1
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi
Payango
A R TI KEL
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RUMAH SUBSIDI
PEMERINTAH DALAM PENDEKETAN TRADISI “PAYANGO” DI
KOTA GORONTALO
Zulkifly Nangili . SE 1 )
Prof. Dr. Yulianto Kadji, M.Si 2 )
Dr. Hanisah Hanafi , M.Pd 3 )
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
P A S C A S A R J A N A
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO, DESEMBER 2018
2
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi
Payango
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RUMAH SUBSIDI PEMERINTAH DALAM
PENDEKETAN TRADISI “PAYANGO” DI KOTA GORONTALO
Zulkifly Nangili 1)
Prof. Dr. Yulianto Kadji, M.Si 2)
Dr. Hanisah Hanafi, M.Pd 3)
Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Gorontalo
Abstarak
Nangili , Zulkifly. 2018. Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsidi Pemerintah Dalam
Pendekatan Tradisi Payang (Studi Kasus di Kota Gorontalo). Tesis, Program Studi Administrasi
Publik, Program Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Yulianto
Kadji, M.Si., (II) Dr. Hanisah Hanafi, M.Pd
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan program
rumah subsidi pemerintah di Kota Gorontalo, aspek – aspek pendukung dan penghambat, serta
pendekatan melalui tradisi “payango”.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif
menurut Miles dan Huberman, yang di dalamnya terdapat proses reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah, efektivitas dari
sisi tepat kebijakan, tepat pelaksanaan , tepat target, tepat lingkungan telah berjalan dengan
baik. Tepat proses yang terdapat dalam implementasi kebijakan KPR subsidi pemerintah selama
tahun 2011 sampai 2016 telah berjalan dengan baik, namun masih ditemukan MBR yang tidak
bisa menerima fasilitas KPR, karena terdapat kendala dari peraturan perundaang undangan yang
sulit untuk diterima oleh para pelaksana kebijakan bank pelaksana KPR. Serta pendeketan tradisi
payango yang perlu dilestarikan sebagai simbol buadaya Gorontalo Kesimpulan dari penelitian
ini adalah diperlukan konsistensi dari pemerintah dalam menjalankan kebijakan KPR Subsisi,
yaitu terkait dengan penetapan peraturan-peraturan yang diperlukan terkait sasaran kebijakan
dan proses memperoleh fasilitas KPR subsidi yang lebih jelas , tepat sasaran dan mudah.
Kata kunci : Implementasi kebijakan, Payango.
3
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tingginya tingkat kesenjangan kebutuhan rumah (backlog) dikota gorotnalo sangat menjadi
bahan perhatian oleh pemerintah dan pelaksana program yakni developer dan bank pelaksana
KPR, masih adanya kebijakan yang tidak relevan dengan kebutuhan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) berupa kepastian mendapatkan fasilitas KPR dari bank pelaksana program,
adanya upaya pelestarian budaya “payango” dalam pelaksanaan program kebijakan rumah
subsidi pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, kebijakan rumah subsidi
ditemukan dalam tahapan implmentasi mengalami sedikit permasalahan yang akan diukur
melalui metode proses kajian implementasi yakni tepat kebijakan, tepat pelaksanan, tepat target,
tepat lingkungan, tepat proses. dimana masih ditemukan adanya kebijakan yang kurang tepat
dengan kondisi penerapannya, demikian juga target penerima manfaat yang belum maksimal,
selanjutnya ditemukan juga adanya faktor penghambat dan pendukung laiinya dalam proses
implementasi program subsidi pemerintah, dan yang terakhir sedikit hambatan dalam dalam
proses penyalurannya sebab harus mengikuti prosesi kebudayaan “Payango” Gorontalo.
Berdasarkan uraian mengenai kebijakan KPR Bersubsidi, maka peneliti membentuk suatu
pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini yakni bagaimana implementasi kebijakan
program rumah subsidi dalam pendekatan tradisi payango selama tahun 2015 sampai dengan 2017
di Kota Gorontalo. 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan pokok permasalahan yang telah dipaparkan
tersebut, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis melalui penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan menganalisis implementasi kebijakan KPR subsidi pemerintah dalam kajian
implementasi yakni tepat kebijakan, tepat pelaksanan, tepat target, tepat lingkungan, tepat
proses.
2. Mengetahui dan menganalisis hal yang mendukung atau menghambat implementasi
kebijakan KPR Subisdi Pemerintah di Kota Gorontalo.
3. Pendekataran tradisi “Payango” dalam penerapan program kebijakan rumah subsidi
pemerintah.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian terdiri dari :
1. Manfaat akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya dan kalangan akademis dalam
mengembangkan wawasan terkait dengan implementasi kebijakan khususnya bidang
perumahan, yakni kebijakan untuk kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),
dan upaya pelestarian budaya dengan dengan adanya pendeketan budaya adat Payango pada
penelitian ini.
2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan instansi pemerintah
tentang pelaksanaan kebijakan, khususnya bagi bagi Kementerian Perumahan Rakyat,
Pemerintah Kota Gorontalo, PT Bank Tabungan Negara sebagai bank pihak penyelenggara
kebijakan rumah subsidi, dan Developer terkait yang tergabung dalam REI, APERSI,
Perumnas khususnya berlokasi di Kota Gorontalo.
Bab II
Kajian Pustaka
2.1 Kerangka Konsptual
Menurut Nugroho (2011:650) berdasarkan teori implementasi kebijakan menurut Matland,
berpendapat bahwa pada dasarnya ada “lima tepat” yang perlu dipenuhi dalam hal keefektifan
implementasi kebijakan. implementasi yakni tepat kebijakan, tepat pelaksanan, tepat target,
tepat lingkungan, tepat proses.
4
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
2.2 Penerapan tradisi adat “Payango”.
Tradisi adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat sert a lain-lain yang berkait an dengan kemampuan dan kebiasaan manusia
sebagai anggota masyarakat . Selo Soemardi sepert i dikut ip Purwanto S.U,(2007) mengemukakan,
bahwa kebudayaan adalah semua hasil cipt a, karsa rasa dan karya manusia dalam masyarakat.
Sedangkan menurut Mursal Est en, (1992) tradisi adalah kebiasaan kebiasaan t urun menurun
sekelompok masyaraka t berdasarkan nilai budaya masyarakat yang bersangkut an. Disin i t radisi
hanya berart i w arisan, apa yang benar-benar t ersisa dari masa lalu. Seperti dikat akan Shils
dalam bukunya Piotr Sz tompka (2011) bahw a tradisi berarti segala sesuat u yang disalurkan at au
diw ariskan dari masa lalu ke masa kini.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivis.
Pendekatan positivis digunakan karena dalam pendekatan positivis, peneliti menggunakan
teori secara deduktif dan meletakkannya di awal proposal penelitian, dan peneliti harus
obyektif dan netral adalam mengukur aspek kehidupan sosial, memeriksa bukti, dan
memperhatikan penelitian lainnya (Neuman,2006:86). Pendekatan positivis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan efektivitas implementasi kebijakan
(Rumah Subsidi) yaitu untuk pemilikan rumah sejahtera tapak di Kota Gorontalo selama tahun
2016.
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 5 “Tepat” yang dapat mempengaruhi efektivitas
implementasi kebijakan rumah subsidi. Pemilihan 5 “Tepat” ini didasarkan pada proses
implementasi kebijakan rumah subsidi untuk pemilkan rumah sejahtera tapak diKota
Gorontalo pada tahun 2016. Adapun 5 tepat dalam efektivitas yang menjadi kajian yang
dilakukan di dalam implementasi kebijakan rumah sibsidi untuk pemilikan rumah sejahtera
tapak di Kota Gorontalo.
5
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
6
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
Tabel 3.1
Operasionalisasi Konsep dan Teknik Pengumpulan Data
Konsep Variabel Dimensi Kategori Indikator Perolehan Data atau
Informasi Primer Sekunder
Kebijakan
Publik
Efektivitas
Implementasi
Kebijakan
Tepat
K ebijakan
Sudah Tepat /
Belum Tepat
- Kesesuaian antara implementasi kebijakan
dengan masalah yang ingin dipecahkan
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
- Kesesuaian antara kebijakan dengan lembaga
yang mempunyai kewenangan (misi
kelembagaan) yang sesuai dengan karakter
kebijakan
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
Tepat
Pelaksanaan
Sudah Tepat /
Belum Tepat - Adanya kerjasama antar aktor yang terkait
dengan implementasi kebijakan;
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
- Adanya penyesuaian tugas dan kewenangan
masin – masing aktor yang terlibat.
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
Tepat Target Sudah Tepat /
Belum Tepat
- Kesesuaian antara target yang diintervensi dengan
yang direncanakan;
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
- Adanya kesiapan target yang diintervensi untuk
mendukung atau menolak kebijakan;
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
- Kondisi implementasi kebijakan bersifat baru /
memperbarui kebijakan sebelumnya.
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
7
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
Konsep Variabel Di mensi Kategori Indikator
Perolehan Data atau Informasi
Data Primer Data
Sekunder
Tepat
Lingkungan
Sudah Tepat / Belum Tepat
- Lingkungan kebijakan, yaitu
- interaksi di antara lembaga – lembaga perumus kebijakan dan pelaksana kebijakan
dengan lembaga lain yang terkait;
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil Kajian
- Lingkungan eksternal kebijakan, antara lain :
o Public opinion
o Interpretive institutions
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
Tepat Proses Sudah Tepat /
Belum Tepat - Policy acceptance, yaitu publik memahami
kebijakan sebagai aturan main yang diperlukan,
pemerintah memahami kebijakan sebagai tugas
yang harus dilaksanakan;
Wawancara Mendalam
Dokumen Hasil Kajian
- Policy adoption, yaitu publik menerima
kebijakan sebagai sebuah aturan main yang
diperlukan, pemerintah menerima kebijakan
sebagai tugas yang harus dilaksanakan;
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
- Strategic readiness, yaitu publik siap
melaksanakan / menjadi bagian dari kebijakan,
birokrat pelaksana siap menjadi pelaksana
kebijakan.
Wawancara
Mendalam
Dokumen Hasil
Kajian
8
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
BAB 4
Hasil Analisis Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsidi dalam pendekatan budaya Payango di Kota
Gorontalo
No. Dimensi Indikator Kategori Hasil Analisis
1 Tepat
Kebijakan
Kesesu aian antara
Implementasi kebijakan
dengan masalah yang ingin dipecahkan
Sudah
Tepat
1) Peran pemerintah dalam membantu MBR memilki rumah telah berjalan dengan baik, khususnya untuk pemilikan rumah sejahtera tapak di Kota Gorontalo ;
2) Peran kebijakan Program Rumah Subsidi dalam hal pemilikan Rumah Sejahtera Tapak di Kota Gorontalo memang telah berjalan dengan baik, dilihat dari hasil realisasi yang tinggi,namun tidak dapat mengimbangi tingginya backlog yang ada, baik di tingkat Kota, ataupun di tingkat Nasional.
Kesesuaian antara
kebijakan dengan lembaga
yang mempunyai
kewenangan (misi
kelembagaan) yang sesuai dengan karakter kebijakan
Sudah
Tepat
Penerapan kebijakan program rumah subsidi untuk pemilikan rumah sejahtera tapak di Kota Gorontalo telah dijalankan oleh lembaga yang memiliki kewenangan yang sesuai dengan karakter kebijakan.
2 Tepat
Pelaksanaan
Adanya kerjasama antar aktor yang terkait dengan implementi kebijakan;
Sudah
Tepat
Adanya kerjasama dari pihak Kemenpupera, bank BTN cabang Gorontalo, dan dengan developer yang tergabung dalam REI dan Apersi, Apernas dan Apperindo menggambarkan bahwa Kemenpupera (melalui BLU) bermitra strategis dengan pelaksana kebijakan program rumah subsidi, yaitu bank pelaksana (bank BTN cabang Gorontalo), dan dengan pihak developer yang membangun perumahan program rumah subsidi di Kota Gorontalo.
Adanya penyesuaian tugas dan ke wenangan masing – masing kantor yang terlibat.
Sudah
Tepat
Penyesuaian tugas dan kewenangan antar aktor kebijakan telah terlaksana dengan baik, sehingga kebijakan Program Rumah Subsidi pada tahun 2016 dapat bejralan dengan baik, dengan hasil realisasi yang cukup tinggi.
9
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
No. Dimensi Indikator Kategori Hasil Analisis
3 Tepat Target Kesesuaian antara target yang di intervensi dengan yang di rencanakan
Sudah
Tepat
Sasaran MBR yang di intervensi oleh pemerintah juga telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Terdapat batasan penghasilan, harga rumah, dan bunga KPR seperti yang direncanakan dalam Permenpera No.14 Tahun 2010 dan dengan beberapa peraturan pemerintah yang telah mengalami perubahan, namun masih terbentur dengan kebijakan bank yang lebih menyorot MBR dari kalangan fix icnome.
Adanya kesiapan target
yang dintervensi untuk
mendukung atau
menolak kebijakan;
Sudah
Tepat
Dengan adanya ketentuan kebijakan Program Rumah Subsidi saat ini, masyarakat tersebut siap untuk menerima kebijakan, karena memiliki rumah adalah suatu kebutuhan yang diinginkan oleh para MBR.
Kondisi implementasi
kebijakan bersifat
baru / memperbarui
kebijakan sebelumnya.
Sudah
Tepat
1. Dengan pengembalian pokok pinjaman yang diangsur oleh debitur, 60% dana tersebut akan kembali kepada pihak BLU, dan digunakan untuk kebijakan Program Rumah Subsidi selanjutnya. Dengan sistem tersebut, maka kebijakan program rumah subsidi akan lebih meringankan beban APBN bila dibandingkan dengan kebijakan se belumnya.
2. Kendala yang ditimbulkan karena segi ekonomi sangat jarang terjadi, karena sifat
angsuran KPR yang dibiayai oleh Program Rumah Subsidi juga bersifat tetap. 4 Tepat
Lingkungan
Lingkungan kebijakan,
yaitu interaksi di antara
lembaga – lembaga
perumus kebijakan dan
pelaksana kebijakan
dengan lembaga lain yang
terkait;
Sudah
Tepat
Interaksi diantara lembaga perumus kebijakan dengan pelaksana kebijakan dengan
lembaga lain yang terkait telah berjalan dengan baik, namun masih diperlukan peran
serta pemerintah pusat (Kemenpupera) untuk ikut membantu developer dalam
mendapatkan kemudahan perijinan untuk pembangnuan rumah sejahtera tapak di Kota
Gorontalo, agar beban yang ditanggung olehdebitur KPR Sejahtera Tapak di Kota
Gorontalo dapat lebih berkurang.
10
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
Lingkungan eksternal
kebijakan, antara lain :
Pubulic opinion
Interpretive
Institutions
Sudah
Tepat Masyarakat Kota Gorontalo merasa puas dengan kebijakan yang ada, karena
dengan kebijakan Program Rumah Subsidi yang ada, masyarakat khususnya
MBR dapat memperoleh kemudahan untuk memiliki rumah tinggal. Akan tetapi
lebih baik lagi jika biaya biaya untuk perolehan rumah supaya bisa ditekan
melalui kebijakan pemerintah daerah, agar antusias dan kepercayaan diri
masyarakat lebih berdampak dengan adanya kemudahan tersebut.
Peran bank BTN cabang Gorontalo dan developer yang menyediakan supply
rumah sejahtera tapak di Kota Gorontalo merupakan peran yang penting di
masyarakat. Karena dalam implementasi kebijakan Program Rumah Subsidi,
developer dan bank BTN cabang Gorontalo merupakan pihak yang berkomunikasi
langsung kepada masyarakat, dan berperan sebagai lembaga strategis di
masyarakat.
No. Dimensi Indikator Kategori Hasil Analisis
5 Tepat Proses Policy acceptance, yaitu publik memahami kebijakan sebagai aturan main yang diperlukan, pemernitah memahami kebijakan sebagai tugas yang harus dilaksanakan
Sudah Tepat
i
Masyarakat dapat memahami, dan pemerintah dapat memahami keadaan yang
dibutuhkan untuk pembangunan rumah sejahtera tap ak di Kota Gorontalo.
Namun dealnya pemerintah dapat lebih memahami dengan apa yang sudah
dialami oleh kebijakan Program Rumah Subsidi selama tahun 2016, yaitu dengan keinginan MBR terhadap pasar yang ada di Kota Gorontalo.
11
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan Tradisi Payango
Policy adoption, yaitu
publik menerima
kebijakan sebagaisebuah
aturan main yang
diperlukan, pemeri ntah
menerima kebijakan
sebagai tugas yang harus
dilaksanakan
Sudah
Tepat
Masyarakat dapat menerima kebijakan Program Rumah Subsidi pada tahun 2011 karena pemerintah belum menetapkan ketentuan luas lantai 36m2, hingga pembangunan rumah dibawah 36m2 yang diinginkan oleh MBR di Kota Gorontalo juga masih dapat memungkinkan, dan memang cocok dengan demand MBR di Kota Gorontalo. Sementara pemerintah masih tetap berpedoman terhadap UU No.1 Tahun 2011 mengenai ketentuan luas lantai 36m2. Dan pihak developer menyarankan untuk melihat kembali biaya produksi untuk dasar analisa penetapan harga rumah subsidi secara parsial sesuai dengan nilai pasar di daerah masing – masing.
Strategic Readiness, yaitu publik siap melaksanakan / menjadi bagian dari kebijakan, birokrat pelaksana siap menjadi pelaksa na kebijakan.
Sudah Tepat
Kesiapan masyarakat untuk menjadi bagian dari kebijakan pada tahun 2011 sudah terpenuhi, dan birokrat pelaksana siap untuk melakasnakan kebijakan. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya masa transisi yang diberikan oleh Kemenpupera selama satu tahun, sehingga pada tahun 2011 kesiapan masyarakat dan aktor pelaksana dapat terlaksana dengan baik. Selain hal tersebut, dibutuhkan konsistensi pemerintah dalam menjalankan kebijakan Program Rumah Subsidi. Khususnya penerapan luas lantai minimum 36m2 pada UU No.1 Tahun 2011. Peraturan tersebut dinilai sulit diserap oleh MBR di Kota Gorontalo, dan tidak sesuai dengan tujuan implementasi kebijakan Program Rumah Subsidi, yaitu untuk memudahkan MBR untuk memperoleh rumah sejahtera tapak.
Impelementasi Kebiajakan Program Rumah Subsisidi Pemerintah dalam Pendekatan Tradisi “Payango”
Masyarakat kota Gorontalo yang dalam era modrenisasi, masih memiliki itikad baik dalam menerapkan budaya Payango tersebut, ini membuktikan masih adanya konsistensi masyarakat dalam membudayakan Payango tersebut. selama indikator – inikator utama dalam kebijakan pemerintah melalui program rumah subsidi tidak bertentangan dengan ketentuan Momayango, jadi tidak ada salahnya jika budaya ini wajib untuk dilestarikan. Sehingga Payango menjadi icon budaya yang akan terus melekat di hati masyarakat Gorontalo. Dan sebagai masyarakat Gorontalo yang peduli terhadap budaya leluhur harusnya kita mendukung sepenuhnya budaya Payango tersebut demi untuk membentuk dan mempertahankan karasterikstik budaya Gorontalo untuk memiliki rumah baik itu melalui program KPR subsidi pemerintah maupun tidak.
10
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan
Tradisi Payango
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan seluruh hasil analisis yang telah dilakukan, implementasi
kebijakan rumah subsidi Pemerintah telah berjalan dengan baik. Adapun
kesimpulan yang dihasilkan yakni :
1. Dalam kajian implementasi dilihat dari 5 (lima) dimensi yakni tepat kebijakan,
tepat pelaksanan, tepat target, tepat lingkungan, tepat proses. Dimana diketahui
seluruh kategori sudah tepat.
2. Aspek – aspek yang menghambat dan mendukung kebijakan pemerintah melalui
program rumah subsidi ini yang dikaji melalui dimensi kebijakan telah
mendapatkan solusi dan ide-ide perbaikan dalam proses implementasi program
tersebut.
3. Pelaksanaan budaya Payango sudah berjalan sesuai dengan aturan adat
Gorontalo, hanya saja tidak ada tekanan keharusan dari para pelaksana
program dan stakeholder terkait, berhubung budaya ini bukan bagian dari
progam, akan tetapi untuk mempertahankan karakteristik budaya
Gorontalo diharapkan komitmen daripada pelaksana kebijakan dan
stakeholder terkait untuk bagaimana melestarikan budaya Payango
tersebut
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran yang diberikan penulis antara
lain sebagai berikut :
1. Lebih melakukan monitoring terhadap proses implentasi kebijakan
program rumah subsidi pemerintah yang dilihat dari 5(lima) dimensi
kebijakan tersebut.
2. Mengevaluasi aspek-aspek yang menghambat serta menindaklanjuti
aspek pendukung yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat dan
pelaksana program.
3. Adanya kebijakan yang memberikan jaminan kepastian terhadap
pelestarian budaya Payango tersebut, masyarkat gorontalo saat ini
adalah pewaris budaya dan selanjutnya juga aka mewariskan budaya
Gorotalo khususnya payango, selama budaya tersebut dalam tata
pelaksanaanya tidak melanggar hukum agama dan hukum negara dalam
mendukung program pemerintah rumah subsidi. Masyarakat Gorontalo
tentunya masih berpegang teguh pada pada semboyan daerah yakni
adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah.
11
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan
Tradisi Payango
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ali, H Faried, dan Andi Syamsu Alam, (2012), Studi Kebijakan Pemerintah, Refika
Aditama, Bandung.
Agustino, Leo, (2008), Dasar – Dasar Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung.
Anderson, James E., (2000), Public Policy Making, Houghton Mifflin, Boston.
Creswell, John W., (2010), Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dunn, William N., (2003), Analisis Kebijakan publik, Edisi Kedua, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Dye, Thomas R., (1995), Understanding Public Policy, Prentice Hall, New Jersey.
Fermana, Surya, (2009), Kebijakan Publik Sebuah Tinjauan Filosofis, AR-RUZZ Media,
Yogyakarta.
Indiahono, Dwiyanto, (2009), Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis, Gava
Media, Yogyakarta
Kusumanegara, Solahuddin, (2010), Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan
Publik, Gava Media, Yogyakarta.
Lubis, M Solly, (2007), Kebijakan Publik, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Mahsun, Mohammad, (2006), Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta.
Makmur, (2011), Efektivitas Kebijakan Lembaga Pengawasan, Refika Aditama,
Bandung.
Moleong, Lexy J., (2007), Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Nasucha, Chaizi, (2004), Reformasi Administrasi Publik, PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
Neuman, William Lawrence, (2006), Social Research Methods : Qualitative and
Quantitative Approaches, Pearson Education, USA.
Nugroho, Riant, (2011), Public Policy : Dinamika Kebijakan – Analisis Kebijakan –
Manejemen Kebijakan, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Nugroho, Riant, (2006), Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang, Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Parsons, Wayne, (2011), Public Policy : Pengantar Teori dan Praktis Analisis
Kebijakan, Kencana, Jakarta.
Pasolong, Harbani, (2008), Teori Administrasi Publik, ALFABETA, Bandung
Prasetyo,Bambang, dan Lina Miftahul Jannah, (2005), Metode Penelitian
Kuantitatif, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Prastowo, Andi, (2011), Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancanga
Penelitian, AR-RUZZ Media, Yogyakarta.
Sekaran (a), Uma, (2006), Research Methods for Business – Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
12
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan
Tradisi Payango
Sekaran (b), Uma, (2006), Research Methods for Business – Metodologi Penelitia Untuk
Bisnis, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Soedjadi, F.X., (1993), Analisis Manajemen Modern, Haji Masagung, Jakarta.
Subarsono, AG., (2010), Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori, dan Apl ikasi,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Suharto, Edi, (2010), Analisis kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung. Untermann,
Richard, dan Robert Small, (1986), Perencanaan Tapak Untuk Perumahan,
Intermatra, Bandung.
Wahab, Solichin Abdul, (2008), Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Universitas
Muhammadiyah Malang Press, Malang.
Wibawa, Samodra, (2011), Politik Perumusan Kebijakan Publik, Graha Yogyakarta
Winarno, Budi, (2012), Kebijakan Publik : Teori, Proses, dan Studi Kasus, Yogyakarta.
Skripsi/Tesis/Jurnal/Penelitian Lain :
Atikah, (2004), Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi Biro
Keuangan Pada Sekretariat Jenderal Departemen Kehakiman dan HAM RI, Tesis,
Universitas Indonesia.
Santoso, Putut Edy, (2003), Evaluasi Implementasi dan Dampak Kebijakan Penyediaan
Tanah Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Tesis, Universitas Indonesia.
Peraturan UU dan Peraturan lain :
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman., Undang-Undang Dasar Pasal 28H Amandemen
Undang- Undang Dasar 1945.
Kementerian Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130 / PMK.05/2010
Undang – undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan kawasan Pemukiman.
Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Peraturan Menteri Negara Perumahan
Rakyat Nomor 3 Peraturan Menteri/M 2007. tahun 2011, Peraturan Menteri
Negara Perumahan Rakyat No mor 11.
Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Buku Saku Kementerian Negara
Perumahan Rakyat, 2011.
Kementrian Perumahan Rakyat, Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor:
04/permen/m/2005
Kementrian Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
269/PMK.010/2015
Kementerian Negara Perumahan Rakyat,Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Nomor: 425/KPTS/M/2015
Kementerian Negara Perumahan Rakyat,Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Nomor: 552/KPTS/M/2016
Bank Indodenisa, Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/16/PBI/2016 Kementerian Negara
Perumahan Rakyat , Peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat
Republik indonesia Nomor 20/PRT/M/2014
Kementerian Negara Perumahan Rakyat , Peraturan menteri pekerjaan umum dan
perumahan rakyat Republik indonesia Nomor 21/PRT/M/2014
13
Zulkifly Nangili (2018) : Implementasi Kebijakan Program Rumah Subsisi Pemerintah Dalam Pendekatan
Tradisi Payango
Kementerian Negara Perumahan Rakyat , Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 32/Prt/M/2015
Kementerian Negara Perumahan Rakyat , Peraturan menteri pekerjaan umum dan
perumahan rakyat Republik indonesia Nomor 20/PRT/M/2015
Kementerian Negara Perumahan Rakyat , Peraturan menteri pekerjaan umum dan
perumahan rakyat Republik indonesia Nomor 42/PRT/M/2015
Kekemntrian Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
32/PMK.02/2016
Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 36 tahun 2011 tentang retribusi izin mendirikan
bangunan.
Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 36 tahun 2011 tentang retribusi izin mendirikan
bangunan.
Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 40 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Gorontalo Tahun 2010-2030.
Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 09 tahun 2016 tentang penyelengaraan
perumahan dan kawasan pemukiman.
Website :
Bank BTN
https://www.btn.co.id/id/Conventional/Product-Links/Produk-BTN/Kredit-
Konsumer/Pinjaman-Bangunan/KPR-BTN-Subsidi
Dirjen Pembiyaan PUPERA
https://pembiayaan.pu.go.id/
Pusat Pengelolaan Dana PEmbiayaan Perumahan (BLU bersama PUPERA dan
Kemenkeu)
http://ppdpp.id/
Perumnas
http://www.perumnas.co.id/perumahan-landed-house/
REI
http://www.rei.or.id/newrei/kategori-87-profil.html
APERSI
https://apersi.or.id/
APERNAS
http://apernas.or.id/
APPERINDO
http://apperindo.or.id/
Top Related