ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN
description
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN
i
A�ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA�G MEMPE�GARUHI
KETEPATA� WAKTU PELAPORA� KEUA�GA� PADA
PERUSAHAA� MA�UFAKTUR YA�G TERDAFTAR DIBURSA
EFEK I�DO�ESIA
OLEH
AGU�G WIDYAWA� PRABOWO
�IM 04110261
ASIA� BA�KI�G – FI�A�CE A�D I�FORMATICS I�STITUTE
PERBA�AS JAKARTA
ii
PROGRAM STUDI AKU�TA�SI
2008
A�ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA�G MEMPE�GARUHI
KETEPATA� WAKTU PELAPORA� KEUA�GA� PADA
PERUSAHAA� MA�UFAKTUR YA�G TERDAFTAR DIBURSA
EFEK I�DO�ESIA
OLEH
AGU�G WIDYAWA� PRABOWO
�IM 04110261
iii
ASIA� BA�KI�G – FI�A�CE A�D I�FORMATICS I�STITUTE
PERBA�AS JAKARTA
PROGRAM STUDI AKU�TA�SI
2008
A�ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA�G MEMPE�GARUHI
KETEPATA� WAKTU PELAPORA� KEUA�GA� PADA
PERUSAHAA� MA�UFAKTUR YA�G TERDAFTAR DI BURSA
EFEK I�DO�ESIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
AGU�G WIDYAWA� PRABOWO
�IM 04110261
iv
ASIA� BA�KI�G – FI�A�CE A�D I�FORMATICS I�STITUTE
PERBA�AS JAKARTA
PROGRAM STUDI AKU�TA�SI
2008
ASIA� BA�KI�G – FI�A�CE A�D I�FORMATICS I�STITUTE
PERBA�AS JAKARTA
PROGRAM STUDI AKU�TA�SI
PERSETUJUA�
Skripsi Yang Berjudul
A�ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA�G MEMPE�GARUHI
KETEPATA� WAKTU PELAPORA� KEUA�GA� PADA
PERUSAHAA� MA�UFAKTUR YA�G TERDAFTAR DIBURSA
EFEK I�DO�ESIA
Nama : AGUNG WIDYAWAN P
NIM : 04110261
Program Studi : Akuntansi
Telah disetujui untuk diujikan
Mengetahui Jakarta, November 2008
Ketua Program Studi Akuntansi, Dosen Pembimbing Skripsi
v
�iko Silitonga, S.E,. M.M. Drs Sodikun,Ak.
vi
ASIA� BA�KI�G – FI�A�CE A�D I�FORMATICS I�STITUTE
PERBA�AS JAKARTA
PROGRAM STUDI AKU�TA�SI
PE�GESAHA�
Skripsi Yang Berjudul
A�ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA�G MEMPE�GARUHI
KETEPATA� WAKTU PELAPORA� KEUA�GA� PADA
PERUSAHAA� MA�UFAKTUR YA�G TERDAFTAR DIBURSA
EFEK I�DO�ESIA
telah dipertahankan dihadapan Sidang Tim penguji Skripsi
pada
Hari : ………………
Tanggal : ………………
Waktu : ………………
oleh
Nama : AGUNG WIDYAWAN P
NIM : 04110261
DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN ………….
Ketua Sidang : ……………………………..
Anggota : ……………………………..
Anggota : ……………………………..
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
vii
�iko Silitonga, S.E., M.M.
viii
ASIA� BA�KI�G – FI�A�CE A�D I�FORMATICS I�STITUTE
PERBA�AS JAKARTA
PROGRAM STUDI AKU�TA�SI
PER�YATAA�
Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya
Jakarta, November 2008
Penyusun
Agung Widyawan P
04110261
ix
ABSTRAK
Agung Widyawan Prabowo, NIM 04110261, A�ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA�G
MEMPE�GARUHI KETEPATA� WAKTU PELAPORA� KEUA�GA� PADA
PERUSAHAA� MA�UFAKTUR YA�G TERDAFTAR DI BURSA EFEK
I�DO�ESIA. Skripsi. Jakarta : Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia
Perbanas. Jakarta, November 2008.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam penelitian ini
diidentifikasikan tiga, yaitu : Profitabilitas yang dihitung dengan ROA, Kualitas Auditor
dan Opini Audit. Sampel terdiri dari 32 perusahaan manufaktur yang telah Go Public di
Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.
Metode analisis data yang digunakan adalah Metode Analisis Regresi, berdasarkan
analisis ini didapatkan hasil bahwa hipotesis pertama yaitu profitabilitas mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan pada hipotesis kedua yaitu kualitas
auditor dan hipotesis ketiga opini audit tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pemakai laporan keuangan
sebagai bahan referensi dan pembanding untuk mengambil keputusan dan untuk
menambah pengetahuan dan informasi tentang ketepatan waktu pelaporan keuangan
khususnya terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Penulisan skripsi yang berjudul “A�ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA�G
MEMPE�GARUHI KETEPATA� WAKTU PELAPORA� KEUA�GA� PADA
PERUSAHAA� MA�UFAKTUR YA�G TERDAFTAR DI BURSA EFEK
I�DO�ESIA”, bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program S1
Perbanas Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada kedua
orang tua tercinta, Ibu dan Bapak yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, semangat
dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu atas do’a, dukungan dan bimbingan baik moril maupun materil yang
diberikan selama penulisan skripsi ini, diantaranya:
xi
1. Bapak Dr. Cyrillus Harinowo selaku Rektor ABFII Perbanas Jakarta.
2. Bapak Niko Silitonga, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi Akuntansi ABFII
Perbanas Jakarta, yang telah menyetujui garis besar skripsi.
3. Bapak Drs Sodikun, Ak. selaku dosen pembimbing. Terima kasih banyak atas waktu,
kesabaran dan bimbingannya dari awal hingga akhir penulisan skripsi.
4. Untuk seluruh para dosen ABFII Perbanas yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
5. Untuk seluruh Staf karyawan ABFII perbanas yang telah membantu kelancaran
selama mengikuti perkuliahan.
6. Ibu dan Bapak (who always inspiring me) tercinta yang selalu memberikan doa,
perhatian dan kasih sayang yang tiada hentinya.
7. Kakaku Mba Asih dan Keluarganya dan seluruh keluargaku, yang slalu sayang,
perhatian dan doa yang tiada hentinya. Makasih atas dukungan moril dan materilnya
8. My bestfriends Isma, Bryan, Barry, Tugiya, Ikhsan, Tegal, Budi, Anggih dan
semua temen mahasiswa perbanas khususnya bekas kelas F 2004 (3506), thanks for
sweet memories and apologize for all my mistake...^♥^
9. My sweetfriends Geng Hijau Lumut; Dimas (Kapan Lulusnya? /gg) dan Nissa
(Kapan Nikahnya undangannya ditunggu) wokwokwokwok. Makacih ya doanya
10. Buat orang yang peduli sama aku selama diperbanas dan someone i loved (sampe
skarang nggak tau namanya.../swt...dehh).
11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak
membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Jakarta, September 2008
xii
Hormat Saya,
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Pokok Masalah ................................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 10
2.1 Landasan Teori.................................................................................................. 10
2.1.1 Laporan Keuangan ............................................................................... 10
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan .............................................. 12
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan .................................................... 13
2.1.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan .......................... 14
xiv
2.1.2 Profitabilitas ......................................................................................... 16
2.1.3 Opini Audit. .......................................................................................... 18
2.1.4 Kualitas Auditor ................................................................................... .23
2.1.5 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.. .............................................. 25
2.1.6 Teori Yang Mendukung Ketepatan Waktu .......................................... 29
2.1.6.1 Teori Keagenan ..................................................................... 29
2.1.6.2 Teori Kepatuhan .................................................................... 30
2.1.7 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 32
2.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 34
2.3 Hipotesis ........................................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 37
3.1 Metode Penelitian.. ........................................................................................... 37
3.2 Operasional Variabel ........................................................................................ 38
3.2.1 Variabel independen. ............................................................................ 38
3.2.1.1 Profitabilitas ......................................................................... 38
3.2.1.2 Opini Audit ........................................................................... 39
3.2.1.3 Kualitas Auditor ................................................................... 39
3.2.2 Variabel Dependen ............................................................................... 40
3.3 Jenis Data. ........................................................................................................ 41
3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 41
3.4.1 Populasi ................................................................................................ 42
3.4.2 Pemilihan Sampel dan Jumlah Sampel ................................................ 42
xv
3.5 Tehnik Analisis Data ........................................................................................ 44
3.5.1 Statistik Deskriptif ................................................................................ 44
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 45
BABIV ANALISIS HASIL PENELITIAN.................................................................. 49
4.1 Gambaran Objek Penelitian. ............................................................................. 49
4.2 Penyajian Data .................................................................................................. 50
4.3 Analisis Statistik Deskriptif .............................................................................. 50
4.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 52
4.4.1 Uji Normalitas Data 52
4.4.2 Uji Multikolinearitas ............................................................................ 53
4.4.3 Uji Autokorelasi ................................................................................... 54
4.5 Hasil Analisis Regresi Logistik ........................................................................ 55
4.5.1 Omnibus Test Of Model Coefficients (Pengujian Simultan) .............. 55
4.5.2 Model Summary (Koefisien Determinasi) .......................................... 57
4.5.3 Hosmer and Lemeshow Test (goodness of fit tests) ............................ 57
4.5.4 Uji t (pengujian Parsial) dan Hipotesis ................................................ 59
BABV PENUTUP................................................................ ..................................... . 64
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 64
5.2 Saran ................................................................................................................. 66
5.3 Petunjuk Penelitian Lebih Lanjut ..................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 68
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel
Halaman
1 Pengukuran Variabel Penelitian ................................................................. 40
2 Perusahaan Sampel ..................................................................................... 43
3 Ketepatan Waktu Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2006 ................... 50
4 Deskriptive Statistics .................................................................................. 51
5 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas ................................................... 52
6 Hasil Pengujian Multikoliearitas ................................................................ 53
7 Keputusan Autokorelasi ............................................................................. 54
8 Hasil Pengujian Autokorelasi ..................................................................... 55
9 Omnibus Test of Model Coefficients ......................................................... 56
10 Koefisien Determinasi ................................................................................ 57
11 Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow test ............................................. 58
12 Hasil Uji Parsial .......................................................................................... 59
17
DAFTAR GAMBAR
�omor Judul Gambar
Halaman
1 Skema hubungan antara variabel independen dan dependen ........................ 35
18
BAB I
PE�DAHULUA�
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pemerintah beberapa tahun belakangan ini sedang menggerakan iklim
investasi di Indonesia untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi. Usaha
pemerintah tersebut antara lain dapat dilihat dari pemangkasan birokrasi,
penegakan hukum dan lain-lain. Sayangnya ditengah usaha pemerintah tersebut
muncul banyak kasus dipasar modal Indonesia yang disebabkan oleh kurangnya
transparansi dan membuat investor menjadi enggan untuk menanamkan
investasinya di Indonesia.
Isu transparansi ini muncul antara lain disebabkan oleh adanya kasus besar
yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Sebenarnya transparansi merupakan suatu
19
keharusan yang harus dipenuhi dalam dunia investasi, karena transparansi
berhubungan langsung dengan kepercayaan dimana kepercayaan merupakan
faktor yang sangat vital dalam dunia investasi.
Transparansi dalam hal ini sebagian besar diwujudkan dalam laporan
keuangan yang merupakan bagian penting dari perusahaan, karena melalui
laporan keuangan dapat diketahui kinerja operasional perusahaan dan
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Laporan keuangan tersebut
menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Isi laporan keuangan harus dibuat sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pemakai informasi mendapat
informasi yang jelas dan dapat mengambil keputusan sesuai dengan informasi
tersebut. Dalam hal ini berarti laporan keuangan harus dapat dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan oleh pihak–pihak yang berkepentingan terutama
investor, oleh karena itu laporan keuangan harus transparan, akurat dan
disampaikan tepat waktu.
Laporan keuangan perusahaan yang go public di bursa efek merupakan
media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholder. Standar akuntansi
keuangan menjelaskan bahwa laporan keuangan digunakan untuk
pertanggungjawaban dan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, laporan
keuangan seharusnya juga memenuhi aspek usefulness. Analisis laporan keuangan
mengidentifikasikan aspek–aspek laporan keuangan yang relevan dengan
keputusan investor.
20
Penyampaian laporan keuangan perusahaan–perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek harus mematuhi ketentuan yang ada diantaranya adalah tepat waktu.
Informasi akan bermanfaat jika disajikan secara akurat dan tepat waktu.
Sebaliknya, informasi menjadi usang bila tidak dapat lagi memberi manfaat.
Karena itu perusahaan di harapkan untuk tidak menunda laporan keuangannya
yang dapat menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang.
Ketepatan waktu juga merupakan salah satu syarat agar informasi dikatakan
relevan. Dikatakan relevan jika informasi tersebut tersedia tepat waktu bagi
pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan kesempatan atau kemampuan
untuk mempengaruhi keputusan yang diambil. Hal ini mencerminkan betapa
pentingnya ketepatan waktu (timeliness) pelaporan laporan keuangan kepada
publik.
Dalam undang – undang no 8 tahun 1995 tentang pasar modal dinyatakan
bahwa perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit oleh akuntan yang telah terdaftar di bapepam selambat-
lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal berakhirnya tahun buku. Untuk
laporan keuangan tengah tahunan : (1) selambat–lambatnya 60 hari setelah tengah
tahun buku berakhir jika tidak disertai laporan akuntan, (2) selambat–lambatnya
90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai dengan laporan akuntan
dalam rangka penelaahan terbatas, (3) selambat–lambatnya 120 hari setelah
tengah tahun buku perusahaan berakhir jika disertai laporan akuntan yang
memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan. Untuk laporan
21
keuangan triwulanan selambat–lambatnya 60 hari setelah triwulan buku
perusahaan berakhir.
Keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan akan
dikenakan sanksi yang cukup berat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan yaitu
menurut undang–undang dan peraturan BAPEPAM. Untuk itu perlu diketahui
faktor apa saja yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Stephen Owusu–Ansah (2000) dalam Ukago (2005) menyebutkan
ketepatan waktu memberikan andil bagi kinerja yang efisien dan cepat dari pasar
saham dalam fungsi evaluasi pricing mereka, pelaporan tepat waktu juga
mengurangi tingkat insider trading, kebocoran dan rumor dipasar saham. Kenley
dan Stubus (1972) dalam Ukago (2005) menyatakan bahwa ketepatan waktu
pelaporan keuangan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Dyer
dan McHugh (1975) dalam Ukago (2005) berpendapat ketepatan waktu pelaporan
keuangan merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan. Selain itu,
menurut Kim dan Verrechia (1997) dalam Ukago (2005) menyatakan bahwa
laporan keuangan yang di laporkan secara tepat waktu akan mengurangi
informasi asimetri. Selanjutnya, Feltham (1972) dalam Ukago (2005) juga telah
menunjukan ketepatan waktu informasi laporan keuangan mempengaruhi harga
sekuritas di pasar.
Banyaknya penelitian sebelumnya yang meneliti tentang ketepatan waktu
pelaporan keuangan merupakan bukti empiris yang mendukung pentingnya
ketepatan waktu. Akibatnya kebanyakan bursa saham di dunia termasuk Bursa
22
Efek Indonesia (BEI) menuntut kepada perusahaan mengeluarkan laporan
keuangan yang telah diaudit tepat waktu ke pasar.
Disinilah peran akuntan publik dibutuhkan, tugas akuntan publik adalah
memeriksa laporan keuangan untuk menilai kewajaran dan kesesuaiannya dengan
standar akuntansi keuangan (SAK) serta konsistenitas penggunaan metode dari
tahun ketahun. Hasil pemeriksaan ini dinyatakan melalui suatu opini audit. Opini
audit ini dibagi menjadi wajar tanpa pengacualian, wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelas, wajar dengan persyaratan, tidak wajar, dan tidak
memberikan pendapat. Para pengguna laporan audit tentunya berharap dari
laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) bebas
dari salah saji material sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bukti empiris bahwa
keterlambatan pelaporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
berita buruk perusahaan, keterlambatan pelaporan keuangan dihubungkan dengan
kesulitan keuangan, qualified opinion oleh auditor dan keterlambatan audit (Dyer
dan McHugh, 1975 ; Davis dan whittred , 1980 ; Givoly dan Polmon, 1982 ;
Schwartz dan Soo, 1986 ; dan Stephen Owusu – Ansah 2000 serta di Indonesia
Bandi, 2000 ; Ainun Naim , 1998 ; Respati 2001).
Adanya keinginan dari penyusun yang ingin memperoleh bukti empiris
untuk membuktikan bahwa profitabilitas yang dihitung dengan ROA, opini audit
serta kualitas auditor mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan mendorong penyusun untuk melakukan pengujian kembali mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
23
perusahaan di Indonesia khususnya industri manufaktur. Faktor–faktor yang di uji
kembali ialah Opini Audit, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Perusahaan.
Perusahaan yang diteliti ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 3 tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2006
berdasarkan uraian tersebut maka judul skripsi yang dipilih adalah “ A�ALISIS
FAKTOR – FAKTOR YA�G MEMPE�GARUHI KETEPATA� WAKTU
PELAPORA� KEUA�GA� PADA PERUSAHAA� MA�UFAKTUR
YA�G TERDAFTAR DI BURSA EFEK I�DO�ESIA”
1.2 Pokok Masalah
Perumusan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan manufaktur?
2. Apakah kualitas auditor secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan?
3. Apakah opini audit secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur.
24
2. Untuk mengetahui apakah kualitas auditor secara signifikan berpengaruh
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
3. Untuk mengetahui apakah opini auditor secara signifikan berpengaruh
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan antara lain :
1. Bagi penyusun, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan serta untuk menambah keyakinan terhadap faktor–
faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2. Bagi para mahasiswa, khususnya jurusan akuntansi penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi dan pembanding untuk menambah
pengetahuan dan informasi.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi
tambahan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan serta dapat
dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan dan pembahasan, maka penulis
menguraikan sistematika penulisan yang terbagi dalam lima bab dengan susunan
dan uraian sebagai berikut:
BAB I : PE�DAHULUA�
25
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, pokok masalah,
pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, uraian singkat
mengenai sistematika penulisan berupa uraian-uraian singkat mengenai
bab-bab dalam skripsi.
BAB II: LA�DASA� TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan berbagai teori yang relevan terhadap
penelitian serta pendapat-pendapat para ahli dan hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
Penulisan selanjutnya ialah kerangka pemikiran yang merupakan bagan
skematis hubungan antar variabel dan yang terakhir ialah perumusan
hipotesis.
BAB III: METODOLOGI PE�ELITIA�
Dalam bab ini akan diawali dengan uraian tentang metode penelitian
yang digunakan. Selanjutnya dijelaskan mengenai operasional variabel
yang didalamnya terdapat menjelaskan mengenai variabel dan
pengukurannya serta dijelaskan pula sifat, jenis dan skala pengukuran
yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sampel atau objek
penelitian yang digunakan dan diakhiri dengan metode pengumpulan
data dan pengujian hipotesis.
BAB IV: A�ALISIS HASIL PE�ELITIA�
26
Dalam bab ini akan diawali dengan gambaran umum objek penelitian
yang berisi karakteristik populasi/ sampel . Uraian selanjutnya adalah
analisis hasil pengolahan dan pengujian hipotesis yang akan diakhiri
dengan pembahasan atau diskusi dari hasil analisis.
BAB V: PE�UTUP
Dalam bab ini akan diawali dengan kesimpulan hasil analisis dan
pembahasan penelitian, dengan saran-saran yang berisikan
penyempurnaan bagi penelitian selanjutnya.
27
BAB II
LA�DASA� TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Laporan Keuangan
Pertanggung jawaban perusahaan terhadap kinerja yang dicapainya dalam
suatu tahun buku harus dilaporkan kepada pihak–pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan elemen penting dari
hubungan antara investor dan perusahaan, melalui laporan keuangan inilah suatu
perusahaan dapat dinilai kinerjanya sehingga investor dapat segera mengambil
keputusan tentang investasi yang berhubungan dengan perusahaan tersebut dan
laporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan
berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang
dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas
informasi tersebut yaitu para pemakai laporan keuangan.
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman dan lain–lain. Mereka menggunakan
laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa diantara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh
informasi tambahan disamping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun
demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai
sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut
seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.
28
Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manajemen
perusahaan memikul tanggung jawab utama. Manajemen juga berkepentingan
dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki
akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu
dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan
bentuk dan isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan
atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat
membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup misalnya : keputusan
untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan
untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Berikut ini beberapa pengertian laporan keuangan yang diungkapkan oleh
beberapa ahli dan sumber penulisannya :
a. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2006 :2)
“Laporan Keuangan merupakan rangkuman data akuntansi dan
kondisi keuangan suatu perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi /
laporan perubahan modal, neraca dan laporan perubahan dana atau arus
kas pada suatu waktu tertentu yang dikomunikasikan secara periodik
kepada pemakainya untuk memenuhi berbagai kebutuhan informasi”.
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
29
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu
juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga“.
b. Menurut Baridwan (1997 :17)
“Laporan Keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan
yang merupakan ringkasan dari transaksi–transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh
pihak manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas–
tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan“.
c. Menurut Budi Raharja (2001 : 45)
“Laporan keuangan adalah laporan yang pertanggungjawaban yang
dibuat oleh manajer atau pemimpin perusahaan atas pengolahan
perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pemilik, pemerintah
(kantor pajak), kreditur (bank dan lembaga keuangan lainnya), dan pihak-
pihak yang berkepentingan lainnya“.
d. Menurut kieso dan Weiygandt ( 2001: 69)
Statement that reflect the collection, tabulation and final
summarization of accounting data. Financial statement are involved
income statement, owner equity statement, balance sheet, and statement of
cashflow
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut ikatan akuntan indonesia adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Tujuan umum laporan keuangan menurut APB statement no 4 adalah :
30
a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya
ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, menunjukan pendanaan dan
investasi, mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi komitmen,
dan menunjukan basis sumber daya untuk pertumbuhan.
b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber
daya bersih sebagai hasil dari aktivitas–aktivitas perusahaan yang
menghasilkan profit.
c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi earning potensial perusahaan.
d. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber
daya ekonomi kewajiban.
e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.
Dari uraian mengenai berbagai tujuan laporan keuangan diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2.1.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik
kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.
Dapat Dipahami
31
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud
ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya
atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu .
Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi
yang relevan harus memenuhi tiga syarat berikut ini :
1. Dapat meramalkan nilai dimasa yang akan datang.
2. Dapat memberikan umpan balik yang berguna bagi pengambilan keputusan.
3. Tepat waktu (timeliness).
Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
32
material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak
keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan
untuk perusahaan yang berbeda.
2.1.2 Profitabilitas
Analisis profitability sangat penting, khususnya bagi investor atau
kreditor. Bagi kreditor penting karena menyangkut pembayaran kembali pokok
pinjaman, sedang bagi investor menjadi penting karena terkait saham yang
dimiliknya.
Profitability menunjukan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan atau tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau
33
profit. Profitabilitas (laba/rugi) sering digunakan sebagai pengukur kinerja
manajemen perusahaan. Selain itu, laba/rugi juga sebagai pengukur efisiensi
penggunaan modal.
Santoso (1995) dalam Ukago (2005) menyatakan bahwa profitabilitas
suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu
operasional perusahaan dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan dipakai
sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan tentu
saja berkaitan dengan hasil akhir berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan
yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan.
Dyer dan McHugh (1975) dalam Ukago (2005) berpendapat bahwa ada
kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu dan sebaliknya, perusahaan
yang mengalami kerugian akan melaporkan terlambat. Givoly dan Palmon serta
Dyer dan Sridhar (1995) dalam Anastasia dan mukhlasin (2003) menyatakan
bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan
dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba di isi oleh berita
baik yaitu perusahaan yang mencapai hasil gemilang (good news) maka pihak
manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan sebaliknya.
Lawrence (1983) dalam Ukago (2005) menemukan bukti yang
menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress di amerika
serikat telah menunda penerbitan laporan keuangan mereka. Hal serupa
ditemukan oleh Carslaw dan Kaplan (1975) dalam Ukago (2005) dimana
34
perusahaan yang mengalami rugi operasional telah meminta auditornya untuk
menjadualkan pengauditan lebih lambat dari biasanya, sementara bagi perusahaan
yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung mengharapkan penyelesaian audit
secepat mungkin sehingga mampu mengumumkan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit ke publik lebih awal.
Didalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan ROA (Return On
Asset). Return On Asset (ROA) biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas
total aktiva. Rasio ini mencoba untuk mengukur efektivitas pemakaian total
sumber daya oleh perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (1995) dalam
Anastasia dan mukhlasin (2003) kadang– kadang rasio ini disebut hasil
pengembalian atas investasi return on investment (ROI).
Return On Asset (ROA) dihitung dengan membagi laba bersih atau EAT
(earning after tax) dengan total aktiva. Formula yang digunakan untuk
menghitung Return On Asset (ROA) adalah :
2.1.3 Opini Audit
Opini audit adalah pendapat akuntan independen atas laporan keuangan
tahunan perusahaan yang telah diaudit. Auditor sebagai pihak yang independen di
dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan memberikan opini
Laba bersih
ROA =
Total aktiva
35
atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) mengharuskan pembuatan laporan setiap kali kantor akuntan publik
dikaitkan dengan laporan keuangan. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar–
benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari
laporan audit adalah opini audit.
Opini audit yang diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit yang
dilakukan dapat memberi simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap
laporan keuangan yang diauditnya. Arens (1995:36) mengemukakan bahwa
laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian
auditor didalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan
profesionalnya.
Menurut Arens dan Loebbecke (1997:39) terdapat 5 jenis opini audit yang
dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini audit
tersebut dibedakan menjadi unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian),
qualified opinion (wajar dengan pengecualian), adverse opinion (tidak wajar),
disclaimer opinion (tidak memberikan pendapat), dan unqualified opinion with
explanatory paragraph or modified working (wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan).
1. Unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian)
Auditor memberikan opini unqualified opinion (wajar tanpa
pengecualian), jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara
36
wajar. Laporan audit standar dengan opini wajar tanpa pengecualian dapat
digunakan apabila kondisi–kondisi berikut terpenuhi : semua laporan keuangan
(neraca yang mencerminkan posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas, laporan laba
rugi, laporan perubahan saldo laba, dan laporan arus kas serta pelengkapnya yang
memadai), sudah tercakup dalam laporan keuangan, ketiga standar umum auditing
telah diikuti dengan sepenuhnya dalam penugasan, bahan bukti yang cukup dan
memadai telah dikumpulkan, laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak terdapat situasi–situasi yang
memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata–kata dalam
laporan audit (Arens dan Loebbecke, 1997:39).
2. Qualified opinion (wajar dengan pengecualian)
Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar
dengan pengecualian untuk pos–pos tertentu. Pendapat ini hanya dapat diberikan
oleh auditor jika auditor merasa bahwa kondisi yang dilaporkannya sangat
material maka pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion) atau
opini tidak wajar (adverse opinion) harus dibuat. Pada saat auditor menerbitkan
laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali
untuk” dalam paragraf pendapat. Dalam hal ini harus tersirat bahwa laporan
auditor tersebut merasa puas bahwa keseluruhan laporan keuangan adalah wajar
“kecuali untuk” aspek tertentu. Tidaklah dibenarkan menggunakan ungkapan
kecuali untuk pada semua jenis pendapat auditor selain pendapat wajar dengan
pengecualian (qualified opinion).
37
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan jika auditor menjumpai
kondisi–kondisi berikut (Mulyadi dan Kanaka, 1997:22) :
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak
dapat memperoleh informasi penting karena kondisi–kondisi yang
berada diluar kekuasaan klien maupun auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
d. Prinsip akuntansi yang berlaku umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
3. Adverse Opinion (tidak wajar)
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara
wajar. Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa
secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang
material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan
atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pendapat tidak wajar ini hanya dibuat jika auditor telah memiliki bahan bukti
audit (audit evidence) yang cukup. Hal ini bukanlah hal yang lazim sehingga
pendapat tidak wajar (qualified opinion) sangat jarang diberikan.
4. Disclaimer opinion (tidak memberikan pendapat)
38
Disclaimer opinion atau pendapat tidak memberikan pendapat diberikan
oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan pendapat tidak memberikan
pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa
keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pernyataan pendapat
tidak memberikan pendapat ini timbul karena banyak pembatasan lingkungan
audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut
kode etik profesional. Masing–masing situasi tersebut tidak memungkinkan
auditor untuk dapat memutuskan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer
opinion) dengan pernyataan pendapat tidak wajar (adverse opinion) adalah
pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor tidak mengetahui
adanya ketidakwajaran laporan keuangan yang disusun klien, sedangkan auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion) karena auditor tidak
cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan laporan auditan
atau auditor tidak independen.
5. Unqualified opinion with explanatory paragraph and modified wording
(wajar tanpa pengecualian dengan paragaraf panjelasan)
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan dalam laporan auditnya karena karena audit yang dilakukannya telah
memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil–hasil yang
39
memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor
merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan
auditnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab paling penting dari penambahan
paragraf penjelasan dalam laporan audit wajar tanpa pengecualian : tidak ada
konsistensi, keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern),
penekanan atas suatu hal dan laporan yang melibatkan auditor lain.
Dengan kata lain, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan diberikan jika terdapat hal–hal yang memerlukan bahasa penjelasan,
namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan klien.
2.1.4 Kualitas Auditor
Deangelo (1981) dalam Anissa (2004) mendefinisikan kualitas audit
sebagai gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan
keuangan yang material dan menyimpulkan bahwa kantor akuntan publik yang
lebih besar, kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik.
Perbedaan kualitas jasa yang ditawarkan kantor akuntan publik
menunjukan identitas kantor akuntan publik tersebut. Sementara itu, Product
Base Approach menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut
yang dapat di kuantitatifkan dan dapat di ukur (Gravin 1990) dalam Anissa
(2004). Klein dan Leffer’s (1981) dalam Anissa (2004) mengklaim bahwa harga
adalah indikator kualitas. Simunic (1980) dalam Anissa (2004) menyatakan
40
bahwa perbedaan karakteristik jasa audit adalah identik dengan penawaran.
Perbedaan karakteristik jasa audit tercermin dalam perbedaan kualitas audit. Hal
ini menunjukan bahwa makin besar fee audit, mengindikasikan bahwa kualitas
audit makin baik.
Dopuch dan Simunic (1982) dalam Anissa (2004) memproksi kualitas
audit berdasarkan reputasi kantor akuntan publik. Menurut Franciss dan Wilson
(1988) dalam Anissa (2004), kualitas audit diproksi dengan reputasi (brand name)
dan banyaknya klien yang dimiliki kantor akuntan publik. Audit dilakukan
sebagai wujud dari adanya hubungan kontrak antara pihak pemberi dan penerima
dalam konsep agensi (Mesier, 2003) dalam Anissa (2004). Sehubungan dengan
hal tersebut, kualitas auditor yang mengaudit perusahaan sangat penting. Auditor
yang berkualitas merupakan informasi baik sehingga manajemen akan segera
menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang
memiliki reputasi baik.
2.1.5 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Scott (1997) dalam Anastasia dan Mukhlisin (2003) mendefinisikan
“informasi sebagai bukti yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi keutusan
individual” laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang akan dicerna
oleh investor untuk mengambil keputusan atas investasinya. Namun demikian,
41
informasi baru akan bermanfaat bagi pemakainya apabila informasi tersebut tepat
waktu.
Definisi ketepatan waktu (timeliness) menurut Chairil dan Ghozali (2001)
dalam Ukago (2005) adalah “ timeliness adalah suatu pemanfaatan informasi
oleh pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atas
kemampuannya untuk mengambil keputusan”
Ketepatan waktu bagi pemakai informasi sangat penting, informasi yang
tepat waktu berarti jangan sampai informasi yang disampaikan sudah basi atau
sudah menjadi rahasia umum. Definisi tepat waktu menurut Baridwan (1997)
dalam Anastasia dan Mukhlisin (2003)“ informasi harus disampaikan sedini
mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar didalam pengambilan keputusan–
keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan
tersebut”.
Informasi tidak dapat dikatakan relevan jika tidak tepat waktu. Sebelum
informasi kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi keputusan maka
sebaiknya informasi harus sudah tersedia pada saat pengambilan keputusan.
Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi tetapi relevansi informasi tidak
dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai kondisi dan posisi
perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan
keuangan.
42
Dyer dan McHugh (1975) dalam Anissa (2004) menyimpulkan bahwa
“ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan
keuangan yang memadai” para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu
memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan
keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru.
Menurut Hendriksen (1992) dalam Anastasia dan Mukhlisin (2003)
ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa : laporan keuangan seharusnya
disajikan pada suatu interval waktu. Maksudnya untuk menjelaskan perubahan
didalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi pada waktu
membuat prediksi dan keputusan.
Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara penyajian informasi
yang diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Informasi tepat waktu
akan mempengaruhi kemampuan manajer didalam merespon setiap kejadian atau
masalah. Apabila informasi itu tidak disampaikan tepat waktu atau menyebabkan
informasi tersebut kehilangan nilainya didalam mempengaruhi kualitas keputusan.
Menurut Amey (1979), Gordon Narayanan (1984) dalam Anastasia dan Mukhlisin
(2003) “informasi tepat waktu juga akan mendukung manajer menghadapi
ketidakpastian yang terjadi di lingkungan kerja mereka”.
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam UU no 8
tahun 1995 tentang pasar modal. Dalam undang–undang tersebut dinyatakan
bahwa perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam, Bursa Efek Indonesia
43
(BEI) dan publik selambat–lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal
berakhirnya tahun buku.
Untuk laporan keuangan tengah tahunan :(1) Selambat-lambatnya 60 hari
setelah tengah tahun buku berakhir jika tidak disertai laporan akuntan, (2)
Selambat–lambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai
dengan laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas, (3) Selambat–
lambatnya 120 hari setelah tengah tahun buku perusahaan berakhir jika disertai
laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan.
Untuk laporan keuangan triwulanan selamba–lambatnya 60 hari setelah triwulan
buku perusahaan berakhir.
Namun sejak penyampaian laporan keuangan tahunan buku 2002,
Bapepam mempercepat waktu penyampaian laporan keuangan menjadi 90 hari
sejak tanggal tahun buku terakhir.
Chamber dan Penman (1984) dalam Anissa (2004) mendefinisikan
ketepatan waktu ke dalam dua cara “pertama, ketepatan waktu didefinisikan
sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai
tanggal melaporkan. Kedua ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu
pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan”.
Menurut Dyer dan McHugh (1975) dalam Anissa (2004) untuk melihat
ketepatan waktu biasanya suatu penelitian melihat suatu keterlambatan pelaporan
44
keuangan menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam penelitiannya antara
lain:
1. Preliminary lag, adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
2. Auditor report lag, adalah interval jumlah hari antara tanggal
laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag, adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ainun Naim (1998) dalam Anissa
(2004) menyatakan bahwa “ketepatan waktu dilihat dari keterlambatan.
Keterlambatan pelaporan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi
keuangannya kepada Bapepam setelah tanggal 31 maret, hal ini sesuai dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam tahun 1995”
Pengukuran ini sesuai dengan penelitian Soo dan Schwartz (1996) dalam
Anissa (2004). Soo dan Schwartz mengukur keterlambatan pelaporan keuangan
didasarkan pada apakah perusahaan mematuhi peraturan pelaporan informasi
keuangan yang ditetapkan oleh stock exchange commission (SEC) jika di
Indonesia adalah Bapepam.
Ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan suatu laporan keuangan
perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Kenley dan
Stubus (1972) dalam Anissa (2004) menyatakan bahwa “ nilai laporan keuangan
45
berubah secara berkebalikan dengan waktu untuk menyelesaikan
penyusunannya”.
2.1.6 Teori–Teori Yang Mendukung Ketepatan Waktu
Ada beberapa teori yang berhubungan dengan kepatuhan perusahaan
dalam melaporkan laporan keuangannya dengan tepat waktu antara lain
2.1.6.1 Teori Keagenan
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen suatu
usaha) dengan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency
relationship) terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal
dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi
principal. Dalam hal penyampaian laporan keuangan ke publik, agen bertanggung
jawab untuk secara tepat waktu atau tidak melakukan hak dan kewajibannya ke
publik yaitu menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan principal ke
publik karena tepat waktu atau tidaknya penyampaian laporan keuangan tahunan
tersebut juga ditentukan oleh kinerja dan operasional perusahaan principal yang
dijalankan agen (manajemen perusahaan)
Laporan keuangan yang disampaikan dengan tepat waktu akan memberi
dampak yang baik bagi principal sebagai pemilik perusahaan dan sebaliknya
46
laporan keuangan yang disampaikan terlambat ke publik akan memberi dampak
yang tidak baik bagi principal karena jelas bahwa agen memiliki tanggung jawab
kepada principal untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal.
Teori keagenan memberi tiang pokok bagi peranan akuntansi dalam
menyediakan informasi dan sering kali diasosiasikan dengan peran stewardship
akuntansi, sehingga hal ini memberikan akuntansi sebagai nilai umpan balik
antara agen dan principal selain nilai produktifnya.
2.1.6.2 Teori Kepatuhan
Teori kepatuhan lebih menekankan kepada pentingnya proses sosialisasi
dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Terdapat dua
perspektif dasar dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan hukum yang
disebut instrumental dan normatif.
Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong
oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan–perubahan dalam
tangible, insentif dan penalti yang berhubungan dengan perilaku.
Dalam hal penyampaian laporan keuangan ke publik, perspektif ini
menggambarkan bahwa insentif yang diperoleh perusahaan bila menyampaikan
laporan keuangannya dengan tepat waktu yaitu respon baik publik terhadap
perusahaan itu sendiri dan sebaliknya.
47
Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai
moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Jadi, untuk perspektif
yang kedua, seorang individu cenderung untuk mematuhi ketentuan dalam hal ini
ketepatan waktu pelaporan keuangan karena dianggap sebagai suatu keharusan
(normative commitment through morality) dan karena otoritas penyusun ketentuan
tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku untuk melaporkan keuangannya
tepat pada waktu yang telah ditentukan (normative commitment through
legitimacy) dalam hal ini adalah Bapepam.
2.1.7 Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Novita Weningtyas
Respati (2001) tentang “faktor–faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan : studi empiris di Bursa Efek jakarta “ yang
menunjukan bahwa pada tahun 1999, variabel profitability ROA secara signifikan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
Selain penelitian diatas juga dilakukan penelitian oleh Kristianus Ukago,
Imam Ghozali dan Sugiono (2004) yang menyatakan bahwa variabel DER, ROA,
dan kompleksitas oprasi (OPERA) tahun 2000, SIZE dan OPERA tahun 2001,
DER dan OPERA tahun 2002 secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan
48
terhadap ketepatan waktu pelaporan adalah variabel SIZE untuk tahun 2000, DER
dan ROA untuk tahun 2001 serta SIZE dan ROA untuk tahun 2002.
Beberapa penelitian sebelumnya juga telah berkembang di Amerika dan
Australia. Penelitian–penelitian sebelumnya menemukan bukti empiris bahwa
keterlambatan pelaporan keuangan dipengaruhi oleh berita buruk perusahaan,
misalnya : keterlambatan pelaporan dihubungkan dengan kesulitan keuangan,
qualified opinion oleh auditor, dan keterlambatan audit (Dyer dan McHugh
(1975), Davis dan Whittred (1980), Givoly dan Palmon (1982), Chamber dan
Penman (1984), Schwartz dan Soo (1996).
Dyer dan McHugh (1975) meneliti profil ketepatan waktu pelaporan
keuangan dan normalitas keterlambatan dengan menggunakan 120 perusahaan di
Australia periode 1965-1971. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ukuran
perusahaan, tanggal terakhir tahun buku berpengaruh dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan, sedangkan profitabilitas tidak signifikan
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan. Davis dan Whittred (1980) meneliti
pengaruh kualifikasi laporan audit terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan perusahaan di Australia. Davis dan Whittred menemukan bukti
empiris bahwa kualifikasi audit menyebabkan keterlambatan pelaporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan Givoly dan Palmon (1982) menemukan bukti
empiris keterlambatan pelaporan keuangan berhubungan dengan isi laporan
keuangan. Pengumuman yang berisi berita buruk cenderung akan ditunda.
Penelitian Givoly dan Palmon juga menguji karakteristik perusahaan dengan
49
ketepatan waktu. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan
berhubungan negatif dengan keterlambatan pelaporan dan kompleksitas audit
secara langsung berhubungan dengan keterlambatan pelaporan keuangan
perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Chamber dan Penman (1984) dan Bandi
(2000) di Amerika menemukan bukti empiris bahwa ada hubungan terbalik antara
besarnya perusahaan dan keterlambatan pelaporan. Soo dan Schwartz (1996)
meneliti ketidakpatuhan perusahaan di amerika terhadap peraturan pengungkapan
informasi SEC. Ketidakpatuhan ini dipengaruhi oleh ukuran perusahaan,
perubahan Auditor, dan kesulitan keuangan.
Bandi (2000) melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan
keuangan dan hubungannya dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu. Hasil
penelitian menemukan bukti empiris bahwa keterlambatan antara perusahaan
besar dan kecil berbeda dan temuan empiris lainnya dalam penelitian ini yaitu
ketepatan waktu pelaporan antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu yang
diharapkan tidak berpengaruh.
Mengacu pada penelitian–penelitian terdahulu, penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian kembali terhadap faktor–faktor yang berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Faktor–faktor tersebut antara lain : Ketepatan waktu
(TIME), Kualias Auditor (KTS), Opini audit (OPN), Profitability (ROA).
50
2.2 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini didasarkan pada hubungan pengaruh antara faktor dependen
ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan faktor–faktor independen seperti
profitability, opini audit dan kualitas auditor hubungan tersebut digambarkan
dengan skema berikut ini :
Gambar 1
Skema hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu penelitian yang
dilakukan dengan maksud untuk mempermudah analisis. Dalam penelitian ini,
hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
Ho1 : Profitabilitas perusahaan tidak mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Profitabilitas
Opini Auditor
Kualitas Auditor
Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di
BEI
51
Ha1 : Profitabilitas perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Ho2 : Kualitas Auditor perusahaan tidak mempengaruhi ketepatan
waktu pelaporan keuangan
Ha2 : Kualitas Auditor perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Ho3 : Opini Audit perusahaan tidak mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Ha3 : Opini Audit perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
52
BAB III
METODOLOGI PE�ELITIA�
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh variabel–variabel
profitabilitas perusahaan, opini audit, kualitas auditor terhadap ketepatan waktu
penyerahan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian uji hipotesis, metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Regresi yang dapat
menjelaskan ketergantungan atau hubungan antara variabel dependen dengan satu
atau lebih variabel independen. Metode ini digunakan sebagai alat untuk
53
menganalisis data dengan cara menghubungkan data sampel yang telah terkumpul
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Dalam dalam penelitian ini penulis menggunakan regresi logistik karena
variabel dependen merupakan variabel dengan skala nominal yaitu skala
pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok dari construct yang diukur.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan–perusahaan manufaktur yang listing di
BEI untuk periode tahun 2004 –2006.
3.2 Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu satu variabel terikat
(dependen variabel) dan 3 variabel bebas (independen variabel). Diantaranya :
3.2.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain (dependen) atau variabel sebab.
3.2.1.1 Profitabilitas (PROFIT)
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan return on
asset (ROA) yang diukur dengan membagi laba bersih (net income) dan rata–rata
total asset (average asset).
3.2.1.2 Opini Audit
54
Penelitian ini mengelompokan opini audit menjadi dua yaitu kategori yang
perusahaan yang memperolah opini audit wajar tanpa pengecualian (WTP) dan
kategori perusahaan yang memperoleh opini audit selain wajar tanpa
pengecualian (SWTP). Pengukurannya menggunakan variabel dumy, dimana
kategori 1 untuk perusahaan yang memperoleh opini audit wajar tanpa
pengecualian (WTP) dan kategori 0 untuk perusahaan yang memperoleh opini
selain wajar tanpa pengecualian (SWTP).
3.2.1.3 Kualitas Auditor.
Pengelompokan dalam variabel ini menggunakan dua alternatif, yaitu
KAP besar dan KAP kecil. KAP besar diberi nilai 1 dan KAP kecil diberi nilai 0.
penentuan KAP besar atau kecil didasarkan pada jumlah karyawan professional
yang bekerja dikantor pusat KAP tersebut. Data karyawan KAP dapat diperoleh
dari directory Ikatan Akuntan Indonesia, Sedangkan data KAP diambil dari
laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.
3.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
variabel lain (independen) atau variabel akibat. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (TIME). Ketepatan
waktu diukur dengan menggunakan variabel dumy, dimana kategori 1 untuk
perusahaan yang tepat waktu dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat
waktu. Perusahaan dikategorikan terlambat apabila laporan keuangan dilaporkan
55
setelah tanggal 31 maret, sedangkan perusahaan yang tepat waktu adalah
perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan sebelum tanggal 31 maret.
Tabel 1
Pengukuran Variabel Penelitian
VARIABEL INDIKATOR PENGUKURAN SKALA INSTRUMEN
Ketepatan
waktu
TIME Tepat/tidak tepat Nominal Tgl pelaporan
LK ke Bapepam
Opini audit OPN Wajar/selain
wajar
Nominal Laporan
Keuangan
Kualitas
Auditor
KTS KAP besar/KAP
kecil
Nominal Directory IAI
dan Laporan
Keuangan
Profitability ROA 8et income
Total asset
Rasio Laporan
Keuangan
3.3 Jenis Data
56
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder berupa
annual report. Untuk kebutuhan data tersebut maka sumber data yang diperoleh
berupa :
a. Laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaan sampel yaitu
perusahaan sampel yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
b. Laporan monitoring Penyampaian laporan keuangan tahunan per 31
desember dan presentasi kenaikan dan penurunan laba bersih dibandingkan
dengan periode sebelumnya dari BAPEPAM.
c. Laporan auditor dalam audit report.
Semua kebutuhan sumber data tersebut diperolah dari Capital Market Reference
Center (CMRC/PRPM) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian (Kuncoro: 103). Sedangkan sampel merupakan
bagian dari populasi (Wibisono: 41). Pada penelitian ini, populasi yang diambil
adalah perusahaan- perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jumlah populasi sebanyak 32 perusahaan.
Sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi,
sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami sifat atau karakteristik dari
sampel, kita dapat memperkirakan sifat atau karakteristik dari populasi
(Wibisono: 42). S. Nasution (2003), membagi sampling menjadi dua, yaitu yang
57
memberi kemungkinan sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih yang disebut
probability sampling dan yang tidak memberi kemungkinan sama bagi tiap unsur
populasi untuk dipilih yang disebut non-probability sampling.
3.4.1 Populasi
Populasi yang akan menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan sampel
dimulai dari tahun 2004–2006 dan telah mempublikasikan laporan keuangan
berturut–turut selama periode pengamatan sampel.
3.4.2 Pemilihan Sampel dan Jumlah Sampel
Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling berdasarkan pertimbangan, yaitu pemilihan sampel secara tidak acak
yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu dimana
pada umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro
dan Supomo, 1991).
Pada penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya. Adapun kriterianya :
1. Perusahaan manufaktur yang listed selama tiga tahun berturut – turut yaitu dari
tahun 2004 sampai tahun 2006 di BEI.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 desember untuk tahun
2004 sampai dengan 2006.
58
3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dan
disertai dengan laporan audit yang ditandatangani auditor independen.
4. Laporan keuangan perusahaan periode 2004–2006 tersedia di bursa dan media
masa.
5. Perusahaan–perusahaan tersebut berturut–turut menyampaikan dan
mempublikasikan laporan keuangannya ke BAPEPAM tahun 2004-2006 secara
berturut-turut dan konsisten.
Berdasarkan kriteria diatas dan data yang tersedia, jumlah sampel yang
memenuhi syarat adalah sebanyak 32 perusahaan.
Tabel 2
Perusahaan Sampel
NO Perusahaan
1 Ades alfindo putra setia
2 Tiga pilar sejahtera
3 Aqua golden missisippi
4 Cahaya kalbar
5 Davomas abadi
6 Delta jakarta
7 Indofood sukses makmur
8 Multi bintang indonesia
9 Mayora indah
10 Sari husada
11 Sekar laut
12 Smart
13 Siantar top
14 Suba indah
15 Tunas baru lampung
16 Ultra jaya milk ind
17 BAT indonesia
18 Gudang garam
19 HM sampoerna
20 Bentoel internasional
59
21 Darya varia laboratories
22 Indofarma
23 Kimia farma(persero)
24 Kalbe farma
25 Merck indonesia
26 Pyridam farma
27 Schering plough indonesia
28 Bristol-meyer squibb
29 Tempo scan pacific
30 Mustika ratu
31 Mandom indonesia
32 Unilever indonesia
Sumber : Pusat Referensi Pasar Modal
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan pengaturan dan penyusunan
data dalam bentuk numeric dan grafik. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi
antara lain berupa : frekuensi, tendensi sentral (mean, median, modus), disperse
(standar deviasi, varian), dan koefisien korelasi antar variabel penelitian.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Setelah diseleksi, sampel diuji untuk memenuhi asumsi klasik yang terdiri
dari 3 unsur, yaitu :
a. Uji �ormalitas
60
Sebelum data dianalisis terlebih dahulu data diuji dengan menggunakan
uji normalitas, yaitu menguji apakah model regresi variabel dependen dan
independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji
normalitas ini dilakukan dengan Kolmogorov–Smirnov test.
Santoso (2003:88) menyatakan bahwa One–Sample Kolmogorov–Smirnov
Test adalah uji untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan
untuk dua sampel yang independen. Uji Kolmogorv Smirnov bertujuan untuk
menguji hipotesis bahwa ada beda antara dua buah distribusi dari masing–masing
variabel yang terdistribusi normal.
Dalam penelitian ini normalitas data diuji dengan menggunakan uji
Kolmogorov– smirnov, yaitu berdasarkan probabilitas, jika :
� Nilai sign/Asymp.sig < 0,05 maka populasi berdistribusi tidak normal.
� Nilai sign/Asymp.sig > 0,05 maka populasi berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearlitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
menemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya jika
independen saling berkorelasi, maka variabel–variabel tidak ortoghonal, yaitu
variabel independen yang nilai korelasinya antar sesama variabelnya sama dengan
nol.
61
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengidentifikasi adanya korelasi antara
kesalahan pengganggu yang terjadi antar periode yang di ujikan dalam model
regresi. Pengujian autokorelasi yang digunakan dalam model ini adalah pengujian
dengan menggunakan Durbin–Watson Test (DW- test).
d. Uji Hipotesis
Alat analisis yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah pengujian
dengan regresi logistik (uji t atau pengujian parsial) karena variabel independen
memiliki skala rasio dan nominal sedangkan variabel dependen memiliki skala
nomila dimana proses uji t (pengujian parsial) ini bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel-variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependennya (dummy).
Formulasi dari metode regresi logistik dapat ditulis dalam persamaan
regresi sebagai berikut :
Keterangan :
TIME = Ketepatan Waktu Pelaporan
ROA = Return On Asset
OPN = Opini Audit
TIME = βо + β1ROA + β2OP� + β3KTS + ε
62
KTS = Kualitas Auditor
ε = Error (variabel gangguan)
Analisis pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logistik
dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tingkat signifikan (α)yang digunakan sebesar 5% (0,05). Masson (1999)
dalam Petronila 2003 menyebutkan bahwa tidak terdapat satu level signifikan
yang dapat diaplikasikan untuk semua pengujian. Pada umumnya, level 0,05
untuk riset konsumen, 0,05 untuk riset konsumen, 0,01 untuk quality assurance,
dan 0,10 untuk political polling.
2. Kriteria atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikan P–value
(probvalue). Jika p–value (signifikansi) > α maka hipotesis alternatif ditolak,
sebaliknya jika P –value (signifikansi) < α maka hipotesis alternatif diterima.
63
BAB IV
A�ALISIS HASIL PE�ELITIA�
4.1 Gambaran Umum Objek penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah Go
public di Bursa Efek Indonesia 3 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2004
64
sampai dengan tahun 2006. industri manufaktur dipilih karena memiliki
presentase 50% lebih dari total perusahaan yang tercatat dalam JSX statistic 2004,
2005, 2006 dari populasi ini karena keterbatasan data diambil sebanyak 32 sampel
perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang consumer good industry yang
memenuhi kriteria sampel yang digunakan peneliti. Perusahaan-perusahaan
tersebut kemudian dikelompokan menjadi perusahaan yang tepat waktu dan tidak
tepat waktu dalam malaporkan laporan keuangannya.
Tabel 3
Ketepatan Waktu Perusahaan Manufaktur
Tahun 2004-2006
Ketepatan Waktu Jumlah Perusahaan Presentase
Tepat Waktu 84 87.5%
Tidak Tepat Waktu 12 12.5%
4.2 Penyajian Data
Dari data sampel yang telah dikumpulkan, penulis mengolah data tersebut
menjadi suatu bentuk data olahan yang dibutuhkan dan kemudian memprosesnya
sehingga dapat di uji menggunakan software pengolahan data statistik yaitu
menggunakan SPSS 15.
4.3 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif seperti pada Tabel 3 menunjukan nilai
minimum, maksimum, mean, standar deviasi serta jumlah sampel yang diteliti,
65
dimana dari masing masing variabel independen dapat dijelaskan dengan uraian
sebagai berikut :
1. Variabel Profitabilitas dari 96 sampel yang diteliti memiliki nilai
minimum sebesar -126.18%, maksimum 93.65%, mean 6.3151% dan standar
deviasi sebesar 21.96913%. nilai tersebut menunjukan keragaman dari
profitabilitas perusahaan yang diteliti. Terdapat 12 perusahaan atau sekitar 12.5%
yang memiliki profitabilitas minus atau menderita kerugian sedangkan sebanyak
84 atau 87.5% perusahaan mencatat keuntungan.
2. Variabel Kualitas Auditor dari 96 sampel yang diteliti memiliki nilai
minimum sebesar 0, maksimum 1, mean 0.59 dan standar deviasi sebesar 0.494.
nilai tersebut menunjukan bahwa masih banyak perusahaan yang tidak
menggunakan KAP besar untuk proses audit yaitu terdapat 57 perusahaan atau
59.4% yang menggunakan KAP besar sedangkan sebanyak 39 perusahaan atau
40.6% menggunakan KAP kecil memiliki.
3. Variabel Opini Audit dari 96 sampel yang diteliti memiliki nilai minimum
sebesar 0, maksimum 1, mean 0.96 dan standar deviasi sebesar 0.201. nilai
tersebut menunjukan sebagian kecil perusahaan yang memiliki opini selain wajar
tanpa pengecualian yaitu terdapat 4 atau 4.16% perusahaan yang memperoleh
opini audit selain wajar tanpa pengecualian dan 92 perusahaan atau 95.84%
memperoleh opini audit wajar tanpa pengecualian.
Tabel 4
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KTP 96 0 1 .88 .332
66
Profitabilitas 96 -126.18 93.65 6.3151 21.96913 KAP 96 0 1 .59 .494 OPN 96 0 1 .96 .201 Valid N (listwise)
96
KTP : ketepatan waktu KAP : kantor akuntan publik/kualitas auditor OPN : opini audit Sumber : data diolah dengan spss
4.4 Pengujian Asumsi Klasik
4.4.1 Uji �ormalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki distribusi normal atau tidak.
Hipotesis :
Hο: α > 0.05: Data berdistribusi normal .
Hа: α < 0.05: Data berdistribusi tidak normal.
Hasil pengujian normalitas ditunjukan dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 5
Rangkuman Hasil Pengujian �ormalitas
Dengan menggunakan Kolmogorov–Smirnov Test
�o Variabel P-value Kesimpulan
1 Ketepatan Waktu 0.00 Ho ditolak
2 Profitabilitas 0.00 Ho ditolak
3 Kualitas Auditor 0.00 Ho ditolak
4 Opini Auditor 0.00 Ho ditolak
Pada tabel diatas diketahui bahwa semua variabel memiliki probabilitas
(p-value) < 0.05 yang berarti bahwa semua variabel yang digunakan memiliki
67
data berdistribusi tidak normal. Karena asumsi dari regresi logistik tidak
mengharuskan data berdistribusi normal, maka pengujian dengan metode tersebut
dapat dilakukan.
4.4.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas menunjukan bahwa antara variabel independen
mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolinearitas
terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10.
Keputusan :
Jika VIF < 10, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas
Jika VIF > 10, maka terdapat masalah multikolinearitas
Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh hasil pengujian
multikolinearitas sebagai berikut :
Tabel 6
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Profitabilitas .719 1.392
KAP .978 1.023
OPN .705 1.418 a Dependent Variable: KTP(ketepatan waktu) KAP : kantor akuntan publik/kualitas auditor OPN : opini audit Sumber : data diolah dengan spss
Dari tabel diatas diketahui bahwa semua variabel independen yang
digunakan dalam penelitian (profitabilitas, kualitas auditor, opini audit) memiliki
nilai VIF < 10 hal ini berarti bahwa dalam model regresi tidak terdapat
multikolinearitas (tidak ada hubungan yang kuat antara variabel independennya).
68
4.4.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukan bahwa ada korelasi antara error dan error
periode sebelumnya dimana pada asumsi klasik tidak boleh terjadi. Uji
autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Jika dinilai Durbin
Watson berkisar diantara nilai batas atas (du) dan 4-du maka diperkirakan tidak
terjadi pelanggaran autokorelasi.
Hipotesis Autokorelasi :
Ho: DW = du ≤ dw ≤ 4 – du : tidak ada Autokorelasi
Ha: DW = du ≤ dw ≤ 4 – du : ada Autokorelasi.
Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi lebih jelasnya ditampilkan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 7
Keputusan Autokorelasi
Hipotesa �ol (Ho) Keputusan Kriteria
Ada autokorelasi H o ditolak 0 < dw < d∟
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan d∟ ≤ dw ≤ du
Ada autokorelasi negative H o ditolak 4 - d∟< dw < 4
Tidak ada autokorelasi negative Tidak ada keputusan 4 – du ≤ dw ≤ 4 - d∟
Tidak ada autokorelasi (positif
atau negatif)
H o ditolak du ≤ dw ≤ 4 - du
69
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian autokorelasi :
Tabel 8
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .386(a) .149 .122 .312 1.788 a Predictors: (Constant), OPN (opini audit), KAP (kantor akuntan publik/kualitas audito), Profitabilitas b Dependent Variable: KTP (ketepatan waktu) Sumber : data diolah dengan spss
Berdasarkan tabel diatas, nilai Durbin Watson sebesar 1.788, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa nilai Durbin Watson berada pada daerah du ≤
dw ≤ 4 – du, maka Ho ditolak, artinya tidak ada autokorelasi (positif atau negatif)
pada model persamaan regresi yang digunakan.
4.5 Hasil Analisis Regresi Logistik
4.5.1 Omnibus test of Model Coefficients (Pengujian Simultan)
Jika pengujian Omnibus of Model Coefficients menunjukan hasil yang
signifikansi, maka secara keseluruhan variabel independen dimasukan dalam
model atau dengan kata lain tidak ada variabel yang dikeluarkan dalam model.
Ho: αααα > 0.05
Variabel Profitabilitas, Kualitas Auditor, dan Opini Audit secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan
keuangan.
Ha: αααα < 0.05
70
Variabel profitabilitas, Kualitas Auditor, dan Opini Audit secara bersama–sama
berpengaruh terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas :
Jika probabilitas > alpha 0.05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < alpha 0.05, maka Ho ditolak
Hasil Omnibus test of Model Coefficients (pengujian simultan) ditunjukan
pada tabel berikut :
Tabel 9
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-
square df Sig.
Step 1 Step 12.747 3 .005 Block 12.747 3 .005 Model 12.747 3 .005
Sumber : data diolah dengan spss
Dari hasil pengujian regresi logistik, dengan melihat tabel Omnibus Test of
Model Coefficients, diketahui nilai chi square = 12.747 dan degree of freedom = 3
adapun tingkat signifikansi sebesar 0.005 (p-value 0.005 < 0.05). maka Ho
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat signifikan 5%,
variabel profitabilitas, kualitas auditor, dan opini auditor secara bersama–sama
berpengaruh terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan.
4.5.2 Model Summary (Koefisien Determinasi)
71
Model Summary dalam regresi logistik sama dengan pengujian R² pada
persamaan Regresi Linear. R² menunjukan estimasi variasi dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Tabel 10
Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell R
Square Nagelkerke R Square
1 59.592(a) .124 .235 a Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less
than .001. Sumber : data diolah dengan spss
Dari hasil pengolahan data dengan metode regresi logistik, diketahui
bahwa uji model menghasilkan -2 Log likehood sebesar 94.546 dan koefisien
determinasi yang dilihat dari nilai 8agelkerke R² adalah 0.235. Artinya kombinasi
variabel independen yaitu profitabilitas, kualitas auditor, opini audit mampu
menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu ketepatan waktu adalah sebesar
23.5% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor–faktor lain yang tidak
diikutsertakan dalam model.
4.5.3 Hosmer and Lemeshow Test (Goodness of fit Test)
Pada pengujian ini bertujuan untuk menguji ketepatan atau kecukupan
data pada model regresi logistik.
72
Hipotesis :
Ho: α > 0.05 : model logistik menunjukan kecukupan data (fit)
Ha: α < 0.05 : model logistik tidak menunjukan kecukupan data (fit)
Apabila nilai probabilitas kecil, misalnya kurang dari 0.05, maka model
regresi logistik tidak menunjukan kecukupan data. Adapun nilai probabilitas yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 5% (α = 0.05). Sehingga dasar
pengambilan keputusan uji Hosmer and Lemeshow adalah sebagai berikut :
Jika probabilitas > alpha 0.05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < alpha 0.05, maka Ho ditolak
Berikut ini ditampilkan hasil Hosmer and Lemeshow Test
Tabel 11
Hasil pengujian Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 4.868 8 .772 Sumber : data diolah dengan spss
Pada tabel hasil pengujian Hosmer and Lemeshow , diketahui nilai chi
square = 4.868 dan degree of freedom = 8. Adapun tingkat signifikansi sebesar
0.772 (p-value sebesar 0.772 > alpha 0.05), Maka Ho diterima dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada model regresi logistik yang digunakan telah
memenuhi kecukupan data.
4.5.4 Uji t (Pengujian Parsial) dan Hipotesis
73
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan dari variabel–variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian parsial menggunakan
signifikansi 5% (0.05) karena dinilai cukup memadai dalam perbandingan antar
variabel–variabel pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :
Jika p-value/α < 0.05 maka Ho ditolak
Jika p-value/α > 0.05 maka Ho diterima
Hasil pengujian regresi logistik :
Ketepatan Waktu = βo + β1 (profitabilitas) + β2 (KualitasAuditor) + β3 (Opini
Audit) + ε
Tabel 12
Hasil Uji Parsial
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1(a)
Profitabilitas .062 .026 5.699 1 .017 1.064
KAP -.693 .737 .884 1 .347 .500 OPN -3.687 3.626 1.034 1 .309 .025 Constant 5.811 3.549 2.680 1 .102 333.847 a Variable(s) entered on step 1: Profitabilitas, KAP, OPN. Sumber : data diolah dengan spss KTP : ketepatan waktu KAP : kantor akuntan publik/kualitas auditor OPN : opini audit
Dari hasil pengujian regresi logistik, dapat dibuat persamaan regresi
sebagai berikut :
Ketepatan Waktu = 5.811 + 0.062 (Profitabilitas) – 0.693 (Kualitas Auditor) –
3.687 (Opini Audit) + ε
74
Ketepatan Waktu = Exp (5.811) + Exp(0.062) (Profitabilitas) – Exp (0.693)
(Kualitas Auditor) – Exp (3.687) (Opini Audit) + ε
Pengujian Hipotesis
Hipotesis 1
Ho1: α < 0.05 : Profitabilitas perusahaan tidak mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Ha1: α > 0.05 : Profitabilitas perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa variabel Profitabilitas
perusahaan memiliki nilai wald sebesar 5.699 dengan p-value 0.017 < alpha 0.05
dengan demikian Ho1 ditolak, artinya Profitabilitas perusahaan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Na’im (1998) dan Respati (2004) dalam penelitian tersebut
ditemukan bukti empiris bahwa profitabilitas yang diukur dengan menggunakan
ROA secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan.
Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wirakusuma (2004) yang menemukan bahwa rasio profitabilitas
tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan ke publik dan juga
Dyer dan McHugh (1975) yang menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas
tidak mempengaruhi ketepatan waktu Pelaporan keuangan ke publik.
75
Hipotesis 2
Ho2 : α < 0.05 : Kualitas Auditor perusahaan tidak mempengaruhi ketepatan
waktu pelaporan keuangan
Ha2 : α > 0.05 : Kualitas Auditor perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa variabel Kualitas Auditor
memiliki nilai wald sebesar 0.884 dengan p-value 0.347 > alpha 0.05 dengan
demikian Ho2 diterima, artinya Kualitas Auditor tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Penolakan Hipotesis ke–2 yang menyatakan bahwa perusahaan yang
diaudit oleh KAP besar melaporkan laporan keuangannya lebih tepat daripada
perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil memberi makna bahwa kantor akuntan
publik yang mengaudit laporan keuangan perusahaan bukan alasan keterlambatan
penyampaian laporan keuangan ke Bapepam.
Gambaran objek penelitian memperlihatkan bahwa perusahaan yang
diaudit oleh KAP besar atau kecil melaporkan laporan keuangannya secara tepat
dan tidak tepat. Penolakan hipotesis ini disebabkan KAP yang dipilih oleh
perusahaan tidak seratus persen menjadi wewenang manajemen, manajemen
mendapat intervensi dari rapat umum pemegang saham yang menugaskan Komite
Audit untuk merekomendasikan KAP yang akan mengaudit perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Anissa (2004) dalam penelitian tersebut ditemukan bukti empiris
bahwa Kualitas Auditor yang diukur dengan menggunakan besar atau kecilnya
76
KAP tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan.
Hipotesis 3
Ho3: α < 0.05 : Opini Audit perusahaan tidak mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Ha3: α > 0.05 : Opini Audit perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa variabel Opini Audit
memiliki nilai wald sebesar 1.034 dengan p-value 0.309 > alpha 0.05 dengan
demikian Ho3 diterima, artinya Opini Audit tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wirakusuma (2004) yaitu laporan keuangan yang memperoleh
opini wajar tanpa pengecualian cenderung dipublikasikan lebih cepat
dibandingkan laporan keuangan dengan opini selain wajar tanpa pengecualian dan
juga Dyer dan McHugh (1975) yang menemukan bukti empiris yaitu opini audit
berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
77
78
BAB V
PE�UTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari uji t atau pengujian parsial maka dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Profitabilitas secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan
yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung cepat melakukan proses
pengauditan dan melaporkan laporan keuangannya ke publik atau perusahaan
yang menderita kerugian akan cenderung memperlambat proses pangauditan
dan melaporkan laporan keuangannya ke publik. Profitabilitas yang tinggi
menunjukan kinerja manajemen yang baik. Manajemen akan berupaya
semaksimal mungkin menunjukan kinerjanya. Namun, apabila kinerjanya
menunjukan kondisi yang kurang baik maka manajemen akan berupaya
semaksimal mungkin menunda informasi tentang kinerjanya. Pelaporan
keuangan tahunan yang terlambat mengindikasikan bahwa kinerja manajemen
kurang baik. Bagi stockholder keterlambatan penyampaian laporan keuangan
memberi sinyal bahwa kinerja manajemen kurang baik.
2. Kualitas auditor secara signifikan tidak mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Hasil ini menunjukan bahwa besar atau kecilnya Kantor
Akuntan Publik yang ditunjuk untuk melakukan audit terhadap perusahaan
79
tidak memiliki pengaruh terhadap terlambat atau tidaknya penyampaian
laporan keuangan ke publik karena KAP yang dipilih oleh perusahaan tidak
seratus persen menjadi wewenang manajemen, manajemen mendapat
intervensi dari rapat umum pemegang saham yang menugaskan komite audit
untuk merekomendasikan KAP yang akan mengaudit perusahaan.
3. Opini audit secara signifikan tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Hasil ini menunjukan bahwa opini audit selain wajar tanpa
persyaratan (WTP) yang dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik tidak
mempengaruhi terlambat atau tidaknya pihak manajemen melaporkan laporan
keuangannya ke publik. Karena opini audit adalah wewenang dari Kantor
Akuntan Publik sebagai lembaga yang independen dan bertanggung jawab ke
publik untuk mengeluarkan opini berdasarkan laporan keuangan yang
diauditnya, dalam hal ini manajemen tidak berhak mengintervensi opini audit
yang telah dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik meskipun Kantor
Akuntan Publik tersebut mendapat fee dari perusahaan yang diauditnya.
5.2 Saran
Banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka untuk penelitian
selanjutnya perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menambah sampel yang digunakan dalam penelitian dan tidak terfokus pada
satu industri.
2. Menambah sumber data sehingga dapat melengkapi data yang kurang lengkap
sehingga tidak memperkecil sampel yang digunakan dalam penelitian.
80
3. Perlu menambah variabel penelitian yang berasal dari data sekunder seperti
profil perusahaan (domestik atau asing) serta data primer seperti : persepsi
ketepatan waktu pelaporan keuangan oleh pihak manajemen perusahaan.
4. Penelitian berikutnya dapat memproksi ketepatan waktu berdasarkan jangka
waktu yang diperlukan dari tanggal laporan audit sampai dengan tanggal
dipublikasikan.
5. Menambah alat ukur profitabilitas selain dengan ROA
5.3 Petunjuk Penelitian Lebih Lanjut
Keterbatasan-keterbatasan penelitian yang ada dalam penelitian ini yang
dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya adalah :
1. Sampel yang diteliti masih sangat sedikit untuk industri manufaktur dan hanya
terfokus pada industri barang konsumsi (consumer goods industry).
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber yang digunakan menunjukan
masih banyaknya data yang kurang lengkap sehingga memperkecil sampel
yang digunakan dalam penelitian.
3. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian hanya
Profitabilitas yang dihitung dengan ROA, Kualitas Auditor, Opini Auditor
dan masih banyak veriabel lain yang belum diamati seperti Kompleksitas
Operasi, Ukuran perusahaan, Struktur Kepemilikan dll.
4. Ketepatan waktu tidak memperhatikan laporan yang diserahkan sebelum
tanggal pelaporan dan tidak memperhatikan seberapa lama laporan keuangan
terlambat disampaikan oleh perusahaan ke Bapepam.
81
DAFTAR PUSTAKA
Weningtyas Respati, Novita (2004). “Faktor–Faktor yang berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan : Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”.
Dalam Maksi, Vol. 4 No. 5 : hal 67–81. Jakarta
Anastasia Petronila, Thio dan Mukhlasin (2003). “Pengaruh Profitabilitas perusahaan
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan Opini Audit sebagai
Moderating Variabel”. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Februari) hal : 17–26.
Jakarta
Anissa, Nur (2004). “Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan : Kajian atas
Kinerja Manajemen, Kualitas Auditor dan Opini Audit”. Dalam Balance
(September) hal : 42-53. Jakarta
Ukago, Kristianus (2005). “Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan bukti empiris Emiten di Bursa Efek Jakarta”. Dalam Maksi,
Vol 5 No. 2 : hal 13-33.Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
Jakarta : Salemba Empat.
Badan Pengawas Pasar Modal (2008). Website: http// www.bapepam.go.id
Arens and Loebbecke. Auditing, Terjemahan : Amir Abadi Yusuf . (1996). Auditing
Pendekatan Terpadu, Jakarta : Salemba Empat.
82
Panuti Sudjiman, dkk (2001). Pedoman dan Pengujian Skripsi Program Sarjana. Jakarta
: ABFII Perbanas
IDX Statistics 2004,2005, dan 2006 : Bursa Efek Indonesia
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi
Ketiga Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Weygant, Jersey J, and Donald E. Kieso (2002). Accounting Principles (6th ed.), Canada:
John Wiley and Sons. Inc.
Mulyadi, Kanaka (2002). Auditing. Jakarta : Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia (2008). Website: http// www.iai.com
____(2008). Indonesian Capital Market Directory: Jakarta Stock Exchange, Website:
Website: http// www.idx.co.id