ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) NO:108/DSN-MUI/X/2016
TENTANG PARIWISATA SYARI’AH
(STUDI KASUS DI PT AL-HIJAZ INDOWISATA)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Disusun oleh :
Faizah Eferdy
11140460000012
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/2019M
ii
ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) NO:108/DSN-MUI/X/2016
TENTANG PARIWISATA SYARI’AH
(STUDI KASUS DI PT AL-HIJAZ INDOWISATA)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh :
Faizah Eferdy
11140460000012
Pembimbing :
A.M Hasan Ali, M.A
NIP. 19751201 200501 1 005
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/2019M
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang diberlakukan oleh Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 15 Agustus 2019
Faizah Eferdy
NIM. 11140460000012
v
ABSTRAK
Faizah Eferdy. NIM 11140460000012. ANALISIS PELAKSANAAN FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI)
no:108/DSN-MUI/X/2016 TENTANG PARIWISATA SYARIAH (STUDI
KASUS DI PTAL-HIJAZ INDOWISATA). Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
1440/2019. viii + 80 halaman
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah
resmi menerbitkan fatwa No: 108/DSN-MUI/X/2016, fatwa ini berisi tentang
prinsip dasar penyelenggaraan dan standarisasi pariwisata berdasarkan syariah
dengan berbagai ketentuan yang telah diatur terkait pariwisata syariah. Biro
Perjalanan Wisata Syariah adalah yang menawarkan fasilitas dan pelayanan yang
sesuai dengan nilai islam, sehingga mampu meminimalisir serta menjauhkan dari
kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan syari’at-syari’at Islam disaat
melakukan perjalanan wisata.
Penelitian ini merumuskan dua hal masalah, yang pertama bagaimana
penerapan Fatwa DSN-MUI no:108/DSN-MUI/X/2016 di PT Al-Hijaz
Indowisata, kemudian yang kedua faktor apa saja yang menyebabkan Al-Hijaz
Indowisata tidak menerapkan prinsip syari’ah secara menyeluruh? Adapun jenis
penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian lapangan yang
menggunakan metode kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah menggunakan metode wawancara dan observasi dengan pihak
PT Al-Hijaz Indowisata. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode induktif yaitu metode menekankan pada pengamatan
dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang pertama, fasilitas
dan pelayanan PT Al-Hijaz Indowisata telah menerapkan aturan-aturan atau
standar pariwisata syari’ah seperti yang terdapat di dalam Fatwa DSN-MUI
no:108/DSN-MUI/X/2016. Kedua, masih terdapat faktor-faktor yang
menyebabkan tidak tercapainya penerapan prinsip-prinsip syari’ah secara
menyeluruh. Seperti untuk fasilitas hotel atau penginapan juga dalam hal transaksi
keuangan antara Al-Hijaz dengan mitra ataupun dengan jama’ahnya yang belum
menggunakan Lembaga Keuangan Syariah.
Kata Kunci : Pariwisata Syariah, Fatwa DSN-MUI, Prinsip Syariah
Pembimbing : A.M Hasan Ali, M.A
Daftar Pustaka : Tahun 1987 s.d tahun 2018
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirahiim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat Rahman dan Rahim-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan
judul “ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DEWAN SYARI’AH
NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) NO:108/DSN-
MUI/X/2016 TENTANG PARIWISATA SYARI’AH (STUDI KASUS DI PT
AL-HIJAZ INDOWISATA)”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW semoga kesejahteraan menyelimuti
keluarga dan sahabat Nabi beserta seluruh pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
penulis. Meskipun demikian, penulis telah memberikan yang terbaik dengan
harapan yang terbaik atas hasil penelitian ini.
Disamping itu, selama proses penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang memberikan doa, bimbingan, dan motivasi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yag telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A., selaku
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidatullah Jakarta.
2. Bapak A.M Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi
Syariah, yang dalam hal ini sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang
senantiasa memberikan arahan, motivasi serta saran-saran dan telah
bersedia meluangkan waktu dalam membimbing penyusunan skripsi ini.
vii
3. Bapak Dr. Abdurrouf, M.A., selaku Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan dan membantu penulis
secara tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, M.A., selaku dosen penasehat
akademik yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
5. Kepada seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mentransfer ilmu bermanfaat dengan ikhlas kepada penulis.
6. Segenap jajaran Staf dan Karyawan akademik, Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama yang telah membantu
penulis dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.
7. Ibu Hj. Farida Muhammad selaku Komisaris PT.Al-Hijaz Indowisata dan
Bapak Abdullah Djafar selaku Direktur utama PT.AL-Hijaz Indowisata,
dan ibu Kiki Rizki Septiani Staff Divisi Legal dan ibu Ernawati selaku
Staff Haji dan Umroh yang senantiasa telah memberikan waktu untuk bisa
diwawancarai dan penjelasan serta arahan dan saran selama penulis
melakukan wawancara.
8. Keluarga tercinta, Ibunda Rita Damai Yanti yang menjadi motivasi
terbesar penulis, Tugas akhir skripsi dan gelar ini ananda persembahankan
untuk beliau, serta Adik tersayang Peri Sajena Nadirohanta, dan Keluarga
besar yang selalu memberikan semangat dan bantuan moril dan materil
kepada penulis.
9. Sahabat terbaik Afrida Purwanti yang selalu ada dalam suka dan duka
selama menempuh pendidikan perkuliahan di Ciputat selama ini.
10. Teman-teman Hukum Ekonomi Syariah (A) angkatan 2014 yang telah
memberikan dukungan moril kepada penulis, khususnya Siti Khadijah,
Khadijah Nurarafah, Asyifa Delya, Nurfaiqoh, Wienda Putri Rahayu ,
Ismy Yasintia.
11. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komfaksy cabang Ciputat dan
Korps HMI-Wati Komfaksy cabang Ciputat yang telah memberikan
viii
dukungan moril dan pengalaman berharga yang menjadikan
perkembangan pribadi lebih baik dalam diri penulis.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis berharap
semoga hasil karya ini bisa bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.
Khususnya bagi peneliti-peneliti yang ingin mengembangkan dan tertarik
dengan penelitian ini sebagai awal untuk melakukan studi berikutnya.
Teriring do’a semoga amal yang telah kita lakukan menjadi amal yang
tiada putus pahalanya serta bermanfaat untuk kita semua baik didunia dan di
akhirat. Amin.
Ciputat, 7 Agustus 2019
Faizah Eferdy
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………..……i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING......……………….…….ii
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI……………………………….iii
LEMBAR PERNYATAAN………………………......................…………...….iv
ABSTRAKS……………………………….………......................……………….v
KATA PENGANTAR……………………………….....................……………..vi
DAFTAR ISI………….………………….…………….....................…….....…vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………….….....................………...….1
B. Identifikasi Masalah…………………….………………….................7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………....................7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….................8
E. Tinjauan (Review) Terdahulu……………………………....................9
F. Metode Penelitian………………………………………....................11
G. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual……….……….................16
H. Sistematika Penulisan……………………....…………......................20
BAB II : FATWA DSN DAN PARIWISATA SYARIAH
A. Fatwa DSN MUI No. 108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pariwisata
Syariah
1. Fatwa……..................…………………………………................21
2. DSN MUI................................…………………………...............28
3. Fatwa DSN MUI No.108/DSN-MUI/X/2016………....................32
B. Pariwisata Syariah
1. Pengertian Pariwisata Syariah………………………....................33
x
2. Landasan Hukum Pariwisata Syariah….………………...............34
3. Akad dalam Pariwisata Syariah…………………….....................35
4. Ketentuan-ketentuan dalam Pariwisata Syariah………................35
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG AL-HIJAZ INDOWISATA
A. Sejarah dan Perkembangan Al-Hijaz Indowisata………………….....41
B. Landasan Hukum Al-Hijaz Indowisata………………………..…..…43
C. Visi dan Misi Perusahaan………………….…...…………............….45
D. Struktur Organisasi…………………………………………..........….46
E. Produk-Produk Al-Hijaz Indowisata……………………....................48
BAB IV: ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DSN-MUI TENTANG
PARIWISATA SYARI’AH DI PT AL-HIJAZ INDOWISATA
A. Penerapan Fatwa DSN-MUI No:108/DSN-MUI/X/2016 di PT Al-
Hijaz Indowisata……….................................................….........……62
B. Faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah dalam fasilitas dan
pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata ………………….........………80
BAB V : PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………84
B. SARAN………………………………………………………………85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pariwisata adalah salah satu sektor unggulan yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional Indonesia,
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan bahwasanya dalam
beberapa tahun terakhir ini, kontribusi sektor pariwisata terhadap
perekonomian nasional semakin besar. Indonesia saat ini diketahui sebagai
negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, dengan
jumlah penduduk muslim sebesar 207.176.162 jiwa maka sudah sepatutnya
sektor pariwisata melihat hal ini sebagai sebuah ceruk pasar baru yang
cukup potensial, dengan menggabungkan konsep wisata dan nilai-nilai ke
Islaman maka sudah sepatutnya pariwisata syariah dapat menjadi jawaban
atas kondisi tersebut. 1
Pariwisata syariah ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang disebutkan mengenai
pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan juga tentang kode etik
pariwisata dunia yang menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai kearifan
lokal.2 Potensi yang menjanjikan terhadap pengembangan wisata islami atau
wisata syariah di Indonesia semakin diperkuat dengan launching pariwisata
syariah pada tanggal 30 Oktober 2013 pada acara Indonesia Halal Expo
(INDHEX) di Jakarta Internasional Expo yang didukung oleh Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Ada lima komponen yang dimasukkan dalam wisata
syariah oleh Kementerian Pariwisata dan MUI yaitu sektor kuliner, fashion
muslim, perhotelan dan akomodasi, kosmetik dan spa, serta haji umrah.3
1https://www.indonesia-investments.com, diakses pada 3 juli 2018
2RiyantoSofyan, Prospek Bisnis Pariwisata Syariah (Jakarta: Republika, 2012) h.7
3Kementerian Pariwisata RI, The Indonesia halal Lifestyle & Bussines (Jakarta: PT
Indonesia halal Lifestyle, 2016) h.67
2
Wisatawan muslim merasakan berwisata ke negara-negara
mayoritas Islam lebih menyenangkan sehingga pasar wisatawan muslim
semakin berkembang pesat dan berbagai pihak berusaha menangkap potensi
pasar tersebut termasuk dengan menyediakan paket wisata baru, akomodasi
yang islami, objek wisata Islam untuk dikembangkan. Di Asia, rata-rata
telah menerapkan wisata islami di negaranya, yaitu Malaysia yang juga
telah membentuk Islamic Tourism Center pada tahun 2009, bukan hanya
Malaysia, negara yang minoritas beragama Islam-pun ikut menggarap
wisata syariah untuk meraup pangsa pasar wisatawan muslim, seperti Rusia,
China, Thailand, Jepang, Australia yang justru bukan Negara dengan
penduduk mayoritas Islam. Mereka berhasil unggul dalam sektor pariwisata
syariah. Singapura juga memiliki Crescent Rating Halal Friendly Travel
and Tourism Company, yang menawarkan jasa management, consultancy,
dan training. Lembaga ini juga memberikan peringkat halal friendly di
seluruh sektor pariwisata di berbagai negara. Bagaimana dengan Indonesia?4
Indonesia sudah mempunyai modal dasar yang lebih baik
dibanding negara lain dengan populasi muslim terbesar di dunia, sehingga
sangat kondusif dalam menyambut wisatawan muslim. Dengan mengangkat
branding “Wonderful Indonesia” menggambarkan bahwa Indonesia
memiliki potensi yang beragam dan menarik dengan kekayaan alam dan
budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Hal tersebut tidak menutup
kemungkinan menjadikan Indonesia menjadi tujuan utama wisatawan
muslim mancanegara.5
Unsur halal sangat memegang peranan penting dalam skala
kehidupan saat ini, yang dimana disisi lain merupakan suatu pendukung
komoditi ekuitas pasar yang potensial. Berbagai segmen pasar kehidupan ini
sudah melirik basis syariah melihat potensi kedepannya yang semakin
menjanjikan. Halal tidak hanya dari segi zat barangnya namun cara
4Ariqa Nurwilda Sugiarti, Strategi Pengembangan Pariwisata untuk Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara di Bandung, (jurnal, 2015) h.5 5Ariqa Nurwilda Sugiarti, Strategi Pengembangan Pariwisata untuk Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara di Bandung, (jurnal, 2015) h.5
3
pengelolaannya bisa diperhitungkan untuk menentukan halal tidaknya suatu
barang atau jasa. Dibidang jasa mulai terlihat segmen pasar yang signifikan
dalam melirik unsur halal ini seperti halnya Biro Jasa Pariwisata.6
Sektor perhubungan dan pariwisata mempunyai peran penting
dalam usaha mencapai sasaran pembangunan serta pembinaan persatuan
bangsa dan Negara. Sektor perhubungan berperan memperlancar arus
manusia, barang, dan jasa untuk merangsang dan menunjang pertumbuhan
produksi barang dan jasa serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Sedangkan pariwisata berperan sebagai penghasil devisa serta
memperkenalkan budaya bangsa dan tanah air. Bagi masyarakat sendiri
sektor ini memberikan lapangan pekerjaan dan bidang usaha yang cukup
luas. Begitupun sektor perhubungan dan pariwisata yang merupakan salah
satu unsur penunjang dalam menjalin hubungan antar bangsa yang
dilakukan melalui hubungan timbal balik dari kegiatan angkutan dan
telekomunikasi ke dan dari luar negeri.7
Pembangunan periwisata, seperti halnya pembangunan
pertambangan, pabrik-pabrik, pertanian atau jenis pembangunan ekonomi
lainnya, akan menimbulkan bermacam-macam pengaruh terhadap suatu
daerah, tempat pembangunan itu berlangsung. Tentu saja, dampak atau
pengaruh berbagai macam pembangunan itu akan berbeda-beda namun ada
yang kerap kali sangat terasa. Semua itu akan kelihatan sekali dampaknya
terhadap perekonomian,masyarakat, pemerintah dan atau lingkungannya. 8
Wisata dibagi menjadi dua, yaitu wisata domestik (dalam negeri)
dan wisata internasional (luar negeri). Disamping untuk mencari kesenangan
dan pengalaman baru, berwisata juga dianggap dapat memperkuat rasa
bangga pada Negara, dan ini terjadi pada jenis wisatawan domestik (dalam
negeri). Bentuk perjalanan wisata domestik ini tidak saja memberikan
6Iwanati Falsah, “Analisis Motivasi Konsumen Dalam Memilih Hotel Walan Syariah
Sidoarjo,” Skripsi (Surabaya; UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016),h.4 7Spille James J, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. (Yogyakarta : Kanisius,
1987) h.14 8Spille James J, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. (Yogyakarta : Kanisius,
1987) h.14
4
keuntungan dalam memperbesar rasa nasionalisme dan memperkuat
pembentukan karakter bangsa, namun juga memberi manfaat besar dari
beberapa sisi lain. Pertama, bagi negara-negara dengan jumlah populasi
penduduk yang besar seperti Indonesia, besarnya wisatawan domestik ini
sangat signifikan dalam mendorong perekonomian nasional dan lokal.
Kedua, belanja langsung wisatawan domestik dapat memberikan manfaat
langsung kepada masyarakat lokal. Ketiga, sifat wisatawan domestik ini
lebih stabil dibanding wisatawan internasional.9
Tujuan berwisata tidak harus selalu dikaitkan dengan keuntungan
fisik . Sebuah perjalanan wisata juga akan dapat menstimulasi pikiran
seseorang secara unik. Perjalanan itu akan dapat membuat seseorang
menjadi lebih kreatif dan disamping itu, lingkungan baru yang
didapatkannya juga akan menyebabkan sinyal-sinyal baru yang diterima
dari lingkungan barunya. Pada tahap selanjutnya, ketika wisatawan ingin
menjadi konsumen sekaligus produsen, pola kegiatan berwisata menjadi
lebih berbasis pada pengembangan diri dan ini menghasilkan pola kegiatan
wisata yang berbasis kreatifitas. Jadi, hasil kunjungan menjadi tidak hanya
sekedar berupa foto, berupa cerita, namun akan lebih berupa pemahaman
(knowledge) yang akan memperkaya diri wisatawan itu sendiri, dan bahkan
mereka akan dapat mengembangkan pengetahuan tersebut.10
Istilah Syariah sudah sering terdengar sebelumnya seperti bank
syariah, hotel syariah, dan perumahan syariah. Namun, wisata syariah masih
lebih jarang terdengar dan diketahui oleh masyarakat muslim Indonesia. Hal
ini disebabkan pemerintah baru mengembangkan produk ini melalui
Kemenparekraf bertepatan dengan kegiatan Indonesia Halal Expo
(INDHEX) 2013 dengan tema “Wonderfull Indonesia as Moslem Friendly
Destination”. Saat ini konsep syariah kian marak dan sedang menjadi tren di
masyarakat Indonesia. Pada awalnya konsep syariah umumnya di gunakan
pada dunia perbankan. Lambat laun seiring dengan perkembangan waktu,
9Ariqa Nurwilda Sugiarti, Strategi Pengembangan Pariwisata untuk Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara di Bandung, (jurnal, 2015) h.6 10
Henky Hermantoro, Creative-Based Tourism, (Depok: Aditri,2011), h. 41-43
5
mayarakat mulai familiar dengan kata maupun istilah “syariah”. Maka,
bermunculan-lah berbagai bank maupun lembaga yang menambahkan
penerapan syariah pada aktivitas bisnisnya. Dunia pariwisata tidak mau
ketinggalan. Kemenparekraf bertekad menjadikan Indonesia sebagai salah
satu destinasi wisata syariah (syariah tourism) di dunia.11
Kitab-kitab sejarah Islam mencatat dengan sangat rapi bahwa
ulama-ulama Islam tempo dulu sering melakukan perjalanan jauh dan
melelahkan guna menimba ilmu dari satu tempat ke tempat yang lain, dari
satu negeri ke negeri yang lain. Bahkan Imam Asy-Syafi‟i salah seorang
Imam Madzhab yang sangat masyhur dan popular, beliau pernah mengubah
banyak fatwa atau pendapatnya mengenai masalah hukum fiqih setelah
melakukan perjalanannya ke negeri Mesir. Artinya setelah beliau sampai di
negeri Mesir, beliau banyak mendapat ilmu dan wawasan, teman, dan guru
baru.12
Jadi, melakukan perjalanan jauh sangatlah memberikan manfaat
yang luar biasa. Tentu, kalau kita pandai memanfaatkan perjalanan itu
sendiri, karena lautan ilmu bisa kita dapatkan, bahwa kearifan berpikir dan
tindak laku dalam bertindak pun dapat kita peroleh karena hasil dari
perjalanan kita sendiri. Sebagian besar orang menghabiskan waktunya
seharian penuh apabila sudah sampai ditempat tujuan wisatanya, kadang-
kadang lupa untuk menjalankan perintah agama yaitu sholat 5 waktu karena
fikirannya hanya fokus untuk bersenang-senang. Padahal sangat
disayangkan bergembira tetapi melalaikan perintah agama. 13
Motivasi orang juga berbeda-beda dalam melakukan perjalanan
wisata, ada yang hanya untuk sekedar rekreasi, bersantai, keinginan untuk
mengetahui budaya,adat, dan tradisi, mengunjungi teman dan keluarga, atau
untuk melepaskan diri dari rutinitas yang membosankan. Pada waktu
11
Hery Sucipto & Fitria Andayani, Wisata Syariah,(Jakarta:Grafindo Books Media,2014),
h.65-66 12
Tohir Bawazir, Panduan Praktis Wisata Syariah, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2013),
h.5 13
Tohir Bawazir, Panduan Praktis Wisata Syariah, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2013),
h.6
6
transaksi juga, sebenarnya wisatawan membayar untuk pelayanan yang
ditunda, karena apa yang diinginkan belum menjadi kenyataan. Semuanya
ini terjadi karena adanya kepercayaan pada Travel Agen yang bersangkutan.
Oleh karena itu kepercayaan pelanggan perlu dijaga agar jangan terjadi
keragu-raguan bagi orang yang melakukan perjalanan melalui travel agen.14
PT Al-Hijaz Indowisata merupakan badan usaha yang membuka
perjalanan wisata syariah. Al-Hijaz Tour dan Travel memiliki izin resmi
dari Kementrian Agama RI, sehingga bisa meningkatkan rasa kepercayaan
nasabah menjadikan Al-Hijaz sebagai biro travel haji & umrah pilihannya.
Selain itu, Al-Hijaz Indowisata berkantor di gedung sendiri juga mempunyai
ruang manasik milik sendiri, pembimbing haji dan umrah yang professional,
harga terjangkau, mengutamakan kualitas pelayanan dan kenyamanan,
ibadah umrah sesuai syariat islam ahlus sunnah waljamaah.15
hotel dekat
dengan Baitullah. Alhijaz juga merupakan salah satu provider visa sehingga
dapat memastikan visa umroh sesuai jadwal keberangkatan yang telah
ditentukan di awal musim sesuai dengan PNR (Passeanger Name Record)
yang diterima dari maskapai yang bersangkutan yaitu Saudi Airlines dan
Turkish Airlines.16
Kepastian jadwal keberangkatan merupakan salah satu
kelebihan travel umroh Al-Hijaz. Jamaah tidak perlu khawatir akan
mundurnya jadwal, karena Al-Hijaz langsung booking seat pesawat dan
sudah mengantongi PNR untuk masing-masing jadwal tanpa menunggu seat
penuh, sehingga jadwal sudah didapatkan dari awal musim umroh. Dengan
terbitnya perpanjangan izin pelaksanaan ibadah haji khusus No.
PHU/HK.3245/IV/2015 maka Al-Hijaz Tours & Travel adalah salah satu
travel yang dapat memberangkatkan jamaah haji langsung tanpa antri atau
menunggu 5 tahun.17
14
Yoeti Oka, Tours and Travel management, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1990), h.24 15
https://alhijaz-indonesia.com/ , diakses 7 agustus 2018 16
https://alhijaz-indonesia.com/ , diakses 7 agustus 2018 17
adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita, diakses pada 3 juli 2018
7
Melihat berbagai kelebihan dari Al-Hijaz Tour Travel tersebut,
maka penulis tertarik untuk meneliti, mengamati, mengkaji, dan
menganalisa lebih jauh dan mendalam bagaimana Biro Perjalanan
Pariwisata atau Agen Tour Travel Al-Hijaz dalam melayani dan
memfasilitasi Jamaa‟ahnya? Apakah sudah sesuai prinsip-prinsip syari‟ah
dan standar DSN-MUI? yang dituangkan dalam skripsi ini dengan judul
“Analisis Pelaksanaan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) no: 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata
Syari‟ah (Studi Kasus Pada PT Al Hijaz Indowisata)”.
B. Identifikasi Masalah
Seiring dengan berkembangnya dunia pariwisata di Indonesia,
maka semakin banyak biro perjalanan, tour and travel selalu berinovasi dari
segi produk yang ditawarkan serta pelayanan yang diberikan, Begitu juga
dengan wisata syari‟ah di Indonesia. Salah satunya wisata syariah yang
disediakan oleh PT Al Hijaz Indowisata atau yang biasa dikenal dengan
Al-Hijaz Tour and Travel.
Karena masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai
produk wisata syariah . Serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
adanya peraturan yang dikeluarkan DSN-MUI mengenai Pariwisata
Syari‟ah, maka disini penulis ingin melakukan analisis terhadap produk
wisata syari‟ah dari salah satu Biro Perjalanan Pariwisata Syariah yaitu PT
Al-Hijaz Indowisata .
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar penelitian dalam skripsi ini lebih terarah dan mendalam, maka
penulis membatasi permasalahannya mengenai Analisis Pelaksanaan dari
produk wisata syariah. Oleh karena itu, penelitian skripsi ini mengarah
kepada spesifikasi penelitian hanya pada kantor PT Al Hijaz
Indowisata.Sesuai dengan judul skripsi Analisis Pelaksanaan Fatwa DSN
8
No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata Syari‟ah (Studi Kasus Pada
PT Al Hijaz Indowisata) maka permasalahan yang dapat dirumuskan oleh
penulis adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana penerapan Fatwa DSN-MUI no:108/DSN-MUI/X/2016
di PT Al-Hijaz Indowisata?
b. Faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah dalam
fasilitas dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui penerapan Fatwa DSN no: 108/DSN-
MUI/X/2016 tentang pariwisata syari‟ah dalam pelaksanaan
operasional di PT Al Hijaz Indowisata.
b. Untuk mengetahui faktor penyebab tidak tercapainya prinsip
syariah dalam fasilitas dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata.
Maka manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi akademisi, diharapkan mampu menambah wawasan
pengetahuan dan mengembangkan pikiran serta memperluas
informasi tentang bagaimana penerapan prinsip syariah pada
pariwisata syariah yang sesuai dengan aturan yang telah
dikeluarkan dan tercantum dalam Fatwa DSN-MUI no:108/DSN-
MUI/X/2016
b. Bagi praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan tentang masalah
yang perlu perbaikan atau pembenahan serta kualitas syariah,
khususnya bagi AL-Hijaz Indowisata dalam memberikan
pelayanan.
9
E. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu
Literatur review merupakan bagian penting dalam proses
penelitian. Proses ini dimulai dengan menggali sumber data penelitian
sebelumnya yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas,
selanjutnya peneliti akan menganalisis mengenai perbedaan dan persamaan
dari penelitian yang sudah ada dengan tujuan agar tidak ada pembahasan
yang sama yang saling bertentangan. Literatur review atau kajian pustaka
dapat diambil dari berbagai jenis penelitian seperti jurnal penelitian,
disertasi, tesis, skripsi, laporan hasil penelitian, makalah dan lain
sebagainya. Oleh karena itu dibawah ini merupakan literatur review yang
dapat peneliti simpulkan beserta aspek pembeda dengan penelitian
sebelumnya.18
Diantara lain yaitu :
1. Penelitian dilakukan oleh Dewi Kusuma Sari 2011 dengan judul
“Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu
Kabupaten Batang” Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi ini lebih membahas
tentang bagaimana agar cara menarik minat masyarakat untuk
berwisata, dan meningkatan pendapatan masyarakat pantai
sigandu.19
2. Penelitian dilakukan oleh Maulana Haitami 2014 dengan judul
“Efektivitas Pemasaran Produk Wisata Syariah (Studi Kasus pada
PT Cheria Tour and Travel)”, Konsentrasi Perbankan Syariah
Program Studi Muamalat (Ekonomi Syariah) Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014M/1435H. Skripsi ini
lebih menekankan kepada SWOT produk wisata syariah, lalu
membahas tentang efektivitas pemasaran PT Cheria Tour and
18
Bahrudin Nur Tanjung Ardial, pedoman penulisan karya ilmiah, (proposal, skripsi, tesis,
dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah), (Jakarta: PT.Kencana,2010), ed.I
cet.5,h.7 19
Dewi Kusuma Sari, “Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten
Batang,” (Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi,Universitas Diponegoro Semarang, 2011).
10
Travel dan memasarkan produknya baik secara internal maupun
eksternal.20
3. Penelitian dilakukan oleh Winda Dwi Astuti Zebua 1434H/2013M
dengan judul “Kontruksi Pemberitaan Wisata Syariah pada
Republika Online” Jurusan Jurnalistik Komunikasi dan Penyiaran
Islam Studi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Skripsi
ini lebih menekankan pembahasan tentang respon masyarakat
terhadap wisata syariah, dan menjelaskan bahwa wisata syariah
bukan hanya sekedar mengunjungi makam saja.21
4. Penelitian dilakukan oleh Rizka R1437H/2016M dengan judul
“Persepsi Konsumen tentang Wisata Syariah dan Pengaruhnya
Terhadap Minat Berkunjung” Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Universitas Lampung. Skripsi ini lebih menekankan
pembahasannya pada pandangan umum masyarakat terhadap
wisata syariah dan apa pengaruhnya terhadap minat masyarakat
memilih wisata syariah sebagai Alternatif berwisata.22
5. Penelitian dilakukan oleh Ariqa Nurwilda Sugiarti 1436H/2015M
dengan judul “Strategi Pengembangan Pariwisata Syariah untuk
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan
Mancanegara dikota Bandung”. Skripsi ini menekankan
pembahasannya pada cara meningkatkan kunjungan wisatawan
baik domestik maupun mancanegara dengan pengembangan
pariwisata syariah yang ada di kota Bandung saja.23
20
Maulana Haitami, “Efektivitas Pemasaran Produk Wisata Syariah (Studi Kasus pada PT
Cheria Tour and Travel)”, (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum,Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta,2014). 21
Winda Dwi Astuti Zebua, “Kontruksi Pemberitaan Wisata Syariah pada Republika
Online”, (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu dakwah dan Komunikasi,Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta,2013). 22
Rizka R“Persepsi Konsumen tentang Wisata Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Minat
Berkunjung”, (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu sosial ilmu Politik,Universitas Lampung, 2016). 23
Ariqa Nurwilda Sugiarti, “Strategi Pengembangan Pariwisata Syariah untuk
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara dikota Bandung“
(Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi,Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,2015).
11
6. Penelitian dilakukan oleh Aufa Saffanah Fitri Sholeh
1439H/2018M dengan judul “Penerapan Prinsip Syariah pada Bayt
Kaboki Hotel Bali Menurut Fatwa DSN-MUI no. 108/DSN-
MUI/X/2016” Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah
dan Hukum. Skripsi ini lebih menekankan pembahasan tentang
penerapan prinsip syariah pada Bayt Kaboki Hotel Bali.
Perbedaan dengan Skripsi saya adalah, Analisis yang saya lakukan
terhadap produk wisata syari‟ah di PT Al Hijaz Tour and Travel apakah
sudah menerapkan aturan yang telah dibuat oleh DSN-MUI yaitu Fatwa
no:108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata Syariah serta faktor apa saja
yang masih menghalangi tercapainya prinsip syariah secara menyeluruh
dalam fasilitas dan pelayanan yang diberikan Al-Hijaz Tour Travel.
F. Metode Penelitian
Setiap penelitian selalu dihadapkan dengan masalah yang
menuntut jawaban yang akurat, oleh karena itu sangat dibutuhkan
beberapa metode penelitian dan teknik pengelolaan data dalam penelitian
ini guna memecahkan dan mndapatkan jawaban atas masalah-masalah
yang ada.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekata penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai situasi sosial atau dimaksudkan
untuk melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang
diuji. Dan pendekatan Yuridis-Normatif (doktrinal) adalah pendekatan yang
memandang hukum sebagai doktrin atau seperangkat aturan yang bersifat
normatif (law in book). Pendekatan ini dilakukan melalui upaya pengkajian
12
atau penelitian hukum kepustakaan.24
Dalam hal ini penulis menganalisis
tentang penerapan prinsip syariah pada Al-Hijaz Tour and Travel dengan
pendekatan deskriptif
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif,
yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan
dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang
bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik
dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di
laboratorium melainkan harus terjun ke lapangan.25
Oleh sebab itu,
penelitian semacam ini disebut dengan field research yaitu penelitian
dengan cara mengumpulkan data secara langsung dari kegiatan yang telah
dilakukan dilapangan kerja penelitian.26
Dengan itu penulis melakukan
penelitian penerapan prinsip syariah pada Al-Hijaz Tour Travel dengan
jenis kualitatif.
3. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah subjek dimana data didalam skripsi
ini didapatkan. Dalam skripsi ini penulis menggunakan sumber data berikut:
a.Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber
pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan
peneliti.27
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dari hasil
24
Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosyada Karya,
1997), h., 6
25 Moh. Nazir, Metode Penelitian(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h.159
26 Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h.34
27Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2004), Cet.VI, h.42
13
wawncara dengan pihak pengurus serta agen dan pemandu
pariwisata di PT Al Hijaz Tour and Travel.
b.Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari literatur yang ada
seperti kepustakaan, seperti regulasi, buku, karya ilmiah, dan media
cetak yang terkait dengan skripsi ini. Data yang disajikan oleh
pihak terkait dalam bentuk tabel atau diagram, dan digunakan
penulis sebagai data lebih lanjut.28
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa cara, yaitu :
a. Observasi, Observasi atau pengamatan adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan panca indra lainnya
seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu,
observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata dibantu
dengan panca indra lainnya.29
Observasi pada penelitian ini
mendatangi langsung ke tempat penelitian, yaitu PT AL-Hijaz
Indowisata.
b. Wawancara, merupakan percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.30
Penulis melakukan wawancara langsung kepada Staff Legal Al-
28
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2004), Cet.VI, h.42 29
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,dan Ilmu
Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group,2010), h.115 30
Lexy J. Moleong, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1993), h.10
14
Hijaz Tour and Travel, Staff Haji dan Umroh Al-Hijaz Tour
andTravel.
c. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang
ditujukan kepada subjek penelitian.31
Penulis mengambil data-
data yang terkait dengan melakukan dokumentasi pada Al-Hijaz
Tour and Travel.
5. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian yaitu Staff Legal Al-Hijaz Tour and Travel dan
Staff Haji dan Umroh Al-Hijaz Tour and Travel, karena Divisi tersebut
yang memahami dengan baik dari segi operasional, fasilitas dan
pelayanan Al-Hijaz dengan prinsip syariah yang diterapkan di dalam
perjalanan pariwisata syariah yaitu haji dan umroh.
6. Teknik Pengolahan Data
Data mentah harus diubah menjadi data yang dapat dibaca dengan
baik. Pengolahan data harus didasarkan pada kebutuhan data yang akan
disajikan dalam skripsi. Data hasil interview harus ditranskip atau
diubah dari format audio menjadi visual dalam wujud teks. Untuk data
kualitatif, teknik pengolahan data dengan melakukan pengkodean data
dan selanjutnya dilakukan kategorisasi dan fragmentasi data. Pemilahan,
pemilihan, dan pemotongan data dilakukan sesuai dengan kebutuhan,
seperti menyeleksi fragman hasil interview atau data kepustakaan yang
akan dikutip dalam penulisan skripsi.32
7. Metode Analisis Data
Untuk data kualitatif (terutama data dokumen, naskah atau literatur
lainnya), analisis dapat menggunakan model analisis hermeneutik,
31
Sukandar Rumaidi, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Pemula,
(Yogyakarta: UGM Press, 2004), h.100 32
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan
Skripsi, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017).
15
analisis framing, dan analisis wacana. Dalam ketiga metode analisis ini,
analisis data harus didasarkan pada dua aspek penting, yaitu data
(dokumen, naskah atau literatur lainnya) adalah produk dari dialektika,
dinamika sejarah.33
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi dan
sebagainya.34
Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan
data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar. Bogolan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai
proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu.
Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis data
merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data.35
8. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh Penulis dalam
skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah pada
buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017”.
33
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan
Skripsi, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017). 34
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
h.91 35
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
h.91
16
G. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual
1. Kerangka Teori
Teori dalam penelitian ilmiah adalah sebuah kemestian karena
merupakan inti dari penelitian ilmiah dimaksud.36
Teori secara bahasa
adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung
oleh data argumentasi. Kata teori berasal dari kata theoria yang artinya
pandangan dan wawasan.37
Menurut Abdul Kadir Muhammad, Kerangka
teoritis dalam penulisan karya ilmiah merupakan susunan dari beberapa
anggapan, pendapat, cara, aturan, asas, keterangan sebagai suatu kesatuan
logis yang menjadikan landasan acuan dan pedoman untuk mencapai
tujuan dalam penelitian atau penulisan.38
Fatwa DSN MUI selama ini telah mengisi kekosongan hukum dan
karenanya memberikan kepastian hukum. Pelaku usaha membutuhkan
kepastian dari pihak yang punya otoritas di bidang syariah, yakni
para mufti yang terhimpun dalam MUI. “Fatwa tentu menjadi suatu jalan
atau jawaban untuk pertanyaan umat Islam.39
Fatwa pada dasarnya lebih
sebagai sebuah aturan moral, bukan hukum.40
Fatwa DSN telah berperan
penting dalam aktivitas perekonomian berbasis syariah di Indonesia. Fatwa
justru tak hanya dijadikan rujukan karena permintaan masyarakat, tetapi
juga karena perintah Undang-Undang.41
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
dibentuk dalam rangka mewujudkan aspirasi umat Islam mengenai masalah
36
Muktar Fajar & Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
(Yogyakarta: Pustaka pelajar,2010),h.92 37
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Edisi Revisi,cet-VI(Yogyakarta: Cahaya Atma
Pustaka 2012),h.4 38
Muhammad, Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, cetI (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti,2004), h.72 39
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt588ff515067ac/positivisasi-fatwa-di-ladang-
ekonomi-syariah, diakses pada 3 juli 2018 40
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/07/100726_fatwamui, diakses
pada 3 juli 2018 41
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt588ff515067ac/positivisasi-fatwa-di-ladang-
ekonomi-syariah
17
perekonomian dan mendorong penerapan ajaran Islam dalam bidang
perekonomian/keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat
Islam. Pembentukan DSN-MUI merupakan langkah efisiensi dan koordinasi
para ulama dalam menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan masalah
ekonomi/keuangan. Berbagai masalah/kasus yang memerlukan fatwa akan
ditampung dan dibahas bersama agar diperoleh kesamaan pandangan dalam
penanganannya oleh masing-masing Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
ada di lembaga keuangan syariah. Untuk mendorong penerapan ajaran Islam
dalam kehidupan ekonomi dan keuangan, DSN-MUI akan senantiasa dan
berperan secara proaktif dalam menanggapi perkembangan masyarakat
Indonesia yang dinamis dalam bidang ekonomi dan keuangan.42
Tugas
Dewan Syari‟ah Nasional adalah menetapkan fatwa atas sistem, kegiatan,
produk, dan jasa LKS, LBS, dan LPS lainnya, mengawasi penerapan fatwa
melalui DPS di LKS, LBS, dan LPS lainnya. Membuat Pedoman
Implementasi Fatwa untuk lebih menjabarkan fatwa tertentu agar tidak
menimbulkan multi penafsiran pada saat diimplementasikan di LKS, LBS,
dan LPS lainnya. Mengeluarkan Surat Edaran (Ta‟limat) kepada LKS, LBS,
dan LPS lainnya. Memberikan rekomendasi calon anggota dan/atau
mencabut rekomendasi anggota DPS pada LKS, LBS, dan LPS lainnya.
Memberikan Rekomendasi Calon ASPM dan/atau mencabut Rekomendasi
ASPM. Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atau Keselarasan
Syariah bagi produk dan ketentuan yang diterbitkan oleh Otoritas terkait.
Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atas sistem, kegiatan, produk,
dan jasa di LKS, LBS, dan LPS lainnya. Menerbitkan Sertifikat Kesesuaian
Syariah bagi LBS dan LPS lainnya yang memerlukan. Menyelenggarakan
Program Sertifikasi Keahlian Syariah bagi LKS, LBS, dan LPS lainnya.
Melakukan sosialisasi dan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi
keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah. Menumbuh kembangkan penerapan
42
https://dsnmui.or.id/kami/sekilas/diakses pada 7desember2018
18
nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan
keuangan pada khususnya.43
Menurut Fatwa DSN-MUI nomor 108/DSN-MUI/X/2016 Wisata
Syariah adalah Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara yang sesuai dengan
prinsip syariah.44
Pariwisata Syariah adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah yang sesuai dengan prinsip
syariah.45
Destinasi Wisata Syariah adalah kawasan geografis yang berada
dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya
tarik wisata, fasilitas ibadah dan umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan yang sesuai dengan prinsip syariah.46
Biro Perjalanan Wisata Syariah (BPWS) adalah kegiatan usaha
yang bersifat komersial yang mengatur, dan menyediakan pelayanan bagi
seseorang atau sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan dengan
tujuan utama berwisata yang sesuai dengan prinsip syariah.47
Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa,
fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI yaitu no. 108/DSN-
MUI/X/2016 adalah sebagai bentuk pengisi kekosongan atas belum adanya
aturan atau hukum yang mengatur dari pihak yang memiliki wewenang
dalam hal ini, maka para mufti yaitu DSN-MUI membuat aturan yang dapat
43
https://dsnmui.or.id/kami/sekilas/ 44
https://www.gomuslim.co.id/read/regulasi_direktori/2018/03/17/7374/-p-pariwisata-
syariah-makin-berkembang-ini-fatwa-mui-tentang-pedoman penyelenggaraannya-p-.html 45
https://www.researchgate.net/publication/323960421_Penyelenggaraan_Parawisata_Halal
_di_Indonesia_Analisis_Fatwa_DSNMUI_tentang_Pedoman_Penyelenggaraan_Pariwisata_Berda
sarkan_Prinsip_Syariah 46
https://www.researchgate.net/publication/323960421_Penyelenggaraan_Parawisata_Halal
_di_Indonesia_Analisis_Fatwa_DSNMUI_tentang_Pedoman_Penyelenggaraan_Pariwisata_Berda
sarkan_Prinsip_Syariah 47
https://dsnmui.or.id
19
mengatur agar pariwisata syari‟ah dapat berjalan sesuai syariat Islam, yang
tercantum dalam Fatwa DSN-MUI no. 108/DSN-MUI/X/2016.
2. Kerangka Konseptual
Dari kerangka diatas dapat disimpulkan bahwa Fatwa DSN-MUI
no.108/DSN-MUI/X/2016 sebagai rujukan dalam setiap pelaksanaan
pariwisata syariah, Al-Hijaz Indowisata sebagai Biro Perjalanan Pariwisata
Syariah selaku fasilitator yang akan memandu seluruh rangkaian perjalanan
wisata syariah. Al-Hijaz menyediakan daftar destinasi wisata, hotel dan
restoran syariah, serta pemandu yang akan membimbing wisatawan.
Pariwisata Syariah
Wisatawan Destinasi Wisata
Syariah
Biro Perjalanan
Pengusaha
Periwisata
Pemandu
Pariwisata
Usaha Hotel dan
Restoran Syariah
Fatwa DSN No : 108/DSN-
MUI/X/2016
Al Hijaz Indowisata
20
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk mempermudah
penjabaran dan pemahaman tentang permasalahan yang dikaji serta untuk
memberikan gambaran garis besar mengenai tiap-tiap bab sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, di dalam bab ini berisi Latar Belakang,
Identifikasi Masalah, Permbatasan dan Perumusan
masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Tinjauan Studi
Terdahulu, Metode Penelitian, Kerangka Teori dan
Kerangka Konseptual serta Sistematika Penulisan.
BAB II : Pengertian Fatwa, Dasar-dasar Penetapan Fatwa, Sifat dan
Metode Fatwa. Pengertian Pariwisata Syariah, Landasan
Hukum , Akad dan Ketentuan-ketentuan dalam Pariwisata
Syariah.
BAB III : Gambaran Umum tentang Al Hijaz Indowisata, Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi Perusahaan, Struktur Organisasi,
Produk-produk Al Hijaz Indowisata.
BAB IV : Analisis penerapan fatwa DSN no 108/DSN-MUI/X/2016
tentang pariwisata syariah, dan fasilitas dan pelayanan apa
saja yang diberikan oleh PT Al-Hijaz Indowisata yang
mencerminkan prinsip-prinsip syari‟ah seperti tercantum
dalam fatwa DSN-MUI no:108/DSN-MUI/X/2016.
BAB V : Penutup yang berisi kesimpulan juga berisikan saran-saran
terkait masalah yang dibahas.
23
BAB II
FATWA DSN DAN PARIWISATA SYARIAH
A. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pariwisata Syari’ah
1. Fatwa
a. Pengertian Fatwa
Secara etimologi fatwa berasal dari bahasa arab yaitu Al-Aftaa‟a
yang merupakan mufrod (tunggal) dan memiliki arti pendapat resmi atau
fatwa.48
Menurut bahasa Indonesia fatwa berarti “jawaban” atau keputusan
yang diberikan oleh ahli hukum Islam atau mufti.49
Fatwa menurut bahasa
berarti jawaban mengenai suatu kejadian (peristiwa). Sedangkan fatwa
menurut syara‟ adalah menerangkan hukum syara‟ dalam suatu persoalan
sebagai jawaban dari suatu pertanyaan, baik si penanya itu jelas
identittasnya maupun tidak, baik perseorangan maupun kolektif.50
Fatwa selayaknya disebut sebagai ensiklopedia ilmiah modern
yang sudah tentu dibutuhkan oleh setiap muslim yang menaruh perhatian
terhadap zamannya beserta segala permasalahannya. Namun demikian tidak
berarti bahwa semua yang tertulis dalam kitab fatwa benar seluruhnya,
kekeliruan yang ada didalamnya dimaafkan, bahkan akan memperoleh
pahala selama hal itu dilakukan sebagai upaya ijtihad.51
Komisi Fatwa MUI juga mempunyai definisi tersendiri mengenai
fatwa, yaitu suatu penjelasan tentang hukum atau ajaran Islam mengenai
permasalahan yang dihadapi atau ditanyakan oleh masyarakat, serta
48
Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta : Pustaka
Progresif, 1997), h.134 49
Muhammad Ali, Kamus Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani,2008), h.96 50
Yusuf Qardawi, Al-Fatwa Bainal Indhibat wat-Tasayyub “Fatwa Antara Ketelitian dan
Kecerobohan”, Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 1977), h.5 51
Yusuf Qardawi, Al-Fatwa Bainal Indhibat wat-Tasayyub “Fatwa Antara Ketelitian dan
Kecerobohan”, Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 1977),h. 5
24
merupakan pedoman dalam melaksanakan ajaran agamanya.52
Beberapa
pengertian fatwa yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
a. Menurut M.Hasbi Ash-Shidiqie memberikan maksud bahwa
fatwa adalah sebagai jawaban atas pertanyaan yang tidak
begitu jelas hukumnya.53
b. Menurut Yusuf Qardhawi memberikan maksud bahwa
fatwa adalah menerangkan atau menjelaskan hukum syara‟
dari suatu persoalan sebagai jawaban atas pertanyaan yang
diajukan oleh yang meminta fatwa, baik individu, maupun
kolektif atau lembaga.54
c. Dalam ilmu Ushul Fiqih, fatwa berarti pendapat yang
dikemukakan oleh seorang mujtahid atau faqih sebagai
jawaban atas pertanyaan yang diminta atau diajukan oleh
peminta fatwa dalam suatu kasus yang sifatnya tidak
mengikat. Pihak yang meminta fatwa tersebut bisa pihak
pribadi, lembaga atau kelompok masyarakat.55
d. Menurut As-Syatibi, fatwa dalam arti al-iftaa berarti
keterangan-keterangan tentang hukum syara‟ yang tidak
mengikat untuk diikuti.56
e. Menurut Zamakhsyari, fatwa adalah penjelasan hukum
syara‟ tentang suatu permasalahan atas pertanyaan
seseorang atau kelompok.57
Terkadang terjadi kerancuan dalam membedakan antara fatwa
dengan Ijtihad. Ijtihad menurut Al-Amidi dan An-Nabhani adalah
mencurahkan seluruh kemampuan untuk menggali hukum-hukum syariat
52
MUI, PengantarKomisi Fatwa MUI dalamHasil Fatwa Munas VII Majelis Ulama
Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 2005)h.5 53
M. Hasbi Ash-Shidiqie,Peradilan dan hukum Acara Islam, (Semarang : PT.Pustaka Rizki,
2001), h.86 54
Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam, (Jakarta : Elsas, 2008), h.20 55
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: PT.Ikctiar Baru Van Hoeve,
1996), h.32 56
KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20 57
KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20
25
dari dalil-dalil dzanni hingga batas tidak ada lagi kemampuan melakukan
usaha lebih dari apa yang telah dicurahkan. Sedangkan Ifta‟ hanya
dilakukan ketika ada kejadian secara nyata, lalu ulama ahli fiqih berusaha
mengetahui hukumnya. Dengan demikian, fatwa lebih spesifik
dibandingkan dengan ijtihad. Seorang mustafti bisa saja mengajukan
pertanyaan kepada seorang mufti mengenai hukum suatu permasalahan
yang dihadapinya. Apabila mufti menjawabnya dengan perkataan, hukum
masalah ini halal atau haram, disertai dalil-dalilnya secara terperinci, maka
itulah fatwa. Fatwa dapat berbentuk perkataan ataupun tulisan.58
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fatwa adalah pendapat
yang dikemukakan oleh seorang mufti sebagai jawaban atas pertanyaan yang
diminta atau diajukan oleh peminta fatwa dalam suatu kasus. Dan sifatnya
tidak mengikat.
b. Dasar-Dasar Penetapan Fatwa
Dalam menetapkan fatwa harus mengikuti tata cara dan prosedur
tertentu yang telah disepakati oleh para ulama, termasuk dalam hal
penggunaan dasar yang menjadi landasan hukum dalam penetapan fatwa
yang tidak mengindahkan tatacara dan prosedur yang ada merupakan salah
satu bentuk tahakkum (membuat-buat hukum) dan menyalahi esensi fatwa
yang merupakan hukum syara‟ terhadap suatu masalah, yang harus
ditetapkan berdasarkan dalil-dalil keagamaan (adillah syar‟iyyah).59
Dalam hal ini para ulama mengelompokkan sumber atau dalil
syara‟ yang dapat dijadikan dasar penetapan fatwa dan dalil-dalil hukum
yang diperselisihkan untuk dijadikan dasar penetapan fatwa. Para ulama
juga telah menjelaskan apa saja dalil-dalil hukum yang disepakati untuk
dijadikan dasar penetapan fatwa (adiliah al-ahkam al-muttafaq „alaihi),
yaitu meliputi:
58
https://sites.google.com/site/muhammadhamzah/home/memahami-fatwa-ulama 59
KH. Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: elsas , 2008), h.10
26
a) Al-Qur‟an
Para ulama menjelaskan bahwa kata “Al-qur‟an” secara
etimologi berasal dari bahasa Arab Qara‟a- yaqro‟u- Qur‟an yang
mempunyai arti “bacaan”.60
Para ulama juga berpendapat sebagai
berikut:
1) Al-qur‟an merupakan lafadz
2) Al-qur‟an diturunkan dalam bahasa Arab
3) Al-qur‟an dinukilkan kepada generasi sesudahnya
secara Mutawatir (diturunkan oleh orang banyak
kepada orang banyak sampai sekarang).
4) Membaca setiap kata dalam Al-qur‟an mendapat
pahala, baik bacaan itu berasal dari hafalan maupun
dibaca langsung dari Mushaf Al-qur‟an.
5) Al-qur‟an itu dimulai dari surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Nas. Tata urutan surat yang
terdapat dalam Al-Qur‟an, disusun sesuai dengan
petunjuk Allah melalui malaikat jibril Nabi
Muhammad SAW, tidak boleh diubah dan diganti
letaknya.61
Para ulama sepakat bahwa Al-qur‟an merupakan sumber
utama hukum Islam yang diturunkan Allah, dimana seorang
mujtahid harus mendahulukan nash-nash Al-qur‟an sebagai dasar
penetapan sebelum mempergunakan sumber hukum lainnya. Begitu
juga dalam penetapan fatwa, Al-qur‟an merupakan dasar
pertimbangan pertama sebelum beralih pada yang lainnya. Apabila
hukum permasalahan yang dicari tidak ditemukan dalam Al-qur‟an,
maka barulah mujtahid tersebut menggunakan dalil yang lainnya.62
b) As-Sunnah
60
KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20 61
KH. Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: elsas , 2008), h.11 62
KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20
27
Pengertian As-Sunnah dari sisi bahasa adalah “jalan yang
biasa dilalui” atau “cara yang senantiasa dilakukan”.Sedangkan
secara terminology, As-Sunnah bisa dibedakan menurut disiplin
ilmunya. Menurut disiplin ilmu hadits, yaitu “seluruh yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik perkataan,
perbuatan, dan ketetapannya atau sifatnya sebagai manusia,
akhlaknya, apakah itu sebelum maupun setelah diangkat menjadi
rasul”. Sedangkan pengertian Sunnah menurut disiplin ushul fiqh
adalah : “segala yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW,
berupa perbuatan, perkataan, dan ketetapan yang berkaitan dengan
hukum”.63
Sedangkan pengertian Sunnah menurut disiplin ilmu fiqih,
disampingnya pengertian yang dikemukakan para ulama ushul fiqih
di atas, juga dimaksudkan sebagai salah satu hukum taklifi, yang
mengandung pengertian “perbuatan yang apabila dikerjakan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa”.
Terjadinya perbedaan pengertian Sunnah dikalangan ahli ushul
fiqh, disebabkan perbedaan sudut pandang masing-masing terhadap
sunnah. Ulama ushul Fiqih memandang bahwa sunnah tersebut
merupakan salah satu sumber atau dalil hukum. Sedangkan ulama
fiqih menempatkan Sunnah sebagai salah satu hukum taklifi.64
Para ulama sepakat mengatakan bahwa Sunnah Rasulullah
SAW dalam tiga bentuk (fi‟liyah, qauliyah dan taqririyah)
merupakan sumber asli dari hukum-hukum syara‟ dan menempati
posisi yang kedua setelah Al-qur‟an sehingga dalam penetapan
fatwa, As-Sunnah menjadi rujukan kedua setelah Al-qur‟an.
63
Kitab Shahih Al-Muslim,Maktabah Syamilah.(Pustaka As-Sunnah : 2017) Juz:5, h.6 64
Kitab Shahih Al-Muslim,Maktabah Syamilah.(Pustaka As-Sunnah : 2017) Juz:5, h.6
28
c.) Ijma‟
Pengertian Ijma‟ menurut bahasa (etimologi) adalah
“kesepakatan” atau “konsensus”. Selain itu mengandung arti
“ketetapan hati untuk melakukan sesuatu”. Sedangkan secara
terminology, ada beberapa rumusan ijma‟ dengan “kesepakatan
umat Muhammad secara khusus tentang suatu masalah agama”.
Rumusan ini memberikan batasan bahwa ijma‟ harus dilakukan
umat Muhammad saw, yaitu umat islam, tetapi harus dilakukan
oleh seluruh umat islam, termasuk orang awam.65
Rumusan menurut Al-Amidi mengikuti pandangan Imam
As-Syafi‟i yang menyatakan bahwa ijma‟ harus dilakukan dan
dihasilkan oleh seluruh umat islam, karena suatu pendapat yang
dapat terhindar dari suatu kesalahan hanyalah apabila disepakati oleh
seluruh umat. Selanjutnya Al-amidi merumuskan ijma‟ dengan
“kesepakatan sekelompok ahl- al-hall wa al-„aqdi dari umat
Muhammad pada suatu masa terhadap suatu hukum dari suatu
peristiwa/kasus”. Rumusan tersebut menunjukkan bahwa tidak
semua orang bisa melakukan ijma‟, melainkan orang-orang tertentu
yang disebut dengan ahl al-hall wa al-„aqdi yang bertanggung jawab
langsung terhadap umat. Maka orang awam tidak diperhitungkan
dalam proses ijma‟.66
Sedangkan jumhur ulama merumuskan bahwa ijma‟ adalah
kesepakatan para mujtahid dari umat Muhammad saw pada suatu
masa, setelah wafatnya Rasulullah saw terhadap suatu hukum
syara‟. Dari beberapa rumusan diatas bahwa ijma‟ hanya dilakukan
dan disepakati oleh para Mujtahid Muslim pada suatu masa setelah
wafatnya Rasulullah saw. Sebab selama Rasulullah masih hidup
65
KH. Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. (Jakarta: elsas,2008), h.12 66
KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.20
29
seluruh permasalahan yang timbul langsung dapat ditanyakan
kepada beliau, sehingga tidak diperlukan ijma‟.67
Jumhur ulama berpendapat bahwa ijma‟ dapat menjadi dalil
hukum (hujjah) selagi memenuhi rukun-rukun ijma‟. Dalam kondisi
tersebut ijma‟ menjadi hujjah yang qath‟i (pasti), wajib diamalkan
dan tidak boleh diingkar, sehingga jika ada orang yang
mengingkarinya maka dianggap kafir. Dengan begitu ijma‟ juga
dapat dijadikan sebagai dasar penetapan fatwa. Disampingi itu,
permasalahan yang telah ditetapkan hukumnya melalui ijma‟ tidak
boleh lagi menjadi permasalahan bagi umat generasi berikutnya,
karena hukum yang ditetapkan melalui ijma‟ merupakan hukum
syara‟ yang qath‟i dan menempati urutan yang ketiga sebagai dalil
syara‟ setelah Al-qur‟an dan as-Sunnah.
d.) Qiyas
Pengertian qiyas secara bahasa adalah ukuran, mengetahui
ukuran sesuatu, membandingkan, atau menyamakan sesuatu dengan
yang lainnya. Sedangkan pengertian qiyas secara terminology
terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ulama ushul fiqh,
sekalipun redaksinya berbeda, tetapi mengandung arti yang sama.68
Proses penetapan hukum melalui metode qiyas bukanlah
menetapkan hukum dari awal, tetapi hanya menyingkapkan dan
menjelaskan hukum yang telah ada pada suatu kasus yang belum
jelas hukumnya. Penyingkapan dan penjelasan ini dilakukan melalui
pembahasan mendalam dan teliti terhadap „illat dari suatu kasus
yang sedang dihadapi. Misalnya seorang mujtahid ingin mengetahui
hukum meminum bir atau wisky. Dari hasil pembahasan dan
penelitiannya secara cermat, kedua minuman tersebut mengandung
zat yang memabukkan, seperti yang ada pada zat yang ada pada
67
KH. Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. (Jakarta: elsas,2008), h.12 68
KH Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam SistemHukum Islam.(Jakarta: Eksis Jakarta, 2008), h.13
30
khamar. Zat yang memabukkan inilah yang menjadi ‟illat-nya, sebab
„illat-nya bir dan wisky sama seperti ‟illat-nya khamar. Dengan
demikian mujtahid tersebut telah menemukan bahwa hukum bir dan
wisky sama dengan hukum khamar yaitu haram. Para ulama berbeda
pendapat tentang apakah qiyas dapat dijadikan dasar hukum. Tetapi
jumhur ulama ushul fiqih berpendirian bahwa qiyas dapat dijadikan
sebagai metode atau sarana untuk meng-istinbat-kan hukum
syara‟.69
Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dasar-
dasar penetapan fatwa dapat diambil melalui dalil-dalil Al-qur‟an,
sunnah Rasul, ijma‟ para Mujtahid ataupun qiyas.
2. DSN-MUI
a. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri pada tanggal 17 Rajab
1395H bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975M. MUI hadir ke pentas
sejarah ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan
kembali, setelah 30 Tahun sejak kemerdekaan energi bangsa lebih banyak
terserap dalam perjuangan politik di dalam negeri maupun internasional,
sehingga kesempatan untuk membangun menjadi bangsa yang maju dan
berakhlak mulia kurang diperhatikan. Pendirian MUI dilatar belakangi
adanya kesadaran kolektif pimpinan umat Islam bahwa Indonesia
memerlukan suatu landasan kokoh bagi pembangunan masyarakat yang
maju dan berakhlak. Karena itu, keberadaan organisasi para ulama, dan
cendekiawan muslim ini merupakan konsekuensi logis dan persyaratan bagi
berkembangnya hubungan yang harmonis antara berbagai potensi yang ada
untuk kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia.70
69
Ma‟ruf Amin. Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam (Jakarta:eLSAS Jakarta,juli 2008),h.13 70
MUI, 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995),h.31
31
Sebelum MUI didirikan, telah digelar beberapa kali pertemuan
yang melibatkan ulama dan tokoh-tokoh Islam. Pertemuan tersebut
mendiskusikan gagasan akan pentingnya keberadaan majelis ulama yang
menjalankan fungsi ijtihad kolektif dan memberikan masukan dan nasihat
kegamaan pada pemerintah dan masyarakat. Pada tanggal 30 September
hingga 4 Oktober 1970 diselenggarakan sebuah konferensi di Pusat Dakwah
Indonesia. Konferensi tersebut bertujuan untuk membentuk sebuah majelis
ulama yang berfungsi memberikan fatwa.71
Pada akhir acara konferensi, dicetuskan sebuah deklarasi yang
ditandatangani oleh 53 peserta konferensi, terdiri atas 26 orang ketua
majelis ulama tingkat provinsi se-Indonesia, 10 orang ulama dari unsur
organisasi Islam tingkat pusat, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam
Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Kepolisian, serta 13
orang ulama yang hadir sebagai pribadi. Penandatanganan itu disusul
dengan pengumuman pendirian himpunan para ulama dengan sebutan
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Konferensi ini juga ditetapkan sebagai
Musyawarah Nasional (Munas) MUI pertama. 72
Buya Hamka, tokoh yang awalnya menolak pendirian sebuah
majelis ulama didaulat menjadi Ketua Umum MUI yang pertama. Beliau
menjabat Ketua Umum MUI mulai tahun 1975 sampai dengan tahun 1981.
Buya Hamka memberikan dua alasan sebelum menerima amanah sebagai
Ketua Umum MUI: pertama, menurutnya kaum muslim harus bekerja sama
dengan pemerintahan Soeharto yang anti komunis, kedua, pendirian MUI
harus dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan umat Islam
Indonesia. Ketua umum MUI sejak Buya Hamka sampai dengan DR. (HC)
K.H.MA. Sahal Mahfudh mempunyai beberapa persamaan yaitu pertama,
tidak seorangpun dari mereka pernah mengenyam bangku universitas,
kedua, mendapatkan gelar doktor kehormatan atau sederajat profesor dari
71
MUI, 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995)h. 31 72
MUI, 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995) h.31
32
sejumlah universitas, dan ketiga kesemuanya berasosiasi dengan organisasi
kemsyarakatan Islam mayoritas di Indonesia, baik NU maupun
Muhammadiyah.73
Fatwa-fatwa MUI dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok,
pengklasifikasian yang pertama didasarkan pada forum yang
menetapkannya, dan yang kedua diklasifikasikan berdasarkan tema
pembahasannya. Jika mengikuti pengklasifikasian yang pertama, maka
fatwa-fatwa MUI adakalanya ditetapkan melalui forum Komisi fatwa MUI,
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Musyawarah Nasionaal (Munas)
MUI, atau melalui forum Ijtima‟ Ulama MUI. Sementara secara tematik,
fatwa-fatwa MUI terdiri atas fatwa-fatwa yang berbicara tentang ekonomi
syariah, produk halal, dan masalah-masalah keagamaan. Fatwa-fatwa yang
terkait dengan masalah-masalah keagamaan dibagi menjadi empat, yaitu
fatwa-fatwa yang membicarakan tentang akidah dan aliran keagamaan,
ibadah, sosial kemasyarakatan dan kebudayaan, dan yang terkait dengan
ilmu pengetahuan teknologi. 74
b. Dewan Syari‟ah Nasional (DSN)
Secara kelembagaan, Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah
perangkat organisasi yang secara khusus bertugas untuk menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas Lembaga Keuangan
Syariah, pembentukan DSN merupakan langkah efisiensi dan koordinasi
para ulama dalam menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan masalah
ekonomi dan keungan. DSN diarahkan sebagai lembaga pendorong
penerapan ajaran islam dalam kehidupan ekonomi. Oleh karena itu, DSN
73
MUI, 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995), h.32 74
DewanSyariahNasional, Himpunan Fatwa KeuanganSyariah(Jakarta: PenerbitErlangga,
2014),h.5
33
berperan secara produktif dalam kehidupan ekonomi dan keuangan di
Indonesia.75
Tugas DSN adalah:
1) Menumbuhkembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam
kegiatan perekonomian pada umumnyadan keuangan pada
khususnya
2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan
3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah
dan mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan
Sedangkan wewenang DSN adalah:
1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas
Syariah di masing-masing lembaga keuangan syariah dan
menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait
2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan
atau peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang, seperti Departemen Keuangan dan Bank
Indonesia
3) Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut rekomendasi
nama-nama yanag akan duduk sebagai Dewan Pengawas
Syariah pada suatu Lembaga Keuangan Syariah
4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah
yang diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah,
termasuk otoritas moneter atau lembaga keuangan dalam
negeri maupun luar negeri
5) Memberikan peringatan kepada Lembaga Keuangan
Syariah untuk menghentikan penyimpangan dari fatwa yang
telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional.76
75
M. Asrorun Ni‟am Sholeh, Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia:
Penggunaan Prinsip Pencegahan dalam Fatwa (Jakarta: Emir, 2016),h.96
34
Jadi, Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah perangkat organisasi
yang secara khusus bertugas untuk menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan aktivitas Lembaga Keuangan Syariah yang memiliki
tugas dan wewenang berperan secara produktif dalam kehidupan ekonomi
dan keuangan di Indonesia
3. Fatwa DSN-MUI N0. 108/DSN-MUI/X//2016
Pertimbangan DSN MUI mengeluarkan fatwa No.
108/DSNMUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata
Berdasarkan Prinsip Syariah dikarenakan bahwa saat ini sektor pariwisata
berbasis syariah mulai berkembang di dunia termasuk Indonesia, dan belum
diatur dalam fatwa sehingga dalam penyelenggaraannya memerlukan
ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan fatwa
ini. Fatwa DSN MUI NO.108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah merupakan hasil
ijtihad ulama yang dituangkan dalam rapat pleno pengurus Dewan Syariah
Nasional pada tanggal 29 Dzulhijjah 1436 H/01 Oktober 2016 M di Jakarta.
Pelaksanaan fatwa DSN MUI ini diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Implementasi Fatwa. Apabila terjadi perselisihan diantara para pihak dalam
penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa
berdasarkan syariah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Diantara ketentuan
yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan
Prinsip Syariah.77
Maka Fatwa DSN MUI NO.108/DSN-MUI/X/2016 adalah
Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah hasil
76
DewanSyariahNasional, Himpunan Fatwa KeuanganSyariah(Jakarta: PenerbitErlangga,
2014),h..6 77
https://dsnmui.or.id/produk/fatwa. diakses 20 Desember 2018, pukul 16.25
35
dari ijtihad ulama. Fatwa ini dikeluarkan untuk mengisi kekosongan atas
belum adanya regulasi hukum Indonesia yang mengatur mengenai
pariwisata syariah.
B. Pariwisata Syari’ah
1. Pengertian
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara, sedangkan Wisata
Syariah adalah wisata yang sesuai dengan prinsip syariah.78
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Sedangkan Pariwisata
Syariah adalah pariwisata yang sesuai dengan prinsip syariah.79
Destinasi Wisata Syariah adalah kawasan geografis yang berada
dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya
tarik wisata, fasilitas ibadah dan umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan yang sesuai dengan prinsip syariah.80
Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Biro Perjalanan
Wisata Syariah (BPWS) adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang
mengatur, dan rnenyediakan pelayanan bagi seseorang atau sekelompok
78
http://www.fiqhislam.com/ekonomi-syariah/fatwa-dsn-mui/114572-108-fatwa-dewan-
syariah-nasional-no-108-dsn-mui-x-2016-pedoman-penyelenggaraan-pariwisata-berdasarkan-
prinsip-syariah 79
http://www.fiqhislam.com/ekonomi-syariah/fatwa-dsn-mui/114572-108-fatwa-dewan-
syariah-nasional-no-108-dsn-mui-x-2016-pedoman-penyelenggaraan-pariwisata-berdasarkan-
prinsip-syariah 80
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
36
orang, untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama berwisata yang
sesuai dengan prinsip syariah. Pemandu Wisata adalah orang yang
memandu dalam pariwisata syariah. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau
sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.81
Usaha Hotel Syariah adalah penyedia akomodasi berupa kamar-
kamar di dalam suatu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa
pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya
secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan yang dijalankan
sesuai prinsip syariah. Kriteria Usaha Hotel Syariah adalah rumusan
kualifikasi danlatau klasifikasi yang mencakup aspek produk, pelayanan,
dan pengelolaan.82
Terapis adalah pihak yang melakukan spa, sauna, dan
atau massage.83
Dengan demikian Pariwisata Syariah adalah rangkaian kegiatan
wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
termasuk didalamnya Akomodasi, Destinasi, Hotel/penginapan, Makanan,
Pemandu wisata serta pelayanan dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan
dalam rangkaian perjalanan pariwisata.
2. Landasan Hukum Pariwisata Syari’ah
Q.s. Al-Mulk (67): 15
شىا في مناكبها ض ذلىلا فامأ رأ قه وإليأه النشىر هى الذي جعل لكم الأ وكلىا منأ رزأ
Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya.
Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.
81
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 82
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 83
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
37
Dalam ayat ini terkandung makna dorongan agar manusia berjalan-
jalan kemana saja keseluruh penjuru dunia, karena Allah telah menjadikan
bumi terbentang dan mudah dijelajahi. Mencari nikmat dan rizki Allah,
menunjukkan kuasa-Nya, mengingatkan nikmat-nikmatNya, serta
memperingatkan hanya kepada Allah semata tempat kembalinya manusia
dari setiap perjalan hidupnya.
3. Akad dalam Pariwisata Syari’ah
Akad yang digunakan dalam Pariwisata Syariah sebagai berikut :
a. Akad ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan
pembayaran atau upah.
b. Akad wakalah bil ujrah adalah akad pemberian kuasa yang
disertai dengan ujrah dari hotel syariah kepada BPWS untuk
melakukan pernasaran.
c. Akad Ju‟alah adalah janji atau komitmen perusahaan untuk
memberikan imbalan (reward/'iwadh/ju'f) tertentu kepada
pekerja ('anil) atas pencapaian hasil yang ditentukan dari
suatu pekerjaan (obyek akad ju'alah). 84
Akad ijarah, wakalah bil ujrah dan ju‟alah ini adalah standar yang
telah ditetapkan oleh DSN MUI yang sesuai dengan prinsip syariah untuk
digunakan dalam setiap transaksi-transaksi terkait dalam pelaksanaan
pariwisata syariah, berdasarkan akad-akad dalam fiqih muamalah.
4. Ketentuan-Ketentuan dalam Pariwisata Syariah
Ketentuan terkait Para Pihak dan Akad , Pihak-pihak yang berakad
dalam penyelenggaraan Pariwisata Syariah adalah : Wisatawan, Biro
Perjalanan Wisata Syariah (BPWS), Pengusaha Pariwisata, Hotel syariah,
84
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
38
Pemandu Wisata,Terapis. Akad antar Pihak , akad-akad yang digunakan
antara para pihak sebagai berikut :
a. Akad antara Wisatawan dengan BPWS adalah akad ijarah
b. Akad antara BPWS dengan Pemandu Wisata adalah akad
ijarah atau ju'alah
c. Akad antara Wisatawan dengan Pengusaha Pariwisata adalah
ijarah
d. Akad antara hotel syariah dengan wisatawan adalah akad
ijarah
e. Akad antara hotel syariah dengan BPWS untuk pemasaran
adalah akad wakalah bil ujrah
f. Akad antara Wisatawan dengan Terapis adalah akad ijarah
g. Akad untuk penyelenggaraan asuransi wisata, penyimpanan
dan pengelolaan serta pengembangan dana pariwisata wajib
menggunakan akad-akad yang sesuai fatwa dengan DSN-
MUI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 85
Ketentuan terkait Hotel Syariah;
a. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas akses
pornografi dan tindakan asusila
b. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas hiburan yang
mengarah pada kemusyrikan, maksiat, pornografi danlatau
tindak asusila
c. Makanan dan minuman yang disediakan hotel syariah wajib
telah mendapat sertifikat halal dari MUI
d. Menyediakan fasilitas, peralatan dan sarana yang memadai
untuk pelaksanaan ibadah, termasuk fasilitas bersuci
e. Pengelola dan karyawan/karyawati hotel wajib mengenakan
85
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
39
pakaian yang sesuai dengan syariah
f. Hotel syariah wajib meniiliki pedoman dan atau panduan
mengenai prosedur pelayanan hotel guna menjamin
terselenggaranya pelayanan hotel yang sesuai dengan prinsip
syariah
g. Hotel syariah wajib menggunakan Jasa Lembaga Keuangan
Syariah dalam melakukan pelayanan.86
Ketentuan terkait Wisatawan ;
a. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah dengan
menghindarkan diri dari syirik, maksiat, munkar, dan
kerusakan
b. Menjagakewajiban ibadah selama berwisata
c. Menjaga akhlak mulia
d. Menghindari destinasi wisata yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah.87
Ketentuan Destinasi Wisata;
a. Mewujudkan kemaslahatan umum
b. Pencerahan, penyegaran dan penenangan
c. Memelihara amanah, keamanan dan kenyamanan
d. Mewuiudkan kebaikan yang bersifat universal dan inklusif
e. Memelihara kebersihan. kelestarian alam, sanitasi dan
lingkungan
f. Menghormati nilai sosial budaya dan kearifan lokal yang
tidak melanggar prinsip syariah
g. Destinasi wisata wajib memiliki fasilitas ibadah yang layak
86
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 87
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
40
pakai, mudah dijangkau dan memenuhi persyaratan syariah
memenuhi persyaratan
h. Makanan dan minuman halal yang terjamin kehalalannya
dengan Sertifikat Halal MUI.
i. Destinasi wisata wajib terhindar dari Kernusyrikan dan
khurafat, Maksiat, zina, pornografi, pornoaksi, minuman
keras, narkoba dan judi.
j. Menghindari Pertunjukan seni dan budaya serta atraksi yang
beftentangan prinsip-prinsip syariah. 88
Ketentuan Spa, Sauna dan Massage:
a. Menggunakan bahan yang halal dan tidak najis yang terjamin
kehalalannya dengan Seftifikat Halal MUI
b. Terhindar dari pornoaksi dan pornografi
c. Terjaganya kehormatan wisatawan
d. Terapis laki-laki hanya boleh rnelakukan spa, sauna, dan
massage kepadawisatawan laki-laki; dan terapis wanita hanya
boleh melakukan spa, sauna, dan massage kepada wisatawan
wanita
e. Tersedia sarana yang memudahkan untuk melakukan
ibadah.89
Ketentuan terkait Biro Perjalanan Wisata Syariah:
a. Menyelenggarakan paket wisata yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah
b. Memiliki daftar akomodasi dan destinasi wisata yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
88
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 89
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
41
c. Memiliki daftar penyedia makanan dan minuman halal yang
memiliki Serlifikat Halal MUI
d. Menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam
melakukan pelayanan jasa wisata, baik bank, asuransi,
lembaga pembiayaan, lernbaga penjaminan, maupun dana
pensiun
e. Mengelola dana dan investasinya wajib sesuai dengan
prinsip syariah
f. Wajib merniliki panduan wisata yang dapat mencegah
terjadinya tindakan syirik, khurafat, maksiat, zina, pornoaksi,
pornografi, minuman keras, narkoba dan judi.90
Ketentuan terkait Pemandu Wisata Syariah
a. Memahami dan mampu melaksanakan nilai-nilai syariah
dalarn menjalankan tugas terutama yang berkaitan dengan
fikih pariwisata
b. Berakhlak mulia, komunikatif, ramah, jujur dan
bertanggungjawab
c. Memiliki kornpetensi kerja sesuai standar profesi yang
berlaku yang dibuktikan dengan sertifikat
d. Berpenampilan sopan dan menarik sesuai dengan nilai dan
prinsip- prinsip syariah
e. Penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah
boleh dilakukan dengan syarat mengikuti ketentuan yang
terdapat dalam fatwa ini
f. Prinsip Umum Penyelenggaraan Pariwisata Syariah
Penyelenggaraan wisata wajib terhindar dari kemusyrikan,
kemaksiatan, kemafsadatan
90
https://dsnmui.or.id
42
g. Menciptakan kemaslahatan dan kemanfaatan baik secara
material maupun spiritual.91
Demikian ketentuan-ketentuan yang berlaku atau standar DSN-
MUI yang harus ada dan diterapkan di setiap kegiatan rangkaian pariwisata
yang dilaksanakan oleh Biro Perjalanan Pariwisata yang berbasis Syariah.
91
https://dsnmui.or.id
43
BAB III
GAMBARAN UMUM AL HIJAZ INDOWISATA
A. Sejarah dan Perkembangan Al-Hijaz Indowisata
Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang
bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua
kota suci bagi umat Islam pada zaman nabi Muhammad saw, yaitu Makkah
dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular
dan memberikan dampak positif dalam kinerja perusahaan. Sedangkan
Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia
dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis dari perusahaan tersebut.
Didirikan oleh Bapak H.Abdullah Djakfar Muksen pada tahun 2000.
Merangkak dari kecil namun pasti. Alhijaz berkembang pesat dari mulai
penjualan tiket maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, tour
domestik hingga mengembangkan ke layanan jasa umrah dan haji khusus.
Tak hanya itu, pada tahun 2011 Alhijaz kembali membuka divisi baru yaitu
Provider Visa Umroh yang bekerja sama dengan muassasah arab saudi.92
Muassasah merupakan organisasi gabungan antara mutawif
pembimbing tawaf yang biasa disebut syekh dan munawir, pembimbing
ziarah. Organisasi ini bertugas dan bertanggung jawab melayani akomodasi,
transportasi bimbingan ibadah haji dan pelayanan umum. Organisasi ini
didirikan pada 3 Mei 1984 oleh pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan
mutu layanan haji mereka, baik di Mekah, Madinah, maupun di Jeddah.
Muassasah mempunyai tugas dan kewajiban antara lain menyambut
kedatangan jemaah haji dan memberi petunjuk yang diperlukan jemaah dan
memperhatikan keperluan mereka selama di Saudi. Muassasah dibagi dalam
dua sektor berdasarkan wilayah dan tugasnya, yakni di Mekah dan
Madinah.93
92
https://alhijaz-indonesia.com/ 93
https://alhijaz-indonesia.com/
44
Pertama, Muassasah Tawwaful. Berpusat di kota Mekah dan
layanannya meliputi Mekah, Arafah dan Mina. Muassasah Tawwaful terdiri
dari Dewan Pengurus Muassasah, Lajnah Taufidziyah, dan bagian yang
mengurus pelayanan umum, seperti akomodasi/konsumsi angkutan dan
pemberangkatan, penyuluhan dan bimbingan serta keuangan dan
administrasi. Kedua, Muassasah Adillah Muahhadah. Berpusat di Madinah
yang berkewajiban menyambut jemaah haji dan memberi petunjuk-petunjuk
seperlunya terkait ziarah. Mereka juga memperhatikan keperluan jemaah
selama di Madinah. Sistem pelayanan Muassasah Adillah Muahhadah ini
menempatkan setiap kelompok jemaah di suatu mazmuah untuk menjaga
keutuhan kelompoknya.94
Sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan
dan jamaah secara aman dan profesional, saat ini perusahaan telah
mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui Kementrian Pariwisata.
Lalu izin haji khusus dan umrah dari Kementrian Agama. Selain itu
perusahaan juga tergabung dalam komunitas organisasi travel nasional
seperti ASITA, komunitas penyelenggara umrah dan haji khusus yaitu
HIMPUH dan organisasi internasional yaitu IATA.95
Al-Hijaz Tour dan
Travel memiliki izin resmi dari kementrian Agama RI, sehingga bisa
meningkatkan rasa kepercayaan nasabah menjadikan Al-Hijaz sebagai biro
travel haji & umrah pilihannya. Selain itu, Al-Hijaz Indowisata juga
mempunyai ruang Manasik milik sendiri, pembimbing haji dan umrah yang
professional. Memberangkatkan ratusan jamaah setiap minggu, Pembimbing
Umrah Profesional, Harga terjangkau, Mengutamakan kualitas pelayanan
dan kenyamanan, ibadah umrah sesuai syariat islam ahlus sunnah
waljamaah.96
Harga Terjangkau Oleh Semua
94
http://alhijaztravels.com/ 95
http://alhijaztravels.com/ 96
https://alhijaz-indonesia.com/
45
Jadi, Al-Hijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang
bergerak di bidang tour dan travel, dengan menggunakan nama pemasaran Al-
Hijaz Tour and Travel, berdiri dari tahun 2000 dan sudah beroperasi selama
kurang lebih delapan belas tahun. Al-Hijaz telah mengantongi izin resmi dari
pemerintah melalui Kementrian Pariwisata. Lalu izin haji khusus dan umrah dari
Kementrian Agama.
B. Landasan Hukum Al-Hijaz Tour and Travel
Al-Hijaz telah melayani keberangkatan umroh haji sejak tahun
2000. Memiliki izin resmi dari Kementrian Agama RI sebagai Travel
Umroh dan Haji No.722 Thn 2017. Izin Haji No. PHU/HK3245/iv/2017.
sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan dan
jamaah secara aman dan profesional. Berikut profil serta legalitas Al-Hijaz
Tour and Travel :
Nama Perusahaan : PT Alhijaz Indowisata
MerkDagang : Alhijaz Tours & Travels
Domisili : Graha Alhijaz Lt. 3 Jl. Dewi Sartika No. 239 A Cawang
Jakarta Timur 13630
Akta Pendirian : 12/2009
Notaris : Petrus Suandi Halim, SH.
NPWP : 02.028.437.8-005.000
TDP : 09.04.1.63.18694
SIUP : 2138/-1.8554
Izin Haji : PHU/HK.3245/IV/2012
Izin Umrah : D/591 Tahun 2014
ASITA : 0841/VIII/DPP/2003
IATA : HO 15-3 1053 6
HIMPUH : 013/HIMPUH 2010
Situs : www.alhijaztourumroh.com
46
Hotline call : 083890894149. 97
AAl-Hijaz juga memiliki lisensi sebagai provider visa umrah dan
haji. Sehingga menjamin kepastian pengurusan visa yang akan menambah
rasa aman para jamaahnya. Syarat provider visa tertuang di dalam Peraturan
Menteri Agama (PMA) nomor 18/2015 tentang penyelenggaraan perjalanan
ibadah umrah yang diantaranya :
a. Memiliki izin operasional sebagai Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah (PPIU) yang masih berlaku
b. Memiliki kontrak kerjasama dengan mitra di Arab Saudi yang
telah disahkan oleh notaris memiliki sertifikat IATA
c. Harus mendapat rekomendasi dari asosiasi PPIU
d. Memiliki kemampuan finansial laporan keuangan dan bank
garansi
e. Komitmen mentaati peraturan atau fakta integritas. Baik saat
berada di indonesia maupun di Arab Saudi serta menjamin
pelayanan administrasi, akomodasi, konsumsi dan transportasi
di Arab Saudi
f. Menjamin pengurusan jamaah yang sakit dan dirawat dirumah
sakit Arab Saudi sampai kembali ke tanah air.
g. Menjamin tiket jamaah ke dan dari Arab Saudi.
h. Melaporkan nama-nama jamaah dan PPIU yang diurus visanya
kepada pemerintah.98
Dengan adanya landasan hukum dan legalitas yang berlaku dan
resmi di Indonesia, menjadikan Al-Hijaz sebagai Biro Pariwisata Syariah
yang terjamin dan terpercaya. Menjaga keamanan dan kenyamanan
jamaahnya. Serta memberikan kemudahaan bagi jamaahnya dengan menjadi
provider visa yang telah mendapatkan izin dari Kementerian Agama.aaaa
AaaaAAlangan
97
http://alhijaztravels.com/ 98
https://haji.kemenag.go.id
Email : [email protected]
47
C. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Al-Hijaz Indowisata yaitu Menjadi Perusahaan terdepan
dalam pelayanan wisata khususnya Ibadah Haji dan Umroh. Misi kami untuk
membantu masyarakat muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah haji dan
Umroh dan Motto kami “Al-Hijaz pelayan Anda menuju Baitullah” dan
“Semangat Al-Hijaz Untuk Indonesia” tercapai. Dengan visi, misi, dan motto
yang telah dibuat Travel Umroh Al-Hijaz dapat menjawab kenapa harus Al-
Hijaz? Satu, Karena Al-Hijaz resmi terdaftar di Kementerian Agama. Dua,
Al-Hijaz berkantor di gedung sendiri. Tiga, Al-Hijaz adalah Provider Visa
Umroh. Empat, Al-Hijaz memiliki ruang manasik sendiri. Lima, memiliki
pembimbing yang berpengalaman. Enam, ada kepastian jadwal/ tanggal
keberangkatan. Tujuh, Direct Flight (tanpa transit). Delapan, jarak hotel
dekat dengan Baitullah. Dengan terbitnya perpanjangan izin pelaksanaan
ibadah haji khusus No. PHU/HK.3245/IV/2015 maka Al-Hijaz Tours &
Travel adalah salah satu travel yang dapat memberangkatkan jamaah haji
langsung tanpa antri atau menunggu 5 tahun.99
Kepastian jadwal keberangkatan merupakan salah satu kelebihan
travel umroh Al-Hijaz. Jamaah tidak perlu khawatir akan mundurnya jadwal,
karena Al-Hijaz langsung booking seat pesawat dan sudah mengantongi
PNR untuk masing-masing jadwal tanpa menunggu seat penuh, sehingga
jadwal sudah didapatkan dari awal musim umroh. Fasilitas umroh yang
ditawarkan baik di brosur maupun di website www.travelumrohalhijaz.com
sesuai dengan apa yang diberikan saat pelaksanaan umroh. Seperti maskapai,
jadwal serta tipe hotel.100
Paket umroh yang ditawarkan lengkap, PT Al-Hijaz Indowisata
mempunyai program paket umroh yang terdiri dari paket umroh regular 9
99
adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita 100
adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita
48
hari keberangkatan setiap sabtu dengan Saudi Airlines, promo umroh tiap
bulan dengan Saudi Airlines, Paket umroh plus city tour turki 10 hari, paket
umroh plus turki 12 hari, paket umroh plus city tour thaif dan paket umroh
ramadhan.101
Direct Flight travel umroh Al-Hijaz menggunakan pesawat
Saudi Airlines yang rutenya langsung ke Jeddah/ Madinah. Selain direct
flight, Alhijaz menggunakan hotel yang dekat dan terjangkau dengan masjid
baik di Madinah maupun di Mekkah. Serta jamaah Al-Hijaz akan dibimbing
oleh pembimbing ibadah haji/umroh yang sudah berpengalaman dan
profesional.102
Jadi Visi dan Misi PT. Al-Hijaz Indowisata yaitu Menjadi
Perusahaan terdepan dalam pelayanan wisata khususnya Ibadah Haji dan
Umroh. Membantu masyarakat muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah
haji dan Umroh, memfasilitasi jamaah dengan pembimbing yang
berpengalaman, adanya kepastian jadwal/ tanggal keberangkatan serta Direct
Flight (tanpa transit). Memberangkatkan jamaah haji langsung tanpa antri
atau menunggu 5 tahun atau bahkan lebih.
D. Struktur Organisasi
Komisaris : Hj. Farida Muhammad
Direktur Utama : H. Abdullah Djafar
Dir. Operasional : Dwi Puji Hastuti
Manager : Achmad
Spv Accounting : Sabrina Anastasia
Staff Finance : Siti Kartika Sandra
Staff Accounting : Santi Dian Apriani
Kasir : Effy Krisnawati
Spv Ticketing : Desy Christina
101
https://alhijaz-indonesia.com/ 102
https://alhijaz-indonesia.com/
49
Staff Ticketing : Rita Soraya
Staff Ticketing : Annisa Mullad Dina
Staff Adm dan Legal : Miskowati
Staff Legal : Kiki Rizki Septiani
Staff Umrah dan Haji : Ernawati
Staff Umrah dan Haji : Chairiyah
Staff Umrah dan Haji : An Nisa Rachman
Pembimbing Ibadah Umrah dan Haji : Muhammad Sodik
Staff Handling : Sonya Suherman
Staff Visa : Vahmi Muhammad
Staff Visa : Arifin
Staff Visa : Marsuni Sasaky
Staff Visa dan Messenger : Maulana Zainudin
It Web Maintenance : Endi Siscare
Staff IT : Ahmad Sahid
Graphic Designer : Siti Nur Hasanah103
103
https://alhijaz-indonesia.com/
50
E. Produk-Produk Al-Hijaz Tour Travel
1. Paket umroh regular 9 hari
Hari 1 : Jakarta – Jeddah – Madinah
Rombongan tiba dan berkumpul di Terminal 2 E Bandara
International Soekarno Hatta Pk. 10.30 pagi.Setelah siap, Rombongan
berangkat menuju Jeddah dengan Garuda GA 9880 Pk. 14.25 WIB. Tiba di
Jeddah pukul 20.25, setelah proses imigrasi selesai, perjalanan dilanjutkan
menuju Medinah dengan bus. Perjalanan memakan waktu + 6 jam. Setelah
sampai di hotel, check in, makan malam dan istirahat.
51
Hari 2 : Madinah
Ziarah ke Makam Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wassalam dan
kedua sahabatnya Radiallahu Anhum ( kondisional ). Melaksanakan sholat
jum‟at, sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di
Masjid Nabawi.
Hari 3 : Madinah
Setelah sarapan pagi atau Pk. 07.00 pagi, Ziarah Madinah antara
lain : Makam Baqi, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal
Uhud dan Pasar Kurma ( kondisional ). Melaksanakan sholat fadhu
berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjid Nabawi.
Hari 4 : Madinah – Mekah
Sekitar Pk.10.00, bersiap-siap untuk berangkat ke Mekkah guna
melaksanakan ibadah Umrah, tak lupa mampir di Bir Ali untuk ambil miqot.
Tiba di Makkah check in hotel untuk meletakkan barang bagasi dan makan
malam. Setelah selesai, berkumpul di lobby untuk melaksanakan Umrah (
Tawaf, Sai dan Tahallul ). Kondisional.Kembali ke hotel untuk istirahat dan
atau memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.
Hari 5 : Mekah
Melaksanakan shalat fardhu berjamaah dan memperbanyak ibadah
sunnah di Masjidil Haram.
Hari 6 : Mekah
Setelah sarapan atau Pk. 07.00 Ziarah ke Jabal Tsur, Padang
Arafah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & ambil
miqat di Ji‟ranah untuk melaksanakan Ibadah Umrah kedua ( Tawaf, Sai
dan Tahallul) ( Kondisional ).
Hari 7 : Mekah
52
Melaksanakan shalat fardhu berjamaah, dan memperbanyak ibadah
sunnah di Masjidil Haram.
Hari 8 : Mekah – Jeddah – Jakarta
Setelah sarapan pagi atau jam 07.00, melaksanakan tawaf wada,
kemudian 13.00, Rombongan bersiap-siap untuk berangkat menuju Jeddah
untuk City Tour ( Kondisional ). Tiba di Jeddah, City Tour ke Makam Siti
Hawa, Laut Merah dan Masjid Terapung. Setelah itu bersiap- siap untuk
berangkat ke Tanah Air dengan Garuda GA 9890 22.25.
Hari 9 : Jakarta
Insya Allah Tiba di Bandara Soekarno Hatta Pk.12.50 dengan
selamat. Dengan mengucapkan Alhamdulillah sampai di Tanah Air.104
2. Paket umroh 2x Jumat- 10 hari
Hari 1 : Jakarta-Jeddah-Mekkah
Rombongan berkumpul di lounge umroh Bandara Internasional
Soekarno Hatta pukul 15.00 wib. Setelah siap, rombongan berangkat menuju
Jeddah dengan pesawat Saudi Arabia SV 817 pukul 20.00 wib dan tiba di
Jeddah pukul 02.00 waktu Saudi
Hari 2 : Mekkah
Setelah proses imigrasi selesai dan keluar dari bandara dan
miqat/niat untuk umrah, dilanjutkan perjalanan menuju Mekkah dengan bus,
setelah sampai di hotel, check in dan istirahat selanjutnya berkumpul di
lobby untuk melaksanakan umroh (tawaf, said an tahallul).Kemudian
melaksanakan sholat jumat berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di
masjidil haram.
Hari 3 : Mekkah
104
http://alhijaztravels.com/
53
Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah
sunnah di masjidil haram.
Hari 4 : Mekkah
Setelah sarapan pukul 07.00 ziarah citytour ke jabal Tsur, Padang
Arafah, jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & kemudian
ambil miqat di Ji‟ronah untuk melaksanakan ibadah Umrah kedua
(Tawaf,Said an Tahallul). Kemudian melaksanakan sholat fardhu berjamaah
serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil Haram.
Hari 5 : Mekkah-Madinah
Setelah sarapanpagi atau pukul 09.00 melaksanakan tawaf wada,
kemudian setelah melaksanakan sholat zuhur kembali ke hotel untuk makan
siang dan cek-out pukul 14.00 dan rombongan berangkat menuju
madinah.Sampai di hotel cek in, makan malam, dan sholat berjamaah di
masjid nabawi.
Hari 6 : Madinah
Setelah sarapan pagi atau pukul 07.00, ziarah ke raudhah dan
makam Nabi Muhammad SAW berikut kedua sahabat beliau. Kemudia
melaksanakan sholat fardhu berjamaah dan memperbanyak ibadah sunnah di
masjid nabawi.
Hari 7 : Madinah
Setelah sarapan pagi atau pukul 07.00 pagi, ziarah citytour madinah
antara lain : Masjid Quba, Masjid Jum‟ah,Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh,
JabalUhud, Pasar Kurma, dan makam Baqi. Kemudian melaksanakan sholat
fardhu berjamaah dan memperbanyak ibadah sunnah di masjid Nabawi.
54
Hari 8 : Madinah
Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah
sunnah di masjid Nabawi.
Hari 9 : Madinah- Jeddah
Setelah sholat jumat berjamaah dan makan siang, pukul 14.00 siap-
siap untuk cek-out hotel setelah itu menuju Jeddah untuk citytour ke pasar
cornice balad dan Makam siti Hawa.Selanjutnya menuju ke bandara King
Abdul Aziz Jeddah
Hari10: Jeddah-Jakarta
Dengan pesawat Saudi Arabia berangkat ke Tanah Air SV 818
pukul 04.25 insyaAllah tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan selamat.105
3. Paket umroh plus turki 10 hari
Hari 1 : Jakarta- Istanbul
Rombongan tiba dan berkumpul di lounge umroh bandara
internasional Soekarno Hatta pukul 17.00 wib. Setelah siap, rombongan
berangkat menuju Istanbul dengan pesawat Turkish Airlines TK 57 pukul
21.30 wib
Hari 2 : Istanbul- Madinah
Tiba di Istanbul pada pukul 05.55 waktu Turki. Setelah proses
imigrasi selesai, bertemu dengan local guide, makan pagidi restaurant, city
tour mengunjungi Ayyub Al ansari mosque, Golden Horn Bay, Old City
Walls, mengunjungi Turkish outlet toko kulit dan toko Turkish delight dan
Spice, makan siang di restaurant, city tour mengunjungi Blue Mosque,
Hippodrome, panorama 1453 museum.Selanjutnya rombongan diantar ke
bandara untuk siap-siap menuju Madinah Saudi Arabia dengan Turkish
105
http://alhijaztravels.com/
55
Airlines TK 5328 pukul 19.30 dan akan tiba di Madinah pukul 22.45wakyu
Saudia.Setelah proses imigrasi selesai jamaah menuju hotel di kota Madinah,
cek in dan istirahat.
Hari 3 : Madinah
Setelah sarapan pagi atau pukul 07.00 ziarah ke roudhoh, makam
Rasulullah dan kedua sahabat beliau yaitu Abubakar Assidiq dan Umar bin
Khatab. Kemudian melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta
memperbanyak ibadah sunnah di Masjid Nabawi
Hari 4 : Madinah
Setelah sarapan pagi pukul 07.00, ziarah Madinah antara lain :
Masjid Quba, Masjid Jum‟ah, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal Uhud
dan Pasar Kurma. Kemudian melaksanaka sholat Fardhu berjamaah serta
memperbanyak ibadah sunnah di Masjid Nabawi.
Hari 5 : Madinah- Mekkah
Setelah sholat zuhur dan makan siang pukul 14.00, cek out hotel
menuju Mekkah, singgah di Bir Ali untuk ambil Miqat. Setelah sampai hotel
di Mekkah cek in, makan malam selanjutnya berkumpul di lobby untuk
bersama-sama menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Umroh
(Tawaf,Sa‟i dan Tahallul). Kemudian kembali ke hotel untuk istirahat dan
memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.
Hari 6 : Makkah
Melaksanakan sholat jum‟at berjamaah serta memperbanyak ibadah
sunnah di masjidil Haram.
Hari 7 : Mekkah
Setelah sarapan pukul 07.00 ziarah ke Jabal Tsur, Padang Arafah,
Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) dan ambil Miqat
56
melaksanakan ibadah Umrah kedua (Tawaf, Said an Tahallul). Kemudian
melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah
di Masjidil Haram
Hari 8 : Mekkah
Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah
sunnah di Masjidil Haram
Hari 9 : Mekkah- Jeddah- Istanbul
Sebelum sholat subuh jamaah malaksanakan Tawaf Wada‟,
kemudian setelah sholat subuh dan sarapan pagi pukul 07.00 pagi
rombongan berangkat menuju Jeddah untuk citytour ke pasar Cornice dan
makam siti Hawa.Kemudian menuju bandara Jeddah untuk kembali ke tanah
air dengan pesawat Turkish Airlines TK 5149 pukul 20.15 dan transit di
Istanbul.
Hari 10 : Istanbul- Jakarta
Pukul 02.40 waktu Istanbul melanjutkan dengan TK 56 menuju
Jakarta dan tiba di bandara SoekarnoHatta pada pukul 18.00 wib.106
4. Paket umroh plus Aqsha
Hari 1 : Jakarta- Madinah
Rombongan tiba dan berkumpul di Lounge umroh pukul 12.00 wib.
Setelah siap, rombongan ditransfer ke terminal 3 Bandara Soekarno hatta
untuk berangkat menuju madinah dengan pesawat saudia Airlines SV825
pukul 16.00 wib. Tiba di bandara internasional Madinah pukul 21.40 waktu
Saudi. Setelah proses imigrasi selesai, perjalanan dilanjutkan menuju hotel.
Sampai di hotel cek in dan istirahat.
Hari 2 : Madinah
106
http://alhijaztravels.com/
57
Setelah sarapan pagi pukul 07.30 ziarah ke makam rasulullah SAW,
Taman Raudhah dan kedua sahabatnya Radiyallahu anhuma yaitu Abu Bakar
dan Ummar bin Khattab. Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta
memperbanyak ibadah sunnah di masjid nabawi.
Hari 3 : Madinah
Setelah sarapan pagi atau pukul 07.00 pagi, ziarah madinah antara
lain Masjid Quba, masjid Jum‟ah, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal
Uhud, dan Pasar Kurma. Ba‟da sholat ashar diadakan manasik/ pembekalan
umroh. Melaksanakan sholat jumat berjamaah serta memperbanyak ibadah
sunnah di masjid nabawi.
Hari 4 : Madinah-Makkah
Setelah sholat zuhur berjamaah dan makan siang pukul 14.00, cek
out hotel menuju mekkah, singgah di Bir Ali untuk ambil miqot. Setelah
sampai hotel di mekkah, cek in, makan malam, selanjutnya berkumpul di
lobby untuk bersama-sama menuju masjidil harom untuk melaksanakan
umroh ( tawaf,sa‟I,tahallul). Kembali ke hotel untuk istirahat dan atau
memperbanyak ibadah di masjidil haram.
Hari 5 : Makkah
Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah
sunnah di masjidil haram
Hari 6 : Makkah
Setelah sarapan pukul 07.00 ziarah ke Jabal Tsur, Padang Arafah,
Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & ambil miqat di
Ji‟ranah untuk melaksanakan Ibadah Umroh kedua (Tawaf,Sai, dan
Tahallul). Kemudian melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta
memperbanyak ibadah sunnah di masjidil haram.
Hari7 : Makkah
58
Melaksanakan sholat fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah
sunnah di masjidil haram.
Hari 8 : Makkah-Jeddah- Amman
Setelah sholat subuh jamaah, melaksanakan tawaf wada‟,kemudian
sarapan pagi. Selanjutnya pukul 11.00 rombongan bersiap-siap untuk
berangkat menuju Jeddah untuk city tour ke makam siti hawa pasar cornice
balad. Kemudian menuju bandara Jeddah untuk terbang ke Amman Jordan
dengan pesawat Saudi Airlines SV 635 pukul 20.05 dan akan tiba di Amman
pukul 21.15 rombongan dijemput oleh local guide kemudian menuju hotel
untuk check in, makan malam dan istirahat.
Hari 9 : Amman- Jerussalem
Setelah sarapan pagi, cek out hotel kemudian rombongan citytour ke
Ashbul kahfi setelah itu menuju Allenby berziarah ke makam nabi Musa as.
Berangkat menuju Jerussalem citytour ke panorama kota lama Jerussalem,
makam Robiatul Adawiyah, makam Sayyidina Salman Alfarisy dan
beribadah berkunjung ke masjid Al-aqsha. Kemudian menuju hotel untuk
cek in, makan malam dan istirahat.
Hari 10 : Jerussalem
Setelah sarapan pagi berangkat menuju Hebron untuk berkunjung
ke Alharam Al ibrahimi, makam nabi Yunus as, kemudian ke Betlehem
untuk berkunjung ke tempat kelahiran Nabi Isa as. Kembali ke Jerussalem
untuk berkunjung ke makam Nabi Daud as, tembok Alburok, masjid Omar
bin Khattab, kemudian beribadah di masjidil Al-aqsha.kemudian menuju
hotel untuk cek in, makan malam dan istirahat.
Hari 11 : Jerussalem- Amman-Jeddah
Setelah sarapan pagi cek out hotel kemudian berangkat menuju
Allenby untuk berkunjung ke pemakaman sahabat Abu Ubaidah bin Amerin
59
Al jarrah, Muath bin Jabal, Shurahbil bin Hasnah bin Abi waqqas (Dirrar bin
Alazwar) di Jordan Hill. Setelah itu rombongan ke Laut mati, makam
sahabat Ja‟far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritha, Abdullah in rawahah,
kemudian menuju Airport. Dengan pesawat Saudia SV 636 pkl 22.15 terbang
menuju Jeddah.
Hari 12 : Jeddah- Jakarta
Pukul 03.35 waktu Saudi jamaah melanjutkan dengan SV 818
menuju Jakarta dan tiba di bandara Soekarno Hatta dengan selamat pada
pukul 17.30 wib.107
5. Paket umroh ramadhan
Hari 1 : Jakarta - Jeddah
Rombongan tiba dan berkumpul di Terminal 3 Bandara
International Soekarno Hatta pukul 15.30 WIB.Setelah siap, Rombongan
berangkat menuju Jeddah dengan pesawat Saudi Arabia SV 817 pukul 19.30
WIB.
Hari 2 : Jeddah – Mekkah
Insyaa allah akan tiba di Jeddah pukul 01.10 waktu Saudi. Setelah
proses imigrasi selesai, jamaah ganti kain ihram dan ambil miqot di bandara
Jeddah selanjutnya menuju bus untuk melanjutkan perjalanan menuju kota
Mekkah. Tiba di Makkah, check in hotel untuk meletakkan barang bagasi
dan istirahat. Setelah selesai, berkumpul di lobby untuk melaksanakan
Umrah (Tawaf, Sai dan Tahallul).Melaksanakan sholat Tarawih, sholat
fadhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil haram.
Hari 3 : Mekkah
Melaksanakan sholat Tarawih dan fadhu berjamaah serta
memperbanyak ibadah sunnah di Masjidil haram.
107
http://alhijaztravels.com/
60
Hari 4 : Mekkah
Pukul 07.00 Ziarah ke Jabal Tsur, Padang Arafah, Jabal Rahmah,
Muzdalifah, Mina, Jabal Nur (Gua Hira) & ambil miqat di Ji‟ranah untuk
melaksanakan Ibadah Umrah kedua (Tawaf, Sai dan Tahallul).
Melaksanakan sholat Tarawih dan fadhu berjamaah serta memperbanyak
ibadah sunnah di Masjidil haram.
Hari 5 : Mekkah Medinah
Pukul 10.00 melaksanakan tawaf wada, kemudian sholat Dhuhur
berjamaah di Masjidil haram selanjutnya kembali ke hotel untuk cek out
setelah itu rombongan berangkat menuju kota Medinah (Kondisional).
Hari 6 : Medinah
Pukul 07.30, bersiap-siap untuk Ziarah ke Raudhoh, Makam
Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wassalam, dan kedua sahabatnya Radiyallahu
Anhuma yaitu Abu Bakar Assidiq dan Umar bin Khattab. Melaksanakan
shalat Tarawih dan fardhu berjamaah serta memperbanyak ibadah sunnah di
Masjiid Nabawi.
Hari 7 : Medinah
Pukul 07.00 pagi, Ziarah Madinah antara lain : Makam Baqi,
Masjid Quba, Masjid Jum‟ah, Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, Jabal Uhud
dan Pasar Kurma (kondisional). Melaksanakan shalat Jumat berjamaah dan
Tarawih serta memperbanyak ibadah sunnah di Masjiid Nabawi.
Hari 8 : Medinah – Jeddah
Setelah Sholat Dhuhur bersiap-siap untuk cek out hotel menuju
kota Jeddah. Sampainya di Jeddah, City Tour ke Makam Siti Hawa, pasar
cornes, Laut Merah dan Masjid Terapung. ( konditional ) Setelah itu menuju
bandara Jeddah untuk kembali ke tanah air.
61
Hari 9 : Jeddah Jakarta
Dengan pesawat Saudi Arabia SV 818 pukul 03.35 rombongan
berangkat ke Tanah Air.Insya Allah Tiba di Bandara Soekarno – Hatta
dengan selamat pukul 17.30 WIB. Dengan mengucapkan Alhamdulillah
Kita sampai di Tanah Air. 108
Keberadaan Haji Plus menjadi alternatif masyarakat untuk
berangkat haji lebih cepat, tidak harus menunggu belasan tahun atau bahkan
puluhan tahun baru berangkat. Jamaah yang ingin berangkat dalam antrian
yang tidak begitu panjang, bisa melakukannya melalui haji plus. Haji Plus
dan Reguler mempunyai kesamaan pada proses pendaftaran. Pendaftaran
sama-sama dilakukan Kementrian Agama, namun pada proses
keberangkatan dan kepulangan, Haji Plus ditangani oleh Travel Agent
Khusus yang berizin dan jelas namun tetap dalam pengawasan Kementrian
Agama RI.Yang membedakan antara Haji Plus dan Haji Reguler ini adalah
pada masa pelaksanaan haji. Haji khusus (plus), masa pelaksanaan haji lebih
cepat yakni 25 atau 27 hari. Sedangkan haji reguler, mencapai 38 atau 40
hari. Haji Plus memiliki masa pelaksanaan yang lebih singkat dibanding
Haji Reguler, namun dari segi pembiayaan, haji plus lebih mahal. Yang
menjadikan Haji Plus lebih mahal adalah fasilitasnya. Fasilitas yang
diberikan kepada jamaah Haji Plus akan lebih nyaman dari pada Haji
Reguler. Fasilitas bagi Jamaah Haji Plus, seperti hotel lebih mewah, jarak ke
Madinah, Arafah dan lainnya lebih dekat. Jamaah Haji Khusus akan
disediakan makanan dengan prasmanan dimana pun posisi mereka, fasilitas
tersebut berbeda jauh dari jamaah haji biasa. Harga biaya haji plus di Travel
Haji Al-Hijaz Indowisata pada prinsipnya adalah mengikuti penetapan biaya
haji ONH plus yang sudah ditetapkan pemerintah. Dengan demikian,
ongkos haji plus tentu saja pada akhirnya akan menyesuaikan dengan
keputusan hasil pemerintah yang berlaku saat keberangkatan.
108
http://alhijaztravels.com/
62
Persyaratan Umroh
a. Paspor yang masih berlaku (Min. 7 bulan sebelum keberangkatan) dan
nama di dalam passport minimal 3 suku kata
b. Buku vaksin Meningitis
c. Foto copy KTP
d. Foto copy buku nikah bagi suami istri yang berpergian
e. Foto copy Akte Lahir bagi yang membawa putra/i
f. Pas foto ukuran 4×6 = 4 lembar (latar belakang putih)
g. Dokumen dan pelunasan sudah kami terima minimal 1 bulan sebelum
jadwal keberangkatan
h. Membayar DP sebesar Rp. 7.000.000
i. Mengisi surat pernyataan.109
Pembatalan Paket Umroh
Bila terjadi sesuatu hal yang tidak terduga bagi calon jama‟ah
Umroh dan terpaksa membatalkan diri maka akan dikenakan biaya
pembatalan
a. Pembatalan sebelum Issued Ticket & Visa dikenangan DP Hangus
b. Pembatalan setelah pengurusan Visa, dikenakan DP Hangus dan
dikenakan biaya Visa
c. Pembatalan setelah Issued Ticket, dikenakan biaya 100% harga paket
.110
Harga Sudah Termasuk
a. Tiket pesawat Saudia Pulang Pergi
b. Akomodasi hotel selama di tanah suci
c. Makan 3x sehari, paket Standar (Zam Zam Tower) di Tasniem
109
http://alhijaztravels.com/ 110
http://alhijaztravels.com/
63
d. Pembimbing ibadah / Guide / Muthawwif
e. Manasik umroh 1 x di kantor Al HIjaz Tours & Travel
f. Ziarah Mekkah, Madinah dan City Tour Jeddah
g. Air Zam Zam 1 Galon (5 liter).111
Harga Belum Termasuk
a. Pembuatan Passport
b. Visa Umroh (Bagi yang pernah berangkat umroh di tahun yang sama
(Hijriah), dikenakan biaya SAR 2000
c. Tiket pesawat dari daerah ke Jakarta
d. Suntik Meningitis
e. Biaya handling & perlengkapan ibadah Rp. 1.000.000 (Pulau Jawa),
Luar Pulau Jawa ongkos kirim ditanggung jama‟ah.112
Demikian produk-produk pariwisata syariah dalam bentuk Haji dan
Umroh yang disediakan oleh Al-Hijaz Tour and Travel, serta penjelasan mengenai
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pendaftaran sebagai jamaah, serta hal-hal
terkait pembatalan haji/umroh.
111
http://alhijaztravels.com/ 112
https://alhijaz-indonesia.com/
64
BAB IV
ANALISIS
A. Penerapan Fatwa DSN-MUI no:108/DSN-MUI/X/2016 di PT Al-Hijaz
Indowisata
Fatwa DSN MUI No.108/DSN-MUI/X/2016 adalah fatwa yang
mengatur tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan
Prinsip Syariah yang mencakup pembahasan tentang pariwisata syariah dan
pihak-pihak terkait seperti wisatawan, biro perjalanan wisata syariah,
pengusaha pariwisata, hotel syariah, pemandu wisata dan terapis.
Al-Hijaz sebagai perusahaan yang telah mengantongi berbagai
legalisasi dan sertifikasi Biro Perjalanan Pariwisata yang berbasis syariah,
tentu saja dalam hal ini harus menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam
setiap pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada jama‟ahnya. Berikut
paparan mengenai standar yang telah ditetapkan oleh DSN MUI dalam
Fatwa No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata Syariah serta Al-Hijaz
dalam penerapannya :
N
o
Standar
DSN-MUI
Operasional Al-Hijaz
Tour Travel
Sesuai Tidak
Sesuai
1 Akad antara
Wisatawan dengan
BPWS adalah akad
Ijarah.113
Akad yang digunakan
konsumen dengan
Alhijaz Tour Travel
menggunakan akad
Ijarah.114
Sesuai -
2 Akad antara BPWS
dengan pemandu
wisata adalah akad
Alhijaz menggunakan
akad Ju'alah dengan Tour
Guide atau agen yang
Sesuai -
113
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 114
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
65
Ijarah atau
Ju'alah.115
membimbing para
jama'ah Haji/Umroh .116
3 Akad antara Hotel
Syariah dengan
Wisatawan adalah
akad Ijarah.117
Alhijaz melakukan
transaksi konvensional
biasa dengan hotel-hotel
mitra karena tidak semua
hotel mitra menerapkan
prinsip-prinsip syariah di
negara nya.118
- Tidak
sesuai
4 Akad antara hotel
syariah dengan
BPWS untuk
pemasaran adalah
akad wakalah bil
ujrah.119
Akad kerjasama antara
Hotel mitra dengan
Alhijaz Tour Travel
menggunakan akad
wakalah bil ujrah dengan
pembagian keuntungan
beberapa persen untuk
Alhijaz sebagai Biro
Pariwisata yang
membantu dalam
pemasaran hotel
tersebut.120
Sesuai -
5 Akad antara
Wisatawan dengan
Untuk penggunaan jasa
terapis tidak ada dalam
- Tidak
sesuai
115
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 116
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 117
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 118
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 119
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 120120
https://alhijaz-indonesia.com/
66
Terapis adalah
akad Ijarah.121
fasilitas pelayanan
langsung dari pihak
Alhijaz maupun pihak
hotel mitra, namun dapat
disediakan sesuai
kebutuhan konsumen/
jama'ah. Serta untuk akad
yang mereka gunakan
biasanya secara
konvensional saja,
namun tetap
memperhatikan prinsip-
prinsip syariah.122
6 Akad untuk
penyelenggara
asuransi,
penyimpanan dan
pengelolaan serta
pengembangan
dana pariwisata
wajib
menggunakan
akad-akad yang
sesuai dengan
Fatwa DSN-MUI
dan peraturan
perundang-
Untuk penyelenggaraan
asuransi, penyimpanan
dan pengelolaan dana
pariwisata Alhijaz
merujuk kepada
peraturan perundang-
undangan yang berlaku
di Indonesia.124
Sesuai -
121
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 122
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
67
undangan yang
berlaku.123
7 Hotel syari'ah tidak
boleh menyediakan
fasilitas akses
pornografi dan
tindakan asusila.125
Tentu saja Alhijaz telah
bekerjasama dengan
pihak hotel mitra agar
segala rangkaian ibadah
jama'ah dapat berjalan
dengan lancar khusyu'
serta mabrur maka pihak
hotel akan sangat teliti
memperhatikan serta
tidak akan meyediakan
akses pornografi maupun
asusila lainnya.126
Sesuai -
8 Hotel syari'ah tidak
boleh menyediakan
fasilitas hiburan
yang mengarah
pada kemusyrikan,
maksiat, pornografi
dan atau tindak
asusila.127
Al-hijaz bekerjasama
dengan hotel mitra di
kota negara setempat
untuk menghindari
bahkan agar tidak
menyediakan fasilitas
hiburan yang mengarah
kepada kemusyrikan,
maksiat, pornografi dan
atau tindak asusila .128
sesuai -
124
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 123
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 125
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 126
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 127
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 128
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
68
9 Makanan dan
minuman yang
disediakan hotel
syariah wajib
mendapat sertifikat
halal dari MUI.129
Makanan dan minuman
yang disediakan al-hijaz
dipastikan halal, begitu
juga disaat jama‟ah
berada di negara Saudi
Arabia ataupun negara-
negara destinasi
kunjungan lainnya .
walaupun tidak ada
tercantum label atau
mendapatkan sertifikat
halal standar Indonesia
dari MUI.130
Sesuai -
10 Menyediakan
fasilitas, peralatan
dan sarana yang
memadai untuk
pelaksanaan
ibadah, termasuk
fasilitas bersuci.131
Tentu Al-Hijaz akan
memperhatikan
keperluan-keperluan
ibadah yang dibutuhkan
jamaah secara detail,
karena sejatinya tujuan
perjalanan atau rihlah
tersebut adalah ibadah
kepada Allah SWT.132
Sesuai -
129
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 130
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 131
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 132
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
69
11 Pengelola dan
karyawan/karyawat
i hotel wajib
mengenakan
pakaian yang
sesuai dengan
syariah.133
Tidak ada aturan baku
dalam perjanjian
kerjasama dengan hotel
mitra yang
mengharuskan
karyawan/karyawati
hotel untuk mengenakan
pakaian syar‟i. Karena
sistem kerjasama
hanyalah menerima
fasilitas dan pelayanan
standarisasi dari hotel
tersebut.134
- Tidak
sesuai
12 Hotel syariah wajib
memiliki pedoman
dan atau panduan
mengenai prosedur
pelayanan hotel
guna menjamin
terselenggaranya
pelayanan hotel
yang sesuai dengan
prinsip syariah.135
Memang tersedia
pedoman atau panduan
baik itu berbentuk
slogan, logo, buku,
majalah yang disediakan
pihak hotel. Tetapi tidak
tersedia panduan khusus
yang mencantumkan
prinsip-prinsip
syari‟ah.136
- Tidak
sesuai
133
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 134
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 135
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 136
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
70
13 Hotel syariah wajib
menggunakan Jasa
Lembaga
Keuangan Syariah
dalam melakukan
pelayanan.137
Karena hotel mitra yang
bekerjasama dengan Al-
Hijaz Tour Travel tidak
semuanya yang
memegang sistem Hotel
syari‟ah, maka secara
otomatis hotel-hotel
mitra tidak menggunakan
Jasa Lembaga Keuangan
Syari‟ah dalam
melakukan pelayanan.138
- Tidak
sesuai
14 Berpegang teguh
pada prinsip-
prinsip syariah
dengan
menghindarkan diri
dari syirik, maksiat,
munkar, dan
kerusakan.139
Dalam pelaksanaan
perjalanan ibadah, Al-
Hijaz sudah
berpengalaman serta
dengan sepenuh hati
melayani jamaah,
menjaga agar ibadah
lancer serta mambrur,
untuk itu hal-hal yang
dapat menimbulkan
syirik, maksiat, mungkar
dan kerusakan akan
sangat dan wajib
dihindari serta dihimbau
untuk semua jamaah agar
Sesuai -
137
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 138
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 139
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
71
menjauhi hal-hal
tersebut.140
15 Menjaga kewajiban
ibadah selama
berwisata.141
Rangkaian perjalanan
ibadah bersama Al-Hijaz
selain melaksanakan
ibadah wajib, kita juga
mengutamakan
pelaksanaan ibadah-
ibadah yang sunnah. Jadi
akan sangat terjamin
bahwa perjalanan ibadah
bersama Al-Hijaz
menjaga amalan ibadah-
ibadah wajib selama
perjalanan.142
Sesuai -
16 Menjaga akhlak
mulia.143
Menjaga akhlak serta tata
karma penting, karena
perjalanan ibadah ke
negara orang, Al-Hijaz
membawa wajah
Indonesia, maka menjaga
akhlak dan tata krama
dinegara orang adalah
Sesuai -
140
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 141
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 142
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 143
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
72
hal yang sangat
penting.144
17 Menghindari
destinasi wisata
yang bertentangan
dengan prinsip-
prinsip syariah.145
Destinasi-destinasi yang
telah dicantumkan dalam
jadwal perjalanan adalah
destinasi-destinasi
pilihan yang merupakan
memiliki nilai-nilai
filosofis serta religi,
maka jauh dari yang
namanya bertentangan
dengan prinsip-prinsip
syari‟ah.146
Sesuai -
18 Ketentuan
Destinasi Wisata :
Mewujudkan
kemaslahatan
umum.147
Destinasi wisata
tujuannya untuk
mewujudkan
kemashlahatan umum.148
Sesuai -
144
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 145
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 146
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 147
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 148
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
73
19 Ketentuan
Destinasi Wisata :
Pencerahan,
penyegaran dan
penenangan.149
Tentusaja kriteria-kriteria
destinasi wisata pilihan
Al-Hijaz adalah tempat-
tempat yang memberikan
pencerahan ilmu,
penyegaran serta
penenangan fikiran.150
Sesuai -
20 Ketentuan
Destinasi Wisata :
Memelihara
amanah, keamanan
dan
kenyamanan.151
Pemandu wisata Al-Hijaz
akan menghimbau
kepada seluruh jamaah
untuk tetap menjaga
amanah dari masyarakat
setempat, serta menjaga
keamanan dan
kenyamanan lingkungan
sekitar.152
Sesuai -
21 Ketentuan
Destinasi Wisata :
Mewuiudkan
kebaikan yang
bersifat universal
dan inklusif.153
Tentusaja tujuan dari
keseluruhan rangkaian
perjalanan ibadah adalah
untuk mewujudkan
kebaikan bersifat
universal dan inklusif
untuk pihak manapun.154
Sesuai -
149
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 150
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 151
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 152
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 153
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 154
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
74
22 Ketentuan
Destinasi Wisata :
Memelihara
kebersihan,
kelestarian alam,
sanitasi dan
lingkungan.155
Menjaga kebersihan,
jamaah dihimbau untuk
tidak membuang sampah
sembarangan, membuang
sampah pada tempatnya,
untuk menjaga
kelestarian alam
sekitar.156
Sesuai -
23 Menghormati nilai
sosial budaya dan
kearifan lokal yang
tidak melanggar
prinsip syariah.157
Menghormati nilai sosial
budaya dan kearifan
lokal yang tidak
melanggar prinsip
syariah.158
Sesuai -
24 Destinasi wisata
wajib memiliki
fasilitas ibadah
yang layak pakai,
mudah dijangkau
dan memenuhi
persyaratan
syariah.159
Destinasi wisata
dipastikan memiliki
fasilitas ibadah yang
layak pakai, mudah
dijangkau dan memenuhi
persyaratan syari‟ah.160
Sesuai -
155
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 156
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 157
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 158
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 159
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 160
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
75
25 Makanan dan
minuman halal
yang terjamin
kehalalannya
dengan Sertifikat
Halal MUI.161
Makanan dan minuman
yang disediakan oleh Al-
Hijaz terjamin
kehalalannya dengan
Sertifikat Halal MUI.162
Sesuai -
26 Menggunakan
bahan yang halal
dan tidak najis
yang terjamin
kehalalannya
dengan Seftifikat
Halal MUI.163
Menggunakan bahan
makanan yang halal dan
tidak najis yang terjamin
kehalalannya dengan
sertifikat MUI.164
Sesuai -
27 Menghindari
Pertunjukan seni
dan budaya serta
atraksi yang
beftentangan
prinsip-prinsip
syariah.165
Menghindari pertunjukan
seni dan atrkasi yang
bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah.166
Sesuai -
161
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 162
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 163
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 164
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 165
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 166
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
76
28 Destinasi wisata
wajib terhindar dari
kernusyrikan dan
khurafat, maksiat,
zina, pornografi,
pornoaksi,
minuman keras,
narkoba dan judi.
167
Destinasi wisata
terhindar dan jauh dari
hal-hal yang
menimbulkan
kemusyrikan dan
khufarat, maksiat, zina,
pornografi, pornoaksi,
minuman keras, narkoba
dan judi.168
Sesuai -
29 Terhindar dari
pornoaksi dan
pornografi.169
Menghindari dari
pornoaksi dan
pornografi.170
Sesuai -
30 Terjaganya
kehormatan
wisatawan.171
Menjaga kehormatan
wisatawan.172
Sesuai -
167
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 168
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 169
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 170
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 171
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 172
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
77
31 Terapis laki-laki
hanya boleh
rnelakukan spa,
sauna, dan massage
kepadawisatawan
laki-laki; dan
terapis wanita
hanya boleh
melakukan spa,
sauna, dan massage
kepada wisatawan
wanita.173
Tidak ada kegiatan
terapis dalam rangkaian
perjalanan bersama Al-
Hijaz, namun apabila
diperlukan akan
dihimbau kepada jamaah
untuk menggunakan jasa
terapis yang tidak
bertentangan dengan
prinsip syari‟ah.174
Sesuai -
32 Tersedia sarana
yang memudahkan
untuk melakukan
ibadah.175
Tersedia sarana yang
memudahkan untuk
melakukan ibadah.176
Sesuai -
33 Menyelenggarakan
paket wisata yang
sesuai dengan
prinsip-prinsip
syari‟ah.177
Menyelenggarakan paket
wisata yang sesuai
dengan prinsip-prinsip
syari‟ah.178
Sesuai -
173
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 174
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 175
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 176
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 177
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 178
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
78
34 Memiliki daftar
akomodasi dan
destinasi wisata
yang sesuai dengan
prinsip-prinsip
syari‟ah.179
Memiliki daftar
akomodasi dan destinasi
wisata yang sesuai
dengan prinsip-prinsip
syari‟ah.180
Sesuai -
35 Memiliki daftar
penyedia makanan
dan minuman halal
yang memiliki
Serlifikat Halal
MUI.181
Memiliki daftar penyedia
makanan dan minuman
halal yang memiliki
sertifikat.182
Sesuai -
36 Menggunakan jasa
Lembaga
Keuangan Syariah
dalam melakukan
pelayanan jasa
wisata, baik bank,
asuransi, lembaga
pembiayaan,
lernbaga
penjaminan,
maupun dana
pensiun.183
Al-Hijaz belum
menerapkan penggunaan
Lembaga Keuangan
Syariah dalam
melakukan pelayanan
jasa wisata, baik bank,
asuransi, lembaga
pembiayaan, lembaga
penjaminan, maupun
dana pensiun.184
- Tidak
sesuai
179
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 180
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 181
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 182
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 183
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
79
37 Mengelola dana
dan investasinya
wajib sesuai
dengan prinsip
syariah.185
Mengelola dana dan
investasi Al-Hijaz belum
secara keseluruhan
menerapkan prinsip-
prinsip syari‟ah.186
- Tidak
sesuai
38 Wajib memiliki
panduan wisata
yang dapat
mencegah
terjadinya tindakan
syirik, khurafat,
maksiat, zina,
pornoaksi,
pornografi,
minuman keras,
narkoba dan
judi.187
Al-Hijaz akan
memberikan panduan
wisata baik secara verbal
dari pemandu wisata
maupun non verbal
seperti berbentuk buku
panduan wisata yang
berisikan tatacara ibadah
Haji/Umroh serta
himbauan-himbauan
menjauhi segala
perbuatan-perbuatan
maksiat agar tercapainya
ibadah haji yang
mabrur.188
Sesuai -
184
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 185
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 186
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 187
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 188
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
80
39 Ketentuan untuk
pemandu wisata :
Memahami dan
mampu
melaksanakan
nilai-nilai syariah
dalarn menjalankan
tugas terutama
yang berkaitan
dengan fikih
pariwisata.189
Memahami dan mampu
melaksanakan nilai-nilai
syariah dalam
menjalankan tugas
terutama yang berkaitan
dengan fikih
pariwisata.190
Sesuai -
40 Ketentuan untuk
pemandu wisata :
Berakhlak mulia,
komunikatif,
ramah, jujur dan
bertanggungjawab.
191
Berakhlak mulia,
komunikatif, ramah, jujur
dan
bertanggungjawab.192
Sesuai -
41 Memiliki
kornpetensi kerja
sesuai standar
profesi yang
berlaku yang
dibuktikan dengan
sertifikat.193
Memiliki kompetensi
sesuai standar profesi
yang berlaku yang
dibuktikan dengan
sertifikat.194
Sesuai -
189
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 190
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 191
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 192
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 193
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/
81
42 Berpenampilan
sopan dan menarik
sesuai dengan nilai
dan prinsip- prinsip
syariah
Berpenampilan sopan
sesuai dengan nilai dan
prinsip syari‟ah
Sesuai -
43 Penyelenggaraan
pariwisata
berdasarkan prinsip
syariah boleh
dilakukan dengan
syarat mengikuti
ketentuan yang
terdapat dalam
fatwa ini.195
Menyesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan
pariwisata syariah yang
terdapat didalam fatwa
MUI.196
Sesuai -
44 Prinsip Umum
Penyelenggaraan
Pariwisata Syariah
Penyelenggaraan
wisata wajib
terhindar dari
kemusyrikan,
kemaksiatan,
kemafsadatan.197
Penyelenggaraan wisata
terhindar
darikemusyrikan,
kemaksiatan,
kemafsadatan.198
Sesuai -
194
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018 195
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 196
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
196
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 198
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
82
45 Menciptakan
kemaslahatan dan
kemanfaatan baik
secara material
maupun
spiritual.199
Menciptakan
kemashlahatan dan
kemanfaatan baik secara
material maupun
spiritual.200
Sesuai -
Dari table diatas dapat dilihat ada total empat puluh lima poin
standar pariwisata syariah yang tercantum dalam fatwa DSN-MUI. Dari
sebanyak empat puluh lima poin , ada tiga puluh tujuh poin yang telah
diterapkan oleh Al-Hijaz Tour Travel yang memenuhi standar syariah yang
sesuai dengan fatwa DSN-MUI No.108/DSN-MUI/X/2016, namun masih
ada sebanyak delapan poin yang belum memenuhi standar syariah atau
belum sesuai dengan aturan yang tercantum di dalam fatwa DSN MUI.
B. Faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah dalam fasilitas
dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata
Dewan Syariah Nasional (DSN) melalui Fatwa DSN Majelis
Ulama Indonesia No: 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syari‟ah telah memberikan
penjelasan bahwa penyediaan akomodasi atau segala hal yang berkaitan
dengan jasa pelayanan dalam pelaksanaan pariwisata seperti penyediaan
hotel, makan dan minum, destinasi kunjungan, kegiatan hiburan dan atau
fasilitas ibadah serta fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan
memperoleh keuntungan yang dijalankan oleh Biro Perjalanan Wisata
Syari‟ah harus sesuai dengan prinsip syari‟ah. Dengan demikian, fatwa ini
199
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/ 200
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
83
merupakan acuan bagi seluruh Biro Perjalanan Wisata Syari‟ah dalam
proses manajemen atau operasional , termasuk PT Al-Hijaz Indowisata.
Namun yang sangat disayangkan walaupun banyak Biro Perjalanan
Pariwisata Syariah yang telah mengklaim perusahaannya berbasis syariah
maupun yang secara legalitasnya telah memenuhi sebagai perusahaan yang
berbasis syariah, tetapi masih saja belum dapat memenuhi standar-standar
yang seharusnya di terapkan secara menyeluruh dalam pelayanan maupun
fasilitasnya seperti yang tercantum dalam fatwa DSN MUI No.108/DSN-
MUI/X/2016, begitu juga dengan Al-Hijaz Tour and Travel. Berikut faktor-
faktor yang menghalangi tidak tercapainya prinsip syariah dalam fasilitas
dan pelayanan di Al-Hijaz Tour and Travel
1. Fasilitas Hotel/Penginapan yang digunakan Al-Hijaz Tour Travel
Hotel/Penginapan yang sesuai dengan standar syariah menurut
fatwa DSN MUI yaitu seharusnya tidak boleh menyediakan fasilitas akses
pornografi, maksiat atau musyrik dan tindakan asusila. Berkonsep islami
dengan tujuan untuk memberikan kemudahan fasilitas menginap bagi
keluarga, umat Islam dan masyarakat lainnya dengan pelayanan yang halal.
Namun dikarenakan keterbasan, Al-Hijaz masih sulit dalam memilih Hotel
mitra yang menerapkan prinsip syariah. Terkecuali bila di negri Arab yang
masih sangat mudah dan banyak hotel yang berbasis syariah. Kendala
terberat disaat pelaksanaan Umroh/Haji plus mengunjungi negara diluar
Arab seperti Dubai atau Turki atau wilayah Eropa lainnya masih susah
menemukan hotel yang benar-benar menerapkan prinsip syariat islam dalam
operasional fasilitas dan pelayanan hotel tersebut.
Dalam hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa susahnya mencari hotel
yang berstandar syariah di wilayah tersebut. Karena kebanyakan hotel masih
menerima para tamu atau penginap tanpa menunjukkan kartu nikah bagi
pasangan disaat check-in. Dan juga sudah biasa suatu hotel menyediakan
makanan non-halal dan minuman beralkohol dalam buffet yang mereka
84
sediakan, namun untuk mengantisipasi hal tersebut disinilah fungsi
Pemandu wisata dari Al-Hijaz Tour Travel yang professional dan telah
berpengalaman akan memandu dan memberitahukan kepada para jama‟ah
untuk pemilihan makanan, minuman atau fasilitas lain yang terdapat dihotel
seperti Spa, Bar, tempat Gym, Swimmingpool, Karaoke room, atau fasilitas
lain yang terdapat dihotel tersebut, para pemandu akan memberikan
penjelasan dan arahan terkait hal-hal apabila ada yang dikhawatirkan tidak
sesuai dengan syari‟at islam. Maka dengan sikap kehati-hatian dan pelatihan
yang telah diberikan kepada pemandu dapat menjaga ibadah wisata religi
para jama‟ah agar tetap syariah.201
2. Transaksi dengan Al-Hijaz Tour Travel
Biro Perjalanan Wisata Syariah yang sesuai standar DSN MUI
seharusnya wajib menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam
melakukan pelayanan. Namun Al-Hijaz dalam melakukan pelayanan
belum menggunakan Lembaga Jasa Keuangan Syariah dalam setiap
transaksinya, baik itu dalam melakukan pelayanan atau transaksi dengan
jamaah ataupun rekan bisnis seperti pihak hotel, restoran, transportasi Al-
Hijaz masih menggunakan jasa lembaga keuangan konvensional.
Walaupun Al-Hijaz telah memiliki rekening bank yang berbasis syariah
namun yang menjadi kendala adalah disaat perusahaan mitra tidak
menggunakan LKS, begitu juga nasabah dengan latar belakang yang
berbeda-beda, dan berbeda-beda pula rekening bank yang mereka
gunakan. Dalam mengantisipasi hal yang memberatkan jamaah, maka
disini Al-Hijaz yang berinisiatif demi memudahkan jamaah dalam
transaksinya. Maka dapat disimpulkan bahwa Al-Hijaz dalam
pelayanannya belum menggunakan jasa lembaga keuangan syariah. 202
201
Wawancara dengan Ibu Ernawati , Staff Haji dan Umrah Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 9November 2018 202
Wawancara dengan Ibu Ernawati , Staff Haji dan Umrah Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 9November 2018
85
3. Akad yang digunakan Al-Hijaz Tour Travel
Seperti yang tercantum dalam fatwa DSN MUI No.108/DSN-
MUI/X/2016 akad-akad yang digunakan Biro Perjalanan Pariwisata
Syariah yaitu menggunakan akad-akad muamalah. Dalam pelaksanaannya
Al-Hijaz menggunakan akad ijarah untuk kontrak dengan jamaahmya,
Akad yang digunakan anatara Pemandu Wisata atau Agen dengan Al-
Hijaz menggunakan akad Ju‟alah, akad antara pihak hotel dengan
jama‟ah menggunakan akad ijarah. Sedangkan Akad antara Al-Hijaz
dengan pemasaran pihak hotel berbasis syariah adalah wakalah bil ujrah.
Yang menjadi kendala adalah bila hotel mitra tidak berbasis syariah, maka
dalam kontrak dengan mitra pun tidak menggunakan akad muamalah.203
Itulah Faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah
dalam fasilitas dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata. Hal tersebut
dikarenakan sulitnya memilih hotel mitra diluar Arab Saudi yang
menerapkan prinsip syariah. Al-Hijaz juga dalam melakukan pelayanan
belum menggunakan Lembaga Jasa Keuangan Syariah baik itu transaksi
dengan jamaah ataupun dengan rekan bisnis seperti pihak hotel, restoran,
transportasi. Masih menjadi kendala bila Al-Hijaz bekerjasama dengan
perusahaan ataupun hotel mitra tidak berbasis syariah, maka dalam
kontrak dengan mitra pun tidak menggunakan akad muamalah.
203
Wawancara dengan Ibu Ernawati , Staff Haji dan Umrah Al-Hijaz Indowisata, Cawang
Jakarta Timur, Jum‟at 9November 2018
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uraian pada beberapa bab
sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Al-Hijaz sebagai Biro Perjalanan Pariwisata Syariah telah
menerapkan prinsip syariah dan berusaha memenuhi standar syariah yang
sesuai dengan fatwa DSN-MUI No.108/DSN-MUI/X/2016, namun masih
terdapat beberapa hal yang belum memenuhi standar syariah. Dari sebanyak
empat puluh lima poin standar Biro Perjalanan Pariwisata Syariah yang
tercantum didalam fatwa DSN MUI No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pariwisata Syariah, ada sebanyak tiga puluh tujuh poin yang dapat dipenuhi
oleh Al-Hijaz yang sesuai standar syariah dan ada delapan poin yang belum
memenuhi standar syariah.
2. Faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya prinsip syariah dalam
fasilitas dan pelayanan di PT Al-Hijaz Indowisata dikarenakan yang
pertama, Al-Hijaz masih sulit dalam memilih hotel mitra yang menerapkan
prinsip syariah. Kedua, Al-Hijaz dalam melakukan pelayanan belum
menggunakan Lembaga Jasa Keuangan Syariah dalam setiap transaksinya,
baik itu transaksi dengan jamaah ataupun dengan rekan bisnis seperti pihak
hotel, restoran, transportasi. Al-Hijaz masih menggunakan jasa lembaga
keuangan konvensional. Ketiga, dalam pelaksanaannya Al-Hijaz telah
menerapkan akad muamalah dalam setiap kontraknya. Yang menjadi
kendala adalah bila perusahaan ataupun hotel mitra tidak berbasis syariah,
maka dalam kontrak dengan mitra pun tidak menggunakan akad muamalah.
87
B. Saran
Setelah mendapatkan kesimpulan dari penelitian skripsi ini, maka
perlu saran atau masukan yang baik untuk pelaku Biro Perjalanan Wisata
Syari‟ah terkhusus Al-Hijaz Tour Travel, maupun untuk pengembangan
penelitian lanjutan. Berikut ini adalah berupa saran atau masukan yang
direkomendasikan penulis:
1. Saran untuk pelaku usaha biro perjalanan pariwisata syari‟ah
untuk lebih memperhatikan ketentuan-ketentuan prinsip-prinsip syari‟ah
seperti yang tercantum dalam Fatwa DSN-MUI no.108/DSN-MUI/X/2016
dalam hal penerapannya baik untuk SOP perusahaan ataupun disaat
pelaksanaan wisata syari‟ah dan perjalanan ibadah.
2. Himbauan untuk para pelaku usaha biro perjalanan pariwisata
syari‟ah, apabila sudah mendapatkan izin atau sertifikasi untuk mendirikan
perusahaan berbasis syari‟ah untuk benar-benar menerapkan ketentuan-
ketentuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari‟ah yang telah
dikeluarkan oleh DSN-MUI yang bertujuan untuk kemashlahatan umum.
Terkhusus Biro Perjalanan Wisata Syari‟ah seperti yang dibahas dalam
skripsi ini.
3. Saran untuk pengembangan penelitian sebagai aturan satu-
satunya mengenai perkembangan pariwisata syariah di Indonesia dalam
fatwa ini yaitu Fatwa no.108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata
Syari‟ah, ketentuan-ketentuan tersebut perlu diteliti dan didiskusikan
kembali. Apakah hal-hal tersebut benar-benar diperlukan tercantum dalam
fatwa sebagai kebutuhan masyarakat saat ini, atau hanya sekedar
dicantumkan dalam fatwa tetapi sebenarnya dalam pelaksanaan tidak
diperlukan sama sekali.
4. Tujuan dari adanya Fatwa tersebut dalam rangka memberikan
rasa nyaman dan perlindungan bagi umat Islam, terkhusus Fatwa DSN-MUI
No:108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pariwisata Syariah yang dapat dijadikan
rujukan umat Islam sebagai bentuk sikap kehati-hatian dalam melakukan
perjalanan pariwisata.
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Muhammad Kadir. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2004.
Ali, Muhammad. Kamus Indonesia Modern. Jakarta : Pustaka Amani, 2008.
Asrorun, M Ni‟am Sholeh. Metodologi Penetapan Fatwa Majelis Ulama
Indonesia: Penggunaan Prinsip Pencegahan dalam Fatwa. Jakarta:
Emir, 2016.
Aziz, Abdul Dahlan. Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: PT.Ikctiar Baru Van
Hoeve, 1996. Bahrudin, Nur Tanjung Ardial. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: proposal,
skripsi, tesis, dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah.
Jakarta : Kencana, 2010
Bawazir, Tohir. Panduan Praktis Wisata Syariah. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,
2013
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2010.
Fajar, Muktar dan Yulianto Achmad. Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris. Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2010.
Hasbi, M Ash-Shidiqie. Peradilan dan hukum Acara Islam. Semarang : PT.
Pustaka Rizki, 2001.
Henky, Hermantoro. Creative-Based Tourism. Depok: Aditri,2011.
Kusuma Dewi Sari, “Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu
Kabupaten Batang,” (Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi,Universitas Diponegoro
Semarang, 2011).
Ma‟ruf, KH Amin. Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. Jakarta: Elsas, 2008.
Mertokusumo, Sudikno. Teori Hukum. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2012.
Muslim, Shahih. Maktabah Syamilah. Pustaka As-Sunnah, 2017.
Morissan. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2012.
89
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1990.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.
Oka, A Yoeti. Tours and Travel management. Jakarta: PT Pradnya Paramita,
1990.
Qardawi, Yusuf. Al-Fatwa Bainal Indhibat wat-Tasayyub (Fatwa Antara
Ketelitian dan Kecerobohan). Jakarta: Gema Insani Press, 1977.
Rumaidi, Sukandar. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Pemula.
Yogyakarta: UGM Press, 2004.
Sofyan, Riyanto. Prospek Bisnis Pariwisata Syariah. Jakarta: Republika, 2012
Soekanto, Soejono. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia UI-Press,
Jakarta, 2008.
Spillane, James J. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta :
Kanisius, 1987.
Sucipto, Hery dan Fitria Andayani. Wisata Syariah. Jakarta: Grafindo Books
Media, 2014.
Supardi. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press, 2005.
Suwandi, Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2017.
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004.
Warson, Ahmad Munawwir. Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta :
Pustaka Progresif, 1997.
Fatwa dan Peraturan:
Dewan Syariah Nasional (DSN). Himpunan Fatwa Keuangan Syariah. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2014
90
Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar RI). The Indonesia halal Lifestyle &
Bussines. Jakarta: DSN, 2016.
Majelis Ulama Indonesia (MUI). PengantarKomisi Fatwa MUI dalam Hasil
Fatwa Munas VII Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: Sekretariat MUI,
2005.
Majelis Ulama Indonesia (MUI). 20 Tahun Majelis Ulama Indonesia. Jakarta:
Sekretariat MUI, 1995.
Jurnal dan Skripsi :
Dwi, winda Astuti Zebua. “Kontruksi Pemberitaan Wisata Syariah pada
Republika Online.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Falsah, Iwanati. “Analisis Motivasi Konsumen Dalam Memilih Hotel Walan
Syariah Sidoarjo.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2016.
Haitami, Maulana. “Efektivitas Pemasaran Produk Wisata Syaria( Studi Kasus
pada PT Cheria Tour and Travel).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
R, Rizka. “Persepsi Konsumen tentang Wisata Syariah dan Pengaruhnya
Terhadap Minat Berkunjung.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu sosial ilmu
Politik,Universitas Lampung, 2016
Gilang, Widagyo Kurniawan. “The Journal of Tauhidinomics.” Jurnal vol I no.1,
2015.
Nurwilda, Ariqa Sugiarti. “Strategi Pengembangan Pariwisata untuk
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan
Mancanegara di Bandung.” Jurnal vol I no.1, 2015.
Website:
adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita, diakses pada 20 desember 2018
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt588ff515067ac/positivisasi-fatwa-di-
ladang-ekonomi-syariah, diakses pada 3 juli 2018
91
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/07/100726_fatwamui,
diakses pada 3 juli 2018
https://dsnmui.or.id, diakses pada 3 juli 2018
https://www.indonesia-investments.com, diakses pada 3 juli 2018
http://poskotanews.com/2013/12/02/indonesia-memiliki-potensi-besar-
kembangkan-wisata-syariah/ , diakses pada 21 februari 2018
https://www.gomuslim.co.id/read/regulasi_direktori/2018/03/17/7374/-p-
pariwisata-syariah-makin-berkembang-ini-fatwa-mui-tentang-pedoman
penyelenggaraannya-p-.html, diakses pada 3 juli 2018
https://www.researchgate.net/publication/323960421_Penyelenggaraan_Parawisa
ta_Halal_di_Indonesia_Analisis_Fatwa_DSNMUI_tentang_Pedoman_Pe
nyelenggaraan_Pariwisata_Berdasarkan_Prinsip_Syariah, diakses pada
20 desember 2018
https://sites.google.com/site/muhammadhamzah/home/memahami-fatwa-ulama,
diakses pada 5 februari 2019
adminalhijazindowisata 23/03/2017 Info Berita, diakses pada 20 desember 2018
https://dsnmui.or.id/produk/fatwa, diakses pada 20 Desember 2018, pukul 16.25
http://www.fiqhislam.com/ekonomi-syariah/fatwa-dsn-mui/114572-108-fatwa-
dewan-syariah-nasional-no-108-dsn-mui-x-2016-pedoman-penyelenggaraan-
pariwisata-berdasarkan-prinsip-syariah, diakses pada 20 desember 2018
https://dsnmui.or.id/category/fatwa/page/2/, diakses pada juli 2018
https://dsnmui.or.id, diakses pada 3 juli 2018
https://alhijaz-indonesia.com/, diakses pada 7 agustus 2018
http://alhijaztravels.com/, diakses pada 3 juli 2018
https://haji.kemenag.go.id, diakses pada 7 agustus 2018
92
Interview:
Wawancara dengan ibu Kiki Riski Septiani , Staff Legal Al-Hijaz Indowisata
Cawang Jakarta Timur, Jum‟at 7 Desember 2018
Wawancara dengan Ibu Ernawati , Staff Haji dan Umrah Al-Hijaz Indowisata,
Cawang Jakarta Timur, Jum‟at 9November 2018
Top Related