BAB 1
PENDAHULUAN
Judul Perancangan
REDESIGN TRADITIONAL MARKET AND BACKPACKER HOTEL
IN PRAWIROTAMAN YOGYAKARTA
Deskripsi Judul
Redesign : Merupakan sebuah proses mendesain kembali untuk
melakukan suatu perubahan dan pemaksimalan pada
struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun
sistem untuk manfaat yang lebih baik dari desain
sebelumnya.
Pasar Tradisional : Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan
dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta,
Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,
menengah,swadaya masyarakat atau koperasi dengan
usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual
beli barang dagangan melalui tawar menawar.
(Peraturan Presiden Republik Indonesia No 112 Tahun
2007)
Hotel Backpacker : Hotel yang di desain untuk para Backpacker yang
sedang berlibur, biasanya hotel backpacker ini bias
dihuni 4-6 orang dalam satu kamar dan dengan harga
yang terjangkau.
Latar belakang
1.1.1 Latar belakang fungsi dan aktivitas
a. Pertumbuhan penduduk di Yogyakarta berdasarkan kecamatan
Menurut data yang ditunjukan oleh BPS, pertumbuhan penduduk
kecamatan mergangsan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
peningkatan tersebut berkembang pesat karena diperngaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu banyaknya destinasi pariwisata, pendidikan, industri dan
ekonomi, juga semakin padatnya di karenakan banyaknya pendatang atau
wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Dengan bertambah padatnya
penduduk tersebut dibutuhkan adanya tempat yang dapat menampung dan
memenuhi kebutuhan lahan atau tempat tinggal terutama di kecamatan
mergangsan dimana terdapat jalan prawirotaman yang padat dipenuhi oleh
wisatawan asing.
Gambar 0.1.1 Tabel kepadatan penduduk
(sumber : BPS kota Yogyakarta 2017)
b. Pertumbuhan Pasar Prawirotaman
Keberadaan pasar tradisional dan toko kelontong saat ini mendapat
ancaman yang sangat besar dengan menjamurnya bisnis waralaba
minimarket, bahkan sudah mulai memasuki wilayah perkampungan
penduduk. Maraknya minimarket berjejaring di Kota Yogyakarta
mengancam kelangsungan hidup pasar tradisional (Tabloid Badan
Legislasi, 2013: 8). Keberadaan waralaba minimarket tidak hanya
mengancam pasar tradisional saja namun juga mengancam keberadaan
toko-toko kelontong dan toko modern milik perseorangan. Terbukti bahwa
sejumlah toko modern milik perorangan akhirnya beralih fungsi menjadi
usaha lainnya, seperti kios fotocopy, kantor partai politik dan sebagainya
karena tidak mampu bersaing dengan toko berjejaring (Tribun Jogja, 10
April 2013: 12).
Pasar Tradisional Prawirotaman memiliki daya tarik yang cukup
tinggi, karena posisinya yang sangat strategis berada di arah timur jalan
utama, sehingga dapat di akses dengan mudah oleh para wisatawan, tidak
sedikit turis yang datang untuk berbelanja atau hanya sekedar melihat-
Gambar 1.0.2 perkembangan toko modern dan Pasar Tradisional tahun 2009-2014
Sumber :Dinas indagkop dan ukm tahun 2014
lihat, Pasar Tradisional Prawirotaman ini juga mendapat predikat pasar
sehat dari Kemenkes, namun kondisi Pasar kini sudah jauh dari kata layak
dan higienis karena terlihat padat dan kumuh. Luas bangunan Pasar
Prawirotaman sekitar 2.000 meter persegi. Jika melihat penampang
denahnya, areal pasar berbentuk persegi panjang. Lokasinya pun sangat
strategis. Sayang, akhir-akhir ini omzet pendapatan para pedagang
semakin turun. Diperkirakan omzet mereka bisa turun 30 hingga 40
persen. Tak heran, karena Pasar Prawirotaman kini terhimpit oleh
keberadaan toko-toko modern. Di tengah situasi tersebut Pasar
Prawirotaman tetap berusaha menjadi “jantung” bagi perekonomian
masyarakat sekitar. Pasar Prawirotaman membutuhkan sentuhan agar
terlihat lebih tertata rapi dan bersih. Penataan yang baik tanpa
menghilangkan karakteristik istimewa pasar tradisional. Karakter dimana
proses tawar-menawar melibatkan komunikasi langsung antara pedagang
dan konsumen. Ada budaya tutur, budaya berbincang, budaya dialog, yang
melibatkan emosi keduanya.
Gambar 1.0.3 kondisi pasar Tradisional Prawirotaman sumber :
Google)
c. Pertumbuhan Wisatawan
Yogyakarta merupakan salah satu kota dengan jumlah wisatawan yang
banyak setiap tahunnya, Yogyakarta juga menjadi salah satu tujuan
destinasi wisata ter favorit baik wisatawan lokal maupun mancanegara,
berbicara tentang Yogyakarta pasti tidak lepas dari berbagai tempat yang
menarik seperti jalan malioboro. Jalan Malioboro yang selama ini
memang identik dengan Yogyakarta, namun ada jalan lain yang tidak
kalah menariknya yaitu Jalan Prawirotaman. Kawasan ini dikenal sebagai
kampung turis, karena tidak sedikit turis mancanegara yang menginap
bahkan tinggal disana dalam waktu yang cukup lama, di sepanjang Jalan
Prawirotaman dipenuhi hotel, guesthouse, café, butik dan toko yang
menjual kerajinan tangan.
Gambar 1.0.4 grafik pertumbuhan wisatawan
(sumber : statistik kepariwisataan yogyakarta 2016)
Turis yang datang ke Yogyakarta berbagai macam jenisnya, salah
satunya backpacker tourist, seiring berjalannya waktu backpacking menjadi
salah satu style wisatawan untuk berlibur untuk dapat traveling dengan budget
seminim mungkin.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya terjadi
peningkatan jumlah wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara,
di grafik ke 2 menjelaskan tentang banyaknya minat wisatawan untuk
menginap di hotel non bintang yang harganya lebih terjangkau.
Gambar 1.0.5 grafik minat wisatawan dalam menginap di hotel (sumber : statistik
kepariwisataan 2016)
1.1.2 Latar belakang lokasi dan konteks
a. Fungsi lahan dan kegiatan di pasar prawirotaman
Lokasi Pasar Tradisional Prawirotaman ini berada di Jl. Parangtritis
No.103, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55153, lokasi pasar tradisional prawirotaman ini berada di
perempatan jalan dimana sangat strategis dan ramai dikunjungi oleh para
pengunjung baik lokal maupun turis. Fasilitas yang ada di pasar ini yaitu toilet
umum, dekat dengan masjid, dan parkir kendaraan. Luas Bangunan pasar:
2.007,00 m2 dengan jumlah pedagang, dalam los terdapat 520, luar los
ada 81, dan terdapat pedagang di luar bangunan namun masih di dalam
site sebanyak 66 pedagang, jadi total pedagang yang berjualan disana ada
sekitar 667 pedagang, Pasar Tradisional Prawirotaman menjual berbagai
aneka makanan dan jajanan Tradisional, Pakaian dan lain lain.
Gambar 1.0.6 peta lokasi Pasar Tradisional Prawirotaman
(sumber : Google )
Data peraturan pengembangan dan peletakan bangunan di Yogyakarta
menurut peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 tahun 2010 Tentang
rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta sebagai berikut.
1.1.3 Latar Belakang Permasalahan
Menurut hasil pengamatan dan analisis grafik, berdasarkan potensi yang
ada di Pasar Tradisional Prawirotaman yaitu jumlah yang tidak sedikit dari turis
yang datang ke Pasar Prawirotaman mengakibatkan kepadatan, di samping itu
banyaknya guesthouse yang ada di sekitar pasar tersebut yang kurang layak dan
juga banyaknya minat para wisatawan untuk menginap di penginapan dengan
harga yang terjangkau, menjadikan alasan yang kuat untuk mendesain bangunan
Pasar dengan mixed use yaitu backpacker hotel yang mudah di akses dan dapat
berintegrasi dengan baik bersama pasar tradisional untuk menunjang kebutuhan
dan pendapatan masyarakat Prawirotaman, karena Pasar Tradisional
Gambar 1.0.7 Peraturan tata guna lahan
Sumber : peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 tahun 2010 Tentang rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Prawirotaman sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata bagi para turis yang
sedang berlibur di Yogyakarta.
a. Pasar Higienis
Pasar Tradisional Prawirotaman memiliki peranan penting dalam
kehidupan masyarakat Jogjakarta terutama para penjual yang bekerja disana
dan juga para pengunjung yang datang kesana yang notabene kebanyakan
adalah turis. Pasar Tradisional Prawirotaman di prediksi akan menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi dan juga pusat pariwisata yang kemungkinan
kedepannya akan menjadi pasar yang padat jika kondisi ruang-ruang yang ada
seperti sekarang, juga perawatan dan pengelolaan kebersihan pasar yang
masih kurang juga menjadi salah satu masalah penting untuk mengembangkan
pasar, maka pendekatan Pasar Tradisional Higienis adalah pendekatan yang
tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di
Pasar Tradisional Prawirotaman.
b. Backpacker Hotel
Pariwisata merupakan industri yang terus berkembang di Yogyakarta.
Sehingga seiring berjalannya waktu pariwisata merupakan suatu bagian dari
kebutuhan hidup. Dengan berkembangnya waktu, kini kegiatan berwisata
bukan merupakan hal yang mahal lagi. Salah satu cara yang dilakukan untuk
dapat berwisata adalah dengan backpacking. Backpacking adalah sebuah
istilah yang digunakan untuk mencerminkan sebuah bentuk dari perjalanan
berwisata dengan biaya murah. Meskipun wisata ala backpacker sekarang
sudah cukup berkembang, akan tetapi pada kenyataannya backpacking masih
belum dijadikan prioritas dalam perencanaan pariwisata terutama di
Yogyakarta. Backpacker hotel adalah solusi yang tepat untuk mendukung
banyaknya minat para wisatawan dengan biaya terjangkau.
Rumusan masalah
1. Bagaimana mengembangkan Pasar Tradisional Prawirotaman menjadi
Pasar Tradisional higienis?
2. Bagaimana mendesain backpacker hotel di Pasar tradisional prawirotaman agar
dapat berintegrasi dengan baik dan meningkatkan pendapatan dan
mendukung masing-masing fungsi yang ada di bangunan tersebut?
Tujuan dan sasaran
- Tujuan
Mendesain dan mengembangkan Pasar Tradisional dan Hotel Backpacker
agar dapat menjawab permasalahan arsitektural yang ada di pasar tersebut
dengan pendekatan Pasar Tradisional Higienis, dimana semua fasilitas
yang dirancang sebagai sumber pendapatan harus saling mendukung dan
melengkapi agar dapat berintegrasi dengan baik.
- Sasaran
1. Analisis perilaku, program kegiatan, dan kebutuhan ruang Pasar
Prawirotaman dan Hotel Backpacker
2. Analisis konsolidasi tanah vertikal dan kebutuhan tapak kegiatan
3. Analisis tata ruang dan fasilitas pasar higienis
4. Analisis arsitektur pasar tradisional dan hotel backpacker
Batasan masalah
Batasan masalah pada perancangan ini mencakup perencanaan berupa konsep
desain pengembangan bangunan Pasar Tradisional Prawirotaman menjadi Pasar
Tradisional higienis dan Hotel Backpacker untuk mewadahi kebutuhan wisatawan di
daerah tersebut dan meningkatkan guna lahan pasar agar dapat menunjang fungsinya
sebagai pasar juga sebagai destinasi wisatawan dengan pendekatan yang lebih
mengarahkan pada kebersihan dan standart Pasar Tradisional yang higienis juga kepada
tipe-tipe Hotel Backpacker yang salah satunya adalah hotel kapsul.
Metode
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakuan dengan observasi lapangan dan
wawancara sebagai data primer dan studi literatur sebagai data sekunder.
Hasil dari pengumpulan data ini berupa data eksisting kawasan Pasar
Tradisional Prawirotaman, jumlah penduduk, kegiatan sehari-hari, kajian
arsitektural, serta kajian mengenai pasar, hotel backpacker, pasar higienis dan
hotel kapsul.
Metode Analisis Data
Hasil dari pengumpulan data yang dilakukan akan di analisis
menggunakan analisis SWOT dan analisis kebutuhan ruang serta analisis
kawasan terkait respon rancangan terhadap eksisting, orientasi bangungan,
persyaratan ruang terkait pasar dan hotel Backpacker.
Metode Perancangan Data
Hasil dari pengumpulan data yang dilakukan sebelumnya menjadi
bahan pertimbangan dalam merancang bangunan. Melakukan analisis
perancangan berupa analisis kebutuhan ruang, alur kegiatan, arsitektural dan
pengaplikasian pendekatan apa saja yang digunakan dalam mendesain Pasar
tradisional higienis dan hotel backpacker di Pasar Tradisional Prawirotaman
serta perancangan data terkait pasar tersebut.
Metode Pengujian Desain
Metode pengujian desain dilakukan dengan simulasi eksisting terkait
eksisting lingkungan sekitar berupa wawancara mengenai pendapat dan
penilaian terhadap hasil rancangan.
Peta permasalahan
Gambar 1.0.8 peta permasalahan
(sumber : Penulis )
Originalitas
Judul Penulis Penekanan Permasalahan
Bangunan Mixed
Use Berkelanjutan
Di Sagan,
Yogyakarta,
Penerapan
Pendinginan Pasif
Sebagai Dasar
Metode
Perancangan
Muhammad Faiz
Ihsan
Pendinginan Pasif
Sebagai Dasar
Metode
PerancanganSosial
dalam Batas
Property Size
Bagaimana
meancang
bangunan mixed
use (mall dan
Apartment) dengan
penerapan passive
cooling sebagai
dasar metode
perancangan pada
kawasan Sagan,
Yogyakarta
Perancangan
Bangunan Mixed
Use Pasar
Lempuyangan dan
Rusunawa Di
Yogyakarta
Dengan Penekanan
Pada Tepat Guna
Lahan Dan
Efisiensi Serta
Konservasi Energi
Mukti Yoga Gayuh
Penekanan Pada
Tepat Guna Lahan
Dan Efisiensi Serta
Konservasi Energi
1. Bagaimana
mendesain Pasar
Lempuyangan
Yogyakarta sebagai
salah satu pasar
tradisional yang
mampu mewadahi
kebutuhan
masyarakat
terhadap hunian ?
2. Bagaimana
mendesain Pasar
Lempuyangan
untuk mendukung
fasilitas dan
pelayanan pasar
berdasarkan
pendekatan Tepat
Guna Lahan dan
Efisiensi serta
Konservasi Energi
?
Mixed use
Bangunan Pasar
Tradisional ,
Terminal Bus Dan
Townhouse Di
Kawasan Zona III
Prambanan
Yogyakarta
Chessariajeng
Merlina
Tentang
keberagaman
fungsi dalam pasar,
Yogyakarta
Bagaimana
membuat bangunan
Mixed use Pasar,
Terminal, dan
Townhouse yang
memiliki sense of
place dan kekhasan
lingkungan
kawasan
Prambanan dengan
mempertimbangkan
aspek keterbacaan,
dan tipologi fungsi
bangunan?
Kerangka Berfikir
Top Related