i
ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KONVEKSI DI
DESA TAMBAKBOYO KECAMATAN PEDAN
KABUPATEN KLATEN
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Sinung Waluyanto
NIM. 7450406042
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Rusdarti, M.Si Drs. S.T. Sunarto, M.S
NIP. 195904211984032001 NIP. 194712061975011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si
NIP. 196812091997022001
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Dra. Y. Titik Haryati, M.si
NIP.195206221976122001
Anggota I Anggota II
Prof. Dr. Rusdarti, M.Si Drs. S.T. Sunarto, M.S
NIP. 195904211984032001 NIP. 194712061975011001
Mengetahui :
Dekan,
Drs. S. Martono, M.Si
NIP. 196603081989011001
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi
ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, September 2011
Sinung Waluyanto
NIM. 7450406042
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya…” (QS. Al Baqarah {2} 286)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dengan urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,
dan hanya Tuhan-Mu lah hendaknya kamu berharap”(QS. Al Insyirah:6-8)
PERSEMBAHAN:
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT,
atas segala karunia-Nya skripsi ini kupersembahkan
kepada:
Ibu dan Ayah tercinta.
Saudara-saudaraku tercinta.
Guru dan Dosenku.
v
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis
Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Sentra Industri Konveksi Di Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten”.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Strata 1 (satu) guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi. Penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan
dan dukungan yang telah diberikan kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dengan
segala kebijakannya .
2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang dengan kebijaksanaanya memberikan kesempatan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi dan studi yang baik
3. Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun
skripsi.
4. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi.
5. Drs. S.T. Sunarto, M.S, Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan masukan-masukan selama penyusunan skripsi.
vi
vii
6. Kepala Disperindagkop & UMKM Kabupaten Klaten dan kepala bagian industri
kecil, beserta staf dan karyawan yang telah memberikan informasi dan data yang
dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kakakku (Priyanto, Setiyawan, Suryanti dan Setiyarto), atas doa dan motivasi
dalam penyelesaian skripsi
8. Teman-temanku seperjuangan EP’06, kakak dan adik kelas, terima kasih atas
bantuan kalian selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih
sempurnanya skripsi ini dapat diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang telah membantu.
Semarang, September 2011
Sinung Waluyanto
vii
viii
SARI
Sinung Waluyanto. 2011. “Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan
Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten”, Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Rusdarti, M.Si Pembimbing II Drs. ST.
Sunarto, M.S.
Kata Kunci: Kelayakan Usaha, Strategi Pengembangan dan Industri Konveksi
Industri konveksi di Desa Tambakboyo merupakan salah satu sentra dari
industri konveksi di Kabupaten Klaten. Industri konveksi di Desa Tambakboyo nilai
investasi dan nilai produksi yang naik turun menjadi masalah yang utama dalam
penelitian ini. Selain itu yang mengakibatkan naik turunnya nilai investasi dan nilai
produksi diakibatkan industri konveksi mengalami permasalahan mengenai
permodalan, pemasaran, teknologi, akses informasi, dan sebagainya. Adanya
permasalahan tersebut, industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat mengalami
kegagalan bahkan kebangkrutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kelayakan usaha dan strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
Populasi penelitian ini adalah semua unit-unit usaha industri konveksi di
Desa Tambakboyo berjumlah 63 unit usaha yang disebut dengan penelitian populasi.
Variable penelitian adalah profil industri konveksi, kelayakan usaha dan strategi
pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode dokumentasi, angket dan interview. Metode analisis
deskriptif, kuantitatif dan kualitatif dengan alat analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif, analisis kelayakan usaha dan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha industri konveksi di Desa
Tambakboyo menunjukkan kelompok industri Rumah Tangga nilai NPV sebesar
Rp37,634,077.10, BCR sebesar 1,16 dan IRR sebesar 37% dan kelompok industri
kecil NPV sebesar Rp88,446,732.08, BCR sebesar 1,15. dan IRR sebesar 37%.
Berdasarkan hasil analisis SWOT usaha industri konveksi mempunyai keunggulan
dalam produktivitas dan SDM, dan kelemahan dalam hal kurangnya promosi produk
sehingga pemasaran kurang maksimal. Industri konveksi Desa Tambakboyo
memiliki peluang pasar yang cukup tinggi dan perhatian yang baik pemerintah dan
ancaman dalam hal persaingan dengan industri konveksi wilayah lain. Kesimpulan
yang dapat ditarik adalah usaha indutri konveksi di Desa Tambakboyo masih layak
dilakukan.
Saran yang dapat diberikan adalah bagi industri konveksi di Desa
Tambakboyo harga produk diturunkan tanpa mengurangi kualitas produk agar
mampu bersaing dengan industri konveksi daerah lain yang lebih murah dengan cara
mencari alternatif bahan baku dan memperbanyak desain. Promosi produk industri
konveksi di Desa Tambakboyo masih perlu ditingkatkan agar pasar dapat diperluas
dan semakin banyak konsumen yang tertarik dengan cara memperluas media cetak
maupun elektronik. Pemerintah harus tetap memberi dukungan bagi industri
konveksi di Desa Tambakboyo agar dapat terus berjalan dan lebih berkembang
dengan cara pemberian modal, peralatan dan pelatihan.
viii
ix
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii
PERNYATAAN............................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PRAKATA .................................................................................................... vi
SARI ............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 12
2.1 Pembangunan ................................................................................ 12
2.2 Industri .......................................................................................... 14
2.2.1 Industri Kecil ........................................................................ 16
2.2.2 Industri Konveksi ................................................................. 17
2.3 Studi Kelayakan ............................................................................ 18
2.4 Strategi Pengembangan ................................................................ 22
2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................... 25
2.6 Kerangka Berpikir ......................................................................... 27
2.6.1 Net Present Value ................................................................. 28
2.6.2 Internal Rate of Return ......................................................... 29
2.6.3 Benefit Cost ratio ................................................................. 30
2.6.4 SWOT ................................................................................... 30
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 31
ix
x
3.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 31
3.2 Variabel Penelitian ....................................................................... 31
3.2.1 Profil Usaha Industri Konveksi ............................................ 31
3.2.2 Kelayakan Usaha Industri .................................................... 32
3.2.3 Strategi Pengembangan ........................................................ 32
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 33
3.3.1 Metode Dokumentasi ........................................................... 33
3.3.2 Metode Kuesioner atau Angket ............................................ 33
3.4 Metode Analisis Data ................................................................... 34
3.4.1 Analisis Diskriptif .................................................................. 34
3.4.2 Analisis Kelayakan Finansial ................................................. 34
3.4.3 Analisis SWOT ...................................................................... 36
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 41
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 41
4.1.1 Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........................... 41
4.1.2 Analisis Kelayakan Usaha ...................................................... 69
a. Perhitungan Net Present Value .................................................. 69
b. Perhitungan Benefit Cost Ratio ................................................ 71
c. Perhitungan Internal Rate of Return ......................................... 73
4.1.3 Analisis SWOT ....................................................................... 76
a. Identifikasi Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal ........ 77
b. Matriks SWOT .......................................................................... 83
4.2 Pembahasan................................................................................... 87
4.2.1 Analisis Kelayakan Usaha ....................................................... 87
4.2.2 Analisis SWOT ........................................................................ 88
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 90
5.1 Simpulan ..................................................................................... 90
5.2 Saran ........................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 96
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
1.1 Perusahaan Industri dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha di
Kabupaten Klaten Tahun 2008 ................................................................. 3
1.2 Sentra Industri Konveksi di Kabupaten Klaten Tahun 2008 .................... 5
1.3 Perkembangan Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun 2006-2008 .......................... 7
3.1 Matriks SWOT .......................................................................................... 38
4.1 Tahun Berdiri dan Lama Usaha Industri Konveksi Kelompok Industri
Rumah Tangga .......................................................................................... 42
4.2 Tahun Berdiri dan Lama Usaha Industri Konveksi Kelompok Industri
Rumah Tangga .......................................................................................... 43
4.3 Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo .......................................... 44
4.4 Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi Desa Tambakboyo .... 46
4.5 Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo ............................ 48
4.6 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Jenis
Kelamin ..................................................................................................... 50
4.7 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Usia ......... 52
4.8 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Tingkat
Pendidikan................................................................................................. 54
4.9 Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 56
4.10 Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........................ 58
4.11 Rincan Upah Pekerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo .................... 60
4.12 Rata-Rata Produktivitas Tenaga Kerja Konveksi ..................................... 61
4.13 Jenis Produksi Kelompok Industri Rumah Tangga .................................. 62
4.14 Jenis Produksi Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil..................... 63
4.15 Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 64
4.16 Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 66
xi
xii
4.17 Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri
RT Desa Tambakboyo .............................................................................. 68
4.18 Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri
Kecil Desa Tambakboyo .......................................................................... 69
4.19 Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri RT ........................... 70
4.20 Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri Kecil ........................ 70
4.21 Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Rumah Tangga ........ 71
4.22 Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Kecil ........................ 72
4.23 Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri RT.................... 74
4.24 Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil ................ 74
4.25 Faktor Strategi Internal Kelompok Industri RT ........................................ 77
4.26 Faktor Strategi Internal Kelompok Industri Kecil .................................... 78
4.27 Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri RT ..................................... 79
4.28 Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri Kecil.................................. 80
4.29 Matrik eksternal-internal ........................................................................... 82
4.30 Penentuan Strategi .................................................................................... 84
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal.
1.1 Unit Industri dan Tenaga Kerja ................................................................ 8
1.2 Nilai Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 9
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................ 28
4.1 Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo ......................................... 45
4.2 Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi Desa Tambakboyo.... 47
4.3 Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo (dalam jutaan) ... 49
4.4 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut
Jenis Kelamin ............................................................................................ 52
4.5 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Usia ......... 53
4.6 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Tingkat
Pendidikan................................................................................................. 55
4.7 Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 57
4.8 Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........................ 59
4.9 Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 64
4.10 Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 67
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal.
1 Angket Penelitian .................................................................................... 97
2 Jumlah Tenaga Kerja Industri Konveksi .................................................. 105
3 Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2007 ................... 107
4 Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2008 ................... 108
5 Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2009 ................... 109
6 Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2010 ................... 110
7 Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2007 ................................... 111
8 Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2008 ................................... 112
9 Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2009 ................................... 113
10 Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2010 ................................... 114
11 Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga ....................... 115
12 Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Kecil ...................................... 116
13 Analisis Finansial Industri Rumah Tangga .............................................. 117
14 Analisis Finansial Industri Kecil .............................................................. 118
15 SWOT Strategi Internal Industri Rumah Tangga ..................................... 119
16 SWOT Strategi Eksternal Industri Rumah Tangga .................................. 120
17 SWOT Strategi Internal Industri Kecil ..................................................... 121
18 SWOT Strategi Eksternal Industri Kecil .................................................. 122
19 Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo ............................................ 123
21 Produksi Industri Rumah Tangga Konveksi............................................. 125
22 Produksi Industri Kecil Konveksi ............................................................ 126
23 Permohonan Ijin Observasi ...................................................................... 127
24 Permohonan Ijin Penelitian ...................................................................... 128
25 Permohonan Ijin Penelitian dari BAPPEDA ............................................ 129
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor industri merupakan salah satu komponen utama pembangunan
ekonomi yang mampu memberikan kontribusi keluaran yang besar dalam
perekonomian nasional. Sektor ini juga memberikan kontribusi yang besar
dalam penyerapan tenaga kerja. Begitu pula dengan perekonomian di Kabupaten
Klaten.
Industri di Kabupaten Klaten dapat dibagi menjadi Industri Logam Mesin
Kimia dan Aneka (ILMKA) serta Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan
(IHPK). Dari data Klaten Dalam Angka tahun 2008 dan Data Sentra Industri
Kabupaten Klaten tahun 2008, tercantum jumlah perusahaan ILMKA sebanyak
33.347 perusahaan. Kondisi ini mengalami kenaikan sebesar 0.45 persen
dibandingkan tahun 2007.
Untuk jumlah tenaga kerja yang diserap sebesar 148.978 orang,
mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dari tahun 2007. Nilai produksi tahun
2008 mengalami peningkatan sebesar 18,80 persen dari tahun 2007. Hal ini
menunjukkan bahwa pada sektor industri ini mampu menyerap tenaga kerja
yang cukup besar dan mampu menopang dalam pembangunan di Kabupaten
Klaten.
1
2
Nilai produksi yang di sumbangkan dari sektor industri ini sebesar
5.636.923.046 pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan 18,80
persen yang sebelumnya sebesarr 4.744.952.192 pada tahun 2007. Dan
sumbangan terbesar dari sektor industri adalah pada sektor industri kecil Industri
Logam Mesin Kimia dan Aneka (ILMKA) yaitu sebesar 2.731.794,2 atau
sebesar 42,08% dari jumlah keseluruhan di sektor industri. Industri yang lain
yaitu industri kecil pada Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) sebesar
1.742.284.800 atau 30,91%, industri besar dan menengah ILMKA sebesar
739.475.036 atau 13,11% dan yang terakhir adalah industri besar menengah
hasil pertanian dan kehutanan sebesar 783.368.950 atau 13,9%.
Perkembangan industri di Kabupaten Klaten secara tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan. Baik dilihat dari jumlah usaha, tenaga kerja, investasi
maupun nilai produksi. Peningkatan tersebut menunjukkan hal yang positif
bagi perkembangan industri di Kabupaten Klaten. Dan nantinya juga akan
meningkatkan pembangunan di kabupaten Klaten itu sendiri. Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut yang menunjukkan jumlah industri dan tenaga kerja
menurut kelompak usahanya:
3
Tabel 1.1
Perusahaan Industri Dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha Di
Kabupaten Klaten Tahun 2008
No Kelompok Industri Jumlah
Unit
Jumlah
Tenaga Kerja Investasi Nilai Produksi
1 Industri
Besar/Menengah
Sub Jumlah 2008 126 12.543 588.936.000 1.522.843.986
2007 126 12.543 588.936.000 1.253.110.992
2006 126 12.543 588.936.000 1.113.255.992
2005 126 11.125 588.936.000 945.164.965
2004 126 11.125 585.936.000 510.483.599
2 Industri Kecil
Sub Jumlah 2008 33.221 136.435 1.156.956.500 4.114.079.060
2007 33.071 135.097 1.156.956.500 3.491.841.200
2006 35.802 145.270 1.156.961.500 3.309.370.450
2005 35.762 145.270 1.156.961.600 3.016.004.650
2004 35.791 145.263 1.156.961.500 2.851.693.363
Jumlah Total 2008 33.347 148.978 1.745.892.500 5.636.923.046
2007 33.197 147.640 1.745.892.500 4.744.952.192
2006 35.928 157.813 1.745.897.500 4.422.626.442
2005 35.888 156.395 1.745.897.600 3.961.169.615
2004 35.917 156.388 1.741.897.500 3.362.176.962
Sumber:BPS Jawa Tengah (Desperindagkop dan PM Kabupaten Klaten)
Salah satu industri yang berpotensi di Kabupaten Klaten untuk
dikembangkan adalah industri konveksi. Sentra industri konveksi di Kabupaten
4
Klaten menyebar di beberapa lokasi yaitu di Kecamatan Wedi, Ngawen, Pedan,
Ceper, Klaten Selatan dan Jogonalan. Kecamatan yang memiliki jumlah sentra
industri konveksi terbanyak adalah Kecamatan Wedi yang memiliki 3 sentra
industri konveksi, disusul kemudian Kecamatan Ngawen, Ceper, Jogonalan dan
Klaten Selatan masing-masing memiliki 2 sentra industri konveksi, sedangkan
Kecamatan Pedan hanya memiliki 1 sentra industri konveksi.
Melihat profil dan lokasi sentra industri konveksi di Kabupaten Klaten
tersebut tampak bahwa industri ini memiliki peran yang penting dalam
mendorong aktivitas perekonomian rakyat di Kabupaten Klaten. Kemampuan
menyerap tenaga kerja sebanyak 2.474 orang adalah jumlah yang cukup besar
dalam suatu sentra industri.
Jumlah unit usaha pada sentra industri konveksi di Kabupaten Klaten
pada tahun 2008 sebanyak 425 unit usaha. Total tenaga kerja yang dapat terserap
dalam sentra industri konveksi berjumlah 2.474 orang. Sedangkan jenis produksi
yang dihasilkan cukup beragam yaitu pakaian dalam, kaos, pakaian anak dan
celana/hem.
5
Tabel 1.2
Sentra Industri Konveksi di Kabupaten Klaten Tahun 2008
No
Nama Sentra Jmlh
(unit)
Nilai
Produksi
(000)
Nilai
Investasi
(000)
Tenaga
Kerja
(orang) Desa Kecamatan
1 Tempursari Ngawen 24 1.260.000 480.000 126
2 Mayungan Ngawen 11 116.000 83.700 31
3 Tambakboyo Pedan 63 16.750.000 1.260.000 268
4 Ngawonggo Ceper 15 3.397.500 236.000 754
5 Kurung Ceper 9 1.100 22.000 22
6 Kajoran Klaten Selatan 35 9.765.000 375.000 117
7 Glodogan Klaten Selatan 11 2.835.000 1.460.000 44
8 Kalitengah Wedi 76 23.940.000 15.200.000 332
9 Pandes Wedi 56 21.420.000 1.375.000 276
10 Gadungan Wedi 10 3.330.000 250.000 44
11 Pakahan Jogonalan 66 28.800.000 13.200.000 260
12 Ngering Jogonalan 34 10.710.000 680.000 138
13 Delanggu Delanggu 7 1.700.000 640.000 34
14 Ringin Putih Karangdowo 8 240.000 70.000 28
Jumlah 425 124.264.600 34.755.700 425
Sumber:Disperindag Kabupaten Klaten
Industri konveksi di Desa Tambakboyo dibandingkan dengan industri
yang lain, pada industri konveksi di Desa Tambakboyo terdapat dua kelompok
industri yaitu industri rumah tangga dan industri kecil. Jika dibandingkan dengan
industri dari daerah lain, seperti di Wedi kebanyakan masuk kategori industri
kecil sudah paling maju dan besar di Kabupaten Klaten, sedangkan industri yang
6
lain terlalu sedikit dan kebanyakan pada industri rumah tangga. Jika di
Kabupaten Klaten perbandingan industri rumah tangga dan industri kecil relaitif
sama dan perbedaan jumlah tidak terlalu jauh.
Sentra industri konveksi di Kecamatan Pedan dibanding dengan
sentra industri konveksi lain masih di bawah seperti industri konveksi yang ada
di kecamatan Wedi. Dapat dilihat baik dari hal jumlah sentra, nilai investasi,
nilai produksi ataupun jumlah unitnya. Selain itu sentra industri konveksi di
Kecamatan Wedi merupakan industri konveksi yang terbesar di Kabupaten
Klaten dan memilik wilayah yang besar pula dan dalam undergraduate theses
oleh Beny Wahyu Pramono 05/185948/TK/30904, Teknik Arsitektur dan
Perencanaan FT UGM bahwa Sentra Konveksi Wedi memiliki sejumlah karakter
yang mampu mewakili hasil penelitian serupa terhadap barbagai sentra konveksi
di Indonesia.
Industri konveksi perlu dikembangkan tentunya sentra industri konveksi
di Desa Tambakboyo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Nilai investasi
industri konveksi di Kabupaten Klaten menunjukkan tiap tahun mengalami
peningkatan. Di tahun 2006 menunjukkan nilai investasi sebesar Rp
1.275.000.000 dan mengalami peningkatan di tahun 2007 menjadi Rp
20.650.000.000 dan di tahun 2008 menjadi Rp 34.755.7000. dari nilai investasi
tersebut bahwa hal ini baik untuk dikembangkan.
7
Tabel 1.3
Perkembangan sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Tahun 2006-2008
Komoditi
Industri
Konveksi
Tahun
2006 2007 2008
Unit 63 63 63
Tenaga Kerja 189 268 268
Nilai Investasi 189.000.000 3.150.000.000 1.260.000.000
Nilai Produksi 4.082.400.000 25.795.000.000 16.750.000.000
Sumber:Disperindag Kabupaten Klaten 2009
Berdasarkan tabel 1.3 di atas menunjukkan dari nilai investasi industri
konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan menunjukkan mengalami
penurunan di tahun 2008 dari Rp 3.150.000.000 menjadi Rp 1.260.000.000. Hal
ini tidak selaras dengan nilai investasi industri konveksi seluruh Kabupaten
Klaten. Di sentra industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan nilai
produksi juga mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar Rp25.795.000.000
menjadi Rp 16.750.000 di tahun 2008. Pengaruh dari turunnya nilai investasi ini
dan jumlah unit usaha dan tenaga kerja berdampak pada turunnya nilai produksi.
Perkembangan sentra industri Konveksi di desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan menunjukkan bahwa unit usaha dari tahun ke tahun selalu
tetap. Akan tetapi nilai investasi dan nilai produksi selalu mengalami perubahan.
8
Grafik 1.1
Unit Industri dan Tenaga Kerja
Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Grafik 1.1 di atas dapat dilihat jumlah unit usaha dan tenaga kerja dari
tahun 2006 sampai dengan 2008. Bahwa jumlah unit usaha dan jumlah tenaga
kerja tidak adanya peningkatan atau jumlahnya tetap yaitu unit usaha jumlahnya
selalu 63 unit usaha dan tenaga kerja pada tahun 2007 dan 2008 adalah sama
yaitu 268 tenaga kerja.
Pada grafik 1.2 di bawah ini menunjukkan tingkat nilai produksi
konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan pada tahun 2006 ke 2007
mengalami peningkatan akan tetapi mengalami penurunan dari tahun 2007 ke
2008. Dapat dilihat pada grafik berikut:
9
Grafik 1.2
Nilai Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo (dalam jutaan)
Berdasarkan grafik 1.1 dan grafik 1.2 bahwa unit usaha jumlahnya tetap
yaitu 63 unit dan tenaga kerja mengalami peningkatan dari tahun 2006 ke tahun
2007 dan tetap pada tahun 2008. Sedangkan pada nilai produksi mengalami
penurunan pada tahun 2008 sehingga hal ini menunjukkan bahwa adanya
ketimpangan antara jumlah unit usaha, tenaga kerja dan jumlah produksi.
Sehingga menyebabkan nilai investasi juga menurun.
Ketidakseimbangan ini dikarenakan adanya perbedaan skala unit usaha
yang dilakukan. Pada sentra industri ini sebagian besar adalah industri rumah
tangga dan industri kecil. Sehingga yang mempengaruhi jumlah nilai produksi
pada sentra industri ini tergantung pada pasar dan kemajuan masing-masing
industri.
Nilai investasi dan nilai produksi yang naik turun menjadi masalah yang
utama dalam penelitian ini. Selain itu yang mengakibatkan naik turunnya nilai
investasi dan nilai produksi juga diakibatkan sentra industri konveksi mengalami
10
permasalahan mengenai permodalan, pemasaran, teknologi, akses informasi,
dan sebagainya. Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan adanya kegagalan
dalam industri konveksi di Kecamatan Pedan.
Berdasarkan uraian diatas maka analisa kelayakan usaha perlu dilakukan
guna meminimalisir besarnya resiko yang akan di tanggung para pelaku industri
atau masih layakkah industri konveksi tersebut dijalankan. Selain itu perlu dikaji
strategi pengembangan yang tepat untuk dapat meningkatkan usaha industri
konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Maka
penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha dan
Strategi Pengembangan Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas, dikemukakan
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana profil industri konveksi di sentra industri konveksi di Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten?
2. Apakah industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan
Kabupaten Klaten layak secara finansial?
3. Bagaimana strategi pengembangan usaha sentra industri konveksi di Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten?
11
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Mendiskripsikan profil sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
2. Menganalisis kelayakan finansial usaha sentra industri konveksi di Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
3. Menganalisis strategi pengembangan usaha sentra industri konveksi di Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai sentra
industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten.
b. Sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis dalam usaha pengembangan
lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan kajian tentang
pengembangan sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten.
b. Sebagi bahan masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan
dengan pembangunan Kabupaten Klaten khususnya dalam hal
pengembangan sentra industri konveksi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembangunan
Pembangunan merupakan sebuah proses yang di dalamnya terjadi
perubahan menuju ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan semula.
Pembangunan daerah sebagai cerminan dari kegiatan pengembangan
kemampuan suatu daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya
merupakan hal yang sangat penting dilakukan terutama dengan adanya
otonomi daerah sehingga tiap daerah diharuskan menentukan nasib daerahnya
sendiri.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah
dan masyarakatnya mengelola sumber daya – sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut (Arsyad, 1999:108).
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang
mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri
alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan
produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu
pengetahuan dan pembangunan perusahaan-perusahaan baru. (Arsyad,
1999:109)
12
13
Menurut Arsyad (1999:122), strategi pembangunan daerah dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu :
a. Strategi Pengembangan Fisik atau Lokalitas
Dilakukan dengan program perbaikan kondisi fisik atau lokalitas daerah
untuk kepentingan pembangunan industri dan perdagangan. Tujunnya
untuk menciptakan identitas daerah atau kota, memperbaiki basis pesona
(amenity base) atau kualitas hidup masyarakat dan memperbaiki dunia
usaha daerah.
b. Strategi pengembangan dunia usaha
Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam
perencanaan pembangunan ekonomi daerah karena daya tarik, kreasi atau
daya perekonomian daerah yang sehat.
c. Strategi pengembangan sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam proses
pembangunan ekonomi.
d. Strategi pengembangan ekonomi masyarakat
Kegiatan pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang
ditujukan untuk pengembangan suatu kelompok masyarakat itu di suatu
daerah atau dikenal dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk menciptakan manfaat social, misalnya melalui
penciptaan proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup
atau memperoleh keuntungan dari usahanya.
14
2.2 Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai
tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan
juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa
barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Menurut Dumairy (1998:148) industri sebagai suatu sistem terdiri dari
unsur fisik dan dan unsur perilaku manusia. Unsur fisik yang mendukung
proses industri adalah komponen tempat meliputi pula kondisinya, peralatan,
bahan baku / bahan mentah dan beberapa hal yang memerlukan sumber
energi, sedangkan unsur perilaku manusia meliputi komponen tenaga kerja,
ketrampilan tradisi, transportasi dan komunikasi serta keadaan politik dan
pasar.
Pengertian menurut Sandi (1985:154) industri adalah usaha untuk
memproduksi barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui
penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh
dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi
mungkin.
Menurut Wibowo (1988:5) industri adalah jenis usaha yang terutama
bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan/barang menjadi
bahan/barang lain yang berbeda bentuk dan sifatnya dan mempunyai nilai
tambah.
15
Pembangunan industri disesuaikan dengan perkembangan masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi (Bintarto,1987:86). Industri adalah bagian
dari proses produksi di mana bagian ini tidak mengambil bahan – bahan
langsung dari alam yang kemudian mengolahnya hingga menjadi barang yang
bernilai bagi masyarakat (Bintarto, 1987:87).
Penggolongan sektor industri dikelompokkan ke dalam empat
golongan yang didasarkan pada banyaknya tenaga kerja, yaitu:
1. Industri Besar tenaga kerja 100 orang/lebih
2. Industri Sedang tenaga kerja 20-99 orang
3. Industri Kecil tenaga kerja 5-19 orang
4. Industri Rumah Tangga tenaga kerja 1-4 orang
(BPS Jawa Tengah : Statistik Industri Sedang Kecamatan Trucuk
Tahun 2004)
Penggolongan industri hanya berdasarkan banyaknya tenaga kerja dan
tanpa memperhatikan apakah perusahaan ini menggunakan mesin atau tidak
serta tanpa memperhatikan besarnya modal. Pada penelitian ini menggunakan
kriteria tenaga kerja karena untuk mempermudah penggolongan dalam
menganalisis. Penelitian ini kriteria penggolongan dibedakan menjadi
kelompok industri rumah tangga dan kelompok industri kecil karena jumlah
tenaga paling sedikit di industri konveksi Desa Tambakboyo ada 2 orang dan
paling banyak 16 orang.
16
2.2.1 Industri Kecil
Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga
kerja dan pemodalan kecil, menggunakan teknologi sederhana tetapi
jumlah keseluruhan tenaga kerja mungkin besar. Pada umumnya industri
kecil didirikan tanpa melalui atau mengenal ijin usaha, tanpa mengenal
prosedur resmi dan lain-lain sehingga perusahaan kecil tersebut
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sering menghadapi kesulitan modal karena bentuknya yang informal
sehingga sulit dipercaya oleh lembaga perbankan untuk menerima
pinjaman modal.
b. Perputaran keuangannya lambat
c. Kegiatan pribadi pengusaha sangat besar
d. Keuntungan bersih dari pengusaha biasanya sulit dibesarkan jika
dibandingkan dengan gaji/upah yang diterima pengusaha bila bekerja
pada perusahaan lain.
e. Secara yuridis pengusaha mempunyai tanggung jawab yang tidak
terbatas dan hasrat pribadi terlibat untuk melunasi hutang perusahaan
jika mengalami kerugian (Subroto,1979).
Industri kecil juga merupakan salah satu penunjang
pembangunan di desa yang tidak dapat diragukan lagi. Industri kecil di
pedesaan mempunyai beberapa keunggulan yaitu :
a. Tenaga kerja murah
b. Biaya untuk pembelian peralatan relatif murah
17
c. Biaya penyelenggaraan gedung dan penggudangan relatif murah
d. Bebas dari pungutun, biaya keselamatan relatif murah, tanpa
pemadam kebakaran, masker, sarung tangan, pengaman dan
sebagainya.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas, secara umum terdapat
kesamaan sifat dan karakter tentang industri kecil antara lain: memiliki
modal kecil, usaha dimiliki secara pribadi, menggunakan teknologi dan
peralatan sederhana, serta jumlah tenaga kerja relatif sedikit. Oleh
karena itu industri kecil cocok untuk dikembangkan didaerah pedesaan.
Industri kecil yang sedang berkembang diantaranya adalah industri
konveksi.
2.2.2. Konveksi
Industri konveksi adalah industri yang memproduksi pakaian jadi.
Konveksi termasuk dalam klasifikasi barang konsumen yaitu shopping
goods kelompok heterogeneus shopping goods. Konveksi termasuk dalam
kelompok heterogeneus shopping goods sebab aspek karakteristik atau
ciri-cirinya (features) dianggap lebih penting oleh konsumen dari pada
aspek harganya. (www.journal.uii.ac.id. 2004:97)
Industri konveksi merupakan suatu usaha yang dikerjakan dirumah
yang mengarah pada produksi kain atau pakaian jadi. Proses produksi
pakaian jadi harus ditunjang dengan mesin dan peralatan yang lengkap.
Alur proses produksi yang umumnya dilaksanakan oleh industri kecil
perusahaan konveksi adalah sebagai berikut.
18
a. Bahan baku
b. Pengukuran dan pemotongan kain
c. Penjahitan
d. Pembuatan lubang kancing
e. Pemasangan aksesoris
f. Produk jadi
(www.bi.go.id. 2007:17)
2.3 Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan penilaian atas usaha suatu proyek dimana
untuk mengetahui layak atau tidak usaha tersebut dan membantu
pengembangan dan perencanaan usaha di masa yang akan datang. Selain itu
berguna membantu pengusaha dalam perencanaan usahanya untuk
peningkatan efisiensi dan produktivitas usahanya.
Suatu usaha akan memerlukan dana yang cukup besar untuk
keberlangsungan dan keberlanjutan usahanya. Baik itu dalam proses produksi
maupun investasinya. Namun banyak usaha yang setelah dijalankan sekian
lama ternyata tidak menguntungkan. Kegagalan usaha tersebut dapat
disebabkan karena kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menafsir pasar,
kesalahan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku dan sebagainya.
Untuk itulah studi kelayakan usaha sangat penting dalam suatu usaha.
Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
19
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Mempelajari mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan
informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil penelitian
tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya
penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk
menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat
yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. (Kasmir
dan Jakfar, 2006:10)
Yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis (SKB) adalah penelitian
tentang tidak dapatnya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan
pertimbangan mendapatkan manfaat financial (arti sempit). Studi kelayakan
bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu
penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya
merupakan proyek investasi itu dilaksanakan. Maksud layak (atau tidak layak)
di sini adalah prakiraan bahwa proyek akan dapat (atau tidak dapat)
menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan (Umar,
1997:7)
Analisis yang dilakukan dalam studi kelayakan bisnis mencakup
banyak faktor yang dikerjakan secara menyeluruh, meliputi aspek – aspek
teknologi, pasar dan pemasaran, manajemen, hukum, lingkungan dan
keuangan (Umar, 1997:7). Sedangkan Studi kelayakan proyek menurut
Suwarsono dan Suad Husnan (1994:4) adalah penelitian tentang tidak
20
dapatnya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan
dengan berhasil.
Studi kelayakan juga disebut dengan feasibility study merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau
menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian
layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek
yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti
financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan
usaha/proyek dalam arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian
yang dilakukan. (Ibrahim, 2009:1)
Paling tidak ada lima tujuan mengapa perlu adanya studi kelayakan
bisnis sebelum usaha dilakukan (Kasmir dan Jakfar, 2006:20) yaitu:
a) Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam
kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau
memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini
fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita
inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
b) Memudahkan Perencanaan
Perencanaan akan lebih mudah jika kita sudah dapat meramalkan apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita
21
dalam malakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu
direncanakan.
c) Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat
memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis
tersebut telah memiliki pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut
telah tersusun secara sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat
tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah tersusun.
d) Memudahkan Pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang
sudah disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar
tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
e) Memudahkan Pengendalian
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka
jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat
dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian
adalah untuk mengendalikan pelaksanakan agar tidak melenceng dari rel
yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan kan
tercapai.
Studi kelayakan ini akan memakan biaya tetapi biaya tersebut relatif
kecil bila dibandingkan dengan resiko kegagalan suatu usaha yang
menyangkut investasi dalam jumlah besar, ada pula sebab lain yang
22
mengakibatkan suatu usaha ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan
atau gagal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan :
a) Ruang lingkup usaha
b) Cara kegiatan usaha
c) Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu usaha
d) Hasil kegiatan usaha tersebut, serta biaya yang harus ditanggung untuk
memperoleh hasil tersebut
e) Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya usaha
tersebut.
Analisis kelayakan merupakan studi yang bertujuan untuk menilai
apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak
layak dijlankan dilihat dari aspek finansial atau keuangan. Analisis finansial
lebih memusatkan penilaian usaha dari sudut pandang investor dan pemilik
usaha sehingga dapat dikatakan analisis finansial berorientasi pada profit atau
mencari laba atau keuntungan. Sasaran utama dari analisis finansial adalah
menemukan dan berusaha untuk mewujudkan besarnya penerimaan usaha.
2.4 Strategi Pengembangan
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam
perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Dalam
bukunya, Rangkuti (2006:56) mengutip pengertian atau definisi strategi
menurut beberapa pakar strategi yaitu:
Menurut Skinner (1978) strategi merupakan filosopi yang berkaitan
dengan alat untuk mencapai tujuan. Selain itu menurut Hayes dan
Wheel Wright (1978) strategi mengandung arti semua kegiatan yang
23
ada dalam lingkup perusahaan, termasuk di dalamnya pengalokasian
semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut
Hill (1989) strategi merupakan suatu cara yang berkaitan dengan
kegiatan manufaktur dan pemasaran, semuanya bertujuan untuk
mengembangkan perspektif corporat melalui agregasi.
Konsep strategi menurut Rangkuti (2006:4) ada dua konsep yaitu:
1. Distinctive Competence
Distinctive Competence merupakan tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan
pesaingnya.
2. Competitive Advantage
Competitive Advantage kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
Tipe tipe strategi menurut Rangkuti (2006:7) dapat dikelompokkan
menjadi:
1) Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro,
misalnya strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi pengembangan pasar strategi mengenai keuangan dan
sebagainya.
24
2) Strategi Investasi
Strategi yang berorientasi pada investasi, misalnya apakah
perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan dan sebagainya.
3) Strategi Bisnis
Strategi ini disebut juga dengan strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan menajemen,
misalnya strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi dan strategi lain yang berhubungan dengan keuangan.
Dalam proses pengembangan strategi dimulai dari pengembangan
strategi korporat dengan fokus mempertahankan hidup atau disebut
survival. Berdasarkan strategi korporat ini , strategi unit bisnis dengan
fokus pada distinctive competence, kepemimpinan, biaya, diferensiasi
mengenai produkdan fokus pada biaya. Yang terakhir adalah
penyusunan strategi operasional dengan fokus pada prioritas persaingan,
biaya kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman. Penetapan strategi
operasional ini berupa pengembangan struktur maupun infrastruktur
(Rangkuti, 2006:58)
Pengembangan struktur meliputi:
a. Desain organisasi
b. Evaluasi kapasitas
c. Strategi mengenai fasilitas
d. System desain operasional
25
Pengembangan infrastruktur meliputi:
a. Perencanaan operasional
b. Pengendalian kebutuhan bahan
c. Kualitas dan pelayanan kepada konsumen
d. Produktivitas dan tenaga kerja
e. Penggunaan teknologi manajemen
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai industri terutama tentang kelayakan
usaha telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Disini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian sebagai bahan acuan dan perbandingan dalam
penelitian ini, diantaranya adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Arifin adalah Analisis Kelayakan
Usaha Industri Kecil pada tahun 2005. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui prospek usaha industri kecil kerajinan rotan di kecamatan Jeumpa
kabupaten Bireuen yang berkaitan dengan adanya gangguan keamanan yang
mengakibatkan berkurangnya pendapatan para pengusaha industri kecil dan
mengetahui faktor permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pengusaha
kerajinan rotan di kecamatan Jeumpa. Analisis yang digunakan adalah analisis
kelayakan bisnis. Data yang digunakan data primer yaitu langsung wawancara
dari pemilik usaha. Berdsarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha
maka kerajinan rotan memiliki PNV, IRR dan Net B/C memiliki prospek yang
cukup baik untuk dikembangkan walaupun usaha tersebut memiliki investasi
yang cukup kecil.
26
Penelitian yang dilakukan oleh Budi Raharjo tahun 2008 tentang
Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Industri. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha industri mebel di
kecamatan Suruh kabupaten Semarang. Hasil dari peneitian ini adalah
kelayakan usaha didapatkan hasil NPV = Rp 452.950.625,43, BCR=1,55 dan
IRR=18,7% serta hasil SWOT menunjukkan industri ini memiliki keunggulan
dalam produktivitas dan sumber daya dan memiliki kelemahan dalam hal
kurangnya peralatan, modal dan teknologi serta kurangnya promosi produk
sehingga pemasaran kurang maksimal.
Penelitian lainnya yaitu dilakukan oleh Nashrul Imam tahun 2010
tentang Profit dan Strategi Pengembangan Industri Mebel di Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
mekanisme produksi dan pemasaran, kendala dalam produksi dan pemasaran
serta strategi pengembangan industri kecil mebel tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian, usaha mebel di kecamatan Suruh memiliki keunggulan dan dalam
produktivitas dan sumber daya, dan memiliki kelemahan dalam hal kurangnya
peralatan, modal dan teknologi serta kurangnya promosi produk sehingga
pemasaran kurang maksimal. Industri mebel ini memiliki peluang pasar yang
cukup tinggi dan perhatian yang baik dari pemerintah dan memiliki ancaman
dalam hal persaingan dengan industri mebel wilayah lain.
Beberapa penelitian terdahulu kaitannya dengan penelitian ini adalah
penelitian terdahulu yang pertama mengenai kelayakan usaha kerajinan rotan,
yang kedua analisis kelayakan usaha dan strategi pengembangan industri
27
mebel dan yang ketiga tentang profil dan strategi pengembangan dibandingkan
dengan penelitian ini mencakup semua analisis yang ada pada ketiga
penelitian terdahulu yaitu mengenai profil, kelayakan usaha dan strategi
pengembangan dan sama-sama mengenai industri kecil.
2.6 Kerangka Berpikir
Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga
kerja dan pemodalan kecil, menggunakan teknologi sederhana tetapi jumlah
keseluruhan tenaga kerja mungkin besar. industri kecil sangat berperan
penting dalam pembangunan suatu daerah tertentu karena dapat menyerap
tenaga kerja yang cukup besar dan memberi andil yang cukup besar pula
dalam mensejahterakan rakyat.
Sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan
Kabupaten Klaten dilakukan sudah dilakukan sejak bertahun tahun yang lalu.
Dalam menganalisis layak atau tidaknya industri konveksi tersebut
menggunakan analisis kelayakan finansial dan untuk menganalisis strategi
pengembangan sentra industri tersebut menggunakan analisis SWOT.
Untuk mempemudah penelitian yang akan dilaksanakan, maka perlu
adanya penyusunan kerangka pemikiran mengenai konsepsi tahap-tahap
penelitiannya. Kerangka pemikiran dibuat skema sederhana yang
menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalahnya. Skema
sederhana diharapkan memberi gambaran mengenai jalannya penelitian secara
keseluruhan yang dapat diketahui secara jelas dan terarah. Maka penulis
menggambarkan kerangka berfikir sebagai berikut:
28
Gambar. 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Analisis Kelayakan terdiri dari NPV, IRR, dan BCR yang akan di
teliti dalam penelitian ini. Sedangkan strategi pengembangan menggunakan
analisis SWOT.
2.6.1 Net Present Value (NPV)
Net Present Value merupakan nilai sekarang (present value)
dari suatu proyek dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost
(biaya) pada discount rate tertentu dan menunjukkan kelebihan benefit
dibandingkan dengan biaya.
Artinya bahwa suatu proyek itu dikatakan layak atau
menguntungkan jika value benefit lebih besar dari pada value cost.
Dengan kata lain, jika NPV > 0 dapat dikatakan bahwa proyek tersebut
layak atau menguntungkan dan jika NPV < 0 maka proyek tersebut
tidak layak untuk diusahakan.
29
Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
Keterangan :
DF = Discount Factor
i = tingkat bunga yang berlaku
n = lamanya periode waktu
2.6.2 Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskon yang akan manyamakan nilai
sekarang dari arus kas bersih dari biaya awal proyek. Jika nilai
sekarang dari arus kas lebih besar dari biaya awal proyek, kita
menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya
jika nilai sekarang dari arus kas lebih rendah dari biaya awal proyek
maka kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut sampai
tingkat diskon ditemukan menyamakan nilai sekarang arus kas bersih
dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang ditemukan adalah
tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek (Salvatore, 2005 :
277).
-
30
Keterangan :
i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama dimana diperoleh
NPV positif.
i2 = Discount Factor (tingkat bunga) kedua dimana diperoleh NPV
negatif.
2.6.3 Benefit Cost Ratio (BCR)
Suatu usaha dapat dikatakan layak dilaksanakan apabila nilai
BCR lebih besar dari pada satu. Jika nilai BCR lebih kecil dari satu
maka usaha industri akan mendatangkan kerugian ekonomis apabila
dilaksanakan (Gasperzs, 2002 : 145)
Kriteria rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio=BCR) untuk
menganalisis investasi proyek industri yang memiliki umur ekonomis t
(t=1,2,3,…,n) tahun dilakukan berdasarkan formula berikut:
BCR(i) = {∑DFt (Bt)}/{∑DFt (Ct)}
Disini t = 0,1,2,….,n
2.6.4 SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan
analisis situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah
analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18)
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek pemelitian (Suharsimi Arikunto,
2006:130). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto : Apabila
subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya
penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua unit-unit
usaha industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten yang berjumlah 63 unit, sehingga penelitian ini adalah penelitian
populasi.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, Suharsimi, 2006:118). Variabel dalam penelitian
ini adalah :
3.2.1 Profil Usaha Industri Konveksi
Profil sentra industri konveksi adalah deskripsi latar belakang
dari penelitian yang dilakukan dalam hal ini mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten.
31
32
3.2.2 Kelayakan Usaha Industri Konveksi
Kelayakan usaha atau financial merupakan indikator yang
menunjukkan bahwa industri konveksi di desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten pelaksanaannya sudah layak
secara financial yang diukur dengan menggunakan analisis uji NPV,
IRR, dan BCR.
3.2.3 Strategi pengembangan industri konveksi
Strategi pengembangan industri konveksi Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten adalah kebijakan pengembangan
yang dilakukan mengenai potensi industri yang cukup besar tersebut
akan tetapi masih perlu adanya pembinaan dan mengatur strategi yang
terkait dengan pengembangan terhadap masa depan industri konveksi
itu.
Pengembangan industri dapat dilakukan analisis terlebihi
dahulu dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model
yang popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti,
2006:18)
33
3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
3.3.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan pengumpulan data baik angka
maupun keterangan secara tertulis. Menurut Suharsini Arikunto
(2006,158) metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh
data atau informasi tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan
penelitian, dengan jalan melihat kembali sumber tertulis yang lalu baik
berupa angka atau keterangan.
Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah
dengan mencatat data yang tersedia pada kelompok/masyarakat yang
terkait, seperti para pengusaha industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Klaten. Selain itu mengumpulkan informasi dari
sumber pusataka yang relevan dengan penelitian dan internet.
3.3.2 Metode Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui. (Arikunto, Suharsimi.
2006:151). Metode ini memperoleh data dengan cara memberi angket
atau daftar pertanyaan kepada responden. Dalam hal ini digunakan
untuk mengetahui profil usaha industri konveksi, tingkat keuntungan
dan biaya yang digunakan untuk industri konveksi di Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
34
3.4. Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Diskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk
menggambarkan variabel yang diteliti ( Arikunto, 1997: 212). Yaitu
hasil penelitian ini hanya untuk menggambarkan atau melukiskan
keadaan suatu obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Analisis ini untuk
mengetahui tentang profil industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
3.4.2 Analisis Kelayakan Finansial
Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam
melakukan studi kelayakan bisnis. Ada beberapa metode yang biasa
dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi :
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value merupakan nilai sekarang (present value)
dari suatu proyek dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost
(biaya) pada discount rate tertentu dan menunjukkan kelebihan
benefit dibandingkan dengan biaya.
Artinya bahwa suatu proyek itu dikatakan layak atau
menguntungkan jika value benefit lebih besar dari pada value cost.
Dengan kata lain, jika NPV > 0 dapat dikatakan bahwa proyek
tersebut layak atau menguntungkan dan jika NPV < 0 maka proyek
tersebut tidak layak untuk diusahakan (Abdul Choliq, 1999:33).
35
Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
Keterangan :
DF = Discount Factor
i = tingkat bunga yang berlaku
n = lamanya periode waktu
b. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskon yang akan manyamakan nilai
sekarang dari arus kas bersih dari biaya awal proyek. Jika nilai
sekarang dari arus kas lebih besar dari biaya awal proyek, kita
menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya
jika nilai sekarang dari arus kas lebih rendah dari biaya awal
proyek maka kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut
sampai tingkat diskon ditemukan menyamakan nilai sekarang arus
kas bersih dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang
ditemukan adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek
(Salvatore, 2005 : 277).
IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengetahui
persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan IRR
juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam
mengembalikan bunga pinjaman. IRR itu pada dasarnya
36
menunjukkan Discount Factor (DF) sehingga tercapai NPV = 0
(Choliq, 1999:57)
-
Keterangan :
i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama dimana
diperoleh NPV positif.
i2 = Discount Factor (tingkat bunga) kedua dimana
diperoleh NPV negatif.
c. Benefit Cost Ratio (BCR)
Kriteria rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio=BCR)
untuk menganalisis investasi proyek industri yang memiliki umur
ekonomis t (t=1,2,3,…,n) tahun dilakukan berdasarkan formula
berikut:
BCR(i) = {∑DFt (Bt)}/{∑DFt (Ct)}
Disini t = 0,1,2,….,n
Suatu usaha dapat dikatakan layak dilaksanakan apabila
nilai BCR lebih besar dari pada satu. Jika nilai BCR lebih kecil
dari satu maka usaha industri akan mendatangkan kerugian
ekonomis apabila dilaksanakan (Gasperzs, 2002 : 145)
3.4.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
37
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan
analisis situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah
analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18)
Tahap pengumpulan data merupakan tahap pertama dalam
penyusunan analisis SWOT. Pada tahap ini data dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Model yang
digunakan dalam tahap ini adalah Matriks Faktor Strategi Eksternal
dan Matriks Faktor Strategi Internal.
Tahap selanjutnya adalah memanfaatkan informasi tersebut ke
dalam rumusan strategi. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-
faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dari ancaman
eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan
empat set kemungkinan alternative strategis.
38
Tabel 3.1
Matriks SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHT (S)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan
internal
WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan
internal
OPPORTUNITIES (O)
Tentukan 5-10
faktor peluang
eksternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
TREATS (T)
Tentukan 5-10
faktor ancaman
eksternal
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimkan kelemahan
dan menghindari
ancaman
Sumber : Freddy Rangkuti, 2006:31
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Apabila di
dalam kajian terlihat peluang-peluang yang tersedia ternyata juga
memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut dianggap
memiliki keunggulan komparatif. Dua elemen sektor industri eksternal
dan internal yang baik ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi akan
menjadi isu utama pengembangan. Meskipun demikian dalam proses
pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya berbagai kendala dan
ancaman perubahan, kondisi lingkungan yang terdapat di sekitarnya
39
untuk digunakan sebagai usaha untuk mempertahankan keunggulan
komparatif tersebut.
b. Strategi ST
Strategi ini mempertemukan interaksi antara ancaman atau
tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk memperlunak ancaman
atau tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi
peluang bagi pengembangan selanjutnya. Ini adalah strategi dalam
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian
dari berbagai peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar di
sini akan dihadapi oleh kurangnya kemampuan sektor untuk
menangkapnya. Pertumbuhan harus dilakukan secara hati-hati untuk
memilih dan menerima peluang tersebut. Khususnya dikaitkan dengan
keterbatasan potensi kawasan. Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan
yang ada.
d. Strategi WT
Merupakan tempat menggali berbagai kelemahan yang akan
dihadapi sektor industri kecil dalam pengembangannya. Hal ini dapat
dilihat dari pertemuan antara ancaman dan tantangan dari luar dengan
kelemahan yang terdapat di dalam kawasan. Strategi yang harus
ditempuh adalah mengambil keputusan untuk mengendalikan kerugian
40
yang akan dialami dengan sedikit membenahi sumber daya internal
yang ada. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive
dan berusaha meminimalkan yang ada serta menghindari ancaman.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitin meliputi deskripsi profil industri konveksi, analisis
kelayakan usaha industri konveksi dan strategi pengembangan industri
konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
4.1.1 Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan
Kabupaten Klaten
Profil industri konveksi adalah deksripsi tentang latar belakang
yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan usaha industri konveksi
di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Profil
industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten meliputi:
a. Berdirinya Industri Konveksi
Industri konveksi di Desa Tambakboyo sudah cukup lama
berkembang. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan diketahui
bahwa usaha industri konveksi ini berdiri sejak puluhan tahun yang
lalu. Akan tetapi pada waktu itu usaha yang dilakukan adalah
pembuatan karung dan kain tenun pada tahun 1980an dan dalam
perkembangannya usaha tersebut berubah menjadi industri konveksi
pada tahun 1990an.
41
42
Tabel 4.1
Tahun Berdiri dan Lama Usaha
Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga
No No. Responden Tahun Berdiri Lama Usaha (tahun)
1 R1 1989 21
2 R4 2006 4
3 R5 2004 6
4 R6 1996 14
5 R7 2003 7
6 R11 2000 10
7 R14 2001 9
8 R15 2002 8
9 R16 1997 13
10 R17 2000 10
11 R19 1993 17
12 R21 1994 16
13 R23 2001 9
14 R27 1990 20
15 R28 1994 16
16 R31 1992 18
17 R33 1996 14
18 R34 2001 9
19 R39 1995 15
20 R43 2002 8
21 R44 2000 10
22 R47 1991 19
23 R49 2003 7
24 R51 1995 15
25 R52 1994 16
26 R53 1995 15
27 R55 1990 20
28 R56 1991 19
29 R57 1989 21
30 R58 1989 21
31 R59 2000 10
32 R60 1990 20
33 R61 1995 15
34 R62 1993 17
35 R63 2002 8
Rata-Rata 13,62
Sumber:data diolah
43
Industri konveksi kelompok industri kecil tahun berdiri dan lama
usaha dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Tahun Berdiri dan Lama Usaha
Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga
No No. Responden Tahun Berdiri Lama Usaha (tahun)
1 R2 2004 6
2 R3 1991 19
3 R8 1994 16
4 R9 2002 8
5 R10 1998 12
6 R12 2005 5
7 R13 1989 21
8 R18 1994 16
9 R20 2001 9
10 R22 1995 15
11 R24 2006 4
12 R25 1992 18
13 R26 1998 12
14 R29 1996 14
15 R30 1998 12
16 R32 1994 16
17 R35 1993 17
18 R36 1990 20
19 R37 1995 15
20 R38 1994 16
21 R40 1991 19
22 R41 2003 7
23 R42 1992 18
24 R45 2004 6
25 R46 2000 10
26 R48 2004 6
27 R50 1995 15
28 R54 1994 16
Rata-Rata 13,14
Sumber:data diolah
Pada waktu itu hanya beberapa orang pengusaha yang membuka
usaha konveksi, kemudian masyarakat sekitar ikut bekerja setelah
44
beberapa lama kemudian mereka membuka usaha konveksi sendiri.
Usaha konveksi ini kemudian menjadi berkembang dan menjadi mata
pencaharian masyarakat. Rata-rata responden telah menjalankan
usahanya selama 13 sampai 14 tahun. Usaha yang dijalankan paling
lama telah berdiri selama 21 tahun sejak tahun 1989, sedangkan usaha
yang paling baru berdiri yaitu 4 tahun atau sejak tahun 2006.
b. Jenis Industri
Penggolongan jenis industri konveksi di Desa Tambakboyo
berdasarkan jumlah tenaga kerja. Industri konveksi di Desa
Tambakboyo masuk dalam kategori industri rumah tangga dan
industri kecil dan tidak ada yang masuk dalam kategori industri sedang
dan industri besar. Sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo
jumlah tenaga kerja paling sedikit 2 orang dan paling banyak 16 orang.
Pengelompokkan jenis industri dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo
No Jenis Industri Jumlah Persentase (%)
1 Industri Rumah Tangga 35 56
2 Industri Kecil 28 44
Total 63 100
Sumber : data primer diolah 2011
45
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah unit industri rumah tangga
sebanyak 35 unit industri dan kelompok industri kecil sebanyak 28 unit
industri. Hal ini menunjukkan kelompok industri rumah tangga lebih
banyak dari pada kelompok industri kecil. Perbandingan antara jenis
industri kelompok industri rumah tangga dan industri kecil dapat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
Grafik 4.1
Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo
c. Status Pemilikan Izin Usaha
Sebuah industri harusnya memiliki izin usaha yaitu bentuk
pengesahan suatu usaha pada waktu pendirian yang dilakukan oleh
instansi pemerintah (instansi terkait) yang diperkuat dengan bukti
tertulis atau akta. Akan tetapi kebanyakan industri kecil tidak memiliki
izin usaha. Berikut ini merupakan tabel mengenai status kepemilikan
izin usaha industri konveksi dari Desa Tambakboyo.
46
Tabel 4.4
Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi
Di Desa Tambakboyo
No Jenis
Industri ∑
Status Kepemilikan Usaha Jumlah
(unit) Milik Izin Belum Izin
1 Industri RT 35 - 35 35
2 Industri Kecil 28 10 18 28
Total 10 53 63
Persentase 16% 84% 100%
Sumber : Data Primer diolah 2011
Tabel Status Kepemilikan Izin Usaha menunjukkan dari 63 unit
industri konveksi, sebanyak 53 unit industri konveksi (84%) belum
memiliki izin usaha dan dan hanya 10 unit industri konveksi (16%)
yang sudah memiliki izin usaha. Masih minimnya industri konveksi
yang belum memiliki izin usaha menandakan bahwa kesadaran pemilik
usaha masih kurang. Tidak ada konsekuensi bagi para pemilik industri
konveksi jika tidak memiliki izin usaha, karena tanpa memiliki izin
usaha merekapun masih tetap bisa berjalan.
Berdasarkan hasil penelitian, status kepemilikan izin usaha
kelompok indsutri rumah tangga belum memiliki izin usaha sebanyak
35 unit dan tidak ada yang memiliki izin usaha. Kelompok industri
kecil yang memiliki izin usaha sebanyak 18 unit dan yang memiliki
izin usaha sebanyak 10 unit. Hal ini menunjukkan rata-rata industri
47
konveksi di Desa Tambakboyo belum memiliki izin usaha. Dapat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2
Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi
Desa Tambakboyo
d. Peralatan
Pada awalnya, dalam memproduksi usaha konveksi masih
menggunakan mesin yang kecil, akan tetapi dengan perkembangan
zaman yang semakin maju dan banyak alat-alat baru yang dijual
dipasaran pada tahun 1990an. Para pengusaha mulai menambah dan
mengganti alat-alat untuk memproduksi, seperti gunting diganti mesin
potong yang lebih mudah untuk memotong kain, mesin jahit kecil dan
mesin obras diganti mesin obras yang bisa langsung jahit tanpa dua
kali proses produksi walaupun mesin jahit masih digunakan untuk
produksi yang lain.
48
Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi konveksi Desa
Tambakboyo antara lain : gunting, mesin potong, mesin jahit, mesin
obras, mesin itik, mesin overdeck dan lain-lain. Penggunaan mesin-
mesin baru bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi
konveksi.
e. Modal Usaha
Industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten merupakan kelompok industri rumah tangga dan industri kecil.
Untuk mengetahui modal yang dibutuhkan usaha konveksi dapat
dilihat tabel berikut.
Tabel 4.5
Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten
Sumber : Data Primer diolah 2011
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah unit industri yang paling
banyak berdasarkan modal usahanya adalah Rp 20.000.000-Rp
No Jenis Industri
∑
Modal Usaha
(dalam jutaan)
Jumlah
(unit)
>40 31-40 20-30 < 20
1 Industri RT 35 - 3 16 16 35
2 Industri Kecil 28 14 8 6 - 28
Jumlah Total 14 11 22 16 63
Persentase 22% 18% 35% 25% 100%
49
30.000.000 dengan rincian kelompok industri rumah tangga sebanyak
16 unit dan kelompok industri kecil 6 unit. Sedangkan jumlah unit
yang paling sedikit berdasarkan besar modal adalah Rp31.000.000-Rp
40.000.000 dengan rincian kelompok rumah tangga 3 unit dan
kelompok industri kecil 8 unit. Modal industri yang paling besar yaitu
di atas Rp 40.000.000 pada kelompok industri kecil sebanyak 14 unit
dan modal paling kecil di bawah Rp 20.000.000 pada kelompok
industri rumah tangga sebanyak 16 unit. Rincian tersebut dapat dilihat
pada grafik 4.3. Semakin besar modal semakin besar skala industri
tersebut.
Grafik 4.3
Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten (dalam jutaan)
50
f. Tenaga Kerja
Dari 63 unit industri konveksi yang diteliti, setidaknya mampu
menyerap 297 tenaga kerja. Rincian tenaga kerja menggunakan tenaga
kerja tetap saja tidak termasuk tenaga kerja sambilan, hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perhitungan ganda, karena tenaga
sambilan sifatnya hanya sementara dan dapat berpindah-pindah kerja
dari industri konveksi yang satu ke industri konveksi yang lain. Tenaga
kerja sambilan biasanya dibutuhkan pada waktu tertentu saja.
Industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan
Kabupaten Klaten berjumlah 63 unit usaha, dapat menyerap tenaga
kerja sebanyak 297 orang.
1) Jenis Kelamin
Data yang diperoleh mengenai komposisi tenaga kerja industri
konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Tenaga Kerja Industri Konveksi Menurut Jenis Kelamin
No Jenis
Industri ∑
Jenis Kelamin Jumlah Tenaga
Kerja Laki-laki Perempuan
1 Industri RT 35 4 95 99
2 Industri Kecil 28 30 168 198
Total 63 34 263 297
Persentase 11% 89% 100%
Sumber : data primer diolah
51
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 297 tenaga
kerja yang terserap, 263 orang adalah tenaga kerja perempuan dan 34
orang adalah tenaga kerja laki-laki. Hal ini disebabkan tenaga kerja
perempuan sangat berperan besar dalam proses produksi konveksi
yaitu sebagai penjahit untuk menghasilkan suatu barang sedangkan
tenaga kerja laki-laki berperan sebagai tenaga kerja
pengguntingan/pemotongan dan pengepakan. Dapat dilihat pada grafik
berikut.
Kelompok industri rumah tangga jumlah tenaga kerja laki-laki
sebanyak 4 orang dan perempuan 95 orang, sedangkan kelompok
industri kecil jumlah tenaga kerja laki-laki sebanyak 30 orang dan
perempuan 168 orang. Kelompok indsutri kecil lebih banyak menyerap
tenaga kerja dibandingkan kelompok industri rumah tangga walaupun
industri rumah tangga jumlah unit industrinya labih banyak
dibandingkan jumlah unit industri kecil. Dapat dilihat pada grafik
sebagai berikut.
52
Grafik 4.4
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Jenis Kelamin
2) Usia Tenaga Kerja
Usia tenaga kerja yang bekerja pada industri konveksi di Desa
Tambakboyo dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Usia
No Jenis
Industri ∑
Usia (tahun) Jumlah
(orang) >40 31-40 21-30 ≤20
1 Industri RT 35 8 29 44 18 99
2 Industri Kecil 28 23 28 82 65 198
Total 63 31 57 126 83 297
Persentase 11% 19% 42% 28% 100%
Sumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa usia tenaga kerja
pada industri konveksi di Desa Tambakboyo paling tinggi terdapat
53
pada kelompok umur 21-30 tahun atau sebesar 42% hal ini
dikarenakan pada kelompok umur ini adalah tenaga yang produktif
dalam industri konveksi dan paling sedikit pada kelompok umur > 40
tahun atau sebesar 11% dikarenakan kebanyakan tenaga kerja adalah
wanita dan umur di atas 40 sudah tidak lagi produktif, sedangkan
kelompok umur ≤20 tahun sebesar 28% dan kelompok umur 31-40
tahun sebesar 19%.
Industri konveksi di Desa Tambakboyo jumlah tenaga kerja
berdasarkan usia paling banyak adalah 21-30 tahun untuk kelompok
industri rumah tangga sebanyak 44 orang dan kelompok industri kecil
sebanyak 82 orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja berdasarkan usia
paling sedikit adalah usia di atas 40 tahun untuk kelompok industri
rumah tangga sebanyak 8 orang dan kelompok industri kecil sebanyak
31 orang. Dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 4.5
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Usia
8
2329 28
44
82
18
65
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Industri Rumah Tangga Industri Kecil
>40
31-40
21-30
≤20
54
3) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal
yang pernah ditempuh oleh tenaga kerja. Tingkat pendidikan tenaga
kerja pada industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.8
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Tingkat Pendidikan
No Jenis
Industri ∑
Tingkat Pendidikan Jumlah
(orang) Tamat
SMA
Tamat
SMP
Tamat
SD
Tidak
Sekolah
1 Industri RT 35 24 38 24 13 99
2 Industri Kecil 28 47 64 62 25 198
Jumlah total 63 71 102 86 38 297
Persentase 24% 34% 29% 13% 100%
Sumber : data primer diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga
kerja pada industri konveksi di Desa Tambakboyo adalah tidak sekolah
sebanyak 38 orang (13%) dengan rincian kelompok industri rumah
tangga sebanyak 13 orang dan kelompok industri kecil 25 orang,
Tamat SD sebanyak 86 orang (29%) kelompok industri rumah tangga
24 orang dan kelompok industri kecil 62 orang, Tamat SMP sebanyak
102 orang (34%) kelompok industri rumah tangga 38 orang dan
kelompok industri kecil 64 orang, dan Tamat SMA sebanyak 71 (24%)
55
kelompok industri rumah tangga 24 orang dan kelompok industri kecil
47 orang. Paling banyak pada tingkat pendidikan Tamat SMP dan
paling sedikit pada tingkat pendidikan tidak sekolah. Dapat dilihat
pada grafik di bawah ini.
Grafik 4.6
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Tingkat Pendidikan
Melihat data tersebut dapat kita simpulkan bahwa industri
konveksi di Desa Tambakboyo ternyata mampu membuka lapangan
kerja bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan cukup rendah. Hal
ini disebabkan karena proses produksi industri konveksi tidak
membutuhkan tingkat pendidikan tinggi, namun perlu keterampilan
yang memadai dan keahlian didapat secara turun temurun sehingga
tingkat pendidikan tidak terlalu diperhatikan.
56
4) Status Tenaga Kerja
Status tenaga kerja pada industri konveksi pada penelitian ini
menggunakan tenaga kerja tetap tanpa tenaga kerja sambilan yang
berjumlah 297 orang. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
perhitungan ganda, karena tenaga kerja sambilan sifatnya hanya
sementara dan dapat berpindah-pindah kerja dari industri konveksi
yang satu ke industri konveksi yang lain. Tenaga kerja sambilan
biasanya dibutuhkan pada waktu tertentu saja.
Tabel 4.9
Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi
Desa Tambakboyo
No Jenis Industri ∑ Status Tenaga Kerja Jumlah
TK Tetap Sambilan
1 Industri RT 35 99 - 99
2 Industri Kecil 28 198 - 198
Total 63 297 - 297
Persentase 100% - 100%
Sumber : data primer diolah
Berdasarkan hasil penelitian, status tenaga kerja tetap industri
konveksi di Desa Tambakboyo adalah tenaga kerja tetap. Kelompok
industri rumah tangga sebanyak 99 orang dan kelompok industri kecil
sebanyak 198 orang. Indistri kecil lebih banyak menyerap tenaga kerja
dari pada industri rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa industri
konveksi menjadi mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan
57
hidupnya. Hal ini dikarenakan industri konveksi di Desa Tambakboyo
sudah merupakan sentra industri konveksi dan sulitnya mencari kerja
selain manjadi tenaga kerja di industri konveksi yang disebabkan
kebanyakan yang bekerja adalah perempuan dan tingkat usia masih
muda dan tingkat pendidikan kebanyakan Tamat SMP yang telah
dijelaskan sebelumnya. Status tenaga kerja industri konveksi Desa
Tambakboyo dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.
Grafik 4.7
Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi
Desa Tambakboyo
5) Asal Tenaga Kerja
Asal tenaga kerja adala asal daerah tempat tinggal tenaga kerja.
Asal daerah tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu dalam daerah
58
dan luar daerah. Maksud dari dalam daerah adalah asal tenaga kerja
masih tergolong dari daerah sendiri yaitu Desa Tambakboyo,
sedangkan luar daerah yaitu luar dari Desa Tambakboyo. Asal tenaga
kerja industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 4.10
Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
No Jenis Industri
∑
Asal Tenaga Kerja Jumlah
TK Dalam Desa Luar Desa
1 Industri RT 35 62 37 99
2 Industri Kecil 28 114 84 198
Total 63 176 121 297
Persentase 59% 41% 100%
Sumbe : data primer diolah
Berdasarkan hasil penilitian asal tenaga kerja industri konveksi
di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan untuk kelompok industri
rumah tangga untuk asal dalam daerah sebanyak 62 orang dan luar
daerah 114 orang, sedangkan kelompok industri kecil untuk kelompok
industri rumah tangga sebanyak 37 orang dan kelompok industri kecil
84 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang terserap
kebanyakan dari dalam daerah. Dapat dilihat pada grafik 4.8 sebagai
berikut.
59
Grafik 4.8
Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
g. Upah
Upah yang berlaku pada industri konveksi Desa Tambakboyo ada
dua jenis yaitu upah borongan dan upah harian menurut masing-
masing industri. Biasanya upah borongan untuk pekerja jahit dan upah
harian untuk pekerja potong dan pengepakan. Besar upah tenaga kerja
dapat dilihat pada tabel berikut :
60
Tabel 4.11
Rincan Upah Pekerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
No Proses Produksi Upah (Rp)
1 Pengguntingan/pemotongan 15.000 - 30.000 per hari
2 Jahit
a. Celana
b. Kaos
c. Jaket / jamper
300-500 per potong
500-1000 per potong
1000-2000 per potong
3 Pengepakan 15.000 - 20.000 per hari
Sumber : Data Primer diolah
Bagi tenaga kerja jahit upah yang diterima menurut output yang
mereka hasilkan. Rata-rata upah yang dihasilkan sebesar Rp15.000
sampai Rp 30.000 per hari. Pemberian upah yang diberikan yaitu
mingguan. Besar jumlah upah yang diterima berdasarkan output yang
dihasilkan selama satu minggu.
h. Produksi
Produksi konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan
Kabupaten Klaten terdapat dua jenis yaitu produksi massal dan
produksi pesanan. Produksi massal yaitu produksi yang dilakukan
setiap saat, sedangkan produksi pesanan merupakan produksi yang
dilakukan untuk memenuhi pesanan dari konsumen.
Bahan baku utama industri konveksi adalah kain yang diperoleh
dari dalam Kabupaten Klaten dan luar Kabupaten Klaten seperti Solo,
Bandung hingga Jakarta.
61
Tabel 4.12
Rata-Rata Produktivitas Tenaga KerjaKonveksi Desa Tambakboyo
No Indikator Jumlah
1 Jenis Produksi
a. Celana
b. Kaos
c. Jaket
30 unit/orang/hari
25 unit/orang/hari
15 unit/orang/hari
2 Hasil produksi 70 unit/hari
Sumber : data primer diolah
Jenis produksi kelompok industri rumah tangga ada 3 jenis yaitu
kaos, celana dan jaket. Jumlah produksi paling banyak adalah celana
sebesar 17.400, kaos sebesar 11.850 dan jaket 1.600. Sebagian besar
industri konveksi memproduksi jenis kaos dan celana. Jumlah unit
yang memproduksi jenis hasil produksi ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
62
Tabel 4.13
Jenis Produksi Kelompok Industri Rumah Tangga
No Responden Jenis
Usaha
Jenis Industri
Kaos Celana Jaket
1 R1 Kaos, Celana 450 700
2 R4 Kaos, Celana 300 500
3 R5 Kaos, Celana, jaket 450 700 200
4 R6 Kaos, Celana 350 550
5 R7 Kaos, Celana 300 500
6 R11 Celana 350
7 R14 Kaos, Celana 250 350
8 R15 Kaos, Celana 250 350
9 R16 Kaos, Celana 350 450
10 R17 Kaos, Celana 350 450
11 R19 Kaos, Celana 350 450
12 R21 Kaos, Celana 350 450
13 R23 Kaos, Celana 350 450
14 R27 Kaos, Jaket 450 250
15 R28 Kaos, Celana 350 350
16 R31 Kaos, Jaket 450 250
17 R33 Kaos, Celana 250 300
18 R34 Kaos, Celana 450 700
19 R39 Celana 800
20 R43 Kaos, Celana 250 350
21 R44 Kaos, Celana 400 650
22 R47 Kaos, Celana 350 650
23 R49 Kaos, Celana 350 700
24 R51 Kaos, Celana, Jaket 400 700 200
25 R52 Kaos, Celana 250 350
26 R53 Kaos, Celana 300 550
27 R55 Kaos, Celana 250 300
28 R56 Kaos, Celana 400 700
29 R57 Kaos, Celana 400 700
30 R58 Kaos, Celana 450 750
31 R59 Kaos, Celana, Jaket 400 600 300
32 R60 Kaos, Celana 400 700
33 R61 Kaos, Jaket 450 400
34 R62 Kaos, Celana 350 600
35 R63 Kaos, Celana 400 700
Total 11.850 17.400 1.600
Sumber : Data Primer diolah
63
Sedangkan untuk kelompok industri kecil, jenis produk yang
dihasilkan adalah kaos, celana dan jaket dan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.14
Jenis Produksi Industri Konveksi
Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo
No Responden Jenis
Usaha
Jenis Industri
Kaos Celana Jaket
1 R2 Kaos, Celana, Jaket 2000 3000 500
2 R3 Kaos, Celana 1000 1500
3 R8 Kaos, Celana, Jaket 2000 3000 500
4 R9 Kaos, Celana 800 1200
5 R10 Kaos, Celana, Jaket 700 1000 300
6 R12 Kaos, Jaket 900 500
7 R13 Kaos, Celana 1500 2500
8 R18 Kaos, Celana 900 1500
9 R20 Kaos, Celana, Jaket 1500 2500 1000
10 R22 Kaos, Jaket 900 700
11 R24 Kaos, Celana 900 1500
12 R25 Kaos, Celana 850 1200
13 R26 Kaos, Celana 900 1500
14 R29 Kaos, Celana, Jaket 1800 2500 600
15 R30 Kaos, Celana, Jaket 1200 2000 400
16 R32 Kaos, Celana 900 1300
17 R35 Kaos, Celana 1000 1800
18 R36 Kaos, Celana 450 700
19 R37 Kaos, Celana, Jaket 1500 2500 1000
20 R38 Kaos, Celana 850 1200
21 R40 Kaos, Celana 900 1500
22 R41 Kaos, Celana 800 1200
23 R42 Kaos, Celana 800 1200
24 R45 Kaos, Celana, Jaket 800 1100
25 R46 Kaos, Celana 800 1200
26 R48 Kaos, Celana, Jaket 1000 1500 800
27 R50 Kaos, Celana 800 1000
28 R54 Kaos, Celana, Jaket 2500 3500 1500
Total 30950 44600 7800
Sumber : Data Primer diolah
64
Jumlah produksi industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan
Pedan dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.15
Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo
(dalam satu bulan)
No Jenis Industri ∑
Jenis Produk
Kaos Celana Jaket
1 Industri RT 35 11.850 17.400 1600
2 Industri Kecil 28 30.950 44.600 7800
Total 63 42.800 62.000 9400
Sumber : Data Primer diolah
Jumlah produksi industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan
Pedan dalam satu bulan dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.
Grafik 4.9
Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo
(dalam satu bulan)
Berdasarkan tabel dan grafik di atas industri konveksi Desa
Tambakboyo rata-rata hasil produksi paling banyak celana sebanyak
65
62.000 potong, kaos 43.050 potong dan jaket 9400 potong per bulan.
Industri rumah tangga mampu menghasilkan 12100 kaos, 17400 celana
dan 1600 jaket. Industri kecil mampu menghasilkan 30950 kaos,
44600 celana dan 7800 jaket.
Banyaknya kendala yang dihadapi dalam proses produksi industri
konveksi seperti kendala mengenai kenaikan bahan baku,
keterbatasan peralatan dan persaingan harga industri konveksi
mempengaruhi jumlah hasil produksi. Tetapi rata-rata pekerja dapat
menghasilkan hasil seperti rincian pada tabel 4.10 diatas.
i. Pemasaran
Produk industri konveksi dari Desa Tambakboyo tidak hanya
dipasarkan di daerah Kabupaten Klaten saja tetapi juga sampai keluar
daerah bahkan ada yang sampai keluar pulau Jawa. Dalam hal
pemasaran, pengusaha industri konveksi tidak terlalu mengalami
kesulitan, karena biasanya telah memiliki pelanggan sendiri dari
daerah tertentu dan juga memiliki semacam makelar di daerah tertentu
yang datang sendiri ke tempat usaha mereka.
Daerah pemasaran produk industri konveksi Desa Tambakboyo
sudah cukup luas. Persentase daerah tersebut dapat kita lihat pada
tabel:
66
Tabel 4.16
Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
No Jenis Industri ∑
Daerah Pemasaran Produk Jumlah
(unit) Lokal Luar Daerah
1 Industri RT 35 24 11 35
2 Industri Kecil 28 2 26 28
Total 63 26 37 63
Persentase 41% 59% 100%
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel di atas dearah pemasaran menunjukkan lebih
banyak produk yang dipasarkan di luar daerah daripada di dalam
daerah sendiri. Dapat kita lihat bahwa produk industri konveksi dari
Desa Tambakboyo 40% dipasarkan di dalam daerah Kabupaten Klaten
dan sebanyak 60% telah dipasarkan di luar daerah, di luar yang
dimaksud juga termasuk di luar Propinsi Jawa Tengah dan luar Pulau
Jawa jadi jangkauan pemasaran industri cukup luas.
Hasil penelitian ini, daerah pemasaran produk industri konveksi
Desa Tambakboyo kelompok industri rumah tangga daerah pemasaran
produk lokal sebanyak 24 unit dan luar daerah 11 unit, sedangkan
kelompok industri kecil derah pemasaran produk lokal sebanyak 2 unit
dan luar daerah 26 unit. Dapat dilihat pada grafik 4.9 sebagai berikut.
67
Grafik 4.10
Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
Pemasaran juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi para
pengusaha industri konveksi Desa Tambakboyo, selain dari sisi
teknologidan peralatan, jangkauan pemasaran hasil produksi industri
konveksi Desa Tambakboyo sudah cukup luas tetapi masih dapat lebih
dikembangkan. Sistem pemasaran yang masih menggantungkan
pelanggan dan makelar masih bisa dikembangkan dengan strategi
promosi lain seperti pemasaran melalui media cetak maupun media
elektronik, contohnya seperti koran, radio dan internet yang belum
banyak dilakukan.
68
j. Pendapatan dan Keuntungan
Berdasarkan hasil penelitian dari data primer didapat rata-rata
pendapatan dan biaya industri konveksi Desa Tambakboyo adalah
sebagai berikut:
Table 4.17
Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi
Kelompok Industri RT Desa Tambakboyo
No Keterangan 2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan 88,506,300.00 90,745,871.43 92,265,871.43 92,863,728.57
2 Biaya Var.
-Upah Tenaga Kerja 15,638,071.43 15,718,900.00 15,940,428.57 16,311,628.57
-Bahan Baku 56,130,371.43 58,422,514.29 59,663,961.90 58,923,000.00
-Transportasi dll 2,222,000.00 2,224,571.43 2,314,000.00 2,329,571.43
Biaya Tetap
-Biaya penyusutan 1,455,714.29 1,456,285.71 1,453,428.57
1,462,000.00
-biaya perawatan 698,428.57 786,142.86 786,142.86 786,142.86
3 Profit (1-2)
12,361,714.29
12,137,457.14 12,107,909.52
13,051,385.71
Sumber : data primer diolah
69
Table 4.18
Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi
Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo
No Keterangan 2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan 220,543,035.71 218,881,964.29 221,203,392.86 223,562,142.86
2 Biaya Var.
-Upah Tenaga Kerja 36,886,107.14 37,097,059.52 37,214,619.05 38,342,428.57
-Bahan Baku 147,120,500.00 148,769,309.52 148,325,119.05 150,320,514.29
-Transportasi dll 2,698,392.86 2,724,285.71 2,808,392.86 2,824,464.29
Biaya Tetap
-Biaya penyusutan 1,981,428.57 1,985,892.86
1,989,464.29 1,987,678.57
-biaya perawatan 1,140,357.14 1,235,357.14 1,231,785.71 1,246,071.43
3 Profit (1-2) 30,716,250.00 27,070,059.52 29,634,011.90 28,840,985.71
Sumber : data primer diolah
4.1.2 Analisis Kelayakan Usaha
a. Perhitungan Net Present Value
Net Present Value merupakan nilai sekarang dari selisih antara
benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. Net
Present Value (NPV) menunjukkan kelebihan benefit (manfaat)
dibandingkan dengan cost (biaya).
Apabila NPV > 0 berarti proyek tersebut menguntungkan.
Sebaliknya jika NPV < 0 berarti proyek tersebut tidak layak
diusahakan. Perhitungan NPV kelompok industri Rumah Tangga
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
70
Tabel 4.19
Perhitungan Net Present ValueKelompok Industri RT
Tahun Benefit Cost Net Benefit DF NPV
1
(Rp)
2
(Rp)
3
(1-2)
4
12%
5
(4x5)
6
2007 88,506,300.00 76,144,585.71 12,361,714.29 0,893 11,039,010.86
2008 90,745,871.43 78,608,414.29 12,137,457.14 0,797 9,673,553.34
2009 92,265,871.43 80,157,961.90 12,107,909.52 0,712 8,620,831.58
2010 92,863,728.57 79,812,342.86 13,051,385.71 0,636 8,300,681.31
Jumlah 364,381,771.43 314,723,304.76 49,658,466.67 37,634,077.10
Sumber : data primer diolah
Sedangkan untuk perhitungan NPV kelompok industri kecil
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.20
Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri Kecil
Tahun Benefit Cost Net Benefit DF NPV
1
(Rp)
2
(Rp)
3
(1-2)
4
12%
5
(4x5)
6
2007 220,543,035.71 189,826,785.71 30,716,250.00 0,893 27,429,611.25
2008 218,881,964.29 191,811,904.76 27,070,059.52 0,797 21,574,837.44
2009 221,203,392.86 191,569,380.95 29,634,011.90 0,712 21,099,416.48
2010 223,562,142.86 194,721,157.14 28,840,985.71 0,636 18,342,866.91
Jumlah 884,190,535.71 767,929,228.57 116,261,307.14 88,446,732.08
Sumber : data primer diolah
71
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa Net Present
Value dari industri konveksi di Desa Tambakboyo Kelompok Industri
Rumah Tangga sebesar Rp 37,634,077.10 dan Kelompok Industri
Kecil sebesar Rp 88,446,732.08. Oleh karena nilai NPV kedua
kelompok industri tersebut lebih besar daripada nol, maka industri
konveksi di Desa Tambakboyo layak dilakukan.
b. Perhitungan Benefit Cost Ratio
Suatu proyek industri dikatakan memiliki keuntungan ekonomis,
layak dilaksanakan, apabila nilai Benefit Cost Ratio (BCR) lebih besar
daripada satu, jika nilai BCR lebih kecil daripada satu, maka proyek
industri akan mendatangkan kerugian ekonomis apabila dilaksanakan
(Gasperzs, 2002:145).
Tabel 4.21
Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Rumah Tangga
Tahun
Benefit
(Rp)
Cost
(Rp)
DF
12%
(Rp)
PV (B)
(2x4)
(Rp)
PC (C)
(3x4)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
2007 88,506,300.00 76,144,585.71 0,893 79,036,125.90 67,997,115.04
2008 90,745,871.43 78,608,414.29 0,797 72,324,459.53 62,650,906.19
2009 92,265,871.43 80,157,961.90 0,712 65,693,300.46 57,072,468.88
2010 92,863,728.57 79,812,342.86 0,636 59,061,331.37 50,760,650.06
364,381,771.43 314,723,304.76 276,115,217.26 238,481,140.16
Sumber : data primer diolah
72
1,16
Tabel 4.22
Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Kecil
Tahun
Benefit
(Rp)
Cost
(Rp)
DF
12%
(Rp)
PV (B)
(2x4)
(Rp)
PC (C)
(3x4)
(Rp)
1 2 3 4 5 6
2007 220,543,035.71 189,826,785.71 0,893 196,944,930.89 169,515,319.64
2008 218,881,964.29 191,811,904.76 0,797 174,448,925.54 152,874,088.10
2009 221,203,392.86 191,569,380.95 0,712 157,496,815.71 136,397,399.24
2010 223,562,142.86 194,721,157.14 0,636 142,185,522.86 123,842,655.94
884,190,535.71 767,929,228.57 671,076,195.00 582,629,462.92
Sumber : data primer diolah
1,15
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai BCR untuk
kelompok industri rumah tangga adalah 1,16 dan kelompok industri
kecil sebesar 1,15. Nilai BCR tersebut berarti bahwa nilai manfaat
yang diperoleh dalam kelompok industri rumah tangga adalah sebesar
73
1,16 kali lipat dari nilai biaya yang dikeluarkan pada tingkat bunga
sebesar 12% dan 1,15 kali lipat untuk kelompok industri kecil. Nilai
BCR lebih besar daripada satu maka industri konveksi di Desa
Tambakboyo layak diusahakan.
c. Perhitungan Internal Rate of Return
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskon yang akan
menyamakan nilai sekarang dari arus kas bersih dengan biaya awal
proyek, jika nilai sekarang dari arus kas melebihi biaya awal proyek,
kita menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya,
jika nilai sekarang arus kas bersih dari proyek lebih rendah dari biaya
awalnya, kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut sampai
tingkat diskon yang ditemukan menyamakan nilai sekarang arus kas
bersih dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang ditemukan
adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek (Salvatore,
2005:277).
74
Tabel 4.23
Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri RT
Tahun Arus Kas
(Rp)
DF
36%
NPV1
(2x3)
DF
38%
NPV2
(2x5)
1 2 3 4 5 6
2007 12,361,714.29 0.735 9,085,860.00 0.725 8,962,242.86
2008 12,137,457.14 0.541 6,566,364.31 0.525 6,372,165.00
2009 12,107,909.52 0.398 4,818,947.99 0.381 4,613,113.53
2010 13,051,385.71 0.292 3,811,004.63 0.276 3,602,182.46
Jumlah 49,658,466.67 24,282,176.93 23,549,703.84
Sumber : data primer diolah
Tabel 4.24
Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil
Tahun Arus Kas
(Rp)
DF
36%
NPV1
(2x3)
DF
38%
NPV2
(2x5)
1 2 3 4 5 6
2007 30,716,250.00 0.735 22,576,443.75 0.725 22,269,281.25
2008 27,070,059.52 0.541 14,644,902.20 0.525 14,211,781.25
2009 29,634,011.90 0.398 11,794,336.74 0.381 11,290,558.54
2010 28,840,985.71 0.292 8,421,567.83 0.276 7,960,112.06
Jumlah 116,261,307.14 57,437,250.52 55,731,733.09
Sumber : data primer diolah
Dimana :
i1 = tingkat bunga ke-1
75
i2 = tingkat bunga ke-2
N1 = NPV1 positif
N2 = NPV2 negatif
Maka, perhitungan Internal Rate of Return atau IRR berdasarkan
rumus interpolasi diatas adalah
a) Internal Rate of Return Kelompok Industri RT
= 0,36 + (0,51)(0,02)
= 0,36 + 0,01
= 0,37
= 37%
b) Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil
= 0,36 + (0,51)(0,02)
= 0,36 + 0,01
= 0,37
= 37%
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai IRR
sebesar 38% karena nilai ini lebih besar daripada tingkat bunga
bank yang berlaku pada saat dilaksanakannya penelitian sebesar
12% maka dapat disimpulkan bahwa usaha industri konveksi di
76
Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak
dilakukan.
4.1.3 Analisis SWOT
Strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan
situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian
dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Alat analisa
ini bertujuan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi
atau yang mungkin akan dihadapi oleh industri.
Analisis SWOT mengurai tentang kekuatan dan kelemahan
eksternal dan internal suatu unit usaha. Lingkungan internal inilah
yang harus dipahami untuk lebih bisa memajukan sebuah
organisasi/perusahaan. Lingkungan internal adalah keadaan dari unit
usaha itu sendiri yaitu kelebihan dan kekurangan usaha tersebut,
sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan eksternal adalah
keadaan di sekitar unit usaha tersebut seperti pesaing, kondisi
ekonomi, pemerintahan dan lainya yang dapat mempengaruhi unit
usaha tersebut.
Analisis SWOT terdiri dari Strength (Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman).
77
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data pada industri
konveksi di Desa Tambakboyo, maka dapat disusun analisis SWOT
sebagai berikut.
a. Identifikasi Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor
eksternal (peluang dan ancaman) dalam analisis SWOT, maka disusun
tabel faktor-faktor strategi internal dan eksternal yang bertujuan untuk
memperoleh rincian formula yang strategis sebagai berikut:
1) Faktor Strategi Internal
Tabel 4.25
Faktor Strategi Internal Kelompok Industri RT
Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Skor
Kekuatan
a. Bahan baku yang mudah di dapat
b. Potensi SDM
c. Kualitas yang terjaga
d. Ciri khas produk dan segmentasi pasar
e. Produktivitas yang cukup tinggi
Kelemahan
a. Keterbatasan modal
b. Kurangnya kreativitas dalam desain
produk
c. Kurangnya kemampuan promosi dan
distribusi
d. Keterbatasan keterampilan dan teknologi
e. Kurangnya motivasi pelaku usaha
0.103
0.108
0.098
0.097
0.100
0.109
0.104
0.101
0.099
0.083
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
0.309
0.324
0.294
0.291
0.300
0.327
0.312
0.303
0.297
0.166
1 2.92
Sumber : data primer diolah
78
Tabel 4.26
Faktor Strategi Internal Kelompok Industri Kecil
Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Skor
Kekuatan
a. Bahan baku yang mudah di dapat
b. Potensi SDM
c. Kualitas yang terjaga
d. Ciri khas produk dan segmentasi pasar
e. Produktivitas yang cukup tinggi
Kelemahan
a. Keterbatasan modal
b. Kurangnya kreativitas dalam desain
produk
c. Kurangnya kemampuan promosi dan
distribusi
d. Keterbatasan keterampilan dan teknologi
e. Kurangnya motivasi pelaku usaha
0.106
0.110
0.105
0.091
0.107
0.105
0.100
0.102
0.091
0.081
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
0.318
0.330
0.315
0.273
0.321
0.315
0.300
0.306
0.273
0.162
1 2.91
Sumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa faktor-faktor strategi
internal, faktor kekuatan yang paling besar kelompok industri rumah
tangga adalah potensi SDM dengan skor 0.324 dan industri kecil
adalah potensi SDM sebesar 0.330 yang menggambarkan bahwa
produktivitas yang cukup tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa
produktivitas merupakan faktor utama yang dapat memberi pengaruh
positif terhadap pengembangan industri konveksi di Desa
Tambakboyo. Oleh karena itu, produktivitas industri konveksi di Desa
Tambakboyo perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar tetap menjadi
79
kekuatan bagi industri konveksi Desa Tambakboyo, sedangkan faktor
kelemahan yang paling tinggi untuk kelompok industri rumah tangga
adalah keterbatasan modal dengan skor 0.327 dan industri kecil
dengan skor 0.315. Modal yang terbatas membuat industri konveksi
di Desa Tambakboyo mengalami kesulitan untuk mengembangkan
usahanya. Kelemahan tersebut perlu diatasi dengan bantuan
pemberian modal dari pemerintah.
2) Faktor Strategi Eksternal
Tabel 4.27
Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri RT
Faktor Strategi Eksternal Bobot Peringkat Skor
Peluang
a. Dukungan dan perhatian pemerintah
b. Peluang pasar yang cukup tinggi
c. Pengembangan klaster industri konveksi
d. Kondisis sosial yang cukup kondusif
e. Meningkatkan pesanan untuk jenis
produk
Ancaman
a. Meningkatnya isu lingkungan
b. Meningkatnya persaingan regional dan
nasional
c. Pasar yang semakin selektif
d. Kontinuitas bahan baku
e. Perekonomian yang tidak stabil
0.111
0.106
0.092
0.097
0.110
0.085
0.109
0.110
0.095
0.086
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
0.333
0.318
0.184
0.291
0.330
0.170
0.327
0.330
0.285
0.172
1 2.74
Sumber : data primer diolah
80
Tabel 4.28
Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri Kecil
Faktor Strategi Eksternal Bobot Peringkat Skor
Peluang
a. Dukungan dan perhatian pemerintah
b. Peluang pasar yang cukup tinggi
c. Pengembangan klaster industri
konveksi
d. Kondisis sosial yang cukup kondusif
e. Meningkatkan pesanan untuk jenis
produk
Ancaman
a. Meningkatnya isu lingkungan
b. Meningkatnya persaingan regional
dan nasional
c. Pasar yang semakin selektif
d. Kontinuitas bahan baku
e. Perekonomian yang tidak stabil
0.107
0.107
0.094
0.104
0.108
0.086
0.108
0.099
0.098
0.091
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
0.321
0.321
0.282
0.312
0.324
0.172
0.324
0.297
0.294
0.273
1 2.92
Sumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa diantara faktor-faktor
strategi eksternal, faktor peluang paling besar kelompok industri
rumah tangga adalah dukungan dan perhatian pemerintah dengan skor
0.333 yang artinya industri konveksi memiliki kesempatan untuk
mengembangkan usahanya dengan menjalin kerjasama yang baik
dengan pemerintah. Bentuk kerjasama dapat berupa pelatihan,
bantuan modal, maupun publikasi dan promosi sedangkan peluang
kelompok industri kecil paling besar adalah meningkatkan pesanan
81
untuk jenis produk dengan skor 0.324 yang artinya industri ini
memiliki peluang dan bisa berkembang dengan cara memperbanyak
jenis produk industri agar konsumen dapat memilih produk apa yang
diinginkan.
Faktor ancaman yang paling tinggi untuk kelompok industri
rumah tangga adalah pasar yang semakin selektif dengan skor 0.330
dan ancaman untuk kelompok industri kecil adalah meningkatnya
persaingan regional dan nasional dengan skor 0.324. Hal ini
menunjukkan bahwa jika tidak dapat bersaing dengan konveksi lain,
maka industri konveksi dapat mengalami kegagalan. Oleh karena itu,
industri konveksi di Desa Tambakboyo perlu meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk agar dapat bersaing dengan industri konveksi
yang lain.
Kelompok industri rumah tangga skor total faktor strategi
eksternal sebesar 2.74 lebih kecil dari skor total faktor strategi internal
sebesar 2.92. Nilai tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor strategi
internal lebih berpengaruh terhadap pengembangan industri konveksi
di Desa Tambakboyo dibanding dengan faktor-faktor strategi
eksternalnya. Pada kelompok industri kecil yaitu skor total faktor
eksternal sebesar 2.92 lebih besar dari skor total faktor strategi
internal yaitu 2.91 yang artinya bahwa faktor strategi eksternal lebih
berpengaruh terhadap pengembangan industri konveksi dibanding
dengan faktor internalnya.
82
Berdasarkan tabel di bawah ini matrik eksternal – internal,
kelompok industri rumah tangga dan kelompok industri kecil dengan
nilai total skor dari faktor internal sebesar 2.92 dan 2.91 dan faktor
eksternal sebesar 2.74 dan 2.92. Strategi yang tepat bagi kedua
kelompok industri konveksi di Desa Tambakboyo adalah strategi
integrasi horizontal atau stabilitas.
Tabel 4.29
Matrik eksternal-internal
Kuat
(3-4)
Rata-Rata
(2-3)
Lemah
(1-2)
Kuat
(3-4)
PERTUMBUHAN
Konsentrasi melalui
integrasi vertical
PERTUMBUHAN
Kosentrasi melalui
integrasi horizontal
PENCIUTAN
Strategi turn-
around
Rata-rata
(2-3)
STABILITAS PERTUMBUHAN
Kosentrasi melalui
integrasi horizontal
STABILITAS
Profit strategi
PENCIUTAN
Strategi divestasi
Lemah
(1-2)
PERTUMBUHAN
Diversifikasi
kosentrik
PERTUMBUHAN
Diversifikasi
konglomerat
LIKUIDASI
Strategi integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk
memperluas usaha dengan cara membangun di lokasi yang lain dan
meningkatkan jenis produk serta jasa. Industri konveksi Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dapat
meningkatkan kualitas produk dengan manambah desain produk
atau memperbanyak jenis produk dan memperluas pasar dengan cara
promosi pemsaran menggunakan media yang belum dipakai tetapi
83
sudah dipakai pada industri konveksi daerah lain yang telah efektif
yakni menggunakan media internet.
Sedangkan strategi stabilitas bersifat defensif, yaitu menghindari
kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Pada industri konveksi
Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dapat
memperkuat kerjasama antar industri misalnya dengan pembentukan
Kelompok Usaha Bersama antar industri konveksi di Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan maupun di Kabupaten Klaten.
b. Matriks SWOT
Penentuan strategi yang digunakan untuk analisis strategi
pengembangan menggunakan Matriks SWOT, dapat dilahat pada
tabel berikut:
84
Tabel 4.30
Penentuan Strategi
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
a. Bahan baku yang mudah
didapat
b. Potensi SDM
c. Kualitas terjaga
d. Cirri khas produk dan
segmentasi pasar
e. Produktivitas yang cukup
tinggi
Kelemahan (W)
a. Keterbatasan modal
b. Kurangnya kreatifitas
dalam desain produk
c. Kurangnya kemampuan
promosi dan distribusi
d. Keterbatasan keterampilan
dan teknologi
e. Kurangnya motivasi
pelaku usaha
Peluang (O)
a. Dukungan dan perhatian
pemerintah
b. Peluang pasar yang cukup
tinggi
c. Pengembangan klaster
industri konveksi
d. Kondisis sosial yang
cukup kondusif
e. Meningkatkan pesanan
untuk jenis produk
Strategi SO
a. Memprioritaskan produksi
massal
b. Menjaga kualitas produk
untuk memelihara
kesetiaan konsumen
c. Menambah desain baru
agar calon pembeli
memiliki lebih banyak
pilihan
Strategi WO
a. Perhatian pemerintah
dalam bentuk pemberian
bantuan modal dan
peralatan
b. Meningkatkan promosi
untuk menjangkau pasar
yang lebih luas khususnya
luar jawa yang semakin
berkurang
Ancaman (T)
a. Meningkatnya isu
lingkungan
b. Meningkatnya persaingan
regional dan nasional
c. Pasar yang semakin
selektif
d. Kontinuitas bahan baku
e. Perekonomian yang tidak
stabil
Strategi ST
a. Menjaga cirri khas
produk agar mampu
bersaing dengan industri
konveksi yang lain
b. Menjaga kontinuitas
bahan baku dengan
mencari alternative bahan
baku yang lebih murah
Strategi WT
a. Motivasi pelaku usaha
untuk dapat
mengembangkan
usahanya
b. Meningkatkan
kemampuan manajerial
pemilik usaha
Adapun yang menjadi alasan penentuan strategi-strategi SWOT
di atas. Keterangan prioritas penentuan strateginya adalah :
85
Strategi SO
a) Memprioritaskan produksi massal
Mengingat kemampuan karyawan dalam memproduksi produk
konveksi menjadi kekuatan produksi massal diharapkan menjadi
prioritas sehingga tidak harus menunggu pesanan untuk melakukan
proses produksi akan tetapi strategi ini juga harus didukung oleh modal
yang besar.
b) Menjaga kualitas produk
Hasil produksi sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten, sudah baik daripada produk
sejenis di sentra industri konveksi Kabupaten Klaten yang lain.
Tentunya dengan menjaga kualitas hasil produk akan dapat
memelihara kesetiaan konsumen agar konsumen tidak beralih ke
produk industri konveksi yang lain.
c) Menambah desain baru
Penambahan jenis produk dan desain produk seperti baju muslim atau
desain motif atau sablon yang bervariasi akan dapat menarik konsumen
dan akan lebih banyak pilihan.
Strategi ST
a) Menjaga cirri khas produk konveksi Desa Tambakboyo
Menjaga ciri khas produk konveksi Desa Tambakboyo yang sudah
menjadi unggulan produk dalam menghadapi persaingan pasar yang
semakin selektif.
86
b) Menjaga kelangsungan bahan baku
Perlu manjaga kontinuitas bahan baku dimaksudkan selain untuk
menjaga kualitas produk konveksi juga untuk menjaga biaya produksi
tinggi, kerena bahan baku cenderung tidak stabil.
Strategi WO
a) Perhatian pemerintah
Peran pemerintah sebagai dukungan terhadap industri kecil sangat
diperlukan karena biasanya dukungan pemerintah sangat efektif dalam
mengembangkan industri kecil.
b) Meningkatkan promosi
Memperluas promosi mengingat pemasaran sudah sampai keluar Jawa
Tengah, hanya saja belum optimalnya strategi pemasarannya. Seperti
belum optimal digunakannya media elektronik seperti radio dan
internet.
Strategi WT
a) Motivasi pelaku usaha
Motivasi pelaku usaha perlu ditingkatkan dengan memperluas akses
informasi pasar untuk mengetahui keadaan pasar guna menghadapi
perekonomian yang tidak stabil. Artinya bahwa pelaku usaha akan
lebih termotivasi jika mengatahui kondisi pasar, jadi mereka tahu
strategi apa dan bagaimana harus menghadapi persaingan pasar.
87
b) Meningkatkan kemampuan manajerial
Kemampuan manajerial pemilik usaha konveksi Desa Tambakboyo
masih kurang, terlihat dari belum adanya pembukuan yang rapi tentang
laporan rugi / laba, hanya perkiraan saja dalam merencanakan proses
produksi, sehingga tidak terlalu terperinci. Perlunya meningkatkan
kemampuan manajerial untuk meminimalisir kegagalan dalam proses
produksi.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa hal yang dapat dibahas
untuk diketahui lebih lanjut :
4.2.1 Analisis Kelayakan Usaha
Suatu usaha dalam pelaksanaannya pada umumnya memerlukan
dana yang cukup besar untuk keberlangsungan dan keberlanjutan
usahanya, baik itu untuk proses produksi maupun investasi, namun banyak
usaha yang setelah dijalankan sekian lama ternyata tidak menguntungkan.
Oleh karena itu, perlu ada sebuah kajian untuk mengetahui layak atau
tidaknya suatu usaha dilaksanakan, yaitu dengan analisis kelayakan usaha.
Analisis kelayakan usaha menggunakan analisis Net Present Value
(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha di sentra industri
konveksi Desa Tambakboyo didapatkan hasil NPV kelompok industri RT
sebesar Rp 37,634,077.10 dan kelompok industri kecil sebesar
Rp88,446,732.08 karena nilai NPV lebih besar daripada nol, maka industri
88
konveksi di Desa Tambakboyo layak dilaksanakan. Nilai BCR untuk
kelompok industri RT sebesar 1,16 dan kelompok industri kecil sebesar
1,15. Nilai BCR tersebut berarti bahwa nilai manfaat yang diperoleh dalam
usaha kelompok industri RT adalah sebesar 1,16 kali lipat dari nilai biaya
yang dikeluarkan pada tingkat bunga sebesar 12%, dan kelompok industri
kecil sebesar 1,15 karena nilai BCR lebih besar daripada satu maka
industri konveksi Desa Tambakboyo layak dilaksanakan. Nilai IRR
industri RT adalah sebesar 37% dan kelompok industri kecil 37% karena
nilai ini lebih besar daripada tingkat bunga bank sebesar 12% maka dapat
disimpulkan bahwa usaha industri konveksi Desa Tambakboyo layak
dilaksanakan.
Dari hasil penelitian analisis kelayakan usaha menggunakan
perhitungan NPV, BCR dan IRR dapat disimpulkan bahwa industri
konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak
dilaksanakan.
4.2.2 Analisis SWOT
Berdasarkan hasil analisis SWOT diketahui industri konveksi di
Desa Tambakboyo mempunyai kekuatan dalam hal potensi SDM dan
produktifitas yang tinggi yang cukup baik. Peluang yang dimiliki oleh
industri konveksi di Desa Tambakboyo antara lain adalah dukungan dari
pemerintah daerah dan peluang pasar yang cukup tinggi.
89
Kelemahan yang dimiliki industri konveksi adalah keterbatasan
modal. Selain itu promosi produk juga sangat kurang sehingga peluang
pasar yang ada tidak termanfaatkan dengan maksimal. Belum lagi
tingginya tingkat persaingan dengan industri konveksi dari wilayah lain
merupakan ancaman serius. Perlu disusun strategi untuk mengembangkan
usaha konveksi di Desa Tambakboyo. Adapun strategi pengembangan
yang bisa diterapkan adalah:
a. Menjalin kerjasama dengan pemeerintah untuk mendapatkan bantuan
baik berupa modal, peralatan maupun pelatihan.
b. Meningkatkan promosi agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas
bisa dilakukan dari segi pemasaran seperti media elektronik radio dan
internet yang belum banyak dilakukan.
c. Meningktakan dan manjaga kualitas produk untuk memelihara
kesetiaan konsumen agar mampu bersaing dengan industri konveksi
dari daerah lain.
d. Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kemampuan
manajerial dan motivasi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan
usahanya.
e. Menjaga kontinuitas bahan baku dengan mencari alternatif bahan baku
yang lebih terjangkau harganya.
f. Menambah desain baru agar pembeli memiliki lebih banyak pilihan.
90
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Hasil penelitian mengenai analisis kelayakan usaha dan strategi
pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Profil industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten berdiri sejak puluhan tahun yang lalu. Gambaran umum mengenai
industri konveksi di Desa Tambakboyo yaitu:
1) Kelompok industri ada 2 yaitu industri rumah tangga yang berjumlah
35 unit dan industri kecil berjumlah 28 unit dan sebagian besar belum
memiliki izin usaha.
2) Peralatan yang digunakan antara lain gunting, mesin potong, mesin
jahit, mesin obras, mesin itik, mesin overdeck dan lain-lain.
3) Kebanyakan modal yang dimiliki industri konveksi sekitar Rp
20.000.000 - Rp 30.000.000 sebanyak 22 unit.
4) Sentra industri konveksi Desa Tambakboyo terdapat 63 unit usaha
industri konveksi yang mampu menyerap 297 tenaga kerja dan
sebagian besar tenaga kerjanya adalah perempuan. Tenaga kerja
paling banyak pada usia antara 21-30 tahun sebanyak 126 orang,
tingkat pendidikan tamat SMP sebanyak 102 orang, status tenaga
90
91
kerja adalah tenaga kerja tetap dan asal tenaga kerja kebanyakan dari
dalam daerah sebanyak 176 orang.
5) Rata-rata upah yang diterima sebesar Rp 15.000 – Rp 30.000
tergantung output yang dihasilkan. Hasil industri konveksi berupa
celana, kaos dan jaket.
6) Jangkauan pemasaran meliputi wilayah kabupaten Klaten hingga luar
Jawa Tengah.
7) Kendala-kendala yang dihadapi industri konveksi Desa Tambakboyo
antara lain keterbatasan modal dan peralatan, strategi pemasaran yang
kurang baik, kontinuitas harga bahan baku yang tidak stabil dan
ketatnya persaingan dengan industri konveksi dari daerah lain.
2. Analisis kelayakan usaha menunjukkan Net Present Value (NPV) dari
industri konveksi di Desa Tambakboyo pada kelompok industri RT
sebesar Rp37,634,077.10 dan kelompok industri kecil sebesar
Rp88,446,732.08. Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) kelompok industri RT
sebesar 1,16 dan kelompok industri kecil sebesar 1,15. Nilai Internal Rate
of Return (IRR) kelompok industri RT sebesar 37% dan kelompok
industri kecil 37%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha industri
konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak
dilakukan.
3. Analisis SWOT menunjukkan bahwa usaha industri konveksi mempunyai
keunggulan dalam produktivitas dan sumber daya manusia, tetapi masih
mempunyai kelemahan dalam hal kurangnya peralatan, modal,
92
keterbatasan bahan baku dan teknologi serta kurangnya promosi
pemasaran produk sehingga pemasaran kurang maksimal. Peluang yang
dimiliki industri konveksi di Desa Tambakboyo memiliki peluang pasar
yang cukup tinggi dan perhatian yang baik dari pemerintah dan memiliki
ancaman dalam hal persaingan dengan industri konveksi yang lain
merupakan penghambat berkembangnya industri konveksi di Desa
Tambakboyo. Strategi yang bisa diterapkankan untuk pengembangan
industri konveksi Desa Tambkaboyo adalah
1) Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mendapatkan bantuan
baik berupa modal, peralatan maupun pelatihan.
2) Meningkatkan promosi agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas
bisa dilakukan dari segi pemasaran seperti melalui media elektronik
seperti radio dan internet yang masih belum banyak dilakukan.
3) Meningkatkan dan menjaga kualitas produk untuk memelihara
kesetiaan konsumen agar mempu bersaing dengan industri konveksi
yang lain.
4) Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kemampuan
manajerial dan motivasi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan
usahanya.
5) Manjaga kontinuitas bahan baku dengan mancari alternatif bahan baku
yang harganya lebih terjangkau.
6) Menambah jenis dan desain baru agar calon pembeli memiliki lebih
banyak pilihan.
93
5.2. Saran
Hasil analisis dan pembahasan di atas, saran ynag dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Industri konveksi Desa Tambakboyo, dari kualitas produk sudah baik
dibanding produk sejenis, tetapi produk harus dapat meningkatkan daya
tarik bagi konsumen. Caranya dengan menambah desain produk dan jenis
produk agar pilihan menjadi banyak bagi konsumen.
2. Promosi produk industri konveksi di Desa Tambakboyo masih perlu
ditingkatkan agar pasar dapat diperluas dan semakin banyak konsumen
yang tertarik. Caranya dapat dengan memperluas media cetak dan
elektronik. Promosi lewat internet bisa melalui jasa pembuatan iklan
lewat internet. Cara promosi yang lain dengan menjalin kerjasama yang
baik dengan berbagai pihak seperti menjalin kerjasama dengan toko
busana atau distro.
3. Dukungan pemerintah sangat bermanfaat bagi industri konveksi di Desa
Tambakboyo untuk mengatasi keterbatasan modal. meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk, menghadapi ancaman persaingan dengan industri
konveksi lain dan meningkatkan promosi sehingga dapat terus berjalan
dan lebih berkembang. Caranya dengan pemberian bantuan baik modal,
peralatan dan pelatihan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Choliq, A. Rivai dan Sumarno Hasan. 1999. Evaluasi Proyek. Bandung :
Pionir Jaya
Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta:STIE YKPN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Industri Sedang Kecamatan Trucuk. Klaten.
Badan Pusat Statistik. 2009. Klaten Dalam Angka, Klaten.
Bank Indonesia. 2007. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK-Syariah).
(online). (http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B2F2B570-C0BA-48E3-B0FA-
661585303F28/16005/IndustriPakaianJadiSyariah.pdf)
Bintarto. 1987. Penentuan Geografi Desa. Yogyakarta:UP Sring.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2006. Data
Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2007. Data
Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2008. Data
Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Feriyanto, Nur. 2004. Profil Industri Kecil Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di
Kabupaten Klaten. (online). Hal 91-104. (http:www.uii.ac.id)
Gasperzs, Vinzent. 2002. Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis. Jakarta :
Gramedia
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.
Kasmir dan Jakfar. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta:Gramedia.
Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat
Sandy, I Made.1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta : Dekdikbud
94
95
Subroto, Thomas. 1979. Pengantar Teknik Berusaha. Semarang: Ltd
Suwarsono dan S Husnan. 1994. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP
AMP YKPN.
Umar, Husein. 1999. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:Gramedia.
Wibowo, S. 1988. Petunjuk Mnedirikan Industri Kecil. Jakarta : Swadaya.
Wibowo M.E.et al. 2009. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.
LAMPIRAN
97
Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Konveksi Desa Tambakboyo
No Keterangan
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
1 Pendapatan 88,506,300.00 90,745,871.43 92,265,871.43 92,863,728.57
2 Biaya Variabel:
Upah tenaga kerja 15,638,071.43 15,718,900.00 15,940,428.57 16,311,628.57
Bahan baku 56,130,371.43 58,422,514.29 59,663,961.90 58,923,000.00
Transportasi dll 2,222,000.00 2,224,571.43 2,314,000.00 2,329,571.43
Biaya Tetap:
Penyusutan 1,455,714.29 1,456,285.71 1,453,428.57 1,462,000.00
Perawatan 698,428.57 786,142.86 786,142.86 786,142.86
4 Total Biaya 76,144,585.71 78,608,414.29 80,157,961.90 79,812,342.86
3 Profit (1-2) 12,361,714.29 12,137,457.14 12,107,909.52 13,051,385.71
Sumber : data primer diolah
98
Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa
Tambakboyo
No Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan 220,543,035.71 218,881,964.29 221,203,392.86 223,562,142.86
2 Biaya Variabel:
Upah tenaga kerja 36,886,107.14 37,097,059.52 37,214,619.05 38,342,428.57
Bahan baku 147,120,500.00 148,769,309.52 148,325,119.05 150,320,514.29
Transportasi dll 2,698,392.86 2,724,285.71 2,808,392.86 2,824,464.29
Biaya Tetap:
Penyusutan 1,981,428.57 1,985,892.86 1,989,464.29 1,987,678.57
Perawatan 1,140,357.14 1,235,357.14 1,231,785.71 1,246,071.43
4 Total Biaya 189,826,785.71 191,811,904.76 191,569,380.95 194,721,157.14
3 Profit (1-2) 30,716,250.00 27,070,059.52 29,634,011.90 28,840,985.71
Sumber : data primer diolah
99
Produksi Industri Rumah Tangga Konveksi
No Responden Jenis produksi dalam 1 bulan
Usaha koas celana jaket
1 R1 kaos celana 450 700
2 R4 kaos celana 300 500
3 R5 kaos celana jaket 450 700 200
4 R6 kaos celana 350 550
5 R7 kaos celana 300 500
6 R11 celana 350
7 R14 kaos celana 250 350
8 R15 kaos celana 250 350
9 R16 kaos celana 350 450
10 R17 kaos celana 350 450
11 R19 kaos celana 350 450
12 R21 kaos celana 350 450
13 R23 kaos celana 350 450
14 R27 kaos jaket 450 250
15 R28 kaos celana 350 350
16 R31 kaos jaket 450 250
17 R33 kaos celana 250 300
18 R34 kaos celana 450 700
19 R39 celana 800
20 R43 kaos celana 250 350
21 R44 kaos celana 400 650
22 R47 kaos celana 350 650
23 R49 kaos celana 350 700
24 R51 kaos celana jaket 400 700 200
25 R52 kaos celana 250 350
26 R53 kaos celana 300 550
27 R55 kaos celana 250 300
28 R56 kaos celana 400 700
29 R57 kaos celana 400 700
30 R58 kaos celana 450 750
31 R59 kaos celana jaket 400 600 300
32 R60 kaos celana 400 700
33 R61 kaos jaket 450 400
34 R62 kaos celana 350 600
35 R63 kaos celana 400 700
Jumlah 11850 17400 1600
Rata-Rata 338.5714 497.1429 45.71429
Sumber : data primer diolah
100
Produksi Industri Kecil Konveksi
No Responden Jenis Produksi dalam satu bulan
Usaha kaos celana jaket
1 R2 kaos celana jaket 2000 3000 500
2 R3 kaos celana 1000 1500
3 R8 kaos celana jaket 2000 3000 500
4 R9 kaos celana 800 1200
5 R10 kaos celana jaket 700 1000 300
6 R12 kaos jaket 900 500
7 R13 kaos celana 1500 2500
8 R18 kaos celana 900 1500
9 R20 kaos celana jaket 1500 2500 1000
10 R22 kaos jaket 900 700
11 R24 kaos celana 900 1500
12 R25 kaos celana 850 1200
13 R26 kaos celana 900 1500
14 R29 kaos celana jaket 1800 2500 600
15 R30 kaos celana jaket 1200 2000 400
16 R32 kaos celana 900 1300
17 R35 kaos celana 1000 1800
18 R36 kaos celana 450 700
19 R37 kaos celana jaket 1500 2500 1000
20 R38 kaos celana 850 1200
21 R40 kaos celana 900 1500
22 R41 kaos celana 800 1200
23 R42 kaos celana 800 1200
24 R45 kaos celana jaket 800 1100
25 R46 kaos celana 800 1200
26 R48 kaos celana jaket 1000 1500 800
27 R50 kaos celana 800 1000
28 R54 kaos celana jaket 2500 3500 1500
Jumlah 30950 44600 7800
Rata-Rata 1105.357
Sumber : data primer diolah
101
Industri Rumah Tangga
Strategi Internal
No No Responden
Analisis SWOT Jumlah
Kekuatan Kelemahan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 R1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 1 27
2 R4 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 29
3 R5 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 34
4 R6 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 29
5 R7 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 29
6 R11 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 31
7 R14 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 30
8 R15 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 32
9 R16 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 30
10 R17 4 3 2 3 3 3 3 3 1 2 27
11 R19 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 34
12 R21 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 32
13 R23 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28
14 R27 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 31
15 R28 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 33
16 R31 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 26
17 R33 2 4 3 1 3 3 4 3 1 1 25
18 R34 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 33
19 R39 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 34
20 R43 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 24
21 R44 3 3 2 3 3 4 3 3 1 3 28
22 R47 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 24
23 R49 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 30
24 R51 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 30
25 R52 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 25
26 R53 4 4 2 4 3 4 3 3 4 2 33
27 R55 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 31
28 R56 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 29
29 R57 2 2 3 2 3 4 2 3 3 2 26
30 R58 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 26
31 R59 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 31
32 R60 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 30
33 R61 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 30
34 R62 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 26
35 R63 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 25
Jumlah 105 110 100 99 102 111 106 103 101 85 1022
Persentase 75.00 78.57 71.43 70.71 72.86 79.29 75.71 73.57 72.14 60.71
Ranking B B B B B B B B B K Mean 3.000 3.143 2.857 2.829 2.914 3.171 3.029 2.943 2.886 2.429 29.20
Rating 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 Bobot 0.103 0.108 0.098 0.097 0.100 0.109 0.104 0.101 0.099 0.083 1
Skor 0.309 0.324 0.294 0.291 0.300 0.327 0.312 0.303 0.297 0.166 2.92
102
Industri Rumah Tangga Strategi Eksternal
No No Analisis SWOT Jumlah
Responden Peluang Ancaman
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 R1 3 3 2 2 4 1 3 3 2 3 26
2 R4 3 3 1 3 4 2 2 4 3 2 27
3 R5 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 22
4 R6 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 30
5 R7 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 26
6 R11 4 4 1 2 3 3 3 2 2 3 27
7 R14 3 4 4 4 3 2 3 2 2 2 29
8 R15 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 31
9 R16 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 27
10 R17 3 2 2 3 3 2 4 3 2 2 26
11 R19 2 3 3 2 4 3 4 4 3 2 30
12 R21 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 26
13 R23 3 4 4 1 3 2 3 4 3 2 29
14 R27 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 24
15 R28 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 30
16 R31 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 28
17 R33 3 3 1 2 4 3 3 3 2 2 26
18 R34 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 31
19 R39 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 30
20 R43 3 2 4 2 3 2 3 4 2 2 27
21 R44 3 2 3 2 3 4 4 3 2 2 28
22 R47 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 28
23 R49 3 2 2 4 4 2 3 3 2 3 28
24 R51 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 29
25 R52 4 4 2 2 3 2 3 3 2 2 27
26 R53 3 3 3 2 4 3 4 2 4 2 30
27 R55 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 30
28 R56 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 23
29 R57 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 23
30 R58 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 26
31 R59 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 26
32 R60 3 4 2 3 2 1 3 3 4 2 27
33 R61 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 22
34 R62 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 25
35 R63 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 25
Jumlah 105 101 87 92 104 81 103 104 90 82 949
Persentase 75.00 72.14 62.14 65.71 74.29 57.86 73.57 74.29 64.29 58.57
Ranking B B K B B K B B B K Mean 3.000 2.886 2.486 2.629 2.971 2.314 2.943 2.971 2.571 2.343 27.11
Rating 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2
Bobot 0.111 0.106 0.092 0.097 0.110 0.085 0.109 0.110 0.095 0.086 1.00
Skor 0.333 0.318 0.184 0.291 0.330 0.170 0.327 0.330 0.285 0.172 2.74
103
Industri Kecil Strategi Internal
No No Responden
Analisis SWOT Jumlah
Kekuatan Kelemahan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 R2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 29
2 R3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 2 29
3 R8 4 3 4 3 3 2 4 4 3 1 31
4 R9 4 3 4 3 4 3 2 3 4 1 31
5 R10 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 22
6 R12 4 4 3 3 4 3 3 3 1 2 30
7 R13 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 32
8 R18 2 2 4 2 2 3 3 3 2 3 26
9 R20 2 3 4 3 3 3 4 4 3 2 31
10 R22 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 31
11 R24 2 3 3 1 2 4 3 3 3 3 27
12 R25 4 3 3 3 4 3 3 4 4 1 32
13 R26 3 4 2 2 3 4 2 3 1 2 26
14 R29 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 26
15 R30 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 29
16 R32 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 33
17 R35 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 30
18 R36 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 24
19 R37 3 3 3 3 4 3 2 3 1 4 29
20 R38 3 4 4 3 3 3 2 3 4 1 30
21 R40 3 4 3 4 3 3 4 2 1 1 28
22 R41 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 31
23 R42 3 2 3 4 4 2 3 3 3 2 29
24 R45 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 27
25 R46 2 4 2 2 4 3 3 2 2 3 27
26 R48 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 31
27 R50 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 30
28 R54 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 29
Jumlah 86 89 85 74 87 85 81 83 74 66 810
Persentase 76.79 79.46 75.89 66.07 77.68 75.89 72.32 74.11 66.07 58.93
Ranking B B B B B B B B B K Mean 3.071 3.179 3.036 2.643 3.107 3.036 2.893 2.964 2.643 2.357 28.93
Rating 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
Bobot 0.106 0.110 0.105 0.091 0.107 0.105 0.100 0.102 0.091 0.081 1.00
Skor 0.318 0.330 0.315 0.273 0.321 0.315 0.300 0.306 0.273 0.162 2.91
104
Industri Kecil Strategi Eksternal
No No Analisis SWOT Jumlah
Responden Peluang Ancaman
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 R2 2 3 3 2 4 4 4 3 2 2 29
2 R3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 26
3 R8 2 4 2 3 3 4 3 4 1 3 29
4 R9 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 29
5 R10 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 25
6 R12 4 4 3 4 3 1 3 2 3 2 29
7 R13 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 28
8 R18 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
9 R20 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 31
10 R22 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 29
11 R24 3 4 4 1 4 1 2 2 2 3 26
12 R25 3 4 3 2 4 1 3 2 3 3 28
13 R26 4 3 1 4 3 3 2 3 3 2 28
14 R29 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 29
15 R30 4 4 3 4 3 2 4 3 2 3 32
16 R32 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 21
17 R35 2 3 2 3 2 3 4 2 2 2 25
18 R36 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 32
19 R37 4 2 2 3 3 1 3 2 2 3 25
20 R38 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 28
21 R40 2 1 3 2 2 1 4 3 2 2 22
22 R41 4 2 2 4 3 2 2 3 4 3 29
23 R42 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 30
24 R45 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 27
25 R46 2 2 2 4 2 1 3 3 2 2 23
26 R48 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 33
27 R50 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 28
28 R54 2 4 3 4 3 2 3 2 3 3 29
Jumlah 83 83 73 81 84 67 84 77 76 71 779
Persentase 74.11 74.11 65.18 72.32 75.00 59.82 75.00 68.75 67.86 63.39
Ranking B B B B B K B B B B Mean 2.954 2.954 2.607 2.893 3.000 2.393 3.000 2.750 2.714 2.536 27.82
Rating 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 Bobot 0.107 0.107 0.094 0.104 0.108 0.086 0.108 0.099 0.098 0.091 1
Skor 0.321 0.321 0.282 0.312 0.324 0.172 0.324 0.297 0.294 0.273 2.92
Jumlah Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun 2010
No Jenis Kelamin Usia Pendidikan Status Tenaga
Kerja Asal Jumlah Jenis
Industri
Responden Perempuan Laki-Laki <20 21-30
31-40 >40
Tidak Sekolah SD SMP SMA Tetap Sambilan Dalam Luar
Tenaga kerja RT Kecil
R1 2 1 1 2 0 0 0 0 2 1 3 0 3 0 3 √
R2 10 2 4 6 1 1 2 3 5 2 12 0 8 4 12 √
R3 4 1 2 2 0 1 1 1 2 1 5 0 3 2 5 √
R4 2 0 0 2 0 0 0 1 1 0 2 0 2 0 2 √
R5 4 0 1 0 2 1 1 0 0 3 4 0 2 2 4 √
R6 3 0 1 2 0 0 0 1 2 0 3 0 2 1 3 √
R7 2 0 0 0 2 0 0 1 1 0 2 0 0 2 2 √
R8 10 1 4 4 2 1 0 3 5 3 11 0 7 4 11 √
R9 4 1 0 3 1 1 1 2 2 0 5 0 2 3 5 √
R10 5 1 2 1 2 1 1 1 3 1 6 0 5 1 6 √
R11 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 1 1 2 √
R12 4 1 3 1 1 0 0 0 3 2 5 0 3 2 5 √
R13 6 1 4 2 0 1 0 3 2 2 7 0 2 5 7 √
R14 2 0 0 0 2 0 1 0 1 0 2 0 2 0 2 √
R15 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 2 0 2 0 2 √
R16 3 0 1 2 0 0 0 1 1 1 3 0 2 1 3 √
R17 3 0 0 2 1 0 0 0 2 1 3 0 3 0 3 √
R18 4 1 2 2 0 1 0 3 2 0 5 0 3 2 5 √
R19 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 3 0 1 2 3 √
R20 11 2 5 6 1 1 1 4 4 4 13 0 7 6 13 √
R21 3 0 1 2 0 0 0 0 2 1 3 0 3 0 3 √
R22 5 0 2 0 2 1 1 1 3 0 5 0 4 1 5 √
R23 2 0 0 2 0 0 1 1 0 0 2 0 0 2 2 √
R24 5 1 2 2 1 1 1 3 2 0 6 0 3 3 6 √
R25 4 1 2 3 0 0 0 0 1 4 5 0 2 3 5 √
R26 5 0 2 2 1 0 0 1 3 1 5 0 3 2 5 √
R27 4 0 1 3 0 0 0 0 2 2 4 0 2 2 4 √
R28 2 0 0 1 1 0 1 0 1 0 2 0 2 0 2 √
R29 10 3 3 6 2 2 2 4 4 3 13 0 8 5 13 √
R30 6 1 2 3 1 1 0 2 3 2 7 0 4 3 7 √
106
R31 3 0 0 0 2 1 0 1 2 0 3 0 3 0 3 √
R32 4 1 0 3 1 1 1 2 1 1 5 0 3 2 5 √
R33 2 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 √
R34 4 0 1 2 1 0 0 1 3 0 4 0 2 2 4 √
R35 6 0 2 2 1 1 1 3 0 2 6 0 4 2 6 √
R36 5 1 1 4 1 0 0 2 2 2 6 0 3 3 6 √
R37 8 2 4 4 1 1 2 2 3 3 10 0 8 2 10 √
R38 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 5 0 2 3 5 √
R39 2 0 0 0 2 0 0 1 0 1 2 0 2 0 2 √
R40 7 0 2 3 2 0 1 3 0 3 7 0 3 4 7 √
R41 5 0 1 3 1 0 1 0 2 2 5 0 2 3 5 √
R42 4 1 2 2 0 1 0 3 1 1 5 0 3 2 5 √
R43 2 0 0 2 0 0 1 0 0 1 2 0 0 2 2 √
R44 3 0 1 0 2 0 0 2 1 0 3 0 3 0 3 √
R45 5 0 2 2 0 1 1 2 2 0 5 0 4 1 5 √
R46 4 1 1 3 1 0 1 1 2 1 5 0 2 3 5 √
R47 3 0 0 0 2 1 0 1 0 2 3 0 1 2 3 √
R48 7 1 3 3 1 1 2 4 0 2 8 0 2 6 8 √
R49 3 0 0 2 0 1 0 0 1 2 3 0 3 0 3 √
R50 4 1 1 2 1 1 1 2 2 0 5 0 4 1 5 √
R51 3 1 1 0 2 1 1 1 2 0 4 0 2 2 4 √
R52 2 0 0 2 0 0 1 1 0 0 2 0 2 0 2 √
R53 3 0 0 2 1 0 0 0 2 1 3 0 0 3 3 √
R54 12 4 6 6 2 2 3 5 4 4 16 0 10 6 16 √
R55 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 2 0 2 √
R56 3 0 1 2 0 0 1 0 1 1 3 0 2 1 3 √
R57 2 1 0 2 0 1 0 1 2 0 3 0 1 2 3 √
R58 4 0 2 0 1 1 1 2 1 0 4 0 0 4 4 √
R59 3 1 1 2 1 0 1 2 0 1 4 0 4 0 4 √
R60 3 0 0 1 1 1 1 0 1 1 3 0 2 1 3 √
R61 4 0 2 0 2 0 0 2 2 0 4 0 2 2 4 √
R62 2 0 0 2 0 0 0 0 1 1 2 0 2 0 2 √
R63 3 0 1 2 0 0 1 0 2 0 3 0 2 1 3 √
Jumlah 263 34 83 126 57 31 38 86 102 71 297 0 176 121 297 35 28
Sumber : data primer diolah
107
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2007
No Responden
Pendapatan
Biaya Variabel Biaya Tetap
Biaya Total Pendapat Bersih UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan
Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R1 101,570,000 17,595,000 65,450,000 2,500,000 2,000,000 650,000 88,195,000 13,375,000
2 R4 60,700,000 11,500,000 34,500,000 2,000,000 1,600,000 590,000 50,190,000 10,510,000
3 R5 123,325,000 20,550,000 82,200,000 2,200,000 2,450,000 1,000,000 108,400,000 14,925,000
4 R6 95,450,000 15,980,000 63,920,000 1,975,000 1,500,000 650,000 84,025,000 11,425,000
5 R7 61,050,000 11,600,000 34,800,000 2,000,000 1,250,000 570,000 50,220,000 10,830,000
6 R11 54,320,500 11,720,000 29,874,000 2,000,000 1,500,000 550,000 45,644,000 8,676,500
7 R14 59,000,000 11,160,000 33,603,000 2,000,000 1,250,000 600,000 48,613,000 10,387,000
8 R15 60,400,000 11,900,000 30,870,000 2,000,000 1,250,000 600,000 46,620,000 13,780,000
9 R16 97,550,000 16,250,000 61,560,000 2,150,000 1,400,000 700,000 82,060,000 15,490,000
10 R17 94,035,000 15,670,000 59,750,000 2,000,000 1,500,000 650,000 79,570,000 14,465,000
11 R19 100,320,000 16,720,000 66,880,000 2,300,000 1,500,000 700,000 88,100,000 12,220,000
12 R21 96,670,000 16,150,000 64,600,000 2,100,000 1,600,000 700,000 85,150,000 11,520,000
13 R23 59,635,000 12,105,000 34,450,000 2,000,000 1,250,000 630,000 50,435,000 9,200,000
14 R27 125,340,000 20,890,000 83,560,000 2,500,000 2,250,000 800,000 110,000,000 15,340,000
15 R28 70,120,000 14,686,000 42,800,000 2,000,000 1,500,000 610,000 61,596,000 8,524,000
16 R31 109,140,000 18,970,000 71,360,000 2,800,000 1,950,000 850,000 95,930,000 13,210,000
17 R33 60,150,000 11,800,000 35,400,000 2,000,000 1,000,000 550,000 50,750,000 9,400,000
18 R34 110,320,000 18,386,000 73,544,000 2,550,000 1,450,000 750,000 96,680,000 13,640,000
19 R39 57,410,000 11,058,000 33,174,000 2,000,000 1,000,000 600,000 47,832,000 9,578,000
20 R43 60,250,000 12,410,000 33,430,000 2,100,000 1,300,000 600,000 49,840,000 10,410,000
21 R44 95,355,000 15,892,500 63,570,000 2,250,000 1,500,000 650,000 83,862,500 11,492,500
22 R47 94,120,000 16,150,000 60,750,000 2,000,000 1,100,000 650,000 80,650,000 13,470,000
23 R49 93,150,000 15,525,000 62,100,000 2,150,000 1,400,000 650,000 81,825,000 11,325,000
24 R51 128,345,000 21,380,000 85,520,000 2,500,000 1,750,000 1,000,000 112,150,000 16,195,000
25 R52 59,150,000 11,992,000 32,998,000 2,000,000 1,000,000 600,000 48,590,000 10,560,000
26 R53 73,210,000 14,868,000 42,100,000 2,300,000 1,300,000 650,000 61,218,000 11,992,000
27 R55 57,350,000 11,391,000 33,135,000 2,000,000 1,000,000 600,000 48,126,000 9,224,000
28 R56 95,640,000 15,940,000 62,895,000 2,200,000 1,350,000 675,000 83,060,000 12,580,000
29 R57 98,250,000 16,375,000 64,670,000 2,150,000 1,500,000 650,000 85,345,000 12,905,000
30 R58 123,450,000 20,575,000 82,300,000 2,705,000 1,500,000 920,000 108,000,000 15,450,000
31 R59 121,130,000 21,750,000 80,215,000 2,550,000 1,500,000 900,000 106,915,000 14,215,000
32 R60 105,150,000 16,961,000 67,844,000 2,400,000 1,100,000 850,000 89,155,000 15,995,000
33 R61 132,250,000 22,042,000 88,168,000 2,750,000 1,700,000 950,000 115,610,000 16,640,000
34 R62 61,150,000 11,691,000 35,073,000 2,140,000 1,000,000 600,000 50,504,000 10,646,000
35 R63 103,265,000 17,700,000 67,500,000 2,500,000 1,750,000 750,000 90,200,000 13,065,000
Jumlah 3,097,720,500 547,332,500 1,964,563,000 77,770,000 50,950,000 24,445,000 2,665,060,500 432,660,000
Rata-Rata 88,506,300.00 15,638,071.43 56,130,371.43 2,222,000.00 1,455,714.29 698,428.57 76,144,585.71 12,361,714.29
Sumber : data primer diolah
108
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2008
No Responden Pendapatan
Biaya Variabel Biaya Tetap
Biaya Total Pendapat Bersih UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan
Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R1 106,575,000 18,695,000 65,550,000 2,200,000 2,100,000 710,000 89,255,000 17,320,000
2 R4 78,500,000 12,575,000 48,045,000 1,925,000 1,720,000 650,000 64,915,000 13,585,000
3 R5 127,025,000 20,700,000 82,900,000 2,300,000 2,450,000 1,150,000 109,500,000 17,525,000
4 R6 97,450,000 16,380,000 59,021,000 2,025,000 1,500,000 1,000,000 79,926,000 17,524,000
5 R7 69,000,000 11,800,000 41,760,000 2,600,000 1,250,000 650,000 58,060,000 10,940,000
6 R11 65,320,500 10,820,000 41,087,000 2,100,000 1,500,000 750,000 56,257,000 9,063,500
7 R14 67,800,000 11,090,000 41,686,000 2,200,000 1,250,000 650,000 56,876,000 10,924,000
8 R15 62,700,000 11,400,000 38,800,000 2,100,000 1,250,000 600,000 54,150,000 8,550,000
9 R16 97,550,000 16,000,000 64,250,000 2,300,000 1,400,000 700,000 84,650,000 12,900,000
10 R17 94,535,000 15,770,000 63,220,000 2,000,000 1,500,000 705,000 83,195,000 11,340,000
11 R19 97,320,000 16,220,000 65,230,000 2,350,000 1,500,000 750,000 86,050,000 11,270,000
12 R21 94,670,000 16,350,000 63,600,000 2,100,000 1,600,000 700,000 84,350,000 10,320,000
13 R23 71,635,000 12,205,000 43,500,000 2,000,000 1,250,000 650,000 59,605,000 12,030,000
14 R27 126,340,000 21,056,667 84,726,667 2,500,000 2,250,000 900,000 111,433,333 14,906,667
15 R28 71,120,000 12,900,000 43,268,000 2,000,000 1,300,000 700,000 60,168,000 10,952,000
16 R31 108,040,000 18,006,667 72,426,667 2,800,000 1,950,000 900,000 96,083,333 11,956,667
17 R33 61,150,000 11,630,000 35,570,000 2,000,000 1,000,000 650,000 50,850,000 10,300,000
18 R34 109,320,000 18,586,000 74,544,000 2,650,000 1,450,000 900,000 98,130,000 11,190,000
19 R39 57,410,000 10,968,000 32,992,000 2,000,000 1,000,000 700,000 47,660,000 9,750,000
20 R43 62,250,000 11,941,000 36,762,000 2,400,000 1,300,000 800,000 53,203,000 9,047,000
21 R44 101,355,000 17,042,500 68,770,000 2,250,000 1,500,000 950,000 90,512,500 10,842,500
22 R47 95,020,000 16,350,000 64,300,000 2,105,000 1,100,000 950,000 84,805,000 10,215,000
23 R49 94,150,000 15,891,667 63,816,667 2,000,000 1,400,000 850,000 83,958,333 10,191,667
24 R51 129,355,000 21,630,000 86,870,000 2,600,000 1,750,000 1,000,000 113,850,000 15,505,000
25 R52 60,150,000 11,292,000 36,186,000 2,205,000 1,000,000 700,000 51,383,000 8,767,000
26 R53 80,210,000 14,868,000 41,700,000 2,350,000 1,300,000 775,000 60,993,000 19,217,000
27 R55 55,000,000 12,591,000 30,315,000 2,150,000 1,000,000 800,000 46,856,000 8,144,000
28 R56 97,640,000 16,523,000 66,192,000 2,350,000 1,350,000 775,000 87,190,000 10,450,000
29 R57 100,500,000 16,900,000 67,800,000 2,200,000 1,500,000 750,000 89,150,000 11,350,000
30 R58 123,440,000 21,731,000 80,180,000 2,000,000 1,500,000 800,000 106,211,000 17,229,000
31 R59 122,000,000 21,950,000 82,440,000 2,300,000 1,500,000 800,000 108,990,000 13,010,000
32 R60 98,150,000 17,116,000 65,650,000 2,300,000 1,100,000 780,000 86,946,000 11,204,000
33 R61 121,100,000 22,342,000 80,230,000 2,100,000 1,700,000 1,000,000 107,372,000 13,728,000
34 R62 71,770,000 11,891,000 45,570,000 2,300,000 1,000,000 650,000 61,411,000 10,359,000
35 R63 100,555,000 16,950,000 65,830,000 2,100,000 1,750,000 720,000 87,350,000 13,205,000
Jumlah 3,176,105,500 550,161,500 2,044,788,000 77,860,000 50,970,000 27,515,000 2,751,294,500 424,811,000
Rata-Rata 90,745,871.43 15,718,900.00 58,422,514.29 2,224,571.43 1,456,285.71 786,142.86 78,608,414.29 12,137,457.14
Sumber : data primer diolah
109
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2009
NO Responden Pendapatan Biaya Variabel Biaya Tetap
Biaya Total Pendapat Bersih UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R1 107,575,000 18,895,000 66,050,000 2,300,000 2,100,000 710,000 90,055,000 17,520,000
2 R4 78,800,000 12,549,000 48,555,000 1,975,000 1,720,000 650,000 65,449,000 13,351,000
3 R5 127,525,000 20,800,000 83,550,000 2,350,000 2,450,000 1,150,000 110,300,000 17,225,000
4 R6 97,850,000 16,480,000 59,971,000 2,075,000 1,500,000 1,000,000 81,026,000 16,824,000
5 R7 69,300,000 11,800,000 42,260,000 2,650,000 1,250,000 650,000 58,610,000 10,690,000
6 R11 66,320,500 10,945,000 41,587,000 2,150,000 1,500,000 750,000 56,932,000 9,388,500
7 R14 68,300,000 11,340,000 42,086,000 2,250,000 1,250,000 650,000 57,576,000 10,724,000
8 R15 63,200,000 11,400,000 39,200,000 2,150,000 1,250,000 600,000 54,600,000 8,600,000
9 R16 98,050,000 16,300,000 65,750,000 2,350,000 1,400,000 700,000 86,500,000 11,550,000
10 R17 96,035,000 16,070,000 64,720,000 2,050,000 1,400,000 705,000 84,945,000 11,090,000
11 R19 98,320,000 16,486,667 66,646,667 2,400,000 1,500,000 750,000 87,783,333 10,536,667
12 R21 95,170,000 16,600,000 63,800,000 2,150,000 1,600,000 700,000 84,850,000 10,320,000
13 R23 72,135,000 12,455,000 46,250,000 2,100,000 1,250,000 650,000 62,705,000 9,430,000
14 R27 127,340,000 21,500,000 86,900,000 2,650,000 2,250,000 900,000 114,200,000 13,140,000
15 R28 72,120,000 12,000,000 44,018,000 2,150,000 1,500,000 700,000 60,368,000 11,752,000
16 R31 109,040,000 18,200,000 73,400,000 2,850,000 1,950,000 900,000 97,300,000 11,740,000
17 R33 60,650,000 11,880,000 35,150,000 2,100,000 1,000,000 650,000 50,780,000 9,870,000
18 R34 108,320,000 18,836,000 71,400,000 2,700,000 1,450,000 900,000 95,286,000 13,034,000
19 R39 56,410,000 11,218,000 33,242,000 2,050,000 1,000,000 700,000 48,210,000 8,200,000
20 R43 63,750,000 12,341,000 36,862,000 2,520,000 1,100,000 800,000 53,623,000 10,127,000
21 R44 106,355,000 17,762,000 71,748,000 2,370,000 1,500,000 950,000 94,330,000 12,025,000
22 R47 97,020,000 16,500,000 66,700,000 2,205,000 1,100,000 950,000 87,455,000 9,565,000
23 R49 95,150,000 16,158,000 64,982,000 2,100,000 1,400,000 850,000 85,490,000 9,660,000
24 R51 130,105,000 21,830,000 87,870,000 2,750,000 1,750,000 1,000,000 115,200,000 14,905,000
25 R52 63,100,000 12,442,000 37,386,000 2,305,000 1,000,000 700,000 53,833,000 9,267,000
26 R53 81,710,000 15,068,000 50,950,000 2,450,000 1,300,000 775,000 70,543,000 11,167,000
27 R55 59,000,000 11,841,000 33,615,000 2,250,000 1,000,000 800,000 49,506,000 9,494,000
28 R56 103,140,000 17,640,000 67,730,000 2,500,000 1,350,000 775,000 89,995,000 13,145,000
29 R57 105,500,000 17,698,333 69,520,000 2,300,000 1,500,000 750,000 91,768,333 13,731,667
30 R58 123,940,000 21,831,000 80,330,000 2,140,000 1,500,000 800,000 106,601,000 17,339,000
31 R59 130,700,000 22,100,000 88,800,000 2,445,000 1,500,000 800,000 115,645,000 15,055,000
32 R60 102,950,000 17,316,000 67,320,000 2,350,000 1,100,000 780,000 88,866,000 14,084,000
33 R61 120,600,000 22,492,000 78,280,000 2,250,000 1,700,000 1,000,000 105,722,000 14,878,000
34 R62 72,470,000 12,041,000 44,770,000 2,355,000 1,000,000 650,000 60,816,000 11,654,000
35 R63 101,355,000 17,100,000 66,840,000 2,250,000 1,750,000 720,000 88,660,000 12,695,000
Jumlah 3,229,305,500 557,915,000 2,088,238,667 80,990,000 50,870,000 27,515,000 2,805,528,667 423,776,833
Rata-Rata 92,265,871.43 15,940,428.57 59,663,961.90 2,314,000.00 1,453,428.57 786,142.86 80,157,961.90 12,107,909.52
Sumber : data primer diolah
110
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2010
No Responden Pendapatan
Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya Total Pendapat Bersih
UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R1 109,075,000 20,145,000 66,400,000 2,400,000 2,100,000 710,000 91,755,000 17,320,000
2 R4 79,800,000 14,799,000 48,555,000 1,975,000 1,720,000 650,000 67,699,000 12,101,000
3 R5 128,025,000 20,915,000 84,010,000 2,350,000 2,450,000 1,150,000 110,875,000 17,150,000
4 R6 98,450,000 16,780,000 59,971,000 2,075,000 1,500,000 1,000,000 81,326,000 17,124,000
5 R7 70,300,000 12,950,000 42,470,000 2,650,000 1,250,000 650,000 59,970,000 10,330,000
6 R11 67,820,500 12,170,000 41,087,000 2,150,000 1,500,000 750,000 57,657,000 10,163,500
7 R14 67,800,000 12,540,000 40,686,000 2,250,000 1,250,000 650,000 57,376,000 10,424,000
8 R15 62,850,000 12,540,000 36,850,000 2,150,000 1,250,000 600,000 53,390,000 9,460,000
9 R16 99,050,000 16,525,000 66,538,000 2,400,000 1,400,000 700,000 87,563,000 11,487,000
10 R17 94,285,000 16,320,000 61,282,000 2,050,000 1,500,000 705,000 81,857,000 12,428,000
11 R19 98,820,000 16,735,000 68,040,000 2,400,000 1,500,000 750,000 89,425,000 9,395,000
12 R21 95,670,000 16,700,000 60,900,000 2,285,000 1,600,000 700,000 82,185,000 13,485,000
13 R23 73,135,000 13,555,000 42,450,000 2,100,000 1,250,000 650,000 60,005,000 13,130,000
14 R27 126,840,000 21,620,000 87,680,000 2,860,000 2,250,000 900,000 115,310,000 11,530,000
15 R28 71,445,000 12,150,000 42,018,000 2,150,000 1,500,000 700,000 58,518,000 12,927,000
16 R31 112,540,000 18,325,000 74,100,000 2,850,000 1,950,000 900,000 98,125,000 14,415,000
17 R33 62,650,000 12,080,000 36,415,000 2,100,000 1,000,000 650,000 52,245,000 10,405,000
18 R34 111,820,000 19,081,000 73,589,000 2,700,000 1,450,000 900,000 97,720,000 14,100,000
19 R39 59,410,000 11,318,000 33,402,000 2,050,000 1,000,000 700,000 48,470,000 10,940,000
20 R43 65,750,000 10,506,000 36,962,000 2,520,000 1,300,000 800,000 52,088,000 13,662,000
21 R44 106,505,000 17,504,000 70,000,000 2,370,000 1,500,000 950,000 92,324,000 14,181,000
22 R47 98,020,000 16,700,000 67,640,000 2,205,000 1,100,000 950,000 88,595,000 9,425,000
23 R49 97,500,000 16,550,000 63,320,000 2,100,000 1,400,000 850,000 84,220,000 13,280,000
24 R51 132,655,000 21,930,000 88,510,000 2,750,000 1,750,000 1,000,000 115,940,000 16,715,000
25 R52 62,650,000 10,692,000 37,640,000 2,305,000 1,000,000 700,000 52,337,000 10,313,000
26 R53 86,110,000 15,318,000 42,050,000 2,450,000 1,300,000 775,000 61,893,000 24,217,000
27 R55 57,150,000 12,141,000 32,030,000 2,250,000 1,000,000 800,000 48,221,000 8,929,000
28 R56 103,640,000 19,450,000 67,975,000 2,500,000 1,350,000 775,000 92,050,000 11,590,000
29 R57 103,600,000 19,048,000 67,010,000 2,300,000 1,500,000 750,000 90,608,000 12,992,000
30 R58 124,940,000 21,931,000 80,430,000 2,140,000 1,500,000 800,000 106,801,000 18,139,000
31 R59 123,700,000 22,310,000 83,490,000 2,445,000 1,500,000 800,000 110,545,000 13,155,000
32 R60 99,950,000 17,416,000 65,300,000 2,350,000 1,100,000 780,000 86,946,000 13,004,000
33 R61 122,100,000 22,707,000 80,880,000 2,250,000 1,700,000 1,000,000 108,537,000 13,563,000
34 R62 73,570,000 12,141,000 46,060,000 2,405,000 1,000,000 650,000 62,256,000 11,314,000
35 R63 102,605,000 17,315,000 66,565,000 2,250,000 1,750,000 720,000 88,600,000 14,005,000
Jumlah 3,250,230,500 570,907,000 2,062,305,000 81,535,000 51,170,000 27,515,000 2,793,432,000 456,798,500
Rata-Rata 92,863,728.57 16,311,628.57 58,923,000.00 2,329,571.43 1,462,000.00 786,142.86 79,812,342.86 13,051,385.71
Sumber : data primer diolah
111
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2007
No Responden Pendapatan
Biaya Variabel Biaya Tetap
Biaya Total Pendapat Bersih UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll
Biaya Penyusutan Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R2 407,650,000 67,940,000 271,760,000 2,850,000 2,500,000 1,600,000 346,650,000 61,000,000
2 R3 171,340,000 29,220,000 116,880,000 2,500,000 1,900,000 1,000,000 151,500,000 19,840,000
3 R8 391,250,000 65,700,000 262,800,000 2,950,000 2,750,000 1,500,000 335,700,000 55,550,000
4 R9 177,400,000 29,500,000 118,000,000 2,500,000 2,000,000 1,000,000 153,000,000 24,400,000
5 R10 180,460,000 30,050,000 120,200,000 2,650,000 1,980,000 1,000,000 155,880,000 24,580,000
6 R12 170,560,000 28,420,000 113,680,000 2,450,000 2,000,000 1,000,000 147,550,000 23,010,000
7 R13 284,035,000 47,330,000 189,320,000 2,700,000 2,250,000 1,200,000 242,800,000 41,235,000
8 R18 175,400,000 29,200,000 116,800,000 2,450,000 2,000,000 1,000,000 151,450,000 23,950,000
9 R20 430,450,000 71,700,000 286,800,000 3,000,000 2,750,000 1,680,000 365,930,000 64,520,000
10 R22 157,440,000 26,240,000 104,960,000 2,750,000 2,250,000 1,000,000 137,200,000 20,240,000
11 R24 180,250,000 30,045,000 120,180,000 2,750,000 1,500,000 1,050,000 155,525,000 24,725,000
12 R25 149,450,000 24,980,000 100,850,000 2,800,000 1,500,000 1,000,000 131,130,000 18,320,000
13 R26 178,450,000 29,741,000 118,964,000 2,750,000 2,400,000 1,000,000 154,855,000 23,595,000
14 R29 304,700,000 50,783,000 203,132,000 2,750,000 2,500,000 1,500,000 260,665,000 44,035,000
15 R30 207,350,000 34,558,000 138,232,000 2,675,000 2,200,000 1,100,000 178,765,000 28,585,000
16 R32 162,560,000 27,095,000 108,380,000 2,850,000 2,000,000 1,000,000 141,325,000 21,235,000
17 R35 187,620,000 31,270,000 125,080,000 2,750,000 1,700,000 1,100,000 161,900,000 25,720,000
18 R36 66,000,000 12,400,000 38,400,000 2,000,000 1,200,000 600,000 54,600,000 11,400,000
19 R37 370,350,000 61,725,000 246,900,000 3,200,000 1,950,000 1,400,000 315,175,000 55,175,000
20 R38 144,330,000 24,055,000 96,220,000 2,860,000 1,500,000 1,000,000 125,635,000 18,695,000
21 R40 186,440,000 31,075,000 124,300,000 2,550,000 1,500,000 1,200,000 160,625,000 25,815,000
22 R41 152,100,000 25,350,000 101,400,000 2,150,000 1,700,000 1,000,000 131,600,000 20,500,000
23 R42 153,430,000 26,750,000 105,400,000 2,570,000 2,000,000 1,050,000 137,770,000 15,660,000
24 R45 134,400,000 22,400,000 89,600,000 2,550,000 1,650,000 900,000 117,100,000 17,300,000
25 R46 142,250,000 23,708,000 94,832,000 2,700,000 1,500,000 1,000,000 123,740,000 18,510,000
26 R48 235,500,000 39,250,000 157,000,000 2,900,000 2,000,000 1,250,000 202,400,000 33,100,000
27 R50 138,640,000 23,106,000 92,424,000 2,500,000 1,800,000 1,000,000 120,830,000 17,810,000
28 R54 535,400,000 89,220,000 356,880,000 3,450,000 2,500,000 1,800,000 453,850,000 81,550,000
Jumlah 6,175,205,000 1,032,811,000 4,119,374,000 75,555,000 55,480,000 31,930,000 5,315,150,000 860,055,000
Rata-Rata 220,543,035.71 36,886,107.14 147,120,500.00 2,698,392.86 1,981,428.57 1,140,357.14 189,826,785.71 30,716,250.00
Sumber : data primer diolah
112
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2008
No Responden Pendapatan
Biaya Variabel Biaya Tetap
Biaya Total Pendapat Bersih UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll
Biaya Penyusutan
Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R2 383,650,000 68,040,000 276,530,000 2,950,000 2,600,000 1,900,000 352,020,000 31,630,000
2 R3 177,840,000 29,320,000 117,380,000 2,100,000 1,975,000 1,290,000 152,065,000 25,775,000
3 R8 386,750,000 65,800,000 263,400,000 3,000,000 2,700,000 1,600,000 336,500,000 50,250,000
4 R9 177,500,000 29,400,000 117,750,000 2,600,000 2,000,000 1,000,000 152,750,000 24,750,000
5 R10 182,460,000 30,550,000 122,700,000 2,750,000 1,980,000 1,000,000 158,980,000 23,480,000
6 R12 173,560,000 28,820,000 115,980,000 2,500,000 2,000,000 1,050,000 150,350,000 23,210,000
7 R13 285,035,000 47,630,000 191,520,000 2,850,000 2,250,000 1,300,000 245,550,000 39,485,000
8 R18 173,400,000 29,400,000 118,100,000 2,500,000 2,000,000 1,000,000 153,000,000 20,400,000
9 R20 431,850,000 71,700,000 287,800,000 3,200,000 2,750,000 1,700,000 367,150,000 64,700,000
10 R22 154,940,000 26,700,000 106,900,000 2,750,000 2,250,000 1,000,000 139,600,000 15,340,000
11 R24 178,150,000 30,545,000 122,580,000 2,750,000 1,500,000 1,000,000 158,375,000 19,775,000
12 R25 148,450,000 25,000,000 100,600,000 2,800,000 1,500,000 1,000,000 130,900,000 17,550,000
13 R26 175,450,000 29,941,000 120,014,000 2,800,000 2,400,000 1,450,000 156,605,000 18,845,000
14 R29 303,700,000 50,973,000 204,492,000 2,750,000 2,500,000 1,500,000 262,215,000 41,485,000
15 R30 206,000,000 34,578,000 138,862,000 2,850,000 2,200,000 1,300,000 179,790,000 26,210,000
16 R32 161,560,000 27,595,000 110,730,000 2,850,000 2,000,000 900,000 144,075,000 17,485,000
17 R35 187,520,000 31,603,333 131,563,333 2,750,000 1,700,000 950,000 168,566,667 18,953,333
18 R36 66,500,000 11,600,000 40,230,000 2,000,000 1,200,000 800,000 55,830,000 10,670,000
19 R37 371,350,000 63,891,667 256,566,667 3,300,000 1,950,000 2,000,000 327,708,333 43,641,667
20 R38 145,330,000 24,521,667 98,186,667 2,060,000 1,500,000 1,500,000 127,768,333 17,561,667
21 R40 185,240,000 31,275,000 125,900,000 2,700,000 1,500,000 1,000,000 162,375,000 22,865,000
22 R41 150,150,000 25,175,000 101,500,000 2,150,000 1,700,000 1,200,000 131,725,000 18,425,000
23 R42 153,450,000 25,675,000 103,100,000 2,570,000 2,000,000 1,250,000 134,595,000 18,855,000
24 R45 130,500,000 21,950,000 88,350,000 2,550,000 1,650,000 1,000,000 115,500,000 15,000,000
25 R46 140,200,000 23,808,000 95,982,000 2,850,000 1,500,000 1,000,000 125,140,000 15,060,000
26 R48 236,100,000 39,500,000 156,650,000 3,000,000 2,000,000 1,150,000 202,300,000 33,800,000
27 R50 139,660,000 23,506,000 94,174,000 2,850,000 1,800,000 1,000,000 123,330,000 16,330,000
28 R54 522,400,000 90,220,000 358,000,000 3,500,000 2,500,000 1,750,000 455,970,000 66,430,000
Jumlah 6,128,695,000 1,038,717,667 4,165,540,667 76,280,000 55,605,000 34,590,000 5,370,733,333 757,961,667
Rata-Rata 218,881,964.29 37,097,059.52 148,769,309.52 2,724,285.71 1,985,892.86 1,235,357.14 191,811,904.76 27,070,059.52
Sumber : data primer diolah
113
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2009
No Responden Pendapatan
Biaya Variabel Biaya Tetap
Biaya Total Pendapat
Bersih UpahTenaga
Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya
Penyusutan Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R2 404,150,000 68,140,000 272,760,000 3,000,000 2,650,000 1,900,000 348,450,000 55,700,000
2 R3 188,340,000 29,420,000 117,930,000 2,150,000 1,975,000 1,290,000 152,765,000 35,575,000
3 R8 387,450,000 65,900,000 262,900,000 3,050,000 2,750,000 1,600,000 336,200,000 51,250,000
4 R9 177,900,000 29,550,000 118,750,000 2,650,000 2,000,000 1,000,000 153,950,000 23,950,000
5 R10 182,960,000 30,650,000 123,600,000 2,800,000 1,980,000 1,000,000 160,030,000 22,930,000
6 R12 174,060,000 29,220,000 117,980,000 2,550,000 2,000,000 1,050,000 152,800,000 21,260,000
7 R13 286,535,000 47,830,000 192,820,000 2,850,000 2,250,000 1,300,000 247,050,000 39,485,000
8 R18 173,900,000 29,600,000 119,400,000 2,550,000 2,000,000 1,000,000 154,550,000 19,350,000
9 R20 432,350,000 72,050,000 289,700,000 3,320,000 2,750,000 1,700,000 369,520,000 62,830,000
10 R22 155,440,000 26,106,667 104,826,667 2,870,000 2,250,000 1,000,000 137,053,333 18,386,667
11 R24 179,150,000 30,895,000 124,180,000 2,950,000 1,500,000 1,000,000 160,525,000 18,625,000
12 R25 149,950,000 25,400,000 102,450,000 2,900,000 1,500,000 1,000,000 133,250,000 16,700,000
13 R26 176,950,000 30,091,000 120,714,000 2,900,000 2,400,000 1,350,000 157,455,000 19,495,000
14 R29 305,200,000 51,123,000 200,500,000 2,800,000 2,500,000 1,500,000 258,423,000 46,777,000
15 R30 207,000,000 34,728,000 139,762,000 2,900,000 2,200,000 1,300,000 180,890,000 26,110,000
16 R32 162,060,000 27,895,000 112,130,000 2,950,000 2,000,000 900,000 145,875,000 16,185,000
17 R35 187,020,000 31,620,000 126,780,000 2,850,000 1,700,000 950,000 163,900,000 23,120,000
18 R36 67,000,000 11,300,000 39,230,000 2,050,000 1,200,000 800,000 54,580,000 12,420,000
19 R37 370,350,000 62,125,000 249,700,000 3,450,000 1,950,000 2,000,000 319,225,000 51,125,000
20 R38 146,330,000 24,700,000 99,000,000 2,110,000 1,500,000 1,500,000 128,810,000 17,520,000
21 R40 184,740,000 31,675,000 127,900,000 2,740,000 1,500,000 1,000,000 164,815,000 19,925,000
22 R41 149,650,000 25,191,667 101,766,667 2,250,000 1,700,000 1,200,000 132,108,333 17,541,667
23 R42 154,950,000 26,125,000 105,150,000 2,670,000 2,000,000 1,250,000 137,195,000 17,755,000
24 R45 132,000,000 22,400,000 89,600,000 2,625,000 1,650,000 1,000,000 117,275,000 14,725,000
25 R46 139,700,000 24,008,000 90,850,000 3,000,000 1,500,000 1,000,000 120,358,000 19,342,000
26 R48 236,600,000 39,790,000 156,950,000 3,150,000 2,000,000 1,150,000 203,040,000 33,560,000
27 R50 139,010,000 23,756,000 95,374,000 2,950,000 1,800,000 1,000,000 124,880,000 14,130,000
28 R54 542,950,000 90,720,000 350,400,000 3,600,000 2,500,000 1,750,000 448,970,000 93,980,000
Jumlah 6,193,695,000 1,042,009,333 4,153,103,333 78,635,000 55,705,000 34,490,000 5,363,942,667 829,752,333
Rata-Rata 221,203,392.86 37,214,619.05 148,325,119.05 2,808,392.86 1,989,464.29 1,231,785.71 191,569,380.95 29,634,011.90
Sumber : data primer diolah
114
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2010
No Responden Pendapatan
Biaya Variabel Biaya Tetap
Biaya Total Pendapat Bersih
UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R2 405,150,000 78,265,000 257,100,000 3,100,000 2,600,000 2,000,000 343,065,000 62,085,000
2 R3 188,840,000 30,370,000 121,730,000 2,150,000 1,975,000 1,290,000 157,515,000 31,325,000
3 R8 389,450,000 66,050,000 265,375,000 3,050,000 2,750,000 1,600,000 338,825,000 50,625,000
4 R9 180,400,000 29,750,000 119,885,000 2,650,000 2,000,000 1,000,000 155,285,000 25,115,000
5 R10 185,110,000 30,900,000 125,050,000 2,900,000 1,980,000 1,000,000 161,830,000 23,280,000
6 R12 176,160,000 30,520,000 113,696,400 2,550,000 2,000,000 1,050,000 149,816,400 26,343,600
7 R13 287,535,000 48,980,000 197,920,000 2,850,000 2,250,000 1,300,000 253,300,000 34,235,000
8 R18 169,340,000 29,725,000 120,450,000 2,550,000 2,000,000 1,000,000 155,725,000 13,615,000
9 R20 431,950,000 72,275,000 291,100,000 3,320,000 2,750,000 1,700,000 371,145,000 60,805,000
10 R22 156,115,000 26,590,000 107,260,000 2,870,000 2,250,000 1,000,000 139,970,000 16,145,000
11 R24 179,825,000 31,120,000 125,380,000 2,950,000 1,500,000 1,000,000 161,950,000 17,875,000
12 R25 150,550,000 25,265,000 102,160,000 2,900,000 1,500,000 1,000,000 132,825,000 17,725,000
13 R26 177,405,000 30,166,000 121,134,000 2,900,000 2,400,000 1,450,000 158,050,000 19,355,000
14 R29 306,200,000 51,348,000 206,642,000 2,800,000 2,500,000 1,500,000 264,790,000 41,410,000
15 R30 209,450,000 35,878,000 144,662,000 2,900,000 2,200,000 1,300,000 186,940,000 22,510,000
16 R32 164,060,000 27,895,000 112,455,000 2,950,000 2,000,000 900,000 146,200,000 17,860,000
17 R35 190,020,000 32,265,000 129,480,000 2,850,000 1,700,000 950,000 167,245,000 22,775,000
18 R36 94,500,000 12,915,000 60,640,000 2,100,000 1,200,000 800,000 77,655,000 16,845,000
19 R37 372,900,000 63,407,000 259,048,000 3,500,000 1,950,000 2,000,000 329,905,000 42,995,000
20 R38 149,030,000 24,825,000 99,620,000 2,110,000 1,500,000 1,500,000 129,555,000 19,475,000
21 R40 186,740,000 31,925,000 129,200,000 2,740,000 1,500,000 1,000,000 166,365,000 20,375,000
22 R41 151,150,000 25,570,000 103,495,000 2,250,000 1,700,000 1,200,000 134,215,000 16,935,000
23 R42 156,450,000 26,475,000 106,750,000 2,670,000 2,000,000 1,250,000 139,145,000 17,305,000
24 R45 133,500,000 22,650,000 91,186,000 2,625,000 1,650,000 1,000,000 119,111,000 14,389,000
25 R46 141,850,000 24,158,000 97,682,000 3,000,000 1,500,000 1,000,000 127,340,000 14,510,000
26 R48 238,700,000 40,400,000 153,100,000 3,150,000 2,000,000 1,150,000 199,800,000 38,900,000
27 R50 142,210,000 23,856,000 96,024,000 2,950,000 1,800,000 1,000,000 125,630,000 16,580,000
28 R54 545,150,000 100,045,000 350,750,000 3,750,000 2,500,000 1,950,000 458,995,000 86,155,000
Jumlah 6,259,740,000 1,073,588,000 4,208,974,400 79,085,000 55,655,000 34,890,000 5,452,192,400 807,547,600
Rata-Rata 223,562,142.86 38,342,428.57 150,320,514.29 2,824,464.29 1,987,678.57 1,246,071.43 194,721,157.14 28,840,985.71
Sumber : data primer diolah
115
Profil Industri Kecil Konveksi
No No Tahun Berdiri
Lama Usaha
Usia Pemilik Usaha
Jumlah Tenaga kerja
Modal Ijin Usaha Pemasaran Jenis
Industri
Responden <20jt 20jt-30jt
30jt-40jt >40jt Milik Belum Dalam Luar RT Kecil
1 R1 1989 21 45 3 √ √ √ √
2 R2 2004 6 30 12 √ √ √ √
3 R3 1991 19 50 5 √ √ √ √
4 R4 2006 4 24 2 √ √ √ √
5 R5 2004 6 29 4 √ √ √ √
6 R6 1996 14 55 3 √ √ √ √
7 R7 2003 7 40 2 √ √ √ √
8 R8 1994 16 38 11 √ √ √ √
9 R9 2002 8 28 5 √ √ √ √
10 R10 1998 12 36 6 √ √ √ √
11 R11 2000 10 38 2 √ √ √ √
12 R12 2005 5 31 5 √ √ √ √
13 R13 1989 21 58 7 √ √ √ √
14 R14 2001 9 29 2 √ √ √ √
15 R15 2002 8 29 2 √ √ √ √
16 R16 1997 13 37 3 √ √ √ √
17 R17 2000 10 37 3 √ √ √ √
18 R18 1994 16 51 5 √ √ √ √
19 R19 1993 17 48 3 √ √ √ √
20 R20 2001 9 44 13 √ √ √ √
21 R21 1994 16 47 3 √ √ √ √
22 R22 1995 15 52 5 √ √ √ √
23 R23 2001 9 40 2 √ √ √ √
24 R24 2006 4 39 6 √ √ √ √
25 R25 1992 18 56 5 √ √ √ √
26 R26 1998 12 59 5 √ √ √ √
27 R27 1990 20 47 4 √ √ √ √
28 R28 1994 16 45 2 √ √ √ √
29 R29 1996 14 38 13 √ √ √ √
30 R30 1998 12 46 7 √ √ √ √
31 R31 1992 18 46 3 √ √ √ √
116
32 R32 1994 16 49 5 √ √ √ √
33 R33 1996 14 44 2 √ √ √ √
34 R34 2001 9 40 4 √ √ √ √
35 R35 1993 17 33 6 √ √ √ √
36 R36 1990 20 52 6 √ √ √ √
37 R37 1995 15 50 10 √ √ √ √
38 R38 1994 16 50 5 √ √ √ √
39 R39 1995 15 32 2 √ √ √ √
40 R40 1991 19 47 7 √ √ √ √
41 R41 2003 7 39 5 √ √ √ √
42 R42 1992 18 50 5 √ √ √ √
43 R43 2002 8 29 2 √ √ √ √
44 R44 2000 10 30 3 √ √ √ √
45 R45 2004 6 39 5 √ √ √ √
46 R46 2000 10 40 5 √ √ √ √
47 R47 1991 19 54 3 √ √ √ √
48 R48 2004 6 29 8 √ √ √ √
49 R49 2003 7 28 3 √ √ √ √
50 R50 1995 15 35 5 √ √ √ √
51 R51 1995 15 40 4 √ √ √ √
52 R52 1994 16 55 2 √ √ √ √
53 R53 1995 15 43 3 √ √ √ √
54 R54 1994 16 47 16 √ √ √ √
55 R55 1990 20 47 2 √ √ √ √
56 R56 1991 19 45 3 √ √ √ √
57 R57 1989 21 44 3 √ √ √ √
58 R58 1989 21 44 4 √ √ √ √
59 R59 2000 10 41 4 √ √ √ √
60 R60 1990 20 51 3 √ √ √ √
61 R61 1995 15 43 4 √ √ √ √
62 R62 1993 17 33 2 √ √ √ √
63 R63 2002 8 26 3 √ √ √ √
Jumlah 845 2621 297 16 22 11 14 10 53 26 37 35 28
Rata-Rata 13.41269841 41.6031746
117
Analisis Finansial Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
Tahun
Benefit
Cost
Net Benefit DF
12% NPV PV(benefit) PV(cost) DF
36% NPV1 DF
38% NPV2
(2-3) (4x5) (2x5) (3x5) (4x9) (4x11)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2007 88,506,300.00 76,144,585.71 12,361,714.29 0.893 11,039,010.86 79,036,125.90 67,997,115.04 0.735 9,085,860.00 0.725 8,962,242.86
2008 90,745,871.43 78,608,414.29 12,137,457.14 0.797 9,673,553.34 72,324,459.53 62,650,906.19 0.541 6,566,364.31 0.525 6,372,165.00
2009 92,265,871.43 80,157,961.90 12,107,909.52 0.712 8,620,831.58 65,693,300.46 57,072,468.88 0.398 4,818,947.99 0.381 4,613,113.53
2010 92,863,728.57 79,812,342.86 13,051,385.71 0.636 8,300,681.31 59,061,331.37 50,760,650.06 0.292 3,811,004.63 0.276 3,602,182.46
Jumlah 364,381,771.43 314,723,304.76 49,658,466.67 37,634,077.10 276,115,217.26 238,481,140.16 24,282,176.93 23,549,703.84
Sumber : data primer diolah
118
Analisis Finansial Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
Tahun Benefit Cost Net Benefit DF
12% NPV PV(benefit) PV(cost) DF
36% NPV1
DF 38% NPV2
(2-3) (4x5) (2x5) (3x5) (4x9) (4x11)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2007 220,543,035.71 189,826,785.71 30,716,250.00 0.893 27,429,611.25 196,944,930.89 169,515,319.64 0.735 22,576,443.75 0.725 22,269,281.25
2008 218,881,964.29 191,811,904.76 27,070,059.52 0.797 21,574,837.44 174,448,925.54 152,874,088.10 0.541 14,644,902.20 0.525 14,211,781.25
2009 221,203,392.86 191,569,380.95 29,634,011.90 0.712 21,099,416.48 157,496,815.71 136,397,399.24 0.398 11,794,336.74 0.381 11,290,558.54
2010 223,562,142.86 194,721,157.14 28,840,985.71 0.636 18,342,866.91 142,185,522.86 123,842,655.94 0.292 8,421,567.83 0.276 7,960,112.06
Jumlah 884,190,535.71 767,929,228.57 116,261,307.14 88,446,732.08 671,076,195.00 582,629,462.92 57,437,250.52 55,731,733.09 Sumber : data primer diolah
119
Instrumen Penelitian
A. Identitas Responden
1. Nomor Responden : ……….
2. Nama Responden : ……….
3. Usia
a. ≤20 tahun c. 31-40 tahun
b. 21-30 tahun d. > 40 tahun
4. Pendidikan
a. Tidak Sekolah d. Tamat SMA
b. Tamat SD e. Lainnya, …..
c. Tamat SMP
5. Tahun Berdiri
a. ≤ 1990 c. 2001-2010
b. 1991-2000 d. > 2010
6. Lama Berusaha
a. ≤ 5 tahun c. 11-15 tahun
b. 6-10 tahun d. > 15 tahun
7. Status Pemilikan Usaha
a. Memiliki izin usaha
b. Belum memiliki izin usaha
B. Modal
1. Dari manakah sumber modal yang digunakan?
a. Modal pribadi
b. Modal pinjaman
c. Modal pribadi dan modal pinjaman
d. Lainnya, …..
2. Berapakah modal awal yang dibutuhkan untuk usaha?
120
Sumber Modal Nilai (Rp)
1
2
3
Modal Sendiri = ………
Modal Pinjaman
- Pinjaman Bank = ……….
- Pinjaman Koperasi = ……….
Lain-lain = ……….
Rp ……….
Rp ……….
Rp ……….
Total Jumlah Rp ……….
3. Berapa modal usaha saat ini?
Modal Nilai (Rp)
1 Kas Rp ……….
2 Persediaan Barang Usaha Rp ……….
3 Piutang Dagang Rp ……….
4 Peralatan dan Perlengkapan Rp ……….
5 Utang Dagang Rp ……….
Jumlah Rp ……….
4. Alokasi modal usaha di prioritaskan untuk apa?
a. Pengadaan bahan baku
b. Biaya pemasaran produk
c. Pengembangan produksi
d. Biaya pelatihan dan ketrampilan
e. Lainnya, yaitu …..
C. Tenaga Kerja
5. Berapa jumlah tenaga kerja yang dimiliki?
No Indikator Tenaga Kerja Jumlah Tenega Kerja
1 Jenis Kelamin a. Laki – laki
b. Perempuan
…
…
2 Usia :
a. ≤ 20 tahun
b. 21-30 tahun
c. 31-40 tahun
d. > 40 tahun
…
…
…
…
3 Pendidikan :
a. Tidak Sekolah
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
…
…
…
…
121
4 Status Tenaga
Kerja
a. Tenaga Kerja Tetap
b. Tenaga Kerja
Sambilan
…
…
5 Asal
a. Dalam daerah
sendiri
b. Luar daerah
…
…
6. Berapa jam tenaga kerja dalam satu hari?
Jawab : …..
7. Adakah pelatihan kerja guna meningkatkan guna meningkatkan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja?
a. Ada
b. Tidak ada
8. Jika ada pelatihan kerja apa yang diberikan?
No Jenis Pelatihan Tujuan Peserta Penyelenggara
1
2
3
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
D. Produksi
9. Berapa hasil produksi dan jenis produksinya?
Indikator Jumlah (unit/bulan)
1 Jenis Produksi
a. …..
b. …..
c. …..
d. …..
e. …..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
2 Hasil Produksi
…..
E. Pemasaran
10. Berapa rata-rata jumlah produk yang dapat dipasarkan dalam satu bulan
Jawab: ………. Unit
11. Berapa harga jual untuk masing-masing jenis produk?
122
Jenis produk Harga
a. …..
b. …..
c. …..
d. …..
…..
…..
…..
…..
12. Sifat pemasaran produknya?
a. Massal
b. Pesanan
c. Massal dan pesanan
13. Daerah manakah pemasaran produknya?
a. Luar Negeri
b. Luar Jawa Tengah
c. Luar Daerah Kabupaten Klaten
d. Di Daerah Kabupaten Klaten
14. Bagaimana mempromosikan produk?
a. Mengikuti Pameran
b. Membuat poster, pamphlet, spanduk, papan nama
c. Promosi secara lisan dari orang ke orang
d. Lainnya, …..
15. Bagaimana memasarkan hasil produksi?
a. Dijual sendiri
b. Dijual melalui agen
c. Dijual melalui koperasi
d. Lainnya, …..
16. Dalam pemasarannya apakah menjalin kemitraan/kerjasama?
a. Ya
b. Tidak
17. Jika ada dengan siapa menjalin kemitraan/kerjasama?
a. Kerjasama dengan pemerintah
123
b. Kerjasama dengan pengusaha konveksi
c. Kerjasama dengan koperasi
d. Tidak ada
18. Kendala apa yang dihadapi dalam pemasaran?
Jawab : …..
F. Peralatan dan Bahan Baku
19. Peralatan apa saja yang digunakan dalam kegiatan produksi?
No Peralatan Jumlah Harga (Rp) Umur
ekonomis
Nilai sisa
(Rp)
...
…..
…. …. … ….
20. Bahan baku apa saja yang anda gunakan dalam kegiatan produksi?
No Peralatan Jumlah Harga/satuan
(Rp)
Total (Rp)
… ….
… … ….
124
G. Pendapatan
21. Berapa besar pendapatan usaha anda?
No Tahun
Produksi
Jenis Harga
Satuan
(Rp)
Penjualan
(unit)
Pendapatan
(Rp)
1
2007
a.
b.
c.
d.
2
2008
a.
b.
c.
d.
3
2009
a.
b.
c.
d.
4 2010 a.
b.
c.
d.
H. Profit/Keuntungan
22. Berapa besar keuntungan usaha anda?
No Keterangan 2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan
2 Biaya
Beaya variabel
-upah tenaga kerja
-bahan baku
-transportasi
-lain-lain
Biaya tetap
-biaya penyusutan
-perawatan
peralatan
-pajak, retribusi
dan lain-lain
3 Profit (1-2)
125
I. Strategi Pengembangan
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths).
Hal ini disebut dengan analisis situasi. Tentukan rating dari masing-masing
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan
ancaman) berikut ini dengan dengan menggunakan tanda (x) pada pilihan
Saudara yang dianggap paling sesui.
Pilihan rating (untuk kekuatan dan peluang) pada isian berikut terdiri dari:
Rating 4 : sangat tinggi
Rating 3 : tinggi
Rating 2 : rendah
Rating 1 : sangat rendah
Pilihan rating (untuk kelemahan dan ancaman) pada isian beriktu teridri dari:
Rating 1 : sangat tinggi
Rating 2 : tinggi
Rating 3 : rendah
Rating 4 : sangat rendah
A. Rating Faktor Internal 4 3 2 1
1. Kekuatan
a. Bahan baku yang mudah didapat
b. Potensi SDM
c. Kualitas yang terjaga
d. Ciri khas produk dan segmentasi
pasar
e. Produktivitas yang cukup tinggi
2. Kelemahan
a. Keterbatasan modal
b. Kurangnya kreativitas dalam desain
produk
c. Kurangnya kemampuan promosi dan
distribusi
d. Keterbatasan keterampilan dan
teknologi
e. Kurangnya motivasi pelaku usaha
126
B. Rating Faktor Eksternal
1. Peluang
a. Dukungan dan perhatian
b. Peluang pasar yang cukup tinggi
c. Pengembangan klaster industri
konveksi
d. Kondisi social yang cukup kondusif
e. Meningkatkan pesanan untuk jenis
produk
2. Ancaman
a. Meningkatnya isu lingkungan
b. Meningkatnya persaingan regional
dan nasional
c. Pasar yang semakin selektif
d. Kontinuitas bahan baku
e. Perekonomian yang tidak stabil
Top Related