BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian-pengertian
2.1.1. Pengertian Demografi
Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayah
dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi).
Secara umum Demografi adalah Ilmu yang mempelajari persoalan dan
keadaan-keadaan perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal yang
berhubungan dengan komponen-komponen perubah tersebut seperti kelahiran,
kematian dan migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin tertentu.
2.1.2. Pengertian Penduduk
Pengetahuan tentang kependudukan adalah sangat penting untuk lembaga-lembaga
swasta maupun Pemerintahan baik ditingkat Nasional maupun daerah, dimana
Universitas Sumatera Utara
masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam menentukan
kebijaksanaan Pemerintah terutama yang berhubungan dengan pendataan penduduk
melalui KTP, kesehatan, keluarga berencana, tenaga kerja, pemindahan penduduk dan
sebagainya. Hal mengenai kependudukan adalah Studi tentang penduduk di dalam
kerangka sosiologi dan ada jalinannya dengan ekonomi, biologi dan ilmu sosial yang
lain.
Pengertian dari penduduk sendiri sangatlah banyak, Dalam ilmu sosiologi
penduduk adalah Kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang
tertentu. Berdasarkan UUD 1945 pasal 26 ayat 2 “Penduduk adalah Warga Negara
Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia”. Dan secara
umum penduduk adalah Semua Orang yang berdomisili di Wilayah Republik
Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6
bulan tetapi bertujuan untuk menetap di Wilayah Republik Indonesia.
Bicara mengenai penduduk tak pernah lepas dari pertumbuhan penduduk
tersebut. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah di pengaruhi oleh 4 faktor yaitu
Kelahiran (fertilasi), Kematian (mortalitas), In Migrasion (migrasi masuk), Out
Migrasion ( migrasi keluar). (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-
Dasar Demografi” : 5).
Faktor paling dominan yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah
Kelahiran dan Kematian sedangkan Migrasi masuk dan Migrasi Keluar sangatlah
Universitas Sumatera Utara
rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya Fertilasi dapat dibagi
menjadi dua yaitu Faktor Demografi dan Faktor Non Demografi. Faktor Demografi
diantaranya adalah Struktur Umur, Status Perkawinan dan Umur Kawin,sedangkan
Faktor Non Demografi nya antara lain Keadaan ekonomi penduduk, Tingkat
pendidikan, Perbaikan status wanita, Urbanisasi dan Industrialisasi.
Komposisi umur penduduk merupakan salah faktor komponen penduduk
antara lain penduduk berusia antara 0-4 tahun akan banyak mempengaruhi tingkat
kematian sedangkan tingkat kelahiran sangat dipengaruhi oleh penduduk wanita pada
usia 15-49 tahun.
2.1.3. Pengertian Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah Identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang
diterbitkan oleh Instansi Pelaksana (dalam hal ini Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil) yang berlaku di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Indonesia. Pada
konsepnya yang memiliki KTP adalah Orang yang sudah berusia 17 tahun ke atas atau
telah pernah menikah yaitu sebagai bukti identitas diri bagi penduduk yang telah
dewasa. Dalam hal ini anak yang berusia 17 tahun kebawah namun sudah menikah
belum berhak untuk memiliki KTP karena menurut Hukum yang tertulis Penduduk
yang memiliki KTP adalah mereka yang sudah berusia 17 tahun ke atas. Hal ini telah
di atur di pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2002, Keputusan Walikota
Medan Nomor 43 Tahun 2002, tentang pelaksanaan Perda Nomor 18 Tahun 2002,
Tentang penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dalam Kerangka Sistem Informasi
Universitas Sumatera Utara
Manajemen Kependudukan dan Akta Catatan Sipil dalam Kota Medan . Sesuai
dengan pembahasan dibab I sudah menjelaskan tentang pengertian dari KTP itu
sendiri.
Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Simduk dan Akta Catatan Sipil Kota
Medan (Dinas Kependudukan Kota Medan, 2002 :9) Menerangkan bahwa yang
dimaksud dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah Kartu Sebagai Bukti diri
(Legitimasi) bagi setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Bagi
setiap penduduk yang telah berusia 17 (Tujuh Belas) tahun keatas atau telah pernah
menikah atau kawin wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Demografi Umum ( Ida Bagoes Mantra, 2000 : 27) Menerangkan bahwa
sistem registrasi penduduk di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19. Pada tahun
1815 Raffles (berkebangsaan inggris) melaksanakan pendaftaran penduduk dalam
rangka penetapan sistem pajak tanah. Setelah Inggris meninggalkan Indonesia,
Belanda meneruskan pelaksanaan registrasi tersebut namun hingga pertengahan Abad
ke-19 perhatiannya justru hanya sedikit data registrasi yang di terbitkan.
Setelah tahun 1850 pemerintah Belanda mulai memberikan perhatian yang
lebih baik terhadap sistem registrasi penduduk. Mulai tahun 1880 Pemerintah Belanda
melakukan pencatatan dan pelaporan penduduk dengan sistem kartu mingguan.(
Gardiner, 1981). Namun pada waktu penjajahan Jepang sistem registrasi seperti ini di
hapus dan di ganti dengan sistem vital yaitu sistem yang menyangkut Kelahiran,
Universitas Sumatera Utara
Kematian, Perkawinan dan Perceraian (Said Rusli, 1983). Setelah Indonesia Merdeka,
sistem registrasi penduduk diteruskan lagi dengan sistem kartu mingguan yang dulu
diterapkan dan diubah menjadi laporan mingguan tingkat kecamatan. Dimana setiap
minggu Kepala Desa berkumpul di kecamatan menyerahkan perubahan-perubahan
penduduk yang ada selama seminggu di desanya ( Gardiner, 1981).
2.2. Teori –Teori Kependudukan
Teori kependudukan dikembangkan oleh dua faktor yang sangat dominan yaitu, yang
pertama adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk terutama di negara-negara
yang sedang berkembang dan hal ini menyebabkan agar para ahli memahami faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi penduduk. Sedangkan faktor yang kedua adalah
adanya masalah masalah yang bersifat universal yang menyebabkan para ahli harus
banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk mengkaji lebih lanjut
sejauh mana telah terjalin suatu hubungan antara penduduk dengan perkembangan
ekonomi dan sosial. Teori – teori penduduk dibagi menjadi beberapa teori yaitu :
2.2.1. Teori Pertumbuhan Penduduk
1. Marxist
Teori ini mengemukakan bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin
tinggi produksi yang dihasilkan. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum“,
2000 : 67).
Universitas Sumatera Utara
2. Paul Edric
Dalam bukunya yang berjudul (The Population Bomb) menggambarkan
bahwa penduduk dan lingkungan yang ada didunia ini sebagai berikut.
Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; Kedua, Keadaan bahan
makanan sudah terbatas; Ketiga, Karena terlalu banyak manusia di dunia ini
lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Pada tahun 1990 Edric
merevisi bukunya dengan judul baru (The Population Explotion), yang isinya
adalah Bom penduduk yang dikhawatirkan pada tahun 1968, kini sewaktu –
waktu akan dapat meletus. Kerusakan dan pencemaran lingkungan yang parah
karena sudah terlalu banyaknya penduduk yang sangat merisaukan. ( Ida
Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 71)
3. Robert Thomas Malthus ( 1766-1834)
Menurut Robert Thomas Malthus ( 1766-1834) yang terkenal sebagai pelopor
ilmu kependudukan yang lebih populer disebut dengan Prinsip Kependudukan
(The Prinsiple of Population) yang menyatakan bahwa penduduk apabila
tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini dan ia juga
menyatakan bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan
sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatasan
terhadap pertumbuhan penduduk maka manusia akan mengalami kekurangan
bahan makanan sehingga inilah yang menjadi sumber kemelaratan dan
kemiskinan manusia. . ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 :
62).
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Teori Fisiologi
1. John Stuart Mill
Berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi
perilaku demografinya. Selanjutnya ia juga mengatakan apabila produktivitas
seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam
hal ini Fertilasi akan rendah jadi taraf hidup merupakan determinasi fertilitas.
Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan, Tinggi rendahnya
tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia sendiri, Maka Mill menyarankan
untuk meningkatkan pendidikan penduduk tidak saja untuk golongan yang
mampu tetapi juga untuk golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya
pendidikan penduduk maka secara rasional penduduk mempertimbangkan
perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang
ada. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 73-74).
2. Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Sadler mengemukakan bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah
penduduk yang ada disuatu negara atau wilayah. Jika kepadatan penduduk
tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan
penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan meningkat.
Teori Doubley hampir sama dengan teori sadler hanya saja titik
tolaknya berbeda. Doubley mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk
berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan
kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Doubley kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagi daya
reproduksi manusia sedangkan kelebihan pangan justru merupakan faktor
pengekang perkembangan penduduk. Dalam golongan masyarakat yang
berpendapatan rendah, seringkali terdiri dari penduduk dengan keluarga besar,
sebaliknya orang yang mempunyai kedudukan yang baik biasanya jumlah
keluarganya kecil. . ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 76-
77).
2.2.3. Teori Sosial Ekonomi
1. Emile Durkheim
Emile Durkheim adalah seorang ahli Sosiologi Perancis, ia menekankan
perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang
tinggi. Ia mengatakan pada suatu wilayah dimana angka kepadatan
penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan
timbul persaingan antara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup.
Dalam usaha memenangkan persaingan tiap-tiap orang berusaha untuk
meningkatkan pendidikan dan ketrampilan serta mengambi spesialisasi
tertentu. Keadaan seperti ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan dengan
kehidupan yang kompleks.
Apabila dibandingkan dengan masyarakat tradisional dan masyarakat
industri akan terlihat bahwa pada masyarakat tradisonal tidak terjadi
persaingan yang ketat dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat
industri akan terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena pada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
industri tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi. ( Ida Bagoes
Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 75)
2. Arsene Dumont
Arsene Dumont adalah seorang ahli Demografi dari Perancis. Tahun 1890 dia
menulis sebuah artikel yang berjudul “ Depopulation et Civilization”. Ia
melancarkan teori penduduk baru yang disebut dengan Teori Kapilaritas
Sosial. Teori Kapitalitas Sosial mengacu kepada keinginan seseorang unutk
mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat. Untuk dapat mencapai
kedudukan yang tinggi dalam masyarakat keluarga yang besar merupakan
beban yang berat dan perintang.
Teori ini dapat berkembang dengan baik dinegara-negara demokrasi,
dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai tujuan yang
tinggi di masyarakat. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 :
74).
2.3. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan Dinyatakan dalam persentase.
Pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah dipengaruhi oleh 3 komponen
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Fertilitas
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah Kemampuan rill seorang wanita
untuk melahirkan. (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-
Dasar Demografi” : 7).
b. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah Peristiwa menghilangnya semua tanda –tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 115).
c. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap disuatu
tempat ke tempat lain melampaui batas politik / negara ataupun batas
administrative / batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan
sebagai perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke
daerah lain . (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-Dasar
Demografi” : 9).
Menurut Everett S Lee ada 4 yang menyebabkan orang mengambil
keputusan untuk melakukan Migrasi yaitu:
a. Faktor-faktor yang terdapat didaerah asal.
b. Faktor-faktor yang terdapat ditempat tujuan.
c. Faktor-faktor yang menghambat.
d. Faktor-faktor pribadi.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Susunan Penduduk
Susunan penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan umur. Jenis kelamin,
kebangsaan, suku bangsa dan sebagainya.
2.3.2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dalam arti Demografi adalah Komposisi Penduduk menurut
umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan
penduduk dimasa yang akan datang. Misalnya Pemerintah ingin merencanakan
pelaksanaan wajib belajar penduduk usia sekolah, maka perlu diketahui jumlah
penduduk diusia sekolah baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.
2.4. Analisis Korelasi
Sepanjang sejarah umat manusia orang melakukan penelitian mengenai ada dan
tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha
untuk mengukur hubungan ini dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua
fenomena atau kejadian yang yang menimbulkan rasa ingin tau dari peneliti.
Korelasi sering diartikan sebagai hubungan, berarti korelasi harus
membicarakan sekurang-kurangnya dua variabel atau lebih. Korelasi juga dapat
diartikan sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur tingkatan kekuatan hubungan antara
satu variabel (X) dengan variabel lainnya (Y). Untuk mengetahui apakah ada atau
tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya digunakan analisis
korelasi. Untuk hubungan variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Koefisien korelasi antara X dan Y
])()][()()[(
))(()(2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
N = banyak data atau anggota
X = anggota pada variabel bebas
Y = anggota pada variabel terikat
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi/hubungan (measure of association). Pengukuran asosiasi
merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik
bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel.
Analisis Korelasi sering digunakan dalam penelitian, misalnya meneliti hubungan
antara motivasi dan prestasi kerja, disiplin kerja dan produktivitas kerja, kualitas
pelayanan dan kepuasan pelanggan serta lainnya. Jika antara variabel yang satu
dengan variabel lainnya mempunyai hubungan, maka variabel yang satu akan berubah
akibat perubahan dari variabel lainnya. Dalam memperkirakan tingkat korelasi tidak
ada istilah tentang suatu kebetulan melainkan memang benar-benar berkorelasi.
Korelasi bermanfaat untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih
dengan skala-skala tertentu. Misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio;
Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data
Nominal. Kuat lemahnya hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai 1. Korelasi
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah
jika nilai koefisien korelasi ditemukan positif sebaliknya jika nilai koefisien korelasi
negatif korelasi tersebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefisien korelasi ialah
suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefisien
korelasi tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel
tersebut. Jika koefisien korelasi diketahui +1 maka hubungan tersebut disebut sebagai
korelasi sempurna.
Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua
variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1. Kofisien
korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel
acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan
searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula.
Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan
menjadi rendah ( dan sebaliknya). Korelasi dilambangkan dengan ( r ) dengan
ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( -1 ≤ r ≤ +1 ). Apabila r = -1 artinya
korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti
korelasinya sangat kuat sedangkan arti harga r akan disesuaikan dengan tabel
interpretasi nilai r sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
2.5. Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis untuk korelasi digunakan Uji T. Rumusnya sebagai berikut.
21
)2(
xy
xy
r
Nrt
Keterangan :
xyr = Hasil dari koefisien korelasi X dan Y
N = Banyak anggota atau data
Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dan dk = (n-2)
dengan kriteria sebagai berikut:
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika t hitung < t tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis berbunyi :
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pertumbuhan penduduk yang Cukup
Umur dengan tingkat permintaan KTP.
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara pertumbuhan penduduk yang Cukup
Umur dengan tingkat permintaan KTP.
Universitas Sumatera Utara
Top Related