LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
NUTRISI
A. Pengertian
Pengertian nutrisi adalah elemen penting untuk proses dan fungsi
tubuh. Nutrisi adalah substansi organic yang digunakan untuk fungsi normal
dari system tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makananan dan cairan yang selanjutnya diasimiilasi oleh
tubuh/
Nutrisi adalah zat-zat gizi yang lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya,
serta mengeluarkan sisinya.
B. Status nutrisi
Pemecahan makanan, pencernaan, absarpsi dan asupan makanan
merupakan factor penting dalam menentukan status nutrisi, keseimbangan
energy jiga pemasukan energi dan pengeluaran energy seimbang.
1) Pemasukan Energi
Adalah yang dihasilkan selama oksidasi makanan, makanan merupakan
sumber utama energy manusia dan makanan yang dimakan kemudian
dipecahkan secara kimia menjadi protein, lemak dan karbohidrat, besar
energi dengan satuan kalori (k/kkal) ketika makanan tidak tersedia terjadi
pemecahan glokegen yang merupakan cadangan karbohidrat yang
disimpan dalam hati dan jaringan otot.
- Pemcahan glikogen menjadi glukosa karbodioksida, dan jaringan otot
- Penyusunan glukosa kebentuk glekogen disebut gflikogensis
- Perubahan asam amine dan gliseral menjadi glukosa disebut
glukoeneogensis
2) Pengeluaran energi
Adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensuport
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh, cadangan energi tubuh terbentuk
dari senyawa fosfat seperti odenosis tripospat (ATP) kebutuhan energi
seseorang ditemukan oleh basal metabolisme rate (BMR) dan aktivitas
fisik.
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran makanan
terjadi keseimbangan negatif dengan cadangan makanan dikeluarkan,
maka terjadi berakibat pada penurunan BB dan sebaliknya
3) Basal metabolisme rate
Adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat, yaitu
untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan,
peristaltic usus dan kegiatan kelenjar- kelenjar tubuh.
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh :
- Usia
- Jenis kelamin
- TB dan BB
- Kelainan endokrin
- Suhu lingkungan
- Keadaan sakit
- Keadaan hamil dalam keadaan stress dan ketegangan
Kegiatan yang membutuhkan energi antara lain
1. Vibal kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh.
2. Kegiatan mekanik pada otak
3. Aktivitas otot dan saraf
4. Energi kimia untuk membangun jaringan enzim dan hormane
5. Sekresi ciaran pencernaan
6. Absorsi zat-zat gizi disaluran pencernaan
7. Pengeluaran hasil metabolisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi
1. Peningkatan BMR
2. Aktivitas tubuh
3. Faktor usia
4. Suhu lingkungan
5. Penyakit/status kesehatan.
elemen-elemen/zat gizi terdiri atas :
karbohidrat, proteinm lemak, vitamin, mineral dan air
C. Jenis-jenis Nutrisi
1) Makro Nutrisi terdiri dari
a. Karbohidrat senyawa-senyawa yang terdiri dari elemen karbon,
hydrogen dan oksigen, kemudian terbagi menjadi gula atau karbohidrat
sederhana dan komplek. Karbbohidrat sangat bermanfaat karena
penghasil eneri dan penghasil erat dapat ditemukan dalam 2 hal
- Tepung : beras, roti, kentang, kacang-kacangan
- Gula : coklat, permen, kue
Jenis karbohidrat – monosakarida, disakarida, dan polisakarida
Fungsi karbohidrat
a) sumber energy yang murah
b) sumber energi utama bagi otak dan saraf
c) membuat cadangan tenaga tubuh
d) pengaturan metabolisme lemak
e) memberikan rasa kenyang
b. Protein (Sumber energi 4 kkal/gram)
Berfungsi sebagai pertumbuhan, mampertahankan dan mencegah
mengganti jaringan tubuh, serta menjaga proses fullogis tubuh karena
sebagai tahan pembantu hormone, protein, plasma, antibody dan
kromoson.
Berdasarkan susunan kimia – kimia protein dapat dibagi menjadi 3
golongan :
1) protein sederhana
2) protein bersenyawa
3) turunan dari protein
Fungsi protein
- Untuk keseimbangan cairan
- Pertubuhan dan pemeliharaan jaringan
- Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormone
- Sumber energi disamping karbohidrat dan lemas
- Dalam kromosom protein berperan sebagai tempat menyiapkan
dan meneruskan sifat keturunan
Sumber protein
a. Protein hewani
b. Protein nabati.
c. Lemak (kalori 9 kkal)
sumber energy paling besar, energi simpanan untuk tubuh dan
akan dibakar saat dibutuhkan, jika masukan lemak kurang mencukupi
kebutuhan tubuh akan mudah terjadi penyakit dan dapat restradisi
pertumbuhan jika berlebihan dapat meningkatkan BB (obesitas) dan
kadar kolesterol lemak dibagi menjadi 2:
1. Lemak jenuh
2. lemak tak jenuh
Fungsi lemak
- Memberikan kalori dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal
- Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
- Memberikan asam-asam lemak esensial.
2) Mikronutrisi
a. Vitamin
Adalah substansi organic keberadaannya sangat sedikit pada makanan
dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. vitamin sangat berperan dalam
proses metabolisme karena berfungsi sebagai katalisater.
Macam-macam vitamin
1. vitamin larut lemak : A – D – E – K
2. vitamin larut air : vitamin B komplek B1, B2, B3, B4 serta vitamin
C.
Fungsi utama vitamin
- Untuk pertumbuhan
- Untuk perkembangan
- Untuk pemeliharaan kesehatan
b. Mineral
Adalah elemen organic esensial untuk tubuh karena peranannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia.
1. Makro mineral : kebutuhan tubuh 100 mg atau missal kalsium,
magnesium, forfat.
2. Mikro mineral : Kebutuhan tubuh < 100 mg misal, klorida,
yodium, zink.
Fungsi mineral
1. Membangun jaringan tulang
2. Mengatur tekanan osmetik dalam tubuh
3. Memberikan elektrolit untuk keperluan otot dan saraf
4. Membuat berbagai enzim
Asupan nutrisi dalam tubuh
1) lemak (termasuk lemak jenuh) tidak lebih dari 30% kalori harian total,
lemak jenuh manis tidak > 10% kalori/hari.
2) Kolesterol : tidak > 300 mg/hari
3) Karbohidrat : 60% dari kalori harian
4) Protein : 10% dari kalori harian
5) Serat : 11,5 9/1000 kalori/hari
6) Natrium : tidak > 2400 mg/hari
7) Kalsium : tidak > 3500 mg/hari
8) Vitamin A : 5000 internasional
9) Vitamin C : 60 mg
10) Tiamin (vit. B2) : 1,3 mg
11) Bitoplasin (vit. B2) 1,7 mg
12) Aliqsin (vit. B3) 20 mg
13) Kalsium : 1000 mg
14) Zat besi : 18 mg
15) Vitamin E : 30 IV
16) Vitamin B6 : 2 mg
17) Asam folat : 0,4 mg (400 meg)
18) Vitamin B12 : 6 mg
19) Fasfor : 1000 mg
20) Yodium : 150 mg
21) Asam pantofenal : 10 mg
22) Biotin : 0,3 mg (30 meg)
23) Zink : 15 mg
24) Maghesium : 400 mg
Patofisiologi
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui proses system
pencernaan yang mulai dari mulut dengan pelepasan air liur (saliva).
Kemudian kelambung dan sebagian besar di usus halus. Proses ini
melibatkan, enzim-enzim skretotik yang spesifik untuk berbagai zat
makanan dan bekerja untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula
sederhana. Lemak menjadi asam lemak bebas dan monogliserida ini. Zat-
zat gizi kemudian diserap menembus usus, kemudian didistribusikan ke
cairan ekstraseluler untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, akan tetapi
keadaan tidak seimbang dalam konsumsi asupan makanan baik berlebihan
ataupun kurang dari yang diperlukan akan berdampak negative.
Ada 3 zat penghasil energi yang jika berlebih dalam tubuh akan
diubah menjadi lemak dan ditimbun pada tempat-tempat tertentu dalam
bentuk klikogen. Demikian sebaliknmya energi kurang dari dalam tubuh
akan memecah glikogen dalam otot
Penilaian status Gizi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
Penilaian yang digunakan adalah A-B-C-D (Anthropometric, biokimia,
clenical sign, dietary tistory)
1) Antropometrik
Mengukur besar komposisi tubuh, efektif untuk mengetahui status protein
dan kalori, meliputi TB, BB, lipatan kulit dan lingkar lengan
2) Biokimia
- Indicator Hb dan hematokrit
Hb turun berarti kekurangan Fe dan terjadi anemia
Hematrokit meningkat berarti dehidrasi
- Albumin serum
Albumin berguna sebagai indikator kekurangan protein yang berat
karena dalam tubuh kita banyak albumin seperti penyakit hati, infeksi
dan gangguan absorbsi
- Transferin
Adalah protein darah yang membawa besi dan menstrasportya
keseluruh tubuh
- Menghitung total limfosit
Kurang kalori protein dan defisiensi nutrisi yang serius dapat menekan
sistem imun limfosit total berkurang, karena terjadi penurunan protein
- Keseimbangan nitrogen
Untuk memperkirakan derajat protein yang sedang digunakan dan
diubah dalam tubuh, tes untuk mengukur nitrogen adalah : blood urea
ritrogen (bun), UUN (urine urea nitrogen) diperlukan pengumpulan
urine 24 jam
- Ekskresi kreatinin
Digunakan untuk refleks total masa otot, pada atropi otot rangka
karena malnutrisi dapat menurunkan ekskresi kreatinin. Pengukuran
kreatin dengan pengumpulan urine 24 jam. Standar ekskresi kreatin
dipengaruhi oleh jenis kelamin dan TB.
3) Clinican sign/ Gejala klinis
Organ tubuh Tanda-tanda normal Tanda-tanda abnormalRambut Mengkilat, tidak kering/
berminyak Berminyak, kering, kusam
Kulit Halus, lembab, turgor baik Kering, berminyak, ruam, kasar bersisik, memar
Mata Cemerlang, bersih Kering, merahLidah Pink, basah Merah, tidak belah, bengkakMembran mukosa Pink, merah, basah, HR &
TDMerah, kering, retak
Kardiovaskuler Normal, irama jantung teratur
Turun, irregular
Otot Pertumbuhan baik, kuat, turun baik, lemak di bawah kulit (+)
Tenus buruk, gangguan tingkat perkembangan
Gastrointestinal Nafsu makan baik, eliminasi teratur, normal
Anoreksia, ketidak mampuan mencerna, diare, konstipasi
Energi Semangat, energik, dapat, tidur dengan baik
Energi, menurun, lelah, apatis, kurang tidur
Neurologi Reflek normal, waspada perhatian (+), emosi stabil
Reflek menurun, mudah marah, perhatian menurun, binggung, emosi labil
BB Normal : BB, TB, seimbang sesuai usia
> BB/ < BB
4) Dictary History
Umumnya terdiri dari data tentang pola dan kebiasaan makan, pemilihan
makanan, pembatasan, intake cairan setiap hari, penggunaan suplemen,
vitamin dan mineral termasuk masalah diet seperti kesulitan menggunyak,
aktivitas fisik, riwayat kesehatan dan cara penyediaan.
Tindakan untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
a. Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri Tindakan yang dilakukan adalah
dengan membantu memberikan makanan atau nutrisi pasien dan
membangkitkan selera makan pasien
b. Pemberian nutrisi melalui pipa lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa lambung merupakan tindakan pada pasien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral, tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
KONSEP MEDIS
A. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai untuk kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi (brunner
dan suddarh) diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative
(Arjatmo, 2002).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
3. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
4. tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (IDDM)
5. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atesi sindrom
lainnya.
6. Diabetes : mellitus clestasienal (GDM)
C. Etiologi
8. Diabetes mellitus tipe I
a. Faktor genetia
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes mellitus tipe I itu senderita,
tetapi mewarisi suatu prediposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes mellitus tipe I, kecenderungan genetic ini
ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-Faktor
Adanya respon euteimun yang merusakan respon abnormal dimana
antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara beraksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing, yaitu antibody rid sel-sel mau lagerthans dan insulin
endogen.
c. Factor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses auturmun yang
menimbulkan destriksi sel beta.
9. Diabetes meliitus tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan fesistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes mellitus tipe II masih belum
diketahui factor enetis memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin.
Factor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diabetes 65
tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien diabetes mellitus umumnya tidak ada,
sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi
degoeratif kronik pada pembuluh darah dan saraf pada diabetes mellitus lansia
terdapat perubahan patofisiologi akibat proses mena. Sehingga gambaran
klinisnya berfarisasi, dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi
yang luas.
Keluhan yang sering muncul adalah :
- Adanya gangguan penglihatan karena katarak
- Rasa kesemutan pada tungkai serta
- Kelemahan otot (neutipasi perifer)
- Luka pada tungkai yang suka sembuh dengan pengobatan lazim
Menurut sapartodo gejala akibat diabetes mellitus pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
1. Katarak
2. glaucama
3. retinopati
4. gatal sedarah kulit
5. infeksi bakteri kulit
6. pruitus vulvae
7. infeksi jamur kulit
8. dermatopati
9. nenopati perifer
10. neusropati visceral
11. amiotripi
12. ulkus Neurotrapik
13. penyakit ginjal
14. penyakit pembuluh darah perifer
15. penyakit koroner
16. penyakit pembuluh darah otak
17. hipertensi
osmatic dicusis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal
yang tinggi dan dapat muncul keluhan nakturia disertai gangguan tidur atau
bahkan inkontinesia urin
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. kadar glukosa darah puasa
3. tes teleransi glukosa
criteria diagnostic WHO untuk diabetes mellitus 2 kali pemeriksaan :
1) Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11,1 m mol/l)
2) Glukosa plasma prasa > 140 mg/dl (7,8 m mol/l)
3) Glukosa plasma dari sampel yang 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi
75 gr karbihidrat (2 jam post prandial (PP) > 200 mg/dl)
F. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi veskuler serta neuropati, tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes
mellitus adalah mencapai kadar glokosa normal, ada 5 komponen dalam
penatalaksanaan.
1) Diet
2) Latihan
3) Pemantauan
4) Terapi (jika diperlukan)
5) Pendidikan
PENGKAJIAN
A. Definisi
Pengkajian adalah suatu format atau data yang dilakukan oleh petugas
kesehatan kepada pasien dengan cara menyusun data subyektig dan data
obyektif melalui wawancara dan pemeriksaan langsung dengan pasien dan jika
melalui pasien tetapi pasien dalam keadaan koma maka petugas kesehatan
dapat bertanya kepada pendamping, pengantar, atau keluarga, di dalam data
pengkajian terdiri dari biodata-biodata yang didalamnya merupakan
pribadi/pilasi dari masing-masing pasien. Data yang tercantum di dalam
format pengkajian adalah data subyektif dan obyektif
B. Data Subyektif
Adalah suatu data yang ada didalam format pengkajian dengan
melakukan wawancara dengan pasien dan apabila pasien tidak sadar dan tidak
dapat melakukan komunikasi, dapat dilakukan dengan mewawancari keluarga
pasien, data subyektif terdiri dari anamnesa terhadap pasien. Anamnesa adalah
suatu data yang diambil dari hasil wawancara dengan pasien untuk
mengetahui riwayat kesehatan dari pasien
Data Anamnese
1) Keluhan utama
Suatu keadaan dimana pasien merasakan rasa sakit atau tidak nyaman
yang dirasakan oleh pasien pertama kali.
2) Riwayat penyakit sekarang dan masa lalu
Merupakan data kesehatan atau diagnosa dan pasien untuk mengetahui
penyakit yang diderita pasien sekarang dan masa lalu pasien sehingga
petugas kesehatan dapat mengetahui sebab dan penyakit pasien.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui riwayat dari wawancara pasien sehingga petugas
kesehatan atau apakah ada atau tidak penyakit keturunan dari keluarga
pasien.
C. Data Obyektif
Data pengkajian yang dilakukan dengan cara memeriksa secara
langsung dengan pasien didalam data obyektif bertujuan untuk mengetahui
keadaan pasien sekarang selama pasien merasakan keluhannya.
Diantara data-data obyektif berikut :
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik pasien,
pemeriksaan fisik dialkukan dari pemeriksaan bagian kepala sampai
dengan ujung kaki, TTV (dari suhu tubuh sampai dengan mengukur tinggi
badan)
Tujuan dari pemeriksaan kepala
- Mengetahui bentuk dan fungsi kepala
- Mengetahui kelainan yang terdapat dikepala
Tujuan dari pemeriksaan mata
- Mengetahui bentuk dan fungsi mata
- Mengetahui kelainan yang terdapat dimata
Tujuan dari pemeriksaan hidung
- Mengetahui bentuk dan fungsi hidung
- Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya imflamasi atau
infeksi
Tujuan dari pemeriksaan telinga
- Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga
dan fungsi pendengaran.
Tujuan dari pemeriksaan mulut
- Mengetahui bentuk dan setiap kelainan mulut
Tujuan dari pemeriksaan leher
- Menentukan struktur iteritas leher
- Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan
- Memeriksa system limfatik
Tujuan dari pemeriksaan paru dan dada
- Mengetahui bentuk dan kesimetrisan, keadaan kulit dan dinding
dada
- Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan
- Mengetahui adanya nyeri tekan, massa peradangan
- Mengetahui keadaan paru dengan organ lain disekitarnya
- Mengetahui adanya sumbatan aliran udara
Tujuan dari pemeriksaan jantung
- Mengetahui ketidak normalan denyut jantung
- Mengetahui bunyi jantung normal jantung secara kasat
- Mengetahui bunyi jantung normal atau tidak
- Mengetahui gangguan kardiovaskuler
Tujuan pemeriksaan abdomen
- Mengetahui adanya gerkana dan bentuk perut
- Mengetahui suara peristaltik usus
- Mengetahui tempat nyeri tekan, organ dalam rongga perut berjalan
dalam perut.
Tujuan dari pemeriksaan ekstrmitas atas dan bawah
- Mengetahui kesimetrisan struktural
- Mengetahui kelainan pada kestermitas atas maupun bawah
- Mengetahui adanya nyeri tekan, lesi.
2. Data psikososial dan spiritual
Dimana data tersebut disusun untuk mengetahui kegiatan sehari-hari
pasien
3. Daftar penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan untuk menunjang tentang kebenaran suatu kelainan pada pasien
D. Kesimpulan
Data pengkajian yang dilakukan oleh petugas kesehatan dapat
memperoleh data lengkap dan jelas tetapi dari setiap petugas kesehatan
menjaga disetiap data yang diambil karena semua yang telah diambil
kajiannya adalah privasi dari masing-masing pasien.
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. ”R”
DENGAN MEDIS ”DIABETES MELLITUS HIPERGLIKEMI”
DI PAVILIUN MAWAR RSUD JOMBANG
No. Reg : 02.88.80
Ruangan : Mawar
Tgl MRS : 01-06-2010
Pukul : 09.00
Tgl pengkajian: 02 Juni 2010
Pukul : 07.00
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Identitas pasien
Nama : Ny. “R”
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : jawa/Indonesia
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Semboyo Sumobito Jombang
Penanggung jawab
Nama : Tn. “S”
Alamat : Semboyo Sumobito Jombang
2. Riwayat kesehatan pasien
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan mual muntah
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pernah mempunyai riwayat
diabetes mellitus tetapi belum pernah di RS, masih rawat jalan.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan pada hari senin, pukul 10.00 pasien merasa
kesakitan kepala pusing, lemas dan setelah itu langsung cepat-cepat
di bawa ke puskesmas sumobito dan rasa sakit itu tidak berkurang
akhirnya pada hari selasa tanggal 01-06-2010 jam 09.00 di bawa ke
RSUD Jombang.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit diabetes mellitus hiperlikemi.
Genogram/ struktur
Ortu pasien perempuan ortu pasien laki-laki
suami pasien
keterangan
laki-laki
perempuan
e. Riwayat kesehatan lingkungan
Pasien mengatakan lingkungan sekitar rumah cukup bersih dan
nyaman.
3. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum MRS : makan : 2x/hari, menu nasi, lauk pauk, sayuran.
Minum : 4x/hari, jenis : air putih
Saat MRS : makan : 4x/hari, menu nasi, sayur, daging
Minum : 2x/hari, jenis air putih
Jumlah 1 botol aqua kecil/hari
b. Pola eliminasi
Sebelum MRS : BAB : lancar 1x/hari, warna kuning kecoklatan
BAK : lancar 3x/hari, cair, encer bau pesing
Saat MRS : BAB : selama 3hari pasien sakit belum pernah
BAB
BAK : lancar 3x/hari, warna kuning, bau pesing
c. Pola istirahat
Sebelum MRS : tidur siang jam 12.00 s/d jam 14.00, lama 2 jam
Tidur malam jam 22.00 s/d jam 05.00
Saat MRS : tidur siang jam 12.00-15.00
Malam jam 22.00-04.00
d. Pola personal hygiene
Sebelum MRS : mandi : 2x/hari
Keramas : 2x/seminggu
Sikat gigi : 2x/hari
Memotong kuku : 1x/seminggu
Ganti pakaian : 3x/hari
Saat MRS : mandi tidak pernah karena kondisi tidak
memungkinkan pasien hanya diseka keramas
tidak pernah ganti pakaian 1x/hari
e. Psikososial
Keadaan psikososial
Keadaan pasien tidak stabil, pasien ingin cepat sembuh tetapi fisik
pasien masih lemah dan kepala terasa pusing, pasien selalu
mendapat motivasi dari semua pihak keluarga agar cepat sembuh
Keadaan social
Keluarga pasien mengatakan bahwa hubungan keluarga pasien dan
masyarakat tercipta dengan damai dan saling tolong menolong, di
rumah sakitpun banyak para tetangga yang dating untuk
menyenguk pasien.
f. Spiritual
Pasien dalam menghadapi penyakit yang diderita merasa pasrah
kepada Allah SWT akan tetapi rasa kepercayaan dalam do’a untuk
kesembuhannya sangat kuat, pasien selalu menjalankan sholat 5
waktu, tetapi semenjak di rawat di rumah sakit, pasien tidak bisa
menjalankan sholat 5 waktu tersebut karma kondisi.
B. Data Objektif
1. Keadaan umum
Lemah, mual, muntah
Terpasang infuse RL pada ekstermitas kiri atas
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 170/110 mmHg
Nadi : 104/mnt
Suhu : 36,7 OC
RR : 20x/mnt
BB : 68 Kg
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan kepala + rambut
Inspeksi : - bentuk simetris
- kulit kepala bersih
- rambut bersih, lurus warna hitam.
- tidak ada bekas luka
- tidak terdapat benjolan
Palpasi : - tidak ada nyeri tekan
- tidak ada benjolan
- tidak ada odem
b. Mata
Inspeksi : - bentuk simetris, tidak ada benjolan
- sklera warna putih
- konjungtiva merah muda
- kornea jernih
- reflek pupil positif
Palpasi : - tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
Inspeksi : - tidak ada pernafasan cuping hidung
- bentuk simetris, bersih
- tidak ada lesi/benjolan
Palpasi : - tidak ada nyeri tekan
d. Telinga
Inspeksi : - bentuk simetris
- tidak ada serum
- tidak ada lesi atau pembengkakan
Palpasi : - tidak ada benjolan
e. Mulut
Inspeksi : - bentuk simetris
- gigi bersih
- lidah bersih
f. Dada
paru
Inspeksi : - simetris, datar tidak ada lesi
- tidak ada retraksi dada
Palpasi : - pergerakan simetris
- tidak nyeri tekan
Perkusi : - sonor
Auskulturasi : - ronci (-) whezinc (-)
- tidak ada tambahan bunyi
Jantung
Inspeksi : tidak tampak debaran jantung diapexillis 5 mid
claviculasinistra
Palpasi : tidak nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskulturasi : - tidak dapat mur-mur pada jantung
- pekak bunyi lup dup
g. Abdomen
Inspeksi : - bentuk simetris
- tidak luka/lesi
Auskulturasi : - bising usus 20x/menit
Palpasi : - tidak ada nyeri tekan
Perkusi : - tidak ada bissing usus
h. Ekstermitas
Atas
Inspeksi : terpasang infus pada ekstermitas atas bagian
tangan kiri RL
Perkusi : ada reflek dan bisep
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises
Bawah
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada odem
Perkusi : kekuatan, otot 5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i. Genetalia
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tanggal 21 mei 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemotologi
Cell dyn
Hemoglobin
Leokosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
Kimia klinik
SGOT
SGPT
Kreatinin serum
Urea
Asam urat
Imunologi
Imunologi : widal
O
H
PA
PB
12,3
9,400
36,7
5.040.000
217.000
12
17
,09
26,2
4,36
Negatif
Negatif
Negatif
+ 1/100
11,4 – 17,7 gr/dl
4700 – 10.300/cmm
37 – 48 %
L 4,5 – 5,5 P 4 -5 jt/ul
150.000 – 350.000 /cmm
38 u/l
40 u/l
L < 1,5; P< 1,2 mg/dl
10-50 mg/dl
3,6-7,0 mg/dl
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Tx : - infuse RL 20 tetes/mnt
- injeksi cypro 2x1 fles
- injeksi rinitidin 2x1 amp
- injeksi format 3x1 amp
- RI 3x18 w/Sc
- monotord 2x1
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnese yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pasien yang bernama “R” dengan diagnosa medis “Diabetes mellitus” sering
mual, sesak dan sering buang air kecil menyebabkan nutrisi yang cukup, yaitu
berupa makanan tambahan yang sesuai dengan diagnosa penyakitnya. Pasien juga
diberikan ciaran RL melalui infus agar timbulnya tidak lemah. Disamping itu
pasiennya juga terapi obat melalui injeksi sesuai dengan dosis yang ditentukan
dan diberikan secara selektif sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Selain
itu pasien juga mendapatkan dukungan. Motivasi dari berbagai pihak keluarga
lingkungan dan tim medis yang memotivasi dan mendukung proses penjembuhan
sehingga perkembangan pasienpun semakin membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansyoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 jilid II. Jakarta : Media aesculapius.
Arif, Mansyoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 jilid I. Jakarta : Media aesculapius.
Carpenito : Iynda juall, buku saku diagnosa keperawatan edisi 10.
Doengoes: marilynn. E. 1999. rencana asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan & pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC.
Price & sylvia anderson. 1994. patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC