i
i
Analisis Pengaruh Perkembangan Perbankan Syariah Terhadap Tingkat
Pengangguran Kota Jambi
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh:
MUSTAJIBA
NIM: SES130318
KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1439 H/2018 M
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Kupersembahkan hasil karya ini untuk orang-orang terkasih yang penuh jasa dan
selalu mensupport untuk menyelesaikan tugas ini:
Kedua orang tuaku ayah dan ibu yang telah tanpa lelah mencurahkan kasih dan
sayang untukku dengan nuansa penuh keilmuwan sehingga aku dapat berdiri
tegak di muka bumi yang sementara ini.
Untuk sahabat-sahabat terkasih yang tidak pernah lelah memberi dorongan
semangat untuk terus maju dan mengajarkan banyak hal untuk selalu kuat, tidak
ada untaian kata yang mampu menggantikan rasa terima kasihku untuk semua jasa
yang telah kalian berikan. Hanya Allah-lah yang mampu untuk membalas semua
budi baik atas segala perhatian, do’a, dukungan serta motivasi kalian.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang Allah berikan kepada penulis sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Seiring dengan itu, sholawat serta salam
penulis sampaikan kepada baginda besar Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Perkembangan Perbankan Syariah
Terhadap Tingkat Pengangguran Kota Jambi” dengan studi kasus pada Bank
Jambi Syariah, merupakan salah satu kajian ekonomi syariah yang meliah tentang
bagaimana peran perbankan syariah yang ada di kota Jambi terhadap tingkat
pengangguran yang ada.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akui sangat banyak halangan serta
rintangan yang harus dilewati oleh penulis baik dalam proses pengumpulan data,
bimbingan serta observasi data. Berkat adanya bantuan pihak-pihak lain, terutama
dosen pembimbing Bapak H. Sissah, S.Ag., M.HI dan Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati,
SE.,M.EI, maka skripsi ini dapat terselesai dengan baik. Oleh karena itu, penulis
ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Bapak Dr. M. Subhan, M.Ag selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
vii
3. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI, bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,M.E, dan ibu Dr.
Halimah Ja’far, M.Fil.I selaku wakil dekan I, II, dan III di lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak dan ibu dosen, Kassubag dan seluruh karyawan/karyawati di lingkup
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Sahabat seperjuangan angkatan tahun 2013 yang selalu saling memberi
semangat dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini
6. Narasumber yang banyak membantu memberikan informasi maupun
dokumen sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
7. Semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini namun tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan
kepada kepada penulis. Selain dari itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
terdapat banyak kesalahan di dalamnya. Oleh karena itulah, penulis harapkan
kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran demi
perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis mohon ampun dan kepada
Manusia penulis mohon kata maafnya. Semoga setiap amal kebajikan dinilai
pahala oleh Allah SWT.
Jambi, 26 Oktober 2018
Penulis
Mustajiba
viii
MOTTO
ِحيمِ ْحمِن الرَّ بِْسِم هللاِ الرَّ
َن ا ُر اللهْيَل َوالنهَهاَر ۚ َعلَِّم أَْن لَْن تُْحُصوهُ فَتَاَب َعلَْيكُْم ۖ فَاْقَرُءوا َما تَيَسهَر مِّ ُ يُقَد ِّ ْلقُْرآنِّ َعلَِّم أَْن َوَّللاه
ِّ ۙ َوآَخرُ ْن فَْضلِّ َّللاه بُوَن فِّي اْْلَْرضِّ يَْبتَغُوَن مِّ ْنكُْم َمْرَضٰى ۙ َوآَخُروَن يَْضرِّ وَن يُقَاتِّلُوَن َسيَكُوُن مِّ
ْنهُ ِّ ۖ فَاْقَرُءوا َما تَيَسهَر مِّ فِّي َسبِّيلِّ َّللاه
Artinya: Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui
bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-
waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah
apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan
ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia (bekerja) Allah; dan
orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa
yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
NOTA DINAS .......................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iii
PENGESAHAN........................................................................................ iv
MOTTO ...................................................................................................
.................................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN .................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 9 C. Batasan Masalah ................................................................. 9 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................... 9 E. Kerangka Teori ................................................................... 10 F. Tinjauan Pustaka................................................................. 27
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu .............................................................. 29 B. Pendekatan Penelitian ......................................................... 29 C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 29 D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 30 E. Teknik Analisis Data .......................................................... 31 F. Sistematika Penulisan ......................................................... 33 G. Jadwal Penelitian ................................................................ 34
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kota Jambi ............................................................. 36 B. Letak Geografis .................................................................. 41 C. Visi dan Misi Kota Jambi .................................................... 42 D. Pertumbuhan Perbankan Syariah di Jambi ........................... 43 E. Perkembangan Pengangguran di Kota Jambi ....................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................. 49 B. Pembahasan ........................................................................ 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 60 B. Saran .................................................................................. 60
x
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah Kota Jambi .............................. 6
Tabel 1.2 Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi .......................... 7
Tabel 1.3 Jumlah Pengangguran di Kota Jambi ............................................. 8
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................... 35
Tabel 3.1. Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi ......................... 45
Tabel 3.1. Jumlah Penduduk dan Tingkat Pengangguran di Kota Jambi ........ 47
Tabel 4.1. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ............................................... 49
Tabel 4.2. Hasil Uji t ..................................................................................... 51
Tabel 4.3. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 52
xii
ABSTRAK
Judul Skripsi: ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PERBANKAN
SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN
KOTA JAMBI
Peningkatan jumlah lembaga keuangan syariah di Provinsi Jambi tingginya
tingkat pengangguran masih saja tetap terjadi, tingginya tingkat pengangguran
merupakan masalah yang banyak dialami oleh banyak Negara, termasuk Negara
kita Indonesia. Begitu seriusnya masalah ini sehingga dalam setiap rencana-
rencana pembangunan ekonomi masyarakat, selalu dikatakan dengan tujuan
menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, namun peningkatannya tetap saja terjadi. Berdasarkan hal itu, maka
pertanyaan penelitian ini adalah analisis pengaruh perkembangan perbankan
syariah terhadap tingkat pengangguran Kota Jambi. Metode penelitian ini adalah
metode dengan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif berupa tabel
frekuensi dan histogram yang digunakan untuk memudahkan interpretasi
gambaran secara umum mengenai pengaruh pembiayaan mikro syariah terhadap
perkembangan UMKM di Kota Jambi. Hasil penelitian ini adalah perkembangan
perbankan syariah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Kota Jambi, artinya keberadaan perbankan syariah dapat
membantu mengatasi pengangguran setiap tahunnya. Koefisien regresi
menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kantor perbankan syariah mampu
mengurangi tingkat pengangguran sebesar 0,307 persen, hasil uji t menunjukkan
bahwa perkembangan perbankan syariah berpengaruh negatif terhadap tingkat
pengangguran Kota Jambi, artinya untuk mengurangi tingkat pengangguran dapat
dilakukan dengan mengembangkan perbankan syariah dengan menambah bank
dan kantor perbankan syariah yang beroperasi di Kota Jambi, sedangkan koefisien
determinasi yang diperlihatkan oleh nilai R2 menunjukkan bahwa perkembangan
perbankan syariah mampu menjelaskan menurunnya tingkat pengangguran di
Kota Jambi sebesar 84,6 persen, sedangkan 15,4 persen sisanya dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Perkembangan Perbankan Syariah, Pengangguran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia ekonomi dalam Islam adalah dunia bisnis atau investasi sebagai
salah satu bentuk ibadah manusia untuk kesejahteraan umat dan mencapai falah
(kemenangan dunia dan akhirat). Pilar utama ekonomi Islam adalah menciptakan
sistem yang mendukung iklim investasi dengan adanya zakat sebagai alat
disinsentif atas penumpukan harta, larangan riba untuk mendorong optimalisasi
investasi, dan larangan maysir atau judi dan spekulasi untuk mendorong
produktivitas atas setiap investasi. Oleh karena itu, ekonomi Islam adalah
ekonomi bercorak ekonomi riil yang tidak mengenal adanya dikotomi sejajar
sektor riil dan sektor moneter atau keuangan. Sektor keuangan merupakan
pendorong dan pendukung kelancaran kegiatan produktif di sektor riil.1 Seperti
firman Allah dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 10 yang menjelaskan:
ُروا فِّي اْلْرضِّ َواْبتَغُ يَتِّ الصهالةُ فَاْنتَشِّ نْ فَإِّذَا قُضِّ ِّ وا مِّ َواْذُكُروا فَْضلِّ َّللاه
َ َكثِّيًرا لَعَلهُكْم تُْفلُِّحوَن (10)سورة الجمعة: َّللاهArtinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi: dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” 2
Islam telah menjadikan filsafah ekonominya berpihak pada upaya untuk
menjalankan aktivitas perekonomian dengan berpegang kepada pemerintah dan
larangan Allah yang didasarkan pada kesadaran adanya hubungan manusia dengan
Allah SWT. Dengan kata lain, Al-Qur`an menjadikan ide yang dipergunakan
1Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2006), hlm. 246. 2Q.S. Jummuah: 10
2
untuk membangun pengatur urusan kaum muslimin dalam suatu masyarakat.
Mereka juga terikat dengan hukum-hukum syari’at sebagai satu perundang-
undangan, sehingga mereka diberi kebolehan dengan apa yang telah
diperbolehkan oleh Islam kepadanya. Mereka juga terikat dengan ketentuan yang
mengikat mereka yaitu Al-Qur`an. Allah berfirman dalam surat Al-Hasyar ayat 7
sebagai berikut:
ُسوُل فَُخذُوهُ َوَما نََهاُكْم َعْنهُ ... َ إِّنه تَُهوا َواته فَانْ َوَما آتَاُكُم الره َ قُوا َّللاه َّللاه
قَابِّ ) يدُ اْلعِّ (7سورة الحشر: َشدِّ
Artinya: “Dan Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”3
Ekonomi dalam Al-Qur`an telah dibangun dengan berpijak kepada asas
terpenuhinya kebutuhan tiap orang sebagai individu atau masyarakat yang hidup
dalam suatu komunitas tertentu serta asas bekerja untuk mendapatkan
kebahagiaan dalam rangka memenuhi apa saja yang memuaskan kebutuhan.
Untuk mendukung aktivitas ekonomi sesuai syariat Islam, maka lahirlah bank
syariah.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini ditandai dengan
peningkatan jumlah kantor cabang dan jenis serta pengembangan asset. Lahirnya
perbankan Syariah di Indonesia dengan beroperasinya Bank Indonesia pada tahun
1992 M yang mempunyai bentuk operasionalisasi jauh berbeda dengan perbankan
konvensional diharapkan akan memenuhi kebutuhan yang sangat urgent bagi
umat Islam di Indonesia dalam menggunakan jasa perbankan secara syariah.
3Q.S. Al-Hasyar: 7
3
Perbedaan yang mendasar antara perbankan syariah dengan perbankan
konvensional adalah adanya larangan riba (bunga). Karena riba dalam Al-Qur’an
dipersamakan dengan bunga yang hukumnya Haram.
Pertumbuhan dan kinerja positif perbankan syariah akan berpengaruh
positif terhadap kinerja ekonomi dalam suatu Negara. Perbankan syariah
merupakan salah satu sumber dalam pertumbuhan ekonomi sektor rill. Fungsi
perbankan syariah adalah mengurangi tingkat pengangguran , semakin banyak
kantor atau cabang perbankan syariah maka memerlukan jumlah karyawan yang
banyak . dengan demikian maka pengagguran sedikit banyak akan berkurang
.contohnya saja kalau 1 kantor memerlukan 4-5 karyawan, maka kalau 1 kantor
mempunyai 2 cabang karyawan yang dibutuhkan sebanyak 10 orang , jadi
semakin banyak kantor atau cabang perbankan syariah dikota jambi, maka
semakin banyak memerlukan jumlah karyawan . dengan begitu pengangguran
dikota jambi sedikit banyak akan berkurang .
Perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya
Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur
dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan
arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan
mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.
Satu perkembangan lain perbankan syariah di Indonesia pasca reformasi
adalah diperkenankannya konversi cabang bank umum konvensional menjadi
cabang syariah. Perbankan syariah sebagai alternatif dari sistem perbankan
4
konvensional yang diharapkan dapat menggerakkan sektor riil (moneter based
economy), karena itu perbankan syariah memerlukan pengaturan khusus. Aturan
tersebut harus dapat menampung berbagai kepentingan tidak saja umat Islam,
tetapi juga non Muslim karena perbankan syariah bersifat universal. Seperti
layaknya sebuah produk barang, perbankan syariah mulai dikeputusani oleh
semua kalangan konsumen (baik Muslim maupun non Muslim) di Indonesia.
Konsumen mempunyai alasan-alasan tertentu atau faktor-faktor yang
mempengaruhi mereka untuk mengambil keputusan dalam menetapkan pilihan
pada bank syariah.
Sistem perbankan syariah memiliki kesamaan dengan sistem perbankan
konvensional dalam hal mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam
bisnis keuangan. Namun keduanya memiliki perbedaan dalam hal sistem balas
jasa yang diberikan kepada para nasabah. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip
balas jasanya masing-masing, kedua sistem perbankan ini bersaing bebas dalam
pasar uang dimana jutaan nasabah diperebutkan dengan berbagai strategi Bisnis
perbankan syariah tidak saja dilakukan oleh bank-bank yang murni berbasis
syariah, tetapi hampir seluruh Bank Konvensional juga membuka bisnis
perbankan syariah ini. Dengan banyaknya bisnis perbankan di Kota Jambi,
masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam mengelola dananya. Baik Bank
Syariah maupun Bank Konvensional menawarkan begitu banyak fasilitas
pelayanan, promosi dan produk yang sangat memanjakan para nasabahnya.
Kondisi persaingan bisnis perbankan ini mendorong setiap bankir untuk mencari
5
berbagai strategi pelayanan terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan
mempertahankan nasabah yang telah ada.
Hubungan antara perkembangan sector keuangan diartikan sebagai
peningkatan volume produk dan jasa perbankan dan lembaga-lembaga
intermidiasi lainya serta transaksi keuangan dipasar modal dan pertumbuhan
ekonomi telah lama menjadi objek penelitian dalam bidang ilmu ekonomi
pembangunan. Sektor keuangan memainkan peran penting dalam mendorong
pertumbuhan berbagai sector ekonomi. Ini dikarenakan lembaga perbankan
mampu memobilisasi surplus modal dari pihak ketiga untuk diinvestasikan ke
berbagai sector ekonomi yang membutuhkan pembiayaan. Ketika sektor keuangan
bertumbuh secara baik maka akan semakin banyak sumber pembiayaan yang
dapat dialokasikan ke sektor-sektor produktif dan akan semakin bertambah
pembangun fisik modal yang bisa diciptakan yang nantinya akan berkontribusi
positif terhadap pertumbuhan ekonomi.4
Pertumbuhan dan kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif
terhadap kinerja ekonomi suatu Negara. Sektor keuangan bias menjadi sumber
utama pertumbuhan sektor ril ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak
ketiga perbankan yang dialokasikan pada sektor-sektor ril maka akan semakin
berkurang tingkat pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian.5
Permasalahan bangsa identik dengan permasalahan umat Islam.
Permasalahan bangsa yang utama dewasa ini adalah kemiskinan dan
4 Amir, Machmud dan Rukmana.Bank SyariahTeori, KebijaknadanStudi. Empiris di
Indonesia, (Jakarta :Erlangga, 2010), hlm 59. 5Ibid
6
pengangguran. Peraih nobel ekonomi Joseph Estigliz berpendapat bahwa
pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak berpihak pada masyarakat
miskin.Pemerintah masih harus menjadikan kemiskinan dan pengagguran sebagai
masalah utama yang harus dibenahi, terutama setelah Indonesia berhasil
memulihkan diri dari krisis ekonomi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional
mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah
dalam aktivitas ekonomi tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional.
Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan nasional di indonesia
diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian nasional. Perbedaan
mendasar antara perbankan syariah dan konvensional terletak pada prinsip-prinsip
dalam transaksi keuangan dan operasional.
Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah: 1).
kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja yang penuh dan tingkat
pertumbuhan yang optimum, 2). keadilan sosial-ekonomi dan distribusi
pendapatan serta kekayaan yang merata, 3). stabilitas mata uang, 4). mobilisasi
dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengambilan yang adil, dan 5).
pelayanan yang efektif. Di bawah ini adalah perkembangan perbankan syariah
berdasarkan data statistik Kota Jambi: hingga tahun 2017 terdapat 19 unit kantor
perbankan syariah yaitu:
Tabel 1.1
Perkembangan Perbankan Syariah Kota Jambi
No. Kantor Perbankan Syariah Jumlah Unit
7
1. BRI Syariah 2 Unit
2. Bank Syariah Mandiri 4 Unit
3. BNI Syariah 2 Unit
4. Bank Muamalat 3 Unit
5. Bank Mega Syariah 5 Unit
6. CIMB Niaga Syariah 1 Unit
7. BTPN Syariah 2 Unit
Total 19 Unit
(Sumber: BPS Kota Jambi, 2018)
Perbankan syariah baru mulai dirasakan manfaatnya setelah krisis
ekonomi melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997.
Peristiwa ini sekaligus membuktikan tentang betapa besar dampak negatif sistem
bunga yang di terapkan pada bank konvensional terhadap inflasi, produksi,
investasi, pengangguran dan kemiskinan hingga mampu memporak-prandakan
hampir semua aspek sendi kehidupan ekonomi dan sosial politik negara kita.
Perkembangan perbankan syariah Kota Jambi dari tahun 2011-2016 berdasarkan
data yang terdapat di Badan Pusat Statistik Kota Jambi adalah:
Tabel 1.2
Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi
Tahun Jumlah Bank Jumlah Kantor
2009 4 4
2010 4 5
8
2011 5 6
2012 7 8
2013 8 10
2014 9 19
2015 9 19
2016 9 19
(Sumber: BPS Kota Jambi, 2018)
Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum
dapat memproleh pekerjaan tersebut. Angka pengangguran adalah persentase
jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Penduduk yang sedang
mencari pekerjaan tetapi sedang tidak mempunyai pekerjaan disebut penganggur.
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh
negara berkembang salah satunya negara indonesia. Tingginya tingkat
pengangguran dalam suatu negara dapat membawa dampak negatif terhadap
perekonominan negara tersebut. Angka pengangguran yang rendah dapat
mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta dapat mencerminkan
adanya peningkatan kualitas taraf hidup penduduk dan peningkatan pemerataan
pendapatan, oleh karena itu kesejahteraan penduduk meningkat. Berikut jumlah
tingkat pengangguran kota jambi dari tahun 2011-2015 berdasarkan data statistik
Kota Jambi adalah:
Tabel 1.3
Jumlah Pengangguran di Kota Jambi
9
Tahun Persentase Pengangguran (%)
2009 8,64
2010 8,01
2011 7,82
2012 5,95
2013 4,53
2014 4,69
2015 3,32
2016 3,21
(Sumber: BPS Kota Jambi, 2018)
Namun dengan meningkatnya jumlah lembaga keuangan syariah di
Provinsi Jambi tingginya tingkat pengangguran masih saja tetap terjadi, tingginya
tingkat pengangguran merupakan masalah yang banyak dialami oleh banyak
Negara, termasuk Negara kita Indonesia. Begitu seriusnya masalah ini sehingga
dalam setiap rencana-rencana pembangunan ekonomi masyarakat, selalu
dikatakan dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun peningkatannya tetap saja terjadi.6
Kota Jambi tetap menjadi daerah dengan tingkat pengangguran paling
tinggi di Provinsi jambi, setelah itu adalah Kabupaten Muaro Bungo.sejumlah
pembiayaan UMKM selama ini belum mampu menyerap angka tenaga kerja baru
sesuai harapan masyarakat dan pemerintah. Berdasarkan permasalahan di atas,
6 Naf’an, Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syariah. ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014) hlm.
136.
10
maka penulis tertari menelitinya lebih lanjut dalam bentuk skripsi berjudul:
ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH
TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN KOTA JAMBI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh perkembangan bank
syariah di Kota Jambi terhadap tingkat pengangguran di Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dikaji dari aspek dampak perkembangan bank syariah
khususnya jumlah kantor perbankan syariah yang beroperasi di Kota Jambi
terhadap tingkat pengangguran di Kota Jambi tahun 2011-2016.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah kemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perkembangan bank syariah di
Kota Jambi terhadap tingkat pengangguran di Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Dengan tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka diharapkan ada beberapa
kegunaan yang akan dapat diambil, yaitu:
11
a. Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini, penulis sangat berharap dapat memperdalam
ilmu pengetahuan tentang bagaimana pengaruh perkembangan lembaga
keuangan bank terhadap tingkat pengangguran di kota Jambi.
b. Lembaga keuangan syari’ah
Diharapkan hasil penelitian ini, akan meningkatkan pemahaman pelaku
lembaga keuangan syari’ah dalam peran mereka terhadap tingkat
penganggurandi Indonesia, khususnya kota Jambi.
c. Pembaca
Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya,
terutama tentang tema-tema yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
E. Kerangka teori
1. Perbankan Syariah
Perbankan syariah sesungguhnya adalah suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Prinsip yang dianut oleh
sistem perbankan syariah merujuk pada kaidah muamalah dimana manusia bebas
(diperbolehkan) untuk melakukan beragam aktifitasnya kecuali terhadap hal-hal
yang menurut Al Quran, Hadist dan pendapat umum para ulama dinyatakan
dilarang. Ini berarti transaksi bisnis apa pun pada umumnya dibenarkan sepanjang
tidak mengandung unsur bunga (riba), spekulasi (maysir) dan tipu
muslihat/keraguan (gharar)7.
7 Zainul Arifin, Keunikan Sistem Operasi Bank Syariah Dibanding Bank Konvensional,
(Jakarta: Majalah Pengembangan Perbankan,1999), Ed. No. 75.
12
Seperti diketahui pada bank syariah, sistem yang digunakan adalah bagi hasil
pada akhir tahun (bukan sistem bunga). Dan return yang diberikan kepada
nasabah pemilik dana pun ternyata lebih besar daripada bunga deposito pada bank
konvesional. Itulah antara lain yang menjadi alasan mengapa bank berdasarkan
prinsip syariah tidak terpengaruh dengan krisis yang terjadi.Perkembangan sistem
ekonomi syariah dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia terlihat semakin
pesat. Fenomena bank syariah di Indonesia dimulai dengan berdirinya Bank
Muamalat Indonesia yang operasinya diresmikan pada 1 Mei 1992. Bank
Muamalat Indonesia merupakan Bank Syariah pertama di Indonesia. Kemudian
Bank Syariah Mandiri (BSM) yang merupakan hasil konversi sistem operasi
perbankan dari konvensional ke sistem syariah yang pada 19 November 1999
resmi mengikuti Bank Muamalat dalam menerapkan sistem syariah. Melalui
dengan Dual Banking System, artinya suatu badan usaha perbankan memiliki dua
sistem operasinal sekaligus yaitu konvensional dan syariah, pertumbuhan lembaga
perbankan syariah semakin meningkat. Ada beberapa bank umum syariah saat ini
yang awalnya hanya membuka Unit Usaha Syariah lalu kemudian
bermetamorposis menjadi Bank Umum Syariah diantaranya misalnya BNI
Syariah dan BRI Syariah. Proses pembentukan bank syariah di Indonesia
setidaknya melalui tiga cara, yaitu:
a. Mendirikan bank syariah secara langsung dengan full sistem syariah seperti
halnya Bank Muamalat Indonesia (BMI),
13
b. Melakukan konversi dari bank konvensional ke bank syariah. Inipun biasanya
menggunakan full sistem syariah. Hal ini terjadi pada Bank Syariah Mandiri
(BSM) yang awalnya adalah bank konvensional, dan
c. Membuka divisi syariah, biasanya adalah bank konvensional yang tertarik
melakukan transaksi syariah, hal ini dilakukan dengan cara membuka divisi
syariah dengan menggunakan dual banking system. Langka strategis
pengembangan perbankan syariah yang berupa pemberian izin kepada bank
umum konvensional untuk membuka kantor cabang Unit Usaha Syariah
(UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah melalui
perubahan Undang-Undang perbankan No. 10 tahun 1998 yang mengatur
tentang landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syariah berdampak signifikant terhadap
pertambahan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
Dalam sejarahnya perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir pada
tahun 1963. Selanjutnya pada tahun 1974 negara-negara yang tergabung dalam
Organisasi Konferensi Islam (OKI) sepakat untuk mendirikan Islamic
Development Bank (IDB) yang salah satu usaha utamanya adalah menyediakan
jasa finansial berbasis fee dan profit sharing bagi negara-negara anggota dan
secara eksplisit menyatakan dirinya sebagai bank yang berdasarkan pada syariah
Islam.Terdapat sejumlah perbedaan karakteristik yang sekaligus merupakan
keunggulan bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional. Pada bank
syariah hubungan antara bank dan nasabahnya tidak berupa hubungan debitor-
14
kreditor tetapi lebih kepada hubungan partisipasi dalam menanggung risiko dan
menerima hasil dari suatu perjanjian usaha.
Pada bank syariah pinjaman tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, tetapi
dalam bentuk kerja sama atas dasar kemitraan, seperti mudharabah,
musyawarakah atas dasar jual beli (murabahah), atau atas dasar sewa (ijarah).
Menghasilkan keuntungan atau laba bukan merupakan tujuan utama, karena bank
syariah selalu berupa agar sumber dana yang dimilikinya dapat dimanfaatkan
guna membangun kesejahteraan masyarakat. Hal ini sangat berkaitan erat dengan
pandangan Islam terhadap fungsi uang, dimana dana (uang) hanya digunakan
sebagai alat pembayaran dalam transaksi bisnis dan bukan merupakan komoditi
yang layak untuk diperdagangkan, sehingga Islam dengan tegas melarang usaha
untuk menghasilkan uang dari uang.
Tidak seperti bank konvensional pada umumnya, bank syariah memiliki
tanggung jawab sosial dan berkewajiban untuk mengeluarkan zakat serta
mengelolanya (menghimpun, mengelola dan mendistribusikan). Hal ini
merupakan fungsi dan peran yang melekat pada institusi bank syariah. Bahkan
para pemrakarsa bank syariah pernah mengemukakan “do not call Islamic
banking, if do not touch the grass root”. Hal ini mengandung pengertian, bahwa
bank syariah harus mempunyai komitmen untuk ikut serta mendorong masyarakat
kepada kehidupan yang lebih baik melalui aktifitasnya melakukan mobilisasi
15
dana-dana sosial (zakat, infaq, shadaqah) serta mendidik masyarakat untuk
mengelola dana yang mereka miliki secara benar8.
2. Pengangguran
Secara umum, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau
sedang dalam mencari kerja atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu
sebelum pemecatan dan berusaha untuk memperoleh pekerjaan. Tingkat
pengangguran adalah perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Menurut Sakernas (Survey
Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan antara lain
sebagai berikut:9
a. Mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja
b. Mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam rangka untuk mempersiapkan suatu usaha atau pekerjaan
yang baru
c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dalam
mendapatkan pekerjaan, hal ini disebut dengan penganggur putus asa
d. Mereka yang telah memiliki pekerjaan, namun belum mulai bekerja.
Pengangguran dikelompokkan dalam beberapa macam yang antara lain
sebagai berikut:
a. Jenis-jenis pengangguran berdasarkan jumlah jam kerja. Menurut jam kerja,
pengangguran dibedakan menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut
8Ahmad Rodoni (dkk), Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta Timur: Bestari Buana Murni,
2008), hlm, 73. 9 Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2008), hlm. 19.
16
1) Pengangguran terselubung, adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optikal karena sesuatu alasan tertentu.
2) Pengangguran terbuka, adalah pencari kerja yang sedang mencari
pekerjaan
3) Setengah pengangguran, adalah para pekerja yang bekerja dibawah jam
kerja normal
4) Pengangguran terpaksa (involuntary), adalah seseorang yang bersedia
bekerja untuk suatu pekerjaan tertentu dengan upah tertentu, tetapi
sebenarnya pekerjaannya tidak ada.
5) Pengangguran sukarela (voluntary), adalah pengangguran yang disebabkan
para pekerja tidak mau menerima suatu pekerjaan dengan upah yang
berlaku di pasar atau pekerja rela melepas pekerjaannya dengan alasan
mungkin memperoleh penghasilan dari harta kekayaan mereka seperti
menyewakan rumah, kendaraan, dan menikmati warisan.
6) Pengangguran bruto, ialah gabungan pengangguran terbuka dengan
setengahnya pengangguran.
b. Jenis-jenis pengangguran berdasarkan faktor-faktor penyebabnya. Menurut
Sadono Sukirno, berdasarkan dari penyebab pengangguran dapat dibedakan
sebagai berikut10:
1) Pengangguran friksional, adalah pengangguran yang terjadi karena
terdapat sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka
perekonomian itu dipandang sudah mencapai kesempatan kerja penuh.
10Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam ..., hlm. 28.
17
Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan dengan
pengangguran friksional.
2) Pengangguran siklikal, adalah pengangguran yang terjadi karena adanya
kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan
kerja, yang disebabkan dari kondisi geografis, informasi, dan dari proses
perekrutan yang panjang.
3) Pengangguran struktural, adalah pengangguran yang terjadi karena adanya
perubahan struktur perekonomian yang umumnya negara berusaha dalam
mengembangkan perekonomian dalam pola agraris ke industri.
4) Pengangguran teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena
penggunaan mesin dan kemajuan teknologi. Hal ini ditimbulkan dari
adanya pergantian negara manusia oleh mesin0mesin dan bahan kimia.
c. Jenis-jenis pengangguran berdasarkan ciri-cirinya
Berdasarkan ciri-ciri pengangguran, pengangguran dibedakan dalam
beberapa macam antara lain sebagai berikut:11
1) Pengangguran terbuka,adalah pengangguran yang terjadi karena lowongan
pekerjaan yang lebih rendah dan pertambahan tenaga kerja. Akibatnya,
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat
memperoleh pekerjaan.
2) Pengangguran tersembunyi,adalah pengangguran yang terjadi karena
kelebihan tenaga kerja yang digunakan. Contohnya iala pelayan restoran
11Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam ..., hlm. 29.
18
yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan
anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
3) Pengangguran musiman,ialah pengangguran yang terjadi karena faktor
kondisi iklim yang biasanya disektor pertanian dan perikanan karena pada
musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan
dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau para petani tidak dapat
mengerjakan tanahnya
4) Pengangguran menganggur,adalah pengangguran yang hanya bekerja satu
sampai dua hari seminggu atau satu sampai empat jam sehari.12
3. Kontribusi Perbankan Syariah bagi Pengentasan Pengangguran melalui Penyerapan Tenaga Kerja UMKM
Dunia ekonomi dalam Islam adalah dunia bisnis atau investasi sebagai
salah satu bentuk ibadah manusia untuk kesejahteraan umat dan mencapai falah
(kemenangan dunia dan akhirat). Pilar utama ekonomi Islam adalah menciptakan
sistem yang mendukung iklim investasi dengan adanya zakat sebagai alat
disinsentif atas penumpukan harta, larangan riba untuk mendorong optimalisasi
investasi, dan larangan maysir atau judi dan spekulasi untuk mendorong
produktivitas atas setiap investasi. Oleh karena itu, ekonomi Islam adalah
ekonomi bercorak ekonomi riil yang tidak mengenal adanya dikotomi sejajar
sektor riil dan sektor moneter atau keuangan. Sektor keuangan merupakan
pendorong dan pendukung kelancaran kegiatan produktif di sektor riil.13 Seperti
firman Allah dalam Surat Al-Jummuah ayat 10 yang menjelaskan:
12Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam ...., hlm. 20. 13Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, , hal. 246.
19
ُروا فِّي اْلْرضِّ َواْبتَغُ يَتِّ الصهالةُ فَاْنتَشِّ نْ فَإِّذَا قُضِّ ِّ وا مِّ َواْذُكُروا فَْضلِّ َّللاه
َ َكثِّيًرا لَعَلهُكْم تُْفلُِّحوَن ) (10: سورة الجمعةَّللاهArtinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi: dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” 14
Islam telah menjadikan filsafah ekonominya berpihak pada upaya untuk
menjalankan aktivitas perekonomian dengan berpegang kepada pemerintah dan
larangan Allah yang didasarkan pada kesadaran adanya hubungan manusia dengan
Allah SWT. Dengan kata lain, Al-Qur`an menjadikan ide yang dipergunakan
untuk membangun pengatur urusan kaum muslimin dalam suatu masyarakat.
Mereka juga terikat dengan hukum-hukum syari’at sebagai satu perundang-
undangan, sehingga mereka diberi kebolehan dengan apa yang telah
diperbolehkan oleh Islam kepadanya. Mereka juga terikat dengan ketentuan yang
mengikat mereka yaitu Al-Qur`an. Allah berfirman dalam surat Al-Hasyar ayat 7
sebagai berikut:
ُسوُل فَُخذُوهُ َوَما نََهاُكْم َعْنهُ ... َ إِّنه تَُهوا َواته فَانْ َوَما آتَاُكُم الره َ قُوا َّللاه َّللاه
قَابِّ ) يدُ اْلعِّ (10سورة الحشر: َشدِّ
Artinya: “Dan Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”15
Ekonomi dalam Al-Qur`an telah dibangun dengan berpijak kepada asas
terpenuhinya kebutuhan tiap orang sebagai individu atau masyarakat yang hidup
dalam suatu komunitas tertentu serta asas bekerja untuk mendapatkann
kebahagiaan dalam rangka memenuhi apa saja yang memuaskan kebutuhan.
14Q.S. Jummuah: 10 15Q.S. Al-Hasyar: 7
20
Salah satau perbakan ekonomi usaha umat Islam, maka perbankan
menyalurkan pembiayaan. Menurut Rifaat Ahmad Abdul Karim, dikutip
Antonio 16 , pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit.
Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena bank
syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam
penyaluran dananya kepada yang membutuhkan. Bank syariah menyalurkan
dananya kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sifat pembiayaan bukan
merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank kepada
nasabah dalam melakukan usaha.17
Keberadaan Perbankan Syariah dan UMKM sudah terbukti cukup mampu
menjadi katup penyelamat dalam krisis ekonomi dan mendorong laju
pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Meskipun jumlah bank
umum syariah dan jaringan kantornya untuk melayani seluruh UMKM masih jauh
dari cukup (rata-rata 1 kantor bank syariah melayani 35.000 UMKM), hal ini juga
merupakan pangsa pasar perbankan syariah yang strategis. Apalagi kebaradaan
bank-bank konvensional masih dominan, jumlah skim kredit untuk UMKM belum
16Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: gema Insani,
2001), hlm. 160. 17Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 106.
21
tersalurkan, karena keterbatasan kemampuan teknis dan nonteknis yang dimiliki
oleh UMKM, dan hambatan lainnya.18
Kondisi perlakuan kalangan perbankan terhadap pelaku UMKM –
khususnya usaha mikro -- tidak berubah semenjak tahun 2001 hingga sekarang.
Pada tahun yang sama, penulis memaparkan temuan M. Firdaus, dkk,19 tentang
beberapa alasan pelaku usaha mikro (khususnya kaum perempuan usaha kecil-
mikro) mengalami kesulitan akses permodalan ke bank. Pertama, letak lokasi
kelompok pengusaha mikro jauh dari perbankan. Kedua, kegiatan usahanya masih
kecil, sehingga dana tambahan yang diperlukan masih kecil. Sementara pihak
perbankan tidak melayani kredit dalam jumlah yang kecil karena dianggap tidak
efesien. Ketiga, administrasi keuangan pelaku usaha mikro dinilai belum dikelola
sesuai dengan standar pembukuan perbankan. Keempat, keterbatasan dalam
kepemilikan aset yang secara formal dapat dipakai sebagi jaminan kredit
(kolateral).
Pembiayaan syariah dewasa ini dengan dukungan sistem bagi hasil yang
nirjaminan. Peranan Laporan Keuangan sebagai basis bagi hasil dengan tanpa
agunan adalah mutlak diperlukan. Demikian juga bagi bank non syariah untuk
mengambil keputusan pemberian kredit salah satunya yang utama adalah perlunya
laporan keuangan dari calon debiturnya yang sebagian besar adalah UMKM.20
18Dini Arwati, “Peran Strategis Ekonomi Berbasis Syariah Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Ditinjau Dari Penerapan Akuntansi Syariah
dengan Akuntansi UMKM”, Jurnal Ekono Insentif Kopwil4, Volume 4 No. 1, (Juli 2010), hlm. 2. 19 Yustinus Prastowo, dkk., Ketimpangan Pembangunan Indonesia dari Berbagai Aspek,
(Jakarta: INFID, 2014), hlm. 98. 20Dini Arwati, “Peran Strategis Ekonomi..., hlm. 9.
22
Salah satu fungsi bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkan dana. Kebutuhan dana oleh masyarakat akan lebih mudah diberikan
oleh bank apabila, masyarakat yang memmbutuhkan dana dapat memenuhi semua
persyaratan yang diberikan oleh bank. Menyalurkan dana merupakan aktivitas
yang sangat penting bagi bank. Karena bank akan memperoleh pendapata satas
dana yang disalurkan. Pendapat tersebut dapat berupa pendapatan bunga untuk
bank konvensional, dan bagi hasil atau lainnya untuk bank syariah. Pendapatan
yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah meripakan
pendapatan yang terbesar di setiap bank, sehingga penyaluran dana kepada
masyarakat menjadi sangat penting bagi bank.21
Salah satu jenis bank di Indonesia yang menyalurkan dana kepada
masyarakat adalah bank syariah. Jenis pembiayaan yang disalurkan di antaranya
pembiayaan murabahah. Pembiayaan Murabahah pembiayaan berakad jual beli
adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara Bank Syariah dengan
nasabah, dimana Bank Syariah menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan
atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya kemudian proses
pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang
harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang modal dan
mark-up yang telah disepakati.22
Menurut Adiwarman Karim Murabahah (al-Murabahah) lebih dikenal
sebagai Murabahah saja, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah
transaksi jual-beli dimana Bank Syariah menyebut jumlah keuntungannya. Bank
21Ismail, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 5. 22 Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,
(Yogyakarta: UII Press, 2006), hlm. 8.
23
Syariah bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua belah pihak
harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual
dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah
selama berlakunya akad. Dalam perbankan, Murabahah selalu dilakukan dengan
cara pembayaran cicilan.23
Dunia ekonomi dalam Islam adalah dunia bisnis atau investasi sebagai salah
satu bentuk ibadah manusia untuk kesejahteraan umat dan mencapai falah
(kemenangan dunia dan akhirat).24 Seperti firman Allah dalam Surat Al-Jumu’ah
ayat 10 yang menjelaskan:
ُروا فِّي اْلْرضِّ َواْبتَغُ يَتِّ الصهالةُ فَاْنتَشِّ نْ فَإِّذَا قُضِّ ِّ وا مِّ َواْذُكُروا فَْضلِّ َّللاه
َ َكثِّيًرا لَعَلهُكْم تُْفلُِّحوَن ) (10الجمعة: سورةَّللاهArtinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi: dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” 25
Dalam Islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan
nilai-nilai moral, sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan
kebajikan tidaklah bersifat islami. Di Indonesia, saat ini kontribusi ekonomi Islam
atau ekonomi syariah besar andilnya bagi perkembangan ekonomi masyarakat,
termasuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Perkembangan UMKM
di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai persoalan sehingga menyebabkan
lemahnya daya saing terhadap produk impor. Persoalan utama yang dihadapi
23 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo,
2004), hlm. 88. 24Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, hal. 246. 25Q.S. Jummuah: 10
24
UMKM, antara lain permodalan, keterbatasan infrastruktur dan akses pemerintah
terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan. Dengan
segala persoalan yang ada, potensi UMKM yang besar itu menjadi terhambat.
Meskipun UMKM dikatakan mampu bertahan dari adanya krisis global namun
pada kenyataannya permasalahan-permasalahan yang dihadapi sangat banyak dan
lebih berat. Hal itu dikarenakan selain dipengaruhi secara tidak langsung krisis
global tadi, UMKM harus pula menghadapi persoalan domestik yang tidak
kunjung terselesaikan seperti masalah upah buruh, ketenaga kerjaan dan pungutan
liar, korupsi dan lain-lain.26 Dari data Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Provinsi Jambi, maka jumlah UMKM di Provinsi Jambi tahun 2016
sebanyak 98.105 unit dan Kota Jambi sebanyak 12.686 unit.27
Sejak masa Orde Baru di Indonesia, pembangunan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) mutlak diperlukan dalam upaya membangun perkonomian
nasional karena merupakan amanat konstitusi. Keberpihakan pemerintah terhadap
UMKM semakin jelas, di mana pemerintah terus berupaya meningkatkan peran
dan kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah dalam perkonomian nasional.
Upaya-upaya yang dilakukan antara lain, dengan menetapkan bahwa pemerataan
hasil pembangunan harus mencakup program memberikan kesempatan kepada
usaha kecil untuk memperluas dan mengatur usahanya, dengan jalan memperkuat
permodalan, meningkatkan ketrampilan dan membantu pemasaran hasil
produksinya.28
26Dini Arwati, “Peran Strategis Ekonomi…op. cit., hal. 1. 27Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jambi Tahun 217 28Ibid., hal. 2.
25
Membangun usaha mikro adalah salah satu wujud nyata dari
pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan. Didalam tatanan perekonomian
Indonesia ekonomi kerakyatan merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dan
telah terbukti menjadi pengaman perekonomian nasional dimasa krisis serta
menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Paradigma
pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini lebih
mengarah pada upaya penciptaan kemandirian, pertisipasi, daya inovasi dan
kreativitas pelaku Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dalam
hal ini pemerintah berfungsi sebagai motivator dan fasilitator yang tujuannya
adalah mencapai kemandirian, kematangan dan kedewasaan Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam menghadapi persaingan usaha yang
semakin kompleks.29
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini yaitu asset max 50 jt dan omzet max 300 jt.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
29Dinas Koperasi dan UMKM Kota Jambi, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Koperasi,
UMKM, (Kota Jambi: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Jambi, 2013), hal. 1.
26
dalam Undang-Undang ini yaitu asset > 50 jt - 500 jt dan omzet > 300 jt - 2,5
M.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini yaitu asset > 500 jt - 10 M dan
omzet > 2,5 M - 50 M.30
Menurut Priyono, dikuti Jaa Sriyana31, pemberdayaan masyarakat adalah
sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Dalam
kerangka pikiran itu, upaya memberdayakan masyarakat, dapat dilihat dari tiga
sisi.
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering).
Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya
menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata,
dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan
30 Anonim, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), (Yogyakarta: Pustaka Mahardika, 2008), hal. 7. 31 Lihat Jaka Sriyana,Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi
Kasus di Kabupaten Bantul, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2010), hal. 79.
27
akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat
masyarakat menjadi makin berdaya.
c. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin
tergantung pada berbagai program pemberian (charity) karena pada dasarnya
setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya
dapat dipertukarkan dengan pihak lain.
Menurut Jaka Sriyana32, Peran BSM Jambi dalam hal ini Dinas Koperasi
dan UMKM bagi pengembangan UMKM adalah kemudahan dalam Akses
Permodalan. Faktor modal juga menjadi salah satu sebab tidak munculnya usaha-
usaha baru di luar sektor ekstraktif. Oleh sebab itu dalam pemberdayaan UKM
pemecahan dalam aspek modal ini penting dan memang harus dilakukan.
Salah satau perbakan ekonomi usaha umat Islam, maka perbankan
menyalurkan pembiayaan. Menurut Rifaat Ahmad Abdul Karim, dikutip
Antonio 33 , pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit. Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal,
karena bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional
dalam penyaluran dananya kepada yang membutuhkan. Bank syariah
menyalurkan dananya kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sifat
pembiayaan bukan merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang
diberikan bank kepada nasabah dalam melakukan usaha.34
32Ibid..,hal. 98-102 33Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, hal. 160. 34Ismail, Perbankan Syariah, hal. 106.
28
Kondisi perlakuan kalangan perbankan terhadap pelaku UMKM –
khususnya usaha mikro -- tidak berubah semenjak tahun 2001 hingga sekarang.
Pada tahun yang sama, penulis memaparkan temuan M. Firdaus, dkk,35 tentang
beberapa alasan pelaku usaha mikro (khususnya kaum perempuan usaha kecil-
mikro) mengalami kesulitan akses permodalan ke bank. Pertama, letak lokasi
kelompok pengusaha mikro jauh dari perbankan. Kedua, kegiatan usahanya masih
kecil, sehingga dana tambahan yang diperlukan masih kecil. Sementara pihak
perbankan tidak melayani kredit dalam jumlah yang kecil karena dianggap tidak
efesien. Ketiga, administrasi keuangan pelaku usaha mikro dinilai belum dikelola
sesuai dengan standar pembukuan perbankan. Keempat, keterbatasan dalam
kepemilikan aset yang secara formal dapat dipakai sebagi jaminan kredit
(kolateral).
E. Tinjauan Pustaka
Studi relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (peneliti-
penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang
diteliti. Di bawah ini adalah tiga penelitian yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini, yaitu:
Nama
Peneliti
Judul penelitian Metode Kesimpulan penelitian
Nurul Fitri Dampak perkembangan
usaha mikro kecil dan
menengah terhadap
tingkat pengangguran kota
Deskriptif
Kuantitatif
Bahwa UMKM
berpengaruh terhadap
pengangguran kota
jambi
35Yustinus Prastowo, dkk., Ketimpangan Pembangunan Indonesia dari Berbagai Aspek, hal.
98.
29
Nama
Peneliti
Judul penelitian Metode Kesimpulan penelitian
jambi
Abdullah
suhari
Ekonomi islam sebagai
solusi mengatasi krisis
ekonomi dan
pengangguran
Deskriptif
Kualitatif
Sistem ekonomi Islam
memiliki pengaruh
dalam mngatasi
permasalahan krisis
ekonomi.
Ali Rama Hubungan dinamis antara
perbankan syariah dan
perkembangan tingkat
pengangguran di
Indonesia dengan
menggunakan uji VECM
Deskriptif
Kuantitatif
Terdapat hubungan
jangka panjang antara
sector perbankan
syariah dengan tingkat
pengangguran di
Indonesia.
Sasmita
Vinda
Analisis Kontribusi
Perbankan Syariah
Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia
Deskriptif
Kuantitatif
Penelitian ini
menemukan bahwa
terdapat hubungan
jangka panjang antara
sector perbankan
syariah dengan
pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
Indah Gita
Cahyani
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Pengangguran Terdidik di
Sulawesi Selatan
Deskriptif
Kuantitatif
Variabel upah
minimum berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap tingkat
pengangguran terdidik
di Sulawesi selatan,
dengan demikian
hipotesis terbukti.
30
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Lokasi penelitian ini di Kota Jambi, dengan alasan masih dihadapkan pada
permasalahan analisis dampak perkembangan bank syariah terhadap tingkat
pengangguran di Kota Jambi yang mendapatkan pembiayaan sejak tahun 2011-
2016, dan permasalahan ini belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, di
samping kemudahan akses data dari lapangan.
B. Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan kasus pembahasan yang dipilih, maka pada penelitian ini
penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian jenis
deskriptif, yaitu berusaha menyajikan fakta-fakta yang objektif sesuai dengan
kondisi yang terjadi pada saat penelitian dilakukan36. Dalam pencapaian hasil
yang maksimal, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk
mendapatkan pemahaman tentang perkembangan perbankan syariah terhadap
tingakt pengangguran Kota Jambi, untuk kemudian memperoleh suatu konsep
yang lebih relevan dengan pendekatan kuantitatif.
C. Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan data data sekunder, yaitu data
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada dan sumber lainya yaitu dengan mengadakan studi
36Sugiyono, Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 599.
31
kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang ada hubunganya dengan obyek
penelitian atau dapat dilakukan dengan menggunakan data dari biro pusat
statistik.37 Data sekunder biasanya merupakan data yang telah tersusun dalam
bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu
daerah, data mengenai produktifitas perbankan syari’ah, data mengenai jumlah
nasabah dan buku-buku yang mendukung penelitian ini.38 Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data yang diambil di Bank Jambi Syari’ah mengenai historis
dan geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini
adalah dokumentasi. Dokumentasi sebagai “cara mencari data mengenai hal-hal
atau variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar,
majalah, notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya.” 39 Teknik ini
ditujukan untuk memperoleh data tentang sejarah pendirian Bank Jambi Syari’ah,
struktur organisasi, jumlah karyawan dan data-data lainnya. Metode ini
dugunakan untuk memudahkan penulis dalam mendapatkan data yang tidak
ditemukan dalam metode wawancara dan observasi.
E. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisa perkembangan perbankan syariah
dan tingkat pengangguran Kota Jambi digunakan rumus :
37Danang Sunyoto, Metodologi Penelitian Akuntansi, (Bandung: PT. RefikaAditama, 2013),
hlm. 21. 38Ibid., hlm. 97. 39Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 231
32
𝑃𝑡𝑒 =𝑃𝑡 − 𝑃𝑡 − 1
𝑃𝑡 − 1× 100%
Dimana :
Pte : Perkembangan variabel
Pt : Perkembangan tahun sekarang
Pt-1 : Perkembangan tahun sebelumnya
2. Uji Hipotesis
a. Regresi Linier Sederhana
Setelah data tentang variabel perkembangan perbankan syariah dan
tingkat pengangguran Kota Jambi yang diperlukan terkumpul, maka data
tersebut akan dianalisis kuantitatif. Data mentah yang dikumpulkan
penulis akan ada gunanya setelah dianalisis. Analisis dalam penelitian
merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting, karena
dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama
dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan ahir
penelitian. Dalam analisis dipisahkan data tekait (relevan) dan data yang
kurang terkait atau sama sekali tidak ada kaitannya. Bagi pencari data
lapangan sangat ditentukan nilainya setelah masuk dalam kegitan analisis
data. Proses analisis dilakukan setelah melalui proses klasifikasi berupa
pengelompokkan/ pengumpulan pengategorian data dalam klas-klas yang
telah ditentukan. Apabila dijumpai data terlalu banyak dan aneka
ragamnya penafsiran maka dapat dimanfaatkan/diperas ke dalam bentuk
tersebut guna menjawab maupun menguji hipotesa. Analisis dalam
kaitannya dengan data adalah pemanfaatan data. Pada dasarnya analisis
33
adalah kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh suatu
kebenaran atau ketidakberan dari suatu hipotesa. Dalam analisis
diperlukan imajinasi dan kreativitas sehingga diuji kemampuan peneliti
dalam menalar sesuatu.40 Persamaan regresi linier sederhana:
TP = α + βPPS + e
Keterangan
TP = Tingkat Pengangguran
α = Koefisien konstan
PPS = Perkembangan Perbankan Syariah
e = Error term
b. Uji t
Uji t diperlukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel
independen secara individu dan variabel dependen signifikan atau tidak
dengan menganggap variabel lainnya konstan.41
Rumus t-test :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑏𝑖 − 𝑏
𝑆𝑏𝑖
Keterangan:
bi = Koefisien variabel independen ke-i
b = Nilai hipotesis nol
Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i
Hipotesis :
40Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2004,
Cet. 4, hlm. 104-106. 41 Joko Subagyo, Op.Cit, hlm. 104-106
34
Ha : β ≠ 0
Ho : β = 0
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ha diterima apabila thitung > ttabel artinya perkembangan perbankan
syariah berpengaruh nyata terhadap tingkat pengangguran.
Ho diterima apabila thitung < ttabel artinya perkembangan perbankan
syariah tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pengangguran.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar
variasi variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu
memberi penjelasan mengenai variasi variabel dependen. Nilai R2
digunakan antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1).
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pemahaman penelitian ini, maka penulis rasa
adannya sistematisasi dalam penulisannya secara runtut sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan pembahasan awal serta pijakan bagi
penelitian ini. Bab I mencakup latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,
kerangka teori serta tinjauan pustaka.
Bab II Bab ini membahas tentang pendekatan penelitian, jenis dan sumber
data, instrumen pengumpulan data, tekhnik analisis data dansistematika
penulisan.
Bab III Memaparkan kondisi dan gambaran umum tentang proses penelitian
35
Bab IV Berisikan pembahasan skripsi, yang di dalamnya membahas jawaban
dari rumusan masalah yang telah ditentukan pada penelitian.
Bab V Bab penutup yang berisikan kesimpulan, saran, dan kata penutup.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan dengan
pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil seminar
proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis
mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data hasil penelitian dalam
waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan
pembimbing sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Adapun jadwal
kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Okto 2017
Nov 2017
Des 2017
Jan 2018
Feb 2018
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Pembuatan
Proposal
x X x
2. Perbaikan
Hasil Seminar
x x
3. Izin riset dan
Pengumpulan Data
x x x x X x x x x x
4. Verifikasi dan
Analisa Data
x x x x
5. Konsultasi
pembimbing
x x x x x
6. Munaqasah dan
Perbaikan Skripsi
x x
7. Penggandaan
Laporan
X x x
Catatan: Jadwal Berubah Sesuai Waktu
xxxvi
xxxvi
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kota Jambi
Jambi sebagai daerah pemukiman atau pemusatan penduduk bahkan sebagai
pusat kedudukan pemerintahan telah berjalan dari masa ke masa. Sejarah Dinasti
Sung menguraikan bahwa Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi) bersemayam di
Chan-pi. Utusan dari Chan-pi datang untuk pertama kalinya di istana Kaisar
China pada tahun 853M. Utusan ke dua kalinya datang pula pada tahun 871M.
Informasi ini menorehkan bahwa Chan-pi (yang diidentifikasikan Prof. Selamat
Mulyana sebagai Jambi) sudah muncul diberita China pada tahun - tahun tersebut.
Dengan demikian Chan-pi atau Jambi sudah ada dan dikenal pada abad ke 9M.
Berita China Ling Pio Lui (890-905M) juga menyebut Chan-pi (Jambi) mengirim
misi dagang ke China.42
Silsilah Raja-raja Jambi tulisan Ngebih Suto Dilago Priayi Rajo Sari
pembesar dari kerajaan Jambi yang berbangsa 12, menulis Putri Selaro Pinang
Masak anak rajo turun dari Pagaruyung dirajakan di Jambi. Dari sebutan Pinang
dalam bahasa Jawa (Sunda) dilapas sebagai Jambe sehingga ditenggarai banyak
orang sebagai asal kata Jambi. Jadi ada perubahan bunyi dan huruf dari Jambe ke
Jambi. Identifikasi ini menginformasikan kata Jambe-Jambi terbuhul pada abad ke
15 yaitu di masa Puteri Selaro Pinang Masak memerintah dikerajaan Jambi Tahun
1460-1480. Raden Syarif (yang kemudian diungkapkan kembali oleh Datuk
Sulaiman Hasan) dari "Riwayat Tanjung Jabung Negeri Lamo" mencatat bahwa
42Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018
xxxvii
Puteri Selaro Pinang Masak mengilir dari Mangun Jayo ke Tanjung Jabung
dipandu oleh sepasang itik besar (Angso Duo) yang mupur ditanah pilih pada
tanggal 28 Mei 1401. Legenda Tanah Pilih ini berbeda versi dengan Ngebi Suto
Dilago. Silsilah Raja-raja Jambi menyebut Orang Kayo Hitam (salah seorang
putera dari pasangan puteri Selaro Pinang Masak dengan Ahmad Barus II/Paduko
Berhalo) yang mengilir mengikuti sepasang itik besak (Angso Duo) atas saran
petuah mertuanya Temenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh.43
Profesor Moh. Yamin mengidentifikasi Jambi berada di sekitar Kantor
Gubernur Jambi di Telanaipura sekarang. Indikasi ini atas dasar mulai dari
kawasan Mesjid Agung Al-falah sampai ke Pematang pinggiran Danau Sipin
terdapat deretan struktur batuan bata candi yang diantaranya menunjukan sebagai
komplek percandian yang cukup besar dikawasan kampung Legok. Tidak tertutup
kemungkinan penemuan tanah pilih oleh sepasang Angso yang mupur tersebut
adalah pembukaan kembali Kota Chan-pi yang ditinggal karena kerajaan
SwarnaBhumi (San-fo-tsi) diserang oleh Singosari dalam peristiwa Pamalayu
tahun 1275M dan pindah ke pedalaman Batang Hari yang kemudian dikenal
sebagai Darmasraya (Sumatera Barat). Dua Puteri Melayu/Darmasraya yaitu Dara
Petak dan Dara Jingga diboyong oleh Mahisa Anabrang ke Singosari pada tahun
1292. Ternyata di saat itu Singosari telah runtuh oleh pemberontak dan kemudian
mendapat serbuan tentara Khu Bilaikhan. Singosari berganti menjadi Majapahit
dengan Rajanya Raden Wijaya. Salah seorang keturunan Puteri melayu itu yaitu
dari pasangan Dara Jingga yaitu Adityawarman kembali ke Darmasraya kemudian
43Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018
xxxviii
mendirikan dan menjadi Raja di Pagaruyung (1347-1375M). Anaknya yang
bernama Ananggawarman meneruskan teratah kerajaan Pagaruyung. Keturunan
Ananggawarman salah satunya adalah Puteri Selaro Pinang Masak yang dirajakan
di Jambi.44
Setelah Orang Kayo Hitam dirajakan pusat kerajaan dipindahkan dari Ujung
Jabung ke Tanah Pilih Jambi disekitar awal abad ke 16. Jadilah Jambi kembali
sebagai tempat kedudukan Pemerintahan. Pangeran Depati Anom yang naik tahta
dikerajaan Jambi bergelar Sultan Agung Abdul Jalil (1643-1665M) pernah
memberikan surat izin untuk mendirikan pasar tempat berjual beli di Muaro
Sungai Asam pada seorang Belanda bernama Beschseven. Izin Sultan tersebut
tertanggal 24 Juni 1657 dimana lokasi yang diizinkan itu kemudian berpindah dari
Muaro Sungai Asam ke sekitar muaro sungai di bawah area WTC Batang Hari
sekarang. Jambi sebagai pusat pemukiman dan tempat kedudukan raja terus
berlangsung. Istana yang dibangun di Bukit Tanah Pilih disebut sebagai istana
tanah pilih yang terakhir sebagai tempat Sultan Thaha Saifuddin dilahirkan dan
dilantik sebagai sultan tahun 1855. Istana Tanah Pilih ini kemudian di bumi
hanguskan sendiri oleh Sultan Thaha tahun 1858 menyusul serangan balik tentara
Belanda karena Sultan dan Panglimanya Raden Mattaher menyerang dan berhasil
menenggelamkan 1 kapal perang Belanda Van Hauten di perairan Muaro Sungai
Kumpeh.45
Dari puing - puing Istana Tanah Pilih oleh Belanda dikuasai dan dijadikan
tempat markas serdadu Belanda. Praktis setelah Sultan Thaha Saifuddin gugur
44Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 45Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018
xxxix
tangga 27 April 1904 Belanda secara utuh menempatkan wilayah kerajaan Jambi
sebagai bagian wilayah kekuasaan Kolonial Hindia Belanda. Jambi kemudian
berstatus Under Afdeling di bawah Afdeling Palembang. Pada Tahun 1906 Under
Afdeling Jambi ditingkatkan sebagai Afdeling Jambi kemudian di tahun 1908
Afdeling Jambi menjadi Kerisidenan Jambi dengan residennya O.L. Helfrich
berkedudukan di Jambi. Sampai masa Kemerdekaan pejabat Residen dari
Keresidenan Jambi berkedudukan di Jambi. Setelah Republik Indonesia di
Proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, berdasarkan berita RI Tahun II No.
07 hal 18 tercatat untuk sementara waktu daerah Negara Indonesia di bagi dalam 8
Provinsi yang masing - masing dikepalai oleh seorang Gubernur diantaranya
Provinsi Sumatera. Provinsi Sumatera ini kemudian pada tahun 1946 dibagi lagi
dalam 3 sub Provinsi yaitu Sub Provinsi Sumatera Utara, Sub Provinsi Sumatera
Tengah dan Sub Provinsi Sumatera Selatan. Keresidenan Jambi dengan hasil
voting dimasikan ke dalam wilayah Sub Provinsi Sumatera Tengah.46
Residen Jambi yang pertama di masa Republik adalah Dr. Asyagap
sebagaimana tercantum dalam pengumuman Pemerintah tentang pengangkatan
residen, Walikota di Sumatera dengan berdasarkan pada surat ketetapan Gubernur
Sumatera tertanggal 03 Oktober 1945 No. 1-X. Pada tahun 1945 tersebut sesuai
Undang-undang no.1 tahun 1945 wilayah Indonesia terdiri dari Provinsi,
Karesidenan, Kewedanaan dan Kota. Tempat kedudukan Residen yang telah
memenuhi syarat, disebut Kota tanpa terbentuk struktur Pemerintahan Kota.
Dengan demikian Kota Jambi sebagai tempat kedudukan Residen Keresidenan
46Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018
xl
Jambi belum berstatus dan memiliki pemerintahan sendiri. Kota Jambi baru diakui
berbentuk pemerintahan ditetapkan dengan ketetapan Gubernur Sumatera No. 103
tahun 1946 tertanggal 17 Mei 1946 dengan sebutan Kota Besar dan Walikota
pertamanya adalah Makalam.47
Mengacu pada Undang-undang No. 10 tahun 1948 Kota Besar menjadi Kota
Praja. Kemudian berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1965 menjadi Kota
Madya dan berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 Kota Madya berubah
menjadi Pemerintah Kota Jambi sampai sekarang. Dengan Undang-undang No. 19
Tahun 1958 Keresidenan Jambi sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Tengah
dikukuhkan sebagai Provinsi Jambi yang berkedudukan di Jambi. Kota Jambi
sendiri pada saat berdirinya Provinsi Jambi telah berstatus Kota Praja dengan
Walikotanya R. Soedarsono. Tanggal penetapan Kota Jambi sebagai Kota Praja
yang mempunyai Pemerintahan sendiri sebagai Pemerintah Kota dengan
ketetapan Gubernur Sumatera No. 103 Tahun 1946 tertanggal 17 Mei 1946 dipilih
dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 16 Tahun 1985 dan
disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi No. 156
Tahun 1986, tanggal 17 Mei 1946 itu sebagai Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi.
(Drs.H.Junaidi.T.Noor.MM).48
Hingga saat ini Kota Jambi telah pernah dipimpin oleh sembilan orang
Walikota, yakni:
a. Makalam 1946 - 1948
b. Muhammad Kamil 1948 - 1950
47Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 48Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018
xli
c. R. Soedarsono 1950 - 1966
d. Drs. Hasan Basri Durin 1966 - 1968
e. Drs. H. Z. Muchtar Daeng Maguna 1968 - 1972
f. H. Zainir Haviz, BA. 1972 - 1983
g. Drs. H. Azhari DS. 1983 - 1993
h. Drs. H. Muhammad Sabki 1993 – 1998.49
Setelah era reformasi, terjadi perubahan struktur Pemerintah Kota Jambi,
yang berdasarkan UU no. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (sebagai
pengganti UU no. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah),
Walikota sebagai Kepala Daerah, didampingi oleh Wakil Walikota.
a. Drs. H. Arifien Manap. MM. & H. Turimin, SE. 1998 – 2008
b. dr. H. R. Bambang Priyanto & M. Sum Indra, SE., MMSI. 2008 – 2013
c. H. Sy. Fasya, ME dan Drs. H. Abdullah Sani, M.Pd.I 2013-2018.50
B. Letak Geografis
Kota Jambi dengan luas wilayah ± 205.38 km² (berdasarkan UU No. 6 tahun
1986), terletak pada kordinat: 01° 30’ 2.98"-01° 7’ 1.07" Lintang Selatan dan
103° 40’ 1.67"-103° 40 0.23" Bujur Timur. Koordinat tersebut menunjukkan
keberadaan Kota Jambi yang terletak di tengah-tengah pulau Sumatera. Secara
geomorfologis Kota Jambi terletak di bagian Barat cekungan Sumatera bagian
selatan yang disebut Sub-Cekungan Jambi, yang merupakan dataran rendah di
Sumatera Timur. Ditilik dari topografinya, Kota Jambi relatif datar dengan
ketinggian 0-60 m diatas permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara
49Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 50Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018
xlii
dan selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai
Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjang
keseluruhan lebih kurang 1.700 km, dari Danau Atas - Danau Bawah (Sumatera
Barat) menuju Selat Berhala (11 km yang berada di wilayah Kota Jambi) dengan
kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai Batanghari membelah Kota Jambi menjadi
dua bagian disisi utara dan selatannya.51
Selama Tahun 2013 rata - rata suhu di Kota Jambi berkisar antara 26,0'C
sampai 27,7'C. Dengan suhu maksimum 34,9'C yang terjadi pada bulan Juni dan
suhu minimum 21,2'C terjadi pada bulan Agustus s/d September. Curah hujan di
Kota Jambi selama Tahun 2012 beragam antara 29,1 mm sampai 326 mm, dengan
jumlah hari hujan antara 10 hari sampai 23 hari perbulannya. (Kota Jambi Dalam
Angka 2014). Kecepatan angin di tiap bulan hampir merata antara 16 knots
hingga 28 knots. sedangkan rata - rata kelembapan udara berkisar 80%-86%.52
C. Visi dan Misi Kota Jambi
Visi Kota Jambi adalah “Terwujudnya Kota Jambi Sebagai Pusat
Perdagangan dan Jasa Berbasis Masyarakat Yang Berakhlak dan Berbudaya”.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan 5 Misi
Pembangunan Kota Jambi periode 2013-2018 sebagai berikut :
a. Membangun Infrastruktur Perkotaan yang Merata dan Berwawasan
Lingkungan.
b. Meningkatkan Perekonomian Kota Berbasis Potensi Lokal menuju
Kemandirian Daerah.
51Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 52Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018
xliii
c. Mewujudkan Masyarakat Kota yang Berkualitas, Berakhlak, Berbudaya dan
Berdaya Saing.
d. Mewujudkan Pemerintahan yang Profesional dan Bersih (Clean Governance)
e. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial, Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat,
Dalam Bingkai Kearipan Lokal.53
Secara khusus pada misi III yaitu mewujudkan masyarakat kota yang
berkualitas, berakhlak, berbudaya dan berdaya saing. Tujuannya adalah
Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Kota Jambi yang berakhlak dan
berbudaya melalui pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata. Sedangkan
sasarannya adalah Terwujudnya peningkatan kualitas pendidikan yang unggul,
terjangkau dan Merata. Hal ini tentu dengan memperhitungkan jumlah hasil
proyeksi penduduk tahun 2013 tercatat penduduk Kota Jambi sebanyak 569.331
jiwa.54
D. Pertumbuhan Perbankan Syariah di Jambi
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini ditandai dengan
peningkatan jumlah kantor cabang dan jenis serta pengembangan asset. Lahirnya
perbankan Syariah di Indonesia dengan beroperasinya Bank Indonesia pada tahun
1992 M yang mempunyai bentuk operasionalisasi jauh berbeda dengan perbankan
konvensional diharapkan akan memenuhi kebutuhan yang sangat urgent bagi
umat Islam di Indonesia dalam menggunakan jasa perbankan secara syariah.
53Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 54Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018
xliv
Sistem perbankan syariah memiliki kesamaan dengan sistem perbankan
konvensional dalam hal mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam
bisnis keuangan. Namun keduanya memiliki perbedaan dalam hal sistem balas
jasa yang diberikan kepada para nasabah. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip
balas jasanya masing-masing, kedua sistem perbankan ini bersaing bebas dalam
pasar uang dimana jutaan nasabah diperebutkan dengan berbagai strategi Bisnis
perbankan syariah tidak saja dilakukan oleh bank-bank yang murni berbasis
syariah, tetapi hampir seluruh Bank Konvensional juga membuka bisnis
perbankan syariah ini. Dengan banyaknya bisnis perbankan di Kota Jambi,
masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam mengelola dananya. Baik Bank
Syariah maupun Bank Konvensional menawarkan begitu banyak fasilitas
pelayanan, promosi dan produk yang sangat memanjakan para nasabahnya.
Kondisi persaingan bisnis perbankan ini mendorong setiap bankir untuk mencari
berbagai strategi pelayanan terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan
mempertahankan nasabah yang telah ada
Perbankan syariah baru mulai dirasakan manfaatnya setelah krisis
ekonomi melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997.
Peristiwa ini sekaligus membuktikan tentang betapa besar dampak negatif sistem
bunga yang di terapkan pada bank konvensional terhadap inflasi, produksi,
investasi, pengangguran dan kemiskinan hingga mampu memporak-prandakan
hampir semua aspek sendi kehidupan ekonomi dan sosial politik negara kita.
Perkembangan bank syariah juga terjadi Kota Jambi hal ini dapat dilihat
dari dengan berdirinya bank-bank yang menggunakan prinsip syariah. Hal ini
xlv
mungkin terjadi karena kota Jambi yang didominasi oleh masyarakat yang
beragama muslim, memiliki keunikan tersendiri terhadap perilaku mengkonsumsi
suatu produk begitu juga dengan memilih suatu bank, masyarakat akan di
pengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya dalam berhubungan
dengan suatu bank. Struktur dan persepsi masyarakat yang sudah terbangun
dengan mayoritas masyarakatnya yang religius sangat memungkinkan terdapatnya
berbagai persepsi yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih bank.
Perkembangan perbankan syariah Kota Jambi dari tahun 2011-2016 berdasarkan
data yang terdapat di Badan Pusat Statistik Kota Jambi adalah:
Tabel 3.1
Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi
Tahun Triwulan Perbankan Syariah
Jumlah Bank Jumlah Kantor
2009
I 3 4
II 3 4
III 3 4
IV 4 4
2010
I 4 4
II 4 5
III 4 5
IV 4 5
2011
I 4 5
II 4 5
III 5 6
IV 5 6
2012
I 5 6
II 6 7
III 7 8
IV 7 8
2013
I 7 8
II 7 9
III 8 10
IV 8 10
xlvi
Tahun Triwulan Perbankan Syariah
Jumlah Bank Jumlah Kantor
2014
I 8 10
II 9 15
III 9 17
IV 9 19
2015
I 9 19
II 9 19
III 9 19
IV 9 19
2016
I 9 19
II 9 19
III 9 19
IV 9 19
(Sumber: BPS Kota Jambi, 2018)
Banyak program dan produk yang ditawarkan dalam perbankan, seperti
pemberian modal bagi masyarakat yang membutuhkan modal usaha, pinjaman
untuk pembelian kebutuhan masyarakat seperti rumah, kendaraan, maupun
kebutuhan yang sesuai dengan standar yang ditentukan, begitu juga dengan
berbagai produk untuk kesejahteraan masyarakat, misalnya produk simpanan yang
memberikan kemudahan dengan aspek keuntungan bagi masyarakat, simpanan
bagi kebutuhan anak-anak dalam kebutuhan pendidikan, kesehatan, maupun jiwa
sebagai bentuk asuransi bank terhadap masyarakat.
E. Perkembangan Pengangguran di Kota Jambi
Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum
dapat memproleh pekerjaan tersebut. Angka pengangguran adalah persentase
jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Penduduk yang sedang
mencari pekerjaan tetapi sedang tidak mempunyai pekerjaan disebut penganggur.
xlvii
Jumlah penduduk Kota Jambi tahun setiap tahunnya mengalami
peningkatkan. Hal ini jika tidak
Top Related