ANALISIS SEMIOTIK
MAKNA EMANSIPASI WANITA DALAM ISLAM
PADA FILM DOKUMENTER HE NAMED ME MALALA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Kiki Rifqi Nasrullah
1112051000054
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016/1437 H
i
ABSTRAK
KIKI RIFQI NASRULLAHAnalisis Semiotik Makna Emansipasi Wanita Dalam IslamPada Film Dokumenter He Named Me Malala
Film sebagai media massa tidak hanya berfungsi sebagai media penyebarinformasi. Lebih dari itu, film juga memiliki pesan yang terkandung di dalamnya.Mengangkat tema tentang emansipasi wanita, film Dokumenter He Named MeMalala membawakan kisah nyata yang sarat akan pesan dan pembelajaran.Kehadiran sutradara Davis Guggenheim yang sudah lama berkiprah sebagaisutradara film dokumenter membuat film ini dapat dengan mudah diterima dikalangan khalayak.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untukmenjawab pertanyaan Bagaimana makna ikon, indeks dan simbol emansipasiwanita dalam Islam pada film dokumenter He Named Me Malala?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodesemiotika Charles Sanders Peirce yang membagi tipe-tipe tanda menjadi ikon,indeks dan simbol.Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehinggatanda itu dapat dengan mudah dikenali oleh pemakainya.Indeks adalah tanda yangmemiliki keterkaitan antara representamen dengan objeknya.Sementara simboladalah tanda yang bersifat arbitrer atau konvensional sesuai kesepakatan sejumlahorang atau masyarakat (Wibowo, 2013: 18).
Pada pemabahasannya ditemukan delapan adegan yang menggambarkantanda-tanda ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam.Beberapadiantaranya adalah kesamaan hak dan kewajiban bagi pria dan wanita, wanitaberhak untuk mendapatkan pendidikan seperti pria, wanita berhak terjun dalambidang politik demi kepeduliannya terhadap umat, wanita berhak untuk peduliterhadap sesama dengan berbagi dan saling tolong menolong.
Kesimpulannya adalah dalam film He Named Me Malala ini terdapattanda-tanda ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam. Tanda ikonterlihat pada kisah dirinya yang aktif berusaha dengan gigih dalam membela hak-hak perempuan dan pendidikan anak-anak.Indeks yang muncul adalah ketikaMalala berhasil meraih penghargaan Nobel Perdamaian akibat dari perjuangannyayang gigih dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai perempuan danpendidikan bagi anak-anak.Sementara simbol yang muncul ada pada dirinyasendiri yang begitu berani melawan penindasan yang dilakukan Taliban terhadapkaum wanita di tempat tinggalnya Mingora, Lembah Swat, Pakistan.Kata Kunci : Emansipasi, Wanita, Malala, Hak, Semiotika, Film.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa syukrulillah segala puji bagi Allah SWT yang tak
pernah berhenti memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis selama ini,
sehingga dengan kekuatan dan izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW yang tidak pernah lelah berdakwah menyampaikan
ajaran-ajaran Islam sehingga mampu membawa ummatnya menuju zaman yang
terang dengan cahaya Islam dan ilmu pengetahuan. Semoga syafa’atnya
senantiasa tercurahkan kepada kita selaku ummatnya di hari kiamat kelak.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis sangat menyadari bahwa setiap orang mempunyai kelemahan,
begitu juga yang penulis rasakan dalam menjalani proses penyusunan skripsi ini
seperti rasa malas, tidak bersemangat, jenuh dan bosan. Semua kelemahan itu
menjadi penghambat proses penyusunan skripsi ini.
Dengan segala kelemahan dan keterbatasan yang penulis miliki ini, penulis
sangat menyadari bahwa ada campur tangan Allah SWT yang membantu serta
menolong penulis melalui hamba-hamba-Nya yang lain. Maka dari itu, dengan
segala kerendahan hati dan secara khusus, penulis ingin mengucapkan terima
iii
kasih yang sangat mendalam dan memberikan penghormatan setinggi-tingginya
kepada seluruh pihak yang telah membantu, mengarahkan, menasihati,
mendukung, memotivasi peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Terima kasih yang mendalam dan penghormatan ini peneliti berikan kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, beserta Suprapto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I
Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Drs. Masran, MA sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam dan Ibu Fita Faturokhmah, M.Si sebagai Sekertaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Bapak Drs. Hamdani, M.A sebagai dosen Penasihat Akademik.
4. Bapak Drs. H. Sunandar, MA sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
arahan serta nasihat yang luar biasa sampai akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmunya kepada peneliti selama perkuliahan. Semoga menjadi
amal ibadah yang tidak akan terputus.
iv
6. Kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya para staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Serta para staff dan karyawan perpustakaan Fakultas maupun
perpustakaan utama yang telah memberikan pelayanan dan kerjasama
selama peneliti menjalani studi di kampus.
7. Kepada bapak Jafar Sidik sebagai ayahanda peneliti dan Ibu Surati sebagai
Ibunda peneliti yang tak pernah kenal lelah dalam mendidik dan
membesarkan anaknya dengan perhatian dan kasih sayang serta selalu
memberikan dukungan, motivasi, doa dan pengorbanannya baik moril
ataupun materil sehingga peneliti bisa sampai seperti sekarang ini.
pengorbanan kalian tidak dapat dibayar dengan apapun.
8. Kepada gilang Dwi Sakti sebagai adik peneliti yang juga tidak pernah
lelah mendukung peneliti dalam segala hal. Semoga kau menjadi anak
sholeh dan berbakti kepada orangtua.
9. Kepada Farida Wijayanti Rachman, SE yang tidak bosan-bosan
memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan doa sehingga peneliti
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2012, khususnya sahabat-
sahabat WEAK KPI B 2012 Panji, Tiray, Riadin, Tonet, Reksa, Nunu,
Pipit, Keke, Dita, Fatwa, Dea, Ina, Novi, Emil, Intan, Sinta, Guntur,
Tengku, Tika, Aida, Eja, Nanda, Atya, Deden, Kateno, Imed dan teman-
teman lainnya yang banyak memberikan cerita dan pengalaman selama
v
masa studi di kampus sehingga senantiasa menjadi kenangan yang tak
terlupakan bagi penulis.
11. Sahabat-sahabat KKN Lebah (Panji, Lutfi, Syahid, Miko, Bogel, Denis,
Bidara, Nisa, Tyas, Ami, Anis, Tika, Nunu, Devi dan Farida) terima kasih
telah menjadi “keluarga kedua” yang memberikan keakraban dan
hangatnya ikatan kekeluargaan selama satu bulan KKN di Desa Kedung
Tangerang.
Semoga segala partisipasi, dukungan, nasihat, motivasi dan doa yang
penulis dapatkan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda.
Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca dan
khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
Jakarta, September 2016
Kiki Rifqi Nasrullah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah............................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
E. Metodologi Penelitian ............................................................ 6
F. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 8
G. Tinjauan Pustaka .................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan ............................................................ 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS .............................................................. 14
A. Tinjauan Umum Tentang Semiotik........................................ 14
B. Tinjauan Umum Tentang Film............................................... 22
C. Emansipasi Wanita Dalam Islam ........................................... .41
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG FILM HE NAMED ME
MALALA ...................................................................................... 50
A. Sekilas Tentang Film He Named Me Malala ......................... 50
B. Sinopsis Film He Named Me Malala ..................................... 52
vii
C. Profil Davis Guggenheim Sebagai Sutradara Film He
Named Me Malala.................................................................. 53
D. Profil Tokoh-Tokoh Pada Film He Named Me Malala ......... 55
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN .................................... 60
A. Pengantar Adegan-Adegan pada Film He Named Me
Malala .................................................................................... 60
B. Anlisis Semiotik Ikon, Indeks dan Simbol Emansipasi
Wanita Dalam Islam Pada Film He Named M Malala .......... 61
BAB V PENUTUP .................................................................................... 91
A. Kesimpulan ............................................................................ 91
B. Saran....................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanda Peircean ......................................................................... 17
Gambar 2.2 Model Semiotik Peirce ............................................................. 20
Gambar 3.1 David Guggenheim.................................................................. 53
Gambar 3.2 Malala Yousafzai...................................................................... 55
Gambar 3.3 Ziauddin Yousafzai .................................................................. 57
Gambar 4.1 Malala Dalam Sebuah Acara Televisi ..................................... 61
Gambar 4.2 Seorang Gadis Sedang Berbicara ............................................. 63
Gambar 4.3 Suasana Sebuah Kelas ............................................................. 68
Gambar 4.4 Malala Berbincang Dengan Presiden Obama........................... 72
Gambar 4.5 Malala Berpidato di Nigeria ..................................................... 77
Gambar 4.6 Malala Berpidato Untuk PBB................................................... 80
Gambar 4.7 Gambar Seorang Gadis............................................................. 83
Gambar 4.8 Malala Perbidato Saat Menerima Penghargaan Nobel ............ 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan film di tengah kehidupan masyarakat seolah menjadi candu
yang mampu memberikan beberapa nilai dan pesan tertentu bagi
khalayaknya. Film dikonsep dengan sedemikian rupa dengan pemilihan
pemain, kostum, lokasi, musik dan unsur lainnya. Sebagai sebuah karya
teknologi, film dapat dipandang dalam dua hal yaitu dari segi fisik dan non
fisik.1
Secara fisik, film banyak dipengaruhi oleh penemuan dan kemajuan dari
perpaduan teknologi saat ini. Hal ini tampak pada wujud teknologi perekaman
maupun penyajiannya. Sedangkan dari segi non fisik atau cerita, film lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor perkembangan budaya.2
Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memiliki
kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara serempak dan mempunyai
sasaran yang beragam seperti agama, etnis, status, umur dan tempat tinggal
dapat memainkan peranan sebagai saluran penarik untuk pesan-pesan tertentu
1Estu Miyarso, Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Sinematografi,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), h. 1.
2Estu Miyarso, Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Sinematografi,h. 1.
2
dari manusia dan untuk manusia. Dengan melihat film kita dapat
memperoleh informasi dan gambar tentang realitas tertentu.3
Selain sebagai media penyebar informasi, film juga sarat akan pesan dan
pembelajaran. Salah satunya adalah film dokumenter, istilah dokumenter
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bersifat dokumentasi,4
sedangkan dalam terminologi dunia istilah dokumenter pertama kali
dilontarkan oleh Jhon Grierson, kemudian istilah dokumenter tersebut
digunakan oleh banyak orang untuk menamai film yang menceritakan perihal
kisah nyata dan sesuai fakta atau film yang bertumpu pada dokumen yang
ada, Perbedaan film-film seni dengan film dokumenter adalah pada nilai
kebenaran dan faktualnya.5
Kisah hidup inspiratif yang sarat akan pesan dan pembelajaran kerap
menarik banyak filmmaker untuk mengangkatnya ke dalam sebuah film.
Salah satunya yakni kisah hidup dari peraih Nobel Perdamaian Laureate
Malala Yousafzai. Seorang sutradara yang memenangkan piala Oscar melalui
filmnya An Incovinient Truth yakni Davis Guggenheim,6 yang mengangkat
kisah aktivis perempuan asal Pakistan ini ke dalam film dokumenter berjudul
He Named Me Malala.
3 Asep S Muhtadi dan Sri Handayani, Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif DakwahMelalui TV, (Bandung: Pusdai Press, 2000), h. 95.
4 http://kbbi.web.id/dokumenter Diakses Pada 03 Oktober 2016 pukul 18:27 WIB.5 Apip, Pengantar Film Dokumenter, (Bandung: PTF Press STSI, 2011), h. 36.6 Metro TV News, “Kisah Peraih Nobel Perdamaian Dalam Film He Named Me Malala.”
Diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 21:08 WIB darihttp://hiburan.metrotvnews.com/read/2015/11/07/188443/kisah-peraih-nobel-perdamaian-dalam-film-he-named-me-malala.
3
Guggenheim sendiri tidak membuat ulang kisah hidup Malala dengan
tujuan untuk menyentuh emosi penonton dengan menyelipkan beberapa video
asli, wawancara dan animasi.7 Menurut Effendy, film dapat memberikan
pengaruh yang sangat besar sekali pada jiwa manusia (penonton). Dalam
suatu proses menonton sebuah film, terjadi suatu gejala yang disebut oleh
ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologi.8
Film produksi National Geographic Channel dan FOX Searchlight Pictures
ini mengangkat potret mengharukan Laureate Malala Yousafzai yang diincar
oleh Taliban dan terluka parah setelah ditembak dalam perjalanan pulang di
sebuah bus sekolah di Swat Valley, Pakistan. Selain ditayangkan di bioskop,
film ini juga ditayangkan oleh National Geographic Channel secara eksklusif
melalui medium televisi dengan maksud agar dapat menjangkau khalayak
yang lebih luas, seperti yang dikatakan oleh CEO National Geographic
Globall Networks, Courteney Monroe berikut ini:
“Film yang luar biasa dan sudah mendapat pengakuan ini, berhasilmembuat penonton terpukau dengan perjuangan yang telah dilakukan olehgadis muda ini dan menggugah mereka untuk ikut turut serta membuatperubahan.Dan sekarang, dalam kelanjutan kemitraan kami dengan FOXSearchlight Pictures, kami membawa film penting ini kepada penontonyang lebih luas dengan program penayangan global perdana ekslusif.”9
7Metro TV News, “Kisah Peraih Nobel Perdamaian Dalam Film He Named Me Malala.”Diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 21:08 WIB darihttp://hiburan.metrotvnews.com/read/2015/11/07/188443/kisah-peraih-nobel-perdamaian-dalam-film-he-named-me-malala.
8Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. CitraAditya Bakti, 2003), h. 207.
9 Muvila, “He Named Me Malala Kisahkan Hidup Aktivis Dari Pakistan.” ArtikelDiakses Pada 03 Oktober 2016 pukul 19:03 WIB dari http://www.muvila.com/tv/artikel/he-named-me-malala-kisahkan-hidup-aktivis-dari-pakistan-1603095.html.
4
Film ini mengajak penonton untuk masuk ke dalam kehidupan Malala
sebelum dan sesudah insiden penembakan. Ia berumur lima belas tahun ketika
peristiwa itu terjadi. Ketika itu ia dan ayahnya dikucilkan karena berjuang
bagi pendidikan kaum perempuan. Malala dengan ajaibnya bertahan meski
sudah mengalami luka parah di bagian kepala kiri, leher dan bahunya.
Sekarang Malala memimpin sebuah gerakan untuk pendidikan perempuan
secara global sebagai salah satu pendiri Malala Fund.
Dalam membuat film ini, Davis Guggenheim mengamati cara Malala,
ayahnya dan keluarganya berkomitmen untuk memperjuangkan pendidikan
untuk anak-anak perempuan di dunia. Film ini memberikan gambaran
kehidupan Malala mulai dari kedekatan dengan ayahnya, pidato
emosionalnya di PBB hingga canda tawanya di rumah dengan kedua orang
tuanya serta adiknya.10
Hal yang menarik dari film ini adalah ketika Malala dengan ajaibnya dapat
sembuh dari luka tembakan yang dideritanya dan melanjutkan perjuangannya
bagi hak-hak perempuan dan pendidikan anak-anak di seluruh dunia. Klimaks
pada film ini adalah ketika Malala meraih penghargaan Nobel Perdamaian
yang diberikan oleh Komite Nobel Norwegia pada tahun 2014 lalu.11
Uniknya, Malala meraih penghargaan tersebut diusianya yang masih sangat
10 Muvila, “He Named Me Malala Kisahkan Hidup Aktivis Dari Pakistan.” ArtikelDiakses Pada 03 Oktober 2016 pukul 19:49 WIB dari http://www.muvila.com/tv/artikel/he-named-me-malala-kisahkan-hidup-aktivis-dari-pakistan-1603095.html.
11 VOA Indonesia, “Malala Satyarthi Raih Nobel Perdamaian 2014.”Artikel diakses padaPada 03 Oktober 2016 pukul 20:38 WIB.dari http://www.voaindonesia.com/a/malala-satyarthi-raih-nobel-perdamaian-2014/2479174.html.
5
muda yaitu tujuh belas tahun. Malala menjadi peraih penghargaan Nobel
termuda sepanjang sejarah. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan
di atas, penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul “Analisis
Semiotik Makna Emansipasi Wanita Dalam Islam Pada Film
Dokumenter HE NAMED ME MALALA”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan masalah
Agar penelitian ini terfokus pada satu permasalahan, maka penulis
membatasi penelitian ini pada adegan dan dialog yang menggambarkan
makna emansipasi wanita dalam Islam.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
Bagaimana makna ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam
pada film dokumenter He Named Me Malala?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui makna ikon,
indeks dan simbol apa saja yang digunakan dalam menggambarkan
emansipasi wanita dalam Islam pada film dokumenter He Named Me
Malala.
6
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Akademis
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu komunikasi. Secara khusus penelitian ini diharapkan
mampu memperkaya literatur-literatur kajian semiotik terutama kajian
semiotik dalam film yang mengunakan model Charles S. Peirce.
2) Manfaat Praktis
penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi praktisi
perfilman, praktisi komunikasi, terutama mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam agar dapat mengetahui bagaimana makna ikon, indeks dan simbol
terbentuk dalam sebuah film He Named Me Malala.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang
digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.12
12 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 1.
7
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif
yang berfokus pada penelitian yang bersifat non hipotesis sehingga dalam
langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.13
Secara harfiah, penelitian kualitatif tidak diperoleh dari proses
kuantifikasi, penghitungan statistik ataupun cara-cara lain yang
menggunakan ukuran angka.14 Penelitian kualitatif berarti sesuatu yang
berkaitan dengan kualitas, nilai atau makna yang terdapat dalam fakta,
nilai, kualitas atau makna yang hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan
melalui linguistik, bahasa atau kata-kata.
Penelitian ini menggunakan teori semiotik milik Charles S. Peirce
yang membagi tanda atas ikon, indeks dan simbol. Penulis memilih visual
dari film He Named Me Malala, kemudian diteliti dan dijelaskan secara
rinci berdasarkan ikon, indeks dan simbol.
2. Objek dan Unit Analisis
Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah film He Named Me
Malala, sedangkan unit analisis pada penelitian ini adalah potongan-
potongan gambar atau visual dan teks yang terdapat dalam film He Named
Me Malala yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. BinaAksara, 1989), h. 194.
14 Imam Gunawan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: BumiAksara, 2013), h. 82.
8
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan
September 2016. Sedangkan tempat penelitian ini dilakukan di kediaman
penulis, tepatnya di Kota Tangerang.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Data Primer, berupa sebuah video softcopyfilm He Named Me Malala
dengan subtitle bahasa Indonesia.
b. Data Sekunder, berupa dokumen tertulis yang diperoleh dari literatur-
literatur yang mendukung data primer seperti buku-buku, kamus,
Koran, majalah, ataupun internet yang berhubungan dengan penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas
terhadap objek penelitian dan unit analisis.15 Hal ini dilakukan dengan
cara menonton dan mengamati adegan-adegan dan dialog yang ada
pada film He Named Me Malala. Kemudian peneliti memilih dan
menganalisis sesuai dengan pertanyaan penelitian.
15 Mega Nur Fitriana, Analisis Narasi film “My Name Is Khan” Dalam PerspektifKomunikasi Antaragama dan Budaya, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 14.
9
b. Dokumentasi, yaitu dengan mencari data-data dari berbagai bentuk
dokumen seperti tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang yang
ada kaitannya dengan penelitian ini.16
5. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dari data primer dan sekunder kemudian
diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang sudah
ditentukan.Setelah data terklasifikasi, kemudian data dianalisis dengan
menggunakan model analisis semiotik Charles Sanders Peirce.
Charles Sander Peirce adalah salah satu peletak dasar-dasar kajian
semiotika.Teori dari Peirce seringkali disebut sebagai “grand theory”
dalam semiotik. Gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari
semua sistem penandaan.Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari
tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur
tunggal.17
Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Peirce memiliki kekhasan
tersendiri meski tidak bisa dibilang sederhana, Peirce membagi tipe-tipe
tanda menjadi ikon, indeks dan simbol yang didasarkan atas relasi antara
representamen dan objeknya.18
16 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 82.17Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotik
dan Analisis Framing,h. 97.18Indiawan Setyo Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2, h. 18.
10
Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda
itu dapat dengan mudah dikenali oleh para pemakainya.Di dalam ikon
hubungan antara representamen dengan objeknya terwujud sebagai
kesamaan dalam beberapa kualitas.
Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan antara representamen
dengan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara representamen
dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui cara yang
sekuensial atau kausal.
Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat arbitrer dan konvensional
sesuai kesepakatan sejumlah orang atau masyarakat.Tanda-tanda dari
kebahasaan umumnya adalah simbol-simbol.
Tabel 1.1 : Tabel Semiotik Charles Sanders Peirce.
Jenis tanda Ditandai Dengan Contoh Proses KerjaIkon - Persamaan
(Kesamaan)-Kemiripan
Gambar, Foto,Patung
-Dilihat
Indeks -HubunganSebab Akibat-Keterkaitan
-Asap----Api-Gejala----Penyakit
-Diperkirakan
Simbol -Konvensi atau-KesepakatanSosial
-Kata-kata-Isyarat
-Dipelajari
G. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini, penulis juga menggunakan skripsi-skripsi terdahulu
yang memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian ini, sebagai rujukan dan
referensi bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, sekaligus sebagai
11
referensi tambahan selain buku, artikel maupun internet. Adapun beberapa
judul skripsi yang penulis temukan adalah sebagai berikut:
1) “Makna Toleransi agama dalam film Bajrangi Bhaijaan” oleh Devi Feria
Artika tahun 2016 jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Persamaan dengan skripsi ini sama-sama
menggunakan objek film pada penelitiannya. Sedangkan perbedaannya
yaitu pada analisis yang digunakan. Pada skripsi sebelumnya
menggunakan analisis semiotik Roland Barthes.
2) “Analisis Semiotik Kecantikan Wanita Muslimah Pada Iklan Shampo
Sunsilk Clean And Fresh Versi Laudya Cintya Bella” oleh Rezania
Meidiati tahun 2016 jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini sama-sama menggunakan analisis
semiotic Charles Sanders Peirce. Sedangkan perbedaannya yaitu pada
objek penelitiannya, skripsi sebelumnya menggunakan objek Iklan pada
penelitiannya.
3) “Analisis Semiotika Tentang Kesetiaan Seorang Istri Terhadap Suami
Dalam Film Habibie dan Ainun” oleh Rizky Maulana tahun 2016 jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Persamaan pada skripsi ini yaitu sama-sama menggunakan Objek film dan
analisis semiotik Charles Sanders Peirce. Sedangkan perbedaannya yaitu
pada subjek penelitian, skripsi sebelumnya memfokuskan pada makna
kesetiaan istri terhadap suami.
12
Dari beberapa skripsi di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa
belum ada mahasiswa/I yang meneliti tentang Analisis Semiotik Makna
Emansipasi Wanita dalam Islam pada Film Dokumenter He Named Me
Malala. Oleh karena itu penulis menggunakan analisis semiotik untuk film
He Named Me Malala ini.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika pada penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, pada
masing-masing bab dibagi ke dalam sub-bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, memuat latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS, bab ini memuat tinjauan umum tentang
semiotik yang meliputi pengertian semiotik dan model semiotik
Charles S. Peirce. Pengertian umum film yang meliputi definisi,
unsur, jenis-jenis, film sebagai media komunikasi massa dan
pengertian film dokumenter. Tinjauan tentang emansipasi wanita,
pengertian dan emansipasi wanita dalam Islam.
BAB III : GAMBARAN UMUM FILM DOKUMENTER HE NAMED ME
MALALA, bab ini menggambarkan sekilas tentang film He Named
Me Malala, sinopsis film He Named Me Malala, profil Davis
Guggenheim sebagai Sutradara film He Named Me Malala, tokoh-
tokoh dalam film He Named Me Malala.
13
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini menjelaskan
tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis
ikon, indeks dan simbol emansipasi wanita dalam Islam pada film
He Named Me Malala.
BAB V : PENUTUP, bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil
penelitian dan saran dari peneliti atas permasalahan yang diteliti.
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Tentang Semiotik
1. Pengertian Umum Semiotik
Semiotik di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang dalam
kehidupan manusia.1Istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani semeicon
yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang
dapat mewakili sesuatu yang lain atas dasar konvensi sosial.2
Dalam pengertiannya sebagai fakta historis, seorang pendiri ilmu
kedokteran modern bernama Hippocrates (460-377 SM) yang
mengusulkan istilah ‘semiotika’ dan mendefinisikannya sebagai cabang
ilmu kedokteran untuk mempelajari gejala-gejala.3Gejala sebagai semeion
berarti ‘ciri atau tanda’ yang menunjukkan sesuatu di luar
dirinya.Hippocrates mengklaim bahwa tugas utama seorang dokter adalah
menyingkapkan hal-hal yang ditunjukkan oleh gejala-gejala ini dalam
kaitannya dengan tubuh manusia.
Umberto Eco mendefinisikan semiotika sebagai disiplin ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang bisa dipakai untuk berbohong, karena
1 http://kbbi.web.id/semiotik, Diakses pada 03 Agustus 2016 pukul 12:11 WIB2 Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama, (Malang:
UIN Malang Press, 2007), h. 9.3 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyaakarta: Jalasutra Cet ke-
1, 2010), h. 34.
15
Jika sesuatu tidak bisa dipakai untuk berbohong, sebaliknya itu tidak bisa
dipakai untuk berkata jujur; dan pada kenyataannya tidak bisa dipakai
untuk apapun juga.4
Menurut Preminger semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda.Ilmu ini
menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan tanda-tanda.Konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-
tanda tersebut mempunyai arti.5
Ferdinand de Saussure berpendapat tentang teori tanda dalam konteks
semiotik. Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia
dengan melakukan pemilahan antara apa yang disebut signifier (penanda)
dan signified (petanda).6 Signifier adalah bunyi yang bermakna atau
coretan yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa
yang ditulis dan dibaca. Signified adalah gambaran mental dari bahasa.
Sementara Peirce berpendapat bahwa dasar semiotika konsep tentang
tanda tidak hanya tentang bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun
oleh tanda-tanda saja. Melainkan seluruh dunia itu sendiri pun terdiri atas
tanda-tanda selama hal itu terkait dengan pemikiran manusia.7 Dengan
begitu, manusia bisa saling menjalin hubungannya dengan realitas.
4 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),h. 33.
5 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, AnalisisSemiotik, dan Analisis Framing, h. 96.
6Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta:MedPress, 2009), h. 103
7Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet ke-5, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013),h. 13.
16
Mengacu pada beberapa pendapat para ahli di atas, dapat dipahami
bahwa semiotik merupakan suatu ilmu atau metode analisis yang mengkaji
tentang tanda-tanda, tanda tanda tersebut dimaknai sebagai wujud dalam
memahami kehidupan yang digunakan oleh manusia sebagai alat untuk
berbagai tujuan. Salah satunya adalah untuk berinteraksi dengan orang lain
sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan disekitarnya.
2. Model Semiotik Charles Sanders Pierce
Peirce dilahirkan di Cambridge, Massachusetts, tahun 1839, Ia lahir
dari keluarga intelektual. Ayahnya, Benyamin adalah seorang profesor
matematika di Universitas Harvard. Ia menjalani pendidikan di Universitas
Harvard, pada tahun 1859 dia menerima gelar BA, kemudian pada tahun
1862 dan 1863 secara berturut-turut dia menerima gelar M.A dan B.Sc dari
Universitas Harvard.8
Peirce memberi kuliah mengenai logika dan filsafat di Universitas
John Hopkins dan Harvard.Ia melakukan percobaan untuk menentukan
kepadatan dan bentuk bumi, serta mengembangkan sistem logika yang
diciptakan oleh ahli matematika Inggris George Boole (1815-1864).9
Namun, peirce paling dikenal melalui sistem filsafatnya yang kemudian
dinamakan pragmatisme.
8 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis BagiPenelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 17.
9 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika danTeori Komunikasi, h. 37
17
Dalam teorinya, Peirce menyebut “sesuatu” yang pertama yang
“konkret” adalah suatu perwakilan yang disebut dengan representamen,
dalam hal ini adalah tanda.10 Sedangkan benda, gagasan, konsep dan
seterusnya adalah sesuatu yang ada di dalam kognisi, Peirce menyebutnya
sebagai object. Proses hubungan dari representamen ke objek disebut
dengan semiosis. Dalam pemaknaan suatu tanda, semiosis ini belum
lengkap karena kemudian ada satu proses lanjutan lagi yang disebut
dengan interpretant (proses penafsiran). Jadi, secara garis besar,
pemaknaan suatu tanda terjadi dalam bentuk semiosis dari yang konkret ke
dalam kognisi manusia yang hidup bermasyarakat. Yakni dengan
mengaitkan tiga segi antara representamen, objek dan interpretan.
Representamen (X)
Objek (Y) Interpretan (X = Y)
Gambar 2.1: Tanda Peircean.
Bagi Peirce tanda adalah sesuatu yang digunakan agar tanda bisa
berfungsi, Peirce menyebutnya dengan ground. Sebagai konsekuensinya,
tanda selalu terdapat dalam hubungan triadik yakni ground, object dan
10 Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu,2008), h. 16
18
interpretant. Peirce membagi ground ke dalam tiga bagian yakni
qualisign, sinsign dan legisign.11
1) Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata
kasar, keras, lemah, lembut dan merdu.
2) Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada
tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air
sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai.
3) Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-
rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh masyarakat.
Berdasarkan interpretant, tanda dibagi atas rheme, dicent sign atau
dicisign dan argument.
1) Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan
berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya bisa saja
menandakan bahwa orang itu baru saja menangis, atau mempunyai
penyakit mata, atau baru bangun tidur, atau yang lainnya.
2) Dicent Sign atau Dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika
pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan tersebut
dipasang rambu lalu lintas yang menandakan bahwa jalan tersebut
sering terjadi kecelakaan.
11 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 41-42.
19
3) Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang
sesuatu.
Sedangkan berdasarkan objeknya, Peirce juga membaginya ke dalam
tiga bagian, yakni ikon, indeks, dan simbol.12
1) Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas
yang ditandainya, misalnya foto dan peta.
2) Indeks adalah hubungan langsung antara tanda dan objeknya. Ia
merupakan tanda yang hubungan eksistensionalnya langsung dengan
objeknya. Misalnya, asap adalah indeks api dan bersin adalah indeks
flu.
3) Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya
berdasarkan konvensi, kesepakatan atau aturan kata-kata pada
umumnya. Misalnya palang merah adalah simbol dan angka adalah
simbol.
Ketiga tipe tanda ini (ikon, indeks, simbol) dapat dimodelkan ke dalam
sebuah segitiga sebagai berikut:
12 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika danTeori Komunikasi, h. 38
20
Ikon
Indeks Simbol
Gambar 2.2: Model Semiotik Peirce.
Ikon adalah tanda yang mirip dengan referennya dengan cara tertentu.
Misalnya foto wajah adalah ikon visual yang menunjukkan wajah seseorang
yang sebenarnya. Kata-kata onomatopoetik seperti ‘gug-gug’ adalah ikon
vokal yang dibuat untuk menirukan suara seekor anjing, selain itu suara
seperti ‘tok’, ‘dor’, ‘dug’ merupakan ikon-ikon vokal yang juga dibuat untuk
menirukan suara yang dihasilkan ketika terjadi suatu gerakan atau tindakan.
Contoh lainnya seperti parfum yang merupakan ikon penciuman yang
menirukan bau-bauan alam, kayu yang diukir menjadi huruf alfabet juga
merupakan ikon perabaan yang dapat dicerap melalui sentuhan.
Indeks adalah ikon yang menggantikan atau menunjuk ke sesuatu
dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain. Berbeda dengan ikon. Indeks
tidak sama dengan yang ditunjuknya, indeks hanya mengidentifikasikan
sesuatu atau menunjukkan dimana sesuatu itu berada. Manifestasi paling
tipikal dari kegiatan menunjuk adalah dengan mengarahkan jari telunjuk
(indeks) yang secara naluriah dipakai oleh manusia untuk menunjuk dan
21
memastikan kedudukan suatu benda, seseorang, lokasi, ataupun
peristiwa.selain itu, beberapa kata yang juga merupakan manifestasi bentuk
implisit dari indeksikalitas seperti kata ‘di sini’, ‘di sana’, ‘di atas’, ‘di
bawah’.untuk menujukkan suatu lokasi tertentu ketika seseorang
membicarakannya.
Contoh lainnya seperti asap yang merupakan indeks dari api, atau
ketika seorang mahasiswa yang membuat janji dengan dosen untuk
bimbingan skripsi, kemudian dosen tersebut memberitahukan kepada
mahasiswanya bahwa ia dapat mengenali si dosen dari pakaiannya yang
menggunakan jas hitam, menggunakan kacamata, dan membawa tas berwarna
coklat. Maka, jas hitam, kacamata dan tas coklat merupakan indeks dari
dosen tersebut.
Simbol adalah tanda yang mewakili sesuatu yang proses penentuan
simbol itu tidak mengikuti aturan tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah
bahwa makna-makna simbolik dibentuk melalui konvensi sosial atau
berdasarkan kesepakatan tertentu, sehingga tidak bisa langsung digambarkan.
Misalnya tanda V yang dibentuk menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
merupakan simbol ‘perdamaian’, warna putih yang mewakili simbol
‘kesucian’. Bendera kuning dikalangan masyarakat Indonesia mewakili
adanya seseorang yang meninggal dunia,
22
B. Tinjauan Umum Tentang Film
1. Pengertian Umum Film
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, film diartikan dalam dua
pengertian. Pertama film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid
untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat
gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Kedua, film diartikan
juga sebagai lakon (cerita) gambar hidup.13 Dalam bahasa inggris film
dikenal dengan movie yang mengandung arti gambar hidup dan bioskop.14
Menurut UU 8/1992, sebagaimana dikutip oleh Taufan Saputra dalam
jurnalnya yang berjudul “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral
Dalam Film 2012 Karya Roland Emmrich”, definisi film adalah sebagai
berikut.
“film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan mediakomunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asassinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringanvideo, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segalabentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik,atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapatdipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksimekanik, elektronik dan/atau lainnya.”15
Film sebagai penanda berarti teks yang memuat serangkaian citra
fotografi yang mengakibatkan timbulnya ilusi gerak dan tindakan dalam
kehidupan nyata. Sedangkan sebagai petanda, film merupakan cermin bagi
13 http://kbbi.web.id/film, Diakses pada 20 Juli 2016 pukul 15:4514 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2010), h. 387.15 Taufan Saputra, “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 Karya
Roland Emmrich,” ejournal. Ilkom.fisip-unmul.ac.id, 2 Februari 2014, h. 277.
23
kehidupan metaforis.16 Di dalam genre film terdapat sistem signifikasi
yang dapat di tanggapi oleh setiap orang. Hal ini jelas bahwa topik dalam
film menjadi sangat pokok dalam kajian semiotika media dan melalui film,
setiap orang mencari inspirasi, wawasan, rekreasi dan informasi.
2. Film Sebagai Media Massa
Pada awal kemunculannya di akhir abad ke-19, film menjelma
menjadi sebuah alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang
menawarkan cerita, panggung, musik, drama, humor dan trik teknis bagi
konsumsi populer. Film juga hampir menjadi media massa yang dalam
artiannya bahwa film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar
dengan cepat.
Terdapat tiga elemen penting dalam sejarah film sebagai bisnis
pertunjukkan.Pertama, penggunaan film untuk propaganda sangat
signifikan, terutama jika diterapkan untuk tujuan nasional dan kebangsaan,
berdasarkan jangkauannya yang luas, sifatnya yang riil, dampak
emosional, dan popularitas.17 Dua elemen lain dalam sejarah film adalah
munculnya beberapa sekolah seni film dan munculnya gerakan film
dokumenter.
Sejarah film mengalami perubahan besar yang disebut dengan
‘Amerikanisasi’.Perubahan ini terjadi setelah perang dunia I dengan
16 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),h. 134.
17 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa. Penerjemah Putri Iva Izzati, (Jakarta:Salemba Humanika, 2012), h. 35
24
munculnya televisi dan pemisahan film dari bioskop.18 Televisi mengambil
sebagian besar khalayak film, terutama khalayak keluarga dan sedikit dari
khalayak kalangan anak muda. Televisi juga mengambil atau mengalihkan
dokumenter sosial dari perkembangan film dan memberikannya kepada
program yang biasanya bersifat jurnalistik atau laporan khusus.
Bagaimanapun program tersebut tidak memiliki efek yang sama pada seni
film atau nilai estetika film.
Pemisahan antara film dengan bioskop merujuk kepada banyaknya
cara untuk menonton film. Dari mulai pertunjukkan awal di bioskop,
televise penyiaran, penyiaran kabel, rekaman video, penjualan atau
penyewaan DVD, televisi satelit dan saat ini internet digital.19
Perkembangan-perkembangan ini memiliki dampak tertentu, yakni
membuat film tidak lagi sebagai pengalaman publik bersama dan lebih
kepada pengalaman pribadi.
Meskipun media film telah dinomorduakan oleh media televisi, film
justru lebih menyatu dengan media lain, terutama penerbitan buku, musik
dan televisi. Film telah berperan besar, walaupun berkurang khalayaknya,
film justru menjadi sumber kebudayaan yang darinya menghasilkan buku,
kartun strip, lagu dan bintang televisi serta serial.20 Oleh karena itu, film
merupakan pencipta budaya massa yang dapat dijangkau oleh televisi,
rekaman digital, kabel dan saluran satelit.
18 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 36.19 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 36.20 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 37.
25
3. Unsur-Unsur Pembentukan Film
Menurut Himawan Pratista, secara umum film dibagi menjadi dua
unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sinematik.21 Kedua unsur
tersebut saling berinteraksi dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya
dalam membentuk sebuah film. Baik unsur naratif ataupun sinematik tidak
akan dapat berdiri sendiri dalam membentuk sebuah film. Unsur naratif
bisa berupa bahan atau materi yang akan diolah, sedangkan sinematik bisa
dikatakan sebagai cara atau gaya untuk mengolah bahan tersebut.
a) Unsur Naratif
Unsur naratif berhubungan dengan cerita film atau tema film yang
akan digarap, setiap film cerita selalu memiliki unsur naratif dan tidak
terlepas dari unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, waktu, lokasi
dan lain-lainnya. Tokoh memiliki peran dan karakteristik tertentu dalam
pembentukan film, selain itu permasalahan yang muncul juga menjadi
unsur lain yang membentuk film sehingga permasalahan yang muncul
akan melahirkan konflik diantara para tokoh ataupun hal lainnya. Hal
ini tentu berkaitan pula dengan lokasi dan waktu kejadian. Elemen-
elemen inilah yang membentuk keseluruhan unsur naratif.Aspek
kausalitas antara elemen-elemen tersebut menjadi pokok pembentuk
unsur narasi.
21 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 1.
26
b) Unsur Sinematik
Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam pembentukan
sebuah film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok,
yakni: mise-en-scene, sinematografi, editing dan suara.22 Mise-en-scene
adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise-en-scene
memiliki empat elemen pokok, yakni: setting atau latar, tata cahaya,
kostum dan make up, serta acting dan pergerakan pemain.
Sinematografi adalah hubungan esensial tentang perlakuan terhadap
kamera dan bahan baku yang digunakan serta kamera digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan objek yang akan
direkam. Editing secara teknis adalah aktivitas dari proses pemilihan,
penyambungan gambar-gambar atau shot yang sudah diambil.
Sedangkan suara dalam film adalah seluruh unsur bunyi yang
berhubungan dengan gambar.Elemen-elemen dari suara bisa berupa
dialog, musik ataupun effect.
4. Jenis-jenis Film
Menurut Heru Effendy, jenis-jenis film terbagi atas film dokumenter,
film cerita panjang dan film cerita pendek:23
22 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 1-2.23 Heru Effendy, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, (Jakarta: Erlangga,
2002), h. 3-4
27
a. Film Dokumenter
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama
karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan yang dibuat
sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata
‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film
asal Inggris John Grierson untuk film Maana (1926) karya Robert
Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif
mempresentasikan realitas.
Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak,
pendapatnya tetap relevan sampai saat ini. film dokumenter menyajikan
realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan.
Namun harus diakui, film dokumenter tidak pernah lepas dari tujuan
penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau
kelompok tertentu. Pada intinya, film dokumenter tetap berpijak kepada
hal-hal yang nyata.
b. Film Cerita Pendek (Short Films)
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.Di negara-
negara maju seperti Jerman, Amerika Serikat, Kanada dan Australia,
film cerita pendek dijadikan sebagai laboratorium eksperimen dan batu
loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian
memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan dari
karya-karya para mahasiswa/I jurusan film atau orang/kelompok yang
28
menyukai dunia perfilman dan ingin berlatih membuat film dengan
baik.
Sekalipun demikian, ada pula orang/kelompok yang
mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek. Umumnya hasil-
hasil film pendek ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran
televisi.
c. Film Cerita Panjang (Feature Length Films)
Film cerita panjang ini berdurasi lebih dari 60 menit, biasanya
durasi untuk film cerita panjang antara 90 sampai 100 menit. Film yang
diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini, bahkan
film-film bioskop terkadang mencapai durasi lebih dari 100 menit,
misalnya saja film Dances With Wolves yang berdurasi lebih dari 120
menit. Film-film produksi India yang cukup banyak beredar di
Indonesia, rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
5. Teknik Pengambilan Gambar
Untuk mengetahui dan membedakan antara satu shot dengan shot
yang lainnya, maka teknik pengambilan gambar ini dibedakan menjadi
empat kategori, yaitu sudut pengambilan gambar, ukuran shot, kamera dan
gerakan objek.24
24 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Cet ke-1, (Bandung: Katarsis,2003), h. 32.
29
1) Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)
Seorang juru kamera yang akan melakukan pengambilan gambar
terhadap suatu objek, bisa menggunakan lima cara, yakni bird eye view,
high angle, low angle, eye level dan frog eye:25
Bird Eye View
Teknik ini dilakukan dengan ketinggian kamera di atas
ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini
memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan benda-
benda lain yang tampak kecil tanpa mempunyai makna.
High Angle
Sudut pengambilan gambar dari atas objek sehingga terkesan
objek jadi mengecil, selain itu teknik pengambilan gambar ini
mempunyai kesan dramatis, yakni nilai “kerdil”.
Low Angle
Artinya, sudut pengambilan gambar dari arah bawah objek
sehingga kesan objek jadi membesar, sama seperti high angle, low
angle juga memberikan kesan dramatis yakni kesan prominence
(keagungan).
25 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Cet ke-1, h. 33-35.
30
Eye Level
Sudut pengambilan gambar diambil sejajar dengan objeknya.
Eye level ini tidak memberikan kesan dramatis karena dalam
kondisi shot yang biasa-biasa saja. Hasilnya memperlihatkan
tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan
mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya
sama dengan objeknya.
Frog Eye
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian
kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek atau dengan
ketinggian yang lebih rendah dari kedudukan objek. Teknik ini
menghasilkan satu pandangan objek yang sangat besar, mengerikan
dan penuh misteri.
2) Ukuran Gambar
Menurut Naratama, ukuran gambar terbagi menjadi Sembilan
bagian. Diantaranya extreme long shot, very long shot, long shot,
medium long shot, medium shot, middle close up, close up, big close
up dan extreme close up:26
26 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Kamera, (Jakarta: PT.Grasindo, 2004), h. 73-78.
31
Extreme Long Shot (ELS)
Shot ini digunakan ketika ingin mengambil gambar yang sangat-
sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar. Misalnya opening
scene untuk sebuah adegan di sebuah rumah kecil di padang pasir.
Very long Shot (VLS)
Kunci pertama dalam pengambilan gambar ini adalah one
location. Teknik VLS ini biasanya digunakan untuk pengambilan
gambar yang panjang, jauh dan luas, namun masih lebih kecil dari
extreme long shot. Misalnya adegan perang di pegunungan di mana
penonton perlu divisualkan untuk menggambarkan adegan dengan
banyak objek.
Long Shot (LS)
Ukuran long shot digunakan untuk menggambarkan objek
secara utuh, misalnya gambar manusia seutuhnya dari ujung rambut
hingga ujung sepatu. Long shot dikenal sebagai landscape Format
yang mengantarkan mata penonton kepada keluasan suatu suasana
dan objek.
Medium Long Shot (MLS)
Angle ini seringkali digunakan untuk memperkaya keindahan
gambar. Terutama pada saat transisi gambar yang disambungkan
dengan komposisi gambar yang lain.
32
Medium Shot (MS)
Biasanya digunakan sebagai komposisi gambar terbaik untuk
syuting wawancara. Dengan memperlihatkan subjek orang dari
tangan hingga ke atas kepala, maka penonton akan dapat melihat
dengan jelas ekspresi dan emosi dari wawancara yang sedang
berlangsung.
Middle Close Up (MCU)
Teknik ini digunakan untuk memperdalam gambar dengan lebih
menunjukkan profil dari objek yang direkam, misalnya seorang
narasumber yang sedang berbicara kemudian teknik ini hanya fokus
kepada narasumber saja yang menampilkan profil, bahasa tubuh dan
emosi narasumber yang bisa terlihat dengan jelas.
Close Up (CU)
Teknik ini adalah komposisi gambar yang paling popular. CU
merekam gambar penuh dengan menampilkan leher hingga ke ujung
batas kepala. CU digunakan sebagai komposisi gambar yang paling
baik untuk menggambarkan reaksi atau emosi seseorang dari sebuah
adegan.
Big Close Up (BCU)
Teknik ini lebih tajam dari Close up. Misalnya pada film drama
horor yang menggunakan efek cahaya memantul pada sudut mata
33
objek. Maka kedalaman pandangan mata, kebencian raut muka,
kehinaan emosi hingga keharuan yang tiada bertepi adalah
ungkapan-ungkapan yang terwujud dalam komposisi gambar ini.
Extreme Close Up (ECU)
Kekuatan ECU ini terletak pada kedekatan dan ketajaman yang
hanya fokus pada satu objek. Misalnya ECU digunakan untuk
mengambil gambar hidung atau mata saja. Teknik ini sering
digunakan dalam video musik untuk transisi gambar menuju shot
berikutnya.
3) Gerakan Kamera
Untuk membuat suatu tampilan gambar yang menarik, perlu
adanya teknik menggerakkan kamera. Di bawah ini ada beberapa
gerakan kamera yang menghasilkan gambar yang berbeda,27 sebagai
berikut:
Zoom In/Zoom Out (Kamera Tidak Bergerak, tetapi menekan
tombol zooming)
Pada kamera video terdapat lensa zoom yang berguna untuk
mendekatkan atau menjauhkan gambar/objek tanpa mendekati atau
menjauhi objek tersebut. Biasanya tombol berbentuk pipih dan jika
27 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Cet ke-1, h. 42-46.
34
ditekan ke bagian depan, efeknya zoom in atau mendekatkan dan jika
ditekan ke belakang, efeknya zoom out atau menjauhkan.
Panning (kamera tidak bergerak, tetapi tripod penyangga kaki tiga
yang digerakkan ke kanan dank ke kiri)
Untuk menampilkan gambar mendatar secara berurutan dan halus.
Kamera dapat digerakkan secara panning dengan kamera tetap
berada di tempat. Jika kamera digerakkan ke kiri disebut dengan pan
left, jika kamera digerakkan ke kanan disebut pan right. Untuk bisa
menggunakan teknik ini kamera harus berada di atas tripod. Alat ini
memiliki tongkat yang bisa digerakkanke kanan dan ke kiri.
Tilting
Teknik ini adalah untuk memperlihatkan gambar dari atas ke
bawah atau dari bawah ke atas dengan menggerakkan kamera.
Gerakan kamera dari atas ke bawah disebut Tilt Down, sedangkan
gerakan kamera dari bawah ke atas disebut Tilt Up. Sama seperti
Panning, untuk bisa mendapatkan hasil gambar yang halus, kamera
lebih baik diletakkan di atas tripod.
Dolly
Dolly adalah kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan
roda (dolly) sehingga kamera bisa digerakkan ke arah mana saja.
Jika tripod di atas dolly tersebut digerakkan ke depan, maka gerakan
35
seperti itu disebut Dolly in. sebaliknya, jika kamera dan tripod di
atas dolly digerakkan ke belakang, maka gerakan tersebut disebut
Dolly out.
Follow
Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak
secara searah.
Crane Shot
Crane Shot adalah gerakan kamera yang dipasang di atas mesin
beroda (crane) dan bergerak sendiri bersama juru kamera, baik
mendekat maupun menjauhi objek.
Fading
Fading adalah pergantian gambar secara perlahan-lahan. Jika
gambar baru muncul secara perlahan dan menggantikan gambar
yang ada pada layar disebut Fade in. sebaliknya, jika gambar yang
ada pada layar perlahan-lahan menghilang dan digantikan oleh
gambar baru maka disebut Fade out.
Framing
Framing adalah objek memasuki framing shot. Jika objek ke luar
bingkai (frame)shot, disebut Frame out. Sebaliknya, jika objek
masuk ke dalam bingkai shot, disebut dengan Frame in.
36
4) Gerakan Objek
Ada juga gerakan objek tanpa harus menggerakkan kamera. Ada
tiga macam gerakan objek,28 diantaranya:
Objek bisa bergerak sejajar dengan kamera, baik ke kiri maupun ke
kanan.
Objek juga bisa bergerak mendekati kamera yang disebut dengan
Walk-in.
Objek juga bisa bergerak menjauhi kamera yang disebut dengan
Walk-away.
6. Pengertian Film Dokumenter
Pendapat Marcel Danesi mengenai Film dokumenter menarik untuk
dikutip, di dalam bukunya Ia berpendapat:
“Film Dokumenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkansituasi kehidupan nyata dengan setiap individu menggambarkanperasaannya dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpapersiapan, langsung pada kamera atau pewawancara. Dokumenterseringkali diambil tanpa skrip dan jarang sekali ditampilkan di gedungbioskop yang menampilkan film-film fitur. Dokumenter dapat diambilpada lokasi pengambilan yang apa adanya, atau disusun secarasederhana dari bahan yang sudah diarsipkan.”29
Film dokumenter tidak menciptakan peristiwa, melainkan merekam
peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi.30 Struktur film dokumenter
umumnya sederhana dengan tujuan agar para penontonnya dapat
28 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Cet ke-1, h. 46.29 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 134.30 Himawan Prastisa, Memahami Film, h. 4.
37
memahami dan mempercayai fakta-fakta yang terkandung di dalamnya.
Film dokumenter bertujuan untuk beberapa hal, diantaranya seperti:
informasi atau berita, biografi, pendidikan, sosial, pengetahuan, ekonomi,
politik dan sebagainya.
dalam film terdapat banyak jenis-jenis yang sudah tidak asing lagi di
telinga masyarakat, seperti film komedi, film horor, ataupun film drama.
Sama seperti film pada umumnya, film dokumenter juga memiliki jenis-
jenisnya sendiri. Kusen Dony Hermansyah, seorang dosen di Fakultas
Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta mengutip pendapat Gerzon R.
Ayawaila dalam bukunya Dari Ide Sampai Produksi. Menurutnya, genre
film dokumenter terbagi menjadi dua belas jenis,31 diantaranya:
Laporan Perjalanan.
Film jenis ini mulanya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli
etnolog dan etnografi, namun seiring perkembangan zaman banyak
membahas hal yang paling penting hingga yang remeh-remeh. Istilah
lain yang sering digunakan dalam film jenis ini adalah travel film,
travel documentary dan adventures film.
Sejarah.
Dalam film dokumenter, sejarah menjadi salah satu yang sangat
kental dengan referential meaning (makna yang sangat bergantung pada
31 Kusen Dony Hermansyah, “jenis-jenis (genre) film dokumenter,” artikel diakses pada17 Agustus 2016 pukul 14:47 dari http://kusendony.wordpress.com/
38
referensi peristiwa) karena keakuratan data harus sangat dijaga dan
hampir tidak boleh ada yang salah baik dari pemaparan datanya
maupun penafsirannya.
Biografi
Film ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang. Sosok menjadi
tema utama yang diangkat dalam film ini biasanya sosok yang dikenal
oleh dunia atau masyarakat tertentu atau orang biasa yang memiliki
kehebatan, keunikan atau aspek lain yang menarik.
Nostalgia.
Yakni film yang cukup dekat dengan jenis sejarah, namun biasanya
lebih mengedepankan napak tilas atau kilas balik kejadian-kejadian
yang dialami seseorang atau kelompok tertentu.
Rekonstruksi.
Yakni jenis dokumenter yang mencoba memberi gambaran ulang
secara utuh mengenai suatu kejadian atau peristiwa. Biasanya jenis film
ini diperlukan ketika mengalami kesulitan dalam mempresentasikan
kejadian kepada penonton. Biasanya peristiwa yang memungkinkan
menggunakan film jenis ini adalah peristiwa kriminal dan kecelakaan.
39
Investigasi.
Yakni jenis film dokumenter yang merupakan kepanjangan dari
investigasi jurnalistik, biasanya aspek visual lebih ditonjolkan.
Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui
secara lebih mendalam. Misalnya seperti korupsi dalam penanganan
negara, jaringan narkoba di sebuah negara dan lain sebagainya.
Perbandingan dan kontradiksi.
Yakni film dokumenter yang mengedepankan sebuah perbandingan,
bisa dari seseorang atau sesuatu.
Ilmu pengetahuan.
Film dokumenter yang mengedepankan aspek pendidikan dan
pengetahuan.
Buku harian atau diary.
Film jenis ini harus mengacu pada catatan perjalanan hidup
seseorang yang diceritakan kepada orang lain.
Musik.
Merupakan salah satu jenis dokumenter yang sangat banyak
diproduksi. Salah satu awalnya muncul ketika Donn Alan Pannebaker
membuat film-film yang sebenarnya hanya mendokumentasikan
pertunjukkan musik saja.
40
Association Picture Story.
Jenis film dokumenter yang dipengaruhi oleh film eksperimental.
Sesuai dengan namanya, film ini menggabungkan gambar-gambar yang
tidak berhubungan. Namun ketika disatukan dengan proses editing,
maka makna akan muncul dan dapat ditangkap oleh penonton melalui
asosiasi yang terbentuk di benak mereka.
Dokudrama.
Jenis dokumenter yang merupakan penafsiran ulang terhadap
kejadian nyata, bahkan hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang dan
waktu) cenderung untuk direkonstruksi.
Film dokumenter bukanlah film fiksi yang pada proses pembuatannya
selalu menggunakan narasi yang jelas, perencanaan yang matang dan alur
cerita yang jelas dan dapat dengan mudah dipahami oleh penontonnya.
Pada film dokumenter, unsur-unsur tersebut tidak harus selalu ada, karena
pada intinya, film dokumenter lebih mengedepankan fakta dengan
menghadirkan narasumber, menampilkan lokasi-lokasi terjadinya kejadian
dan tidak mengurangi atau melebih-lebihkan cerita yang sebenarnya
terjadi. Dengan mengedepankan fakta, tentunya agar para penonton film
dokumenter lebih percaya dengan kejadian yang sebenarnya.
41
C. Emansipasi Wanita Dalam Islam
1. Pengertian Emansipasi
Kata emansipasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris
Emancipation yang kemudian dibakukan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi “Emansipasi” yang berarti kemerdekaan dan pembebasan,32
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emansipasi adalah pembebasan
dari perbudakan, dalam makna yang lain, emansipasi juga diartikan
sebagai persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti
persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria.33
Di zaman Romawi dahulu, istilah emansipasi dipakai terhadap upaya
seorang anak yang belum dewasa agar lepas dari kekuasaan orang tua
mereka dengan maksud untuk mengangkat derajat atau haknya. Istilah ini
secara luas digunakan untuk menggambarkan berbagai upaya yang
dilakukan untuk memperoleh persamaan derajat atau hak-hak politik,34
lazimnya digunakan bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik,
atau secara lebih umum dibahas dalam hal-hal berkaitan masalah
persamaan derajat.
Dalam perkembangannya, istilah ini kemudian lebih sering dikaitkan
dengan emansipasi wanita dalam rangka memperoleh persamaan hak,
32 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, h. 210.33 http://kbbi.web.id/emansipasi, Diakses pada Tanggal 03 Agustus 2016 pukul 12:15
WIB.34 Agus Saputera, “Mengupas Emansipasi Wanita,” artikel diakses pada 17 Agustus 2016
pukul 06:46 WIB dari http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=492.
42
derajat, dan kebebasan seperti halnya kaum lelaki. Sejak abad ke-14 M
sudah ada gerakan untuk memperjuangkan persamaan bagi wanita yang
sekarang orang lebih mengenalnya sebagai emansipasi wanita.35
2. Pengertian Emansipasi Wanita
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa emansipasi
memiliki arti kemerdekaan dan pembebasan. Selanjutnya, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, arti kata perempuan adalah orang (manusia) yang
mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan
menyusui,36 sedangkan arti kata wanita adalah perempuan yang sudah
dewasa.37
Merujuk pada pengertian di atas, dapat di mengerti bahwa emansipasi
wanita diartikan sebagai “…proses pelepasan diri para wanita dari
kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum
yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju…”38
Dengan demikian, emansipasi wanita adalah usaha sadar yang dilakoni
kaum perempuan untuk memperoleh hak yang sama dalam menjalani
kehidupan sosial kemasyarakatan sebagaimana yang telah dilakoni oleh
kaum pria sehingga mereka terbebas dari perlakuan tidak adil atau
diskriminasi jenis kelamin.
35 Agus Saputera, “Mengupas Emansipasi Wanita,” artikel diakses pada 17 Agustus 2016pukul 06:46 WIB dari http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=492.
36 http://kbbi.web.id/perempuan, Diakses pada 31 Agustus 2016 pukul 11:27 WIB37 http://kbbi.web.id/wanita, Diakses pada 31 Agustus 2016 pukul 11:31 WIB38 http://kbbi.web.id/emansipasi, Diakses pada Tanggal 03 Agustus 2016 pukul 12:17
WIB.
43
3. Emansipasi Wanita Dalam Pandangan Islam
Kehadiran Islam adalah untuk menjadi agama yang menebarkan
rahmat bagi seluruh alam. Salah satu bentuk rahmat itu adalah pengakuan
Islam terhadap keutuhan kemanusiaan baik itu perempuan maupun laki-
laki. Ukuran kemuliaan seseorang dimata Tuhannya adalah melalui tingkat
keimanan dan ketakwaannya dalam menjalankan ibadah kepada Allah
SWT.
Islam sangat memuliakan wanita, al-Qur’an maupun al-Hadits
memberikan perhatian yang sangat besar bagi kaum wanita. Baik itu
sebagai anak, istri, ibu, saudara ataupun peran lainnya. Begitu pentingnya
hal tersebut, Allah mengabadikannya dalam al-Qur’an pada surah an-Nisa
yang sebagian besar ayat-ayatnya berisi tentang persoalan, perlindungan
sampai hukum yang berkaitan dengan hak dan kewajiban wanita.
Musdah mulia berpendapat bahwa di dalam Islam ada empat prinsip
yang menjunjung tinggi kehormatan kaum wanita. Diantara prinsip-prinsip
tersebut adalah:39
Pertama, prinsip hak dan kewajiban yang mengandung pengertian
bahwa baik pria atau wanita memiliki kewajiban yang sama dalam
menjalankan perintah-perintah agama. Begitu juga dengan hak, bahwa pria
atau wanita memiliki hak yang sama dalam memperoleh pahala sesuai
dengan amal ibadah atau kewajiban yang telah dilakukannya. Hal yang
39 Musdah Mulia, Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Cet ke-1,(Yogyakarta: SM & Naufan Pustaka, 2014), h. 48-51.
44
membedakan hanya tingkat ketakwaannya saja sehingga hal tersebut
menentukan banyak sedikitnya pahala maupun adzab yang diperoleh oleh
mereka.
Prinsip ajaran persamaan pria dan wanita sebagai makhluk Allah yang
mulia tertera di dalam al-Qur’an surah al-Hujuraat ayat 13 sebagai berikut:
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dariseorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamuberbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamudisisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS:Al-hujuraat: 13).40
Pada ayat di atas menjelaskan bahwa pria dan wanita memiliki derajat
yang sama, kemuliaan seseorang di hadapan Allah SWT bukan didasarkan
pada jenis kelamin atau etnisnya, melainkan berdasarkan prestasi ibadah
kepada Allah SWT dan amal yang dilakukannya. Dalam Islam disebut
sebagai orang-orang yang bertakwa. Adapun perbedaan tersebut hanya
bersifat fungsional saja, sesuai dengan kodratnya masing-masing.
Persamaan hak juga tertuang dalam berbagai bidang. Setiap laki-laki
dan perempuan berpeluang untuk memperoleh hak-hak politik,
pendidikan, waris, persaksian dan lain-lain. Dalam pendidikan misalnya,
40 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Cahaya Quran, 2006),h. 517.
45
tak ada satupun ayat al-Qur’an yang secara tegas melarang atau
mendiskriminasikan kaum wanita untuk memperoleh pendidikan. Dengan
demikian, kaum wanita memiliki hak yang sama dengan pria dalam
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
Kedua, prinsip kemerdekaan dan kebebasan yang mengandung
pengertian bahwa kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan yang
sebebas-bebasnya hingga melampaui batas dan sewenang-wenang.
Kebebasan dalam Islam adalah kebabasan yang terkendali. Artinya bahwa
kebebasan tersebut harus tetap menjaga kepentingan orang lain dan
menghormati kedudukan orang lain. Dengan kata lain, kebebasan ini harus
selaras dan sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam.
Berdasarkan prinsip kebebasan ini, peran kaum wanita tidak lagi
hanya sebatas ruang lingkup rumah tangga saja, melainkan setiap
perempuan bebas menentukan nasib mereka sendiri. Dalam al-Qur’an
dijelaskan pula tentang sosok ideal wanita muslimah yang digambarkan
sebagai kaum yang memiliki kemandirian dalam menentukan pilihan yang
benar, sepeti ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
Artinya: “dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagiorang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku,bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan
46
selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlahaku dari kaum yang zhalim.” (At-Tahrim: 11).41
Ayat di atas menjelaskan bahwa wanita memiliki hak untuk
menentukan nasibnya sendiri, meskipun hal tersebut bertentangan dengan
suaminya dan dengan catatan bahwa selama suami tersebut sudah tidak
lagi taat kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Kebebasan ini juga
dicontohkan di dalam al-Qur’an yakni figur ratu Balqis yang memiliki
kemandirian di bidang politik dengan menjadi pemimpin di kerajaan
sabaiyah.
Artinya: “Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita (yaitu ratuBalqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman)yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu sertamempunyai singgasana yang besar.”(QS: an-Naml: 23).42
Selain itu, peran perempuan lain dicatatkan juga di dalam al-Qur’an
tentang seorang perempuan yang memiliki kemandirian di bidang ekonomi
dengan menjadi seorang pengelola peternakan dalam kisah Nabi Musa di
Madyan.
Artinya: “dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan iamenjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan
41 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 561.42 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 379.
47
(ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, duaorang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata:"Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" kedua wanita itumenjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelumpengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapakKami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.” (QS: al-Qashash:23).43
Ketiga adalah prinsip persaudaraan, semangat ini muncul dari realitas
sosial bahwa setiap manusia adalah bersaudara karena setiap manusia
merupakan keturunan dari Nabi Adam dan Hawa.44 Prinsip ini juga yang
nantinya akan melahirkan persatuan (ukhuwah islamiyah) antar sesama
umat muslim sehingga dengan moral inilah akan tercipta kedamaian yang
menjadi pondasi bagi laki-laki dan perempuan dalam menjalani hubungan
antar sesama manusia.
Al-qur’an memerintahkan wanita untuk saling bekerjasama dengan
kaum pria dalam berbuat kebaikan dan menolak kemungkaran atau
memperbaiki ketimpangan sosial di masyarakatnya, hal ini menjadi wujud
persaudaraan yang dianjurkan di dalam Islam. Sehingga tidak hanya pria
yang akan mendapatkan ganjaran surga, namun juga bagi kaum wanita
yang taat dalam menjalankan perintah-Nya akan mendapat ganjaran surga,
seperti ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
43 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 388.44 Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Cet
Ke-1, h. 50.
48
Artinya: “dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yanglain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dariyang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taatpada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allahmenjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan,(akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai,kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagusdi surga 'Adn. dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalahkeberuntungan yang besar.”(QS: at-Taubah: 71-72).45
Keempat adalah prinsip keadilan. Islam sangat menentang struktur
sosial yang tidak adil dan menindas suatu kaum tertentu. Mereka yang
tertindas adalah golongan masyarakat lemah seperti fakir miskin, yatim
piatu, janda, budak dan anak perempuan. Islam muncul untuk mengangkat
harkat dan martabat mereka dari kaum-kaum yang bertindak tidak adil
kepada mereka.
Prinsip keadilan ini ditegakkan sebagai moral Islam dalam semua
sektor kehidupan. Begitu pentingnya konsep ini, sampai kedudukannya
diletakkan sejajar di bawah taqwa. Dengan demikian, al-Qur’an
menempatkan keadilan sebagai bagian integral dari taqwa.46
45 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 198.46 Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Cet
Ke-1, h. 51.
49
Gambaran yang menempatkan wanita sangat mulia di dalam al-Qur’an
tidak terdapat di dalam kitab-kitab suci sebelumnya, karena adanya
peluang bagi wanita untuk mengembangkan diri dan menyamai derajatnya
dengan kaum pria. Namun, pada zaman keemasan Islam, banyak wanita-
wanita yang memiliki kecerdasan dan kelebihan yang sama dengan kaum
pria. Bahkan melebihi kaum pria.
Perempuan dalam Islam tidak dibatasi ruang geraknya hanya pada
sektor domestik di rumah tangga saja, melainkan diizinkan aktif di sektor
publik, termasuk bidang politik, ekonomi, sosial, iptek, ketenagakerjaan,
dan HAM. Hanya saja, perlu digaris bawahi bahwa keaktifannya tersebut
jangan sampai membuat ia lupa atau mengingkari kodratnya sebagai
perempuan yang berhak menjalankan fungsi-fungsi reproduksinya dengan
wajar seperti hamil, melahirkan dan menyusui anaknya. Hal yang lebih
penting lagi adalah bahwa keaktifannya itu tidak sampai menjerumuskan
dirinya ke luar batas-batas moral yang diperintahkan agama.
Kebebasan yang diberikan Islam kepada perempuan bukan kebebasan
tanpa batas, namun kebebasan ini adalah kebebasan yang terkendali oleh
nilai-nilai akhlak mulia. Oleh karena itu, gerakan pemberdayaan
perempuan sudah sepatutnya melahirkan perempuan muslimah yang
beriman, berakhlak mulia, berpendidikan, berwawasan luas, dan beramal
sholeh yang antara lain terwujud dalam aktivitasnya membangun dan
memberdayakan masyarakat menuju terciptanya masyarakat adil, damai,
dan sejahtera.
50
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG FILM HE NAMED ME MALALA
A. Sekilas tentang film He Named Me Malala
Film He Named Me Malala ini disutradarai oleh Davis Guggenheim,
sutradara yang pernah memenangkan Piala Oscar melalui film An Incovinient
truth.1 Davis Guggenheim menggarap film yang menggambarkan kisah hidup
dari pemenang Nobel Perdamaian termuda, Malala Yousafzai. Hal yang
menjadi daya tarik dalam film ini adalah cerita perjalanan hidup Malala yang
menjadi perhatian.
Guggenheim sendiri tidak membuat ulang kisah hidup Malala dengan
tujuan untuk menyentuh emosi penonton. Malala adalah sosok yang
inspiratif. Saat berusia 18 tahun, dia selalu berusaha untuk membuat dunia ini
menjadi tempat yang lebih layak untuk dihuni.
Dalam film ini juga diperlihatkan masa kecil Malala yang tinggal di Swat
Valley, bagian utara Pakistan dimana ia diberi nama Malala Yousafzai oleh
ayahnya, Ziauddin. Sebagai seorang guru, Ziauddin selalu menanamkan
tentang kecintaan terhadap pendidikan kepada Malala. Ketika kelompok
Taliban menutup sekolah untuk perempuan, Malala berani bersuara meskipun
pada awalnya hanya bersuara secara anonim melalui media blog. Namun
1 Metro TV News, “Kisah Peraih Nobel Perdamaian Dalam Film He Named Me Malala.”Artikel diakses pada tanggal 12 Juni 2016 pukul 17:03 WIB darim.mertotvnews.com/read/2015/11/07/188443/kisah-peraih-nobel-perdamaian-dalam-film-he-named-me-malala
51
kemudian, ia berani mengekspresikan pendapatnya di depan umum. Taliban
merespon tindakan Malala dengan berupaya untuk membunuhnya. Malala
sempat tertembak oleh pasukan Taliban, ia beruntung masih dapat bertahan
hidup dan kabur bersama keluarganya ke Inggris. Ia kemudian berhasil
sembuh dari luka tembakannya dan melanjutkan perjalanannya keliling dunia
sambil berbicara tentang isu pendidikan dan pengungsi.
Film ini juga menampilkan sisi natural Malala sebagai seorang perempuan
remaja, dimana ia sering saling ejek dan bertengkar dengan saudara laki-
lakinya karena ia sering diejek atas kekagumannya kepada Roger Federer.
Malala juga sosok yang dekat dengan kedua orang tuanya.
Selain itu, film ini juga memperlihatkan pertemuan Malala dengan
beberapa tokoh dunia seperti Barrack Obama dan Ratu Elizabeth II serta
seorang jurnalis bernama Jon Stewart. Bisa dibilang bahwa Malala memiiki
talenta dalam berbicara di depan umum sejak sebelum ia memasuki panggung
internasional.
”Islam mengajarkan saya kemanusiaan, kesetaraan dan saling memaafkan.
Taliban bukanlah Muslim, itu sebuah kekuatan,” ujar Malala dalam film
tersebut. Guggenheim membuat film ini dengan menyelipkan beberapa video
asli, wawancara dan animasi. Namun, ia mengacak urutan kronologis
kejadiannya sehingga dalam film tersebut tidak akan ditemui cerita yang
beraturan. Cerita film ini begitu kuat meskipun tanpa mengutak-ngatik cerita
maupun efek.
52
B. Sinopsis Film He Named Me Malala
Film ini adalah sebuah kisah nyata kehidupan wanita muda asal Pakistan.
Diangkat ke layar lebar oleh sutradara Davis Guggenheim yang juga sukses
sebagai sutradara dengan filmnya yang berjudul An Inconvenient Truth,
memenangkan piala Academy Award.2 Sebagaimana disebutkan dalam
berbagai media, pemain film dokumenter ini adalah pemeran utama yang juga
menceritakan kisah kehidupan yang membawa Malala Yousafzai keluar dari
negaranya.
Pakistan adalah negara yang menganut paham agama Islam dengan
Taliban sebagai sebuah sistem politik yang juga berpengaruh di berbagai
sendi kehidupan di negara itu. Malala adalah salah satu wanita dari jutaan
wanita yang di negaranya adalah haram untuk bersekolah dan mendapatkan
pendidikan bagi kaum perempuan yang mungkin saja akan menyamai kaum
pria.
Malala yang ditekan oleh kekuatan politik di daerahnya hanya memiliki
dua pilihan, diam atau lawan. Kebijakan yang ditetapkan oleh sistem
keagamaan oleh Taliban dirasakan Malala dan wanita lain adalah sebuah
kemunduran yang harus dipatahkan, dan Malala memilih untuk melawan
hingga pada akhirnya ia mengambil keputusan untuk tetap bersekolah.
2 Film Bioskop, “Ulasan, Sinopsis, Pemain Film Bioskop He Named Me Malala” Artikeldiakses pada 25 Juli 2016 pukul 07:10 WIB dari http://www.filmbioskop.co.id/2015/09/ulasan-sinopsis-pemain-film-bioskop-he-named-me-malala.html,
53
Suatu ketika Malala yang sedang pergi ke sekolah menerima tanggapan
keras dari Taliban yang telah mengancam dirinya setelah perlawanannya
terhadap kelompok tersebut. malala ditembak oleh anggota Taliban untuk
melumpuhkan semangat Malala. Namun nyawa Malala ternyata dapat
diselamatkan oleh pihak kesehatan yang cepat menanggapi kejadian tersebut
dan uniknya Malala tidak mundur dari semangat yang dimilikinya, bahwa
semua orang terutama kaum wanita memiliki hak dan keinginan yang sama
untuk hidup yang lebih baik.
Malala kini telah mengarungi dunia, berbagai kunjungan internasional
telah dilakukannya, termasuk dengan presiden Amerika Serikat, Ratu Inggris,
PBB dan banyak organisasi internasional lain. Termasuk warga negaranya
sendiri yang memberikan harapan besar atas keputusan bersar yang pernah
dibuatnya itu.
C. Profil Davis Gugenheim sebagai Sutradara Film He Named Me Malala
Gambar 3.1: Davis Guggenheim.
54
Davis Guggenheim, lahir di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat pada
tanggal 3 November 1963 dengan nama Philip Davis Guggenheim.3 Ia adalah
anak dari Marion Davisdan sutradara film dan produser Charles Guggenheim.
Ayahnya adalah seorang Yahudi dan ibunya adalah Episkopal. Ia lulus dari
Potomac Schooldi McLean, Virginia (1979), dari Sidwell Friends School
(1982), dan dari Brown University (1986). Ia menikah dengan aktris
Elisabeth Shue. Pasangan ini memiliki tiga anak: Miles William, Stella Street,
dan Agnes Charles Guggenheim.
Dia adalah seorang Produser sekaligus Sutradara. Karyanya yang terkenal
antara lain film An Inconvenient Truth yang dirilis pada tahun 2006. Film
dokumenter ini membicarakan tentang pemanasan global dan menampilkan
mantan wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore sebagai tokoh utamanya.
Film An Inconvenient Truth memenangkan Academy Award pada tahun 2007
untuk Best Documentary Feature.
Film selanjutnya yang juga di sutradarai oleh Davis Guggenheim adalah
film It Might Get Loud pada tahun 2008. Film ini bercerita tentang perjalanan
hidup seorang gitaris legendaris Jimmy Page, Edge, dan Jack White. Film lain
dirilis pada tahun 2010 yang berjudul Waiting for Superman. Bercerita
tentang “orang-orang super” dalam dunia pendidikan di Amerika. Mereka
adalah para guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah yang berusaha
membangkitkan kembali kualitas pendidikan di negaranya yang sedang
3 Wikipedia, “Davis Guggenheim.” Artikel diakses pada tanggal 25 Juli 2016 pukul 12:34WIB dari https://en.wikipedia.org/wiki/Davis_Guggenheim.
55
terpuruk. Film ini menerima penghargaan Audience award untuk film
dokumenter terbaik di Festival Film Sundance 2010.
Pada tahun 2014, ia menjadi sutradara sebuah film dokumenter He Named
Me Malala tentang aktivis muda perempuan dari Pakistan, Malala Yousafzai,
yang ditargetkan oleh kelompok bersenjata Taliban, ditembak di kepala dan
meninggalkan luka-luka.
D. Profil Tokoh-tokoh pada Film He Named Me Malala
1. Malala Yousafzai
Gambar 3.2: Malala Yousafzai
Malala Yousafzai lahir lahir pada tanggal 12 Juli 1997 di kota
Mingora di Distrik Swat, Pakistan.4 Malala lahir dari keluarga bersuku
Pusthun dan menganut Islam Sunni. Namanya diambil dari seorang
penyair dan pejuang wanita suku Pusthun, Malala dari Maiwand. Ia
dibesarkan di Mingora bersama dengan dua adik laki-lakinya. Keberanian
4 Wikipedia, “Malala Yousafzai.” Artikel diakses pada 23 Juli 2016 pukul 12:14 WIBdarihttps://id.wikipedia.org/wiki/Malala_Yousafzai.
56
Malala dalam menulis berkat bimbingan dari ayahnya yang juga seorang
penyair, pemilik sekolah, sekaligus aktivis pendidikan.
Malala adalah seorang murid sekolah dan aktivis hak asasi manusia
dalam bidang pendidikan dan hak-hak perempuan di Lembah Swat, disana
Taliban telah melarang anak perempuan untuk bersekolah, pada awal
tahun 2009, saat usianya sekitar 11 dan 12 tahun, Malala menulis di
blognya di bawah nama samaran untuk BBC secara mendetail tentang
betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya
mereka untuk menguasai Lembah dan pandangan mereka tentang
mempromosikan pendidikan bagi anak perempuan.
Pada tanggal 9 Oktober 2012, Malala ditembak di kepala dan leher
oleh kelompok bersenjata Taliban ketika ia sedang dalam perjalanan
pulang dari sekolahnya, tepatnya di dalam bus sekolah. Ia sempat dirawat
di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di
rumah sakit di Birmingham.
Pasca penembakan tersebut, pada tanggal 12 Juli 2013 yang
bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-16, Malala berpidato di depan
Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New York, Amerika
Serikat. Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan,
perlawanan terhadap terorisme dan kebodohan. PBB juga mendeklarasikan
hari tersebut sebagai Hari Malala.
57
Pada tahun 2014 dia bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah
Nobel perdamaian 2014 atas perjuangan mereka melawan penindasan
terhadap perempuan dan anak-anak serta untuk mendapatkan hak
pendidikan bagi mereka. Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda
karena dia mendapatkan hadiah ini pada usia 17 tahun.
2. Ziauddin Yousafzai
Gambar 3.3: Ziauddin Yousafzai
Ziauddin lahir pada tahun 1969 (tidak diketahui tanggal lahir
tepatnya). ayah Ziauddin adalah seorang orator bernama Rohul Amin
Yousafzai5. Ziauddin memiliki kakak, Saeed Ramzan, dan lima saudara.
Dia memiliki seorang istri, Tor Pekai, seorang putri, Malala, dan dua
putra, Khushal dan Atal.
Pada masa kecil, Ziauddin adalah seorang yang gagap. Namun karena
ayahnya adalah seorang aktivis pendidikan, Ziauddin terinspirasi.
5 Wikipedia, “Ziauddin Yousafzai.” Artikel Diakses pada tanggal 25 Juli 2016 pukul12:54 WIB dari https://en.wikipedia.org/wiki/Ziauddin_Yousafzai.
58
Meskipun ia gagap, namun ia ingin membuktikan kepada orangtuanya
bahwa ia mampu untuk belajar dan berbicara dengan benar.
Ziauddin kuliah di Jahanzeb College di Swat, Pakistan. Selama di
perguruan tinggi, ia diangkat menjadi sekertaris jenderal Mahasiswa
Federasi Pakhtoon (PSF). Sebuah kelompok mahasiswa yang ingin
memiliki hak yang sama untuk Pashtun. Ziauddin lulus dari Jehanzeb
College sebagai Guru dalam bahasa Inggris.
Pada tanggal 11 Juni 2015, Ziauddin menerima gelar doktor
kehormatan dari dari Wilfrid Laurier University di Waterloo, Kanada
untuk komitmennya dalam perdamaian, serta upaya yang sedang
berlangsung untuk hak pendidikan anak perempuan di Pakistan dan di luar
Pakistan.
Kini Ziauddin menjadi seorang diplomat Pakistan dan dikenal sebagai
ayah dari pemenang Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, seorang wanita
muda yang memprotes Taliban untuk hak pendidikan anak-anak, terutama
untuk anak perempuan Pakistan. Saat ini Ziauddin menjabat sebagai
Penasihat PBB Khusus Global Education.
Ketika putrinya, Malala, cukup tua untuk mulai memahami bahwa
pada anak perempuan usia tertentu dilarang untuk bersekolah, ia
menginspirasinya untuk berdiri dan berbicara. Bukannya menghadiri
sekolah, anak perempuan harus tinggal di rumah dan belajar bagaimana
memasak untuk saudara-saudara dan ayah mereka. Ketika ia mendirikan
59
sekolah setelah kuliah dengan temannya Naeem Khan, mereka tentu saja
akan terbuka untuk mengajar anak-anak yang akan berusaha untuk terus
belajar dan pergi ke sekolah. Dia mendukung setiap wanita yang ingin
menjadi sukses dalam hidup dan tidak buta huruf seperti kebanyakan dari
mereka di Pakistan.
60
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pengantar Adegan-Adegan pada Film He Named Me Malala.
Film dokumenter adalah sebuah perekaman gambar dan suara yang hanya
merekam kejadian yang sebenarnya dan nyata, tidak imajinatif dan memiliki
latar belakang yang otentik. Biasanya film dokumenter direkam dengan apa
adanya, artinya proses perekaman tidak harus direncanakan sematang
mungkin seperti pada film-film fiksi. Hal yang membedakan film dokumenter
dengan film lainnya ada pada penceritaannya, dimana film dokumenter tidak
bertumpu pada alur cerita yang dibawakan, namun lebih menekankan pada
keaslian fakta kejadian yang sebenarnya.
Film yang menjadi penelitian penulis adalah film He Named Me Malala.
Dalam film ini terdapat beberapa adegan yang mengandung makna
emansipasi wanita dalam Islam. Dari sekian banyak adegan yang ada pada
film ini, peneliti hanya akan meneliti adegan adegan yang berkaitan dengan
emansipasi wanita dalam Islam saja dengan menggunakan analisis semiotik
Charles Sander Peirce. Adapun konsep yang digunakan adalah makna Ikon,
Indeks dan Simbol emansipasi wanita dalam Islam pada film He Named Me
Malala.
Adapun adegan yang dipilih terdiri dari delapan adegan. Adegan-adegan
yang dipilih sesuai urutan durasi pada film He Named Me Malala sehingga
dapat memudahkan penulis dalam menyusunnya.
61
B. Analisis Semiotik Ikon, Indeks dan Simbol Emansipasi Wanita Dalam
Islam Pada Film He Named Me Malala.
1. Adegan 1
Gambar 4.1 : Malala dalam sebuah acara Televisi.
Pada adegan ini bermula ketika ayah Malala sedang menonton acara
televisi. Di dalam acara tersebut, Malala sedang berbicara tentang keadaan
kaum wanita di tempat asalnya. Ia menjelaskan bahwa kaum wanita di
sana tidak diperbolehkan pergi ke pasar dan ke sekolah. Kemudian Malala
mengatakan bahwa atas keresahannya itulah Ia berani berbicara dan
menyuarakan hak-haknya sebagai perempuan di depan umum, bahkan
Malala mengatakan bahwa kaum wanita lebih kuat dari kaum pria. Pada
pengamatan adegan ini diambil pada durasi 00:11:03.
Pada adegan ini, tanda ikon yang muncul adalah seorang perempuan
yaitu Malala Yousafzai, sedangkan indeks yang muncul pada gambar di
62
atas adalah kata-kata yang diucapkan oleh Malala “aku bahkan percaya
bahwa wanita lebih kuat dari pria.” Sebelumnya Malala juga mengatakan
bahwa tidak ada perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita.
Pernyataan Malala ini menggambarkan adanya emansipasi wanita. Hal ini
digambarkan dari perkataan Malala tersebut yang memandang bahwa
antara pria dan wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Menurut Musdah Mulia, persamaan hak dan kewajiban mengandung
pengertian bahwa baik pria maupun wanita memiliki kewajiban yang
sama, yaitu melaksanakan perintah-perintah agama.1 Begitu pula dengan
hak. Dalam Islam, baik pria maupun wanita memiliki peluang yang sama
untuk mendapatkan pahala apabila mereka menjalankan perintah agama
dan sebaliknya. Mereka memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan
adzab apabila mereka melanggar perintah-perintah agama.
Allah SWT memberikan jaminan surga bagi hamba-hambanya yang
mengerjakan amal sholeh, baik pria ataupun wanita.Allah juga ada
memberikan balasan yang setimpal bagi mereka yang melanggar perintah-
perintah-Nya.
Artinya: Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidakakan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan
1 Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender,(Yogyakarta: SM & Naufan Pustaka, 2014), h. 48.
63
Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupunperempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akanmasuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab (Q.S. Al-Mukmin: 40).2
Sementara simbol yang muncul pada gambar di atas adalah jilbab
yang dipakai oleh Malala.Pada gambar tersebut terlihat Malala memakai
jilbab dengan menyisakan rambut bagian depannya saja. Gaya jilbab yang
dipakai Malala memperlihatkan gaya jilbab wanita Pakistan di tahun 1940-
an yang lebih simpel menggunakan warna-warna cerah. Tanpa jarum,
jilbab hanya digunakan sebagai selendang penutup kepala.3
2. Adegan 2
Gambar 4.2 : Seorang Gadis Sedang Berbicara.
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Cahaya Quran, 2006), h.471.
3 Detik.com, “Foto: Gaya Jilbab Wanita Timur Tengah Dari Masa Ke Masa” artikeldiakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:20 WIB darihttp://wolipop.detik.com/read/2016/06/17/093510/3235565/1632/foto-mengintip-gaya-jilbab-wanita-timur-tengah-dari-masa-ke-masa.
64
Adegan ini diambil dalam bentuk wawancara. Dalam wawancara
tersebut, Malala ditanya mengenai perlakuan Taliban terhadap dirinya
yang sudah menembak kepalanya hingga Ia mengalami kerusakan saraf di
bagian kiri kepalanya. Namun, Malala sama sekali tidak marah ataupun
dendam, bahkan tidak pula sekecil atom, atau sub-atom sekalipun. Bahkan
dirinya tidak masalah jika wajah bagian kirinya tidak berfungsi lagi,
adapun wajah bagian kirinya adalah bekas luka tembakan yang ia terima.
Malala berpendapat bahwa agama Islam mengajarkan manusia kesetaraan
dan pengampunan.
Tipe ukuran gambar yang digunakan adalah middle close up, biasanya
teknik ini digunakan dalam wawancara untuk memperdalam gambar
dengan lebih menunjukkan profil objek yang direkam. Kamera hanya
fokus merekam narasumber saja yang dapat menampilkan profil, bahasa
tubuh dan emosi dengan lebih jelas. gambar ini diambil pada durasi
00:16:09.
Pada adegan wawancara di atas, tanda ikon yang mucul adalah
seorang wanita yaitu Malala Yousafzai.Tanda indeks yang muncul adalah
kalimat yang diucapkan Malala pada gambar di atas, yaitu “bahkan tidak
sekecil atom.” Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, atom memiliki
unsur kimia yang terkecil (setelah nuklir) yang dapat berdiri sendiri dan
dapat bersenyawa dengan yang lain.4Pada gambar di atas, Malala sengaja
menggunakan kata ‘atom’ untuk menggambarkan bentuk kemarahannya
4 http://kbbi.web.id/atom diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:38 WIB.
65
kepada Taliban. Jadi, maksud dari ucapan Malala tersebut adalah bahwa
Malala sama sekali tidak marah atau dendam kepada Taliban yang telah
menembaknya.
Pada adegan ini, tanda simbol yang muncul adalah jilbab yang
dikenakan Malala, jilbab tersebut berwarna merah muda yang menjadi
kesukaan Malala. Adapun warna merah muda menunjukkan simbol kasih
sayang dan cinta, persahabatan, feminim, kepercayaan, niat baik,
pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan
indah.
Berdasarkan gambaran sifat warna merah muda ini, sikap memaafkan
Malala terhadap perlakuan Taliban kepadanya semakin menguatkan bahwa
dirinya memiliki perasaan yang halus dan penuh kasih saying sehingga
ucapan yang keluar dari mulutnya menggambarkan keadaan dalam diri
Malala yang sebenarnya.
Simbol lainnya adalah gaya berjilbab yang dipakai Malala
mencerminkan gaya jilbab wanita Pakistan di tahun 1940-an yang lebih
simpel menggunakan warna-warna cerah. Tanpa jarum, jilbab hanya
digunakan sebagai selendang penutup kepala.5
Adegan di atas menjelaskan bagaimana Malala dapat menguasai
amarahnya terhadap Taliban. Sebagai manusia biasa, tentu bukan hal
5 Detik.com, “Foto: Gaya Jilbab Wanita Timur Tengah Dari Masa Ke Masa” artikeldiakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:20 WIB darihttp://wolipop.detik.com/read/2016/06/17/093510/3235565/1632/foto-mengintip-gaya-jilbab-wanita-timur-tengah-dari-masa-ke-masa.
66
mudah untuk dapat mengendalikan dan menguasai amarah. Sifat amarah
ini memang tidak luput dari diri manusia, karena cenderung memiliki
hawa nafsu yang harus selalu dituruti dan enggan untuk diselisihi
keinginannya.
Bersama dengan itu, sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan
oleh setan dalam hati manusia untuk meruntuhkan iman dan agamanya
karena dengan kemarahan manusia bisa gelap mata sehingga ia dapat
melakukan tindakan dan perkataan yang buruk dan bisa merugikan dirinya
dan juga agamanya. Oleh karena itu, Allah SWT memuji hamba-
hambaNya yang bertakwa. Meskipun setan selalu menggoda dan
mengganggu mereka, namun mereka mampu meredam amarah tersebut
sehingga dapat menyelamatkan dirinya maupun agamnya dari hawa nafsu.
Sikap yang ditunjukkan oleh Malala terhadap perlakuan Taliban
kepadanya sungguh sangat mencerminkan karakter umat Islam yang taat.
Meskipun sudah disakiti dan dilukai sedemikian rupa, Malala tetap tidak
menyimpan dendam maupun amarah. Bahkan jika diibaratkan, kemarahan
itu tidak sebesar sub-atom yang sangat kecil sekalipun.
Dengan ini Allah SWT memuji mereka yang mampu meredam
amarah dan mengendalikannya dalam sebuah firmannya:
67
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahanamarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukaiorang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali Imran: 134).6
Ayat di atas menjelaskan jika mereka disakiti orang lain yang
menyebabkan timbulnya kemarahan dalam diri mereka, maka mereka
tidak melakukan sesuatu yang diinginkan oleh watak kemanusiaan mereka
yaitu melampiaskan kemarahan. Akan tetapi mereka justru berusaha
menahan kemarahan dalam hati mereka dan bersabar untuk tidak
membalas perlakukan orang lain yang menyakiti mereka.
Dalam hal ini, Malala telah mampu mengalahkan musuh yang
sebenarnya yaitu hawa nafsu. Sikap Malala yang terlihat tenang dan terihat
tidak tertekan sama sekali menunjukkan kepribadian yang sangat bijak di
usianya yang ketika itu masih 16 tahun.
6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 67.
68
3. Adegan 3
Gambar 4.3 : Suasana Sebuah Kelas.
Adegan ini diambil ketika Malala sedang berjalan di lorong sekolah
barunya di Birmingham, Inggris. Pada adegan ini Malala mengungkapkan
kesulitannya beradaptasi dengan lingkungan dan teman-temannya karena
kehidupannya berbeda dengan kehidupan mereka.
Seperti kebiasaan murid-murid perempuan yang pergi ke sekolah
dengan menggunakan baju lengan pendek dan rok pendek. Malala merasa
tidak nyaman dengan pakaian tersebut, sehingga dirinya menggunakan
pakaian lengan panjang dan rok panjang serta menggunakan jilbab. Selain
itu, Malala juga mengungkapkan bahwa murid-murid di sekolahnya
terbiasa berpacaran, bahkan di antara mereka ada yang sudah putus
dengan pacarnya dan berpacaran dengan orang yang baru.
69
Teknik gambar yang digunakan pada adegan ini adalah medium long
shot.teknik ini seringkali digunakan untuk memperkaya keindahan
gambar. Terutama pada saat transisi gambar yang disambungkan dengan
komposisi gambar yang lain. Gambar ini diambil pada durasi 00:19:58.
Pada adegan ini, tanda ikon yang muncul adalah beberapa orang gadis,
meja, kursi, buku-buku, dan jendela.Sedangkan indeks yang ditampilkan
pada adegan di atas adalah seragam yang dipakai oleh para gadis tersebut,
kemudian background dari gambar ini yang menampilkan sebuah ruangan
yang cukup besar berisi meja, kursi, buku-buku dan jendela.Berdasarkan
seragam yang dipakai dan background dengan ciri-ciri yang telah
disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa para gadis tersebut sedang
berada di dalam kelas pada sebuah sekolah.
Sementara simbol yang muncul pada adegan di atas adalah pakaian
Malala yang konsisten memakai baju lengan panjang dan rok panjang serta
jilbab yang menutupi kepalanya.Pada adegan di atas, dapat dilihat adanya
perbedaan pakaian yang dipakai oleh Malala dan teman-temannya.Malala
terlihat lebih menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian tersebut yang
menandakan bahwa Malala tetap teguh pada pendiriannya untuk tetap
menutupi tubuhnya meski ia telah memasuki sekolah yang baru dengan
suasana yang sangat jauh berbeda.
Keadaan sekolah baru Malala di Birmingham, Inggris memang sangat
jauh berbeda dengan keadaan sekolahnya di Pakistan. Di Inggris, Malala
70
bertemu dengan teman-teman dan lingkungan baru yang (mungkin)
sebagian besar dari mereka adalah non-Islam, kemudian sudah menjadi hal
yang lumrah ketika mereka terbiasa tidak memakai pakaian atau seragam
yang menutupi lengan dan kaki mereka.
Tentu pada adegan ini Malala merasa tidak nyaman dengan pakaian
seperti itu sehingga malala memutuskan untuk memanjangkan baju dan
rok sekolahnya agar dapat menutupi seluruh bagian tubuhnya.Sikap
Malala ini mencerminkan keteguhan pendiriannya sebagai seorang
perempuan yang menutupi tubuhnya agar tertutup auratnnya.
Begitupun kebiasaan murid-murid di Birmingham yang sering
berpacaran dan berganti pasangan.Pada adegan ini, Malala terlihat sangat
sulit beradaptasi dan tidak mudah menerima kebiasaan-kebiasaan
itu.Meski demikian, Malala tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak
mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut. Malala hanya fokus menuntut
ilmu, sehingga dengan ilmu dan pendidikan yang tinggi, Malala dapat
memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat dan dapat memberi
manfaat untuk sekitarnya.
Menuntut ilmu sangat penting bagi wanita muslimah, terlebih lagi
pendidikan tentang agama Islam sehingga nilai-nilai Islam masih melekat
erat pada diri Malala meskipun ia sudah berada di lingkungan yang sangat
berbeda.
71
Islam sebagai agama yang sempurna memberikan petunjuk dan
arahan, tidak hanya masalah akhlak, akidah dan ketauhidan saja.Bahkan
Islam menjawab permasalahan muslimah dan memberikan tempat yang
mulia bagi seorang muslimah.
Allah SWT berfirman:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakankepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlahniscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabiladikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan AllahMaha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah: 11).7
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat
orang-orang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dalam ayat tersebut tidak dijelaskan secara spesifik
apakah untuk laki-laki atau perempuan. Maka dapat disimpulkan bahwa
setiap orang baik laki-laki maupun perempuan yang menuntut ilmu akan
diangkat derajatnya oleh Allah SWT beberapa derajat.
Menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki maupun perempuan.
Semua sama baik laki-laki atau perempuan diwajibkan untuk menuntut
ilmu untuk bekal masa depan mereka. Terutama untuk seorang wanita
7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,h. 543.
72
muslimah, ilmu sangat penting bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Terlebih lagi wanita muslimah dapat menjadiagen perubahan bagi
masyarakat tanpa mengorbankan prinsip kebenaran yang diyakininya.
4. Adegan 4
Gambar 4.4: Malala berbincang dengan Presiden Obama.
Malala bertemu dengan Presiden Barrack Obama, ibu Michelle
Obama dan anak sulung Obama, Malia di Gedung Putih. Pada pertemuan
itu Malala menyampaikan kekhawatiran sekaligus kritikannya kepada
Presiden Obama mengenai serangan pesawat nirawak (drone) Amerika
Serikat ke Pakistan. Pada adegan ini Malala berpendapat bahwa serangan
tersebut tidak bisa menjadi jalan keluar terbaik untuk membasmi
terorisme, namun malah sebaliknya menjadikan aksi terorisme semakin
subur. Ini pendapat Malala terhadap aksi terorisme tersebut:
73
"Saya berterima kasih pada Presiden Obama atas aktivitas AS dalammendukung pendidikan di Pakistan dan Afganistan, juga bagipengungsi Suriah, Saya juga menyampaikan kegelisahan saya bahwaserangan drone justru memelihara terorisme lebih lanjut. (Soalnya)Korban-korban tak berdosa terbunuh dalam serangan-serangan itu,dan itu mendorong munculnya kebencian dari warga Pakistan. (Saransaya) Jika kita memfokuskan kembali upaya (penanggulanganterorisme) dalam bidang pendidikan, itu akan memberi dampak yangbesar."8
Teknik ukuran gambar pada adegan ini adalah medium shot. Biasanya
digunakan sebagai komposisi gambar terbaik untuk pengambilan gambar
seperti wawancara dengan memperlihatkan subjek orang dari tangan
hingga ke atas kepala, maka penonton akan dapat melihat dengan jelas
ekspresi dan emosi dari wawancara yang sedang berlangsung. Durasi yang
diambil pada adegan ini adalah 00:32:13.
pada gambar di atas tanda ikon yang ditampilkan adalah dua orang
yang sedang berdiri berhadapan, seorang laki-laki yaitu Presiden Barrack
Obama dan seorang perempuan yaitu Malala, sebuah rak buku dan bingkai
foto besar yang tertutup oleh tubuh Presiden Obama.
Indeks pada adegan ini yang menggambarkan background tersebut
menggambarkan sebuah ruangan dengan cat putih, rak buku yang tertata
rapi serta bingkai foto seseorang yang menandakan bahwa bingkai foto
tersebut meruapakn salah satu mantan presiden Amerika Serikat.
Simbol yang muncul pada adegan ini adalah seorang pria dengan
rambut yang sudah mulai memutih yaitu Presiden Obama, seperti yang
8 Arsito Hidayatullah, ”Malala Yousafzai kepada Obama: Hentikan Serangan Drone.”Artikel diakses pada 16 September 2016 dari http://www.beritasatu.com/amerika/144129-malala-yousafzai-kepada-obama-hentikan-serangan-drone.html pukul 10:23 WIB.
74
sudah diketahui bahwa Presiden Obama adalah Presiden Amerika Serikat
sehingga ia menjadi simbol bagi negara Amerika Serikat dan sekaligus
menjadi simbol pemimpin di negara Amerika yang memiliki pengaruh
sangat besar bagi dunia.
Serangan yang dipimpin oleh Obama ini telah menelan banyak
korban, tidak sedikit diantara korban-korban adalah orang-orang yang
tidak berdosa. Komandan Taliban, Adnan Rasheed mengatakan bahwa
lebih dari 300 wanita dan anak-anak gugur dalam serangan drone
Amerika.
Lebih dari 300 wanita dan anak-anak yang tak berdosa gugur dalamserangan drone Amerika, tapi siapa yang peduli? Karenapenyerangnya berpendidikan tinggi, anti-kekerasan, karena merekaorang-orang Amerika yang damai?9
Jika dianalisis lebih dalam, surat yang ditujukan kepada Malala ini
betujuan untuk menasihati Malala yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh
Islam. Dalam kutipan surat di atas, Adnan Rasheed menyinggung Amerika
dengan kalimat “karena mereka orang-orang Amerika yang damai?”
dengan pengaruh besar Amerika terhadap dunia, mereka dapat dengan
mudah mengubah pemikiran warga dunia agar berfikiran tentang hal yang
sama. Dalam hal ini menganggap bahwa Taliban sebagai teroris dan
memfitnah citra Pakistan dan Islam di dunia. Salah satu komentar warga
Pakistan ini contohnya.
9Arrahmah, “Surat Komandan Taliban Untuk Malala.” Artikel diakses pada 04 Oktoberpukul 06:39 WIB dari https://www.arrahmah.com/news/2013/07/20/surat-komandan-taliban-pakistan-untuk-malala.html#sthash.LrSjQyeC.dpuf.
75
“Melalui Malala mereka (Amerika) ingin memfitnah citra Pakistandan Islam.Mereka mencari tokoh dari daerah sini yang atas namamuslim bisa mereka gunakan untuk melawan kami,” ujar InquilabKhan, seorang warga Peshawar.10
Terlepas dari pro dan kontra ini, penulis akan kembali membahas
emansipasi wanita pada adegan di atas. Politk diartikan antara lain sebagai
urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan negara atau
negara lain. Politik juga berarti kebijakan dan cara bertindak dalam
menghadapi dan menangani satu masalah, masalah yang berkaitan dengan
masyarakat maupun selainnya. Salah satu pembicaraan hangat di kalangan
masyarakat Islam adalah keterlibatan perempuan dalam politik, yakni yang
berkaitan dengan urusan negara dan masyarakat.
Ketika berbicara tentang peran politik wanita dalam Islam berarti
berbicara tentang peran wanita sebagai bagian dari masyarakat. Islam
memandang bahwa wanita sebagai bagian dari masyarakat memiliki
kewajiban yang sama dengan pria dalam mewujudkan kesadaran politik
baik itu bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakatnya. Ketika kaum
muslimin baik pria ataupun wanita beruaya untuk memfungsikan segenap
potensinya untuk mengurusi dan menyelesaikan permasalahan umat,
ketika itu pula mereka telah melakukan peran politik meskipun dirinya
tidak menjadi penguasa yang dapat menentukan kebijakan.
10 Tempo, “Dapat Nobel, Malala Dicibir Warga Pakistan.” Artikel diakses pada 04Oktober 2016 pukul 07:04 WIB darihttps://dunia.tempo.co/read/news/2014/10/16/118614712/dapat-nobel-malala-dicibir-warga-pakistan
76
Pada adegan di atas, Malala berusaha untuk menyampaikan
kekhawatiran dan kritikannya terhadap masalah pesawat tidak berawak
tersebut yang memicu banyak korban jiwa yang tidak bersalah, sikap
politik Malala ini bertujuan untuk membela kepentingan masyarakat di
tempat asalnya Pakistan bahwa menurutnya kebijakan mengatasi terorisme
dengan menggunakan pesawat nirawak tersebut dinilai tidak tepat.
Seorang muslim diwajibkan untuk memperhatikan urusan saudaranya
sesama muslim. Malala melakukan hal tersebut tanpa memandang bahwa
dirinya perempuan sehingga ia sangat memperhatikan permasalahan umat
sampai ia berani untuk mengungkapkan pendapatnya kepada Presiden
Obama. Perintah untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada
kemungkaran telah Allah singgung dalam firman-Nya:
Artinya: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yangmenyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf danmencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yangberuntung.” (Q.S. Ali Imran: 104).11
Pada ayat di atas tidak disebutkan pria atau wanita, sehingga
kewajiban untuk menyeru kepada kebajikan dan mencegah kepada
kemungkaran merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim. Pada adegan
di atas Malala telah mencegah lebih banyak korban akibat dari pesawat
nirawak tersebut dengan mengungkapkannya langsung kepada Presiden
11 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 63.
77
Obama dan sekaligus memberikan pendapatnya dalam memfokuskan
upaya penanggulangan terorisme dalam bidang pendidikan, menurutnya
upaya ini dinilai memberi dampak yang besar dibandingkan dengan yang
sebelumnya.
5. Adegan 5
Gambar 4.5 : Malala Berpidato di Nigeria.
Adegan ini diambil ketika Malala dan ayahnya melakukan jadwal
pertemuan dengan para orangtua dari siswi-siswi perempuan yang diculik
oleh kelompok pemberontak Boko Haram di Abuja, Nigeria. Di sana
Malala mendengarkan keluh kesah para orangtua yang kehilangan anak-
anaknya. Kemudian Malala ikut bergabung pada kampanye tersebut untuk
membantu menemukan siswi-siswi yang hilang. Setelah Malala
bergabung, ia bertemu dengan Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dan
memintanya untuk bertemu dengan keluarga korban penculikan untuk
78
mendengarkan aspirasi atau keluhan rakyatnya. Malala menyampaikan
imbauan itu secara langsung yang ditujukan kepada para penculik.
“Letakkan senjata, bebaskan saudara-saudara Anda, bebaskansaudara-saudara saya, bebaskan putri bangsa ini, biarkan merekabebas, mereka tidak melakukan kejahatan apapun,” ujar Malala. Iamenambahkan, “Boko Haram telah menyalahgunakan nama Islam…Islam mengajarkan persaudaraan.”12
Adapun kunjungan Malala tersebut tepat pada hari ke-100 setelah
penculikan yang dilakukan oleh Boko Haram terhadap lebih dari 200 anak
perempuan.Kunjungan itu juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya
yang ke-17, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh PBB sebagai
peringatan hari Malala.Durasi pada adegan ini diambil pada menit
00:41:05
Tanda ikon pada adegan ini adalah seorang perempuan yaitu Malala
Yousafzai.Indeks pada adegan ini adalah microphone yang dipegang
Malala dekat dengan mulutnya, kemudian sebuah background merah dan
bagian belakang kursi berwarna putih menandakan bahwa Malala sedang
berpidato dengan duduk.
Sementara tanda simbol pada adegan ini microphone menjadi simbol
pengeras suara yang biasa digunakan seseorang untuk menyampaikan
sesuatu dengan tujuan agar dapat didengar oleh lebih banyak orang.
Malala menggunakan microphone tersebut dengan tujuan agar pidato serta
12 National Geographic Indonesia, “Seruan Malala Kepada Boko Haram: BebaskanSaudara-saudara Saya.” Artikel diakses pada 16 September 2016 darihttp://nationalgeographic.co.id/berita/2014/07/seruan-malala-kepada-boko-haram pukul 14:17WIB.
79
pendapatnya tentang pembebasan siswi-siswi Nigeria dapat didengar oleh
banyak orang termasuk oleh Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan.
Pada adegan ini, tema besar yang ditampilkan adalah tentang
persaudaraan. Pada pengertiannya secara umum persaudaraan berarti yang
kuat menolong yang lemah, yang kaya menolong yang miskin, yang
lapang menolong yang kesusahan, begitulah dalam Islam, semua muslim
bersaudara, artinya jika ada diantara sesama muslim sedang bertengkar,
maka tidak boleh sampai melebihi tiga hari.
persaudaraan yang dimaksud adalah persaudaraan dengan ikatan iman
dan agama. Rasulullah SAW menekankan pentingnya membangun
persaudaraan Islam dalam batasan-batasan praktis dalam bentuk saling
peduli dan saling tolong menolong. Allah SWT berfirman:
Artinya: “orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebabitu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itudan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S.Al-hujuraat: 10).13
Pada adegan di atas, Malala mengatakan “bebaskan saudara-saudara
saya”. Kalimat ini menunjukkan bahwa meskipun Malala bukan warga asli
Nigeria dan tidak memiliki hubungan darah apapun dengan mereka. Akan
tetapi Malala tetap menyebut mereka adalah saudara-saudaranya.
13 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 516.
80
Hal semacam ini yang coba dicontohkan Malala bahwa meskipun
tidak memiliki ikatan geneologi atau kedekatan geografis, Malala tetap
tidak sungkan untuk menganggap mereka saudaranya. Islam telah
mengajarkan umatnya untuk tetap bersatu satu sama lain dan tidak bercerai
berai. Saling peduli dan saling tolong menolong karena Islam mengikat
seluruh kaum muslimin dengan ikatan iman dan Islam.
6. Adegan 6
Gambar 4.6 : Malala berpidato untuk PBB.
Adegan ini diambil ketika Malala mulai berbicara lagi di depan umum
setelah sekian lama menjalani proses penyembuhan atas luka
tembakannya. Malala berpidato di depan majelis umum PBB tepat pada
usianya yang ke enam belas tahun yaitu tanggal 12 Juli 2013 lalu. Pada
pidato tersebut Malala menyerukan pendidikan global bagi seluruh anak di
seluruh dunia tanpa terkecuali.Ia didaulat menjadi ikon pendidikan global
81
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan PBB menetapkan tanggal 12 Juli
sebagai Hari Malala.
Adapun yang beberapa tokoh yang hadir di acara ini adalah Sekjen
PBB Ban Ki-moon, utusan khusus PBB untuk pendidikan yang juga
mantan PM Inggris, Gordon Brown, dan delegasi lebih 1.000 murid dari
seluruh dunia, tampak pula keluarga Malala.
Dalam pidatonya, Malala menjelaskan bahwa ia tidak sendiri, ia
berbicara atas nama orang lain yang memiliki nasib yang sama dengannya
dan ia mewakili suara dari orang-orang yang suaranya tidak didengar.
Malala dalam pidatonya mengatakan:
“Jadi di sini hari ini saya berdiri: satu anak perempuan, di antara yanglain. Saya bicara bukan atas nama saya sendiri, tapi atas nama oranglain yang tidak punya suara yang bisa didengar, untuk mereka yangberjuang untuk haknya. Hak untuk hidup dalam damai, hak untukhidup secara bermartabat, hak untuk memperoleh kesempatan yangsama, hak untuk mendapat pendidikan.”14
tanda ikon yang ditampilkan dalam adegan ini adalah seorang
perempuan berdiri dan beberapa orang yang memperhatikannya.
Sedangkan indeks pada adegan ini adalah pada saat Malala berdiri,
berbicara di depan majelis umum PBB setelah sekian lama menjalani
proses penyembuhan di rumah sakit.
14 The Global Journal, “Pidato Malala Yousafzai di PBB: Pejuang Pendidikan Global.”Artikel diakses pada 04 Oktober 2016 pukul 07”58 WIB darihttp://theglobejournal.com/pendidikan/isi-pidato-malala-yousafzai-di-pbb-pejuang-pendidikan-global/index.php.
82
Dari kutipan isi pidato Malala di atas juga memunculkan makna
indeks emansipasi wanita yaitu tentang hak-hak yang semestinya
didapatkan oleh perempuan. Diantaranya adalah hak untuk hidup dalam
damai, hak untuk hidup secara bermartabat, hak untuk memperoleh
kesempatan yang sama dan hak untuk mendapatkan pendidikan.
dalam Islam hak-hak tersebut dijunjung tinggi dengan adanya keadilan
antara pria dan wanita. Keadilan berarti tidak adanya kecondongan ke arah
jenis kelamin tertentu dan mengabaikan jenis kelamin yang lain. Keadilan
juga memberikan bobot yang sama antara hak dan kewajiban pada pria dan
wanita. Salah satunya di bidang pendidikan. Islam mengharuskan hamba-
hambanya untuk menuntut Ilmu baik laki-laki maupun perempuan.
Keduanya memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya.
Musdah Mulia mengatakan bahwa di zaman Nabi SAW tercatat ada
1.232 perempuan yang menerima dan meriwayatkan hadits.Nahkan
sahabat dan istri Nabi, Aisyah r.a tercatat sebagai salah satu bendaharawan
hadits, beliau meriwayatkan 2.210 hadits.15
Pencapaian Aisyah r.a ini menjadi bukti bahwa perempuan juga dapat
memiliki prestasi yang luar biasa. Kemampuan Aisyah dalam
meriwayatkan Hadits menujukkan adanya peran perempuan dalam Islam
15 Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, h.26.
83
yang menjadikannya sebagai salah satu bendaharawan hadits yang masih
sangat dikenal oleh umat Islam sampai sekarang.
Simbol yang muncul adalah Malala. Dalam adegan ini malala muncul
dengan membawa harapan akan perubahan bagi kaum perempuan di
seluruh dunia dan bagi anak-anak. Malala menjadi simbol harapan mereka
yang memiliki nasib sama seperti malala yaitu tidak mendapatkan
kehidupan yang layak, tidak mendapatkan kesempatan untuk berekspresi
dan tidak memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu.
7. Adegan 7
Gambar 4.7 : Gambar seorang gadis.
Pada adegan wawancara ini, Malala menjelaskan bahwa kehidupan
yang ia jalani sekarang bukanlah atas kemauan ayahnya ataupun paksaan
dari ayahnya, bahkan tidak sedikitpun ayahnya menceritakan kehidupan
yang akan ia jalani tersebut. Malala menegaskan bahwa ayahnya hanya
84
memberikan ia nama “Malala”, sedangkan kehidupan yang ia jalani
berdasarkan kemauannya sendiri, tidak ada pengaruh dari orang lain, ia
melalakukannya dengan hati dan ketulusan sehingga Malala merasa harus
terus melanjutkan kehidupannya tersebut.
Teknik yang digunakan adalah middle close up. Teknik ini untuk
memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil dari objek yang
direkam, misalnya seorang narasumber yang sedang berbicara kemudian
teknik ini hanya fokus kepada narasumber saja yang menampilkan profil,
bahasa tubuh dan emosi narasumber yang bisa terlihat dengan jelas.
Adegan ini diambil pada durasi ke 1:22:40.
Tanda ikon yang ditampilkan adalah seorang wanita dengan memakai
hijab berwarna merah. Gambar tersebut adalah Malala Yousafzai.
Sedangkan indeks yang muncul pada adegan di atas adalah ekspresi wajah
Malala yang terlihat sangat tenang menandakan bahwa ia sangat rileks,
artinya bahwa kehidupan yang ia jalani memang benar-benar pilihannya
sendiri.
Simbol yang mucul pada adegan di atas menampilkan hijab berwarna
merah yang menandakan keberanian. Keberanian yang dimaksud di sini
adalah keberanian untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Dengan kata lain
kehidupan yang telah Malala pilih bukan karena paksaan orang lain dan
pilihan tersebut dipilihnya berdasarkan keberaniannya dalam membuat
keputusan.
85
Bagi kaum wanita, kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri
merupakan hak yang sudah sepatutnya mereka dapatkan. Sejarah mencatat
tentang kisah Asiyah Binti Muzahim, seorang istri dari suami seorang kafir
bernama Fir’aun. Meski ia telah disiksa oleh suaminya karena menyembah
Tuhan selain dirinya. Akan tetapi keimanan Asiyah tetap kokoh dan tidak
goncang sedikitpun. Allah mengabadikannya dalam Al-Qur’an:
Artinya: “dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagiorang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku,bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, danselamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlahaku dari kaum yang zhalim.” (Q.S. At-Tahrim: 11).16
Kebebasan menentukan nasib yang dilakukan Malala tentu bukan
kebebasan bertindak sewenang-wenang dan merugikan orang lain.
Kebebasan yang Malala pilih atas dasar Islam yang mengajarkan akan
pentingnya hubungan antarmanusia. Sebagai wanita, Malala bebas
mengaktualisasikan kebebasanya sebagai manusia, baik dalam
kapasitasnya sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
16Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 561.
86
8. Adegan 8
Gambar 4.8 : Malala berpidato saat meraih Penghargaan Nobel.
Penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2014 digelar di ibukota
Norwegia, Oslo. Nobel Perdamaian tersebut diberikan kepada 2 orang,
yaitu Kailash Satyarthi, lelaki berusia 60 tahun dari India dan Malala
Yousafzai, gadis berusia 17 tahun dari Pakistan. Malala merupakan
penerima Nobel termuda sejak penghargaan yang diambil dari nama
Alfred Nobel itu pertama kali diadakan pada tahun 1901. Dalam
pidatonya, Malala berkata:
“Ini adalah welas asih yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, YesusKristus dan Budha. Ini adalah warisan perubahan yang diturunkanpada saya oleh Martin Luther King, Nelson Mandela dan MuhammadAli Jinnah. Ini adalah filosofi anti kekerasan yang diajarkan Gandhi,Bacha Khan, dan Bunda Teresa. Ini adalah semangat memberi maafyang diajarkan ayah dan ibu saya. Ini adalah apa yang dibisikkan jiwasaya pada saya, damailah dan cintailah semua orang."17
17Pidato.Net, “Pidato Malala: New York.” Artikel diakses pada 18 September 2016 darihttp://pidato.net/5959_malala-new-york pukul 11:15 WIB.
87
Pada penghargaan Nobel Perdamaian di Oslo, Nigeria tersebut
disaksikan oleh banyak orang, tidak terkecuali kedua orangtua Malala dan
beberapa gadis yang juga ikut menyaksikan acara penghargaan tersebut.
Teknik pada adegan ini menggunakan Teknik close up. ini adalah
komposisi gambar yang paling popular. Teknik ini merekam gambar
penuh dengan menampilkan leher hingga ke ujung batas kepala.
Digunakan sebagai komposisi gambar yang paling baik untuk
menggambarkan reaksi atau emosi seseorang dari sebuah adegan. Adegan
ini diambil pada durasi 1:24:42.
Tanda ikon yang ditampilkan pada gambar di atas adalah Malala
Yousafzai, sedangkan indeks pada gambar di atas adalah pada teks “Saya
Malala, tapi saya juga Shazia.” Pada teks tersebut Malala menyebutkan
nama ‘Shazia’, Shazia adalah teman Malala yang pada saat kejadian
penembakan tersebut, ia berada di samping Malala. Shazia juga
mengalami hal yang sama seperti Malala. Ia tertembak di bagian lengan
kirinya.
Pada pidato tersebut, Malala menyebutkan perempuan-perempuan
yang pernah ia kenal selama ia melakukan kunjungan ke berbagai negara.
Malala sengaja menyebutkan nama-nama mereka dengan maksud bahwa
penghargaan Nobel tersebut bukan hanya untuk dirinya. Akan tetapi
penghargaan tersebut ia dedikasikan untuk semua perempuan yang
melakukan hal sama seperti dirinya, yaitu memperjuangkan hak-haknya.
88
Sementara tanda simbol pada gambar di atas adalah dua microphone
yang berada di dekat mulut Malala. Microphone tersebut berguna untuk
mengeraskan suara orang yang memakainya. Biasanya digunakan untuk
berpidato atau memberikan pengumuman kepada orang banyak dengan
tujuan agar suara pemakainya dapat didengar oleh para hadirin.
Nobel Perdamaian yang diraih Malala ini merupakan simbol
perdamaian yang selalu didambakan oleh Malala, perjuangannya yang
gigih untuk mengangkat derajat perempuan dan anak-anak mendapat
apresiasi dari komite Nobel di Norwegia. Perdamaian dalam Islam sangat
dianjurkan, Allah berfirman:
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dariseorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamuberbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamudisisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S.Al-Hujuraat: 13).18
Dalam ayat ini yang dimaksud manusia adalah pengertian secara
umum. Setiap suku, bangsa dan agama. Allah menyeru kepada kaum
muslimin, Kristen, hindu, budha dan sebagainya untuk saling mengenal,
bukan untuk saling berperang satu sama lain. Maka jelas perintah Allah
18 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 517.
89
menjadikan manusia berbeda jenis kelamin, berbeda suku bangsa adalah
untuk saling mengenal.
Dalam kutipan pidatonya di atas, Malala sengaja menyebutkan tokoh-
tokoh paling berpengaruh di agamanya masing-masing seperti Nabi
Muhammad SAW dalam Islam, Yesus Kristus dalam Kristen dan Budha
yang sama-sama mengajarkan kasih sayang dan perdamaian sehingga
dapat disimpulkan bahwa dalam hal hubungan dengan manusia, Islam
tidak mengajarkan isolasi total dari bangsa-bangsa lain yang memiliki
perbedaan keyakinan dan suku.
Dinyatakan dalam kata-kata yang jelas dalam Al-Qur'an Suci bahwa
bukan hanya kaum Muslimin yang berdiri teguh dengan kebenaran dan
memperingatkan serta memberikan keadilan dengan benar tetapi ada juga
orang-orang dari penganut agama-agama lain yang berbuat sama. Merujuk
ada seluruh agama di dunia, pada umumnya, Al-Qur'an menyatakan:
Artinya: “dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umatyang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula)mereka menjalankan keadilan.” (Q.S. Al-A’raf: 181).19
Inilah sikap yang seluruh agama di dunia hari ini harus menerapkan
untuk meningkatkan nilai hubungan dengan agama-agama lain.
Kedamaian agama dan kerukunan masyakat tidak dapat diperoleh tanpa
19 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 174.
90
menanamkan keluasan berpikir seperti itu, dan sikap-sikap pemahaman
manusiawi terhadap orang-orang dari agama lain.
Perjuangan Malala dalam misi perdamaian ini dengan mengajak
seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama membantu meningkatkan
hak-hak perempuan dan hak anak-anak dalam memperoleh pendidikan.
Tidak peduli berasal dari suku, agama atau bangsa manapun. Malala
mencerminkan pribadi seorang wanita muslimah yang menjalankan
perintah agama dengan menyebarkan perdamaian ke seluruh dunia.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini merupakan hasil dari pengamatan dan juga
hasil analisis data pada bab sebelumnya dengan mengacu pada permasalahan
penelitian yang ada. Adapun analisis data yang digunakan adalah pendekatan
semiotika Charles Sanders Peirce terhadap tanda-tanda berupa ikon, indeks
dan simbol pada film dokumenter He Named Me Malala, maka peneliti
menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
Dalam film ini, tanda-tanda ikon yang muncul adalah kepedulian dan
perhatian Malala terhadap nasib kaum perempuan dan anak-anak yang
dirampas hak-haknya, terutama masalah pendidikan yang hampir disetiap
negara ada anak-anak yang putus sekolah sehingga Malala berperan untuk
mengangkat hak-hak mereka dan menjadikan dirinya ikon bagi hak-hak
perempuan dan pendidikan bagi anak-anak.
Dalam film ini, terdapat beberapa tanda indeks yang muncul,
diantaranya ketika Malala mulai keluar dan berani berbicara di depan
umum untuk menuntut hak-hak wanita dan pendidikan. Kemudian dengan
keberanian itu Malala harus siap dengan resikonya yaitu ketika ia pulang
92
sekolah, dua orang pemuda Taliban datang menghadang bus
sekolahnya dan menembaknya di kepala bagian kiri dan leher.
Pasca penembakan tersebut, Malala mendapatkan pertolongan medis
hingga ia bisa sembuh kembali dan melanjutkan perjuangannya dengan
melakukan berbagai kegiatan sampai akhirnya Malala meraih penghargaan
Nobel Perdamaian atas kegigihannya dalam mengangkat hak-hak
perempuan dan pendidikan anak-anak.
Tanda simbol pada film ini muncul ketika Malala berani melawan
kelompok Taliban. Sejak usia 11 tahun ia telah melawan perlakuan
sewenang-wenang kelompok Taliban di tempat tinggalnya Mingora,
Lembah Swat, Pakistan. Ia melawan mereka lewat pencerahan tulisan-
tulisan di blog BBC yang melayani bahasa Urdu.
Pada film ini, kemudian Malala mulai berani berbicara di depan
umum dan semakin kuat komitmennya untuk melawan penindasan
terhadap perempuan di tempat tinggalnya Mingora, Lembah Swat,
Pakistan. Dengan keberaniannya ini Malala menjadi simbol perlawanan
penindasan yang dilakukan oleh kaum ekstrimis seperti Taliban.
B. Saran
Secara garis besar film dokumenter He Named Malala ini mampu
menjelaskan kehidupan seorang perempuan yang berjuang untuk memperoleh
hak-haknya. namun, di beberapa adegan terdapat angle kamera yang dirasa
kurang tepat dalam menggambarkan adegan sehingga peneliti merasa kelitan
93
dalam menganalisisnya. Diharapkan bagi sutradara dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas film-film lain kedepannya agar makna yang sampai ke
penonton dapat dicerna dengan baik sepenuhnya.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam penelitiannya.
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian lebih lanjut
mengenai makna-makna emansipasi wanita dalam Islam pada film fiksi
ataupun film dokumenter agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
94
DAFTAR PUSTAKA
Apip. Pengantar Film Dokumenter. Bandung : PTF Press STSI, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989.
Baskin, Askurifai. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung : Katarsis, 2003.
Al-Baghdadi, Abdurrahman. Emansipasi, Adakah Dalam Islam: SuatuTinjauan Syariat Islam Tentang Kehidupan Wanita. Jakarta : PT.Gramedia Mediatama, 1999.
Al-Bar, Muhammad Ali. Wanita Karir Dalam Timbangan Islam: KodratKewanitaan, Emansipasi dan Pelecehan Seksual. Jakarta : Pustaka Azzam,1998.
Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta :Jalasutra, 2010.
—------------------. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar MengenalSemiotika dan Teori Komunikasi. Yogtakarta : Jalasutra, 2010.
Echols, John M dan Shadily, Hasan. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, 2003.
Gunawan, Imam. Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik.Jakarta : Bumi Aksara, 2013.
Hoed, Benny H. Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Depok : KomunitasBambu, 2008.
Muhtadi, Asep S dan Handayani, Sri. Dakwah Kontemporer: Pola AlternatifDakwah Melalui TV. Bandung : Pusdai Press, 2000.
McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika, 2012.
Miyarso, Estu. Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk PembelajaranSinematografi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2009.
Mulia, Musdah. Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender. Yogyakarta :SM & Naufan Pustaka, 2014.
Muzakki, Akhmad. Kontribusi Semiotika Dalam Memahami BahasaAgama. Malang : UIN Malang Press, 2007.
Naratama.Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta : PT. Grasindo, 2004.
95
Prastista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta : Humerian Pustaka, 2008.
RI, Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Cahaya Quran,2006.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Analisis Wacana,Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung : PT. RemajaRosdakarya, 2012..
-—------------, Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2014.
Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta :MedPress, 2009.
Wibowo, Indiawan Setyo Wahyu. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis BagiPenelitian dan Skripsi Komunikasi . Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013.
Jurnal dan Penelitian:
Fitriana, Mega Nur. “Analisis Narasi film “My Name Is Khan” DalamPerspektif Komunikasi Antaragama dan Budaya.” Skripsi S1 FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2014.
Saputra, Taufan. “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film2012 Karya Roland Emmrich.” ejournal. Ilkom.fisip-unmul.ac.id (2Februari 2014): h.. 277.
Sumber dari Internet:
Agus Saputera. “Mengupas Emansipasi Wanita.” Artikel diakses pada 17 Agustus2016 pukul 06:46 WIB darihttp://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=492.
Arrahmah. “Surat Komandan Taliban Untuk Malala.” Artikel diakses pada 04Oktober pukul 06:39 WIB darihttps://www.arrahmah.com/news/2013/07/20/surat-komandan-taliban-pakistan-untuk-malala.html#sthash.LrSjQyeC.dpuf.
Arsito Hidayatullah. ”Malala Yousafzai kepada Obama: Hentikan SeranganDrone.” Artikel diakses pada 16 September 2016 pukul 10:23 WIB darihttp://www.beritasatu.com/amerika/144129-malala-yousafzai-kepada-obama-hentikan-serangan-drone.html.
96
Detik.com. “Foto: Gaya Jilbab Wanita Timur Tengah Dari Masa Ke Masa” artikeldiakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:20 WIB darihttp://wolipop.detik.com/read/2016/06/17/093510/3235565/1632/foto-mengintip-gaya-jilbab-wanita-timur-tengah-dari-masa-ke-masa.
Film Bioskop. “Ulasan Sinopsis Pemain Film Bioskop He Named Me Malala.”Artikel diakses pada 20 April 2016 pukul 07:40 WIB dariwww.filmbioskop.co.id/2015/09/ulasan-sinopsis-pemain-film-bioskop-he-named-me-malala.html?m1.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Dokumenter” artikel diakses pada 03 Oktober2016 pukul 18:27 WIB dari http://kbbi.web.id/dokumenter.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Emansipasi” artikel diakses pada 03 Agustus2016 pukul 12:15 WIB dari http://kbbi.web.id/emansipasi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Film.” Artikel diakses pada 20 Juli 2016 pukul15:45 WIB dari http://kbbi.web.id/film.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Perempuan.” Artikel Daises pada 31 Agustus2016 pukul 11:27 WIB dari http://kbbi.web.id/perempuan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Semiotik.” Artikel diakses pada 03 Agustus2016 pukul 12:11 WIB dari http://kbbi.web.id/semiotik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Wanita.” Artikel diakses pada 31 Agustus 2016pukul 11:31 WIB dari http://kbbi.web.id/wanita.
Kusen Dony Hermansyah. “jenis-jenis (genre) film dokumenter,” artikel diaksespada 17 Agustus 2016 pukul 14:47 WIB darihttp://kusendony.wordpress.com/.
Metro TV News. “Kisah Peraih Nobel Perdamaian Dalam Film He Named MeMalala.” Artikel diakses pada 12 Juni 2016 pukul 17:03 WIB darim.mertotvnews.com/read/2015/11/07/188443/kisah-peraih-nobel-perdamaian-dalam-film-he-named-me-malala.
Muvila. “He Named Me Malala Kisahkan Hidup Aktivis Dari Pakistan.” ArtikelDiakses Pada 03 Oktober 2016 pukul 19:03 WIB darihttp://www.muvila.com/tv/artikel/he-named-me-malala-kisahkan-hidup-aktivis-dari-pakistan-1603095.html.
National Geographic Indonesia. “Seruan Malala Kepada Boko Haram: BebaskanSaudara-saudara Saya.” Artikel diakses pada 16 September 2016 pukul14:17 WIB dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/07/seruan-malala-kepada-boko-haram.
97
Pidato.Net. “Pidato Malala: New York.” Artikel diakses pada 18 September 2016
pukul 11:15 dari http://pidato.net/5959_malala-new-york.
Provoke Online. “He Named Me Malala Akan Ditayangkan Perdana.” Artikel
diakses pada 20 April 2016 pukul 07:53 dari www.provoke-
online.com/index.php/film/movienews/5454-he-named-me-malala akan-
ditayangkan-perdana.
Shobariyah Jamilah. “Pentingnya Pendidikan Bagi Muslimah.” Artikel diakses
pada 16 September 2016 pukul 19:21 WIB dari
http://www.mirajnews.com/id/pentingnya-pendidikan-bagi-
muslimah/66198.
Tempo.co. “Dapat Nobel, Malala Dicibir Warga Pakistan.” Artikel diakses pada
04 Oktober 2016 pukul 07:04 WIB dari
https://dunia.tempo.co/read/news/2014/10/16/118614712/dapat-nobel-
malala-dicibir-warga-pakistan.
The Global Journal. “Pidato Malala Yousafzai di PBB: Pejuang Pendidikan
Global.” Artikel diakses pada 04 Oktober 2016 pukul 07:58 WIB dari
http://theglobejournal.com/pendidikan/isi-pidato-malala-yousafzai-di-pbb-
pejuang-pendidikan-global/index.php.
VOA Indonesia. “Malala Satyarthi Raih Nobel Perdamaian 2014.”Artikel diakses
pada Pada 03 Oktober 2016 pukul 20:38 WIB.dari
98
http://www.voaindonesia.com/a/malala-satyarthi-raih-nobel-perdamaian-
2014/2479174.html.
Wikipedia. “Davis Guggenheim.”Artikel diakses pada 25 Juli 2016 pukul 12:34
WIB dari https://en.wikipedia.org/wiki/Davis_Guggenheim.
Wikipedia. “Malala Yousafzai.” Artikel diakses pada 23 Juli 2016 pukul 12:14
WIB dari https://id.wikipedia.org/wiki/Malala_Yousafzai.
Wikipedia. “Ziauddin Yousafzai.” Artikel diakses pada 25 Juli 2016 pukul 12:54
WIB dari https://en.wikipedia.org/wiki/Ziauddin_Yousafzai.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Top Related