ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
JASA GADAI EMAS DI PT. PEGADAIAN (Persero)
Cabang Kampung Ambon, Jakarta Timur.
Oleh
ISYAK FITRIYANTO
H24076062
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
JASA GADAI EMAS DI PT. PEGADAIAN (Persero)
Cabang Kampung Ambon, Jakarta Timur.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ISYAK FITRIYANTO
H24076062
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas Di PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
Nama : Isyak Fitriyanto
NIM : H24076062
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec
NIP . 19581122198503 1 002
Mengetahui
Ketua Departemen,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
NIP . 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
iii
RINGKASAN
ISYAK FITRIYANTO. H24076062. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Gadai
Emas Di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Di bawah bimbingan
MA’MUN SARMA.
Jenis lembaga keuangan di Indonesia menurut UU No 10 tahun 1998
terbagi menjadi lembaga keuangan bank dan non bank. Lembaga keuangan terdiri
dari bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan bentuk usaha
konvensional dan syariah, yang berfungsi sebagai penghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman, sedangkan lembaga keuangan non bank terdiri dari leasing, asuransi,
pegadaian, kartu kredit, pasar modal dan lain sebagainya yang berfungsi
menyalurkan kredit (produktif dan konsumtif) kepada masyarakat. Pegadaian
adalah suatu lembaga keuangan yang memberikan jasa kredit kepada masyarakat
yang berorientasi pada barang jaminan atas dasar gadai dan fiducia. Terbitnya
RUU Jasa Gadai Anti Monopoli membuat PT Pegadaian (Persero) harus bersaing
dengan kompetitor dalam memasarkan jasa gadai yang selama ini dimonopoli
oleh PT Pegadaian (Persero). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan menganalisis faktor
internal dan eksternal yang berpengaruh pada penetapan strategi pemasaran jasa
gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, (2) merumuskan
alternatif strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon, (3) menetapkan strategi pemasaran jasa gadai emas untuk PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data ini didapat melalui, hasil wawancara langsung dengan pihak
perusahaan, laporan, data-data penunjang perusahaan dan studi literatur. Metode
analisis yang digunakan adalah Internal Factor Evaluation (IFE), Eksternal
Factor Evaluation (EFE), IE matriks, SWOT matriks dan Analytical Hierarchy
Process (AHP). Tahapan awal dalam merumuskan strategi pemasaran ini
diperoleh dengan menganalisa lingkungan pemasaran, yang terdiri dari
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Hasil analisis dari setiap elemen
pada lingkungan internal dimasukkan ke dalam matriks IFE (Internal Factor
Evaluation), begitu juga dengan hasil analisis lingkungan eksternal yang
dimasukkan ke dalam matriks EFE (External Factor Evaluation). Lingkungan internal yang menjadi kekuatan PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon adalah pelayanan yang cepat dan aman, tingkat taksiran emas
yang sesuai kadar, mempunyai outlet yang tersebar, sumber daya manusia yang
berkualitas. Sedangkan yang menjadi kelemahan PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon adalah suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi, data
nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal, sarana dan
prasarana kurang mendukung operasional, sistem keamanan belum optimal, TI
belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional, metode pengawasan
belum berbasis resiko. Lingkungan eksternal yang menjadi peluang adalah
pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil,
harga emas yang terus meningkat, banyaknya peluang usaha rumahan di sekitar
kantor cabang, perkembangan teknologi. Sedangkan yang menjadi ancaman PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah munculnya pesaing baru
iv
dalam bisnis produk gadai, keberadaan toko emas yang membuka produk gadai,
menjamunya produk subtitusi. Hasil perhitungan matriks IFE dan EFE masing-masing diperoleh total skor
sebesar 2,321 dan 2,548 yang memposisikan PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon pada sel V dalam matriks IE. Strategi yang paling baik dikelola
pada sel ini adalah strategi pertahankan dan pelihara, yaitu strategi penetrasi pasar
dan pengembangan produk. Matriks IE ini disesuaikan pada Matriks SWOT ke
dalam empat kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, S-T, W-O dan
W-T. Beberapa alternatif strategi pemasaran yang diperoleh antara lain : (1)
Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan
toko emas yang membuka produk gadai, (2) Memberikan nilai taksiran emas yang
sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha, (3)
Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga
emas meningkat, (4) Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya
mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk
gadai, (5) Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan
teknologi informasi, (6) Menambah fasilitas (pembayaran secara
online/autodebet) dan membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah, (7)
Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap
pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai), (8)
Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis gadai seiring
terus naiknya harga emas. Tahap akhir adalah dengan menggunakan metode AHP sebagai bentuk
pengambilan keputusan akhir dengan berbagai tingkat prioritas strategi yang akan
diperoleh perusahaan Strategi pemasaran terpilih yang direkomendasikan bagi
perusahaan adalah: (1) Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam
rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha, (2) Menurunkan tingkat suku
bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing
lama (toko emas pembuka jasa gadai, (3) Membuka outlet yang tersebar agar
nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk
gadai, (4) Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya mencegah
nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai. Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk
memperkuat strategi perusahaannya: (1) Sebagai perusahaan yang bergerak di
bidang jasa, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon harus selalu
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada sehingga keinginan
nasabah dapat terpenuhi, misalnya: penambahan untuk pelayanan kasir,
menerapkan standar pelayanan, dan menjalin hubungan baik dengan nasabah, (2)
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon sebaiknya menjalin kerjasama
dengan pihak bank untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi dengan
menggunakan kartu debit yang dimilikinya serta menerapkan sistem online antar
cabang sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di cabang manapun, (3) PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon sebaiknya melakukan
pengembangan produk melalui peningkatan kualitas produk dan melengkapi
jumlah maupun fitur produk, agar nasabah semakin tertarik pada produk yang di
tawarkan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 20 Juni 1985. Penulis merupakan
anak ke delapan dari delapan bersaudara pasangan Bpk. Djuwair dan
Almarhumah Ibu Siti Djukiyah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri II Kediri, lalu
melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Kediri. Kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Kediri. Pada
tahun 2004, di terima di Diploma III Tekhnisi Peternakan, Departemen Teknologi
Hasil Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2008,
melanjutkan program S1 di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Selama menyelesaikan jenjang S1 bekerja sebagai Penaksir Emas di PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon pada tahun 2009. Lalu pada tahun
2010, penulis bekerja sebagai Analisis Kredit pada perusahaan yang sama hingga
saat skripsi ini ditulis.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Jasa Gadai
Emas Di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dengan lancar.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaannya di masa mendatang.
Bogor, Januari 2013
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan oleh
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Keluarga tercinta : Ayahanda, almarhumah Ibu, kakakku, istriku dan anakku
tersayang serta ibu dan bapak mertuaku yang telah memberikan dukungan dan
curahan kasih sayang yang tiada taranya dan doa yang tiada putus.
2. Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec sebagai dosen pembimbing, yang
telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan yang tidak ternilai kepada
penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Muhammad Najib, STP, M.Si dan Nur Hadi Wijaya, STP, MM
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam pembuatan
skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc, selaku Ketua Departemen Manajemen.
5. Staf karyawan dan karyawati PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon yang telah banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan/karyawati di Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, Departemen Manajemen, FEM IPB.
7. Teman-teman alumni mahasiswa ekstensi manajemen angkatan tiga yang
selalu memberikan informasi dan mengisi waktu bersama.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas
kebaikannya.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… iv
UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………. v
DAFTAR TABEL ………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………. x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………… 4
1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 5
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………... 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………… 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Strategis ………………………………………… 7
2.2. Lingkungan Internal …………………………………………. 7
2.3. Lingkungan Eksternal ……………………………………….. 13
2.3.1. Lingkungan Mikro ………………………………………... 13
2.3.2. Lingkungan Makro ……………………………………….. 14
2.4. Matriks IFE dan EFE ……………………………………….... 15
2.5. Matriks Internal Eksternal (IE) ……………………………… 15
2.6. Matriks SWOT ……………………………………………….. 16
2.7. Pengertian Gadai …………………………………………….. 16
2.8. Metoda AHP …………………………………………………. 17
2.9. Penelitian Terdahulu ………………………………………… 18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran …………………………………………. 20
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………… 22
3.3. Jenis dan Sumber Data ………………………………………. 22
3.4. Teknik Pengambilan Sampel ………………………………... 22
3.5. Teknik Pengumpulan Data …………………………………... 23
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ……………………… 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………….. 32
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………….. 32
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan …………………………………. 34
4.1.3 Budaya Perusahaan ……………………………………….. 35
4.1.4 Produk dan Layanan ………………………………………. 38
4.1.5 Struktur Organisasi ………………………………………… 38
4.2. Analisis Lingkungan Internal ………………………………… 39
4.2.1. Pemasaran ………………………………………………… 39
4.2.2. Keuangan …………………………………………………. 50
4.2.3. Produksi/operasi ………………………………………….. 51
4.2.4. Sumber Daya Manusia …………………………………… 51
4.2.5. Sistem Informasi Manajemen ……………………………. 52
4.3. Analisis Lingkungan Eksternal ………………………………. 52
4.3.1. Analisis Lingkungan Mikro ……………………………… 52
4.3.2. Analisis Lingkungan Makro ……………………………... 53
4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman … 56
4.4.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan …………………... 57
4.4.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman ……………………… 59
4.5. Perumusan Strategi PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon 61
4.5.1. Tahap Input ……………………………………………… 61
4.5.2. Tahap Pencocokan ………………………………………. 64
4.6. Proses Hirarki Analitik (PHA) ………………………………. 68
4.7. Implementasi Manajerial …………………………………….. 78
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ………………………………………………….. 83
2. Saran …………………………………………………………. 84
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 85
LAMPIRAN …………………………………………………………. 87
x
DAFTAR TABEL
No.
1. Sisa barang jaminan emas, jumlah uang pinjaman, target omset
dan pencapaian omset pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon ………………………………………... .. 2
2. Data perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia
tahun 2006-2010 ………………………………………………….. .. 3
3. Penilaian bobot faktor strategi internal/eksternal perusahaan ……. 24
4. Matriks faktor strategi internal …………………………………….. 25
5. Matriks faktor strategi eksternal …………………………………… 25
6. Matriks perbandingan berpasangan ……………………………….. 28
7. Skala penilaian perbandingan berpasangan ………………………. 29
8. Nilai RI matriks berordo 1-10 …………………………………….. 30
9. Biaya administrasi ………………………………………………..... 44
10. Tarif sewa modal ………………………………………………….. 44
11. Perbandingan skim kredit …………………………………………. 44
12. Tarif jasa titipan …………………………………………………… 45
13. Perkembangan pendapatan sewa modal dan adminsistrasi
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
tahun 2006-2010 …………………………………………………… 50
14. Matriks evaluasi faktor internal (IFE) …………………………….. 61
15. Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) ………………………….. 63 16. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus ……… 70 17. Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor ………. 71 18. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor ………. 71 19. Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan …….. 73 20. Hasil pengolahan vertikal elemen faktor …………………………... 75 21. Hasil pengolahan vertikal elemen aktor ……………………………. 76
22. Hasil pengolahan vertikal elemen tujuan ………………………….. 76 23. Hasil pengolahan vertikal elemen strategi …………………………. 78
DAFTAR GAMBAR
No.
1. Bagan kerangka pemikiran penelitian ………………………………... 21
2. Struktur hirarki AHP ………………………………………………….. 27
3. Logo PT Pegadaian (Persero) ………………………………………… 36
4. Maskot PT Pegadaian (Persero) ……………………………………… 37
5. Matriks IE PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ……… 64
6. Struktur hirarki strategi pemasaran jasa gadai emas
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ……………… …. 68
7. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran jasa
gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ….. 74
8. Model implikasi manajerial …………………………………………… 79
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1. Daftar pertanyaan wawancara kepada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon ………………………………………... 87
2. Kuesioner penelitian ………………………………………………. 90
3. Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon …………………………………………. 112
4. Hasil pembobotan faktor internal …………………………………. 113
5. Hasil Pembobotan faktor eksternal ……………………………….. 114
6. Matriks SWOT ……………………………………………………... 115
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan kredit akan selalu berkembang mengikuti perkembangan
dunia bisnis dan perkembangan perekonomian. Dalam pemberian kredit
selalu memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit dalam
arti piutang yang menjaminkan akan terjamin dengan adanya jaminan.
Bentuk lembaga jaminan sebagian besar mempunyai ciri-ciri yang sama
yaitu menunjang kegiatan ekonomi masyarakat serta memenuhi kebutuhan
permodalan masyarakat. Kegiatan perkreditan ini tidak hanya mencakup
konsumsi tetapi juga dalam hal produksi, distribusi, perdagangan, investasi.
Untuk menopang kegiatan perkreditan (antar individu atau antar perusahaan)
ditengah-tengah masyarakat akan berkembang usaha formal yang secara
khusus focus kepada pembiayaan dan perkreditan yang biasa disebut Bank
atau Lembaga Keuangan lainnya.
Jenis lembaga keuangan di Indonesia menurut UU No 10 tahun 1998
terbagi menjadi lembaga keuangan bank dan non bank. Lembaga keuangan
terdiri dari bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan bentuk
usaha konvensional dan syariah, yang berfungsi sebagai penghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman, sedangkan lembaga keuangan non bank terdiri dari leasing,
asuransi, pegadaian, kartu kredit, pasar modal dan lain sebagainya yang
berfungsi menyalurkan kredit (produktif dan konsumtif) kepada masyarakat.
Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang memberikan jasa kredit
kepada masyarakat yang berorientasi pada barang jaminan atas dasar hukum
gadai. Pegadaian mempunyai misi ikut membantu program pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan ekonomi menengah
kebawah dengan memberikan solusi keuangan terbaik melalui penyaluran
pinjaman skala mikro, kecil dan menengah. Pegadaian telah berdiri sejak
tanggal 01 April 1901, dengan misi awal yaitu memberi solusi keuangan bagi
masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah yang membutuhkan dana
2
cepat serta untuk mengatasi agar masyarakat terhindar dari praktek ijon
ataupun rentenir yang sewa modalnya terlalu membebani masyarakat.
Moto PT Pegadaian (Persero) yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa
Masalah”, berarti bahwa jasa gadai yang ditawarkan mampu menjadi solusi
yang cepat dan tepat untuk mengatasi segala masalah keuangan. Di wilayah
Jakarta khususnya di wilayah Kampung Ambon banyak masyarakat yang
memanfaatkan jasa gadai untuk mengatasi masalah keuangannya dengan
menggadaikan barang berharga yang dimilikinya berupa emas dalam bentuk
perhiasan dan emas batangan. Perkembangan usaha gadai PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sisa barang jaminan emas, jumlah uang pinjaman, target
omset, dan pencapaian omset pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon
Tahun Jumlah Sisa
Barang Jaminan
Emas (Potong)
Jumlah Uang
Pinjaman
(Rp)
Target Omset
(Rp)
Pencapaian
Omset
(%)
2006 35.954 46.450.193.500 41.000.000.000 10,85
2007 37.278 51.641.095.000 54.000.000.000 -4,37
2008 40.274 73.271.539.500 73.097.880.000 0,24
2009 39.659 82.950.375.000 104.150.911.000 -20,36
2010 34.640 90.791.607.500 124.512.314.000 -27,08
Sumber : www.pegadaian.co.id
Perkembangan usaha gadai PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon tidak stabil atau fluktuatif, pada tahun 2006-2008 sisa barang jaminan
dan penyaluran uang pinjaman meningkat, akan tetapi perolehan omset
menurun pada tahun 2007. Sisa barang jaminan menurun pada tahun 2008-
2010 yang diikuti oleh penurunan pencapaian omset, hal ini disebabkan sudah
terlalu banyak lembaga kredit lain yang juga ingin memenuhi kebutuhan
kredit oleh masyarakat serta adanya pembahasan rancangan undang-undang
sistem gadai sehingga maraknya pembukaan bisnis gadai yang dikeluarkan
oleh perbankan dengan sistem syariah.
Rancangan Undang-Undang Jasa Gadai yang diterbitkan oleh
pemerintah menjadikan ancaman bagi PT Pegadaian (Persero), karena selama
ini kegiatan jasa gadai selalu dimonopoli oleh PT Pegadaian (Persero) dan
3
nantinya tidak menutup kemungkinan akan bermunculan diberbagai tempat
lembaga-lembaga keuangan yang melakukan bisnis identik dengan pegadaian
serta tidak menutup kemungkinan pihak lain (Bank syariah, BPR dan jasa
gadai swasta lainnya) akan mengambil alih posisinya (market leader), karena
unggul dalam pelayanan terutama dari segi bunga yang lebih rendah dari PT
Pegadaian (Persero). Perkembangan kredit usaha gadai kini merambah ke
dunia perbankan dengan sistem syariah yang menjadi pesaing utama PT
Pegadaian (Persero). Data perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia
tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia tahun
2006-2010. Bank Umum Syariah 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah Bank 3 3 5 6 11
Jumlah Kantor 349 401 581 711 1.171
Unit Usaha Syariah (UUS)
Bank Umum Yang Memiliki UUS 20 26 27 25 23
Jumlah Kantor 183 196 241 287 239
Jumlah Nasabah Gadai 180.651 187.215 189.357 211.214 137.272
Sumber : www.bi.go.id
Usaha jasa gadai emas yang dilakukan oleh bank syariah menjadi
tantangan bagi PT Pegadaian (Persero), sehingga untuk mendapatkan nasabah
baru serta mencegah nasabah berpindah kepada jasa gadai lainnya, PT
Pegadaian (Persero) melakukan pembukaan Unit Pelayanan Cabang (UPC)
sebanyak-sebanyaknya untuk lebih mendekatkan dan memudahkan nasabah
melakukan transaksi gadai serta melakukan pemasaran secara periodik.
Perumusan alternatif strategi sangat diperlukan agar PT. Pegadaian
(Persero) dapat memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan
yang semakin banyak pada bisnis gadai. Strategi yang saat ini dijalankan oleh
PT Pegadaian (Persero) pada umumnya hanyalah pembukaan unit-unit
pelayanan cabang dan hal tersebut masih belum mampu mengangkat omset
yang ditargetkan, sehingga diperlukan berbagai strategi untuk
mempertahankan posisi dan meningkatkan kinerja PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon karena dengan strategi pemasaran perusahaan yang
tepat merupakan kunci sukses untuk mencapai tujuan perusahaan.
4
1.2. Rumusan Masalah
PT Pegadaian (Persero) merupakan salah satu BUMN yang telah
banyak memberikan manfaat kepada masyarakat luas dalam hal penyaluran
kredit terutama jasa gadai. Posisi bisnis PT Pegadaian (Persero) mendapat
ancaman dikarenakan adanya RUU Pergadaian yang diterbitkan Pemerintah.
Adanya rancangan undang-undang tersebut mengakibatkan banyaknya
produk gadai emas yang diluncurkan oleh bank dengan sistem Syariah,
sehingga PT Pegadaian (Persero) harus menentukan alternatif strategi yang
tepat untuk memenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya dalam
bisnis gadai dengan bisnis utamanya yaitu produk KCA (Kredit Cepat Aman)
atau produk yang melayani gadai emas.
Pada saat ini strategi yang telah dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon hanyalah pengembangan unit- unit pelayanan
cabang yang bertujuan untuk lebih mendekatkan dan memudahkan nasabah
dalam melakukan transaksi gadai. Sistem promosi pada PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung ambon belum dilakukan secara maksimal. Oleh
karena itu diperlukan alternatif strategi untuk memformulasikan strategi yang
tepat bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi rumusan
strategi pemasaran PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
2. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon ?
3. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat dan sesuai sebagai pilihan
keputusan yang dapat direkomendasikan kepada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon?
1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
5
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang
berpengaruh pada penetapan strategi pemasaran jasa gadai emas di PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran jasa gadai emas di PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
3. Menetapkan strategi pemasaran jasa gadai emas untuk PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pembelajaran, untuk dapat menganalisis suatu
permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang
tepat.
2. Bagi pihak PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, hasil
penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan
alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon.
3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan
perumusan strategi pemasaran sebuah perusahaan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan hanya membahas
identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam
perumusan strategi pemasaran PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh
dalam penentuan strategi pemasaran PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang dapat
diterapkan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Strategis
Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen
puncak dan sumber daya perusahaan untuk merealisasikannya. Di samping
itu, strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi jangka panjang, paling
tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke
masa depan (David, 2009).
Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai. Strategi juga merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan
(Umar, 2008).
Perumusan strategi menurut David (2009) mencakup kegiatan
mengembangkan visi dan misi organisasi, menidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi, memilih strategi tertentu untuk digunakan. Teknik-teknik
perumusan strategi ini dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan
keputusan tiga tahap, yaitu Input Stage (tahap masukan), Matching Stage
(tahap pencocokan), dan Decision Stage (tahap keputusan).
2.2. Lingkungan Internal
Faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan,
yaitu faktor kekuatan dan kelemahan. Perusahaan menghindari ancaman yang
berasal dari faktor eksternal melalui kekuatan yang dimilikinya dari faktor
internal. Sedangkan kelemahannya dari faktor internal dapat diminimalkan
dengan melihat peluang dan faktor eksternalnya (Kotler, 2009).
Menurut Umar (2008), pengkategorian analisis lingkungan internal
sering diarahkan pada lima aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pemasaran,
7
keuangan, produksi/operasi, sumber daya manusia dan sistem informasi
manajemen.
1. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan
mendapatkan laba. Kegiatan pemasaran berbeda dengan penjualan, transaksi
atau pedagangan. Proses pemasaran sudah dimulai jauh sebelum barang-
barang diproduksi. Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu
dan organisasi. Segmentasi, target dan posisi pasar serta bauran pemasaran
akan dibahas dalam pemasaran.
a) STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar)
yang bersifat homogen. Menurut Kotler (2009), pada dasarnya segmentasi
pasar adalah suatu strategi yang dadasarkan pada falsafah manajemen
pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan
segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan
sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif
dan efesiensi dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
Segmentasi adalah proses membagi pasar menjadi bagian yang lebih
kecil yang memiliki karakteristik, keinginan, perilaku atau kebutuhan yang
sama. Tujuannya adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih
baik, memanfaatkan sumber daya lebih efisien, dan memahami situasi
persaingan dengan lebih teliti (Chandra, P. 2009).
Penempatan posisi produk mencakup kegiatan merumuskan
penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran
yang terperinci.
Pada hakekatnya penempatan produk adalah tindakan merancang produk dan
bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen. Menurut
8
Umar (2008), setiap produk yang beredar di pasar menduduki posisi tertentu
dalam segmen pasarnya. Apa yang sesungguhnya penting adalah persepsi
atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh setiap produk
di pasar (Kotler, 2009).
Penetapan pasar sasaran adalah merupakan kegiatan yang berisi dan
menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh
suatu perusahaan. Apabila perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana
yang akan dimasukinya, maka langkah pertama yang dilakukan adalah
menghitung dan menilai potensi profit dari berbagai segmen yang ada. Hal ini
menjadikan pemasar harus mengerti betul tentang teknik-teknik dalam
mengukur potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa yang akan
datang, dengan demikian pemasar dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi atau paling tidak meminimalisirnya (Kotler, 2009).
b) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Informasi yang diperoleh perusahaan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembeliannya dapat
digunakan untuk melengkapi penyusunan strategi pemasaran. Salah satu
strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah melalui bauran
pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat unsur yang dikenal
sebagai 4P, yaitu Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan
Promotion. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran (Kotler, 2009). Akan tetapi untuk usaha jasa terdapat tiga unsur
tambahan yaitu People (Orang), Proses dan Layanan Pelanggan. Bauran
pemasaran merupakan kombinasi dan tujuh variabel yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan
seefektif mungkin. Berikut adalah penjelasan ke tujuh unsur dalam bauran
pemasaran.
a. Product (Produk)
Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang dan
9
fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Dalam melakukan
perencanaan bauran produk, perencanaan strategis perusahaan harus
menilai berdasarkan informasi yang disediakan oleh pemasar perusahaan,
lini produk mana yang akan dikembangkan, dipertahankan, dikurangi dan
diberhentikan.
b. Price (Harga)
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau
jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan
konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap
sebuah produk atau jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu
tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun
dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan
dari penjualan.
c. Place ( Tempat)
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk
memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang
bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan
dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Saluran distribusi dapat dilihat
sebagai berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat
produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.
Distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu
perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
d. Promosi
Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar
sasaran. Komunikasi dengan konsumen penting dilakukan untuk
menyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan adalah yang
terbaik. Untuk merencanakan bauran pemasaran dengan menggunakan
10
promosi penjualan, perusahaan harus menetapkan tujuan, memilih kiat,
mengembangkan program, menguji coba, menerapkan dan mengendalikan
serta mengevaluasi hasilnya.
e. People (Orang)
People atau orang menurut Kotler (2009) yaitu proses seleksi, pelatihan,
dan pemotivasian karyawan, yang nantinya dapat digunakan sebagai
pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Pentingnya
people dalam pemasaran berkaitan erat dengan pemasaran internal.
Pemasaran internal adalah interaksi atau hubungan antar setiap karyawan
dan departemen dalam suatu perusahaan, dengan tujuan untuk mendorong
people agar dapat memberikan kinerja yang memuaskan kepada
konsumennya.
f. Proses
Proses adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang
diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada
pelanggan serta mencerminkan bagaimana semua elemen bauran
pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi
jasa yang diberikan kepada konsumen (Umar, 2008).
g. Layanan Pelanggan (Customer Service)
Layanan pelanggan adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan untuk
memberikan kepuasan kepada nasabah melalui pelayanan yang dapat
memenuhi keinginan nasabah.
2. Keuangan
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal
terbaik dalam melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi
investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu
organisasi sangat penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif
(David, 2009).
11
3. Produksi/operasi
Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
sumber-sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan
sumberdaya lain yang dibutuhkan. Menurut Umar (2008) kegiatan
produksi dan operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan
prinsip efisiensi, efektivitas dan produktifivas.
4. Sumber Daya Manusia
Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti
sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.
Menurut Umar (2008) SDM merupakan sumber daya terpenting bagi
perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud
perilaku positif di kalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor-faktor
yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah yang jelas mengenai
manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan
sistem penggajian.
5. Sistem Informasi Manajemen
SIM adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang
meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh
akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Menurut David (2009)
menilai kekuatan dan kelemahan internal sebuah perusahaan dalam
sistem informasi manajemen adalah dimensi penting dari suatu audit
internal.
2.3. Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi dan
evaluasi trend kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Analisis
lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang
dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat memformulasikan strategi untuk
mengambil keuntungan dari peluang serta dapat menghindari dan
12
mengurangi dampak dari ancaman. Lingkungan eksternal perusahaan
dibedakan menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro.
2.3.1 Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam
lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi
kemampuannya untuk melayani pasar atau pelanggan. Komponen-komponen
lingkungan mikro tersebut adalah sebagai berikut :
A. Pemasok
Pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para
pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.
B. Perantara Pemasaran
Para perantara pemasaran adalah perusahan-perusahaan yang
membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang
atau jasa kepada konsumen akhir
C. Pelanggan (Nasabah)
Pelanggan yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi
konsumen atas barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan yang
berupa individu, lembaga dan organisasi.
D. Pesaing
Saat ini batasan pesaing menjadi lebih luas, tidak hanya perusahaan lain
yang menghasilkan produk sejenis, bahkan produk lain yang sangat
berbeda tetapi memperebutkan suatu anggaran yang terbatas.
2.3.2 Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar
dan terlepas dari perusahaan. Lingkungan makro dapat menjadi suatu
ancaman dan peluang bagi perusahaan. Faktor utama yang bisa diperhatikan
adalah faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.
13
A. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap kondisi dan
strategi perusahaan. Faktor ekonomi dapat membantu atau menghambat
upaya mencapai tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan
ataupun kegagalan strategi yang dapat berperan sebagai peluang
ataupun ancaman karena dapat mempengaruhi daya beli dan pola
konsumsi masyarakat.
B. Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari
orang- orang lingkungan perusahaan beroperasi.
C. Faktor Teknologi
Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok,
distributor, pesaing, pelangan, proses produksi, praktik pemasaran dan
posisi perusahaan secara dramatis. Menurut Umar (2008), teknologi
tidak hanya mencakup penemuan baru saja, tetapi juga meliputi cara-
cara pelaksanaan atau metode baru daam mengerjakan yang
memberikan gambaran yang luas meliputi: mendesain, menghasilkan
dan mendistribusikan.
D. Faktor Politik
Faktor politik dan hkum mendefinisikan parameter-parameter hukum
dan bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendala-
kendala politik diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan
perdagangan yang wajar, program perpajakan, penentuan upah
minimum, kebijakan polusi dan harga serta tindakan lainnya yang
bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum
dan lingkungan.
2.4. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation
(IFE dan EFE)
Perumusan strategi yang dilakukan perusahaan dapat menggunakan
matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Eksternal Factor
14
Evaluation). Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor strategi
internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting. Sedangakan matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor
eksternal perusahaan terkait dengan informasi ekonomi, social, budaya,
demografi, politik, hokum, pemerintahan, teknologi dan persaingan dalam
industri guna mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan.
2.5. Matriks IE
Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut David
(2009), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evalusi faktor
internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi
dari sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi atau langkah yang
harus ditempuh perusahaan. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE
memiiki tiga implikasi strategi yang berbeda yaitu :
Perusahaan yang berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan
sebagai Grow dan Built. Strategi-strategi yang cocok bagi perusahaan
adaah strategi intensif yaitu market penetration, market development
dan product development. Atau strategi terintegrasi yaitu backward
integration, forward integration dan horizontal integration.
Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V dan VII paling baik
dikendalikan dengan strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi yang
umum dipakai yaitu strategi market penetration dan product
penetration.
Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan
strategi harvest atau divestiture.
2.6. Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting dan
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu, strategi S-O
(strengths-opportunities), strategi W-O (weaknesses- opportunities), strategi
S-T (strengths- threaths) dan strategi W-T (weaknesses -threaths). Anaisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang
15
serta meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. Matriks SWOT
menggambarkan secara jeas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Empat tipe aternatif strategi dari matriks SWOT adalah :
a. Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
mengambil peluang yang ada di luar perusahaan
b. Strategi W-O, strategi ini bertujuan untuk memperkecil keemahan
perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
c. Startegi S-T, dalam strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari
dan mengatasi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki
d. Strategi W-T, merupakan strategi bertahan dengan cara mengurangi
kelemahan dan menghinndari ancaman.
2.7. Pengertian Gadai
Menurut Mulyawati (2012) pengertian gadai menurut Pasal 1150 dalam
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Gadai (pawn) adalah suatu hak yang
diperoleh seseorang berpiutang atas suatu benda bergerak yang diserahkan
kepadanya oleh yang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang
memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan
dari benda tersebut secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang
lainnya, kecuali haruslah didahulukan biaya untuk melelang barang serta
biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yang digadaikan
tersebut.
Dari definisi gadai tersebut terkandung adanya beberapa unsur pokok, yaitu :
1. Gadai lahir karena perjanjian penyerahan kekuasaan atas barang gadai
kepada kreditor pemegang gadai.
2. Penyerahan itu dapat dilakukan oleh debitor atau orang lain atas nama
debitor.
3. Barang yang menjadi obyek gadai hanya barang bergerak.
16
2.8. Metode AHP
Proses hirarki analitik dikembangkan oleh Thomas L saaty pada tahun
1970. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria
dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing masing
kriteria. Ketika dilakukan pengambilan keputusan dalam rancangan strategi
sangatlah penting untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternative dengan
baik. Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi
seringkali dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya factor menjadi suatu
kendala. Hal ini membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil dan
meningkatkan kebutuhan dilakukan pendekatan tertentu, yang
memungkinkan pengambil keputusan untuk memecahkan proses evaluasi
tersebut dalam tingkatan factor-faktor yang berbeda tetapi masih saling
terkait.
Metode AHP adalah kerangka kerja yang komprehensif, logis dan
terstruktur. Metode ini memngkinkan dilakukanya pemahaman akan
keputusan yang komplek dengan melakukan dekomposisi dari suatu masalah.
Cara kerja AHP sangatlah sederhana, metode ini dimulai dengan menyatukan
semua keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses pembobotan
untuk memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari
masing masing criteria objektif. Prosedur ini mengenalkan dan menyatukan
pengetahuan
juga keahlian para pasrtisipan dalam pengambilan keputusan dengan
memanfaatkan penilaian subjektif. Tiga prinsip dasar dalam metode AHP ini,
adalah pendekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian
komparatif dari setiap unsur dan pensintesisan dari masing masing prioritas.
2.9. Penelitian terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Zakiah (2008) dengan judul “Analisis
Strategi Promosi Jasa Telekomunikasi Esia Pada PT Bakrie Telecom tbk”.
Hasil daari penelitian teridentifikasi enam faktor yaitu anggaran promosi,
SDM, karakeristik produk, karakteristik pasar, STP dan tingkat persaingan.
Dari pengolahan AHP didapatkan bahwa STP teridentifikasi sebagai faktor
17
prioritas utama yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi esia dengan
bobot (0,445). Alternative strategi promosi bagi esia yaitu meningkatkan
intensitas promosi above the line, baik melauli media cetak maupun
elektronik, aktif melakukan promosi below the line melalui berbagai kegiatan
seperti event roadshow, flyering, diberbagai tempat keramaian, sarana sms,
penempatan POS, material ditempat penjualan ketika peluncuran program
atau produk baru. Melakukan peningkatan peningkatan direct selling dan
direct marketing, aktif melakukan promo penjualan dengan program menarik.
Alternative yang diprioritaskan bagi esia adalah meningkatkan intensitas
promosi above the line, baik media cetak maupun elektronik dengan bobot
0,364.
Penelitian yang dilakukan oleh Febrianto (2009) dengan judul “Strategi
Pengembangan Promosi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy
Process (Studi Kasus LPM Chic’s Music, Cabang Condet)”. Dari penelitian
yang dilaksanakan terdapat lima faktor yang diidentifikasi sebagai faktor
penyusun strategi promosi perusahaan yaitu, kalender promosi perusahaan
(0,261), luas cakupan geografis (0,217), SDM (0,206), anggaran promosi
(0,186) dan STP (0,131). Untuk faktor yang berpengaruh terhadap perumusan
strategi promosi perusahaan adalah staf promosi (0,316), komisaris (0,282),
direktur utama (0,281) dan perwakilan siswa(0,122). Untuk tujuan yang ingin
dicapai dalam pemilihan strategi promosi adalah mendorong masuknya siswa
baru dan mempertahankan siswa (0,609), menginformasikan kehadiran lpm
chics condet beserta keunggulan produknya (0,256) dan mempertahankan dan
memperkuat citra merk yang dibawa (0,135).
Penelitian ini memiliki kekhasan dari segi metode maupun jasa yang
ditawarkan oleh objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode SWOT
(Strengths, Weakness, Opportunities and Threats) untuk mengidentifikasi
faktor-faktor dalam internal maupun eksternal perusahaan melalui matriks
IFE dan EFE. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan strategi
menggunakan matriks SWOT dengan mengacu pada matriks IFE dan EFE.
Setelah itu menggunakan metode AHP untuk memperoleh alternative strategi
yang tepat dan menjadi masukan bagi perusahaan untuk mengambil
18
keputusan dalam bidang pemasaran. Sedangkan objek penelitian adalah PT
Pegadaian (Persero) yaitu perusahaan yang menyediakan jasa gadai yang
telah berusia lebih dari 111 tahun dan sedang berbenah dalam menghadapi
UU anti monopoli yang diterbitkan pemerintah.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Jasa gadai merupakan salah satu jasa yang ditawarkan oleh PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Permasalahan mendasar saat
ini adalah belum efektifnya strategi pemasaran yang diterapkan sehingga
omset jasa gadai belum tercapai. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum
merumuskan atau menyusun formulasi strategi yaitu mengetahui visi, misi
dan tujuan dari perusahaan yang akan diteliti. Kemudian dilakukan analisis
lingkungan internal dan eksternal agar strategi yang akan diterapkan tepat
bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dalam mencapai
tujuannya.
Tahap perumusan dan penyusunan strategi pemasaran yang tepat
terdapat tiga tahapan yaitu, tahap pengumpulan input dasar (the input stage),
tahap pencocokan (the matching stage) dan tahap keputusan (the decision
stage). Formulasi strategi dimulai dengan tahap pengumpulan input dasar
untuk merumuskan strategi yaitu identifikasi dan analisis faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis faktor lingkungan
internal menggunakan matriks IFE dan analisis faktor lingkungan eksternal
menggunakan matriks EFE. Tahap selanjutnya yaitu tahap pencocokan untuk
menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan memadukan faktor
internal dan eksternal. Hasil dari matriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam
matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Setelah diketahui posisi
perusahaan dalam matriks IE lalu dilakukan analisis SWOT untuk
merumuskan alternahtif strategi. Pada tahap terakhir akan diambil keputusan
mana yang akan menjadi prioritas dengan menggunakan metode Prinsip
Hirarki Analitik (PHA) sebagai rekomendasi strategi untuk perusahaan.
Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
20
Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran penelitian
Matriks SWOT
Rumusan Strategi PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung
Ambon
Metode AHP
Visi dan Misi Perusahaan
PT PEGADAIAN (Persero)
Analisis Lingkungan Internal
Matriks EFE Matriks IFE
Analisis Lingkungan
Eksternal
Strategi Pemasaran
21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian mengambil tempat di PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon, yang beralamat di Jl Haji Ten No 86 Rt 05 Rw 01
Kelurahan Kayu Putih. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
dikarenakan PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon dalam kinerjanya tidak
dapat mencapai target omset yang ditetapkan oleh Kantor Wilayah VIII
Jakarta. Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yang
dimulai pada bulan April sampai dengan Oktober 2012.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kualitatif dan data
kuantitatif, yang didapatkan dari perusahaan (internal), maupun luar
perusahaan (eksternal). Data kualitatif berupa jumlah nasabah. Data kualitatif
berupa gambaran umum perusahaan. Data yang didapatkan ini berbentuk data
primer atau data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara
dengan pihak terkait melalui kuisioner. Sedangkan data sekunder sebagai data
pelengkap berbentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya. Daftar
pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1 dan kuisioner
penentuan bobot, peringkat serta AHP disajikan pada Lampiran 2.
3.4. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini bersifat non probability
sampling, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak melalui teknik
purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan
tujuan tertentu dari peneliti. Pihak yang menjadi tujuan peneliti adalah
pimpinan cabang, manajer bisnis usaha gadai dan asisten manajer pemasaran.
Pemilihan responden dilakukan dengan alasan pengalaman dari ketiga
responden tersebut yang sudah lebih dari tujuh tahun bekerja di PT Pegadaian
serta dianggap mewakili karena berada pada posisi penentu kebijakan strategi
perusahaan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
22
Dalam hubunganya dengan analisi SWOT dan AHP maka
pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara
sebagai berikut :
1. Wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh pemimpin cabang,
manajer bisnis usaha gadai dan manajer pemasaran pada PT
Pegadaian (Persero) Kanwil VIII Jakarta.
2. Literatur atau data terkait yang dimiliki perusahaan
3. Media internet melalui berbagai sumber yang berkaitan dengan topic
penelitian.
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif.
Selanjutnya setelah dilakukan pengolahan data data di analisa dengan tahapan
berikut :
1. Mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
perusahaan melalui aspek STP dan marketing mix serta lingkungan
external (peluang dan ancaman) perusahaan.
2. Menganalisis aspek pada lingkungan internal perusahaan dan
merumuskanya ke dalam matriks IFE serta menganalisis aspek pada
lingkungan eksternal perusahaan dan merumuskanya ke dalam
matriks EFE.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk matriks IFE
dan EFE yaitu :
a. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak
penting (critical success factors) untuk aspek eksternal dan internal
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, kemudian
menempatkannya pada kolom pertama.
b. Menentukan bobot dari setiap faktor-faktor tersebut. Penentuan
bobot dilakukan dengan cara mengajukan faktor-faktor strategis
internal dan eksternal tersebut kepada pihak manajemen perusahaan,
dengan menggunakan metode Pairwise Comparison. Untuk
23
menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1,2, dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian bobot adalah sebagai berikut :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator
vertikal
2 = Jika horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penilaian bobot faktor strategi internal / eksternal
perusahaan Faktor Strategi
Eksternal/Internal A B C D ... n Total Bobot
A A A/ tot
B B B/ tot
C C C/ tot
D D D/ tot
⁞ ⁞ ⁞
N n n/ tot
Total tot 1.00
Sumber : Kinnear dan Taylor dalam Mulyawati (2012)
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.
Pembobotan ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks
IFE dan EFE. Data internal yang diperoleh diklasifikasikan secara
kualitatif untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan
(IFE), serta mengetahui peluang dan ancaman yang berasal dari
lingkungan eksternal perusahaan, maka dilakukan analisis
lingkungan eksternal (EFE) dan dilakukan pembobotan. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
24
Tabel 4. Matriks faktor strategi internal Faktor-faktor
Strategi Internal
Bobot
(a)
Rating
(b)
Skor
(a x b)
Kekuatan
1
2
Kelemahan
1
2
Total 1,00
Sumber : David (2009)
Tabel 5. Matriks faktor strategi eksternal
Faktor-faktor
Strategi Eksternal
Bobot
(a)
Rating
(b)
Skor
(a x b)
Peluang
1
2
Ancaman
1
2
Total 1,00
Sumber : David (2009)
Tahap-tahap dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam
matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut :
a. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan
serta peluang dan ancaman pada kolom 1.
b. Memindahkan bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai
dari 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Semua
bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.
c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor.
Berikan peringkat 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh tersebut
terhadap kondisi perusahaan. Pemberian rating faktor internal (IFE)
untuk variabel yang masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai
dari 1 sampai 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang masuk
25
kategori kelemahan, kebalikannya. Pemberian rating faktor
eksternal (EFE) untuk variabel yang masuk kategori peluang mulai
dari 1 (peluang kecil) sampai dengan 4 (peluang besar), sedang
variabel yang masuk kategori ancaman, kebalikannya.
d. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya
berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Menjumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan. Nilai total pembobotan menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor
strategis internal dan eksternalnya. Total skor pembobotan berkisar
antara 1 sampai dengan 4, dengan rata-rata 2,5. Pada matriks IFE,
jika total skor nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara
internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di
atas 2,5 menunjukkan posisi internal kuat. Pada matriks EFE
berapa pun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan
dalam matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu
organisasi adalah 4,0.
3. Dengan acuan matriks IFE dan EFE, strategi diformulasikan dengan
matriks SWOT.
4. Menentukan prioritas strategi pada masing-masing elemen yang dapat
diterapkan oleh perusahaan dengan menggunakan Metode AHP.
Pengolahan data dengan AHP dalam penelitian ini dibantu oleh program
komputer Expert Choice Version 11.
5. Langkah-langkah dalam pengolahan pengujian AHP menurut Saaty
(1991) adalah sebagai berikut
a. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Bila AHP
digunakan untuk memilih alternatif atau penyusunan prioritas
alternatif, maka pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif.
b. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan
yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.
26
Gambar 2. Struktur Hirarki AHP (Fewidarto dalam Febrianto,
2009)
c. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat
hirarki. Proses ini menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian
tujuan, sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas
penanganan. Langkah pertama pada tahap ini adalah menyusun
perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk
matriks, sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan
berpasangan seperti ditunjukan pada Tabel 6.
Tabel 6. Matriks perbandingan berpasangan
Sumber : Saaty (1991)
27
Nilai a11, a22,… amn adalah nilai perbandingan elemen baris Al
terhadap kolom Al yang menyatakan hubungan:
Seberapa jauh tingkat kepentingan baris A terhadap kriteria C
dibandingkan dengan kolom Al
Seberapa jauh dominasi baris Ai terhadap kolom A1 atau
Seberapa banyak sifat criteria C terdapat pada baris A1
dibandingkan dengan kolom A1
Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh
dari skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty,
seperti pada Tabel 7.
28
Tabel 7. Skala penilaian perbandingan berpasangan Intensitas
Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
Kedua elemen mempunyai pengaruh
yang sama pentingnya terhadap tujuan
3
elemen yang satu sedikit
lebih penting daripada
elemen lainnya
Pengalaman dan pertimbangan sedikit
menyokong satu elemen dibanding
elemen yang lainnya
5
elemen yang satu sangat
lebih penting daripada
elemen lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dan
dominannya terlihat dalam praktik
7
Satu elemen jelas lebih
penting daripada elemen
lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dan
dominannya terlihat dalam praktik
9
Satu elemen mutlak lebih
penting daripada elemen
lainnya
Bukti yang menyokong elemen yang
satu dibanding yang lainnya memiliki
tingkat penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan
2,4,6,8
Nilai-nilai di antara dua
pertimbangan yang
berdekatan
Kompromi diperlukan di antara dua
pertimbangan.
Kebalikan
Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibandingka suatu aktifitas j,
maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan
aktifitas i.
Sumber : Saaty (1991)
d. Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar
elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi
perbandingan ditinjau dari per matriks perbandingan dan
keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang
dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang
masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Setelah
melakukan perhitungan bobot elemen, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian konsistensi matriks. Untuk melakukan
perhitungan ini diperlukan bantuan tabel Random Index (RI) yang
nilainya untuk setiap ordo matriks dapat dilihat berikut ini:
29
Tabel 8. Nilai RI matriks berordo 1-10
Urutan matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(RI) 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
Sumber: Saaty, 1991
Dengan tetap menggunakan matriks diatas, pendekatan yang digunakan
dalam pengujian konsistensi matriks perbandingan adalah:
Melakukan perkalian antara bobot elemen dengan nilai awal
matriks & membagi jumlah perkalian bobot elemen & nilai
awal matriks dengan bobot untuk mendapatkan nilai eigen.
Mencari nilai matriks
Nilai matriks merupakan nilai rata-rata dari nilai eigen yang
didapatkan dari perhitungan sebelumnya.
………………………(1)
Mencari nilai Consistency Index (CI)
……………………………...(2)
Mencari nilai Consistency Ratio (CR)
…………………………………....(3)
Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama
dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat
konsistensi yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Hal ini karena CR merupakan tolak ukur bagi konsistens
atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam
suatu matriks pendapat (Saaty, 1991).
e. Melakukan pengujian konsistensi hirarki. Pengujian ini bertujuan
untuk menguji kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang
dilakukan untuk seluruh hirarki. Total CI dari suatu hirarki
diperoleh dengan jalan melakukan pembobotan tiap CI dengan
30
prioritas elemen yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
diperbandingkan, dan kemudian menjumlahkan seluruh hasilnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan
Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga
keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini
pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Kemudian VOC bangkrut karena praktik korupsi, dan pada tahun 1800
VOC menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah Belanda. Pada
masa ini pemerintah Belanda semakin mengakui dan mempertegas
keberadaan BANK VAN LEENING. Namun ketika Inggris mengambil
alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda pada tahun 1811 sampai
dengan tahun 1816, BANK VAN LEENING milik pemerintah
dibubarkan, sebagai gantinya pemerintah kolonial Inggris memberikan
keleluasaan kepada masyarakat untuk mendirikan usaha pegadaian
asalkan telah mendapatkan lisensi dari Pemerintah Daerah setempat
(Liecientie Stelsel). Namun pada prakteknya metode tersebut
berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau
lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah Inggris.
Oleh karena itu, metode Liecientie Stelsel diganti menjadi Patch Stelsel
yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada umum yang mampu
membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth
stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama
dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan
dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda
menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam
kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya
kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat
memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi
32
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia
Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901
yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli
Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara
pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April
diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan
Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat
tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke
Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada
masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur
Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa
Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian
dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya
orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada tahun 1960 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19/1960 yaitu menetapkan
bahwa semua perusahaan yang modalnya berasal dari pemerintah
dijadikan sebagai Perusahaan Negara (PN). Tujuannya untuk
menyederhanakan perusahaan-perusahaan negara yang bentuknya
beraneka ragam hanya menjadi satu bentuk saja. Situasi kemanan dan
politik yang belum stabil di Indonesia mengakibatkan terjadinya inflasi
yang berimbas kepada permodalan Pegadaian. Kemudian pada tahun
1967 pemerintah mengeluarkan Inpres No. 12/1967 yang
memerintahkan semua Perusahaan Negara untuk mempersiapkan
penyederhanaan suntikan modal kerja perusahaan yaitu diarahkan ke
tiga bentuk yaitu : Perusahaan Jawatan, Peusahaan Umum, dan
Perusahaan Persero. Dengan ketentuan tersebut berdasarkan PP No.
7/1969 berubah menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN). Dengan
statusnya sebagai Perusahaan Jawatan Pegadaian menimbulkan persepsi
yang negatif dari masyarakat dan dinilai lemah badan hukum,
selanjutnya berdasarkan PP No. 10/1990 (yang diperbaharui PP No.
33
103/2000) tanggal 10 April 1990 status Perjan berubah lagi menjadi
Perusahaan Umum (Perum), Hingga pada tahun 2011, berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2011 tanggal
13 Desember 2011, bentuk badan hukum Pegadaian berubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero).
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Pegadaian telah berusia lebih dari seratus tahun akan tetapi tetap
berusaha untuk tetap tumbuh berkembang dan dipercaya sebagai tempat
yang aman berinvestasi dalam tatanan bisnis yang berubah akibat
lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Pertimbangan utama yang perlu dikaji dalam menetapkan kembali
visi perusahaan adalah menentukan pilihan medan bisnis (industri) yang
akan dimasuki. Berdasarkan perkembangan terakhir tampak bahwa PT
Pegadaian (Persero) mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan
skim pembiayaan mikro berupa kredit gadai, kredit fiducia dan kredit
mikro lainnya.
Pegadaian mempunyai visi sejak tahun 2008 telah berubah
menjadi : Perum Pegadaian mempunyai visi pada tahun 2013 akan
menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai
dan fiducia bagi masyarakat menengah kebawah. Dengan misi yang
diterapakan yaitu :
1) Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat
khususnya golongan menengah kebawah dengan memberikan solusi
keuangan terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil
dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.
2) Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.
3) Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.
Perubahan status perusahaan dari Perjan menjadi Perum
pernyataan misi perusahaan dirumuskan kembali dengan pertimbangan
jangan sampai misi perusahaan itu justru membatasi ruang gerak
perusahaan dan sasaran pasar tidak hanya masyarakat kecil dan
34
golongan menengah saja, maka terciptalah misi perusahaan Perum
Pegadaian yaitu “ikut membantu program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah
melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan
usaha lain yang menguntungkan”. Berdasarkan dari misi Pegadaian
tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah
lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana
masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang adil dalam
perekonomian.
PT Pegadaian (Persero) telah melakukan upaya-upaya untuk
sasaran jangka panjang antara lain :
1) Peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah dengan
perencanaan dan pelaksanaan program pelanggan NOW (Nomor
Wahid). Dalam program ini orientasi pelayanan ditujukan untuk
memberikan kepuasan pelanggan.
2) Pemberian program pemberian jaminan asuransi jiwa bagi
nasabah dan asuransi kerugian untuk barang jaminan nasabah.
3) Pembaruan atau update standar penaksiran logam emas secara
kontinyu dengan memperhatikan perkembangan harga pasar.
4) Pembukaan sebanyak-banyaknya Unit Pelayanan Cabang (UPC)
untuk lebih mendekatkan diri kepada pelanggan.
5) Program pemasaran dilakukan secara terpadu melalui berbagai
bentuk kegiatan seperti pemasangan iklan di surat kabar, media
elektronik, pemasangan spanduk, pencetakan brosur, dan lain-lain.
6) Inovasi berbagai produk dan mengembangkan produk yang sudah
ada untuk disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terutama
untuk para pengusaha UMKM.
4.1.3 Budaya Perusahaan
PT Pegadaian (Persero) mempunyai slogan yang sudah tidak
asing lagi yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Slogan ini
menunjukkan kepribadian Pegadaian sebagai suatu lembaga yang
35
senantiasa memberikan solusi yang baik dan tepat untuk melindungi
masyarakat tanpa syarat yang rumit.
Secara rinci masing-masing unsur yang membentuk logo
Pegadaian mengandung makna sebagai berikut :
Gambar 3. Logo PT Pegadaian (Persero)
1) Pohon rindang berwarna hijau :
Melindungi dan membantu masyarakat
Senantiasa tumbuh dan berkembang
Mencerminkan keteduhan
Warna hijau merupakan warna agraris yang akrab dengan
masyarakat kecil
2) Tulisan “Pegadaian” dengan huruf miring :
Sederhana, kepraktisan dan kemudahan
Dinamis, terus bergerak maju
Huruf balok melambangkan keteguhan dan kekokohan
3) Timbangan berwarna hitam :
Keseimbangan dan keterbukaan dalam pelayanan
Kejujuran
Slogan Pegadaian yang resmi ditetapkan direksi pada tanggal 10
April 1991 adalah : “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Slogan ini
mencerminkan ciri utama pelayanan Pegadaian yaitu : mengatasi
masalah keuangan atau kebutuhan dana dengan pelayanan dalam waktu
yang relatif singkat dan tidak menuntut persyaratan-persyaratan
administrasi yang menyulitkan. Hal ini dibuktikan berdasarkan
penelitian yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia bahwa
Pegadaian di mata konsumen :
1. Diakui sebagai alternatif pembiayaan cengkraman rentenir.
2. Segmen Pegadaian hampir 90 % masyarakat lapisan bawah yang
tergolong ekonomi lemah.
36
3. Pegadaian diharapkan memberikan keseimbangan antara besarnya
uang pinjaman dengan nilai harta yang dijaminkan konsumen.
4. Pegadaian diharapkan tidak meninggalkan masayarakat kecil
misalnya mengubah lapangan usaha.
Pegadaian mempunyai budaya perusahaan yang diaktualisasikan
dalam bentuk simbol/maskot dan jargon si “INTAN” yang bermakna :
Gambar 4. Maskot PT Pegadaian (Persero)
Inovatif 1. Berinisiatif, kreatif dan produktif
2. Berorientasi pada solusi
Nilai Moral Tinggi 3. Taat beribadah
4. Jujur dan berfikir positif
Terampil 5. Kompeten di bidangnya
6. Selalu mengembangkan diri
Adi Layanan 7. Peka dan cepat tanggap
8. Empatik, santun dan ramah
Nuansa Citra 9. Memiliki sense of belonging
10. Peduli nama baik perusahaan
Makna dalam maskot INTAN adalah kepala berbentuk berlian
yang memberikan makna bahwa Pegadaian mengenal batu Intan tidak
lebih dari sebuah bongkahan batu yang diciptakan alam dalam suatu
proses beratus tahun lamanya. Kekerasannya menjadikan dia tidak
dapat tergores dari benda lain. Tetapi dia juga dapat dibentuk menjadi
batu yang sangat cemerlang atau berlian. Karakteristik batu intan itu
diharapkan terdapat juga pada setiap insan Pegadaian.
37
Sikap tubuh dengan tangan terbuka dan tersenyum memberi
makna sikap seorang pelayan yang selalu siap memberikan pelayanan
prima kepada siapa saja. Rompi warna hijau bermakna memberi
keteduhan sebagai Insan Pegadaian.
4.1.4 Produk dan Layanan
Slogan PT Pegadaian (Persero) yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa
Masalah”, Pegadaian memberikan produk dan layanan yang mudah,
cepat dan aman. Produk dan layanan yang dijalankan oleh PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon meliputi :
1. Bisnis Inti
Bisnis inti dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
KCA atau Kredit Cepat Aman adalah pinjaman atau kredit berdasarkan
hukum gadai yang diberikan kepada semua golongan nasabah untuk
segala kebutuhan dengan prosedur pelayanan yang mudah, cepat dan
aman. Dalam rangka menjangkau berbagai strata sosial masyarakat,
maka barang jaminan yang menjadi agunan juga dibuat sefleksibel
mungkin, yakni perhiasan emas/ permata, kendaraan bermotor (sepeda
motor), dan elektronik.
2. Bisnis Non Inti
Selain KCA sebagai produk bisnis inti, PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon juga mengembangkan sejumlah produk
bisnis non inti diantaranya : KREASI, Jasa Taksiran, Jasa Titipan,
MULIA dan KUCICA yang merupakan inovasi fasilitas pelayanan
kredit agar pengusaha mikro dapat mengakses modal secara terjangkau.
4.1.5 Struktur Organisasi
Setiap jabatan yang ada di PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon telah dibuatkan deskripsi pekerjaan yang meliputi
tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan.
Pembagian tugas dan wewenang dilakukan oleh pimpinan cabang dan
berdasarkan penunjukkan dari Kantor Wilayah Jakarta. Jabatan kerja di
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon terdiri dari Pimpinan
38
Cabang, Manager Usaha Lain, Penaksir, Pengelola UPC, Pemegang
Gudang, Penyimpan, Petugas Admministrasi Usaha Lain (PAUL) dan
Pendukung Administrasi & Pembayaran (PAP). Struktur organisasi
yang terdapat pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
dibentuk menjadi kantor cabang dan kantor Unit Pelayanan Cabang
(UPC). Gambar struktur organisasi PT Pegadaian Cabang Kampung
Ambon dapat dilihat pada Lampiran 3. PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon mempunyai 5 buah Unit Pelayanan Cabang (UPC)
yang letaknya berada pada lingkungan pemukiman padat penduduk dan
berada padat tempat-tempat keramaian.
4.2. Analisis Lingkungan Internal
4.2.1 Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon akan dibahas melalui STP (Segmentation, Targeting,
Positioning) dan bauran pemasaran
1. STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
a. Segmentasi
Tujuan segmentasi antara lain : memahami kebutuhan
pelanggan dengan lebih baik, memanfaatkan sumber daya lebih
efisien, dan memahami situasi persaingan dengan lebih teliti.
Segmentasi di bagi dalam beberapa variabel yaitu :
a. Segmentasi berdasarkan geografis
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berada pada
kawasan padat penduduk. Lokasi penetapan unit pelayanan
cabang berada di wilayah yang berdekatan dengan keramaian
seperti pasar dan komplek perumahan real estate.
b. Segmentasi berdasarkan demografis
Profil demografis nasabah PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon dilihat dari dua profil, yaitu profesi dan
penggunaan kredit. Profesi terdiri dari karyawan, pedagang,
mahasiswa dan ibu rumah tangga. Dari segi penggunaan kredit,
39
pinjaman tersebut digunakan untuk keperluan usaha/modal
kerja, konsumsi, biaya pendidikan, biaya pengobatan, biaya
hajatan, dan lain-lain.
c. Segmentasi berdasarkan psikografis
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
meluncurkan dua jenis produk yaitu produk gadai dan produk
non gadai. Produk gadai terdiri dari KCA, KREASI, dan
KRASIDA ditujukan bagi nasabah yang mengajukan pinjaman
untuk kebutuhan produktif maupun konsumtif. Produk non
gadai terdiri dari Jasa Taksiran, Jasa Titipan, Mulia dan Kucica
ditujukan bagi nasabah yang mempunyai kepentingan untuk
menggunakan produk sesuai dengan tujuan penggunaannya.
d. Segmentasi berdasarkan Perilaku
Nasabah PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
memilih menggadai barang yang dimiliki daripada menjualnya
karena barang tersebut mempunyai nilai investasi dan sewaktu-
waktu dapat menggunakan serta memilikinya kembali.
b. Target Pasar (Targeting)
Target pasar PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon berasal dari pasar bawaan, yaitu orang-orang yang ada di
sekeliling nasabah atau orang terdekat dengan nasabah tersebut,
sehingga golongan nasabah tersebut lebih mudah untuk di dekati
karena telah saling mengenal dan mempunyai ikatan emosional yang
kuat, dan dari ikatan emosional tersebut melahirkan kepercayaan.
Ada juga target pasar yang berasal dari pasar luar, yaitu para calon
nasabah yang betul-betul baru mengenal Pegadaian, nasabah
golongan ini dapatkan dari komunitas, instansi, data demografi, dan
lain-lain.
c. Posisi Pasar (Positioning)
Hasil akhir dari penentuan posisi adalah keberhasilan
penciptaan suatu usulan nilai yang terfokus pada pasar, suatu
40
pernyataan sederhana yang jelas mengapa pasar sasaran harus
membeli produk tersebut. Sesuai dengan slogan PT Pegadaian
(Persero) yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”, PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon memposisikan diri
untuk selalu memberi kemudahan kepada nasabah dalam
melakukan transaksi dalam melayani, memberikan kemudahan
dalam proses administrasi, dan standar taksiran barang yang
mengikuti harga pasaran.
2. Analisis Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
a. Produk (Product)
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
menciptakan berbagai macam produk yang terbagi menjadi produk
gadai dan non gadai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat akan jasa layanan kredit.
Adapun produk-produk ditawarkan oleh PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon terdiri dari :
Produk Gadai :
1. Kredit Cepat Aman (KCA)
Kredit cepat aman atau jasa gadai adalah pinjaman
berdasarkan hukum gadai dengan prosedur layanan mudah,
cepat dan aman. Mudah karena hanya dengan mengisi Form
Permintaan Kredit dan melampirkan foto copy KTP serta
barang yang akan dijaminkan, aman karena semua barang yang
dijaminkan akan diasuransikan, cepat karena proses pencairan
hanya dengan 15 menit nasabah akan membawa uang yang
dibutuhkan. Dengan demikian, kalangan masyarakat menengah
ke bawah terhindar dari praktek pemberian uang pinjaman
yang tidak wajar. Produk ini merupakan produk utama yang di
pasarkan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon, dengan sistem pemberian kredit jangka pendek dan
pemberian pinjamannya dimulai Rp. 50.000,- sampai dengan
Rp. 200.000.000,-. Jaminan berupa barang bergerak baik
41
berupa perhiasan emas dan berlian, elektronik, kendaraan.
Jangka waktu peminjaman kredit maksimum 4 bulan atau 120
hari dan dapat diperpanjang dengan cara hanya membayar
sewa modal dan biaya administrasi saja.
2. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI)
Untuk membantu mengembangkan kredit mikro serta
menyejahterakan masyarakat untuk membantu perkembangan
usaha produktif, terutama bagi pengusaha mikro kecil dan
menengah melalui pemberian berbagai fasilitas kredit yang
cepat, mudah dan murah. Salah satu bentuk fasilitas pinjaman
yang dapat diperoleh para pengusaha mikro kecil adalah kredit
KREASI, dengan jaminan BPKB mobil dan motor.
3. Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA)
Krasida atau Kredit Angsuran Sistem Gadai merupakan
pemberian pinjaman kepada para pengusaha Mikro dan Kecil
(dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai dengan
pengembalian pinjaman dilakukan melalui mekanisme
angsuran.
Produk Non Gadai :
1. Jasa Taksiran
Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat
yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya.
Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat
mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu
barang miliknya setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh
juru taksir berpengalaman. Kepastian nilai atau kualitas suatu
barang, misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat
memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang
tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.
42
2. Jasa Titipan
Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe
deposit box. Harta dan surat berharga perlu di jaga
keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau di salah
gunakan orang lain. Tetapi ternyata tidak selamanya barang
dan surat berharga itu aman di tangan sendiri. Jangka waktu
penitipan dua minggu sampai dengan satu tahun dan dapat
diperpanjang. Obyek jasa titipan dapat berupa perhiasan emas
dan permata, dokumen penting, seperti : BPKB, sertifikat
tanah/bangunan, surat berharga lainnya, dan kendaraan
bermotor.
3. MULIA
Logam Mulia atau emas mempunyai berbagai aspek
yang menyentuh kebutuhan manusia disamping memiliki nilai
estetis yang tinggi juga merupakan nilai investasi yang nilainya
stabil, likuid dan aman secara riil.
Mulia adalah penjualan logam mulia oleh Pegadaian
kepada masyarakat dengan jangka waktu tertentu, dengan
kesepakatan atau perjanjian yang dibuat bersama antara
Pegadaian dengan nasabah atas sejumlah pembelian Logam
Mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya yang disepakati,
dengan ukuran 5gr, 10gr, 25gr, 50gr, 100gr, 250gr, sampai
dengan 1kg. Produk ini ditujukan untuk nasabah yang ingin
memiliki emas batangan untuk investasi.
4. Kiriman Uang Cara Instan, Cepat dan Aman (KUCICA)
KUCICA adalah bentuk layanan kepada masyarakat
untuk pengiriman uang dari/ke dalam dan luar negeri yang
bekerja sama dengan Western Union. Dengan persyaratan yang
mudah, transaksi yang cepat dan tanpa harus membuka
rekening uang dapat langsung dicairkan.
43
b. Harga (Price)
Harga dalam hal ini adalah tarif administrasi dan sewa modal.
Tarif biaya adminsitrasi dan sewa modal pada produk KCA terdapat
pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9. Biaya administrasi
Sumber : www.pegadaian.co.id
Tabel 10. Tarif sewa modal
Gol Uang Pinjaman (Rp) SM Taks Pembulatan
UP (Rp)
A1 20.000-150.000 0.75% 95% 1.000
B1 155.000-1.000.000 1.2% 92% 5.000
C1 1.010.000-20.000.000 1.2% 92% 10.000
D1 20.050.000-50.000.000 1% 93% 50.000
D2 50.100.000-200.000.000 1% 93% 100.000
Sumber : www.pegadaian.co.id
Tarif sewa modal, biaya administrai dan jangka waktu
peminjaman untuk produk KREASI dan KRASIDA terdapat pada
Tabel 11.
Tabel 11. Perbandingan skim kredit
Uraian Jenis Kredit
KREASI KRASIDA
Tarif Bunga 1% 1%
Biaya Adm 1% x UP 1% x UP
Taksiran 70% HPS 95% Taksiran
Jangka Waktu 12-36 bulan 12-36 bulan
Sumber : www.pegadaian.co.id
Gadai Baru 1-120 hari 1%
Ulang Gadai 1-30 hari 0.2%
31-60 hari 0.4%
61-90 hari 0.6%
91-120 hari 0.8%
44
Tarif Jasa Taksiran :
1. Logam Emas :
1,25 % x berat barang x karatase/24x HPS emas. Biaya minimal
Rp. 5.000,- dan maksimal sesuai rumus.
2. Logam Non Emas :
Rp. 500,- x berat barang. Biaya minimal Rp. 1.000,- dan
maksimal Rp. 50.000,-
3. Berlian :
Dihitung berdasarkan jumlah total ukuran keseluruhan berlian
(carat) dengan rician sebagai berikut :
Ukuran 0.01 s/d 0.20 carat = Rp. 10.000,-
Ukuran 0.20 s/d 0.50 carat = Rp. 50.000,-
Ukuran 0.51 s/d 1.00 carat = Rp. 100.000,-
Ukuran 1.01 s/d 1.50 carat = Rp. 200.000,-
Ukuran di atas 50 carat = Rp. 300.000,-
Batu mulia dikenakan tarif Rp. 25.000,- per butir batu mulia.
Tarif jasa taksiran dihitung sejak tanggal penitipan. Penjelasan
tarif jasa titipan terdapat pada Tabel 12.
Tabel 12. Tarif jasa titipan
Rubrik Klasifikasi Barang Tarif
(Rp) Keterangan
K1 Logam Adi (perhiasan maupun lantakan)
20.000 Tarif per 100 gr/bln (berlaku kelipatanya, kurang
dari 100 gr tetap dihitung/dianggap 100 gr)
K2 Dokumen & surat berharga (Sertifikat
tanah/bangunan, ijazah,BPKB, dll) 20.000
Tarif per bulan
K3 Barang-barang berharga lainnya (benda-
benda pusaka, keris, batu giok, dll) 10.000
Tarif per unit per bulan
G1 Kendaraan roda dua (sepeda motor,
scooter, dll) 15.000
Tarif per 10 hari
G2 Kendaraan roda empat 30.000 Tarif per 10 hari Sumber : www.pegadaian.co.id
Untuk tarif biaya administrasi pembiayaan MULIA nasabah
dikenakan Rp. 50.000,- setiap kali transaksi, dengan uang muka
minimal 30 % dari harga jual obyek pembiayaan dan biaya
administrasi 0,24 % dari nilai obyek pembiayaan. Serta dikenakan
45
margin yaitu selisih antara harga perolehan dengan harga penjualan
obyek pembiayaan yang menjadi keuntungan perusahaan. Penetapan
margin pembiayaan MULIA dibedakan berdasarkan jangka waktu
pembiayaan, yaitu :
- 3 % untuk jangka waktu 1 bulan
- 3,5 % untuk jangka waktu 3 bulan
- 6 % untuk jangka waktu 6 bulan
- 12 % untuk jangka waktu 12 bulan
- 18 % untuk jangka waktu 18 bulan
- 24 % untuk jangka waktu 24 bulan
- 36 % untuk jangka waktu 36 bulan
c. Lokasi/Distribusi (Place)
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berada di
Jl.Haji Ten No 86 Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Pada lokasi
tersebut berdekatan dengan pusat keramaian yaitu PD Pasar Jaya
Ampera dan berdekatan dengan lingkungan padat penduduk serta
banyak terdapat kios-kios tempat para penduduk sekitar berjualan.
Lokasi unit-unit pelayanan (UPC) di Cabang Kampung Ambon
pun berada di dekat keramaian karena prosedur untuk pendirian
UPC/Cabang harus berada pada lokasi yang strategis seperti pasar
tradisional, pusat pertokoan, pemukiman, mudah terjangkau dari
berbagai arah dan dekat dengan pos-pos keamanan. Seluruh Unit
Pelayanan Cabang (UPC) Kampung Ambon berada pada lokasi
padat penduduk dan berdekatan dengan pasar tradisional. UPC-UPC
tersebut terdiri dari :
1. UPC Pasar Ampera
2. UPC Jatinegara Kaum
3. UPC Pramuka
4. UPC Kayu Mas
5. UPC Cipinang Latihan
46
d. Promosi (Promotion)
Menurut Tjiptono (1997), promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran, yaitu berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingat pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Promosi merupakan proses mengkomunikasikan produk kepada
pasar sasaran.
Berbagai cara telah dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon untuk mempromosikan produk-
produknya, diantaranya dengan cara :
1. Refferal, yaitu satu orang mengajak seorang lainnya. Hal ini telah
dilakukan dengan meminta nomor telepon kenalan, saudara atau
teman dari salah satu nasabah yang kemudian dihubungi oleh
pihak Pegadaian untuk menjelaskan produk-produk unggulan
yang dimiliki.
2. Spanduk, dengan menuliskan penawaran-penawaran yang
persuasif dengan huruf yang menonjol serta menampilkan nomor
telepon yang dihubungi, seperti “Gadai Emas dengan bunga
ringan hanya 0.75 %”, spanduk tersebut dipasang pada lokasi
yang strategis, seperti diletakkan dihalaman kantor dekat pintu
masuk, pada pertigaan jalan, atau pada jalan yang biasanya macet.
3. Brosur, merupakan media yang sangat efektif sebagai alat bantu
penjualan, serta efektif mengubah calon konsumen menjadi
konsumen, dengan memberikan headline yang menarik dan
memberikan keuntungan bagi pembacanya, sehingga brosur
tersebut tidak mudah di buang, seperti memberikan tips untuk
merawat perhiasan, dan mengemasnya dengan menarik.
Penyebaran brosur dilakukan dua minggu sekali oleh PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dengan membidik
sasaran sesuai target nasabah.
47
4. Papan penunjuk arah, dijadikan sebagai penunjuk arah dimana
Unit Pelayanan Cabang atau Cabang Induk berada, yang dipasang
di lokasi pertigaan atau perempatan jalan, serta pada lokasi jalan
yang sering macet lalu lintasnya.
Sampai saat ini PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon sebagian besar masih mengunggulkan promosi penjualannya
dengan menggunakan brosur karena dianggap paling efektif dalam
mengenalkan produk kepada nasabah, selain itu isi brosur
menjelaskan satu per satu jenis produk yang dijalankan oleh
perusahaan.
e. Orang (People)
Seluruh karyawan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon dan nasabah terlibat dalam produk-produk yang tersedia
pada PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon. Karyawan senantiasa
harus selalu memberika service excellant agar bisa meningkatkan
loyalitas nasabah kepada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon. Selain itu manajemen perusahaan harus selalu
mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
f. Proses (Process)
Sebelum menjadi nasabah PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon, nasabah harus memenuhi ketentuan umum untuk
melakukan transaksi gadai ataupun produk-produk lainnya, yaitu :
a. Perorangan yang memiliki identitas diri dan melampirkan foto
copy KTP/SIM yang masih berlaku
b. Mengisi formulir aplikasi untuk masing-masing produk yang akan
di ambil
c. Membawa barang jaminan berupa barang bergerak bagi nasabah
yang akan melakukan proses gadai.
g. Layanan Pelanggan (Customer Service)
Tugas dari seorang Customer Service adalah memberikan
pelayanan kepada nasabah. Untuk Pegadaian sendiri jabatan seorang
penaksir dan kasir mempunyai tugas ganda sebagai Customer
48
Service. Para petugas tersebut ditempatkan di bagian depan dan
selalu tersedia brosur-brosur produk-produk Pegadaian di meja
etalase. Standar pelayanan untuk kasir dan penaksir pun sangat
diperhatikan karena langsung berhubungan dengan nasabah,
sehingga penampilan, kebersihan, dan keramahan diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu, ruang tunggu nasabah
atau tempat duduk antrian harus nyaman dan dijaga kebersihannya
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan.
4.2.2 Keuangan
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai indikator tunggal
terbaik dalam melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi
investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu
organisasi sangat penting agar dapat merumuskan strategi secara
efektif (David, 2009).
Modal usaha yang dimiliki PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon berasal dari Kantor Wilayah VIII Jakarta, apabila
ada kekurangan atau kelebihan modal usaha maka pihak PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon harus meminta dan menyetorkan
kekurangan dan kelebihan modal tersebut kepada Divisi keuangan
kantor wilayah VIII Jakarta. Sama halnya dengan Unit-Unit Pelayanan
Cabang dalam pengelolaan modal usahanya dilakukan berdasarkan
permintaan dan penyetoran kepada kantor cabang.
Laba atau pendapatan usaha PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon berasal dari sewa modal dan administrasi
pembayaran pada saat proses perpanjangan gadai ataupun proses gadai
baru. Pada tahun 2010 pendapatan sewa modal dan administrasi
mengalami penurunan dibandingan pada tahun 2009 untuk pendapatan
yang berasal dari administrasi. Pendapatan sewa modal dan
administrasi pada tahun 2009 merupakan laba terbesar dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Perbandingan pendapatan sewa modal dan
administrasi dari tahun 2006 sampai dengan 2010 dijelaskan pada
Tabel 13.
49
Tabel 13. Perkembangan pendapatan sewa modal dan administrasi
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
Tahun 2006-2010 Tahun Sewa Modal Administrasi
2006 4.068.660.400 454.984.500
2007 4.613.675.700 481.605.500
2008 5.617.537.800 625.679.500
2009 6.585.977.800 694.187.000
2010 6.425.174.500 606.914.500
4.2.3 Produksi/operasi
Fungsi produksi adalah semua aktivitas yang mengubah input
menjadi barang atau jasa. Kegiatan produksi dan operasi perusahaan
paling tidak dapat dilihat dari keteguhan prinsip efisiensi, efektivitas
dan produktivitas (Umar, 2008).
Jam pelayanan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon mulai beroperasi pada pagi hari tepat pukul 08.00 sampai
dengan pukul 15.30 untuk hari Senin sampai dengan Jumat, dan untuk
hari Sabtu pelayanan dilakukan dimulai pukul 08.00 sampai dengan
pukul 13.00, sedangkan jam kerja karyawanya berakhir setengah jam
setelah tutup pelayanan.
Proses pelayanan yang dilakukan di PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon adalah memberikan pelayanan kepada
nasabah yang akan memperpanjang, tambah, cicil, atau tebus pinjaman
yang langsung di tangani oleh Pendukung Administrasi dan
Pembayaran (kasir), dan untuk transaksi gadai baru langsung di
lakukan oleh penaksir, dengan proses pencairan kredit baru dilakukan
oleh kasir, sedangkan untuk proses yang berhubungan dengan produk-
produk usaha lain akan ditangani oleh Petugas Administrasi Usaha
Lain (PAUL). Untuk penyimpanan dan pengambilan barang baik
berupa emas/perhiasan atau pun barang-barang elektronik lainnya
dilakukan oleh penyimpan dan pemegang gudang.
Proses pelayanan di Unit Pelayanan Cabang hanya dilakukan
oleh kasir dan penaksir, dimana kasir bertugas untuk menerima dan
50
menyalurkan kredit kepada nasabah yang akan melakukan
perpanjangan, tambah, cicil, atau tebus pinjaman ataupun kredit baru,
dan untuk pengelolaan barang jaminan serta menaksir barang yang
akan di gadai dilakukan oleh penaksir yang sekaligus bertanggung
jawab sebagai pengelola Unit Pelayanan Cabang (UPC). Setelah
melakukan transaksi nasabah akan mendapatkan Surat Bukti Kredit
(SBK) berwarna hijau yang dijadikan sebagai bukti perjanjian yang
mengikat antara nasabah dan PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon. Sedangkan untuk produk-produk seperti Kreasi,
Krasida, dan Mulia diberikan buku berupa tanda bukti sebagai kartu
angsuran.
4.2.4 Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon adalah 15 orang yang terdiri dari Pegawai Tetap dan Pegawai
Outsourcing, dengan rata-rata latar belakang pendidikan D3 dan S1,
sedangkan lama bekerja paling lama 4 tahun. Untuk memperbaiki
kualitas SDM nya, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
selalu mengikutsertakan para pegawainya untuk mengikuti diklat
ataupun refreshing yang bertujuan untuk mengembangkan karir dan
menambah ilmu pengetahuan yang mendukung kemajuan karirnya,
seperti :
Diklat Service Excellent
Kursus Pimpinan Madya (Suspimdya)
Diklat Penaksir Muda dan Penaksir Madya
Diklat Pemeriksa Muda
Diklat Pengelola Cabang
Diklat Manajer Operasional
Diklat Keuangan
Refreshing Penaksir
Refreshing Analis Kredit
Dan seminar-seminar lain yang mendukung pelayanan.
51
4.2.5 Sistem Informasi Manajemen
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon menggunakan
internet sebagai media untuk pertukaran informasi antara cabang
dengan kantor wilayah ataupun antar cabang, mengirimkan laporan
kepada kantor wilayah dengan memanfaatkan email, atau SMS blast.
Internet juga digunakan untuk melakukan transaksi berupa Western
Union dan untuk mengupdate harga pasaran emas dalam penentuan
harga untuk produk MULIA. Namun perkembangan teknologi yang
semakin canggih belum sepenuhnya diikuti oleh PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon. Proses transaksi secara online,
atau pembayaran dengan menggunakan kartu debit. Hal ini
mempersulit nasabah untuk melakukan transaksi.
4.3. Analisis Lingkungan Eksternal
4.3.1. Analisis Lingkungan Mikro
A. Pemasok
Penyediaan Surat Bukti Kredit (SBK) yang dijadikan sebagai
surat perjanjian antara nasabah dengan Pegadaian dikerjakan oleh
PT. Trishakti Mustika Graphika sedangkan untuk penyedia jasa
tenaga kerja outsourcing untuk posisi tenaga PAP, PAUL, Security
dan Office Boy bekerja sama dengan PT. Era Permata Sejahtera serta
PT. Citra Insani Garda Sentosa.
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon tidak bekerja
sama langsung dengan perusahaan tersebut, karena pengadaan
peralatan dan perlengkapan kerja kantor serta tenaga kerja telah
disediakan oleh Kantor Wilayah Jakarta. Sedangkan untuk
pembelian perlengkapan kantor seperti alat tulis, PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon biasanya membeli langsung di
toko buku terdekat yang berada di sekitar wilayah kantor.
B. Perantara Pemasaran
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dalam
melakukan pemasaran produk-produknya tidak menggunakan agen
atau biro jasa pemasaran, melainkan dilakukan sendiri oleh para
52
pegawainya sendiri yaitu oleh para penaksir, kasir ataupun petugas
administrasi usaha lain yang secara langsung menawarkan dan
memperkenalkan produk-produknya kepada nasabah. Penaksir atau
tenaga front liner juga berfungsi sebagai agen promosi baik di dalam
maupun di luar kantor.
C. Pelanggan (Nasabah)
Konsumen yang menjadi sasaran dari PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon adalah masyarakat luas, khususnya
penduduk di daerah sekitar Kayu putih, Cempaka Putih dan
Rawamangun yang sangat membutuhkan pelayanan produk gadai
dan non gadai lainnya. Mayoritas nabasah PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon adalah nasabah UMKM, yang
kesehariannya bekerja sebagai pedagang, baik yang mempunyai toko
ataupun sekedar berjualan di depan rumah.
D. Pesaing
Berdasarkan keterangan dari Pemimpin Cabang PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon, yang menjadi pesaing utama
adalah Bank Danamon Simpan Pinjam serta Bank Rakyat Indonesia
yang menawarkan kredit ringan untuk UMKM dan banyak pula
terdapat lembaga-lembaga gadai swasta yang didirikan oleh
perorangan, pesaing-pesaing ini mengambil tempat usaha yang tidak
jauh dari posisi kantor cabang PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon. Lembaga-lembaga tersebut banyak menawarakan
gadai dengan jaminan BPKB, maupun elektronik seperti laptop,
handphone dan camera digital. Adanya lembaga-lembaga tersebut
menjadi ancaman bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon.
4.3.2. Analisis Lingkungan Makro
A. Lingkungan Demografis
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2011, jumlah penduduk di
Kecamatan Pulogadung mencapai 217.100 jiwa, yang terdiri dari
53
109.700 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan sisanya yaitu sebanyak
107.400 jiwa berjenis kelamin perempuan. Luas wilayah Kecamatan
Pulogadung adalah 8,24 km². Secara administratif, Kecamatan
Pulogadung terdiri dari 6 kelurahan dengan 82 Rukun Warga dan
1.050 Rukun Tetangga. Dengan luas wilayah tersebut terdapat
banyak sekali pemukiman warga, karena Kecamatan Pulogadung
merupakan kawasan padat penduduk dan banyak terdapat usaha
rumahan, misalnya : warung kelontong, warung nasi, toko kue, tok
pulsa, dan lain-lain. Banyaknya lokasi perdagangan tersebut
merupakan peluang bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon untuk mendapatkan nasabah baru yang selama ini belum
mengenal Pegadaian.
B. Lingkungan Ekonomi
Perekonomian adalah kondisi lingkungan eksternal yang
bersangkutan dengan persoalan keseimbangan penggunaan sumber
daya oleh berbagai pihak untuk menjalankan kegiatan produksi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan
konsumen. Masyarakat mulai membeli emas dan perak sebagai
proteksi terhadap inflasi. Harga emas terus menanjak menembus
rekor baru lagi seiring makin merosotnya dolar AS. Harga emas
masih bertahan di level psikologis US$ 1.700 per troy ounce.
Kenaikan harga emas ini menjadi peluang bagi PT Pegadaian
(Persero) dalam meningkatkan jumlah pinjaman yang diberikan
kepada nasabah, karena semakin tinggi harga emas maka semakin
besar pula jumlah pinjaman yang di berikan kepada nasabah.
C. Lingkungan Alam
Wilayah Kampung Ambon adalah wilayah padat penduduk
dengan banyaknya para pendatang atau kaum urban yang mayoritas
penduduknya tinggal pada rumah kontrakan. Kebersihan lingkungan
yang kurang terjaga ditandai dengan banyaknya genangan-genangan
air di selokan dan sumber air tanah yang kotor, serta sampah yang
54
banyak, oleh karena itu di sebagian wilayah Kampung Ambon ketika
hujan tiba ada beberapa perumahan yang terkena banjir akibat
kebersihan lingkungan yang tidak terjaga.
D. Lingkungan Teknologi
Zaman yang modern alat-alat produksi pun mulai modern,
sehingga perusahaan harus mengembangkannya sendiri, yaitu dengan
memperbanyak riset dan pengembangan teknologi yang dibangun oleh
perusahaan teknologi dan telekomunikasi yang telah berkembang
pesat. PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon harus bisa
memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut, pemanfaatan
perkembangan teknologi tersebut telah diterapkan oleh PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon dalam hal proses pemberitahuan
kepada nasabah yang barang jaminanya telah jatuh tempo melalui
fasilitas SMS Blast, telepon dan surat nasabah. Namun hingga saat ini
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon belum
menggunakan transaksi secara online ataupun pembayaran melalui
auto debet, karena belum adanya kerjasama dengan pihak bank dan hal
ini dapat menjadi ancaman bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon karena nasabah selalu menginginkan fasilitas
pembayaran yang lebih aman tanpa harus membawa uang tunai.
E. Lingkungan Politik/Hukum
RUU Usaha Pergadaian tidak cuma melegalkan aktivitas gadai
bagi swasta, peraturan baru ini juga membuka ruang usaha baru, yakni
penitipan barang dan jasa penilai. Dua sektor usaha ini sudah
tercantum dalam draf RUU Usaha Pergadaian. Nantinya usaha gadai
ini boleh memberikan jasa penilaian terhadap barang yang akan
dijaminkan pada kegiatan jasa penitipan barang-barang berharga.
Pemberlakuan undang-undang bisnis gadai oleh pemerintah, PT
Pegadaian (Persero) ke depan akan memagari diri dengan
memperbanyak membuka Unit-unit Pelayanan Gadai di seluruh
pelosok negeri dimana nasabah bisa melakukan transaksi gadai melalui
55
Unit Pelayanan Cabang terdekat rumah tinggalnya. Upaya ini
dilakukan agar nasabah tidak pindah kepada lembaga gadai yang
menjadi pesaing PT Pegadaian (Persero). Hal ini menjadi tantangan
utama bagi PT Pegadaian (Persero), sehingga untuk tetap
mempertahankan nasabahnya PT Pegadaian (Persero) terus
meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.
F. Lingkungan Sosial/Budaya
Masyarakat Indonesia sudah memiliki pengetahuan akan
pentingnya berinvestasi, terutama investasi dalam bentuk emas. Emas
selain memiliki nilai jual yang cukup tinggi juga bisa dijadikan sebagai
aksesoris dalam penampilan, dan juga dianggap lebih menguntungkan
apabila berinvestasi pada emas/perhiasan dibandingkan menyimpan
uangnya pada rekening tabungan, karena harga emas yang cenderung
terus meningkat dan mudah untuk mencairkannya dalam bentuk uang.
Hal ini akan menjadi peluang bagi PT Pegadaian (Persero) untuk terus
konsisten menjalankan usahanya, karena disaat masyarakat
membutuhkan dana cepat mereka bisa langsung datang ke Pegadaian
untuk menggadaikan emas/perhiasannya tanpa harus menjualnya dan
sewaktu bisa menebusnya kembali.
4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Perumusan strategi pemasaran dimulai dari tahap analisis faktor
internal dan eksternal perusahaan yang dirumuskan menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman. Berdasarkan faktor tersebut, maka
disusun matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks
Eksternal Factor Evaluation (EFE). Dari hasil matriks IFE dan EFE
akan dianalisis posisi perusahaan saat ini dengan matriks I-E.
Berdasarkan hasil matriks I-E akan diketahui strategi pemasaran yang
sebaiknya digunakan oleh perusahaan. Perumusan alternatif-alternatif
strategi pemasaran menggunakan analisis SWOT. Hasil perumusan
strategi pemasaran akan dibobotkan untuk memilih prioritas alternatif
56
strategi pemasaran yang paling sesuai untuk perusahaan dengan
menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA).
4.4.1 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Berdasarkan hasil analisis internal perusahaan maka diperoleh
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Serangkaian
kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut terdiri dari faktor
manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, serta sistem
informasi manajemen. Dengan demikian perusahaan diharapkan dapat
memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan meminimalkan
kelemahannya. Kekuatan yang dimiliki oleh PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon adalah :
1. Pelayanan yang cepat dan aman.
Standar dari pelayanan PT Pegadaian (Persero) adalah proses gadai
dengan waktu 15 menit langsung cair. Keterampilan dan keahlian
para penaksir memudahkan dan mempercepat dalam penetapan uang
pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah dalam proses
transaksi gadai.
2. Tingkat taksiran yang sesuai dengan kadar emas yang digadaikan.
Penaksiran atau penilaian kadar emas yang sesuai berbanding lurus
dengan uang pinjaman yang disalurkan. Kadar emas yang diterima di
Pegadaian mulai dari kadar 6 Karat sampai dengan 24 Karat.
3. Mempunyai outlet yang tersebar
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon mempunyai 5
outlet Unit Pelayanan Cabang yang berdekatan dengan lingkungan
penduduk dan pusat-pusat keramaian atau pasar.
4. Sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber Daya Manusia yang dimiliki telah dilatih dan diberikan
keahlian mengenai cara-cara menaksir barang yang akan dijaminkan
oleh nasabah.
Selain adanya kekuatan yang berasal dari faktor internalnya, PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon memiliki kelemahan
yang berasal dari lingkungan eksternalnya, diantaranya :
57
1. Kualitas pelayanan yang belum sesuai keinginan nasabah
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon hanya
menyediakan satu orang kasir (PAP) yang dimiliki oleh, sehingga
terjadi penumpukan nasabah. Nasabah menginginkan proses
pelayanan dilakukan dengan cepat dan aman.
2. Suku bunga produk gadai lebih tinggi
Sewa modal gadai yang ditetapkan oleh PT Pegadaian (Persero)
lebih tinggi dibandingkan dengan bunga gadai yang ditetapkan oleh
bank yang memiliki produk gadai sejenis.
3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal
Kurangnya proses update dan recovery data nasabah, menyebabkan
data nasabah yang telah lama tidak mengalami perubahan atau
bahkan hilang. Data nasabah juga seringkali pengisianya tidak
lengkap.
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon menyalurkan jasa
gadai dengan peralatan taksir yang relatif sederhana, hanya batu uji
dan air uji. Apabila fasilitas alat taksir lebih dilengkapi tidak
menutup kemungkinan untuk mempercepat waktu pelayanan
nasabah.
5. Sistem keamanan belum optimal
Pengamanan kantor cabang hanya di jaga oleh satu orang satpam dan
satu orang tentara atau polisi, sedangkan di unit pelayanan cabang
hanya di jaga oleh satu orang tenaga satpam.
6. Teknologi Informasi belum dimanfaatkan untuk mendukung
kegiatan operasional
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon belum
menggunakan teknologi informasi untuk melakukan pelayanan
secara online antar cabang dan belum memanfaatkan kartu kredit
ataupun debit dalam hal pembayaran ataupun transaksi kredit gadai.
7. Metode pengawasan belum berbasis resiko teknologi informasi
58
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon belum
memanfaatkan teknologi informasi untuk meminimalisir ancaman
tindakan kejahatan dengan menggunakan pemantuan CCTV dan
alarm yang berbasis teknologi informasi.
4.4.2 Identifikasi Peluang dan Ancaman
Analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan menghasilkan
rumusan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan saat ini.
Dengan mengetahui rumusan peluang dan ancaman diharapkan
perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi
ancaman yang dihadapi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
terhadap lingkungan eksternal PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon, maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang
menjadi peluang dan ancama. Peluang yang dimiliki antara lain :
1. Pertumbuhan ekonomi nasional dan tingkat inflasi.
Pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan nilai rupiah yang stabil
mengakibatkan banyaknya masyarakat yang membuka usaha dan
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap emas.
2. Harga emas yang terus meningkat
Harga emas yang cenderung meningkat mengakitbatkan standar
taksiran emas meningkat sehingga dapat menaikkan jumlah
pinjaman yang diberikan kepada nasabah.
3. Banyaknya peluang usaha
Banyaknya usaha rumahan dan pedagang di sekitar wilayah
kampong ambon menjadikan PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon sebagai salah satu lembaga keuangan yang
memberikan alternatif dalam memperoleh maupun penambahan
modal kerja.
4. Jumlah penduduk yang terus bertambah
Jumlah penduduk yang terus bertambah di sekitar wilayah PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dengan tingkat
kebutuhan dan keinginan yang beragam, menjadikan peluang untuk
mendapatkan nasabah baru yang lebih banyak.
59
5. Perkembangan teknologi
Pekembangan teknologi dengan memfaatkan internet memudahkan
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon untuk melakukan
promosi produk-produk yang dimiliki ataupun penawaran
penambahan uang pinjaman pada saat harga emas sedang meningkat.
Selain terdapat peluang, PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon memiliki ancaman dari luar perusahaan yang dapat
menghambat perkembangan usaha. Ancaman yang dihadapi adalah :
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai
Pesaing baru muncul dari pihak bank syariah yang membuka bisnis
rahn atau gadai syariah dikarenakan terbitnya RUU Pergadaian.
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai
Banyaknya toko emas yang menawarkan gadai emas kepada
masyarakat yang membeli emas dari toko emas pada saat pembelian
dengan tingkat taksiran yang lebih tinggi.
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan
Kredit Tanpa Agunan menjadi alternatif solusi nasabah untuk
menebus barang yang digadaikan pada PT Pegadaian (Persero),
mengakibatkan berkurangnya omset penyaluran kredit nasabah.
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk
UMKM
Lembaga bank dan non bank yang menawarkan kredit untuk UMKM
dengan berbagai kemudahan persyaratan menjadikan ancaman yang
dapat menghambat dalam penyaluran kredit untuk UMKM yang
dimiliki oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat
bertambahnya pengetahuan nasabah
Semakin bertambahnya pengetahuan nasabah dan semakin
banyaknya produk subtitusi (misalnya gadai BPKB tanpa survey)
membuat jasa gadai semakin tersaingi.
60
4.5. Perumusan Strategi PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon
4.5.1 Tahap Input (Tahap Masukan)
A. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Analisis lingkungan internal perusahaan menghasilkan empat
kekuatan dan tujuh kelemahan. Matriks IFE disusun berdasarkan
identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, dimana
key succes factor dari lingkungan internal yang dirangkum dalam
sebuah tabel Internal Factor Evaluation (IFE). Bobot (weight) dan
peringkat (rating) atas faktor-faktor strategis internal diperoleh
berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada pimpinan cabang,
manager operasional dan lima orang pengelola Unit Pelayanan Cabang
(UPC). Kemudian dari hasil pembobotan dan peringkat tersebut
dilakukan perhitungan untuk menentukan rata-ratanya. Adapun hasil
perhitungan dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini,
sedangkan perhitungan yang lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 4
Tabel 14. Matriks evaluasi faktor internal (IFE)
No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Total
Kekuatan :
1. Pelayanan cepat dan aman 0,092 3,857 0,356
2. Tingkat taksiran emas yang sesuai 0,075 3,000 0,226
3. Mempunyai outlet yang tersebar 0,089 3,857 0,344
4. Sumber Daya Manusia yang berkualitas 0,089 3,857 0,343
Kelemahan :
1. Kualitas pelayanan yang cepat sesuai keinginan nasabah 0,096 1,429 0,137
2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi 0,095 1,286 0,122
3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara
optimal 0,086 1,714 0,148
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional 0,098 1,857 0,182
5. Sistem keamanan belum optimal 0,098 1,429 0,141
6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional 0,094 1,714 0,161
7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI 0,087 1,857 0,162
Total 1,000 2,321
61
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 14, dapat dilihat bahwa PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon memiliki kekuatan
utama yaitu pelayanan yang cepat dengan prosedur cepat dan aman
dengan skor (nilai) 0,356. Kekuatan utama ini harus tetap di
pertahankan dan lebih ditingkatkan lagi demi mencapai kepuasan
nasabah serta mempertahankan nasabah agar tetap loyal terhadap
perusahaan. Adapun faktor yang menjadi kelemahan utama pada PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah suku bunga
untuk produk gadai lebih tinggi dengan skor 0,122. Kelemahan utama
ini harus dijadikan pertimbangan merubah kembali kebijakan
mengenai suku bunga gadai yang diberikan kepada nasabah demi
keberlangsungan usaha perusahaan.
Nilai (skor) total dari faktor-faktor internal adalah sebesar 2,321.
Nilai tersebut memiliki arti bahwa posisi PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon secara internal adalah lemah. Perusahaan
belum mampu memanfaatkan kekuatanya dan mengatasi kelemahan
yang dimiliki dengan baik. Dengan posisi tersebut PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon terus meningkatkan kinerjanya
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan utama yang menjadi kendala
dalam meningkatkan usahanya.
B. Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal terdapat lima
peluang dan lima ancaman yang dihadapi perusahaan. Matriks EFE
disusun berdasarkan identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan, dimana setelah key succes factor berupa peluang dan
ancaman tersebut diperoleh maka dirangkum dalam sebuah matriks
Eksternal Factor Evaluation (EFE). Dari hasil pembobotan dan
peringkat (rating) tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
menentukan nilai rata-ratanya. Hasil perhitungan dari matriks EFE
dapat dilihat pada Tabel 15, sedangkan perhitungan yang lebih detail
dapat dilihat pada Lampiran 5.
62
Tabel 15. Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE)
No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Total
Peluang :
1. Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi. 0,108 3,143 0,340
2. Harga emas yang terus meningkat 0,107 2,571 0,275
3. Banyaknya peluang usaha 0,097 2,571 0,248
4. Jumlah penduduk yang terus bertambah 0,095 1,857 0,177
5. Perkembangan Teknologi 0,090 2,714 0,243
Ancaman :
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai 0,114 3,286 0,375
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai 0,096 2,714 0,260
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan 0,098 2,286 0,224
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk
UMKM 0,098 1,857 0,181
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat
bertambahnya pengetahuan nasabah
0,098 2,286 0,225
Total 1,000 2,548
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 15, dapat dilihat bahwa
peluang yang cukup besar pada PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon adalah pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat
inflasi dan nilai rupiah yang stabil dengan skor sebesar 0,340. Hal ini
bisa dijadikan peluang untuk mengembangkan produk usaha lain
dalam bentuk penyaluran kredit untuk UMKM. Adapun yang menjadi
ancaman utama adalah munculnya pesaing dalam bisnis produk gadai
dengan skor 0,375. Ancaman utama ini harus bisa di atasi dengan
memberikan pelayanan yang lebih baik dari pesaing agar dapat
mempertahankan nasabahnya.
Skor (nilai) total atas faktor-faktor strategis eksternal adalah
sebesar 2,548. Nilai tersebut menunjukkan bahwa PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon berada dalam posisi kuat dalam
usahanya menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal
dan menghindari ancaman eksternal.
63
Kuat
3,0-4,0
Rata-rata
2,0-2,99
Lemah
1,0-1,99
4.5.2 Tahap Pencocokan
Pada tahap pencocokan, alat analisis yang digunakan matriks IE
dan SWOT matriks. Pemilihan kedua matriks ini didasarkan pada
tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor internal dan eksternal
serta mengetahui posisi bersaing.
1. Matriks IE
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total skor
IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total skor EFE yang diberi
bobot pada sumbu Y. Matriks IE bertujuan untuk mengetahui posisi
perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan
EFE dapat disusun dalam matriks Internal-Eksternal. Nilai total skor
faktor-faktor strategis internal PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon adalah sebesar 2,321, sedangkan nilai total skor atas
faktor-faktor strategis eksternal adalah sebesar 2,548. Hal ini dapat
diartikan bahwa faktor strategis eksternal memiliki pengaruh yang
lebih besar dibandingkan dengan faktor strategis internal.
Gambar 5. Matriks IE PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon
Berdasarkan Matriks IE pada gambar 5, dapat dilihat bahwa PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berada pada sel V. Hal
ini menunjukkan bahwa strategi yang paling baik dikendalikan oleh PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah strategi Hold
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Tinggi
3,0-4,0
4,0
3,0
2,0
1,0
Sedang
2,0-2,99
Rendah
1,0-1,99
Sko
r To
tal E
FE
64
and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi-strategi yang
umumnya digunakan adalah strategi intensif seperti market penetration
dan product development. Strategi penetrasi pasar berkaitan erat
dengan usaha pemasaran yang gencar, yang dapat dicapai dengan cara
menambah usaha promosi, iklan dan publisitas. Sedangkan
pengembangan produk berhubungan dengan perbaikan dan modifikasi
produk atau jasa.
2. SWOT Matriks
Penyusunan matriks SWOT dilakukan setelah mengetahui posisi
perusahaan saat ini dengan matriks IE. Matriks SWOT disusun dengan
mengkombinasikan faktor internal dan faktor eksternal sehingga
menghasilkan alternatif strategi yang sesuai yang dapat diterapkan oleh
perusahaan. Perumusan strategi ini menggunakan analisis SWOT yang
dapat dilihat pada Lampiran 6. Alternatif strategi yang diperoleh
adalah :
a. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
digunakan adalah :
1. Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam
rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha.
2. Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai dalam rangka
pemenuhan modal untuk menghadapai pertumbuhan ekonomi
nasional.
3. Membuka outlet yang tersebar dengan memanfaatkan
perkembangan jumlah penduduk yang terus bertambah.
Sebelum membuka UPC sebaiknya menggunakan pemetaan
yang tepat mengenai kondisi lingkungan sekitar.
4. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dengan
mengikuti perkembangan teknologi.
65
Pelayanan cepat dan aman bisa ditingkatkan dengan kerjasama
menggunakan mesin autodebet atau mesin debet bank untuk
pembayaran lebih aman.
5. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan
promosi pada saat harga emas terus meningkat.
b. Strategi S-T (Strenght-Threath)
Strategi S-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi yang
dapat diterapkan di perusahaan adalah :
1. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya
mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang
membuka produk gadai.
2. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke
pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
3. Memanfaatkan nilai taksiran yang sesuai kadar emas mengingat
ancaman dari persaingan dari pendatang baru maupun produk
substitusi.
4. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan
service excellent bagi nasabah.
c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Startegi W-O adalah strategi dimana perusahaan dapat mengatasi
kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Strategi yang dihasilkan
adalah :
1. Memanfaatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan jumlah
penduduk yang terus bertambah dengan keinginan yang beragam
untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai yang diinginkan
nasabah.
2. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana operasional dalam
pengembangan produk dengan memanfaatkan banyaknya
peluang usaha.
3. Mengupdate secara continue data nasabah dengan mengikuti
perkembangan teknologi.
66
4. Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan
menggunakan teknologi informasi.
5. Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk
berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas.
Fungsi TI bisa dimaksimalkan dengan pengadaan system online
gadai antar cabang sehingga apabila nasabah berada di luar kota
tetap bisa melakukan transaksi.
d. Strategi W-T (Weakness-Threath)
Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang
dapat digunakan adalah :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan
promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan
dalam bisnis gadai.
2. Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet),
membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah.
3. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput
bola agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing.
Melakukan promosi dengan sistem refferal, yaitu satu orang
mengajak seorang lainnya. Hal ini telah dilakukan dengan
meminta nomor telepon kenalan, saudara atau teman dari salah
satu nasabah yang telah dimiliki dan kemudian dihubungi oleh
pihak PT Pegadaian (Persero) untuk menjelaskan produk-produk
unggulan yang dimiliki, sehingga dengan cara ini diharapkan
dapat menambah jumlah nasabah baru dan tetap
mempertahankan nasabah yang telah ada sebelumnya.
4. Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya
saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas
pembuka jasa gadai).
67
4.6. Proses Hirarki Analitik (PHA)
Penentuan prioritas strategi pemasaran berdasarkan alternatif-
alternatif startegi yang ada digunakan metode Proses Hirarki Analitik
(PHA) dengan menggunakan program Expert Choice 11. Tingkat
pertama adalah fokus atau goal adalah masalah yag harus diselesaikan
sesuai dengan kesepakatan bersama; tingkat kedua adalah faktor yang
mempengaruhi strategi pemasaran; tingkat ketiga adalah aktor penting
dalam menentukan strategi pemasaran; tingkat keempat adalah tujuan
yang ingin dicapai; dan tingkat kelima adalah alternatif-alternatif
strategi yang dipilih oleh manajemen perusahaan berdasarkan
kuisioner dengan tujuan mampu mencapai target yang diharapkan.
Struktur hirarki strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon bisa dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Struktur hirarki strategi pemasaran jasa gadai emas PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
Kualitas
Pelayanan
Fokus Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
Tingkat Nilai
Taksiran Emas
Penambahan Unit
Pembantu Cabang
Tingkat Sewa
Modal Faktor
Pemimpin Cabang Manajer Bisnis
Usaha Gadai
Manajer
Pemasaran Aktor
Tujuan Meningkatkan
omset
Meningkatkan Daya
Saing
Meningkatkan
Kepuasan Nasabah
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Strategi
68
Keterangan :
S1 : Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke
pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
S2 : Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam
rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha.
S3 : Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan
promosi pada saat harga emas meningkat.
S4 : Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya
mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang
membuka produk gadai.
S5 : Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan
menggunakan teknologi informasi.
S6 : Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet),
membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah.
S7 : Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan
daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas
pembuka jasa gadai)
S8 : Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk
berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas.
4.6.1 Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal
Pengolahan horizontal digunakan untuk menyususn prioritas
relatif setiap faktor yang berada satu tingkatan di atasnya. Pengolahan
horizontal belum memperlihatkan keseluruhan kaitan setiap elemen
dalam hirarki. Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara
horizontal dalam penyusunan strategi pemasaran jasa gadai emas di PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dijelaskan sebagai
berikut :
A. Fokus (Tingkat Satu)
Fokus pada hirarki ini adalah strategi pemasaran jasa gadai emas
di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
69
B. Faktor (Tingkat Dua)
Tabel 16 membandingkan antara masing-masing elemen factor
terhadap fokus. Pada tabel 16 dapat dilihat bahwa tingkat sewa modal
merupakan elemen factor paling penting dengan bobot 0.326, hal ini
menjelaskan bahwa tingkat sewa modal sangat mempengaruhi strategi
pemasaran jasa gadai emas. Kemudian disusul oleh elemen faktor nilai
tingkat taksiran emas (0.258), penetapan patok taksiran tentunya akan
mempengaruhi besarnya pinjaman yang disalurkan. Elemen faktor
berikutnya adalah penambahan unit pembantu cabang dan kualitas
pelayanan (0.202).
Tabel 16. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap
fokus.
ELEMEN FAKTOR
FOKUS
BOBOT PRIORITAS
F1
KUALITAS
PELAYANAN 0,202 4
F2
NILAI TINGKAT
TAKSIRAN EMAS 0,258 2
F3
PENAMBAHAN
UNIT PEMBANTU
CABANG 0,214 3
F4
TINGKAT SEWA
MODAL 0,326 1
C. Aktor (Tingkat Tiga)
Pada tabel 17 dapat dilihat bahwa aktor yang paling berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan adalah pimpinan cabang dengan bobot
0.784, diikuti oleh manajer bisnis usaha gadai (0.120) dan manajer
pemasaran (0.096).
Elemen aktor yang berpengaruh terhadap nilai tingkat taksiran
emas dipegang peranannya oleh pimpinan cabang (0.618), kemudian
manajer bisnis usaha gadai (0.306) dan manajer pemasaran (0.077).
elemen aktor berikutnya yang berpengaruh terhadap penambahan unit
pembantu cabang masih dipegang peranannya oleh pimpinan cabang
70
(0.546), kemudian manajer pemasaran (0.275) dan manajer bisnis
usaha gadai (0.178).
Elemen aktor yang berpengaruh terhadap tingkat sewa modal
dipegang peranannya oleh manajer bisnis usaha gadai (0.719),
kemudian manajer pemasaran (0.204) dan pimpinan cabang (0.077).
Tabel 17. Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap
faktor
AKTOR
FAKTOR
F1 F2 F3 F4
A1 0,784 0,618 0,546 0,077
A2 0,120 0,306 0,178 0,719
A3 0,096 0,077 0,275 0,204
CR 0,020 0,000 0,180 0,160
D. Tujuan
Tabel 18 akan menunjukan antara masing masing elemen tujuan
terhadap aktor. Elemen tujuan pertama yang paling berpengaruh
terhadap pimpinan cabang adalah meningkatkan omset (0.556),
kemudian diikuti oleh meningkatkan kepuasan nasabah (0.229),
kemudian yang terkahir adalah meningkatkan daya saing (0.215).
Elemen tujuan kedua yang berpengaruh terhadap manajer bisnis
usaha gadai adalah meningkatkan omset (0.580), kemudian diikuti oleh
meningkatkan daya saing (0.336) kemudian yang terakhir adalah
meningkatkan kepuasan nasabah (0.084). Elemen tujuan terakhir yang
berpengaruh terhadap manajer pemasaran adalah meningkatkan daya
saing (0.538), kemudian meingkatkan omset (0.363) serta yang
terakhir meningkatkan kepuasan nasabah (0.099).
Tabel 18. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap
aktor
TUJUAN
AKTOR
A1 A2 A3
T1 0,556 0,580 0,363
T2 0,215 0,336 0,538
T3 0,229 0,084 0,099
CR 0,090 0,070 0,020
71
E. Strategi
Pada tabel 19 akan membandingkan antara masing-masing
elemen strategi terhadap tujuan. Elemen strategi pertama yang
berpengaruh terhadap meningkatkan omset adalah memberikan nilai
taksiran emas yang sesuai kadar, dengan pemberian taksiran optimal
tentunya akan meningkatkan jumlah uang pinjaman yang disalurkan
dan omset gadai emas tentunya akan naik. Strategi berikutnya yang
berpengaruh adalah penurunan tingkat sewa modal, saat ini suku bunga
gadai di PT Pegadaian (Persero) cukup tinggi tetapi tidak menutup
kemungkinan apabila diturunkan akan membuat omset gadai emas
semakin naik. Strategi yang berpengaruh berikutnya adalah membuka
outlet unit pembantu cabang (0..174), memberikan pelayanan yang
cepat dan aman (0.094), memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk
melakukan promosi (0.082), memanfaatkan divisi TI untuk melakukan
inovasi produk (0.073), kemudian meningkatkan keamanan kantor
(0.053) dan yang terkahir menambah faslitas pembayaran (0.035).
Elemen strategi kedua yang berpengaruh terhadap tujuan
meningkatkan daya saing adalah pemberian tingkat nilai taksiran
sesuai kadar emas (0.230), patok taksiran emas di PT Pegadaian
(Persero) perlu ditingkatkan agar nasabah tetap mendapat jumlah
pinjaman yang optimal dan tidak berpindah ke pihak bank syariah.
Elemen strategi kedua adalah penurunan tingkat sewa modal (0.224),
dalam menghadapi persaingan PT Pegadaian (Persero) perlu
menurunkan suku bunga yang relatif lebih tinggi disbanding pihak
bank syariah. Strategi berikutnya adalah memberikan pelayanan yang
cepat dan aman (0.120), membuka outlet unit pembantu cabang
(0.114), menambah inovasi produk (0.105), memanfaatkan SDM yang
berkualitas untuk melakukan promosi (0.101), kemudian
meningkatkan keamanan kantor (0.072) dan yang terkahir menambah
faslitas pembayaran (0.035).
Elemen strategi terakhir yang berpengaruh terhadap tujuan
meningkatkan kepuasan nasabah adalah strategi penurunan sewa
72
modal (0.267), semakin murah tingkat sewa modal maka nasabah akan
semakin terpuaskan dan membuat nasabah semakin loyal kepada
Pegadaian. Strategi berikutnya adalah peningkatan nilai taksiran emas
yang sesuai kadar (0.260), apabila emas nasabah dihargai sesuai kadar
maka otomatis nasabah merasa diuntungkan dengan menerima uang
pinjaman yang optimal. Strategi yang dominan berikutnya adalah
memberikan pelayanan yang cepat dan aman (0.222), meningkatkan
system keamanan dan pengawasan (0.081), membuka outlet yang
tersebar (0.053), menambah fasilitas pembayaran (0.041), melakukan
inovasi produk (0.040) dan melakukan promosi (0.035).
Tabel 19. Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap
tujuan.
4.6.2 Hasil Pengolahan AHP Secara Vertikal
Pengolahan vertikal digunakan untuk menyususn dan melihat
prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap
sasaran utama hirarki. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks
pendapat gabungan diolah secara horizontal dan telah memenuhi
persyaratan inkonsistensi yaitu sebesar < 10 persen. Hirarki hasil
pengolahan secara vertikal dapat dilihat pada Gambar 7.
STRATEGI
TUJUAN
T1 T2 T3
S1 0,174 0,114 0,053
S2 0,245 0,230 0,260
S3 0,082 0,101 0,035
S4 0,094 0,120 0,222
S5 0,053 0,072 0,081
S6 0,035 0,035 0,041
S7 0,244 0,224 0,267
S8 0,073 0,105 0,040
CR 0,120 0,110 0,050
74
B. Faktor
Tabel 20 akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing
elemen faktor serta prioritasnya. Faktor pertama dengan prioritas
paling tinggi adalah tingkat sewa modal (0.326). Tingkat sewa modal
selalu menjadi acuan perhitungan bagi nasabah penggadai, apabila
tingkat sewa modal di PT Pegadaian (Persero) bisa diturunkan maka
nasabah akan loyal dan jumlah omset pinjaman gadai terpenuhi.
Prioritas kedua adalah tingkat nilai taksiran emas (0.258).
Penentuan karatase emas berpengaruh terhadap pinjaman yang bisa
disalurkan, sehingga apabila perhiasan emas nasabah dinilai secara
optimal maka pinjaman yang disalurkan juga akan optimal dan
nasabah akan merasa puas apabila perhiasan emas ditaksir sesuai
kadar. Prioritas ketiga adalah penambahan unit pembantu cabang
(0.214) dan yang terakhir adalah kualitas pelayanan (0.202).
Tabel 20. Hasil pengolahan vertikal elemen faktor
FOKUS
BOBOT PRIORITAS
F1 0,202 4
F2 0,258 2
F3 0,214 3
F4 0,326 1
C. Aktor
Tabel 21 akan menjelaskan nilai bobot dan prioritas dari masing-
masing elemen aktor. Aktor yang memiliki prioritas tertinggi adalah
pimpinan cabang (0.460). Pimpinan cabang memiliki peranan paling
penting karena paling mengetahui kondisi lapang serta yang
berhubungan langsung dengan nasabah. Prioritas kedua adalah manajer
bisnis dan usaha gadai (0.376). Manajer bisnis usaha gadai mempunyai
tanggung jawab sebagai penentu tingkat sewa modal beserta besarnya
harga pasar emas acuan, sehingga lebih dominan dibanding manajer
75
pemasaran (0.165) yang hanya focus kepada pemasaran jasa gadai
emas.
Tabel 21. Hasil pengolahan vertikal elemen aktor
AKTOR BOBOT PRIORITAS
A1 0.460 1
A2 0.376 2
A3 0.165 3
D. Tujuan
Tabel 22 akan menjelaskan nilai bobot dan prioritas dari masing-
masing elemen tujuan. Prioritas tujuan pertama adalah meningkatkan
omset (0.533). Tolak ukur keberhasilan kinerja suatu cabang di PT
Pegadaian (Persero) ditentukan oleh tercapai atau tidaknya omset gadai
emas yang telah ditetapkan oleh kantor wilayah. Penentuan omset
didasarkan oleh tren kenaikan harga emas serta tren pencapaian omset
pada tahun sebelumnya. Pada prioritas kedua adalah meningkatkan
daya saing (0.314). Tujuan meningkatkan daya saing harus selalu
terjaga karena merupakan hal penting bagi perusahaan, mengingat
akhir akhir ini competitor sudah banyak bermunculan. Apabila kondisi
seperti ini terus terjadi maka berakibat terhadap jumlah berkurangnya
pangsa pasar karena diambil oleh pihak kompetitor. Sedangkan
prioritas tujuan terakhir adalah meningkatkan kepuasan nasabah
(0.153).
Tabel 22. Hasil pengolahan elemen tujuan
TUJUAN BOBOT PRIORITAS
T1 0.533 1
T2 0.314 2
T3 0.153 3
76
E. Strategi
Tabel 23 akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing
alternatif strategi. Strategi pertama yang menjadi prioritas utama
adalah pemberian nilai taksiran emas yang sesuai kadar kepada
nasabah (0.281). Pemberian taksiran emas sesuai kadar selain bisa
meningkatkan kepuasan nasabah juga bisa sebagai peningkat omset
pencapain gadai emas di Pegadaian. Strategi kedua adalah menurunkan
tingkat suku bunga gadai (0.242). Penurunan tingkat bunga gadai bisa
menjadi faktor penarik bagi nasabah dalam menghadapi persaingan di
usaha gadai akhir-akhir ini. Apabila sewa modal turun maka nasabah
akan lebih loyal dan pencapaian omset akan meningkat.
Strategi ketiga adalah membuka outlet yang tersebar (0.137).
Strategi jemput bola seperti ini dirasa penting karena selain
mendekatkan diri kepada nasabah juga bisa digunakan sebagai usaha
memperkuat pondasi dalam menghadapi persaingan usaha gadai.
Fokus persebaran unit dilakukan di daerah pasar tradisional dan pusat
perbelanjaan modern (mall). Strategi keempat adalah memberikan
pelayanan yang cepat dan aman (0.109). Barang jaminan yang akan
digadai harus ditaksir tidak lebih dari 15 menit demi kepuasan
nasabah, serta penyimpanan juga harus aman menyangkut tingkat
kepercayaan nasabah kepada PT Pegadaian (Persero).
Strategi kelima adalah memanfaatkan SDM untuk melakukan
promosi (0.080), promosi harus dilakukan secara berkala sehingga
posisi PT Pegadaian sebagai penyedia jasa gadai emas tidak tergeser
oleh competitor. Strategi berikutnya adalah strategi inovasi produk
pada prioritas ke enam (0.066) dan strategi ketujuh adalah
meningkatkan sistem keamanan (0.055) serta strategi terakhir adalah
menambah fasilitas pembayaran (0.031).
77
Tabel 23. Hasil pengolahan vertikal elemen strategi
TUJUAN BOBOT PRIORITAS
S1 0.137 3
S2 0.281 1
S3 0.080 5
S4 0.109 4
S5 0.055 7
S6 0.031 8
S7 0.242 2
S8 0.066 6
4.7. Implikasi Manajerial
Pada tahapan ini akan disajikan elemen-elemen penting yang
terlibat secara langsung dan memberikan kontribusi besar terhadap
keberlangsungan strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon. Gambar 13 menjelaskan bahwa
faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap strategi pemasaran jasa
gadai emas PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah
tingkat nilai sewa modal, tingkat nilai taksiran emas, penambahan upc
serta kualitas pelayanan. Dengan semakin munculnya pesaing baru
berupa jasa gadai syariah atau toko emas penerima gadai maka
masyarakat akan lebih selektif dalam memilih jasa gadai. Faktor
berikutnya yang memberikan andil besar terhadap strategi pemasaran
jasa gadai emas adalah tingkat nilai taksiran emas. Penetapan patok
taksiran akan menjadi sensitif bagi nasabah mengingat kuatnya
persaingan terhadap jasa gadai emas baik oleh bank syariah atau toko
emas. Konsumen cenderung akan membandingkan perolehan uang
pinjaman antara Pegadaian dengan lembaga penyalur gadai lainnya.
PT Pegadaian (Persero) terus berupaya meningkatkan nilai Standar
Taksiran Logam Mulia (STL Emas) mengikuti harga pasar secara
update dan bahkan meningkatkan patok taksiran yang sudah
ditentukan.
78
Gambar 13. Model implikasi manajerial
Strategi Pemasaran Jasa Gadai
Emas di PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon
Faktor
Kualitas Pelayanan
Penambahan Unit Pelayanan
Cabang
Tingkat Nilai Taksiran Emas
Tingkat Nilai Sewa Modal
Aktor
Manajer Pemasaran
Manajer Bisnis Usaha Gadai
Pemimpin Cabang
Tujuan
Meningkatkan Omset
Meningkatkan Daya Saing
Meningkatkan Kepuasan
Nasabah
Strategi
Memberikan Nilai Taksiran
Emas Sesuai Kadar
Menurunkan tingkat sewa
modal
Membuka Outlet Tambahan
Memberikan Pelayanan Yang
Cepat dan Aman
Pemanfaatan Divisi TI secara
optimal
Melakukan Promosi Berkala
Melakukan Inovasi Produk
Menambah Fasilitas
Pembayaran
79
Faktor berikutnya yang memberikan andil besar terhadap strategi
pemasaran jasa gadai emas adalah tingkat nilai taksiran emas. Penetapan
patok taksiran akan menjadi sensitif bagi nasabah mengingat kuatnya
persaingan terhadap jasa gadai emas baik oleh bank syariah atau toko emas.
Konsumen cenderung akan membandingkan perolehan uang pinjaman
antara Pegadaian dengan lembaga penyalur gadai lainnya. PT Pegadaian
(Persero) terus berupaya meningkatkan nilai Standar Taksiran Logam Mulia
(STL Emas) mengikuti harga pasar secara update dan bahkan meningkatkan
patok taksiran yang sudah ditentukan.
Pada tingkat aktor, elemen yang paling berpengaruh dan berperan
penting dalam menjalankan strategi pemasaran jasa gadai emas PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah pemimpin cabang.
Sangat jelas bahwa pemimpin perusahaan adalah aktor yang sangat
memahami bagaimana kondisi internal dan eksternal kantor cabang terkait
segala sumberdaya yang dimiliki, baik dari SDM, keuangan, kondisi
pesaing. Dengan kemampuan memahami seluk beluk persaingan secara
mendalam, jelas peranan pemimpin cabang berada pada prioritas teratas
dibandingkan dengan aktor manajer bisnis usaha gadai atau manajer
pemasaran yang berada pada lingkup kantor pusat.
Pada tingkatan tujuan, elemen yang paling berperan penting adalah
peningkatan jumlah omset dari uang pinjaman yang disalurkan. Indikator
keberhasilan strategi pemasaran jasa gadai emas adalah perolehan omset
atau uang pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Elemen berikutnya
adalah meningkatkan daya saing, semakin kuat daya saing suatu produk atau
jasa dilihat bagaimana produk atau jasa bisa tetap bertahan ditengah
maraknya persaingan lembaga keuangan penyalur kredit, terutama jasa
gadai. PT Pegadaian (Persero) memang sudah berusia lebih dari satu abad
akan tetapi dalam menghadapi RUU gadai antimonopoli dirasa masih belum
siap dikarenakan masih banyak cabang yang target omset tidak tercapai
terutama cabang kampong ambon.
Pada tingkat akhir yaitu strategi, diperoleh delapan alternatif strategi
yang dinilai memberikan pengaruh positif bagi pemasaran jasa gadai emas
80
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Strategi yang menjadi
prioritas utama adalah menurunkan tingkat suku bunga gadai. Tingkat sewa
modal yang tinggi oleh PT Pegadaian (Persero) sudah menjadi rahasia
umum, akan tetapi dalam waktu dekat ini akan diluncurkan produk berbasis
jasa gadai yang tingkat sewa modalnya rendah (kurang lebih satu persen per
bulan). Strategi kedua adalah memberikan nilai taksiran emas sesuai kadar.
Pemberian nilai taksiran emas pada PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon dirasa belum optimal karena belum tercapainya target
omset yang ditetapkan kantor wilayah. Masih adanya tenaga penaksir yang
kurang pengalaman dalam penentuan kadar emas dirasa perlu dilakukan
pendidikan tambahan agar tidak terjadi keragu raguan dalam menaksir emas.
Strategi berikutnya adalah penambahan jumlah outlet unit pembantu
cabang. Penambahan jumlah outlet sedang gencar dilakukan oleh PT
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, ini bisa dilihat telah
tersedianya lima (5) unit pembantu cabang di daerah sekitar Kampung
Ambon, Jakarta Timur. Setelah diberlakukannya Undang-Undang bisnis
gadai oleh pemerintah, PT Pegadaian (Persero) ke depan akan memagari diri
dengan memperbanyak membuka Unit-unit Pelayanan Gadai di seluruh
pelosok negeri ini dengan sistem jemput bola, dimana nasabah bisa
melakukan transaksi gadai melalui Unit Pelayanan Cabang terdekat rumah
tinggalnya. Upaya ini dilakukan agar nasabah tidak pindah kepada lembaga
gadai yang menjadi pesaing PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon.
Strategi peningkatan kualitas pelayanan perlu dikembangkan karena
selama ini kondisi PT Pegadaian (Persero) terbiasa dengan kondisi monopoli
sehingga pelayanan sering diabaikan. Untuk peningkatan pelayanan pihak
manajemen gencar mengadakan diklat service excellent kepada para
pegawai atau staf baik di level cabang sampai kantor pusat. Strategi
berikutnya adalah pemanfaatan tenaga TI yang selama ini kurang
dioptimalkan. Pesaing yang datang dari pihak bank sudah terbiasa
menggunakan system online, akan tetapi PT Pegadaian (Persero) baru
81
mempersiapkan ke arah pelayanan berbasis online dan akan membutuhkan
waktu dan dana yang tidak sedikit untuk pengembanganya.
Strategi berikutnya adalah promosi secara berkala. Promosi yang
sudah diterapkan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
antara lain melakukan open table di pasar-pasar, mall atau daerah keramaian
lainnya yang masih menjadi jangkauan wilayah pemasaran. Open table yang
diadakan secara sebulan sekali berisi kegiatan pencucian emas gratis,
penjualan LM 24 karat bersertifikat secara tunai atau kredit dan jasa taksiran
secara gratis. Edukasi masyarakat mengenai investasi emas dalam program
open table oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
diharapkan mampu meningkatkan omset jasa gadai dalam waktu jangka
panjang.
Strategi inovasi produk telah dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero).
Salah satu inovasi produk berbasis jasa gadai adalah KRASIDA yaitu gadai
dengan sistem angsuran flat per bulan dengan bunga satu persen per bulan.
Strategi terakhir adalah penambahann fasilitas pembayaran dengan
menggunakan system auto debet atau penggunaan kartu debit di loket kasir.
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon sudah menerapkan
strategi ini akan tetapi masih terbatas pada satu bank saja (BNI), padahal
apabila menyediakan lebih dari satu bank maka kepuasan nasabah akan
lebih meningkat karena nasabah akan lebih aman dalam bertransaksi tanpa
harus membawa uang tunai.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Lingkungan internal yang menjadi kekuatan PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon adalah pelayanan yang cepat dan aman, tingkat taksiran
emas yang sesuai kadar, mempunyai outlet yang tersebar, sumber daya
manusia yang berkualitas. Sedangkan yang menjadi kelemahan PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon adalah suku bunga untuk produk gadai
lebih tinggi, data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara
optimal, sarana dan prasarana kurang mendukung operasional, sistem
keamanan belum optimal, TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
operasional, metode pengawasan belum berbasis resiko. Lingkungan eksternal
yang menjadi peluang adalah pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi
dan nilai tukar rupiah yang stabil, harga emas yang terus meningkat,
banyaknya peluang usaha rumahan di sekitar kantor cabang, perkembangan
teknologi. Sedangkan yang menjadi ancaman PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon adalah munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai,
keberadaan toko emas yang membuka produk gadai, menjamunya produk
subtitusi.
b. Beberapa alternatif strategi pemasaran yang diperoleh antara lain : (1)
Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru
dan toko emas yang membuka produk gadai, (2) Memberikan nilai taksiran
emas yang sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan
usaha, (3) Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi
pada saat harga emas meningkat, (4) Memberikan pelayanan yang cepat dan
aman sebagai upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing
yang membuka produk gadai, (5) Meningkatkan sistem keamanan dan
pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi, (6) Menambah
fasilitas (pembayaran secara online/autodebet) dan membuat inovasi produk
agar tercipta loyalitas nasabah, (7) Menurunkan tingkat suku bunga
83
gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama
(toko emas pembuka jasa gadai), (8) Memanfaatkan divisi TI untuk
melakukan inovasi produk berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas.
c. Strategi pemasaran terpilih yang direkomendasikan bagi perusahaan adalah:
(1) Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka
memenuhi kebutuhan permodalan usaha, (2) Menurunkan tingkat suku bunga
gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama
(toko emas pembuka jasa gadai, (3) Membuka outlet yang tersebar agar
nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka
produk gadai, (4) Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya
mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk
gadai.
2. Saran
a. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, PT (Persero) Pegadaian
Cabang Kampung Ambon harus selalu meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan kepada sehingga keinginan nasabah dapat terpenuhi,
misalnya: penambahan untuk pelayanan kasir, menerapkan standar
pelayanan, dan menjalin hubungan baik dengan nasabah.
b. PT (Persero) Pegadaian Cabang Kampung Ambon sebaiknya menjalin
kerjasama dengan pihak bank untuk memudahkan nasabah dalam
bertransaksi dengan menggunakan kartu debit yang dimilikinya serta
menerapkan sistem online antar cabang sehingga nasabah dapat melakukan
transaksi di cabang manapun.
c. Sebaiknya PT (Persero) Pegadaian Cabang Kampung Ambon melakukan
pengembangan produk melalui peningkatan kualitas produk dan melengkapi
jumlah maupun fitur produk, agar nasabah semakin tertarik pada produk
yang di tawarkan PT (Persero) Pegadaian Cabang Kampung Ambon.
84
DAFTAR PUSTAKA
[BI] Bank Indonesia. 2012. Data Perkembangan Jumlah Bank Syariah di
Indonesia. [Internet]. [diunduh 2012 November 20]. Tersedia pada:
http//www.bi.go.id/web/id/statistik/statistik+perbankan+syariah+Indonesia/
Chandra, P. 2009. Pegadaian dan Rakyat Kecil. Jakarta (ID): PT. Jejaring Lintas
Media.
David, F. 2009. Manajemen Strategi : Konsep-konsep (Buku 1, Edisi 12). Jakarta
(ID): PT Indeks Kelompok Gramedia.
Febrianto, F. 2009. Strategi Pengembangan Promosi Dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus LPM Chic’s Music,
Cabang Condet). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Harjito, A dan A. Maulana. 2009. Hukum Jaminan. Jakarta (ID): Divisi Diklat
Penaksir Perum Pegadaian.
[KPPJ] Kanwil Perum Pegadaian Jakarta. 2012. Laporan Perkembangan
Operasional April 2012. Jakarta (ID): Perum Pegadaian.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.
Kotler P, K. L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Dua Belas Jilid I.
Jakarta (ID): PT Indeks Kelompok Gramedia.
Mulyawati, I. 2012. Perumusan Strategi Pemasaran Pada Pegadaian Kemayoran.
[skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Saaty, T.L. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Setiono L,
penerjemah. Jakarta (ID): Institut Pendidikan dan Pembinaan Manejemen
(IPPM).
Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta (ID): ANDI.
Umar, H. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta (ID): PT Gramedia
Pustaka Utama.
Zakiah. 2008. Analisis Strategi Promosi Jasa Telekomunikasi Esia Pada PT
Bakrie Telecom tbk. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
85
86
Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara kepada PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon
A. Pertanyaan tentang Gambaran Umum Perusahaan
1. Bagaimana sejarah berdirinya Pegadaian ?
2. Apa visi dan misi PT Pegadaian (Persero)?
3. Apa yang menjadi tujuan jangka panjang dari PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon?
4. Apa Bidang Usaha pokok PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon dan bagaimana kegiatannya ?
5. Bagaimana struktur organisasi PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung Ambon?
6. Bagaimana pembagian tugas dan wewenang pada setiap jabatan ?
7. Bagaimana prosedur delegasi wewenang antara kantor pusat dengan kantor
cabang ?
B. Pertanyaan tentang Lingkungan Internal
1. Pemasaran
Pertanyaan tentang STP
1. Pada segmen manakah nasabah yang akan dilayani oleh PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon?
2. Apakah perusahaan telah menetapkan pasar sasaran untuk produk-
produk yang ada di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon ?
3. Bagaimana positioning Perusahaan saat ini ?
Pertanyaan tentang Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Pertanyaan tentang bauran produk
1. Produk apa saja yang ditawarkan oleh PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon dan fasilitas apa saja yang ditawarkan dari
masing-masing produk ?
2. Apa produk unggulan dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon?
87
Lanjutan lampiran 1.
Pertanyaan tentang bauran harga
1. Berapa tingkat suku bunga untuk masing-masing produk pegadaian ?
2. Siapa yang menentukan suku bunga tersebut ?
3. Apakah cabang diberikan kewenangan untuk menaikkan atau
menurunkan tingkat suku bunga, dalam rangka melakukan negosiasi
yang lebih luas dengan nasabah/calon nasabah pada unit operasional ?
Pertanyaan tentang bauran lokasi/distribusi
1. Apa alasan memilih lokasi kantor cabang dan Unit Pelayanan Cabang
(UPC) di daerah tersebut?
2. Bagaimana cara melakukan transaksi pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon?
Pertanyaan tentang bauran promosi
1. Apa saja promosi yang sudah dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon selama ini ?
2. Bentuk promosi apa yang menjadi andalan bagi PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon?
2. Pertanyaan tentang Keuangan
1. Bagaimana memperoleh modal usaha ?
2. Bagaimana perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan ?
3. Pertanyaan tentang Produksi/operasi
1. Bagaimana proses operasional sehari-harinya ?
2. Bagaimana prosedur penerimaan dan identifikasi nasabah ?
3. Bagaimana prosedur penerimaan dan persetujuan permohonan kredit ?
4. Bagaimana prosedur penanganan kredit yang bermasalah ?
4. Pertanyaan tenyang Sumber Daya Manusia
1. Berapa jumlah karyawan dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon saat ini ?
2. Apa rata-rata latar belakang pendidikan dari seluruh karyawan ?
3. Pelatihan dan pengembangan karir seperti apa yang sudah dilakukan untuk
memperbaiki kualitas SDM di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon?
88
Lanjutan lampiran 1.
5. Pertanyaan tentang Sistem Informasi Manajemen
1. Apakah PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon menggunakan
SIM ?
2. Bagaimana penggunaan sistem informasi tersebut ?
C. Pertanyaan Tentang Lingkungan Eksternal
1. Apa saja faktor lingkungan mikro yang mempengaruhi PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon?
2. Selama ini siapa yang menjadi pemasok dari PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon
3. Siapakah perusahaan yang menyediakan Surat Bukti Kredit (SBK)
bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
4. Siapa pesaing utama PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon?
5. Siapa yang menjadi perantara pemasaran dari PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon?
89
Lampiran 2. Kuesioner penelitian
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN BOBOT DAN RATING
TERHADAP FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ............................................
Jabatan : ............................................
Saya sangat berharap agar bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara obyektif dan
benar, karena kuesioner ini merupakan alat bantu penelitian untuk memperoleh data yang
sahih dan akurat.
Peneliti :
Isyak Fitriyanto
H24076062
PROGRAM STUDI ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
90
Lanjutan Lampiran 2.
A. PENENTUAN BOBOT FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Tujuan :
Mendapatkan penilaian dari para responden mengenai faktor-faktor strategis internal dan
eksternal dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategis tersebut
mempengaruhi atau menentukan keberhasilan perusahaan.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh para responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara
sekaligus (tidak menunda), agar terhindar dari inkonsistensi jawaban
4. Resonden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah
tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan akurat
5. Responden dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor dalam
kuesioner ini, baik dengan responden lainnya ataupun dengan peneliti. Hal ini
dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (variabel
horizontal-variabel vertikal) berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap
perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2 dan 3
dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
2. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap
faktor-faktor strategis internal dan eksternal.
91
Lanjutan Lampiran 2
Faktor – faktor Strategis
Internal A B C D E F G H I J K
Pelayanan cepat dan aman dengan
prosedur yang mudah dan
sederhana (A)
Tingkat Nilai Taksiran Emas Yang
Sesuai Kadar (B)
Mempunyai outlet yang tersebar di
berbagai daerah dan berada di
lokasi-lokasi strategis (C)
Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dan berada pada usia
potensial untuk dikembangkan (D)
Kualitas pelayanan dalam aspek
kenyamanan masih belum sesuai
dengan harapan nasabah (E)
Suku bunga untuk produk gadai
lebih tinggi dari suku bunga
lembaga keuangan mikro lainnya
(F)
Data nasabah yang dimiliki belum
dapat digunakan secara optimal
sebagai dasar implementasi
kebijakan/strategi perusahaan (G)
Sarana dan prasarana kurang
mendukung operasional secara
optimal (H)
Sistem keamanan belum optimal
untuk menjamin keamanan barang
jaminan yang disimpan (I)
TI belum dimanfaatkan untuk
mendukung kegiatan operasional
(J)
Metode pengawasan belum
berbasis resiko dan TI (K)
92
Lanjutan Lampiran 2
Faktor – faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J
Pertumbuhan ekonomi nasional,
tingkat inflasi (A)
Harga emas yang terus meningkat
secara signifikan (B)
Banyaknya peluang usaha untuk
membuka sentra-sentra bisnis (C)
Jumlah penduduk yang terus
bertambah (D)
Teknologi yang berkembang dengan
cepat (E)
Munculnya pesaing baru serta
berkembangnya bank syariah yang
mempunyai produk gadai (F)
Keberadaan toko emas yang
membuka praktek gadai (G)
Menjamurnya produk Kredit Tanpa
Agunan yang diluncurkan oleh bank-
bank umum dan produk substitusi
gadai (H)
Bank-bank umum, BPR dan koperasi
semakin serius untuk menggarap
pasar UMKM (I)
Semakin selektif dan semakin baiknya
pengetahuan nasabah, yang
menyebabkan semakin tingginya
produk substitusi dan rendahnya
loyalitas nasabah (J)
93
Lanjutan Lampiran 2.
B. PENENTUAN RATING FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Tujuan :
Mendapatkan penilaian dari para responden mengenai kemampuan perusahaan dalam
menghadapi pengaruh faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pengembangan perusahaan.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh para responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara
sekaligus (tidak menunda), agar terhindar dari inkonsistensi jawaban
4. Resonden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah
tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan akurat
5. Responden dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor dalam
kuesioner ini, baik dengan responden lainnya ataupun dengan peneliti. Hal ini
dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
I. Pemberian Rating terhadap Kekuatan
Petunjuk Pengisian :
Pemberian rating pada faktor kekuatan digunakan skala 3 dan 4, dengan
keterangan skala sebagai berikut :
Nilai 3= Jika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil
Nilai 4= Jika faktor tersebut merupakan kekuatan utama
II. Pemberian Rating terhadap Kelemahan
Petunjuk Pengisian :
Pemberian rating pada faktor kelemahan digunakan skala 1 dan 2, dengan
keterangan skala sebagai berikut :
94
Lanjutan Lampiran 2.
Nilai 1 = Jika faktor tersebut merupakan kelemahan utama
Nilai 2 = Jika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil
III. Pemberian Rating terhadap Peluang
Petunjuk Pengisian :
Pemberian rating untuk faktor peluang digunakan skala 1 sampai dengan 4,
dengan keterangan sebagai berikut :
Nilai 4 = Jawaban superior
Nilai 3 = Jawaban di atas rata-rata
Nilai 2 = Jawaban rata-rata
Nilai 1 = Jawaban jelek
IV. Pemberian Rating terhadap Ancaman
Petunjuk Pengisian :
Pemberian rating untuk faktor ancaman digunakan skala 1 sampai dengan 4,
dengan keterangan skala sebagai berikut :
Nilai 4 = Jawaban superior
Nilai 3 = Jawaban di atas rata-rata
Nilai 2 = Jawaban rata-rata
Nilai 1 = Jawaban jelek
95
Lanjutan Lampiran 2.
No Faktor Strategis Internal Rating
KEKUATAN
1. Pelayanan cepat dan aman
2. Tingkat Nilai Taksiran Emas Yang Sesuai Kadar
3. Mempunyai outlet yang tersebar
4. Sumber Daya Manusia yang berkualitas
KELEMAHAN
1. Kualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah
2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi
3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara
optimal
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional
5. Sistem keamanan belum optimal
6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional
7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI
96
Lanjutan Lampiran 2
No Faktor Strategis Eksternal Rating
. PELUANG
1. Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi.
2. Harga emas yang terus meningkat
3. Banyaknya peluang usaha
4. Jumlah penduduk yang terus bertambah
5. Perkembangan Teknologi
ANCAMAN
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk
KUMK
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat
bertambahnya pengetahuan nasabah
97
Lanjutan Lampiran 2
DATA RESPONDEN
1. Nama : …………………………………………
2. Jenis Kelamin : …………………………………………
3. Usia : …………………………………………
4. Pendidikan Terakhir : …………………………………………
5. Jabatan : …………………………………………
6. Tugas dan Wewenang :
a. ………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………
c. ………………………………………………………………
d. ………………………………………………………………
e. ………………………………………………………………
7. Lama Bekerja : …………………………………………
98
Lanjutan Lampiran 2
KUISIONER AHP
Petunjuk Pengisian :
Pada bagian ini responden diminta untuk membandingkan antara elemen-elemen kiri dan
kanan lalu memberi jawaban berupa tanda x pada nilai perbandinganya
Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat
kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara berpasangan
Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala yang
digunakan untuk menilai komparasi ditentukan sebagai berikut :
Intensitas
Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Equal Importance
Dua aktivitas memberikan kontribusi sama terhadap
tujuan (A dan B sama penting)
3
Moderate
Importance
Pengalaman dan penilaian memberikan nilai tidak
jauh berbeda antara satu aktivitas terhadap aktivitas
lainnya (A sedikit lebih penting dari B)
5 Strong Importance
Pengalaman dan penilaian memberikan nilai kuat
berbeda antara satu aktivitas terhadap aktivitas
lainnya (A lebih penting dari B)
7
Very Strong
Importance
Satu aktivitas sangat lebih disukai dibandingkan
aktivitas lain (A sangat jelas lebih penting dari B)
9 Extreme
Importance
Satu aktivitas secara pasti menempati urutan
tertinggi dalam tingkatan preferensi (A mutlak lebih
penting dari B)
2,4,6,8
Nilai kompromi
atas nilai-nilai di
atas
Penilaian kompromi secara numeris dibutuhkan
semenjak tidak ada kata yang tepat untuk
menggambarkan tingkat preferensi (nilai nilai
diantara dua pertimbangan)
99
Lanjutan lampiran 2
Struktur Hirarki Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung Ambon, Jakarta Timur.
I. Perbandingan Faktor/Perbandingan Antar Elemen Faktor Terhadap Fokus
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor
dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas terhadap Strategi
Pemasaran Jasa Gadai Emas di PT Pegadaian (persero) Cabang Kampung Ambon ,
yaitu :
1. Kualitas Pelayanan (EF1)
2. Tingkat Nilai Taksiran Emas (EF2)
3. Penambahan Unit Pembantu Cabang (EF3)
4. Tingkat Sewa Modal (EF4)
Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas PT Pegadaian (persero) Cabang Kampung Ambon Fokus
Tingkat Sewa
Modal
Strategi
Manajer
Pemasaran
S2 S1 S8 S7 S6 S5 S4 S3
Meningkatkan Kepuasan
Nasabah
Meningkatkan
Daya Saing
Meningkatkan
omset
Tujuan
Aktor Pemimpin
Cabang Manajer Bisnis
Usaha Gadai
Faktor Tingkat Nilai
Taksiran Emas
Kualitas
Pelayanan
Penambahan Unit
Pembantu Cabang
100
Lanjutan lampiran 2
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
EF1 EF2
EF1 EF3
EF1 EF4
EF2 EF3
EF2 EF4
EF3 EF4
Keterangan :
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat
jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya.
II. Perbandingan Aktor Terhadap Faktor
Aktor yang berpengaruh, yaitu:
1. Pemimpin Cabang (A1)
2. Manajer Bisnis Usaha Gadai (A2)
3. Manajer Pemasaran (A3)
2.1. Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Kualitas Pelayanan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan
aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Kualitas Pelayanan.
Faktor Tingkat Sewa
Modal
Penambahan Unit
Pembantu Cabang
Tingkat Nilai
Taksiran Emas
Kualitas
Pelayanan
Aktor Pemimpin Cabang Manajer
Pemasaran
Manajer Bisnis
Usaha Gadai
101
Lanjutan lampiran 2
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A1 A2
A1 A3
A2 A3
Keterangan :
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
2.2. Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Tingkat Nilai Taksiran Emas
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor
(A) dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Tingkat
Nilai Taksiran Emas.
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A1 A2
A1 A3
A2 A3
Keterangan :
Faktor Tingkat Sewa
Modal
Penambahan Unit
Pembantu Cabang
Tingkat Nilai
Taksiran Emas
Kualitas
Pelayanan
Aktor Pemimpin Cabang Manajer
Pemasaran
Manajer Bisnis
Usaha Gadai
102
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya
Lanjutan lampiran 2
2.3. Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Penambahan Unit Pembantu
Cabang.
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor
(A) dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Tingkat
Nilai Penambahan Unit Pembantu Cabang.
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A1 A2
A1 A3
A2 A3
Keterangan :
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
2.4. Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Tingkat Sewa Modal.
Faktor Tingkat Sewa
Modal
Penambahan Unit
Pembantu Cabang
Tingkat Nilai
Taksiran Emas
Kualitas
Pelayanan
Aktor Pemimpin Cabang Manajer
Pemasaran
Manajer Bisnis
Usaha Gadai
Faktor Tingkat Sewa
Modal
Penambahan Unit
Pembantu Cabang
Tingkat Nilai
Taksiran Emas
Kualitas
Pelayanan
Aktor Pemimpin Cabang Manajer
Pemasaran
Manajer Bisnis
Usaha Gadai
103
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor (A)
dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Tingkat Sewa Modal.
Lanjutan lampiran 2
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A1 A2
A1 A3
A2 A3
Keterangan :
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya
III. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor
Elemen tujuan terdiri dari tiga, yaitu:
1. Meningkatkan Omset (T1)
2. Meningkatkan Daya Saing (T2)
3. Meningkatkan Kepuasan Nasabah (T3)
3.1. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Pemimpin Cabang (T1)
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan
tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Pemimpin Cabang
.
Aktor Manajer Pemasaran Manajer Usaha
Gadai
Pemimpin
Cabang
Meningkatkan
Kepuasan Nasabah
Tujuan Meningkatkan
Omset
Meningkatkan
Daya Saing
104
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
T1 T2
T1 T3
T2 T3
Lanjutan lampiran 2
Keterangan :
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya
3.2. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Manajer Usaha Gadai (T2)
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan
tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Manajer Usaha Gadai.
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
T1 T2
T1 T3
T2 T3
Keterangan :
Aktor Manajer Pemasaran Manajer Usaha
Gadai
Pemimpin
Cabang
Meningkatkan
Kepuasan Nasabah
Tujuan Meningkatkan
Omset
Meningkatkan
Daya Saing
105
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya
3.3. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Manajer Pemasaran (T3)
Lanjutan lampiran 2
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan
tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Manajer Pemasaran.
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
T1 T2
T1 T3
T2 T3
Keterangan :
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya
IV. Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan
Pilihan strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung pencapaian tujuan , yaitu:
S1 : Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke
pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
S2 : Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka
memenuhi kebutuhan permodalan usaha.
S3 : Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada
saat harga emas meningkat.
Aktor Manajer Pemasaran Manajer Usaha
Gadai
Pemimpin
Cabang
Meningkatkan
Kepuasan Nasabah
Tujuan Meningkatkan
Omset
Meningkatkan
Daya Saing
106
S4 : Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya mencegah
nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk
gadai.
S5 : Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan
teknologi informasi.
S6 : Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet), membuat
inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah.
S7 : Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing
terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai)
S8 : Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis gadai
seiring terus naiknya harga emas.
107
Lanjutan lampiran 2
4.1. Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Meningkatkan Omset.
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif
dengan alternatif lainnya dalam menentukan bobot prioritas (besarnya pengaruh alternatif
strategi) terhadap tujuan Meningkatkan Omset.
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
S1 S2
S1 S3
S1 S4
S1 S5
S1 S6
S1 S7
S1 S8
S2 S3
S2 S4
Meningkatkan Kepuasan
Nasabah
Meningkatkan
Daya Saing
Tujuan Meningkatkan
omset
S2 Strategi S1 S8 S7 S6 S5 S3 S4
108
S2 S5
S2 S6
S2 S7
S2 S8
S3 S4
S3 S5
S3 S6
S3 S7
S3 S8
S4 S5
S4 S6
S4 S7
S4 S8
S5 S6
S5 S7
S5 S8
S6 S7
S6 S8
S7 S8
Keterangan :
109
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya
4.2. Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Meningkatkan Daya
Saing.
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif
dengan alternatif lainnya dalam menentukan bobot prioritas (besarnya pengaruh alternatif
strategi) terhadap tujuan Meningkatkan Daya Saing.
Lanjutan lampiran 2
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
S1 S2
S1 S3
S1 S4
S1 S5
S1 S6
S1 S7
S1 S8
S2 S3
S2 S4
Meningkatkan Kepuasan
Nasabah
Meningkatkan
Daya Saing
Tujuan Meningkatkan
omset
S2 Strategi S1 S8 S7 S6 S5 S3 S4
110
S2 S5
S2 S6
S2 S7
S2 S8
S3 S4
S3 S5
S3 S6
S3 S7
S3 S8
S4 S5
S4 S6
S4 S7
S4 S8
S5 S6
S5 S7
S5 S8
S6 S7
S6 S8
S7 S8
111
Lajutan lampiran 2
Keterangan :
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya
4.3. Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Meningkatkan Kepuasan
Nasabah.
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif
dengan alternatif lainnya dalam menentukan bobot prioritas (besarnya pengaruh alternatif
strategi) terhadap tujuan Meningkatkan Kepuasan Nasabah.
Kolom
Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom
Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
S1 S2
S1 S3
S1 S4
S1 S5
S1 S6
S1 S7
S1 S8
S2 S3
S2 S4
Meningkatkan Kepuasan
Nasabah
Meningkatkan
Daya Saing
Tujuan Meningkatkan
omset
S2 Strategi S1 S8 S7 S6 S5 S3 S4
112
S2 S5
S2 S6
S2 S7
S2 S8
Lanjutan lampiran 2
S3 S4
S3 S5
S3 S6
S3 S7
S3 S8
S4 S5
S4 S6
S4 S7
S4 S8
S5 S6
S5 S7
S5 S8
S6 S7
S6 S8
S7 S8
113
Lampiran 3. Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung
Ambon
Pemimpin
Cabang
Manajer
Usaha Lain
Pengelola
UPC
Collector
Pemasar
Analis
Kredit
Penyimpan/Pe-
megang Gudang
Penaksir
Pendukung
Adm &
Pembayaran
Lampiran 4. Hasil pembobotan faktor internal
Kode Bobot Rating
Skor Total
(Bobot x
Rating)
Ahli
1
Ahli
2
Ahli
3
Ahli
4
Ahli
5
Ahli
6
Ahli
7 Rataan
Ahli
1
Ahli
2
Ahli
3
Ahli
4
Ahli
5
Ahli
6
Ahli
7 Rataan
A1 0.06 0.10 0.09 0.09 0.11 0.08 0.12 0.092 4 3 4 4 4 4 4 3.857 0.356
B1 0.05 0.09 0.09 0.07 0.06 0.10 0.06 0.075 3 3 3 3 3 3 3 3.000 0.226
C1 0.07 0.10 0.10 0.07 0.10 0.09 0.10 0.089 4 3 4 4 4 4 4 3.857 0.344
D1 0.07 0.10 0.09 0.07 0.09 0.10 0.10 0.089 4 3 4 4 4 4 4 3.857 0.343
E1 0.11 0.12 0.09 0.08 0.09 0.07 0.11 0.096 1 2 1 2 2 1 1 1.429 0.137
F1 0.11 0.07 0.09 0.12 0.07 0.10 0.10 0.095 1 1 2 1 2 1 1 1.286 0.122
G1 0.11 0.07 0.09 0.09 0.09 0.08 0.07 0.086 2 3 2 1 1 2 1 1.714 0.148
H1 0.11 0.10 0.09 0.11 0.09 0.10 0.09 0.098 1 3 1 2 2 2 2 1.857 0.182
I1 0.11 0.10 0.08 0.09 0.12 0.09 0.10 0.098 1 3 1 1 2 1 1 1.429 0.141
J1 0.11 0.08 0.10 0.11 0.10 0.11 0.07 0.094 2 2 2 2 1 1 2 1.714 0.161
K1 0.11 0.07 0.10 0.09 0.08 0.07 0.08 0.087 2 2 2 2 2 2 1 1.857 0.162
Total Nilai Internal (IFE) 2.321
iv
Lampiran 5. Hasil pembobotan faktor eksternal
Kode
Bobot Rating
Skor Total Ahli
1
Ahli
2
Ahli
3
Ahli
4
Ahli
5
Ahli
6
Ahli
7 Rataan
Ahli
1
Ahli
2
Ahli
3
Ahli
4
Ahli
5
Ahli
6
Ahli
7 Rataan
A1 0.08 0.10 0.12 0.08 0.14 0.14 0.09 0.108 4 1 3 4 4 3 3 3.143 0.340
B1 0.10 0.09 0.10 0.11 0.13 0.13 0.09 0.107 3 2 4 1 3 3 2 2.571 0.275
C1 0.11 0.10 0.10 0.09 0.09 0.09 0.09 0.097 3 2 4 2 2 3 2 2.571 0.248
D1 0.12 0.09 0.11 0.11 0.08 0.08 0.06 0.095 2 3 2 1 2 2 1 1.857 0.177
E1 0.09 0.09 0.08 0.08 0.12 0.12 0.06 0.090 3 3 2 3 3 3 2 2.714 0.243
F1 0.10 0.11 0.12 0.10 0.12 0.13 0.13 0.114 4 3 4 4 3 2 3 3.286 0.375
G1 0.10 0.11 0.09 0.13 0.06 0.06 0.13 0.096 3 3 3 3 2 2 3 2.714 0.260
H1 0.09 0.11 0.10 0.10 0.07 0.07 0.13 0.098 4 2 2 2 2 3 1 2.286 0.224
I1 0.12 0.09 0.09 0.09 0.09 0.10 0.11 0.097 3 1 2 1 2 3 1 1.857 0.181
J1 0.10 0.10 0.09 0.11 0.09 0.10 0.10 0.098 3 3 3 2 1 3 1 2.286 0.225
Total Nilai Internal (EFE) 2.548
v
Lampiran 6. Matriks SWOTKekuatan (S) Kelemahan (W)
1.Pelayanan cepat dan aman 1. Kualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah
2. Nilai taksiran emas optimal 2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi
3.Mempunyai outlet yang tersebar 3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional
5. Sistem keamanan belum optimal
6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional
7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Pertumbuhan ekonomi nasional1. Memberikan nilai taksiran optimal dalam rangka pemenuhan modal
untuk menghadapai pertumbahan ekonomi nasional(S2,O1)
1. Memanfaatkan jumlah penduduk yang terus bertambah dengan
keinginan yang beragam untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai
yang diinginkan nasabah (W1, O4)
2. Harga emas yang terus meningkat2. Memanfaatkan nilai taksiran optimal untuk membuka peluang usaha
dalam hal permodalan (S2,O3)
2. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana operasional dalam
pengembangan produk dengan memanfaatkan banyaknya peluang usaha
(W4,O3)
3. Banyaknya peluang usaha3. Membuka outlet yang tersebar dengan memanfaatkan perkembangan
jumlah penduduk yang terus bertambah (S3, O4)
3. Mengupdate secara continue data nasabah dengan mengikuti
perkembangan teknologi (W3, O5)
4. Jumlah penduduk yang terus bertambah4. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dengan mengikuti
perkembangan teknologi (S1, O5)
4. Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan
menggunakan teknologi informasi (W5, W7, O5)
5. Perkembangan teknologi5. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada
saat harga emas terus meningkat (S4, O2)
5. Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis
gadai seiring terus naiknya harga emas (W6, O2)
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai
1. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dalam upaya mencegah
nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk
gadai (S1,T1)
1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi
yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan dalam bisnis
gadai (W1, T1, T2, T3)
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai2. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke
pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai (S3,T1,T2)
2. Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet), membuat
inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah (W4, W6, T5)
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan 3. Memanfaatkan nilai taksiran optimal mengingat ancaman dari
persaingan dari pendatang baru maupun produk substitusi (S2, T3, T4)
3. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput bola
agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing (W3, T1, T2, T3, T4)
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk UMKM
4. Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing
terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa
gadai) (W2,T1,T2)
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat
bertambahnya pengetahuan nasabah
4. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan
service excellent bagi nasabah (S4, T5)
4.Sumber Daya Manusia yang berkualitas
Faktor Internal
Faktor Eksternal