ANALISIS KESALAHAN
PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF
DALAM TEKS BERITA KARYA SISWA
KELAS VIII SMP IT ASH SHIDDIQIYYAH,
TANGERANG SELATAN, TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
oleh
Sumayyah Afifah
NIM 1113013000019
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Sumayyah Afifah. NIM: 1113013000019. Skripsi. “Analisis Kesalahan
Penggunaan Konjungsi Koordinatif dalam Teks Berita Karya Siswa Kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Hindun, M. Pd. Tahun. 2019
Skripsi ini tentang analisis kesalahan penggunaan konjungsi
koordinatif dalam teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia di kelas VIII penulis mengetahui bahwa karya tulis yang terdapat banyak kesalahan adalah teks berita. Kesalahan yang mendominasi adalah penggunaan konjungsi. Oleh karena itu, penulis memilih analisis kesalahan konjungsi koordinatif saja agar penelitian ini lebih fokus. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan konjungsi koordinatif dalam teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan. Siswa yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 30 orang.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah 30 teks berita dari 30 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Aspek yang digunakan dalam analisis adalah unsur-unsur berita, ragam berita, bahasa jurnalistik, dan konjungsi koordinatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 33 kesalahan dari 179 penggunaan konjungsi koordinatif yang terdapat dalam 24 teks berita. Kesalahan yang paling banyak adalah konjungsi dan, sebanyak 15 kesalahan dengan persentase sebesar 9,68%. Peringkat kedua yakni konjungsi dengan, sebanyak 6 kesalahan dengan persentase kesalahannya sebesar 3,87%. Konjungsi tetapi, namun, sedangkan, dan adalah masing-masing memiliki 2 kesalahan dengan persentase kesalahan sebesar 1,29%. Selanjutnya, konjungsi lalu, kemudian, atau, dan malah hanya ditemukan masing-masing memiliki 1 kesalahan dengan persentase kesalahan sebesar 0,65%. Adapun konjungsi koordinatif lainnya seperti serta, sebaliknya, bahkan, lagipula, apalagi, jangankan, itupun, kecuali, melainkan, hanya, selanjutnya, mula-mula, yaitu, yakni, bahwa, ialah, jadi, karena itu, dan sebab itu tidak ditemukan kesalahan penggunaannya. Kata Kunci: analisis kesalahan, konjungsi koordinatif, teks berita.
ii
ABSTRACT
Sumayyah Afifah. NIM: 1113013000019. Research. “Error Analysis
Coordinative Conjunction in News Text Made by VIII Grade Islamic Junior High School Ash Shiddiqiyyah South Tangerang 2018/2019 Academic Year”. Indonesian Languange and Literature Education Major. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta. Mentor: Dr. Hindun, M. Pd. Year. 2019.
This research is about errors analysis of the use coordinative conjunctions in news texts written by students grade VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah. Based on interviews with Indonesian language teachers, the author learned that papers that contained many errors were news texts. The dominating error is the use of conjunctions. Therefore, the authors chose the analysis of coordinative conjunction errors so this study more focused. The purpose of this research is to find out how the use of coordinative conjunctions in news texts made by students. There were 30 students as research subjects.
The author uses descriptive qualitative methods. The data source of this research is 30 news texts from 30 students. Data collection techniques in this study were observation, documentation, and interviews. The aspects used in the analysis are the elements of the news, the variety of news, the language, and coordinative conjunctions.
The results of this study indicate that there were 33 errors from 179 uses of coordinative conjunctions contained in 24 news texts. The most common mistakes are conjunction dan, with a percentage of 9.68%. Conjunction dengan, the percentage of errors is 3.87%. Conjunction tetapi, namun, sedangkan, and adalah have an error percentage of 1.29%. Conjunctions lalu, kemudian, atau, and malah for each having an error percentage of only 0.65%. As for other coordinative conjunctions such as serta, sebaliknya, bahkan, lagipula, apalagi, jangankan, itupun, kecuali, melainkan, hanya, selanjutnya, mula-mula, yaitu, yakni, bahwa, ialah, jadi, karenaitu, dan sebab itu there were no errors in its use. Keywords: error analysis, coordinative conjunction, news text.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah kepada hambaNya. Solawat serta salam semoga tercurah keharibaan
Nabi Muhammad saw. yang menjadi suri tauladan bagi umat muslim.
Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur, penulisan skripsi dengan judul,
“Analisis Kesalahan Konjungsi Koordinatif dan Subordinatif pada Teks berita
karya siswa Kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah” ini telah selesai. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana (S-1), Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami
ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis yakin bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik atas
pertolongan Allah Swt. Adapun pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Dr. Sururin, M. Ag. Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum. Sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
3. Dr. Hindun, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing.
4. Dosen dan petugas administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
khususnya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Petugas perpustakaan umum dan perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
6. Kedua orang tua (H. Subhanallah, S. Pd. dan Hj. Tuti Alawiyah, A. Md.),
suami (Paisal Aripin, S. Pd.), adik-adik (M. Farhan Abdurrahman Al-
Hafidz, Vitra Fadhillah Akbar Al-Hafidz, dan M. Mursyid Fawwaz) anak-
anak (Muhammad Hamas Fatahillah dan Muhammad Aaryash Izzuddin),
serta semua keluarga besar.
iv
7. H. Subhanallah, S. Pd. Sebagai Ketua Yayasan Ash Shiddiq.
8. Paisal Aripin, S. Pd. Sebagai Kepala Sekolah SMP IT Ash Shiddiqiyyah.
Dewan guru dan staf SMP IT Ash Shiddiqiyyah. Siswa-siswi kelas VIII
SMP IT Ash Shiddiqiyyah tahun pelajaran 2018/2019.
9. Rekan-rekan PBSI angkatan tahun 2013, 2014, dan 2015
10. Rekan-rekan LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penulis yakin, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Maka kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Besar harapan penulis,
skripsi ini dapat bermaanfaat pada pihak yang terlibat secara khusus maupun
bagi pembaca secara umum. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Desember 2019
Penulis
Sumayyah Afifah
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
C. Batasan Masalah ................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORETIS ........................................................... 7
A. Analisis Kesalahan Berbahasa ............................................................. 7
1. Hakikat Analisis Kesalahan Berbahasa ......................................... 7
2. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa .......................................... 8
3. Sumber dan Penyebab Kesalahan ................................................. 9
4. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa ................................... 10
B. Konjungsi ............................................................................................. 11
1. Pengertian Konjungsi .................................................................... 11
2. Konjungsi Koordinatif................................................................... 12
C. Hakikat Teks Berita .............................................................................. 14
1. Pengertian Berita ........................................................................... 14
vi
2. Unsur-Unsur Berita ....................................................................... 15
3. Ragam Berita ................................................................................. 16
4. Bahasa Jurnalistik .......................................................................... 17
5. Menulis Teks Berita ...................................................................... 18
D. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 24
B. Metode Penelitian ................................................................................. 24
C. Data dan Sumber Data .......................................................................... 25
D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 26
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 26
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 27
G. Penarikan Kesimpulan .......................................................................... 27
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 28
I. Penyajian Data ...................................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 30
A. Profil SMP IT Ash Shiddiqiyyah ......................................................... 30
1. Gambaran Umum Sekolah ............................................................ 30
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP IT Ash Shiddiqiyyah ....................... 31
B. Deskripsi Data ...................................................................................... 34
C. Pembahasan .......................................................................................... 36
1. Analisis Kriteria Teks Berita ......................................................... 36
2. Analisis Kriteria Konjungsi Koordinatif ....................................... 49
3. Analisis Kesalahan Konjungsi Koordinatif ................................... 52
4. Perhitungan Persentase Kesalahan ................................................ 62
BAB V PENUTUP ................................................................................ 66
A. Simpulan ............................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 66
vii
C. Implikasi ............................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 72
RIWAYAT PENULIS .............................................................................. 102
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Teks Berita .................................................................... 29
Tabel 3.2 Kriteria Konjungsi Koordinatif .................................................. 29
Tabel 3.3 Data Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif................. 29
Tabel 4.1 Kurikulum SMP IT Ash Shiddiqiyyah....................................... 32
Tabel 4.2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan .......................................... 33
Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik SMP IT Ash Shiddiqiyyah ...................... 33
Tabel 4.4 Daftar Nama dan Kode Siswa .................................................... 34
Tabel 4.5 Kriteria Teks Berita .................................................................... 36
Tabel 4.6 Kriteria Konjungsi Koordinatif .................................................. 50
Tabel 4.7 Data Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif................. 52
Tabel 4.8 Persentase Kesalahan Konjungsi Koordinatif ............................ 63
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi ......................................................... 72
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian .......................................... 73
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 74
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 75
Lampiran 5 Daftar Teks Berita Karya Siswa ............................................. 79
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 84
Lampiran 7 Transkrip Wawancara ............................................................. 85
Lampiran 8 Daftar Uji Referensi ................................................................ 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis adalah kegiatan yang
memerlukan cara berpikir sistematis. Keterampilan menulis dipengaruhi
oleh keterampilan berbahasa lainnya, seperti keterampilan berbicara,
menyimak, terutama keterampilan membaca. Aspek lainnya yang
mempengaruhi kualitas keterampilan menulis seseorang adalah
pengetahuan tentang kaidah bahasa, pemahaman kosa kata, pemilihan
kata, keefektifan kalimat sesuai dengan struktur kalimat yang telah diatur
dalam tata bahasa, tanda baca dan penggunaan ejaan.
Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa
Indonesia kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan,
penulis mengetahui bahwa materi teks berita telah diajarkan di kelas pada
semester satu. Guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VIII sudah
memberikan penugasan menulis teks berita. Guru bidang studi Bahasa
Indonesia menggunakan berita di media sosial dan berita di koran sebagai
contoh untuk siswa menulis teks berita. Berdasarkan hasil karya siswa
tersebut dapat diketahui bahwa karya tulis yang terdapat banyak kesalahan
adalah teks berita.
Menulis berita merupakan salah satu keterampilan menulis yang
terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama. Unsur-unsur dalam berita adalah 5W+1H (what,
when, where, why, who, dan how). Teks berita yang baik dapat diciptakan
lewat langkah-langkah penulisan yang sistematis.
Sebelum mulai menulis teks berita, siswa harus mencari peristiwa
yang akan dijadikan objek berita. Dalam hal ini penulis akan menentukan
tema teks berita bagi siswa, yaitu pendidikan, penghafal Al-Qur’an, dan
2
hijrah. Tema tersebut merupakan tema yang paling relevan dengan
lingkungan siswa. Tema pendidikan karena siswa terlibat dalam dunia
pendidikan itu sendiri. Tema penghafal Qur’an karena dalam kurikulum
sekolah ini, tahfidz atau menghafal Qur’an merupakan sebuah kewajiban.
Sedangkan tema hijrah dipilih karena dalam lingkungan sosial siswa
sedang hangat diperbincangkan.
Setelah memilih tema, siswa harus mengumpulkan informasi yang
berkaitan dengan berita tersebut. Pengumpulan informasi ini dapat
dilakukan dengan wawancara dan pengamatan langsung. Dalam
pengumpulan informasi, siswa diminta merumuskan pertanyaan yang di
antaranya harus mengandung 6 unsur berita, yaitu 5W+1H. Langkah
selanjutnya adalah menyusun kerangka penulisan, siswa harus menyusun
kerangka dengan sistematis sesuai dengan fakta dan data 5W+1H yang
telah dikumpulkan sebelumnya. Setelah menyusun kerangka, siswa
kemudian mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks berita
yang utuh.
Siswa membutuhkan pengetahuan tentang kaidah bahasa,
pemahaman kosakata, pemilihan kata, keefektifan kalimat sesuai dengan
struktur kalimat yang telah diatur dalam tata bahasa, tanda baca, dan
penggunaan ejaan untuk mengembangkan kerangka tersebut menjadi
sebuah teks berita yang utuh. Pada tahapan terakhir inilah siswa banyak
mengalami kesulitan. Hal ini penulis ketahui berdasarkan wawancara
dengan siswa. Pengetahuan tetang konjungsi sangat dibutuhkan siswa
dalam mengembangkan kerangka teks berita, yaitu menggabungkan
kerangka yang satu dengan kerangka lainnya.
Konjungsi merupakan bagian dari sub-disiplin ilmu linguistik yaitu
sintaksis. Konjungsi berfungsi sebagai penghubung yang menghubungkan
kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat, maupun
paragraf dengan paragraf. Berdasarkan kedudukannya, konjungsi dibagi
menjadi konjungsi koordinatif dan subordinatif. Penulis memfokuskan
penelitian ini hanya pada konjungsi koordinatif saja, yaitu kata dan,
3
dengan, serta, atau, tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya, malah atau
malahan, bahkan, lagipula, apalagi, itupun, jangankan, melainkan, hanya,
kecuali, lalu, kemudian, mula-mula, yakni, yaitu, adalah, ialah, bahwa,
jadi, karena itu, dan sebab itu.
Sekolah Ash Shiddiqiyyah ini merupakan yayasan yang
pengurusnya adalah keluarga penulis. Sekolah ini memiliki slogan sekolah
berbasis Qur’an, bahasa, dan sains. Dalam slogan sekolah terdapat unsur
bahasa, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah ini
dengan tujuan dapat menjadi tolak ukur kualitas kebahasaan yang dimiliki
siswa. Selain itu, penelitian ini dapat berguna bagi peningkatan kualitas
sekolah, khususnya guru maupun siswa dalam aspek kebahasaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash
Shiddiqiyyah. Penelitian ini difokuskan pada kesalahan penggunaan
konjungsi koordinatif. Oleh karena itu, judul yang akan penulis angkat
pada penelitian ini adalah Analisis Kesalahan Konjungsi Koordinatif dan
Subordinatif pada Teks Berita Karya Siswa Kelas VIII SMP IT Ash
Shiddiqiyyah, Tangerang Selatan, Tahun Pelajaran 2018/2019.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan
permasalahan penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut.
1. Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan kerangka teks
berita menjadi teks berita yang utuh.
2. Masih banyak ditemukan kesalahan penulisan dalam teks berita karya
siswa.
3. Siswa dituntut untuk memahami dan menerapkan kaidah bahasa
dengan baik dan benar, terutama penggunaan konjungsi koordinatif.
4. Masih banyak ditemukan kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif
pada teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah.
4
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang hendak diteliti lebih fokus dan mendalam,
maka permasalahan yang dibahas dibatasi pada aspek berikut.
1. Data yang akan dianalisis adalah teks berita karya siswa kelas VIII
semester genap SMP IT Ash Shiddiqiyyah Tahun Pelajaran
2018/2019.
2. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif (dan, dengan, serta, atau,
tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya, malah atau malahan, bahkan,
lagipula, apalagi, itupun, jangankan, melainkan, hanya, kecuali, lalu,
kemudian, mula-mula, yakni, yaitu, adalah, ialah, bahwa, jadi, karena
itu, dan sebab itu) pada teks berita.
3. Jumlah teks berita karya siswa yakni 30 teks berita dari 30 siswa.
4. Teks berita karya siswa yang bertema:
a. Pendidikan
b. Penghafal Al-Qur’an
c. Hijrah
D. Rumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah ini, penulis akan mengemukakan
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang di atas, yaitu
sebagai berikut.
1. Bagaimana penggunaan konjungsi koordinatif dalam teks berita karya
siswa kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2018/2019?
2. Kesalahan konjungsi apa saja yang terdapat pada teks berita karya
siswa tersebut?
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
memiliki tujuan yang hendak diraih. Tujuan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan konjungsi
koordinatif pada teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash
Shiddiqiyyah.
2. Mengetahui kesalahan konjungsi koordinatif apa saja yang terdapat
pada teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah.
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan yang telah disusun
di atas, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat-manfaat, di
antaranya sebagai berikut.
1. Manfaat teoretis
Secara teoretis manfaat penelitian ini dapat memperkaya teori-
teori yang berkaitan dengan penulisan yang benar dengan
memperhatikan penggunaan konjungsi koordinatif. Selain itu juga
sebagai referensi belajar bagi mahasiswa yang berminat melakukan
penelitian analisis kesalahan berbahasa dengan objek dan subjek yang
berbeda.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi
siswa agar lebih teliti dan cermat dalam menulis, terutama menulis
karangan dengan memperhatikan penggunaan konjungsi sehingga
6
kalimat yang disusun menjadi padu dan tidak menghasilkan
penafsiran ganda.
b. Bagi Guru
Manfaat bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP IT
Ash Shiddiqiyyah agar lebih memperhatikan kesalahan penulisan
siswa dan memperbaikinya.
c. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu sebagai pengalaman dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran
bahasa Indonesia dan menambah pengetahuan serta wawasan
tentang analisis kesalahan berbahasa dan penggunaan konjungsi
yang tepat dalam teks berita. Selain itu, bermanfaat pula sebagai
landasan tuntunan dalam menulis yang sesuai dengan kaidah
bahasa yang telah ditentukan.
7
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Analisis Kesalahan Berbahasa
1. Hakikat Analisis Kesalahan Berbahasa
Dalam kegiatan belajar dan mengajar sering dijumpai kesalahan
berbahasa. Kesalahan ini tidak hanya dilakukan oleh pelajar namun
terkadang juga dilakukan oleh pengajar. Kesalahan yang dilakukan bisa
disengaja maupun tidak disengaja. Bentuk kesalahannya dapat berupa
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Kesalahan yang dilakukan berulang-
ulang tanpa ada evaluasi akan dianggap sebuah pembenaran. Jika hal ini
dibiarkan maka akan berdapak buruk pada pembelajaran bahasa
selanjutnya.
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan mengungkapkan bahwa,
“kesalahan merupakan suatu sisi yang mempunyai cacat, baik pada tulisan
maupun lisan dan menyimpang dari norma-norma yang ada.”1 Pada
pengertian di atas disebutkan kesalahan merupakan suatu sisi yang
mempunyai cacat. Kata yang digunakan adalah suatu sisi, artinya
kesalahan hanya sebagian saja dari penggunaan bahasa. Kesalahan tidak
hanya terdapat pada bahasa tulisan, namun juga pada bahasa lisan. Disebut
kesalahan karena menyimpang dari aturan atau kaidah bahasa yang telah
ditentukan dan disepakati.
Corder dalam Sri Utari Subyakto dan Nababan mengatakan bahwa
“analisis kesalahan merupakan suatu aktivitas yang mengkaji kesalahan-
kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar bahasa target (BT) dalam
proses belajar-mengajar BT tersebut.”2 Melalui pengertian ini kita dapat
memahami bahwa analisis kesalahan digunakan untuk mengetahui
1 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Bandung: Penerbit Angkasa Bandung, Ed. Revisi, 2011.), hlm. 141. 2Sri Utari Subyakto dan Nababan, Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa, (Jakarta: PPS IKIP, 1994), hlm. 5.
8
kesalahan penggunaan bahasa dalam ranah pendidikan. Khususnya
kesalahan penggunaan bahasa yang dilakukan pelajar.
Error Analysis is a type of linguistic analysis that focuses on the errors learners make.3 Error Analysis (EA) is a methodology first introduced in the 1960–70s for the investigation of second language acquisition, and elaborated over subsequent decades.4 Errors are not anymore taken as bad signs of nonperformance, in teaching or learning, that should be eliminated at any cost; rather, they are considered to become a necessary part of language learning process.5
Berdasarkan pengertian dari jurnal berbahasa Inggris di atas, dapat
dipahami bahwa analisis kesalahan adalah jenis analisis linguistik yang
berfokus pada kesalahan yang dilakukan peserta didik. Analisis Kesalahan
adalah metodologi penelitian akuisisi bahasa kedua yang pertama kali
diperkenalkan pada 1960 hingga tahun 70-an dan dikembangkan selama
beberapa dekade berikutnya. Kesalahan berbahasa tidak lagi dianggap
sebagai hal buruk dalam proses belajar mengajar yang harus dihilangkan
dengan cara apa pun. Bahkan kesalahan berbahasa dianggap sebagai
bagian penting dari proses pembelajaran bahasa.
2. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
Hendrickson dan Corder dalam Sri Utari Subyakto dan Nababan
berpendapat bahwa,
analisis kesalahan berguna untuk mengetahui beberapa hal mengenai kesalahan berbahasa yang dibuat pelajar BT. Pertama, kesalahan berguna sebagai tanda bahwa pelajar BT memang sungguh belajar. Kedua, kesalahan merupakan indikator bahwa ada
3 Ali Akbar Khansir, Error Analysis and Second Language Acquisition, vol. 2, 2012, hlm. 1029, (http://www.belgs.ir/imgupl/3b3fff6463464959dcd1b68d0320f781.pdf), diakses tanggal 27 Desember 2019 pukul 23.21 WIB. 4 Leigh McDowell, Towards specialized language support: An elaborated framework for Error Analysis, 2019, hlm. 18, (https://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S0889490619302972?token=1244230066A5C6928347257D07D49F69C9373B66414AB4B4653DF5B25048E9328BA9441888B4AEB904A0B023688DC830), diakses tanggal 27 Desember 2019 pukul 23.59 WIB 5 Lessia M. Kotsyuk, English Language Error Analysis of The Written Texts Produced by Ukrainian Learners: Data Collection, 2015, hlm. 390, (http://cejsh.icm.edu.pl/cejsh/element/bwmeta1.element.ojs-doi-10_11649_cs_2015_027/c/cs.2015.027-1752.pdf), diakses tanggal 28 Desember 2019 pukul 00.07 WIB
9
kemajuan. Ketiga, kesalahan memberi umpan balik tentang efektivitas materi ajar dan metode penyajian oleh pengajar. Keempat, kesalahan menunjukkan bagian-bagian mana dari suatu silabus bahasa yang belum dipelajari dengan sempurna. Kelima, kesalahan-kesalahan yang banyak dibuat dapat menjadi bahan untuk penulisan latihan-latihan perbaikan.6
Berdasarkan pendapat di atas, kita dapat memahami bahwa analisis
kesalahan memiliki tujuan sebagai alat evaluasi bagi pelajar, pengajar,
maupun instrumen pembelajaran yang digunakan.
3. Sumber dan Penyebab Kesalahan
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan berpendapat bahwa,
Pembelajaran bahasa adalah proses mempelajari bahasa. Dalam proses mempelajari bahasa tidak luput dari kesalahan. Kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2 tetapi juga dibuat oleh siswa yang mempelajari B1-nya. Ini menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa itu erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran B1 maupun B2. Para pakar linguistik, pengajaran bahasa, dan guru bahasa sependapat bahwa kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa yang sering dibuat oleh siswa harus dikurangi dan kalau dapat dihapuskan sama sekali.7
Berdasarkan pernyataan di atas, kita dapat memahami bahwa pelajar tidak
hanya melakukan kesalahan pada bahasa kedua, namun pada penggunaan
bahasa pertama juga memungkinkan terjadi kesalahan.
Sri Utari Subyakto dan Nababan mengatakan bahwa,
Salah satu tujuan guru ialah agar pelajar tidak membuat kesalahan dalam menggunakan BT dalam bidang bahasa yang ditekuninya. Kesalahan yang dibuat oleh pelajar dapat terjadi oleh berbagai sebab, yang dalam versi kuat analisis kontrastif dikaitkan dengan interferensi. Kesalahan-kesalahan yang tetap timbul dianggap berpangkal pada penyajian pengajar yang kurang baik ataupun motivasi siswa yang kurang memadai.8
Berdasarkan pernyataan di atas, kita dapat mengetahui bahwa kesalahan
bahasa yang dilakukan pelajar disebabkan oleh penyajian pengajar yang
kurang baik atau motivasi siswa yang kurang memadai.
6Ibid., hlm. 7. 7Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, op.cit., hlm. 60. 8Sri Utari Subyakto-Nababan, op.cit., hlm. 88.
10
Selain itu Junaiyah Matanggui dan Zaenal Arifin menyampaikan
bahwa, “ada enam sumber kesalahan berbahasa, yaitu: bahasa ibu,
lingkungan, kebiasaan, interlingual, interferensi dan tidak kalah
pentingnya adalah kesadaran penutur bahasa.”9 Enam faktor tersebut jika
diuraikan lebih rinci yaitu sebagai berikut. Bahasa ibu adalah bahasa
pertama yang dipelajari anak setelah lahir. Bahasa ibu di Indonesia adalah
bahasa daerah masing-masing. Anak yang lahir di Jawa bahasa ibunya
adalah bahasa Jawa. Ketika anak mempelajari bahasa Indonesia maka
pemahaman bahasa ibu yaitu bahasa Jawa akan mempengaruhi
penggunaan bahasa Indonesia. Faktor lingkungan yang menjadi sumber
kesalahan berbahasa adalah yang mempengaruhi penggunaan bahasa
seperti lingkungan sekolah, rumah, tempat bermain, maupun lingkungan
masyarakat sekitar. Faktor interlingual kurang lebih tidak jauh berbeda
dengan bahasa ibu, yaitu pola bahasa pertama tercampur dengan bahasa
kedua yang sedang dipelajari. Faktor interferensi juga tidak jauh berbeda
dengan faktor interlingual, yaitu kesalahan B-2 akibat kebiasaan
penggunaan B-1 yang berbeda. Faktor terakhir yang tidak kalah penting
yaitu kesadaran penutur bahasa. Agar penutur bahasa menyadari
kesalahannya, maka penutur bahasa harus memahami kaidah bahasa yang
digunakan.
4. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa
Menurut Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan “analisis kesalahan
berbahasa adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para
peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel,
penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan
berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian tahap
keseriusan kesalahan tersebut.”10 Berdasarkan uraian di atas, langkah
pertama yang dilakukan dalam menganalisis kesalahan berbahasa 9 Junaiyah Matanggui dan Zaenal Arifin, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia, (Tangerang: Pustaka Mandiri 2014) cet. I, hlm. 67. 10Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, op.cit., hlm. 60-61.
11
siswa adalah pengumpulan sampel, yaitu mengumpulkan kesalahan-
kesalahan berbahasa siswa. Setelah itu, kesalahan-kesalahan yang
ditemukan dideskripsikan secara jelas dan rinci. Kemudian kesalahan
bahasa diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya. Terakhir, dilakukan
evaluasi atau penilaian kesalahan siswa.
B. Konjungsi
1. Pengertian Konjungsi
Konjungsi memiliki beberapa nama lain. Kelas kata konjungsi
lazim disebut juga sebagai konjungtor, atau dalam literatur lain lazim
disebut pula sebagai kata sambung.11 Konjungsi adalah kata tugas
yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, seperti kata
dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.12 Adapun
yang dimaksud dengan kata tugas dalam bahasa Indonesia adalah kata
yang tidak memiliki makna leksikal, tetapi kata itu memiliki makna
gramatikal.13 Dalam bahasa Inggris, konjungsi disebut dengan
conjunction atau connectives.14 Konjungsi berfungsi meluaskan satuan
yang lain dalam konstruksi hipotaktis.15 Konjungsi juga berfungsi
untuk menghubungkan entitas-entitas kebahasaan pada kalimat yang
satu dengan kalimat yang lainnya.16 Dengan kata lain, konjungsi
adalah kata bermakna gramatikal yang menghubungkan atau
meluaskan dua satuan bahasa yang sederajat dalam konstruksi
hipotaktis.
11Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta: Penerbit Erlangga, Cet. Ke-5. 2015.), hlm. 14. 12Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka. Ed. Ke-3. Cet. Ke-5. 2003.), hlm. 296. 13Kunjana Rahardi, loc.cit. 14Djalinus Syah dan Azimar Enong, Tata Bahasa Inggeris Modern dalam Tanya Jawab, (Jakarta: Miswar. Ed. Ke-2. Cet. Ke-5. t.t.), hlm. 9. 15Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia. Cet. Ke-1. 1986.), hlm. 99. 16Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, Cet. Ke-5. 2015.), hlm.65.
12
Para ahli berbeda-beda dalam menempatkan pembagian
konjungsi. Chaer menempatkan konjungsi koordinatif dan konjungsi
subordinatif berdasarkan kedudukannya.17 Kunjana menempatkan
konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif
berdasarkan fungsinya.18 Hasan Alwi, dkk menempatkan konjungsi
koordinatif, konjungsi korelatif, dan konjungsi subordinatif
berdasarkan perilaku sintaktisnya.19 Meskipun para ahli memiliki
pendapat penempatan konjungsi yang berbeda, tetapi pengertian dan
penggunaan masing-masing konjungsi sama.
2. Jenis-Jenis Konjungsi
a. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya
sederajat atau setara.20 Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan
konjungsi lainnya karena konjungsi itu, disamping
menghubungkan klausa juga dapat menghubungkan kata.
Meskipun demikian, frasa yang dihasilkan bukanlah frasa
preposisional.21 Konjungsi koordinatif dalam bahasa Indonesia
lazimnya dapat meliputi macam-macam konjungsi seperti dan,
serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.22
Jika dibedakan menurut bentuknya, kata penghubung setara
(konjungsi koordinatif) terdiri atas partikel dan kata kompleks.
1) Partikel:
a) Bentuk tunggal: dan, serta, atau, tetapi/tapi, namun, maka,
padahal, sedang.
17Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), (Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-1. 2008.), hlm. 98. 18 Kunjana Rahardi, loc. cit. 19Hasan Alwi, dkk, op.cit., hlm. 297. 20Abdul Chaer, loc. cit. 21 Hasan Alwi, dkk, loc.cit. 22Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta: Penerbit Erlangga, Cet. Ke-5. 2015.), hlm. 15.
13
b) Bentuk berpasangan: baik… maupun…
c) Bentuk berganda: akan tetapi
2) Kata kompleks: sedangkan, melainkan.23
Jika dibedakan menurut sifat hubungannya kata
penghubung setara ini dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
1) Menghubungkan menjumlahkan, dan, dengan, dan serta.
2) Menghubungkan memilih, atau.
3) Menghubungkan mempertentangkan, tetapi, namun,
sedangkan, dan sebaliknya.
4) Menghubungkan menegaskan, bahkan, malah (malahan),
lagipula, apalagi, dan jangankan.
5) Menghubungkan membatasi, kecuali.
6) Menghubungkan mengurutkan, lalu, kemudian, dan
selanjutnya.
7) Menghubungkan menyamakan, yaitu, yakni, bahwa, adalah,
dan ialah.24
Menurut makna gramatikalnya, kata penghubung setara
terbagi empat: kata penghubung penggabungan, kata penghubung
pemilihan, kata penghubung pertentangan, dan kata penghubung
perakibatan.
1) Kata penghubung penggabungan
Kata penghubung penggabungan ada tiga: dan, serta, dan
baik… maupun…
2) Kata penghubung pemilihan
Kata penghubung pemilihan hanya diwakili oleh satu kata:
atau.
3) Kata penghubung pertentangan
23Moh. Tadjuddin, Bahasa Indonesia Bentuk dan Makna, (Bandung: PT. ALUMNI, Ed. Ke-1. Cet. Ke-1. 2013), hlm. 248 24Abdul Chaer, op.cit., hlm. 98-100.
14
Kata penghubung pertentangan diwakili oleh beberapa bentuk:
tetapi/tapi, namun, melainkan, sedangkan/sedang, padahal.
4) Kata penghubung perakibatan
Seperti halnya kata penghubung pemilihan, kata penghubung
jenis ini pun hanya terdiri atas satu kata, yakni maka.25
C. Hakikat Teks Berita
1. Pengertian Berita
Setiap tokoh memiliki definisinya sendiri tentang pengertian
sebuah berita. Di dalam KBBI, “berita adalah cerita atau keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita juga diartikan
sebagai kabar, laporan dan pemberitahuan, atau pengumuman.”26
Ashadi Siregar menyatakan bahwa “berita adalah melaporkan seluk-
beluk peristiwa yang telah, sedang, atau akan terjadi. Melaporkan
disini berarti menuliskan apa yang dilihat, didengar, atau dialami
seseorang atau sekelompok orang.”27 Sudirman Tebla mengungkapkan
bahwa:
Berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Menurutnya peristiwa tanpa jalan cerita menjadi hal yang penting dalam sebuah berita, karena menurut partisi jurnalistik ini, cerita tanpa sebuah berita dan peristiwa tanpa jalan cerita juga bukan berita. Ia menjadi berita ketika memiliki jalan cerita atau peristiwa.28
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah cerita tentang sebuah peristiwa yang telah, sedang, atau akan terjadi.
Berbeda dari pendapat-pendapat tokoh-tokoh di atas, beberapa
tokoh berikut ini memiliki definisinya sendiri tentang sebuah berita.
Paul De Maesener mendefinisikan “berita adalah sebagai informasi
baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna, yang
berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati 25Moh. Tadjuddin, op.cit., hlm. 248-250 26Suhaemi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Cet. Ke-1. 2009), hlm. 27. 27Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Masa, (Yogyakarta: Kanisius, Cet. Ke-9. 2007), Hlm. 19. 28Suhaimindan Rulli Nasrullah, loc. cit.
15
oleh mereka.”29 Menurut A. Muis, “berita adalah laporan tentang
gagasan, kejadian, atau konflik yang baru terjadi, yang menarik bagi
konsumen berita dan menguntungkan bagi pembuat berita itu
sendiri.”30 Menurut A.A Shahab, “berita bisa didefinisikan sebagai
laporan mengenai peristiwa atau pendapat yang menarik perhatian
pembaca dan disusun menurut aturan serta disiarkan melalui media
massa.”31 Beberapa tokoh di atas menekankan definisi berita sebagai
laporan kejadian yang baru dan menarik bagi pembaca berita.
Sedangkan menurut Pers Timur,
berita adalah suatu proses yang ditentukan arahnya. Berita tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan nafsu ingin tahu segala sesuatu yang luar biasa dan menakjubkan, melainkan pada keharusan ikut berusaha mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan negara sosialis. Sedangkan Pers Barat memandang berita sebagai barang dagangan yang dapat diperjual belikan.32
Berdasarkan semua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa berita
adalah sebuah cerita tentang peristiwa yang baru dan mengandung
fakta-fakta serta dapat menarik perhatian para pembaca berita.
2. Unsur-Unsur Berita
Unsur-unsur sebuah berita adalah komponen yang harus
terdapat atau terkandung di dalam teks berita. Unsur-unsur berita
adalah sebagai berikut:
a. Cepat
Aktual atau ketepatan waktu. Unsur ini mengandung makna
sesuatu yang baru.
b. Nyata
Informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau karangan. Sebuah
berita harus merupakan informasi tentang suatu yang sesuai dengan 29Helena Olii, Berita & Informasi Jurnalistik Radio, (Indonesia: PT Indeks, Cet. Ke-1. 2007), hlm. 25. 30A. Muis, Jurnalistik Hukum dan Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Dharu Anuttama, Cet. Ke-1. 1999), hlm. 26. 31A.A Shahab, Cara Mudah Menjadi Jurnalis, (Jakarta: Diwan, Cet. Ke-1. 2008), hlm. 2. 32Hikmat Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-1. 2005), hlm. 32-33.
16
keadaan sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana
adanya.
c. Penting
Menyangkut kepentingan orang banyak
d. Menarik
Mengundang orang untuk membaca berita yang ditulis.33
Seperti halnya dalam satu kesatuan, maka dalam berita pun ada
unsur-unsur lain yang menyatukannya. Tradisi jurnalistik lazim
mengenal keenam unsur ini dengan 5W+1H: what, who, when where,
why, how.34
a. What (apa): yang menyangkup apa peristiwanya.
b. Why (mengapa): yang menyangkut latar belakang mengapa hal itu
terjadi, mengapa diliput, apa yang diharapkan, apa pentingnya bagi
khalayak.
c. How (bagaimana): bagaimana peliputan berita dilaksanakan dan
disampaikan sehingga tujuan tercapai.
d. Who (siapa): siapa yang terlibat dalam peristiwa itu.
e. When (kapan): kapan peristiwa dilaksanakan/terjadi, rincian waktu
tiap-tiap tahap kegiatan (pagi, siang, malam, dini hari).
f. Where (di mana): tempat kejadian berlangsung.35
3. Ragam Berita
Di dalam dunia jurnalistik, penulisan berita dapat dilakukan
dengan cara yang berbeda, tergantung pada nilai penting informasi
yang hendak disampaikan. Perbedaan cara penyampaian (dalam format
penyajian) inilah yang kemudian melahirkan ragam berita.36 Ragam
berita berdasarkan cara penyampaiannya adalah sebagai berikut:
33Suhaimin dan Rulli Nasrullah, Op. Cit., hlm. 31-32 34Parakitri T Simbolan, Vademekum Wartawan, (Jakarta: KPG, Cet. Ke-1. 1997), hlm. 91. 35Helena Olii, Op. Cit., hlm. 36-38. 36Ashadi Siregar, dkk, Op. Cit., hlm. 154.
17
a. Berita Langsung (Straight/Hard/Spot News)
Segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera
ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.
b. Berita Ringan (Soft News)
Segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.37
c. Berita Kisah (Feature)
Suatu tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan,
ataupun yang menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan
rinci, lengkap, serta mendalam. Berita ini tidak terikat akan
aktualitas. Nilai utamanya adalah dalam unsur manusiawi atau
informasi yang dapat menambah pengetahuan.
d. Laporan Mendalam (Indepth Report)
Laporan mendalam digunakan untuk menuliskan permasalahan
secara lebih lengkap, mendalam, dan analitis. Cara penulisan
seperti ini dimaksudkan untuk menyajikan informasi agar pembaca
lebih memahami duduk perkara suatu masalah.38
4. Bahasa Jurnalistik
Rosihan Anwar menyatakan bahasa jurnalistik memiliki sifat-
sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan
menarik.39 AS Haris Sumadiria mendefinisikan bahasa jurnalistik
sebagai bahasa yang digunakan oleh wartawan, redaktur, atau
pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat,
menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau
pernyataan yang benar, aktual dan menarik dengan tujuan agar mudah
37Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, Cet. Ke-2. 2010), hlm. 25&27. 38Ashadi Siregar, dkk, Op. Cit., hlm. 156&158 39Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi. Cet. Ke-5. 2004.), hlm. 3
18
dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.40 Berdasarkan
pengertian kedua tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa
jurnalistik adalah bahasa yang digunakan jurnalis dalam menyusun
berita dengan singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas dan
menarik agar mudah dipahami oleh pembaca berita.
AS Haris Sumadiria, mengemukakan 17 uraian yang rinci
tentang ciri-ciri bahasa jurnalistik yaitu sederhana, singkat, padat,
lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal,
menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan kata
(diksi) yang tepat, mengutamakan kalimat aktif, menghindari kata atau
istilah teknis, tunduk kepada kaidah etika.41 Adapun uraiannya adalah
sebagai berikut:
5. Menulis Teks Berita
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menulis berita
adalah sebagai berikut. Pertama, menentukan peristiwa sebagai objek
berita. Kedua, mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
peristiwa tersebut. Ketiga, menyusun kerangka penulisan. Keempat,
mengembangkan kerangka penulisan dalam bentuk berita. Kelima,
menyunting atau mengedit berita hasil penulisan. Keenam,
mempublikasikan tulisan melalui majalah dinding atau media massa.
Langkah-langkah tersebut harus dilakukan berurutan dan sistematis
agar menghasilkan sebuah teks berita yang layak baca.
R. Masri Sareb Putra menyatakan struktur berita adalah tubuh
berita secara keseluruhan yang dapat dilihat sebagai lapisan-lapisan
yang masing-masing mengandung pokok yang dapat dibedakan atas
40AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Cet. Ke-7. 2018), hlm. 7. 41Ibid, hlm. 14.
19
dasar rupa, atau bentuk, namun tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.42
Untuk menulis berita, dilakukan dua cara, yaitu:
a. Piramida Terbalik
Model menulis yang mengikuti bentuk segitiga terbalik.
Bagian atasnya lebar, bagian bawahnya menyempit. Sedangkan
mengenai strukturnya isi berita ditekankan di bagian awal.
Selanjutnya, semakin ke bawah, menuju bagian akhir, semakin
tidak penting, sisipan-sisipan keterangan.43 Selama ini gaya
penyusunan struktur berita yang paling disarankan adalah struktur
piramida terbalik (inverted pyramida). Manfaat dari pola piramida
terbalik ini antara lain: pertama, nilai sebuah berita dapat ditulis
dengan langsung tanpa penjelasan yang lebih panjang atau detail
sehingga publik dapat memahami apa maksud dari isi berita
tersebut dalam waktu singkat tanpa harus membaca keseluruhan
berita tersebut; kedua, keterbatasan kolom atau ruang di surat kabar
atau tabloid menyebabkan berita yang ditulis dalam pola piramida
terbalik ini memudahkan redaktur atau editor untuk melakukan
penyederhanaan panjang tulisan berita dan biasanya pertama kali
kalimat yang akan dihilangkan/dipendekkan adalah kalimat atau
paragraf yang berada di kerucut bawah dalam pola piramida
terbalik ini.44
Dalam pola piramida terbalik ini jurnalis mempertaruhkan
beritanya di dalam lead atau teras berita. Ini dianggap penting,
karena lead merupakan paragraf pembuka yang mengantarkan
khalayak pembaca masuk ke dalam penjelasan berita. Apabila lead
42R. Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita dan Feature, (Jakarta: PT. Indeks Gramedia, Cet. Ke-1. t.t.), hlm. 50-51. 43Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Ed. Ke-1. 2005), hlm. 22. 44Suhaimi dan Rulli Nasrullah, Op. Cit., hlm. 30
20
tidak ditulis dengan menarik, maka jangan berharap jika berita
akan dibaca.45
1) Lapisan A (essential, atau bagian yang pembaca harus ketahui)
selama ini kita kenal sebagai bagian dalam sebuah struktur
berita piramida terbalik yang menunjukkan bagian yang paling
inti.
2) Lapisan B (should, atau bagian yang pembaca sebaiknya tahu)
adalah bagian yang cukup penting, namun tidak sepenting
lapisan A.
3) Lapisan C (could, atau pembaca boleh tahu) ialah bagian yang
boleh ditinggalkan pembaca, karena merupakan ekor berita,
tidak penting, dan boleh dipotong kalau tidak cukup tempat.
b. Berita ditulis dengan formula 5W+1H
Suatu cara penataan berita yang tidak selalu merupakan urutan
jawaban atas enam pertanyaan. Dengan kata lain, letak jawaban
atas pertanyaan seperti who, where, how, atau lainnya tidak harus
berurutan atau bisa diletakkan di mana pun (di awal, di tengah, atau
di akhir).46
45Ibid, hlm. 31 46 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknik Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga. Cet. Ke-5. 2014.), hlm. 91.
Berisi informasi penting. Sekaligus menjawab pertanyaan 5W+1H
Inti Berita
Anak Berita Ekor Berita, dapat dibuang bila kehabisan ruang
ESSENTIAL
SHOULD
COULD
Gambar 2.1 Struktur Penulisan Berita
Judul berita: Apa+mengapa?, siapa+ mengapa? Dan Seterusnya
21
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang analisis kesalahan berbahasa telah banyak
dilakukan. Salah satunya adalah oleh mahasiswa dengan tujuan sebagai
bahan penelitian untuk skripsi, tesis, maupun disertasi. Oleh karena itu,
penulis mencari penelitian yang hampir sama untuk dibandingkan sebagai
bukti bahwa penelitian yang penulis lakukan memiliki perbedaan.
Penelitian yang mengkaji tentang penggunaan konjungsi atau kata
hubung sebelumnya pernah dilakukan oleh Desti Kurniasari dalam
skripsinya pada tahun 2016 yang berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan
Konjungsi Intrakalimat pada Karangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Ngemplak.47 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis
lakukan terletak pada fokus penelitiannya, penelitian ini memfokuskan
pada analisis kesalahan penggunaan konjungsi intrakalimat sedangkan
penelitian yang penulis lakukan menganalisis penggunaan konjungsi
koordinatif. Selain itu, perbedaan lainnya terletak pada objek
penelitiannya, penelitian ini menggunakan objek karangan siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Ngemplak sedangkan penelitian yang penulis lakukan
objeknya adalah teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash
Shiddiqiyyah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019.
Penelitian relevan lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Tri Arisanti pada tahun 2016 dengan judul Kesalahan Penggunaan
Konjungsi pada Karangan Penulisan Bahasa Petunjuk Siswa Kelas VIII
SMP N 2 Gatak.48 Penelitian ini menganalisis kesalahan penggunaan
konjungsi secara umum sedangkan penelitian yang penulis lakukan fokus
pada konjungsi koordinatif. Perbedaan lainnya adalah objek penelitiannya,
penelitian ini menggunakan objek karangan penulisan bahasa petunjuk
47 Desti Kurniasari, Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Intrakalimat pada Karangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak, diakses http://eprints.ums.ac.id/44760/ diunduh pada tanggal 24 Desember 2019 pukul 11.45 WIB 48 Tri Arisanti, Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Penulisan Bahasa Petunjuk Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gatak, diakses http://eprints.ums.ac.id/44048/ diunduh pada tanggal 24 Desember 2019 pukul 11.46 WIB
22
siswa kelas VIII SMP N 2 Gatak sedangkan penelitian yang penulis
lakukan menggunakan objek teks berita karya siswa kelas VIII.
Penelitian analisis kesalahan berbahasa yang serupa lainnya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Rinarosdiani pada tahun 2017 dalam
skripsinya yang berjudul Analisis Kesalahan Ejaan dalam Teks Berita
Tulisan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Wonomulyo Kabupaten Polewali
Mandar.49 Penelitian ini memfokuskan pada analisis kesalahan
penggunaan ejaan dalam teks berita tulisan siswa, sedangkan penelitian
yang penulis lakukan menganalisis penggunaan konjungsi koordinatif
dalam teks berita karya siswa. Selain itu, perbedaan lainnya terletak pada
subjek penelitiannya, penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Wonomulyo Kabupaten Poliwali Mandar, sedangkan
penelitian yang penulis lakukan subjeknya adalah siswa kelas VIII SMP IT
Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan.
Penelitian relevan lainnya berjudul Error Analysis Languange
Studies at User Languange in Restaurant50, oleh Hindun tahun 2018.
Perbedaan penelitian ini menganalisis kesalahan berbahasa lisan
sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah analisis kesalahan
berbahasa tulis. Bentuk kesalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu
fonologi dan morfologi sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan
kesalahan yang diteliti adalah penggunaan konjungsi koordinatif.
Selain penelitian di atas, terdapat pula penelitian anakes yang
berbahasa Inggris. Penelitian tersebut berjudul Student’s Errors in Using
Conjunctions in Writing English Procedure Text: A Case of Study at
Second Grade of MA Madinatul Ulum NW Mumbang in Academic Year
49 Rinarosdiani, Analisis Kesalahan Ejaan dalam Teks Berita Tulisan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, diakses http://eprints.unm.ac.id/6150/ diunduh pada tanggal 24 Desember 2019 pukul 11.49 WIB 50 Hindun, Error Analysis Languange Studies at User Languange in Restaurant, diakses http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/42669 diunduh pada tanggal 7 November 2019 pukul 17.38 WIB.
23
2017/201851 oleh Joko Budiarjo, tahun 2018. Penelitian ini menganalisis
kesalahan penulisan konjungsi dalam Bahasa Inggris sedangkan penelitian
yang penulis lakukan menganalisis kesalahan penulisan konjungsi dalam
Bahasa Indonesia. Perbedaan lainnya adalah objek penelitiannya,
penelitian ini menggunakan objek English Text Procedure sedangkan
penelitian yang penulis lakukan menggunakan objek teks berita karya
siswa.
51 Joko Budiarjo, Student’s Errors in Using Conjunctions in Writing English Procedure Text: A Case of Study at Second Grade of MA Madinatul Ulum NW Mumbang in Academic Year 2017/2018 Academic Year, diakses http://eprints.unram.ac.id/5385/ diunduh pada tanggal 24 Desember 2019 pukul 11.53 WIB
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di kelas SMP IT Ash Shiddiqiyyah yang
beralaat lengkap di Jalan Perumahan Bukit Indah, Blok D4 No. 17 C
Serua, Ciputat, Tangerang Selatan.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April, semester genap tahun
pelajaran 2018/2019. Materi teks berita sebelumnya sudah dipelajari siswa
kelas VIII pada semester ganjil.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif. Dalam Lexy J. Moeloeng dipaparkan bahwa
Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Moeloeng kemudian menyikapi pendapat tersebut, beliau menambahkan bahwa dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.1
Menurut Mahsun, analisis kualitatif fokusnya pada penunjukkan makna,
deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-
masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada
dalam bentuk angka-angka.2 Penelitian kualitatif bersikap deskriptif
merupakan langkah kerja untuk mendeskripsikan objek, fenomena, atau
1Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-29. 2011), hlm. 5. 2 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-5. 2011), hlm. 257.
25
setting sosial dalam suatu tulisan yang bersifat naratif.3 Berdasarkan
beberapa pengertian dari para ahli, penulis menyimpulkan bahwa
penelitian kualitatif menjelaskan objek, fenomena, atau setting sosial yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan
menggunakan metode wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan
dokumen.
Metode ini dipilih karena masalah yang diteliti berupa data
kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif pada teks berita karya siswa
lebih tepat dijelaskan dengan menggunakan kata-kata. Dengan
menggunakan metode ini penulis akan menjawab permasalahan yang ada
dalam rumusan masalah.
C. Data dan Sumber Data
Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian (analisis atau kesimpulan).4 Sumber data menurut Lofland
adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.5 Analisis data kualitatif adalah analisis yang
dilakukan terhadap data non-angka, seperti hasil wawancara, laporan
bacaan dari buku-buku, artikel, foto, gambar, film, dan sebagainya.6
Sumber data yang dipakai dalam skripsi ini adalah sumber data
primer. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah teks berita karya
siswa kelas VIII semester genap SMP IT Ash Shiddiqiyyah yang
berjumlah 30 teks. Fokus penelitian dari data primer yang ada berupa
konjungsi koordinatif dalam teks berita karya siswa kelas VIII semester
genap SMP IT Ash Shiddiqiyyah.
3Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-7. 2017), hlm. 28. 4Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia, Ed. Ke-IV. Cet. Ke-9. 2015), hlm. 297. 5Lexy J. Moeloeng, op.cit., hlm. 157. 6Abdul Halim Hanafi, Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi, (Jakarta: Diadit Media Press, Cet. Ke-1. 2011), hlm. 144.
26
D. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP IT Ash
Shiddiqiyyah Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 30 orang. SMP
IT Ash Shiddiqiyyah adalah sekolah baru sehingga kelas VIII hanya
terdapat satu rombel yang berisi 30 orang siswa. Dipilihnya siswa kelas
VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah adalah dengan pertimbangan bahwa
penelitian dengan subjek serupa belum pernah dilakukan. Selain itu,
penulis ingin mengetahui kemampuan siswa kelas VIII SMP IT Ash
Shiddiqiyyah menulis teks berita dengan memperhatikan penggunaan
konjungsi koordinatif. Selain itu, agar dapat menjadi bahan evaluasi bagi
siswa kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah, terutama guru bidang studi
Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.
Objek penelitian ini adalah teks berita karya siswa kelas VIII SMP
IT Ash Shiddiqiyyah. Penulis memfokuskan pada pencarian kesalahan
penggunaan konjungsi koordinatif. Teks berita karya siswa belum banyak
dijadikan bahan penelitian dalam skripsi, sehingga penulis memilih teks
berita sebagai objek penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data.7 Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.8 Ada beberapa macam teknik
pengumpulan data, dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi karena teknik ini yang paling relevan untuk
diterapkan.
7Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-11. 2019), hlm. 69. 8Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, Cet. Ke-14. 2011), hlm. 224.
27
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan wawancara
pada guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII untuk mengetahui
pemahaman siswa dan kondisi sebelum penelitian yang akan
menyesuaikan tindakan yang tepat dalam tahap penelitian selanjutnya.
Setelah wawancara, penulis menggunakan teknik dokumentasi dan
observasi untuk mengambil data dengan meminta tiga puluh siswa menulis
sebuah teks berita dengan tiga tema, yaitu pendidikan, penghafal Qur’an,
dan hijrah. Setelah itu penulis mengolah data dengan menganalisis teks
berita karya siswa. Setelah melakukan analisis, penulis kembali melakukan
wawancara pada beberapa siswa untuk memperkuat data.
Pada tahap analisis, penulis bukan hanya mendeskripsikan
kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif, namun juga membetulkan
kesalahan yang ditemukan. Namun pembetulan yang dilakukan hanya
bersifat parsial yaitu hanya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian.
Pembetulan tersebut dibatasi pada kesalahan penggunaan konjungsi
koordinatif.
F. Instrumen Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Berdasarkan penggunaan metode penelitian tersebut maka
instrumen penelitian ini adalah manusia, yaitu peneliti sendiri.
G. Penarikan Kesimpulan
Penulis menggunakan teknik semi kuantitatif dalam penarikan
kesimpulan. Semi kuantitatif merupakan penarikan kesimpulan yang
memanfaatkan sedikit persentase. Teknik ini digunakan karena data yang
diperoleh berupa data kualitatif, tetapi jumlah kesalahan yang ditemukan
menjadi dasar penarikan kesimpulan. Rumus perhitungan persentase yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
28
Keterangan: angka persentase frekuensi yang sedang dicari persentasenya jumlah frekuensi/banyaknya individu9
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses pelacakan secara sistematis transkrip
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar data
dipresentasikan semuanya kepada orang lain.10 Menurut Sugiyono analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.11
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menganalisis data
adalah sebagai berikut:
1. Mewawancarai guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII SMP IT
Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan tahun pelajaran 2018/2019.
2. Meminta 30 siswa kelas VIII untuk menulis sebuah teks berita dengan
pilihan tema pendidikan, penghafal Qur’an, atau hijrah.
3. Memilah teks berita karya siswa yang sesuai dengan unsur-unsur
berita, ragam berita, dan bahasa jurnalistik.
4. Mendata kelengkapan unsur berita, ragam berita, dan bahasa jurnalistik
tersebut dalam tabel kriteria teks berita.
5. Memilah teks berita karya siswa yang terdapat konjungsi koordinatif.
6. Mendata teks berita yang terdapat maupun tidak terdapat konjungsi
koordinatif dalam tabel kriteria konjungsi koordinatif. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 81. 10 Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-1. 2006), hlm. 110. 11Sugiyono, op.cit. hlm. 244
29
7. Menemukan kesalahan penulisan konjungsi koordinatif dalam teks
berita karya siswa.
8. Mendata kesalahan konjungsi koordinatif dalam tabel data kesalahan
penggunaan konjungsi koordinatif.
9. Memaparkan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan konjungsi
koordinatif dan memperbaikinya.
10. Menghitung jumlah kesalahan dengan rumus persentase.
11. Menginterpretasi data.
12. Menyimpulkan penelitian.
I. Penyajian Data
Data hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan uraian yang
menjelaskan tabel. Berikut adalah tabel yang digunakan untuk menyajikan
data.
Tabel 3.1
Kriteria Teks Berita
No. Kode
Siswa
Unsur-Unsur
Berita
Ragam Berita Bahasa Jurnalistik
Tabel 3.2
Kriteria Konjungsi Koordinatif
No. Kode
Siswa
Terdapat Konjungsi
Koordinatif
Tidak Terdapat Konjungsi
Koordinatif
Tabel 3.3
Data Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif
No. Kode Siswa Temuan Data Analisis Seharusnya yang Benar
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil SMP IT Ash Shiddiqiyyah
1. Gambaran Umum Sekolah
Yayasan Pendidikan Islam Terpadu Ash Shiddiqiyyah didirikan
pada tahun 2000. Awalnya yayasan ini hanya terdiri dari taman kanak-
kanak. Pada tahun 2001 yayasan ini membentuk sekolah dasar.
Yayasan Pendidikan Islam Terpadu Ash Shiddiqiyyah didirikan
oleh bapak H. Muhammad Siroj. Beliau mendirikan yayasan ini atas
permintaan ayahandanya yang bernama H. Muhammad Siddiq. Bapak
H. Muhammad Siroj juga merangkap menjadi ketua Yayasan
Pendidikan Islam Terpadu Ash Shiddiqiyyah. Pada tahun 2005 bapak
H. Muhammad Siroj meninggal dunia. Kepemimpinan yayasan ini
kemudian dilimpahkan pada Bapak H. Subhanallah selaku anak ketiga
dari bapak H. Muhammad Siroj.
Membenahi yayasan dari tahun 2005, bapak H. Subhanallah
bukan hanya memperbaiki kualitas sekolah secara menyeluruh namun
juga mengupgrade kualitas sekolah sehingga memiliki keunggulan
yang tidak dimiliki sekolah lain. Setelah merasa cukup puas dengan
pencapaian di TKIT dan SDIT, YPIT Ash Shiddiqiyyah di bawah
kepemimpinan bapak H. Subhanallah mendirikan SMPIT pada tahun
2015. Bapak H. Subhanallah juga merangkap sebagai kepala sekolah
SMPIT Ash Shiddiqiyyah.
Pada awalnya YPIT Ash Shiddiqiyyah berlokasi di Jalan Suka
Mulya I Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan. Namun karena
proyek tol Cinere Serpong, YPIT Ash Shiddiqiyyah tergusur dan harus
pindah lokasi. Kini YPIT Ash Shiddiqiyyah berlokasi di Perumahan
Bukit Indah, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan. Hanya berbeda
kelurahan saja dengan lokasi lama.
31
2. Visi, Misi , dan Tujuan SMP IT Ash Shiddiqiyyah a. Visi SMP IT Ash Shiddiqiyyah
“Menjadi Lembaga Pendidikan Berbasis Al Quran, Bahasa dan
Sains yang Berkarakter Akhlakul Karimah untuk Menghadirkan Generasi
Mandiri dan Terampil dalam Hidup Serta Siap Memasuki Jenjang
Pendidikan Selanjutnya".
b. Misi SMP IT Ash Shiddiqiyyah
1) Mengembangkan pendidikan sains dan bahasa berbasis Al Quran
2) Melakukan penelitian pendidikan karakter untuk menghasilkan
peserta didik
3) Mewujudkan siswa yang unggul pada prestasi akademik dan non
akademik
4) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler yang terprogram dan
terukur
5) Membiasakan budaya ilmiah dan budaya mutu
6) Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan sehat
7) Mewujudkan standarisasi pembelajaran Al Quran dan Hadits
c. Tujuan SMP IT Ash Shiddiqiyyah
1) Siswa mampu dan berhasil mengikuti tes akademik tingkat
pendidikan lanjutan, baik ke SMA/K Negeri terfavorit maupun
MAN dan Pesantren Tahfidz.
2) Siswa mampu meraih hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer
dengan perolehan nilai rata-rata 7,5
3) Setiap siswa minimal memiliki 1 keterampilan bidang olah raga dan
1 keterampilan bidang seni. (ekstrakurikuler)
4) Siswa mampu meraih prestasi lomba bidang Sains, Olah Raga, Seni
dan lomba bidang keagamaan.
5) Siswa memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi
6) Siswa memiliki kemampuan dasar dalam pengamalan agama baik di
lingkungan Sekolah, keluarga, dan masyarakat. (Adzan, Iqomah,
Shalat Jenazah, dll)
7) Siswa memiliki kemampuan membaca Al Quran dengan baik sesuai
kaidah tajwid dan makharijul huruf serta hafal minimal 3 juz
32
8) Siswa mampu menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan
kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik
9) Siswa mampu menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap
bangsa, negara, dan tanah air Indonesia
Tabel 4.1
Kurikulum SMP IT Ash Shiddiqiyyah
Komponen Alokasi Waktu/Klas
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2
10. Keterampilan/TIK 2 2 2
B. Muatan Lokal
Tahfidz Qur’an 2 2 2
Arab Qur’ani 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
1. Kegiatan Bimbingan Konseling (BK)
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Kepramukaan
b. Sepak bola /Futsal
c. Hadrah/Marawis
d. Sains Club/ Bimbingan materi olimpiade
e. Memanah
f. Tari Saman
g. Botanical
Jumlah 44 44 44
33
Tabel 4.2
Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP IT Ash Shiddiqiyyah
No. Nama Jabatan Pendidikan
1. H. Subhanallah, S. Pd. Kepsek, Guru
IPA S1 Pendidikan IPA
2. Meutia Triswati, S. Pd. Guru B. Indonesia S1 Pendidikan Bahasa
Indonesia
3. Luthfiya Tri K, S. Pd. Guru Matematika S1 Pendidikan Matematika
4. Dhuhana Putri R, S.Pd. Guru IPA S1 Pendidikan IPA
5. Ina Nur Hasanah, S.Pd. Guru Bahasa
Inggris S1 Pendidikan Bahasa Inggris
6. Paisal Aripin, S. Pd. Guru IPS, PKN S1 Pendidikan IPS
7. Amalia Rizkiyati, S.Pd. Guru Seni Budaya S1 Pendidikan Matematika
8. Reza Makhyudin, S.Kom. Guru TIK S1 Ilmu Komputer
9. Darma Sasmita, S.Si. Guru Tahfidz
Qur’an S1 Dirosat Islamiyah
10. Anshori, S. Si. Guru Arab
Qur’ani S1 Ilmu Alqur’an
11. Hermawan, S.Si Guru Olahraga S1 Dirosat Islamiyah
12. Robby’l Wathony, S. Pd.I Guru PAI S1 Pendidikan Agama
13. Hj. Tuti Alawiyah, A. Md Guru BK
14. Fardain Chandra, A.Md Tata Usaha
Tabel 4.3
Jumlah Peserta Didik SMP IT Ash Shiddiqiyyah
No Tahun Pelajaran Peserta Didik
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2015/2016 12 11 23
2 2016/2017 8 15 23
3 2017/2018 16 15 31
4 2018/2019 14 18 32
34
B. Deskripsi Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah teks berita karya siswa
kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah. Data dalam penelitian ini adalah
konjungsi koordinatif dalam teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT
Ash Shiddiqiyyah. Sebelumnya penulis telah melakukan wawancara
dengan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII. Berdasarkan hasil
wawancara, penulis mengetahui bahwa teks berita sudah pernah diajarkan
sebelumnya pada semester satu. Guru bidang studi bahasa Indoensia juga
sudah pernah memberikan tugas menulis teks berita. Namun penulis tidak
menggunakan teks berita yang sudah pernah dibuat. Penulis meminta
siswa untuk menulis sebuah teks berita dengan tema pendidikan, penghafal
Qur’an atau hijrah.
Dari tiga puluh satu siswa kelas VIII penulis hanya mendapat tiga
puluh teks berita karena pada saat pengambilan data satu orang siswa tidak
masuk. Tiga puluh teks berita tersebut dianalisis berdasarkan kelengkapan
unsur-unsur berita yaitu 5W+1H. Kemudian teks berita masing-masing
siswa digolongkan termasuk ragam berita apa berdasarkan cara
penyampaiannya. Penulis juga menganalisis bahasa jurnalistik seperti apa
yang digunakan siswa dalam teks beritanya. Setelah itu penulis memilah
teks berita yang terdapat konjungsi koordinatif dan teks berita yang tidak
terdapat konjungsi koordinatif. Lalu penulis menganalisis kesalahan
penggunaan konjungsi koordinatif dan memperbaikinya.
Berikut ini adalah nama-nama siswa kelas VIII SMP IT Ash
Shiddiqiyyah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019
Tabel 4.4
Daftar Nama dan Kode Siswa
No. NIS Nama Siswa Kode Siswa
1. 1718.7.001 Ahmad Naufal Afriansyah 01
2. 1718.7.002 Albin Paszan Kabista 02
3. 1718.7.003 Alifia salwa Afiffah 03
35
4. 1718.7.004 Annisa Kahila 04
5. 1718.7.005 Armytha Budi Tadjuddin 05
6. 1718.7.006 Darrel Falsyafa Al Aziz 06
7. 1718.7.007 Fanisa Yulianti 07
8. 1718.7.008 Febriyani Larasati 08
9. 1718.7.009 Gunawan Miftahul Choir 09
10. 1718.7.010 Ida Laila Tri Astuti 10
11. 1718.7.011 Ilham Rizqi Febrianto 11
12. 1718.7.012 Ilham Zurzani 12
13. 1718.7.013 Lidya Putri M 13
14. 1718.7.014 Muhammad Alviano Hersa 14
15. 1718.7.015 Meisya Amelia N 15
16. 1718.7.016 Muhammad Nabiel Rabbani 16
17. 1718.7.017 Muhammad Rifki 17
18. 1718.7.018 Muhammad Sudan akbar 18
19. 1718.7.019 Nabbilla Fauziyyah 19
20. 1718.7.020 Naufal Al Zafiar 20
21. 1718.7.021 Naufal Nafaro 21
22. 1718.7.022 Nawal Irsyad Rosyadi 22
23. 1718.7.023 Rizky Fardilla Purnawati 23
24. 1718.7.024 Siti I'anatul Maesaroh 24
25. 1718.7.025 Sri Rahayu 25
26. 1718.7.027 Hawa Dila Ananda 27
27. 1718.7.028 Yofan Herdiansyah 28
28. 1718.7.029 Shaqilla Azzahra 29
29. 1718.7.030 Naira Nafisah 30
30. 1718.8.031 Daffa Arya Wiranata 31
36
C. Pembahasan
1. Analisis Kriteria Teks Berita
Sebelum menganalisis kesalahan konjungsi koordinatif, teks berita karya
siswa terlebih dahulu dianalisis unsur-unsurnya. Apakah sudah mencakup
unsur 5W+1H. Selain itu dianalisis pula teks berita karya siswa termasuk
ragam berita langsung, berita ringan, berita kisah, atau laporan mendalam.
Bahasa yang digunakan siswa dalam menulis teks berita juga dianalisis
terlebih dahulu. Hasil analisis dituangkan dalam tabel kriteria teks berita
berikut ini.
Tabel 4.5
Kriteria Teks Berita
No. Kode
Siswa
Unsur-Unsur Berita Ragam
Berita
Bahasa Jurnalistik
1. 01
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Kalimat yang digunakan
terlalu panjang.
2. 02
Terdapat unsur what,
where, who, why, dan
how
Berita
ringan
Kalimat yang digunakan
terlalu panjang.
3. 03 Terdapat unsur what,
who, why, dan how
Berita
kisah
Bahasa yang digunakan
sederhana dan jelas.
Namun terdapat kalimat
yang rumpang.
4. 04
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Bahasa yang digunakan
sederhana dan jelas.
Namun terdapat kalimat
yang tidak efektif.
5. 05
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Bahasa yang digunakan
sederhana dan jelas.
37
6. 06
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Kalimat yang digunakan
terlalu panjang. Terdapat
kalimat tidak efektif
7. 07 Terdapat unsur what,
who, why, dan how
Berita
ringan
Kalimat yang digunakan
terlalu panjang.
8. 08
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Bahasa yang digunakan
sederhana dan mudah
dipahami.
9. 09 Terdapat unsur what,
who, why, dan how
Berita
kisah
Bahasa yang digunakan
sederhana sehingga
dapat dipahami.
10. 10
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Kalimat yang digunakan
terlalu panjang.
11. 11
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Kalimat yang digunakan
terlalu panjang.
12. 12
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Penulisan tanda baca
tidak benar sehingga
bahasa sulit dipahami
13. 13
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Kalimat yang digunakan
terlalu panjang.
14. 14
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Kalimat yang digunakan
terlalu panjang. Terdapat
penggunaan istilah asing.
15. 15
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Bahasa yang digunakan
singkat, dan jelas.
16. 16 Terdapat unsur what, Berita Kalimat yang digunakan
38
when, where, who, why,
dan how
ringan terlalu panjang. Terdapat
penggunaan istilah asing.
17. 17
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Terdapat pilihan kata
yang kurang tepat dan
penggunaan tanda baca
yang keliru.
18. 18
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Kalimat yang digunakan
panjang namun jelas dan
mudah dipahami.
19. 19
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Kalimat yang digunakan
panjang namun jelas dan
mudah dipahami.
20. 20
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Kalimat yang digunakan
panjang namun jelas dan
mudah dipahami.
21. 21
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Terdapat pilihan kata
yang kurang tepat.
22. 22
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Bahasa yang digunakan
singkat, dan jelas.
23. 23
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Bahasa yang digunakan
singkat, dan jelas.
24. 24
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Bahasa yang digunakan
singkat, dan jelas.
25. 25
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Kalimat yang digunakan
panjang. Terdapat
pilihan kata yang kurang
39
tepat.
26. 27
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Bahasa yang digunakan
singkat, dan jelas.
27. 28 Terdapat unsur what,
who, why, dan how
Berita
ringan
Terdapat pilihan kata
yang kurang tepat
sehingga kalimat
menjadi tidak efektif.
28. 29
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Kalimat yang digunakan
panjang. Beberapa
kalimat dengan gagasan
yang sama diulang
kembali sehingga
bertele-tele dan tidak
efektif.
29. 30
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
kisah
Bahasa yang digunakan
singkat, dan jelas.
30. 31
Terdapat unsur what,
when, where, who, why,
dan how
Berita
ringan
Bahasa yang digunakan
singkat, dan jelas.
Teks berita 01 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu perayaan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2018.
Unsur when yaitu pada tanggal 17 Agustus 2018. Unsur where yaitu di
Sekolah Tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu murid-murid sekolah
tahfidz. Unsur why yaitu perayaan kemerdekaan diisi dengan perlombaan
dapat melatih kesabaran dan kejujuran. Unsur how yaitu guru-guru sekolah
harus sabar dalam membimbing siswa karena banyak siswa yang bolos
saat acara tersebut. Teks berita 01 termasuk jenis teks berita ringan karena
40
tidak bersifat harus segera ditayangkan. Bahasa yang digunakan dalam
teks berita ini jelas tetapi kalimat yang digunakan cukup panjang.
Teks berita 02 tidak memiliki unsur when, sehingga unsur-unsur
teks beritanya tidak lengkap. Unsur what yaitu metode guru dalam
mengajar di dalam kelas. Unsur where yaitu di kelas. Unsur who yaitu
siswa dan guru. Unsur why yaitu siswa mudah bosan dengan metode
mengajar yang monoton. Unsur how yaitu guru harus kreatif agar
pembelajaran menarik dan tidak membosankan. Teks berita 02 termasuk
jenis teks berita ringan karena tidak bersifat harus segera ditayangkan.
Bahasa yang digunakan dalam teks berita ini jelas tetapi kalimat yang
digunakan cukup panjang.
Teks berita 03 tidak memiliki unsur when dan where, sehingga
unsur-unsur teks beritanya tidak lengkap. Unsur what yaitu meraih
kesuksesan hidup dengan menghafal Al-Qur’an. Unsur who yaitu
Muhammad Farhan. Unsur why yaitu setelah menghafal 30 juz Al-Qur’an
Farhan lebih mudah memahami pelajaran. Unsur how yaitu Farhan
diterima di Fakultas Kedokteran UIN Jakarta. Teks berita 03 termasuk
jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang dapat menyentuh
perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Bahasa yang digunakan
sederhana dan jelas tetapi terdapat kalimat yang rumpang, yiatu “Selain
seorang hafidz Qur’an ia juga tidak pernah dari pelajarannya.”
Teks berita 04 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu Mengasah jiwa berwirausaha sejak dini. Unsur when
yaitu pada tanggal 10 September 2018. Unsur where yaitu di SMP dan
SMA di Tangerang Selatan. Unsur who yaitu siswa SMP dan SMA di
Tangerang Selatan. Unsur why yaitu sembilan dari sepuluh pintu rezeki
diperoleh lewat berniaga. Unsur how yaitu sejak dini siswa diajak
berwirausaha agar lebih menghargai uang. Teks berita 04 termasuk jenis
teks berita kisah karena membahas kejadian yang dapat menyentuh
perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Bahasa yang digunakan
41
sederhana dan jelas. Namun terdapat kalimat tidak efektif, yiatu “Kegiatan
ini bergerak lewat kegiatan rohis.”
Teks berita 05 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu kebersihan sekolah adalah tanggung jawab semua warga
sekolah. Unsur when yaitu pada tanggal 20 Agustus 2018. Unsur where
yaitu di SDIT dan SMPIT Ash Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu seluruh
warga sekolah, termasuk siswa, guru, karyawan, dan wali siswa. Unsur
why yaitu mencintai kebersihan adalah ajaran Rasulullah saw. Unsur how
yaitu setiap hari jumat OSIS bersama semua warga sekolah melaksanakan
program jumat bersih. Teks berita 04 termasuk jenis teks berita ringan
karena tidak bersifat harus segera ditayangkan. Bahasa yang digunakan
sederhana dan jelas.
Teks berita 06 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu OSIS adalah mitra guru. Unsur when yaitu pada tanggal
17 Agustus 2018. Unsur where yaitu di SMPIT Ash Shiddiqiyyah. Unsur
who yaitu seluruh anggota OSIS dan guru. Unsur why yaitu anggota OSIS
selalu siap siaga membantu guru untuk menyukseskan kegiatan sekolah.
Unsur how yaitu anggota OSIS rela meluangkan waktu liburnya. Teks
berita 06 termasuk jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang
dapat menyentuh perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Kalimat yang
digunakan terlalu panjang. Terdapat kalimat tidak efektif yiatu “OSIS
adalah mitra para guru atau yang lebih jelas lagi adalah sahabat para
guru.”
Teks berita 07 tidak memiliki unsur when dan where, sehingga
unsur-unsur teks beritanya tidak lengkap. Unsur what yaitu Banyak cara
untuk menghafal surat yang panjang. Unsur who yaitu siswa sekolah
tahfidz. Unsur why yaitu tidak ada ruginya mengajarkan anak menghafal
Al-Qur’an di usia sedini mungkin. Unsur how yaitu dibaca berulang kali
hingga hafal atau dengan teknik memotong menjadi beberapa bagian kecil.
Teks berita 07 termasuk jenis teks berita ringan karena tidak bersifat harus
segera ditayangkan. Kalimat yang digunakan terlalu panjang.
42
Teks berita 08 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu orang tua adalah mitra sekolah. Unsur when yaitu pada
tanggal 17 Agustus 2018. Unsur where yaitu di sekolah tahfidz Ash
Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu wali siswa dan pengurus komite. Unsur
why yaitu wali siswa mendukung semua kegiatan sekolah. Unsur how
yaitu wali siswa bekerjasama dengan sekolah dalam berbagai kegiatan
serta mengadakan pertemuan secara rutin. Teks berita 08 termasuk jenis
teks berita ringan karena tidak bersifat harus segera ditayangkan. Bahasa
yang digunakan sederhana dan mudah dipahami.
Teks berita 09 tidak memiliki unsur when dan where, sehingga
unsur-unsur teks beritanya tidak lengkap. Unsur what yaitu menghindari
verbal bullying. Unsur who yaitu siswa kepala sekolah dan siswa. Unsur
why yaitu sering ditemukan sesama siswa saling ejek. Unsur how yaitu
kepala sekolah seharusnya sering memantau dan menasehati siswa. Teks
berita 07 termasuk jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang
dapat menyentuh perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Bahasa yang
digunakan sederhana sehingga dapat dipahami.
Teks berita 10 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu meraih berkah karena menjadi guru di sekolah tahfidz.
Unsur when yaitu pada tanggal 18 Agustus 2018. Unsur where yaitu di
sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu bu Hanny dan
anaknya. Unsur why yaitu anak bu Hanny berhasil menghafal dua juz saat
masih kelas 3 SD. Unsur how yaitu berkah mengajar di sekolah tahfidz
sehingga anaknya mendapat kemudahan dalam menghafal Qura’an. Teks
berita 10 termasuk jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang
dapat menyentuh perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Kalimat yang
digunakan terlalu panjang.
Teks berita 11 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu mengajarkan permainan tradisional pada generasi
milenial. Unsur when yaitu pada tanggal 17 Agustus 2018. Unsur where
yaitu di sekolah Ash Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu bu siswa siswi
43
sekolah Ash Shiddiqiyyah. Unsur why yaitu menyelamatkan permainan
tradisional dari kepunahan. Unsur how yaitu memasukkan permainan
tradisional dalam perlombaan di sekolah Ash Shiddiqiyyah. Teks berita 11
termasuk jenis teks berita ringan karena tidak bersifat harus segera
ditayangkan. Kalimat yang digunakan terlalu panjang.
Teks berita 12 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu mendidik kejujuran siswa dengan kantin kejujuran. Unsur
when yaitu pada tanggal 20 Agustus 2018. Unsur where yaitu di kantin
sekolah. Unsur who siswa siswi sekolah. Unsur why yaitu melatih
kejujuran siswa. Unsur how yaitu siswa melayani sendiri ketika melakukan
transaksi di kantin. Teks berita 12 termasuk jenis teks berita ringan karena
tidak bersifat harus segera ditayangkan. Penulisan tanda baca tidak benar
sehingga bahasa sulit dipahami.
Teks berita 13 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu sekolah yang menargetkan siswanya menjadi penghafal
Qur’an. Unsur when yaitu sejak tahun 2000. Unsur where yaitu yayasan
sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu ketua yayasan sekolah
tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur why yaitu demi menciptakan generasi
penghafal Qur’an. Unsur how yaitu sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah
memasukkan dua jam pelajaran untuk tahfidz yaitu siswa menghafal dan
menyetorkan hafalannya pada guru mentor yang sudah ditugaskan. Teks
berita 13 termasuk jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang
dapat menyentuh perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Kalimat yang
digunakan terlalu panjang.
Teks berita 14 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu mabit Qur’an untuk mencetak generasi penghafal Qur’an.
Unsur when yaitu pada tanggal 9 Agustus 2018. Unsur where yaitu di
sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu siswa sekolah tahfidz
Ash Shiddiq. Unsur why yaitu mabit Qur’an sebagai salah satu program
yang membantu siswa mengejar target hafalannya. Unsur how yaitu acara
diawali dengan ifthor jama’i disusul dengan materi lalu diakhiri dengan
44
setoran hafalan hingga tidur. Teks berita 14 termasuk jenis teks berita
ringan karena tidak bersifat harus segera ditayangkan. Kalimat yang
digunakan terlalu panjang. Terdapat penggunaan istilah asing.
Teks berita 15 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu siswa berprestasi. Unsur when yaitu pada tanggal 16 Juli
2018. Unsur where yaitu di SMKN 4 Tangerang Selatan. Unsur who yaitu
Aksel Reyhan Sarafi. Unsur why yaitu Aksel adalah anak yang berprestasi
sejak ia sekolah dasar. Unsur how yaitu program tahfidz yang dimiliki
SMPIT Aksel menjadi penghantarnya menuju SMKN favoritnya. Teks
berita 15 termasuk jenis teks berita ringan karena tidak bersifat harus
segera ditayangkan. Bahasa yang digunakan singkat, dan jelas.
Teks berita 16 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu mengasah kemampuan public speaking siswa dengan
mengadakan sistem kultum bergilir. Unsur when yaitu setiap senin sampai
kamis. Unsur where yaitu di sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur who
yaitu siswa sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur why yaitu mata
pelajaran bahasa Indonesia di sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah
mengutamakan keterampilan berbicara dan menulis. Unsur how yaitu tema
kultum telah ditentukan oleh guru agama yaitu seputar siroh nabawiyah.
Teks berita 16 termasuk jenis teks berita ringan karena tidak bersifat harus
segera ditayangkan. Kalimat yang digunakan terlalu panjang. Terdapat
penggunaan istilah asing.
Teks berita 17 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu melatih motorik halus. Unsur when yaitu 20 Agustus.
Unsur where yaitu di TK Ash Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu guru TK.
Unsur why yaitu permainan edukatif digunakan untuk merangsang motorik
halus agar anak TK bisa menulis dengan benar. Unsur how yaitu siswa
diajak membuat sebuah kreasi menggunakan barang bekas sehingga
motorik halusnya dapat terlatih. Teks berita 17 termasuk jenis teks berita
ringan karena tidak bersifat harus segera ditayangkan. Terdapat pilihan
kata yang kurang tepat dan penggunaan tanda baca yang kurang tepat.
45
Teks berita 18 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu motivasi anak agar semangat menghafal. Unsur when
yaitu 16 Agustus 2018. Unsur where yaitu di sekolah tahfidz Ash
Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu Ibu Yani. Unsur why yaitu anak
memahami tujuan utamanya dalam menghafal Al-Qur’an. Unsur how yaitu
menyampaikan hal ini harus empat mata, dari hati ke hati. Teks berita 17
termasuk jenis teks berita ringan karena tidak bersifat harus segera
ditayangkan. Bahasa yang digunakan singkat, dan jelas.
Teks berita 19 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu setiap orang tua adalah contoh bagi anak-anaknya. Unsur
when yaitu 21 Agustus 2018. Unsur where yaitu di kampung dukuh. Unsur
who yaitu Dwi Prajitno. Unsur why yaitu interaksi anak dan orang tua
merupakan interaksi yang paling sering dilakukan. Unsur how yaitu jika
orang tua memberi contoh baik, anak akan berperilaku baik. Teks berita 19
termasuk jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang dapat
menyentuh perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Kalimat yang
digunakan panjang namun jelas dan mudah dipahami.
Teks berita 20 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu nilai bukanlah segalanya, proses pembelajaran yang
paling utama. Unsur when yaitu 12 Agustus 2018. Unsur where yaitu di
kampung dukuh. Unsur who yaitu Dini Aminarti. Unsur why yaitu orang
tua yang hanya menilai hasil anak dari ulangannya bukan dari kerja keras
anak. Unsur how yaitu cukup berikan anak pujian walau nilai anak belum
sempurna. Teks berita 20 termasuk jenis teks berita kisah karena
membahas kejadian yang dapat menyentuh perasaan dan memiliki unsur
manusiawi. Kalimat yang digunakan panjang namun jelas dan mudah
dipahami.
Teks berita 21 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu larangan membawa handphone ke sekolah. Unsur when
yaitu 18 Agustus 2018. Unsur where yaitu di sekolah Ash Shiddiqiyyah.
Unsur who yaitu kepala sekolah. Unsur why yaitu ketika seorang anak
46
membawa handphone ke sekolah akan disalahgunakan untuk bermain
game. Unsur how yaitu jika ditemukan siswa membawa handphone ke
sekolah maka akan disita. Teks berita 21 termasuk jenis teks berita ringan
karena tidak bersifat harus segera ditayangkan. Kalimat yang digunakan
panjang. Terdapat pilihan kata yang kurang tepat.
Teks berita 22 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu bahaya media sosial bagi pelajar. Unsur when yaitu tahun
2017. Unsur where yaitu di Kelurahan Serua Indah, Kecamatan Ciputat,
Kota Tangerang Selatan. Unsur who yaitu siswa kelas 5 SD. Unsur why
yaitu siswa kelas 5 SD merokok karena pergaulannya di media sosial.
Unsur how yaitu orang tua harus lebih menjaga anaknya dari dampak
negatif media sosial. Teks berita 22 termasuk jenis teks berita kisah karena
membahas kejadian yang dapat menyentuh perasaan dan memiliki unsur
manusiawi. Bahasa yang digunakan singkat, dan jelas.
Teks berita 23 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu trend pakaian syar’i. Unsur when yaitu 20 Agustus 2018.
Unsur where yaitu di masjid Al-Muhajirin. Unsur who yaitu ibu-ibu
majelis taklim. Unsur why yaitu semakin banyak penjuan pakaian syar’i
dengan harga yang terjangkau bagi semua kalangan. Unsur how yaitu trend
pakaian syar’i diawali oleh menjamurnya tayangan film islami. Teks berita
23 termasuk jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang dapat
menyentuh perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Bahasa yang
digunakan singkat, dan jelas.
Teks berita 24 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu bercadar tetapi tidak berkaus kaki. Unsur when yaitu 21
Agustus 2018. Unsur where yaitu di Tangerang Selatan. Unsur who yaitu
santriwati. Unsur why yaitu kurangnya pemahaman pemakaian cadar.
Unsur how yaitu mengedukasi dengan cara yang halus. Teks berita 24
termasuk jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang dapat
menyentuh perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Bahasa yang
digunakan singkat, dan jelas.
47
Teks berita 25 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu mendidik siswa lewat ekstrakurikuler botanical. Unsur
when yaitu 18 Agustus 2018. Unsur where yaitu di sekolah tahfidz Ash
Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu Ibu Tuti Alawiyah. Unsur why yaitu agar
siswa tahu cara melindungi bumi dari kerusakan. Unsur how yaitu siswa
diajarkan melakukan penghijauan dengan menggunakan barang bekas
untuk bercocok tanam. Teks berita 25 termasuk jenis teks berita ringan
karena tidak bersifat harus segera ditayangkan. Kalimat yang digunakan
panjang. Terdapat pilihan kata yang kurang tepat sehingga kalimat sulit
dipahami.
Teks berita 27 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu media sosial adalah sarana pendidikan. Unsur when yaitu
20 Agustus 2018. Unsur where yaitu sekolah di Perumahan Bukit Indah.
Unsur who yaitu guru di sekolah tersebut. Unsur why yaitu pelajar
biasanya menggunakan media sosial untuk hal-hal yang tidak terlalu
bermanfaat. Unsur how yaitu para guru berinisiatif untuk menggunakan
media sosial sebagai sarana pembelajaran. Teks berita 27 termasuk jenis
teks berita ringan karena tidak bersifat harus segera ditayangkan. Bahasa
yang digunakan singkat, dan jelas.
Teks berita 28 tidak memiliki unsur when dan where, sehingga
unsur-unsur teks beritanya tidak lengkap. Unsur what yaitu lahan sekolah
baru. Unsur who yaitu wali siswa sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur
why yaitu sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah mendapat lahan baru yang
luasnya dua kali lipat sekolah lama. Unsur how yaitu wali siswa dan siswa
senang dengan lahan sekolah baru karena fasilitas semakin bagus. Teks
berita 28 termasuk jenis teks berita ringan karena tidak bersifat harus
segera ditayangkan. Kalimat yang digunakan panjang. Terdapat pilihan
kata yang kurang tepat sehingga kalimat menjadi tidak efektif.
Teks berita 29 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu guru termasuk pekerjaan yang gajinya masih di bawah
UMR. Unsur when yaitu tahun 2014 s.d. 2018. Unsur where yaitu di
48
Tangerang Selatan. Unsur who yaitu guru honorer dan guru sekolah
swasta. Unsur why yaitu seharusnya gaji yang didapatkan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Unsur how yaitu menjadi guru
merupakan tugas mulia yang balasannya bukan hanya dari manusia, tetapi
juga langsung dari sang pencipta. Teks berita 29 termasuk jenis teks berita
kisah karena membahas kejadian yang dapat menyentuh perasaan dan
memiliki unsur manusiawi. Kalimat yang digunakan panjang. Beberapa
kalimat dengan gagasan yang sama diulang kembali sehingga bertele-tele
dan tidak efektif.
Teks berita 30 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu kepala sekolah muda yang berprestasi. Unsur when yaitu
bulan Agustus 2016. Unsur where yaitu di Tangerang Selatan. Unsur who
yaitu Paisal Aripin. Unsur why yaitu usia muda bukanlah halangan untuk
berkarya, produktif, dan mengabdi untuk ummat. Unsur how yaitu lewat
ajang kompetisi kepala sekolah berprestasi ia menguji profesionalitasnya
dan menyabet juara dua tingkat kota Tangerang Selatan. Teks berita 30
termasuk jenis teks berita kisah karena membahas kejadian yang dapat
menyentuh perasaan dan memiliki unsur manusiawi. Bahasa yang
digunakan singkat, dan jelas.
Teks berita 31 memiliki unsur-unsur yang lengkap, mencakup
unsur what yaitu ekstrakulikuler yang meningkatkan kemampuan
berbicara siswa. Unsur when yaitu 18 Agustus 2018. Unsur where yaitu
sekolah tahfidz Ash Shiddiqiyyah. Unsur who yaitu bapak H. Subhanallah.
Unsur why yaitu bapak H. Subhanallah berharap siswanya dapat memiliki
kemampuan public speaking yang akan bermanfaat untuk masa depan
siswanya. Unsur how yaitu salah satu ekstrakulikuler tersebut mengajarkan
siswa menjadi pembaca berita. Teks berita 31 termasuk jenis teks berita
ringan karena tidak bersifat harus segera ditayangkan. Bahasa yang
digunakan singkat, dan jelas.
49
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui kelengkapan unsur-
unsur berita karya siswa. Dari tiga puluh teks berita karya siswa, dua puluh
lima diantaranya memiliki unsur-unsur yang lengkap sedangkan satu teks
berita tidak memiliki unsur when dan empat teks berita tidak memiliki
unsur when dan where. Pada teks berita karya siswa hanya terdapat ragam
berita ringan dan berita kisah. Ragam berita langsung dan laporan
mendalam tidak ditemukan. Berdasarkan wawancara dengan siswa,
diketahui bahwa siswa membuat berita berdasarkan tugas yang pernah
diberikan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia saat semester satu
sehingga berita yang diangkat adalah topik saat semester satu. Hal ini yang
menjadi alasan mengapa tidak terdapat ragam berita langsung. Ragam
berita laporan mendalam juga tidak ditemukan karena berdasarkan
pengakuan siswa, mereka tidak melakukan pencarian data secara
mendalam, hanya mewawancarai narasumber atau mengamati kejadian
atau lingkungan saja.
Bahasa yang digunakan siswa dalam menuliskan teks berita
beragam. Ditemukan dua belas teks berita yang menggunakan kalimat
cukup panjang. Selain itu ditemukan lima teks berita yang menggunakan
kalimat sederhana. Ditemukan pula dua belas teks berita dengan bahasa
yang jelas. Kalimat rumpang hanya ditemukan pada satu teks berita.
Kalimat tidak efektif ditemukan pada empat teks berita. Ditemukan dua
teks berita yang keliru dalam menempatkan tanda baca. Ditemukan dua
teks berita yang menggunakan istilah asing. Selain itu penggunaan bahasa
yang singkat ditemukan pada tujuh teks berita. Pemilihan diksi yang
kurang tepat ditemukan pada empat teks berita.
2. Analisis Kriteria Konjungsi Koordinatif
Setelah menganalisis kriteria teks berita, penulis menganalisis
kriterian konjungsi koordinatif pada tiga puluh teks berita karya siswa.
Penulis memilah teks berita yang terdapat penggunaan konjungsi
koordinatif yaitu mencakup kata dan, dengan, tetapi, namun, sedangkan,
50
adalah, lalu, kemudian, atau, malah, serta, sebaliknya, bahkan, lagipula,
apalagi, jangankan, itupun, kecuali, melainkan, hanya, selanjutnya, mula-
mula, yaitu, yakni, bahwa, ialah, jadi, karena itu, dan sebab itu. Hasil
analisis dituangkan dalam tabel kriteria konjungsi koordinatif berikut ini.
Tabel 4.6
Kriteria Konjungsi Koordinatif
No. Kode Siswa Terdapat
Konjungsi
Koordinatif
Tidak Terdapat
Konjungsi Koordinatif
1. 01 dan dan dengan
2. 02 dan dan dengan
3. 03
dan, adalah, malah
dan dengan
4. 04 dan
5. 05
dan, adalah, dan
dengan
6. 06
dan, adalah, dan
dengan
7. 07
dan, namun, dan
dengan
8. 08
dan, adalah, dan
dengan
9. 09
dan, adalah, tetapi,
dan dengan
10. 10
Tidak terdapat konjungsi
koordinatif
11. 11
dan, adalah, dan
dengan
12. 12
dan, adalah, dan
dengan
51
13. 13 dan, dan dengan
14. 14 dan
15. 15
dan, adalah, dan
dengan
16. 16 dan, dan dengan
17.
17
dan, adalah, yaitu,
sedangkan, dan
dengan
18. 18
dan, adalah, dan
dengan
19. 19 dan dan adalah
20. 20
Namun, tetapi, dan
adalah
21. 21
dan, adalah, dan
dengan
22. 22
dan, adalah, dan
jadi
23. 23 dan, dan dengan
24.
24
namun, sedangkan,
malah, tetapi, dan
dengan
25. 25 dan dan bahwa
26. 27 dan dan dengan
27. 28
dan, adalah, jadi,
dan namun
28. 29
dan, bahwa, tetapi,
dan namun
29. 30 dan
30. 31
dan, lalu, dan
dengan
52
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa satu dari tiga
puluh teks berita tidak terdapat konjungsi koordinatif di dalamnya. Satu
teks berita hanya menggunakan konjungsi subordinatif dalam teks berita
karyanya. Dua puluh sembilan teks berita lainnya terdapat penggunaan
konjungsi koordinatif. Penggunaan konjungsi yang paling banyak adalah
konjungsi dan. Dari dua puluh sembilan teks berita karya siswa, dua puluh
tujuh diantaranya menggunakan konjungsi dan. Dua teks berita tidak
terdapat konjungsi dan. Penggunaan konjungsi dengan terdapat pada dua
puluh teks berita. Penggunaan konjungsi adalah terdapat pada lima belas
teks berita. Penggunaan konjungsi namun terdapat pada lima teks berita.
Penggunaan konjungsi tetapi terdapat pada lima teks berita. Penggunaan
konjungsi malah terdapat pada dua teks berita. Penggunaan konjungsi
sedangkan terdapat pada dua teks berita. Penggunaan konjungsi jadi
terdapat pada dua teks berita. Penggunaan konjungsi bahwa terdapat pada
dua teks berita. Penggunaan konjungsi yaitu terdapat pada satu teks berita.
Penggunaan konjungsi lalu terdapat pada satu teks berita.
3. Analisis Kesalahan Konjungsi Koordinatif
Setelah memilah teks berita yang menggunakan konjungsi
koordinatif penulis menganalisis penggunaan konjungsi koordinatif yang
belum tepat. Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan dua jenis
kesalahan. Pertama, kesalahan pemilihan konjungsi yang tidak sesuai
fungsinya. Kedua, kesalahan penulisan konjungsi. Hasil dari identifikasi
kesalahan tersebut penulis uraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Data Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif
No. Kode
Siswa
Penulisan yang
Salah Analisis
Penulisan yang
Benar
1. 31 Para siswa akan
diberikan kertas
berita dan
Pilihan konjungsi
yang digunakan
kurang tepat, tidak
Para siswa akan
diberikan kertas
berita kemudian
53
membacanya
layaknya pembawa
berita.
sesuai fungsinya. membacanya
layaknya
pembawa berita.
2. 31
Lalu pelatih
ekstrakurikuler akan
mengajarkan mereka
cara membacanya.
Penulisan
konjungsi lalu
kurang tepat,
seharusnya
konjungsi lalu
digunakan di antara
dua buah klausa
dalam kalimat
majemuk setara.
Pelatih
ekstrakurikuler
akan mengajarkan
mereka cara
membacanya.
3. 29 Seperti yang
dinyatakan bahwa
pekerjaan guru susah
dan beban berat.
Tetapi dari pihak
pemerintah
memberikan gaji
yang tidak layak.
Pemilihan
konjungsi tetapi
kurang tepat.
Konjungsi tetapi
tidak digunakan
pada awal kalimat.
Seperti yang
dinyatakan bahwa
pekerjaan guru
susah dan beban
berat. Namun dari
pihak pemerintah
memberikan gaji
yang tidak layak.
4. 29 Seharusnya gaji yang
didapatkan tidak
cukup memenuhi
kebutuhan hidup,
namun kenyataannya
gaji tersebut dapat
memenuhi kebutuhan
hidup guru.
Penggunaan
konjungsi namun
kurang tepat.
Seharusnya
konjungsi namun
digunakan di awal
kalimat.
Seharusnya gaji
yang didapatkan
tidak cukup
memenuhi
kebutuhan hidup,
tetapi
kenyataannya gaji
tersebut dapat
memenuhi
kebutuhan hidup
54
guru.
5. 28 Sekolah Tahfidz Ash
Shiddiqiyyah
menemukan sebuah
lahan yang sangat
luas 2 kali lipat
dengan sekolahan
yang lama.
Konjungsi dengan
yang dipilih kurang
tepat. Seharusnya
gunakan konjungsi
yang fungsinya
membandingkan
Sekolah Tahfidz
Ash Shiddiqiyyah
menemukan
sebuah lahan yang
sangat luas 2 kali
lipat dari sekolah
yang lama.
6. 28 Dan wali murid Ash
Shiddiqiyyah ikut
senang karena anak-
anak jadi semangat
belajar.
Konjungsi dan
tidak digunakan di
awal kalimat.
Wali murid Ash
Shiddiqiyyah ikut
senang karena
anak-anak jadi
semangat belajar.
7. 14 Dini hari, diawali
dengan tahajud, lalu
dilanjut dengan
setoran hafalan lagi
sampai pagi.
Kemudian bersiap
untuk kegiatan
sekolah normal
seperti sedia kala.
Konjungsi
kemudian
seharusnya menjadi
penghubung klausa
dalam kalimat
majemuk.
Dini hari diawali
dengan tahajud
lalu dilanjut
dengan setoran
hafalan lagi
sampai pagi.
Setelah semua
kegiatan selesai,
kemudian bersiap
untuk kegiatan
sekolah normal
seperti sedia kala.
8. 13 Dengan demikian,
demi menciptakan
generasi penghafal
Quran dibutuhkan
kurikulum yang tepat.
Pemilihan
konjungsi kurang
tepat.
Karena itu, demi
menciptakan
generasi penghafal
Quran dibutuhkan
kurikulum yang
55
tepat.
9. 13 Mencetak generasi
yang cinta Al-Quran,
memahami dan
mengaplikasian
kandungan Al-Quran,
serta berakhlak
qur’ani.
Konjungsi dan dan
serta yang
digunakan kurang
tepat karena tidak
efektif
penggunaannya.
Mencetak generasi
yang cinta Al-
Quran,
memahami,
mengaplikasian
kandungan Al-
Quran, dan
berakhlak qurani.
10. 23 Sudah lima tahun
berjalan dan semakin
banyak penjual
pakaian syari dengan
varian harganya yang
semakin terjangkau
bagi semua kalangan.
Konjungsi yang
digunakan kurang
tepat berdasarkan
fungsinya.
Setelah lima tahun
berjalan, semakin
banyak penjual
pakaian syari,
bahkan varian
harganya semakin
terjangkau bagi
semua kalangan.
11. 19
Jika orang tua
berperilaku baik,
anak itu akan
berperilaku baik. Dan
begitu pula
sebaliknya.
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Jika orang tua
berperilaku baik,
anak itu akan
berperilaku baik,
begitu pula
sebaliknya.
12. 07
Dan ada tips-tips
lainnya untuk
menghafalkan surat
yang cukup panjang,
yaitu dengan
membagi surat
tersebut menjadi
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Ada tips-tips
lainnya untuk
menghafalkan
surat yang cukup
panjang, yaitu
membagi surat
tersebut menjadi
56
beberapa bagian. beberapa bagian.
13. 30
Dan perilaku Paisal
Aripin patut dicontoh
oleh pemuda jaman
sekarang.
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Perilaku Paisal
Aripin patut
dicontoh oleh
pemuda jaman
sekarang.
14. 05
Dengan demikian
menjaga kebersihan
sekolah adalah
tanggung jawab
semua warga sekolah.
Konjungsi yang
digunakan kurang
tepat berdasarkan
fungsinya.
Jadi, menjaga
kebersihan sekolah
merupakan
tanggung jawab
semua warga
sekolah.
15. 06
Organisasi Siswa
Intra Sekolah atau
yang sering disebut
dengan OSIS adalah
mitra para guru…
Konjungsi yang
digunakan kurang
tepat berdasarkan
fungsinya.
Organisasi Siswa
Intra Sekolah atau
sering disebut
OSIS adalah mitra
para guru…
16. 22
Bahaya dari merokok
adalah merusak paru-
paru dan
membahayakan tubuh
dan dapat
menyebabkan
kematian.
Konjungsi dan
yang digunakan
kurang efektif.
Bahaya dari
merokok adalah
merusak paru-
paru,
membahayakan
tubuh, dan dapat
menyebabkan
kematian.
17. 04
Dan akhwat tersebut
mengajarkan kepada
siswa SMP dan SMA
untuk berniaga.
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Akhwat tersebut
mengajarkan
kepada siswa SMP
dan SMA untuk
berniaga.
57
18. 08
Orang tua adalah
guru pertama bagi
anak-anaknya tapi
orang tua juga harus
mensekolahkan
anaknya.
Penulisan
konjungsi kurang
tepat.
Orang tua adalah
guru pertama bagi
anak-anaknya,
tetapi orang tua
juga harus
menyekolahkan
anaknya.
19. 08
Dan pastinya orang
tua murid adalah
mitra sekolah.
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Pastinya orang tua
murid adalah mitra
sekolah.
20. 08
Sudah sewajarnya
orang tua siswa
bekerja sama dengan
sekolah dalam
kegiatan maupun
dalam proses
pendidikan anak.
Susunan penulisan
konjungsi dalam
struktur kalimat
kurang tepat
berdasarkan fungsi
konjungsinya.
Sudah sewajarnya
orang tua siswa
dengan pihak
sekolah saling
bekerja sama
dalam kegiatan
maupun dalam
proses pendidikan
anak.
21. 24
Pada tanggal 21
Agustus 2018 ada
seorang santri dari
rumah yatim
menggunakan cadar,
namun ia tidak
memakai kaos kaki.
Penggunaan
konjungsi namun
kurang tepat.
Seharusnya
konjungsi namun
digunakan di awal
kalimat.
Pada tanggal 21
Agustus 2018 ada
seorang santri dari
rumah yatim
menggunakan
cadar, tetapi ia
tidak memakai
kaus kaki.
22. 24
Sedangkan wajah
yang tidak wajib
Pemilihan
konjungsi kurang
Sebaliknya, wajah
yang tidak wajib
58
ditutupi tetapi malah
ditutup-tutupi.
tepat berdasarkan
fungsinya.
ditutupi malah
ditutup-tutupi.
23. 17
Terkadang dengan
menggunakan barang
bekas.
Penggunaan
konjungsi dengan
tidak sesuai
fungsinya.
Terkadang
menggunakan
barang bekas.
24. 01
Dan banyak murid-
murid yang
mengikuti lomba 17
agustus di sekolah
tahfidz.
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Banyak murid-
murid yang
mengikuti lomba
17 agustus di
sekolah tahfidz.
25. 11
Siswa-siswi Ash
Shiddiqiyyah
mengenalkan
permainan tradisional
pada generasi
milenial yang lebih
sering berinteraksi
dengan gadget adalah
solusi sempurna
untuk
menyelamatkan
permainan tradisional
dari kepunahan.
Pemilihan
konjungsi yang
digunakan kurang
tepat berdasarkan
fungsinya.
Siswa-siswi Ash
Shiddiqiyyah
mengenalkan
permainan
tradisional pada
generasi milenial
yang lebih sering
berinteraksi
dengan gadget
merupakan solusi
sempurna untuk
menyelamatkan
permainan
tradisional dari
kepunahan.
26. 02
Guru dapat
menggunaan media
audio visual,
membuat games.
Konjungsi atau
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Guru dapat
menggunaan
media audio
visual, membuat
59
Atau melakukan
kerja kelompok antar
murid.
games, atau
melakukan kerja
kelompok antar
murid.
27. 21
Ketika seorang anak
membawa hp ke
sekolah dan
dipersalahgunakan
untuk bermain game.
Konjungsi yang
digunakan kurang
sesuai dengan
fungsinya.
Ketika seorang
anak membawa hp
ke sekolah, lalu
disalahgunakan
untuk bermain
game.
28. 21 Dan jika ingin di
ambil harus bersama
kedua orang tuanya.
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Jika ingin di ambil
harus bersama
kedua orang
tuanya.
29. 12
Cara ampuh menguji
kejujuran siswa
adalah dengan
membiarkan siswa
melayani sendiri
ketika transaksi
kejujuran.
Penggunaan
konjungsi kurang
tepat berdasarkan
fungsinya.
Cara ampuh
menguji kejujuran
siswa yakni
membiarkan siswa
melayani sendiri
ketika transaksi
kejujuran.
30. 03 Dan ia diterima di
jurusan kedokteran.
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Ia diterima di
jurusan
kedokteran.
31. 03 Malah ia lebih mudah
memahami pelajaran.
Pemilihan
konjungsi kurang
tepat fungsinya.
Bahkan ia lebih
mudah memahami
pelajaran.
32. 16
Sedangkan yang
bertanggung jawab
Konjungsi
sedangkan
Namun yang
bertanggung jawab
60
dengan teknik
penyampaian kultum
adalah guru bidang
studi bahasa
Indonesia.
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
pada teknik
penyampaian
kultum adalah
guru bidang studi
bahasa Indonesia.
33. 27
Dan para pelajar
biasanya
menggunakan media
sosial untuk hal-hal
yang tidak terlalu
bermanfaat.
Konjungsi dan
seharusnya tidak
digunakan di awal
kalimat.
Para pelajar
biasanya
menggunakan
media sosial untuk
hal-hal yang tidak
terlalu bermanfaat.
Berdasarkan hasil analisis kesalahan penggunaan konjungsi
koordinatif dalam teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash
Shiddiqiyyah yang berjumlah 30 teks berita ditemukan 179
penggunaan konjungsi koordinatif. Sebanyak 33 di antaranya
ditemukan kesalahan konjungsi koordinatif dalam 24 teks berita. Lima
teks berita yang lain terdapat penggunaan konjungsi koordinatif namun
tidak terdapat kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif. Sedangkan
satu di antaranya tidak ditemukan penggunaan konjungsi koordinatif.
Dalam 24 teks berita yang ditemukan kesalahan penggunaan
konjungsi koordinatif, pada 16 teks berita hanya ditemukan masing-
masing satu kesalahan. Hanya satu teks berita yang ditemukan tiga
kesalahan di dalamnya. Sedangkan pada 7 teks berita lainnya
ditemukan masing-masing dua kesalahan.
Dalam 33 kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif yang
ditemukan, kesalahan yang paling banyak adalah penggunaan
konjungsi dan, yaitu sebanyak 15 kesalahan. Peringkat kedua
ditempati oleh konjungsi dengan, yaitu sebanyak 6 kesalahan.
Konjungsi tetapi, namun, sedangkan, dan adalah masing-masing
ditemukan dua kesalahan. Sedangkan konjungsi lalu, kemudian, atau,
61
dan malah hanya ditemukan masing-masing satu kesalahan. Adapun
konjungsi koordinatif lainnya seperti serta, sebaliknya, bahkan,
lagipula, apalagi, jangankan, itupun, kecuali, melainkan, hanya,
selanjutnya, mula-mula, yaitu, yakni, bahwa, ialah, jadi, karena itu,
dan sebab itu tidak ditemukan kesalahan penggunaannya.
Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif yang kerap
berulang kali ditemukan adalah penulisan konjungsi dan di awal
kalimat. Sedangkan konjungsi dan tidak boleh digunakan di awal
kalimat. Selain itu, banyak juga ditemukan kesalahan pemilihan
konjungsi. Konjungsi yang digunakan siswa tidak sesuai dengan fungsi
konjungsi yang seharusnya. Oleh karena itu, perbaikan yang dilakukan
adalah mengganti dengan konjungsi dengan fungsi yang sesuai atau
menghapus konjungsi yang salah tersebut.
Apabila dianalisis masing-masing teks berita, maka ditemukan
hasil satu teks berita terdapat tiga kesalahan penggunaan konjungsi
koordinatif. Tujuh teks berita terdapat dua kesalahan konjungsi
koordinatif. Enam belas teks berita terdapat satu kesalahan konjungsi
koordinatif. Lima teks berita tidak terdapat kesalahan konjungsi
koordinatif. Satu teks berita tidak terdapat penggunaan konjungsi
koordinatif.
Setelah menemukan hasil tersebut penulis melakukan
wawancara pada delapan siswa yang melakukan kesalahan penulisan
terbanyak. Berdasarkan hasil wawancara penulis mengetahui bahwa
dua orang siswa tidak terlalu suka membaca sedangkan enam orang
lainnya suka membaca. Tiga orang siswa tuntas membaca satu buku
novel dalam waktu dua pekan. Tiga orang siswa lainnya tuntas
membaca satu buku novel dalam waktu satu bulan. Dua orang siswa
tidak tuntas membaca satu buku novel dalam waktu satu bulan. Dua
orang siswa senang dan sering menulis, sedangkan enam orang lainnya
tidak senang menulis. Delapan orang siswa mengetahui makna dan
62
beberapa contoh kata konjungsi. Namun delapan orang siswa kurang
memahami cara menempatkan konjungsi yang tepat sesuai fungsinya.
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh hasil yang beragam
dari aspek kegemaran membaca, kuantitas buku bacaan, dan
kegemaran menulis. Namun jawaban yang sama diperoleh dari
pertanyaan pengetahuan dan pemahaman konjungsi. Melalui
wawancara ini penulis dapat memahami alasan kesalahan siswa yaitu
kurangnya pemahaman siswa tentang cara menempatkan konjungsi
yang tepat sesuai fungsinya.
Penulis juga melakukan wawancara pada lima siswa yang tidak
melakukan kesalahan dengan pertanyaan yang serupa. Berdasarkan
hasil wawancara penulis mengetahui lima orang siswa suka membaca.
Dalam waktu satu bulan dua orang siswa dapat membaca dua buku
novel sedangkan tiga orang lainnya satu novel. Tiga orang siswa suka
menulis sedangkan dua lainnya tidak terlalu suka menulis. Lima orang
siswa mengetahui makna dan beberapa contoh konjungsi. Lima orang
siswa memahami penulisan konjungsi yang benar. Berdasarkan
wawancara ini penulis dapat mengetahui alasan lima orang siswa
tersebut tidak melakukan kesalahan karena telah memahami penulisan
konjungsi yang benar.
4. Perhitungan Persentase Kesalahan
Untuk mengetahui persentase kesalahan konjungsi koordinatif
dalam teks berita karya siswa kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah,
peneliti menggunakan rumus berikut ini:
Keterangan:
angka persentase
frekuensi yang sedang dicari persentasenya
jumlah frekuensi/banyaknya individu
63
Maka perhitungan persentase kesalahan konjungsi koordinatif
adalah sebagai berikut:
Perhitungan persentase kesalahan masing-masing konjungsi
koordinatif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Persentase Kesalahan Konjungsi Koordinatif
Jenis-jenis Konjungsi Koordinatif
Banyaknya kesalahan
Persentase
dan 15
dengan 6
tetapi 2
namun 2
sedangkan 2
adalah 2
lalu 1
kemudian 1
atau 1
malah 1
serta 0
sebaliknya 0
bahkan 0
64
lagipula 0
apalagi 0
jangankan 0
itupun 0
kecuali 0
melainkan 0
hanya 0
selanjutnya 0
mula-mula 0
yaitu 0
yakni 0
bahwa 0
ialah 0
jadi 0
karena itu 0
sebab itu 0
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat diketahui bahwa
kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif dalam teks berita karya siswa
kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah memiliki persentase sebesar 18,4%.
Konjungsi dan memiliki persentase sebesar 9,7%. Konjungsi dengan
memiliki persentase kesalahan sebesar 3,9%. Konjungsi tetapi, namun,
sedangkan, dan adalah masing-masing memiliki persentase kesalahan
65
sebesar 1,3%. Sedangkan konjungsi lalu, kemudian, atau, dan malah
masing-masing memiliki persentase kesalahan sebesar 0,7%. Adapun
konjungsi koordinatif lainnya seperti serta, sebaliknya, bahkan, lagipula,
apalagi, jangankan, itupun, kecuali, melainkan, hanya, selanjutnya, mula-
mula, yaitu, yakni, bahwa, ialah, jadi, karena itu, dan sebab itu memiliki
persentase kesalahan sebesar 0%.
66
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Siswa kelas VIII SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2018/2019 sudah cukup baik dalam menggunakan konjungsi
koordinatif. Meskipun masih ditemukan beberapa kesalahan tetapi
hanya sebagian kecil saja. Alasan masih ditemukannya kesalahan
karena beberapa siswa kurang memahami cara menempatkan
konjungsi sesuai dengan fungsinya.
2. Kesalahan yang paling banyak adalah konjungsi dan, dengan
persentase sebesar 9,68%. Konjungsi dengan, persentase kesalahannya
sebesar 3,87%. Konjungsi tetapi, namun, sedangkan, dan adalah
masing-masing memiliki persentase kesalahan sebesar 1,29%.
Konjungsi lalu, kemudian, atau, dan malah masing-masing memiliki
persentase kesalahan sebesar 0,65%. Adapun konjungsi koordinatif
lainnya seperti serta, sebaliknya, bahkan, lagipula, apalagi,
jangankan, itupun, kecuali, melainkan, hanya, selanjutnya, mula-mula,
yaitu, yakni, bahwa, ialah, jadi, karena itu, dan sebab itu tidak
ditemukan kesalahan penggunaannya.
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, penulis memberikan saran bahwa
materi kebahasaan terutama tata bahasa dan ejaan harus diperkaya lagi.
Meskipun materi kebahasaan tidak menjadi materi pokok, ia tetap harus
diselipkan dalam setiap pembahasan. Selain itu, guru juga harus sering
memberikan latihan menulis. Dari latihan tersebut, diharapkan guru dapat
mengevaluasi kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif secara berkala.
Dengan demikian, diharapkan siswa mengalami perubahan signifikan ke
arah yang lebih baik dalam penggunaan konjungsi koordinatif.
67
C. Implikasi
Hasil penelitian ini memiliki implikasi bagi siswa, guru, dan
peneliti lain. Bagi siswa, penelitian ini dapat menjadi kesempatan untuk
mengukur kemampuan siswa. Dengan mengetahui kesalahan penggunaan
konjungsi, siswa dapat mengevaluasi diri dan memperbaiki diri sehingga
dalam karya tulis lainnya siswa dapat belajar dari kesalahan yang ada dan
tidak mengulanginya.
Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk materi ajar tata bahasa, terutama aturan penulisan
konjungsi koordinatif berdasarkan fungsinya. Guru dapat menambahkan
pembahasan mengenai konjungsi secara lebih detail dan mendalam
sehingga siswa tidak hanya mengetahui jenis-jenis konjungsi maupun
bentuknya. Namun siswa juga dapat menuliskan konjungsi dalam teks
apapun sesuai dengan fungsinya.
Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat menjadi tolok ukur dari
jenis-jenis penelitian yang telah dilakukan. Apabila peneliti lain hendak
melakukan penelitian anakes di sekolah yang sama dengan yang penulis
lakukan, maka peneliti lain dapat meneliti aspek kebahasaan selain
konjungsi koordinatif. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan
selanjutnya dapat merambah aspek kebahasaan lain sehingga memperkaya
penelitian yang ada.
68
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
dan Balai Pustaka. Ed. Ke-3. Cet. Ke-5. 2003.
Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Yogyakarta: Media Abadi.
Cet. Ke-5. 2004.
AR, Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-1. 2006.
Arisanti, Tri. Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Penulisan
Bahasa Petunjuk Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gatak. diakses
http://eprints.ums.ac.id/44048/. diunduh pada tanggal 24 Desember 2019
pukul 11.46 WIB.
Barus, Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknik Menulis Berita. Jakarta:
Erlangga. Cet. Ke-5. 2014.
Budiarjo, Joko. Student’s Errors in Using Conjunctions in Writing English
Procedure Text: A Case of Study at Second Grade of MA Madinatul Ulum
NW Mumbang in Academic Year 2017/2018 Academic Year. diakses
http://eprints.unram.ac.id/5385/. diunduh pada tanggal 24 Desember 2019
pukul 11.53 WIB.
Chaer, Abdul. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta. Cet. Ke-1. 2008.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT.
Gramedia. Ed. Ke-IV. Cet. Ke-9. 2015.
Hanafi, Abdul Halim. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi. Jakarta: Diadit Media Press. Cet. Ke-1. 2011.
Hindun. Error Analysis Languange Studies at User Languange in Restaurant.
diakses http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/42669.
diunduh pada tanggal 7 November 2019 pukul 17.38 WIB.
Khansir, Ali Akbar. Error Analysis and Second Language Acquisition. vol. 2.
2012. hlm. 1029.
69
http://www.belgs.ir/imgupl/3b3fff6463464959dcd1b68d0320f781.pdf.
diakses tanggal 27 Desember 2019 pukul 23.21 WIB.
Kotsyuk, Lessia M. English Language Error Analysis of The Written Texts
Produced by Ukrainian Learners: Data Collection. 2015. hlm. 390.
http://cejsh.icm.edu.pl/cejsh/element/bwmeta1.element.ojs-doi-
10_11649_cs_2015_027/c/cs.2015.027-1752.pdf. diakses tanggal 28
Desember 2019 pukul 00.07 WIB.
Kridalaksana, Harimurti. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia. Cet. Ke-1. 1986.
Kurniasari, Desti. Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Intrakalimat pada
Karangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak. diakses
http://eprints.ums.ac.id/44760/. diunduh pada tanggal 24 Desember 2019
pukul 11.45 WIB.
Kusumaningrat, Hikmat. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. Ke-1. 2005.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cet. Ke-5. 2011.
McDowell, Leigh. Towards specialized language support: An elaborated
framework for Error Analysis. 2019. hlm. 18.
https://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S0889490619302972?token=1244
230066A5C6928347257D07D49F69C9373B66414AB4B4653DF5B2504
8E9328BA9441888B4AEB904A0B023688DC830. diakses tanggal 27
Desember 2019 pukul 23.59 WIB.
Moeloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-29. 20112007.
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana. Cet. Ke-2. 2010.
Muis, A. Jurnalistik Hukum dan Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Dharu
Anuttama. Cet. Ke-1. 1999.
Olii, Helena. Berita & Informasi Jurnalistik Radio. Indonesia: PT Indeks. Cet.
Ke-1. 2007.
70
Putra, R. Masri Sareb. Teknik Menulis Berita dan Feature. Jakarta: PT. Indeks
Gramedia. Cet. Ke-1. t.t.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Cet. Ke-5. 2015.
_______________Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Cet. Ke-5. 2015.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta. Cet. Ke-11. 2019.
Rinarosdiani. Analisis Kesalahan Ejaan dalam Teks Berita Tulisan Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 4 Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. diakses
http://eprints.unm.ac.id/6150/. diunduh pada tanggal 24 Desember 2019
pukul 11.49 WIB.
Santana, Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Ed. Ke-1. 2005.
Satori, Djam’andan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta. Cet. Ke-7. 2017.
Shahab, A.A. Cara Mudah Menjadi Jurnalis. Jakarta: Diwan. Cet. Ke-1. 2008.
Simbolon, Parakitri T. Vademekum Wartawan. Jakarta: KPG. Cet. Ke-1. 1997.
Siregar, Ashadi, dkk. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Masa.
Yogyakarta: Kanisius. Cet. Ke-9. 2007.
Subyakto, Sri Utari dan Nababan. Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu
Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa. Jakarta: PPS IKIP. 1994.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta. Cet. Ke-14. 2011.
Suhaemi dan Ruli Nasrullah. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta. Cet. Ke-1. 2009.
Sumadiria, AS Haris. Bahasa Jurnalistik. Bandung: PT Simbiosa Rekatama
Media. Cet. Ke-7. 2018.
Syah, Djalinus dan Azimar Enong. Tata Bahasa Inggeris Modern dalam Tanya
Jawab. Jakarta: Miswar. Ed. Ke-2. Cet. Ke-5. t.t.
71
Tadjuddin, Moh. Bahasa Indonesia Bentuk dan Makna. Bandung: PT. ALUMNI.
Ed. Ke-1. Cet. Ke-1. 2013.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung. Ed. Revisi. 2011.
72
Lampiran I
73
Lampiran II
74
Lampiran III
75
Lampiran IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP IT ASH SHIDDIQIYYAH Mata pelajaran : BAHASA INDONESIA Kelas/Semester : VIII/2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan) A. Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Tujuan Pembelajaran Setelah membaca dan mendiskusikan teks berita, siswa mampu menyajikan data, informasi dalam bentuk berita secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, kebahasaan, atau aspek lisan (lafal, intonasi, mimik, kinesik). C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2 Menyajikan data, informasi dalam bentuk berita secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, kebahasaan, atau aspek lisan (lafal, intonasi, mimik, kinesik). Indikator
• Merencanakan penulisan teks berita • Menulis teks berita dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan
struktur, dan kaidah penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan • Menyajikan teks berita secara lisan
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler Pengetahuan
• Contoh langkah penyusunan teks berita
76
• Contoh variasi judul pada teks berita • Contoh variasi identifikasi • Contoh variasi rincian bagian
Keterampilan
• Praktik menulis teks berita dari objek sekitar yang diamati • Praktik menyunting dan memperbaiki teks yang dibuat
2. Materi Pembelajaran Remedial Pengetahuan
• Contoh langkah penyusunan teks berita • Contoh variasi judul pada teks berita • Contoh variasi identifikasi • Contoh variasi rincian bagian
Keterampilan
• Praktik menulis teks berita dari objek sekitar yang diamati • Praktik menyunting dan memperbaiki teks yang dibuat
3. Materi Pembelajaran Pengayaan Pengetahuan
• Contoh langkah penyusunan teks berita • Contoh variasi judul pada teks berita • Contoh variasi identifikasi • Contoh variasi rincian bagian
Keterampilan
• Praktik menulis teks berita dari objek sekitar yang diamati • Praktik menyunting dan memperbaiki teks yang dibuat
Sikap utama yang ditumbuhkan: peduli, jujur berkarya, tanggung jawab, toleran dan kerjasama, proaktif, dan kreatif. E. Metode, Media/ala, dan Sumber Belajar
Metode : Diskusi, penugasan Media/alat : Buku, video. Bahan : Teks berita. Sumber Belajar :
1. Mafrukhi, Sawali, Wahono. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
2. Harsiati, Titik Agus, Trianto, dan E. Kosasih. 2016. Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Tim Penyusun. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia V. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud RI.
77
4. Sugihastuti dan Siti Saudah. 2016. Buku Ajar Bahasa Indonesia Akademik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
F. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan • Mengucapkan salam, berdoa, mengondisikan kelas ke dalam situasi
belajar, dan mengabsen siswa. • Guru bertanya-jawab tentang stuktur dan karakteristik teks berita pada
pembelajaran sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
• Dibuka dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dapat menggairahkan peserta didik untuk belajar.
• Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. • Bertanya jawab tentang manfaat pembelaran yang akan dipelajari. • Membangun konteks untuk menumbuhkan sikap yang telah dirancang.
2. Kegiatan Inti
• Mengamati langkah menyajikan teks berita secara tertulis dan lisan. • Menanya langkah menyajikan teks berita secara tertulis dan lisan. • Menggali informasi dari berbagai sumber tentang langkah menulis teks
berita • Berlatih merancang langkah menentukan inti informasi, menyusun
kerangka berita, mengembangkan kerangka, dan menentukan judul berita. 3. Penutup
• Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah dipelajari.
• Siswa bersama guru melakukan identifikasi keunggulan dan kelemahan langkah-langkah pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
• Siswa menerima umpan balik tentang proses pembelajaran. • Mewajibkan siswa untuk membaca teks berita yang dimuat di media cetak
dan media online (dalam jaringan). Hasil bacaan siswa dituangkan pada jurnal harian. Sikap yang ditekankan adalah minat baca yang tinggi, rasa tanggung jawab, dan kejujuran dalam melakukan tugas.
• Siswa menerima penyampaian tentang langkah-langkah pembelajaran pertemuan berikutnya.
G. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan Teknik : Tes tulis dan penugasan. Bentuk : Isian dan tugas yang dikerjakan secara individu. Indikator Soal :
Sebutkan langkah menyusun teks berita!
78
Kunci jawaban • menentukan inti informasi • menyusun kerangka berita • mengembangkan kerangka • menentukan judul berita
2. Penilaian Keterampilan Meliput Berita
a. Amatilah peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarmu! Kumpulkan data sebanyak-banyaknya yang terkait dengan unsur 5W+1H.
b. Berdasarkan data yang telah berhasil kamu kumpulkan, buatlah kerangka, kemudian kembangkan menjadi teks berita yang tuh dan lengkap!
c. Bacakan hasil kerjamu di depan kelas dengan penuh rasa percaya diri!
Guru Mapel Bhs Indonesia.
Meutia Triswati, S.Pd
Tangerang Selatan, April 2019 Peneliti
Sumayyah Afifah NIM. 1113013000019
79
Lampiran V
DAFTAR TEKS BERITA KARYA SISWA
20
18
80
15
09
81
13
03
82
29
08
83
24
25
84
Lampiran VI
DOKUMENTASI PENELITIAN
85
Lampiran VII
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Wawancara Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia
Peneliti: Assalamu’alaikum bu meutia
Guru : Wa’alaikumsalam
Peneliti: Mohon maaf boleh minta waktunya sebentar? Saya mau wawancara
untuk observasi penelitian skripsi.
Guru : Oh, ya boleh silahkan.
Peneliti: Ibu betul ngajar bahasa Indonesia di kelas 8 ya?
Guru : Iya, betul.
Peneliti: Setelah pembelajaran satu semester yang lalu, materi menulis apa yang
siswa merasa kesulitan bu?
Guru : Hmm.. apaya.. seingat saya yang hasilnya kurang begitu bagus materi
teks berita.
Peneliti: Kurang bagus bagaimana bu?
Guru : Iya, jadi anak-anak mengeluh kesulitan karena proses pembuatan teks
berita panjang. Mulai dari mencari informasi sampai menulis teks berita.
Kebanyakan sih kesulitan ketika mengubah hasil wawancara menjadi teks berita
bu. Hasilnya teks berita anak-anak kurang bagus. Walaupun ada yang lumayan
bagus tapi kebanyakan kurang.
Peneliti: Oh begitu bu. kalau penulisan apakah anak-anak ada yang melakukan
kesalahan dalam penulisan bu?
Guru : Oh iya, banyak bu.
Peneliti: Kesalahannya dalam aspek apa ya bu?
Guru : Beragam sih bu, tapi kalau di teks berita yang saya ingat karena saya
menjelaskan unsur kebahasaan teks berita juga, jadi saya minta anak-anak untuk
menggunakan unsur kebahasaan teks berita dalam menulis teks berita mereka.
Karena itu saya jadi memperhatikan penggunaan unsur kebahasaan mereka. Nah,
yang mereka masih banyak keliru itu kata tugas bu, khususnya konjungsi.
Peneliti: Oh begitu, oh ya, materi teks berita ini diajarkan di semester satu ya bu?
86
Guru : Iya betul bu, di awal semester satu.
Peneliti: Kalau begitu saya mohon izin nanti akan masuk ke kelas 8 untuk
melakukan penelitian bu. terima kasih sebelumnya, mohon maaf sudah
mengganggu waktu istirahatnya bu.
Guru : Iya sama-sama bu.
Peneliti: Assalamu’alaikum.
Guru : Wa’alaikumsalam.
B. Wawancara Siswa dengan Kesalahan Terbanyak
Peneliti: Assalamu’alaikum de, boleh minta waktunya sebentar gak?
Siswa 1: Wa’alaikumsalam eh, iya bu
Peneliti: saya kan kemarin abis penelitian di kelas kamu, nah sekarang saya mau
wawancara buat penelitian saya juga.
Siswa 1: oh, iya bu
Peneliti: kamu seneng baca novel gak?
Siswa 1: gak terlalu sih bu
Peneliti: oh gitu, tapi dalam satu bulan satu novel tamat gak?
Siswa 1: engga bu
Peneliti: kalau nulis seneng gak?
Siswa 1: enggak juga bu, hehe
Peneliti: oh gitu, kamu tahu gak apa itu konjungsi?
Siswa 1: hmm... itu ya bu, kayak dan, trus dengan, gitu-gitu ya?
Peneliti: iya betul.. kalau cara menulis konjungsi tahu? Nempatin konjungsi di
kalimat sesuai fungsinya
Siswa 1: hmm.. kurang tau bu hehe
Peneliti: okedeh, makasih yaa
Siswa 1: iya, sama-sama bu
Peneliti: Assalamu’alaikum de, aku boleh minta waktunya sebentar gak?
Siswa 2: Wa’alaikumsalam iya bu, boleh, kenapa ya?
Peneliti: aku mau wawancara buat penelitianku
Siswa 2: oh iya bu, gimana-gimana?
87
Peneliti: kamu suka baca novel gak?
Siswa 2: gak terlalu bu
Peneliti: oalah.. tapi dalam waktu sebulan kira-kira bisa tuntas satu novel gak?
Siswa 2: enggak bu, karena males jadi jarang pegang buku
Peneliti: oh gitu, kalau nulis suka gak?
Siswa 2: gak juga bu, sukanya main game haha
Peneliti: haha, tapi kalau konjungsi tahu gak?
Siswa 2: konjungsi.. hm... pernah denger.. oh! Kata sambung ya bu?
Peneliti: kamu tahu gak cara nulis konjungsi yang bener? Nempatinnya dalem
kalimat sesuai fungsinya
Siswa 2: kurang tahu bu hehe
Peneliti: oh gitu, okedeh.. makasih banyak ya
Siswa 2: iya bu, sama-sama
Peneliti: Assalamu’alaikum de, aku mau wawancara sebentar bisa gak?
Siswa 3: Wa’alaikumsalam iya boleh bu
Peneliti: kamu suka baca gak?
Siswa 3: suka bu
Peneliti: kira-kira sebulan bisa baca berapa buku?
Siswa 3: mungkin dua buku bu, tergantung novelnya tebel atau engga bu
Peneliti: kalau nulis suka gak?
Siswa 3: engga bu, sukanya baca aja
Peneliti: oalah gitu, kamu tahu apa itu konjungsi?
Siswa 3: tahu bu, kata sambung kan?
Peneliti: iya betul, kalau cara menuliskan konjungsi sesuai fungsinya tahu?
Siswa 3: sedikit bu hehe
Peneliti: hehe okedeh, makasih banyak ya
Siswa 3: iya bu, sama-sama
Peneliti: Assalamu’alaikum, boleh minta waktunya sebentar gak? Aku mau
nanya-nanya sebentar.
Siswa 4: Wa’alaikumsalam. Iya boleh bu
Peneliti: kamu suka baca novel ga?
88
Siswa 4: lumayan suka bu
Peneliti: berapa banyak novel yang kamu baca dalam sebulan?
Siswa 4: paling satu novel bu
Peneliti: kalau nulis suka gak?
Siswa 4: gak terlalu bu
Peneliti: kamu tahu apa itu konjungsi?
Siswa 4: kata penghubung ya bu?
Peneliti: iya betul. Kalau cara menuliskan konjungsi yang benar tau gak?
Siswa 4: wah gatau kalau itu bu
Peneliti: okedeh. Makasih banyak ya
Siswa 4: iya bu, sama-sama
Peneliti: Assalamu’alaikum, maaf ganggu nih, aku boleh nanya-nanya gak
sebentar?
Siswa 5: Wa’alaikumsalam, boleh banget bu
Peneliti: kamu suka baca novel gak?
Siswa 5: suka banget bu
Peneliti: kira-kira satu novel selesai dibaca berapa lama?
Siswa 5: mungki dua minggu bu
Peneliti: kalau nulis kamu suka gak?
Siswa 5: suka bu
Peneliti: kamu tau konjungsi itu apa?
Siswa 5: tau bu, kata sambung yang kayak dan dengan gitu kan?
Peneliti: iya betul, kalau cara penulisan konjungsi tau gak?
Siswa 5: hehe, kurang tau bu
Peneliti: okedeh.. makasih ya
Siswa 5: iya bu, sama-sama
Peneliti: Assalamu’alaikum, boleh minta waktunya sebentar gak de?
Siswa 6: Wa’alaikumsalam boleh bu, ada apa ya?
Peneliti: saya mau nanya-nanya buat penelitian skripsi
Siswa 6: boleh-boleh bu
Peneliti: kamu suka baca novel gak?
89
Siswa 6: lumayan suka bu.
Peneliti: satu novel biasanya tuntas berapa lama?
Siswa 6: mungkin sekitar satu bulan bu.
Peneliti: kalau nulis suka gak?
Siswa 6: biasa aja sih bu
Peneliti: kamu tahu konjungsi?
Siswa 6: konjungsi.. kayak dan, tapi, adalah, gitu ya bu?
Peneliti: iya betul. Kalau cara penulisannya tahu gak?
Siswa 6: kurang paham bu saya
Peneliti: oke, makasih ya
Siswa 6: sama-sama bu
Peneliti: assalamu’alaikum de, saya mau wawancara sebentar bisa ga?
Siswa 7: wa’alaikumsalam, bisa bu
Peneliti: kamu suka baca novel gak?
Siswa 7: iya bu, suka
Peneliti: kalau satu bulan kira-kira bisa tuntas baca berapa novel?
Siswa 7: paling satu novel bu
Peneliti: kalau nulis suka gak?
Siswa 7: lumayan suka bu
Peneliti: kamu tahu apa itu konjungsi gak?
Siswa 7: yang contohnya kayak yang dan dengan gitu kalo ga salah bu
Peneliti: kalau cara penulisan konjungsi tahu gak?
Siswa 7: kurang tahu kalau itu bu
Peneliti: okedeh, makasih banyak ya
Siswa 7: iya bu, sama-sama
Peneliti: Assalamu’alaikum, boleh minta waktunya sebentar gak?
Siswa 8: Wa’alaikumsalam boleh bu
Peneliti: kamu suka baca gak?
Siswa 8: suka bu
Peneliti: satu buku selesai berapa lama?
Siswa 8: kurang lebih dua minggu bu
90
Peneliti: kalau nulis suka gak?
Siswa 8: gak suka bu
Peneliti: kamu tahu apa itu konjungsi?
Siswa 8: pernah diajarin bu, tentang kata sambung kalo gak salah bu
Peneliti: kamu tau gak cara penulisan konjungsi?
Siswa 8: engga tahu bu
Peneliti: okedeh, makasih banyak ya
Siswa 8: iya bu, sama-sama
C. Wawancara Siswa yang Tidak Melakukan Kesalahan
Peneliti: Assalamu’alaikum mohon maaf sebelumnya mengganggu waktu kalian.
Saya mengumpulkan kalian untuk melakukan wawancara sekaligus agar
menghemat waktu. Saya akan ajukan beberapa pertanyaan nanti kalian jawab satu
persatu ya.
Siswa 9: baik bu
Siswa 11: ya bu
Siswa 12: oke bu
Peneliti: pertanyaan pertama, apakah kalian suka baca novel?
Siswa 10: suka bu
Siswa 9: lumayan lah bu
Siswa 11: suka suka suka
Siswa 13: suka banget bu
Siswa 12: aku sih yes
Peneliti: pertanyaan selanjutnya, dalam waktu satu bulan kalian bisa baca buku
novel berapa banyak?
Siswa 11: saya dua buku novel bu
Siswa 13: saya juga sama bu, dua novel
Siswa 10: saya satu bu
Siswa 12: sama bu, saya satu novel
Siswa 9: saya juga satu novel doang bu
Peneliti: kalian senang menulis juga gak?
91
Siswa 10: saya gak suka bu
Siswa 9: kalo saya lumayan seneng bu
Siswa 12: saya gak terlalu suka bu
Siswa 11: saya mah hobinya nulis bu
Siswa 13: kalo saya gak hobi tapi lumayan seneng nulis bu
Peneliti: kalian tahu konjungsi?
Siswa 10: tau bu
Peneliti: apa yang kalian tau?
Siswa 12: kata sambung kan bu?
Peneliti: betul, coba sebutkan contohnya
Siswa 9: dan, tapi, yang.. apalagi ya..
Siswa 11: adalah, namun, terus....
Siswa 13: dengan, dan, bahkan.. yg inget itu bu
Peneliti: kalau cara menempatkan konjungsinya paham gak?
Siswa 9: paham bu
Siswa 10: sepertinya bisa bu
Siswa 11: tempatkan sesuai makna nya aja kan bu
Siswa 12: kurang lebih ngerti bu
Siswa 13: tergantung kalimatnya kan bu, yang saya inget banget dan itu tidak
boleh di awal kalimat.
Peneliti: iya seperti itu kurang lebih. Itu aja kayaknya pertanyaan dari saya.
Makasih banyak sudah mau meluangkan waktunya ya.
92
Lampiran VIII
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
RIWAYAT PENULIS
Sumayyah Afifah lahir di Tangerang pada tanggal 6
September 1995. Perempuan berdarah Betawi ini adalah
anak pertama dari enam bersaudara. Penulis menempuh
pendidikan awal di TKIT Ash Shiddiqiyyah (2000-2001),
Madrasah Ibtidaiyyah Pembangunan UIN Jakarta (2001-
2007), SMP Puspita Bangsa (2007-2009), Madrasah
Tsanawiyyah Pembangunan UIN Jakarta (2009-2010), dan
SMA Negeri 87 Jakarta (2010-2013). Kemudian melanjutkan pendidikan S1 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Sejak SMP penulis aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti
tari saman dan marawis. Selain aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, penulis juga
aktif dalam OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Pada jenjang SMA penulis
aktif dalam kegiatan ROHIS (Rohani Islam) dan menjabat sebagai Ketua
Keputrian. Selain itu, penulis juga gemar menulis karya sastra seperti cerpen dan
puisi. Penulis kerap kali menyabet juara menulis cerpen, menulis puisi, dan
membaca puisi. Penulis telah menerbitkan salah satu karyanya dalam Antologi
Cerpen “Bisik Rindu dari Masjid Sekolah”.
Studi S-1 diselesaikan pada tahun 2019 dengan judul Skripsi “Analisis
Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif dalam Teks Berita Karya Siswa
Kelas VIII SMP IT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2018/2019”. Saat ini penulis telah menikah dan memiliki dua orang putra. Saat ini
penulis mengajar di salah satu sekolah tahfidz di Tangerang Selatan. Penulis juga
merintis sebuah brand hijab sejak tahun 2013. Penulis memiliki motto hidup,
lakukan segala sesuatu karena Allah demi meraih ridho Allah.
Top Related