1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2003 – 2005 )
Tesis
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pascasarjana
pada Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro
Disusun Oleh : BIMO SATMOKO NOVIANDI, SE
C4A006155
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2007
2
Sertifikasi
Saya, Bimo Satmoko Noviandi, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya sendiri yang belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program magister manajemen ini ataupun pada program lainnya. Karya ini adalah milik saya, karena itu pertanggungjawabannya sepenuhnya berada di pundak saya. Bimo Satmoko Noviandi 29 November 2007
3
PENGESAHAN TESIS
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis berjudul :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN
KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2003 – 2005)
yang disusun oleh Bimo Satmoko Noviandi, NIM C4A006155
telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 10 Desember 2007 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Pembimbing utama Pembimbing Anggota
Prof. Dr. H. Arifin Sabeni , M.Com (Hons.), Akt. Drs. H.M. Kholiq Mahfud , M.Si
Semarang , 10 Desember 2007 Universitas Diponegoro Program Pascasarjana
Program Studi Magister Manajemen Ketua Program
Prof. Dr. H. Suyudi Mangunwihardjo
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, kekuatan, petunjuk dan ijin-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul ”ANALISIS FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU
PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
JAKARTA PERIODE 2003 - 2005)”. Tak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya serta para sahabat sampai datangnya
hari kiamat kelak.
Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat guna menyelesaikan Program
Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang. Penulis menyadari
dalam menyelesaikan Penulisan Tesis banyak diberi bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak berupa saran dan masukan dalam mengatasi kesulitan yang
dihadapi penulis. Untuk itu perkenankanlah penulis memberikan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Arifin Sabeni, M.Com (Hons), Akt.. Sebagai Dosen
Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dengan sabar dan bijaksana
dalam membimbing serta memberikan arahan, nasehat, dan semangat penulis
sampai terselesaikannya tesis ini.
2. Bapak Drs. H.M. Kholiq Mahfud , M.Si. Sebagai Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan waktu dengan sabar dan bijaksana dalam membimbing serta
5
memberikan arahan, nasehat, dan semangat penulis sampai terselesaikannya
tesis ini.
3. Para Dosen dan seluruh staf pengajar Magister Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bafi
penulis.
4. Para staf administrasi dan tata usaha Magister Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan studi di Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
5. Kedua Orang Tuaku tercinta atas kasih sayang, perhatian, pengertian,
kesabaran, pengorbanan dan dukungannya baik materiil maupun moril serta
doanya yang tiada henti seumur hidup kepada penulis.
6. Adikku tersayang (Hapsari Ayu) terima kasih atas semangat dan doamu
kepada kakakmu ini.
7. ”Someone In My Life”, Bapak, Ibu, Liona, Bizmar, terima kasih atas kasih
sayang, cinta, dukungan, perhatian, pengertian, dan semangat yang tiada henti
selama ini kepada penulis. Semoga kelak kita benar-benar menjadi satu
keluarga yang baik.
8. Teman-teman kos Indah di Singosari terima kasih atas doa, keceriaan dan
semangat bagi penulis.
9. All My Best Fiend, Mas Rizka, Mbak Tatik, Mbak Ais, Leli, Haris, Doni,
Nana, Vivin, Mas Januar, Mita, Mas Yoga, Vj, Indra, dan semua angkatan 27
6
MM kelas malam. Terimakasih atas ketulusan doa dan kebersamaan kalian
selama ini. Semoga ukhuwah kita tidak sampai disini.
10. Pak Budiman selaku pimpinan saya dan segenap karyawan PT. PLN (Persero)
APJ Semarang terimakasih untuk ijin-ijin keluar kantor dan pengertiannya
sehingga terselesaikannya tesis ini.
11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan tesis ini, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini belumlah
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Akhirnya penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Semarang, November 2007
Penulis,
Bimo Satmoko Noviandi, SE
7
ABSTRACT
Timeliness of report is very needed by the users of financial (report). Since it represents as a main variable in a good financial report. Information reported in financial report supposed to be relevant with the prediction and decision taken, and it is also more updated and not only correspond with the previous period. Briefly, it is important to take into account the timeliness of report in organizing the financial report.
This research will examine the factors which determine the Timeliness of
financial report by using the enterprises in manufacture sectors as the object of research. These enterprises located in BEJ, and the researcher take the period of research 2003-2005. Then, the factors examined in this research consist of the size of enterprises, profitability, complexity of operation, age of enterprise and also others transactions of extra ordinaries items. The methods of sampling in this research using the purposive sampling methods and data used are secondary data which published in public. The number of sample in this research is 381 (127 enterprise of manufacture sector x 3 years of observation). Then, the analysis of this research uses the analysis regression logistic methods.
The result of the goodness of fit is represented by the value of chi square :
5,068, with the significancy value 0,750, it means that the model is correct and compatible, then it is no need to do another model modification. The result of omnibus test shows a value of 12,722 with the significancy 0,026 which represent the use of Timeliness of delivery of financial report can be definitely predicted by the variabel size of firm, profitability, complexity of operation, age of firm and the transactions of extraordinary items. Key words : Timeliness of financial, size of firm, profitability, complexity of operation, age of firm and the transactions of extraordinary items
8
ABTRAKSI
Ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan karena merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Informasi yang dihasilkan laporan keuangan harus relevan dengan prediksi dan keputusannya, harus lebih bersifat baru dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu sehingga informasi akan menjadi tidak relevan manakala informasi tersebut tidak tepat waktu.
Penelitian ini akan menguji mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan yang menggunakan objek perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2003-2005. Adapun faktor-faktor yang di uji adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan dan item-item luar biasa (extra ordinary). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan data yang digunakan adalah data sekunder yang dipublikasikan dimana jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 381 (127 perusahaan manufaktur x 3 tahun pengamatan). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik.
Hasil pengujian kelayakan model regresi dengan observasi diperoleh nilai
chi square sebesar 5,068 dengan signifikansi 0,750 yang berarti model tersebut sudah tepat dengan tidak perlu adanya modifikasi model. Hasil pengujian Omnibus test diperoleh nilai sebesar 12,722 dengan signifikansi 0,026 yang berarti bahwa penggunaan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dapat diprediksi oleh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan dan transaksi item luar biasa. Ukuran R square sebesar 0,033 yang berarti bahwa hanya 3,3% variasi ketepatwaktuan pelaporan keuangan dapat diprediksi dari variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan dan keberadaan transaksi item luar biasa. Kata kunci : ketepatan waktu pelaporan keuangan, ukuran perusahaan,
profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan, item-item luar biasa
9
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Surat Pernyataan Keaslian Tesis ..................................................................... ii
Halaman Persetujuan ....................................................................................... iii
Halaman Motto/Persembahan ......................................................................... iv
Abstract ........................................................................................................... v
Abstraksi ......................................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................ vii
Daftar Tabel .................................................................................................... x
Daftar Lampiran .............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 8
1.3.1. Tujuan Penelitian ....................................................... 8
1.3.2. Manfaat Penelitian ..................................................... 8
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu .............................. 10
2.1.1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory) ..................... 10
2.1.2. Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan
Keuangan ................................................................... 11
2.1.3. Ukuran Perusahaan .................................................... 14
10
2.1.4. Profitabilitas ............................................................... 16
2.1.5. Kompleksitas Operasi ................................................ 19
2.1.6. Umur Perusahaan ....................................................... 19
2.1.7. Item-item Luar Biasa ................................................. 20
2.2. Penelitian Terdahulu ............................................................... 22
2.3. Pengembangan Model ............................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................ 30
3.2. Populasi dan Penentuan Sampel ............................................. 30
3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 31
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................... 32
3.5. Teknik Analis ......................................................................... 32
3.5.1. Model Regresi Logistik ............................................. 32
3.5.2. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 32
BAB IV ANALISA DATA
4.1. Sampel Penelitian ................................................................... 34
4.2. Deskripsi Variabel .................................................................. 35
4.3. Analisa Data ........................................................................... 38
4.3.1. Uji Normalitas Data ................................................... 38
4.3.2. Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) ................... 39
4.3.3. Overall Fit Test .......................................................... 42
4.3.4. Uji Koefisien Secara Parsial ...................................... 44
4.4. Pembahasan ............................................................................ 46
11
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 51
5.2. Implikasi Hasil Penelitian ...................................................... 52
5.3. Saran Penelitian ...................................................................... 53
Daftar Pustaka ................................................................................................. 54
Lampiran
12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan sebagai sebuah informasi harus relevan untuk
pengambilan keputusan (Bariwan, 1992). Informasi tidak dapat dikatakan relevan
jika informasi tersebut tidak tepat waktu (timelines). Informasi harus tersedia
untuk pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kesempatan
atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan. Dengan demikian informasi
dikatakan relevan jika informasi memiliki nilai prediksi, nilai umpan balik dan
tersedia tepat waktu.
Ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan sangat dibutuhkan oleh
pemakai informasi laporan keuangan, misalnya : akuntan, manajer, investor dan
analis keuangan, bahkan Asosiasi Profesi Akuntansi pada tahun 1954 telah
melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan
keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai
(Dyer dan McHugh dalam Owusu-Ansah, 2000). Informasi yang didistribusikan
kepada masyarakat harus bersifat tulus, terbuka, integritas dan tepat waktu (Ang :
1997). Munter dan Robinson (1999) menyatakan bahwa laporan keuangan
bertujuan antara lain untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
investor dan kreditor saat ini maupun potensial serta para pengguna lainnya untuk
melakukan investasi yang rasional, kredit, serta keputusan-keputusan yang sejenis.
Pelaporan yang tepat waktu memberikan andil bagi kinerja yang efisien
dan cepat dari pasar-pasar saham di dalam pemberian harga (pricing) dan fungsi
13
evaluasi. Pelaporan yang tepat waktu membantu untuk mengurangi tingkat insider
trading, kebocoran dan rumor di dalam pasar. Akibatnya, kebanyakan bursa
saham di dunia menuntut perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam bursa
saham mengeluarkan laporan keuangan yang diaudit secara tepat waktu ke pasar.
Dyer dan McHugh dalam Owusu-Ansah (2000) berpendapat bahwa
ketepatan waktu pelaporan keuangan (timelines) merupakan karakteristik penting
bagi laporan keuangan (Bandi, 2000).
Keterlambatan pelaporan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik
langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung para investor mungkin
menanggapinya sebagai pertanda (signal) yang buruk bagi perusahaan. Secara
langsung, sebagai contoh di pasar Modal Australia pada tahun 1974 pernah terjadi
38 perusahaan sahamnya telah dilarang diperdagangkan hanya karena gagal
memberikan laporan keuangan tahunan sesuai dengan persyaratan ketepatan
waktu bagi bursa (Dyer dan McHugh dalam Owusu Ansah, 2000)
Ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan
keuangan, pemakai tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan
dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru, dan
tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu. Ketepatan waktu ini
mengandung arti bahwa informasi yang digunakan oleh investor dan kreditor
harus dapat tepat saat pembuatan prediksi dan keputusan. Informasi yang tidak
tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut merupakan
informasi yang relevan. Namun demikian informasi yang relevan ditunjukkan
apabila informasi tersebut memiliki : a) nilai prediksi, b) mempunyai umpan balik
14
dan c) tepat waktu. Dengan demikian informasi akan menjadi tidak relevan
manakala informasi tersebut tidak tepat waktu. Oleh karena itu tepat waktu
merupakan sebuah keharusan dalam publikasi laporan keuangan.
Lebih jauh Owusu-Ansah (2000) menyebutkan bahwa ketepatan waktu
memberikan andil bagi kinerja yang efisien dan cepat dari pasar saham dalam
fungsi evaluasi pricing mereka, pelaporan tepat waktu juga membantu
mengurangi tingkat insider trading, kebocoran dan rumor di pasar saham.
Selanjutnya dalam penelitian (Feltham, 1972) juga telah menunjukkan bahwa
ketepatan waktu informasi laporan keuangan perusahaan mempengaruhi harga
sekuritas di pasar (Givoly dan Palmon, 1982 : Chambers dan Penman, 1984).
Bukti-bukti empiris ini menunjukkan dukungan kuat terhadap pentingnya
ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan. Akibatnya kebanyakan bursa
saham di dunia termasuk BEJ menuntut kepada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di pasar saham mengeluarkan laporan keuangan yang telah diaudit
dengan tepat waktu.
Di Indonesia pun ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah
diatur dalam Undang Undang mengenai pasar modal. Undang-undang No.8 tahun
1995 tentang peraturan pasar modal menyatakan bahwa semua perusahaan yang
terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara
berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan kepada masyarakat. Apabila
perusahaan-perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam maka dikenakan sanksi administrasi
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Peraturan
15
mengenai penyampaian laporan keuangan ini telah diperbaharui oleh Bapepam
pada tahun 1996 dan mulai berlaku kembali pada tanggal 17 Januari 1996. Dalam
peraturan baru ini disebutkan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 90 hari terhitung sejak
tanggal berakhirnya tahun buku. Menurut undang-undang dan peraturan
Bapepam, perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan
secara tepat waktu akan dikenakan sanksi administrasi dan denda. Sanksi dan
denda yang dikenakan cukup berat. Namun demikian, masih ada beberapa
perusahaan yang tidak dapat menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya masalah ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
Terdapat beberapa penelitian di Indonesia mengenai ketepatan waktu
pelaporan dan dapat dikategorikan menjadi dua tipe (Saleh, 2004). Tipe pertama
berkaitan dengan dampak ketepatan waktu dengan keragaman laba (Bandi (2000),
Safrudin (2004)). Tipe kedua berkaitan dengan pola keterlambatan laporan
keuangan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Na’im (1999), Saleh
(2004).
Penelitian di manca negara oleh Dyer dan McHugh (1975) dalam Owusu-
Ansah (2000) meneliti mengenai ketepatan waktu laporan keuangan tahunan.
Hasil penelitian perusahaan menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan waktu
penutupan akhir tahun secara signifikan dikaitkan dengan kelambatan pelaporan,
namun mereka menyatakan tidak ada hubungan signifikan antara ketepatan waktu
16
pelaporan dan profitabilitas. Gilling (1977) dalam Owusu-Ansah (2000)
mendapatkan bahwa ketepatan waktu pelaporan bergantung kepada manajemen
perusahaan, dan auditor yang memberikan opininya. Penelitian mengenai
ketepatan waktu dalam kaitannya dengan variabel-variabel keuangan
perushaanjuga banyak diteliti di Indonesia dan memberikan hasil yang berbeda-
beda.
Saleh (2004) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan dan profitabilitas tidak berhubungan secara signifikan
dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur.
Sedangkan faktor item-item luar biasa dan/atau kontinjensi (EXTRA) secara
signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-
perusahaan manufaktur.
Penelitian yang dilakukan oleh Chambers dan Penman (1984) dalam
Bandi (2000) di Amerika menemukan bukti empiris bahwa ada hubungan terbalik
antara besarnya perusahaan dan keterlambatan pelaporan. Soo dan Schwatrz
(1996) dalam Bandi (2000) meneliti ketidakpatuhan perusahaan di Amerika
terhadap peraturan pengungkapan informasi SEC. Ketidakpatuhan ini dipengaruhi
oleh ukuran perusahaan, perubahan auditor, dan kesulitan keuangan.
Adanya perbedaan hasil dari beberapa penelitian terdahulu terhadap
beberapa rasio yang digunakan dalam penelitian ini, maka penelitian ini mencoba
menguji kembali keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh Saleh dan justifikasi
17
atas beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan di luar negeri. Adapun
faktor-faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah ukuran
perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur dan item luar biasa (extra
ordinary). Penelitian Saleh tidak mendapatkan hasil yang signifikan pada variabel
item luar biasa.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh yaitu dalam penelitian ini memasukkan variabel kompleksitas
operasi sebagai variabel penelitian. Berdasarkan asumsi bahwa operasional yang
kompleks pada perusahaan akan memberikan kesulitan dan keterbatasan pada
akuntan internal untuk menyusun laporan keuangan secara tepat waktu.
Penelitian ini juga dilakukan pada periode yang belum diteliti oleh
penelitian sebelumnya di Indonesia baik yang dilakukan oleh Naim (1998), Bandi
(2000), Saleh (2004), yang mengambil sampel penelitian sebelum tahun 2003,
sehingga penelitian ini diharapkan akan memberikan temuan empiris yang
berbeda dengan penelitian sebelumnya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan diperolehnya beberapa hasil
penelitian mendapatkan hasil-hasil yang berbeda mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan
diyakini memberikan andil bagi kinerja yang efisien dan cepat dari pasar-pasar
saham di dalam pemberian harga (pricing) dan fungsi evaluasi, serta membantu
untuk mengurangi tingkat insider trading, kebocoran dan rumor di dalam pasar,
18
sehingga perlu diteliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabiltas, kompleksitas
operasi perusahaan, umur perusahaan dan item-item luar biasa terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan. Berdasarkan pada rumusan masalah
diatas, maka pertanyaan penelitiannya adalah :
1. Bagaimanakh ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan perusahaan?
2. Bagaimanakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan?
3. Bagaimanakah kompleksitas operasi berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan perusahaan?
4. Bagaimanakah umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan perusahaan?
5. Bagaimanakah item-item luar biasa berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan perusahaan?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu laporan
keuangan perusahaan.
2. Menganalisis pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap ketepatan waktu
laporan keuangan perusahaan.
19
3. Menganalisis pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap ketepatan
waktu laporan keuangan perusahaan.
4. Menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap ketepatan waktu laporan
keuangan perusahaan.
5. Menganalisis pengaruh item-item luar biasa terhadap ketepatan waktu
laporan keuangan perusahaan.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk praktisi manajemen perusahaan, analis keuangan, investor dan kreditur
bahwa hasil penelitian ini akan memberikan gambaran serta temuan-temuan
tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan manufaktur.
2. Untuk akademisi, hasil penelitian ini akan memberikan wacana (input) bagi
perkembangan studi akuntansi mengenai konsep dasar yang berkaitan dengan
ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan sebagai salah satu karakteristik
kualitatif informasi laporan keuangan untuk perusahaan manufaktur.
3. Untuk organisasional BAPEPAM, BEJ dan lembaga yang turut andil dalam
pengambilan kebijakan di pasar modal, kiranya temuan penelitian ini akan
menjadi masukan dalam membuat aturan, menetapkan sangsi dan denda serta
arah kebijakan ketepatan waktu pelaporan yang lebih sesuai, dalam
meminimalisir tingkat keterlambatan pelaporan sesuai skedule.
20
21
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang
psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses
sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Terdapat
dua perspektif dasar dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum,
yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan
individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap
perubahan-perubahan dalam tangible, insentif, dan penalti yang berhubungan
dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap
sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai
dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui
moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi
hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen
normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti
mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk
mendikte perilaku.
Berdasarkan perspektif normatif maka sudah seharusnya bahwa teori
kepatuhan ini dapat diterapkan di bidang akuntansi. Apalagi di dalam UU No. 8
22
tahun 1995, secara eksplisit telah menyebutkan bahwa setiap perusahaan publik
wajib memenuhi ketentuan dalam undang-undang tersebut dan khususnya dalam
penyampaian laporan keuangan berkala secara tepat waktu kepada BAPEPAM.
Sehubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan oleh perusahaan-
perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta, maka kepatuhan emiten dalam
melaporkan pelaporan keuangan merupakan suatu hal yang mutlak dalam
memenuhi kepatuhan terhadap prinsip pengungkapan informasi yang tepat waktu.
2.1.2 Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan
Timeliness didefinisikan sebagai suatu pemanfaatan informasi oleh
pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau
kemampuannya untuk mengambil keputusan. Menurut Ang (1997) informasi yang
tepat waktu berati jangan sampai informasi yang disampaikan sudah basi atau
sudah menjadi rahasia umum. Baridwan (1992) tepat waktu diartikan bahwa
informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar
untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari
tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
Informasi tidak dapat dikatakan relevan jika tidak tepat waktu, informasi
harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut
kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (Anis
Chariri dan Imam Ghozali, 2001). Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi,
tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai
kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke
23
pemakai laporan keuangan. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan
keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan
perubahan dalam perusahaan yang akan mempengaruhi pemakai informasi dalam
membuat prediksi dan keputusan.
Selanjutnya informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan
manajemen dalam merespon setiap kejadian atau permasalahan. Apabila informasi
itu tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut
kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan. Informasi tepat
waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi
dalam lingkungan kerja mereka.
Menurut Dyer dan McHugh (1975) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa banyak pihak percaya ketepatan waktu laporan merupakan karakteristik
penting bagi laporan keuangan itu sendiri, pihak-pihak tersebut misalnya akuntan,
manajer dan analis keuangan. Lebih lanjut ketepatan waktu pelaporan keuangan
merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai.
Chamber dan Penman (1984) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua
cara : (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan
dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan dan (2) ketepatan
waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan
yang diharapkan dan faktor-faktor yang mermpengaruhi perilaku pelaporan tepat
waktu. Sehubungan dengan ketepatan tersebut, menurut IAI (2002) bahwa suatu
perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lambat empat
bulan setelah tanggal neraca. Apabila terjadi keterlambatan dalam penyampaian
24
pelaporan keuangan, maka akan dikenakan sangsi administrasi dan denda sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan pasar modal. Faktor-
faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran
atau ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu.
Perusahaan publik diwajibkan untuk menyerahkan dan mempublikasikan laporan
keuangan setengah tahunan yang belum diaudit. Adapun daftar pelaporan
keuangan yang diterapkan pada perusahaan publikdi Indonesia seperti pada tabel
2.1 berikut
Tabel 2.1 Daftar Pelaporan Rutin Perusahaan Publik Di Indonesia
Pelaporan rutin yang diperlukan
Dilaporkan kepada
Tenggang waktu
• Laporan keuangan tahunan • BAPEPAM dan BEJ
• Laporan auditan dalam 120 hari.
• Laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan
• BAPEPAM dan BEJ
• Minimal pada dua buah surat kabar besar yang mempunyai sirkulasi luas.
• Laporan keuangan tengah tahunan
• BAPEPAM dan BEJ
• Ulasan terbatas : 90 hari, tidak audit : 60 hari, di audit : 120 hari.
• Laporan keuangan tengah tahunan yang dipublikasikan
• BAPEPAM • Minimal pada dua buah surat kabar besar yang mempunyai sirkulasi luas.
• Laporan perempat tahunan • BAPEPAM dan BEJ
• Setiap tiga bulan.
• Laporan apropriasi dana yang diperoleh dari publik
• BEJ • Bulanan
• Laporan registrasi bulanan • BEJ • Bulanan Sumber : IAI, 2002
Ketepatan waktu pelaporan merupakan fungsi dari faktor-faktor yang
bersifat spesifik bagi perusahaan dan audit yang terkait. Faktor-faktor audit yang
terkait adalah faktor-faktor yang cenderung menghambat (atau membantu) auditor
dalam pelaksanaan tugas audit dan pengeluaran laporan audit secara tepat.
Sebaliknya, faktor-faktor yang bersifat spesifik bagi perusahaan adalah faktor-
25
faktor yang memungkinkan manajemen untuk menghasilkan laporan tahunan
yang lebih tepat waktu atau mengurangi biaya yang berkaitan dengan penundaan
yang belum disesuaikan dalam pelaporan. Penelitian ini menelaah beberapa
faktor yang relevan dengan kondisi sosial-ekonomi di Indonesia. Faktor-faktor
terkait audit termasuk adanya item item luar biasa dan /atau kontingen, bulan dari
akhir tahun finansial dan kompleksitas operasi perusahaan dan faktor spesifik
perusahaan termasuk ukuran perusahaan, profitabilitas, kecepatan dan umur
perusahaan. Dampak dari masing-masing faktor ini pada ketepatan waktu
diteorikan di bawah ini.
2.1.3. Ukuran Perusahaan
Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibanding perusahaan
kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya, karena perusahaan besar
banyak disorot oleh masyarakat (Dyer dan McHugh, 1975). Perusahaan
mempunyai pengetahuan lebih tentang peraturan-peraturan yang ada, oleh karena
itu perusahaan besar mungkin lebih mentaati peraturan mengenai ketepatan waktu
pelaporan keuangan dibanding perusahaan kecil.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa biasanya perusahaan memiliki
lebih banyak sumber, lebih banyak staf dan sistem informasi yang lebih canggih
yang menghasilkan laporan tahunan yang lebih tepat waktu. Selain itu, perusahaan
besar mampu memasang dan mengoperasikan alat bantu komputer yang modern
yang cepat dalam pemprosesan dan pengawasan barang persediaan dan operasi
26
produksi. Penggunaan alat ini menghasilkan persiapan yang lebih cepat dan
laporan tahunan yang lebih tepat waktu (Owusu-Ansah, 2000).
Kedua, perusahaan besar cenderung memiliki sistem kontrol internal
yang kuat dengan konsekuensi bahwa auditor menghabiskan lebih sedikit waktu
dalam pelaksanaan uji kesesuaian dan substantif. Oleh karenanya penundaan
diminiminalkan dan hal ini memungkinkan perusahaan untuk melapor secara tepat
ke publik. Ketiga, perusahaan besar cenderung untuk diikuti oleh relatif banyak
analis keuangan yang biasanya bergantung pada ketepatan waktu menerbitkan
laporan tahunan untuk memastikan dan merevisi perkiraan mereka akan prospek
ekonomi mendatang dari perusahaan. Karena perusahaan besar biasanya diikuti
oleh relatif banyak analis, maka ada insentif bagi perusahaan untuk melapor
secara tepat waktu guna menghindari perdagangan spekulatif dalam saham
mereka. Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan besar melaporkan lebih
tepat waktu dibandingkan perusahaan yang lebih kecil (Dyer dan McHugh 1975;
Ashton et al, 1989; Frost dan Pownall, 1994 dalam Owusu-Ansah (1999)).
Dalam beberapa penelitian variabel ukuran perusahaan diukur
menggunakan total asset dan total penjualan seperti yang digunakan oleh Dyer
dan McHugh (1975) dan Ainun Naim (1998) dalam penelitiannya. Alternatif lain
yang dapat digunakan untuk mengukur variabel ukuran perusahaan adalah dengan
menggunakan natural log of market value atau natural log of capitalization
seperti yang digunakan dalam penelitian (Bandi; 2000 dan Respati; 2001).
Anomali ukuran perusahaan lebih disebabkan operasi ketersediaan
27
informasi yang terpublikasi. Jumlah informasi yang terpublikasi untuk perusahaan
meningkat sesuai dengan peningkatan ukuran perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
H1 : Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap ketepatan
waktu laporan keuangan perusahaan.
2.1.4. Profitabilitas
Menurut Ang (1997) rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas
menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Dasar
pemikiran bahwa tingkat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk
menilai keberhasilan efektivitas perusahaan, tentunya berkaitan dengan hasil akhir
dari berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh
perusahaan dalam periode berjalan.
Dyer dan McHugh dalam Owusu Ansah (2000) berpendapat bahwa ada
kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu dan sebaliknya perusahaan
yang mengalami kerugian akan melaporkan terlambat. Jika pengumuman laba
berisi berita baik mungkin akan cenderung dilaporkan tepat waktu dan sebaliknya
jika pengumuman laba berisi berita buruk maka pihak manajemen akan terlambat
untuk menyampaikan laporan keuangan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah
dengan menggunakan rasio profit margin, return on asset, return on equity.
28
Dalam penelitian yang dilakukan Dyer dan McHugh (1975) bahwa profitability
diukur dengan menggunakan return on ordinary capital.
Menurut Weston dan Copeland (1995), return on asset (ROA) biasanya
disebut sebagai hasil pengembalian atas total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur
efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. Kadang-kadang rasio
ini disebut juga sebagai hasil pengembalian atas investasi (return on
investment/ROI). Perusahaan yang berhasil mempunyai laba yang relatif besar
jika dibandingkan dengan perusahaan yang kurang maju.
Profitabilitas diperkirakan mempengaruhi perilaku ketepatan waktu
pelaporan dari perusahaan. Dye dan Sridhar (1995) dalam Owusu-Ansah (2000)
menyatakan bahwa perusahaan dengan hasil yang gemilang (kabar baik) akan
melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan perusahaan yang operasi yang gagal
atau yang mengalami kerugian (kabar buruk). Hal ini karena profitabilitas
mengukur efisiensi operasi perusahaan. Kinerja dari sebuah perusahaan memiliki
pengaruh pada pasar untuk sekuritas perusahaan, dan untuk ketrampilan
manajerial perusahaan (Manne, 1965; Fama, 1980; Watts dan Zimmerman, 1986
dalam Owusu-Ansah (2000)). Pasar untuk ketrampilan manajerial perusahaan
menggunakan kinerja perusahaan untuk menentukan penghargaan peluang luar
dari manajemen. Misalnya, sebuah perusahaan dengan kabar baik (kinerja positif)
akan mengalami kenaikan dalam nilai pasar. Kebalikannya berlaku bagi
perusahaan dengan kabar buruk (kinerja negatif). Maka masuk akal untuk
memperkirakan manajemen dari sebuah perusahaan yang berhasil untuk
melaporkan berita baiknya ke publik lebih tepat waktu. Sebaliknya, auditor
29
membutuhkan banyak waktu untuk mengaudit perusahaan yang gagal (resiko
tinggi) sebagai pencegahan atas tuntutan hukum (litigasi) potensial di masa depan.
Dyer dan McHugh (1975) dalam Owusu-Ansah (2000) melaporkan tidak
ada hubungan antara profitabilitas dan kelambatan laporan total di Australia.
Sebaliknya, Lawrence (1983) dalam Owusu-Ansah (2000) memberikan bukti
bahwa perusahaan yang tertekan secara finansial di Amerika Serikat sangat
menunda pengeluaran laporan tahunan mereka. Dia mengamati bahwa sekitar
47% dari perusahaan dalam sampelnya membutuhkan waktu empat bulan atau
lebih setelah akhir tahun finansial mereka untuk melaporkan secara terbuka, dan
lebih dari seperlima mengajukan kebangkrutan sebelum pengeluaran laporan
tahunan mereka.
Saleh (2004) menemukan bukti empiris bahwa profitability tidak secara
signifikan mempengaruhi keterlambatan pelaporan keuangan. Sehingga tidak ada
kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan (profit) untuk
menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu atau perusahaan yang
mengalami kerugian akan melaporkan terlambat. Sedangkan Naim (1999)
menemukan bukti empiris bahwa profitability secara signifikan mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
hipotesis yang diajukan adalah:
H2 : Profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap ketepatan
waktu laporan keuangan perusahaan.
2.1.5. Kompleksitas Operasi
30
Diperkirakan bahwa tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan
akan mempengaruhi bagaimana ketepatan waktu perusahaan melaporkan ke
publik. Tingkat kompleksitas perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi
unit operasinya (cabang) dan diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih
cenderung mempengaruhi waktu yang diperlukan auditor untuk menyelesaikan
tuga auditnya, sehingga juga mempengaruhi waktu dimana perusahaan pada
akhirnya mengeluarkan laporan keuangannya ke masyarakat. Maka diperkirakan
hubungan positif antara kompleksitas operasi dan penundaan audit. Hubungan
yang dihipotesakan ini didukung oleh Ashton et al (1987) dalam Owusu-Ansah
(2000) yang mendapati hubungan positif signifikan antara kompleksitas
operasional perusahaan dengan penundaan audit. Adanya peundaan audit
memiliki arti bahwa laporan keuangan tidak dapat diberikan secara tepat waktu.
Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang diajukan adalah:
H3 : Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh negatif terhadap
ketepatan waktu laporan keuangan perusahaan.
2.1.6. Umur Perusahaan
Owusu-Ansah (2000) menyatakan bahwa ketepatan dalam laporan
keuangan oleh sebuah perusahaan dipengaruhi oleh umur perusahaan
(perkembangan dan pertumbuhannya). Hipotesis ini didasarkan pada teori kurva
pembelajaran. Teori tersebut menyatakan bahwa pengurangan dalam waktu
pelaporan akan terjadi ketika jumlah laporan tahunan yang yang dihasilkan
mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah laporan tahunan dapat terjadi karena
31
perusahaan yang lebih mapan dalam opersionalnya. Osuwu-Ansah (2000)
menyatakan bahwa perusahaan mapan yang lebih tua cenderung menjadi trampil
dalam pengumpulan, pemprosesan, dan pengeluaran informasi ketika diperlukan
karena sudah belajar dari pengalaman. Berdasar hal ini maka hipotesis yang
diajukan adalah :
H4 : Umur perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap ketepatan waktu
laporan keuangan perusahaan.
2.1.7. Item-item Luar Biasa
Item-item luar biasa mencerminkan suatu kejadian material yang tidak
berulang-ulang yang timbul dari aktivitas bisnis atau ekonomi yang bukan
merupakan bagian dari operasi normal perusahaan. Item-item kontinjensi
berkaitan dengan kondisi atau situasi pada tanggal neraca (balance sheet date),
yang pengaruh financialnya akan ditentukan oleh kejadian mendatang yang
mungkin terjadi ataupun tidak (IASC 1995: 182).
Menurut IAI (2002), kontinjensi merupakan suatu kondisi atau situasi,
dengan hasil akhir berupa keuntungan atau kerugian, yang baru dapat
dikonfirmasi setelah terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa yang
tidak pasti terjadi di masa depan. Sedangkan peristiwa setelah tanggal neraca, baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan adalah peristiwa yang terjadi
antara tanggal neraca dan tanggal penerbitan laporan keuangan.
Penyampaian dalam artian mengungkapkan item-item luar biasa dan atau
kontinjensi adalah merupakan bagian dari sistem informasi dalam pelaporan
32
keuangan perusahaan. Apabila informasi yang dimaksud merupakan informasi
yang bersifat kualitatif atau tidak dapat dinyatakan dalam satuan moneter
(kuantitatif) lebih sulit untuk dievaluasi baik aspek materialitas atau relevansinya.
Informasi kualitatif akan relevan dan bermanfaat untuk diungkapkan bila
informasi tersebut berguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
dikatakan relevan bila informasi yang bersangkutan dapat menambah nilai
informasi secara keseluruhan dan bukan sebaliknya justru mengurangi nilai
dengan penyajian keterangan yang terlalu rinci sehingga sulit dianalisis.
Pada umumnya terdapat lima macam informasi kualitatif yang perlu
diungkapkan terhadap pos dan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan
yaitu: ketidakpastian (contingencies), dasar penilaian dan kebijakan akuntansinya,
perubahan akuntansi, keterikatan dengan suatu perjanjian atau kontrak, dan
peristiwa-peristiwa setelah tanggal neraca.
Perusahaan-perusahaan yang melaporkan item-item luar biasa dan/atau
kontinjensi lebih cenderung mengeluarkan laporan keuangan tahunanya lebih
lambat jika dibandingkan perusahaan yang tidak melaporkan item-item luar biasa
dan/atau kontinjensi (Owusu dan Ansah, 2000). Hal ini disebabkan karena item-
item luar biasa mencerminkan kejadian material yang tidak berulang yang timbul
dari aktivitas bisnis/ekonomi yang bukan merupakan bagian dari operasi normal
perusahaan, dan diperkirakan memerlukan waktu audit tambahan. Demikian juga,
item item kontingen berkaitan dengan kondisi atau situasi pada waktu neraca
(balance sheet date), pengaruh finansialnya akan ditentukan oleh kejadian
mendatang yang mungkin terjadi ataupun tidak (International Accounting
33
Standards Commitee, 1995: 182). Karena ketidakpastian yang ada dalam estimasi
hasil dari item item luar biasa dan kontingen, item item tersebut cenderung
mengikat auditor dalam pembahasan dan negosiasi lebih lama bila auditor
mempersoalkan sifat, keberadaanya, dan estimasi jumlah yang terlibat. Bukti
empiris yang ada mengindikasikan bahwa perusahaan yang melaporkan item luar
biasa dan/atau kontingen adalah pelapor yang lebih lambat karena mereka
memerlukan investigasi audit yang cermat (Ng dan Tai, 1994 dalam Owusu-
Ansah (2000)). Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang diajukan adalah:
H5 : Item-item luar biasa memiliki pengaruh negatif terhadap ketepatan
waktu laporan keuangan perusahaan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Literatur tentang ketepatan waktu laporan keuangan perusahaan ada dua
jenis utama. Tipe pertama berkaitan dengan dampak ketepatan waktu pelaporan
pada keragaman laba saham (Chambers dan Penman, 1984 dalam Owusu-Ansah
(2000)). Tipe kedua terutama berkaitan dengan pola, keterlambatan laporan, dan
faktor faktor yang mempengaruhi perilaku pelaporan tepat waktu (Dyer dan
McHugh, 1975 dalam Owusu-Ansah (2000)).
Dyer dan McHugh (1975) dalam Owusu-Ansah (2000) mengawali
penelitian empiris dalam ketepatan waktu laporan finansial tahunan dari
perusahaan perusahaan Australia. Mereka menelaah hubungan antara perilaku
34
pelaporan dari 120 perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham Sydney pada bulan
Juni 1971 dan ukuran perusahaan, waktu penutupan akhir tahun, dan profitabilitas.
Mereka awalnya mengkaji tanda tangan auditor, dan kelambatan pelaporan total
selama periode enam tahun sampai 1971. Dyer dan McHugh (1975) dalam
Owusu-Ansah (2000) mendapati bahwa ukuran perusahaan dan waktu penutupan
akhir tahun secara signifikan berhubungan dengan kelambatan total. Namun
mereka melaporkan tidak ada hubungan signifikan secara statistik antara
ketepatan waktu pelaporan dan profitabilitas.
Courtis (1976) dalam Owusu-Ansah (2000) memperluas alur penelitian ini
dengan pengkajian hubungan antara empat atribut tambahan dari perusahaan dan
penundaan pelaporan dari perusahaan perusahaan yang terdaftar di Selandia Baru.
Atribut atribut yang dikaji itu adalah umur perusahaan, jumlah pemegang saham,
jumlah halaman dari laporan tahunan dan industri. Kecuali untuk industri, tak
satupun dari auditor yang dikaji secara signifikan dikaitkan dengan kelambatan
tanda tangan auditor. Dia mendapati bahwa bila perusahaan dalam industri energi
dan bahan bakar dan dalam industri finance adalah pelapor tercepat, perusahaan
perusahaan dalam industri pertambangan dan eksplorasi serta industri jasa adalah
pelapor yang lamban. Courtis (1976) dalam Owusu-Ansah (2000) mengamati
bahwa perusahaan perusahaan dalam sampelnya membutuhkan waktu empat
setengah bulan setelah akhir tahun finansial mereka untuk melapor ke para
pemegang saham. Dia menghubungkan kurangnya ketepatan waktu ini dengan
waktu tiga bulan, rata rata, yang diperlukan auditor Selandia Baru untuk men-sah-
kan akun dari perusahaan klien.
35
Sementara Davies dan Whittred (1980) dalam Owusu-Ansah (2000)
menguji tiga indikasi empiris yang menunjukkan interaksi akhir tahun antara
manajemen dan auditor, yaitu, tipe perusahaan audit, perubahan dalam perusahaan
audit dan ada atau tidaknya item-item luar biasa. Hasil dari analisa statistik
mereka mengindikasikan bahwa tipe perusahaan audit dan adanya item-item luar
biasa dikaitkan dengan perilaku pelaporan dari 100 perusahaan sampel yang
terdaftar di Australian Associated Stock Exchange dari 31 Desember 1972 sampai
31 Desember 1977.
Penelitian lanjutan lainnya di perusahaan perusahaan Amerika Utara
meskipun menggunakan desain penelitian yang canggih, hanya mendapati
penundaan audit (Givoly dan Palmon, 1982; Ashton dkk, 1987; Bamber dkk, 1989
dalam Owusu-Ansah (2000)). Misalnya, Bamber dkk (1993) dalam Owusu-
Ansah (2000) menelaah hubungan multivarian antara teknologi audit yang
terstruktur, faktor faktor spesifik-perusahaan, faktor faktor yang terkait audit dan
ketepatan waktu laporan audit di Amerika Serikat. Mereka melaporkan bahwa
pendekatan audit terstruktur secara signifikan dikaitkan dengan kelambatan
laporan audit yang lebih lama.
Dalam sebuah kajian komparatif oleh Frost dan Pownall (1994) dalam
Owusu-Ansah (2000), mereka mendapati bahwa perusahaan perusahaan domestik
maupun asing yang terdaftar di Amerika Serikat merupakan pelapor yang lebih
tepat waktu dibandingkan rekan mereka yang terdaftar di Inggris. Penelitian
mereka juga memberikan bukti tentang hubungan antara ukuran perusahaan, dan
36
listing bursa Amerika Serikat dan kelambatan laporan dari perusahaan perusahaan
sampel dalam masing-masing negara.
Penelitian sebelumnya terutama terfokus pada pasar yang dikembangkan
dengan hanya dua penelitian yang menelaah perilaku ketepatan waktu pelaporan
dari perusahaan perusahaan yang terdaftar di pasar saham yang berkembang.
Hingga sekarang, tak satupun penelitian secara sistematik menelaah pengaruh
relatif dari faktor faktor spesifik perusahaan dan yang terkait audit, seperti
dikemukakan oleh Davies dan Whittred (1980), tentang perilaku ketepatan waktu
pelaporan dari perusahaan di ekonomi yang berkembang. Penelitian ini
memberikan andil bagi literatur dengan pemberian bukti semacam itu.
Penelitian di indonesia mengenai ukuran perusahaan dan hubungannya
dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan juga dilakukan oleh Naim (1999)
Saleh (2004), yang menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan tidak
signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam penelitian Naim
(1999) ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total asset dan total
penjualan, sedangkan dalam Saleh (2004) ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan market value (market capitalization).
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Tahun Variabel Model analisis
Hasil
1 Dyer dan McHugh 1975 Variabel independen : ukuran perusahaan, waktu penutupan akhir tahun, dan profitabilitas Variabel dependen : ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan
Regresi logistik
Hanya ukuran perusahaan dan waktu penutupan akhir tahun yang signifika
37
2 Courtis 1976 Variabel independen : umur perusahaan, jumlah pemegang saham, jumlah halaman dari laporan tahunan dan industri Variabel dependen : ketepatwaktuan pelaporan.
Regresi logistik
Hanya variabel industri yang signifikan
3 Gilling 1977 Variabel independen : Tipe perusahaan audit, perubahan dalam perusahaan audit dan item luar biasa terhadap Variabel dependen : perilaku pelaporan
Regresi logistik
Tipe perusahaan audit dan item luar biasa berpengaruh signifikan terhadap perilaku pelaporan
4 Owusu-Ansah
2000 Variabel independen : Ukuran perusahaan, Profitability, Umur perusahaan, Waktu tunggu pelaporan audit, Gearing (kecepatan), Item luar biasa Bulan dari akhir tahun finansial. Variabel dependen : Kecepatan pelaporan
Regresi linier
Ukuran perusahaan, profitability, umur perusahaan dan waktu tunggu pelaporan audit mempengaruhi kecepatan perusahaan dalam mengumumkan pendapat awalnya, tapi hanya ukuran perusahaan yang tepat waktu saat dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahun yang diaudit.
5 Naim
1998 Variabel independen : Ukuran perusahaan, Financial distress, Profitability Variabel dependen : Ketepatan waktu pelaporan
Regresi logistik
Faktor ukuran perusahaan, financial distress, tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan profitability secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
38
pelaporan keuangan.
7 Bandi (Indonesia)
2000 Variabel independen : Ukuran perusahaan Variabel dependen : Keterlambatan audit, Keterlambatan pelaporan setelah audit, Keterlambatan total
Regresi Ketepatan waktu pelaporan keuangan antara perusahaan besar dan kecil berbeda. Selain itu juga ditemukan bukti empiris bahwa hubungan keterlambatan dengan besarnya perusahaan positif walaupun hasilnya tidak signifikan
9 Rachmad Saleh (Indonesia)
2004 Variabel independen : • Rasio Gearing • Profitabilitas • Ukuran perusahaan • Umur Perusahaan • Item-item luar biasa
dan/atau kontinjensi (EXTRA)
Struktur kepemilikan Variabel dependen : Ketepatan waktu pelaporan
Regresi logistik
Hanya item luar biasa yang secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur
Sumber : Jurnal penelitian terdahulu
2.3. Pengembangan Model
Model yang diajukan dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan perusahaan adalah sebagai
berikut:
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
39
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar Kerangka Pemikiran
Informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi
tersebut kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
(Anis Chariri dan Imam Ghozali, 2001). Ketepatan waktu tidak menjamin
relevansi, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Informasi
mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu
sampai ke pemakai laporan keuangan. Ketepatan waktu mengimplikasikan
bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk
menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang akan mempengaruhi pemakai
informasi dalam membuat prediksi dan keputusan karena informasi yang tepat
waktu akan mempengaruhi kemampuan manajemen dalam merespon setiap
kejadian atau permasalahan.
Perusahaan publik diwajibkan untuk menyerahkan dan mempublikasikan
laporan keuangan setengah tahunan yang belum diaudit. Menurut IAI (2002)
bahwa suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling
Umur Perusahaan
Item-item luar biasa
Ketepatan Laporan
Kompleksitas Operasi
40
lambat empat bulan setelah tanggal neraca. Apabila terjadi keterlambatan dalam
penyampaian pelaporan keuangan, maka akan dikenakan sangsi administrasi dan
denda sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan pasar
modal.
Dyer dan McHugh (1975) dalam penelitiannya menyatakan bahwa banyak
pihak percaya ketepatan waktu laporan merupakan karakteristik penting bagi
laporan keuangan itu sendiri, pihak-pihak tersebut misalnya akuntan, manajer dan
analis keuangan. Lebih lanjut ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan
elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai.
Dengan mendasarkan pada penelitian terdahulu dihipotesiskan bahwa
ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan dan
item-item luar biasa dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan.
.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini digambarkan mengenai variabel penelitian dan definisi
operasional, lingkup penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel,
metode pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan dalam pengujian
hipotesis yang telah diajukan.
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Operasionalisasi variabel penelitian ditunjukkan sebagai berikut :
1. Variabel terikat
Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu merupakan suatu pemanfaatan informasi oleh pengambil
keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau
kemampuannya untuk mengambil keputusan. Perusahaan menyampaikan
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 90 hari
setelah tahun buku berakhir atau batas akhir penyampaian laporan tanggal 31
Maret tahun berikutnya. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory pada laporan keuangan tahunan dari emiten manufaktur di Bursa
Efek Jakarta periode 2004-2006.
2. Variabel bebas
a. Ukuran perusahaan
42
Ukuran perusahaan diukur berdasarkan besarnya aset yang dimiliki
perusahaan. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode
2004-2006.
b. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Provitabilitas diukur dengan menggunakan ROA.
EAT ROA =
Total aset
Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode 2004-2006.
c. Kompleksitas operasi
Kompleksitas operasi menunjukkan tingkat kesulitan opersional yang
terjadi pada operasional perusahaan hingga anak cabangnya.
d. Umur perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan lama waktu keberadaan perushaan hingga
saat penelitian dilakukan. Dalam hal ini umur perusahaan diukur dengan
selisih periode awal berdirinya perusahaan dengan tahun penelitian.
e. Item luar biasa
Item luar biasa menunjukkan keberadaan pos-pos atau item-item khusus
yang tidak dapat digolongkan dalam salah satu account dalam laporan
keuangan dasar. Diukur dengan keberadaan pos item luar biasa dalam
laporan keuangan.
43
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran 1 Ketepatan Waktu
(TIME)
Pelampauan penyajian laporan keuangan pada batas 90 hari setelah tahun buku berakhir
0 = tidak tepat waktu 1 = tepat waktu
2 Ukuran perusahaan Ukuran besar kecilnya perusahaan relatif terhadap perusahaan lainnya. Ukuran perusahaan diukur berdasarkan besarnya aset yang dimiliki perusahaan
Total asset
3 Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Provitabilitas diukur dengan menggunakan ROA
EAT ROA = Total aset
4 Kompleksitas operasi
Kompleksitas operasi menunjukkan tingkat kesulitan opersional yang terjadi pada operasional perusahaan hingga anak cabangnya
Jumlah cabang
5 Umur perusahaan Umur perusahaan menunjukkan lama waktu keberadaan perushaan hingga saat penelitian dilakukan. Dalam hal ini umur perusahaan diukur dengan selisih periode awal berdirinya perusahaan dengan tahun penelitian
Umur dalam tahun
6 Item luar biasa Item luar biasa menunjukkan keberadaan pos-pos atau item-item khusus yang tidak dapat digolongkan dalam salah satu account dalam laporan keuangan dasar. Diukur dengan keberadaan pos item luar biasa dalam laporan keuangan
0 = tidak ada 1 = ada
Sumber : Dikembangkan untuk analisis
3.2 Populasi dan Penentuan Sampel
44
Populasi ialah kelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999). Untuk
penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan di Bursa Efek
Jakarta.
Adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka dalam penelitian ini
digunakan sampel yang berasal dari populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999). Penentuan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, karena
populasi yang dijadikan sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria tertentu
sesuai dengan yang dikehendaki. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003, 2004, 2005. Kriteria
untuk dipilih sebagai sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang sudah listed selama 3 tahun berturut-turut di
Bursa Efek Jakarta.
2. Menyampaikan laporan keuangan tahunan ke BAPEPAM selama 3 tahun
yang berakhir pada periode 31 Desember 2003, 2004, 2005 dan
dipublikasikan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dipublikasikan. Data sekunder yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi atau
45
perusahaan yang bukan merupakan pengolahnya. Sumber data berasal dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang terdapat di Capital Market
Reference Center (CMRC) BEJ dan Jakarta Stock Exchange. Adapun data
sekunder secara lengkap yang digunakan adalah laporan keuangan (annual report)
perusahaan-perusahaan manufaktur untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31
Desember 2003, 2004, 2005.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data historis tahun
2003, 2004 dan 2005 yaitu dengan menggunakan data dokumentasi yang
diperoleh dari lapora keuangan tahunan dari setiap perusahaan manufaktur selama
tiga tahun.
3.5. Teknik Analisis
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan dianalisis dengan
alat statistik sebagai berikut :
3.5.1. Model Regresi Logistik
Penelitian ini menggunakan model regresi logistik yaitu :
Status = α1 + β1 SIZE + β2 PROFIT + β3 COMPLEX + β4 AGE + β5 EXTRA + e1 1 - Status
Penggunaan model regresi logistik ini dikarenakan variabel bebas dalam
penelitian berupa variabel dummy (0 = tidak tepat waktu , 1 = tepat waktu).
Analisis ini mirip dengan analisis diskriminan. Perbedaan keduanya terletak pada
tidak diperlukannya syarat normalitas data. Satu-satunya asumsi yang harus
46
dipenuhi adalah tidak adanya masalah multikolinieritas dari variabel-variabel
bebasnya.
3.5.2. Pengujian yang dilakukan
Tahan-tahap pengujian dengan regresi logistik adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Goodness of fit model
Pengujian goodness of fit model dilakukan dengan menggunakan Uji
Hosmes Lameshow test. Pada prinsipnya pengujian ini bertujuan untuk
menguji kecocokan antara data hasil prediksi dengan data hasil observasi.
Syarat uji :
a. Jika signifikansi < 0,05 berarti model belum memenuhi goodness of fit
b. Jika signifikansi > 0,05 berarti model sudah memenuhi goodness of fit
2. Ketepatan model regresi logistik.
Untuk menguji ketepatan model regresi logistik dilakukan dengan
menggunakan nilai –2 log likelihood. Nilai –2 log likelihood yang lebih
kecil dari χ2 menunjukkan sebagai model regresi logistik yang fit.
3. Pengujian hipotesis
Pengujian kemaknaan pengaruh masing-masing variabel secara parsial
terhadap ketepatan waktu laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan
uji Wald. Nilai signifikansi Wald yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan
adanya pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
47
BAB IV
ANALISA DATA
4.1. Sampel Penelitian
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 127
perusahaan manufaktur pada laporan keuangan tahun 2003 hingga 2005. Jumlah
data tersebut didasarkan pada ketersediaan dan kelengkapan data penelitian dari
laporan keuangan tahunan tahun 2003 hingga 2005. Dari 142 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ, terdapat data yang tidak lengkap karena tidak
menyediakan informasi mengenai jumlah anak cabang sebagai pegukuran
kompleksitas operasi, sehingga hanya 127 perusahaan saja yang memiliki
kelengkapan data. Dengan menggunakan metode penggabungan data (pooling)
selama 3 tahun berturut-turut diperoleh sebanyak 3 x 127 = 381 data pengamatan.
Sebagaimana tujuan penelitian, pengujian signifikansi pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan dan keberadaan
transaksi item luar biasa terhadap ketepatwaktuan (timeliness) dari penyajian
laporan keuangan diuji dengan menggunakan model regresi linier logistic karena
variabel ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan diukur dengan variabel
dummy. Namun demikian sebelumnya akan terlebih dahulu dilihat deskripsi dari
masing-masing-masing variabel yang disajikan berikut ini.
48
4.2. Diskripsi Variabel
Sebagai tinjauan awal terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan
ringkasan data-data dalam bentuk statistik diskriptif untuk masing-masing
variabel.
Tabel 4.1 Deskripsi variabel penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Asset 381 2549 51617367 2027842,38 5247497,557SIZE 381 7,8435 17,7594 13,259169 1,5124247PROFIT 381 -144,0428 108,0038 3,383831 16,2992209COMPLEX 381 1 34 4,32 5,870AGE 381 7 88 28,18 12,261
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2007
Data penelitian sebagaimana diringkas pada tabel 4.1 tersebut
menunjukkan bentuk statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yang berbentuk skala atau rasio.
Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan mnggunakan total asset
dari seluruh sampel selama tahun penelitian menunjukkan rata-rata sebesar
Rp. 2027842,38 juta dengan standar deviasi sebesar Rp. 5247497,557 juta. Antara
nilai minimum dan maksimum terdapat rentang yang cukup besar. Hal ini
menunjukkan adanya variasi ukuran sampel yang cukup besar. Dalam hal ini
untuk pengujian statistik selanjutnya, ukuran perusahaan menggunakan
trasformasi logaritma natural.
Kondisi variabel profitabilitas berupa rasio ROA menunjukkan rata-rata
sebesar 3,8383 yang berarti bahwa secara rata-rata diperoleh adanya laba positif
dari seluruh perusahaan sample atau secara umum selama periode penelitian tahun
49
2003 hingga 2005 diperoleh adanya kemampuan perusahaan sample dalam
mendapatkan laba bersih hingga mencapai 3,8383% dari seluruh asset yang
dimiliki perusahaan. Meskipun demikian nilai minimum yang memiliki tanda
negatif menunjukkan bahwa ada beberapa perusahaan yang mengalami laba
negatif atau mengalami kerugian.
Kondisi varabel kompleksitas operasi perusahaan sampel yang diukur
dengan banyaknya anak cabang (subsidiary) diperoleh rata-rata sebesar 4,32. Hal
ini berarti bahwa secara rata-rata setiap perusahaan sampel memiliki sebanyak 4
anak cabang. Dengan demikian informasi keuangan dari masing-masing anak
cabang akan memberikan waktu tertentu yang memungkinkan memberikan
dampak terhadap proses audit. Nilai minimum variabel kompleksitas operasi
adalah sebesar 1 sedangkan nilai maksimum adalah sebesar 34.
Umur perusahaan (dalam tahun) rata-rata dari persahaan sampel adalah
sebesar 28,18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum perusahaan
sampel dalam hal ini perusahaan manufaktur sudah cukup lama terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Umur terkecil dari perusahaan sampel adalah 7 tahun pada tahun
2003 atau 9 tahun pada tahun 2005.
Kondisi keberadaan transaksi item luar biasa dalam laporan keuangan
tahunannya diukur dengan variabel dummy yang diperoleh sebagai berikut :
50
Tabel 4.2 Keberadaan Luar Biasa
Keberadaan Item Luar Biasa
Jumlah Persenatase %
Tidak Ada Ada
333 48
87,4 12,6
Jumlah 381 100,0 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2007
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel tidak
melakukan transaksi yang tergolong dalam item luar biasa yaitu sebanyak 333
laporan keuangan atau 87,4% dan hanya 12,6% saja dari laporan keuangan yang
terdapat laporan transaksi item luar biasa oleh perusahaan. Beberapa pos yang
biasanya dimasukkan dalam pos luar biasa misalnya : laba/rugi yang berasal dari
penghapusan hutang, laba/rugi yang merupakan selisih antara nilai tercatat dan
pembayaran maupun kompensasi akumulasi rugi fiskal.
Sementara dari data yang diperoleh terdapat perusahaan yang
menyampaikan laporan keuangan secara tidak tepat waktu. Ketepatwaktuan
laporan keuangan adalah maksimal disajikan kepada publik pada tanggal 31 April
tytahun 2006. Selebihnya perusahaan dinilai melakukan pelaporan secara tidak
tepat waktu. Ketepatan waktu pelaporan adalah dengan komposisi sebagai berikut
:
Tabel 4.3 Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan
Ketepatwaktuan Jumlah Persenatase
Tidak tepat waktu
Tepat waktu
129
252
33,9
66,1
Jumlah 381 100,0
51
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2007
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar laporan keuangan yang
dilaporkan oleh emiten dapat dilaporkan kepada publik secara tepat waktu yaitu
mencapai 66,1% dari seluruh laporan keuangan, sedangkan 33,9% lainnya tidak
dilaporkan secara tepat waktu.
4.2 Analisis Data
Pengujian hipotesis mengenai kemaknaan prediksi ketepatwakuan
penyampaian laporan audit kepada publik dilakukan dengan menggunakan model
regresi logistik. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh antara variabel independen terhadap vaiabel dependen.
Penggunaan analisis regresi logistik ini adalah karrena variabel dependen
(ketepatwaktuan) adalah merupakan data yang berbentuk dummy, daimana
variabel ini merupakan variabel yang dinyatakan dalam nilai 0 untuk
menunjukkan perusahaan yang tidak tepat waktu dan nilai 1 yang menunjukkan
bahwa perusahaan yang tepat waktu.
Model analisis ini mirip dengan pengujian dengan analisis diskriminan.
Perbedaan utama dari analisis regresi logistik dengan analisis diskriminan adalah
diperlukannya syarat variabel yang berdisrribusi normal untuk analisis
diskriminan sedangkan untuk analisis regresi logistik tidak mengharuskan data
yang berdistribusi normal. Untuk memastikan bahwa penggunaan analisis regresi
logistik adalah metode yang tepat sebelumnya akan diuji terhadap normalitas data.
4.2.1. Uji Normalitas Data
52
Pengujian normalitas data dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov
Test. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai probabilitas
pengujian yang berada di atas 0,05. Hasil pengujian untuk variabel-variabel yang
tidak berbentuk variabel dummy adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
381 381 381 38113,259169 3,383831 4,32 28,181,5124247 16,29922 5,870 12,261
,068 ,169 ,286 ,184,068 ,160 ,283 ,184
-,041 -,169 -,286 -,0701,332 3,293 5,576 3,585,057 ,000 ,000 ,000
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
SIZE PROFIT COMPLEX AGE
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tiga dari empat variabel yang diukur
menunjukkan tidak berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
probabilits (asymp. Sig) di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa analisis dengan
model regresi logistik adalah yang paling tepat.
4.2.2. Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)
Langkah awal untuk mengetahui bahwa suatu model regresi logistik
merupakan sebuah model yang tepat, terlebih dahulu akan dilihat bentuk
kecocokan atau kelayakan model. Kelayakan model pada prinsipnya dilakukan
dengan membandingkan prediksi model regresi logistik dengan data hasil
pengamatan atau data empirisnya. Pengujian ini diperlukan untuk memastikan
tidak adanya kelemahan atas kesimpulan dari model yang diperoleh. Model
53
regresi logistik yang baik adalah apabila tidak terjadi perbedaan antara data hasil
pengamatan dengan data yang diperoleh dari hasil prediksi. Pengujian tidak
adanya perbedaan antara prediksi dan observasi ini dilakukan dengan uji Hosmer
Lameshow dengan pendekatan metode Chi square. Dengan demikian apabila
diperoleh hasil uji yang tidak signifikan, maka berarti tidak terdapat perbedaan
antara data estimasi model regresi logistik dengan data observasi. Hasil pengujian
Hosmer Lameshow test diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hosmer Lameshow test
Step Chi-square df Sig. 1 5,068 8 ,750
Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil pengujian kesamaan model prediksi dengan observasi diperoleh nilai
chi square sebesar 5,068 dengan signifikansi sebesar 0,750. Dengan nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka berarti tidak diperoleh adanya
perbedaan antara data estimasi model regresi logistik dengan data observasinya.
Hal ini berarti bahwa model tersebut sudah tepat dengan tidak perlu adanya
modifikasi model.
Untuk memperjelas gambaran atas ketepatan model regresi logistik dengan
data observasi dapat ditunjukkan dengan tabel klasifikasi yang berupa tabel
tabulasi silang antara dari hasil prediksi dan hasil observasi. Tabulasi silang
sebagai konfirmasi tidak adanya perbedaan yang signifikan antara data hasil
observasi dengan data prediksi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
54
Table 4.6 Tabel klasifikasi
Classification Tablea
16 112 12,511 242 95,7
67,7
ObservedTidak Tepat WaktuTepat Waktu
TIMELINESS
Overall Percentage
Step 1
Tidak TepatWaktu Tepat Waktu
TIMELINESSPercentage
Correct
Predicted
The cut value is ,500a.
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 128 sampel yang secara empiris
menunjukkan perusahaan tidak tepat waktu, hanya 16 perusahaan atau 12,5%
yang secara tepat dapat diprediksikan oleh model regresi logistik ini sebagai
perusahaan yang tidak tepat waktu, dan 112 perusahaan menyimpang dari
prediksi, sedangkan dari 253 sampel yang tepat waktu, hanya 242 perusahaan
atau 95,7% yang dengan tepat dapat diprediksikan oleh model regresi logistik ini
sedangkan 11 perusahaan lain tidak diprediksi secara tepat. Dengan demikian
secara keseluruhan berarti bahwa 258 sampel dari 381 sampel atau 67,7% sampel
dapat diprediksikan dengan tepat oleh model regresi logistik ini. Cukup tingginya
persentase ketepatan tabel klasifikasi tersebut (diatas 60%) mendukung tidak
55
adanya perbedaan yang signifikan terhadap data hasil prediksi dan data
observasinya yang menunjukkan sebagai model regresi logistik yang baik.
4.2.3. Overall Fit Test
Overall fit test diuji dengan menggunakan nilai –2 log likelihood atau uji
omnibus test. Nilai –2 log likelihood menunjukkan penurunan angka kecocokan
berdasarkan model iterasi yang dilakukan. Nilai –2 log likelihood yang turun
cukup besar menunjukkan bahwa model akan semakin fit.
Pada blok awal (beginning block) yaitu pada model hanya dengan
konstanta, diperoleh nilai –2 log likelihood sebesar 486,398. Jika dibandingkan
dengan nilai –2 log likelihood awal diperoleh sebesar 486,452, maka demikian
diperoleh bahwa nilai –2 log likelihood mengalami penurunan yang sangat kecil.
Dengan demikian model dengan hanya menggunakan konstanta menunjukkan
belum merupakan model yang fit.
Pengujian pada blok 1 atau pengujian dengan memasukkan seluruh
prediktor (5 prediktor) diperoleh nilai –2 log likelihood mengalami penurunan
menjadi sebesar dari sebesar 473,677. Dengan demikian diperoleh terjadi
penururan nilai –2 log likelihood mengalami penurunan yang besar sehingga
memungkinkan diperolehnya overall fit model. Dengan demikian model dengan
lima prediktor juga menunjukkan sebagai model yang baik. Hal ini berarti bahwa
penggunaan dengan konstanta dengan enam variabel keduanya menunjukkan
56
sebagai model yang mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan.
Bukti bahwa penurunan nilai -2 log likelihood merupakan pengujian yang
mengarah pada bentuk model yang fit dapat dilihat dari nilai chi square pada
omnibus test of model coefficient.
Table 4.7 Omnibus test of Model Coefficient
Chi-square df Sig. Step 1 Step 12,722 5 ,026 Block 12,722 5 ,026 Model 12,722 5 ,026
Sumber : Data sekunder yang diolah
Nilai chi square dalam omnibus test of model coefficient merupakan
penurunan (selisih) nilai -2 log likelihood dari model awal dengan model dengan
5 prediktor. Hasil pengujian omnibus test diperoleh nilai chi square sebesar
12,722 dengan signifikansi sebesar 0,026. Dengan nilai signifikansi yang lebih
kecil dari 0,05 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
ketepatawaktuan penyampaian laporan keuangan dapat diprediksi oleh variabel
ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan dan
keberadaan transaksi item luar biasa
Untuk mengetahui besarnya variasi prediksi dari kelima variabel tersebut
terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dapat dilihat dari nilai R
square.
Table 4.8 Summary Table
57
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 473,677(a) ,033 ,046
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dalam hal ini ada dua ukuran R square yaitu Cox & Snell yaitu sebesar
0,033. Hal ini berarti bahwa dengan ukuran Cox & Snell diperoleh hanya 3,3%
variasi ketepatwaktuan pelaporan keuangan dapat diprediksikan dari variabel
ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan dan
keberadaan transaksi item luar biasa.
4.2.4. Uji koefisien secara parsial
Pengujian kemaknaan prediktor secara parsial dilakukan dengan
menggunakan uji Wald dan dengan pendekatan chi square diperoleh sebagai
berikut :
Tabel 4.9 Hasil uji regresi logistic
Variables in the Equation
-,102 ,080 1,622 1 ,203 ,903,018 ,008 4,777 1 ,029 1,018,014 ,021 ,428 1 ,513 1,014,002 ,010 ,032 1 ,859 1,002
-,724 ,318 5,189 1 ,023 ,4851,973 1,041 3,591 1 ,058 7,194
SIZEPROFITCOMPLEXAGEEXTRAConstant
Step1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: SIZE, PROFIT, COMPLEX, AGE, EXTRA.a.
Sumber : Data sekunder yang diolah
Persamaan regresi logistik dapat ditulis sebagai berikut :
Status Log = 1,973 – 0,102 SIZE + 0,018 PROFIT + 0,014 COMPLEX 1- status
+ 0,002 AGE – 0,724 EXTRA
58
Variabel terikat dalam model regresi logistik ini merupakan probabilitas
dari ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dibandingkan dengan
ketidaktepatan penyampaian laporan keuangan.
Diperoleh bahwa koefisien variabel ukuran perusahaan dan item khusus
memiliki koefisien yang bertanda negatif, sedangkan variabel profitabilitas.
Kompleksitas operasi dan umur perusahaan memiliki koefisien positif. Penjelasan
hasil pengujian kemaknaan pengaruh masing-masing variabel tersebut akan diuji
sebagai berikut :
a) Pengujian kemaknaan pengaruh variabel SIZE yang didasarkan pada nilai
Wald diperoleh nilai sebesar 1,622 dengan signifikansi sebesar 0,203. Nilai
signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan dari variabel ukuran perusahaan (SIZE) terhadap
ketepatwaktuan penyampaian laporan kuangan. Hal ini menunjukkan bahwa
pada model regresi logistik Hipotesis 1 ditolak, karena ternyata ukuran
perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh terhadap tepat waktu atau tidaknya
suatu perusahaan dalam menyajikan laporan keuangannya.
b) Pengujian kemaknaan pengaruh variabel profitabilitas yang didasarkan pada
nilai Wald diperoleh nilai sebesar 4,777 signifikansi sebesar 0,029. Nilai
signifikansi yang berada di bawah 0,05 menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan dari variabel profitabilitas terhadap ketepatwaktuan penyampaian
laporan keuangan. Arah koefisien positif berarti bahwa semakin besar
profitabilitas perusahaan akan memungkinkan semakin tepat waktu dalam
pelaporan laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi
59
logistik Hipotesis 2 diterima, karena ada kecenderungan bagi perusahaan
yang mengalami keuntungan untuk menyampaikan laporan keuangan secara
tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian akan
melaporkan terlambat.
c) Pengujian kemaknaan pengaruh variabel Kompleksitas operasi (COMPLEX)
yang didasarkan pada nilai Wald sebesar 0,428 dan nilai signifikansi sebesar
0,513. Nilai signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya
pengaruh yang signifikan dari variabel Kompleksitas operasi terhadap
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa
pada model regresi logistik Hipotesis 3 ditolak, dimungkinkan tingkat
kompleksitas operasi suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan perusahaan dalam penyampaian laporan keuangannya ke
publik.
d) Pengujian kemaknaan pengaruh variabel Umur perusahaan (AGE) yang
didasarkan pada nilai Wald sebesar 0,032 dan nilai signifikansi sebesar 0,859.
Nilai signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya
pengaruh yang signifikan dari variabel Umur perusahaan terhadap
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa
pada model regresi logistik Hipotesis 4 ditolak, dimungkinkan terjadi karena
umur perusahaan baik yang sudah lama berdiri atau masih baru berdiri tidak
menjamin perusahaan tersebut tepatwaktu dalam penyajian laporan
keuangannya.
60
e) Pengujian kemaknaan pengaruh variabel Item Luar Biasa (EXTRA) yang
didasarkan pada nilai Wald sebesar 5,189 dan nilai signifikansi sebesar 0,023.
Nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan dari variabel Item Luar Biasa (EXTRA) terhadap
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Arah koefisien negatif
berarti bahwa keberadaan item luar biasa akan memungkinkan semakin tidak
tepat waktu dalam pelaporan laporan keuangan Hal ini menunjukkan bahwa
pada model regresi logistik Hipotesis 5 diterima, dimungkinkan terjadi
karena perusahaan-perusahaan yang melaporkan item-item luar biasa dan/atau
kontinjensi lebih cenderung mengeluarkan laporan keuangan tahunanya lebih
lambat jika dibandingkan perusahaan yang tidak melaporkan item-item luar
biasa.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa model ketepatwaktuan
penyampaian laporan keuangan dapat diprediksikan oleh variasi ukuran
perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi, umur perusahaan dan keberadaan
transaksi item luar biasa. Namun demikian pengujian secara parsial diperoleh
hanya variabel item luar biasa dan profitabilitas saja sebagai variabel yang
berpengaruh signifiikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.
Ukuran perusahaan yang dalam penelitian ini diukur dengan total asset
diperoleh tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian
laporan keuangan. Hasil ini mendukung penelitian Naim (1998) maupun Rahmat
61
Saleh (2004). Salah satu alas an atas tidak diperolehnya hasil yang signifikan dari
ukuran perusahaan adalah karena perusahaan yang lebih besar pada umumnya
akan memiliki lebih banyak item-item yang harus diungkapkan dalam laporan
keungannya. Perlunya konsolidasi laporan keuangan akan memakan waktu yang
lebih lama dalam penyampaiannya. Selain itu waktu yang diperlukan oleh auditor
dalam mengaudit laporan keuangan juga akan lebih lama. Namun kondisi terseut
tidak akan selalu benar karena pada umumnya perusahaan yang besar akan
memiliki lebih banyak sumber daya, lebih banyak staf akuntansi dan sistem
informasi yang lebih canggih yang dapat membantu pengerjaan penyusunan
laporan keuangan. Selain itu, perusahaan besar mampu memasang dan
mengoperasikan alat bantu komputer yang modern yang cepat dalam pemprosesan
dan pengawasan barang persediaan dan operasi produksi. Penggunaan alat ini
menghasilkan persiapan yang lebih cepat dan laporan tahunan yang lebih tepat
waktu (Owusu-Ansah, 1999). Hal tersebutlah yang menyebabkan bahwa ukuran
perusahaan yang bukan merupakan salah satu kendala yang dapat menghambat
penyampaian laporan keuangan secara tepat waktu. Sebaliknya perusahaan yang
kecil juga belum tentu menunjukkan tindakan penyampaian laporan keuangan
secara tepat waktu.
Kondisi profitabilitas yang menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan
dalam hal ini menunjukkan adanya pengaruh langsung yang signifikan terhadap
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena
besarnya profitabilitas perusahaan dapat menjadi keputusan investasi. Dengan
demikian pelaporan yang secepatnya akan menjadi pilihan terbaik yang
62
nampaknya harus dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dengan profitanilitas
yang tinggi akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan perusahaan yang
operasi yang gagal atau yang mengalami kerugian. Hal ini karena profitabilitas
mengukur efisiensi operasi perusahaan. Kinerja dari sebuah perusahaan memiliki
pengaruh pada pasar untuk sekuritas perusahaan, dan untuk ketrampilan
manajerial perusahaan. Pasar akan banyak menilai kinerja perusahaan
berdasarkan kemampuan menhasilkan laba Dengan demikian akan ada
kecenderungan manajemen perusahaan yang berhasil untuk melaporkan berita
baiknya ke publik lebih tepat waktu. Sebaliknya, auditor membutuhkan banyak
waktu untuk mengaudit perusahaan yang gagal (resiko tinggi) sebagai pencegahan
atas tuntutan hukum (litigasi) potensial di masa depan.
Kompleksitas operasi diperoleh tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Hal ini menjelaskan bahwa
tingkat kompleksitas perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit
operasinya (cabang) dan diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung
tidak selalu mempengaruhi waktu yang diperlukan auditor untuk menyelesaikan
tugas auditnya. Hasil ini mirip dengan pengaruh ukuran perusahaan terhadap
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Hal ini berarti mendukung
pengelian Naim (1998) dan Rahmat Saleh (2004). Salah satu alasannya adalah
bahwa karena perusahaan yang berkembang telah dapat mengantisipasi
kompleksitas operasionalnya saat akan memiliki cabang baru. Ketersediaan
sumber daya manusia maupun peralatan yang dapat dengan mudah
mengkomunikasikan anak cabang dengan kantor pusat sudh terlebih dahulu akan
63
dipertimbangkan. Dalam hal ini perusahaan dapat mengupayakan adanya
penambahan tenaga kerja internal yang lebih baik untuk setiap pendirian anak
cabang atau unit kerja.
Umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan
penyampaian laporan keuangan. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahmat Saleh (2004). Penjelasan atas hal ini dikarenakan karena
cukup pesatnya kemajuan teknologi yang dapat dimiliki dan diakses oleh setiap
perusahaan baik yang sudah lama berdiri maupun yang masih relatif muda.
Keberadaan teknologi penyajian laporan keuangan bagi perusahaan muda pun
nampaknya sudah baik karena adanya SDM yang memiliki keahlian dalam
penggunaan teknologi informasi. Pengalaman perusahaan yang sudah lama berdiri
dalam menyusun laporan keuangan akan mempercepat penyampaian laporan
keuangan tidak terbukti dari hasil penelitian ini. Adanya denda atas keterlambatan
penyampaian laporan keuangan nampaknya penyebab bahwa perusahaan yang
relatif muda pun dapat melakukannya dengan baik.
Keberadaan item luar biasa diperoleh memiliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Hal ini
karena transaksi dalam bentuk item luar biasa tersebut akan mencerminkan
kejadian material yang tidak berulang yang timbul dari aktivitas bisnis/ekonomi
yang bukan merupakan bagian dari operasi normal perusahaan, dan diperkirakan
memerlukan waktu audit tambahan. Demikian juga, item item kontingen
berkaitan dengan kondisi atau situasi pada waktu neraca (balance sheet date),
64
pengaruh finansialnya akan ditentukan oleh kejadian mendatang yang mungkin
terjadi ataupun tidak (International Accounting Standards Commitee, 1995: 182).
Karena ketidakpastian yang ada dalam estimasi hasil dari item item luar
biasa dan kontingen, item item tersebut cenderung mengikat auditor dalam
pembahasan dan negosiasi lebih lama bila auditor mempersoalkan sifat,
keberadaanya, dan estimasi jumlah yang terlibat. Bukti empiris yang ada
mengindikasikan bahwa perusahaan yang melaporkan item luar biasa dan/atau
kontingen adalah pelapor yang lebih lambat karena mereka memerlukan
investigasi audit yang cermat (Ng dan Tai, 1994 dalam Owusu-Ansah (1999)).
65
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti
empiris mengenai pengaruh dari variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi,
umur perusahaan dan keberadaan transaksi item luar
biasa terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan
keuangan perusahaan.
Data penelitian diperoleh dari 127 sampel
perusahaan manufaktur. Dari hasil analisis data dan
pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
sebagai berikut ini :
a. Hasil pengujian regresi logistik diperoleh bahwa
ukuran perusahaan tdak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian
laporan keuangan. Semakin besar perusahaan, maka
penyampaian laporan keuangan akan semakin lambat.
b. Hasil pengujian regresi logistik diperoleh bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan
keuangan..
66
c. Hasil pengujian regresi logistik diperoleh bahwa
komleksitas operasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian
laporan keuangan.
d. Hasil pengujian regresi logistik diperoleh bahwa
umur perusahaan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian
laporan keuangan.
e. Hasil pengujian regresi logistik diperoleh bahwa
item luar biasa memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan
keuangan..
5.2. Implikasi
5.2.1 Implikasi praktis
Implikasi yang dapat diberikan berkaitan dengan
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implikasi bagi investor selaku pemilik perusahaan
dan sebagai salah satu pengguna laporan keuangan
yang tepat waktu adalah pengoptimalan sistem
kontrol perusahaan dalam rapat umum pemegang saham
yang dilakukan secara rutin.
2. Implikasi yang diperoleh bagi BAPPEPAM sebagai
otoritas yang berwenang dalam pengaturan pasar
67
modal di Indonesia adalah berkaitan dengan
peminimalan kemungkinan terjadinya manajemen laba
yang mungkin terjadi akibat profitabilitas yang
diperoleh masing-masing perusahaan. Dalam hal ini
pemenuhan keberadaan komisi audit dan komisaris
independen tetap menjadi peraturan yang harus
segera dipenuhi oleh setiap perusahaan yang
terdaftar di BEJ.
5.2.1 Implikasi teoritis
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
implikasi yang dimungkinkan untuk masa mendatang, antara lain:
1. Bagi investor atau kreditor, Ketidaktepatan waktu penyampaian laporan
keuangan dapat mengindikasikan konsistensi kinerja yang dilakukan oleh
perusahaan.
2. Bagi penelitian selanjutnya adalah perlunya penelitian lanjutan mengenai
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dalam kaitannya dengan
variabel-variabel lain yang berhubungan dengan investor dengan bentuk
model regresi linier lain yang dapat di kembangkan lagi.
68
Descriptives
Descriptive Statistics
381 2549 51617367 2027842 5247497,557381 7,8435 17,7594 13,259169 1,5124247381 -144,0428 108,0038 3,383831 16,2992209381 1 34 4,32 5,870381 7 88 28,18 12,261381
AssetSIZEPROFITCOMPLEXAGEValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Frequency Table
EXTRA
333 87,4 87,4 87,448 12,6 12,6 100,0
381 100,0 100,0
Tidak ada Item KhususAda Item KhususTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
TIMELINESS
129 33,9 33,9 33,9252 66,1 66,1 100,0381 100,0 100,0
Tidak Tepat WaktuTepat WaktuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
69
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
381 381 381 38113,259169 3,383831 4,32 28,181,5124247 16,29922 5,870 12,261
,068 ,169 ,286 ,184,068 ,160 ,283 ,184
-,041 -,169 -,286 -,0701,332 3,293 5,576 3,585
,057 ,000 ,000 ,000
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
SIZE PROFIT COMPLEX AGE
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
70
Logistic Regression
Case Processing Summary
381 100,00 ,0
381 100,00 ,0
381 100,0
Unweighted Casesa
Included in AnalysisMissing CasesTotal
Selected Cases
Unselected CasesTotal
N Percent
If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.
a.
Dependent Variable Encoding
01
Original ValueTidak Tepat WaktuTepat Waktu
Internal Value
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
486,452 ,656486,398 ,681486,398 ,681
Iteration123
Step0
-2 Loglikelihood Constant
Coefficients
Constant is included in the model.a.
Initial -2 Log Likelihood: 486,398b.
Estimation terminated at iteration number 3 becauseparameter estimates changed by less than ,001.
c.
Classification Tablea,b
0 128 ,00 253 100,0
66,4
ObservedTidak Tepat WaktuTepat Waktu
TIMELINESS
Overall Percentage
Step 0
Tidak TepatWaktu Tepat Waktu
TIMELINESSPercentage
Correct
Predicted
Constant is included in the model.a.
The cut value is ,500b.
71
Variables in the Equation
,681 ,108 39,460 1 ,000 1,977ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variables not in the Equation
1,110 1 ,2925,344 1 ,021
,237 1 ,626,284 1 ,594
5,049 1 ,02512,588 5 ,028
SIZEPROFITCOMPLEXAGEEXTRA
Variables
Overall Statistics
Step0
Score df Sig.
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
474,091 1,751 -,087 ,014 ,012 ,002 -,678473,678 1,967 -,101 ,017 ,014 ,002 -,723473,677 1,973 -,102 ,018 ,014 ,002 -,724473,677 1,973 -,102 ,018 ,014 ,002 -,724
Iteration1234
Step1
-2 Loglikelihood Constant SIZE PROFIT COMPLEX AGE EXTRA
Coefficients
Method: Entera.
Constant is included in the model.b.
Initial -2 Log Likelihood: 486,398c.
Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.d.
Omnibus Tests of Model Coefficients
12,722 5 ,02612,722 5 ,02612,722 5 ,026
StepBlockModel
Step 1Chi-square df Sig.
Model Summary
473,677a ,033 ,046Step1
-2 Loglikelihood
Cox & SnellR Square
NagelkerkeR Square
Estimation terminated at iteration number 4 becauseparameter estimates changed by less than ,001.
a.
Hosmer and Lemeshow Test
5,068 8 ,750Step1
Chi-square df Sig.
72
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
22 20,143 16 17,857 3817 15,891 21 22,109 3813 13,754 25 24,246 3816 12,853 22 25,147 3814 12,378 24 25,622 3811 11,926 27 26,074 38
7 11,429 31 26,571 389 10,828 29 27,172 38
10 10,236 28 27,764 389 8,563 30 30,437 39
12345678910
Step1
Observed Expected
TIMELINESS = TidakTepat Waktu
Observed Expected
TIMELINESS = TepatWaktu
Total
Classification Tablea
16 112 12,511 242 95,7
67,7
ObservedTidak Tepat WaktuTepat Waktu
TIMELINESS
Overall Percentage
Step 1
Tidak TepatWaktu Tepat Waktu
TIMELINESSPercentage
Correct
Predicted
The cut value is ,500a.
Variables in the Equation
-,102 ,080 1,622 1 ,203 ,903,018 ,008 4,777 1 ,029 1,018,014 ,021 ,428 1 ,513 1,014,002 ,010 ,032 1 ,859 1,002
-,724 ,318 5,189 1 ,023 ,4851,973 1,041 3,591 1 ,058 7,194
SIZEPROFITCOMPLEXAGEEXTRAConstant
Step1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: SIZE, PROFIT, COMPLEX, AGE, EXTRA.a.
Correlation Matrix
1,000 -,959 ,031 ,286 -,137 -,019-,959 1,000 ,010 -,364 -,114 -,029,031 ,010 1,000 -,068 -,199 -,058,286 -,364 -,068 1,000 -,002 ,058
-,137 -,114 -,199 -,002 1,000 ,006-,019 -,029 -,058 ,058 ,006 1,000
ConstantSIZEPROFITCOMPLEXAGEEXTRA
Step1
Constant SIZE PROFIT COMPLEX AGE EXTRA
73
Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 80 F R 60 1 E 1 Q 11 U 111 E 40 1111 N 1111 C 11111 Y 11111 20 1110111 110011111 11 1000000111 0 00011010100000000111 Predicted
Prob: 0 ,25 ,5 ,75 1 Group: 000000000000000000000000000000111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for Tepat Waktu The Cut Value is ,50 Symbols: 0 - Tidak Tepat Waktu 1 - Tepat Waktu Each Symbol Represents 5 Cases.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert, 1997, Buku Besar Pasar Modal, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ashton, RH, Graul, P.R. and Newton, J.D (1989). Audit Delay and the Timeliness of Corporate Reporting. Contemporary Accounting Research, 5(2) dalam Owusu-Ansah, Stephen (2000). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Baker, Richard C. & Wallage, Phillip. (2000). The Future of Financial Reporting
in Europe: Its Role in Corporate Governance, The International Journal of Accounting, Vol. 35, No. 2
Baridwan., Zaki, 1992, Intermediate Accounting, Yogyakarta, BPFE. Chamber, A.E. and Penman, S.H (1984). Timeliness of Reporting and the Stock
Price Reaction to Earnings Announcement. Journal of Accounting Research dalam Owusu-Ansah, Stephen (2000). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Dye, R.A and Sridhar, S.S (1995). Industry-wide Disclosure Dynamics. Journal of
Accounting Research, 33(1) dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Dyer, J.C and McHugh, A.J. (1975). The Timeliness of the australian Annual
Report. Journal of Accounting Research, 13(3) dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Fama, E.F (1980). Agency problems and the Theory of the Firm. Journal of
Political Economy, 88(2) dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
75
Feltham, G.A (1972). Information Evaluation. Studies in Accounting Research No. 5. Sarasota Florida: America Accounting Association dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Ferdinand, A. (2000). StRuctural Equation Modeling dalam Penelitian
Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Frost, C.A and Pownall, G. (1994). Accounting Disclosure Practices in the United
States and the United Kingdom. Journal of Accounting Research, 32(1) dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, BP
Undip, Semarang Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta Gilling, D.M (1977). Timeliness in Corporate Reporting: Some Further Comment.
Accounting and Business Research, 8(29) dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Givoly, D and Palmon D (1982). Timeliness of Annual Earnings Announcement:
Some Empirical Evidence. Accounting Review, 57(3). July dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Hair, Jr, Joseph F. Rolph and Ronald L. Anderson (1995). Multivariate Data
Analysis with Readings, Prentice Hall International Inc. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), 2002, Pengantar Standar Akuntansi Keuangan,
Salemba Emoat, Jakarta Kross, W. and Schroeder, D.A. (1982). An Empirical Investigation of the Effect of
Quarterly Earnings Announcement o Stock Return. Journal of Accounting Research, 22 (1) dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
76
Munter, Paul and Robinson, Thomas (1999). Financial Reporting in the Twentieth Century: Where Have We Been, and Where Are We Going?, The Journal of Corporate Accounting and Finance, Autumn.
Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in
Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Watts, R.L and Zimmerman, J.L (1986). Positive Acounting Theory. Englewood
Cliffts, New Jersey dalam Owusu-Ansah, Stephen (1999). Timeliness of Corporate Financial reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XlVII.
Weston, J. Fred and Copeland Thomas E. 1992. Manajemen Keuangan Edisi
Kedelapan. Alih Bahasa: A. Jaka Wasana dan Kibrandoko. Jakarta: Erlangga.
77
Top Related