ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KENAIKAN KURS
DOLAR PADA DETIK.COM
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Irna Syahputri
NIM: 11140510000157
JURUSAN JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019
iv
ABSTRAK
Irna Syahputri (11140510000157)
Analisis Framing Pemberitaan Kenaikan Kurs Dolar pada Detik.com
Kenaikan kurs dolar yang membuat rupiah melemah semakin ramai di
berbagai media. Hal tersebut disebabkan oleh perdagangan antara Amerika
Serikat (AS) dan Tiongkok mengalami defisit atau kekurangan yang dampaknya
cukup besar bagi AS. Perkembangan terakhir nilai tukar rupiah turun menjadi
14.157 rupiah per dolar AS pada April 2019. Berita mengenai kenaikan dolar
terhadap rupiah tersebut sangat menjadi perhatian masyarakat. Detik.com
merupakan portal media online tercepat dalam meluncurkan pemberitaan
mengenai kenaikan dolar dan juga aktif memberikan pemberitaan pada isu
tersebut. Setiap hari jurnalis berhadapan dengan beragam peristiwa dengan
berbagai pandangan dan kompleksitasnya. Lewat frame, jurnalis mengemas
peristiwa yang kompleks itu menjadi peristiwa yang dapat dipahami, dengan
perspektif tertentu dan lebih menarik perhatian khalayak. Laporan berita yang
akhirnya ditulis oleh wartawan pada akhirnya menampilkan apa yang dianggap
penting, apa yang perlu ditonjolkan, dan apa yang perlu disampaikan oleh
wartawan kepada khalayak pembaca.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian dilakukan untuk
menjawab pertanyaan bagaimana framing pemberitaan kenaikan dolar dan
konstruksi pada berita tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif, dengan paradigma konstruktivisme. Metode analisis yang digunakan
adalah framing Robert N. Entman dan Teori Konstruksi Realitas Sosial. Terdapat
empat elemen dalam framing Robert N. Entman, yaitu Define Problems,
Diagnose Causes, Make Moral Judgement dan Treatment recommendation.
Empat elemen tersebut menjadi alat bagi penulis untuk memahami bagaimana
media mengemas peristiwa dengan strategi menentukan masalah, mendiagnosis
penyebab, membuat penilaian moral, dan menyarankan tawaran. Dengan
demikian dapat terlihat cara yang digunakan oleh media untuk menonjolkan
pemaknaan dalam suatu peristiwa. Dalam pemberitaan kenaikan kurs dolar ini,
strategi pembingkaian Detik.com ini lebih menonjol pada elemen causal
interpretation/diagnose causes yang mengharapkan pembaca dapat fokus kepada
apa penyebab terjadinya pergolakan ekonomi di Indonesia. Dengan hal ini,
penulis menyimpulkan bahwa Detik.com melakukan konstruksi sosial dengan
berbagai cara yang ditemukan melalui elemen-elemen analisis framing Robert N.
Entman bahwa konstruksi yang dibuat oleh Detik.com dilakukan melalui strategi,
yaitu konsep akutualisasi menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa
tepat waktu dalam memperoleh berita. Hal ini termasuk pada tahapan sebaran
konstruksi dalam teori Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Selain itu,
Detik.com juga berupaya untuk mengkonstruksi pikiran pembaca dengan
menganggap penting peristiwa kenaikan dolar tersebut.
Kata Kunci: Berita, Kenaikan Dolar, Detik, Framing, Konstruksi Media
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, segala puji dan syukur
atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta limpahan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Analisis Framing
Pemberitaan Kenaikan Kurs Dolar pada Detik.com". Tak lupa, shalawat serta
salam semoga Allah curahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
serta keluarga, sahabat, dan para pengikutinya hingga akhir zaman. Aamiin.
Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis yang disusun guna melengkapi
salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata
Satu (S1) Jurusan Jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan keterbatasan
dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal ini tak
akan terwujud sendiri, melainkan karena dukungan dan bantuan dari banyak pihak
baik moril maupun materi, sehingga banyak ucapan terima kasih penulis ucapkan
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Suparto, M. Ed, Ph.d., Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., serta Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M.Si.
2. Ketua Prodi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris Prodi
Jurnalistik, Dra. Musfirah Nurlaily, MA, yang telah membantu penulis
selama masa perkuliahan.
3. Dosen Pembimbing Skripsi, Rubiyanah, MA, yang telah menuntun penulis
dengan sangat baik dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ade Masturi, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan berbagai
pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama dalam
masa perkuliahan.
6. Seluruh staff dan karyawan tata usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang membantu penulis dalam pembuatan surat-menyurat.
vi
7. Terima kasih kepada Detik.com yang telah membantu penulis, Bapak
Nanang dan Bapak Danang Sugianto yang bersedia meluangkan waktunya
untuk wawancara.
8. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada kedua orang tua tercinta Ayah
(Alm) Imron Syah dan Ibu Rosnawati, terima kasih atas segala curahan
kasih sayang, semangat serta doa-doa yang selalu dipanjatkan untuk
kesuksesan dan keberhasilan penulis.
9. Adik-adikku tercinta, Irma Syahputri, M. Kemal Syahputra, dan M. Faiq
Syahputra yang menjadi motivasi penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
ini.
10. Partner sekaligus sahabat terbaik, M. Bagas Dwi Saputra yang selalu
memberi dukungan serta semangat kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku member Kurus Bareng, Fika Fensa, Dhita Manaf,
Ulfah Armanida, Nabilla Putri Maharani, dan Angel Ibrahim terima kasih
selama ini tetap selalu bersama dalam suka maupun duka.
12. Teman-teman Jurnalistik A dan B angkatan 2014, terima kasih atas waktu
yang telah kita habiskan bersama selama masa perkuliahan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses
penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan balasan yang
setimpal.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan sehingga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca.
Aamin Yaa Robbal'Alamin.
Jakarta, April 2019
Irna Syahputri
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Penelitian ......................................... 4
1. Batasan Masalah ............................................................ 4
2. Rumusan Masalah .......................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
E. Metodologi Penelitian .......................................................... 5
1. Paradigma Penelitian ..................................................... 5
2. Pendekatan Penelitian .................................................... 6
3. Metode Penelitian .......................................................... 6
4. Subjek dan Objek Penelitian .......................................... 7
5. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 7
6. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 8
7. Teknik Analisis Data ..................................................... 8
8. Pedoman Penulisan ........................................................ 11
F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 14
A. Framing Robert N Entman ................................................... 14
viii
B. Konstruksi Sosial atas Realitas ............................................ 17
1. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi .......................... 19
2. Tahap Sebaran Konstruksi ............................................. 20
3. Pembentukan Kontruksi Realitas ................................... 20
4. Tahap Konfirmasi .......................................................... 22
C. Konseptualisasi Berita dan Media Online ........................... 22
1. Definisi Berita ................................................................ 22
2. Kriteria Umum Nilai Berita ........................................... 22
3. Media Online ................................................................. 25
4. Karakteristik Berita di Media Online ............................ 27
D. Perekonomian Indonesia ...................................................... 28
1. Masalah Inflasi ............................................................... 28
2. Kebijakan Fiskal ............................................................ 30
BAB III GAMBARAN UMUM .............................................................. 32
A. Profil Detik.com ................................................................... 32
1. Sejarah Singkat .............................................................. 32
2. Konten Media Online Detik.com ................................... 33
3. Profile Detik.com ........................................................... 34
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA ............................ 35
A. Temuan Data ........................................................................ 35
1. Berita 4 September 2018 ............................................... 36
2. Berita 5 September 2018 ............................................... 37
3. Berita 6 September 2018 ............................................... 39
4. Berita 7 September 2018 ............................................... 40
B. Analisis Data ........................................................................ 41
1. Analisis Berita 1 ............................................................ 42
2. Analisis Berita 2 ............................................................ 45
3. Analisis Berita 3 ............................................................ 48
4. Analisis Berita 4 ............................................................ 51
ix
C. Interpretasi ........................................................................... 53
1. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi .......................... 54
2. Tahap Sebaran Konstruksi ............................................. 54
3. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas ...................... 55
4. Tahap Konfirmasi .......................................................... 55
BAB V PENUTUP .................................................................................. 59
A. Simpulan .............................................................................. 59
B. Saran .................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Konsep Framing Robert N. Entman ....................................... 9
Tabel 2.1 Perangkat Framing Robert N. Entman ................................... 15
Tabel 2.2 Konsep Framing Robert N. Entman ....................................... 16
Tabel 4.1 Berita Isu Kenaikan Dollar .................................................... 35
Tabel 4.2 Jokowi Rapat Bahas Rupiah, Hasilnya .................................. 36
Tabel 4.3 Rupiah KO Lawan Dolas AS ................................................. 37
Tabel 4.4 Sri Mulyani Beberkan Kondisi Ekonomi RI Terkini ............. 39
Tabel 4.5 Rupiah Terpukul, Pengusaha Kedelai dan Tempe Mengeluh 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kenaikan kurs dolar yang membuat rupiah melemah semakin ramai di
berbagai media. Nilai tukar rupiah menembus level 14.203 rupiah per dolar
Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Mei 2018, kemudian nilai tukar
rupiah menembus 14.400 rupiah per dolar Amerika Serikat (AS) pada
perdagangan Juni 2018, mencapai posisi 14.800 rupiah per dolar Amerika
Serikat (AS) pada September 2018. Perkembangan terakhir nilai tukar rupiah
turun menjadi 14.157 rupiah per dolar AS pada April 2019. Berita mengenai
kenaikan dolar terhadap rupiah sangat menjadi perhatian masyarakat sehingga
ada beberapa elit politik yang menanggapi isu tersebut.
Amerika Serikat (AS) merupakan negara perekonomian terbesar di
dunia yang melakukan perdagangan hampir ke seluruh negara. Partner
dagang AS yaitu Tiongkok, negara perekonomian terbesar kedua di dunia.
Perdagangan antara AS dan Tiongkok mengalami defisit atau kekurangan
yang dampaknya cukup besar bagi AS. Maka dari itu AS menjalankan
program kebijakan terbaru yang diumukan Presiden AS Donald Trump pada
Maret 2018 untuk menurunkan defisit perdagangan AS.
Bank Sentral Amerika yaitu Federal Reserve atau The Fed memutuskan
untuk menaikkan tingkat suku bunga hingga mencapai 2% agar dapat
memberi kepastian bagi para investor, pengusaha serta konglomerat di
seluruh dunia. Setelah tingkat suku bunga dinaikkan banyak investor,
pengusaha, konglomerat dan semacamnya mengalihkan kekayaan dalam
bentuk dolar Amerika Serikat (USD) agar dapat presentase bunga yang besar.
Hal inilah yang membuat USD mengalami apresiasi atau kenaikan terhadap
mata uang berbagai negara di dunia, termasuk salah satunya yaitu Rupiah.
Pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor membuat
para investor asing khawatir, maka dari itu pemerintah mengatasi hal ini
dengan menaikan pajak penghasilan (PPh) impor agar dapat menahan gerakan
impor yang menjadi pemberat dari defisit transaksi berjalan. Dalam kondisi
seperti ini pemerintah berharap masyarakat bisa menyikapi dengan tenang.
2
Memang ada dampak positif dan negatif dari kenaikan dolar. Salah satu
dampak positifnya adalah Indonesia berpeluang untuk meningkatkan surplus
perdagangan. Surplus yang diterima dapat lebih besar jika Indonesia dapat
mengintensifkan tingkat ekspor mereka lebih tinggi lagi terutama ke negara-
negara mitra dagang utama. Untuk dampak negatif salah satunya adalah efek
ke utang pemerintah pelemahan rupiah membuat kewajiban membayar cicilan
pokok dan bunga utang luar negeri dalam bentuk valuta asing (valas) akan
membesar. Ruang fiskal akan semakin sempit, dalam jangka panjang defisit
keseimbangan primer membengkak.
Detik.com merupakan portal media online tercepat dalam meluncurkan
pemberitaan mengenai kenaikan dolar. Dari berita kenaikan dolar ini,
Detik.com termasuk media online yang mengangkat berita ini dengan banyak
perspektif. Mulai dari otomotif, liburan dan juga mengangkat pendapat
kementerian dan elit politik.
Detik.com adalah sebuah portal web yang berisi berita dan artikel
daring di Indonesia. Detik.com merupakan salah satu situs berita terpopuler di
Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya,
Detik.com hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan
dari bidang iklan. Meskipun begitu, Detik.com merupakan yang terdepan
dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011,
Detik.com menjadi bagian dari PT Trans Corporation, salah satu anak
perusahaan CT Corp.1
Bingkai berita atau framing adalah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan
ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu
pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, perspektif itu pada
akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, perspektif itu pada akhirnya
menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan
dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut.2
1 http://www.amsi.or.id/display/member-amsi/detik-com/ diakses pada 20 November 2018
pukul 2:04 WIB 2Eriyanto, Analisis Framing :Konstruksi, Ideologi & Politik Media. (Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 221
3
Dalam melihat suatu peristiwa media selalu melakukan konstruksi
realitas, yaitu upaya untuk menyusun beberapa peristiwa. Proses
pembentukan realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari
realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya khalayak
lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang ditonjolkan oleh media
massa. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol menjadi terlupakan
dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak.3
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan model framing oleh
Robert N. Entman. Konsep framing oleh Entman, digunakan untuk
menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas
oleh media.4 Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada
pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu
wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang
diwacanakan.5
Alasan penulis memilih pemberitaan kenaikan kurs dolar terhadap
rupiah pada Detik.com karena berita tersebut termasuk dalam isu nasional dan
juga Detik.com membuat fokus berita tentang kenaikan dolar dengan judul
"Dolar Mengamuk". Pada berita tersebut juga memiliki judul yang menarik
perhatian masyarakat. Hal ini juga yang membuat berita ini memiliki nilai
proximity (kedekatan peristiwa dengan pembaca dalam keseharian hidup
mereka) cukup besar sehingga menjadi perbincangan para pembaca di kolom
komentar berita tersebut.
Berita pada Detik.com ini terkait kenaikan kurs dolar terhadap rupiah
jelas akan mengusik masyarakat, besar kemungkinan beberapa bahan pokok
impor yang digunakan sebagai bahan baku penjualan dalam negeri akan
mengalami kenaikan dan berdampak kenaikan harga terhadap penjualan
produk dalam negeri. Dalam beberapa berita di Detik.com, pemerintah
terkesan mempunyai kinerja yang lemah dalam menghadapi kenaikan kurs
3Eriyanto, Analisis Framing :Konstruksi, Ideologi & Politik Media. (Yogyakarta : LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 77 4 Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi & Politik Media. (Yogyakarta : LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 220 5 Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi & Politik Media. (Yogyakarta : LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 222
4
dolar. Hal ini bisa saja membuat masyarakat Indonesia panik dalam
menghadapi pelemahan rupiah
Dalam memproduksi berita ini tentu ada proses dimana media
mengkonstruksi berita tersebut. Di antara banyaknya media yang
memberitakan isu tersebut, Detik.com merupakan salah satu media yang juga
melakukan pembingkaian berita. Dari latar belakang masalah di atas, maka
penulis mengambil judul skripsi tentang "Analisis Framing Pemberitaan Isu
Kenaikan Dolar pada Detik.com".
B. Batasan dan Rumusan Penelitian
1. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan menjadi lebih
terarah, penulis mencoba membatasi masalah yang akan diteliti. Oleh
karena itu penulis hanya membatasi pada pemberitaan dalam isu
mengenai kenaikan dolar terhadap rupiah pada Detik.com periode 4
september sampai 7 september 2018 sebagai berikut.
a. 4 September 2018 : "Jokowi Rapat Bahas Rupiah Keok Lawan Dolar
AS, Ini Hasilnya"
b. 5 September 2018 : "Rupiah KO Lawan Dolar AS. Sri Mulyani :
Pemerintah Siaga"
c. 6 September 2018 : "Sri Mulyani Beberkan Kondisi Ekonomi RI
Terkini"
d. 7 September 2018 : "Rupiah Terpukul, Pengusaha Kedelai dan
Tempe di Banten Mengeluh"
Penulis memilih edisi tersebut karena Detik.com secara terus
menerus memberitakan tentang isu kenaikan dolar terhadap rupiah
dengan menekankan aspek-aspek tertentu.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana Detik.com mengkonstruksi pemberitaan dalam isu
mengenai kenaikan dolar terhadap rupiah?
1) Bagaimana define problems (pendefinisian masalah) isu
kenaikan dolar terhadap perekonomian rumah tangga pada
Detik.com?
5
2) Bagaimana diagnose causes (memperkirakan masalah atau
sumber masalah) isu kenaikan dolar terhadap perekonomian
rumah tangga pada Detik.com?
3) Bagaimana make moral judgement (membuat keputusan moral)
tentang isu kenaikan dolar terhadap perekonomian rumah tangga
pada Detik.com?
4) Bagaimana treatment recommendation (menekankan
penyelesaian) isu kenaikan dolar terhadap perekonomian rumah
tangga pada Detik.com?
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui pembingkaian tentang pemberitaan dalam isu
mengenai kenaikan dolar terhadap rupiah pada Detik.com.
2) Untuk mengetahui Detik.com dalam mengkonstruksi pemberitaan dalam
isu mengenai kenaikan dolar terhadap rupiah.
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan masukan untuk
para peneliti dalam melakukan penelitian terkait teori konstruksi sosial
atas realitas terhadap suatu media dengan menggunakan teknik analisis
framing, khususnya model Robert N. Entman.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi
bagi khalayak tentang bagaimana suatu media dalam mengemas suatu
pemberitaan. Bahwa pengemasan suatu berita itu dilakukan tidak hanya
berdasarkan isu yang berkembang tetapi juga sudah melalui tahapan
konstruksi yang dilakukan oleh suatu media.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Menurut Bogdan dan Biklen mengartikan paradigma sebagai
kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep
atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.6
6H. Moh. Kasiram. Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif. (Malang: UIN Maliki
Press, 2010), h. 147
6
Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.
Paradigma constructionism, menganggap kenyataan itu hanya bisa
dipahami dalam bentuk jamak, berupa konstruksi mental yang tak dapat
diraba, berbasis social dan pengalaman yang bersifat lokal dan spesifik
(ontologi).7
Paradigma konstruktivis memiliki beberapa karakteristik
diantaranya, memiliki tujuan untuk menentukan realitas yang terjadi
sebagai hasil interaksi antara penulis dengan objek penelitian, penulis
melibatkan dirinya dengan realitas yang diteliti, kualitas dilihat dari sejuh
mana penulis mampu menyerap dan mengerti bagaimana individu
mengkonstruksi sebuah realitas.8
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan model deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
berhubungan dengan data visual dan data verbal. Proses dalam
penulisannya menggunakan metode pengumpulan data dan metode
analisis data.9 Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan
informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2)
mengidentifikasi masalah, dan membuat perbandingan, mengidentifikasi
masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3)
membuat perbandingan atau evaluasi, dan (4) menentukan apa yang
dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar
dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang.10
3. Metode Penelitian
Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai
analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor,
kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut
7H. Moh. Kasiram. Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif. (Malang: UIN Maliki
Press, 2010), h. 151 8Eriyanto, AnalisisFraming :Konstruksi, Ideologi&Politik Media. (Yogyakarta:LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 43 9Antonius Birowo.Metode Penulis dan Komunikasi Teori dan Aplikasi.
(Yogyakarta:Gintayali,2004), h. 2 10
Jalaludin Rakhmat.MetodePenelitianKomunikasi. (Bandung: PT RemajaRosdakarya,
2005) hal 25
7
tentu saja melalui proses konstruksi. Di sini realitas sosial dimaknai dan
dikonstruksi dengan makna tertentu. Peristiwa dipahami dengan
bentukan tertentu. Hasilnya, pemberitaan media pada sisi tertentu atau
wawancara dengan orang-orang tertentu. Semua elemen tersebut tidak
hanya bagian dari teknis jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana
peristiwa dimaknai dan ditampilkan.11
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana
perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika
menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada
akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang
ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita
tersebut.12
4. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat subjek dan objek penelitian. Subjek
penelitiannya yaitu media online Detik.com, sedangkan yang menjadi
objek yaitu pemberitaan pada pemberitaan dalam isu mengenai kenaikan
dolar terhadap rupiah pada Detik.com periode 4 september sampai 7
september 2018 sebagai berikut.
a. 4 September 2018 : "Jokowi Rapat Bahas Rupiah Keok Lawan Dolar
AS, Ini Hasilnya"
b. 5 September 2018 : "Rupiah KO Lawan Dolar AS. Sri Mulyani :
Pemerintah Siaga"
c. 6 September 2018 : "Sri Mulyani Beberkan Kondisi Ekonomi RI
Terkini"
d. 7 September 2018 : "Rupiah Terpukul, Pengusaha Kedelai dan
Tempe di Banten Mengeluh"
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada November 2018 - April 2019.
Tempat penelitian ini dilakukan di Gedung Transmedia - Lantai 8-9 Jln.
Kapten Tendean kav. 12-14A, Jakarta Selatan, 12790.
11
Eriyanto, AnalisisFraming :Konstruksi, Ideologi&Politik Media. (Yogyakarta:LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 3 12
Eriyanto, AnalisisFraming :Konstruksi, Ideologi&Politik Media. (Yogyakarta:LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 221
8
6. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif ini memanfaatkan diri peneliti sendiri sebagai
instrumen utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan
berbagai cara, sebagai berikut:
a) Telaah Teks, mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pemberitaan dalam isu mengenai kenaikan dolar terhadap
rupiah dalam bentuk berita, transkrip, teks dan lain-lain di
Detik.com.
b) Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dialog (face to
face atau calling) untuk mengetahui informasi yang mendalam.
Wawancara yang dilakukan ini termasuk dalam kategori in-dept
interview, yang dalam pelaksanaannya lebih bebas serta untuk
menentukan permasalahan secara lebih terbuka, sehingga pihak yang
diwawancarai dapat mengemukakan pendapat dan ide-idenya.
c) Dokumentasi merupakan salah satu metode penelitian
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang
dibuat oleh subjek atau orang lain tentang subjek. Pengamatan
berperan serta dan wawancara mendalam dapat pula dilengkapi
dengan analisis dokumen seperti berita koran, artikel-artikel dan
foto-foto. Dalam penelitian ini dokumen berbentuksurat-surat,
serta foto sebagaibukti otentik bahwa peneliti telah melaksanakan
penelitian.
7. Teknik Analisis Data
Model analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan
model analisis framing dari Robert N. Entman. Pemilihan analisis
framing model Robert N. Entman.
Framing pada dasarnya melibatkan seleksi dan arti-penting. Untuk
membingkai adalah untuk memilih beberapa aspek realitas yang
dipahami dan membuat mereka lebih menonjol dalam teks
berkomunikasi, sedemikian rupa untuk mempromosikan definisi masalah
tersendiri, interpretasi kausal, evaluasi moral, dan atau rekomendasi
9
pengobatan untuk item yang dijelaskan. Biasanya membingkai
mendiagnosis, mengevaluasi, dan meresepkan, titik dieksplorasi paling
teliti oleh Gamson (1992). Contohnya adalah bingkai "perang dingin"
yang mendominasi berita AS tentang pameran asing hingga baru-baru
ini. Bingkai perang dingin menyoroti peristiwa-peristiwa luar negeri
tertentu - katakanlah, perang sipil - sebagai masalah, mengidentifikasi
sumber mereka (pemberontak komunis), menawarkan penilaian moral
(agresi ateistik), dan memuji solusi tertentu (dukungan AS untuk pihak
lain).13
Bingkai, kemudian, define problem (menentukan masalah) -
menentukan apa yang agen kausal lakukan dengan biaya dan manfaat,
biasanya diukur dalam hal nilai-nilai budaya umum; diagnose causes
(mendiagnosis penyebab)-mengidentifikasi kekuatan menciptakan
masalah; make moral judgments (membuat penilaian moral)-
mengevaluasi agen penyebab dan efeknya; dan suggest remedies
(menyarankan tawaran) perbaikan dan membenarkan perawatan untuk
masalah dan memprediksi kemungkinan efeknya. Satu kalimat dapat
melakukan lebih dari satu dari empat fungsi pembingkaian ini, meskipun
banyak kalimat dalam teks mungkin tidak dapat melakukan satu pun dan
bingkai dalam teks tertentu mungkin tidak harus mencakup semua empat
fungsi.14
Selanjutnya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Konsep Framing Robert N. Entman
Define Problems
(pendefinisian masalah)
Bagaimana suatu peristiwa/ isu dilihat?
Sebagai apa? Atau sebagai masalah
apa?
Diagnose Causes
(memperkirakan
masalah atau sumber
Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh
apa? Apa yang dianggap sebagai
penyebab dari suatu masalah? Siapa
13
Denis McQuail,McQuail's Reader in Mass Communication Theory.(London: SAGE
Publications L.td,2002),h.391 14
Denis McQuail,McQuail's Reader in Mass Communication Theory.(London: SAGE
Publications L.td,2002),h.391
10
masalah) (aktor) yang dianggap sebagai
penyebab masalah?
Make Moral Judgement
(membuat keputusan
moral)
Nilai moral apa yang disajikan
untuk menjelaskan masalah? Nilai
moral apa yang dipakai untuk
melegitimasi atau mendelegitimasi
suatu tindakan?
Treatment
Recommendation
(menekankan
penyelesaian)
Penyelesaian yang apa yang
ditawarkan untuk mengatasi masalah/
isu? Jalan apa yang ditawarkan dan
harus ditempuh untuk mengatasi
masalah?
Sumber : Eriyanto, 2002: 223-224
Contoh perang dingin juga menunjukkan bahwa frame memiliki
setidaknya empat lokasi dalam proses komunikasi: komunikator, teks,
penerima, dan budaya. Komunikator membuat penilaian framing sadar
atau tidak sadar dalam memutuskan apa yang harus dikatakan, dipandu
oleh bingkai (sering disebut skemata) yang mengatur sistem kepercayaan
mereka. Teks ini berisi bingkai, yang dimanifestasikan oleh ada atau
tidaknya kata kunci tertentu, frasa stok, gambar stereotip, sumber
informasi, dan kalimat yang memberikan tumpang tindih gugus fakta
atau penilaian secara tematik.
Bingkai yang memandu pemikiran dan kesimpulan penerima
mungkin atau mungkin tidak mencerminkan bingkai dalam teks dan
tujuan framing komunikator. Budaya adalah stok bingkai yang sering
dipanggil; pada kenyataannya, budaya dapat didefinisikan sebagai
serangkaian kerangka umum yang ditunjukkan secara empiris yang
ditunjukkan dalam wacana dan pemikiran sebagian besar orang dalam
kelompok sosial. Pembingkaian di keempat lokasi mencakup fungsi yang
11
serupa: seleksi dan penyorotan, dan penggunaan elemen yang disorot
untuk membuat argumen tentang masalah dan penyebabnya, evaluasi,
dan / atau solusi.15
8. Pedoman Penulisan
Pedoman dalam penulisan ini mengacu pada pedoman penulisan
skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidyatullah
Jakarta Nomor 507 Tahun 2017.
F. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan pengamatan langsung peneliti di perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah, mengenai skripsi Analisis Framing. Peneliti meninjau skripsi
dan jurnal yang sudah ada yang berkaitan dengan judul yang dianalisis
peneliti seperti:
Setya Malik Kefin Turangga dalam skripsinya menemukan bahwa
Republika Online dan Kompas.com memiliki sudut pandang yang berbeda
dalam mengkonstruk berita. Hal ini terlihat dari strategi penyampaian pesan
yang digunakan oleh kedua media online tersebut. Selain itu, struktur
organisasi dan pandangan dari kedua media online tersebut yakni Republika
Online dan Kompas.com juga cenderung memengaruhi konten berita yang
diterbitkan. Kesamaan dengan peneliti penulis ialah pada media, metode
penelitian, dan paradigma penelitian. Disini peneliti menggunakan media
online, metode analisis framing serta paradigma konstruktivisme. Perbedaan
dengan skripsi penulis adalah dari objek penelitiannya dan model penelitian.
Penulis hanya menggunakan satu media online saja dan menggunakan model
framing Robert N. Entman.16
Heri Mulyono dalam skripsinya menemukan bahwa berita internasional
di dalam Republika Online khususnya untuk berita terbunuhnya Muamar
Qaddafi dikonstruksi berdasarkan perspektif ideology dan insane medianya.
15
Denis McQuail,McQuail's Reader in Mass Communication Theory.(London: SAGE
Publications L.td,2002),h.391-392 16
Setya Malik KefinTurangga.Analisis Framing Pemberitaan Instruksi Gubernur DKI
Jakarta Terkait Larangan Penyembelihan Hewan Kurban di Sembarang Tempat Oleh Republika
Online dan Kompas Online September 2015 (Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016)
12
Yakni lebih memilih berita-berita yang lebih mendukung dan
memperjuangkan hak-hak umat Islam. Dalam kasus terbunuhnya Muammar
Qaddafi ini lebih dilihat dari motif ekonomi dibandingkan dari sisi
kriminalitas. Kesamaan dengan peneliti ialah pada media, metode penelitian,
dan model framing. Disini peneliti menggunakan media online, metode
analisis framing serta model framing Robert N. Entman. Perbedaan dengan
skripsi penulis adalah dari objek penelitiannya dan paradigma penelitian.
Penulis memakai media online Detik.com dan paradigmanya menggunakan
Konstruktivisme.17
Gregorius Paulus Tahu dalam jurnal onlinenya menemukan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan dalam rata abnormal return sebelum dan
sesudah penurunan rupiah terhadap dolar pada 4 September 2018 artinya
sebelum dan sesudah pengumuman kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar,
perubahan reaksi harga saham tidak signifikan. Kemudian juga tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam total volume sebelum dan sesudah
penurunan rupiah terhadap dolar, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
di total aktivitas volume perdagangan (TVA) antara sebelum dan sesudah
pengumuman penurunan rupiah terhadap dolar. Kesamaan dengan penulis
yaitu objek penelitian tentang kenaikan dolar. Perbedaan dengan jurnal ini
adalah metode penelitian. Jurnal ini menggunakan event study, sedangkan
peneliti menggunakan analisis framing.18
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah serta teraturnya skripsi ini dan memberikan
gamaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan yang
dijadikkan pokok dalam skripsi ini, maka peneliti mengelompokkan dalam
lima bab pembahasan, yaitu sebagai berikut
17
Heri Mulyono. Analisis Framing Berita Terbunuhnya Muammar Qaddafi Pada
Republika Online Periode Oktober 2011 (Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012) 18
Gregorius Paulus Tahu.Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pelemahan Rupiah
Terhadap Dolar AS (Event Study Yang Terdaftar di BEI) (Jurnal Online Fakultas Ekonomi,
Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Indonesia 2018) Jurnal Widya Manajemen Vol. 1, No. 1,
November 2018.
13
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang kajian teoritis konstruksi sosial, konsep framing
Robert N. Entman dan media online.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi gambaran umum media online Detik.com, sejarah berdirinya,
konten media dan profil Detik.com.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini mendeskripsikan mengenai teori dan hasil temuan peneliti analisis
framing terhadap pemberitaan mengenai isu kenaikan dolar terhadap pada
media online Detik.com.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan tahap akhir dari penelitian skripsi yang berisikan
mengenai kesimpulan mulai dari tahap awal sampai akhir penelitian dan
penutup kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Menguraikan judul-judul sumber bacaan selama penelitian ini baik dari buku,
jurnal, skripsi dan lain-lain.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Framing Robert N Entman
Robert M. Entman adalah Associate Professor bidang Studi
Komunikasi, Jurnalisme, dan Ilmu Politik dan Rekan Fakultas, Pusat Urusan
Perkotaan dan Penelitian Kebijakan, Univeristas Northwestern, Evanston,
Illinois, Amerika Serikat.1 Definisi framing yang diberikan Entman dalam
Journal of Communication vol.43 yang ditulisnya, yaitu:
"To frame is to select some aspects of aperceived reality and make
them more salient in a communicating text, in such a way as to
promote aparticular problem definition, causal interpretation, moral
evaluation, and/or treatment recommendation"2
Bingkai berita ada pada dua tingkat: sebagai prinsip yang disimpan
secara mental untuk pemrosesan informasi dan sebagai karakteristik teks
berita. Contoh kerangka sebagai pemandu yang diinternalisasi adalah
kerangka perang dingin yang dikenakan pada urusan internasional dan
kerangka pacuan kuda yang dikenakan pada kampanye pemilihan; dalam
kerangka pengertian ini adalah skema pemrosesan informasi.3
Tetapi frame juga menggambarkan atribut dari berita itu sendiri, dan
itulah fokus dari artikel ini. Frame berada dalam sifat spesifik dari narasi
berita yang mendorong mereka yang mempersepsikan dan berpikir tentang
peristiwa untuk mengembangkan pemahaman mereka. Bingkai berita disusun
dari dan diwujudkan dalam kata kunci, metafora, konsep, simbol, dan gambar
visual yang ditekankan dalam narasi berita. Karena narasi akhirnya terdiri
dari tidak lebih dari kata dan gambar visual yang secara konsisten muncul
dalam narasi dan menyampaikan makna konsonan tematis di media dan
1 Robert M. Entman, Framing US Coverage of International News: Contrast in Narrative
of the KAL and Iran Air Incident, h. 6 2 Robert M. Entman, Journal of Communication : Framing: Toward Clarification of a
Fractured Paradigm.h. 52 3 Robert M. Entman, Framing US Coverage of International News: Contrast in Narrative
of the KAL and Iran Air Incident, h. 7
15
waktu. Dengan memberikan, mengulang, dan dengan demikian memperkuat
kata-kata dan gambar visual yang merujuk beberapa ide tetapi tidak yang lain,
bingkai bekerja untuk membuat beberapa ide lebih menonjol dalam teks,
yang lain kurang begitu dan yang lainnya sama sekali tidak terlihat. Bingkai
tidak menghilangkan semua informasi yang tidak konsisten; teks-teks pasti
mengandung beberapa data yang tidak selaras. Tetapi melalui repitisi,
penempatan, dan penguatan asosiasi satu sama lain, kata dan gambar yang
membentuk bingkai membuat satu interpretasi dasar lebih mudah dipahami,
lebih bisa dipahami, dan mudah diingat daripada yang lain.4
Tabel 2.1
Perangkat Framing Robert N. Entman
Seleksi Isu
Aspek ini berhubungan dengan pemilihan
fakta. Dari realitas yang kompleks dan
beragam itu, aspek mana yang diseleksi
untuk ditampilkan? Dari proses ini selalu
terkandung di dalamnya ada bagian berita
yang dimasukkan (included). tetapi ada juga
berita yang dikeluarkan (excluded). Tidak
semua aspek atau bagian dari isu
ditampilkan, wartawan memilih aspek
tertentu dari suatu isu.
Penonjolan Aspek
Aspek ini berhubungan dengan penulisan
fakta. Ketika aspek tertentu dari isu tertentu
dari suatu peristiwa/isu tersebut telah dipilih,
bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini
sangat berkaitan dengan pemakaian kata,
kalimat,gambar, dan citra tertentu untuk
ditampilkan kepada khalayak.
Sumber : Eriyanto, 2002: 222
4 Robert M. Entman, Framing US Coverage of International News: Contrast in Narrative
of the KAL and Iran Air Incident, h. 7
16
Oleh sebab itu, Entman membagi framing dalam empat konsep,
diantaranya define problem (menentukan masalah) yaitu menentukan apa
yang agen kausal lakukan dengan biaya dan manfaat, biasanya diukur dalam
hal nilai-nilai budaya umum; diagnose causes (mendiagnosis penyebab) yaitu
mengidentifikasi kekuatan menciptakan masalah; make moral judgments
(membuat penilaian moral) yaitu mengevaluasi agen penyebab dan efeknya;
dan suggest remedies (menyarankan tawaran) perbaikan dan membenarkan
perawatan untuk masalah dan memprediksi kemungkinan efeknya.5
Selanjutnya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2
Konsep Framing Robert N. Entman
Define Problems
(pendefinisian masalah)
Bagaimana suatu peristiwa/ isu
dilihat? Sebagai apa?mAtau sebagai
masalah apa?
Diagnose Causes
(memperkirakan masalah atau
sumber masalah)
Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh
apa? Apa yang dianggap sebagai
penyebab dari suatu masalah?
Siapa (aktor) yang dianggap sebagai
penyebab masalah?
Make Moral Judgement
(membuat keputusan moral)
Nilai moral apa yang disajikan
untuk menjelaskan masalah? Nilai
moral apa yang dipakai untuk
melegitimasi atau
mendelegitimasisuatu tindakan?
Treatment Recomendation
(menekankan penyelesaian)
Penyelesaian yang apa
yang ditawarkan untuk mengatasi
masalah/ isu? Jalan apa yang
ditawarkan dan harus ditempuh
untuk mengatasi masalah?
Sumber : Eriyanto, 2002: 223-224
5 Denis McQuail,McQuail's Reader in Mass Communication Theory.(London: SAGE
Publications L.td,2002), h.391
17
B. Konstruksi Sosial atas Realitas
Istilah konstruksi atas realitas sosial (social construction of reality)
menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas
Luckmann melalui bukunya yang berjudul The Sociological of Knowledge
(1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, di
mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki
dan dialami bersama secara subyektif.
Asal usul konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme yang dimulai
dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut von Glasersfeld,
pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini dalam tulisan Mark
Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget.
Namun apabila ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagasan pokok
konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang
epistimolog dari Italia, ia adalah cikal bakal konstruktivisme.6
Pada tahun 1710, Vico dalam 'De Antiquissima Italorum Sapientia,
mengungkapkan filsafatnya dengan berkata 'Tuhan adalah pencipta alam
semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan'. Dia menjelaskan bahwa '
mengetahui' berarti 'mengetahui bagaimana membuat sesuatu'. Ini berarti
seseorang itu baru mengetahui sesuatu jika ia menjelaskan unsur-unsur apa
saja yang membangun sesuatu itu. Menurut Vico bahwa hanya Tuhan sajalah
yang dapat mengerti alam raya ini karena hanya Dia yang tahu bagaimana
membuatnya dan dari apa Ia membuatnya. Sementara itu orang hanya dapat
mengetahui sesuatu yang telah dikonstruksikannya.7
Istilah konstruksi realitas menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann (1966) melalui bukunya The Social
Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge, dan
kemudian diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia di bawah judul Tafsir
Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosisologi Pengetahuan (1990).
Dalam buku tersebut mereka menggambarkan proses sosial melalui tindakan
6 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa.(Jakarta: Prenada Media Group, 2008),
h. 13
7 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa.(Jakarta: Prenada Media Group, 2008),
h. 13-14
18
dan interaksinya, dimana individu secara intens menciptakan suatu realitas
yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Mereka telah berhasil
menunjukan bagaimana posisi-posisi teoretis yang komprehensif tentang
tindakan sosial tanpa kehilangan logika intinya.
Berger dan Luckmann memulai penjelasan realitas sosial dengan
memisahkan pemahaman "kenyataan" dan "pengetahuan". Mereka
mengartikan realitas sebagai kualitas yang terdapat di dalam realitas-realitas,
yang diakui memiliki keberadaan (being) yang tidak bergantung kepada
kehendak kita sendiri. Sementara, pengetahuan didefinisikan sebagai
kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik
secara spesifik.8
Menurut Berger dan Luckmann, pengetahuan yang dimaksud adalah
realitas sosial masyarakat. Realitas sosial tersebut adalah pengetahuan yang
bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat, seperti
konsep, kesadaran umum, wacana publik, sebagai hasil dari konstruksi sosial.
Realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan
internalisasi. Menurut Berger dan Luckmann, konstruksi sosial tidak
berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-
kepentingan.
Realitas sosial yang dimaksud oleh Berger dan Luckmann ini terdiri
dari realitas objektif, realitas simbolis, dan realitas subjektif. Realitas objektif
adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada
diluar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas
simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai
bentuk. Sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai
proses penyarapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu
melalui proses internalisasi.9
Posisi "konstruksi sosial media massa" adalah mengoreksi substansi
kelemahan dan melengkapi "konstruksi sosial atas realitas", dengan
menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada
8 Alex Sobur, Analisis Teks Media.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h. 91
9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskusus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. (Jakarta: Prenadamedia Group,2009), h. 196
19
keunggulan "konstruksi sosial media massa" atas "konstruksi sosial atas
realitas". Namun proses simultan yang digambarkan di atas tidak bekerja
secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap
penting. Dari konten konstruksi sosial media massa, proses kelahiran
konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut:10
1. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi
Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas
redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada
di setiap media massa. Masing-masing media memiliki desk yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu
penting setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang
berhubungan tiga hal, yaitu kedudukan (tahta), harta, dan perempuan.
Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial
yaitu Pertama, keberpihakan media massa kepada kapitalisme.
Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang
tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh
kekuatan-kekuatan kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin
penciptaan uang dan pelipatgandaan modal. Dengan demikian, media
massa tidak bedanya dengan supermarket, pabrik kertas, pabrik uranium,
dan sebagainya. Semua elemen media massa, termasuk orang-orang
media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya, ideologi mereka
adalah membuat media massa yang laku di masyarakat.
Kedua, keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari
keberpihakan ini adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai
partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah juga untuk
"menjual berita" dan menaikkan rating untuk kepentingan kapitalis.
Ketiga, keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk
keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya
sebenarnya adalah visi setiap media massa, namun akhir-akhir ini visi
10 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskusus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. (Jakarta: Prenadamedia Group,2009), h. 207
20
tersebut tak pernah menunjukan jati dirinya, namun slogan-slogan
tentang visi ini tetap terdengar.11
2. Tahap Sebaran Konstruksi
Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media
massa. Dalam tahap ini konsep akutualisasi menjadi pertimbangan utama
sehingga pembaca merasa tepat waktu dalam memperoleh berita.12
Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-masing media
berbeda, namun prinsip utamanya adalah real-time. Media elektronik
memiliki konsep real-time yang berbeda dengan media cetak. Karena
sifat-sifatnya yang berlangsung (live), maka yang dimaksud dengan real-
time oleh media elektronik adalah seketika disiarkan, seketika itu juga
pemberitaan sampai ke permisa atau pendengar.
Pada umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa
menggunakan model satu arah, di mana media menyodorkan informasi
sementara konsumen media tidak memiliki pilihan lain kecuali
mengonsumsi informasi itu. Model satu arah ini terutama terjadi pada
media cetak. Sedangkan media elektronik khususnya radio, bisa
dilakukan dua arah, walaupun agenda setting konstruksi masih
didominasi oleh media.13
Prinsip dasar dari sebaran konstruksi media
massa adalah informasi harus sampai pada pemirsa dalam waktu yang
cepat berdasarkan agenda media.
3. Pembentukan Konstruksi Realitas
a) Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, di mana pemberitaan
telah sampai pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi
pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang
berlangsung secara generik.
11
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskusus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat.(Jakarta: Prenadamedia Group,2009), h. 209-210 12
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group,20011), h. 197 13
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskusus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat.(Jakarta: Prenadamedia Group,2009), h. 211
21
Tahap pertama adalah konstruksi pembenaran sebagai suatu
bentuk konstruksi media massa yang terbangun di masyarakat yang
cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa
sebagai sebuah realitas kebenaran. Dengan kata lain, informasi
media massa sebagai otoritas sikap untuk membenarkan sebuah
kejadian. Ini adalah pembentukan konstruksi tahap pertama.
Tahap kedua adalah kesediaan dikonstruksi oleh media massa,
yaitu sikap generik dari tahap yang pertama. Bahwa pilihan
seseorang untuk menjadi pembaca dan pemirsa media massa adalah
karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi
oleh media massa.
Tahap ketiga adalah menjadikan konsumsi media massa sebagai
pilihan konsumtif, di mana seseorang secara habit tergantung pada
media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak
bisa dilepaskan. Tanpa hari, tanpa menonton televisi, tanpa hari
tanpa membaca koran, tanpa hari tanpa mendengar radio, dan
sebagainya. Pada tingkat tertentu, seseorang merasa tak mampu
beraktivitas apabila ia belum membaca koran atau menonton televisi
pada hari itu.14
b) Pembentukan Konstruksi Citra
Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diinginkan
oleh tahap konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang
dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model; (1)
model good news dan (2) model bad news. Model good news adalah
sebuah konstruksi yang cenderung menkonstruksi suatu pemberitaan
sebagai pemberitaan yang baik. Pada model ini objek pemberitaan
dikonstruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra baik sehingga
terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek
itu sendiri. Sedangkan model bad news adalah sebuah konstruksi
yang cenderung mengkonstruksi kejelekan atau cenderung memberi
14
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskusus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat.(Jakarta: Prenadamedia Group,2009), h. 212
22
citra buruh pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek,
lebih buruk pada objek pemberitaan itu sendiri.
Setiap pemberitaan (disadari atau tidak oleh media massa)
memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam model pencitraan di atas. Jadi,
umpamanya pada kasus pemberitaan kriminal, maka model bad news
menjadi tujuan akhir, di mana terbentuknya citra buruk sebagai
penjahat, koruptor, terdakwa, maupun buronan.15
4. Tahap Konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca
dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya
untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan
ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-
alasannya konstruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca,
tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat
dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.16
C. Konseptualisasi Berita dan Media Online
1. Definisi Berita
Doug Newsom dan James A. Wollert dalam Media Writing News
for the Mass Media mengemukakan, dalam definisi sederhana, berita
adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi
oleh masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka butuhkan.17
2. Kriteria Umum Nilai Berita
Kriteria umum nilai berita (news value) merupakan acuan yang
dapat digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk
memustuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang
lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita merupakan patokan seorang
bagi reporter. Dengan kriteria tersebut, seorang reporter dapat dengan
15 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskusus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat.(Jakarta: Prenadamedia Group,2009), h. 213
16
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskusus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat.(Jakarta: Prenadamedia Group,2009), h. 216
17
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia:Menulis Berita dan Feature.(Bandung:Simbiosa
Rektama Media,2008), h. 64
23
mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan dilaporkan, dan
mana peristiwa yang tak harus diliput dan harus dilupakan.
Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George
Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and
Editing menunjuk kepada sembilan hal, yaitu:
a) Keluarbiasaan (Unusualness)
News is unusualness. Berita adalah sesuatu yang luar biasa.
Dalam pandangan jurnalistik, berita bukanlah suatu peristiwa biasa.
Kalangan praktisi jurnalistik sangat meyakini, semakin besar suatu
peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkannya. Nilai
berita peristiwa luar biasa, paling tidak dapat dilihat dari lima aspek:
lokasi peristiwa, waktu peristiwa itu terjadi, jumlah korban, daya
kejut peristiwa, dan dampak yang ditimbulkan peristiwa tersebut,
baik dalam bentuk jiwa dan harta, maupun menyangkut
kemungkinan perubahan aktivitas kehidupan masyarakat.18
b) Kebaruan (Newsness)
News is new. Berita adalah semua apa yang terbaru. Berita
adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru, seperti sepeda
motor baru, mobil baru, rumah baru, gedung baru, walikota baru,
bupati baru, gubernur baru, presiden baru. Semua yang baru, apa pun
namanya, pasti memiliki nilai berita.
c) Akibat (Impact)
News has impact. Berita adalah segala sesuatu yang
berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak
besar dalam kehidupan masyarakat. Dampak suatu pemberitaan
bergantung pada beberapa hal: seberapa banyak khalayak yang
terpengaruh, pemberitaan itu langsung mengena kepada khalayak
atau tidak, dan segera tidaknya efek berita itu menyentuh khalayak
media surat kabar radio, atau televisi yang melaporkannya.
18 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia:Menulis Berita dan Feature.(Bandung:Simbiosa
Rektama Media,2008), h. 81
24
d) Aktual (Timeliness)
News is timeliness.Berita adalah peristiwa yang sedang atau
terjadi. Secara sederhana aktual berarti menunjuk pada peristiwa
yang baru atau yang sedang terjadi. Sesuai dengan definisi
jurnalistik, media massa haruslah memuat atau menyiarkan berita-
berita aktual yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
e) Kedekatan (Proximity)
News is nearby. Berita adalah kedekatan. Kedekatan
mengandung dua arti. Kedekatan geografis dan kedekatan psikologi.
Kedekatan geografis menunjuk pada suatu periatiwa atau berita yang
terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Semakin dekat suatu peristiwa
yang terjadi dengan domisili kita, maka semakin terusik dan semakin
tertarik kita untuk menyimak dan mengikutinya. Kedekatan
psikologis lebih banyak ditentukan oleh orang dengan suatu objek
peristiwa atau berita.19
f) Informasi (Information)
News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur
Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan
ketidakpastian. Tidak setiap informasi mengandung dan memiliki
nilai berita. Setiap informasi yang tidak memiliki nilai berita,
menurut pandangan jurnalistik tidak layak untuk dimuat, disiarkan,
atau ditayangkan media massa. Hanya informasi yang memiliki nilai
berita, atau memberi banyak manfaat kepada publik yang patut
mendapat perhatian media.
g) Konflik (Conflict)
News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang
mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan. Konflik
atau pertentangan, merupakan sumber berita yang tak pernah kering
dan tak akan pernah habis. Ada atau tidak ada pemihakan, konflik
akan cenderung jalan terus. Sebab konflik senantiasa imanen
(menyatu) dengan dinamika kehidupan.
19
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia:Menulis Berita dan Feature.(Bandung:Simbiosa
Rektama Media,2008), h. 82-84
25
h) Orang Penting (Public Figure, News Maker)
News is about people. Berita adalah tentang orang-orang
penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, figur publik.
Orang-orang penting, orang-orang terkemuka, di mana pun selalu
membuat berita. Jangankan ucapan dan tingkah lakunya,
namanyasaja sudah membuat berita. Teori jurnalistik menegaskan,
nama menciptakan berita (names makes news).20
i) Kejutan (Suprising)
News is surprising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya
tiba-tiba, diluardugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak
diketahui sebelumnya. Nilai berita kejutan, ditentukan oleh subjek
pelaku, situasi saat itu, peristiwa sebelumnya, bidang perhatian,
pengetahuan, serta pengalaman orang-orang atau masyarakat di
sekitarnya.21
3. Media Online
Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya
menggunakan perangkat internet. Karena itu, media online tergolong
media massa yang popular dan bersifat khas. Kekhasan media ini terletak
pada keharusan untuk memiliki jaringan teknologi informasi dengan
menggunakan perangkat komputer, di samping pengetahuan tentang
program computer untuk mengakses informasi atau berita.22
Media online kini menjadi alternatif media yang paling mudah
dalam mendapat akses informasi atau berita. Teknologi internet menjadi
basis terpenting dalam pemanfaatan media online. Tidak sedikit
wartawan yang mencari berita dari internet. Media online atau internet
pun kini menjadi sarana yang paling efektif untuk menerbitkan siaran
pers (press release) bagi pengirim berita, baik individu maupun
institusi.23
20
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia:Menulis Berita dan Feature (Bandung:Simbiosa
Rektama Media,2008), h. 86-88 21
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia:Menulis Berita dan Feature.(Bandung:Simbiosa
Rektama Media,2008), h. 90-91 22
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar :Teori & Praktik.(Bogor:Ghalia
Indonesia,2011), h. 46
23
Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan.(Bogor:Ghalia Indonesia,2010), h. 33
26
Keunggulan media online sebagai berikut:
a) Informasinya bersifat up to date (senantiasa terbaru). Media online
dapat melakukan upgrade suatu informasi atau berita dari waktu ke
waktu. Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian
informasi dan berita yang lebih mudah dan sederhana dibandingkan
dengan jenis media massa lainnya.
b) Informasinya bersifat realtime. Media online dapat menyajikan
informasi dan berita saat peristiwa sedang berlangsung (live).
Sebagian besar wartawan media online dapat mengirim informasi
langsung ke meja redaksi dari lokasi peristiwa.
c) Informasinya bersifat praktis. Media online dapat diakses di mana
dan kapan saja, sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet.
Pengguna internet dapat mengakses informasi di kantor, di rumah, di
kamar, di warung internet (warnet), bahka di dalam mobil
sekalipun.24
Media online makin dipilih dan digemari oleh kalangan jurnalistik
dan masyarakat karena tidak hanya dapat mencari dan memperoleh
informasi semata, tetapi juga dapat melakukan korespondensi atau
komunikasi tertulis dengan narasumber. Teknologi internet
memungkinkan pengguna untuk melakukan korespondensi melalui
fasilitas e-mail (surat elektronik), di samping pencarian informasi dengan
cepat melalui mesin pencari, seperti google.com. Melalui fasilitas e-mail,
wartawan dapat melakukan wawancara secara tertulis kepada narasumber
berita. Dalam aktivitas jurnalistik, wawancara melalui e-mail saat ini
memiliki tingkat efektivitas dan afisiensi yang tinggi. Bahkan, dalam
perkembangannya kini, adanya fasilitas facebook (FB) pun makin
menjadikan pemanfaatan media online atau internet semakin marak
lagi.25
24 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar:Teori & Praktik.(Bogor:Ghalia
Indonesia,2011) , h. 46
25
Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan.(Bogor:Ghalia Indonesia,2010), h. 33
27
4. Karakteristik Berita di Media Online
Kiat-kiat penulisan untuk media online menurut Robert Niles,How
to write for the Web dalam "The Online Journalism Review":
Short–ringkas, the shorter the better.
Active voice–gunakan kalimat aktif.
Strong verbs—pilih kata kerja yang kuat.
Contextual hyperlinking–lengkapi dengan tautan informasi terkait;
memungkinkan pembaca memperkaya pengetahuan dan informasi
pendukung.
Use formatting–gunakan variasi tampilan huruf atau kalimat (),
misalnya dengan menggunakan daftar (list), header tebal, dan
kutipan (blockquotes).
Easy to read—mudah dibaca; jangan ada blok teks/alinea yang lebih
dari lima baris. “No block of text more than five lines on the screen.26
Adapula gaya penulisan di media online, yaitu:
a) Menyesuaikan dengan karakter pembaca, gaya bahasa
jurnalisme online hendaknya: ringkas, padat, to the point.
b) Judul sederhana dan padat.
c) Tulisan mudah dipindai memindai (scannable), misalnya dengan
subjudul (maksimum tiap lima paragraf). highlight kata-kata
penting dengan warna berbeda, cetak tebal, jenis huruf, ukuran
huruf, hypertext/hyperlink.
d) Tulisan pendek lebih disukai. Jumlah kata paling banyak 50%
dari media cetak.
e) Alinea pendek. Satu alinea idealnya hanya terduru dari 65
karakter atau maksimal lima baris (lines).
f) Gunakan alinea/paragraf pendek dan jarak antar-alinea.
g) Uraian panjang dipecah-pecah menjadi beberapa judul,
sambungkan melalui multiple hyperlink.
h) Pembaca tidak suka tulisan panjang dan harus men-scroll jauh
ke bawah.
26 www.romeltea.com diakses pada 7 Januari 2019 pukul 07:16
28
i) Gunakan tabel atau poin/angka urut ke bawah (bullets or
numbering). Pembaca lebih mudah dan lebih nyaman membaca
uraian berurut ke bawah daripada membaca alinea panjang.
j) Terapkan prinsip Piramida Terbalik (yang penting di atas, uraian
selanjutnya).
k) Gunakan bahasa sesederhana dan "informal" untuk tulisan opini
(artikel) dan feature.
l) Pendekatan "Piramida Terbalik" lebih intens digunakan dalam
penulisan berita online, yaitu benar-benar mengedepankan yang
paling penting dan mendesak diketahui pembaca.
m) Bahasa Jurnalistik (language of mass media) juga kian penting
berperan mengingat karakter bahasa jurnalistik yang lugas,
ringkas, sederhana, dan mudah dipahami.27
D. Perekonomian Indonesia
1. Masalah Inflasi
Masalah yang terus menerus mendapat perhatian pemerintah adalah
masalah inflasi. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar
tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.
Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah
karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk
diusahakan adalah menjaga inflasi tetap rendah.
Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud
sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspetasi
pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depreasiasi nilai
uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi
masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun
langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat
diwujudkan kembali.28
27
www.romelteamedia.com diakses pada 7 Januari 2019 pukul 19:54 28
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004),
h. 333
29
Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus-menerus bukan saja
menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi, tetapi juga
kepada kemakmuran individu dan masyarakat.29
Kenaikan harga-harga
menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga
menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran
internasional. Maka ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga
produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi
menyebabkan barang-barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih
banyak impor akan dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula
oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam
aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan
memburuk.30
Di samping menimbukan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi
negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek yang berikut kepada
individu dan masyarakat:
a) Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang
berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah
secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah
riil individu-individu yang berpendapatan tetap.
b) Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan mesyarakat disimpan dalam bentuk uang.
Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-
institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya
akan menurun apabila inflasi berlaku.
c) Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukan bahwa
penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam
nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan
mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Akan tetapi
pemilik harta-harta tetap (tanah, bangunan, rumah) dapat
29
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004),
h. 338 30
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004),
h. 339
30
mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya. Juga
sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil
pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian
pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-
pemilik harta tetap dan pejual/pedangang akan menjadi semakin
tidak merata.31
2. Kebijakan Fiskal
Dalam menerangkan bagaimana kebijakan pemerintah digunakan
untuk mengatasi masalah pengangguran atau inflasi, analisis yang dibuat
selalu dilakukan secara terpisah, yaitu secara berasingan diterangkan
begaimana kebijakan fiskal dan kebijakan moneter digunakan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.
Kebijakan fiskal dilaksanakan oleh Kementrian Keuangan dan
kebijakan moneter dijalankan oleh Bank Sentral. Kedua instistusi ini
haruslah menyesuaikan kebijakan ekonominya dalam mengatasi masalah
yang dihadapi. Apabila tidak demikian, yaitu apabila langkah mereka
menimbulkan efek yang bertentangan yaitu satu pihak menjalankan
langkah-langkah untuk mengatasi inflasi dan pihak lainnya menjalankan
kebijakan mengatasi pengangguran, kebijakan yang bertentangan itu
tidak akan mencapai tujuannya. Untuk meningkatkan kefektifan
kebijakan pemerinah masing-masing institusi di atas perlu menjalankan
hal berikut:
a) Untuk mengatasi pengangguran: Bank Sentral perlu menurunkan
suku bunga dan Kementrian Keuangan menambah pengeluaran
pemerintah yang dapat diikuti pula dengan pengurangan pajak.
Langkah tersebut akan menyebabkan kenaikan dalam pengeluaran
agregat sebagai akibat: kenaikan investasi, kenaikan pengeluaran
pemerintah dan kenaikan pengeluaran rumah tangga (konsumsi).
b) Untuk mengatasi inflasi: Tindakan yang perlu dijalankan Bank
Sentral adalah mengurangi penawaran uang dan menaikkan suku
bunga. Kebijakan moneter ini akan mengurangi investasi dan
31
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004),
h. 339
31
pengeluaran rumah tangga (konsumsi). Seterusnya Kementrian
Keuangan perlu pula mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak
individu dan perusahaan. Langkah tersebut dapat mengurangi
pengeluaran pemerintah, mengurangi investasi dan mengurangi
pengeluaran rumah tangga.32
32
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004),
h. 349
32
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Detik.com
1. Sejarah Singkat
Detik.com merupakan sebuah portal web berisi berita dan artikel
daring yang termasuk salah satu terpopuler di Indonesia. Pada oktober
1995, Budiono Darsono (mantan wartawan detik), Yayan Sopyan
(mantan wartawan detik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo),
dan Didi Nugrahadi mendirikan perusaan web service untuk corporate
atau media online yang bernama Agrakom. Pada tahun 1998, mereka
mempunyai ide membuat media online sendiri. Konsep media berita di
internet yang tidak terkendala dengan waktu, tidak memiliki batasan
halaman atau ruang. Pada 9 juli 1998, lahirlah Detik.com, sebuah media
online yang dapat memberikan informasi secara cepat dan faktual.
Mereka berempat sepakat untuk memakai kata "detik" untuk
menggambarkan cepatnya sebuah informasi dari media online. Kanal
yang ada pertama kali ketika Detik.com meluncurkan adalah detiknews,
detikinet, detik finance. Dalam waktu berdekatan setelah peluncuran,
ketika berita politik mulai mereda, saat itu pula muncul kanal baru yaitu
detiksport. Lalu di tahun 2001, detikfood hadir menjadi kanal baru. Pada
tahun 2014 hadir detikhot, kemudian tahun 2017, dengan perkembangan
internet yang sangat pesat, maka muncul dua kanal baru, detikforum dan
detiktv. Tak mau ketinggalan terlalu lama, kanal baru lainnya yaitu
blogdetik dan detikoto dirilis. Berdasarkan minat pembaca pada tahun
2009, detikhealth muncul dan dilanjut dengan wolipop lifestyle pada
2010.
Pada 3 agustus 2011, Detik.com atau PT Agranet diakuisisi oleh CT
Corp. Di tahun yang sama, kanal baru detiktravel hadir menambah ragam
berita Detik.com. Diikuti dengan diluncurkannya aplikasi "masak apa"
yang dibuat untuk mempermudah pembaca mengetahui resep-resep
makanan terbaru. Pada saat bergabung dengan CT Crop, dibentuklah
33
TransMedia, yang terdiri dari Trans Tv, Trans 7, Detik.com, TransVision
dan CNN Indonesia. Memasuki tahun 2015, Detik.com mengubah diri
dengan slogan baru yang berbunyi D'New Generation. D'New Generation
adalah perwujudan diri Detik.com sebagai portal berita yang tidak hanya
cepat, tapi akurat, memberi edukasi, berpengaruh serta berkembang
mengikuti zaman. Dengan ini, Detik.com menghadirkan kanal baru yaitu
hoax or not, detikX, dan pasang mata. Detiktv pun bertransformasi
menjadi 20Detik.1
2. Konten Media Online Detik.com2
Detik News (news.Detik.com) berisi informasi berita politik-
peristiwa.
Detik Finance (finance.Detik.com) memuat berita ekonomi dan
keuangan.
Detik Sport (sport.Detik.com) berisi info olahraga termasuk sepak
bola.
Detik Hot (hot.Detik.com) berisi info gosip artis/selebriti dan
infotainment.
Detik i-Net (inet.Detik.com) memuat informasi mengenai teknologi
informasi.
Detik Food (food.Detik.com) informasi tentang resep makanan dan
kuliner.
Detik Oto (oto.Detik.com) memuat informasi mengenai otomotif.
Detik Health (health.Detik.com) memuat info dan artikel kesehatan.
Detik Travel (travel.Detik.com) memuat informasi tentang liburan
dan pariwisata.
Wolipop (wolipop.Detik.com) berisi informasi tentang wanita dan
gaya hidup.
20 Detik (tv.Detik.com/20detik) memuat original konten video mulai
dari news sampai lifestyle.
1 www.youtube.com/detikcom diakses pada 4 April 2019 pukul 12:34
2 www.detik.com/dapur/redaksi diakses pad 4 april 2019 pukul 12:39
34
Detik X (x.Detik.com) berisi indeks berita mendalam dan interaktif
mengenai investigasi, skandal, peristiwa dan sebagainya.
Detik Foto (foto.Detik.com) memuat berita foto.
Detik Event (event.Detik.com) memuat event-event yang diadakan
dan kerjasama dengan Detikcom.
Detik Forum (forum.Detik.com) tempat diskusi online antar
komunitas pengguna Detikcom.
Blog Detik (blog.Detik.com) tempat pengakses mengisi info atau
artikel, foto, video di halaman blog pribadi.
Iklan Baris (iklanbaris.Detik.com) berisi iklan yang langsung diisi
konsumen.
Pasang Mata (pasangmata.Detik.com) informasi berita dari
pengguna dan dimoderasi oleh admin.
3. Profile Detik.com3
Nama : Detik.com
Alamar Redaksi : di Gedung Transmedia - Lantai 8-9 Jln. Kapten
Tendean kav. 12-14A, Jakarta Selatan, 12790.
Telepon : (021) 79187722
3 www.detik.com/dapur/redaksi diakses pad 4 april 2019 pukul 12:39
35
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Temuan Data
Pemberitaan kenaikan kurs dolar yang dimuat oleh Detik.com penting
untuk penulis analisis mengenai bingkai pemberitaan. Detik.com terkenal
dengan media online yang cepat dalam merilis suatu berita, terutama
mengenai pemberitaan kenaikan kurs dolar ini. Pada awal September 2018,
Detik.com gencar memberitakan perkembangan pelemahan nilai tukar rupiah
yang saat itu memang sedang ramai dibicarakan.
Saat isu kenaikan dolar ini naik, Detik.com membuat fokus berita
dengan judul "Dolar Mengamuk" yang memberitakan perkembangan
pemberitaan kenaikan kurs dolar tersebut secara running. Dengan membuat
fokus berita tersebut, tampak seperti isu ini sangat menarik perhatian
Detik.com, maka dari itu, penulis ingin tahu konstruksi pembingkaian berita
seperti apa yang disajikan oleh Detik.com.
Dari hasil temuan berita penulis hanya mengambil 4 berita dari
keseluruhan berita dari Detik.com dengan judul dan isi berita yang sesuai
dengan apa yang penulis ingin teliti yaitu mengenai pemberitaan kenaikan
kurs dolar. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis framing
model Robert N. Entman. Analisis model Entman memiliki 4 perangkat
sebagai mata pisau analisis dalam melihat sebuah bingkai pemberitaan, yakni:
define problem (menentukan masalah), diagnose causes (mendiagnosis
penyebab), make moral judgments (membuat penilaian moral), dan treatment
recommendation (menyarankan penyelesaian).
Berikut berita terkait isu kenaikan dolar terhadap perekonomian rumah
tangga Indonesia edisi 4-7 September 2018 dalam Detik.com.
Tabel 4.1
Berita Kenaikan Dolar
Tanggal Berita Judul Berita
4 September 2018 Jokowi Rapat Bahas Rupiah Keok
Lawan Dolar AS, Ini Hasilnya
36
5 September 2018 Rupiah KO Lawan Dolar AS. Sri
Mulyani : Pemerintah Siaga
6 September 2018 Sri Mulyani Beberkan Kondisi
Ekonomi RI Terkini
7 September 2018 Rupiah Terpukul, Pengusaha Kedelai
dan Tempe di Banten Mengeluh
1. Berita 4 September 2018
Judul: Jokowi Rapat Bahas Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Ini
Hasilnya
Tabel 4.2
"Jokowi Rapat Bahas Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Ini Hasilnya"
Problem Identification Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar
rapat bersama beberapa menteri ekonomi,
Gubernur Bank Indonesia (BI), dan Ketua
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Istana.
Materi rapat tersebut tentang pelemahan
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS).
Causal Interpretation "Misalnya soal kebutuhan valas dari BUMN,
misalnya sempat kemarin ini tidak ada
kuotasi di bank-bank kita mengenai kurs
sehingga yang membutuhkan dolar malah
bingung ini berapa dan sebagainya," ungkap
dia.
Moral Evaluation "Intinya adalah pembahasan hari ini merinci
lebih lanjut untuk langkah-langkah yang
tadinya dianggap kurang konkret," ujar dia.
Treatment Recommendation Pemerintah, kata Darmin, juga akan
menerbitkan aturan baru yang akan membuat
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali
menguat dan stabil, melalui kinerja ekspor.
37
Problem Identification, melalui temuan teks yang termasuk ke dalam
elemen ini, Detik.com ingin menunjukan bahwa usaha yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menangani pelemahan nilai tukar rupiah bisa dikatakan
belum maksimal.
Causal Interpretation, melalui kutipan yang terdapat pada
pemberitaan ini, Detik.com tidak menyajikan penyebab masalah yang lebih
mendalam, terlihat dari kutipan narasumber yang dimuat hanya
menjelaskan situasi umum yang ada di masyarakat.
Moral Evaluation, melalui kutipan ini Detik.com ingin menunjukan
bahwa presiden memberikan penekanan terhadap pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas munculnya permasalahan dalam kenaikan kurs
dolar ini.
Treatment Recommendation, melalui teks pada berita tersebut, solusi
yang dituliskan Detik.com adalah dengan menerbitkan aturan yang baru
agar rupiah kembali menguat, kemudian Detik.com terlihat ingin
menggiring opini pembaca bahwa secara tidak langsung pemerintah
mengungkapkan penyebab lain yaitu kinerja ekspor yang pada akhirnya
juga menjadi penyebab masalah dalam isu ini.
2. Berita 5 September 2018
Judul: Rupiah KO Lawan Dolar AS. Sri Mulyani : Pemerintah Siaga
Tabel 4.3
"Rupiah KO Lawan Dolar AS. Sri Mulyani : Pemerintah Siaga"
Problem Identification Sri Mulyani mengimbau masyarakat tidak
perlu panik berlebihan melihat pelemahan
rupiah. Dia meminta agar masyarakat tetap
percaya pemerintah dan BI tidak tinggal diam.
Causal Interpretation Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
menjelaskan pelemahan nilai tukar saat ini
disebabkan gonjang-ganjing perekonomian
global. Selain perang dagang antara AS dan
China, gejolak ekonomi yang melanda Turki,
Venezuela hingga Argentina membuat investor
38
khawatir menempatkan dananya di negara
berkembang termasuk Indonesia.
Moral Evaluation Sri Mulyani menjelaskan, para investor asing
melihat kondisi makro ekonomi Indonesia dari
sisi pertumbuhan ekonomi dan inflasi masih
terjaga, namun mereka melihat defisit neraca
berjalan masih melebar.
Treatment
Recommendation
Namun untuk mengatasi hal itu, pemerintah
mengambil langkah dengan menaikkan pajak
penghasilan (PPh) impor terhadap 1.147
komoditas. Tujuannya tentu untuk mengerem
impor yang menjadi pemberat dari defisit
transaksi berjalan
Problem Identification, melalui teks dari paragraf tersebut, Detik.com
ingin menunjukan bahwa pemerintah terusik dengan kepanikan
masyarakat. Hal tersebut membuat pemerintah bergerak cepat dalam
mengatasi masalah ini.
Causal Interpretation, berdasarkan temuan teks pada pemberitaan ini,
tampaknya Detik.com melihat meskipun dikatakan bahwa tidak hanya
negara Indonesia yang merasakan ini, namun tetap saja Indonesia termasuk
negara yang perkonomiannya mengkhawatirkan.
Moral Evaluation, melalui teks pemberitaan ini, Detik.com terlihat
ingin menunjukan bahwa masih ada faktor penyebab kerentanan
perekonomian Indonesia yaitu buruknya defisit neraca berjalan, meskipun
sisi pertumbuhan ekonomi dan inflasi masih terjaga.
Treatment Recommendation, berdasarkan temuan teks pada
pemberitaan ini, Detik.com tampaknya ingin menunjukan bahwa terdapat
ketidakseimbangan pada kebijakan pemerintah yang terlihat pada angka
pertumbuhan ekspor dan impor yang menjadi permasalahan utama bagi
investor asing.
39
3. Berita 6 September 2018
Judul: Sri Mulyani Beberkan Kondisi Ekonomi RI Terkini
Tabel 4.4
"Sri Mulyani Beberkan Kondisi Ekonomi RI Terkini"
Problem Identification Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
memberikan penjelasan terkait kondisi ekonomi
Indonesia saat ini. Sama dengan negara-negara
lain, Indonesia tengah dibayangi ketidakpastian
global.
Causal Interpretation "Kita tahu ekonomi global sedang dalam
kondisi menantang, ketidakpastian meningkat
karena kebijakan moneter juga mengetatnya
likuiditas, kombinasi dengan ekspansi
kebijakan fiskal, perdagangan proteksionis dan
perang dagang, yang menyebabkan
ketidakpastian ke banyak negara," kata dia di
acara Indonesia International Geothermal
Convention & Exhibition (IIGCE) 2018 di JCC
Senayan, Jakarta
Moral Evaluation "Indonesia tidak terkecuali dari kondisi itu, tapi
untungnya Indonesia setidaknya sudah
menguatkan fundamental sebelum era
normaliasasi ini terjadi. Di mulai taper tantrum
di 2013, Indonesia sudah mulai memperbaiki
kerentanan dari ekonomi," ujarnya.
Treatment Recommendation Sri Mulyani mengatakan, untuk mengatasi
masalah ini perlunya memperbaiki fundamental
perekonomian. Indonesia, kata dia, telah
melakukan perbaikan itu.
Problem Identification, melalui teks pemberitaan ini, terlihat
Detik.com ingin menunjukan bahwa kondisi perekonomian Indonesia
cukup mengkhawatirkan.
40
Causal Interpretation, berdasarkan kutipan dalam pemberitaan ini,
Detik.com tampaknya ingin meyakinkan pembaca bahwasannya benar
kondisi perekonomian Indonesia memang perlu dikhawatirkan.
Moral Evaluation, melalui kutipan dalam berita ini, Detik.com
tampaknya ingin membuktikan bahwa kerentanan yang terjadi dalam
perekonomian Indonesia belum sepenuhnya teratasi sejak lama.
Treatment Recommendation, berdasarkan temuan teks dalam berita
ini, tampaknya Detik.com ingin menunjukan bahwa usaha yang dilakukan
pemerintah untuk mengatasi kerentanan ekonomi Indonesia belum
memiliki hasil yang signifikan dan masih membutuhkan usaha lebih.
4. Berita 7 September 2018
Judul: Rupiah Terpukul, Pengusaha Kedelai dan Tempe di Banten
Mengeluh
Tabel 4.5
Rupiah Terpukul, Pengusaha Kedelai dan Tempe di Banten Mengeluh
Problem Identification Kenaikan kurs dolar atas rupiah dikeluhkan
oleh pengusaha kedelai dan tempe. Pasalnya,
pasokan kedelai impor membuat mereka
menaikkan harga jual ke pembeli.
Causal Interpretation “….Kenaikan ini, ia mengatakan dipengaruhi
oleh kurs rupiah atas dolar…”
Moral Evaluation Sementara itu, Tanwiri, pengusaha tempe dan
tahu di Kota Serang juga mengeluhkan hal
yang sama. Harga kedelai yang tinggi
membuat para pengusaha tempe harus
menurunkan kualitas tempe dan tahu.
Treatment
Recommendation
“Harapannya pemerintah harus menurunkan
dolar. Usaha kecil begini kan kewalahan.
Kalau tempe dari awal harganya ya segitu aja,
kualitas kita turunin kadang pembeli rewel
juga,” ujarnya.
41
Problem Identification, melalui teks di atas tampaknya Detik.com
ingin menunjukkan pada pembaca bahwa kenaikan dolar yang berdampak
pada lemahnya rupiah juga berimbas pada kebutuhan pokok khususnya
pangan dalam rumah tangga.
Causal Interpretation, dalam hal ini secara tidak langsung Detik.com
membenarkan bahwa kenaikan kurs dolar menjadi penyebab naiknya harga
bahan pangan terlihat dari bukti harga tempe yang awalnya Rp. 6.400
menjadi sekitar Rp. 7.200 per kilo yang disebutkan dalam berita.
Moral Evaluation, dalam hal ini Detik.com terlihat untuk memberikan
penekanan mengenai kenaikan harga tempe di pasaran dengan
menambahkan pendapat dari pengusaha tempe lain nya yang juga
merasakan dampak dari pelemahan rupiah.
Treatment Recommendation, melalui kutipan tersebut Detik.com
seperti ingin memberikan bukti kepada pembaca dengan menekankan
bahwa pengusaha kecil pun juga tidak sanggup dengan kenaikan dolar ini
yang berdampak adanya keluhan dari pembeli dan menginginkan
penguatan rupiah agar usahanya kembali normal.
B. Analisis Data
Berdasarkan hasil temuan yang mengacu pada elemen Define Problems,
Diagnose Causes, Make Moral Judgement dan Treatment recommendation
yang ada di dalam keempat berita yang diteliti, penulis melihat bahwa
tampaknya Detik.com ingin membentuk pembingkaian makna pemberitaan
isu kenaikan dolar di Indonesia. Seperti pendapat Entman dalam Journal of
Communication, frame berada dalam sifat spesifik dari narasi berita yang
mendorong mereka yang mempersepsikan dan berpikir tentang peristiwa
untuk mengembangkan pemahaman mereka. Hal tersebut ditunjukan oleh
Detik.com dengan memberitakan isu kenaikan dolar di Indonesia selama
beberapa bulan. Diantaranya pada periode 4 september sampai 7 september
2018. Melalui pembingkaian yang dilakukan, Detik.com seperti ingin
menggiring opini pembaca untuk menyadari kondisi ketidakstabilan
perekonomian di Indonesia.
42
1) Analisis Berita 1
Framing berita pertama Detik.com pada 4 September 2018 yang
berjudul Jokowi Rapat Bahas Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Ini
Hasilnya ini ditulis oleh Hendra Kusuma. Melalui pemberitaan ini
Detik.com ingin membuat pembingkaian makna bahwa pemerintah pun
mengakui kondisi perekonomian Indonesia sedang buruk. Sebenarnya
pelemahan nilai tukar rupiah terjadi karena mekanisme pemerintahan
yang belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dalam teks yang telah
diklasifikasikan ke dalam elemen-elemen berikut ini. Mengacu pada
penjelasan dalam tabel 4.2, yaitu elemen identifikasi masalah dalam
pemberitaan ini terdapat pada lead pertama yaitu pemerintah menggelar
rapat bersama dikarenakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS. Rapat digelar begitu melihat kondisi rupiah yang melemah. Pejabat-
pejabat yang hadir dalam rapat ini tentu saja punya andil dalam
perekonomian Indonesia, apalagi ditambah dengan hadirnya Presiden
Jokowi artinya isu pelemahan nilai tukar rupiah ini merupakan masalah
yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Hal ini diperkuat dalam penggalan judul berita yaitu "Rupiah Keok
Lawan Dolar AS". Kata "keok" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) artinya "kalah", dengan kata lain Detik.com menggambarkan
bahwa rupiah telah kalah dari dolar. Kata tersebut dapat mempengaruhi
pandangan pembaca dan membuat pembaca resah dengan keadaan
ekonomi saat ini.
"....Bayangin aja kalau misalkan dolar naik tinggi, terus
bahan bakunya naik, harga-harga naik, inflasi naik, misalkan saya
nih yang tadinya pemasukannya satu juta,pengeluaran lima ratus
ribu, karena inflasi naik, dolar naik segala macem, keluar jadi satu
setengah juta. Ya maksudnya dampaknya begitu parah gitu.
Makanya kita fokusnya kesitu"1
Dari hasil wawancara di atas, terlihat Detik.com juga ingin
memberikan penyadaran terhadap masyarakat bahwa imbas dari naiknya
dolar dalam jangka panjang akan memengaruhi kenaikan harga pangan,
yang mana dalam hal ini masyarakat dalam langsung merasakan dampak
1 Wawancara Pribadi dengan Danang Sugianto, Reporter Detik Finance, 21 Maret 2019
43
tersebut sebagai pelaku ekonomi. Untuk itu Detik.com menginginkan
pembaca untuk lebih peduli terhadap isu-isu yang terjadi. Dikarenakan
isu tersebut bukan hanya masalah bagi pemerintah, tetapi juga masalah
bagi masyarakat.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.2, yaitu elemen penyebab
masalah yang ditulis oleh Detik.com sebenarnya tidak adanya kejelasan
dari pemerintah terkait penyebab masalah dalam isu ini. Tampak dari
kutipan yang dimuat dalam isu ini, narasumber Darmin Nasution sebagai
Menteri Koordinator Perekonomian tidak menyampaikan penyebab
masalah dengan mendalam. Narasumber yang dimuat hanya menjelaskan
situasi umum yang ada di masyarakat dengan menyebutkan kondisi
kuotasi kurs yang tidak menentu. Padahal kapasitas seorang Menteri
Koodinator Perekonomian bisa lebih memberikan informasi lebih
mendalam terkait penyebab masalah isu kenaikan dolar ini. Berita ini
hanya mengambil satu narasumber yaitu Menteri Koordinator
Perekonomian Darmin Nasution. Pernyataan Darmin mengenai rapat
tersebut yaitu menjelaskan apa saja yang dibahas selama rapat. Terdapat
pada paragraf ke-2 bahwa Darmin menjelaskan apa saja yang dibahas
selama 2 jam pada rapat tersebut.
Dalam penyajian berita, Detik.com menulis hal yang dijelaskan
oleh Darmin seperti berulang-ulang. Masalah kuotasi kurs telah
dijelaskan pada paragraf ke-3, namun dijelaskan lagi pada paragraf ke-5.
Seharusnya ada beberapa atau bahkan banyak masalah yang dijelaskan
mengenai rapat tersebut. Tidak melulu hanya mengenai kuotasi kurs atau
penawaran nilai mata uang yang diulang-ulang. Tampak bahwa
keterbatasan informasi yang dimuat oleh Detik.com dikarenakan
narasumber terkesan membatasi informasi untuk masyarakat.
"....Ini perlu digarisbawahi juga, kami tidak boleh
mengasumsikan sendiri. Kalau misal narasumber ngomong tiga
kalimat ya sudah. Jangan kita berasumsi sendiri. Itu fatal banget.
Berita detik isinya sesuai dengan yang ada dilapangan."2
2 Wawancara Pribadi dengan Danang Sugianto, Reporter Detik Finance, 21 Maret 2019
44
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Detik.com menganggap
bahwa jawaban yang disampaikan oleh narasumber kepada media
merupakan hasil arahan yang direncanakan dari ketentuan rapat, sehingga
melalui berita ini Detik.com ingin menunjukan bahwa pemerintah
memiliki kekurangan yang tidak dipublikasikan, yang mana kekurangan
inilah yang menjadi penyebab munculnya isu ini.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.2, elemen moral
evaluation pada berita ini terdapat pada paragraf ke-7, Detik.com seperti
ingin menggiring opini pembaca bahwa pembahasan rapat mengenai
kenaikan dolar yang digelar pada hari itu belum menemukan langkah-
langkah yang baru dan lebih konkret. Dilihat dari kata "ingin" pada
kalimat kedua paragraf ke-7 bahwa pemerintah juga belum menemukan
upaya yang tepat dalam menangani isu ini. Kata "Presiden" yang menjadi
subjek dalam kalimat tersebut, terlihat bahwa seakan-akan pemerintah
ingin terlihat serius dalam menangani hal ini.
Pelemahan nilai tukar rupiah merupakan kesempatan pemerintah
dalam mendorong ekspor. Dengan memperbesar ekspor komoditas
andalan, maka defisit neraca perdagangan yang selama ini terjadi, bisa
ditekan. Memanfaatkan pelemahan nilai tukar rupiah untuk menggenjot
ekspor bukan suatu perkara yang mudah. Namun pemerintah belum tahu
bagaimana target dan tujuan dalam bidang ekspor yang artinya membuat
masyarakat khawatir pada perekonomian Indonesia. Dalam kutipan pada
paragraf ke-9 terdapat kata "memang kita belum" yang semakin
mempertegas bahwa memang belum ada tindakan atau rencana apapun
dari pemerintah soal kinerja ekspor.
"....Jadi pelemahan kemarin, kalau pemerintah dan BI tidak
bekerja, niscaya akan lebih parah dan pemerintah juga sudah
melakukan beberapa upaya kayak misalnya kasih insentif pajak
buat pengusaha, investor segala macem."3
Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa Detik.com
menganggap pemerintah sudah bekerja sebagaimana tugasnya.
Dikarenakan ada kebijakan atau langkah-langkah yang belum terlaksana
3 Wawancara Pribadi dengan Danang Sugianto, Reporter Detik Finance, 21 Maret 2019
45
dan belum sempurna, maka dari itu lemahnya nilai tukar rupiah masih
terjadi sampai saat ini. Detik.com tampaknya memandang pergerakan
yang dilakukan pemerintah saat ini sebagai upaya kecil pemerintah.
Pasalnya, jika pemerintah sama sekali tidak melakukan apapun, hal
tersebutlah yang dapat menjadi permasalahan yang lebih parah.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.2, elemen treatment
recommendation, solusi yang dituliskan Detik.com terdapat pada paragraf
ke-8 yaitu menerbitkan aturan yang baru agar rupiah kembali menguat,
kemudian Detik.com terlihat ingin menggiring opini pembaca bahwa
secara tidak langsung pemerintah mengungkapkan penyebab lain yaitu
kinerja ekspor yang pada akhirnya juga menjadi penyebab masalah dalam
isu ini.
Tampaknya Detik.com ingin menunjukan bahwa memang aturan
yang telah dilaksanakan pemerintah belum membuahkan hasil yang
maksimal. Neraca perdagangan yang masih defisit disebabkan oleh
kinerja impor, khususnya ketergantungan terhadap bahan baku dan
barang modal dari produksi luar negeri atau impor meningkat signifikan.
Hal tersebut tidak sejalan dengan prioritas pemerintah dalam membangun
infrastruktur.
Teks pada tabel 4.2 mengarah pada elemen treatment
recommendation, yang sebenarnya pemerintah belum mendapatkan
solusi. Hal ini diperkuat dengan kalimat "akan menerbitkan aturan baru"
dengan kalimat "melalui kinerja ekspor", sedangkan pada paragraf ke-9,
Darmin menjelaskan bahwa pembahasan ekspor belum dibicarakan
secara mendalam, secara tidak langsung Darmin mengakui bahwa masih
banyak yang belum dibahas pada rapat tersebut.
2) Analisis Berita 2
Framing berita kedua Detik.com pada 5 September 2018, yang
berjudul Rupiah KO Lawan Dolar AS. Sri Mulyani : Pemerintah Siaga
yang ditulis oleh Danang Sugianto. Berita ini menyoroti pemerintah yang
mengimbau kepada masyarakat Indonesia bahwa pemerintah sedang
melakukan sesuatu supaya rupiah kembali menguat. Tampaknya
46
Detik.com ingin memperlihatkan kepada pembaca bahwa pemerintah
terusik dengan kepanikan masyarakat sehingga pemerintah bergerak
dengan cepat.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.3, elemen identifikasi
masalah terdapat pada paragraf ke-1 yaitu pemerintah meyakinkan
masyarakat bahwa pemerintah tidak tinggal diam dengan kondisi
ekonomi seperti ini. Hal ini diperkuat dengan kata "tenang" dalam KBBI
berarti tidak rusuh, tidak kacau, tidak ribut artinya pemerintah ingin
masyarakat Indonesia menghadapi kondisi ini dengan aman dan tentram.
Sri Mulyani ialah Menteri Keuangan Indonesia (Menkeu) yang
mempunyai reputasi baik di masyarakat Indonesia atas kemampuannya
dalam mempertahankan nama baik keuangan Indonesia pada kondisi
yang buruk sekalipun. Pada berita tersebut Sri Mulyani memberikan
pernyataan mengenai himbauan kepada masyarakat agar tidak perlu
panik berlebih atas kondisi ekonomi saat ini. Dengan menambah kutipan
langsung dari Sri Mulyani mengenai himbauan tersebut, hal itu dapat
membuat masyarakat memberikan peluang kepercayaan kepada
pemerintah karena yang berbicara langsung ialah Menkeu Sri Mulyani
yang mempunyai reputasi yang baik.
Pada paragraf ke-9 Sri Mulyani menambahkan bahwa pemerintah
tetap siap siaga, artinya pemerintah tetap siap untuk bertindak. Pada judul
berita ditulis yaitu "Rupiah KO Lawan Dolar AS, Sri Mulyani:
Pemerintah Siaga". Terdapat kejanggalan jika kata "KO" disandingkan
dengan kata "Siaga". Kata "KO" berasal dari bahasa Inggris "Knockout"
yaitu kalah jika terjatuh akibat pukulan dan tidak mampu bangkit, artinya
pemerintah tetap siaga namun rupiah tetap saja terkena pukulan
depresiasi padahal menteri yang berjabat merupakan menteri yang
berpengalaman dan memiliki reputasi yang baik.
"....Memang kondisinya seperti ini kok. Kita gak nakut-
nakutin. Karena kita begini. Ini sebenarnya yang harus
digarisbawahi, kita itu bikin berita itu sebenarnya tujuannya bukan
bikin informasi buat masyarakat juga, emang itu tujuan besarnya,
tapi tujuan/sisi lainnya adalah kita ngasih warning ke
pemerintah...."4
4 Wawancara Pribadi dengan Danang Sugianto, Reporter Detik Finance, 21 Maret 2019
47
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dalam hal ini Detik.com
mengklaim bahwa semua data yang disajikan dalam berita benar adanya.
Tampaknya Detik.com menekankan bahwa informasi untuk masyarakat
bukanlah tujuan utamanya, melainkan memberikan warning atau
peringatan kepada pemerintah agar segera melakukan sesuatu agar
persoalan kondisi perekonomian Indonesia dapat teratasi.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.3, elemen sumber
permasalahan yang ditulis oleh Detik.com yaitu kondisi ini disebabkan
oleh, pertama, gonjang-ganjing perekonomian global terdapat pada
paragraf ke-2. Pada paragraf tersebut Sri Mulyani menjelaskan gonjang-
ganjing perekonomian global yaitu perang dagang AS dan China dan
gejolak ekonomi pada negara berkembang yaitu Turki, Venezuela hingga
Argentina. Indonesia termasuk negara yang berkembang, maka dari itu
pada investor khawatir menempatkan dananya di negara berkembang.
Kedua, impor yang menjadi pemberat dari defisit transaksi
berjalan. terdapat pada paragraf ke-6. Defisit transaksi berjalan secara
sederhana dapat dikatakan sebagai angkat pertumbuhan impor yang lebih
tinggi dibandingkan angka pertumbuhan ekspor. Hal ini diperkuat dengan
kata "mengerem" berarti menggunakan rem supaya berhenti, artinya
pemerintah bermaksud memberhentikan impor yang menjadi
penghambat.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.3, elemen moral
evaluation terdapat pada paragraf ke-4. Dalam paragraf tersebut
menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap kenaikan dolar
tidak membuat pertumbuhan ekonomi dan inflasi makro ekonomi
Indonesia goyah. Kemudian kalimat "defisit neraca berjalan masih lebar"
mengartikan bahwa memang bidang impor semakin lama semakin
meningkat. Pada paragraf ini Detik.com mengolah agar masyarakat tahu,
masih ada sisi perekonomian Indonesia yang masih berjalan dengan
lancar yaitu pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.3, elemen treatment
recommendation, Detik.com menyajikan solusi yaitu dengan menaikkan
48
PPh impor barang-barang komoditas. Komoditas dalam KBBI
merupakan barang mentah yang dapat digolongkan menurut mutunya
sesuai dengan standar perdagangan internasional, misalnya gandum,
karet dan kopi. Indonesia dapat menurunkan laju impor yang menjadi
pemberat Indonesia dalam kenaikan dolar saat ini. Secara tidak langsung
Detik.com tampaknya ingin menunjukan bahwa terdapat
ketidakseimbangan pada kebijakan pemerintah yang terlihat pada angka
pertumbuhan ekspor dan impor yang menjadi permasalahan utama bagi
investor asing.
Tampaknya Detik.com juga ingin menunjukan bahwa ada
kejanggalan dengan pendapat Sri Mulyani. Hal ini diperkuat oleh kalimat
"Sri Mulyani mengimbau masyarakat tidak perlu panik berlebihan
melihat pelemahan rupiah." pada paragraf ke-8, dengan kalimat "....
investor khawatir menempatkan dananya di negara berkembang termasuk
Indonesia." yang terdapat pada paragraf ke-2. Dari kalimat tersebut
terlihat bahwa tampaknya langkah-langkah untuk mengerem kenaikan
dolar dengan menaikan PPh impor bukanlah langkah yang tepat untuk
meredakan kekhawatiran masyarakat, tetapi justru malah membuat
masyarakat lebih panik. Langkah Sri Mulyani ini tampaknya hanya untuk
meredakan kekhawatiran kepada investor asing daripada masyarakat.
Penaikan PPh impor mempunyai kesinambungan terhadap investor
asing. Pph impor merupakan pajak penghasilan yang dibebankan kepada
badan usaha tertentu, baik milik pemerintah (BUMN) ataupun pihak
swasta, yang melakukan kegiatan perdagangan terkait ekspor, impor
ataupun reimpor. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa solusi yang
dijalankan tidak fokus untuk menanggulangi turunnya perekonomian
masyarakat, yang mana masyarakat justru merasakan langsung dampak
dari kestabilan ekonomi di Indonesia, khususnya pedagang lokal yang
bermodal kecil.
3) Analisis Berita 3
Framing berita ketiga pada Detik.com pada 6 September 2018
berjudul Sri Mulyani Beberkan Kondisi Ekonomi RI Terkini yang ditulis
49
oleh Achmad Dwi Afriyadi. Pemberitaan ini berisi tentang Menkeu Sri
Mulyani yang menjelaskan kondisi ekonomi di Indonesia yang
mengkhawatirkan setelah mengalami kenaikan dolar yang menyebabkan
rupiah melemah.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.4, elemen identifikasi
masalah dalam pemberitaan ini adalah terlihat bahwa Detik.com ingin
menunjukan bahwa kondisi perekonomian Indonesia cukup
mengkhawatirkan. Hal ini diperkuat dengan kata "ketidakpastian global"
yang dapat membuat masyarakat gelisah dengan keadaan ekonomi
Indonesia.
"Kita pengen kasih tau ke masyarakat kondisi yang sebenarnya
seperti ini biar masyarakat juga. ya emang sih butuh sih biar
masyarakat enggak di takut-takutin juga. Masyarakat juga butuh
tau yang sebenarnya juga, biar mereka enggak tenang-tenang aja
tanpa tau kondisinya gimana."5
Berdasarkan hasil wawancara di atas, tampaknya Detik.com ingin
menunjukan bahwa selama kondisi ekonomi yang mengkhawatirkan ini,
masyarakat bersikap tenang dan tidak peduli dengan kondisi ekonomi
yang sedang terjadi. Secara tidak langsung, pemberitaan mengenai
pembeberan kondisi ekonomi yang disampaikan Sri Mulyani menjadi
suatu informasi penting untuk masyarakat agar sadar dan peka akan
perekonomian Indonesia saat ini.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.4, elemen penyebab
masalah pada pemberitaan ini terletak pada paragraf ke-3. Pada paragraf
tersebut Detik.com tampaknya ingin meyakinkan pembaca bahwasannya
benar kondisi perekonomian Indonesia memang perlu dikhawatirkan.
Hal ini diperkuat pada paragraf ke-2. Paragraf tersebut jelaskan
bahwa kondisi ekonomi yang terjadi dipicu oleh adanya kebijakan
moneter oleh AS, likuiditas yang mengetat dan ditambah perang dagang
AS dan China. Dalam judul disebutkan bahwa "Sri Mulyani Beberkan
Kondisi Ekonomi RI Terkini" tetapi tampaknya hal-hal yang dijelaskan
oleh Sri Mulyani adalah hanya penyebab global yang memang negara-
5 Wawancara Pribadi dengan Danang Sugianto, Reporter Detik Finance, 21 Maret 2019
50
negara lain juga terkena imbasnya. Dalam pemberitaan ini tidak
disebutkan apa saja penyebab internal Indonesia yang juga mendukung
terjadi depresiasi rupiah terhadap apresiasi dolar.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.4, elemen moral
evaluation dalam pemberitaan ini terdapat pada paragraf ke-9. Melalui
kutipan tersebut, Detik.com tampaknya ingin membuktikan bahwa
kerentanan yang terjadi dalam perekonomian Indonesia belum
sepenuhnya teratasi sejak lama. Hal ini diperkuat dengan kalimat
"Indonesia setidaknya sudah menguatkan fundamental sebelum era
normaliasasi ini terjadi." pada paragraf ke-9, tampaknya Detik.com ingin
menunjukan bahwa sudah sejak lama Indonesia memakai cara tersebut
dengan tujuan menghindari nilai tukar rupiah yang melemah, kemudian
kata "setidaknya" menggambarkan bahwa baru sedikit hal yang telah
dilakukan pemerintah.
Tampaknya Detik.com ingin meyakinkan dari berita 1, bahwa
memang pemerintah melakukan langkah-langkah yang kurang tepat
dalam menghadapi rupiah sehingga kenaikan dolar masih berpengaruh
kepada pelemahan nilai tukar rupiah. Hal tersebutlah yang akan
mengganggu kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya
dari kebutuhan primer, sekuder sampai ke tersier.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.4, elemen treatment
recommendation atau solusi yang diberikan Detik.com ada pada paragraf
ke-8, yaitu memperbaiki fundamental. Tetapi, Indonesia telah
memperbaiki fundamental tersebut meskipun hanya ada perubahan 5%.
Dalam hal ini Detik.com nampaknya ingin menunjukan ke pembaca
bahwa memperbaiki fundamental bukan cara yang tepat dan seharusnya
pemerintah mencari cara lain agar perekonomian Indonesia
terselamatkan. Sepertinya Detik.com ingin menunjukan bahwa usaha
yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kerentanan ekonomi
Indonesia belum memiliki hasil yang signifikan dan masih membutuhkan
usaha lebih.
51
4) Analisis Berita 4
Framing berita keempat pada Detik.com pada 7 September 2018
berjudul Rupiah Terpukul, Pengusaha Kedelai dan Tempe di Banten
Mengeluh yang ditulis oleh Bahtiar Rivai. Melalui pemberitaan ini
Detik.com ingin membuat pembingkaian makna bahwa masyarakat
seharusnya sadar dengan kondisi ekonomi saat ini, tak hanya itu,
Detik.com secara tidak langsung menjadi pemerintah sebagai sasaran
dalam pemberitaan ini. Hal ini terlihat dalam teks yang telah
diklasifikasikan ke dalam elemen-elemen berikut ini.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.5, elemen identifikasi
masalah dalam pemberitaan ini terdapat pada paragraf pertama, melalui
teks tersebut tampaknya Detik.com ingin menunjukkan bahwa harga
bahan baku impor yang digunakan oleh pengusaha kedelai dan tempe
naik akibat dolar naik, yang menjadikan pengusaha tersebut menaikkan
harga jual ke pembeli.
Hal ini terlihat jelas bahwa naiknya dolar AS memunculkan
dampak yang lumayan signifikan di Indonesia. Awalnya hanya orang-
orang yang memakai barang-barang elektronik, namun dalam beberapa
hari timbul keluhan dari pengusaha-pengusaha di bidang pangan. Dalam
hal ini Detik.com tampaknya ingin masyarakat lebih sadar keadaan
ekonomi di Indonesia.
"....Mungkin kalau untuk mereka yang berkecimpung di
industri misalnya elektronik, kan kerasa banget langsung naik
waktu itu, harga-harga elektronik komputerlah segala macem
kerasa banget. Terus kalau misalnya mungkin sosialita-sosialita
yang mungkin orang-orang kaya ya kerasa banget waktu itu.
Mungkin yang kelas menengah ke bawah itu kalau secara jangka
panjang tuh begitu terus kondisinya itu akan kerasa banget...."6
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Detik.com menekankan
bahwa semua golongan masyarakat dari bawah, menengah dan atas juga
akan merasakan dampak kenaikan dolar. Namun, ada ukuran waktu
tertentu yang menentukan golongan masyarakat mana yang akan
merasakan dampaknya terlebih dahulu dan yang terakhir. Pemerintah
6 Wawancara Pribadi dengan Danang Sugianto, Reporter Detik Finance, 21 Maret 2019
52
seharusnya sudah memprediksikan hal tersebut sebelum terjadi. Rupiah
merupakan salah satu uang terlemah ketiga di dunia. Seharusnya
pemerintah sadar bahwa kenaikan dolar terhadap pelemahan rupiah akan
terjadi.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.5, elemen penyebab
masalah dalam pemberitaan ini terdapat pada paragraf ke-4 yang
menjelaskan bahwa pengusaha tempe dan kedelai mengeluh akibat nilai
tukar rupiah yang melemah karena dolar. Tempe merupakan makanan
tradisional yang terkenal murah dan bergizi. Hal tersebutlah yang
menjadi patokan bahwa terlihat kenaikan dolar atas lemahnya nilai tukar
rupiah yang sedang terjadi merupakan masalah besar bagi masyarakat.
Kenaikan kurs dolar yang tidak bisa dihindari ini, membuat
pengusaha tempe dan kedelai mengatur ulang harga dan ukuran dari
tempe. Harga akan disesuaikan dengan harga pasar yang tentunya sedang
mahal akibat naik dolar. Dari berita tersebut tertulis bahwa perhari
biasanya bisa menghasilkan 300 potong tempe ukuran 50 sentimenter.
Namun, dalam berita tersebut Detik.com tidak menyebutkan hasil
potongan dan ukuran tempe secara detil setelah terkena dampak dari
kenaikan dolar. Fakta berupa angka sangat dibutuhkan dalam berita, agar
masyarakat mendapatkan info yang lebih akurat.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.5, elemen moral
evaluation dalam pemberitaan ini terdapat pada paragraf ke-6 yang dapat
mendukung identifikasi masalah pada berita ini, yaitu bahwa pengusaha-
pengusaha kecil khususnya pada bidang industri, mempunyai suara atau
pendapat yang sama dalam kenaikan dolar yang terjadi. Dalam berita
tersebut, tampaknya Detik.com ingin menunjukan bahwa pengusaha
tempe dan kedelai sangat menyayangkan kalau harga dan kualitas tempe
menurun.
Menurut Sadono Sukirno dalam buku Makroenokomi Teori
Pengantar, kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus-menerus bukan
saja menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi, tetapi
juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat. Sebagai pelaku
53
ekonomi terkecil, kesejahteraan rumah tangga dapat terganggu dengan
kondisi ekonomi yang buruk karena kenaikan dolar.
Dikutip kembali pada buku Makroekonomi Teori Pengantar,
Menurut Sadono Sukirno kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang
buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-
barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka
ekspor akan menurun. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor
yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata
uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
Mengacu pada penjelasan dalam tabel 4.5, elemen treatment
recommendation, Detik.com menyajikan solusi yaitu pemerintah ditekan
agar mempercepat mengembalikan kondisi ekonomi dalam keadaan
normal. Tampaknya Detik.com ingin menunjukan bahwa pengusaha
tempe, pengusaha kedelai dan pengusaha-pengusaha kecil lainnya tidak
ingin mendapat ocehan atau rewelan dari para pelanggan. Pengusaha
ingin melihat upaya pemerintah agar tidak kewalahan. Tentu saja
pengusaha manapun ingin usaha berjalan lancar tanpa hambatan.
C. Interpretasi
Dari hasil temuan yang telah diteliti melalui empat pemberitaan pada
Detik.com dalam isu kenaikan dolar, penulis menemukan adanya sebuah
pembentukan frame bahwa sebenarnya Detik.com ingin bersikap netral pada
pemberitaan isu ini. Hal tersebut dilihat dari pemberitaan Detik.com yang
lebih menjurus ingin memberi kritik kepada pemerintah sekaligus ingin
menyadarkan masyarakat dan mengedukasi masyarakat mengenai
permasalahan isu kenaikan dolar ini.
"Yang diharapkan sih agar masyarakat lebih aware gitu, lebih
mau ikut memperhatikan kondisi rupiah. Jangan bodo amat gitu. Toh,
ini juga mempengaruhi banget ke kehidupan mereka. Jadi masyarakat
juga harus pinterlah tentang kayak begini. Jadi gak dibohong-bohongi
juga sama pemerintah yang mungkin bilangnya "aman kok" padahal
sebenarnya gak begitu. Jadi intinya mau warning ke pemerintah
sekaligus mengedukasi masyarakat."7
7 Wawancara Pribadi dengan Danang Sugianto, Reporter Detik Finance, 21 Maret 2019
54
Dalam isu ini terlihat Detik.com mengikuti pergerakan yang dilakukan
pemerintah dan juga melihat bagaimana minat masyarakat terhadap isu ini.
Kenaikan dolar yang dialami Indonesia tentunya akan melemahkan nilai tukar
rupiah dan mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat indonesia. Secara
tidak langsung Detik.com ingin membangun kesadaran masyarakat agar lebih
peka terhadap isu nasional yang sedang terjadi. Dikarenakan pemberitaan
yang dilakukan oleh Detik.com ini tercipta melalui proses kontruksi dan
menggunakan sudut padang tertentu. Dalam hal ini penulis akan menguraikan
temuan terkait proses konstruksi yang dilakukan Detik.com terkait proses
kontruksi yang dilakukan Detik.com terkait isu kenaikan dolar.
1. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi
Fokus pengumpulan bahan berita yang dilakukan oleh Detik.com
yaitu dengan mengangkat isu nasional yang sedang terjadi di Indonesia.
Detik.com mengaku bahwa kecepatan merupakan karakterisik dari
Detik.com sehingga dalam pembuatan pemberitaan isu kenaikan dolar
ini, Detik.com tidak ingin kehilangan momentum yang akan merugikan
pihak Detik.com. Tentu saja setiap media online membutuhkan rating
yang tinggi dalam setiap pemberitaannya. Begitu pula dengan Detik.com
yang menyiapkan bahan pemberitaan dengan cepat. Karakteristik berita
seperti kebaruan dan kedekatan psikologis dengan masyarakat juga
termasuk kedalam bahan berita Detik.com dalam pemberitaan ini.
2. Tahap Sebaran Konstruksi
Prinsip dasar dari sebaran kontruksi media ialah real time, dimana
konsep aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga khalayak
merasa tepat waktu mengonsumsi berita yang disajikan oleh media
massa. Intinya, semua informasi harus sampai pada pembaca secepatnya
berdasarkan pada agenda media. Dalam tahap ini, Detik.com
mengedepankan prinsip utama tersebut yaitu real time, yang mana media
elektronik memiliki konsep real time yang berbeda dengan media cetak.
Karena sifat-sifatnya yang berlangsung (live), maka yang dimaksud
dengan real time oleh media elektronik adalah seketika disiarkan,
seketika itu juga pemberitaan sampai ke permisa atau pendengar. Dalam
55
hal akurat, Detik.com mengaku bahwa keakuratan pada berita merupakan
hal yang sulit, maka dari itu Detik.com berusaha agar kecepatan yang ada
pada Detik.com bisa juga seimbang dengan keakuratan.
3. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
Pada tahap pembentukan konstruksi realitas, terdapat pembentukan
konstruksi citra, yaitu bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi.
Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini
terbentuk dalam dua model yaitu model good news dan model bad news.
Berita mengenai isu kenaikan dolar yang disajikan oleh Detik.com
cenderung menggunakan model bad news. Ini terlihat dari hampir
keseluruhan berita yang menyudutkan pemerintah. Salah satunya terlihat
pada berita edisi 5 September 2018 yang berjudul "Rupiah KO Lawan
Dolar AS. Sri Mulyani : Pemerintah Siaga", dari judul tersebut jelas ada
kejanggalan yang mengarah bahwa pemerintah kurang maksimal dalam
menjaga perekonomian di Indonesia.
4. Tahap Konfirmasi
Tahap konfirmasi menurut Burhan Bungin adalah tahapan ketika
media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan
akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap
pembentukan konstruksi. Pada tahap ini, Detik.com menjelaskan bahwa
pers adalah pilar keempat demokrasi yang mempunyai fungsi untuk
mengingatkan pemerintah. Alasan Detik.com memberitakan isu ini
adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
pergolakan ekonomi yang sedang terjadi. Di sini Detik.com mencoba
untuk mengkonstruk berita ini dengan menjabarkan perkembangan yang
dilakukan pemerintah dalam mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah dan
mencoba untuk menggiring opini pembaca agar sependapat dengan
Detik.com bahwa masyarakat perlu mengkhawatirkan kondisi
perekonomian Indonesia.
Pada empat berita mengenai pemberitaan isu kenaikan dolar, pada
elemen define Problem (menentukan masalah) terlihat bahwa Detik.com
ingin menekankan bahwa dolar semakin hari semakin naik, dan rupiah
56
semakin terpuruk dengan mekanisme kerja pemerintah yang belum
maksimal.
Pada elemen diagnose causes (mendiagnosis penyebab) tampaknya
Detik.com ingin menunjukan bahwa kenaikan dolar yang menyebabkan
lemahnya nilai tukar rupiah disebabkan oleh pemerintah yang tidak
dengan tanggap mencegah atau mengatasi isu ini, sehingga kondisi
ekonomi masyarakat dari bawah, menengah dan atas terganggu.
Pada elemen make moral judgment (membuat penilaian moral)
terlihat bahwa Detik.com ingin membuktikan bahwa isu kenaikan dolar
yang terjadi bukan hanya muncul dari pergolakan ekonomi dunia, tetapi
juga dari langkah-langkah dan kinerja pemerintah selama ini belum bisa
mengatasi permasalahan yang menyebabkan kerentanan ekonomi di
Indonesia.
Pada elemen suggest remedies (menyarankan tawaran) terlihat
bahwa Detik.com memberikan saran bahwa pemerintah seharusnya
dalam isu kenaikan dolar ini dapat memaksimalkan kinerjanya yang
selama ini belum terlihat hasil yang signifikan agar kegiatan ekonomi di
Indonesia tidak terganggu dan dapat normal kembali.
Dalam pemberitaan isu kenaikan dolar ini, strategi pembingkaian
Detik.com ini lebih menonjol pada elemen causal interpretation/diagnose
causes yang mengharapkan pembaca dapat fokus kepada apa penyebab
terjadinya pergolakan ekonomi di Indonesia. Tampaknya Detik.com
memang ingin memusatkan perhatian pembaca untuk terus mengikuti
perkembangan permasalahan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan pemaparan elemen-elemen yang terdapat pada analisis
framing Robert N. Entman, maka menjadi sesuai apabila framing Robert
N. Entman digunakan untuk menganalisis penelitian ini. Untuk itu dalam
penelitian ini diuraikan pembingkaian yang terdapat dalam pemberitaan
isu kenaikan dolar melalui konsepsi empat elemen ke dalam klasifikasi
berdasarkan framing Robert N. Entman yaitu realitas yang disajikan
secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk diperhatian dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu
realitas.
57
Merujuk pada pendapat dari Peter L. Berger dan Thomas
Luckmann melalui bukunya yang berjudul The Sociological of
Knowledge (1966), istilah konstruksi atas realitas sosial merupakan
proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu
menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subyektif. Maka melalui pemberitaan mengenai
kenaikan kurs dolar ini, Detik.com menjalankan konstruksi realitas sosial
yang merupakan pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan
berkembang di masyarakat, seperti konsep, kesadaran umum, wacana
publik, sebagai hasil dari konstruksi sosial. Tampak dari kesinambungan
antara elemen define problem (menentukan masalah), diagnose causes
(mendiagnosis penyebab), make moral judgments (membuat penilaian
moral) dan suggest remedies (menyarankan tawaran) memiliki benang
merah antara satu dengan yang lain. Benang merah ini lah yang
kemudian dapat ditarik untuk menyimpulkan sebuah makna besar pada
pemberitaan kenaikan kurs dolar ini, maka makna yang ingin
disampaikan Detik.com melalui pemberitaan mengenai isu kenaikan
dolar pada edisi 4 - 7 September 2018 adalah mengkritik mekanisme
kerja pemerintah yang kurang maksimal sehingga menimbulkan kondisi
ekonomi Indonesia terpuruk. Detik.com sebenarnya ingin meningkatkan
kesadaran masyarakat bahwa isu pelemahan nilai tukar rupiah ini patut
untuk dikhawatirkan, karena dampak dari terjadinya masalah dalam isu
ini juga dirasakan oleh masyarakat kecil, yang mana usaha-usaha mikro
yang dijalankan oleh masyarakat juga terkena imbas, ini yang membuat
perekonomian indonesia juga menjadi buruk. Tak hanya itu, masyarakat
juga berperan sebagai konsumen dari ekonomi mikro juga turut terkena
imbas dari masalah ini. Untuk itu Detik.com menaikan isu ini tak hanya
untuk membuat masyarakat peka terhadap permasalahan yang terjadi,
namun juga sebagai kritik terhadap masyarakat bahwa dampak dari
akibat terjadinya masalah dalam kenaikan kurs dolar ini dirasakan juga
oleh seluruh lapisan masyarakat, baik itu produsen dan konsumen di
dalam perekonomian.
58
Berdasarkan pendapat Entman yang memandang bahwa framing
adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana menseleksi isu dan
menulis berita. Cara pandang atau bagian mana yang ditonjolkan dan
dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut. Detik.com
sebagai media mencoba menyatukan cara berpikir pembaca terhadap isu
kenaikan dolar yang dibentuk oleh Detik.com. Dapat dikatakan, dalam
pembuatan berita, wartawan dapat memutuskan apa yang akan ia
beritakan, apa yang diliput, dan apa yang harus dibuang, apa yang
ditonjolkan dan apa yang harus disembunyikan kepada khalayak
sehingga mempunyai peran besar untuk menggiring opini publik.
Selain itu, Detik.com juga berupaya mengkontruksi pemikiran
pembaca dengan menganggap penting isu kenaikan dolar. Dalam
pemberitaannya, Detik.com secara tidak langsung menganggap kinerja
pemerintah kurang maksimal dan dengan naiknya dolar tak hanya
berimbas pada lapisan masyarakat bagian atas saja, tetapi seluruh lapisan
masyarakat dari bawah, menengah dan atas. Sehingga pembaca akan
terkonstruksi oleh berita yang disajikan Detik.com dan menganggap
penting persoalan mengenai isu kenaikan dolar.
Pada dasarnya konstruksi pemberitaan kenaikan pemberitaan dolar
yang disampaikan oleh Detik.com sesuai dengan karakteristik atau
keunggulan Detik.com yaitu "cepat", karena prinsip dasar dari sebaran
konstruksi media massa adalah informasi harus sampai pada pemirsa
dalam waktu yang cepat berdasarkan agenda media. Dengan hal ini,
penulis menyimpulkan bahwa Detik.com melakukan konstruksi sosial
dengan berbagai cara yang ditemukan melalui elemen-elemen analisis
framing Robert N. Entman bahwa konstruksi yang dibuat oleh Detik.com
dilakukan melalui strategi, yaitu konsep akutualisasi menjadi
pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu dalam
memperoleh berita. Hal ini termasuk pada tahapan sebaran konstruksi
dalam teori Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Selain itu, Detik.com
juga berupaya untuk mengkonstruksi pikiran pembaca dengan
menganggap penting peristiwa kenaikan dolar tersebut.
59
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan yang mengacu pada elemen Define Problems,
Diagnose Causes, Make Moral Judgement dan Treatment Recommendation
yang ada di dalam keempat berita yang diteliti, penulis melihat bahwa
tampaknya Detik.com ingin membentuk pembingkaian makna melalui
pemberitaan mengenai pemberitaan kenaikan kurs dolar pada edisi 4 - 7
September 2018 adalah mengkritik mekanisme kerja pemerintah yang kurang
maksimal sehingga menimbulkan kondisi ekonomi Indonesia terpuruk.
Detik.com sebenarnya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa
pelemahan nilai tukar rupiah ini patut untuk dikhawatirkan, karena dampak
dari terjadinya masalah dalam isu ini juga dirasakan oleh masyarakat kecil,
yang mana usaha-usaha mikro yang dijalankan oleh masyarakat juga terkena
imbas, ini yang membuat perekonomian indonesia juga menjadi buruk.
Kenaikan dolar yang dialami Indonesia tentunya akan melemahkan
nilai tukar rupiah dan mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat indonesia.
Secara tidak langsung Detik.com ingin membangun kesadaran masyarakat
agar lebih peka terhadap isu nasional yang sedang terjadi. Dalam
pemberitaan kenaikan kurs dolar ini, strategi pembingkaian Detik.com ini
lebih menonjol pada elemen causal interpretation/diagnose causes yang
mengharapkan pembaca dapat fokus kepada apa penyebab terjadinya
pergolakan ekonomi di Indonesia. Tampaknya Detik.com memang ingin
memusatkan perhatian pembaca untuk terus mengikuti perkembangan
permasalahan ekonomi di Indonesia.
Dengan hal ini, penulis menyimpulkan bahwa Detik.com melakukan
konstruksi sosial dengan berbagai cara yang ditemukan melalui elemen-
elemen analisis framing Robert N. Entman bahwa konstruksi yang dibuat
oleh Detik.com dilakukan melalui strategi, yaitu konsep akutualisasi menjadi
pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu dalam
memperoleh berita. Hal ini termasuk pada tahapan sebaran konstruksi dalam
60
teori Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Selain itu, Detik.com juga
berupaya untuk mengkonstruksi pikiran pembaca dengan menganggap
penting peristiwa kenaikan dolar tersebut.
B. Saran
Saran untuk media online Detik.com, seharusnya tidak terpaku dengan
kecepatan saja dalam menaikkan berita, tetapi juga memerhatikan kedalaman
dan cover both side dengan menyajikan lebih dari satu narasumber dalam
setiap pemberitaan agar pembaca tidak salah tafsir. Detik.com diharapkan
dapat memperhatikan dan memberikan penilaian antara sisi positif dan sisi
negatif yang berimbang, sehingga tidak menimbulkan keberpihakan yang
mengakibatkan pemberitaan menjadi tidak objektif.
61
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Birowo,Antonius. 2004. Metode Penulis dan Komunikasi Teori dan
Aplikasi.Yogyakarta: Gintayali.
Bungin, Burhan. 2011. Konstruksi Sosisal Media Massa. Jakarta:Prenada Media
Group.
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskusus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi & Politik
Media.Yogyakarta:LKiS Yogyakarta.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif. Malang: UIN
Maliki Press.
McQuail, Denis. 2002. McQuail's Reader in Mass Communication Theory.
London: SAGE Publications L.td.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sumadiria, Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.
Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori & Praktik. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.
62
Jurnal Ilmiah
Entman, Robert M. 1991. Framing US Coverage of International News: Contrast
in Narrative of the KAL and Iran Air Incident, dalam Jurnal of
Communication.
Entman, Robert M. 1993. Framing: Toward Clarification of a Fractured
Paradigm, dalam Journal of Communication.
Internet
http://www.amsi.or.id/display/member-amsi/detik-com/ diakses pada 20 November 2018
www.detik.com/dapur/redaksi diakses pada 4 April 2019
www.romeltea.com diakses pada 7 Januari 2019
www.romelteamedia.com diakses pada 7 Januari 2019
www.youtube.com/detikcom diakses pada 4 April 2019
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4196729/jokowi-rapat-bahas-rupiah-keok-
lawan-dolar-as-ini-hasilnya diakses pada 4 april 2019
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4199602/rupiah-ko-lawan-dolar-as-sri-
mulyani-pemerintah-siaga diakses pada 4 april 2019
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4200953/sri-mulyani-beberkan-kondisi-
ekonomi-ri-terkini diakses pada 4 april 2019
https://finance.detik.com/industri/d-4202288/rupiah-terpukul-pengusaha-kedelai-dan-
tempe-di-banten-mengeluh diakses pada 4 april 2019
Struktur Redaksi/Organisasi Detik.com
Direktur Pemberitaan Ahmad Ridwan Dalimunthe
Dewan Redaksi Ahmad Ridwan Dalimunthe, Iin
Yumiyanti, Andi Abdullah Sururi, Ardhi
Suryadhi, Elvan Dany Sutrisno, Odillia
Winneke, Sudajat, Fajar Pratama, Fakih
Fahmi
Pemimpin Redaksi /
Penanggung Jawab
Iin Yumiyanti
Wakil Pemimpin
Redaksi
Andi Abdullah Sururi, Ardhi Suryadhi,
Elvan Dany Sutrisno
Kepala Peliputan Herianto Batubara (Jakarta), Andi
Saputra (Daerah dan Luar Negeri)
Detik News Fajar Pratama (Redaktur Pelaksana),
Hestiana Dharmastuti (Wakil Redaktur
Pelaksana), Ahmad Toriq (Wakil
Redaktur Pelaksana), Bagus Prihantoro
Nugroho, Danu Damarjati, Dhani Irawan,
Edward Febriyatri Kusuma, Elza Astari
Retaduari, Erwin Dariyanto, Mei Amelia
R, Ferdinan, Idham Khalid, Indah
Mutiara Kami, Mega Putra Ratya, M
Iqbal, M Taufiqqurahman, Niken Widya
Yunita, Nograhany Widhi K, Novi
Christiastuti Adiputri, Ray Jordan, Rina
Atriana, Rivki, Rita Uli Hutapea, Niken
Purnamasari, Yulida Mediastara
Detik Finance Angga Aliya ZRF (Redaktur Pelaksana),
Hans Henricus B.S.A, Dana Aditiasari,
Zulfi Suhendra, Ardan Adhi Chandra,
Eduardo Simorangkir, Fadhly Fauzi
Rachman, Hendra Kusuma, Danang
Sugianto, Puti Aini Yasmin, Sylke Febrina
Laucereno, Trio Hamdani, Selfie Miftahul
Jannah, Achmad Dwi Afriyadi
Detik Sport Doni Wahyudi (Redaktur Pelaksana),
Amalia Dwi Septi, Femi Diah N, Fredy
Meylan Ismawan, Lucas Aditya, Mercy
Raya, Mohammad Resha Pratama,
Novitasari Dewi Salusi, Okdwitya Karina
Sari, Rifqi Ardita Widianto, Randy
Prasastya, Yanu Arifin
Detik Hot Nurul Ken Yunita (Redaktur Pelaksana),
Nugraha Rodiana (Wakil Redaktur
Pelaksana), Asep Syaifullah, Delia
Arnindita Larasati, Desy Puspasari, Devy
Octafiani, Dicky Ardian, Komario Bahar,
Mahardian Prawira Bhisma, Mauludi
Rismoyo, Prih Prawesti, Tia Agnes Astuti,
Dyah Paramita Saraswati, Veynindia
Esaloni Pardede, Febriyantino Nur
Pratama, Hanif Hawari
Detik i-Net Kris Fathoni (Redaktur Pelaksana), Fino
Yurio Kristo (Wakil Redaktur
Pelaksana), Anggoro Suryo Jati,
Muhammad Alif Goenawan,
Rachmatunnisa, Yudhianto, Josina, Agus
Tri Haryanto
Detik Food Odilia Winneke (Redaktur Pelaksana),
Lusiana Mustinda, Maya Safira,
Andi Annisa Dwi R, Annisa Trimirasti
Detik Oto Dadan Kuswaraharja (Redaktur
Pelaksana), M Luthfi Andika (Wakil
Redaktur Pelaksana), Rangga
Rahadiansyah, Dina Rayanti,
Khairul Imam Gozali,
Detik Health AN Uyung Pramudiarja (Redaktur
Pelaksana), Firdaus Anwar, M Reza
Sulaiman, Rahma Lillahi Sativa, Suherni
Detik Travel Fitraya Ramadhanny (Redaktur
Pelaksana), Afif Farhan (Wakil
Redaktur Pelaksana), Kurnia Yustiana,
Johanes Randy Prakoso, Wahyu Setya
Widodo, Melissa Bonauli, Syanti Mustika.
Wolipop Eny Kartikawati (Redaktur Pelaksana),
Hestianingsih (Wakil Redaktur
Pelaksana), Alissa Safiera, Arina
Yulistara, Kiki Oktaviani, Rahmi Anjani,
Mohammad Abdoeh, Daniel E. Ngantung,
Anggi Mayasari Violita.
20 Detik Gagah Wijoseno (Redaktur Pelaksana),
Fuad Fariz (Wakil Redaktur Pelaksana),
Triono Wahyu Sudibyo (Wakil Redaktur
Pelaksana), Septiana Ledysia, Achmad
Triyanto, Raisha Anagza, Okta Marfianto,
Billy Triantoro, Didik Dwi Haryanto,
Ihsan Danakusuma, Deny Fitrianto,
Wirsad Hafiz, Yandra Wijaya, M
Zaky Fauzi Azhar, Iswahyudy, Tri
Aljumanto, Rahmayoga, Nandya Bachtiar,
Niza Sari Pratiwi, Aji
Bagoes, Marisa, Lutfi Ichsan, Nugroho Tri
L, Lintang Jati Rahim, Fahrur Roji Asari,
Okky Budi Permana, Abdul Haris U,
Anggoro Fajar Purnomo, Muhammad
Abdurrosyid, Esty Rahayu Anggraini, Adil
Pradipta, Budi Setiawan, Suci Prasetyo
Seto, Nita Sari, Isfari Hikmat, Yulius
Dimas Wisnu, Mardi Rahmat, Aiga
Shesania, Gusti Ramadhan, Reza Julian,
M. Adrian Rachmadi, Ryan Deshana P,
Clara Angelita, Monica Arum, Rendy
Herdiansyah, Septian Fajarudin
Detik X Irwan Nugroho (Redaktur Pelaksana),
Sapto Pradityo (Wakil Redaktur
Pelaksana), Deden Gunawan, M. Rizal
Maslan, Aryo Bhawono, Pasti Liberti,
Ibad Durrohman, Gresnia, Melisa Mailoa
Detik Foto Dikhy Sasra (Redaktur Pelaksana), Ari
Saputra, Agung Phambudhy, Grandyos
Zafna, Rachman Haryanto, Rengga
Sancaya, Agus Purnomo, Aries Suyono,
M. Ridho Suhandi
Brand News Room Mega Putra Ratya (Head), Niken Widya
Yunita, Mustiana Lestari, Raras
Prawitaningrum, Suci Rizki Lestari
Research and
Development
Sudrajat (Head), Ki Agoos Auliansyah,
Mindra Purnomo, Zaki Alfarabi, Andhika
Akbaransyah, Fuad Hasim, Luthfy
Syahban, Edi Wahyono, Regista Arrizky.
Redaktur Bahasa Habib Rifai, Hadi Prayuda
Selasa, 04 Sep 2018 13:22 WIB
Jokowi Rapat Bahas Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Ini Hasilnya
Hendra Kusuma - detikFinance
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat bersama beberapa menteri
ekonomi, Gubernur Bank Indonesia (BI), dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Istana.
Materi rapat tersebut tentang pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
(AS).
Usai rapat, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan apa saja yang
dibahas selama 2 jam sejak pukul 09.00 itu.
"Artinya pembahasannya sudah semakin rinci, semakin detail supaya langkah-langkah
menjadi lebih konkret termasuk tentu saja karena tadi juga ada BI, OJK itu membicarakan
juga perkembangan seperti apa terakhir bahwa kursnya kuotasinya agak tidak baik hari-hari
ini," kata Darmin di Komplek Istana, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Darmin mengatakan, dalam rapat internal bersama orang nomor satu di Indonesia juga
sempat dibahas masalah teknis yang terjadi di lapangan.
"Misalnya soal kebutuhan valas dari BUMN, misalnya sempat kemarin ini tidak ada kuotasi
di bank2-bank kita mengenai kurs sehingga yang membutuhkan dolar malah bingung ini
berapa dan sebagainya," ungkap dia.
Dari pembahasan tersebut, selain menekankan penggunaan TKDN atau tingkat komponen
dalam negeri di setiap proyek, pemerintah juga fokus pada kinerja ekspor, dan pelaksanaan
biodiesel 20% (B20).
"Intinya adalah pembahasan hari ini merinci lebih lanjut untuk langkah-langkah yang tadinya
dianggap kurang konkret. Presiden ingin supaya kebijakan dan langkah-langkah betul-betul
konkret," ujar dia.
Pemerintah, kata Darmin, juga akan menerbitkan aturan baru yang akan membuat nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS kembali menguat dan stabil, melalui kinerja ekpsor.
"Memang kita belum, mungkin 1-2 hari lagi baru kita menjelaskan ekspor persisnya apa
targetnya apa tujuannya ke mana, memang itu perlu rinci sekali sehingga nanti kita bisa
memprediksi seperti apa perkembangan sebulan ke depan," tutup dia.
Rabu, 05 Sep 2018 23:57 WIB
Rupiah KO Lawan Dolar AS, Sri Mulyani: Pemerintah Siaga
Danang Sugianto - detikFinance
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Pemerintah berharap masyarakat tenang menyikapi nilai tukar rupiah yang
melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah tidak tinggal diam rupiah terus
dihantam penguatan dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pelemahan nilai tukar saat ini
disebabkan gonjang-ganjing perekonomian global. Selain perang dagang antara AS dan
China, gejolak ekonomi yang melanda Turki, Venezuela hingga Argentina membuat investor
khawatir menempatkan dananya di negara berkembang termasuk Indonesia.
"Seperti hari ini banyak fund manager rebalancing. Sekarang semua fund manager
menganggap emerging market bersiko sehingga mereka menghindar," tutur Sri Mulyani di
Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Sri Mulyani menjelaskan, para investor asing melihat kondisi makro ekonomi Indonesia dari
sisi pertumbuhan ekonomi dan inflasi masih terjaga, namun mereka melihat defisit neraca
berjalan masih melebar.
Hal itu terlihat dari investasi portofolio yang tercatat minus US$ 1,2 miliar di kuartal I-2018
dan hanya masuk US$ 0,1 miliar di kuartal II-2018. Investasi portofolio sendiri merupakan
catatan arus masuk modal asing ke pasar saham dan keuangan.
Namun untuk mengatasi hal itu, pemerintah mengambil langkah dengan menaikkan pajak
penghasilan (PPh) impor terhadap 1.147 komoditas. Tujuannya tentu untuk mengerem impor
yang menjadi pemberat dari defisit transaksi berjalan
"Neraca pembayaran kita dianggap merupakan bagian yang harus kita address. Maka
sekarang kita address isu itu. Kalau dari sisi kebijakan monter dan fiskal, APBN kita defisit
menurun, dan moneter tetap menjaga inflasi rendah," terangnya.
Sri Mulyani mengimbau masyarakat tidak perlu panik berlebihan melihat pelemahan rupiah.
Dia meminta agar masyarakat tetap percaya pemerintah dan BI tidak tinggal diam.
"Kondisi memang berubah, namun pemerintah ingin menyampaikan ke masyarakat,
pemerintah tetap siap siaga," kata Sri Mulyani (das/hns)
Kamis, 06 Sep 2018 19:45 WIB
Sri Mulyani Beberkan Kondisi Ekonomi RI Terkini
Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan terkait kondisi
ekonomi Indonesia saat ini. Sama dengan negara-negara lain, Indonesia tengah dibayangi
ketidakpastian global.
Sri Mulyani menjelaskan, ekonomi dunia dalam kondisi menantang. Hal tersebut dipicu
kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), likuiditas yang mengetat, yang dikombinasi dengan
perang dagang.
"Kita tahu ekonomi global sedang dalam kondisi menantang, ketidakpastian meningkat
karena kebijakan moneter juga mengetatnya likuiditas, kombinasi dengan ekspansi kebijakan
fiskal, perdagangan proteksionis dan perang dagang, yang menyebabkan ketidakpastian ke
banyak negara," kata dia di acara Indonesia International Geothermal Convention &
Exhibition (IIGCE) 2018 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Kebijakan AS berdampak pada nilai tukar banyak negara. Nilai tukar dolar AS menguat dan
membuat mata uang negara lain termasuk Indonesia melemah.
"Normalisasi ada peningkatan suku bunga, dolar AS apresiasi sangat kuat melawan banyak
mata uang di dunia termasuk Indonesia. Sekarang Indonesia depresiasi 7,7%," kata dia.
Meski begitu, Sri Mulyani mengatakan, ketatnya likuiditas paling menantang saat ini. Hal
tersebut terkait dengan pasokan atau supply dolar AS.
Bagi negara yang dengan sistem ekonomi terbuka, ketatnya likuiditas berpengaruh pada
defisit transaksi berjalan (current account deficit), termasuk Indonesia.
Sri Mulyani mengatakan, untuk mengatasi masalah ini perlunya memperbaiki fundamental
perekonomian. Indonesia, kata dia, telah melakukan perbaikan itu.
"Indonesia tidak terkecuali dari kondisi itu, tapi untungnya Indonesia setidaknya sudah
menguatkan fundamental sebelum era normaliasasi ini terjadi. Di mulai taper tantrum di
2013, Indonesia sudah mulai memperbaiki kerentanan dari ekonomi," ujarnya.
Perbaikan fundamental ini membuat perekonomian Indonesia masih sanggup tumbuh 5%
hingga saat ini. Pertumbuhan ini didukung dari sektor konsumsi, investasi, hingga belanja
pemerintah.
Kemudian, inflasi juga masih terjaga. Inflasi ini tak lepas dari peran pemerintah dan Bank
Indonesia (BI).
"Inflasi masih di level 3,18%, didukung kebijakan pemerintah berkaitan dengan stabilitas
harga pangan, harga yang diatur pemerintah, dan tentu saja bank sentral yang mengatur
kebijakan moneter yang bertujuan untuk stabilisasi," tutupnya.
Jumat, 07 Sep 2018 17:15 WIB
Rupiah Terpukul, Pengusaha Kedelai dan Tempe di Banten Mengeluh
Bahtiar Rivai - detikFinance
Foto: Bahtiar Rivai
Serang - Kenaikan kurs dolar atas rupiah dikeluhkan oleh pengusaha kedelai dan tempe.
Pasalnya, pasokan kedelai impor membuat mereka menaikkan harga jual ke pembeli.
Bahaudin misalnya, penjual kedelai untuk kawasan Kota Serang harus menaikkan harga
kedelai per kilogram. Kenaikan bahkan sampai kisaran Rp1000.
"Sebelum dolar naik dulu jual Rp 6,400. Sekarang kita jual Ro 7.400 per kilo," kata Bahaudin
kepada detikcom, Kota Serang, Banten, Jumat (7/9/2018).
Tapi, kenaikan harga ini menurutnya tidak sekaligus. Per dua minggu lalu, ia menjual sekitar
Rp 7.200 per kilo. Kenaikan ini, ia mengatakan dipengaruhi oleh kurs rupiah atas dolar.
Apalagi, kedelai yang ia dapat adalah impor dari Amerika.
"Ini semuanya impor, saya setiap hari mengambil dari distributor di pelabuhan di Cilegon
bisa 10-20 ton," ujarnya.
Sementara itu, Tanwiri, pengusaha tempe dan tahu di Kota Serang juga mengeluhkan hal
yang sama. Harga kedelai yang tinggi membuat para pengusaha tempe harus menurunkan
kualitas tempe dan tahu.
"Yang kewalahan tukang tempenya. keuntungan dia mengurang karena keambil untungnya
untuk beli kacang kedelai," ujarnya.
Jika perhari ia bisa menghasilkan 300 potong tempe ukuran 50 sentimeter, dengan kenaikan
harga ini, ia mengaku harus mengurangi produksi.
"Harapannya pemerintah harus menurunkan dolar. Usaha kecil begini kan kewalahan. Kalau
tempe dari awal harganya ya segitu aja, kualitas kita turunin kadang pembeli rewel juga,"
ujarnya.
DOKUMENTASI
Top Related