1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab pertama studi penelitian ini menjelaskan mengenai latar belakang,
rumusan persoalan, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup yang mencakup
ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah studi. Selain itu dalam bab ini akan
dipaparkan metode penelitian yang terdiri dari pengumpulan data dan metode
analisis. Pada bagian akhir diuraikan sistematika pembahasan dan kerangka
pemikiran studi.
1.1 Latar Belakang
Menurut Direktorat Geologi Dan Tata Lingkungan, paling sedikitnya 60%
dari sekitar 108 juta m3 air tanah dari dataran tinggi sekitar bandung yang masuk ke
Cekungan Bandung berasal dari Wilayah Bandung Utara. Tidak dapat disangkal
bahwa fungsi Kawasan Bandung Utara yaitu sebagai kawasan resapan air mempunyai
peran yang sangat penting dalam penyediaan air tanah di Cekungan Bandung dan
menjamin keberlanjutan perkembangan kehidupan di Cekungan Bandung. Selain itu,
berdasarkan RTRW Propinsi Jawa Barat, Kawasan Bandung Utara mempunyai fungsi
sebagai kawasan yang memberikan perlindungan bag i kawasan bawahannya yang
mana sebagian lahan di wilayah tersebut diperuntukkan sebagai kawasan yang hutan
yang berfungsi lindung, kawasan resapan air dan kawasan cagar alam yang harus
dijaga kelestariannya.
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang pasti terjad i baik secara alamiah dan
tidak dapat dihindarkan. Kecepatan pertumbuh an yang sangat berpengaruh
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti diantaranya disebabkan oleh pertambahan
penduduk baik alamiah, maupun migrasi serta adanya perkembangan kegiatan usah a
akibat perubahan sosial budaya dan ekonomi (Jossy Erwindi). Adanya pertumbuhan
menyebabkan meningkatnya kegiatan penduduk perkotaan yang mengakibatkan
2
meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan yang besar. Karena ketersediaan di dalam
kota tetap dan terbatas, maka meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan yang besar
selalu mengambil alih fungsi daerah pinggiran kota. Gejala pengalihan lahan non
urban oleh penggunaan lahan urban di daerah pinggiran kota disebut sebagai
invasion, sedangkan proses perembetan fisik ke kotaan ke arah pinggiran (luar kota)
disebut urban sprawl (Hadi Sabari Yunus, 2001; 125).
Kawasan adalah wilayah yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek fungsional dan mempunyai fungsi utama yaitu lindung dan budidaya.
Pengaturan pemanfaatan ruang yang terdapat dalam rencana pemanfaatan ruang
adalah untuk mencapai tata ruang yang optimal, dapat meningkatkan fungsi kawasan
tersebut dan diharapkan dapat menahan pertumbuhan. Munculnya istilah kawasan
lindung dalam tata ruang suatu wilayah berbasiskan dari pemahaman dimana tidak
seluruh ruang dari suatu wilayah dapat digunakan untuk kegiatan ekonomi atau
budidaya (kawasan budidaya), namun harus ada sebagian yang dialokasikan untuk
menjaga kesinambungan kehidupannya. Penetapan kawasan lindung kemudi an
menjadi langkah yang sangat penting dalam kebijakan tataruang suatu wilayah yang
harus dipertahankan dan diamankan.
Berdasarkan hasil evaluasi perkembangan yang terjadi di Kawasan Bandung
Utara, terlihat bahwa kegiatan pembangunan fisik bangunan seperti pembangunan
perumahan, villa, hotel, cottage, dan sejumlah sarana wisata dan pembangunan
lainnya yang sangat pesat dan kurang terkendali menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan alami di wilayah ini. Penyimpangan pembangunan dari yang telah
ditetapkan menimbulkan konflik penggunaan lahan yang cenderung mengalahkan
kepentingan lingkungan sehingga dapat merusak kelestarian lingkungan, khususnya
pelestarian air dan tanah.
Beberapa gambaran masalah lingkungan yang mengganggu kelestarian dan
keseimbangan lingkungan di Kawasan Bandung Utara khusunya air dan tanah adalah
penurunan muka air tanah dimana kondisi ini timbul akibat berkurangnya wilayah
3
tangkapan air di Kawasan Bandung Utara atau besarnya pengambilan air tanah di
Cekungan Bandung oleh lahan budidaya, jangka panjangnya akan menurunkan muka
air tanah di wilayah bawahnya, yaitu Kota Bandung, sehingga penduduk Bandung
akan mengalami masalah kekurangan air.
1.2 Perumusan Masalah
Kebijaksanaan pengembangan suatu kawasan dengan berbagai fungsi yang
terdapat dalam rencana tata ruang, akan berpengaruh terhadap pola pemanfaatan
sumber daya alam. Adanya arahan perubahan pola penggunaan lahan yang dinamis
akan menentukan kondisi keseimbangan potensi dan pemanfaatan sumberdaya air
dari waktu ke waktu. Pertumbuhan tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan
dengan adanya rencana tata ruang.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pembangunan yang semakin pesat
di Kawasan Bandung Utara perumasan masalah yang di dapat adalah:
1. Menurunnya fungsi Kawasan Bandung Utar a dalam menyediakan air yang
dapat dilihat dari menurunnya kemampuan tanah menyerap air karena
adanya pembangunan.
2. Peningkatan kebutuhan air karena adanya pertumbuhan.
Pertanyaan penelitian yang di dapat pada rumusan masalah tersebut adalah
bagaimana pengaruh guna lahan pada keseimbangan tata air .
1.3 Tujuan dan Sasaran
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah dijelaskan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perubahan guna lahan terhadap
keseimbangan tata air dan membandingkannya dengan guna lahan rencana tata ruang.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, maka sasaran yang hendak
dicapai dalam penelitian ini ialah:
4
a. Mengidentifikasi pengaruh guna lahan terhadap potensi limpasan air
permukaan dan air yang meresap ke dalam tanah serta proyeksi di masa
mendatang di Kawasan Bandung Utara.
b. Mengidentifikasi perkembangan kebutuha n sumberdaya air di masa datang
serta proyeksi kebutuhan di masa mendatang di Kawasan Bandung Utara.
c. Mengidentifikasi kondisi keseimbangan sumberdaya air, serta p royeksi
keseimbangan di masa mendatang berdasarkan kecenderungan yang terjadi di
Kawasan Bandung Utara.
d. Mengidentifikasi kondisi keseimbangan sumberdaya air berdasarkan potensi
rencana pemanfaatan lahan dalam RTRW Kabupaten Bandung, RTRW Kota
Bandung, dan RTRW Kota Cimahi di Kawasan Bandung Utara.
e. Merumuskan usulan arahan pemanfaatan lahan yang dilandasi oleh kondisi
keseimbangan sumberdaya air, kebijaksanaan lahan dan fungsi kawasan.
1.4 Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup kajian yang dibahas yaitu ruang lingk up materi dan ruang
lingkup wilayah studi. Ruang lingkup materi meruapakan batasan materi yang akan
dibahas dalan studi ini dan ruang lingkup wilayah merupakan batasan wilayah studi.
1.4.1 Lingkup Materi
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian yang hendak
dicapai, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap faktor yang
berpengaruh pada potensi air limpasan dan kebutuhan sumberdaya air, yaitu:
1. Mengkaji karakteristik fisik dasar yang meliputi deliniasi wilayah, letak dan
batas kondisi topografis, geologi, hidrologi serta klimatologi yang
mempengaruhi sistem tata air.
2. Memperkirakan besarnya tambahan potensi sumberdaya air (water supply) di
wilayah studi.
5
Karakteristik wilayah yang mendukung analisis ini meliputi kondisi
kependudukan, penggunaan lahan serta kegiatan sosial ekonomi yang ada di
wilayah studi.
3. Memperkirakan besarnya kebutuhan air ( water demand).
Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah perkembangan jumlah
penduduk, kebutuhan fasilitas sosial perkotaan, dan mengide ntifikasi besarnya
kebutuhan sumberdaya air untuk kegiatan industri dan pertanian, berdasarkan
kecenderungan perkembangan guna lahan di masa datang.
4. Mengkaji pengaruh pola penggunaan lahan terhadap keseimbangan antara
tambahan potensi sumberdaya air dan kebutuhan sumberdaya air. Kondisi
pola penggunaan ini selain dihitung berdasarkan kondisi eksisting serta
kecenderungannya, juga berdasarkan rencana pemanfaatan lahan pada RTRW
Kabupaten Bandung, RTRW Kota Bandung, dan RTRW Kota Cimahi.
Beberapa asumsi dasar yang digunakan sebagai batasan lingkup materi pada
penelitian ini antara lain:
1. Aspek potensi sumberdaya air yang diperhitungkan hanya tambahan
kapasistas alir alamiah saja yang mencakup potensi limpasan air dengan air
yang meresap ke dalam tanah , sedangkan cadangan air tanah yang tersimpan
dalam kurun waktu yang cukup lama tidak diperhitungkan karena berdasarkan
rekomendasi kebijaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan sumber air di
Cekungan Bandung menyebutkan bahwa penggunaan cadangan air tanah
hanya dibolehkan dalam kondisi ‘force majeur.
2. Perhitungan potensi limpasan air permukaan dengan air yang meresap ke
dalam tanah, dilakukan dengan menggunakan pendekatan matematis necara
air dari Ffolliott (1980). Oleh karenanya, hasil yang didapatkan merupakan
hasil pendekatan matematis, dan bukan nilai aktual.
3. Penyediaan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga tidak
diperhitungkan dengan alasan adanya keterbarasan kapasitas pelayanan
6
PDAM di Kabupaten Bandung yaitu hanya 9,23% (dengan tingkat kebocoran
34%) di Kabupaten Bandung (Dinas Pertambangan Propinsi Jawa Barat,
1996).
4. Perhitungan kebutuhan sumberdaya air ( water demand) didasarkan pada
rekomendasi Dinas Pertambangan Propinsi Jabar (1996), yaitu meliputi
penggunaan untuk kegiatan pertanian (lahan ba sah dan lahan kering),
kebutuhan rumah tangga (penduduk), industri, fasilitas sosial dan ekonomi,
dan lain-lain.
5. Jenis data yang digunakan dalam menentukan tambahan potensi air dan
permintaan sumberdaya air, baik yang menyangkut dengan pertumbuhan
penduduk, fasilitas kota, perubahan guna lahan, serta kebijaksanaan
peruntukkan lahan dan fungsi kawasan adalah data sekunder yang telah
dipublikasikan oleh berbagai instansi terkait, literature dan hasil kajian dari
forum ilmiah dengan unit analisis yang digunaka n adalah kecamatan yang
menggunakan pendekatan perbandingan kawasan budidaya antara Cekungan
Bandung dengan Kawasan Bandung Utara. Unit kecamatan tersebut langsung
diringkas dalam bentuk administrasi Kawasan Bandung Utara yang berada di
Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.
1.4.2 Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah penelitian ditentukan berdasarkan isu yang ada.
Meskipun tidak mempertimbangkan batasan sistem tata air, penetuan tambahan
potensi air dapat dilihat dari perhitungan yang menonjolkan guna lahan di wilayah
studi yang didukung dari kondisi alam seperti curah hujan, evapotranspirasi,
evaporasi, ketinggian, kelembapan, dan lain -lain.
Secara administrasi, Kawasan Bandung Utara termasuk ke dalam 10
kecamatan di Kota Bandung serta 11 Kecamatan di Kabupaten B andung sebelum
terpecah menjadi 2 kecamatan di Kota Cimahi, 6 Kecamatan di Kabupaten Bandung
7
Barat, tetapi secara faktanya, Kawasan Bandung Utara di sebelah utara dan timur
dibatasi oleh punggung topografi yang menghubungkan puncak Gunung Burangrang,
Masigit, Gedongan, Sunda, Tangkubanparahu dan Manglayang, sedangkan di sebelah
barat dan selatan dibatasi oleh garis (kontur) 750 m di atas permukaan air laut (dpl).
Batasan administrasi wilayah penenelitian dapat di lihat pada gambar I.1
9
1.4.3 Lingkup Periode
Lingkup periode waktu penelitian adalah disesuaikan dengan tahun rencana
guna lahan pada RTRW Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi dan
sebagai output tahun proyeksi. Dalam proyeksi perencanaan, menggunakan data
sampai 9 tahun ke belakang serta digunakan untuk merumuskan rencana di tahun
2013.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan pada dasarnya dengan melakukan
perbandingan antara besarnya tambahan potensi air dan kebutuhan sumberdaya air.
Demikian pula dalam merumusk an pemanfaatan lahan, analisis yang digunakan
adalah dengan membandingkan antara kondisi guna lahan perkiraan yang mengacu
pada guna lahan dari tahun 2001 dan 2005 dengan guna lahan dalam rencana tata
ruang yang memperhatikan keseimbangan tata air.
1.5.1 Pendekatan Studi
Dalam pendekatan studi, dilakukan analisis kuantitatif untuk mengidentifikasi
besarnya tambahan potensi sumberdaya air dan kebutuhan sumberdaya air. Dalam
mengidentifikasi potensi tambahan potensi sumberdaya air yang mencakup potensi
limpasan air permukaan dan air yang meresap ke dalam tanah digunakan model
matematis yang diturunkan dari sistem tata air, sedangkan untuk mengidentifikasi
besarnya permintaan sumberdaya air digunakan pendekatan berdasarkan besaran
standar kebutuhan tertentu yang an tara lain merupakan fungsi dari lahan. Adanya
penggunaan analisis kualitatif, hanya untuk menjelaskan kondisi wilayah dan
permasalahan yang terjadi serta untuk melakukan analisis dari berbaga i informasi
hasil kuantitatif. Infomasi kebijakan dan informasi p endukung lainnya dalam rangka
perumusan usulan arahan pemanfaatan ruang dan pengelolaan sumberdaya air di
wilayah studi.
10
1.5.2 Kerangka Pemikiran
Pengembangan kerangka pemikiran dalam penelitian ini didasarkan atas latar
belakang dan perumusan permasalahan seb agaimana telah dipaparkan sebelumnya.
Skema kerangka pemikiran disajikan pada gambar 1.2. skema kerangka pemikiran ini
merupakan rangkaian langkah penelitian yang digunakan untuk membantu menjawab
pertanyaan permasalahan yang dikemukakan pad a bagian dari perumusan masalah
serta tujuan dan sasaran.
12
1.5.3 Data dan Informasi
Pada sub bab ini, dijelaskan jenis data, cara pengumpulan data dan sumber
data yang digunakan dalam perhitungan baik dalam potensi limpasan a ir permukaan,
potensi air yang terserap ke dalam tanah, maupun perhitungan kebutuhan sumberdaya
air beserta analisisnya.
1.5.3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah jenis data sekunder yang diperoleh dari
instansi yang terkait. Jenis dan sumbe r data yang digunakan dalam analisis adalah:
a. Data karakteristik fisik wilayah, meliputi:
- Peta wilayah: peta administrasi, topografi, kemiringan, geologi,
penggunaan lahan tahun 2001 dan 2005 dari Bappeda Propinsi Jawa
Barat.
- Data iklim tahun Kota Bandung d an Kecamatan Lembang 2001 dan 2005
dari Badan Meteorologi dan Geofisika.
Data peta administrasi, topografi, kemiringan dan geologi ini digunakan
untuk mengetahui kondisi fisik Kawasan Bandung Utara, selain itu dapat pula
digunakan untuk memberikan rekomen dasi pengalokasian yang tepat dalam
pembangunan.
Data peta penggunaan lahan tahun 2001 dan 2005 digunakan untuk
mengetahui perubahan guna lahan. Selain itu, dengan menggunakan nilai
curah hujan, evapotranspirasi dan nilai koefisien limpasan air, maka didap at
besarnya potensi limpasan air permukaan dan besarnya potensi air yang
meresap ke dalam tanah.
b. Data karakteristik sosial ekonomi kependudukan dan aktivitasnya, meliputi:
- Data jumlah penduduk, fasilitas ekonomi, kegiatan pertanian, industri tiap
kecamatan yang dalam tabel di lampiran disajikan tiap administrasi
13
wilayah (Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi) yang
bersumber pada Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung
dalam angka 1998 – 2006, standar kebutuhan fasilitas ketentuan teknis
pembangunan dan pemanfaatan ruang Departemen PU.
Data ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan sumberdaya air dengan
menggunakan satuan unit analisa kecamatan. Dengan menggunakan laju
pertumbuhan yang diperoleh dari tahun 1998 sampai 2006 dan standar
kebutuhan air, maka dapat diperkirakan kebutuhan sumberdaya air di tahun
2013.
c. Data rencana tata ruang, kebijakan dan informasi kelembagaan terkait dengan
penataan ruang dan pengelolaan sumberdaya air Kawasan Bandung Utara,
meliputi:
- Data RTRW Kabupaten Bandung , RTRW Kota Bandung dan RTRW Kota
Cimahi.
Data rencana guna lahan yang ada pada RTRW tersebut digunakan untuk
menghitung besarnya potensi limpasan air permukaan dan potensi air yang
terserap ke dalam tanah di tahun 2013 yang didukung dengan data curah
hujan, evapotranspirasi dan nilei koefisien limpasan air permukaan.
- Kajian Petetapan Kawasan Konservasi Bandung Utara yang bersumber:
Pemerintah Propinsi Jawa Barat Dinas Tata Ruang dan Permukiman .
- Kebijakan Operasional RUTR Kawasan Bandung Utara .
1.5.3.2 Cara Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis dan sumber data di atas, maka cara pengumpulan data
dilakukan dengan survei data sekunder di masing masing instansi terkair. Untuk
menjaga vaiditas data, dilakukan pengumpulan di berbagai sumber. Dengan teknik
tersebut mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data wajib menggunakan
14
beragam sumber data yang tersedia agar lebih terjamis kebenarannya bila digali
beberapa kelompok sumber data yang berbeda. Jika keadaan data terdapat perbedaan,
maka penulis mengambil nilai tengah dari keadaan tersebut.
1.6 Sistematika Pembahasan
Sesuai dengan permasalahan, ruang lingkup dan tujuan penelitian, maka
sistematika pembahasan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Merupakan uraian pendahuluan dari studi ini dimana m encakup Latar
Belakang yang berisikan masalah yang mendasari kajian ini harus
dilakukan; Rumusan Masalah yang menjadi pokok -pokok pertanyaan
yang ingin dijawab dalam penelitian; Tujuan dan Sasaran Penelitian;
Manfaat Penelitian; Ruang Lingkup yang terdiri dari ruang lingkup
materi, wilayah, dan periode; Metodologi Penelitian; serta Sistematika
Pembahasan.
BAB 2 KAJIAN TEORI
Dalam bab ini secara teoritis membahas mengenai pemahaman secara
umum mengenai Sumberdaya Air, di dalamnya diuraikan mengenai
keseimbangan sumberdaya air dan hal -hal terkait dengan
pengelolaannya; pengelolaan kawasan konservasi; serta Perencanaan
Pemanfaatan Ruang Wilayah, yang berisikan keterkaitan perencanaan
tata ruang dengan pengelolaan sumber daya air dalam kawasan
konservasi
BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Menjelaskan mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang antara
lain terkait dengan aspek-aspek yang mewakili letak dan batas wilayah
kajian, karakteristik fisik wilayah, penggunaan lahan, kesesuaian
lahan, kawasan limitasi dan rawan bencana, konservasi sumberdaya air
15
tanah, serta karakteristik sosial -ekonomi-kependudukan terutama yang
terkait dengan kajian keseimbangan tata air di wilayah kajian.
BAB 4 ANALISIS KESEIMBANGAN TATA AIR
Bab ini menjelaskan mengenai analisis u ntuk mengidentifikasi
besarnya potensi tambahan potensi sumberdaya air baik limpasan air
permukaan maupun air yang meresap ke dalam tanah, perhitungan
kebutuhan sumberdaya air untuk berbagai penggunaan, serta
keseimbangan tata air di Kawasan Bandung Utara baik berdasarkan
kecenderungan maupun berdasarkan RTRW. Selain data aktual, juga
disajikan proyeksi di tahun 2013 serta interpretasi dan pembahasan
hasil pada masing masing penyajian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Merupakan kesimpulan dari hasil peneli tian serta temuan-temuan dari
hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan. Selain itu, juga
disajikan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
yang diperoleh dapat menjadi masukan dalam merumuskan arahan
pemanfaatan ruang, menentukan rekomendasi, serta saran bagi studi
kelanjutan.
Top Related