garis kewenangan,
hubungan kerja serta pelaku yang bertanggung jawab akan sumber daya,
produk, dan proses yang dilaksanakan.
18
2.2.20 EA Current Architecture Summary
Salah satu tujuan dari EA adalah menunjukan keterkaitan antara
komponen-komponen EA dengan produk yang ada pada setiap tingkat
dari kerangka EA
2.2.21 Strategic Goals and Initiatives
Menurut Bernard (2012:187), sesi ini mengidentifikasi bagaimana
program EA dan komponen EA dapat mendukung strategi goal dan
initiative perusahaan yang diinginkan.
2.2.22 Business Services and Information Flows
Menurut Bernard (2012:188), sesi ini menekankan peran EA dalam
mendukung analisis bisnis proses dan pengembangan, serta
mengidentifikasi dan mengoptimalkan arus informasi didalam proses
bisnis.
2.2.23 System and Applications
Menurut Bernard (2005:189), sesi ini mengidentifikasi bagaimana
komponen EA yang ada dan artifak pada sistem dan aplikasi pada setiap
tingkat yang ada pada framework EA dapat mendukung alur informasi
dan setiap Line Of Business.
2.2.24 Technology Infrastructure
Menurut Bernard (2012:190), sesi ini menerangkan tentang suara,
data, dan video komponen EA dan artifak yang membentuk tekonologi
infrastruktur dari tingkatan EA Framework.
2.2.25 EA Future Architecture Summary
Setelah melakukan transisi ke EA Future Architecture, maka kita
dapat membuat rencana sebagai berikut:
19
2.2.25.1 Future Operating Scenarios
Menurut Bernard (2012:192), skenario operasi masa depan
yang dibuat bersama dengan deskripsi narasi tujuan skenario
dan spectrum lingkungan operasi yang menanggapi skenario.
Ada 3 jenis skenario yang dapat digunakan dalam Future
Operating Scenario yaitu:
1. Melanjutkan status quo.
2. Strategi bisnis dilingkungan yang baik.
3. Strategi bisnis defensif selama pasar turun.
2.2.26 Planning Assumptions
Menurut Bernard (2012:192), Planning Assumptions adalah asumsi
perencanaan dari skenario dibahas lebih lanjut dalam hal apa yang
dimaksud dengan prioritas perusahaan karena menerapkan Future EA.
Asumsi yang mengidentifikasikan kemampuan baru dan sumber daya
yang akan diperlukan jika perusahaan berhasil dalam masing-masing
skenario. Kemudian bagian ini memfokuskan pada skenario yang dipilih
dan asumsi-asumsi perencanaan yang akan mendasari tindakan yang
diambil.
2.2.27 Updating Current & Future View
Menurut Bernard (2012:192), menjelaskan dokumentasi perubahaan
yang direncanakan dalam proses dan sumber daya yang menciptakan
pandangan masa depan EA pada semua tingkatan dari framework yang
ada pada EA.
2.2.28 EA Sequencing Plan
Menurut Bernard (2012:194), menjelaskan tentang perencanan urutan
dokumen EA, tolak ukur dan jangka waktu untuk menerapkan komponen
baru EA dan artifak. Perusahaan besar dan menengah sering memiliki
banyak perkembangan baru, upgrade, pensiun atau migrasi yang pada
berlangsung waktu tertentu dan memerlukan koordinasi.
Top Related