1. Pengertian ASI eksklusif
Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan
pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain.
ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusifadalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susuformula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat sepertipisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Bayi sehat umumnyatidak memerlukan tambahan makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan –keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayiberumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadipeningkatan berat badan kurang atau didapatkan tanda – tanda lain yangmenunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik(Roesli, 2005).
Karena ASI adalah nutrisi terbaik dan paling lengkap. Kandungan nutrisinya yang unik menyebabkan ASI memiliki keunggulan yang tidak akan dimiliki oleh jenis susu formula apapun. Ini beberapa di antaranya:
Immunoglobulin A (IgA) yang banyak terdapat pada kolostrum yakni ASI berwana kekuningan yang keluar pertama dari payudara. Zat ini melindungi bayi dari serangan infeksi. IgA melapisi saluran cerna agar kuman tidak dapat masuk ke dalam aliran darah dan akan melindungi bayi hingga sistem kekebalan tubuhnya berfungsi dengan baik.
Ganfliosida (GA) yang berperan dalam pembentukan memori dan fungsi otak besar serta sebagai alat konektivitas sel otak bayi. GA sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Ketika lahir, bayi memiliki 100 miliar sel otak yang belum terhubung dan GA diperlukan untuk menghubungkan sel-sel otak tersebut.
Protein yang disebut protein kasein dan whey. Protein yang terdapat dalam ASI ini bersifat lebih mudah dicerna oleh tubuh bayi, dibandingkan dengan protein yang berasal dari susu mamalia lainnya.
Lemak ASI terdiri dari beberapa jenis namun yang paling esensial adalah asam lemak yang merupakan komponen dari semua jaringan tubuh dan diperlukan untuk perkembangan jaringan sel, otak, retina dan susunan saraf. ASI mengandung asam lemak tidak jenuh ganda berantai panjang (long-chain polyunsanturated fatty acid atau LC-PUFA) yang terdiri dari DHA (docosahexaneoic acid atau asam dokosaheksaenoat), LA ( linoleic acid atau asam linoleat), ALA (alfa linoleic atau asam alfa linoleat) dan AA (arachidonic acid atau asam arakidonat).
2. Tujuan ASI eksklusif
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi
serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Di Indonesia, anjuran ini dipertegas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33
tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan ini menyatakan kewajiban
ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif sejak lahir sampai berusia 6 bulan,
Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012. Tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif. PP Pemberian ASI Eksklusifini merupakan penjabaran dari Undang-
Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 129, ayat 1
“Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak
bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif”. Dan ayat 2 : “ketentuan lebih
lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah”.
Dalam Peraturan Pemerintah ini pengertian Air Susu Ibu Eksklusif yang
selanjutnya di singkat ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
lahir selama 6 (enam) bulan, tampa menambahkan dan atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain.
Tujuan dan Uraian PP pemberian ASI Eksklusif
Tujuan pemberian ASI Eksklusif sebagaimana diatur dalam PP ini adalah
1. Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak lahir
sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan
dan perkembangannya.
2. Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eskklusif
kepada bayinya dan
3. Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, penerintha Daerah
dan pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.
Dalam PP Pemberian ASI Eksklusif ini juga diuraian tentang :
1. Tanggung jawab Pemerintah
2. Tanggung Jawab pemerintah propinsi
3. Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/kota
4. Uraian secara rinci tentang Air Susu Eksklusif terdiri dari
Bagian umum yang berisi “ Setiap Ibu yang melahirkan harus
memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya” kecuali
ada indikasi medis, tidak mempunyai ibu atau ibu terpisah dari bayi.
Bagian Inisiasi Menyusu Dini
Bagian Pendonor Air Susu Ibu yang masih perlu diatur lebih jelas
dengan peraturan menteri keseahatan
Bagian Informasi dan Edukasi
Bagian Sanksi Administrasi bagi setiap tenaga kesehatan dan
penyelenggaran fasilitas kesehatan yang tidak melaksanakan Peraturan
Pemberian ASI Eksklusif ini berupa teguran lisan, teguran tertulis dan
pencabutan izin. Penjabarannya masih perlu diatur dengan peraturan
menteri kesehatan.
5. Uraian tentang penggunaan Susu Formula Bayi dan Produk Bayi lainnya.
Uraian ini walaupun sudah cukup jelas masih perlu diatur dengan peraturan
menteri kesehatan.
6. Uraian tentang tempat kerja dan temapt sarana umum
7. Uraian tentang dukungan masyarakat
8. Tentang sumber pendanaan
9. Uraian tentang Pembinaan dan Pengawasan
10. Ketentuan peralihan yang menyatakan wajib untuk semua yang
berkepentingan menyesuaikan PP ini paling lama 1 (satu) tahun.
Catatan dari Penulis
Dari Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012. Tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif ini ada beberapa yang menjadi catatan operasional dari penulis
adalah :
PERTAMA : Peraturan ini masih diperlukan 3 (tiga) penjabaran dalam
bentuk peraturan menteri kesehatan yaitu
1. Tentang Donor Air Susu Ibu
2. Tentang sanksi administrasi bagi petugas kesehatan dan penyelenggara
fasilitas kesehatan
3. Tentang penggunaan susu formula bayi dan produk bayi lainnya.
KEDUA : Bahwa Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif dalam operasional di
masyarakat selama ini hanya dalam bentuk “KEGIATAN” dengan adanya peraturan
ini telah menjadi suatu “PROGRAM”, yang wajib.
KETIGA : Sebagai suatu program dengan nama Program Pemberian ASI
Eksklusif maka dalam tingkat operasional terutama ditingkat Kabupaten/kota harus
dikelola secara utuh dalam penyelenggaraan manajemen suatu program.
KEEMPAT : Sebagai suatu manajemen suatu program maka selayaknya
Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga dapat membuat Pedoman
Penyelenggaran Program Pemberian ASI Eksklusif Tingkat Kabupaten dan
Puskesmas yang akan dipedomani penanggung jawab program di kabupaten atau di
Puskesmas.
KELIMA : Dengan PP ini dapat menyatuhkan presepsi yang berbeda tentang
pengertian operasional Pemberian ASI Eksklusif.
Berbagai pengertian tentang ASI Eksklusif diberbagai pelaksana program
yang berbeda-beda ditingkat operasional misalnya :
1. program gizi dikenal dengan ASI eksklusif 1 bulan, ASI eksklusif 2 bulan,
ASI eksklusif 3 bulan, ASI eksklusif 4 bulan, dan ASI eksklusif 5 bulan 29
hari.
2. Program Kesehatan bayi dikenal dengan ASI Eksklusif dengan sistem
pencatatan kohort.
3. Dan beberapa program kesehatan lainnya yang mempunyai pengertian yang
berbeda-beda.
Dengan adanya pengertian ASI Eksklusif dari peraturan ini sudah harus
mempunyai pengertian yang sama antar sesama program yaitu “ASI Eksklusif adalah
ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tampa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.”
Dalam pengertian ini ada dua kata yang perlu difahami yaitu kata “ASI” dan
Kata “EKSKLUSIF”. ASI adalah Air Susu Ibu dan EKSKLUSIF adalah
mengandung dua pengertian dalam satu kesatuan yaitu selama 6 (enam) bulan, dan
tampa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.
Oleh karenanya tidak ada lagi istilah ASI Eksklusif 1 bulan, 2 bulan dan
seterusnya, dan berbagai istilah-istilah yang berbeda khususnya dalam pelaksanaan
operasionalnya di masyarakat.
Sudah sangat jelas Kriteria objektifnya adalah dengan memantau bayi selama
6 bulan (=bayi usia 6 bulan) mulai dari sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan hanya
konsumsi Asi Saja.
Indikasi pengukurannya dapat dilakukan dengan dua pertanyaan. Pertama
berapa bayi usia 6 bulan dengan ASI saja ? dan Kedua berapa jumlah bayi dengan
usia 6 bulan? Maka selanjutnya capaian pemberian ASI Eksklusif dalam suatu
wilayah dan waktu tertentu dapat diketahui. Standar Capaian Normalnya adalah 90%
sisanya 10 % toleransi karena adanya ada indikasi medis, tidak mempunyai ibu atau
ibu terpisah dari bayi.
Contoh pada bulan Februari di Posyandu X ada 10 bayi berusia 6 bulan, 8
diantaranya mulai sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan mendapat ASI
EKSKLUSIF maka Capaiannya adalah 8/10 x 100 = 80%. Demikian terus tiap bulan
dalam satu tahun (12 bulan = usia bayi 1 tahun) akan didapatlan capaian kumulatif
tahunannya.
3. Cakupan ASI eksklusif
Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan
di Indonesia berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun 2007
menjadi 56,2% pada tahun 2008 dan sedikit meningkat pada tahun 2009 menjadi
61,3%. Demikian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan
menurun dari 28,6% tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 dan meningkat
menjadi 34,3% pada tahun 2009 (Susenas,2007 – 2009).
Berdasarkan hasil survey sosial ekonomi nasioanal (Susenas) Tahun 2009 di
Indonesia sebesar 61,3 % persentase meningkat di Tahun 2010 berdasarkan data
terakhir cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) di Indonesia sebesar 61,5 %
sementara itu cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) menurut Provinsi di
Indonesia Tahun 2010 untuk Provinsi DKI Jakarta sebesar 62,1 % (Susenas, 2010).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi di Indonesia Tahun
2011 untuk provinsi DKI Jakarta sebesar 38,6 % cakupan pemberian ASI Eksklusif
0-6 bulan untuk wilayah Jakarta Timur sebesar 53,9 % (Dinas Kesehatan Provinsi,
2011).
Dalam Rencana Aksi Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 telah
ditetapkan target indikator: (a) 100% balita gizi buruk mendapat perawatan; (b) 85%
balita ditimbang berat badannya; (c) 80% bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI
Eksklusif; (d) 90% rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; (e) 85% balita 6-
59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (f) 95% ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (g)
100% Kabupaten dan kota melaksanakan surveilans; dan (h) 100% Penyediaan buffer
stock MP-ASI untuk daerah bencana (Dinas Kesehatan, 2012).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih
sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya Peraturan Perundangan
tentang Pemberian ASI serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi,
advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya
membina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI.
Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan dapat disebabkan
masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan sekalipun
tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan.
Dilain pihak adanya promosi dan pemasaran yang begitu intensif terkait susu formula
yang kadang sulit untuk dikendalikan.
Mungkin pula masih banyak Rumah Sakit (RS) yang belum mendukung peningkatan
pemberian ASI Eksklusif, yang dapat ditandai dengan belum melakukan rawat
gabung antara ibu dan bayinya, dan belum atau masih rendahnya melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) serta masih bebas beredarnya susu formula di lingkungan RS.
Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI
Eksklusif antara lain melalui upaya peningkatan pengetahuan petugas tentang
manfaat ASI Eksklusif, penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja, peningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu, peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat
serta upaya untuk mengendalikan pemasaran susu formula.
Selain itu perlu juga penerapan 10 (sepuluh) Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui (LMKM) di RS dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang melakukan
kegiatan persalinan.
Menurut Menkes penyebarluasan informasi di anatara petugas kesehatan dan
masyarakat ternyata juga belum optimal. Hanya sekitar 60 % masyarakat mengetahui
informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40 % tenaga kesehatan terlatih yang bisa
memberikan konseling menyusui.
Pentingnya akan kemauan dan kemampuan ibu dalam menyusui didapatkan
apabila ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menyusui.pengetahuan dan
bimbingan tersebut biasanya didapatkan melalui penyuluhan dari petugas kesehatan
atau bidan praktik swasta pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan.
http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/01/latar-belakang-asi-eksklusif.html#
Jakarta, Peraturan terbaru menetapkan, ibu yang melahirkan wajib memberikan Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan sejak anaknya lahir. Kenapa pemberian ASI
eksklusif wajib selama minimal 6 bulan?
Pemerintah menjamin perlindungan bagi para ibu yang akan melaksanakan kewajibannya
tersebut.
Kewajiban untuk memberikan ASI Eksklusif tercantum pada pasal 6 Peraturan Pemerintah
(PP) nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif yang ditetapkan pada 1 Maret 2012.
Bunyinya adalah sebagai berikut, seperti ditulis Selasa (3/4/2012).
"Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang
dilahirkannya".
Kenapa harus minimal 6 bulan?
Pemerintah mengikuti rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyarankan ibu
menyusui bayinya selama 6 bulan penuh untuk menghindari alergi dan menjamin kesehatan
bayi yang optimal.
ASI Eksklusif perlu diberikan selama 6 bulan karena pada masa itu bayi belum memiliki
enzim pencernaan yang sempurna untuk mencerna makanan atau minuman lain. Terlebih
semua jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi sudah bisa dipenuhi dari ASI.
Tujuan pemberian ASI Eksklusif seperti tertulis dalam penjelasan PP tersebut adalah
melindungi bayi dari risiko infeksi akut seperti diare, pneumonia, infeksi telinga,
haemophilus influenza, meningitis dan infeksi saluran kemih. ASI Ekslusif juga melindungi
bayi dari penyakit kronis di masa depan seperti diabetes melitus tipe 1.
Menyusui bayi juga berhubungan dengan penurunan tekanan darah dan kolesterol serum
total, penurunan prevalensi diabetes melitus tipe 2 dan juga obesitas saat remaja dan
dewasa.
Sementara bagi ibu, menyusui dapat menunda kembalinya kesuburan dan mengurangi
risiko perdarahan pasca melahirkan, kanker payudara, pra menopause dan kanker ovarium.
ASI Ekslusif diberikan selama 6 bulan pertama sejak bayi dilahirkan, tanpa diberi tambahan
makanan atau minuman apapun. Saat memasuki usia 6 bulan, bayi baru diperkenalkan pada
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sedangkan pemberian ASI tetap diteruskan hingga bayi
berusia 2 tahun.
Bila bayi diberi ASI eksklusif 6 bulan penuh, akan mengurangi kemungkinan ibu untuk hamil
lebih dini. Ibu yang menyusui dengan ASI biasanya juga lebih cepat mengembalikan postur
tubuhnya seperti sebelum hamil. Selain itu juga mengurangi kemungkinan kerapuhan pada
tulang ibu.