ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH,
JUMLAH UANG BEREDAR DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX
(JII)TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN(IHSG)
DENGAN INFLASI DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA
SYARIAH (SBIS) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PERIODE –
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
HANA LISTIANA
– –
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S-
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
ii
iii
ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH,
JUMLAH UANG BEREDAR DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX
(JII)TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN(IHSG)
DENGAN INFLASI DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA
SYARIAH (SBIS) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PERIODE –
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
HANA LISTIANA
– –
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S-
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iv
v
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hana Listiana
NIM :
Program Studi : S Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul skripsi : Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah,
Jumlah Uang Beredar, dan Jakarta Islamic Index (JII)
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dengan Inflasi dan SBIS sebagai Variabel Intervening
Periode -
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, Mei
Penulis,
Hana Listiana
NIM
vii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Hana Listiana
NIM : - -
Fakultas/ Prodi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/S Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “ Analisis Pengaruh
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar, dan Jakarta Islamic
Index (JII) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Inflasi
dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah sebagai Variabel Intervening Periode
– ” benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak
benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Salatiga, Juli
Yang membuat pernyataan,
Hana Listiana
NIM. - -
viii
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hana Listiana
NIM : - -
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi : S Perbankan Syariah
Judul : Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah,
Jumlah Uang Beredar, dan Jakarta Islamic Index (JII)
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dengan Inflasi dan SBIS sebagai Variabel Intervening
Periode -
Demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila di kemudian hari terbukti
karya saya ini bukan karya sendiri maka saya sanggup menanggung semua
konsekuensinya.
Salatiga, Juli
Penulis,
Hana Listiana
NIM. - -
ix
MOTTO
“Lakukan yang terbaik apapun kamu”
“Apapun yang terjadi , hidup harus terus berjalan”
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakan dan bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna”
An – Najm Ayat -
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dengan bangga saya persembahkan
untuk diri saya sendiri.
Dan Teruntuk Kedua Orangtua ( Bapak Subandi dan Ibu Sriyani)
, adik (Auffa Ubay Fariid ) dan Sahabat-sahabat yang selalu memberikan
dukungan dan semangat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. WR. WB.
Dengan meyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyang, puji
syukur hanya bagi Allah SWT atas segala hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah, Jumlah Uang Beredar, dan Jakarta Islamic Index (JII) terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Inflasi dan SBIS sebagai
Variabel Intervening Periode - ” ini dengan baik. Sholawat serta
salam semogga terlimpahkan pada jujungan Nabi Besar Muhammad SAW,
sahabat dan keluarganya.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa dukungan,
bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini
berlangsung. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
. Dr. Anton Bawono M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
. Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Prodi S -Perbankan Syariah Institut
Agama Islam Negeri Salatiga .
. Dr. Anton Bawono M.Si selaku Dosen Pembimbing atas arahan, motivasi
serta bimbingannya.
. Dr. Anton Bawono M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
. Kedua orang tua saya (Bapak Subandi dan Ibu Sriyani), Adik (Auffa Ubay
Fariid) ,kakak-kakak saya beserta keluarga besar yang telah mendoakan,
xii
memberikan pengorbanan, perjuangan, nasehat, kasih sayang, kesabaran,
pengertian, serta dukungan yang tiada henti.
. Sahabat-sahabat ( Mbak Eka, Mbak Eva,Mbak Nana, Cekaku, Riska,
Westprog, Anisaf, Mbokne, Uyur Squad ), Panutanku ( Annisa, Mbak
Umami, Mas Faisal), Mas Fen yang selalu memberikan motivasi dan
selalu menjadi tempat keluh kesahku. Teman-teman S- Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (IAIN) Salatiga angkatan
terima kasih atas kebersamaan dan kegembiraannya selama kuliah.
. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini
sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk
kepentingan bersama.
Dengan segala rendah hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca semua.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamin.
Salatiga, Mei
Penulis,
xiii
ABSTRAK
Listiana, Hana. . Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang
Beredar, dan Jakarta Islamic Index (JII) terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dengan Inflasi dan Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS) sebagai Variabel Intervening Periode
- . Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program
ssStudi S- Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing Dr.
Anton Bawono, SE,. M.Si.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Fluktuasi Nilai
Tukar, Jumlah Uang Beredar dan Jakarta Islamic Index (JII) terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Inflasi dan SBIS sebagai variabel
intervening. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi berganda sebagai analisis data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk time series data
bulanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia serta
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar, dan Jakarta Islamic Index
(JII), Inflasi dan SBIS di Indonesia pada periode Januari sampai Desember
. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat bantu aplikasi
Eviews .
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap IHSG. Varibel Jumlah Uang
Beredar dan Jakarta Islamic Index (JII) berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap IHSG, sedangkan Inflasi dan SBIS tidak berpengaruh signifikan terhadap
IHSG. Setelah melakukan analisis jalur, variabel Inflasi dan SBIS tidak dapat
memediasi pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar, dan
Jakarta Islamic Index (JII) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kata Kunci : Nilai Tukar Rupiah, JUB, JII, Inflasi, SBIS dan IHSG
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………i
HALAMAN BERLOGO …………………………………………………………..ii
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN .................................................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................................... vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................................ vii
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI .......................................................................... viii
MOTTO .............................................................................................................................. ix
PERSEMBAHAN ................................................................................................................ x
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ xi
ABSTRAK ........................................................................................................................ xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................
E. Sistematika Penelitian ...........................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................................
xv
A. Telaah Pustaka ......................................................................................................
B. Kerangka Teori .....................................................................................................
. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ...........................................................
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah ...........................................................................
. Jumlah Uang Beredar ........................................................................................
. Jakarta Islamic Index ........................................................................................
. Inflasi ................................................................................................................
. Sertifikat Bank Indonesia Syariah ....................................................................
C. Kerangka Penelitian ..............................................................................................
D. Hipotesis ...............................................................................................................
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap IHSG ..................................................
. Jumlah Uang Beredar terhadap IHSG ...............................................................
. Jakarta Islamic Index terhadap IHSG ...............................................................
. Inflasi terhadap IHSG .......................................................................................
. SBIS terhadap IHSG .........................................................................................
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap IHSG yang dimediasi Inflasi ..............
. Jumlah Uang Beredar terhadap IHSG yang dimediasi Inflasi ..........................
. Jakarta Islamic Index terhadap IHSG yang dimediasi Inflasi ...........................
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap IHSG yang dimediasi SBIS ................
. Jumlah Uang Beredar terhadap IHSG yang dimediasi SBIS ............................
. Jakarta Islamic Index terhadap IHSG yang dimediasi SBIS .............................
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................
A. Jenis Penelitian .....................................................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................
C. Populasi dan Sampel .............................................................................................
D. Definisi Konsep dan Operasional .........................................................................
. Variabel Independen .........................................................................................
xvi
. Variabel Dependen ...........................................................................................
. Variabel Intervening .........................................................................................
. Teknik Analisis Data ............................................................................................
. Statistik Deskriptif ............................................................................................
. Uji Stasioneritas ................................................................................................
. Uji Regresi ........................................................................................................
. Uji Asumsi Klasik .............................................................................................
BAB IV ANALISIS DATA ..............................................................................................
A. Deskriptif Objek Penelitian...................................................................................
B. Analisis Data .........................................................................................................
. Analisis Deskriptif ............................................................................................
. Uji Statsioneritas ...............................................................................................
. Uji Regresi ........................................................................................................
. Uji Asumsi Klasik .............................................................................................
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................
. Variabel dalam model penelitian ......................................................................
. Variabel yang telah dikeluarkan .......................................................................
BAB V PENUTUP .........................................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel . Perkembangan IHSG Periode - .........................................................
Tabel . Ringkasan Penelitian Sebelumnya ...................................................................
Tabel . Pengambilan Keputusan Durbin Waston .........................................................
Tabel . Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................
Tabel . Hasil Uji Stasioneritas Level ............................................................................
Tabel . Hasil Uji Stasioneritas st Difference ..............................................................
Tabel . Regresi Utama .................................................................................................
Tabel . Regresi Variabel Intervening Pertama .............................................................
Tabel . Regresi Variabel Intervening Kedua ................................................................
Tabel . Hasil Uji Multikolinieritas Regresi Utama ......................................................
Tabel . Hasil Uji Multikolinieritas Intevening Pertama ...............................................
Tabel . Penyembuhan Uji Multikolinieritas Intervening Pertama ...............................
Tabel . Hasil Uji Multikolinieritas Intervening Kedua ..............................................
Tabel . Penyembuhan Uji Multikolinieritas Intervening Kedua ................................
Tabel . Hasil Uji Autokorelasi Regresi Utama ..........................................................
Tabel . Hasil Uji Autokorelasi Intervening Pertama ..................................................
Tabel . Hasil Uji Autokorelasi Intervening Kedua ....................................................
Tabel . Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Utama ................................................
Tabel . Hasil Uji Heteroskedastisitas Intervening Pertama ........................................
Tabel . Hasil Uji Heteroskedastisitas Intervening Kedua ..........................................
Tabel . Model Analisis Jalur Inflasi ...........................................................................
Tabel . Model Analisis Jalur SBIS .............................................................................
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar . Kerangka Penelitian .....................................................................................
Gambar . Hasil Uji Normalitas Regresi Utama ............................................................
Gambar . Hasil Uji Normalitas Intervening Pertama ...................................................
Gambar . Hasil Uji Normalitas Intervening Kedua......................................................
Gambar . Model Analisis Jalur Inflasi .........................................................................
Gambar . Model Analisis Jalur SBIS ...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif dalam
membantu mempercepat pembangunan suatu negara. Pasar modal adalah
tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga.
Tempat dimana individu- individu atau badan usaha yang mempunyai
kelebihan dana melakukan investasi dalam bentuk surat berharga yang
ditawarkan oleh emiten. Definisi pasar modal menurut Undang-Undang
Pasar Modal No. Tahun , Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang
diterbitkannya, serta suatu lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Pasar Modal juga dapat diartikan sebagai media, seperi halnya
perbankan yang mampu menjembatani bagi pihak yang kelebihan dana
dan membutuhkan modal (Tandelilin, ).
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara
karena perekonomian menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi Ekonomi sebagai pendanaan
usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat permodalan atau investor. Sedangkan Fungsi Keuangan
sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument
keuangan seperti saham, obligasi reksadana, dan lain sebagainya. Dengan
demikian masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument
keuangan tersebut (Tjiptono dan Hendry, ).
Bagi para investor, pasar modal memiliki tingkat risiko dan tingkat
pengembalian yang beragam. Sedangkan bagi perusahaan, pasar modal
bisa menjadi wadah untuk pengumpulan dana jangka panjang untuk
kelangsungan usaha. Pasar modal diharapkan dapat meningkatkan aktifitas
dalam bidang perekonomian negara. Meningkatnya aktifitas perekonomian
di pasar modal akan meningkatkan produktifitas yang meningkatkan
pendapatan yang nantinya akan berimbas pada kemakmuran rakyat.
Investasi di pasar modal memberikan dampak positif bagi masyarakat,
namun juga memiliki risiko. Tingkat risiko tergantung pada besar kecilnya
investasi yang dipilih. Keadaan suatu negara khususnya dibidang ekonomi,
politik dan sosial juga mempengaruhi tingkat risiko. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi investasi di pasar modal diantaranya, kondisi
makroekonomi yang tercermin pada indicator-indikator ekonomi moneter
yang meliputi : inflasi, nilai tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar. Indikator
moneter lainnya adalah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
Indikator-indikator moneter tersebut yang nantinya akan menentukan naik
turunnya tingkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
(Tandelilin, ).
Informasi tentang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
sulit untuk diprediksi sangat penting bagi investor untuk mengembangkan
keputusan berinvestasi di pasar modal. IHSG merupakan indeks yang
merangkum pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
berpengaruh pada kondisi pasar modal di Indonesia. IHSG merupakan
indeks yang menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang
tercatat di bursa efek yang menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan
di pasar modal (Anoraga dan Pakarti, ).
Indeks harga saham gabungan (composite stock price index)
merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di
bursa efek. Indeks Harga Saham Gabungan diterbitkan oleh bursa
efek.Indeks Harga Saham Gabungan berubah setiap hari karena adanya
perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan adanya saham
tambahan. Indikator pasar modal ini dapat berfluktuasi seiring dengan
perubahan indikator-indikator makro yang ada. Seiring dengan indikator
pasar modal, indikator ekonomi makro juga bersifat fluktuatif. IHSG
merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan
seluruh saham (perusahaan/emiten) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) (Tandelilin, ).
Tabel .
Perkembangan IHSG Periode -
Tahun
IHSG % %
%
%
%
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan perkembangannya dari tahun ke tahun, perkembangan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi yang sangat
signifikan. Pada tahun , IHSG mencapai . Mengalami
peningkatan pada tahum menjadi . Pada tahun , nilai
IHSG merosot sampai titik . Hal ini disebabkan perlambatan
ekonomi domestik yang berakibat pada menurunnya kinerja saham
perbankan. Merosotnya saham perbankan sudah terjadi sejak Rupiah terus
merosot terhadap Dollar AS. Namun, pada tahun IHSG menguat dan
mengalami peningkatan hingga % menjadi , juga
merupakan kenaikan tertinggi kelima di antara bursa-bursa utama dunia.
Sebagian besar dari dana yang diraih oleh perusahaan di pasar modal
digunakan untuk pengembangan usaha dan penanaman modal. Jumlah
raihan dana dari aksi koorporasi pasar selalu meningkat dar tahun ke tahun.
Di tutup pada tahun , tampaknya merupakan tahun yang cukup
menggembirakan bagi pasar saham Indonesia. Sepanjang tahun ini, IHSG
mengalami tren penguatan sejak awal tahun hingga penghujung tahun.
Akhir tahun IHSG berada pada titik .
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), antara lain Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Nilai
Tukar Rupiah, dan lain-lain. Inflasi memiliki pengaruh pada IHSG, jika
tingkat Inflasi meningkat, maka harga bahan baku akan ikut meningkat dan
beban perusahaan juga akan meningkat karena biaya bahan baku, biaya
operasional, dan lain sebagainya yang akan berimbas pada menurunnya
pendapatan perusahaan dan akan berpengaruh terhadap IHSG. Jumlah
Uang Beredar berpengaruh terhadap IHSG, ketika jumlah uang beredar di
masyarakat tinggi, maka harga saham akan diturunkan. Hal ini bertujuan
agar investor akan membeli saham yang diterbitkan. Harga saham di bursa
efek tidak selamanya tetap, adakalanya meningkat ataupun menurun,
tergantung pada permintaan dan penawaran, dimana terjadi fluktuasi harga
saham tersebut menajdi menarik bagi investor. Nilai Tukar Rupiah
mempengaruhi keuntungan perusahaan, apabila nilai tukar Rupiah
terdepresiasi, maka akan mengurangi keuntungan perusahaan yang
memgimpor bahan baku. Selain itu juga berpengaruh pada perusahaan yang
memiliki hutang luar negeri.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada prinsipnya adalah surat
berharga atas unjuk dana Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
senagai pengakuan hutang berjangka pendek dan diperjualbelikan dengan
diskonto (Siamat, ). Sedangkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu
pendek dalam mata uang Rupiah yang Indonesia sebagai salah satu
instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang
dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) dijadikan sebagai alat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah diterbitkan oleh Bank instrumen
investasi oleh bank syariah (Siamat, ).
Jakarta Islamic Index biasa disebut JII adalah salah satu indeks
saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata
saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.
Pembentukan instrument syariah ini mendukung untuk pembentukan
Pasar Modal Syariah. Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk
digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja
suatu investasi pada saham dengan basis syariah (Tandelilin, ).
Kusuma dan Badjra ( ) menyatakan bahwa Nilai Kurs
Dollar terhadap IHSG mengindikasikan bahwa apabila nilai kurs dollar
meningkat, maka IHSG juga akan mengalami peningkatan. Apabila
Nilai Kurs Dollar melemah atau mengalami depresiasi, maka IHSG
juga akan mengalami penurunan.
Penelitian yang dilakukan Arifin ( ) menganalisis
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, Perubahan Kurs, dan Standard &
Poor’s terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa Kurs berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penelitian
ini juga sejalan dengan penelitian Siregar ( ) dan
Witjaksono( ).
Penelitian yang dilakukan Yudhautama ( ) menganalisis
Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, JUB terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG )di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa
naiknya Jumlah Uang Beredar akan meningkatkan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Sejalan dengan penelitian Nuraini ( )
yang menyatakan bahwa Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hasil penelitian Kusuma dan Badjra ( ) yang berjudul
Pengaruh Inflasi, JUB, Nilai Kurs Dollar, dan Pertumbuhan GDP
terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa Inflasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Tidak adanya pengaruh inflasi terhadap IHSG
mengindikasikan bahwa naik turunnya inflasi tidak berpengaruh pada
pergerakan IHSG. Penelitian ini sejalan dengan Arifin ( ) dan
Wijaya ( ). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Novianto
( ) yang menyatakan bahwa Inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar dan Jakarta
Islamic Index (JII) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) dengan Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) sebagai Variabel Intervening Periode – .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Analisis Pengaruh
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar dan Jakarta
Islamic Index terhadap Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) dengan
Inflasi dan SBIS sebagai Variabel Intervening.
B. Rumusan Masalah
. Bagaimana Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG)?
. Bagaimana Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG)?
. Bagaimana Pengaruh Jakarta Islamic Index Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG)?
. Bagaimana Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG)?
. Bagaimana Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
. Bagaimana Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Inflasi?
. Bagaimana Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Inflasi?
. Bagaimana Pengaruh Jakarta Islamic Index Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Inflasi?
. Bagaimana Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Sertifkat Bank
Indonesia Syariah (SBIS)?
. Bagaimana Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi oleh Sertifkat Bank
Indonesia Syariah (SBIS)?
. Bagaimana Pengaruh Jakarta Islamic Index Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS)?
C. Tujuan Penelitian
. Menganalisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
. Menganalisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG).
. Menganalisis Pengaruh Jakarta Islamic Index Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG).
. Menganalisis Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
. Menganalisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
. Menganalisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Inflasi.
. Menganalisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Inflasi.
. Menganalisis Pengaruh Jakarta Islamic Index Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Inflasi.
. Menganalisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Sertifkat Bank
Indonesia Syariah (SBIS).
. Menganalisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi oleh Sertifkat Bank Indonesia
Syariah (SBIS).
. Menganalisis Pengaruh Jakarta Islamic Index Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dimediasi Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS).
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
pemerintah, bagi akademisi, pembaca, dan penulis pada khususnya.
Manfaat-manfaat tersebut diantaranya :
. Bagi pemerintah, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
melakukan kebijakan yang tepat dalam mengembangkan Investasi
dalam bentuk Saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat membuat
kebijakan yang bisa menumbuhkan Investasi menjadi lebih baik lagi.
. Bagi Akademisi, penelitian ini bisa dijadikan tambahan referensi dan
pengetahuan tentang Investasi Saham dan bisa menjadi bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dengan menganalisis
faktor-faktor lainnya untuk keberlanjutan pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
. Bagi Pembaca, diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat untuk
membangun pemikiran baru mengenai Investasi Saham.
. Bagi Manajer Investasi, diharapkan dapat memberikan masukan
tentang Kinerja Portofolio yang sudah dibentuk.
. Bagi Penulis, bisa menambah pengetahuan dan motivasi untuk
memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan ekonomi
syariah, terutama pada Investasi Saham.
E. Sistematika Penelitian
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai isi dari skripsi
ini, pembahasan dilakukan secara komprehensif dan sistematis. Bagian inti
dari skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu Pendahuluan, Landasan Teori,
Metode Penelitian, Analisis Data dan Penutup. Rincian dari tiap-tiap bab
diuraikan pada pembahasan berikut :
Bab I Pendahuluan. Bab I berisikan latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta
sistematika penulisan. Dalam bab ini diuraikan latar belakang penelitian
pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, JUB, JII terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dengan Inflasi dan SBIS sebagai Variabel
Intervening Periode - . Selain itu juga diuraikan mengenai
rumusan masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini.
Bab II Landasan Teori. Bab ini menjelaskan tentang telaah pustaka
berupa penjabaran teori-teori yang mendukung perumusan hipotesis serta
membantu dalam analisis hasil penelitian lainnya. Didalamnya juga
terdapat hasil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. Bab ini
juga akan menjelaskan tentang kerangka pemikiran penelitian yang akan
diteliti serta hipotesis yang timbul dari pemikiran tersebut.
Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisikan tentang deskripsi
bagaimana penelitian akan dilakukan secara operasional. Bab ini akan
menjelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi
konsep dan operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian,
serta alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian.
Bab IV Analisis Data. Memperlihatkan deskripsi objek penelitian
dengan metode-metode analisis yang akan dilakukan selama penelitian
serta hasil dari penelitian-penelitian tersebut.
Bab V Penutup. Bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan hasil
penelitian dan saran untuk penelitian sejenis selanjutnya. Serta bagian
akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu indikator yang
menunjukkan bergeraknya harga saham. Indeks digunakan sebagai suatu
indikator dari kecenderungan pasar. Hal ini berarti pergerakan indeks
menggambarkan keadaan pasar pada periode tertentu. Apakah aktif atau
terjadi penurunan, melalui angka indeks ini kita dapat mengetahui
kecenderungan perkembangan saham hari ini mengalami penurunan atau
kenaikkan. Pergerakan angka indeks menjadi suatu indikator penting bagi
investor untuk menentukan sewaktu waktu mereka ingin menjual,
menahan, atau untuk membeli satu atau beberapa saham. Hal ini
dikarenakan saham bisa berubah setiap detiknya.
Indeks harga saham gabungan yang ada di pasar modal sangat
berpengaruh terhadap investasi portofolio yang akan dilakukan oleh para
investor. Peningkatan keuntungan IHSG akan meningkatkan investasi
portofolio yang akan meningkatkan investasi untuk menambah penanaman
modal pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek melalui
informasi-informasi yang diterima oleh para investor mengenai sekuritas-
sekuritas yang ada di bursa efek melalui tingkat keuntungan yang
diharapkan oleh para investor dari tahun ke tahun.
Penelitian mengenai Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang
Beredar, Jakarta Islamic Index, Inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian ini antara lain :
Penelitian mengenai pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilakukan oleh beberapa
peneliti. Sudirman ( ) menganalisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar
Rupiah Tengah Dollar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
di Bursa Efek Indonesia, yang menyatakan bahwa Nilai Tukar
berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Penelitian ini serupa dengan yang dikemukakan oleh Krisna dan Wirawati
( ).
Kusuma dan Badjra ( ) menyatakan bahwa Nilai Kurs Dollar
terhadap IHSG mengindikasikan bahwa apabila nilai kurs dollar
meningkat, maka IHSG juga akan mengalami peningkatan. Apabila Nilai
Kurs Dollar melemah atau mengalami depresiasi, maka IHSG juga akan
mengalami penurunan.
Penelitian yang dilakukan Arifin ( ) menganalisis Pengaruh
Inflasi, Suku Bunga SBI, Perubahan Kurs, dan Standard & Poor’s
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa Kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Siregar ( ) dan Witjaksono( ).
Penelitian Otorima dan Kesuma ( ) berjudul Pengaruh Nilai
Tukar, Suku Bunga, Inflasi, JUB dan PDB terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan Periode - . Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
Jumlah Uang Beredar berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Siregar
( ) dan Novianto ( ) yang menyatakan bahwa Jumlah Uang
Beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan(IHSG). Penelitian juga sejalan dengan Haryono dan Chen
( ) yang menyatakan Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Penelitian yang dilakukan Yudhautama ( ) menganalisis
Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, JUB terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG )di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa naiknya
Jumlah Uang Beredar akan meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Sejalan dengan penelitian Nuraini ( ) yang menyatakan
bahwa Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hasil penelitian Kusuma dan Badjra ( ) yang berjudul
Pengaruh Inflasi, JUB, Nilai Kurs Dollar, dan Pertumbuhan GDP
terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa Inflasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Tidak adanya pengaruh inflasi terhadap IHSG mengindikasikan
bahwa naik turunnya inflasi tidak berpengaruh pada pergerakan IHSG.
Penelitian ini sejalan dengan Arifin ( ) dan Wijaya ( ). Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan Novianto ( ) yang menyatakan
bahwa Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG).
Tabel . Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap IHSG
No Penellitian Judul Variabel Hasil Penelitian
Sudirman ( ) Pengaruh Perubahan Nilai
Tukar Rupiah Tengah US
Dollar terhadap IHSG di
Bursa Efek Indonesia
X=Nilai Tukar Rupiah
Y = IHSG
Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
IHSG
Kusuma dan Badjra
( ) E-Journal
Manajemen Unud,
Vol. , No.
Pengaruh Inflasi , JUB,
Nilai Kurs Dollar dan
Pertumbuhan GDP
terhadap IHSG di BEI
X = Inflasi, Nilai Kurs
Dollar, GDP
Y = IHSG
Nilai Kurs Dollar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
IHSG
Siregar ( ) Pengaruh Nilai Tukar,
Inflasi dan JUB terhadap
IHSG di Bursa Efek
Indonesia
X = Nilai Tukar,
Inflasi, JUB
Y = IHSG
Nilai Tukar berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap
IHSG
Arifin ( ) Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga SBI, Perubahan
Kurs, dan Standard &
X = Inflasi, Suku
Bunga SBI, Kurs,
Standard & Poor’s
Perubahan Kurs berpengaruh
negative dan signifikan terhadap
IHSG
Poor’s terhadap IHSG Y = IHSG
Otorima,M dan
Kesuma,A ( )
Jurnal Manajemen
Bisnis ( ) -
Pengaruh Nilai Tukar,
Suku Bunga, Inflasi, JUB
dan PDB terhadap IHSG
di BEI
X = Nilai Tukar, Suku
Bunga, JUB, PDB
Y = IHSG
Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
negatif terhadap IHSG
Sudarsana dan
Candraningrat ( )
Pengaruh Suku Bunga
SBI, Nilai Tukar, Inflasi
dan Indeks Dow Jones
terhadap IHSG di BEI
X = Suku Bunga SBI,
Nilai Tukar, Inflasi,
Indeks Dow Jones
Y = IHSG
Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
negative dan signifikan terhadap
IHSG
Etty Murwaningsih
( ) Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Indonesia
Vol. , No. -
Pengaruh Volume
Perdagangan Saham,
Deposito dan Kurs
terhadap IHSG beserta
Prediksi IHSG
X = Voume
Perdagangan Saham,
Deposito, Kurs
Y = IHSG
Kurs tidak memiliki pengaruh
terhadap IHSG
Dianita Listya Nuraini
( )
Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga (BI Rate), Nilai
Tukar Rupiah dan JUB
terhadap IHSG di BEI
X = Inflasi, Suku
Bunga, Nilai Tukar
Rupiah, JUB
Y = IHSG
Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
negatif terhadap IHSG
Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap IHSG
No Penellitian Judul Variabel Hasil Penelitian
Erlangga ( ) Pengaruh Suku Bunga
SBI, Inflasi, JUB
terhadap IHSG di BEI
X = Suku Bunga
SBI, Inflasi, JUB
Y = IHSG
Jumlah Uang Beredar berpengaruh
positif signifikan terhadap IHSG
Kusuma dan Badjra ( )
E-Journal Manajemen
Unud, Vol. , No.
Pengaruh Inflasi , JUB,
Nilai Kurs Dollar dan
Pertumbuhan GDP
terhadap IHSG di BEI
X = Inflasi,
JUB,Nilai Kurs
Dollar, GDP
Y = IHSG
Jumlah Uang Beredar berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap IHSG
Siregar ( ) Pengaruh Nilai Tukar,
Inflasi dan JUB
terhadap IHSG di Bursa
Efek Indonesia
X = Nilai Tukar,
Inflasi, JUB
Y = IHSG
Jumlah Uang Beredar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
IHSG
Otoriema,M dan Kesuma,A
( ) Jurnal Terapan
Manajemen dan Bisnis ( )
-
Pengaruh Nilai Tukar,
Suku Bunga, Inflasi,
JUB dan PDB terhadap
IHSG Periode -
X = Nilai Tukar,
Suku Bunga,
Inflasi, JUB, PDB
Y = IHSG
Jumlah Uang Beredar berpengaruh
negatif terhadap IHSG
Dianita Listya Nuraini
( )
Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga (BI Rate), Nilai
Tukar dan JUB terhdap
IHSG di BEI tahun
-
X = Inflasi, Suku
Bunga, Nilai Tukar,
JUB
Y = IHSG
Jumlah Uang Beredar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
IHSG
Pengaruh Inflasi terhadap IHSG
No Penellitian Judul Variabel Hasil Penelitian
Erlangga ( ) Pengaruh Suku
Bunga SBI, Inflasi,
JUB terhadap IHSG
di BEI
X = Suku Bunga
SBI, Inflasi, JUB
Y = IHSG
Inflasi berpengaruh negatif signifikan
terhadap IHSG
Kusuma dan Badjra
( ) E-Journal
Manajemen Unud, Vol. ,
No.
Pengaruh Inflasi ,
JUB, Nilai Kurs
Dollar dan
Pertumbuhan GDP
terhadap IHSG di
BEI
X = Inflasi,
JUB,Nilai Kurs
Dollar, GDP
Y = IHSG
Inflasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap IHSG
Siregar ( ) Pengaruh Nilai
Tukar, Inflasi dan
JUB terhadap IHSG
di Bursa Efek
Indonesia
X = Nilai Tukar,
Inflasi, JUB
Y = IHSG
Inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap IHSG
Otoriema,M dan
Kesuma,A ( ) Jurnal
Terapan Manajemen dan
Bisnis ( ) -
Pengaruh Nilai
Tukar, Suku Bunga,
Inflasi, JUB dan PDB
terhadap IHSG
Periode -
X = Nilai Tukar,
Suku Bunga,
Inflasi, JUB, PDB
Y = IHSG
Inflasi berpengaruh negatif terhadap
IHSG
Dianita Listya Nuraini
( )
Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga (BI
Rate), Nilai Tukar
X = Inflasi, Suku
Bunga, Nilai
Tukar, JUB
Inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap IHSG
dan JUB terhdap
IHSG di BEI tahun
-
Y = IHSG
Sudarsana dan
Candraningrat ( )
Pengaruh Suku
Bunga SBI, Nilai
Tukar, Inflasi, dan
Indeks Dow Jones
terhadap IHSG di
Bursa Efek Indonesia
X = Suku Bunga
SBI, Nilai Tukar,
Inflasi, Indeks
Dow Jones
Y = IHSG
Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap IHSG
Arifin ( ) Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga SBI,
Perubahan Kurs, dan
Standard & Poor’s
terhadap IHSG
X = Inflasi, Suku
Bunga SBI, Kurs,
Standard & Poor’s
Y = IHSG
Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap IHSG
Meidiana ( ) Pengaruh BI Rate dan
Inflasi terhadap IHSG
(Studi pada Indeks
Properti, Real Estate,
dan Building
Comnstruction di
Bursa Efek Indonesia
Periode -
X = BI Rate dan
Inflasi
Y = IHSG
Inflasi berpengaruh positif dan signifikan
Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Inflasi
No Penellitian Judul Variabel Hasil Penelitian
Maryatul, Agus ( ) Analisis Pengaruh Nilai
Tukar Rupiah/USD terdapat
Inflasi dan BI Rate dengan
Pendekatan Vector Error
Correction Model (VECM)
–
X = Nilai Tukar
Rupiah
Y = Inflasi
Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Inflasi
Langi, Theodores
Manunggal,
Masinambow, Veecky
dan Hanly Siwa ( )
Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi Vol. No.
Analisis Pengaruh Suku
Bunga BI, Jumlah Uang
Beredar dan Nilai Tukar
terhadap Tingkat Inflasi di
Indonesia
X = Nilai Tukar
Rupiah
Y = Inflasi
Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap Inflasi
Ningsih, Suhesti dan
LMS Kristiyani ( )
Jurnal Ekonomi
Manajemen Sumber Daya
Analisis Pengaruh Jumlah
Uang Beredar, Suku Bunga
dan Nilai Tukar terhadap
Inflasi di Indonesia Periode
-
X = Nilai Tukar,
Inflasi
Y = Inflasi
Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Inflasi
Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Inflasi
No Penellitian Judul Variabel Hasil Penelitian
Langi, Theodores
Manunggal,
Analisis Pengaruh Suku
Bunga BI, Jumlah Uang
X = Jumlah Uang
Beredar
Jumlah Uang Beredar
berpengaruh positif dan tidak
Masinambow, Veecky
dan Hanly Siwa ( )
Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi Vol. No.
Beredar dan Nilai Tukar
terhadap Tingkat Inflasi di
Indonesia
Y = Inflasi signifikan terhadap Inflasi
Ningsih, Suhesti dan
LMS Kristiyani ( )
Jurnal Ekonomi
Manajemen Sumber Daya
Analisis Pengaruh Jumlah
Uang Beredar, Suku Bunga
dan Nilai Tukar terhadap
Inflasi di Indonesia Periode
-
X = Jumlah Uang
Beredar
Y = Inflasi
Jumlah Uang Beredar
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Inflasi
Pengaruh Jakarta Islamic Index terhadap Inflasi
No Penellitian Judul Variabel Hasil Penelitian
Sya’roni Ahmad ( ) Pengaruh Jakarta Islamic
Index (JII) terhadap Inflasi,
Jumlah Uang Beredar dan
Nilai Tukar di Indonesia
Periode –
X = Jakarta
Islamic Index (JII)
Y = Inflasi
Jakarta Islamic Index (JII)
berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Inflasi
Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah dengan Indeks Saham Konvensional
No Penellitian Judul Variabel Hasil Penelitian
Febrianti, Sukma ( )
Prosiding SENDI_U
Analisis Perbandingan
Kinerja Indeks Saham
Syariah dengan Indeks
Saham Konvensional Periode
– (Studi kasus JII
dan LQ )
Dari penelitian terdahulu ( tabel . review penelitian terdahulu) peneliti
menemukan adanya gap antara lain :
. Dari penelitian terdahulu yang peneliti review masing-masing peneliti
memiliki hasil yang berbeda sehingga peneliti ingin membuktikan hasil
penelitian yang lebih baik.
. Beberapa peneliti terdahulu menyatakan hasil penemuan yang
bertentangan dengan teori.
. Penelitian yang ingin peneliti lakukan up to date, yaitu pada tahun –
, dengan sampel penelitian perusahaan yang terdaftar di BEI pada
kurun waktu tahun ( sampai ).
. Penelitian yang dilakukan dilihat dengan review penelitian terdahulu pada
Tabel . , belum ada peneliti yang menyatakan persamaan IHSG dari
fungsi Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar, dan Jakarta Islamic
Indeks yang dimediasi oleh variabel Inflasi dan SBIS.
B. Kerangka Teori
. Teori Signal (Signaling Theory)
Menurut Brigham ( ) signal adalah suatu tindakan yang
diambil oleh manajemen suatu perusahaan memberikan petunjuk
kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek
perusahaan tersebut.
Signaling theory adalah teori yang membahas tentang naik
turunnya harga di pasar, sehingga akan memberikan pengaruh pada
keputusan investor. Suatu sinyal diberikan dengan tujuan untuk
mengurangi informasi asimetris (asymmetric information).Informasi
asimetris adalah situasi dimana manager memiliki informasi yang
berbeda ( lebih baik) tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan
yang dimiliki oleh pihak luar atau investor (Brigham, : ).
Pemberian sinyal berupa laporan keuangan yang diungkap oleh
manajemen bertujuan untuk memberikan informasi yang menyatakan
bahwa perusahaan tersebut menerapkan kebijakan akuntansi
konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena
prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-
besarkan laba dan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate
sehingga memberikan sinyal perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain.
. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks harga daham gabungan merupakan ringkasan dari pengaruh
simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh,
terutam atentang kejadian-kejadian ekonomi. IHSG adalah suatu nilai
yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang
tercatat di bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah
kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang
tercatat di bursa tersebut (Sunaryah, ). Indeks harga saham gabungan
membandingkan perubahan harga sahamdari waktu ke waktu, sebagai
contoh ketika harga saham mengalami penurunan atau kenaikan
dibandingkan dengan suatu waktu. Indeks harga saham gabungan
menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa
efek. Indeks inilah yang paling sering digunakan dan dipakai sebagai
acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. Indeks harga saham
gabungan dapat digunakan untuk menilai suatu situasi pasar secara umum
atau mengukur apakah harga sahammengikuti kenaikan atau penurunan
Widoatmojo ( ).
Indeks harga saham gabungan yang ada di pasar modal sangat
berpengaruh terhadap investasi portofolio yang akan dilakukan oleh para
investor. Peningkatan keuntungan IHSG akan meningkatkan investasi
portofolio yang akan meningkatkan investasi untuk menambah penanaman
modal pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek melalui
informasi-informasi yang diterima oleh para investor mengenai sekuritas-
sekuritas yang ada di bursa efek melalui tingkat keuntungan yang
diharapkan oleh para investor dari tahun ke tahun.
Perhitungan Indeks harga saham gabungan dilakukan untuk
mengetahui perkembangan rata-rata seluruh saham yang tercatat di bursa
efek. Untuk menghitung Indeks harga saham gabungan, digunakan
formula sebagai berikut :
Keterangan :
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-
Nilai Pasar = Rata-rata tertimbang nilai pasar (Jumlah lembar tercatat di
bursa dikali harga pasar perlambarnya) dari saham umum dan preferen
pada hari ke-t
Nilai Dasar = Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal
Agustus
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang
domestic atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestic terhadap
mata uang asing (Firdaus dan Ariyani, ). Nilai tukar diartikan
sebagai perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang. Nilai tukar
merupakan harga didalam pertukaran antara kedua mata uang yang
berbeda (Nopirin, ).
Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara
tersebut memiliki ekonomi yang relatif baik atau stabil (Salvator,
). Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau
investasi dan perdagangan internasional. Secara teori, hubungan nilai tukar
rupiah/US dollar dengan saham dapat dijelaskan melalui teori penentuan
kurs kurva asing. Menurut Bailie and McMahon ( ), salah satu
pendekatan yang digunakan dalam penentuan kurs valuta asing adalah
pendekatan keseimbangan portofolio. Dalam analisa keseimbangan
portfolio, nilai tukar rupiah/ US dollar dapat digabungkan dengan aset
financial lain seperti saham. Saham dan obligasi merupakan dua aset
financial yang saling menggantikan. Demikian pula antara mata uang
rupiah dengan mata uang dollar memiliki. posisi yang bisa saling
menggantikan, tergantung dari nilai tukar masing-masing mata uang.
Investor akan memilih memgang dari salah satu mata uang yang memiliki
nilai tukar yang kuat. Apabila nilai tukar mata uang domestik
terdepresiasi, maka nilai impor akan cenderung meningkat, karena
meningkatnya harga barang-barang impor, dan sebaliknya volume ekspor
akan meningkat karena harga barang-barang domestic menurun.
Sejalan dengan itu, maka diperlukan demand ekspor barang yang
elastis guna meningkatkan aliran uang yang tinggi bagi perusahaan
domestik. Meningkatnya arus modal akan dapat mendorong perusahaan
untuk meningkatkan kinerjanya karena didukung oleh ketersediaan dana
yang cukup. Meningkatnya aliran dana terhadap perusahaan domestik
memungkinkan untuk melakukan ekspansi usaha maupun melakukan
perbaikan secara menyeluruh, sehingga dapat meningkatnya kinerja oleh
setiap perusahaan. Informasi tersebut adalah merupakan informasi positif
oleh para investor karena meningkatnya kinerja emiten akan meningkatkan
pula expectasi return dalam bisnis saham, sehingga akan memicu
meningkatnya permintaan terhadap berbagai jenis saham. Apabila jumlah
permintaan terhadap berbagai jenis saham meningkat, maka akan
mendorong nilai indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak naik.
. Jumlah Uang Beredar
Jumlah Uang Beredar (JUB) yaitu M (uang dari arti sempit) yang
terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan (uang dalam arti luas) yang
terdiri dari uang kartal dan uang giral ditambah uang kuasa.
Berdasarkan pada sumber teori kuantitas uang, jumlah uang beredar di
masyarakat sangat menentukan tingkat besaran dari nilai uang,
sementara pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab
utama terjadinya tekanan inflasi. Secara umum, teori kuantitas uang
yang menjabarkan bahwa adanya pengaruh variabel jumlah uang yang
beredar terhadap perekonomian. Secara teknis, yang dihitung sebagai
jumlah uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan
masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan bank
sentral), serta uang kertas dan logam (kuartal) milik pemerintah tidak
dihitung sebagai uang beredar.
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan seiring dengan
perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian tumbuh dan
berkemban, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang
komposisinya berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi
penggunaan uang kartal semakin sedikit, digantikan oleh uang giral.
Biasanya juga bila perekonomian semakin meningkat komposisi uang
kartal dan uang giral semakin sedikit, sebab porsi uang kuasa semakin
besar (Rahardja, ). Meningkatnya Jumlah uang beredar akan
berpengaruh pada permintaan barang dan jasa. Banyaknyla jumlah
uang yang dimiliki masyarakat akan menambah daya beli masyarakat
akan produk barang dan jasa. Meningkatnya konsumsi akan barang
dan jasa akan meningkatkan pendapatan pada perusahaan. Laba yang
dihasilkan perusahaan juga akan meningkat dan harga saham pada
perusahaan tersebut meningkat, sehingga berpengaruh pada pergerakan
IHSG.
. Jakarta Islamic Index
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu
indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga
rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria
syariah. Pembentukan instrument syariah ini mendukung untuk
pembentukan Pasar Modal Syariah. Jakarta Islsmic Index
dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk
mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah.
Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan
investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah.
Jakarta Islamic Indeks terdiri dari jenis saham yang dipilih dari
saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah. Penentuan kriteria-
kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Indeks melibatkan
pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Invesment
Management.
. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu kejadian yang menggambarkan situasi
dan kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata
uang mengalami pelemahan, dan jika terjadi secara terus menerus,
maka akan mengakibatkan pada memburuknya kondisi ekonomi secara
menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas politik suatu
negara (Fahmi, ). Inflasi sendiri merupakan hal yang berpengaruh
terhadap perekonomian mampu menimbulkan efek yang sangat sulit
untuk diatasi yang terakhir pada keadaan bisa menimbulkan
pemerintahan yang berkuasa.
Tingkat Inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif
tergantung pada derajat Inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan
dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, yaitu dapat
membuat banyak perusahaan mengalami kebangkrutan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham
di pasar, sementara Inflasi yang sangat rendah akan berakibat
pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya
harga saham juga bergerak dengan lamban. Pekerjaan yang sulit adalah
menciptakan tingkat Inflasi yang dapat menggerakkan dunia usaha
menjadi semarak, pertumbuhan ekonomi dapat menutupi
pengangguran, perusahaan memperoleh keuntungan yang memadai,
dan harga saham di pasar bergerak normal (Samsul, : ).
Berdasarkan sifatnya inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa
golongan, yaitu :
. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada dibawah
setahun
. Inflasi sedang berada diantara - setahun
. Inflasi berat antara - setahun
Hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada diatas setahun.
. Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Sertifikat Bank Indonesia Syariah adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang
Rupiah yang Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar
terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
dijadikan sebagai alat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sertifikat
Bank Indonesia Syariah diterbitkan oleh Bank instrumen investasi oleh
bank syariah.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: /PBI/ ,
Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disebut sebagai
SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka
waktu pendek dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia. SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu
instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter
yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) bagi bank syariah dijadikan sebagai alat instrumen
investasi, sebagaimana Sertifikat Bank Indonesia (SBI) di bank
konvensional. Akad yang digunakan dalam SBIS adalah jualah, yaitu
perjanjian atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu
(„iwadh/ju‟l) atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dalam
suatu pekerjaan.
C. Kerangka Penelitian
Pada bagian ini penulis mengajukan kerangka penelitian
yang diambil berdasarkan latar belakang masalah dan hasil dari
kajian teori serta penelitian sebelumnya dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Gambar . Kerangka Penelitian
Pada gambar . kerangka pemikiran menunjukkan hubungan di
antara setiap variabel independen terhadap variabel dependen yang
dimediasi oleh variabel Inflasi dan SBIS. Pada penelitian Maryatul ( ),
H
Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah
(X )
JUB (X )
JII (X )
Inflasi (Z )
SBIS (Z )
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
IHSG (Y)
Adanya Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Inflasi , dan penelitian
Sudirman ( ) menyatakan keterkaitan antara Pengaruh Inflasi terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penelitian Ningsih ( ) tentang
“Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga dan Nilai Tukar
Terhadap Inflasi di Imdonesia Periode – ” lalu penelitian
Sya’roni( ) menganalisis tentang “ Pengaruh Jakarta Islamic Indeks
(JII) terhadap Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar di Indonesia
Periode – ” , lalu pada penelitian Saputra ( ) tentang
“Pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan SBIS terhadap Indeks
Saham Syariah Indonesia”. Dan penelitian Zulfa ( ) tentang “Analisis
Pengaruh Inflasi dan SBIS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di
BEI”, lalu penelitian Karnila ( ) tentang “ Analisis Pengaruh
SBIS,Nilai Kurs, Harga Emas Dunia,Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang
Seng terhadap IHSG (Studi pada BEI tahun – ). Penelitian yang
dilakukan Fandhilah ( ) menyatakan “ Pengaruh Nilai Tukar, JII,
Tingkat Inflasi, dan IHSG terhadap Sertifikat Bank Indonesia Syariah”.
Penelitian oleh Perlambang ( ) “Analisis Jumlah Uang Beredar dan
Tingkat Inflasi terhadap Sertifikat Bank Indonesia Syariah Periode –
”.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya diatas, adanya
keterkaitan Inflasi dan SBIS dan memungkinkan menjadi variabel
intervening dalm penelitian ini.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan tentang suatu konsep yang perlu diuji
kebenarannya (Siregar, : ). Hipotesis merupakan kesimpulan
sementara dalam penelitian. Berdasarkan dengan teori dan kerangka
pemikiran, maka hipotesis di bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban
sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya.
Dan faktor ekonomi lainnya yaitu Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah,Jumlah Uang Beredar dan Inflasi merupakan bagian dari ekonomi
makro karena berhubungan dengan keadaan ekonomi secara keseluruhan.
Variabel ekonomi makro terdiri dari konsumsi, investasi, government
(pemerintahan), ekspor dan impor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Nilai Tukar Rupiah, JUB, JII, Inflasi maupun SBIS mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan investasi yang selanjutnya akan memberi dampak
pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Maka hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)
Sudirman ( ) menganalisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar
Rupiah Tengah Dollar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) di Bursa Efek Indonesia, yang menyatakan bahwa Nilai Tukar
berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Penelitian ini serupa dengan yang dikemukakan oleh Krisna dan
Wirawati ( ). Meningkatnya arus modal akan dapat mendorong
perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya karena didukung oleh
ketersediaan dana yang cukup. Meningkatnya aliran dana terhadap
perusahaan domestik memungkinkan untuk melakukan ekspansi usaha
maupun melakukan perbaikan secara menyeluruh, sehingga dapat
meningkatnya kinerja oleh setiap perusahaan. Informasi tersebut
adalah merupakan informasi positif oleh para investor karena
meningkatnya kinerja emiten akan meningkatkan pula expectasi return
dalam bisnis saham, sehingga akan memicu meningkatnya permintaan
terhadap berbagai jenis saham. Apabila jumlah permintaan terhadap
berbagai jenis saham meningkat, maka akan mendorong nilai Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis pertama (H ) dalam penelitian ini sebagai
berikut :
H : Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah berpengaruh Positif dan
Signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG)
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan seiring dengan
perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian tumbuh dan
berkemban, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang
komposisinya berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi
penggunaan uang kartal semakin sedikit, digantikan oleh uang giral.
Biasanya juga bila perekonomian semakin meningkat komposisi uang
kartal dan uang giral semakin sedikit, sebab porsi uang kuasa semakin
besar (Rahardja, ). Meningkatnya Jumlah uang beredar akan
berpengaruh pada permintaan barang dan jasa. Banyaknya jumlah
uang yang dimiliki masyarakat akan menambah daya beli masyarakat
akan produk barang dan jasa. Meningkatnya konsumsi akan barang
dan jasa akan meningkatkan pendapatan pada perusahaan. Laba yang
dihasilkan perusahaan juga akan meningkat dan harga saham pada
perusahaan tersebut meningkat, sehingga berpengaruh pada pergerakan
IHSG. Jumlah uang beredar berhubungan positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin
meningkat jumlah uang beredar, maka pertumbuhan ekonomi
Indonesia akan semakin meningkat. Jumlah uang beradar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan IHSG.
Siregar ( ) dan Novianto ( ) yang menyatakan bahwa Jumlah
Uang Beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan(IHSG). Penelitian juga sejalan dengan
Haryono dan Chen ( ) yang menyatakan Jumlah Uang Beredar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis kedua (H ) dalam penelitian ini sebagai
berikut :
H : Jumlah Uang Beredar berpengaruh Positif dan Signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Jakarta Islamic Index terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG)
Perbandingan kinerja antara JII dan IHSG mengalami fluktuasi
yang signifikan. Pertumbuhan indeks JII melebihi pertumbuhan indeks
IHSG. Pertumbuhan indeks JII mencapai diatas indeks IHSG.
Mengamati perkembangan tersebut, terlihat perkembangan keuntungan
pasar rata-rata pada saham yang tergabung di JII lebih tinggi dari
perkembangan keuntungan pasar dikelompok pasar IHSG (Talakua,
). Hal tersebut menjelaskan bahwa kinerja JII lebih baik dari
IHSG. Semakin tinggi keuntungan pasar rata-rata pada saham yang
tergabung di JII akan mempengaruhi keuntungan pasar rata-rata saham
yang tergabung di IHSG.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis ketiga (H ) dalam penelitian ini sebagai
berikut :
H : Jakarta Islamic Index berpengaruh Positif dan Signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Hasil penelitian Kusuma dan Badjra ( ) yang berjudul
Pengaruh Inflasi, JUB, Nilai Kurs Dollar, dan Pertumbuhan GDP
terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa Inflasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Tidak adanya pengaruh inflasi terhadap IHSG
mengindikasikan bahwa naik turunnya inflasi tidak berpengaruh pada
pergerakan IHSG. Penelitian ini sejalan dengan Arifin ( ) dan
Wijaya ( ). Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan
kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi
ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas
penawaran produknya, sehingga harga‐harga cenderung mengalami
kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan
penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Disamping
itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan yang
diperoleh investor dari investasinya. Dapat dikatakan inflasi
berpengaruh negatif terhadap IHSG.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis keempat (H ) dalam penelitian ini
sebagai berikut :
H : Inflasi berpengaruh Negatif dan Signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG)
. SBIS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Sertifikat Bank Indonesia Syariah adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang
Rupiah yang Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar
terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
dijadikan sebagai alat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sertifikat
Bank Indonesia Syariah diterbitkan oleh Bank instrumen investasi oleh
bank syariah.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis kelima (H ) dalam penelitian ini sebagai
berikut :
H : SBIS berpengaruh Negatif dan Signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang dimediasi Inflasi
Menurut Kewal ( ) kurs atau nilai tukar berpengaruh negatif
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kurs dapat
berpengaruh negatif apabila terjadi depresiasi pada nilai tukar, maka
hal ini akan menyebabkan impor menurun karena mahalnya bahan
baku untuk produksi perusahaan. Kenaikan harga bahan baku akan
mempengaruhi produksi perusahaan dan juga biaya produksi
meningkat. Hal ini menyebabkan laba yang dihasilkan perusahaan
akan menurun dan berpengaruh pada menurunnya harga saham
perusahaan tersebut. Para investor pun cenderung akan menjual atau
menarik investasi mereka karena risiko meningkat dan dividen yang
dihasilkan menurun bahkan dapat berdampak pada kerugian. Jika
Inflasi meningkat maka harga barang di dalam negeri mengalami
kenaikan. Naiknya harga barang sama artinya dengan turunnya nilai
mata uang. Dengan demikian inflasi dapat diartikan sebagai penurunan
nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis keenam (H ) dalam penelitian ini sebagai
berikut :
H : Inflasi memediasi pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang dimediasi Inflasi
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan seiring dengan
perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian tumbuh dan
berkembang jumlah uang beredar juga bertambah, sedang
komposisinya berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi
penggunaan uang kartal semakin sedikit, digantikan oleh uang giral.
Biasanya juga bila perekonomian semakin meningkat komposisi uang
kartal dan uang giral semakin sedikit, sebab porsi uang kuasa semakin
besar (Rahardja, ). Semakin meningkat Jumlah Uang Beredar di
masyarakat berpengaruh pada permintaan barang dan jasa. Banyaknya
jumlah uang yang dimiliki masyarakat akan menambah daya beli
masyarakat akan produk barang dan jasa. Meningkatnya konsumsi
akan barang dan jasa akan meningkatkan pendapatan pada perusahaan.
Laba yang dihasilkan perusahaan juga akan meningkat dan harga
saham pada perusahaan tersebut meningkat. Teori David Ricardo,
menyatakan bahwa jumlah atau kuantitas uang yang beredar akan
berpengaruh pada tingkat harga. Jika jumlah uang beredar meningkat,
maka harga barang dan jasa akan naik pula. Begitu pula sebaliknya,
jika jumlah uang beredar berkurang, maka harga barang dan jasa akan
turun. Dan jika harga barang dan jasa naik, berarti inflasi sedang dalam
keadaan tinggi atau meningkat.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis ketujuh (H ) dalam penelitian ini sebagai
berikut :
H : Inflasi memediasi pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Jakarta Islamic Index terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang dimediasi Inflasi
Pembentukan instrument syariah ini mendukung untuk
pembentukan Pasar Modal Syariah. Jakarta Islsmic Index
dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk
mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah.
Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan
investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah.
Sedangkan IHSG adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur
kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek. Maksud
dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang
dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa
tersebut (Sunaryah, ). IHSG digunakan untuk membandingkan
saham dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat Inflasi,
menyebabkan menurunnya profitabilitas suatu perusahaan sehingga
akan menurunkan pembagian deviden dan daya beli masyarakat. Profit
perusahaan akan menurun dan berdampak menurunnya harga saham.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis kedelapan (H ) dalam penelitian ini
sebagai berikut :
H : Inflasi memediasi pengaruh Jakarta Islamic Index terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang dimediasi SBIS
Kenaikan harga bahan baku akan mempengaruhi produksi
perusahaan dan juga biaya produksi meningkat. Hal ini menyebabkan
laba yang dihasilkan perusahaan akan menurun dan berpengaruh pada
menurunnya harga saham perusahaan tersebut. Para investorpun
cenderung akan menjual atau menarik investasi mereka karena risiko
meningkat dan dividen yang dihasilkan menurun bahkan dapat
berdampak pada kerugian. SBIS merupakan surat berharga berjangka
waktu pendek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Dan penurunan
SBIS yang signifikan berdampak pada penurunan sector riil. Dan
nantinya akan berdampak pada penurunan profitabilitas serta minat
masyarakat untuk menanamkan dananya dalam bentuk investasi
saham. Hal ini akan menurunkan tingkat IHSG.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis kesembilan (H ) dalam penelitian ini
sebagai berikut :
H : SBIS memediasi pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang dimediasi SBIS
Secara umum, teori kuantitas uang mengilustrasikan adanya
pengaruh variabel jumlah uang yang beredar terhadap perekonomian,
bila dikaitkan dengan adanya variabel harga dan output. Jumlah uang
yang beredar mampu mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Pada saat terjadinya jumlah kenaikan uang yang beredar,
masyarakat dianggap memiliki suatu proporsi yang lebih baik dalam
melakukan investasi sehingga permintaan instrumen produk investasi
saham mengalami kenaikan. Hal inilah yang akan dapat meningkatkan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam beberapa tahun
terakhir ini, SBIS menujukkan penurunan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perkembangan pada sector riil lebih menjadi bahan
pertimbangan investasi saham dibandingkan dengan kondisi pasar
uang. SBIS tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) (Jurnal Proceeding, Seminar Nasional PESAT
).
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis kesepuluh (H ) dalam penelitian ini
sebagai berikut :
H : SBIS memediasi pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
. Jakarta Islamic Index terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang dimediasi SBIS
Perbandingan kinerja antara JII dan IHSG mengalami fluktuasi
yang signifikan. Pertumbuhan indeks JII melebihi pertumbuhan indeks
IHSG. Pertumbuhan indeks JII mencapai diatas indeks IHSG.
Mengamati perkembangan tersebut, terlihat perkembangan keuntungan
pasar rata-rata pada saham yang tergabung di JII lebih tinggi dari
perkembangan keuntungan pasar dikelompok pasar IHSG (Talakua,
). Hal tersebut menjelaskan bahwa kinerja JII lebih baik dari
IHSG. Semakin tinggi keuntungan pasar rata-rata pada saham yang
tergabung di JII akan mempengaruhi keuntungan pasar rata-rata saham
yang tergabung di IHSG. Penurunan SBIS yang signifikan, hal ini
menunjukkan perkembangan sector riil yang memprihatinkan. Maka
masyarakat akan berpikir ulang untuk berinvestasi saham pada Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), mengingat kinerja JII yang lebih baik
dan memberikan keuntungan yang menjanjikan.
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang
mendukung, maka hipotesis kesebelas (H ) dalam penelitian ini
sebagai berikut :
H : SBIS memediasi pengaruh Jakarta Islamic Index terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini diorientasikan untuk mengetahui pergerakan saham
yang ditunjukan dengan Indeks Harga Saham Gabungan dan Jakarta
Islamic Index menggunakan variabel Makroekonomi dan Sertifikat Bank
Indonesia Syariah sebagai variabel independen dan variabel intervening.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang
diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan
dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Metode kuantitatif dinamakan
metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode positivistik. Metode ini sebagai
metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah ilmiah yaitu
konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis serta dikatakan
kuantitatif karena data penelitian berupa angkaangka dan analisis
menggunakan statistik (Sugiyono, : ).
Data dalam penelitian ini menggunakan Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah, Jumlah Uang Beredar (JUB), Jakarta Islamic Index (JII), Inflasi,
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang bersumber dari laporan publikasi Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui www.idx.co.id, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
melalui www.ojk.go.id, Badan Pusat Statisik (BPS) melalui
www.bps.go.id, dan Bank Indonesia melalui www.bi.go.id. Data yang
digunakan adalah data runtun waktu (time series) bulanan dari Januari
- Desember .
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dari penelitian ini tidak dapat disebutkan karena memang
penelitian ini data yang diambil melalui data sekunder melalui alamat web
Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.co.id, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) melalui www.ojk.go.id, Badan Pusat Statisik (BPS)
melalui www.bps.go.id, dan Bank Indonesia melalui www.bi.go.id. Data
yang digunakan adalah data runtun waktu (time series) bulanan dari
Januari - Desember .
C. Populasi dan Sampel
Menurut Bawono ( ) definisi populasi adalah keseluruhan
wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan
ditarik kesimpulan oleh peneliti. Penentuan populasi penelitian menjadi
sangat penting, karena melalui penentuan populasi maka seluruh kegiatan
penelitian dapat terarah. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan
yang sahamnya listing di Bursa Efek Indonesia(BEI) yang memilki
laporan keuangan lengkap sesuai yang dibutuhkan.
Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna
mewakili keseluruhan dari populasi (Bawono, : ). Sampel dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling, adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang menjadi pertimbangan
penelitian dalam pengambilan sampel:
a. Perusahaan yang listing di bursa efek Indonesia periode -
b. Perusahaan yang mempublikasikan data bulanan terbaru periode
januari -
Sampel Penelitian terdapat Perusahaan yang memenuhi kriteria
Penelitian.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui observasi tidak langsung, yaitu
dengan mengumpulkan data IHSG, Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, JUB,
JII, Inflasi dan SBIS. Pengumpulan data data IHSG, Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah, JUB, JII, Inflasi dan SBIS. Periode - yang
dipublikasikan oleh laman OJK,BEI, BI dan BPS.
D. Definisi Konsep dan Operasional
. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lain. Variabel independen juga disebut dengan variabel yang
memberikan akibat atau sebagai penyebab (Aviva, : ). Variabel
Independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a) Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar valuta asing adalah harga satu satuan mata uang
dalam satuan mata uang lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan
dalam pasar valuta asing, yaitu pasar tempat berbagai mata uang
yang berbeda diperdagangkan (Samuelson dan Nordhaus,
). Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus
modal atau investasi dan perdagangan internasional. Indonesia
sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku industri
mengalami dampak dari ketidakstabilan nilai tukar ini, yang dapat
dilihat dari melonjaknya biaya produksi sehingga menyebabkan
harga barang-barang milik Indonesia mengalami peningkatan.
Dengan melemahnya rupiah menyebabkan perekonomian
Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan
kepercayaan terhadap mata uang dalam negeri.
Investor dapat melihat fluktuasi nilai tukar valuta asing
dengan indikator Kurs Bank Indonesia, Kurs Juak dan Kurs Beli
dan Kurs Tengah Bank Indonesia. Dalam penelitian ini indikator
yang digunakan adalah Kurs Tengah Bank Indonesia. Menurut
Salim ( : ) Kurs Tengah tersebut dapat didapatkan dari
rumus :
b) Jumlah Uang Beredar
Jumlah Uang Beredar adalah semua jenis uang yang berada
di dalam perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang dalam
perekonomian ditambah dengan uang giral dalam bank-bank
umum (Sukirno, ). Jumlah Uang Beredar (M )
merupakan penjumlahan dari Jumlah Uang Beredar (M ) (uang
kartal dan uang giral) dengan deposito berjangka (time-
deposite), tabungan (saving-deposit), dan rekening tabungan
valuta asing milik swasta. Jumlah Uang Beredar (M ) dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
M = Jumlah Uang Beredar ( dalam arti luas)
M = Jumlah Uang Beredar ( dalam arti sempit)
TD = Time deposit (deposito berjangka)
SD = Saving deposit (saldo tabungan)
c) Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index, kriteria saham-saham yang dipilih untuk
dapat masuk kedalam indeks Syariah ialah sebagai berikut (Susanto,
) :
) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang
tidak bertentangan dengan prinsip Syariah dan sudah tercatat
lebih dari bulan (kecuali termasuk kapitalisasi besar).
) Memilih saham dari susunan saham di atas berdasarkan
urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun
terakhir.
) Memilih saham dengan urutan berdasarkan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu
tahun terakhir.
) Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap enam
bulan sekali
. Variabel Dependen
Variabel Dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menurut Sunariyah ( ) Indeks Harga Saham Gabungan
seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja
gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek. Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk
saham biasa dan saham preferen. Di Pasar Modal sebuah indeks diharapkan
memiliki lima fungsi yaitu : a. Sebagai indikator trend pasar, b. Sebagai
indikator tingkat keuntungan, c. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu
portofolio, d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, e.
Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. Perhitungan Indeks Harga
Saham Gabungan dilakukan untuk mengetahui perkembangan rata-rata
seluruh saham tercatat di bursa. Untuk menghitung indeks harga saham
gabungan digunakan formula sebagai berikut (Wijaya, : ):
Indeks harga saham gabungan, digunakan formula sebagai berikut :
Keterangan :
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-
Nilai Pasar = Rata-rata tertimbang nilai pasar (Jumlah lembar tercatat di
bursa dikali harga pasar perlambarnya) dari saham umum dan preferen
pada hari ke-t
Nilai Dasar = Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal
Agustus
. Variabel Intervening
Dalam Penelitian ini variabel intervening yang digunakan adalah
Inlasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Variabel tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah variabel intervening dapat
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
. Inflasi
Inflasi merupakan kondisi dimana jumlah barang yang beredar
mengakibatkan terjadinya kenaikan harga yang meluas dan terus
menerus dalam sistem perekonomian secara keseluruhan. Kenaikan
inflasi yang signifikan akan mempengaruhi daya beli konsumen
berupa kemampuan daya beli. (Ebert dan Grivin) Rumus yang
digunakan untuk menghitung inflasi adalah sebagai berikut :
Keterangan :
INF = Inflasi
IHKt = Indeks Harga Konsumen pada periode t
IHKt- = Indeks Harga Konsumen pada periode sebelum t
. Sertifikat Bank Indonesia Syarah (SBIS)
SBIS merupakan kebijakan moneter yang bertujuan untuk
mengatasi kesulitan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan
prinsip syariah. SBIS bagi bank syariah difungsikan sebagai alat
instrumen investasi, sebagaimana Sertifikat Bank Indonesia di
Bank Konvensional. Dalam prakteknya, SBIS diterbitkan oleh
Bank Indonesia sebagai salah satu instrument operasi pasar terbuka
dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan
prinsip syariah dan akad yang digunakan adalah akad jualah.
Besarnya SBIS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SBIS =
Keterangan:
P = nilai nominal investasi
R = tingkat realisasi imbalan simpanan investasi
t = jangka waktu investasi (jumlah hari dalam bulan / periode)
k = nisbah (bagi hasil) bagi bank penitip dana
. Teknik Analisis Data
. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono ( : - ), statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.
. Uji Stasioneritas
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, maka perlu
dilakukan uji stasioner. Sebuah data dikatakan stasioner jika
memenuhi asumsi bahwa rata-rata dan variansinya konstan sepanjang
waktu serta kovarian antar dua data runtut waktu tergantung pada
kelambanan antara dua periode tersebut. Pengambilan keputusan pada
uji stasioner adalah jika nilai probabilitas lebih kecil dari . maka
data tersebut bersifat stasioner (Winarno, : - ). Dalam
penelitian ini, uji yang digunakan adalah uji Unit Root dengan uji
Augmented-Dickey-Fuller (ADF).
. Uji Regresi
Analisis regresi bertujuan untuk memprediksi rata-rata nilai
variabel dependen berdasarkan niai variabel dependen yang diketahui(
Gujarat dalam Ghozali, ). Analisis regresi berganda adalah
analisis yang berguna untuk meramalkan nilai variabel dependen
apabila variabel independen minimal dua atau lebih. Analisisi regresi
berganda bertujuan untuk mengetahui penngaruh dua variabel
independen atau lebih terhadap variabel dependen untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua
variabel independena atau lebih dengan varaiebl dependen.
a. Koefisien Determinasi (R )
Uji ini pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi terdapat di < R < , dimana nilai R yang kecil berarti
menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Variabel
independen dianggap memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen apabila nilai R mendekati satu.
Sehingga jika R = maka diantara variabel independen dan variabel
dependen tidak mempunyai hubungan, sedangkan jika R = maka
diantara variabel independen dan variabel dependen terdapat suatu
hubungan yang kuat. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien
determinasi yaitu bias (kesalahan) terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan kedalam model. Oleh karena itu
dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai Adjusted R dapat naik
atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model.
b. Uji F
Uji F bertujuan untuk menguji apakah semua variabel independen
yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, ).
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan statistik F dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
) Jika Fhitung< Ftabel, dan probabilitas signifikan > . , H diterima
dan H ditolak.
) Jika Fhitung> Ftabel, dan probabilitas signifikan < . , H ditolak dan
H diterima.
c. Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, : ). Pengujian ini dilakukan dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
) Jika thitung< ttabel, dan probabilitas signifikan > . , H diterima dan
H ditolak.
) Jika thitung> ttabel, dan probabilitas signifikan < . , H ditolak dan
H diterima.
. Uji Asumsi Klasik
Menurut Imam Ghozali ( : ) uji asumsi klasik terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini
meggunakan uji Jarque-Bera. Penentuan normalitas menggunakan sig
. Model regresi yang lolos dalam uji normalitas ini harus > .
b. Uji Multikolonieritas
Menurut Bawono ( : ), multikolinearitas adalah situasi
dimana terdapat korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan
lainnya. Masalah multikolinearitas yang serius dapat mengakibatkan
berubahnya tanda dari parameter estimasi.Indikasi multikolonieritas
ditunjukkan dengan berbagai informasi berikut (Winarno, : . -
. ):
( ) Nilai R tinggi, tetapi variabel independen banyak yang
tidak signifikan.
( ) Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel
independen. Apabila koefisien rendah, maka tidak terjadi
multikolonieritas.
( ) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau
lebih) variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi satu variabel independen yang lain.
Uji multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan
metode auxiliary regresi antar variabel dependen untuk
mendapatkan r , kemudian dibandingkan dengan R
persamaan
utama (Bawono, : ).
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, : ).
Dalam penelitian ini, uji autokorelasi yang digunakan adalah Uji
Durbin-Watson (DW-Test). Uji Durbin Watson hanya digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Hipotesis
yang akan diuji adalah :
H : tidak ada autokorelasi (r = )
HA ada autokorelasi (r ≠ )
Tabel .
Pengambilan Keputusan Durbin Waston
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada korelasi positif Tolak < d < dl
Tidak ada korelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak -dl < d <
Tidak ada korelasi negative No decision -du ≤ d ≤ -dl
Tidak ada autokorelasi,
positif maupun negative
Terima du < d < -du
Sumber : Ghozali ( )
Dalam uji autokorelasi, pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi apabila nilai du< nilai DW < nilai – du
maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi (Ghozali,
: ).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini uji
heteroskedastisitas menggunakan Uji White. Uji White merupakan
suatu uji yang dilakukan dengan meregresi residual kuadrat (U t)
dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan
perkalian (interaksi) variabel independen. Pengambilan keputusan
didapatkan dengan melihat nilai probabilitasnya. Jika signifikansi
dari nilai probabilitas lebih kecil dari . maka model tersebut
mengandung heterokedastisitas dan apabila signifikansi dari nilai
probabilitas lebih besar dari . maka model tersebut tidak
mengandung heterokedastisitas
. Uji Path Analysis
Dalam penelitian ini menggunakan variabel intervening.
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak
dapat diamati dan diukur (Tuchman dalam (Sugiyono, ). Cara
pengujian regresi dengan variabel intervening yaitu dengan analisis
jalur (Path Analysis). Analisis jalur (Path Analysis) merupakan
perluasan dari analisis regresi linier berganda, atau analisis jalur
adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan
kausalitas antar variabel (model casual) yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, : ). Menurut
Riduwan dan Sunarto ( : ) model path analysis digunakan
untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat
(endogen).
Pengambilan keputusan dalam uji Path Analysis dapat
dilihat dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.
Apabila pengaruh tidak langsung > pengaruh langsung maka
variabel tersebut merupakan variabel mediasi.
. Alat Analisis
Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini sebagai
alat analisis penelitian untuk mengetahui pengaruh Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar dan JII terhadap IHSG dengan
Inflasi dan SBIS sebagai variabel intervening. Formulasi persamaan
regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut (Bawono dalam
Kartikaningrum, ):
Z = ß + ß .X + ß .X + ß .X + Ɛ……………. ( )
Z = ß + ß .X + ß .X + ß .X +Ɛ……………. ( )
Y= ß + ß .X + ß .X + ß .X + ß .Z + ß .Z + Ɛ……. ( )
Dimana:
Y : IHSG
ß : Konstanta dari persamaan regresi
ß - ß : Konstanta dari variabel independen
ß - ß : Konstanta dari variabel intervening
X : Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
X : JUB
X : JII
Z : Inflasi
Z : SBIS
Ɛ : Variabel residual atau prediction error
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskriptif Objek Penelitian
Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah, Jumlah Uang Beredar, Jakarta Islamic Index terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan dengan Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah sebagai Variabel Intervening Periode – . Objek dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia (BEI). Data-data yang digunakan dan kemudian diolah
dalam penelitian ini diperoleh dari laman resmi OJK, BPS, BEI, BI tahun
hingga tahun .
B. Analisis Data
. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang obyek
penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian yang dilakukan.
Dengan memberikan penjelasan tentang statistik deskriptif, diharapkan
dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti dalam
penelitian.
Tabel . Hasil Uji Statistik Deskriptif
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev
IHSG . . . . .
F.Nilai Tukar . . . . .
JUB .
JII . . . . .
Inflasi . . . . .
SBIS . . . . .
. Uji Statsioneritas
Uji Stasioneritas digunakan untuk menguji data time series agar
data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung komponen trend,
dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi periodik. Uji
yang digunakan adalah Uji Root dengan uji augmented-Dickey-Fuller,
berdasarkan data yang diperoleh dari laporan bulanan perusahaan
periode - , maka hasil uji stasioneritas data adalah sebagai
berikut :
Tabel . Hasil Uji Stasioneritas Level
No Variabel Prob.*
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah .
. JUB .
. JII .
. IHSG .
. Inflasi .
. SBIS .
Berdasarkan tabel . , data tersebut menunjukkan sebagian besar
nilai probabiitasnya > . sehingga pengujian dilanjutkan pada tahap st
difference . Berikut hasil dari uji stasioneritas dengan tingkat st difference
Tabel . Hasil Uji Stasioneritas st Difference
No Variabel Prob.*
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah .
. JUB .
. JII .
. IHSG .
. Inflasi .
. SBIS .
Berdasarkan tabel . , data menunjukkan output dengan nilai
probability < . . Dengan demikian variabel dependen, independen,
intervening memenuhi ketentuan uji stasioneritas dan layak untuk
dilanjutkan dengan pengujian data lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat di lampiran Uji Stasioneritas.
. Uji Regresi
a. Regresi Y (IHSG
Tabel . Regresi Utama
Dependent Variable: D(IHSG- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C
D(FLUKTUASI- ) - -
D(JUB- )
D(JII- )
D(INFLASI- ) - -
D(SBIS- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Model Regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut :
D(IHSG- ) = . – . D(FLUKTUASI- ) + .
D(JUB- ) + . D(JII- ) – . D(INFLASI- ) +
. D(SBIS- )
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
) Konstanta diperoleh sebesar . yang berarti jika
variabel independen sama dengan nol ( ), maka nilai IHSG
mengalami peningkatan sebesar . satuan.
) Koefisien regresi variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
diperoleh sebesar . dengan arah koefisien negatif.
Hal ini berarti jika variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
naik sebesar satuan, maka IHSG akan turun sebesar
. satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
) Koefisien regresi variabel JUB diperoleh sebesar .
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel
JUB akan meningkat sebesar satuan, maka IHSG akan
naik sebesar . satuan dengan asumsi variabel lain
konstan.
) Koefisien regresi variabel JII diperoleh sebesar .
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel
JII akan meningkat sebesar satuan, IHSG akan naik
sebesar . satuan dengan asumsi variabel lain
konstan.
) Koefisien regresi variabel Inflasi diperoleh sebesar
. dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti jika
variabel Inflasi akan naik sebesar satuan, maka IHSG
turun sebesar . satuan dengan asumsi variabel lain
konstan.
) Koefisien regresi variabel SBIS diperoleh sebesar .
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel
Inflasi akan meningkat sebesar satuan, maka IHSG akan
naik sebesar . satuan dengan asumsi variabel lain
konstan.
. Koefisien Determinasi R
R- squared sebesar menunjukkan kemampuan dalam
menjelaskan pengaruh variabel dependen sebesar . Sisanya
sebesar dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
. Uji Simultan (F)
Pengujian ini dengan melihat nilai prob(F-statistic).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwsanya nilai
prob(F-statistic) sebesar . < . , maka dapat disimpulkan
bahwa variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, JUB, JII Inflasi dan
SBIS bersama-sama mampu mempengaruhi IHSG .
. Uji (t)
a. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sebesar
. . Karena nilai probabilitas lebih besar dari . dan
koefisien negatif, maka dengan kata lain Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap IHSG.
b. JUB (Jumlah Uang Beredar)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sebesar
. . Karena nilai probabilitas lebih besar dari . dan
koefisien positif, maka dengan kata lain JUB secara parsial
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap IHSG .
c. JII (Jakarta Islamic Index)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sebesar
. . Karena nilai probabilitas lebih kecil dari . dan koefisien
positif, maka dengan kata lain JII secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap IHSG .
d. Inflasi
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sebesar
. . Karena nilai probabilitas lebih besar dari . dan
koefisien negatif, maka dengan kata lain Inflasi secara parsial
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap IHSG.
e. SBIS
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sebesar
. . Karena nilai probabilitas lebih besar dari . dan
koefisien positif, maka dengan kata lain SBIS secara parsial
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap IHSG .
b. Regresi Z (Inflasi)
Tabel .
Regresi Variabel Intervening Pertama
Dependent Variable: D(INFLASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(FLUKTUASI- ) E- E-
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - E- E- -
R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Model Regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat
ditulis sebagai berikut :
D(INFLASI- ) = - . + . E- D(FLUKTUASI- ) +
. E- D(JUB- ) – . E- D(JII- )
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
) Konstanta diperoleh sebesar - . yang berarti
jika variabel independen sama dengan nol( ) maka nilai
Inflasi mengalami penurunan sebesar . .
) Koefisien regresi variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
diperoleh sebesar . E- dengan arah koefisien
positif. Hal ini berarti jika variabel Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah meningkat sebesar satuan, maka IHSG
akan naik sebesar . E- satuan dengan asumsi
variabel lain konstan.
) Koefisien regresi variabel JUB diperoleh sebesar . E-
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika
variabel JUB akan meningkat sebesar satuan, maka
IHSG akan naik sebesar . E- satuan dengan asumsi
variabel lain konstan.
) Koefisien regresi variabel JII diperoleh sebesar . E-
dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti jika
variabel JII akan naik sebesar satuan, IHSG akan
turun . E- satuan dengan asumsi variabel lain
konstan.
. Koefisien Determinasi R
R- squared sebesar menunjukkan kemampuan
dalam menjelaskan pengaruh variabel dependen sebesar .
Sisanya sebesar dijelaskan oleh variabel lain diluar
penelitian.
. Uji Simultan (F)
Pengujian ini dengan melihat nilai prob(F-statistic).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwsanyanilai
prob(F-statistic) sebesar . > . , maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, JUB
dan JII tidak bersama sama mempengaruhi IHSG.
. Uji (t)
a. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sebesar
. . Karena nilai probabilitas lebih besar dari . dan
koefisien positif, maka dengan kata lain Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap IHSG.
b. JUB (Jumlah Uang Beredar)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas . . Karena
nilai probabilitas lebih besar dari . dan koefisien positif, maka
dengan kata lain JUB secara parsial berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap IHSG.
c. JII (Jakarta Islamic Index)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas . . Karena
nilai probabilitas lebih besar dari . dan koefisien negatif, maka
dengan kata lain JII secara parsial berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap IHSG.
c. Regresi Z (SBIS)
Tabel .
Regresi Variabel Intervening Kedua
Dependent Variable: D(SBIS- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(FLUKTUASI- ) E- E-
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - E- E- - R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat
ditulis sebagai berikut :
D(SBIS- ) = - . + . E- D(FLUKTUASI- ) + . E-
D(JUB- ) – . E- D(JII- )
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
) Konstanta diperoleh sebesar . yang berarti jika
variabel independen sama dengan nol( ) maka nilai
SBIS mengalami penurunan sebesar . satuan.
) Koefisien regresi variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
diperoleh sebesar . E- dengan arah koefisien
positif. Hal ini berarti jika variabel SBIS akan
mensingkat sebesar satuan, maka IHSG akan naik
sebesar . E- satuan dengan asumsi variabel lain
konstan.
) Koefisien regresi variabel JUB diperoleh sebesar . E-
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika
variabel SBIS akan meningkat sebesar satuan, maka
IHSG akan naik sebesar . E- satuan dengan asumsi
variabel lain konstan.
) Koefisien regresi variabel JII diperoleh sebesar . E-
dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti jika
variabel SBIS akan naik sebesar satuan, maka IHSG
akan turun sebesar . E- satuan dengan asumsi
variabel lain konstan.
. Koefisien Determinasi R
R- squared sebesar menunjukkan kemampuan
dalam menjelaskan pengaruh varibel dependen sebesar %
Sisanya sebesar dijelaskan oleh variabel lain diluar
penelitian.
. Uji Simultan (F)
Pengujian ini dengan melihat nilai prob(F-statistic).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwsanyanilai
prob(F-statistic) sebesar . < . , maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah,
JUB, JII bersama sama memperngaruhi IHSG.
. Uji (t)
a. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sebesar
. . Karena nilai probabilitas lebih besar dari . dan
koefisien positif, maka dengan kata lain Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap IHSG.
b. JUB (Jumlah Uang Beredar)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas . .
Karena nilai probabilitas lebih besar dari . dan koefisien
positif, maka dengan kata lain JUB secara parsial berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap IHSG.
c. JII (Jakarta Islamic Index)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas . .
Karena nilai probabilitas lebih besar dari . dan koefisien
negatif, maka dengan kata lain JII secara parsial berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap IHSG.
. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali ( ) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau
residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi
normalitas variabel umumnya menggunakan grafik atau uji
statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan
Jarque-Bera dengan variabel normalitas > . .
) Regresi Y (IHSG)
0
2
4
6
8
10
12
14
-200 -150 -100 -50 0 50 100 150
Series: ResidualsSample 3 59Observations 57
Mean 6.42e-15Median 0.299613Maximum 163.4978Minimum -197.5432Std. Dev. 62.40373Skewness -0.206237Kurtosis 4.267782
Jarque-Bera 4.221338Probability 0.121157
Gambar .
Hasil Uji Normalitas Regresi Utama
Dari gambar . , dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dan dependen telah memenuhi syarat uji normalitas
dengan nilai probability sebesar . Maka dapat dinyatakan
bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.
) Regresi Z (Inflasi)
0
2
4
6
8
10
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Series: ResidualsSample 1 60Observations 60
Mean 3.29e-15Median -0.068445Maximum 0.640453Minimum -0.556079Std. Dev. 0.287481Skewness 0.341725Kurtosis 2.420282
Jarque-Bera 2.007943Probability 0.366421
Gambar .
Hasil Uji Normalitas Intervening Pertama
Dari gambar . , dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dan dependen telah memenuhi syarat uji
normalitas dengan nilai probability sebesar . Maka
dapat dinyatakan bahwa data tersebut terdistribusi normal.
) Regresi Z (SBIS)
0
2
4
6
8
10
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Series: ResidualsSample 2 60Observations 59
Mean -4.08e-15Median 0.011531Maximum 0.179049Minimum -0.199302Std. Dev. 0.089915Skewness -0.091004Kurtosis 2.726204
Jarque-Bera 0.265724Probability 0.875586
Gambar .
Hasil Uji Normalitas Intervening Kedua
Dari gambar . , dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dan dependen telah memenuhi syarat uji normalitas
dengan nilai probability sebesar . Maka dapat dinyatakan
bahwa data tersebut terdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linier antar variabel independen (Priyatno,
dalam Setyaningrum, ). Untuk mengetahui apakah
terjadi muktikolonieritas dapat dilihat dari R (R-squared)
variabel. Berikut hasil R dapat dilihat pada tabel berikut :
) Regresi Y (IHSG)
Tabel .
Hasil Uji Multikolonieritas Regresi Utama
No R-Squared R-Squared pada
regresi utama =
Kesimpulan
X = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
X = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
X = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
Z = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
Z = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
Berdasarkan tabel . , nilai R variabel independen tidak
melebihi R variabel dependen sehingga data pada
penelitian ini tidak mengalami multikolonieritas.
) Regresi Z (Inflasi)
Tabel .
Hasil Uji Multikolonieritas Intervening Pertama
No R-Squared R-Squared pada
regresi utama =
Kesimpulan
X = Lebih besar Ada Korelasi
X = Lebih besar Ada Korelasi
X = Lebih besar Ada Korelasi
Dapat dilihat pada tabel di atas terdapat hubungan
yang tinggi pada semua variabel, dan juga ada korelasi
yang sangat kuat antara seluruh variabel, maka variabel JII
dikeluarkan sehingga tidak ada gejala korelasi
Tabel .
Penyembuhan Uji Multikolonieritas Intervening Pertama
No R-Squared R-Squared pada
regresi utama =
Kesimpulan
X = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
X = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
Dapat dilihat pada tabel di atas setelah pengobatan,
dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan variabel
bebas dengan R-Squared pada nilai regresi utama yaitu
. Jadi dapat disimpulkan bahwa data variabel dalam
penelitian ini tidak terdapat multikolonieritas.
)Regresi Z (SBIS)
Tabel .
Hasil Uji Multikolonieritas Intervening Kedua
No R-Squared R-Squared pada
regresi utama =
Kesimpulan
X = Lebih besar Ada Korelasi
X = Lebih besar Ada Korelasi
X = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
Dapat dilihat pada tabel di atas terdapat hubungan yang
tinggi pada semua variabel, dan juga ada korelasi yang sangat
kuat antara variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan JUB,
maka variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dikeluarkan
sehingga tidak ada gejala korelasi.
Tabel .
Penyembuhan Uji Multikolonieritas Intervening Kedua
No R-Squared R-Squared pada
regresi utama =
Kesimpulan
X = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
X = Lebih kecil Tidak Ada Korelasi
Dapat dilihat pada tabel di atas setelah penyembuhan,
dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan variabel bebas
dengan nilai R pada nilai regresi utama yaitu . Jadi
dapat disimpulkan bahwa data variabel dalam penelitian ini
tidak terdapat multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali ( ) dalam Hasanah( ) uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi
linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t
dengan kesalahan penggangu pada periode t- sebelumnya.
Autokorelasi pada penelitian ini diuji menggunakan Durbin
Watson (DW-Test). Adapun hasil uji dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
) Regresi Y (IHSG )
Tabel .
Hasil Uji Autokorelasi Regresi Utama
Dependent Variable: D(IHSG- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(FLUKTUASI- ) - -
D(JUB- )
D(JII- )
D(INFLASI- ) - -
D(SBIS- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Dari tabel . , uji autokorelasi regresi utama dengan
jumlah sampel (n= ) dan jumlah variabel independen
(k= ), didapat nilai Durbin Watson (DW) hitung sebesar
. Besarnya DW tabel untuk dl (batas bawah) =
dan DW tabel untuk du(batas atas) = . Sehingga
besarnya nilai - du ( – = . ).
) Regresi Z (Inflasi)
Tabel .
Hasil Uji Autokorelasi Intervening Pertama
Dependent Variable: D(INFLASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(FLUKTUASI- ) E- E-
D(JUB- ) E- E- R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Dari tabel . , uji autokorelasi regresi utama dengan
jumlah sampel (n= ) dan jumlah variabel independen
(k= ), didapat nilai Durbin Watson (DW) hitung sebesar
. Besarnya DW tabel untuk dl (batas bawah) =
dan DW tabel untuk du(batas atas) = . Sehingga
besarnya nilai - du ( – = ).
) Regresi Z (SBIS)
Tabel .
Hasil Uji Autokorelasi Intervening Kedua
Dependent Variable: D(SBIS- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - E- E- - R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Dari tabel . , uji autokorelasi regresi utama dengan
jumlah sampel (n= ) dan jumlah variabel independen
(k= ), didapat nilai Durbin Watson (DW) hitung sebesar
. Besarnya DW tabel untuk dl (batas bawah) =
dan DW tabel untuk du(batas atas) = . Sehingga
besarnya nilai - du ( – = ).
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan pelanggaran dari asumsi
homoskedastisitas (semua gangguan/ disturbance yang muncul
dalam persamaan regresi bersifat homokedastik atau
mempunyai varians yang sama tiap kondisi pengamatan. Oleh
karena itu, konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas dalam
sistem persamaan bahwa penaksiran tidak lagi mempunyai
varians yang minimum. Cara mengetahui ada atau tidaknya
gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah dengan
melakukan pengujian dengan white heteroskedaticity no cross
term. Jika signifikansi dari prob*R< maka model tersebut
mengandung heteroskedastisitas, dan apabila signifikansi dari
prob*R> maka model tersebut tidak mengandung
heteroskedastisitas.
) Regresi Y (Indeks Harga Saham Gabungan)
Tabel .
Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Utama
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Prob. F( )
Obs*R-squared Prob. Chi-Square( )
Scaled explained SS Prob. Chi-Square( )
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujian
Heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa probability obs*R-
Squared = . dan Prob. F = . atau lebih besar dari
. Sehingga dapat disimpulkan data dalam variabel
penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas pada model
penelitian ini.
) Regresi Z (Inflasi)
Tabel .
Hasil Uji Heteroskedastisitas Intervening Pertama
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Prob. F( )
Obs*R-squared Prob. Chi-Square( )
Scaled explained SS Prob. Chi-Square( )
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujian
Heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa probability obs*R-
Squared = . dan Prob. F = . atau lebih besar dari
. Sehingga dapat disimpulkan data dalam variabel
penelitian ini tidak terdapat hetseroskedastisitas pada model
penelitian ini.
) Regresi Z (SBIS)
Tabel .
Hasil Uji Heteroskedastisitas Intervening Kedua
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Prob. F( )
Obs*R-squared Prob. Chi-Square( )
Scaled explained SS Prob. Chi-Square( )
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujian
Heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa probability obs*R-
Squared = . dan Prob. F = . atau lebih besar dari
. Sehingga dapat disimpulkan data dalam variabel
penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas pada model
penelitian ini.
. Uji Path Analysis
Uji Path Analysis yaitu menunjukkan bahwa variabel
independen dapat berpengaruh langsung ke variabel dependen
melalui variabel intervening.
a. Regresi Z (Inflasi)
Model Analisis jalur dari persamaan variabel Inflasi adalah
sebagai berikut :
s
Gambar .
Model Analisis Jalur Inflasi
Tabel .
Model Analisis Jalur Persamaan Inflasi
Variabel X ke Y
(p )
X ke Z
(p )
Z ke Y
(p )
SP SP Pengaruh tidak
langsung
F. Nilai
Tukar Rupiah
- E- - E- E-
JUB E- - E- E-
JII - - E- E-
Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah
JUB
JII
Inflasi IHSG
P x = -
P x =
P x =
P x = E-
P x = E-
P = - .
Untuk mengetahui tingkat mediasi Inflasi dari pengaruh
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, JUB dan JII, maka standar error dari
koefisien indirect effect dapat dinyatakan sebagai berikut :
. SP P = √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
= (- ) ( E- )
+ ( E- )
( )
+ ( E-
) ( )
= √ ( )
= √ = E-
. SP P =√( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
= (- ) ( E- )
+ ( E- )
( )
+ ( E-
) ( )
= √( ) ( ) ( )
= √ = E-
. SP P =√( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
= (- ) ( E- )
+ ( )
+ ( E-
) ( )
= √ ( ) ( )
= √ = E-
Berdasarkan hasil di atas dapat dihitung bahwa t statistic
pengaruh mediasi terhadap variabel Inflasi sebagai berikut :
. t =
=
= E-
. t =
=
= E-
. t =
=
= E-
Dengan melihat semua pengukuran di atas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
) Nilai t hitung sebesar E- lebih kecil dari t tabel yaitu
dengan tingkat signifikansi , maka dapat disimpulkan
bahwa t tidak signifikan. Hal ini berarti Inflasi tidak dapat
menjadi mediator dalam pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
terhadap IHSG.
) Nilai t hitung sebesar E- lebih kecil dari t tabel yaitu
dengan tingkat signifikansi , maka dapat disimpulkan
bahwa t tidak signifikan. Hal ini berarti Inflasi tidak dapat
menjadi mediator dalam pengaruh JUB terhadap IHSG.
) Nilai t hitung sebesar E- lebih kecil dari t tabel yaitu
dengan tingkat signifikansi , maka dapat disimpulkan
bahwa t tidak signifikan. Hal ini berarti Inflasi tidak dapat
menjadi mediator dalam pengaruh JII terhadap IHSG.
) Regresi Z (SBIS)
Model Analisis jalur dari persamaan variabel SBIS adalah sebagai
berikut :
Gambar .
Model Analisis Jalur SBIS
Tabel .
Model Analisis Jalur Persamaan SBIS
Variabel X ke Y (p ) X ke Z (p ) Z ke Y
(p )
SP SP Pengaruh tidak
langsung
F. Nilai
Tukar
Rupiah
- - E-
JUB E- E- E-
JII - E- E- E-
Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah
JUB
JII
SBIS IHSG
P x = -
P x =
P x =
P x = E-
P x = - E-
P = -
Untuk mengetahui tingkat mediasi SBIS dari pengaruh
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, JUB dan JII, maka standar error dari
koefisien indirect effect dapat dinyatakan sebagai berikut :
. SP P = √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
= ( ) ( E- )
+ ( )
+ ( E-
) ( )
= √( ) ( ) ( )
= √ = E-
. SP P =√( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
= ( ) ( E- )
+ ( E- )
( )
+ ( E-
) ( )
= √( ) ( ) ( )
= √ = E-
. SP P =√( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
= ( ) ( E- )
+ (- E- )
( )
+ ( E-
) ( )
= √( ) ( ) ( )
= √ = E-
Berdasarkan hasil di atas dapat dihitung bahwa t statistic
pengaruh mediasi terhadap variabel SBIS sebagai berikut :
. t =
=
= E-
. t =
=
= E-
. t =
=
=
Dengan melihat semua pengukuran di atas maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
. Nilai t hitung sebesar E- lebih kecil dari t tabel
yaitu dengan tingkat signifikansi , maka dapat
disimpulkan bahwa t tidak signifikan. Hal ini berarti SBIS
tidak dapat menjadi mediator dalam pengaruh Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah terhadap IHSG.
. Nilai t hitung sebesar E- lebih besar dari t tabel
yaitu dengan tingkat signifikansi , maka dapat
disimpulkan bahwa t tidak signifikan. Hal ini berarti SBIS
dapat menjadi mediator dalam pengaruh JUB terhadap IHSG.
. Nilai t hitung sebesar lebih kecil dari t tabel
yaitu dengan tingkat signifikansi , maka dapat
disimpulkan bahwa t tidak signifikan. Hal ini berarti SBIS
tidak dapat menjadi mediator Sdalam pengaruh JII terhadap
IHSG.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat dijelaskan
hasil uji hipotesis atas masing-masing variabel dalam model penelitian dan
variabel yang telah dikeluarkan dari model penelitian sebagai berikut:
. Variabel dalam model penelitian
a. Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap IHSG
Nilai koefisien variabel Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah diperoleh
sebesar . dengan koefisien negatif dan nilai probabilitasnya
. . Karena nilai probabilitas lebih besar dari (a), maka
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh terhadap IHSG
sehingga H ditolak.
Menguatnya nilai tukar Rupiah memberikan sinyal kuat bagi
investor. Namun pada kenyataannya nilai tukar Rupiah mengalami
peningkatan artinya kondisi ekonomi sedang dalam keadaan kurang
baik, sehingga para investor takut untuk beinvestasi saham. Ketika
nilai tukar Rupiah mengalami penurunan, maka keuntungan yang
diharapkan oleh investor tidak sesuai. Berkurangnya para investor
melakukan transaksi dalam bentuk saham, akan mengakibatkan harga
saham turun. Sebaliknya apabila Dollar terhadap nilai tukar Rupiah
melemah maka investor akan berinvestasi dalam bentuk saham karena
perekonomian sedang dalam kondisi yang bagus.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Siregar ( ) dan
Witjaksono ( ) yang menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah
berpengaruh negatif terhadap IHSG. Namun penelitian Kusuma dan
Bardja ( ) menyatakan bahwa apabila Dollar meningkat, maka
IHSG jug aikut meningkat.Dan apabila Dollar menurun, IHSG juga
akan menurun. Penelitian ini didukung oleh penelitian Krisna ( )
yang juga menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap IHSG.
b. Pengaruh JUB terhadap IHSG
Nilai koefisien variabel JUB diperoleh sebesar . dengan
koefisien positif dan nilai probabilitasnya . . Karena nilai
probabilitas lebih besar dari (a), maka JUB tidak berpengaruh
terhadap IHSG sehingga H ditolak.
Tidak berpengaruhnya Jumlah Uang Beredar cenderung
dikarenakan mengalami peningkatan namun peningkatan ini lebih
banyak di dominasi oleh tingginya beban biaya bunga simpanan yang
dikapitalisasi dan ekspansi pada beberapa komponen tagihan bersih
kepada pemerintah terutama pembayaran dalam rangka program
penjaminan terhadap kewajiban perbankan dan pembayaran kupon
obligasi rekapitalisasi bank. Hal ini menyebabkan peningkatan yang
beredar yang benar-benar dipegang oleh masyarakat sangat kecil dan
tidak berpengaruh sama sekali terhadap peningkatan harga saham
karena tidak ada tambahan dana yang ada di masyarakat dapat
digunakan untuk investasi di pasar modal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurniadi( ) yang
menyatakan bahwa jumlah uang beredar tidak berpengaruh terhadap
IHSG. Penelitian Siregar( ) dan Novianto( ) menyatakan
bahwa jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap IHSG. Sedangkan penelitian Yudhautama( ) yang
menyatakan bahwa naiknya jumlah uang beredar akan meningkatkan
IHSG.
c. Pengaruh JII terhadap IHSG
Nilai koefisien variabel JII diperoleh sebesar . dengan
koefisien positif dan nilai probabilitasnya . . Karena nilai
probabilitas lebih kecil dari (a), maka JII berpengaruh terhadap
IHSG sehingga H diterima.
Sepanjang tahun , pertumbuhan indeks JII melebihi
pertumbuhan indeks IHSG. Pertumbuhan indeks JII mencapai
diatas indeks IHSG. Mengamati perkembangan tersebut, terlihat
perkembangan keuntungan pasar rata-rata pada saham yang tergabung
di JII lebih tinggi dari perkembangan keuntungan pasar dikelompok
pasar IHSG (Talakua, ). Hal tersebut menjelaskan bahwa kinerja
JII lebih baik dari IHSG. Semakin tinggi keuntungan pasar rata-rata
pada saham yang tergabung di JII akan mempengaruhi keuntungan
pasar rata-rata saham yang tergabung di IHSG.
d. Pengaruh Inflasi terhadap IHSG
Nilai koefisien variabel Inflasi diperoleh sebesar . dengan
koefisien negatif dan nilai probabilitasnya . . Karena nilai
probabilitas lebih besar dari (a), maka Inflasi tidak berpengaruh
terhadap IHSG sehingga H ditolak.
Tidak adanya pengaruh antara inflasi dan IHSG mengindikasi
bahwa naik turunnya inflasi tidak berdampak pada pegerakan IHSG di
Bursa Efek Indonesia. Kondisi ini menyebabkan investor tidak berani
untuk melakukan spekulasi dan memilih untuk menunggu kondisi
inflasi lebih stabil. Semakin tinggi inflasi menyebabkan menurunnya
profitabilitas suatu perusahaan sehingga akan menurunkan pembagian
deviden dan daya beli masyarakat. Profit perusahaan akan menurun
dan berdampak menurunnya harga saham.
Penelitian ini juga sejalan dengan peneitian Hismendi ( ),
Siregar ( ) dan Wijaya ( ) yang juga menyatakan bahwa inflasi
tidak berpengaruh terhadap pergerakan IHSG. Penelitian yang
dilakukan Arifin ( ) juga menyatakan bahwa inflasi berpengaruh
negative terhadap IHSG. Namun berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Novianto ( ) yang menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG.
e. Pengaruh SBIS terhadap IHSG
Nilai koefisien variabel SBIS diperoleh sebesar . dengan
koefisien positif dan nilai probabilitasnya . . Karena nilai
probabilitas lebih besar dari (a), maka SBIS tidak berpengaruh
terhadap IHSG sehingga H ditolak.
SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen
operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang
dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) bagi bank syariah dijadikan sebagai alat instrumen
investasi, sebagaimana Sertifikat Bank Indonesia (SBI) di bank
konvensional.Dalam beberapa tahun terakhir ini, SBIS menujukkan
penurunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan pada
sector riil lebih menjadi bahan pertimbangan investasi saham
dibandingkan dengan kondisi pasar uang. SBIS tidak berpengaruh
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Jurnal Proceeding,
Seminar Nasional PESAT ).
f. Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap IHSG yang
dimediasi Inflasi
Nilai t hitung diperoleh sebesar . E- lebih kecil dari t tabel
yaitu . . Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Inflasi
tidak dapat memediasi Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
terhadap IHSG, sehingga H ditolak.
Menguatnya nilai tukar Rupiah memberikan sinyal kuat bagi
investor. Namun pada kenyataannya nilai tukar Rupiah mengalami
peningkatan artinya kondisi ekonomi sedang dalam keadaan kurang
baik, sehingga para investor takut untuk beinvestasi saham. Ketika
nilai tukar Rupiah mengalami penurunan, maka keuntungan yang
diharapkan oleh investor tidak sesuai. Berkurangnya para investor
melakukan transaksi dalam bentuk saham, akan mengakibatkan harga
saham turun. Sebaliknya apabila Dollar terhadap nilai tukar Rupiah
melemah maka investor akan berinvestasi dalam bentuk saham karena
perekonomian sedang dalam kondisi yang bagus. Mata uang dari
negara yang mengalami Inflasi tinggi cenderung mengalami depresiasi,
sebaliknya mata uang dari negara yang mempunyai tingkat inflasi
rendah akan mengalami apresiasi. Inflasi adalah kecenderungan
naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung
secara terus-menerus. Jika Inflasi meningkat maka harga barang di
dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya harga barang sama artinya
dengan turunnya nilai mata uang. Dengan demikian inflasi dapat
diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan
jasa secara umum. Hal tersebut menjelaskan bahwa Inflasi tidak dapat
memediasi antara pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
g. Pengaruh JUB terhadap IHSG yang dimediasi Inflasi
Nilai t hitung diperoleh sebesar E- lebih kecil dari t
tabel yaitu . . Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka
Inflasi tidak dapat memediasi Pengaruh JUB terhadap IHSG, sehingga
H ditolak.
Menurut Rozak ( : ) Berdasarkan pada sumber teori
kuantitas uang, Jumlah Uang Beredar di masyarakat sangat
menentukan tingkat besaran dari nilai uang, sementara pertumbuhan
jumlah uang yang beredar (M ) merupakan penyebab utama terjadinya
tekanan Inflasi. Secara umum, teori kuantitas uang mengilustrasikan
adanya pengaruh variabel jumlah uang yang beredar terhadap
perekonomian, bila dikaitkan dengan adanya variabel harga dan
output. Jumlah uang yang beredar mampu mempengaruhi Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada saat terjadinya jumlah kenaikan
uang yang beredar, masyarakat dianggap memiliki suatu proporsi yang
lebih baik dalam melakukan investasi sehingga permintaan instrumen
produk investasi saham mengalami kenaikan. Hal inilah yang akan
dapat meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
h. Pengaruh JUB terhadap IHSG yang dimediasi SBIS
Nilai t hitung diperoleh sebesar . E- lebih kecil dari t
tabel yaitu . . Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka
SBIS tidak dapat memediasi Pengaruh JUB terhadap IHSG, sehingga
H ditolak.
Secara umum, teori kuantitas uang mengilustrasikan adanya
pengaruh variabel jumlah uang yang beredar terhadap perekonomian,
bila dikaitkan dengan adanya variabel harga dan output. Jumlah uang
yang beredar mampu mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Pada saat terjadinya jumlah kenaikan uang yang beredar,
masyarakat dianggap memiliki suatu proporsi yang lebih baik dalam
melakukan investasi sehingga permintaan instrumen produk investasi
saham mengalami kenaikan. Hal inilah yang akan dapat meningkatkan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam beberapa tahun
terakhir ini, SBIS menujukkan penurunan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perkembangan pada sector riil lebih menjadi bahan
pertimbangan investasi saham dibandingkan dengan kondisi pasar
uang. SBIS tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) (Jurnal Proceeding, Seminar Nasional PESAT
). Hal ini menjelaskan bahwa SBIS tidak dapat memediasi
pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
i. Pengaruh JII terhadap IHSG yang dimediasi SBIS
Nilai t hitung diperoleh sebesar . lebih kecil dari t
tabel yaitu . . Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka
SBIS tidak dapat memediasi Pengaruh JII terhadap IHSG, sehingga
H ditolak.
Perbandingan kinerja antara JII dan IHSG mengalami fluktuasi
yang signifikan. Pertumbuhan indeks JII melebihi pertumbuhan indeks
IHSG. Pertumbuhan indeks JII mencapai diatas indeks IHSG.
Mengamati perkembangan tersebut, terlihat perkembangan keuntungan
pasar rata-rata pada saham yang tergabung di JII lebih tinggi dari
perkembangan keuntungan pasar dikelompok pasar IHSG (Talakua,
). Hal tersebut menjelaskan bahwa kinerja JII lebih baik dari
IHSG. Semakin tinggi keuntungan pasar rata-rata pada saham yang
tergabung di JII akan mempengaruhi keuntungan pasar rata-rata saham
yang tergabung di IHSG. Penurunan SBIS yang signifikan, hal ini
menunjukkan perkembangan sector riil yang memprihatinkan. Maka
masyarakat akan berpikir ulang untuk berinvestasi saham pada Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), mengingat kinerja JII yang lebih baik
dan memberikan keuntungan yang menjanjikan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa SBIS tidak dapat memediasi pengaruh JII dengan
IHSG.
. Variabel yang telah dikeluarkan
a) JII terhadap IHSG yang dimediasi Inflasi
Nilai t hitung diperoleh sebesar E- lebih kecil dari t tabel
yaitu . . Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Inflasi
tidak dapat memediasi Pengaruh JII terhadap IHSG, sehingga H
ditolak.
JII adalah suatu wadah untuk berinvestasi saham syariah.
Pembentukan instrument syariah ini mendukung untuk pembentukan
Pasar Modal Syariah. Jakarta Islsmic Index dimaksudkan untuk
digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja
suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks ini
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk
mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Sedangkan
IHSG adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja
gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek. Maksud dari
gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukkan
dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut
(Sunaryah, ). IHSG digunakan untuk membandingkan saham dari
waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat Inflasi, menyebabkan
menurunnya profitabilitas suatu perusahaan sehingga akan
menurunkan pembagian deviden dan daya beli masyarakat. Profit
perusahaan akan menurun dan berdampak menurunnya harga saham.
Hal ini menjelaskan bahwa Inflasi tidak dapat memediasi pengaruh JII
terhadap IHSG.
b) Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap IHSG
yang dimediasi SBIS
Nilai t hitung diperoleh sebesar . E- lebih kecil dari t
tabel yaitu . . Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka
SBIS tidak dapat memediasi Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
terhadap IHSG, sehingga H ditolak.
Menurut Kewal ( ) kurs atau nilai tukar berpengaruh negatif
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kurs dapat
berpengaruh negatif apabila terjadi depresiasi pada nilai tukar, maka
hal ini akan menyebabkan impor menurun karena mahalnya bahan
baku untuk produksi perusahaan. Kenaikan harga bahan baku akan
mempengaruhi produksi perusahaan dan juga biaya produksi
meningkat. Hal ini menyebabkan laba yang dihasilkan perusahaan
akan menurun dan berpengaruh pada menurunnya harga saham
perusahaan tersebut. Para investorpun cenderung akan menjual atau
menarik investasi mereka karena risiko meningkat dan dividen yang
dihasilkan menurun bahkan dapat berdampak pada kerugian. SBIS
merupakan surat berharga berjangka waktu pendek yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia. Dan penurunan SBIS yang signifikan berdampak
pada penurunan sector riil. Dan nantinya akan berdampak pada
penurunan profitabilitas serta minat masyarakat untuk menanamkan
dananya dalam bentuk investasi saham. Hal ini akan menurunkan
tingkat IHSG. Hal tersebut menjelaskan bahwa SBIS tidak dapat
memediasi antara pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap
IHSG.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, maka
dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah, Jumlah Uang Beredar, Jakarta Islamic Index terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan dengan Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah sebagai variabel intervening, sebagai berikut :
. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal
tersebut berarti tinggi rendahnya Nilai Tukar Rupiah tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
. Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
. Jakarta Islamic Index berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
. Sertifikat Bank Indonesia Syariah berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
. Inflasi tidak dapat memediasi pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal
tersebut berarti pengaruh tidak langsung antara Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
tidak dapat dimediasi oleh Inflasi.
. Inflasi tidak dapat memediasi pengaruh Jumlah Uang Beredar
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal tersebut
berarti pengaruh tidak langsung antara Jumlah Uang Beredar
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak dapat
dimediasi oleh Inflasi.
. SBIS tidak dapat memediasi pengaruh Jumlah Uang Beredar
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal tersebut
berarti pengaruh tidak langsung antara Jumlah Uang Beredar
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak dapat
dimediasi SBIS.
. SBIS tidak dapat memediasi pengaruh Jakarta Islamic Index
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal tersebut
berarti pengaruh tidak langsung antara Jakarta Islamic Index
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak dapat
dimediasi SBIS.
. Berdasarkan penelitian diperoleh gambaran bahwa diantara
variabel independen terdapat gejala multikolinieritas sehingga
penulis merasa perlu mengeluarkan beberapa variabel tersebut
(dalam hal ini variabel Jakarta Islamic Index yang dimediasi Inflasi
dan Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah yang dimediasi SBIS ) dari
model persamaan regresi dengan maksud untuk mendapatkan
model persamaan yang terbaik.
B. Saran
Dengan telah dilakukannya penelitian tentang analisis pengaruh
fluktuasi nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar, Jakarta Islamic index
terhadap indeks harga saham gabungan dengan inflasi dan sbis sebagai
variabel intervening periode – , peneliti memberikan saran
sebagai berikut ;
Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini digunakan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan serta dapat digunakan sebagai alat
evaluasi terhadap kinerjanya dan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan investasi saham di Bursa Efek Indonesia.
Bagi pihak akademisi, Untuk pihak akademisi dapat dijadikan sebagai
acuan untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang lebih mendalam
dan terperinci. Selain itu diharapkan pihak kampus lebih menambah lagi
referensi bidang di Pasar Modal khususnya investasi saham.
Bagi penelitian yang akan datang, Peneliti selanjutnya diharapkan
untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan dibidang Pasar Modal
terutama dalam Investasi saham.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian sejenis yang mendukung penelitian ini dinilai masih
minim. Kurangnya penelitian terdahulu pada objek membuat hasil
penelitian tidak konsisten. Penelitian ini juga dilakukan hanya pada
perusahaan yang sahamnya listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain itu periode hanya (lima) tahun menjadikan penelitian ini
kurang memberikan gambaran yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Tri Moch. . Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, Perubahan Kurs, dan
Standard & Poor’s terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi.
Aviva, Iza Nur. . Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Jakarta Islamic Index (JII) Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Periode - . (Online), Ak-IBS. (http://lib.ibs.ac.id/repository/ - .pdf)
Aziz, Abdul. . Manajemen Investasi Syariah. Bandung : Alfabeta.
Bawono, Anton. . Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Chen, Nai Fu, Richard Roll. . Economic Force and the stock market. The
Journal Of Business, ( ).
Febrianti, Sukma. . Analisis Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah
dengan Indeks Saham Konvensional Periode – ( Studi Kasus
JII & LQ ). Prosiding SENDI_U.
Fitriany. . Analisa Pengaruh Krisis Global Financial terhadap Jakarta Islamic
Index (JII) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jurnal Ekonomi
& Keuangan Islam Vol. No.
Ghazali, Imam. . Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran IBM SPSS
. Semarang : Badan Penerbitan Universitas Diponegoro
Gumilang, Reshinta Candra, R. Rustam Hidayat dan Maria Goretti. .
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi, Harga Emas dan Harga Minyak
Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi pada Bursa Efek
Indonesia Periode – ). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.
No. .
Kewal, Suramaya Suci. . Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan
Pertumbuhan ODB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal
Economia, Vol. No.
Kusuma, I Putu Marta Edi dan Ida Bagus Badjra. . Pengaruh Inflasi, JUB,
Nilai Kurs Dollar dan Pertumbuhan GDP terhadap IHSG di Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. No.
Langi, Theodores Manunggal, Masinamblow, Veecky dan Hanly Siwa. .
Analisis Pengaruh Suku Bunga BI, Jumlah Uang Beredar, dan Tingkat
Kurs terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi Vol. No.
Maryatul, Agus. . Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/USD terhadap
Inflasi dan Bi Rate dengan pendekatan Vector Error Correction Model
(VECM) – . Skripsi.
Murwaningsari, Etty. . Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Deposito dan
Kurs terhadap IHSG beserta Prediksi IHSG (Model Garch dan Arima).
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. , No. ,
Ningsih, Meidiana Mulya dan Ikaputera Waspada. . Pengaruh BI Rate dan
Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi pada Indeks
Properti, Real Estate, Dan Building Construction, di BEI Periode -
). Journal Manajerial,Vol. No.
Novianto, Aditya. . Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga SBI,
Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Skripsi. Universitas Indonesia.
Nopirin. . Ekonomi Moneter. Edisi satu cetakan ke- . Jakarta : BPFE
Nuraini, Dianita Listya. . Pengaruh Inflasi, Suku Bunga (BI Rate), Nilai
Tukar (Kurs) dan Jumlah Uang Beredar (M ) terhadap IHSG di BEI
tahun – . Naskah Publikasi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
Otorima, M dan Kesuma,A. . Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi,
Jumlah Uang Beredar dan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) Periode – . Jurnal Terapan Manajemen Bisnis Vol.
No.
Salim, Joko. . Mengikuti Jejak Bisnis Menggiurkan Orang Tionghoa. Jakarta:
Transmedia Pustaka
Samsul, Mohamad. . Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta :
Erlangga.
Siamat, Dahlan. . Manajemen Kembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan
Perbankan Edisi .Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siregar, Yunita Putri, Roesyetti dan Sri Endang Kornita. . Pengaruh Nilai
Tukar, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun – .
Jom FEKON Vol. No.
Sudarsana, Ni Made Anita Dewi dan Ica Rika Candraningrat. . Pengaruh
Suku Busnga SBI, Nilai Tukar, Inflasi, dan Indeks Dow Jones terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Sudirman, . Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Tengah US Dollar terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Al-buhuts
Volume. , Nomor. ,
Sukma, Febriani. . Analisis Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah
dengan Indeks Saham Konvensional Periode - (Studi Kasus
pada JII dan LQ ). Jurnal Proseding.
Sukirno, Sadono. . Makro Ekonorni Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Susanto, Burhanuddin. . Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum).
Yogyakarta: UII Press
Tandelilin, Eduardus. . Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : Kanisius.
Utama, Erlangga Yudha. . Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi.
Wijaya, Renny. . Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia Periode –
. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. No.
www.idx.co.id
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
www.bps.go.id
LAMPIRAN
Daftar Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode
–
No Nama Perusahaan
HM Sampoerna Tbk.
Bank Central Asia Tbk.
Telekomunikasi Indonesia (Persero ) Tbk.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unilever Indonesia Tbk.
Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Astra Internasional Tbk
Bank Negara Indonesia ( Persero) Tbk.
Gudang Garam Tbk.
United Tractors Tbk.
Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Indocement Tunggal Perkasa
Kalbe Farma Tbk.
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Bank Danamon Indonesia Tbk.
Sinar Mas Multiartha Tbk.
Adaro Energy Tbk.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Elang Mahkota Teknologi Tbk.
Trikomsel Oke Tbk.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
Jasa Marga (Persero) Tbk.
Mayora Indah Tbk.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Sarana Menara Nusantara Tbk.
Semen Batubara (Persero) Tbk.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Surya Citra Media Tbk.
Bayan Resource Tbk.
Metropolitan Kentjana Tbk.
Bank CIMB Niaga Tbk.
Pakuwon Jati Tbk.
Bumi Serpong Damai Tbk.
Indoritel Makmur Internasional Tbk.
XL Axiata Tbk.
Barino Pacific Tbk.
Waskita Karya (Persero) Tbk.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
Matahari Departement Store Tbk.
Tower Bersama Infrastructure Tbk.
Multi Bintang Indonesia Tbk.
Vale Indonesia Tbk.
Bukit Asam Tbk.
Bank Pan Indonesia Tbk.
Mitra Keluarga Karyasehat Tbk.
Indosat Tbk.
AKR Corporindo Tbk.
Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Astra Agro Lestari Tbk.
DATA MENTAH
Tahun Bulan IHSG Inflasi SBIS
Fluktuasi Nilai
Tukar Rupiah JUB JII
Januari . . . . .
Februari . . . . . .
Maret . . . . . .
April . . . . . .
Mei . . . . . .
Juni . . . . . .
Juli . . . . . .
Agustus . . . . .
September . . . . . .
Oktober . . . . . .
November . . . . . .
Desember . . . . . .
Januari . . . . . .
Februari . . . . . .
Maret . . . . . .
April . . . . . .
Mei . . . . . .
Juni . . . . .
Juli . . . . . .
Agustus . . . . . .
September . . . . . .
Oktober . . . . . .
November . . . . . .
Desember . . . . . .
Januari . . . . . .
Februari . . . . . .
Maret . . . . . .
April . . . . . .
Mei . . . . . .
Juni . . . . . .
Juli . . . . . .
Agustus . . . . . .
September . . . . . .
Oktober . . . . . .
November . . . . . .
Desember . . . . . .
Januari . . . . . .
. Analisis Deskriptif
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev
IHSG . . . . .
F.Nilai Tukar . . . . .
JUB .
JII . . . . .
Inflasi . . . . .
SBIS . . . . .
. Uji Stasioneritas
a. Pengujian Variabel X ( Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah)
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Februari . . . . . .
Maret . . . . . .
April . . . . . .
Mei . . . . . .
Juni . . . . . .
Juli . . . . . .
Agustus . . . . . .
September . . . . . .
Oktober . . . . . .
November . . . . . .
Desember . . . . . .
Januari . . . . . .
Februari . . . . . .
Maret . . . . . .
April . . . . . .
Mei . . . . . .
Juni . . . . . .
Juli . . . . . .
Agustus . . . . . .
September . . . . . .
Oktober . . . . . .
November . . . . . .
Desember . . . . .
Null Hypothesis: FLUKTUASI has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(FLUKTUASI)
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. FLUKTUASI(- ) - -
C R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid . Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Hasil Pengujian Unit Root pada st Difference
Null Hypothesis: D(FLUKTUASI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(FLUKTUASI, )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(FLUKTUASI(- )) - -
D(FLUKTUASI(- ), )
C R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid . Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
b. Pengujian Variabel X ( Jumlah Uang Beredar)
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: JUB has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(JUB)
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. JUB(- ) - -
D(JUB(- )) - -
D(JUB(- )) - -
C R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid E+ Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Hasil Pengujian Unit Root pada st Difference
Null Hypothesis: D(JUB) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(JUB, )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(JUB(- )) - -
D(JUB(- ), )
C R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid E+ Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
c. Pengujian Variabel X ( JII )
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: JII has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(JII)
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. JII(- ) - -
C R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Hasil Pengujian Unit Root pada st Difference
Null Hypothesis: D(JII) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(JII, )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(JII(- )) - -
C R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
d. Pengujian Variabel Y (IHSG)
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: IHSG has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(IHSG)
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IHSG(- ) - -
C R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid . Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Hasil Pengujian Unit Root pada st Difference
Null Hypothesis: D(IHSG) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(IHSG, )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(IHSG(- )) - -
C R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid . Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
e. Pengujian Variabel Z (Inflasi)
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: INFLASI has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(INFLASI)
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI(- ) - -
C R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Hasil Pengujian Unit Root pada st Difference
Null Hypothesis: D(INFLASI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(INFLASI, )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(INFLASI(- )) - -
C - - R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
f. Pengujian Variabel Z (SBIS)
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: SBIS has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= ) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(SBIS)
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. SBIS(- ) - -
C R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Hasil Pengujian Unit Root pada st Difference
Null Hypothesis: D(SBIS) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: (Automatic - based on SIC, maxlag= )
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -
Test critical values: level -
level -
level - *MacKinnon ( ) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(SBIS, )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(SBIS(- )) - -
C R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Hasil Uji Stasioneritas Level
No Variabel Prob.*
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah .
JUB .
JII .
IHSG .
Inflasi .
SBIS .
Hasil Uji Stasioneritas st difference
No Variabel Prob.*
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah .
JUB .
JII .
IHSG .
Inflasi .
SBIS .
. Uji Regresi
) Regresi Y (IHSG)
Dependent Variable: D(IHSG- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(FLUKTUASI- ) - -
D(JUB- )
D(JII- )
D(INFLASI- ) - -
D(SBIS- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
) Regresi Z (Inflasi)
Dependent Variable: D(INFLASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C - -
D(FLUKTUASI- ) E- E-
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - E- E- - R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
) Regresi Z (SBIS)
Dependent Variable: D(SBIS- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(FLUKTUASI- ) E- E-
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - E- E- - R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
) Regresi Y (IHSG)
0
2
4
6
8
10
12
14
-200 -150 -100 -50 0 50 100 150
Series: ResidualsSample 3 59Observations 57
Mean 6.42e-15Median 0.299613Maximum 163.4978Minimum -197.5432Std. Dev. 62.40373Skewness -0.206237Kurtosis 4.267782
Jarque-Bera 4.221338Probability 0.121157
) Regresi Z (Inflasi)
0
2
4
6
8
10
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Series: ResidualsSample 1 60Observations 60
Mean 3.29e-15Median -0.068445Maximum 0.640453Minimum -0.556079Std. Dev. 0.287481Skewness 0.341725Kurtosis 2.420282
Jarque-Bera 2.007943Probability 0.366421
) Regresi Z (SBIS)
0
2
4
6
8
10
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Series: ResidualsSample 2 60Observations 59
Mean -4.08e-15Median 0.011531Maximum 0.179049Minimum -0.199302Std. Dev. 0.089915Skewness -0.091004Kurtosis 2.726204
Jarque-Bera 0.265724Probability 0.875586
b. Uji Multikolinearitas
) Regresi Y (IHSG)
a) Auxiliary Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Dependent Variable: D(FLUKTUASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(JUB- )
D(JII- ) - -
D(INFLASI- )
D(SBIS- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid . Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
b) Auxiliary JUB
Dependent Variable: D(JUB- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(JII- )
D(INFLASI- )
D(SBIS- ) . .
D(FLUKTUASI- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid E+ Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
c) Auxiliary JII
Dependent Variable: D(JII- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(INFLASI- ) - -
D(SBIS- ) - -
D(FLUKTUASI- ) - -
D(JUB- ) E- E- N R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
d) Auxiliary Inflasi
Dependent Variable: D(INFLASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(SBIS- ) - -
D(FLUKTUASI- ) E- E-
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - E- E- - R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
e) Auxiliary SBIS
Dependent Variable: D(SBIS- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(FLUKTUASI- ) E- E-
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - E- E- -
D(INFLASI- ) - - R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
) Regresi Z ( Inflasi)
a) Auxiliary Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Dependent Variable: D(FLUKTUASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - - R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid . Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
b) Auxiliary JUB
Dependent Variable: D(JUB- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(JII- )
D(FLUKTUASI- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid E+ Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
c) Auxiliary JII
Dependent Variable: D(JII- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(FLUKTUASI- ) - -
D(JUB- ) E- E- R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Penyembuhan Uji Multikolonieritas Intervening Pertama
a) Auxiliary Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Dependent Variable: D(FLUKTUASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(JUB- ) E- E- R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid . Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
b) Auxiliary JUB
Dependent Variable: D(JUB- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(FLUKTUASI- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid E+ Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
) Regresi Z ( SBIS)
a) Auxiliary Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Dependent Variable: D(FLUKTUASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - - R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid . Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
b) Auxiliary JUB
Dependent Variable: D(JUB- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(JII- )
D(FLUKTUASI- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid E+ Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
c) Auxiliary JII
Dependent Variable: D(JII- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(FLUKTUASI- ) - -
D(JUB- ) E- E- R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Penyembuhan Uji Multikolonieritas Intervening Kedua
a) Auxiliary JUB
Dependent Variable: D(JUB- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C
D(JII- ) R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid E+ Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
b) Auxiliary JII
Dependent Variable: D(JII- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(JUB- ) E- E- R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
c. Uji Autokorelasi
) Regresi Y (IHSG)
Dependent Variable: D(IHSG- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C
D(FLUKTUASI- ) - -
D(JUB- )
D(JII- )
D(INFLASI- ) - -
D(SBIS- )
R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion
Sum squared resid Schwarz criterion
Log likelihood - Hannan-Quinn criter.
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
) Regresi Z (Inflasi)
Dependent Variable: D(INFLASI- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(FLUKTUASI- ) E- E-
D(JUB- ) E- E- R-squared Mean dependent var -
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
) Regresi Z (SBIS)
Dependent Variable: D(SBIS- )
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample (adjusted):
Included observations: after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - -
D(JUB- ) E- E-
D(JII- ) - E- E- - R-squared Mean dependent var
Adjusted R-squared S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
d. Uji Heteroskedastisitas
) Regresi Y (IHSG)
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Prob. F( )
Obs*R-squared Prob. Chi-Square( )
Scaled explained SS Prob. Chi-Square( )
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample:
Included observations: Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C E- E-
D(FLUKTUASI- )^ E- E-
D(JUB- )^ - E- E- -
D(JII- )^ - E- E- -
D(INFLASI- )^ - - R-squared Mean dependent var E-
Adjusted R-squared - S.D. dependent var E-
S.E. of regression E- Akaike info criterion -
Sum squared resid E- Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
) Regresi Z (Inflasi)
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Prob. F( )
Obs*R-squared Prob. Chi-Square( )
Scaled explained SS Prob. Chi-Square( )
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample:
Included observations: Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C E- E-
D(FLUKTUASI- )^ - E- E- -
D(JUB- )^ - E- E- - R-squared Mean dependent var E-
Adjusted R-squared - S.D. dependent var
S.E. of regression Akaike info criterion -
Sum squared resid E- Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
) Regresi Z (SBIS)
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Prob. F( )
Obs*R-squared Prob. Chi-Square( )
Scaled explained SS Prob. Chi-Square( )
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^
Method: Least Squares
Date: Time:
Sample:
Included observations: Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C E- E-
D(JUB- )^ E- E-
D(JII- )^ - E- E- - R-squared Mean dependent var E-
Adjusted R-squared - S.D. dependent var E-
S.E. of regression E- Akaike info criterion -
Sum squared resid E- Schwarz criterion -
Log likelihood Hannan-Quinn criter. -
F-statistic Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Hana Listiana
Tempat/Tanggal Lahir : Magelang, November
Agama : Islam
Alamat :Kaponan RT/RW Kaponan, Pakis, Magelang
Nomor Hp :
E-mail : Hannah.listiana @gmail.com
Pendidikan : - SD Negeri Kragilan –
SMP Negeri Pakis -
SMK Syubbanul Wathon -
IAIN Salatiga –
Organisasi : - Seni Music Club (SMC) IAIN Salatiga
FK-WAMA
Pengalaman : - Kasir Fame Caffe
Admin Wahid Foto Studio
Juli – Agustus Magang BNI Syariah KC
Surakarta
Hobi : Beryanyi dan Berpetualang
Moto : Apapun yang terjadi hidup harus terus berjalan
Top Related