perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam Komik Amazing Journey dan Terjemahannya dalam Bahasa
Indonesia
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik
Minat Utama Linguistik Terapan Bidang Penerjemahan
Oleh:
Rahmat Wisudawanto S130809012
Program Studi Linguistik Minat Utama Penerjemahan Program Pascasarjana
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
PERSEMBAHAN
Ibu dan Bapak Kakak-kakakku dan sahabat-sahabat semua Terima kasih atas doa dan dukungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
Semua diawali dari berdoa dan berusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat,
petunjuk dan semua yang menurut-Nya terbaik untuk penulis sehingga akhirnya
mampu menyelesaikan penulisan tesis ini. Selanjutnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buah karya ini.
Untuk itu Penulis ingin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
menuntut ilmu di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D., Ketua Program Studi
Linguistik Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
sekaligus pembimbing I yang telah memberi kesempatan, motivasi, masukan
dan membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.
3. Dr. Tri Wiratno M.A., pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran dan
ketelitian telah memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tesis
ini.
4. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana dan Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku
ketua dan sekretaris tim penguji yang telah memberikan masukan yang
berharga demi perbaikan tesis ini.
5. Seluruh dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi S2 Linguistik minat utama Penerjemahan yang telah
memberikan ilmu-ilmunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
6. Seluruh karyawan dan biro administrasi Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
7. Andy Bayu Nugroho, S.S, M.Hum dan Sumardiono, S.S, M.Hum yang telah
bersedia menjadi informan untuk tesis ini.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan Linguistik Penerjemahan Universitas Sebelas
Maret angkatan 2009: Mbak Prima, Mbak Mita, Beta, Agustin, Mbak Ria, Bu
Dewi, Bu Titik, Reni, Mbak Fella, Mas Bayu, dan Pak Yahya.
Dalam kesempatan ini tidak ada yang bisa penulis sampaikan selain ucapan
terima kasih yang tulus. Akhirnya, semoga tesis ini bermanfaat dan dapat
menjadi sumbangan dalam khazanah keilmuan. Amin.
Surakarta, Februari 2012
Rahmat Wisudawanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR ISI
Judul ……….…………………………………………………………… i
Persetujuan ..…………………………………………………………… ii
Pengesahan ...…………………………………………………………… iii
Pernyataan ...…………………………………………………………… iv
Persembahan …………………………………………………………… v
Motto ……….…………………………………………………………… vi
Kata Pengantar ………………………………………………………… vii
Daftar Isi ….……………………………………………………………. ix
Daftar Tabel ……….………………………………………………….... xi
Daftar Gambar ……………………………………………………….... xii
Abstract ………………………………………………………………… xiv
Abstrak ………………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Batasan Masalah……..…………………………………………. 8
C. Rumusan Masalah……………………………………………… 8
D. Tujuan Penelitian…..…………………………………………… 9
E. Manfaat Penelitian……………………………………………… 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian penerjemahan…………………………………. 11
2. Proses penerjemahan……………………………………... 13
3. Penerjemahan dan budaya…..……………………………. 15
4. Penerjemahaa dan pragmatik……………………………… 16
5. Teknik penerjemahan…………………………………….. 17
6. Tindak tutur………...……………………………………... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
7. Tindak ilokusi…….………………………………………. 26
8. Keakuratan dalam penerjemahan…………………………. 28
9. Keberterimaan dalam penerjemahan……………………… 29
10. Penelitian yang relevan...…………………………………. 29
B. Kerangka Pikir…………………………………………………... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………….. 33
B. Lokasi Penelitian………………………………………………... 34
C. Sample dan Teknik Sampling………………………………….. 34
D. Data dan Sumber data………………………………………….. 36
E. Validitas data….………………………………………………… 37
F. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….. 38
G. Teknik Analisis Data …………………………………………... 41
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian….…………………………... 46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian……………………………………………… 49
1. Jenis dan Fungsi Tindak Ilokusi ……………………… 49
2. Teknik Penerjemahan Tuturan …………..…………… 73
3. Evaluasi Keakuratan dan Keberterimaan …………… 86
B. Pembahasan …...........................……………………………….. 100
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN ....………………………………………………….. 125
B. SARAN...............………………………………………………... 128
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
Daftar Tabel
Tabel 1-III. Penghargaan tokoh kartun Spongebob…..…………………….. 35
Tabel 2-III. Kriteria penilaian keakuratan ..……………………………....... 39
Tabel 3-III. Kriteria penilaian keberterimaan……..…………………........... 40
Tabel 4-III. Tabel klasifikasi jenis, fungsi, teknik penerjemahan tindak
tutur ilokusi………………………………………………….... 44
Tabel 5-III. Hubungan antara jenis,fungsi, pergeseran ilokusi, teknik
penerjemahan dan penilaiantingkat kualitas terjemahan tuturan
tindak ilokusi…………………………………………………... 45
Tabel 6-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar tindak ilokusi Searle
……………………………………………………..…………... 50
Tabel 7-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar teknik penerjemahan
Monila& Albir………………………………..………….......... 69
Tabel 8-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar tingkat keakuratan…… 83
Tabel 9-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar tingkat keberterimaan.. 89
Tabel 10-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar tindak ilokusi teknik
penerjemahan dan pergeseran ilokusinya……………..……… 106
Tabel 11-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar keakuratan dan
teknik yang diterapkan…………………………..…………… 113
Tabel 12-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar keberterimaan dan
teknik yang diterapkan…………………………..………….. 115
Tabel 13-IV. Hubungan antara jenis, fungsi dan pergeseran ilokusi,teknik,
keakuratan dan keberterimaan……………………….………. 118
Daftar Gambar
Gambar 1-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob dalam komik.................... 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
Gambar 2-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob dalam komik.................... 5 Gambar 1-II. Bagan Proses Penerjemahan Nida dan Taber....................... 13 Gambar 2-II. Bagan Proses penerjemahan menurut Suryawinata &
Hariyanto………………………………………………….. 14 Gambar 3-II. Diagram Kerangka Pikir…………………………………... 32 Gambar 1-III. Skema trianggulasi metode Sutopo………...…………….. 38 Gambar 2-III. Skema analisis data Spradley…………………………….. 41 Gambar 3-III. Contoh kalimat yang termasuk data…………………….... 42 Gambar 4-III. Contoh kalimat yang termasuk data…………………….... 42 Gambar 5-III. Contoh kalimat yang bukan termasuk data….………….... 43 Gambar 6-III. Contoh kalimat yang bukan termasuk data….………….... 43 Gambar 1-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi mengatakan..……… 52 Gambar 2-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menjelaskan………. 53 Gambar 3-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi memberitahu……… 55 Gambar 4-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menanyakan………. 56 Gambar 5-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi meyakinkan……….. 57 Gambar 6-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi membenarkan……... 59 Gambar 7-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menyangsikan.……. 60 Gambar 8-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi memohon………… 62 Gambar 9-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi menyuruh………… 64 Gambar 10-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi menyarankan……. 65 Gambar 11-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi mengharap……… 67 Gambar 12-IV. Contoh tuturan ekspresif dengan fungsi berterima kasih… 69 Gambar 13-IV. Contoh tuturan ekpresif dengan fungsi menilai………….. 70 Gambar 14-IV. Contoh tuturan komisif dengan fungsi berjanji....……….. 72 Gambar 15-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal.. 74 Gambar 16-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal.. 75 Gambar 17-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman murni............................................................ 76 Gambar 18-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman murni............................................................. 77 Gambar 19-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke.. 78 Gambar 20-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke.. 79 Gambar 21-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
padanan lazim.................................................................... 80 Gambar 22-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman naturalisasi..................................................... 81 Gambar 23-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
modulasi............................................................................ 82 Gambar 24-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik variasi ................ 83 Gambar 25-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik duplet ................. 84 Gambar 26-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik triplet .................. 85 Gambar 27-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara akurat .............................. 88 Gambar 28-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara akurat .............................. 89 Gambar 29-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang akurat .................. 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
Gambar 30-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang akurat .................. 92 Gambar 31-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak akurat ..................... 93 Gambar 32-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara berterima ......................... 95 Gambar 33-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara berterima ......................... 96 Gambar 34-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang
berterima ............................................................................................ 97 Gambar 35-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang
berterima ............................................................................................ 98 Gambar 16-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak
berterima ............................................................................................ 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
ABSTRAK Rahmat Wisudawanto. C130809012. 2012. “Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Program Studi Linguistik Penerjemahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak ilokusi
tuturan karakter Spongebob yang ada dalam teks bahasa sumber, mengidentifikasi teknik penerjemahan tuturan yang digunakan dan mengungkapkan dampak dari pengunaan teknik tersebut terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komik Amazing Journey karya Stephen Hillenburg dan terjemahannya Petualangan Seru yang diterbitkan oleh Komik Warna Team. Adapun data dalam penelitian ini adalah semua tuturan karakter Spongebob dan penilaian rater yang didapat melalui kuesioner. Analisis dilakukan bersamaan dengan melihat keterkaitan antar bagian dalam data atau elemen-elemen yang terlibat didalamnya. Analisis ini dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Model analisis ini sesuai dengan model analisis etnografi yang diusulkan oleh Spradley.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat empat jenis tindak ilokusi yaitu assertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Adapun teknik yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan karakter Spongebob adalah kombinasi dua teknik (58 kasus), literal (51 kasus) peminjaman murni (17 kasus), kalke (12 kasus), kombinasi 3 teknik (11 kasus), peminjaman naturalisasi (6 kasus), modulasi (6 kasus), padanan lazim (1 kasus), dan variasi (1 kasus) .
Sementara itu, analisis kualitas terjemahan menunjukkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan tergolong tinggi. Hanya terdapat 11 data yang diketegorikan kedalam terjemahan yang kurang dan tidak akurat dan 12 data yang tergolong dalam terjemahan yang kurang dan tidak berterima.
Tingkat keakuratan dan keberterimaan yang lebih dari 85% dari total data mengimplikasikan bahwa secara umum hasil terjemahan tuturan bisa dikatakan bagus. Kombinasi dua teknik dan literal adalah dua teknik yang paling dominan dalam menghasilkan terjemahan yang akurat dan berterima.
Penelitian ini hanya menggunakan data tuturan-tuturan Spongebob sebagai tokoh utama dalam komik. Tuturan-tuturan tokoh lain dalam komik Amazing Journey masih dapat dijadikan sebagai data untuk penelitian selanjutnya.
Kata kunci: tuturan, tindak ilokusi, teknik penerjemahan, keakuratan dan keberterimaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
ABSTRACT Rahmat Wisudawanto. C130809012. 2012. “Translation analysis of Spongebob’s utterances in comic entitled Amazing Journey and its translation into Bahasa Indonesia. Thesis. Surakarta. Post Graduate Program. Study Program of Linguistics in Translation Studies Major.
This reserach is aimed at describing the types and functions of illocutionary act from Spongebob’s utterances in source text, identifying the translation techniques applied and discovering the effects of the applied translation techniques towords the quality of accuracy and acceptability in translating the utterance.
This research belongs to descriptive qualitative. The source of data is a comic entitled Amazing Journey by Stephen Hillenburg and its translation Petualangan seru by Komik Warna Team. Whereas, the data are all of Spongebob utterances found in the comic and the responses obtained from questionnaire which are completed by the raters. This analysis was conducted by finding the relationship among the elements involved in this research. The analysis was conducted at the same time during the data collection. The model of the analysis was ethnographic analysis as proposed by Spradley.
The result of the analysis shows that there are four types of illocution namely assertives, directives, commissives, and expressives. Whereas, the most frequent technique which applied to translate the utterence are combination of two techniques (58 cases), literal (51 cases) pure borrowing (17 cases), calque (12 cases), combination of three techniques (11 cases), naturalize borrowing (6 cases), modulation (6 cases), establish equivalent (1 case), and variation (1 case) .
Meanwhile, the analysis of quality shows that the level of accuracy and accebtability are high. It is due to the fact that there are only few (11) data considered to be less accurate and inaccurate and (12) data considered to be less acceptable and unacceptable by raters.
The level of accuracy and acceptability of translation which is over than 85% from the total data implies that generally the translation is good. Combination of two techniques and literal are the dominant techniques which result the accurate and acceptable translation.
This research only uses Spongebob’s utterances as the main character in the comic. The utterances of another character in comic Amazing Journey can be used as the data for further research.
Key words : utterances, illocutionary act, translation techniques, accuracy and
acceptability.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan penerjemahan di Indonesia tidak hanya terfokus pada
penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan tetapi juga penerjemahan karya-karya
sastra yang sangat kental dengan nilai budaya. Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam
sebuah karya sastra menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam menerjemahkan
karya sastra. Apabila seorang penerjemah menerjemahkan sebuah karya sastra,
penerjemah tidak hanya mentransfer makna dan pesan karya sastra tersebut ke dalam
bahasa sasaran akan tetapi penerjemah juga akan mentransfer nilai-nilai budaya
tempat karya sastra tersebut berasal. Dari sini nampak bahwa peran kegiatan
penerjemahan mengalami perkembangan dari kegiatan pegalihan pesan dari bahasa
satu ke bahasa yang lain menjadi alat untuk mentransfer pengetahuan budaya dari
bangsa satu ke bangsa yang lain.
Dengan semakin banyaknya terjemahan karya sastra yang ada maka produk
terjemahan karya sastra yang diperuntukkan bagi pembaca sasaran anak-anak sangat
mudah didapatkan dan jumlahnya tidak kalah banyaknya jika dibandingkan dengan
terjemahan karya sastra yang diperuntukkan untuk pembaca sasaran dewasa. Hal ini
menunjukkan bahwa buku terjemahan karya sastra yang diperuntukkan bagi pembaca
sasaran anak-anak mendapat tanggapan yang positif di Indonesia. Salah satu karya
sastra yang diterjemahkan untuk pembaca sasaran anak-anak adalah komik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
“Translation of children literary book covers comics, short stories, etc. Comics have
mostly been considered as children literature” (Herkman, Kaindl dalam Koponen,
2004: 24).
Banyak sekali komik-komik terjemahan yang dapat dijumpai di toko-toko
buku, salah satu contohnya adalah komik Spongebob. Komik yang berkisah tentang
petualangan-petualangan Spongebob dengan teman-temannya ini sangat diminati
anak-anak sebagai salah satu pilihan bahan bacaan mereka. Komik yang telah
diterjemahkan oleh Komik Warna Team ini masih mudah untuk dijumpai di toko-
toko buku sampai sekarang. Hal ini menandakan bahwa komik tersebut mendapat
tanggapan yang luar biasa di kalangan anak-anak. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika komik tersebut dijadikan dasar cerita film Spongebob yang
ditayangkan oleh stasiun televisi swasta di tanah air.
Apabila ditinjau dari sudut pandang penerjemahan, keberhasilan
penerjemahan suatu karya sastra dapat dilihat dari keberhasilan seorang penerjemah
dalam mempertahankan aspek gaya pengarang dan gaya teks (Hu, 2003). Jika
penerjemah dapat mempertahankan kedua aspek tersebut di atas, maka nilai estetika
suatu karya sastra akan tampak dalam produk terjemahan dan dampaknya tentu saja
penerjemahan karya sastra tersebut akan bermutu tinggi. Akan tetapi, dalam
menerjemahkan karya sastra untuk anak-anak khususnya komik tidaklah mudah.
Dalam menerjemahkan sebuah komik, penerjemah dihadapkan pada karakteristik
bahasa komik dan keterbatasan ruang. Karakteristik bahasa komik yang sederhana
dan banyak menggunakan kalimat-kalimat pendek serta keterbatasan ruang atau
balon-balon tempat meletakkan kalimat-kalimat tersebut merupakan faktor-faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang harus diperhatikan penerjemah. Selain itu, penerjemah juga dituntut jeli dalam
memilih teknik-teknik penerjemahan yang tepat agar semua pesan yang dibawa
dalam bahasa sumber dapat tersampaikan ke dalam bahasa sasaran.
Pemilihan teknik yang tepat akan sangat terkait dengan kecenderungan
metode serta ideologi penerjemahan dan tentu saja juga akan sangat berdampak pada
kualitas suatu produk terjemahan. Kesalahan dalam pemilihan teknik dapat berakibat
fatal dalam menghasilkan suatu karya terjemahan. Oleh karena itu, sejauh mana
kejelian penerjemah dalam memilih teknik yang tepat sebagai realisasi dari strategi
yang digunakanya menjadi hal yang utama dalam kegiatan menerjemahkan.
Selain narasi yang diberikan oleh pengarang, komik juga mengandung dialog
yang berisi ungkapan langsung dari karakter atau tokoh. Dialog-dialog yang ada
dalam komik dapat membantu pembaca untuk mengetahui alur cerita dalam komik
tersebut. Dengan demikian, dialog-dialog antar tokoh dalam komik menjadi bagian
yang penting pada alur cerita sebuah komik.
Dialog dalam komik memang bukanlah dialog yang diproduksi langsung oleh
tokoh-tokoh dalam komik, akan tetapi dialog tersebut tetap dapat dikategorikan
sebagai dialog. ”Dialog is conversation, especially between two people, e.g. in a
book, play or film.” (Higgleton & Seaton, 1995). Dalam sebuah dialog yang
merupakan peristiwa tutur (speech event) didalamnya mungkin ditemukan beberapa
tindak tutur (speech act).
The term speech event will be resctricted to activities, or aspects of activities, that are directly governed by rules or norms for the use of speech. An event may consist of a single, but will often comprise several...a speech act may be the whole of a speech event, and of a speech sitiation.... more often, however, one will find a difference in magnitude : a party (speech situation) , a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
conversation during the party (speech event), a joke within the conversation (speech act). It is of speech event and speech act that one writes formal rules for their occurrence and characteristics. Notice that the same type of speech act may recur in different types of speech event, and the same type of speech event in different context of situation. (Hymes, 1972:56)
Tindak tutur (speech act) yang merupakan segala tindak yang dilakukan
melalui bertutur secara umum dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: tindak tutur
lokusi (the act of saying something), tindak tutur ilokusi (the act of doing something)
dan perlokusi (the act of affecting someone). Dari ketiga jenis tindak tutur tersebut,
tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang paling penting karena tindak tutur ini
terkait bukan hanya dengan makna sebuah tuturan. Tindak tutur ilokusi lebih
menekankan pada fungsi dan maksud dari sebuah tuturan. Melalui tindak tutur ilokusi
dapat diketahui fungsi dan maksud sebuah tuturan dengan melihat konteks situasi dan
konteks budaya dimana tuturan tersebut diucapkan.
Gambar 1-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob
Contoh (1) BSu: Um….You remember the hooks we talked about yesterday?
BSa: Um….kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tuturan Um….You remember the hooks we talked about yesterday? Diatas
diucapkan oleh tokoh Spongebob kepada Mr. Krab, pemilik restoran tempatnya
bekerja. Tuturan tersebut diucapkan Spongebob ketika dirinya terlambat masuk kerja
karena terkena pengait. Apabila dilihat dari kategori tindak ilokusinya maka tuturan
yang diucapkan oleh Spongebob termasuk tindak ilokusi asertif dengan fungsi
menjelaskan. Meskipun, tuturan Um….You remember the hooks we talked about
yesterday? yang diucapkan Spongebob di atas diakhiri dengan tanda tanya tetapi
tuturan tersebut sebenarnya adalah tuturan yang diucapkannya untuk menjawab
tuturan Mr.Krab yang menanyakan mengapa hari ini dia terlambat masuk kerja. Jadi,
dalam hal ini penutur memberitahu mitra tutur tentang sesuatu yang belum
diketahuinya agar sesuatu itu menjadi jelas. Penerjemah menerjemahkan tuturan
Um….You remember the hooks we talked about yesterday? di atas menjadi
“Um….kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin?” dengan menggunakan teknik
literal. Penggunaan teknik ini membuat pesan yang dalam bahasa sumber kurang
tersampaikan dalam bahasa sasaran. Pemilihan kata ‘kau’ sebagai terjemahan dari
kata ‘you’ membuat kesan bahwa Mr. Krab adalah sahabat atau teman Spongebob.
Padahal dalam konteks percakapan tersebut Mr. Krab adalah pemilik restoran tempat
dimana Spongebob bekerja. Oleh kerena itu, seharusnya kata ‘you’ diterjemahkan
menjadi ‘anda.’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Gambar 2-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob
Contoh (2) Bsu: Hooks are fun!!
Bsa: Pengait memang menyenangkan!
Berbeda dengan contoh (1), pada contoh (2) tuturan Bsu: Hooks are fun!
dituturkan oleh tokoh Spongebob ketika dia sedang bermain pengait dengan
sahabatnya Patrick. Tuturan Hooks are fun! Di atas dikategorikan dalam tindak
ilokusi asertif dengan fungsi mengatakan. Melalui tuturan tersebut Spongebob ingin
mengungkapkan pikiran atau isi hatinya dalam bermain pengait. Dalam
menerjemahkan tuturan tersebut, penerjemah masih menerapkan teknik literal.
Dengan menggunakan teknik literal dalam menerjemahkan tuturan Hooks are fun!
tersebut, nampaknya penerjemah tidak hanya berhasil menyampaikan pesan dalam
bahasa sasaran tetapi dia juga dapat menghasilkan terjemahan yang terasa alamiah
dalam bahasa sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dari contoh-contoh di atas dapat diamati bahwa penerjemah menggunakan
teknik yang sama dalam menerjemahkan tuturan-tuturan di atas. Dalam
menerjemahkan tuturan-tuturan dengan menggunakan teknik yang sama nampaknya
terjemahan yang dihasilkan juga menunjukkan perbedaan. Pada contoh (1)
penerjemah terlihat kurang berhasil mentransfer pesan ke dalam bahasa sasaran,
sementara dalam contoh (2) penerjemah berhasil menyampaikan makna sekaligus
terjemahan yang dihasilkan terasa alamiah dalam bahasa sasaran. Namun demikian,
kedua terjemahan tuturan yang dihasilkan penerjemah mempunyai jenis dan fungsi
ilokusi yang sama dengan bahasa sumbernya.
Dari temuan-temuan diatas, penelitian ini akan membahas jenis dan fungsi
tindak ilokusi dari tuturan karakter Spongebob dalam teks bahasa sumber dan
pergeserannya dalam teks bahasa sasaran, teknik penerjemahan yang digunakan
penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tersebut serta dampak penggunaan teknik
tersebut terhadap tingkat keakuratan dan keberterimaan.
Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Agus Rianto Basuki (2002) dengan judul Tindak ilokusi dalam
seni pertunjukkan ketoprak. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan
pragmatik yang mengkaji salah satu dari tiga kategori tindak tutur yaitu tindak tutur
ilokusi. Dalam penelitian ini hanya meneliti tidak tutur ilokusi tanpa ada keterkaitan
dengan penerjemahan. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Adventina
Putranti (2007) mengenai Kajian terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam teks
terjemahan film American Beauty. Penelitian ini hanya difokuskan pada tindak tutur
ilokusi yang termasuk dalam kategori ekspresif saja tanpa melihat kategori tindak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
tutur ilokusi yang lain. Selain itu, penelitian ini juga hanya melihat tingkat
kesepadanan makna dan bentuk dari tindak ilokusi ekspresif dalam bahasa sumber
yaitu bahasa Inggris kedalam bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia. Dengan
demikian, sebagai sebuah penelitian penerjemahan yang berorientasi pada produk,
penelitian ini belum menyentuh salah satu aspek lain yang mungkin diteliti dalam
penelitian penerjemahan yang beorientasi pada produk yaitu teknik penerjemahan.
Penelitian yang berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Faido
Simanjuntak (2006) dengan judul Kajian Terhadap Strategi Penerjemahan dan
Kualitas Terjemahan Buku Cerita Komik The Very Best of Donald Duck Comics
dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang
penerjemahan dengan memfokuskan analisis pada strategi dan kualitas terjemahan
dengan mengambil komik sebagai sumber datanya. Dalam penelitian ini dikaji
strategi penerjemahan dan kualitas terjemahan dari semua kalimat, klausa, frasa dan
kata yang terdapat dalam komik The Very Best of Donald Duck dan terjemahannya
dalam bahasa Indonesia.
Masalah yang diteliti dalam penelitian-penelitian di atas masih belum
mencoba melihat keterkaitan antara penerjemahan dengan pragmatik, kecuali
penelitian yang dilakukan oleh Adventina Putranti. Namun demikian, penelitian ini
hanya mengkaji salah satu kategori tindak ilokusi yaitu tindak ilokusi ekspresif
dengan mengambil teks film sebagai sumber datanya. Penelitian ini juga belum
meneliti teknik penerjemahan sebagai salah satu aspek yang mungkin diteliti dalam
penelitian yang berorientasi pada produk terjemahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sementara itu, penelitian ini meneliti semua kategori tindak tutur ilokusi yang
ada dalam tuturan karakter Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey
dan terjemahannya dan memfokuskan penelitian tidak hanya pada kualitas terjemahan
yang berupa keakuratan dan keberterimaan tetapi penelitian ini juga akan
memfokuskan pada teknik penerjemahan dan dampak penggunaan teknik tersebut
terhadap keakuratan dan keberterimaan.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan teranalisis secara mendalam penelitian ini
hanya mengkaji mengenai jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan karakter Spongebob,
teknik-teknik penerjemahannya, dan dampak dari penggunaan teknik terhadap
keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan karakter Spongebob dalam komik
yang berjudul Amazing Journey ke dalam bahasa Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa sajakah jenis dan fungsi ilokusi yang terdapat dalam tuturan tokoh
Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey dan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia?
2. Teknik apa sajakah yang digunakan penerjemah dalam
menerjemahkan tuturan tokoh Spongebob dalam komik yang berjudul
Amazing Journey dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Bagaimanakah dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan
keberterimaan terjemahan tuturan tokoh Spongebob dalam komik
Spongebob yang berjudul Amazing Journey dan terjemahanya dalam
bahasa Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi, mendeskripsikan dan mengklasifikasi jenis dan
fungsi ilokusi yang terdapat dalam tuturan karakter Spongebob dalam
komik yang berjudul Amazing Journey dan terjemahannya dalam
bahasa Indonesia.
2. Mengidentifikasi, mendeskripsian dan mengklasifikasi teknik-teknik
penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan
tuturan karakter Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing
Journey ke dalam bahasa Indonesia.
3. Menjelaskan dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan
keberterimaan terjemahan tuturan karakter Spongebob dalam komik
yang berjudul Amazing Journey ke dalam bahasa Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan bermanfaat untuk:
1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai jenis dan
fungsi tindak ilokusi tuturan karakter dalam komik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknik
penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan tuturan tokoh-
tokoh komik dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
3. Memberikan pemahaman mengenai dampak penggunaan teknik
terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
Dalam bab ini akan dibahas kajian pustaka dan kerangka pikir. Kajian
pustaka disini mencakup penjelasan mengenai 1. Pengertian penerjemahan, 2.
Proses penerjemahan, 3. Penerjemahan dan budaya, 4. Penerjemahan dan
pragmatik, 5. Teknik penerjemahan, 6. Penerjemahan komik, 7. Tindak tutur, 8.
Tindak ilokusi, 9. Keakuratan (accuracy) dalam penerjemahan, 10.
Keberterimaan (acceptability) dalam penerjemahan, dan 11. Penelitian yang
relevan, sedangkan pada kerangka pikir digambarkan alur berpikir peneliti dalam
melakukan kegiatan penelitian.
Pengertian penerjemahan
Terdapat banyak sekali pendapat mengenai definisi penerjemahan yang
dikemukankan oleh para pakar penerjemahan. Newmak mendefinisikan
penerjemahan sebagai “a craft consisting in attempt to replace a written language
massage or statement in one language by the same message or statement in other
language.”(1981:7). Pada definisi penerjemahan Newmark diatas dapat dilihat
bahwa penerjemahan mencakup pengalihan pesan secara tertulis antara bahasa
yang berbeda yang sering dikenal dengan istilah penerjemahan tulis dan
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pengalihan pernyataan yang merupakan bahasa lisan yang dalam dunia
penerjemahan lebih sering dikenal dengan istilah pengalih bahasaan
(interpreting). Akan tetapi, dalam definisi tersebut Newmark masih menekankan
pada kesepadanan pesan belum menyentuh pada tataran kesepadanan bentuk.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Bell yang mendefinisikan
“translation is the expression in another language (or target language) of what
has been expressed in other, source language, preserving semantic and stylistic
equivalence.”(1991:5). Bell mengemukakan definisi yang lebih rinci mengenai
penerjemahan. Dalam definisi penerjemahannya, Bell tidak hanya menekankan
pada kesepadanan makna saja, tetapi kesepadanan dalam hal bentuk juga harus
diperhatikan.
Definisi-definisi penerjemahan di atas nampaknya masih terfokus pada
masalah kesepadanan makna dan kesepadanan bentuk tanpa menyinggung
masalah budaya yang selalu terkait dengan kegiatan penerjemahan. Munday
(2001:1) memberikan definisi penerjemahan dengan “an act of communication
which attemps to relay, across cultural linguistics boundaries, another act of
communication which may have been intended for different purposes and
different readers”. Berbeda dengan Newmark dan Bell, Munday memberikan
definisi penerjemah lebih kompleks yaitu penerjemahan sebagai sebuah tindak
komunikasi yang berusaha untuk menyampaikan pesan lintas bahasa dan budaya
dengan tujuan dan pembaca yang beragam. .
Dari definisi-definisi penerjemahan diatas, dapat disimpulkan bahwa
penerjemahan adalah usaha pengalihan pesan lintas bahasa dan budaya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tidak hanya mengutamakan kesepadanan pesan dan bentuk tetapi juga
memperhatikan tujuan dan pembaca terjemahan tersebut.
2. Proses penerjemahan
Proses penerjemahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan amanat dari bahasa sumber
kedalam bahasa sasaran(Nababan:2003). Dalam proses penerjemahan ada
serangkaian langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang harus dilalui penerjemah
dalam menghasilkan sebuah produk penerjemahan, apabila dalam proses
penerjemahan seorang penerjemah mengalami kesulitan maka dia dapat
memecahkan masalah dengan kembali ke langkah awal dan begitu seterusnya
sehingga proses ini bersifat siklis. Ada tiga tahapan yang disarankan Nida dan
Taber (1982) dalam menghasilkan sebuah karya terjemahan. Tahapan-tahapan
tersebut adalah (1) analysis teks bahasa sumber, (2) transfer makna dan (3)
restructuring.
A (source) B (receptor)
(Analysis) (Restructuring)
X (transfer) Y
Gambar 1-II, Proses Penerjemahan Nida dan Taber (1982:30)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dalam tahap analysis teks, seorang penerjemah membaca teks secara
berulang–ulang dan berusaha mencari makna dengan mempelajari teks bahasa
sumber baik bentuk maupun isinya. Pada proses ini penerjemah diharapkan
menamukan ide atau pesan dari teks tersebut. Setelah itu, penerjemah berusaha
mentransfer pesan atau ide tersebut dengan setepat-tepatnya kedalam bahasa
sasaran sehingga makna atau pesan yang dihasilkan sepadan dengan makna teks
bahasa sumber. Tahap inilah yang sering disebut proses transfer atau pengalihan
yang terjadi pada otak penerjamah. Tahapan terkahir adalah restructuring yaitu
proses penyusunan kembali pesan yang telah ditransfer penerjemah ke dalam
kaidah–kaidah atau norma–norma dalam bahasa sasaran sehingga dihasilkan
bentuk bahasa yang sewajar mungkin. Penerjemah juga diharapkan mampu
memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak
merasa seperti membaca karya terjemahan.
Secara lebih rinci Suryawinata dan Hariyanto (2003:19) memberikan
penjelasan yang lebih rinci lagi mengenai proses penerjemahan
Evaluasi dan revisi
Analisis/ Proses eksternal Restrukturisasi /
Pemahaman Proses internal Penulisan
kembali
Transfer
Teks asli dalam Bsu
Konsep, makna, pesan dari teks Bsu
Konsep, makna, pesan dari teks Bsa
Teks asli dalam Bsu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Padanan
Gambar 2-II. Proses penerjemahan menurut Suryawinata & Hariyanto (2003:19)
Pada bagan proses penerjemahan diatas ada empat tahapan yang harus
dilalui penerjemah untuk menghasilkan terjemahan, yaitu: tahapan analisis atau
pemahaman, tahap transfer, tahap restrukturisasi/ penulisan kembali dan tahap
evaluasi dan revisi. Berbeda dengan proses penerjemahan yang diajukan Nida,
Suryawinata & Haryanto menambahkan tahap evaluasi dan revisi dalam proses
penerjemahan mereka. Dalam proses penerjemahan ini juga dapat dilihat bahwa
tahapan-tahapan menerjemahkan dapat dikelompokkan menjadi dua proses, yaitu:
proses internal yang berlangsung dalam otak penerjemah dan proses eksternal
yang berarti bahwa tahapan tersebut berada diluar otak penerjemah. Dengan
demikian, setelah seorang penerjemah melalui kedua proses dan menyelesaikan
ke empat tahapan tersebut, maka bisa dikatakan bahwa dia telah menghasilkan
suatu terjemahan.
3. Penerjemahan dan budaya
Kegiatan menerjemahkan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dilakukan.
Dalam kegiatan menerjemahkan, seorang penerjemah bukan hanya mencari
padanan kata dalam bahasa sasaran tetapi seorang penerjemah juga dituntut
mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yang pasti
terdapat perbedaan diantara keduanya “languages are not nomenclatures and the
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
concepts of one language may differ radically from those of another” (Culler
dalam Ordudari, 2007).
Karena bahasa merupakan salah satu unsur dari budaya maka selain
perbedaan bahasa, kegiatan penerjemahan juga dihadapkan pada perbedaan
budaya. One of the most difficult problems in translating is found in the differences
between culture (Larson, 1984:137). Lebih lanjut, Baker (1992:4) menyatakan
bahwa penerjemahan adalah “a discipline which has to concern itself with how
meaning is generated within and various groups of people in various cultural
settings.” Dengan demikian, sesuai dengan pendapat Wong dan Shen (1999:10)
bahwa kegiatan penerjemahan yang melibatkan dua bahasa, tidak bisa terhindar
dari pengaruh dua budaya dari dua bahasa yang bersangkutan, yaitu budaya bahasa
sumber dan budaya bahasa sasaran.
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika seorang penerjemah akan mampu
menghasilkan terjemahan yang baik jika penerjemah tersebut menguasai bahasa
sumber dan bahasa sasaran (bilingual) dan juga menguasai budaya bahasa sumber
dan budaya bahasa sasaran (bicultural).
4. Penerjemahan dan pragmatik
Penerjemahan sebagai ilmu interdisipliner selalu mempunyai keterkaitan
dengan bidang ilmu yang lain seperti Linguistics, Comparative culturology,
Comparative Ethnology Computer science, Comparative Sociology, dan masih
banyak lagi (Newmark,1981:3). Dengan demikian, pragmatik sebagai salah satu
cabang dari ilmu linguistik tentunya juga berhubungan dengan penerjemahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Banyak sekali definisi mengenai pragmatik yang oleh para ahli, salah
satunya Leech (1993:8), mendefinisikan pragmatik sebagai studi tentang makna
dalam hubungannya degan situasi–situasi ujar (speech situations). Oleh karena
itu, kajian pragmatik melibatkan tidak saja ujaran terpisah tetapi kajian pragmatik
memahami makna sebuah ujaran dengan melibatkan aturan-aturan yang terlibat
dalam sebuah percakapan, siapa pembicara, siapa pendengar, dan dalam situasi
seperti apa percakapan itu berlangsung.
Kegiatan penerjemahan yang memfokuskan pada pengalihan pesan dari
bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran menjadikan transfer pesan dari bahasa
sumber kedalam bahasa sasaran merupakan bagian inti dalam sebuah proses
penerjemahan. Seorang penerjemah tidak diperbolehkan untuk mengubah pesan
dan harus mempertahankannya, sehingga pesan yang ditransfer penerjemah tetap
sama antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. It is meaning which is being
transferred and must be constant (Larson, 1984:3)
Terkait dengan transfer pesan sebagai inti kegiatan penerjemahan,
terkadang dalam memperoleh pesan dari sebuah tuturan seorang penerjemah tidak
dapat hanya melihat dari makna kata yang menyusun kalimat–kalimat dalam
sebuah tuturan. Dalam hal ini, seorang penerjemah harus melihat konteks dimana
tuturan tersebut diucapkan sehingga pesan yang ada dalam kalimat tersebut dapat
diperoleh. Berkaitan dengan hal tersebut maka kajian pragmatik memberikan
solusinya.
Dalam kajian pragmatik selalu ditekankan agar dalam mengungkap makna
dari sebuah tuturan, seseorang harus mengkaitkannya dengan konteks situasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
konteks budaya yang menyertainya. Makna sebenarya dari sebuah tuturan yang
sering kali tidak terlihat secara eksplisit dalam sebuah tuturan dapat diungkap.
Dengan demikian, pengetahuan penerjemah dalam bidang pragmatik akan sangat
membantu penerjemah dalam melakukan tugasnya.
5. Teknik penerjemahan
Teknik adalah suatu metode, keahlian atau seni praktis yang diterapkan
pada suatu tugas tertentu (Machali, 2000:77). Dalam definisi diatas terdapat dua
hal penting: (1) teknik adalah hal yang bersifat praktis; (2) teknik diberlakukan
terhadap tugas tertentu (dalam hal ini tugas penerjemahan). Dari dua butir hal
penting diatas dapat dipahami bahwa teknik berbeda dengan metode dan prosedur
yang sifatnya kurang-lebih normatif. Molina dan Albir (2002) membedakan
strategi dan teknik penerjemahan berdasarkan produk dan proses. Strategi
mengacu pada prosedur (disadari atau tidak disadari, verbal atau non verbal) yang
digunakan oleh penerjemah untuk mengatasi masalah pada saat melakukan proses
penerjemahan. Adapun teknik penerjemahan adalah hasil dari pilihan yang dibuat
penerjemahn atau perwujudan strategi dalam mengatasi permasalahan pada tataran
mikro yang dapat dilihat dengan membandingkan hasil terjemahan dengan teks
aslinya. Teknik penerjemahan ini berada pada tataran mikro seperti penerjemahan
kata, istilah, konsep dan kalimat yang mempunyai lima karakteristik, yaitu: 1.
mempengaruhi hasil terjemahan, 2. diklasifikasikan berdasarkan perbandingan
dengan teks sumber, 3. mempengaruhi unit teks pada tataran mikro, 4. bersifat
diskursif dan kontekstual, dan 5. fungsional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Beberapa teknik penerjemahan yang dipaparkan Monila dan Albir
(2002) sebagai berikut:
a. Adaptasi (Adaptation)
Teknik ini bermaksud untuk mengganti unsur budaya Bsu kedalam
budaya Bsa
Bsu: Baseball (E)
Bsa: Futbol (Sp)
b. Penambahan (Amplification)
Teknik ini memperkenalkan/menambahkan informasi detail yang tidak
terdapat dalam teks bahasa sumber.
Bsu: Rock Bottom. It’s creedy here. Even the sand looks different.
Bsa: Rock Bottom. Sangat aneh disini, keadaanya sangat lain.
Bahkan tanahnya saja kelihatan lain
( diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey )
c. Peninjaman (Borrowing)
Teknik pengambilan sebuah kata atau ungkapan secara langsung dari
bahasa sumber. Terdapat dua macam teknik pinjaman, yaitu peminjaman
murni (pure borrowing), dan peminjaman yang menggunakan penyesuaian
sistem fonetik dan morphologis bahasa sasaran (naturalized borrowing).
Peminjaman murni (pure borrowing)
Bsu: Wow!!
Bsa: Wow!!
(Diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Peminjaman naturalisasi (naturalized borrowing)
Bsu: Bus!!
Bsa: Bis!!
(Diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey)
d. Kalke (Calque)
Teknik ini merupakan penerjemahan harafiah sebuah kata atau frase
bahasa sumber secara langsung kedalam bahasa sasaran, biasanya dalam
tataran leksikal atau struktural.
Bsu: Souvernir shop
Bsa: Toko Suvenir
(diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey)
e. Kompensasi (Compensation)
Teknik memperkenalkan elemen informasi teks bahasa sumber atau
efek stilistik yang terdapat pada tempat lain dalam teks bahasa sasaran. Hal
ini disebabkan karena elemen informasi tersebut tidak ditempatkan pada
posisi yang sama dalam teks bahasa sumber.
Bsu: I was seeking thee, Flathead (E)
Bsa: En verite, c’est bein toi que je cherche, O Tete-Plate (F)
f. Deskripsi (Description)
Mengganti istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan
fungsinya.
Bsu: Panettone (I)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Bsa: The traditional Italian cake eaten on New Year’s eve (E)
g. Kreasi Diskursif (Discursive Creation)
Teknik menentukan padanan semantara yang diluar konteks atau tak
terprediksikan.
Bsu: Rumble Fish (E)
Bsa: La ley de la calle (Sp)
h. Padanan lazim (Established Equivalent)
Menggunakan istilah atau ungkapan yang sudah diakui/lazim dalam
kamus atau bahasa sasaran sebagai padanan dari teks bahasa sumber tersebut.
Bsu: Cool!
Bsa: Kerennn!!
(diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey)
i. Generalisasi (Generalization)
Teknik penggunaan istilah–istilah yang lebih umum atau netral dalam
bahasa sasaran.
Bsu: Vehicle
Bsa: Bajaj
j. Amlipikasi lingusitik (Lingusitic Amplification)
Teknik penambah elemen-elemen linguistik dalam bahasa sasaran agar
lebih sesuai dengan kaidah Bsa. Teknik ini sering digunakan dalam
penerjemahan lisan secara konsekutif dan dubbing.
Bsu: Shall we?
Bsa: Bisakah kita berangkat sekarang?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
k. Kompresi linguistik (Linguistik Compression)
Teknik ini mensintesis elemen linguistik yang ada menjadi lebih
sederhana karena sudah dipahami. Penerapan teknik ini biasanya ada pada
simultaneous interpreting atau penerjemahan teks film (subtitling)
Bsu: Yes, so what? (E)
Bsa:¿ Y ? (Sp)
l. Terjemahan harafiah (Literal Translation)
Teknik penerjemahkan sebuah kata atau ungkapan dengan cara
penerjemahan kata demi kata
Bsu: Wait!wait!stop the bus!
Bsa: Tunggu!Tunggu! hentikan bis itu!
(diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey)
m. Modulasi (Modulation)
Teknik penggantian sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam
teks bahasa sumber, bisa dalam tataran leksikal atau struktural.
Bsu: I’m confused. Which one is the men’s room?
Bsa: Aku bingung, harus masuk ke toilet yang mana?
(diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey)
n. Partikulasi (Particulation)
Teknik penggunaan istilah yang lebih kongkret dan khusus. Teknik ini
bertolak belakang dengan teknik generalization.
Bsu: Window
Bsa: guichet, fenetre, devanture(F)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
o. Reduksi (Reduction)
Teknik pengimplisitan informasi karena komponen maknanya sudah
termasuk dalam bahasa sasaran. Teknik ini merupakan kebalikan dari
amplifikasi.
Bsu: Ramadhan, the fasting month of muslim
Bsa: Syahru ramadhan
p. Substitusi (Substitution)
Teknik penggantian elemen linguistik dengan eleman paralinguistik
atau sebaliknya. Teknik ini biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan.
Bsu: Put your hand on heart
Bsa: Thank you
q. Transposisi (Transposition)
Teknik penggantian kategori gramatikal pada bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran yang dianggap lebih sesuai.
Bsu: Would you like to come in or you just passing through?
Bsa: Kau mau masuk sebentar?
r. Variasi (Variation)
Teknik penggantian elemen linguistik atau para linguistik (intonasi,
gesture) yang mempengaruhi aspek keragaman linguistik. Biasanya teknik ini
ditemukan dalam penerjemahan drama atau novel.
Bsu: Hi, honey
Bsa: Hai, sayang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
6. Penerjemahan komik
Menerjemahkan komik sama seperti menerjemahkan buku bergambar.
Dalam menerjemahkan komik, gambar dan tulisan atau narasi bercerita secara
bersamaan dalam menggambarkan keseluruhan cerita dalam komik. Oittinen
(2003) menjelaskan bahwa As a whole, illustrations are never quite
straightforward but always elaborate, complement, and amplify the verbal
narration. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam komik dan buku-
buku bergambar, selalu ada keterkaitan antara narasi dan gambar.
Tidak terdapat strategi khusus dalam menerjemahkan komik. Namun
dalam menerjemahkan komik, seorang penerjemah harus tetap memperhatikan
karakteristik sebuah komik.
Translating comics is easy. At least it often may seem deceptively so, since the language of comic rarely complex or poetic sentence structure, specialized terminology or highly abstract concept. However, comic books and comic strips do have certain characteristics that make them much more demanding for translator than one might think (Koponen, 2004:1)
Karena komik termasuk sebuah karya sastra, sehingga dalam
menerjemahkan komik penerjemah juga harus mempertimbangkan gaya
pengarang dan gaya teks (Hu, 2003). Dengan demikian, dalam menerjemahkan
sebuah komik penerjemah tidak hanya dituntut untuk mengalihkan pesan akan
tetapi karakteristik komik, gaya pengarang dan gaya teks juga harus
dipertimbangkan oleh penerjemah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
7. Tindak tutur
Teori mengenai tindak tutur atau speech act diperkenalkan oleh JL Austin
(1962). Menurut teori ini, ketika menuturkan sebuah tuturan, penutur paling
tidak melaksanakan tiga jenis tindakan ”uttering words (morphemes
sentences)= performing utterance acts, Referring and predicating= performing
acts dan stating, questing, commanding, promising, etc= performing
ilocutionary acts. Selanjutnya, Searle (1969:25) melengkapi kategori Austin
diatas dengan
To these three nations I now wish to add Austin’s nation of the perlocutionary acts. Correlated with the nation of illocutionary acts is the notion of the consequences or the effects such acts have on the action, thought, or belief, etc. of hearers.
Dengan demikian, secara garis besar tindak tutur dibagi menjadi tiga yaitu:
tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi.
Tindak tutur lokusi adalah tindak mengatakan sesuatu (the act of saying
something). Dalam tindak tutur ini tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi
tuturan yang disampaikan penutur. Tindak tutur lokusi ini lebih mudah
diidentifikasi karena menafsirkannya dapat dilakukan tanpa menyertakan
konteks tuturan. Oleh karena itu, tindak ilokusi ini kurang penting perannya jika
dipakai untuk memahami tindak tutur.
Contoh: (1) Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia.
(2) Kecelakaan pesawat di bandara Adi Sumarmo memakan
banyak korban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tuturan–tuturan diatas dituturkan oleh seorang penutur hanya untuk
menginformasikan sesuatu tanpa maksud untuk melakukan sesuatu atau
mempengaruhi mitra tutur. Tuturan (1) menginformasikan bahwa Presiden
republik Indonesia yang pertama adalah Soekarno. Demikian juga tuturan (2)
yang menginformasikan bahwa kecelakaan yang terjadi di bandara Adi
Sumarmo memakan banyak korban.
Tindak tutur ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu (the act of doing
something). Tindak tutur ini lebih ditekankan pada maksud dan fungsi sebuah
tuturan. Dalam menafsirkan tindak ilokusi diperlukan pemahaman terhadap
situasi tutur, karena pemaknaan tindak tutur ini dipengaruhi oleh aspek situasi
tutur.
Contoh : (3) Sekarang kamu sudah 30 tahun
(4) Bapak bupati datang jam 9
Tuturan (3) tidak saja menginformasikan bahwa mitra tuturnya telah
berumur 30 tahun. Akan tetapi jika tuturan tersebut dituturkan oleh seorang
bapak kepada anaknya, tuturan (3) itu dimaksudkan untuk mengingatkan
anaknya agar segera menikah. Seperti tuturan (3), tuturan (4) juga tidak hanya
sekedar mengandung infromasi bahwa bapak bupati datang jam 9, namun bila
tuturan tersebut diutarakan oleh penerima tamu maka tuturan tersebut
bermaksud untuk mengajak para penerima tamu segera mempersiapkan diri
menyambut kedatangan bapak bupati. Dari contoh–contoh diatas, nampak
bahwa tindak ilokusi sangat sulit diidentifikasi karena terlebih dahulu harus
mempetimbangkan siapa penutur dan mitra tutur, kapan, dan dimana tindak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
tutur tersebut diucapkan dan sebagainya. Oleh karena itu, tindak ilokusi
merupakan bagian sentral dalam memahami suatu tindak tutur.
Tindak tutur perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh kepada
seseorang (the act of affecting someone). Tindak tutur ini mengharapkan respon
dari mitra tutur terhadap tuturan yang dituturkan oleh penutur, baik berupa
tindakan maupun jawaban.
Contoh : (5) Jepang sedang gempa
Tururan (5) mempunyai efek ilokusi sebuah permohonan untuk tidak pergi
ke Jepang karena sedang terjadi gempa. Efek perlokusinya adalah mitra
tuturnya mengurungkan niatnya untuk pergi ke Jepang.
8. Tindak ilokusi
Teori yang akan digunakan sebagai acuan dalam analisis penelitian ini
adalah teori Searle dalam Leech (1993) yang memisahkan tindak ilokusi
menjaadi 5 kategori.
Jenis-jenis tindak tutur yang dikemukakan Searle satu per satu akan
dijelaskan sebagai berikut.
a. ASERTIF (Assertives)
Pada ilokusi ini penutur terkait pada kebenaran proposisi yang
diungkapkan, misalnya menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh,
mengemukan pendapat, melaporkan. Dari segi sopan santun ilokusi-ilokusi ini
cenderung netral. Tetapi ada perkecualian misalnya, membual biasanya
dianggap tidak sopan. Dari segi semantik ilokusi asertif bersifat proposisional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. DIREKTIF (Directives)
Ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang
dilakukan oleh petutur, misalnya, memesan, memerintah, memohon,
menuntut, memberi nasihat. Jenis ilokusi ini sering dapat dimasukkan
kedalam kategori kompetitif (competitive) karena itu mencakup juga kategori–
kategori ilokusi yang membutuhkan sopan santun negatif. Namun di pihak
lain terdapat juga beberapa ilokusi direktif seperti, mengundang yang secara
intrinsik memang sopan.
c. KOMISIF (Commissives)
Pada ilokusi ini penutur (sedikit banyak) terkait pada suatu tindakan di
masa depan, misalnya, menjanjikan, menawarkan, berkaul. Jenis ilokusi ini
cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif, karena
tidak mengacu pada kepentingan penutur tetapi pada kepentingan mitra tutur.
d. EKSPRESIF (Expressives)
Fungsi ilokusi ini ialah mengungkapkan atau mengutarakan sikap
psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya,
mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam,
memuji, mengucapkan belasungkawa dan sebagainya. Sebagaimana juga
dengan ilokusi komisif, ilokusi ekspresif cenderung menyenangkan, karena itu
secara instrinsik ilokusi ini sopan, kecuali tentunya ilokusi–ilokusi ekspresif
seperti ’mengecam’ dan ’menuduh’
e. DEKLARASI (Declarations)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya
kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya, mengundurkan diri,
membaptis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman,
mengucilkan/membuang, mengangkat (pegawai), dan sebagainya. Searle
mengatakan bahwa tindakan–tindakan ini merupakan kategori tindak ujar
yang sangat khusus, karena tindakan-tindakan ini biasanya dilakukan oleh
seorang yang dalam sebuah kerangka acuan kelembagaan yang diberi
wewenang untuk melakukannya. Contoh klasik ialah hakim yang
menjatuhkan hukuman pada pelanggar undang-undang, pendeta yang
membaptis bayi, pejabat yang memberi nama pada sebuah kapal baru, dan
sebagainya. Sebagai suatu tindakan kelembagaan (dan bukan sebagai tindakan
pribadi) tindakan-tindakan tersebut hampir tidak melibatkan sopan santun).
9. Keakuratan (Accuracy) dalam penerjemahan
Keakuratan dalam terjemahan mengacu pada sejauh mana terjemahan sesuai
dengan teks aslinya. Shuttleworth & Cowie(1997:3) mendefinisikan accuracy
sebagai” a term used in translation evaluation to refer to the extent to which a
translation matches its original”. Kesesuaian atau ketepatan pesan yang
disampaikan antara bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran (Bsa) menjadi
inti dari keakuratan. Namun demikian, Machali (2000:110) menambahkan
bahwa ketepatan ini dapat dilihat dari aspek linguistik (struktur gramatika),
semantik, dan pragmatik. Keakuratan (accuracy) tidak hanya dilihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ketepatan pemilihan kata, tetapi juga ketepatan gramatikal, kesepadanan
makna, dan pragmatik.
Dalam mengukur tingkat keakuratan pesan dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran Nagao, Tsuji dan Nakamura (dalam Nababan,2004:61)
mengklasifikasikannya menjadi empat skala penilaian, yaitu :
1. Pesan dalam kalimat bahasa sumber tersampaikan secara akurat ke dalam
bahasa sasaran. Kalimat bahasa sasaran jelas dan tidak perlu ditulis
ulang/revisi.
2. Pesan dalam kalimat bahasa sumber tersampaikan secara akurat ke dalam
bahasa sasaran. Kalimat bahasa sasaran dapat dipahami, namun susunan kata
perlu ditulis ulang/revisi.
3. Pesan dalam kalimat bahasa sumber belum tersampaikan secara akurat ke
dalam bahasa sasaran, terdapat beberapa masalah dengan pilihan kata dan
hubungan antar frasa, klausa dan elemen kalimat.
4. Pesan dalam kalimat bahasa sumber tidak diterjemahkan sama sekali ke dalam
bahasa sasaran, misalnya, dihilangkan.
10. Keberterimaan (Acceptability) dalam penerjemahan
Istilah keberterimaan (acceptability) digunakan untuk menyatakan
ketaatan terjemahan pada aturan linguistik dan norma tekstual bahasa sasaran
(Toury dalam Shuttleworth & Cowie, 1997:2). Dengan demikian,
keberterimaan sangat terkait dengan kewajaran dan kealamiahan teks dalam
bahasa sasaran. Dalam menerjemahkan sebuah teks penerjemah harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
berusaha menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan kaidah, norma, dan
budaya bahasa sasaran sehingga terjemahannya akan berterima. Akan tetapi,
jika terjemahan tidak sesuai dengan kaidah, norma dan budaya bahasa
sasaran, maka terjemahan tersebut dapat dikatakan tidak berterima.
11. Penelitian yang relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian
yang dilakukan oleh Agus Rianto Basuki (2002) dengan judul Tindak ilokusi
dalam seni pertunjukan ketoprak. Penelitian ini adalah penelitian dengan
pendekatan pragmatik yang mengkaji salah satu dari tiga kategori tindak tutur
yaitu tindak tutur ilokusi. Penelitian ini meneliti tidak tutur ilokusi dari sisi
bagaimanakah bentuk tindak ilokusif, wujud penanda lingual dari berbagai
bentuk tindak ilokusif dan apakah yang menjadi faktor penentu tindak ilokusif
dalam pertunjukan ketoprak.
Selanjutnya, penelitian Adventina Putranti (2007) mengenai Kajian
terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam teks terjemahan film American
Beauty. Penelitian ini hanya meneliti tindak tutur ilokusi yang mempunyai
fungsi ekspresif tanpa mengkaji kategori tindak tutur ilokusi yang lain.
Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: bagaimanakah
penerjemahan tindak ilokusi ekspresif, kesepadanan teks terjemahan tindak
ilokusi ekspresif dan keberterimaan teks terjemahan tindak ilokusi ekspresif
dalam film American Beauty.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Penelitian yang berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Faido
Simanjuntak (2006) dengan judul Kajian Terhadap Strategi Penerjemahan
dan Kualitas Terjemahan Buku Cerita Komik The Very Best of Donald Duck
Comics dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian dalam
bidang penerjemahan dengan memfokuskan analisis pada strategi dan kualitas
terjemahan dengan mengambil komik sebagai sumber datanya. Dalam
penelitian ini dikaji strategi penerjemahan dan kualitas terjemahan dari semua
kalimat, klausa, frasa dan kata yang terdapat dalam komik The Very Best of
Donald Duck dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Kualitas
terjemahan yang diteliti dalam penelitian ini meliputi keakuratan,
keberterimaan, dan keterbacaan.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan alur
pemikiran penulis dalam pelaksanaan penelitian. Penerjemah dalam melakukan
tugasnya selalu berada diantara teks bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dari
kedua teks tersebut, yaitu teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran
terkumpulah data yang berupa tindak ilokusi. Kemudian, data dianalisis untuk
mengetahui jenis dan fungsi dan teknik–teknik penerjemahan yang dipilih oleh
penerjemah dalam menerjemahkan tindak tutur ilokusi tersebut. Selain itu, data
juga dianalisis untuk mengetahui tingkat keakuratan dan keberterimaan
terjemahan dengan meminta pembaca ahli atau rater. Untuk lebih jelasnya
kerangka pikir ini dapat dilihat pada gambar kerangka pikir berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 3-II. Digram kerangka piki
Penerjemah
Tuturan Spongebob
Komik Bsa Komik Bsu
Keakuratan
Kualitas Terjemahan
Teknik Jenis dan fungsi ilokusi
Rater
Keberterimaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam
penelitian deskriptif kualitatif dengan bentuk terpancang yaitu penelitian kualitatif
yang sudah menentukan fokus penelitiannya berupa variabel utamanya yang akan
dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat penelitinya sebelum peneliti masuk ke
lapangan studinya (Yin dalam Sutopo, 2006:39). Dalam hal ini peneliti telah
memfokuskan variabel permasalahan yang akan diteliti yaitu masalah
penerjemahan tuturan.
Selanjutnya, penelitian bidang penerjemahan seperti ini disebut Neubert
(2004:10) sebagai limited case study atau case studies focusing on particular
aspects of ST and TT. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti jenis dan
fungsi ilokusi, teknik serta dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan
keberterimaan dari penerjemahan tuturan. Apabila ditinjau dari sisi orientasinya
maka penelitian ini menurut Shuttleworth and Crowie (1997:131-132) termasuk
penelitian di bidang penerjemahan yang berorientasi pada produk karena
penelitian ini mengkaji produk penerjemahan sebagai sumber data.
Metode etnography juga digunakan dalam penelitian ini karena dalam
mengumpulkan data dari informan, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk
mendapatkan data yang dirasa masih belum tercukupi dari sumber data utama.
Data yang dikumpulkan peneliti dari lapangan berupa kuesioner dan interview.
Kuesioner yang diberikan berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengukur tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
keakuratan dan keberterimaan penerjemahan tuturan tokoh Spongebob dalam
komik Amazing Journey dan terjemahanya. Selanjutnya peneliti akan melakukan
interview yang mendalam kepada para informan jika terdapat pertanyaan-
pertanyaan yang belum terjawab dari kuesioner selama proses analisa data.
Penelitian ini juga menggunakan kajian pragmatik dengan memfokuskan
kaijan pada tindak tutur yang akan dikaitkan dengan penerjemahan dalam
menganalisis datanya.
B. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini bukan geografis ataupun demografis
tetapi komik yang dapat dikategorikan sebagai salah satu komik yang terkenal
dikalangan anak - anak. Komik ini merupakan kategori komik anak–anak yang
didalamnya dapat dijumpai bahasa - bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari - hari.
Participant dalam komik ini adalah tokoh utama yang berperan dalam komik
yaitu Spongebob
Event yang diangkat di komik Spongebob ini adalah kisah–kisah petualangan
Spongebob dengan teman–temannya di kota Bikini Bottom.
Setting Bikini Bottom sebagai kota tempat berpetualang Spongebob dan
kawan-kawannya mendominasi komik ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
C. Sampel dan teknik sampling
Menurut Arikunto (2002), sampel adalah bagian dari representasi populasi
yang akan diteliti. Sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik sampling
criterion-based sampling atau sampling berdasarkan kriteria. Teknik ini
digunakan dalam pemilihan sumber data, informan serta pengumpulan data yang
didasarkan pendekatan teori yang digunakan.
Criterion-based sampling digunakan sebagai dasar pemilihan komik dan
informan yang merupakan sumber data penelitian ini. Adapun kriteria komik yang
dipilih sebagai sumber data penelitian ini meliputi:
1. Komik yang mengangkat permasalahan dalam kehidupan sehari–hari
tokohnya. Hal ini dikarenakan penelitian ini ditujukan untuk menganalisis
tindak tutur (speech act).
2. Termasuk salah satu komik dengan terbitan tahun 2009. Kriteria ini
berdasarkan pertimbangan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi mengalami
perkembangan. Oleh karena itu, dengan mengambil komik yang diterbitkan
pada tahun 2009 bahasa yang digunakan masih sesuai dengan keadaan
sekarang.
3. Spongebob salah satu tokoh kartun yang paling sukses di dunia. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa penghargaan yang diperoleh. Di Indonesia tokoh
Spongebob juga merupakan tokoh kartun paling favorit di kalangan anak–
anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 1-III:Penghargaan tokoh kartun Spongebob Year Association Categori Result
2003 Kids' Choice Awards Favorite Cartoon Won 2004 Kids' Choice Awards Favorite Cartoon Won
2008 Philippines Kids' Choice Awards
Favorite Cartoon Won
2009 Indonesia Kids Choice Awards
Favorite Cartoon Won
2010 Indonesia Kids Choice Awards
Favorite Cartoon Won
Diambil dari wikipedia.com
Selain dalam pemilihan komik, pemilihan informan juga menggunakan teknik
criterion-based sampling. Informan yang akan dilibatkan dalam penelitian ini
berjumlah 3 orang. Para informan tersebut dipilih berdasarkan beberapa kriteria,
antara lain:
1. Memiliki keahlian dalam bidang penerjemahan atau memahami teori
penerjemahan
2. Memahami tata bahasa inggris dan tata bahasa Indonesia dengan baik
3. Memiliki latar belakang pendidikan bahasa
Dalam penelitian ini, data yang berupa tuturan–tuturan dari karakter Spongebob
dipilih dan dikumpulkan berdasarkan pendekatan pragmatik, yaitu mengenai teori tindak
tutur. Sehingga, yang menjadi data dalam penelitian ini hanyalah tuturan karakter
Spongebob dan terjemahannya.
D. Data dan sumber data
Data yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah semua tuturan karakter
Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya. Selain itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
penelitian ini juga menggunakan data lain yang berupa penilaian rater terkait
dengan tingkat keakuratan dan keberterimaan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komik Spongebob
karya Stephen Hillenburg dengan judul Amazing Journey dan terjemahannya
(Petualangan seru) yang diterbitkan oleh Komik Warna Team dan informan atau
rater yang memberikan informasi penilaian mengenai tingkat keakuratan dan
keberterimaan dalam terjemahan
E. Validitas data
Untuk memperoleh derajat validitas dan reliabilitas data penelitian ini, maka
data yang terkumpul diteliti kembali dengan teknik keabsahan data yaitu teknik
trianggulasi. Ada dua macam trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.
1. Trianggulasi sumber
Trianggulasi sumber mengacu pada sumber dari mana suatu data
diperoleh. Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data
ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia, artinya data
yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari
beberapa sumber data yang tersedia (Patton dalam Sutopo, 2006 :93)
2. Trianggulasi metode
Trianggulasi metode dilakukan untuk mengumpulkan data yang sejenis,
tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang
berbeda. Dalam trianggulasi metode, penggunaan metode pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah
pada sumber data yang sama untuk mengkaji kemantapan informasinya
merupakan hal yang ditekankan. Sehingga, Trianggulasi metode
digunakan untuk memperoleh informasi kualitas terjemahan yang sumber
datanya berupa informan dan dokumen. Trinaggulasi metode juga
berfungsi untuk memastikan data terkait kualitas terjemahan yang
dilakukan pada satu sumber. Teknik ini dapat digambarkan sebagai
berikut
Kuesioner Informan
Data Wawancara
Content analysis Dokumen / arsip
Gambar 1-III. Skema trianggulasi metode ( Sutopo, 2006 :96)
F. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara,
yaitu: 1) mengkaji dokumen (content analysis), 2) kuesioner, 3) wawancara.
1. Mengkaji dokumen (content analysis)
Dalam memperoleh data peneliti mengkaiji dan mencatat dokumen
yang berupa komik Spongebob yang berjudul Amazing Journey untuk
mengetahui jenis dan fungsi ilokusi tuturan karakter Spongebob.
Kemudian dengan cara membandingkan terjemahan komik tersebut,
peneliti dapat mengetahui teknik penerjemahannya dan dampak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
penggunaan teknik terhadap kualitas terjemahan dilihat dari aspek
keakuratan dan keberterimaan.
2. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data
tentang tingkat keakuratan dan keberterimaan. Kuestioner ini bersifat
open-ended questionnarie, artinya bahwa peneliti memberikan
kesempatan kepada informan untuk memaparkan penjelasan, pendapat,
maupun pernyataan atas pertanyaan yang diajukan peneliti. Dalam
penelitian ini peneliti melibatkan informan yang memberikan penilaian
mengenai tingkat keakuratan dan keberterimaan berdasarkan skala
penilaian yang telah dirumuskan oleh peneliti.
Tabel 2-III. Kriteria penilaian keakuratan
Kategori Skor Parameter Kualitatif
Akurat 3 Makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari
tuturan dalam bahasa sumber dialihkan
secara akurat ke dalam bahasa sasaran;
sama sekali tidak terjadi distorsi makna
Kurang Akurat 2 Sebagian besar makna kata, frasa, klausa
atau kalimat dari tuturan dalam bahasa
sumber sudah dialihkan secara akurat ke
dalam bahasa sasaran. Namun, masih
terdapat distorsi makna atau terjemahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
makna ganda (taksa) atau ada makna yang
dihilangkan, yang mengganggu keutuhan
pesan.
Tidak Akurat 1 Makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari
tuturan dalam bahasa sumber dialihkan
secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran
atau dihilangkan (deleted)
Diadopsi dari Nababan (2010)
Tabel 3-III. Kriteria penilaian keberterimaan
Kategori Skor Parameter Kualitatif
Berterima 3
Terjemahan tuturan terasa alamiah; istilah teknis
yang digunakan lazim diginakan dan akrab bagi
pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang
digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia
Kurang
Berterima
2 Pada umumnya terjemahan tuturan sudah terasa
alamiah; namun ada sedikit masalah pada
penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit
kesalahan gramatikal.
Tidak
Berterima
1 Terjemahan tuturan tidak alamiah atau terasa
seperti karya terjemahan; istilah teknis yang
digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang
digunakan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia
Diadopsi dari Nababan (2010)
3. Wawancara
Pelaksanaan kegiatan wawancara dalam penelitian ini sebenarnya
bukan merupakan suatu keharusan namun jika diperlukan untuk
memperoleh kemantapan data yang telah diperoleh melalui teknik analisis
dokumen dan kuesioner, maka peneliti merasa perlu melakukan teknik ini.
Kegiatan wawancara mendalam ini dilakukan dengan rater yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat keakuratan dan
keberterimaan terjemahan. Informan yang diwawancarai dipilih secara
selektif (purposive sampling)
G. Teknik analisis data
Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara induktif
sesuai dengan ciri metode penelitian qualitatif yang datanya dikumpulkan satu-
persatu untuk menyusun teori yang utuh. Content analysis diaplikasikan dalam
tahapan analis data dalam penelitian ini. Content analysis merupakan tahapan
pengumpulan, pengelompokan dan penganalisaan data yang berdasarkan pada
pendekatan yang dipakai dalam sebuah penelitian. Tahapan analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dari tahapan analisis data menurut
pendapat Spradley (1980) yang meliputi domain, taxonomy, componential dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
finding cultural values. Selanjutnya, keempat proses tersebut dapat diamati pada
gambar berikut:
Gambar 2-III. Skema analisis data Spradley
1. Domain
Tahap analisa pertama adalah analisa domain. Pada tahap ini, data
dikumpulkan dari sumber data yang berupa tuturan-tuturan tokoh Spongebob
berdasarkan pendekatan pragmatik. Contoh data yang dikumpulkan adalah
sebagai berikut
Domain Componential
Finding Culture Value
Taxonomy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Gambar 3-III. Contoh tuturan yang termasuk data
Contoh (1) : Bsu: Patrick, I think we took the wrong bus!
Bsa: Patrick, kukira kita salah naik bis!
Gambar 4-III. Contoh tuturan yang termasuk data
Contoh (2) : Bsu: Patrick you’re alive!
Bsa: Patrick, kau masih hidup!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 5-III. Contoh tuturan yang bukan termasuk data
Contoh (3) : Bsu: You are now leaving Bikini Bottom
Bsa: Kau meninggalkan Bikini Bottom
Gambar 6-III. Contoh tuturan yang bukan termasuk data
Contoh (4) : Bsu: Spongebob what does”you are now leaving Bikini Bottom?” mean?
Bsa: Spongebob, apa maksudnya kau meninggalkan Bikini Bottom?
Contoh (1) dan contoh (2) merupakan tuturan yang diucapkan tokoh
Spongebob. Oleh karena itu, contoh (1) dan (2) di atas termasuk dalam data
penelitian. Sedangkan contoh (3) dan (4) bukan merupakan data penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
karena tuturan (3) hanya merupakan narasi yang diberikan oleh pengarang komik
tersebut sedangkan tuturan (4) bukan merupakan tuturan dari tokoh Spongebob
yang terdapat dalam komik.
2. Taxonomy
Tahapan analisa taxonomy berfungsi untuk mengklasifikasikan semua data
yang telah terkumpul menjadi kategori-kategori berdasarkan pendekatan yang
digunakan. Semua data yang berupa tuturan karakter tokoh dalam komik
dipisahkan atau dikelompokkan ke dalam 5 kategori tindak ilokusi yaitu assertif,
direktif, komisif, ekspressif, deklarasi. Kemudian data tersebut juga
dikelompokkan berdasar teknik–teknik penerjemahannya.
Tabel 4-III. Tabel klasifikasi jenis dan teknik penerjemahan tuturan
No
data
Tuturan Jenis
ilokusi
Fungsi
ilokusi
Teknik
penerjemahan Bsu Bsa
003 Help! Help! Tolong!
Tolong!
Direktif
Memohon
Literal
005 I can see you Aku
melihatmu
Asertif Mengatakan
Reduksi,
literal
Tuturan (003) diucapkan oleh Spongebob setelah dirinya terkena pengait.
Tuturan tersebut diatas digolongkan kedalam tuturan direktif meminta atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
memohon sesuatu. Sedangkan teknik yang digunakan penerjemah dalam
menerjemahkan tuturan tersebut adalah literal. Tuturan (005) diucapkan oleh
Spongebob kepada Patrick ketika mereka berdua berada dalam ruangan dan
Spongebob menyalakan senter. Tuturan ini hanya berupa peryataan tanpa
menginginkan sesuatu balasan dari lawan bicaranya. Oleh karena itu, tuturan
tersebut digolongkan kedalam tindak tutur ilokusi jenis assertif. Sedangkan dalam
menerjemahkanya penerjemah menggunakan teknik reduksi dengan tidak
menerjemahkan modal dalam bahasa sasaran dan teknik literal.
3. Componential analisis
Pada tahapan analisa componential, data yang sudah dikelompokkan
berdasarkan jenis dan teknik penerjemahannya akan dianalisis tingkat kualitas
terjemahannya yang meliputi tingkat keakuratan dan keberterimaan. Kemudian
data tersebut akan ditabulasikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5-III. Hubungan antara jenis, fungsi, pergeseran ilokusi, teknik
penerjemahan dan penilaian kualitas terjemahan tuturan
Jenis
Ilokusi
Fungsi
Ilokusi
Pergeseran
Ilokusi
Teknik Keakuratan Keberterimaan
1 2 3 1 2 3
Direktif
Memohon
Tidak
bergeser
Literal 003 003
Asertif Mengatakan Tidak Reduksi, 005 005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
bergeser literal
Pada tahapan analisis componential ini, data yang sudah ditabulasi akan
dilihat pola skala tingkat kualitas terjemahannya. Jenis tuturan yang diterjemahkan
dengan teknik apakah yang mempunyai tingkat keakuratan dan keberterimaan
terjemahan yang tinggi dan jenis apakah yang mempunyai tingkat keakuratan dan
keberterimaan terjemahan yang rendah.
4. Finding culture values
Tahapan terakhir adalah finding culture values. Analsis tema budaya
adalah analisis data untuk menentukan hubungan antar domain dan hubungan
antara domain-domain tersebut dengan pemandangan budaya secara keseluruhan
(Spradley, 1980:87-88). Tema budaya didapat setelah dilakukan analisis berulang
terhadap domain, taksonomi dan komponen penelitian. Dalam penelitian ini
analisis tema budaya dilakukan untuk melihat apakah terjemahan tuturan
Spongebob dalam komik Petualangan Seru masih mecerminkan karakter
Spongebob dalam komik Amazing Journey atau tidak. Hal ini dilakukan dengan
melihat hubungan antara jenis dan fungsi ilokusi, pergeseran jenis dan fungsi
ilokusi dalam bahasa sasaran, teknik penerjemahan, dan kualitas keakuratan serta
keberterimaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
H. Prosedur pelaksanaan penelitian
Tahapan–tahapan dalam penelilian dilaksanakan melalui serangkaian langkah
berikut:
1. Membaca naskah asli dan naskah terjemahan komik Sopngebob Amazing
Journey
2. Pemilihan dan penandaan teks yang termasuk tuturan karakter Spongebob
dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya. Setelah dipilah, data
kemudian diberi nomor sesuai halaman dimana data tersebut terdapat.
3. Pengkodean data
Pemberian kode dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
analisis data. Pemberian data didasarkan pada nomor urut data, bahasa
sumber, bahasa sasaran, judul buku dan nomor halaman buku.
Kode : 05/Bsu/AJ/1
Keterangan : 05 : nomor urut data
Bsu : bahasa sumber
AJ : komik Amazing Journey
1 : halaman 1
Kode : 05/Bsa/PS/1
Keterangan : 05 : nomor urut data
Bsu : bahasa sasaran
PS : komik Petualangan Seru
1 : halaman 1
4. Pengumpulan, pencatatan dan klasifikasi data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Data yang telah dipilah dan diberi kode, dikumpulkan dan dicatat serta
diklasifikasikan menurut jenis dan fungsi ilokusi tuturan dan teknik
penerjemahannya
5. Penyebaran koesioner dan wawancara dengan informan
Data yang telah terkumpul dan terkode disusun dalam sebuah koestioner
guna mendapatkan informasi mengenai tingkat keakuratan dan
keberterimaan dari rater (informan)
6. Analisis data
Analisis data ini dilakukan dengan cara membandingkan teknik yang
digunakan penerjemah dengan data yang berbentuk nilai yang diberikan
oleh para rater (informan). Dengan demikian, dampak penggunaan teknik
terhadap kulitas terjemahan dapat diketahui.
7. Penulisan simpulan akhir.
Penulisan simpulan merupakan langkah akhir yang dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan analisis yang
dilakukan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa hal, temuan-temuan tersebut
merupakan temuan yang bersesuaian dengan rumusan penelitian yang dinyatakan
dalam Bab I. Agar dapat dipahami dengan baik, temuan-temuan tersebut disajikan
dengan sistematika yang mudah dipahami. Adapun urutan penyajian temuan
penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut. Pada bagian awal, disajikan
deskripsi data yang merupakan temuan awal penelitian berupa jenis tindak ilukosi
dari tuturan-tuturan tokoh Spongebob yang terdapat dalam komik Amazing Journey
dan Petualangan Seru beserta fungsinya. Setelah itu, dibahas teknik-teknik yang
digunakan dalam menerjemahkan tuturan tokoh Spongebob yang berada dalam
komik tersebut. Terjemahan tuturan tersebut kemudian dinilai kualitasnya
berdasarkan tingkat keakuratan dan keberterimaan.
A. Temuan penelitian
1. Jenis dan fungsi tindak ilokusi dalam komik Amazing Journey dan
Petualangan Seru
Data dalam penelitian ini berupa tuturan tokoh Spongebob dalam komik
yang kemudian diklasifikasi berdasarkan jenis dan fungsi tindak ilokusinya.
Secara umum terdapat 163 (seratus enam puluh tiga) unit data yang masing–
masing berupa kata, kelompok kata dan kalimat. Dalam menganalisis tindak
ilokusi tersebut, peneliti mendasarkan analisisnya pada teori tindak tutur yang
dikemukakan oleh Searle (1979) yang memisahkan jenis tindak tutur ilokusi
menjadi lima macam, yaitu: Asertif, Direktif, Komisif, Ekspresif, Deklarasi.
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Adapun, jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran akan dianalisis melalui
pola pergeserannya. Jenis dan fungsi ilokusi dianggap bergeser apabila teks
terjemahan tuturan menghasilkan jenis dan fungsi ilokusi yang berbeda dengan
teks bahasa sumber. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa teks
terjemahan sudah sepadan dengan teks bahasa sumber. Dengan kata lain, jenis
dan fungsi ilokusi tuturan dalam bahasa sasaran sama dengan jenis dan fungsi
tuturan dalam bahasa sumber.
Tabel 6-IV : Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob dalam komik
Amazing Journey dan Petualangan Seru berdasar tindak ilokusi Searle (1979)
No Jenis
Tidak
ilokusi
Fungsi Jumlah Presentase Pergeseran jenis
dan fungsi ilokusi
1 Assertif Mengatakan 84 50,9% Tidak bergeser
Menjelaskan 15 8% Tidak bergeser
Memberitahu 12 7,3% Tidak bergeser
Menanyakan 11 6,7% Tidak bergeser
Meyakinkan 3 1,8% Tidak bergeser
Membenarkan 2 1,2% Tidak bergeser
Menyangsikan 2 1,2% Tidak bergeser
2 Direktif Memohon 18 11% Tidak bergeser
Menyarankan 6 3,6% Tidak bergeser
Menyuruh 5 3% Tidak bergeser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Mengharapkan 1 0,6% Tidak bergeser
3
Ekspresif
Berterima kasih 2 1,2% Tidak bergeser
Menilai 1 0,6% Tidak bergeser
4 Komisif Berjanji 1 0,6% Tidak bergeser
Total 163 100%
Jenis dan fungsi ilokusi dari tuturan tokoh dalam komik tersebut dibahas satu
persatu dibawah ini.
a. Asertif (Assertives)
Tindak tutur asertif yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada
kebenaran atas apa yang dikatakannya. Terdapat 129 tuturan yang diklasifikasikan
kedalam tindak tutur asertif. Tuturan bentuk asertif ini merupakan jenis tuturan
Spongebob yang banyak dijumpai dalam komik Spongebob Amazing Journey dan
terjemahannya Petualangan Seru. Fungsi-fungsi tuturan yang terdapat dalam tuturan
Spongebob adalah (1)mengatakan, (2)menjelaskan, (3)memberitahu, (4)menanyakan,
(5)meyakinkan, (6)membenarkan, (7)menangsikan.
1). Mengatakan
Mengatakan adalah mengungkapkan pikiran atau isi hati kepada orang lain. Jadi
tindak tutur ”mengatakan” adalah tindak melalui tuturan yang dilakukan penutur
kepada mitra tutur dalam rangka mengungkapkan pikiran atau isi hatinya. Dari 129
tuturan Spongebob yang termasuk dalam kategori tindak tutur asertif 84 data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
diantaranya merupakan tuturan dengan fungsi mengatakan. Dibawah ini adalah
contoh dari tuturan asertif yang berfungsi mengatakan.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob ketika dia dan sahabatnya
Patrick berkunjung ke Glove World.
001/Bsu/AJ/8//Bsa/PS/8
Gambar 1-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi mengatakan
Bsu : Another nice day at Glove World
Bsa : Satu lagi hari yang indah di Golve World.
Tuturan Another nice day at Glove World yang diucapkan oleh karakter
Spongebob diatas adalah tuturan asertif dangan fungsi mengatakan. Pada tuturan
diatas Spongebob yang sedang berada di Glove World bersama sahabatnya Patrick,
mengungkapkan pikiran atau perasaanya dengan mengucapkan tuturan diatas. Bila
dicermati lebih dalam tuturan diatas adalah tuturan yang berfungsi mengatakan
karena tuturan tersebut hanya ingin mengungkapakn pikiran atau perasaan Spongebob
selaku penutur terhadap kondisi Glove World ketika dia bersama Patrick berkunjung
kesana. Dalam bahasa sasaran, tuturan tersebut diterjemahkan menjadi ”Satu lagi hari
yang indah di Glove World”. Jenis dan fungsi ilokusi yang terdapat dalam tuturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
bahasa sasaran sama dengan bahasa sumbernya. Tuturan ”Satu lagi hari yang indah di
Glove World” adalah tuturan yang hanya bermaksud mengatakan tentang kondisi
Glove World pada saat Spongebob berkunjung kesana. Sehingga tuturan tersebut
termasuk dalam tuturan asertif dengan fungsi mengatakan. Dengan demikian, tidak
ada pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran.
2). Menjelaskan
Menjelaskan adalah memberitahu kepada mitra tutur tentang sesuatu yang
belum diketahui oleh mitra tutur, agar sesuatu tersebut menjadi jelas. Jadi yang
dimaksud dengan tindak tutur “menjelaskan” adalah tindak pertuturan yang
disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur, untuk menjelaskan tentang sesuatu
yang belum diketahuinya, dengan tujuan sesuatu tersebut menjadi jelas.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada salah satu
penduduk Rock Bottom ketika dia tersesat dan ingin pulang ke
Bikini Bottom.
049/Bsu/AJ/24//Bsa/PS/24
Gambar 2-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Bsu : I’m stuck here. I need to get on the bus home.
Bsa : Aku terjebak di sini. Aku harus naik bis untuk pulang.
Tuturan I’m stuck here. I need get on the bus home yang diucapkan Spongebob
bermaksud menjelaskan tentang kondisi yang dialami nya. Mita tutur dalam hal ini
tidak tahu tentang kondisi Spongebob yang tersesat di Rock Bottom. Dengan
demikan, apa yang disampaikan oleh Spongebob merupakan jenis tindak tutur asertif
dengan fungsi menjelaskan. Karena tuturan tersebut untuk memberitahu sesuatu yang
belum diketahui mitra tutur sehingga sesuatu tersebut menjadi jelas. Penutur dalam
hal ini telah mematuhi prinsip kerja sama (maksim kualitas) yaitu dengan mengatakan
hal sebenarnya yang sedang dialami. Hasil terjemahan tuturan dalam bahasa sasaran
diatas juga tidak menunjukkan adanya perubahan jenis dan fungsi ilokusi. Tuturan
”Aku terjebak di sini. Aku harus naik bis untuk pulang” adalah kategori tindak ilokusi
asertif dengan fungsi menjelaskan karena dalam konteks percakapan tersebut karakter
Spongebob ingin memberitahu mitra tutur agar sesuatu tersebut menjadi jelas. Tindak
tutur yang dikategorikan dalam jenis dan fungsi ini mempunyai jumlah data
terbanyak setelah tindak tutur asertif dengan fungsi mengatakan. Sebanyak 15 data
dari 129 data dikategorikan kedalam tindak tutur ini.
3). Memberitahu
Memberitahu adalah mengatakan kepada mitra tutur tentang sesuatu atau
kejadian yang sebenarnya. Jadi tindak tutur memberitahu adalah tindak tutur yang
dilakukan penutur kepada mitra tutur untuk memberitahu sesuatu atau kejadian yang
sebenarnya yang mitra tutur belum mengetahuinya. Dari 129 data yang termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
kategori asertif, 12 data diantaranya adalah tuturan asertif dengan fungsi
memberitahu. Untuk mengetahui jenis tindak tutur ini dapat diamati dari contoh
berikut:
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob sahabatnya Patrick, ketika
dia ditanya tentang apa yang diperolehnya setelah mengunjungi
Glove World.
002/Bsu/AJ/9//Bsa/PS/9
Gambar 3-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi memberitahu
Bsu : Alright, this is a glove flashlight.
Bsa : Baiklah. Ini senter sarung tangan.
Tuturan Alright, this is a glove flashlight yang diterjemahkan menjadi ”Baiklah.
Ini senter sarung tangan” diucapkan oleh Spongebob untuk merespons tuturan yang
diucapkan sahabatnya Partick adalah tuturan dengan maksud memberitahu. Dalam
hal ini Spongebob ingin memberitahu Patrick tentang apa yang diperoleh di Glove
World. Spongebob dalam hal ini mematuhi prinsip kerja sama (maksim kualitas)
yaitu dengan mengatakan yang sebenarnya, tidak lebih dan tidak kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Sebagai faktor yang menentukan tuturan diatas dikategorikan kedalam tuturan
yang berfungsi memberitahu adalah tujuan pertuturan dari penutur, yaitu ingin
menyampaikan sesuatu yang belum diketahui oleh mitra tutur. Hal yang belum
diketahui oleh mitra tutur adalah tentang apa yang didapat penutur selama dia berada
di Glove World. Oleh karena itu, tuturan dalam bahasa sumber dan tuturan dalam
bahasa sasaran mempunyai jenis dan fungsi ilokusi yang sama.
4). Menanyakan
Menanyakan adalah ingin memperoleh sesuatu keterangan dari orang lain
tentang sesuatu yang belum diketahuinya. Jadi tindak tutur ini adalah tindak
pertuturan yang dituturkan oleh penutur dengan tujuan ingin memperoleh keterangan
tentang sesuatu yang belum diketahuinya. Terdapat sebanyak 11 data yang
dikategorikan dalam tindak tutur dengan fungsi ini. Contoh tuturan ini dapat diamati
pada data berikut.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada penjaga loket
terminal bis di Rock Bottom, ketika dia ingin mengetahui jadwal
bis yang menuju ke Bikini Bottom.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
039/Bsu/AJ/22//Bsa/PS/22
Gambar 4-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menanyakan
Bsu : When does the next bus leave for Bikini Bottom?
Bsa : Kapan bis berikutnya ke Bikini Bottom?
Melalui tuturan When does the next bus leave for Bikini Bottom? Diatas,
Spongebob ingin memperoleh suatu keterangan dari penjega loket tentang sesuatu
yang belum diketahuinya. Dalam hal ini Spongebob ingin mengetahui kapan bis yang
menuju Bikini Bottom berangkat. Adapun dalam bahasa sasaran, tuturan When does
the next bus leave for Bikini Bottom? Diterjemahkan menjadi ”Kapan bis berikutnya
ke Bikini Bottom?”. Tuturan tersebut masih mempunyai jenis dan fungsi ilokusi yang
sama dengan tuturan pada bahasa sumber karena dalam konteks percakapan tersebut
karakter Spongebob ingin mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya dari penjaga
loket.
5). Menyakinkan
Mayakinkan adalah usaha seseorang untuk mempercayai tantang apa yang ingin
disampaikannnya. Jadi tindak tutur meyakinkan adalah tindak tutur melalui
pertuturan dengan tujuan berusaha agar orang lain percaya dengan apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
disampaikannya. Tindak tutur ini dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur dalam
rangka menyakinkan mitra tutur tentang sesuatu yang masih meragukan. 3 data dari
129 data yang tergolong dalam tuturan asertif adalah tuturan yang berfungsi
meyakinkan. Berikut ini adalah contoh dari tuturan tersebut.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada Sandy ketika
Sandy akan pergi ketempat cacing Alaska untuk mengambil
ekornya.
140/Bsu/AJ/79//Bsa/PS/79
Gambar 5-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi meyakinkan
Bsu : Listen, that worm didn’t take your tail. I did!
Bsa : Dengar, cacing itu tidak mengambil ekormu, aku yang mengambilnya!
Tuturan Listen, that worm didn’t take your tail. I did! yang diterjemahkan
menjadi “Dengar, cacing itu tidak mengambil ekormu, aku yang mengambilnya!”
tersebut dituturkan Spongebob dalam rangka untuk meyakinkan Sandy yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pergi mengambil ekornya yang dibawa oleh cacing Alaska. Spongebob melalui
tuturan tersebut ingin meyakinkan Sandy bahwa dialah yang mengambil ekornya
bukan cacing Alaska. Dalam kasus ini, tuturan dalam bahasa sumber dan tuturan
dalam bahasa sasaran tidak menunjukkan adanya perbedaan jenis dan fungsi ilokusi.
Tindak tutur tersebut diawali kata Listen yang diterjemahkan menjadi “Dengar”
mempunyai maksud memohon Sandy agar mendengarkan apa yang ingin
disampaikan Spongebob. Karena pada tuturan sebelumnya Spongebob juga memohon
kepada Sandy agar dia tidak pergi menemui cacing Alaska dalam rangka mengambil
ekornya. Dengan demikian, tuturan ini diklasifikasikan kedalam tuturan asertif
dengan fungsi meyakinkan.
6). Membenarkan
Membenarkan adalah memastikan bahwa sesuatu yang diketahui atau
dilihatnya adalah benar adanya, atau mengakui kebenarannya. Jadi tindak tutur
membenarkan adalah tidakan yang berujud tuturan untuk membenarkan sebuah
pendapat, mangakui sebuah tindakkan atau menguatkan pendapat.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada petugas stadium
Oyster, ketika dia bersama sahabatnya Patrick ditanya
mengenai kejadian yang menimpa kerang raksasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
107/Bsu/AJ/56//Bsa/Ps/56
Gambar 6-IV.Contoh tuturan asertif dengan fungsi membenarkan
Bsu : Trruuee...
Bsa : Bbbenar..
Tuturan Trruuee… yang diucapkan Spongebob pada petugas stadium Oyster
adalah tuturan yang asertif dengan fungsi membenarkan. Dalam hal ini Spongebob
bermaksud membenarkan apa yang baru saja dikatakan Patrick kepada petugas
tersebut. Sesuatu yang dibenarkan adalah peryataan Patrick “It’s impossible! Only a
coward would do that.right, Spongebob?”
Tuturan tersebut ditandai dengan kata Trruuee. Kata tersebut diucapkan
Spongebob untuk membenarkan tuturan yang disampaikan Patrick sebelumnya. Apa
yang disampaikan oleh Patrick juga diketahui oleh Spongebob. Dengan demikian,
tuturan tersebut dikategorikan dalam tuturan yang berfungsi membenarkan. Dalam
menerjemahkan tuturan tersebut kedalam bahasa sasaran nampaknya penerjemah
berhasil mempertahankan jenis dan fungsi tuturan tersebut. Penerjemahan tuturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Trruuee... menjadi ”Bbbenar..” mempunyai jenis tuturan asertif dengan fungsi
membenarkan. Dari 129 data hanya 2 data yang dikategorikan kedalam tuturan ini.
7). Menyangsikan
Menyangsikan adalah meragukan tentang sesuatu yang belum jelas
kebenarannya. Jadi tindak tutur ini dimaksudkan untuk menyangsikan tentang
kemampuan dan janji seseorang, keadaan yang kurang menentu atau apa saja yang
belum jelas kebenarannya. Sama seperti tindak tutur membenarkan, hanya 2 data dari
129 data yang tergolong dalam tindak tutur ini. Berikut contoh tindak tutur
menyangsikan.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada Sandy, ketika
Sandy ingin melawan cacing Alaska.
145/Bsu/AJ/81//Bsa/PS/81
Gambar 7-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menyangsikan
Bsu : Nope, you are not strong enough!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Bsa : Tidak, kau tidak terlalu kuat!
Melalui tuturan Nope, you are not strong enough! Spongebob tidak hanya
bermaksud menyatakan kepada Sandy bahwa dia tidak cukup kuat untuk melawan
cacing Alaska. Akan tetapi, tuturan tersebut lebih bermaksud menyangsikan tentang
kemampuan Sandy untuk melawan cacing Alaska.
Konteks ketidak percayaan Spongebob pada Sandy membuat Spongebob
melakukan tindak tutur menyangsikan, selain itu faktor ketidak percayaan Spongebob
terhadap kekuatan Sandy dan cacing Alaska yang akan dilawan oleh Sandy turut
menentukan terjadinya tindak tutur menyangsikan. Dalam bahasa sasaran tuturan
“Tidak, kau tidak terlalu kuat!” mempunyai jenis dan fungsi ilokusi yang sama
dengan tuturan dalam bahasa sumber, yaitu tuturan asertif dengan maksud
menyangsikan. Dengan demikian, tidak ada pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam
tuturan bahasa sasaran.
b. Direktif (Directives)
Tindak tutur direktif yaitu tindak tutur yang dilakukan penutur dengan maksud
agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Terdapat
30 tuturan yang diklasifikasikan dalam tindak tutur direktif ini. Dari 28 data yang
termasuk dalam tindak tutur ini hanya terbagi menjadi 4 jenis fungsi (1)memohon,
(2)menyuruh, (3)menyarankan, (4)mengharap.
1) Memohon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Memohon adalah mengiginkan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan orang
lain tersebut mengabulkannya, dan biasanya dilakukan oleh orang yang status
sosialnya lebih rendah kepada orang yang status sosialnya lebih tinggi. Jadi tindak
tutur memohon adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur kepada mitra tutur
untuk mengabulkan sesuatu yang diinginkanya. Tindak tutur ini adalah tindak tutur
kategori direktif yang paling banyak ditemukan dalam tuturan Spongebob. Dari 30
data yang termasuk dalam kategori tuturan direktif, 18 data diantaranya adalah
tuturan dengan fungsi memohon. Berikut adalah contoh tuturan tersebut.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada salah seorang
penduduk Rock Bottom, ketika dirinya tertinggal sahabatnya
Patrick yang sudah menaiki bis menuju rumah mereka di Bikini
Bottom.
140/Bsu/AJ/79//Bsa/PS/79
Gambar 8-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi memohon
Bsu : Excuse me, can you help me?
Bsa : Permisi, tuan bisakah kau menolongku?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tuturan yang diucapkan Spogebob diatas diketegorikan dalam tuturan direktif
dengan fungsi memohon. Dalam hal ini Spongebob menginginkan sesutau kepada
mitra tutur untuk mengabulkan apa yang menjadi permohonannya. Bila diamati lebih
teliti, ternyata karakter Spongebob dalam komik tersebut memohon bantuan kepada
seorang punduduk Rock Bottom untuk dibantu menunjukkan jalan kembali ke Bikini
Battom.
Keinginan Spongebob untuk mendapatkan bantuan dari mitra tuturnya,
merupakan faktor yang menentukan tindak tutur memohon. Jadi tujuan pertuturan
yang dimiliki oleh penutur menjadi penentu tindak tutur ‘memohon’. Selain itu,
penutur dalam hal ini berstatus sebagai pihak yang rendah (inferior), dan mitra tutur
sebagai pihak yang tinggi (superior). Dengan kedudukan tersebut, maka yang
menjadi inferior layak memohon kepeda yang superior. Terjemahan tuturan yang
dihasilkan penerjemah dalam bahasa sasaran juga menunjukkan bahwa terjemahan
tuturan tersebut terkategori dalam tuturan direktif dengan fungsi memohon. Melalui
tuturan “ Permisi, tuan bisakah kau menolongku?” Spongebob ingin memohon
bantuan kepada mitra tuturnya.
2). Menyuruh
Menyuruh adalah memerintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan keinginan yang memerintah. Jadi tindak tutur “menyuruh” adalah
tindak tutur yang dilakukan penutur kepada mitra tutur agar melakukan sesuatu sesuai
dengan keiginan penutur. Kategori tindak tutur direktif dengan fungsi menyuruh ini
menjadi tindak tutur kedua terbnayak setelah tindak tutur direktif dengan fungsi
memohon. Sebanyak 6 data dari 30 data termasuk dalam kategori ini. Contoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dibawah ini adalah salah satu contoh tindak tutur direktif yang mempunyai fungsi
menyuruh.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada sahabatnya
Patrick ketika mereka berada di Rock Bottom dan menunggu bis
yang menuju Bikini Bottom.
009/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/14
Gambar 9-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi menyuruh
Bsu : Alright, you wait here. Call me when the bus comes.
I will take a look at the schedule.
Bsa : Baik, kau tunggu bis, panggil aku jika bisnya datang. Aku akan melihat jadwal
bis. Gelap sekali!
Tuturan Alright, you wait here. Call me when the bus comes. I will take a look
at the schedule yang diucapkan karakter Spongebob pada Patrick adalah tuturan
direktif dengan fungsi menyuruh. Dalam hal ini Spongebob menyuruh Patrick untuk
menunggunya di tempat tersebut. Sementara itu Spongebob akan melihat jadwal bis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
yang akan membawa mereka ke Bikini Bottom. Bila diamati lebih cermat ternyata
Spongebob tidak hanya menyuruh Patrick untuk menunggunya tetapi juga menyuruh
Patrick untuk memberitahunya kalau bis nya sudah datang. Terjemahan yang
dihasilkan oleh penerjemah nampaknya juga tidak menunjukkan adanya pergeseran
jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran. Dengan memperhatikan konteks
percakapan maka tuturan “Baik, kau tunggu bis, panggil aku jika bisnya datang. Aku
akan melihat jadwal bis. Gelap sekali!” adalah tuturan direktif dengan fungsi
menyuruh.
3). Menyarankan
Menyarankan adalah memberitahukan kepada orang lain dengan tujuan agar
orang lain tersebut mepertimbangkan masak-masak apa yang menjadi saran penutur.
Jadi tindak tutur menyarankan adalah tindak tutur yang disampaikan penutur kepada
mitra tutur dangan tujuan agar mitra tutur mempertimbangkan masak-masak apa yang
menjadi saran penutur.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada sahabatnya Patrick
ketika mereka berdua mengunjungi karnaval yang ada di pusat
kota Bikini Bottom.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
65/Bsu/AJ/33// Bsa/PS/33
Gambar 10-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi menyarankan
Bsu : Patrick, don’t touch that. It’s not a carnival.That’s a hook. Mr. Krabs said it’s
dangerous.
Bsa : Patrick, jangan menyentuhnya. Ini bukan karnaval! Itu pengait! Tuan Krab
bilang mereka berbahaya!
Melalui tuturan Patrick, don’t touch that. It’s not a carnival. That’s a hook.
Mr. Krabs said it’s dangerous, Spongebob ingin memberi masukan yang berupa
saran kepada Patrick. Karena merasa belum yakin apakah masukannya akan diterima
atau tidak oleh mitra tutur, maka ada kemungkinan masih ada usulan dari mitra tutur.
Permintaan Spongebob kepada Patrick merupakan penentu tindak tutur menyarankan.
Dalam hal ini spongebob manyarankan Patrick agar tidak menyentuh keju yang ada
di ujung pengait. Hal ini dilakukan Spongebob karena dirinya mengetahui dari Tuan
Krab bahwa hal itu berbahaya. Adapun dalam bahasa sasaran tuturan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
diterjemahkan menjadi “Patrick, jangan menyentuhnya. Ini bukan karnaval! Itu
pengait! Tuan Krab bilang mereka berbahaya!”. Tuturan dalam bahasa sasaran juga
menunjukkan maksud menyarankan kepada Patrick selaku mitra tutur. Dengan
demikian, tidak terjadi pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran Dari 30 data yang termasuk kedalam kategori tindak tutur
direktif 5 diantaranya adalah tindak tutur direktif dengan fungsi menyarankan.
4). Mengharap
Mengharap adalah menginginkan sesuatu yang belum jelas, tetapi dengan
harapan bahwa yang diinginkan itu terlaksana. Yang diharapkan mengabulkan
biasanya mitra tutur atau pihak ketiga diluar mitra tutur. Jadi tindak tutur
“mengharapkan” adalah tindak pertuturan yang disampaikan penutur kepada mitra
tutur atau kepada yang lain di luar mitra tutur, dengan harapan mengabulkannya.
Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada contoh berikut.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada penduduk Bikini
Bottom, ketika dirinya ingin membela sahabatnya Patrick yang
dituduh telah melempar kacang kepada kerang raksasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
126/Bsu/AJ/66//Bsa/PS/66
Gambar 11-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi mengharap
Bsu : I hope that the truth and honesty will bring trust and forgiveness .
Bsa : Aku harap kebenaran dan kejujuran akan memulihkan kepercayaan dan
menganugerahkan pengampunan.
Melalui tuturan tersebut diatas Spongebob mengharap kepada seluruh
penduduk Bikini Bottom untuk memaafkan sahabatnya Patrick setelah dirinya
mengungkapkan kebenaran. Dengan mengatakam I hope that truth and honesty will
bring trust and forgiveness diharapkan bahwa mitra tutur akan sudi memberikan
pengampunan.
Faktor yang menentukan tindak tutur tersebut menjadi tindak tutur mengharap
adalah faktor penutur yang dalam keadaan butuh pertolongan untuk membantu
sahabatnya Patrick terbebas dari tuduhan. Selain itu, faktor tujuan pertuturan yang
disampaikan oleh penutur, juga merupakan yang ikut menentukan terjadinya tindak
tutur mengharap. Dari 30 data hanya 1 data yang dikategorikan kedalam tindak tutur
direktif dengan fungsi mengharap. Dalam menerjemahkan tuturan tersebut kedalam
bahasa sasaran, penerjemah nampaknya juga berhasil mempertahankan jenis dan
fungsi ilokusi bahasa sumber. Fungsi mengharap dalam bahasa sumber masih
nampak sepadan ketika penerjemah menerjemahkan tuturan tersebut menjadi “Aku
harap kebenaran dan kejujuran akan memulihkan kepercayaan dan menganugerahkan
pengampunan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
c. Ekspresif (Expressives)
Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar
tuturanya diartikan sebagai evaluasi, tentang hal yang disebutkan didalam tuturan itu.
Dalam peneltian ini ditemukan dua macam tindak tutur yang termasuk dalam kategori
tindak tutur ekspresif, yaitu: (1) berterima kasih, (2) menilai
1). Berterima kasih
Berterimaksih adalah ungkapan perasaan seseorang terhadap orang lain, karena
orang lain tersebut telah berjasa terhadap dirinya. Jadi tindak tutur berterima kasih
adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur terhadap mitra tutur karena merasa
mendapatkan jasa dari mitra tutur. Terdapat 2 data yang dikategorikan kedalam
tindak tutur ekspresif dengan fungsi berterimakasih. Data tersebut dapat diamati dari
contoh dibawah ini.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada salah seorang
penduduk Rock Bottom, ketika dia dibantu dengan
mengembalikan balon milik Spongebob yang dapat membawanya
pulang ke Bikini Bottom.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
54/Bsu/AJ/25//Bsa/PS/25
Gambar 12-VI. Contoh tuturan ekpresif dengan fungsi berterimakasih
Bsu : Thank you...Bllt!
Bsa : Terima kasih blllt.
Tuturan Sponegbob diatas dituturkan dengan tujuan untuk mengucapkan rasa
terimakasih kepada salah satu penduduk Rock Bottom. Dalam hal ini Spongebob telah
dibantunya dengan cara mengembalikan balon Spongebob yang akan membawanya
pulang ke Bikini Bottom. Tuturan Thank you…blllt! yang diterjemahkan menjadi
“Terima kasih blllt” termasuk dalam kategori expressif dengan fungsi berterimakasih
karena terkait jasa yang diberikan mitra tuturnya. Dengan demikian, tidak terjadi
pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran.
2) Menilai
Menilai adalah memberikan penilaian terhadap sikap atau tindakkan orang lain.
Jadi tindak tutur menilai adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur terhadap
mitra tutur dengan tujuan untuk memberikan penilaian atas sikap atau tindakkan mitra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
tutur. Dari 163 data tuturan tokoh Spongebob hanya terdapat satu data yang
tergolong dalam tuturan dengan fungsi menilai.
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada sahabatnya
Patrick, yang menunjukkan sarung tangan kecil untuk sarung
tangannya yang diperoleh dari Glove World.
004/Bsu/AJ/9//Bsa/PS/9
Gambar 13-IV. Contoh tuturan expressif dengan fungsi menilai
Bsu : cool!
Bsa : kerennn!!!
Tuturan cool! yang diucapkan oleh karakter Spongebob diatas merupakan
tuturan untuk menilai tindakan mitra tuturnya. Dalam hal ini Spongebob menilai
tindakan Patrick ketika memasangkan sarung tangan kecil ke dalam sarung
tangannya. Dari tuturan tersebut nampak jelas bahwa Spongebob menilai positif apa
yang dilakukan sahabatnya Patrick. Tuturan di atas diterjemahkan menjadi ”
kerennn!!!” oleh penerjemah. Dalam kasus ini penerjemah juga berhasil
mempertahankan makna ilokusi tuturan tersebut. Kata ” kerennn!!!” dalam konteks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
ini bukan bermaksud memuji akan tetapi lebih bermaksud menilai tindakkan mitra
tutur.
d. Komisif ( Commissives)
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk
melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturanya. Di dalam penelitian ini hanya
ditemukan satu macam tindak tutur yang dikategorikan kedalam tuturan komisif,
yaitu: (1) berjanji
1) Berjanji
Berjanji adalah mengatakan sesuatu untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang
lain tentang niat yang akan dilaksanakan. Perlu dibedakan antara sumpah dengan
berjanji. Kalau sumpah selalu berurusan dengan Tuhan, bila melanggar sumpah,
maka harus meminta maaf kepada Tuhan. Adapun janji merupakan niat yang
ditujukan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Jadi bila mengingkarinya harus
meminta maaf kepada orang lain. Tindak tutur berjanji adalah tindak pertuturan yang
dilakukan oleh penutur untuk melakukan niat, baik disaksikan oleh mitra tutur
maupun tidak (bila berjanji tersebut terhadap dirinya sendiri).
Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada Tuan Krabs ketika
dirinya terkena pengait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
090/Bsu/AJ/46//Bsa/PS/46
Gambar 14-IV. Contoh tuturan komisif dengan fungsi berjanji
Bsu : I will be a very good employee!hiks...
Bsa : Aku berjanji akan menjadi pegawai yang baik! Hiks..
Tuturan I will be a very good employee! hiks…adalah tuturan yang berisi janji
Spongebob kepada Tuan Krab selaku pemilik restoran tempat dimana dia bekerja.
Melalui tuturan tersebut Spongebob ingin meyakinkan Tuan Krab agar dia
menolongnya dengan berjanji akan menjadi pegawai yang baik. Adapun tuturan
dalam bahasa sasaran juga menunjukkan tuturan kategori komisif dengan fungsi
berjanji. Tuturan dalam bahasa sasaran yang ditandai dengan adanya kata “berjanji”
menunjukkan bahwa tuturan yang diucapkan Spongebob tersebut merupakan sebuah
janji yang akan dilaksanakannya apabila mitra tutur mengabulkan permintaannya.
Dari163 data, hanya ada satu data yang tergolong dalam tuturan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2. Teknik penerjemahan tuturan Spongebob dalam komik Amazing Journey
dan terjemahannya.
Setelah data berupa tuturan tokoh Spongebob dalam komik diklasifikasi
berdasarkan jenis dan fungsi tindak ilokusinya. Selanjutnya, 163 (seratus enam puluh
tiga) unit data yang masing–masing berupa kata, kelompok kata dan kalimat akan
dianalisis teknik penerjemahannya, peneliti mendasarkan analisisnya pada teori
dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002)
Tabel 7-IV : Klasifikasi tuturan tokoh Spongebob berdasar teknik
penerjemahan Molina&Albir (2002)
NO Teknik Jumlah Persentase
1 Literal (LIT) 51 31,2%
2 Pinjaman murni (PM) 17 10,4%
3 Kalke (KAL) 12 7,3%
4 Padanan lazim (PL) 1 0,6%
5 Pinjaman naturalisasi (PN) 6 3,6%
6 Modulasi (MOD) 6 3,6%
7 Variasi (VAR) 1 0,6%
8 Duplet (DUP) 58 35,5%
9 Triplet (TRI) 11 6,7%
Total 163 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Jenis-jenis teknik penerjemahan dari tuturan tokoh Spongebob dalam komik
tersebut dibahas satu persatu dibawah ini.
a. Teknik penerjemahan harfiah atau literal translation
Teknik penerjemahan ini berusaha menerjemahakan sebuah kata atau ungkapan
dengan cara penerjemahan kata demi kata Menerjemahkan dengan menggunakan
teknik literal atau harafiah terkadang dianggap tidak dapat menghasilkan teks yang
berkualitas. Anggapan ini bisa benar manakala yang diterjemahkan adalah sebauh
idiom atau peribahasa, misalnya peribahasa ”kill two birds with one stone”. Jika
peribahasa tersebut diterjemahkan literal kedalam bahasa Indonesia ”membunuh
burung dengan satu batu” maka akan mengubah pesan yang terkandung dalam
peribahasa tersebut.
Dari 163 data, teknik ini dipakai dalam menerjemahkan tuturan sebanyak 51
(31,2%) data. Beberapa diantaranya dapat dilihat dalam contoh dibawah ini.
44/Bsu/AJ/23//Bsa/PS/23
Gambar 15-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal
Bsu : Nooo! I can’t see a thing!
Bsa : Tidak!! Aku tidak bisa lihat apa-apa!!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Pada contoh diatas terjemahan tuturan Spongebob Nooo! I can’t see a thing!
diterjemahkan menjadi Tidakkk!! Aku tidak bisa lihat apa-apa!!. Penerjemah
nampaknya menerjemahkan setiap kata pada tuturan tersebut sebagaimana makna
kata tersebut dalam kamus. Hasilnya, secara harfiah makna atau pesan dari tuturan
tokoh Spongebob tersebut tersampaikan dengan baik. Hal ini terjadi karena secara
kebetulan kalimat teks bahasa sumber masih berstruktur sederhana sehingga teknik
literal ini sudah cukup untuk mentransfer seluruh pesan yang ada pada teks bahasa
sumber.
10/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/14
Gambar 16-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal
Bsu : Patrick!! Wait for me!!!
Bsa : Partick!! Tunggu akuu!!
Pada data 10/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/14, teknik literal juga digunakan penerjemah
dalam menerjemahkan tuturan di atas. Tuturan Patrickk!! Wait for me!!!
diterjemahkan menjadi ”Patrickk!! Tungguuu Akuu!!”. Secara harfiah, makna dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
pesan tersampaikan dengan baik. Hal ini terjadi karena bahasa sasaran memiliki
padanan yang cukup tepat menyampaikan makna kata bahasa sumber.
Yang menarik dalam kasus ini adalah penulisan kata-kata yang ditulis
dengan melipat gandakan huruf-huruf tertentu. Pemilihan kata dengan
menambahakan huruf-huruf tertentu ini ternyata turut menggambarkan konteks
situasi yang terjadi pada saat tuturan tersebut diucapkan.
b. Teknik peminjaman murni
Teknik ini menghasilkan terjemahan yang akurat karena penerjemah tidak
menerjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Dalam hal ini penerjemah hanya meminjam
istilah atau kata yang sudah dipakai dalam bahasa sumber. Pada penelitian ini
terdapat 17 data yang menggunakan teknik peminjaman murni. Berikut beberapa
contoh diantaranya:
91/Bsu/AJ/47//Bsa/PS/47
Gambar 17-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman murni
Bsu : Ouchh
Bsa : Ouchh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Pada kasus ini kata ouchh tetap diterjemahkan menjadi kata ouchh tanpa
mengalami penyesuaian bunyi dalam bahasa sasaran. Penerjemah hanya meminjam
kata tersebut tanpa menyesuaikan ejaannya dalam bahasa sasaran, sehingga teknik
ini diketegorikan dalam teknik peminjaman murni. Meskipun penerapan teknik ini
memungkinkan pembaca mengalami sedikit kesulitan dalam memahami makna
sebuah tuturan, namun dalam penerjemahan tuturan-tuturan Spongebob teknik ini
kebanyakkan digunakan dalam menerjemahkan nama tokoh, nama kota dan
ungkapan expressif dari tokoh Songebob.
113/Bsu/AJ/59//Bsa/PS/59
Gambar 18-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman murni
Bsu : Squidward!Squidward!
Bsa : Squidward!Squidward!
Pada kasus ini, nama-nama tokoh dalam komik Bsa juga dipakai dalam komik
Bsu. Dalam beberapa cerita anak, nama tokoh banyak yang mengalami adaptasi atau
perubahan. Misalnya pada cerita dalam Disney World. Dalam versi bahasa Indonesia
muncul nama-nama seperti Kwik,kwek,kwak, Paman Gober, dll. Dalam komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Petualangan Seru yang merupakan terjemahan komik Amazing Journey semua nama
tokoh menggunakan nama sebagaimana nama tokoh dalam komik bahasa sumber.
c. Teknik kalke
Terdapat 12 (7,3%) data dari 163 data yang diterjemahkan dengan
menggunakan teknik ini. Dalam menerjemahkan sebuah frasa atau kalimat dengan
menggunakan teknik kalke, penerjemah berusaha mentrasfer frasa atau kalimat dari
bahasa sumber kedalam bahasa sasaran, baik secara leksikal maupun struktural.
Berikut beberapa data yang digolongkan kedalam teknik ini:
070/Bsu/AJ/39//Bsa/PS/39
Gambar 19-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke
Bsu : Souvernir shop?
Bsa : Toko survernir?
Dalam menerjemahkan tuturan diatas, penerjemah merubah stuktur frasa
souvernir shop pada Bsu menjadi “toko suvernir” dalam Bsa. Penerapan teknik ini
sangat tepat dalam menerjemahkan tuturan-tuturan Spongebob dalam komik ini. Hal
ini dikarenakan perbedaan struktur gramatikal antara Bsu dan Bsa. Sehingga,
penerapan teknik ini banyak menghasilkan terjemahan yang akurat dan berterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
98/Bsu/AJ/51//Bsa/PS/51
Gambar 20-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke
Bsu : Giant clam!!
Bsa : Kerang raksasa!!
Penerjemahan tuturan Gaint clam!! menjadi “kerang raksasa” juga menerapkan
penggunaan teknik kalke. Dalam hal ini penerjemah juga mentransfer makna dengan
merubah susunan strukturalnya sesuai dengan Bsa. Jika dilihat dari makna yang
disampaikan tuturan tersebut, maka dapat diamati bahwa penerjemahan dengan
menggunakan teknik ini tetap menghasilkan jenis dan fungsi ilokusi yang sama antara
tuturan dalam Bsu dan Bsa.
d. Padanan lazim
Sebanyak 1 (0,6%) data diterjemahkan dengan teknik padanan lazim. Teknik
ini berusaha menggunakan istilah atau ungkapan yang telah dikenal atau diakui baik
dalam kamus atau bahasa sasaran sabagai padanan dari teks bahasa sumber tersebut.
Berikut ini adalah contoh penerapan teknik padanan lazim:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
004/Bsu/AJ/9//Bsa/PS/9
Gambar 21-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik padanan
lazim
Bsu : Cool!
Bsa : Kerennn!!
Tuturan Spongebob cool! Diatas diterjemahkan menjadi ”kerennn!!”. Teknik
yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tersebut adalah padanan
lazim. Kata cool yang diucapkan Spongebob disini tidak terkait dengan keadaan atau
kondisi cuaca, sehingga padanan yang lazim untuk kata cool diatas adalah keren.
e. Pinjaman naturalisasi
Teknik ini adalah salah satu teknik yang rekomendasikan oleh Molina & Albir
kepada penerjemah ketika menerjemahkan kata atau ungkapan dengan cara
mengambil langsung kata atau ungkapan tersebut dari Bsu. Namun demikain, dalam
teknik ini penerjemah tidak hanya mengambil langsung sebuah kata atau istilah dari
bahasa sumber tetapi penerjemah juga menyesuaikan kata atau istilah tersebut
kedalam bahasa sasaran. Dibawah ini adalah contoh penerapan teknik tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
016/Bsu/AJ/16//Bsa/PS/16
Gambar 22-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik pinjaman
naturalisasi
Bsu : Bus!!
Bsa : Bis!!
Terjemahan Bus!! Menjadi Bis!! Merupakan penerapan dari teknik
peminjaman naturalisasi. Penerjemah nampaknya mengambil kata bus dan
diterjemahkan dengan menyesuaikan ejaan dalam bahasa Indonesia. Pengambilan
kata bus yang kemudian diterjemahkan dengan menyesuaikan ejaan dalam bahasa
indonesia inilah yang disebut teknik peminjaman dengan naturalisasi.
f. Modulasi
Teknik ini hanya digunakan pada 6 (3,6%) dari keseluruhan data. Teknik
modulasi berupaya merubah sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif ungkapan
dalam teks Bsu kedalam suatu ungkapan dalam Bsa, baik secara leksikal maupun
gramatikal. Kalimat I cut my finger yang diterjemahkan menjadi jariku teriris adalah
contoh dari penerapan teknik modulasi. Berikut data dalam penelitian yang terdapat
teknik modulasi didalamya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
055/Bsu/AJ/26/055/Bsa/PS/26
Gambar 23-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik modulasi
Bsu : Wow! I can see Bikini Bottom!
Bsa : Wow!! Bikini Bottom sudah terlihat!
Pada contoh data 055/Bsu/AJ/26//Bsa/PS/26 teknik modulasi diterapkan
dengan mengubah struktur aktif pada teks bahasa sumber menjadi struktur pasif
dalam teks bahasa sasaran. Di sini teknik modulasi diterapkan secara struktural
pada tataran kaimat. tuturan “wow! I can see Bikini Bottom,” berubah menjadi
bentuk pasif “Wow!! Bikini Bottom sudah terlihat!”.
g. Teknik Variasi
Teknik ini adalah teknik penggantian unsur linguistik atau para linguistik
(intonasi,gesture) yang mempengaruhi aspek keragaman linguistik. Misalnya,
perubahan pada textial tone, style, social dialect, geograpical dialect, dll. Dari 163
data hanya 1 data yang diterjemahkan menggunakan teknik ini Berikut data yang
diterjemahkan dengan teknik variasi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
064/Bsu/AJ/32//Bsa/PS/32
Gambar 24-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik variasi
Bsu : Ummm?
Bsa : Hah!!!
Teknik variasi di sini diterapkan dengan menerjemahkan kata, “ummm?”
menjadi “hah”. Pada kasus ini terjemahan yang dihasilkan dapat menyampaikan
pesan dari Bsu ke Bsa. Dalam konteks tuturan tersebut, Spongebob terkejut dengan
adanya pengait. Kata “hah” sangat akurat dan berterima untuk menerjemahkan kata
“ummm” dalam konteks ini.
h. Teknik Duplet
Sebanyak 58 (35,5%) data diterjemahkan dengan duplet atau penggunaan dua
teknik dalam menterjemahkan sebuah tuturan. Teknik yang muncul dominan adalah
literal (dengan 42 kali), peminjaman murni (dengan 32 kali), amplifikasi (dengan 11
kali). Selain tiga teknik tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke,
reduksi, variasi, peminjaman naturalisasi dan modulasi. Kombinasi teknik literal dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
peminjaman murni adalah dua teknik yang paling banyak ditemukan dalam data yang
diterjemahkan dengan teknik duplet ini. Berikut salah satu contoh diantaranya:
058/Bsu/AJ/28//Bsa/PS/28
Gambar 25-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal dan
peminjaman murni
Bsu : Who’s back Mr.Krabs?
Bsa : Siapa yang kembali, Tuan Krabs?
Dalam menerjemahkan tuturan diatas, penerjemah menggunakan dua teknik
yaitu literal dan peminjaman murni. Penerjemahan dengan teknik literal pada
tataran kalimat ini menghasilkan terjemahan yang sudah baik. Penggunaan teknik
literal ini sudah cukup untuk mentransfer seluruh pesan yang ada pada teks bahasa
sumber. Teknik peminjaman murni dapat dilihat pada nama tokoh “Mr. Krab”
yang dipertahankan oleh penerjemah, dalam komik ini nama-nama tokoh, dan
tempat yang menjadi setting carita dalam komik tersebut diterjemahkan
menggunakan teknik peminjaman murni.
i. Teknik Triplet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Sebanyak 11 (6,7%) data yang diterjemahkan dengan teknik triplet. Dalam
teknik ini penerjemah menggunakan tiga teknik sekaligus dalam menerjemahkan
sebuah tuturan. Teknik yang muncul dominan adalah literal (dengan 10 kali),
peminjaman murni (dengan 6 kali), amplifikasi (dengan 4 kali). Selain tiga teknik
tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke, peminjaman
naturalisasi, reduksi dan transposisi. Berikut salah satu contohnya.
008/Bsu/AJ/12//Bsa/PS/12
Gambar 26-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman murni, literal, amplifikasi
Bsu : Rock Bottom. It’s creedy here. Even the sand looks different.
Bsa : Rock Bottom. Sangat aneh di sini, keadaanya sangat lain. Bahkan tanahnya
saja kelihatan lain.
Dalam menerjemahkan tuturan diatas penerjemah menggunakan teknik
peminjaman murni, literal dan amplifikasi. Penggunanan teknik peminjaman murni
dapat dilihat dari tetap dipertahankanya kata “Rock Bottom” tempat setting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
peristiwa itu terjadi. Penerjemah mempertahankan kata ini dengan tujuan
membantu pembaca untuk mengetahui dimana setting percakapan tersebut terjadi.
Selain teknik peminjaman murni, penerjemah juga menerapkan teknik literal
dalam menerjemahkan tuturan diatas. It’s creedy here. Even the sand looks
different. Penerjemahan dengan teknik literal pada tataran kalimat ini menghasilkan
terjemahan yang sudah baik karena seluruh pesan yang ada pada teks bahasa
sumber tersampaikan dalam bahasa sasaran.
Teknik amplifikasi juga diterapkan dalam menerjemahkan tuturan diatas. It’s
creedy here diterjemahkan menjadi “sangat aneh disini, keadaanya sangat lain”.
Penambahan adverb “keadaanya sangat lain”yang ditambahkan pada klausa
“sangat aneh disini” membuat ujaran yang mempunyai fungsi ilokusi mengatakan
ini lebih jelas menggambarkan situasi yang ada di Rock Bottom. Meskipun tanpa
penambahan adverb “keadaanya sangat lain” tuturan tersebut sudah mampu
menggambarkan kondisi Rock Bottom yang diungkapkan melalui tuturan karakter
Spongebob. Kasus ini menunjukan bahwa teknik penambahan ini bersifat opsional.
3. Evaluasi terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan
a. Keakuratan
Keakuratan menyangkut seberapa banyak pesan teks bahasa sumber
tersampaikan ke dalam teks bahasa sasaran. Pada analisis keakuratan ini, peneliti
meminta bantuan rater untuk menilai hasil terjemahan dengan memberikan nilai pada
kuestioner yang telah disediakan. Nilai dari setiap rater dibandingkan untuk diketahui
kesamaan dan perbedaanya. Jika suatu data dinilai sama, maka dinaggap tidak ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
permasalahan. Jika terjadi perbedaan diantara rater, maka peneliti mendiskusikan data
tersebut pada para rater untuk disepakati nilai yang sama berdasar parameter yang
disediakan. Jika tidak disepakati nilai yang sama terhadap suatu data, peneliti
membuat keputusan dengan memperhatikan parameter atau argumen dari rater yang
kuat.
Untuk menilai keakuratan terjemahan, peneliti menggunakan skala
penelitian kekakuratan, data penelitian terbagi ke dalam kelompok: akurat, kurang
akurat dan tidak akurat. Hasil kuestioner terhadap 163 data, data yang tergolong
dalam terjemahan akurat 152 (93,2%), kurang akurat 10 (6,1%) dan tidak akurat 1
(0,6%).
Tabel 8-IV : Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob berdasar tingkat
keakuratan
Skala Deskripsi Jumlah Persentase
Akurat Makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan
dalam bahasa sumber dialihkan secara akurat ke
dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi
distorsi makna
152 93,2%
Kurang
Akurat
Sebagian besar makna kata, frasa, klausa atau
kalimat dari tuturan dalam bahasa sumber sudah
dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran.
Namun, masih terdapat distorsi makna atau
terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna
10 6,1%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan
pesan.
Tidak
akurat
Makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan
dalam bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat
ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted)
1 0,6%
Total 163 100%
Kreteria-kreteria keakuratan terjemahan dari tuturan Spongebob dalam komik
tersebut dibahas satu persatu dibawah ini.
1). Akurat
Terdapat 152 data (93,2%) yang tergolong dalam terjemahan yang akurat. Hal
ini berarti bahwa makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan dalam bahasa sumber
dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna.
Berikut contoh data yang tergolong dalam kategori terjemahan yang akurat tersebut:
128/Bsu/AJ/67//Bsa/PS/67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Gambar 27-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara akurat
Bsu : I know what i did was wrong, so I apologize. I’m sorry Pat. I’m sorry Bikini
Bottom?
Bsa : Aku tahu yang kulakukan salah, jadi aku minta maaf, maafkan aku,Pat,
maafkan aku, Bikini Bottom.
Penerjemah menghasilkan terjemahan yang akurat dengan menerapkan
beberapa teknik penerjemahan sekaligus. Pada data di atas penerjemah
menggunakan teknik literal dalam menerjemahkan tuturan di atas selain itu
penerjemah juga menggunakan teknik peminjaman murni dalam menerjemahkan
“Bikini Bottom”. Penerpan kedua teknik tersebut ternyata menghasilkan
terjemahan yang akurat dari sisi pesan dan tidak merubah jenis dan fungsi ilokusi
dalam bahasa sasaran. Ini terjadi karena secara kebetulan kalimat teks bahasa
sumber masih berstruktur sederhana sehingga teknik literal ini sudah cukup untuk
mentransfer seluruh pesan yang ada pada teks bahasa sumber. Ada pesan kala yang
memang tidak tersampaikan pada kalimat terjemahan tapi karena bahasa Indonesia
sebagai bahasa sasaran memang tidak mementingkan kala dalam konstruksi
kalimatnya maka kalimat ini sudah cukup baik dalam menyampaikan pesan teks
bahasa sumber.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
147/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/82
Gambar 28-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara akurat
Bsu : Are you sure Sandy?
Bsa : Sandy, apa kau yakin?
Pada contoh diatas penerjemah jaga berhasil menghasilkan terjemahan yang
akurat dengan tetap mempertahankan fungsi tuturan. Dalam hal ini fungsi tuturan
yang bermaksud menyangsikan kekuatan Sandy dalam kalimat sumber Are you
sure Sandy? dapat dipertahankan penerjemah dengan menerjemahkannya menjadi
”Sandy, apa kau yakin?”. Penggunaan teknik literal dan peminjaman murni serta
pemilihan padanan kata yang tepat dalam menejemahkan kata you menandakan
bahwa penerjemah benar-benar memperhatikan koteks yang ada. Pemilihan
padanan kata ”kau’ sebagai tejemahan dari kata you sangatlah tepat. Pada koteks
tuturan di atas Sandy adalah salah satu sahabat Spongebob, sehingga kata kau lebih
menunjukkan hubungan yang sejajar antara penutur dan mitra tutur.
2). Kurang akurat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Ditemukan 10 data dengan kategori kurang akurat dari 163 data yang di
analisis. Pemakaian teknik reduksi menjadi salah satu penyebab berkurangnya
tingkat keakuratan tuturan.
011/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/14
Gambar 29-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang akurat
Bsu : Hosh…hosh…I better wait here for the next bus…hosh…hosh
Bsa : Hoshh...hosh...sebaiknya aku menunggu bis yang berikutnya saja.
Hosh..hosh..
Teknik reduksi yang diterapkan penerjemah pada kata “here” menjadikan
hilangnya sebagian pesan tuturan dalam bahasa sasaran. Tuturan “Hosh…hosh…I
better wait here for the next bus…hosh…hosh” di atas mengandung makna bahwa
Spongebob akan menunggu bis yang menuju ke Bikini Bottom di tempat tersebut.
Dengan menghilangkan kata “here” maka ada sebagain makna yang tidak
tersampaikan kedalam bahasa sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
84/Bsu/AJ/44//Bsa/PS/44
Gambar 30-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak akurat
Bsu : Um...you remember the hooks we talked about yesterday?
Bsa : Um...kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin?
Penerjemah menerjemahkan kata remember menjadi tahu. Dalam hal ini
nampaknya penerjemah kurang jeli dalam memilih padanan kata remember.
Pemilihan kata remember sebagai padanan kata “tahu” menyebabkan terjemahan
menjadi kurang akurat. Namun demikian dalam konteks ini fungsi tuturan masih
dapat dipertahankan oleh penerjemah. Apa bila dilihat konteksnya tuturan diatas
diucapkan Spongebob bermaksud menjelaskan alasan kenapa dia masuk kerja
kepada atasannya Tuan Krabs dengan cara mengingatkan tentang pengait yang
mereka bicarakan sebelumnya. Oleh karena itu, pemilihan kata “tahu” sebagai
padanan kata remember masih dapat menunjukkan fungsi tuturan yang sama.
3). Tidak akurat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Dari keseluruhan data, terdapat 1 (1,8%) sebagai data yang tidak akurat. Hal ini
berarti bahwa makna tuturan yang ada pada bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat
ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted). Berikut adalah contoh dari tuturan
tersebut.
108/Bsu/AJ/57//Bsa/PS/57
Gambar 31-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak akurat
Bsu : I told you, I saw nothing, Patrick! Gee!
Bsa : Aku sudah bilang, aku tidak lihat Patrick! Huh!!
Penerjemah menerjemahkan kalimat I told you, I saw nothing, Patrick! Gee!
menjadi ”Aku sudah bilang, aku tidak lihat Patrick! Huh!!” pada contoh diatas
secara tidak akurat. Tuturan dalam bahasa sumber yang diucapkan Spongebob
bermaksud memberitahu sahabatnya Patrick bahwa dia tidak melihat sesuatu yang
mencurigakan terhadap kejadian yang menimpa kerang raksasa. Namun demikian,
dalam teks bahasa sasaran tuturan yang diucapkan Spongebob, seolah-olah
Spongebob berbicara pada pihak ketiga bahwa dia tidak melihat Patrick.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
b. Keberterimaan
Sama seperti dalam analisis keakuratan, pada analisis keberterimaan ini
peneliti juga meminta bantuan rater untuk menilai hasil terjemahan terkait dengan
tingkat keberterimaan tuturan dalam bahasa sasaran dengan memberikan nilai pada
kuestioner yang telah disediakan. Nilai dari setiap rater dibandingkan untuk diketahui
kesamaan dan perbedaanya. Jika suatu data dinilai sama, maka diaggap tidak ada
permasalahan. Jika terjadi perbedaan diantara rater, maka peneliti mendiskusikan data
tersebut kepada para reter untuk disepakati nilai yang sama berdasar parameter yang
disediakan. Jika tidak disepakati nilai yang sama terhadap suatu data, peneliti
membuat keputusan dengan memperhatikan parameter atau argumen dari rater yang
kuat.
Tabel 9-IV : Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob berdasar tingkat
keberterimaan
Skala Deskripsi Jumlah Persentase
Berterima Terjemahan tuturan terasa alamiah; istilah
teknis yang digunakan lazim diginakan dan
akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat
yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-
kaidah bahasa Indonesia
141 86,5%
Kurang
berterima
Pada umumnya terjemahan tuturan sudah
terasa alamiah; namun ada sedikit masalah
pada penggunaan istilah teknis atau terjadi
21 12,8%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
sedikit kesalahan gramatikal.
Tidak
berterima
Terjemahan tuturan tidak alamiah atau terasa
seperti karya terjemahan; istilah teknis yang
digunakan tidak lazim digunakan dan tidak
akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat
yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah-
kaidah bahasa Indonesia
1 0,6%
Total 163 100%
Jenis-jenis kreteria keberterimaan terjemahan dari tuturan Spongebob dalam
komik tersebut dibahas satu persatu dibawah ini.
1). Berterima
Ada 141 (86,5%) dari 163 data dengan tingkat keberterimaan tinggi. Ini
berarti terjemahan tuturan terasa alamiah, frasa, klausa dan kalimat yang digunakan sudah
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia Berikut ini adalah contoh dari data
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
148/Bsu/AJ/82//Bsa/PS/82
Gambar 32-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara berterima
Bsu : Be careful Sandy?
Bsa : Hati-hati, Sandy?
Penerjemah menerjemahkan tuturan ”Be careful Sandy” menjadi ”Hati-hati
Sandy”. Kata ”hati-hati” sebagai terjemahan dari kata be careful adalah kata yang
sangat lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, walaupun nama tokoh dalam komik
tersebut tetap dipertahankan oleh penerjemah, namun demikian terjemahan yang
dihasilkan tetap berterima dalam bahasa Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
023/Bsu/AJ/17//Bsa/PS/17
Gambar 33-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara berterima
Bsu : Bus!Wait!
Bsa : Bis!!Tunggu!!
Terjemahan tuturan Spongebob diatas dikategorikan dalam terjemahan yang
berterima. Penerjemah memilih menerjemahkan kata bus dengan meminjam kata
tersebut dan menyesuaikannya kedalam ejaan bahasa Indonesia. Penggunaan kata
”bis” jauh lebih berterima daripada penggunaan kata bus. Dengan demikian,
peminjaman kata yang disesuaikan dengan ejaan bahasa sasaran banyak
menghasilkan terjemahan dengan tingkat keberterimaan yang tinggi.
2). Kurang berterima
Terjemahan tuturan yang kurang berterima disini diartikan bahwa terjemahan
tuturan pada umumnya sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada penggunaan
istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal. Ditemukan 21 (12,8%) data yang
terkategori dalam terjemahan yang kurang berterima. Untuk memperjelas kasus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
tersebut, berikut contoh data yang terkategorikan dalam kategori terjemahan yang
kurang berterima.
125/Bsu/AJ/66//Bsa/PS/66
Gambar 34-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang berterima
Bsu : Patrick Star is innocent! I will tell you the truth!
Bsa : Patrick Star tidak bersalah! Aku akan menyatakan kebenaran!
Kalimat “I will tell you the truth” diterjemahkan menjadi “Aku akan
menyatakan kebenaran”. Teknik literal yang digunakan penerjemah dalam kasus ini
kurang dapat menghasilkan terjemahan yang berterima. Di dalam bahasa Indonesia,
kata sanding yang tepat adalah “mengungkapkan kebenaran” bukan “menyatakan
kebenaran”. Dalam kasus ini nampaknya penerjemah kurang memperhatikan kata
sanding atau kolokasi kata yang tepat untuk kata “kebenaran” tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
096/Bsu/AJ/51//Bsa/PS/51
Gambar 35-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang berterima
Bsu : You can see Clamu. She can spit a peral 100 feet in the air. It’s like a cannon!
Bsa : Kau bisa melihat kerang raksasa terbesar, dia bisa memuntahkan mutiara ke
udara setinggi 100 kaki. Mulutnya seperti meriam!
Pada contoh diatas, penerjemah tetap menerjemahkan kalimat She can spit a
peral 100 feet in the air menjadi ”dia bisa memuntahkan mutiara ke udara setinggi
100 kaki”. Pada kalimat tersebut kata “100 feet” diterjemahkan menjadi “100 kaki”.
Dalam hal ini penerjemah menggunakan teknik peminjaman murni yang berakibat
terjemahan yang dihasilkan kurang berterima. Hal ini disebabkan karena satuan
“kaki” tidak lazim digunakan dalam teks bahasa Indonesia. Oleh kerena itu,
terjemahan akan jauh lebih berterima jika penerjemah menerjemahkan dengan
menggunakan satuan meter.
3). Tidak berterima
Sebuah terjemahan dikategorikan tidak berterima apabila tidak memenuhi
kaidah-kaidah bahasa sasaran. Kaidah-kaidah itu meliputi yang antara lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
pemilihan kata, pemakaian kata yang sudah dianggap menjadi bagian kosa kata
bahasa sasaran serta konstruksi kalimat, klausa maupun frasa yang sesuai dengan
kaidah gramatikal bahasa sasaran. Pada analisis hanya ditemukan 1 data dari
keseluruhan data yang termasuk dalam kategori terjemahan yang tidak berterima.
47/Bsu/AJ/24//Bsa/PS/24
Gambar 36-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak berterima
Bsu : Hey...who’s there?
Bsa : Hey, siapa disana?
Tuturan pada data di atas tidak berterima karena pemiliahan padanan kata
yang tidak lazim meskipun secara gramatikal tidak bermasalah. Penerjemah dalam
hal ini tetap mempertahankan kata “hey” dengan cara meminjam langsung kata
tersebut. Kata “hey” akan lebih berterima mana kala kata tersebut dipinjam dengan
disesuaikan ejaannya dalam bahasa Indonesia “hei”. Kalimat who’s there? Yang
diterjemahkan menjadi “siapa disana” juga kurang lazim digunakan dalam bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Indonesia. Dalam Bsa biasanya lebih menggunakan lazim kalimat “siapa itu” dari
pada kalimat “siapa disana”.
B. Pembahasan
Pada bagian ini, disajikan pembahasan tuturan karakter Spongebob
berdasarkan jenis dan fungsi ilokusi serta pergeserannya dalam bahasa sasaran,
teknik-teknik yang digunakan dalam proses penerjemahan dan pengaruhnya pada
tingkat keakuratan serta keberterimaan terjemahan. Pada bagian akhir pembahasan,
penulis juga membuat diskripsi secara umum hubungan antara komponen-
komponen hasil penelitian yaitu: jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sumber dan
pergeserannya dalam bahasa sasaran, teknik penerjemahan, kualitas terjemahan.
1. Jenis dan fungsi ilokusi dan teknik penerjemahan tuturan karakter
Spongebob.
a. Jenis dan fungsi ilokusi serta pergeserannya dalam bahasa sasaran
Jenis dan fungsi ilokusi tuturan karakter Spongebob dalam komik Amazing
Journey dan terjemahannya didapatkan pada percakapan antara karakter
Spongebob dengan karakter-karakter lain. Dari analisis data, penulis menemukan
empat jenis ilokusi dari lima kategori tindak tutur Searle (1979). Jenis-jenis tindak
ilokusi yang ditemukan adalah asertif, direktif, ekspresif dan komisif. Penulis tidak
menemukan tindak ilokusi deklarasi diantara 163 data yang dianalisis.
Tindak ilokusi asertif merupakan jenis ilokusi paling dominan yang ditemukan
pada tuturan karakter Spongebob dalam penelitian ini. Tindak tutur asertif merupakan
tindak tutur dimana penutur terikat dengan kebenaran proposisi yang diungkapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
(Searle dalam Leech 1993:164). Penulis menemukan 129 data atau 79,1% dari
keseluruhan data yang masuk dalam kategori ini. Jenis tindak ilokusi asertif yang
ditemukan pada analisis mempunyai 7 fungsi yaitu: mengatakan, menjelaskan,
memberitahu, menanyakan, meyakinkan, membenarkan dan menyangsikan.
Pada tindak ilokusi direktif, ada 4 fungi yang ditemukan masing-masing:
memohon, menyuruh, menyarankan, mengharap. Tindak tutur direktif adalah
tindak tutur yang bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakkan yang
dilakukan oleh petutur (Searle dalam Leech 1993:164).
Penulis juga menemukan tindak ilokusi ekspresif dengan fungsi
berterimakasih dan menilai. Tindak tutur ini berfungsi mengungkapkan atau
mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yng tersirat dalam ilokusi
(Searle dalam Leech 1993:164).
Sementara itu pada komisif hanya ada satu data dengan kategori fungsi
berjanji. Tindak tutur ini penutur terkait pada suatu tindakan dimasa depan (Searle
dalam Leech 1993:164).
Dalam penelitian ini semua jenis dan fungsi ilokusi pada setiap tuturan dalam
bahasa sumber sepadan dengan masing-masing tuturan dalam bahasa sasaranya.
Oleh karena itu, tidak ditemukan pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa
sasaran.
b. Teknik penerjemahan
Seperti yang dikatakan Molina & Albir (2002) bahwa teknik penerjemahan
berdampak pada hasil terjemahan dan bersifat fungsional. Dengan demikian, pada
dasarnya teknik adalah alat yang dipakai oleh penerjemah dalam rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
menyampaikan pesan secara tepat. Kekurang cermatan penerjemah dalam memilih
teknik dapat berakibat kesalahan dalam menyampaikan makna tuturan.
Berdasar analisis teknik di atas, ditemukan 9 teknik yang digunakan
penerjemah dengan frekuensi penerapan tiap-tiap teknik yang berbeda. Teknik-
teknik yang diterapkan dengan frekuensi sangat tinggi antara lain teknik duplet dan
literal. Sebaliknya, teknik variasi dan padanan lazim masing-masing diterapkan
hanya satu kali dari keseluruhan kasus.
Pada beberapa data, ditemukan lebih dari satu teknik yang diterapkan.
Sebanyak 11 data bahkan mendapatkan terapan tiga teknik sekaligus. Ini
membuktikan bahwa untuk mencapai keakuratan dan keberterimaan, terkadang
seorang penerjemah menerapkan banyak teknik penerjemahan.
Penerjemahan tuturan dengan menggunakan dua teknik (duplet) merupakan
teknik yang paling banyak dipakai penerjemah pada tuturan tokoh Spongebob
dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya ini. Peneliti menemukan 58 data
yang diidentifikasi menggunakan teknik ini. Penerjemah menerapkan teknik ini
pada tataran klausa dan kalimat. Dengan teknik yang muncul paling domain adalah
literal (dengan 42 kali), peminjaman murni (dengan 32 kali), amplifikasi (dengan
11 kali). Selain tiga teknik tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah
kalke, reduksi, variasi, peminjaman naturalisasi dan modulasi. Kombinasi teknik
literal dan peminjaman murni adalah kombinasi teknik yang paling banyak
ditemukan dalam data yang diterjemahkan dengan teknik duplet ini. Dalam analisis
data, peneliti tidak menemukan bahwa penerapan teknik ini menyebabkan
perubahan jenis dan fungsi ilokusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Teknik literal merupakan teknik yang paling banyak dipakai penerjemah pada
tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya ini
setelah penggunaan teknik duplet. Peneliti menemukan 51 data yang diidentifikasi
menggunakan teknik literal. Penerjemah menerapkan teknik ini pada tataran kata,
frasa dan klausa dan kalimat. Pada anaisis data, peneliti menemukan bahwa teknik
literal diterapkan pada beberapa tataran frasa, klausa dan kalimat.
Teknik kalke digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tokoh
Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya sebanyak 12 data.
Penerjemah menerapkan teknik ini pada tataran frasa, klausa dan kalimat. Pada
anaisis data peneliti tidak menemukan bahwa teknik kalke diterapkan pada sebuah
klausa membuat perubahan pada jenis dan fungsi dari ilokusi.
Penerjemahan tuturan dengan menggunakan tiga teknik (triplet) merupakan
teknik yang cukup banyak dipakai penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tokoh
Spongebob. Peneliti menemukan 11 data yang diidentifikasi menggunakan teknik
ini. Penerjemah menerapkan teknik ini pada tataran klausa dan kalimat. Dengan
teknik yang muncul paling domain adalah literal (dengan 10 kali), peminjaman
murni (dengan 6 kali), amplifikasi (dengan 4 kali). Selain tiga teknik tersebut,
teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke, peminjaman naturalisasi dan
transposisi. Penerapan teknik ini juga tidak menyebabkan terjadinya perubahan
jenis dan fungsi ilokusi.
Teknik pinjaman murni diterapkan dengan cara mengambil istilah atau kata
dalam bahasa sumber tanpa melakukan penyesuaian bunyi atau ejaan dalam bahasa
sasaran. (Molina & Albir, 2002:510). Ada 17 (10,4%) data yang ditemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
menggunakan teknik ini. Pemakaian teknik ini dilakukan untuk mempertahankan
atmosfir latar belakang tempat dimana cerita ini berlangsung. Kota Bikini Bottom
dan Rock Battom adalah setting tempat yang terdapat dalam komik Amazing
Journey dan terjemahannya ini. Penerjemah juga mempertahankan nama-nama
tokoh dalam komik ini tanpa melakukan perubahan atau adaptasi dalam bahasa
sasaran. Di dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan jenis dan fungsi
ilokusi karena penerapan teknik pinjaman murni.
Teknik modulasi dalam penelitian ini diterapkan pada tataran tataran kalimat
atau klausa. Ada 6 data (3,6%) yang ditemukan menggunakan teknik modulasi.
Teknik modulasi adalah teknik yang memanfaatkan pergeseran semantik.
Pergeseran semantik terjadi karena perubahan sudut pandang baik pada tataran
struktural maupun leksikal (Molina & Albir, 2002:510): Berdasarkan analisis data
yang dilakukan peneliti, teknik ini tidak mengubah fungsi dan jenis ilokusi dari
setiap tuturan yang diterjemahkan.
Ada beberapa bentuk penerapan teknik ini yang diamati peneliti. Teknik ini
antara lain diterapkan dengan merubah kalimat aktif menjadi pasif. Selain itu
penerjemah menerapkan teknik ini dengan merubah sudut pandang kognitif sebuah
kalimat. Pada penerapan yang bersifat obligatif, teknik modulasi dipakai untuk
memperbaiki tingkat keberterimaan teks terjemahan, misalnya karena dalam teks
bahasa sasaran konstruksi pasif lebih berterima dibanding struktur aktif seperti
pada teks bahasa sumber.
Sama dengan teknik modulasi, pada teknik pinjaman naturalisasi juga
ditemukan 6 data (3,6%) dari total data yang tergolong dalam tekik ini. Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
pinjaman naturalisasi adalah sebuah teknik penerjemahan dengan cara mengambil
istilah yang ada di teks bahasa sumber dengan memakai sedikit perubahan agar
sesuai dengan tata aturan bahasa sasaran. Penerjemah menerapkan teknik ini pada
tataran kata. Penerapan teknik pinjaman naturalisasi di dalam penelitian ini tidak
mengakibatkan perubahan jenis dan fungsi ilokusi.
Penerjemah menerapkan teknik padanan lazim hanya pada tataran kata.
Teknik padanan lazim adalah teknik penerjemahan dengan cara memakai istilah
yang dipakai secara resmi dari istilah teknis di bidang tertentu. Menurut Molina &
Albir, teknik padanan lazim (establish equivalence) adalah teknik dengan
menggunakan istilah atau ekspresi yang sudah dikenal sebagai padanannya pada
bahasa sasaran. Ada 1 data (0,6%) yang ditemukan menggunakan teknik ini. Kata
“cool”, diterjemahkan menjadi “kerennn” pada teks bahasa sasaran. Di dalam
penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan jenis dan fungsi ilokusi karena
penerapan teknik ini .
Sepertai halnya dengan penerapan teknik padanan lazim, penerapan teknik
variasi juga hanya ditemukan dalam satu kasus. Penerjemah menerapkan teknik ini
hanya pada tataran kata. Kata “ummm”, diterjemahkan menjadi “hah” pada teks
bahasa sasaran. Di dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan jenis
dan fungsi ilokusi karena penerapan teknik ini.
Berikut ini tabel yang menggambarkan jenis dan fungsi ilokusi serta
pergeserannya dalam bahasa sasaran dari tuturan karakter Spongebob yang
ditemukan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Tabel 10-IV : Klasifikasi tuturan tokoh Spongebob berdasar tindak
ilokusi, teknik penerjemahan dan pergeseran ilokusinya
Jenis
Tidak
ilokusi
Fungsi Teknik Nomer data Jum
lah
Pre
senta
se
Per
geser
an
Assertif Menga
takan
LIT 013,018,020,029,031,032
,033,037,042,044,048,05
6,057,060,072,073,075,0
79,092,093,099,102,106,
120,122,130,146,162
28 19% Tidak
berge
ser
PM 015,045,052,069,070,078
,091,104,105,113,116,11
9,131,141, 149,158,161
17 10,4
%
Tidak
berge
ser
PN 016,026,071.121,132,136 6 3,6% Tidak
berge
ser
MOD 025,055,077 3 1,8% Tidak
berge
ser
VAR 064 1 0,6% Tidak
berge
ser
KAL 028,038,043,098,133 5 3% Tidak
berge
DUP 001,003,014,017,024,034
,035,046,053,062,080,08
7,095,097,101,110,111,
112,118,129
20 12,2% Tidak
berge
ser
TRI 008,011,027,36 4 2,4 % Tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
berge
ser
Menje
laskan
LIT 066,076,084,115 4 2,4% Tidak
berge
ser
DUP 040,049,051,086,114,125
, 127,135,137,138
10 6,1 % Tidak
berge
ser
TRI 006 1 0,6% Tidak
berge
ser
Membe
ritahu
LIT 061,122,134,160 4 2,4 % Tidak
berge
ser
KAL 002,074 2 1,2% Tidak
berge
ser
DUP 007, 096,
103,108,150,151
6 3,6% Tidak
berge
ser
Mena
nyakan
LIT 005,039,059,159 4 2,4% Tidak
berge
ser
MOD 063 1 0,6% Tidak
berge
ser
KAL 094 1 0,6% Tidak
berge
ser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
DUP 047,058,068,117,153 5 3% Tidak
berge
ser
Meyakin
kan
MOD 154 1 0,6% Tidak
berge
ser
LIT 140,155 2 1,2% Tidak
berge
ser
Membe
narkan
DUP 123 1 0,6% Tidak
berge
ser
LIT 107 1 0,6% Tidak
berge
ser
Menya
ngsikan
DUP 147 1 0,6% Tidak
berge
ser
KAL 145 1 0,6% Tidak
berge
ser
Direktif Memo
hon
DUP 017,019,023,088,089,128
,143,144
8 4,8% Tidak
berge
ser
TRI 021,067,082,085 4 2,4% Tidak
berge
ser
LIT 022,030,041,081,124,126 6 3,6% Tidak
berge
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
ser
Menya
rankan
KAL 109 1 0,6% Tidak
berge
ser
DUP 065,148,153,163 4 2.4% Tidak
berge
ser
LIT 139, 142 1 0,6% Tidak
berge
ser
Menyu
ruh
LIT 010,152 2 3% Tidak
berge
ser
DUP 156 1 0,6% Tidak
berge
ser
MOD 157 1 0,6%
Tidak
berge
ser
TRI 009 1 0,6%
Tidak
berge
ser
Meng
harapkan
TRI 012 1 0,6% Tidak
berge
ser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Ekspre
sif
Berte
rima
kasih
DUP 054,050 2 1,2% Tidak
berge
ser
Menilai PL 004 1 0,6% Tidak
berge
ser
Komisif Berjanji KAL 090 1 0,6% Tidak
berge
ser
Total 163 100%
3. Dampak penggunaan teknik terhadap tingkat keakuratan dan
keberterimaan.
Secara umum bisa ditarik kesimpulan bahwa kualitas terjemahan, dalam hal
ini keakuratan dan keberterimaan tuturan tokoh Spongebob pada komik Amazing
Journey dan terjemahannya adalah tinggi. Teknik-teknik penerjemahan yang
diterapkan penerjemah berdampak pada tingginya tingkat keakuratan dan
keberterimaan teks terjemahan karena secara umum teknik-teknik tersebut
diterapkan secara tepat. Seperti yang disampaikan Molina & Albir (2002) bahwa
teknik penerjemahan akan berdampak pada hasil terjemahan.
a. Tingkat keakuratan
Tingkat keakuratan terjemahan tuturan tokoh Spongebob secara umum
mempunyai tingkat keakuratan terjemahan tinggi; 152 dari 163 data atau 93,2%
data terkategori dalam terjemahan yang akurat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Tingginya angka keakuratan ini karena diterapkannya beberapa teknik
sekaligus dalam sebuah ujaran. Teknik duplet dan literal, yang paling banyak
diterapkan pada penerjemahan ini, berdampak tingginya angka keakuratan ini. Ini
terjadi terutama pada ujaran-ujaran yang singkat dengan tata gramatikal yang
sederhana.Teknik padanan lazim pada tataran kata juga menyumbangkan tingkat
keakuratan penerjemahan tuturan yang tinggi.
Beberapa terjemahan yang mendapatkan kombinasi teknik penambahan juga
mengakibatkan ujaran terjemahan memiliki pesan yang berbeda. Penambahan
bentuk keterangan-keterangan tertentu membuat beberapa ujaran terjemahan
memiliki makna yang berbeda dengan ujaran bahasa sumbernya
Pemakaian kombinasi teknik literal dengan amplifikasi dan teknik literal
dangan peminjaman murni menyebabkan berkurangnya tingkat keakuratan tuturan.
Penurunan tingkat keakuratan pada kombinasi-kombinasi teknik tersebut terjadi
karena perubahan pesan pada teks bahasa sasaran.
Berikut ini tabel yang menunjukan hubungan antara keakuratan dengan
teknik-teknik yang diterapkan.
Tabel 11-VI : Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob berdasar tingkat
keakuratan dan teknik penerjemahan yang diterapkan
Akurasi Teknik Nomor data Jumlah Persentase
Akurtat LIT 005,010,013,018,020,022,029,030,031,032,
033,037,041,042,044,048,056,057,059,060,
061,066,072,073,075,076,079,081,092,
50 30,6%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
093,099,102,106,107,115,120,122,124,126,
130,134,139,140,142,146,152,155,159,160,
162
PM 015,045,052,069,070,078,091,104,105,113,
116,119,131,141,149,158,161
17 10,4%
PN 016,026,071,121,132,136 6 3,6%
PL 004 1 0,6%
MOD 025,055,063,077,157 5 3%
VAR 064 1 0,6%
KAL 002,028,038,043,074,090,098,100,109,
133,145
11 6,7%
DUP 001,003,007,014,017,019,024,024,034,
,039,040,046,047,049,050,051,053,054,
058,062,065,068,080,083,086,087,088,
089,095,097,101,103,110,111,112,117,
118,123,125,127,128,129,137,138,144,
147,148,150,151,153,156,163
52 31,9%
TRI 006,008,012,021,027,036,067,082,085 9 5,5%
Kurang akurat
DUP 035,096,114,135,143 5 3%
TRI 009,011 2 1,2%
MOD 154 1 0,6%
KAL 094 1 0,6%
LIT 084 1 0,6%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Tidak akurat
DUP 108 1 0,6%
Total 163 100%
b. Tingkat keberterimaan
Karena keberterimaan menunjukan seberapa tinggi teks terjemahan
mengikuti kaidah-kaidah bahasa sasaran, baik kaidah gramatikal maupun kaidah
kultural, Keberterimaan tidak terkait dengan teks bahasa sumber. Tingkat
keberterimaan terjemahan tuturan Spongebob pada komik Amazing Journey dan
terjemahannya adalah tinggi. Terdapat 141 data yang tergolong dalam terjemahan
yang berterima, 21 data tergolong dalam terjemahan yang kurang berterima,
sementara hanya ada 1 data yang dikategorikan dalam terjemahan yang tidak
berterima.
Keberterimaan terjemahan yang tinggi diperoleh dari pilihan kata dan tata
bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sasaran/bahasa Indonesia. Teknik
kalke yang diterapkan penerjemah juga memberi banyak kontribusi terhadap
tingkat keberterimaan terjemahan tuturan. Demikian hal nya dengan penerapan
teknik modulasi yang antara lain dijumpai dalam bentuk perubahan ujaran teks
bahasa sumber yang berkonstruksi aktif menjadi konstruksi pasif. Teknik modulasi
dalam kasus ini dipakai secara tepat dan berkontribusi positif pada tingkat
keberterimaan. Teknik literal juga memberikan kontribusi keberterimaan pada
ujaran-ujaran yang pendek dengan gramatikal sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Meskipun begitu ada beberapa teknik yang membuat terjemahan
berkeberterimaan rendah. Teknik pinjaman murni adalah salah satu teknik yang
memberi sumbangan pada kekurang berterimaan terjemahan tuturan. Peminjaman
kata ynag tidak disesuaikan ejaannya dalam bahasa indonesia dan pemilihan kata
sanding atau kolokasi kata yang tidak tepat juga membuat terjemahan kurang
berterima. Disini nampak bahwa seorang penerjemah memerlukan kreatifitas yang
tinggi agar bisa menghasilkan terjemahan yang lebih berterima. Kemampuan
memilih kata yang tepat sesuai konteks situasi dan kata sanding yang lazim akan
membantu penerjemah meningkatkan kualitas terjemahannya.
Tabel 12-VI . Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob berdasar tingkat
keberterimaan dan teknik penerjemahan yang diterapkan
Keberterimaan Teknik Nomor data Jumlah Persentase
Berterima LIT 005,010,013,018,020,029,030,031,032,
033,037,041,042,044,048,056,057,059,
060,061,072,073,075,079,081,084,092,
093,099,102,106,107,115,120,122,124,
126,130,134,139,140,142,146,152,155,
159,160,162
48 29,4%
PM 015,045,052,069,070,078,091,104,105,
113,116,119,131,141,149,158,161
17 10,4%
PN 016,026,071,121,132,136 6 3,6%
PL 004 1 0,6%
MOD 025,055,063,077,157 5 3%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
VAR 064 1 0,6%
KAL 002,028,038,043,074,090,094,098,100,
109,133,145
12 7,3%
DUP 003,014,017,019,024,024,034,035,039,
040,046,049,050,051,054,062,068,080,
086,087,095,097,101,103,108,110,111,
112,117,118,123,127,128,135,137,138,
147,148,150,151,153,156,163
43 26,3%
TRI 006,008,009,011,012,027,036,067
8 4,9%
Kurang berterima
TRI 021,082,085 3 1,8%
MOD 154 1 0,6%
LIT 022,066,076,120
4 2,4%
DUP 001,007,053,058,065,083,088,089,096,
114,125,129,143
13 7,9%
Tidak berterima
DUP 047 1 0,6%
Total 163 100%
4. Jenis dan fungsi serta pergeseran ilokusi, teknik penerjemahan, dan
kualitas terjemahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Berdasarkan analisis, peneliti menemukan ada tiga komponen hasil analisis
yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Ketiga komponen hasil analisis tersebut
adalah jenis dan fungsi serta pergeseran ilokusi, teknik penerjemahan, dan kualitas
terjemahan.
Relasi ketiganya secara sederhana dapat didiskripsikan bahwa teknik
penerjemahan yang diterapkan menentukan apakah makna tuturan bahasa sumber
tersampaikan sepadan atau tidak. Apabila makna yang disampaikan sepadan dan
tidak terjadi pergeseran jenis dan fungsi ilokusi maka akan menghasilkan
keakuratan yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Table 13-IV. Jenis, fungsi, pergeseran ilokusi, teknik dan keakuratan serta keberterimaan
Jenis ilokusi Fungsi ilokusi Pergeseran ilokusi dalam bahasa sasaran
Teknik Keakuratan Keberterimaan Akurat Kurang
akurat Tidak akurat
Berterima Kurang berterima
Tidak berterima
Asertif Mengatakan Tidak bergeser Literal 17,1% - - 16,5% 0,6% -
Peminjaman murni
10,4% - - 10,4% - -
Kalke 3,0% - - 3,0% - -
Padanan naturalisasi
3,6% - - 3,6% - -
Modulasi 1,8% - - 1,8% - -
Variasi 0,6% - - 0,6% - -
Duplet 12,2% - - 9,8% 2,4% -
Triplet 1,8% 0,6% - 2,4% - -
Menjelaskan Tidak bergeser Literal 1,8 0,6% - 1,2% 1,2% -
Duplet 4,8% 1,2% - 4,8% 1,2% -
Triplet 0,6% - - 0,6% - -
Memberitahu Tidak bergeser Literal 2,4% - - 2,4% - -
Kalke 1,2% - - 1,2% - -
Duplet 2,4% 0,6% 0,6% 2,4% 1,2% -
Menanyakan Tidak bergeser Literal 2,4% - - 2,4% - -
Kalke - 0,6% - 0,6% - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Modulasi 0,6% - - 0,6% - - Duplet 3,0% - - 1,8% 0,6% 0,6%
Meyakinkan Tidak bergeser Literal 1,2% - - 1,2% - -
Modulasi - 0,6% - 0,6% -
Membenarkan Tidak bergeser Literal 0,6% - - 0,6% - -
Duplet 0,6% - - 0,6% - -
Menya ngsikan Tidak bergeser Kalke 0,6% - - 0,6% - -
Duplet 0,6% - - 0,6% - -
Direktif Memohon Tidak bergeser Literal
2,4% - - 1,8% 0,6% -
Duplet 4,2% 0,6% - 4,2% 0,6% -
Triplet 3,6% - - 0,6% 3,0% -
Menyarankan Tidak bergeser Literal
1,2% - - 1,2% - -
Kalke 0,6% - - 0,6% - -
Duplet 2,4% - - 1,8% 0,6% -
Menyuruh Tidak bergeser Literal
1,2% - - 1,2% - -
Modulasi 0,6% - - 0,6% - -
Duplet 0,6% - - 0,6% - -
Triplet 0,6% - 0,6% - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Meng harapkan Tidak bergeser Triplet 0,6% - - 0,6% - -
Ekspresif Berterima kasih Tidak bergeser Duplet 1,2% - - 1,2% - -
Menilai Tidak bergeser Padanan lazim 0,6% - - 0,6% - -
Komisif Berjanji Tidak bergeser Kalke 0,6% - - 0,6% - - Total 93,2% 6,1% 0,6% 86,5% 12,8% 0,6%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Dari tabel 13 diatas, dapat dilihat bahwa tuturan-tuturan yang termasuk dalam
kategori asertif dengan fungsi menjelaskan yang diterjemahkan dengan menggunakan
teknik literal dan duplet adalah tuturan dengan jumlah data terbanyak. Adapun,
kategori ekspresif dangan fungsi menilai dan komisif dengan fungsi berjanji masing-
masing hanya terdiri dari 1(0,6%) data. Sementara itu, kualitas terjemahan
menunjukkan bahwa hanya ada satu tuturan yang diterjemahkan secara tidak akurat,
yaitu tuturan nomer 108. Tuturan nomer 108 adalah tuturan asertif dengan fungsi
memberitau yang diterjemahkan dengan teknik duplet. Dalam hal ini teknik yang
digunakan adalah literal dan peminjaman murni. Penerapan teknik tersebut ternyata
membuat makna tuturan tidak tersampaikan dalam bahasa sasaran. Selain terjemahan
yang tidak akurat, peneliti juga menemukan terjemahan yang kurang akurat sebanyak
10 (6,0%) data yang banyak diterjemahkan dengan dua teknik atau duplet. Data
nomer 035,096,114,135,143 adalah data yang diterjemahkan dengan gabungan dua
teknik (duplet), Data nomer 009,011 diterjemahkan dengan gabungan tiga teknik atau
triplet dan masing-masing satu data (0,6%) yang diterjemahkan dengan teknik
modulsi (data nomer154), literal (data nomer 084) dan kalke (data nomer 94).
Dari tingkat keberterimaan dapat dilihat bahwa terdapat data yang
diterjemahkan dengan tingkat keberterimaan rendah atau kurang berterima yaitu data
nomer 001,007,021,022,053,058,065,066,076,082,083,085,088,089,096,114,120,125,129,143 dan154.
Ke dua puluh satu (12,6%) data tersebut diterjemahkan dengan menggunakan empat
klasifikasi teknik yang berbeda. Data nomer
001,007,053,058,065,083,088,089,096,114,125,129 dan 143 diterjemahkan dengan
menggunakan teknik duplet atau gabungan dua teknik. Data nomer 022,066,076 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
120 diterjemahkan dengan menggunakan teknik literal. Data nomer 021,082 dan 085
diterjemahkan dengan gabungan 3 teknik (triplet) dan data nomer 154 diterjemahkan
dengan menggunakan teknik modulasi. Hanya terdapat 1 (0,6%) data yang
dikategirikan kedalam terjemahan yang tidak berterima yaitu data nomer 047 yang
diterjemahkan dengan menggunakan gabungan antara teknik peminjaman murni dan
literal. Selain data-data yang tersebut diatas semua tuturan yang ada dalam karakter
tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey diterjemahkan secara akurat dan
berterima.
5. Tema budaya
Analsis tema adalah analisis data untuk menentukan hubungan antar domain
dan hubungan antara domain-domain tersebut dengan pemandangan budaya secara
keseluruhan (Spradley, 1980:87-88). Tema budaya didapat setelah dilakukan
analisis berulang terhadap domain, taksonomi dan komponen penelitian. Dalam
penelitian ini analisis tema budaya dilakukan untuk melihat apakah terjemahan
tuturan Spongebob dalam komik Petualangan Seru masih mecerminkan karakter
Spongebob dalam komik Amazing Journey atau tidak. Spongebob sebagai tokoh
kartun yang terkenal dikalangan anak-anak mempunyai karakter polos, optimis,
selalu ceria, memiliki prasangka baik terhadap siapapun dan mempunyai rasa kasih
sayang berlebihan terhadap orang lain, serta sangat mencintai pekerjaannya
(wikipedia.com). Penelitian ini setidaknya menemukan tiga karakter Spongebob
yang terdapat dalam komik Amazing Journey, yaitu: mempunyai rasa kasih sayang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
berlebihan terhadap orang lain, memiliki prasangka baik terhadap siapapun dan
sangat mencintai pekerjaannya.
Mempunyai rasa kasih sayang yang berlebihan terhadap orang lain yang
merupakan salah satu karakter Spongebob ditunjukkan antara lain pada data
139,142,148. Data nomer 139,142,148 adalah jenis tuturan direktif dengan fungsi
menyarankan. Dalam hal ini tokoh Spongebob menyarankan sahabatnya Sandy
untuk tidak melawan cacing Alaska walaupun Sandy adalah tokoh karate yang
paling ahli di Bikini Bottom. Kekhawatiran Spongebob yang ditunjukkan dengan
tuturan-tuturan direktif yang berfungsi menyarankan menunjukkan bahwa
Spongebob mempunyai karakter mempunyai rasa kasih sayang yang berlebihan
terhadap orang lain. Ketiga data tersebut diterjemahkan dengan tingkat keakuratan
dan keberterimaan tinggi oleh penerjemah. Adapun jenis dan fungsi ilokusi tuturan-
tuturan tersebut juga tidak mengalami perubahan dalam bahasa sasaran.
Tuturan nomer 123 adalah contoh tuturan yang mencerminkan karakter
memiliki prasangka baik terhadap siapapun dari tokoh spongebob. Tuturan 123
adalah tuturan yang diucapkan Spongebob kepada polisi yang sedang
mengkonfirmasi bukti-bukti untuk menangkap sahabatnya Patrick. Berprasangka
baik terhadap siapapun sebagai salah satu karakter dari Spongebob terkadang
menyusahkan sahabat-sahabatnya. Tuturan nomer 123 adalah tuturan yang berjenis
asertif dengan fungsi membenarkan. Teknik literal dan peminjaman murni adalah
gabungan dua teknik yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan
tersebut. Tingakat keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan tersebut
masing-masing berada pada kategori 3. Ini berarti bahwa terjemahan tuturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
tersebut tidak hanya akurat akan tetapi juga berterima. Dengan tidak adanya
pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam tuturan bahasa sasaran menunjukkan
bahwa penerjemah berhasil mempertahankan jenis dan fungsi ilokusi bahasa
sumber.
Sementara itu, tuturan nomer 090 adalah cerminan karakter Spongebob yang
sangat mencintai pekerjaannya. Tuturan 090 adalah tuturan komisif dengan fungsi
berjanji. Melalui tuturan nomer 090 tersebut Spongebob berjanji pada Mr.Krab
akan menjadi pegawai yang baik. Meskipun dalam konteks percakapan Spongebob
telah melakukan kesalahan karena tidak memperhatikan saran dari Mr.Krabs, akan
tetapi Spongebob tetap tidak ingin Mr.Krabs memecatnya. Oleh karena itu,
Spongebob mengucapkan janji pada Mr.Krabs agar dirinya tidak jadi memecatnya.
Tuturan tersebut diterjemahkan dengan menggunakan teknik kalke dengan tingkat
keakuratan dan keberterimaan yang tinggi. Hal ini berarti makna dari tuturan
bahasa sumber tersampaikan secara akurat dan berterima dalam bahasa sasaran.
Pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran juga tidak ditemukan
dalam terjemahan tuturan ini.
Berdasarkan, analisis berulang terhadap domain, taksonomi dan komponen
penelitian dapat dilihat bahwa terjemahan tuturan Spongebob dalam bahasa sasaran
masih mencerminkan karakter asli dari tokoh Spongebob. Tidak adanya pergeseran
jenis dan fungsi ilokusi, pemilihan teknik yang tepat dan tingginya tingkat
keakuratan dan keberterimaan turut menyumbang kesepadanan karakter
Spongebob. Dengan demikian, penerjemah berhasil menerjemahkan tuturan tokoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
Spongebob dengan tetap mempertahankan keaslian karakter Spongebob dalam
bahasa sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Analisis hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV membuat peneliti
sampai pada beberapa kesimpulan yang disarikan sebagai berikut:
1. Jenis dan fungsi serta pergeseran ilokusi
Tuturan-tuturan karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan
terjemahannya memiliki jenis dan fungsi ilokusi tuturan yang beragam. Terdapat
empat jenis ilokusi yang ditemukan yaitu ilokusi asertif, direktif, komisif, dan
ekspresif. Dari 4 jenis kategori ilokusi, ditemukan 14 tindak fungsi ilokusi;
mengatakan, menjelaskan, membenarkan, menanyakan, meyangsikan, member
informasi, meyakinkan, memohon, menyarankan, menyuruh, mengharapkan,
berjanji, menilai dan berterimakasih.
Jenis tuturan yang paling banyak ditemukan adalah tuturan asertif dengan
129 kasus. Dari jumlah tersebut, fungsi yang banyak digunakan adalah mengatakan
dengan 84 kasus, menjelaskan dengan 15 kasus, memberitahu dengan 12 kasus,
menanyakan dengan 11 kasus, meyakinkan dengan 3 kasus, membenarkan dan
menyangsikan masing-masing dengan 2 kasus.
Pada urutan ke dua, tuturan kategori direktif dengan 30 kasus. Ada empat
macam fungsi ilokusi yang ditemukan dalam kategori ini, yaitu: memohon,
menyarankan, menyuruh dan mengharapkan. Fungsi ilokusi yang paling banyak
124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
adalah memohon dengan 18 kasus, menyarankan dengan 6 kasus, menyuruh
dengan 5 kasus dan mengharapkan dengan 1 kasus.
Pada urutan ke tiga adalah tuturan kategori ekspresif dengan 3 kasus. Dalam
kategori ini ditemukan dua jenis fungsi ilokusi yaitu berterimaksih dengan 2 kasus
dan menilai dengan 1 kasus.
Sementara itu, jenis tuturan yang paling sedikit yang ditemukan adalah
kategori komisif yang terdiri dari 1 kasus dengan fungsi ilokusi berjanji.
Adapun jenis dan fungsi ilokusi dalam tuturan bahasa sasaran sepadan
dengan jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sumber. Dengan demikian, tidak
terjadi pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam terjemahan tuturan.
2. Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan tuturan karakter Spongebob.
Teknik yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan karakter Spongebob
cukup bervariasi, dari teknik tunggal hingga teknik gabungan. Teknik tunggal yang
ditemukan antara lain teknik literal, peminjaman murni, kalke, peminjaman
naturalisasi, modulasi, variasi, padanan lazim. Adapun teknik gabungan meliputi
gabungan dua teknik (duplet) dan gabungan tiga teknik (triplet).
Ditinjau dari frekuensi temuannya, gabungan dua teknik (duplet) dan literal
menempati peringkat paling tinggi dengan masing-masing 58 dan 51 kasus.
Sementara itu, teknik peminjaman murni, kalke dan gabungan tiga teknik (triplet)
berada pada peringkat ke tiga, ke empat dan ke lima dengan 17,12 da 11 kasus.
Tekik peminjaman naturalisasi dan modulasi mempunyai jumlah kasus yang sama
yaitu masing-masing 6 kasus. Teknik yang paling sedikit digunakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
menerjemahkan tuturan karakter Spongebob adalah teknik padanan lazim dan
variasi yang masing-masing hanya terdiri dari satu kasus.
3. Tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan tokoh Spongebob
Secara umum tingkat keakuratan terjemahan tuturan karakter Spongebob
dapat dikatakan tinggi. Dari 163 kasus hanya ada 1 kasus yang dikategorikan kedalam
penerjemahan yang tidak akurat, dan 10 kasus dikategorikan kedalam terjemahan
yang kurang akurat. Sementara itu, tingkat keberterimaan terjemahan tuturan karakter
Spongebob juga tergolong tinggi. Dari 163 kasus hanya ada 1 kasus yang
diketegorikan dalam terjemahan yang tidak berterima.
4. Dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan keberterimaan
Dari Sembilan teknik yang ditemukan, teknik peminjaman murni,
peminjaman naturalisasi, padanan lazim dan variasi adalah teknik-teknik yang
menyumbang tingginya tingkat keakuratan dan keberterimaan. Dari semua data yang
termasuk kategori teknik-teknik diatas kesemuanya diterjemahkan secara akurat.
Adapun penerapan teknik literal, kalke, modulasi, duplet, dan triplet menyebabkan
adanya sebagian terjemahan yang kurang dan tidak akurat.
Sementara itu pada tingkat keberterimaan terjemahan, penerapan teknik
literal, modulasi, duplet, dan triplet menyebabkan ada sebagian terjemahan tuturan
yang kurang berterima dalam bahasa sasaran. Bahkan, penerapan ada satu tuturan
yang terkategorikan ke dalam terjemahan yang tidak berterima sebagai dampak dari
penerapan teknik duplet. Adapun penerapan teknik peminjaman murni, peminjaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
naturalisasi, kalke, padanan lazim dan variasi menghasilkan terjemahan yang
berterima pada setiap data.
B. Saran
1. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap produk terjemahan. Temuan-
temuan yang dihasilkan merupakan fenomena yang ada dalam teks hasil
terjemahan. Alasan-alasan yang terkait dengan keputusan penerjemah dalam
menerjemahkan tuturan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran tidak bisa
ditelusuri lebih dalam karena peneliti tidak melakukan penelitian proses. Peneliti
menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk menggali lebih dalam proses
penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah. Dengan demikian, alasan-alasan
penerjemah dalam mengambil keputusan akan bisa terungkap.
2. Penelitian ini juga hanya meneliti kualitas terjemahan dari aspek keakuratan dan
keberterimaan. Aspek keterbacaan yang juga termasuk dalam aspek kualitas
terjemahan tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini bukan tanpa alasan. Tidak
ditelitinya aspek keterbacaan dalam penelitian ini karena penelitian ini hanya
mengambil bagian dari keseluruhan teks yang ada dalam sumber data, yaitu teks
yang berupa tuturan tokoh Spongebob.
3. Peneliti-peneliti lain yang tertarik dengan penelitian penerjemahan tuturan
hendaknya memperhatikan makna tidak hanya sampai pada tataran semantik tapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
sampai pada tataran pragmatik. Hal ini disebabkan karena makna dari sebuah
tuturan akan sangat bergantung pada konteks percakapan dimana tuturan
tersebut dituturkan. Sebuah tuturan diproduksi karena pembicara atau penutur
menginginkan sebuah maksud. Dengan demikan, pemahaman akan makna
sebuah tuturan hanya dapat dilihat dengan memahami konteks dimana tuturan
tersebut terjadi.
4. Penelitian penerjemahan dengan pendekatan pragmatik yang dilakukan peneliti ini
difokuskan pada tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey sebagai
tokoh utama dalam komik tersebut. Masih banyak tuturan-tuturan tokoh lain dalam
komik Amazing Journey yang mungkin untuk diteliti. Misalnya, tokoh Mr. Krab,
Patrick, Sandy, dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2002).Prosedur penelitiaan: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Austin, J.L. (1962). How to do things with words. Oxford: Clarendon Press
Baker, M. (1992). In other word: a course book on translation. London: Routledge Bassnett, S. (1980). Translation studies. London: Routledge.
Basuki, A.R. (2002). Tindak ilokusi dalam seni pertunjukan ketoprak . Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Bell, R.T. (1991). Translation and translating: theory and practice. London:
Longman. Higgleton, E & Seaton, A. (1995). Chambers Essential English Dictionary.
Edinburgh: Chambers English. Hymes, D. (1972). Models of the interaction of language and social life. In J.J.
Gumperz & D. Hymes(eds). Directions in sociolinguistics. New York: Holt, Rinehart and Wiston, Inc.
Leech, G. (1983). Principles of Pragmatics. London: Longman Group Limited.
Leech, G. (1993). Prinsip-prinsip Pragmatik (Penerjemah MDD Oka, MA). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Hillenburg, S. (2009). Songebob squarepants: Amazing journey. Viacom International Inc
Hu, Y. (2003). The sociosemiotic approach and translation of fiction.
http://Accurapid.com/journal/14fiction.htm. diakses pada tanggal 6 mei 2010 Komik Warna Team. (2009). Songebob squarepants: Petualangan seru. Jakarta:
Komik Warna Koponen, M. (2004). Wordplay in Donald Duck comics and their Finish translation.
Helsinki: University of Helsinki. Kridalaksana, H. (1984). Kamus linguistik. Jakarta : PT. Gramedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Larson, M. (1984). Meaning based translation: A guide to cross language equivalence. USA: University Press of America.
Machali, R. (2000). Pedoman bagi penerjemah. Jakarta: PT Grasindo
Monila, L and Albir, A.H. (2002). Translation techniques revisited: A dynamic and functionalist approach. Meta Vol XLVII, No.4 Hal.498-512
Munday, J. (2001). Introducing translation studies: theories and application.
London: Routledge Nababan, M.R. (2003). Teori menerjemah bahasa Inggris. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Nababan, M.R. (2010). Pengembangan model kualitas penerjemahan. (Ringkasan
Hasil Penelitian)
Nababan, M.R. (2004). Translation process, practice, and products of professional Indonesian translators. Thesis. New Zealand: Victoria University of Wellington.
Neubert, A. (2004). Case studies in translation: The study of translation.. A Paper
Presented on Accros Language and Culture. Newmark, P. (1988). A textbook of translation. London: Prentice-Hall.
Newmark, P. (1981). Approach to translation. Oxford: Pegamon Press.
Oittinen, R. (2003). Where the wild things are: translating picture books. Meta Vol XLVIII, No.2 Hal.128-141
Ordudari, M. (2007). Translation procedures, strategies and methods.
http://accurapid.com/journal/ 41culture.htm. diakses pada tanggal 8 Januari 2011
Putranti, A. (2007). Kajian terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam teks terjemahan
film American Beauty. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Searle, J.R. (1969). Speech acts: An eassy in the philosophy of language. Cambrige:
Cambrige University Press. Shuttleworth, M and Cowie, M. (1997). Dictionary of translation studies.
Manchester: St.Jerome Publishing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Simanjuntak, F. (2006). Kajian terhadap strategi penerjemahan dan kualitas terjemahan buku cerita komik the very best of Donald Duck comics dalam Bahasa Indonesia. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Spradley, J.P. (1980). Metode etnografi. (M.Z. Elizabeth, trans). Yogyakarta: Tiara
Wacana. Suryawinata, Z dan Heriyanto, S. (2003). Translation : Bahasan teori & penuntun
praktis menerjemahkan . Yogyakarta: Kanisius Sutopo, H.B. (2006). Penelitian kualitatif : Dasar teori dan terapannya dalam
penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Wong, D. Shen. (1999). Factors influencing the process of translating. Meta Vol
XLIV, No.1 Yule, G. (1996). Pragmatics. New York: Oxford University Press
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Lampiran 1 Data dan kode data
NO
KODE BSU BSA
1 001/Bsu/AJ/8/Bsa/PS/8
Another nice day at Glove World. Satu lagi hari yang indah di Glove world.
2 002/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Alright, this is a glove flashlight. Baiklah, ini senter sarung tangan.
3 003/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
I can see you. Aku melihatmu.
4 004/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Cool! Kerennn!!
5 005/Bsu/AJ/10/Bsa/PS/10
What? Apa?
6 006/Bsu/AJ/10/Bsa/PS/10
Patrick, I think we took the wrong bus! Patrick, kukira kita salah naik bis!
7 007/Bsu/AJ/11/Bsa/PS/11 Sir, we took the wrong bus. We need to return to Bikini Bottom.
Tuan, kami salah bis. Kami harus kembali ke Bikini Bottom.
8 008/Bsu/AJ/12/Bsa/PS/12 Rock Bottom. It’s creedy here. Even the sand looks different
Rock Bottom. Sangat aneh disini, keadaanya sangat lain. Bahkan tanahnya saja kelihatan lain.
9 009/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14 Alright, you wait here. Call me when the bus comes. I will take a look at the schedule.
Baik, kau tunggu bis, panggil aku jika bisnya datang. Aku akan melihat jadwal bis. Gelap sekali!
10 010/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14 Patrickk!! Wait for me!!! Patrick!! Tungguuu akuu!!
11 011/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14 Hosh…hosh…I better wait here for the next bus…hosh…hosh…
Hoshh…hosh…sebaiknya aku menunggu bis yang berikutnya saja…Hosh…hosh
12 012/Bsu/AJ/15/Bsa/PS/15 Come on bus, I need to return home and feed Ayo, bis cepat datang, aku harus pulang dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Gary.
memberi makan Gary.
13 013/Bsu/AJ/15/Bsa/PS/15 Uh…oh my shoelace is united. Uh…oh…tali sepatu lepas. 14 014/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 My balloon!! Balonku lepas!! 15 015/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Ughhh… Ughhh.. 16 016/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Bus!! Bis!! 17 017/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Wait!wait!stop the bus! Tunggu!tunggu! hentikan bis itu! 18 018/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Aahhh…missed again!! Ahhhh…ketinggalan lagi!! 19 019/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 Excuse me, can you help me? Permisi, tuan bisakah kau menolongku? 20 020/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
I wanna know… Aku ingin tahu…
21 021/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 Hey sir, wait! Do you know when the next bus arrives?
Hei, tuan, tunggu!! Aku ingin tahu kapan bis berikutnya datang!
22 022/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 Hey sir, wait! Hei, tuan, tunggguuu!! 23 023/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 Bus! wait! Bis!! Tunggu!! 24 024/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 Waiting for the bus makes me hungry. Menunggu bis membuat lapar!! 25 025/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 No worry! I have glove candies! Untung ada permen glove!! 26 026/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 Nyum...nyumm.. Nyam…nyamm.. 27 027/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 Pffff…tastes weird! Fuehhh…rasa permen yang aneh!! 28 028/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 Hmm, there is a candy dispenser across the road! Hmm…diseberang jalan ada mesin permen! 29 029/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 Press here…aihh… Pencet disini…aihh… 30 030/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19
Ooow!wait!!! Ooow! Tunggu!
31 031/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 I need to be little faster before the bus comes. Aku harus lebih cepat sebelum bis datang! 32 032/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 Mhh…bus not here yet! Mmhh…bis belum datang! 33 033/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 Come! Hurry!! Ayo! Ayo cepat! 34 034/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 Arrgggh…missed it again! Arghh…ketinggalan lagi!! 35 035/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21 It’s better to wait at the terminal. Lebih baik, aku langsung ke terminal bis. 36 036/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21 I want to buy a ticket to Bikini Bottom. Aku mau beli tiket bis yang ke Bikini Bottom.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
37 037/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21 At least the queue moves. Paling tidak antriannya berjalan. 38 038/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 Finally, my turn! Akhirnya giliranku! 39 039/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 When does the next bus leave for Bikini Bottom? Kapan bis berikutnya ke Bikini Bottom? 40 040/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 Bus schedule? The next one? To Bikini Bottom! Jadwal bis? Bis yang akan datang? Bis yang
selanjutnya ke Bikini Bottom Bllt? 41 041/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 Wait! Ahh…where’s the light? Tunggu!! Ahh…dimana lampunya?? 42 042/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Oh no!! the light is out! Oh…tidak!! lampunya mati!! 43 043/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Maybe it’s not too dark outside! Mungkin diluar tidak telalu gelap! 44 044/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Nooo! I can’t see a thing! Tidakkk!! Aku tidak bisa lihat apa – apa!!
45 045/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Ouch!! Ouch!! 46 046/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Kyaa…what is that? Hiyy…sssuaraa appaa ituu?? 47 047/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 Hey…who’s there? Hey, siapa disana? 48 048/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 Oh…it’s you Oh, ternyata kau. 49 049/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 I’m stuck here. I need to get on the bus home. Aku terjebak disini. Aku harus naik bis untuk
pulang. 50 050/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 Thanks for returning my balloon! You don’t
understand anything I said, do you? Bllt…blllt. Terima kasih kau mengembalikan balonku! Kau tidak mengerti sedikitpun ucapanku ini, kan? Bllt…Blllt.
51 051/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 I have a problem bigger than this ballon. I need to go home…Bllt…Blllt.
Aku punya masalah yang lebih besar dari pada balon ini. Aku harus pulang Bllt...Blllt
52 052/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 Hmm??? Hmm??? 53 053/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 Hey, I understand. Just hold on to the balloon. Hey! Aku mengerti naik balon saja. 54 054/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 Thank you…Blllt! Terima kasih Bllllt. 55 055/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26 Wow! I can see bikini bottom!
Wow!! Bikini Bottom sudah terlihat!
56 056/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26 Almost there !! Hampir sampai!! 57 057/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26 So good to be home! Senangnya bisa sampai di rumah!
58 058/Bsu/AJ/28/Bsa/PS/28 Who’s back mr.krabs? Siapa yang kembali, tuan Krab ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
59 059/Bsu/AJ/30/Bsa/PS/30 What could be worse than that? Apa lagi yang lebih buruk selain itu? 60 060/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31
That is scary! Pengait benar-benar menyeramkan!!.
61 061/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31 I can’t go home now. I’m working! Aku tidak bisa pulang sekarang. Aku sedang bekerja
62 062/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31 Alright then…let’s go to the carnival. Benar, kalau begitu, ayo, kita pergi ke karnaval. 63 063/Bsu/AJ/32/Bsa/PS/32 Why are we alone? Mengapa tidak ada orang lain? 64 064/Bsu/AJ/32/Bsa/PS/32 Ummm? Hah!!! 65 065/Bsu/AJ/33/Bsa/PS/33 Patrick, don’t touch that. It’s not a carnival.
That’s a hook. Mr.Krabs said it’s dangerous! Patrick, jangan menyentuhnya. Ini bukan karnaval! Itu pengait! Tuan Krab bilang mereka berbahaya!
66 066/Bsu/AJ/33/Bsa/PS/33 But, Mr.krabs said… Tapi, tuan Krab bilang ….
67 067/Bsu/AJ/34/Bsa/PS/34 Ahhh, Patrick!help! Patrick! Come back buddy!
Ahhhh…Patrick! Tolong! Patrick! Tolong! Patrick! Kembali sahabatku!
68 068/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35 Patrick, you’re alive! Patrick, kau masih hidup! 69 069/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35 Yeahhh! Yeahhh 70 070/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35
Hahaha Hahaha
71 071/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35 Yeehaa! Yi haaa
72 072/Bsu/AJ/38/Bsa/PS/38 Again! Lagi! 73 073/Bsu/AJ/39/Bsa/PS/39 I...I… Aku…aku…
74 074/Bsu/AJ/39/Bsa/PS/39 Souvenir shop Toko suvenir
75 075/Bsu/AJ/40/Bsa/PS/40 I’m ready! I’m ready! I’m ready!
Aku siap! Aku siap! Aku siap! Aku siap
76 076/Bsu/AJ/40/Bsa/PS/40 But Mr. Krabs said… Tapi tuan Krabs bilang… 77 077/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41 One ride won’t hurt, I guess Bermain sekali kan tidak apa-apa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
78 078/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41 Haahha Ha ha ha
79 079/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41 Hooks are fun! Pengait memang menyenangkan
80 080/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Huh! My shirt…that means… Hah! Bajuku…itu artinya …
81 081/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Help! Help!! Tolong! Tolong!
82 082/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42 Mr. Krabs! Help! I’m hooked! Souvenir shop! Canned tuna!
Tuan Krab! Tolong! Aku kena kait! Toko suvernir! Kaleng tuna!
83 083/Bsu/AJ/43/Bsa/PS/43 Pssst…Mr.Krabs! Psst…tuan Krab!
84 084/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44 Um….you remember the hooks we talked about yesterday?
Um…kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin.
85 085/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44 Oh…mr.Krabs! I’m hooked. What should I do? Oh, tuan Krab! Aku kena kait! Bagaimana ini? 86 086/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44 Ok! But I’m still hooked! Mhh…baik…aku lepaskan tapi masih
tersangkut… 87 087/Bsu/AJ/45/Bsa/PS/45 Ahhhh! Oh no…I’m being pulled! Ahhhh! Oh…tidak!! Aku ditarik ke atas!!! 88 088/Bsu/AJ/45/Bsa/PS/45 Mr. Krabs, help me! I promise to listen to what
you say! Tuan Krab tolong aku!!! Aku janji akan mendengarkan mu!!
89 089/Bsu/AJ/46/Bsa/PS/46 Please Mr. Krabs! Help me! Kumohon selamatkan aku, tuan Krab! 90 090/Bsu/AJ/46/Bsa/PS/46
I will be a very good employee! Hiks… Aku berjanji akan menjadi pegawai yang baik!
Hiks… 91 091/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47 Ouchh Ouchh
92 092/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47 Nooo!! Tidakk!! 93 093/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47 Shirt! Underwear! Baju! Celana dalam! 94 094/Bsu/AJ/48/Bsa/PS/48 Helllooo... anybody have a can opener? Halo? Ada yang punya pembuka kaleng? 95 095/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 That’s oyster stadium Itu stadium oyster. 96 096/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 You can see Clamu. She can spit a pearl 100 feet Kau bisa melihat kerang terbesar, dia bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
in the air. It’s like a cannon!
memuntahkan mutiara ke udara setinggi 100 kaki. Mulutnya seperti meriam!
97 097/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 I can’t wait to see her! Aku tak sabar melihatnya! Ayo!
98 098/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 Gaint clam!! Kerang raksas!! 99 099/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52 But she is sleeping. Tapi dari tadi kerang itu tidur. 100 100/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52
I will wake her up! Akan kucoba membangunkan kerang itu!
101 101/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52 Wake up clam! What if I give her a peanut? Ayo, bangun! Bangun! Oh ya, bagaimana kalau dikasih kacang?
102 102/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 Looks like she’e waking up. Sepertinya, kerang itu mulai bangun. 103 103/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 Patrick…she’s waking up! Patrick, kerangnya bangun! 104 104/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 Huahhh!!! Huahhh!!! 105 105/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 Gluk! Gluk! 106 106/Bsu/AJ/56/Bsa/PS/56 Huh? Uh… 107 107/Bsu/AJ/56/Bsa/PS/56 Trruuee… Bbbenar… 108 108/Bsu/AJ/57/Bsa/PS/57 I told you, I saw nothing, Patrick! Gee! Aku sudah bilang, aku tidak lihat Patrick! Huh!! 109 109/Bsu/AJ/57/Bsa/PS/57 Enough, pat! There’s nothing to investigate! Go
home! Now! Sudahlah, Pat! Tidak ada kejahatan yang perlu diselidiki! Sekarang,pulanglah!
110 110/Bsu/AJ/58/Bsa/PS/58 Fool Patrick! I didn’t do anything. Everything will be back to normal tomorrow!
Patrick bodoh, aku kan tidak melakukan apa-apa. Besok, semuanya akan kembali normal!
111 111/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59 I just gave her a peanut. I wanted to see the spectacular pearl spitting. Ohh… everyone is going to hate me!
Aku hanya melempar kacang. Aku hanya ingin melihat pertunjukkan yang spektakuler. Jika aku ketahuan, semua orang akan membeciku!
112 112/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59 I need advice. Hmm… who can I talk to that won’t hate me for what I’ve?
Aku perlu saran! Hmm…siapa yah yang bisa memberiku saran dan tidak akan membeciku walau aku melakukan kesalahan?
113 113/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59 Squidward! Squidward! Squidward! Squidward!
114 114/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59 Since you mention about the clam, I wanted to Kau menyinggung soal kerang, sebenarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
tell you… that I … I think I know who did this… aku…umm..sedang berpikir..umm..misalnya aku tahu yang melakukan sesuatu terhadap kerang itu.
115 115/Bsu/AJ/60/Bsa/PS/60 Ummm, actually… I mean…if…uhh..I did…don’t know…
Umm…sebenarnya..maksudku..misalnya..yahh..um..aku..uh..tidak tahu
116 116/Bsu/AJ/60/Bsa/PS/60 Squidward? Squidward? 117 117/Bsu/AJ/61/Bsa/PS/61 Patrick, what are you doing? Patrick, apa yang kau lakukan? 118 118/Bsu/AJ/61/Bsa/PS/61 I better go and see Sandy! She will know what to
do! Aku lebih baik menemui Sandy! Dia pasti tahu apa yang harus dilakukan!
119 119/Bsu/AJ/62/Bsa/PS/62 Gluk! Gluk
120 120/Bsu/AJ/62/Bsa/PS/62 I’m sorry Sandy…um…um…I need to get a haircut.
Maaf, Snady, aku harus, um..um.. menggunting rambut.
121 121/Bsu/AJ/63/Bsa/PS/63 Huh?!? Hah?!? 122 122/Bsu/AJ/63/Bsa/PS/63 Yes… Yyya.. 123 123/Bsu/AJ/64/Bsa/PS/64 Yes! Yes! That’s correct! The peanut. The
Patrick. Ya! Ya! Benar! Semuanya benar! Kacangnya !Patrick!
124 124/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66 Wait!! Hold the peanuts! Tunggu! Tahan kacangnya!
125 125/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66 Patrick Star is innocent! I will tell you the truth! Patrick Star tidak bersalah! Aku akan menyatakan kebenaran!
126 126/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66 I hope that truth and honesty will bring trust and forgiveness.
Aku berharap kebenaran dan kejujuran akan memulihkan kepercayaan dan menganugerahkan pengampunan.
127 127/Bsu/AJ/67/Bsa/PS/67 I was the one who threw the peanut at the giant clam!
Intinya, akulah yang melempar kacang ke kerang ini!
128 128/Bsu/AJ/67/Bsa/PS/67 I know what I did was wrong, so I apologize. I’m sorry pat. I’m sorry Bikini Bottom.
Aku tahu yang kulakukan salah, jadi aku minta maaf. Maafkan aku, Pat, maafkan aku Bikini Bottom!
129 129/Bsu/AJ/68/Bsa/PS/68 MR. Krabs! Tuan Krab! 130 130/Bsu/AJ/69/Bsa/PS/69 Wow! That pearl is the egg! She is now a mom! Wow…mutiara itu ternyata telur. Si kerang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
menjadi ibu! 131 131/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73 Hmm… Hmm..
132 132/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73 Huh?? Hah?? 133 133/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73 My house! Rumahku!! 134 134/Bsu/AJ/74/Bsa/PS/74 I saw it! It was huge! Aku melihatnya! Dia sangat besar! 135 135/Bsu/AJ/74/Bsa/PS/74 That Alaskan bull worm ate the whole house!
Cacing raksasa dari Alaska itu meliuk – liuk kesana kemari dan memakan semuanya!
136 136/Bsu/AJ/76/Bsa/PS/76 Huh!!! Hah!!! 137 137/Bsu/AJ/77/Bsa/PS/77 But Sandy, you don’t know what you’re dealing
with. We’re dealing with an Alaskan bull worm here!
Tapi, Sandy, kau tidak tahu apa yang kau hadapi. Yang kita bicarakan adalah cacing raksasa dari Alaska.
138 138/Bsu/AJ/77/Bsa/PS/77 But Sandy, the worm is very big! Tapi Sandy, cacing itu besar sekaliii!!! 139 139/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79 Wait! Sandy! Sandy! Don’t go! Tuggu! Sandy! Sandy, Jangan Pergi! 140 140/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79 Listen, that worm didn’t take your tail. I did! Dengar, cacing itu tidak mengambil ekormu, aku
yang mengambilnya!
141 141/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79
Hmm… Hmm..
142 142/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80 How about we go and eat ice cream? Bagaimana kalau makan es krim saja? 143 143/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80 Sandy, I’m your father and I forbid you to capture
the worm! Go home young lady! Sandy, aku ayahmu, dan aku melarangmu menantang cacing itu! Cepat pulang nona muda!
144 144/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80 Sandy, I can’t let you get killed! If it sees you, you’ll be eaten!
Sandy, aku tidak bisa membiarkanmu terbunuh! Jika kau menemuinya, kau akan dimakan!
145 145/Bsu/AJ/81/Bsa/PS/81 Nope, you are not strong enough! Tidak, kau tidak terlalu kuat! 146 146/Bsu/AJ/81/Bsa/PS/81 Alright…but..I… Baiklah. Tapi …aku..
147 147/Bsu/AJ/82/Bsa/PS/82 Are you sure Sandy? Sandy, apa kau yakin?
148 148/Bsu/AJ/82/Bsa/PS/82 Be careful Sandy! Hati-hati, sandy!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
149 149/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83 Sandy… Sandy… 150 150/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83
Sandy that’s not… Sandy, itu bukan…
151 151/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83 Sandy, that’s not the worm. It’s its tongue. Sandy, itu bukan cacingnya. Itu lidahnya 152 152/Bsu/AJ/84/Bsa/PS/84 Run! Save yourself! Lari, selamatkan dirimu!!!
153 153/Bsu/AJ/84/Bsa/PS/84 What’s the plan, Sandy? Apa rencanaya, Sandy? 154 154/Bsu/AJ/85/Bsa/PS/85 I know that! Didn’t I tell you it was huge? Aku tahu itu. Tunggu sebentar! Aku benar, kan? 155 155/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 Am I right? It’s too big for you, right? Benar kataku, dia terlalu besar untukmu kan? 156 156/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 I want to hear it from you! Aku ingin mendengarnya! 157 157/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 Now, Sandy!! Katakan sekarang!! 158 158/Bsu/AJ/87/Bsa/PS/87 Aaarghh Aaarghh 159 159/Bsu/AJ/87/Bsa/PS/87 What do we do now? Apa yang harus kita lakukan sekarang? 160 160/Bsu/AJ/88/Bsa/PS/88
Of course. Tentu saja.
161 161/Bsu/AJ/90/Bsa/PS/90 Whooaa Whooaa 162 162/Bsu/AJ/91/Bsa/PS/91 It wont’t be able to get out from there! Dia tidak akan bisa keluar dari sana! 163 163/Bsu/AJ/91/Bsa/PS/91 Let’s tell this to Bikini Bottom’s residents! Ayo! Kita beritahu penduduk Bikini Bottom!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Lampiran 2 Kode dan analisis data
Kode Jenis ilokusi Fungsi ilokusi Pergeseran jenis dan fungsi ilokusi
Teknik Rater I Rater II Rater III Kesimpulan Akhir
AK KB AK KB AK KB AK KB 001/Bsu/AJ/8/Bsa/PS/8
Asertif Mengatakan Tidak bergeser Kalke, peminjaman murni
3 2 3 3 3 2 3 2
002/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Asertif Memberitahu Tidak bergeser Kalke
3 3 3 3 3 3 3 3
003/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Asertif Mengatakan Tidak bergeser Literal, reduksi
3 3 3 3 3 3 3 3
004/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Ekspresif Menilai Tidak bergeser Padanan lazim
3 3 3 3 3 3 3 3
005/Bsu/AJ/10/Bsa/PS/10
Asertif Menanyakan Tidak bergeser Literal
3 3 3 3 3 3 3 3
006/Bsu/AJ/10/Bsa/PS/10
Asertif Menjelaskan Tidak bergeser Peminjaman murni, literal, peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
007/Bsu/AJ/11/Bsa/PS/11 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Literal, peminjaman naturalisasi
3 2 3 2 3 3 3 2
008/Bsu/AJ/12/Bsa/PS/12 Asertif Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman 3 3 2 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
murni, literal, amplifikasi
009/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14 Direktif Menyuruh Tidak bergeser Literal, transposisi, amplifikasi
3 3 2 3 2 3 2 3
010/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14 Direktif
Menyuruh Tidak bergeser literal 3 3 3 3 3 3 3 3
011/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni, kalke,reduksi
2 3 3 3 2 3 2 3
012/Bsu/AJ/15/Bsa/PS/15 Direktif
Mengharap Tidak bergeser Literal, peminjaman naturalisasi, peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
013/Bsu/AJ/15/Bsa/PS/15 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser literal 3 3 3 3 3 3 3 3
014/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke, amplifikasi
3 3 3 3 3 3 3 3
015/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
016/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
017/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal, peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
018/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
019/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal, amplifikasi
3 2 3 2 3 3 3 3
020/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
021/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal, modulasi, peminjaman naturalisasi
3 2 3 2 3 3 3 2
022/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal
3 2 3 2 3 3 3 2
023/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 Direktif
Memohon
Tidak bergeser Literal, peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
024/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
025/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Modulasi 3 3 3 3 3 3 3 3
026/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
027/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 Asertif Mengatakan Tidak bergeser Variasi, literal, amplifikasi
3 3 3 3 3 3 3 3
028/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
029/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 Asertif Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
030/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19
Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
031/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
032/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
033/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
034/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
035/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, amplifikasi
2 3 3 3 2 3 2 3
036/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, amplifikasi, peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
037/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
038/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
039/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Kalke, peminjaman alami
3 3 3 3 3 3 3 3
040/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal, amplifikasi
3 3 3 3 3 3 3 3
041/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
042/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
043/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
044/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
045/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
046/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Amplifikasi, literal
3 3 3 3 3 3 3 3
047/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Peminjaman murni, literal
3 2 3 2 3 1 3 1
048/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
049/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal, peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
050/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 Ekspresif
Berterimakasih
Tidak bergeser Literal, peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
051/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal, peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
052/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
053/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni, literal
3 2 3 3 3 2 3 2
054/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 Ekspresif Berterimakasi Tidak bergeser Literal, 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
h peminjaman murni
055/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Modulasi 3 3 3 3 3 3 3 3
056/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
057/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
058/Bsu/AJ/28/Bsa/PS/28 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Literal, peminjamn murni
3 2 3 2 3 3 3 2
059/Bsu/AJ/30/Bsa/PS/30 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
060/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31
Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 2 3 3 3 3 3 3
061/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
062/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, amplifikasi
3 2 3 3 3 3 3 3
063/Bsu/AJ/32/Bsa/PS/32 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Modulasi 3 3 3 3 3 3 3 3
064/Bsu/AJ/32/Bsa/PS/32 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Variasi 2 3 3 3 3 3 3 3
065/Bsu/AJ/33/Bsa/PS/33 Direktif
Menyarankan Tidak bergeser Peminjaman murni, literal
3 2 3 2 3 3 3 2
066/Bsu/AJ/33/Bsa/PS/33 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal
3 2 3 2 3 3 3 2
067/Bsu/AJ/34/Bsa/PS/34 Direktif Memohon Tidak bergeser Literal,amplifi 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
kasi, peminjaman murni
068/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Peminjaman murni, literal
3 3 3 3 3 3 3 3
069/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
070/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35
Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
071/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
072/Bsu/AJ/38/Bsa/PS/38 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
073/Bsu/AJ/39/Bsa/PS/39 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
074/Bsu/AJ/39/Bsa/PS/39 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
075/Bsu/AJ/40/Bsa/PS/40 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
076/Bsu/AJ/40/Bsa/PS/40 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal 3 2 3 2 3 3 3 2
077/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Modulasi 3 3 3 3 3 3 3 3
078/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
079/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
080/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman naturalisasi,
3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
kalke 081/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal
3 3 3 3 3 3 3 3
082/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42 Direktif
Memohon Tidak bergeser Kalke, literal, Peminjaman murni
3 2 3 2 3 3 3 2
083/Bsu/AJ/43/Bsa/PS/43 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, peminjaman murni
3 2 3 2 3 3 3 2
084/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal 2 3 3 3 2 3 2 3
085/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44 Direktif
Memohon Tidak bergeser Peminjaman murni, literal, modulasi
3 2 3 2 3 3 3 2
086/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal, amplifikasi
3 3 3 3 3 3 3 3
087/Bsu/AJ/45/Bsa/PS/45 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, amplifikasi
3 3 3 3 3 3 3 3
088/Bsu/AJ/45/Bsa/PS/45 Direktif
Memohon Tidak bergeser Peminjaman murni, literal
3 2 3 2 3 3 3 2
089/Bsu/AJ/46/Bsa/PS/46 Direktif
Memohon Tidak bergeser Kalke, Peminjaman murni
3 2 3 2 3 3 3 2
090/Bsu/AJ/46/Bsa/PS/46
Komisif
Berjanji Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
091/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
092/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47 Asertif Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
093/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
094/Bsu/AJ/48/Bsa/PS/48 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 2 3 2 3
095/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke, peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
096/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Literal, peminjaman murni
2 3 3 3 2 2 2 2
097/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, amplifikasi
3 3 3 3 3 3 3 3
098/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
099/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
100/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52
Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
101/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Amplifikasi, literal
3 3 3 3 3 3 3 3
102/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
103/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Peminjaman murni, literal
3 3 3 3 3 3 3 3
104/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
105/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 Asertif Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
murni 106/Bsu/AJ/56/Bsa/PS/56 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
107/Bsu/AJ/56/Bsa/PS/56 Asertif
Membenarkan
Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
108/Bsu/AJ/57/Bsa/PS/57 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Literal, Peminjaman murni
2 3 1 3 1 3 1 3
109/Bsu/AJ/57/Bsa/PS/57 Direktif
Menyarankan Tidak bergeser kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
110/Bsu/AJ/58/Bsa/PS/58 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke, Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
111/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, amplifikasi
3 3 3 3 3 3 3 3
112/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, variasi 3 3 3 3 3 3 3 3
113/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
114/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal, amplifikasi
2 2 3 3 2 2 2 2
115/Bsu/AJ/60/Bsa/PS/60 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
116/Bsu/AJ/60/Bsa/PS/60 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
117/Bsu/AJ/61/Bsa/PS/61 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Peminjaman murni, literal
3 3 3 3 3 3 3 3
118/Bsu/AJ/61/Bsa/PS/61 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni, literal
3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
119/Bsu/AJ/62/Bsa/PS/62 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
120/Bsu/AJ/62/Bsa/PS/62 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 2 3 2
121/Bsu/AJ/63/Bsa/PS/63 Asertif Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
122/Bsu/AJ/63/Bsa/PS/63 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
123/Bsu/AJ/64/Bsa/PS/64 Asertif
Membenarkan Tidak bergeser Literal, Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
124/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
125/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Peminjaman murni,literal
3 3 3 2 3 2 3 2
126/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
127/Bsu/AJ/67/Bsa/PS/67 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal, reduksi
3 3 3 3 3 3 3 3
128/Bsu/AJ/67/Bsa/PS/67 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal, Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
129/Bsu/AJ/68/Bsa/PS/68 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal, Peminjaman murni
3 2 3 2 3 3 3 2
130/Bsu/AJ/69/Bsa/PS/69 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
131/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73 Asertif Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
murni 132/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman
naruralisasi 3 3 3 3 3 3 3 3
133/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
134/Bsu/AJ/74/Bsa/PS/74 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
135/Bsu/AJ/74/Bsa/PS/74 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Amplifikasi, kalke
2 3 2 3 2 3 2 3
136/Bsu/AJ/76/Bsa/PS/76 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman naturalisasi
3 3 3 3 3 3 3 3
137/Bsu/AJ/77/Bsa/PS/77 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Literal, transposisi
3 3 3 3 3 3 3 3
138/Bsu/AJ/77/Bsa/PS/77 Asertif
Menjelaskan Tidak bergeser Kalke, Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
139/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79 Direktif
Menyarankan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
140/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79 Direktif
Meyakinkan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
141/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79
Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
142/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80 Direktif
Menyarankan Tidak bergeser Literal
3 3 3 3 3 3 3 3
143/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80 Direktif
Memohon Tidak bergeser Literal, Peminjaman murni
2 2 2 3 2 2 2 2
144/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80 Direktif Memohon Tidak bergeser Peminjaman 3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
murni, literal 145/Bsu/AJ/81/Bsa/PS/81 Asertif
Menyangsikan
Tidak bergeser Kalke 3 3 3 3 3 3 3 3
146/Bsu/AJ/81/Bsa/PS/81 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
147/Bsu/AJ/82/Bsa/PS/82 Asertif
Menyangsikan
Tidak bergeser Literal, Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
148/Bsu/AJ/82/Bsa/PS/82 Direktif
Menyarankan Tidak bergeser Literal, Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
149/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
150/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83
Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Peminjaman murni,literal
3 3 3 3 3 3 3 3
151/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83 Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Peminjaman murni,literal
3 3 3 3 3 3 3 3
152/Bsu/AJ/84/Bsa/PS/84 Direktif
Menyuruh Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
153/Bsu/AJ/84/Bsa/PS/84 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Literal, Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
154/Bsu/AJ/85/Bsa/PS/85 Asertif
Meyakinkan Tidak bergeser Modulasi 2 2 3 3 2 2 2 2
155/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 Asertif
Meyakinkan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
156/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 Direktif
Menyuruh Tidak bergeser Literal, reduksi
3 3 3 3 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
157/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 Direktif
Menyuruh Tidak bergeser Modulasi 3 3 3 3 3 3 3 3
158/Bsu/AJ/87/Bsa/PS/87 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
159/Bsu/AJ/87/Bsa/PS/87 Asertif
Menanyakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
160/Bsu/AJ/88/Bsa/PS/88
Asertif
Memberitahu Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
161/Bsu/AJ/90/Bsa/PS/90 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
162/Bsu/AJ/91/Bsa/PS/91 Asertif
Mengatakan Tidak bergeser Literal 3 3 3 3 3 3 3 3
163/Bsu/AJ/91/Bsa/PS/91 Direktif
Menyarankan
Tidak bergeser Kalke, Peminjaman murni
3 3 3 3 3 3 3 3
Top Related