ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN SEKTOR KEUANGAN
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DAN MALAYSIA
(Studi Komparatif Keuangan Syariah Dan Konvensional)
Oleh:
Indriana Mei Listiyani
NIM : 1420311079
TESIS
Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Ekonomi Islam
Program Studi Hukum Islam
Konsentransi Keuangan dan Perbankan Syariah
YOGYAKARTA
2016
i
Abstrak
Penelitian ini bertujuan: 1) Mengkaji pengaruh perkembangan sektor
keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dan Malaysia. 2)
Mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh perkembangan sector keuangan
syariah dan sector keuangan konvensional secara terpisah terhadap pertumbuhan
ekonomi negara Indonesia dan Malaysia. 3) Mengamati perbandingan pengaruh
sektor keuangan konvensional dan syariah, dari masing-masing negara, terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
teknik analisis regresi dengan ARDL (Autoregressive Distributed Lag Model).
Teknik ARDL ini memungkinkan untuk mengetahui koefisien respon jangka
pende maupun jangka panjang dari perkembangan sektor keuangan terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Data untuk keperluan penelitian merupaan
data sekunder yang akan diambil dari berbagai sumber dari masing negara
diantaranya OJK, website resmi Bank Negara Malaysia (BNM) dan IFS
(International Financial Statistic).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari perkembangan sektor keuangan total terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia dan terdapat pengaruh negative dari perkembangan sektor
keuangan total terhadap pertumbuhan ekonomi Malaysia. Dalam jangka panjang,
bagi perekonomian Indonesia, perkembangan TCS (Rasio Total Kredit Syariah)
sebagai proksi sektor keuangan syariah berpengaruh positif bagi pertumbuhan
ekonomi, sedangkan bagi Malaysia justru berpengaruh negative. Selain itu,
perkembangan TDS (Rasio Total Deposit Syariah) berpengaruh negative bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia tetapi berpengaruh positif bagi Malaysia. Untuk
perkembangan sektor keuangan konvensional, TCK (Rasio Total Kredit
Konvensional) sama-sama berpengaruh positif bagi Indonesia maupun Malaysia,
namun TDK (Rasio Total Deposit Konvensional) untuk kedua negara sama-sama
tidak berpengaruh siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kata Kunci: Perkembangan Sektor Keuangan, Pertumbuhan Ekonomi, Studi
Komparatif Keuangan Syariah dan Konvensional, ARDL
ii
iii
iv
v
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu topik yang terus
mendapat perhatian dari berbagai pihak termasuk pengamat ekonomi, analis
investasi, peneliti dan juga pembuat kebijakan. Pertumbuhan pada sektor
ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi bagi suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah.1 Dalam buku lain, Sukirno juga mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam satu tahun tertentu jika
dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya.2
Pertumbuhan ekonomi menjadi suatu pokok bahasan yang penting
karena setiap negara akan selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonominya dan menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target
keberhasilan dari pembangunan. Keberhasilan dalam mencapai target
pertumbuhan akan menjadi sumber peningkatan standar hidup penduduk yang
jumlahnya terus meningkat. Sementara itu, faktor produksi yang ada dalam
negara tersebut belum tentu dapat meningkat seiring dengan pertambahan
1 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi- Teori Pengantar ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), hlm. 9. 2 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan
(Jakarta: LPFE UI, 2006), hlm. 9.
2
jumalah penduduk. Hal inilah yang ikut menyebabkan kondisi bahwa tidak
semua negara bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebagaimana tujuan yang
diharapkan.
Pertumbuhan perekonomian suatu negara merupakan suatu proses
jangka panjang dan berkelanjutan. Proses ini tidak terlepas dari peranan
berbagai sektor yang ada dalam suatu perekonomian negara tersebut. Tingkat
pertumbuhan ekonomi suatu negara diantaranya ditunjukkan oleh pendapatan
nasional (GDP dan GNP), pendapatan per kapita dan GDP Riil. Terdapat
beberapa faktor yang dapat mendorong ataupun menghambat pencapaian
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Suatu negara yang dapat memaksimalkan
faktor pendorong akan lebih mudah mencapai pertumbuhan ekonominya.
Namun sebaliknya, negara yang tidak mampu mengatasi faktor penghambat
akan lebih kesulitan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Setiap
negara tentunya memiliki faktor pendorong dan penghambat yang berbeda-
beda tergantung kepada kharakteristik pemerintahan, budaya, ketersediaan
sumber daya, iklim politik dan juga kharakteristik yang lain.
Menurut perkembangannya, terdapat dua kelompok teori pertumbuhan
ekonomi yaitu teori klasik dan modern. Menurut salah satu tokoh aliran
pertumbuhan ekonomi modern, yaitu Harrod Domar, salah satu factor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Investasi akan
mendukung sektor industri menjadi lebih produktif. Dalam perekonomian
modern saat ini, keberadaan lalu lintas investasi telah difasilitasi oleh institusi-
institusi keuangan bank maupun institusi non-bank.
3
Sektor keuangan yang mencakup perbankan, pasar modal serta institusi
keuangan non-bank yang lain, merupakan sector yang memegang peran cukup
penting dalam menggerakkan pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini
dikarenakan kemampuan sektor keuangan memobilisasi modal dari pihak
yang surplus dana, untuk diinvestasikan ke berbagai sector ekonomi yang
membutuhkan pembiayaan. Ketika sektor keuangan tumbuh secara baik, akan
semakin banyak sumber pembiayaan yang dapat dialokasi kepada sektor-
sektor produktif/sektor riil. Peningkatan pembiayaan sector produktif akan
menambah pembangun fisik modal yang nantinya akan berkontribusi positif
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sektor
keuangan telah menjadi subjek yang terus diteliti dalam ilmu ekonomi
pembangunan selama bertahun-tahun. Dasar teori dari hubungan ini dapat
ditelusuri sejak awal abad ke 20 dikemukakan oleh beberapa tokoh
diantaranya Joseph Schumpeterian, Robinson (1952), Goldsmith (1969),
McKinnon (1973) dan Shawn (1973).3 Tokoh-tokoh ini mengemukakan
pentingnya liberalisasi sektor keuangan untuk menggalakkan investasi dan
domestic saving.
Penelitian empirik mengenai pengaruh sektor keuangan terhadap
pertumbuhan ekonomi juga telah banyak dilakukan hingga era modern ini.
Dari berbagai penelitian tersebut, terdapat beberapa perbedaan bukti mengenai
bagaimana peran sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian
3 Rihab Grassa Kaouthar Gazdar, “Financial development and economic growth in GCC
countries ", International Journal of Social Economics Vol. 41. Iss 6, 2014, hlm. 494.
4
tersebut diantaranya dilakukan oleh Roubini dan Sala-I-Martin (1992) serta
King dan Levine (1993).4 Para peneliti ini menyimpulkan adanya peran
penting dari sektor keuangan dan investasi. Perkembangan sektor keuangan
memperbaiki alokasi sumber daya keuangan menjadi lebih produktif dan
mendukung pertumbuhan ekonomi. Penelitian lain yang menghasilkan
kesimpulan berbeda dilakukan oleh Ben Naceur dan Ghazouani (2007)5 serta
Goaied dan Sassi (2010)6. Kedua penelitian ini menemukan fakta bahwa
sektor financial tidak mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi di negara-
negara MENA khususnya wilayah GCG.
Pada era globalisasi ini, hubungan antarnegara di dunia menjadi
semakin erat dan mengakibatkan batas-batas administrasi menjadi semakin
dekat. Hubungan antar negara yang ada saat ini meliputi hubungan ekonomi
baik perdagangan dan keuangan, politik serta sosial budaya. Perekonomian
terbuka yang telah berlangsung, memungkinkan lalu lintas barang, jasa dan
juga aliran dana dari satu negara ke negara lain menjadi sangat mudah.
Keterbukaan perekonomian ini juga diharapkan mampu menyokong
pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara. Upaya kerjasama dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi antarnegara pun telah banyak
dibentuk semenjak terbentuknya WTO (World Trade Organization).
4 Ibid.
5 S. Ben Naceur dan S. Ghazouani, “Stocks markets, banks, and economic growth: empirical
evidence from the MENA region”, Research in International Business and Finance Vol. 21, No. 2.
2007, hlm. 297-315. 6 M. Goaied dan S. Sassi, “Financial development and economic growth in the MENA
Region: what about Islamic banking development”, Working Paper (Carthage : Institut des Hautes
Etudes Commerciales, 2010).
5
Setidaknya telah ada lebih dari 240 organisasi ekonomi regional yang terdaftar
di WTO saat ini diantaranya AFTA, Uni Eropa, NAFTA, Mercosur,
CARICOM, WAEMU dan lain-lain.
ASEAN (Association of South East Asia Nation) merupakan salah satu
bentuk kerjasama antarnegara yaitu negara-negara di Asia Tenggara yang
dirintis pada tahun 1967 oleh 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand dan Filipina. Pada Tahun 1998 Kamboja terdaftar sebagai anggota
terakhir (ke-10) setelah bergabungnya Brunei Darussalam, Vietnam, Lao PDR
dan Myanmar di tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi negara-
negara di ASEAN juga tidak terlepas dari perhatian banyak pihak, terutama
investor lintas negara. Meskipun bukan satu-satunya dasar pertimbangan, para
investor yang ingin menanam modal di negara lain tentunya akan melihat
catatan pertumbuhan atau prestasi ekonomi negara tersebut.
Penelitian yang berupaya melihat faktor-faktor yang mendukung
pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN pernah dilakukan oleh M.
Riyad (2012)7. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keterbukaan ekonomi
(trade openness), investasi asing langsung yang masuk (foreign direct
investment), investasi domestik, pengeluaran pemerintah, dan angkatan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di enam
negara ASEAN.
7 M. Riyad, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di 6 Negara ASEAN
Tahun 1990-2009”, Tesis (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2012).
6
Selain itu juga penelitian oleh M. Shabri Majid (2007)8 yang melihat
hubungan antara perkembangan sektor keuangan empat negara ASEAN
dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa pengaruh sektor keuangan ini berbeda-beda bagi
keempat negara yang diteliti. Peneliti menyimpulkan bahwa untuk kasus
Indonesia, tidak terdapat hubungan antara sektor keuangan dengan
pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, untuk kasus Malaysia, terdapat fakta
bahwa sektor keuangan yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Berlawanan
dengan hal itu, untuk negara Filipina justru disimpulkan bahwa pertumbuhan
sektor keuangan negara didorong oleh pertumbuhan ekonomi. Kesimpulan
terakhir, yaitu untuk negara Thailand, menyatakan bahwa terdapat hubungan
dua arah/saling mempengaruhi antara sektor keuangan dengan pertumbuhan
ekonomi.
Saat ini, sektor keuangan dunia telah diwarnai dengan system
keuangan syariah yang cukup menarik perhatian banyak peneliti. Ketertarikan
ini diantaranya disebabkan oleh kelebihan dan kharateristiknya yang cukup
berbeda dibandingkan dengan system keuangan konvensional yang telah
dipraktikkan berabad-abad lamanya. Penelitian mengenai peran keuangan
syariah bagi pertumbuhan ekonomi telah banyak dilakukan diantaranya
dilakukan oleh oleh Ali Rama (2013)9. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat hubungan timbal balik antara sektor keuangan syariah dengan
8 M. Shabri Abd. Majid dan Mahrizal, “Does Financial Development Cause Economic
Growth in the ASEAN-4 Countries”, Savings and Development Vol. 31, No. 4, 2007, hlm. 369-
398. 9 Ali Rama, “Perbankan Syariah Dan Pertumbuhan Ekonomi- Studi Kasus Perbankan Syariah
Di Indonesia”, ETIKONOMI Vol. 12, No. 1, April 2013, hlm. 1-23.
7
pertumbuhan ekonomi untuk lingkup Indonesia. Selanjutnya, M. Shabri Abd.
Majid (2015)10
melakukan penelitian serupa yaitu mengenai peran keuangan
syariah bagi pertumbuhan ekonomi di Malaysia. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari sektor keuangan syariah bagi
pertumbuhan ekonomi Malaysia.
Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara anggota ASEAN yang
telah menerapkan system dual banking system (menjalankan system keuangan
konvensional dan syariah secara bersama-sama) dalam kurun waktu yang
cukup lama. Malaysia termasuk negara pelopor yang menerapkan prinsip bagi
hasil bersama dengan Pakistan yaitu pada tahun 1940an.11
Bank Islam di
Malaysia yaitu Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) merupakan bank syariah
pertama yang beroperasi di Asia Tenggara yang didirikan tahun 1983.12
Sedangkan di Indonesia, bank Islam mulai diperkenalkan tahun 1992 dengan
berdirinya Bank Muamalat.13
Saat ini, Malaysia merupakan negara yang menduduki peringkat ke-1
untuk total asset keuangan syariah yaitu mencapai 423,29 juta U$D, disusul
oleh Arab Saudi, Iran, UAE, Kuwait, Qatar, Bahrain, kemudian Turki.
Sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke-9 di dunia dengan total asset
10
M. Shabri Abd. Majid dan Salina H. Kassim,"Assessing the contribution of Islamic finance
to economic growth", Journal of Islamic Accounting and Business Research Vol.6, Iss 2, 2015,
hlm. 292 – 310. 11
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi ke-3 (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 18-19. 12
M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2007),
hlm. 24. 13
Ibid., hlm. 25.
8
mencapai 35, 23 juta U$D. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Daftar Peringkat Total Aset Keuangan Syariah di Dunia
No 10 Besar Aset Keuangan
Syariah Dunia
( Juta U$D)
1. Malaysia 423,285
2. Saudi Arabia 338,106
3. Iran 323,300
4. UAE 140,289
5. Kuwait 92,403
6. Qatar 81,027
7. Bahrain 64,644
8. Turkey 51,161
9. Indonesia 35,629
10. Bangladesh 18.938
Sumber: ICD Thomson Reuters (Islamic Finance Development Report).14
Meskipun terdapat selisih waktu yang cukup lama dalam penerapannya
dan juga selisih total asset syariah yang sangat jauh, Indonesia dan Malaysia
sama-sama negara anggota ASEAN yang mempunyai kedekatan letak,
kharakteristik dan juga keterkaitan pada perekonomiannya. Hal ini
memungkinkan kondisi bahwa pengaruh perkembangan sektor keuangan
syariah pada kedua negara ini juga relative sama. Berdasarkan fakta disertai
berbagai temuan di atas, penulis memandang bahwa diperlukan adanya
penelitian untuk melihat pengaruh perkembangan sektor keuangan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Malaysia dan juga perbandingan peran
antara perkembangan sektor keuangan konvensional dan sektor keuangan
syariah bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara tersebut. Oleh karena itu,
peneliti mengangkat judul penelitian seperti yang telah tercantum di atas.
14
Fauzi Nugroho, “Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019”, Makalah
dipresentasikan dalam acara Diskusi Publik Forsei UIN-OJK-BI, tanggal 21 Mei 2016.
9
B. Rumusan Masalah
Menurut uraian di atas, dapat dibuat beberapa rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh dari perkembangan sektor keuangan secara
keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dan
Malaysia?
2. Apakah ada pengaruh dari perkembangan sektor keuangan syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dan Malaysia?
3. Apakah ada pengaruh perkembangan sektor keuangan konvensional
terhadap pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dan Malaysia?
4. Bagaimana perbandingan pengaruh perkembangan sektor keuangan
syariah dan sector keuangan konvensional terhadap pertumbuhan ekonomi
negara Indonesia dan Malaysia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji pengaruh sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi
negara Indonesia dan Malaysia.
2. Mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh sector keuangan syariah
dan sector keuangan konvensional secara terpisah terhadap pertumbuhan
ekonomi negara Indonesia dan Malaysia.
10
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang diharapkan dapat
mempertajam daya pikir ilmiah serta daya analisis serta meningkatkan
kompetensi keilmuan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris mengenai peran
sektor keuangan syariah bagi pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dan
Malaysia.
3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi bagi
akademisi maupun praktisi keuangan dalam pelaksanaan penelitian
selanjutnya.
E. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam tesis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab berisi
sub bab dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan penjelasan yang bersifat umum
mengenai latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II: Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Bab ini berisi tinjauan teoritis mengenai sektor keuangan dan
pertumbuhan ekonomi sebagai pendukung penelitian, tinjauan
pustaka, hubungan antar variable dan pengembangan hipotesis
penelitian.
11
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian. Adapun yang menjadi pembahasan dalam bab ini
meliputi: jenis dan sifat penelitian, populasi dan sampel, sumber data
dan teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel serta
penggunaan teknik analisis data.
Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil analisis dari pengolahan data mencakup analisis
secara desriptif maupun analisis hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan. Selanjutnya dibahas mengenai pengaruh variable dependen
terhadap variable independen.
Bab V: Penutup
Bab ini merupakan bagian akhir atau penutup yang berisi kesimpulan
dan saran dari hasil penelitian.
123
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijabarkan
pada Bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari perkembangan sektor
keuangan total terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Terdapat pengaruh yang negative dan signifikan dari perkembangan sektor
keuangan total terhadap pertumbuhan ekonomi Malaysia.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan negative signifikan dari perkembangan
sektor keuangan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4. Terdapat pengaruh yang positif dan negative signifikan dari perkembangan
sektor keuangan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Malaysia.
5. Terdapat pengaruh yang positif signifikan dari perkembangan sektor
keuangan konvensional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
6. Terdapat pengaruh yang positif signifikan dari perkembangan sektor
keuangan total terhadap pertumbuhan ekonomi Malaysia.
7. Perkembangan sektor keuangan syariah lebih berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Malaysia.
124
B. Saran
1. Bagi Pembuat Kebijakan.
Setelah melihat hasil penelitian di atas, terbukti bahwa
perkembangan sektor keuangan syariah Indonesia, dengan akumulasi aset
syariah yang masih dapat dikatakan sangat kecil dibandingkan sektor
keuangan konvensional justru terbukti lebih berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitupula dengan negara Malaysia,
sebagai salah satu kiblat keuangan syariah, sektor keuangan syariah
terbukti lebih berpengaruh secara signifikan bagi pertumbuhan ekonomi
negara. Hal ini tentunya layak mendapat perhatian serius bagi pemerintah
dan juga pembuat kebijakan untuk mengoptimalkan pengawasan dan juga
kinerja dari berbagai lembaga keuangan syariah agar dapat terus
meningkatkan performanya.
Mengenai adanya pengaruh negative dari masing-masing proksi
keuangan syariah, dimana salah satu proksi keuangan di masing-masing
negara justru berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ekonomi, pada
lag tertentu berarti pembuat kebijakan masing-masing negara dapat segera
mengambil tindakan agar pengaruh negatif tersebut dapat segera diatasi
dan diantisipasi.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dikarenakan berbagai keterbatasan penelitian ini, maka akan lebih
baik jika penelitian selanjutnya yang dilakukan juga mempertimbangkan
aspek sektor keuangan selain perbankan, melengkapi variable control yang
125
digunakan, serta menambah Proksi perkembangan sektor keuangan yang
diteliti belum memasukkan unsur pasar modal yang tentunya juga cukup
mendominasi sektor keuangan yang ada saat ini. Selain itu, rentang waktu
penelitian (jumlah observasi) juga perlu ditambah.
C. Penutup
Penelitian ini memberikan sedikit kontribusi bagi kedua negara dalam
hal penggunaan analisis ARDL yang merupakan salah satu alat untuk melihat
hubungan dinamis dari masing-masing variable pada lag (dimensi waktu)
yang berbeda-beda, sehingga pengaruh dari masing-masing variable untuk
jangka pendek maupun jangka panjang dapat diantisipasi. Selain itu, penelitian
ini juga berupaya untuk membandingkan pengaruh sektor keuangan syariah
dan konvesional secara objektif. Pembandingan ini dilakukan sebagai upaya
penguatan bukti bahwa keuangan syariah lebih menyokong pertumbuhan
ekonomi melalui optimalisasi sektor riil dan system yang bebas riba.
126
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, M. and Omar, M.A., “Islamic banking and economic growth: the
Indonesian experience”, International Journal of Islamic and Middle-
Eastern Finance and Management, Vol. 5 No. 1, 2012.
Abu-Bader, S. and Aamer, A.S., “Financial development and economic growth:
empirical evidence from six MENA countries”, Review of Development
Economics, Vol. 12 No. 1, 2008.
Acaravei, Ali., Ilham, O. dan Kakilli, S., “Finance – Growth Nexus: Evidance
from Turkey”, International Research Journal of Finance and Economics,
ISSN 1540-2887, Issue 11, 2007.
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi 3, PT.
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008.
Ahmed, H., “Islamic law, adaptability and financial development”, Islamic
Economic Studies, Vol. 13 No. 2, 2005.
Rama, Ali, “Perbankan Syariah Dan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus
Perbankan Syariah Di Indonesia)”, ETIKONOMI, Vol. 12, No. 1, April
2013.
Al-Zubi, K., Al-Rjoub, S. dan Abu-Mhareb, E., “Financial Development and
Economic Growth: A New Empirical Evidance from the Mena Countries”,
1989-2001, Applied Econometrics and International Development, No. 6,
2006.
Arestis, P. dan P. Demetriades.. “Finance and Growth: Institutional Consideration
and Causality”, UEL Depertement of Economics Working Paper, No. 5,
1996.
Bahmani-Oskooee, M. and Ng, R.C.W, “Long-run demand for money in Hong
Kong: an application of the ARDL model”, International Journal of
Business and Economics, Vol. 1, No. 2, 2002.
Barro, Robert J., Determinants of Economics Growth: A Cross Country Empirical
Study, The MIT Press Cambridge, Massachusetts London, 1997.
Ben Naceur, S. and Ghazouani, S, “Stocks markets, banks, and economic growth:
empirical evidence from the MENA region”, Research in International
Business and Finance, Vol. 21, No. 2. 2007.
127
Black burn, K. dan Hung, V.T.Y. “A Theory of Growth, Financial Development
and Trade”, Economica, No. 65.
Choong, C. K., Yusop, Z., Law, S. H., dan Sen. V.L.K.. “Financial development
and economic growth in Malaysia: the stock market perspective”, Economic
Working Paper Archive at WUSTL – Macroeconomics, 2003.
Darrat, A. F., “The Islamic Interest-Free Banking System: Some Empirical
Evidance”, Applied Economics,No. 20, 1988.
Demetriades, P.O. dan Husein, K.A., “Does Financial Development Cause
Economic Growth? Time Series Evidance from 16 Countries”, Journal of
Development Economics, No. 51, 1996.
Demirgüç-Kunt, A., and R. Levine. “Finance, Financial Sector Policies, and
Long-Run Growth”. Policy Research Working Paper WPS4469, The World
Bank, Washington-DC, 2008.
Fase, M. M. G. dan Abma, R. C. N. (2003). “Financial Environment and
Economic Growth in selected Asian Countries”, Journal of Asain
Economics, 14, 2003.
Fauzi Nugroho (2016) Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019.
Makalah. Dipresentasikan dalam acara Diskusi Publik Forsei UIN-OJK-BI,
tanggal 21 Mei 2016.
Furqani, H. and Mulyany, R., “Islamic banking and economic growth: empirical
evidence from Malaysia”, Journal of Economic Cooperation and
Development, Vol. 30, No. 2, 2009.
Gemma Estrada, Donghyun Park, and Arief Ramayandi, “Financial Development
and Economic Growth in Developing Asia”, ADB Economics Working
Paper Series, No. 23, 2010.
Goaied, M. and Sassi, S., “Financial development and economic growth in the
MENA Region: what about Islamic banking development”, Working Paper,
Institut des Hautes Etudes Commerciales, Carthage, 2010.
Guryay, E., Safakli, O.V. dan Tuzel, B., “Financial Development and Economic
Growth: Evidance from Northern Cyprus”, International Rsearch Journal of
Finance and Economics, Issue 8, 2007.
Habibullah, M.Z., dan Eng, Y.K., “Does financial development cause economic
growth? a panel data dynamic analysis for Asian developing countries”,
Journal of the Asian Pacific Economy, No. 11(4), 2006.
128
Hafas, Furqani dan Mulyany, Ratna. “Islamic Banking and Economic Growth:
Empirical Evidance from Malaysia”, Journal of Economic Cooperation and
Development, No. 30(2), 2009.
Halim Alamsyah, “Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia :
Tantangan dalam Menyongsong MEA 2015. Makalah. Disampaikan dalam
acara Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8 IAEI,
13 April 2012.
Harrison, P., Sussnan, O. dan Zeira, J., “Finance and Growth: Theory and New
Evidance”, Federal Reserve Board Finance and Economics Discussion
Paper, No.35, 1999.
King, R.G. dan Levine, R., “Finance, Entrepreneurship, and Growth”, Journal of
Monetary Economics, No. 32, 1993.
Laurenceson, J. and Chai, J.C.H, Financial Reform and Economic Development in
China, Edward Elgar, Cheltenham.
Levine, R. “Financial development and economic growth: views and agenda”,
Journal of Economic Literature, No. 35(2), 1997.
Lucas, R.E, “On the mechanics of economic development”, Journal of Monetary
Economics, No. 22(1), 1988.
Luintel, K. B., dan M. Khan, “A Quantitative Reassessment of the Finance-
Growth Nexus: Evidance from A Multivariate VAR”, Journal of
Development Economics, No. 60, 1999.
Riyad, M., “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di 6
Negara ASEAN Tahun 1990-2009”. Tesis. Fakultas Ekonomi UI 2012.
M. Shabri Abd. Majid and Mahrizal, Does Financial Development Cause
Economic Growth in the ASEAN-4 Countries, Savings and Development,
Vol. 31, No. 4, 2007.
M. Shabri Abd. Majid Salina H. Kassim, "Assessing the contribution of Islamic
finance to economic growth", Journal of Islamic Accounting and Business
Research, Vol. 6 2015 Iss 2.
Mankiw, N. Gregory, Principle of Macroeconomic, International Student Edition,
Thomson South-Western, Singapore, 2006.
Moch Doddy Ariefianto, Ekonometrika- Esensi dan Aplikasi dengan
Menggunakan Eviews. Jakarta: Erlangga, 2012.
129
Odedokun, M. O, “Supply-Leading and Demand-Following Relationship between
Activity and Development Banking in Developing Countries: An Empirical
Analysis”, Singapore Economic Review, No. 37, 1992.
Pesaran, M.H. and Pesaran, B., Working with Microfit 4.0: Interactive
Econometric Analysis, Oxford: Oxford University Press, 1997.
Pesaran, M.H., Shin, Y. and Smith, R.J., “Bound testing approaches to the
analysis of level relationships”, Journal of Applied Econometrics, Vol. 16
No. 3, 2001.
Rihab Grassa Kaouthar Gazdar, “Financial development and economic growth in
GCC countries ", International Journal of Social Economics, Vol. 41, Iss 6,
2014.
Robinson, J. “The generalization of the general theory”, In The rate of interest
and Other Essays. London: MacMilla, 1952.
Rosylin Mohd., Yusof and Mejda Bahlous,"Islamic banking and economic growth
in GCC & East Asia countries", Journal of Islamic Accounting and Business
Research, Vol. 4 Iss 2, 2013.
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi- Teori Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012.
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar
Kebijaksanaan, Jakarta: LPFE UI, 2006.
Safaah RH.” Peran Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Indo-Islamika, Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung:Alfabeta, 2008.
Unalmis, D., “The Causality between Financial Development and Economic
Growth: The Case of Turkey” The Central Bank of the Turkish Republic,
Research Department Working Paper, No: 3, June 2002.
Woo, S JUNG and Peyton J. MARSHALL, Export, Growth And Causality In
Developing Countries, 1985, Journal of Development Economics 18, North-
Holland, 1985.
Xu, Z., “Financial Development, Investment, and Economic Development”,
Economic Inquiry, No. 38, 2000.
130
Yean S.C., "Economic interdependence and cooperation in East Asia", PhD
Dissertation, Department of Economics in the Graduate School, Southern
Illinois University, Ann Arbor, Michigan: UMI Dissertation Services, A
Bell & Howell Company, 1997.
Yousefi, Mahmud., et al., “Monetary Stability adn Islamic Banking: The case of
Iran”, Applied Economics, No. 29, 1997.
Yusof, Remali dan Wilson, Rodney., “An Economic Analysis of Conventional
and Islamic Bank Deposits in Malaysia”, Review of Islamic Economics, No.
9(1), 2005.
Ardan Adhi Chandra, “Konsolidasi Bank Syariah Malaysia Menguat”, dalam
http://finance.detik.com/read/2016/06/06/153207/3226524/5/aset-
perbankan-dan-iknb-syariah-capai-rp-359-t diakses 12 Juli 2016.
Nur’aini, “Aset Perbankan dan IKNB Syariah Capai Rp 359 T”, dalam
http://www.republika.co.id/berita/koran/syariah-koran/15/03/16/nlarob44-
konsolidasi-bank-syariah-malaysia-menguat diakses 12 Juli 2016.
http://data.imf.org/ifs
http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
indonesia/Default.aspx
http://www.bnm.gov.my/index.php?&lang=bm
131
Lampiran 1
GDP NOMINAL INDONESIA-MALAYSIA TAHUN 2003Q1-2015Q4*
(Dalam Mata Uang Lokal Masing-masing Negara)
Tahun Indonesia Malaysia Tahun Indonesia Malaysia 2003 Q1 496,248 99,292 2011 Q1 1,834,355 218,298 2003 Q2 498,024 102,091 2011 Q2 1,928,233 224,055 2003 Q3 516,104 106,829 2011 Q3 2,053,745 231,335 2003 Q4 503,299 110,557 2011 Q4 2,015,393 238,045 2004 Q1 536,605 110,391 2012 Q1 2,061,338 234,956 2004 Q2 564,422 116,508 2012 Q2 2,162,037 239,607 2004 Q3 595,321 122,802 2012 Q3 2,223,642 245,203 2004 Q4 599,478 124,348 2012 Q4 2,168,688 251,485 2005 Q1 632,331 126,538 2013 Q1 2,235,289 241,870 2005 Q2 670,476 131,807 2013 Q2 2,342,590 245,107 2005 Q3 713,000 141,736 2013 Q3 2,491,159 258,334 2005 Q4 758,475 143,497 2013 Q4 2,477,098 273,510 2006 Q1 782,753 141,337 2014 Q1 2,505,196 266,114 2006 Q2 812,741 146,841 2014 Q2 2,617,655 272,267 2006 Q3 870,320 155,190 2014 Q3 2,746,532 278,828 2006 Q4 873,403 153,415 2014 Q4 2,696,433 289,371 2007 Q1 920,203 150,201 2015 Q1 2,728,272 277,207 2007 Q2 963,863 159,894 2015 Q2 2,868,867 283,244 2007 Q3 1,031,409 171,925 2015 Q3 2,998,622 292,580 2007 Q4 1,035,419 183,320 2015 Q4 2,945,029 2008 Q1 1,110,032 182,2022008 Q2 1,220,606 195,0212008 Q3 1,327,510 205,4042008 Q4 1,290,541 187,3212009 Q1 1,315,272 165,3152009 Q2 1,381,407 169,7902009 Q3 1,458,209 182,7662009 Q4 1,451,315 194,9862010 Q1 1,603,772 196,6502010 Q2 1,704,510 199,3722010 Q3 1,786,197 207,4602010 Q4 1,769,655 217,953
*Dalam mata uang lokal masing-masing negara (Sumber: International Financial Statistik IMF).
Lampiran 2
(Sumber: International Financial Statistik IMF).
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
GDP NOMINAL INDONESIA-MALAYSIA 2003-2015
Indonesia Malaysia
Lampiran 3
GDP RIIL INDONESIA-MALAYSIA TAHUN 2003Q1-2015Q4
(Sumber: International Financial Statistik IMF).
Tahun Indonesia Malaysia Tahun Indonesia Malaysia 2003 Q1 4.908 6.279 2011 Q1 6.477 5.005
2003 Q2 5.030 5.856 2011 Q2 6.268 4.632
2003 Q3 4.560 4.606 2011 Q3 6.013 6.002
2003 Q4 4.632 6.462 2011 Q4 5.942 5.498
2004 Q1 4.099 8.168 2012 Q1 6.110 5.080
2004 Q2 4.388 7.947 2012 Q2 6.208 5.248
2004 Q3 4.498 6.365 2012 Q3 5.940 5.009
2004 Q4 7.158 4.850 2012 Q4 5.871 6.504
2005 Q1 5.965 5.956 2013 Q1 20.463 4.342
2005 Q2 5.871 4.032 2013 Q2 21.439 4.579
2005 Q3 5.838 5.392 2013 Q3 24.956 4.935
2005 Q4 5.107 5.951 2013 Q4 27.105 4.961
2006 Q1 5.127 5.631 2014 Q1 12.075 6.258
2006 Q2 4.933 5.639 2014 Q2 11.742 6.492
2006 Q3 5.864 5.715 2014 Q3 10.251 5.593
2006 Q4 6.056 5.361 2014 Q4 8.855 5.677
2007 Q1 6.055 5.161 2015 Q1 8.905 5.648
2007 Q2 6.727 5.938 2015 Q2 9.597 4.949
2007 Q3 6.744 6.438 2015 Q3 9.178 4.949
2007 Q4 5.842 7.566 2015 Q4 9.219 4.745
2008 Q1 6.218 7.605
2008 Q2 6.303 6.623
2008 Q3 6.255 5.134
2008 Q4 5.283 0.327
2009 Q1 4.520 -5.756
2009 Q2 4.136 -3.744
2009 Q3 4.269 -1.126
2009 Q4 5.600 4.459
2010 Q1 4.870 10.180
2010 Q2 6.586 8.979
2010 Q3 6.570 5.672
2010 Q4 6.816 5.275
Lampiran 4
(Sumber: International Financial Statistik IMF).
‐5.000
0.000
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
2003Q1
2003Q3
2004Q1
2004Q3
2005Q1
2005Q3
2006Q1
2006Q3
2007Q1
2007Q3
2008Q1
2008Q3
2009Q1
2009Q3
2010Q1
2010Q3
2011Q1
2011Q3
2012Q1
2012Q3
2013Q1
2013Q3
2014Q1
2014Q3
2015Q1
2015Q3
GDP RIIL INDONESIA‐MALAYSIA 2003‐2015
Indonesia Malaysia
Lampiran 5
Total Deposit/DPK dan Kredit Perbankan Indonesia Tahun 2003-2015* (Dalam Milyar Rupiah)
Tahun Deposit Kredit Tahun Deposit Kredit 2003 Q1 840,038 388,549 2010 Q1 2,009,317 1,485,596 2003 Q2 853,946 376,889 2010 Q2 2,124,067 1,617,987 2003 Q3 872,059 426,009 2010 Q3 2,173,410 1,691,979 2003 Q4 897,435 449,490 2010 Q4 2,370,136 1,799,689 2004 Q1 884,385 458,808 2011 Q1 2,384,331 1,860,127 2004 Q2 922,681 501,806 2011 Q2 2,472,012 1,999,475 2004 Q3 937,228 530,166 2011 Q3 2,580,722 2,131,589 2004 Q4 974,267 571,619 2011 Q4 2,823,121 2,257,638 2005 Q1 970,834 595,340 2012 Q1 2,865,389 2,326,281 2005 Q2 1,023,234 642,858 2012 Q2 2,996,382 2,517,017 2005 Q3 1,090,242 694,660 2012 Q3 3,092,392 2,621,556 2005 Q4 1,141,115 710,302 2012 Q4 3,270,067 2,775,492 2006 Q1 1,137,757 702,566 2013 Q1 3,288,626 2,840,005 2006 Q2 1,182,695 731,274 2013 Q2 3,420,207 3,038,684 2006 Q3 1,220,570 763,322 2013 Q3 3,574,083 3,229,024 2006 Q4 1,302,873 809,245 2013 Q4 3,714,487 3,379,018 2007 Q1 1,307,732 818,298 2014 Q1 3,669,862 3,396,066 2007 Q2 1,372,126 880,667 2014 Q2 3,886,623 3,560,474 2007 Q3 1,418,491 934,384 2014 Q3 4,050,408 3,659,147 2007 Q4 1,529,553 1,022,552 2014 Q4 4,173,169 3,774,892 2008 Q1 1,485,796 1,057,672 2015 Q1 4,259,117 3,783,953 2008 Q2 1,574,357 1,172,233 2015 Q2 4,381,299 3,934,921 2008 Q3 1,624,164 1,271,847 2015 Q3 4,528,161 4,064,739 2008 Q4 1,774,631 1,333,160 2015 Q4 4,480,322 4,166,911
*Data olahan Perbankan Indonesia meliputi Bank Umum, Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, BPR dan BPRS.
Sumber: website resmi Bank Indonesia dan OJK (Statistik Perbankan Indonesia)
Lampiran 6
Sumber: website resmi Bank Indonesia dan OJK (Statistik Perbankan Indonesia)
0
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
8,000,000
9,000,000
10,000,000
TOTAL DPK DAN TOTAL KREDIT PERBANKAN INDONESIA TAHUN 2003‐2015
Kredit Deposit
Lampiran 7
Total Deposit/DPK dan Kredit Perbankan Malaysia Tahun 2003-2015 (Dalam Juta RM)
Tahun Deposit Kredit Tahun Deposit Kredit 2003 Q1 490,505 453,415 2010 Q1 1,066,844 805,690 2003 Q2 499,078 463,799 2010 Q2 1,082,334 834,935 2003 Q3 508,112 472,447 2010 Q3 1,102,742 854,155 2003 Q4 520,596 473,777 2010 Q4 1,136,212 883,285 2004 Q1 534,905 479,066 2011 Q1 1,167,712 912,067 2004 Q2 544,730 492,640 2011 Q2 1,206,342 947,663 2004 Q3 559,145 501,933 2011 Q3 1,243,423 972,264 2004 Q4 575,978 513,877 2011 Q4 1,296,545 1,003,504 2005 Q1 598,522 522,512 2012 Q1 1,330,797 1,023,218 2005 Q2 614,267 533,558 2012 Q2 1,357,196 1,067,280 2005 Q3 623,940 547,996 2012 Q3 1,382,541 1,088,175 2005 Q4 628,217 558,066 2012 Q4 1,403,568 1,107,970 2006 Q1 640,293 566,311 2013 Q1 1,436,448 1,131,328 2006 Q2 654,333 579,341 2013 Q2 1,457,817 1,164,146 2006 Q3 679,055 588,956 2013 Q3 1,478,438 1,191,381 2006 Q4 735,954 593,014 2013 Q4 1,512,712 1,225,656 2007 Q1 760,027 601,546 2014 Q1 1,531,929 1,246,659 2007 Q2 805,010 614,004 2014 Q2 1,554,414 1,272,439 2007 Q3 832,281 644,369 2014 Q3 1,571,954 1,298,117 2007 Q4 864,947 644,237 2014 Q4 1,629,477 1,339,718 2008 Q1 908,201 661,591 2015 Q1 1,669,466 1,361,907 2008 Q2 926,033 685,886 2015 Q2 1,668,174 1,387,695 2008 Q3 938,530 712,725 2015 Q3 1,638,738 1,424,020 2008 Q4 972,092 726,546 2015 Q4 1,647,006 1,445,139 2009 Q1 985,126 733,8742009 Q2 997,535 742,7712009 Q3 1,017,950 763,7502009 Q4 1,061,863 783,507
Sumber: website resmi Bank Negara Malaysia (BNM)
Lampiran 8
Sumber: website resmi Bank Negara Malaysia (BNM)
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
TOTAL DEPOSIT DAN TOTAL KREDIT PERBANKAN MALAYSIA TAHUN 2003‐2015
Deposit Kredit
Lampiran 9
Total Deposit/DPK dan Pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2003-2015*
(Dalam Milyar Rupiah)
Tahun DPK Pembiayaan Tahun DPK Pembiayaan2003 Q1 3,354 3,663 2010 Q1 60,009 51,8972003 Q2 3,782 4,162 2010 Q2 65,035 57,6752003 Q3 4,646 4,832 2010 Q3 71,818 62,9502003 Q4 5,759 5,561 2010 Q4 84,788 70,2412004 Q1 7,023 6,416 2011 Q1 88,260 76,4172004 Q2 8,316 8,356 2011 Q2 88,811 85,0482004 Q3 9,676 10,131 2011 Q3 99,643 96,0722004 Q4 11,718 11,324 2011 Q4 117,510 105,3312005 Q1 12,209 12,770 2012 Q1 121,957 112,0262005 Q2 12,918 13,687 2012 Q2 121,760 120,8112005 Q3 13,310 14,460 2012 Q3 130,365 133,7622005 Q4 17,263 15,232 2012 Q4 150,450 151,0592006 Q1 14,956 15,997 2013 Q1 160,097 164,8302006 Q2 16,433 18,162 2013 Q2 167,176 175,3882006 Q3 17,976 19,663 2013 Q3 175,112 181,6352006 Q4 20,672 20,445 2013 Q4 187,200 188,5552007 Q1 22,450 21,500 2014 Q1 184,711 189,5992007 Q2 23,315 23,714 2014 Q2 195,069 197,8532007 Q3 25,343 26,455 2014 Q3 200,894 201,4822007 Q4 26,181 27,031 2014 Q4 221,887 204,3352008 Q1 30,312 30,573 2015 Q1 217,141 205,9282008 Q2 33,858 35,213 2015 Q2 217,576 211,6182008 Q3 34,460 38,915 2015 Q3 223,693 213,7982008 Q4 37,777 39,455 2015 Q4 235,977 218,7622009 Q1 43,222 40,6402009 Q2 47,226 43,6052009 Q3 50,869 46,0462009 Q4 59,013 48,473
*Data olahan Perbankan Syariah Indonesia meliputi: Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan BPRS.
Sumber: website resmi Bank Indonesia dan OJK (Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah)
Lampiran 10
Sumber: website resmi Bank Indonesia dan OJK (Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah)
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
2003Q1
2003Q3
2004Q1
2004Q3
2005Q1
2005Q3
2006Q1
2006Q3
2007Q1
2007Q3
2008Q1
2008Q3
2009Q1
2009Q3
2010Q1
2010Q3
2011Q1
2011Q3
2012Q1
2012Q3
2013Q1
2013Q3
2014Q1
2014Q3
2015Q1
2015Q3
TOTAL DPK DAN TOTAL PEMBIYAAN BANK SYARIAH INDONESIA TAHUN 2003‐2015
DPK Pembiayaan
Lampiran 11
Total Deposit/DPK dan Pembiayaan Perbankan Malaysia Indonesia Tahun 2003-2015
(Dalam Juta RM)
Tahun Deposit Pembiyaan Tahun Deposit Pembiyaan
2003 Q1 47,141 40,166 2010 Q1 192,123 141,2492003 Q2 49,427 43,105 2010 Q2 208,838 152,6432003 Q3 47,180 46,709 2010 Q3 211,136 154,5792003 Q4 49,863 49,406 2010 Q4 216,953 162,0822004 Q1 51,714 51,204 2011 Q1 229,677 170,2832004 Q2 52,281 54,752 2011 Q2 228,659 178,9262004 Q3 53,506 56,949 2011 Q3 238,702 189,1632004 Q4 58,779 59,976 2011 Q4 266,387 200,2962005 Q1 59,497 61,348 2012 Q1 274,718 208,2952005 Q2 59,955 64,479 2012 Q2 278,727 218,6532005 Q3 62,101 67,559 2012 Q3 286,141 227,1322005 Q4 65,369 69,941 2012 Q4 306,233 236,6242006 Q1 65,886 72,065 2013 Q1 316,961 244,9872006 Q2 67,300 74,452 2013 Q2 314,500 256,0112006 Q3 71,921 76,905 2013 Q3 331,949 269,9732006 Q4 82,040 78,513 2013 Q4 348,946 283,9572007 Q1 100,893 79,546 2014 Q1 351,323 293,4622007 Q2 107,358 81,532 2014 Q2 366,595 304,4122007 Q3 110,345 84,769 2014 Q3 379,257 316,1722007 Q4 121,998 89,868 2014 Q4 400,680 336,1282008 Q1 130,467 93,188 2015 Q1 428,089 353,5082008 Q2 142,035 97,519 2015 Q2 430,242 364,6932008 Q3 143,198 103,486 2015 Q3 398,678 378,2892008 Q4 154,702 107,722 2015 Q4 402,661 390,8512009 Q1 156,580 110,2822009 Q2 170,843 115,3672009 Q3 172,598 123,4862009 Q4 188,839 134,974
Sumber: website resmi Bank Negara Malaysia (BNM)
Lampiran. 12
Sumber: website resmi Bank Negara Malaysia (BNM)
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
500,000
TOTAL DEPOSIT DAN TOTAL PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH MALAYSIA TAHUN 2003‐2015
Deposit Pembiyaan
Lampiran. 13
Total Deposit/DPK dan Pembiayaan Perbankan Konvensional Indonesia Tahun 2003-2015*
(Dalam Milyar Rupiah)
Tahun Deposit Kredit Tahun Deposit Kredit 2003 Q1 836,684 384,886 2010 Q1 1,949,308 1,433,699 2003 Q2 850,164 372,727 2010 Q2 2,059,032 1,560,312 2003 Q3 867,413 421,177 2010 Q3 2,101,592 1,629,029 2003 Q4 891,676 443,929 2010 Q4 2,285,348 1,729,448 2004 Q1 877,362 452,392 2011 Q1 2,296,071 1,783,710 2004 Q2 914,365 493,450 2011 Q2 2,383,201 1,914,427 2004 Q3 927,552 520,035 2011 Q3 2,481,080 2,035,517 2004 Q4 962,549 560,295 2011 Q4 2,705,612 2,152,306 2005 Q1 958,625 582,570 2012 Q1 2,743,432 2,214,255 2005 Q2 1,010,316 629,171 2012 Q2 2,874,622 2,396,206 2005 Q3 1,076,932 680,200 2012 Q3 2,962,028 2,487,794 2005 Q4 1,123,852 695,070 2012 Q4 3,119,617 2,624,434 2006 Q1 1,122,801 686,569 2013 Q1 3,128,529 2,675,175 2006 Q2 1,166,262 713,112 2013 Q2 3,253,031 2,863,296 2006 Q3 1,202,594 743,659 2013 Q3 3,398,972 3,047,388 2006 Q4 1,282,201 788,800 2013 Q4 3,527,287 3,190,463 2007 Q1 1,285,282 796,798 2014 Q1 3,485,151 3,206,467 2007 Q2 1,348,811 856,953 2014 Q2 3,691,554 3,362,621 2007 Q3 1,393,148 907,929 2014 Q3 3,849,513 3,457,666 2007 Q4 1,503,372 995,521 2014 Q4 3,951,283 3,570,557 2008 Q1 1,455,484 1,027,099 2015 Q1 4,041,976 3,578,025 2008 Q2 1,540,499 1,137,020 2015 Q2 4,163,723 3,723,303 2008 Q3 1,589,704 1,232,932 2015 Q3 4,304,467 3,850,940 2008 Q4 1,736,854 1,293,705 2015 Q4 4,244,345 3,948,149 2009 Q1 1,764,725 1,290,0852009 Q2 1,799,296 1,317,8242009 Q3 1,830,283 1,347,4662009 Q4 1,939,581 1,417,458
*Data olahan Perbankan Syariah Indonesia meliputi: Bank Umum Konvensional dan BPR.
Sumber: Bank Indonesia dan OJK (Statistik Perbankan Indonesia).
Lampiran 14
Sumber: Bank Indonesia dan OJK (Statistik Perbankan Indonesia).
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
5,000,000
2003Q1
2003Q3
2004Q1
2004Q3
2005Q1
2005Q3
2006Q1
2006Q3
2007Q1
2007Q3
2008Q1
2008Q3
2009Q1
2009Q3
2010Q1
2010Q3
2011Q1
2011Q3
2012Q1
2012Q3
2013Q1
2013Q3
2014Q1
2014Q3
2015Q1
2015Q3
TOTAL DPK DAN TOTAL KREDIT PERBANKAN KONVENSIONAL INDONESIA TAHUN 2003‐2015
Deposit Kredit
Lampiran 15
Total Deposit/DPK dan Pembiayaan Perbankan Konvensional Malaysia Tahun 2003-2015
(Dalam Juta RM)
Tahun Deposit Kredit Tahun Deposit Kredit
2003 Q1 443,364 413,249 2010 Q1 874,722 664,441 2003 Q2 449,651 420,694 2010 Q2 873,496 682,293 2003 Q3 460,932 425,738 2010 Q3 891,607 699,576 2003 Q4 470,733 424,370 2010 Q4 919,259 721,203 2004 Q1 483,191 427,862 2011 Q1 938,034 741,784 2004 Q2 492,449 437,888 2011 Q2 977,682 768,736 2004 Q3 505,638 444,984 2011 Q3 1,004,720 783,101 2004 Q4 517,199 453,901 2011 Q4 1,030,158 803,208 2005 Q1 539,025 461,164 2012 Q1 1,056,079 814,923 2005 Q2 554,312 469,078 2012 Q2 1,078,470 848,627 2005 Q3 561,839 480,437 2012 Q3 1,096,400 861,042 2005 Q4 562,848 488,125 2012 Q4 1,097,335 871,346 2006 Q1 574,407 494,246 2013 Q1 1,119,487 886,341 2006 Q2 587,033 504,888 2013 Q2 1,143,317 908,134 2006 Q3 607,134 512,051 2013 Q3 1,146,489 921,408 2006 Q4 653,913 514,501 2013 Q4 1,163,766 941,699 2007 Q1 659,134 522,000 2014 Q1 1,180,606 953,197 2007 Q2 697,651 532,472 2014 Q2 1,187,819 968,026 2007 Q3 721,936 559,600 2014 Q3 1,192,697 981,945 2007 Q4 742,949 554,369 2014 Q4 1,228,797 1,003,590 2008 Q1 777,734 568,403 2015 Q1 1,241,378 1,008,399 2008 Q2 783,998 588,367 2015 Q2 1,237,932 1,023,001 2008 Q3 795,331 609,239 2015 Q3 1,240,061 1,045,731 2008 Q4 817,391 618,824 2015 Q4 1,244,345 1,054,288 2009 Q1 828,546 623,5922009 Q2 826,692 627,4042009 Q3 845,352 640,2642009 Q4 873,024 648,534
Sumber: website resmi Bank Negara Malaysia (BNM).
Lampiran 16
Sumber: website resmi Bank Negara Malaysia (BNM).
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
TOTAL DPK DAN TOTAL KREDIT PERBANKAN KONVENSIONAL MALAYSIA TAHUN 2003‐2015
Deposit Kredit
Lampiran 17
Total Ekspor dan Impor Indonesia dan Malaysia Tahun 2003-2015
(Dalam Mata Uang Lokal Masing-masing Negara)
Tahun Indonesia Malaysia Tahun Indonesia Malaysia 2003 Q1 273,796 186,358 2010 Q1 734,883 307,5752003 Q2 265,999 193,494 2010 Q2 769,102 320,8732003 Q3 267,688 205,335 2010 Q3 789,143 330,1052003 Q4 272,179 228,041 2010 Q4 912,510 338,8612004 Q1 294,969 225,461 2011 Q1 883,412 333,8902004 Q2 322,189 246,618 2011 Q2 977,722 348,9352004 Q3 371,091 261,332 2011 Q3 1,007,133 357,8232004 Q4 383,767 263,864 2011 Q4 1,061,694 371,9712005 Q1 397,299 253,893 2012 Q1 1,017,824 351,3202005 Q2 422,209 273,319 2012 Q2 1,096,873 367,7732005 Q3 475,531 287,397 2012 Q3 1,033,196 358,2062005 Q4 480,167 293,499 2012 Q4 1,124,023 358,6162006 Q1 432,133 280,710 2013 Q1 1,057,012 342,5652006 Q2 464,510 295,472 2013 Q2 1,113,747 354,9112006 Q3 496,801 320,746 2013 Q3 1,136,958 371,8652006 Q4 498,460 312,021 2013 Q4 1,335,271 384,4352007 Q1 482,146 296,488 2014 Q1 1,245,357 372,9102007 Q2 524,169 309,752 2014 Q2 1,275,740 387,8922007 Q3 565,449 332,008 2014 Q3 1,252,674 380,5512007 Q4 594,481 342,306 2014 Q4 1,303,871 390,7732008 Q1 655,369 318,315 2015 Q1 1,183,986 368,9412008 Q2 748,924 353,624 2015 Q2 1,234,025 373,3632008 Q3 773,404 374,299 2015 Q3 1,215,412 396,7692008 Q4 720,324 314,019 2015 Q4 1,206,520 2009 Q1 575,497 247,2392009 Q2 606,226 272,8792009 Q3 664,715 305,3482009 Q4 705,064 333,347
Sumber: International Financial Statistic IMF.
Lampiran. 18
Sumber: International Financial Statistic IMF
0.00
500,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00
TOTAL EKSPOR ‐IMPOR INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 2003‐2015
Indonesia Malaysia
0
50
100
150
200
250
2003Q1
2003Q3
2004Q1
2004Q3
2005Q1
2005Q3
2006Q1
2006Q3
2007Q1
2007Q3
2008Q1
2008Q3
2009Q1
2009Q3
2010Q1
2010Q3
2011Q1
2011Q3
2012Q1
2012Q3
2013Q1
2013Q3
2014Q1
2014Q3
2015Q1
2015Q3
TRADE OPENNESS INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 2003‐2015
Indonesia Malaysia
Lampiran. 19
Government Consumption/ Konsumsi Pemerintah Indonesia-Malaysia Tahun 2003-2015
(Dalam Mata Uang Lokal Masing-masing Negara
Tahun Indonesia Malaysia Tahun Indonesia Malaysia 2003 Q1 33,004.70 10,641.00 2010 Q1 99,719.94 21,655.002003 Q2 37,698.90 11,767.00 2010 Q2 135,049.45 23,772.002003 Q3 42,811.40 13,756.00 2010 Q3 156,238.44 23,451.002003 Q4 50,186.40 18,141.00 2010 Q4 227,170.16 34,468.002004 Q1 43,143.25 12,310.00 2011 Q1 111,402.61 24,195.002004 Q2 47,614.28 13,361.00 2011 Q2 151,733.12 25,366.002004 Q3 45,695.92 14,401.00 2011 Q3 190,106.93 28,658.002004 Q4 54,602.18 19,563.00 2011 Q4 256,208.11 42,773.002005 Q1 42,692.31 12,303.00 2012 Q1 131,998.18 28,170.002005 Q2 46,593.45 13,328.00 2012 Q2 210,057.23 29,743.002005 Q3 58,016.83 14,951.00 2012 Q3 187,790.58 31,122.002005 Q4 77,677.95 21,786.00 2012 Q4 267,002.29 45,407.002006 Q1 55,164.10 12,649.00 2013 Q1 143,258.77 27,699.002006 Q2 70,548.52 14,156.00 2013 Q2 213,435.29 32,409.002006 Q3 72,456.75 16,680.00 2013 Q3 232,916.71 32,667.002006 Q4 89,910.51 23,162.00 2013 Q4 318,963.53 47,046.002007 Q1 66,577.26 13,848.00 2014 Q1 165,771.11 31,422.002007 Q2 82,726.82 15,895.00 2014 Q2 228,369.85 32,717.002007 Q3 80,581.21 19,918.00 2014 Q3 258,028.84 34,712.002007 Q4 99,874.81 27,298.00 2014 Q4 344,027.64 48,795.002008 Q1 76,724.15 17,614.00 2015 Q1 180,350.00 32,307.002008 Q2 104,994.50 19,473.00 2015 Q2 253,905.85 34,533.002008 Q3 106,037.60 20,921.00 2015 Q3 292,930.47 35,492.002008 Q4 129,110.43 30,573.00 2015 Q4 398,356.03 2009 Q1 99,642.13 18,228.002009 Q2 135,190.79 20,029.002009 Q3 129,078.47 23,602.002009 Q4 173,677.43 31,159.00
Sumber: International Financial Statistic IMF
Lampiran 20
Sumber: International Financial Statistic IMF
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
2003Q1
2003Q3
2004Q1
2004Q3
2005Q1
2005Q3
2006Q1
2006Q3
2007Q1
2007Q3
2008Q1
2008Q3
2009Q1
2009Q3
2010Q1
2010Q3
2011Q1
2011Q3
2012Q1
2012Q3
2013Q1
2013Q3
2014Q1
2014Q3
2015Q1
2015Q3
GOVERMENT CONSUMPTION INDONESIA‐MALAYSIA TAHUN 2003‐2015
Indonesia Malaysia
Lampiran 21
Unemployment Rate Indonesia-Malaysia Tahun 2003-2015
Tahun Indonesia Malaysia Tahun Indonesia Malaysia 2003 Q1 9.50 3.80 2010 Q1 7.41 3.60 2003 Q2 9.50 4.00 2010 Q2 7.39 3.39 2003 Q3 9.91 3.40 2010 Q3 7.14 3.20 2003 Q4 9.50 3.20 2010 Q4 7.14 3.10 2004 Q1 9.86 3.80 2011 Q1 6.96 3.08 2004 Q2 9.86 3.70 2011 Q2 6.68 3.09 2004 Q3 9.86 3.40 2011 Q3 7.48 3.12 2004 Q4 9.86 3.30 2011 Q4 6.68 3.05 2005 Q1 10.26 3.50 2012 Q1 6.37 3.03 2005 Q2 10.75 3.10 2012 Q2 6.23 2.97 2005 Q3 11.24 3.80 2012 Q3 6.13 2.98 2005 Q4 10.75 3.80 2012 Q4 6.13 3.16 2006 Q1 10.45 3.80 2013 Q1 5.88 3.21 2006 Q2 10.36 3.40 2013 Q2 5.72 3.02 2006 Q3 10.28 3.10 2013 Q3 6.17 3.09 2006 Q4 10.28 3.00 2013 Q4 5.67 3.24 2007 Q1 9.75 3.40 2014 Q1 5.70 3.16 2007 Q2 9.67 3.10 2014 Q2 5.68 2.86 2007 Q3 9.11 3.00 2014 Q3 5.78 2.74 2007 Q4 9.43 3.60 2014 Q4 5.75 2.80 2008 Q1 8.46 3.60 2015 Q1 5.81 3.12 2008 Q2 8.46 3.50 2015 Q2 5.81 3.08 2008 Q3 8.39 3.10 2015 Q3 5.81 2008 Q4 8.46 3.10 2015 Q4 5.81 2009 Q1 8.14 3.972009 Q2 8.01 3.552009 Q3 7.87 3.552009 Q4 8.01 3.41
Sumber: International Financial Statistic IMF
Lampiran 22
Sumber: International Financial Statistic IMF
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
2003Q1
2003Q3
2004Q1
2004Q3
2005Q1
2005Q3
2006Q1
2006Q3
2007Q1
2007Q3
2008Q1
2008Q3
2009Q1
2009Q3
2010Q1
2010Q3
2011Q1
2011Q3
2012Q1
2012Q3
2013Q1
2013Q3
2014Q1
2014Q3
2015Q1
2015Q3
UNEMPLOYMENT RATE/TINGKAT PENGANGGURAN INDONESIA MALAYSIA TAHUN 2003‐2014
Indonesia Malaysia
Lampiran 23
Tingkat Inflasi Indonesia-Malaysia Tahun 2003-2015*
Tahun Indonesia Malaysia Tahun Indonesia Malaysia 2003 Q1 2.29 0.48 2010 Q1 1.20 0.492003 Q2 0.20 0.16 2010 Q2 0.67 0.172003 Q3 0.85 0.16 2010 Q3 2.99 0.672003 Q4 2.10 -0.03 2010 Q4 1.32 0.632004 Q1 1.65 0.64 2011 Q1 1.69 1.292004 Q2 1.97 0.38 2011 Q2 -0.22 0.722004 Q3 1.07 0.47 2011 Q3 1.80 0.682004 Q4 1.55 1.01 2011 Q4 0.79 0.482005 Q1 2.94 0.52 2012 Q1 1.54 0.382005 Q2 1.89 0.84 2012 Q2 0.46 0.162005 Q3 1.79 0.94 2012 Q3 1.48 0.322005 Q4 10.34 0.86 2012 Q4 0.60 0.442006 Q1 2.17 1.05 2013 Q1 1.88 0.572006 Q2 0.66 1.20 2013 Q2 1.00 0.442006 Q3 1.22 0.39 2013 Q3 4.35 0.692006 Q4 1.87 0.35 2013 Q4 0.61 1.242007 Q1 2.68 0.67 2014 Q1 1.63 1.042007 Q2 0.38 0.06 2014 Q2 0.37 0.272007 Q3 1.37 0.70 2014 Q3 1.68 0.422007 Q4 1.76 0.76 2014 Q4 2.65 1.062008 Q1 2.87 1.03 2015 Q1 1.69 -1.072008 Q2 2.74 2.29 2015 Q2 0.87 1.752008 Q3 4.10 4.11 2015 Q3 1.70 1.252008 Q4 1.34 -1.57 2015 Q4 0.47 0.672009 Q1 0.16 -1.06 2009 Q2 -0.02 -0.09 2009 Q3 1.27 0.42 2009 Q4 1.17 0.56
*Data diolah
Sumber: International Financial Statistic IMF
Lampiran 24
*Data diolah
Sumber: International Financial Statistic IMF
‐4.00
‐2.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
2003Q1
2003Q3
2004Q1
2004Q3
2005Q1
2005Q3
2006Q1
2006Q3
2007Q1
2007Q3
2008Q1
2008Q3
2009Q1
2009Q3
2010Q1
2010Q3
2011Q1
2011Q3
2012Q1
2012Q3
2013Q1
2013Q3
2014Q1
2014Q3
2015Q1
2015Q3
TINGKAT INFLASI INDONESIA‐MALAYSIA TAHUN 2003‐2015*
Indonesia Malaysia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iPERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................. iiNOTA DINAS PEMBIMBING....................................................................... iiiPENGESAHAN ................................................................................................ ivABSTRAK ........................................................................................................ vMOTTO ............................................................................................................ viHALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viiKATA PENGANTAR ...................................................................................... viiiDAFTAR ISI..................................................................................................... xDAFTAR TABEL ............................................................................................ xiiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
BAB I: PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9C. Tujuan Penelitian......................................................................... 9D. Manfaat Penelitian....................................................................... 10E. Sitematika Pembahasan ............................................................... 10
BAB II: LANDASAN TEORIA. Konsep Pertumbuhan Ekonomi................................................... 12
1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ............................................. 122. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi... 143. Indikator Pertumbuhan Ekonomi............................................ 164. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 22
B. Perkembangan Sektor Keuangan................................................. 27C. Hubungan Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi ........... 28D. Hubungan Sektor Keuangan Syariah dan Pertumbuhan Ekonomi
..................................................................................................... 31E. Perekonomian Negara-negara ASEAN ....................................... 35F. Perekonomian Syariah di Indonesia dan Malaysia...................... 38G. Kajian Pustaka ............................................................................. 40H. Kerangka Teoritik dan Pengembangan Hipotesis ....................... 47
BAB III: METODE PENELITIANA. Jenis dan Sifat Penelitian............................................................ 50B. Waktu dan Objek Penelitian....................................................... 50C. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 51D. Variabel Penelitian ..................................................................... 51E. Definisi Operasional Variabel .................................................... 52F. Teknik Analisis Data .................................................................. 57
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASANA. Analisis Data ............................................................................... 60B. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................... 108
BAB V: PENUTUPA. Kesimpulan.................................................................................. 123B. Saran ............................................................................................ 124C. Penutup ........................................................................................ 125
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xivLAMPIRANDAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... xix
Top Related