5/21/2018 Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
1/5
Indonesian Literature HL
Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Judul karya : Ronggeng Dukuh Paruk
Pengarang : Ahmad Tohari
No Konvensikonvensisastra
Penjelasan teknik dan efek Kutipan Pendukung
1 Tokoh Rasus
Sebagai Tokoh Utama yang berperan juga sebagai narator, Rasus adalah tokoh yang lahir di
Dukuh Paruk. Rasus sendiri, merupakan tokoh yang beruntung karena diangkat begitu saja
oleh Militer secara tiba-tiba (Hal 91). Di Militer-lah Rasus mendapat pelajaran membacadan menulisdimana penduduk Dukuh Paruk pun tidak ada yang bias melakukannya (Hal
93). Meskipun ia tidak menyukai apa yang Srintil lakukan (menjadiRonggeng), iamencintainya tetap sampai akhir cerita.
SrintilSrintil adalah tokoh yang menjadi Ronggeng di DukuhParuk. Setelah sekian lamanya
Dukuh Paruk tidak memiliki sosok Ronggeng (penghibur warga Dukuh Paruk), Srintil
muncul akibat observasi penduduk desa yang melihat kemahirannya dalam menari.Meskipun Srintil adalah Ronggeng, ia tetap sebisa mungkin menjaga harga dir idan
kehormatannya sebagai wanita.Namun samas eperti warga Dukuh Paruklainnya, iatetaptidak terdidik.
-
Suami istri Kartareja
- Suami istri Kartareja merupakan orangtua asuh bagi Srintil. Kartareja adalah dukun ronggengturun temurun di Dukuh Paruk. Srintil patuh di bawah kuasa dukun ronggengnya pasangansuami istri Kartareja. Uang hasil meronggeng maupun melayani laki laki menghidupkan
pasangan suami istri ini. Oleh karena itu, ketika Sritil pada awalawalnya mulai memberontak
untuk menolak lelaki yang ingin menidurinya, suami istri Kartareja berusaha sekuat tenaga
untuk membujuk Srintil agar mau melakukannya karena bagi mereka, Srintil adalah salah satuaset yang sangat beharga. Tanpa Srintil, mereka tidak akan mendapatkan apa apa. Pasangansuami istri ini merupakan pasangan yang sangat licik. Hal tersebut terbukti ketika mereka
melakukan kelicikan pada dua orang pemuda yang mampu memenuhi persyaratan untuk bisa
mewisuda keperawanan Srintil. Karena kebodohan dan pergumulan politik serta ketidaktahuan
yang terjadi, Dukuh Paruk dan ronggengnya pun hancur and menjadi aib sekaligus noda.Namun, cerita tidak berhenti disitu. Sampai pada akhirnya, Nyai Kartareja masih saja
menggunakan Srintil untuk mendapatkan uang, ia mencoba menyerahkan Srintil kepadaMarsusi yang pada akhirnya gagal. Selain itu, Nyai Kartareja juga menyerahkan Srintil kepada
Pak Bajus sampai kepada titik dimana Srintil kehilangan dirinya
- Waras-
Waras merupakan salah satu tokoh pembantu yang muncul di buku kedua dalam novel
Bakar: Bakar adalah ayah yang sangat layak...
bakar sebagai orangbijak yang bisa...( pg. 228)
Nanti dulu, Kang Sakarya, Aku yakin betul apa
yang terjadi di sawah-sawah itu...(pg. 233)
Lakilaki yang hampir sebaya ini secara turun temurun menjadi dukun ronggeng di Dukuh
Paruk... Dia pun sudah bertahun tahun
menunggu kedatangan seorang calon ronggenguntuk diasuhnya. hal. 16
Oh, tenanglah, bocah bagus. Lihat, anakPecikalan itu masih tertidur nyenyak. Engkau jadi
pemenang. Srintil menunggumu sekarang. hal.78
Bahwa dirinya adalah perempuan dalamfalsafah yang amat dalam. Perempuan yangharus mampu berperan banyak di hadapan
seorang laki laki muda yang nyaris tersingkir
dari identitas kelelakiannya, seorang perjaka
yang tumbuh dalam malapetaka kejiwaan.Kesaradan yang tulus dari naluri seorangronggeng sejati. hal. 216
Felicia Mirabel 12 IndoA HL
5/21/2018 Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
2/5
Indonesian Literature HL
Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Ia adalah anak dari Sentika yang datang ke
Dukuh Paruk untuk mengundang Srintil menjadi gowokbagi dirinya. Isu pergowokan, dimanaseorang perempuan disewa oleh seorang ayah bagi anak lelakinya yang sudah menginjak
dewasa dan menjelang kawin, diusung melalui tokoh Waras. Srintil diundang datang ke
Alaswangkal untuk meronggeng, dan juga untuk menjadi gowok bagi Waras. Pada awalnyaSrintil tidak menyanggupi dirinya untuk menjadi gowok, tetapi setelah melihat Waras yang
nyaris tersingkir dari identitas kelelakiannya, ia memutuskan untuk menjadigowok.
-
Bakar: Teknik deskripsi narator: Orang yang selalu berpidato, amat pandai berbicara, sudah
berubah tetapi semangatnya luar biasa. Di mata Srintil, Bakar adalah ayah yang sangat layak.Ramah, dan kelihatannya paham akan banyak hal termasuk perasaan pribadi Srintil.Kebapakannya tidak hanya dibuktikan dengan bayaran tinggi yang selalu diberikannya kepada
Srintil, tetapi juga dengan sikapnya yang dingin terhadap tujuan-tujuan erotik. Bakar juga
memberikan hadiah kepada Srintil beserta rombongannya berupa seperangkat alat pengeras
suara, dll. Bakar juga adalah orang yang bijak yang bisa memimpin dan melindungi DukuhParuk. Di luar daerah Dukuh Paruk, Bakar berpropaganda macam-macam yang pasti sulitdimengerti oleh orang Dukuh Paruk. Misalnya tentang perjuangan kaum tertindas untuk
mendapatkan kembali hak-haknya. Bakar tidak bisa berbiara macam-macam di Dukuh Paruk.
Dia hanya ingin Srintil dan rombongannya menjadi alatpenarik massa.
Teknik dialog tokoh: Kata-kata yang dilontarkan Bakar kepada Sakarya mengandungpenghinaan, menyangkut moyang Dukuh Paruk yang amat dikeramatkan oleh sekalian
keturunannya
-
2 Tema dan isu
isu Perubahan konsep budaya akibat propaganda partai komunis.
Tarian Ronggeng adalah sebuah kebanggaan bagi masyarakat Dukuh Paruk. Tarian inimengandung banyak ritual ritual dan tradisi yang dipercayai oleh masyarakat setempat.
Dengan datangnya partai komunis, terjadi perubahan perubahan elemen dari tarian ini.Propaganda yang dilakukan oleh partai komunis mengakibatkan berkurangnya esensi
esensi dari tarian ini, sebagai contoh, ritual sesajen yang harusnya dilaksanakan sebelum
pertunjukkan tari dimulai, perlahan mulai hilang ketika kelompok tari ini harus tampilsecara resmi kepada khalayak di luar penonton dari desa mereka. Tarian Ronggeng sendiri
dijadikan sebagai media propaganda oleh partai komunis tersebut
Teknik : setting
Ketidaksetaraan gender
Perempuan di Dukuh Paruk pasti berada di bawah kuasa suaminya. Akan tetapi, posisiSrintil sebagai seorang Ronggeng memampukannya untuk memiliki kekuasaan yang lebih
tinggi dari laki laki. Ronggeng adalah seorang ikon masyarakat dari Dukuh Paruk yang
menjadi kebanggaan mereka. Walaupun Srintil sebagai Ronggeng sudah lebih berkuasa,namun Ia tetap dipandang sebagai seorang perempuan yang jasanya dibayar dengan uang.Bahkan,nilainilai yang tersirat dalam dirinya dapat dibeli, dan oleh karena itu dalam kata
lain, Ronggeng hanyalah sebuah objek yang dapat diperjual belikan.
Aku khawatir, Kang, kata Sakarya.
Bagaimana?Jangan-jangan kita melakukan
kesalahan. Pentas kita kali ini dilakukanmenyimpang adat.aku dilarang
mereka membakar dupa, Kang (hal.
188) Atas kesadaran primordialSuatu ketika datang seseorang ke
Dukuh Paruk menawarkan gambar
gambar partai. Dikatakannya gambaritu adalah perlambangan rakyat
tertindas. (hal.182)biasanya Srintil relamemberikan jasa. Namun dalam
perkembangannya, tak ada lelaki Dukuh
Paruk yang memiliki cukup keberanian
untuk mendekati Srintil. Bukan hanyaSrintil sudah demikian kayakarenakepribadian Srintil yangbermartabat.
5/21/2018 Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
3/5
Indonesian Literature HL
Pembodohan masyarakat akibat datangnya partai politikAkibat keterbatasaan kemampuan beraksara (atau buta huruf) dari warga Dukuh Paruk,
rencana rencana busuk dari partai politik yang ingin memenangkan suara pemilu dapat
terlaksana dengan sangat mudah dan lancar. Wakil dari partai tersebut dapat dengan mudahdatang ke Dukuh Paruk dan menawarkan gambar gambar partai dan dikatakan bahwa
gambar tersebut melambangkan rakyat yang tertindas.
Teknik : narasiTeknik : setting
PendidikanWarga Dukuh Paruk memiliki tingkat pendidikan yang sangat rendah. Dalam novel,
diceritakan bahwa warga Dukuh Paruk buta huruf. Tanpa pendidikan tentunya Dukuh Parukmerupakan sebuah desa yang memang kumuh karena tidak ada pengetahuan yang dapat
dimiliki oleh Dukuh Paruk untuk memajukan desa mereka. Pada saat Sakun mendatangkan
desa Dukuh Paruk ini, ia telah menjelaskan bahwa Dukuh Paruk merupakan sebuah desayang tidak memiliki harpan banya kuntuk melanjutkan kehidupan sebagai propagandanya
untuk mendapatkan dukungan, tetapi warga Dukuh Paruk menjelaskan bahwa secara kasarmereka menolak pendidikan karena terlihat sebagai sesuatu yang dapat mengubah desa
mereka dan perubahan tersebut selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Warga Dukuh
Paruk tidak pernah menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang positif dengan sebuah
pandangan dimana pendidikan dapat membantu desa untuk menghindari hal yang negatifseperti apa yang telah dihadapi Dukuh Paruk melalui manipulasi partai komunis.
(hal. 227)
Nanti dulu. Menurut sampean kami adalahrakyat yang tertindas. Apa sampean tidak keliru?
Kami sam sekali tidak merasa tertindas, sungguh!
Sejak zaman dulu kami hidup tenteram disini.(hal 183)
Itulah. Sampean tidak mengerti bagaimana caramereka melakukan penindasan terhadap rakyat.
Sejak zaman nenek moyang sampean, kaum
penindas itu telah melakukan kejahatannya. Caramereka telah menyejarah. Lihatlah akibat
kejahatan mereka dis inin. Semua orangkurangmakan! Semua orang bodoh dan sakit. Anak-anak
cacingan dan kudisan. Anak-anak kalian di sini
sungguh-sungguh hidup tanpa harapan. (hal.183)Wah, kami bingung, Mas. Kami tak pernah
mengenal mereka. Cerita sampean kedengaran
lucu. Pokknya begini, Mas. Sejak dulu beginilah
yang bernama DUkuh Paruk. Kami senang hidupdi sini karena itulah kepastian yang kami terima.
Kami tak pernah percaya ada sesuatu yang lebihbaik daripada kepastian itu. (hal. 183)
3 Alur:
kronologis
4 Narator
5 Setting -Budaya: Ronggeng
Jenis kesenian tari Jawa di mana pasangan saling bertukar ayat-ayat puitis saat mereka menari
diiringi musik dari rebab atau biola dan gong. Ronggeng mungkin berasal dari Jawa, tetapi juga
dapat ditemukan di Sumatra dan Semenanjung Malaya.Pasukan tari terdiri dari satu atau beberapapenari wanita profesional, disertai oleh sekelompok musisi memainkan alat musik: rebab dan gong.
Istilah "ronggeng" juga diterapkan untuk penari wanita seperti Srintil. Selama penampilan ronggeng,para penari profesional perempuan diharapkan untuk mengundang beberapa penonton laki-laki atau
klien untuk menari dengan mereka sebagai pasangan dengan memberi uang tips untuk penari wanita,diberikan selama atau setelah tarian. Pasangan tarian intim dan penari perempuan seperti Srintil
mungkin melakukan beberapa gerakan yang mungkin dianggap terlalu erotis dalam standar
kesopanan etiket keraton Jawa. Di masa lalu, nuansa erotis dan seksual dari tarian ronggengmemberi seorang penari seperti Srintil reputasi buruk sebagai prostitusi yang terselubung seni tari.Isu yang diangkat melalui setting ini adalah tentang pengeksploitasian hasrat seksual pria Dukuh
Lihat. Baru beberapa bulan menjadi ronggeng
sudah ada gelang emas di tanganSrintil. Bandul
kalungnya sebuah ringgit emas pula, kataseorang perempuan penjual sirih.
Keesokan harinya Sakarya menemui Kartareja.Laki- laki yang hampir sebaya ini secara turun-
5/21/2018 Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
4/5
Indonesian Literature HL
Paruk melalui pembenaran akan budaya Ronggeng,
-Budaya: Dukuh Paruk
Dukuh Paruk merupakan sebuah desa yang berada di selatan Jawa Tengah. Desa tersebut memiliki
karakteristik tersendiri.Desa ini adalah sebuah desa yang miskin dan cukup terbelakang, maka dari
itu dapat dilihat pula dari novel Ronggeng Dukuh Paruk bahwa para penduduknya masih buta huruf,tidak terlalu memiliki sopan santun yang baik.. Masyarakat Dukuh Paruk berpikir bahwa Srintil
memiliki darah seorang penari ronggeng. Hal ini tentu menjadi berita yang sangat didambakanmasyarakat sebuah desa yang hidup karena adanya budaya ronggeng. Kepercayaan ronggeng
tersendiri diyakini oleh seluruh pendidik desa dan diwariskan secara turun temurun oleh perintis
desa. Ronggeng dianggap sebagai penyelamat, baik material maupun rohani di desa tersebut.Buruknya pendidikan juga berperan di
temurun menjadi dukun ronggeng di Dukuh
Paruk. Pagi itu Kartareja mendapat kabargembira. Dia pun sudah bertahun- tahun
menunggu kedatangan seorang calon onggeng
untuk diasuhnya. Belasan tahun sudah perangkatcalungnya tersimpan di para- para di atas dapur.
Dengan adanya laporan Sakarya tentang Srintil,dukun ronggeng itu berharap bunyi calung akan
kembali terdengar semarak di dukuh Paruk.
6 PemakaianBahasa
Ronggeng
Ritual bukak-klambu
Bukak-klambu merupakan simbol yang jelas merepresentasikan adat istiadat dan kepercayaan
masyarakat dukuh paruk yang telah lama diterapkan. Bukak-klambu yang melibatkan ritualpengambilan keperawanan seseorang yang hendak menjadi ronggeng sungguh menyimbolkanberbagai hal seperti:
Rendahnya kehormatan dan nilai kesucian seorang perempuan yang juga disimbolkan olehkeperawanan mereka yang seperti terbeli oleh uang. Hal ini jelas menandakan primitifnyapola pikir masyarakat Dukuh Paruk yang belum memahami norma dan nilai-nilai yang
harusnya dijunjung tinggi pada sosok seorang wanita.
Ironi yang ditimbulkan di sini tentang bagaimana seorang ronggeng yang sudah hilang
keperawanan kepada orang asing dan sebelum menjalin hubungan pernikahan justru
dipandang tinggi oleh masyarakat Dukuh Paruk dan dianggap sebagai wanita yang penuhkehormatan.
Fakta bahwa para istri justru bangga dengan suami mereka yang mampu memenangisayembara bukak-klambu dengan membeli keperawanan ronggeng seperti Srintil adalah
bentuk ironi lainnya. Hal ini menyimbolkan sebuah pola p ikir yang tidak luas dan belummemahami soal etika pernikahan dan perselingkuhan atau perzinahan yang tentunya terjadi
apabila seorang suami berhubungan badan dengan ronggeng yang pada hakekatnya bukanistri mereka. Namun yang menjadi acuan pola pikir masyarakat Dukuh Paruk adalah level
ekonomi mereka dan bagaimana mereka merasa mapan apabila mampu memenangisayembara bukak-klambu.
Srintil yang memutuskan untuk memberikan keperawanannya kepada Rasus adalah bentuk
pertentangan seorang wanita terhadap norma dan pola pikir masyarakat yang ada dan
diterapkan pada adat Dukuh Paruk. Pilihannya tersebut sungguh menjadi simbol yangberdampak pada nilai pada dirinya sendiri karena memberikan keperawanannya kepadaseseorang yang sungguh nyatanya, ia cintai. Meskipun ia tidak bisa lepas dari tanggung
jawabnya sebagai ronggeng, tetapi ia telah membuat sebuah trobosan dan hal terjauh yang
Ritual bukak-klambu
Sesudah berlangsung malam bukak-klambu,
Srintil tidak suci lagi. (hal. 53)
Bukak-klambu adalah semacam sayembara,terbuka bagi laki-laki mana pun. Yangdisayembarakan adalah keperawanan calon
ronggeng. (hal. 51)
Ibu
bahwa yang berdiri telanjang di depankubukan Srintil, bukan pula ronggeng Dukuh Paruk,
melainkan perempuan khayali yang melahirkan
diriku sendiri. (hal. 67)
Tetapi Srintil sebagai cermin tempat akumencari bayangan Emak menjadi baur danbahkan hancur berkeping. (hal. 53)
Gowok
Bahwa gowok adalah seorang perempuan yang
disewa oleh seorang ayah bagi anak lelakinya
yang sudah menginjak dewasa. Dan menjelangkawin. (hal. 201)
5/21/2018 Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
5/5
Indonesian Literature HL
bisa ia lakukan.
Gowok
Pergowokan yang melibatkan Srintil sendiri yang melakukannya demi uang, sungguh menjadi alat
lain yang digunakan oleh Ahmad dalam upayanya menyimbolkan dan mengusung isu feminisme.Sosok Srintil yang menjadi seorang gowok adalah simbol dan bentuk pola pikir masyarakat Jawa
dalam menyepelekan nilai-nilai seorang perempuan tetapi justru menggunakan hal tersebut untukkepentingan laki-laki. Di sini, Waras sebagai laki-laki yang menggunakan Srintil sebagai growok-
nya sungguh menjadi simbol dominasi laki-laki yang berperan dalam menjadikan perempuan
seorang alat atau semacam pembantu yang mempersiapkan laki-laki sebelum pelaminan. Kekuatanuang pun tersimbolkan dengan jelas melalui peran Waras dan ayahnya, Sentika yang mampumenyewa Srintil dengan uang.
Dukuh Paruk
IbuSosok seorang ibu adalah sosok yang dipantulkan oleh seorang Srintil pada pandangan Rasus. Hal
ini berdampak besar kepada alur cerita dan bagaimana pembaca memahami hubungan antara Rasus
dan Srintil. Sosok seorang ibu sendiri dapat menjadi simbol yang dengan jelas menyimbolkan cinta
dan perlindungan yang dibutuhkan Rasus sebagai seorang yang tumbuh sebatang kara. Cinta danperlindungan di sini menjadi kebutuhan yang ingin dimiliki Rasus namun sirna seketika saat Srintil
setuju untuk menjadi ronggeng. Hal ini tentunya memiliki konteks yang lebih luas di mana sosok ibuyang ditanamkan oleh Rasus pada Srintil dapat juga menyimbolkan diskriminasi dan dominasi adat
dan pola pikir masyarakat Dukuh Paruk yang memisahkan Srintil dari Rasus. Hal ini tentunya
berhubungan dengan ritual-ritual yang wajib dijalani Srintil ketika hendak menjadi ronggeng,terutama ritual atau sayembara bukak-klambu.
Militer
Top Related