ANALISIS FAKTOR AKUNTANSI DAN NON-AKUNTANSI YANGMEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN
NON-KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI) PERIODE 2011-2014
(Skripsi)
Oleh
DICKY ANDIKA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2016
ABSTRACT
ANALYSIS OF ACCOUNTING FACTORS AND NON-ACCOUNTINGAFFECTS THE BOND RATINGS ON NON-FINANCIAL COMPANY
LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE (IDX) PERIOD 2011-2014
By
DICKY ANDIKA
This research aims to provide empirical evidence about the influence factors ofaccounting and non accounting to corporate bond ratings on non financialcompany were listed on the Indonesia stock exchange. The accounting factorconsists of liquidity, profitability, retained earnings and growth. The nonaccounting factor consists of secure, maturity and auditor reputation.
The sample of the study consisted of 19 companies non financial listed inIndonesia stock exchange period 2011-2014. Criteria of selected samples, usingpurposive sampling method. Total of observation is 76 data. This research isexamined by logistic regression.
The results showed that only the variable profitability affect statisticallysignificant to bond ratings. While liquidity, retained earnings, growth, secure,maturity and auditor reputation do not affect significantly to bonds.
Keywords: liquidity, profitability, retained earnings, growth, secure,maturity, auditor reputation and bond ratings.
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR AKUNTANSI DAN NON-AKUNTANSI YANGMEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN
NON-KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI) PERIODE 2011-2014
Oleh
DICKY ANDIKA
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh faktorakuntansi dan non akuntansi terhadap peringkat obligasi pada perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor akuntansi terdiri darilikuiditas, profitabilitas, laba ditahan dan pertumbuhan. Faktor non akuntansiterdiri dari jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor.
Sampel penelitian ini terdiri dari 19 perusahaan non keuangan yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Kriteria dipilih sampel, menggunakanmetode purposive sampling. Total pengamatan sejumlah 76 data. Pengujiandilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel profitabilitas berpengaruhsignifikan secara statistik terhadap peringkat obligasi. Sedangkan likuiditas, labaditahan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor tidakberpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Kata kunci: likuiditas, profitabilitas, laba ditahan, pertumbuhan, jaminan,umur obligasi, reputasi auditor dan peringkat obligasi.
ANALISIS FAKTOR AKUNTANSI DAN NON-AKUNTANSI YANG
MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN
NON-KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI) PERIODE 2011-2014
Oleh
DICKY ANDIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dicky Andika, dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30
Mei 1992 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak
Aldikon Umar dan Ibu Idialti R.M.
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu menyelesaikan
pendidikan dasar di SD Negeri 3 Palapa Durian Payung pada tahun 2004, lalu
melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 25 Bandarlampung
hingga tahun 2007, kemudian menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA
Negeri 14 Bandarlampung jurusan IPS hingga tahun 2010.
Pada tahun 2010, atas rahmat Allah SWT dan doa orangtua, penulis melanjutkan
pendidikan di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN). Bulan Januari-Febuari 2014 mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Desa Suka Bakti Kecamatan Palas, Lampung Selatan.
MOTO
“Never blame anyone in your life. Good people give youhappines, bad people give you experiences, worst people give
you lesson and best people give you memories”
-Unknown-
“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?”
-Al Qur’an, 55:13-
“A man who doesn’t spend time with his family can never bea real man.”
-Don Corleone-
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur dan ketundukanku kepada Allah SWT,
kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti, cinta dan sayangku
kepada:
Ayahanda Hi. Aldikon Umar dan Ibunda Hj. Idialti RM tercinta serta
kakak-kakakku, Kak Menak Doni dan Ajou Pia serta adikku Bung
Dery yang kusayangi.
Terima kasih atas segala doa, kepercayaan yang kalian titipkan dan
dukungan yang tak henti-hentinya tercurahkan sebagai bentuk kasih
sayang yang tiada tara.
Karena tanpa kalian aku tak akan pernah sedekat ini dengan mimpi-
mimpiku.
Terimakasih telah menjadi pendukung dan penyemangatku.
SANWACANA
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Analisis Faktor Akuntansi dan Faktor
Non-Akuntansi dalam Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan
Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-
2014” dapat selesai. Terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S. E., M. Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S. E., M. Si., Akt., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., CA., selaku Pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran,
masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Retno Yuni Nur S., S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing pendamping
yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan banyak
masukan, bimbingan, dan motivasi serta waktu selama pengerjaan skripsi.
5. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembahas yang telah
memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi
ini.
6. Ibu Liza Alvia, S.E, M.Sc., Akt selaku Pembimbing Akademik atas segala
saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung. Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi
Pak Sobari, Mbak Leni, Mpok, Mas Yana, Mas Yogi, Mas Leman, yang
telah banyak membantu selama proses pengerjaan skripsi.
8. Kedua orangtuaku, Ayahanda Hi. Aldikon Umar dan Ibunda Hj. Idialti
R.M., S.Pd,I yang telah menjadi orangtua luar biasa. Dengan penuh kasih
sayang dan cinta mendidik dan membesarkanku hingga saat ini. Hantaran
doa, dukungan dan semangat beliau selalu ada di setiap langkahku.
9. Kakak dan Adikku tercinta. Febri Umar Doni, S.E., M.Acc., yang selalu
memovitasi dan memberikan dukungan serta menjadi contoh yang baik bagi
adik-adiknya. Delvi Olimpia, S.E., yang selalu mengarahkan adik-adiknya
dengan sabar. Deryco Putra, adik bungsu yang telah beranjak dewasa selalu
sabar dan mendukungku.
10. Keponakanku tersayang. Atu Nayla, Bang Fadhil, Adek Tiara, Kakak Aira
dan Adek Inara. Kalian motivasi terbesar dan penyemangat hidup Ayah
Dicky agar terus maju dan menjadi yang terbaik.
11. Keluarga besarku. Utama Bima, Agungan Lia, Abah Delmi, Mak Dewi,
Uwak Haidir, Uwak Ajou, Pak Ngah, Mak Ngah, Maksu Anita, Mama Suri,
Maksu Ida, Bungsu Indarti, Uda Towi, Engku Doddi, Abang Angga, Teteh
Lisca, Aden Deddi, Kak Dirfan, Adek Difania, Nata serta keluarga besar
lainnya yang tidak bisa disebut satu per satu. Terima kasih atas doa, harapan,
dan motivasinya.
12. Teman-teman Akuntansi 2010 dan crezy crew: Teja, satria, anas, rizal,
midun, iqbal, mahmud, ben, febi, ari, hendrik, pungky, ryan, wahyu, yoga,
taufik, edwin, indra dan yang lainnya tidak dapat disebutkan satu per satu.
Bukan dengan apa kau akan dikenang tetapi dengan cara apa kau akan
dikenang.
13. Penghuni Kantin Emak: Emak, Abah, Ayuk Ani, Mbak Titin, Enyeng, Bili,
Rachmad, Bangga dan lainnya. Terima kasih atas luangan waktu dan
tempatnya sehingga suasana kampus tidak terasa begitu jenuh.
14. DKDSBH GROUP: Bram, Ario, Egi, Iyas, Apri, Irfan, Debol, Rifki,
Ramdan, Firas, Ido. Terima kasih atas kebersamaannya, suka-cita,
pengalaman, saling berbagi sharingnya baik didalam maupun diluar
kampus. Kalian sahabat yang terbaik, teman seperjuangan sampai hayat
dikandung badan. Saya perwakilan Demi Kau dan Sibuah Hati group
mengucapken banyak-banyak terimakasih. Sukses selalu yaa tamong dan
Always there.
15. The Last but not the least, seseorang yang spesial yang selalu bersabar
menahan emosi, selalu meluangkan waktunya untuk menemaniku serta
memberikan motivasi dorongan lebih agar terus berjuang. Terima Kasih Bil
Hidayati, kedepannya mari kita lebih baik lagi.
16. Keluarga besar jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
17. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
pribadi dan pembaca pada umumnya.
Bandarlampung, 05 Mei 2016
Penulis,
Dicky Andika
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .....................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Teori Keagenan ............................................................................10
2.2 Teori Pensinyalan.........................................................................11
2.3 Obligasi ........................................................................................12
2.3.1 Pengertian Obligasi ............................................................12
2.3.2 Karakteristik Utama Obligasi.............................................13
2.3.3 Jenis Obligasi .....................................................................14
2.3.4 Risiko Obligasi...................................................................17
2.3.5 Peringkat Obligasi..............................................................19
2.3.6 PT Pefindo .........................................................................20
2.4 Penelitian Terdahulu ....................................................................21
ii
2.5 Rerangka Pemikiran.....................................................................23
2.6 Hipotesis ......................................................................................24
2.6.1 Likuiditas ...........................................................................24
2.6.2 Profitabilitas .......................................................................25
2.6.3 Laba Ditahan ......................................................................27
2.6.4 Pertumbuhan Perusahaan ...................................................27
2.6.5 Jaminan ..............................................................................29
2.6.6 Umur Obligasi....................................................................30
2.6.7 Reputasi Auditor ................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data...........................................................33
3.1.1 Jenis dan Sumber ...............................................................33
3.1.2 Populasi dan Sampel ..........................................................33
3.1.3 Metode Pengumpulan Data................................................34
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...............35
3.2.1 Variabel Dependen: Peringkat Obligasi.............................35
3.2.2 Variabel Independen: Likuiditas........................................36
3.2.3 Variabel Independen: Profitabilitas ...................................36
3.2.4 Variabel Independen: Laba Ditahan ..................................37
3.2.5 Variabel Independen: Pertumbuhan Perusahaan................38
3.2.6 Variabel Independen: Jaminan...........................................39
3.2.7 Variabel Independen: Umur Obligasi ................................39
3.2.8 Variabel Independen: Reputasi Auditor.............................39
3.3 Teknik Analisis Data....................................................................40
iii
3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ...............................................40
3.3.2 Uji Asumsi Klasik..............................................................41
3.3.2.1 Uji Multikolinearitas .............................................41
3.3.3 Uji Hipotesis ......................................................................41
3.3.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi .......................42
3.3.3.2 Menilai Model Fit .................................................43
3.3.3.3 Nilai Nagel Karke .................................................43
3.3.3.4 Menguji Koefisien Regresi ...................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif .......................................................................44
4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ...................................................48
4.2.1 Uji Multikoliniearitas.........................................................48
4.3 Pengujian Hipotesis .....................................................................49
4.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi ....................................50
4.3.2 Menilai Keseluruhan Model...............................................50
4.3.3 Nilai Nagel Karke ..............................................................51
4.3.4 Menguji Koefisien Regresi ................................................52
4.4 Pembahasan..................................................................................53
4.4.1 Hubungan Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi ............53
4.4.2 Hubungan Profitabilitas terhadap Peringkat Obligasi.....................................................................................................54
4.4.3 Hubungan Laba Ditahan terhadap Peringkat Obligasi.....................................................................................................56
4.4.4 Hubungan Pertumbuhan Perusahaan terhadap PeringkatObligasi .......................................................................................57
iv
4.4.5 Hubungan Jaminan terhadap Peringkat Obligasi ...............58
4.4.6 Hubungan Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi.....................................................................................................59
4.4.7 Hubungan Reputasi Auditor terhadap PeringkatObligasi .......................................................................................60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ......................................................................................61
5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................63
5.3 Saran ............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................65
LAMPIRAN.........................................................................................................68
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran .......................................................... 23
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan Sampel
Lampiran 2. Peringkat Obligasi Perusahaan Sampel
Lampiran 3. Data Pengamatan Tahun 2010
Lampiran 4. Data Pengamatan Tahun 2011
Lampiran 5. Data Pengamatan Tahun 2013
Lampiran 6. Data Pengamatan Tahun 2014
Lampiran 7. Hasil Uji Statistik
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Puposive Sampling................................................................. 34
Tabel 3.2 Kelompok Peringkat Obligasi................................................ 35
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ................................................................. 44
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................... 48
Tabel 4.3 Menilai Kelayakan Regresi.................................................... 50
Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model .................................................. 50
Tabel 4.5 Nilai Nagel Karke .................................................................. 51
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis................................................................. 52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan dari penanaman modal bagi para investor adalah untuk memperoleh
manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal
dari para investor ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan. Ada berbagai macam alternatif penanaman modal atau investasi yang
dapat dilakukan oleh investor, salah satu alternatif yang ditawarkan perusahaan
dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi atau surat hutang merupakan
alternatif investasi yang aman, karena obligasi memberikan penghasilan tetap
berupa kupon bunga dan pokok utang pada waktu jatuh tempo yang ditentukan
(Yasa, 2010).
Meskipun obligasi sering dipandang sebagai investasi yang aman, tidak tertutup
kemungkinan investor mengalami kerugian baik yang berasal dari faktor eksternal
atau internal perusahaan, contohnya pelunasan kupon dan hutang tidak terbayar
tepat waktu (Brigham et al., 1999). Untuk menanggulangi masalah tersebut
investor bisa memanfaatkan informasi pemeringkatan obligasi (bond rating) dari
lembaga pemeringkat sekuritas utang (credit rating agency atau debt rating
agency).
2
Peringkat obligasi dinilai penting oleh investor karena dimanfaatkan untuk
memutuskan apakah obligasi tersebut layak untuk dijadikan investasi serta
mengetahui tingkat risikonya. Peringkat obligasi juga memberikan pernyataan
yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang
perusahaan (Magreta dan Nurmayanti, 2009). Default risk atau risiko gagal bayar
merupakan risiko tidak terbayarnya bunga dan pokok utang. Untuk mencegah
terjadinya risiko tersebut, sebaiknya investor memperhatikan peringkat obligasi
yang dikeluarkan oleh rating agency.
Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan melalui penawaran
umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di
Bapepam (Adrian, 2011) sekarang yang menjadi Otorisasi Jasa Keuangan (OJK).
Menurut surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember
2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia.
Terdapat 6 lembaga pemeringkat yang diakui di Indonesia, yakni: Fitch Ratings,
Moody’s Investor Service, Standard and Poor’s, PT Fitch Ratings Indonesia, PT
ICRA Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Namun pada
penelitian ini lebih mengacu pada hasil rating yang dilakukan oleh Pefindo karena
lembaga ini mempublikasi peringkat obligasi setiap bulan dan jumlah perusahaan
yang menggunakan jasa pemeringkat ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan
lembaga pemeringkat lainnya.
Akan tetapi, dari suatu fenomena peringkat obligasi beberapa emiten mengalami
gagal bayar yang kebetulan memiliki peringkat layak investasi (Investment-grade)
menimbulkan suatu pertanyaan apakah peringkat obligasi yang dinilai oleh agen
3
pemeringkat di Indonesia akurat. Seperti pada tahun 2009, obligasi gagal bayar
(default risk) terjadi pada perusahaan yang cukup populer bagi masyarakat. PT
Mobile-8 Telecom Tbk yang menerbitkan Bond 1 Year 2007, telah gagal bayar 2
kali untuk kupon 15 Maret 2009 dan 15 Juni 2009 dengan obligasi senilai Rp 675
Miliar yang jatuh tempo Maret 2012 (Kompas, 9 Februari 2010). Per Juni 2008
dan 2009, peringkat obligasi PT Mobile-8 Telecom Tbk pada Indonesian Bond
Market Directory adalah idBBB+. Per Juni 2010, peringkatnya diturunkan menjadi
idD. (www.lipsus.kompas.com, diakses oleh Sartika Siregar, 9 februari 2010).
Selanjutnya, perusahaan yang dulunya tergabung dalam “Bakrie Tujuh” atau
“Bakrie and Brothers”. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Perusahaan
telekomunikasi ini gagal bayar kupon obligasi (bunga surat utang) senilai Rp 218
miliar. Kupon tersebut merupakan bagian dari obligasi perseroan senilai Rp 3,8
triliun yang jatuh tempo Mei 2015. Seharusnya operator Esia itu membayar
kewajibannya pada 7 November 2013. Akibatnya, peringkat obligasi perseroan
pun turun. Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menurunkan
peringkat obligasi anak usaha Grup Bakrie itu dari C menjadi CC. PT Bakrieland
Development Tbk (ELTY) Perusahaan properti ini pernah gagal bayar bunga dan
pokok utang. Pembayaran pelunasan pokok dan bunga ke-20 Obligasi I
Bakrieland Development Tahun 2008 Seri B seharusnya dilaksanakan pada 11
Maret 2013 namun sampai hari yang ditentukan belum juga terlaksana. Bakrieland
memiliki kewajiban jatuh tempo sebanyak Rp 280 miliar. PT Bumi Resources
Tbk (BUMI) Perusahaan tambang ini sudah meminta keringanan syarat dan
ketentuan Obligasi Konversi Bergaransi senilai US$ 375 juta kepada pemegang
saham. Jatuh tempo obligasi yang sempat tidak dibayar ini mundur ke April 2008.
4
PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) terancam gagal bayar bunga obligasi
senilai US$ 100 juta (detikFinance, 22 September 2014).
Menurut Chan dan Jagadeesh (2004) dalam Estiyanti dan Yasa (2011), salah satu
alasan mengapa peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat
tersebut bias karena agen pemeringkat tidak melakukan monitor terhadap kinerja
perusahaan setiap hari. Agen pemeringkat hanya dapat menilai setelah terjadinya
suatu peristiwa yang menyebabkan perubahan peringkat sehingga menyebabkan
para pelaku pasar lebih memperhatikan informasi yang dimiliki perusahan secara
langsung sebagai dasar keputusan investasi obligasi. Selain itu, Brigham dan
Davies dalam Nurmayati dan Setiawati (2012) menyatakan bahwa, agen
pemeringkat dalam menentukan peringkat suatu obligasi dipengaruhi oleh
beberapa kriteria faktor keuangan dan faktor non-keuangan diantaranya berbagai
rasio keuangan, mortgage provision, sinkin fund, maturity. Namun agen
pemeringkat tidak menyebutkan lebih lanjut bagaimana laporan keuangan dapat
digunakan dalam menentukan peringkat obligasi.
Sejumlah penelitian peringkat obligasi yang ada pun hasilnya masih beraneka
ragam. Almilia dan Devi (2007) menyatakan bahwa semakin besarnya likuiditas
yang diukur dengan rasio lancar (current ratio) akan berpengaruh terhadap
semakin rendahnya peringkat obligasi. Hal ini sesuai dengan Burton dalam Sejati
(2010) yang mengungkapkan bahwa variabel likuiditas yang diukur dengan rasio
lancar mempunyai pengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Akan tetapi,
Magreta dan Nurmayanti (2009) mendapatkan bahwa likuiditas yang diukur
dengan current ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini
5
didukung oleh Sejati (2010) yang juga menemukan bahwa current ratio jangka
pendek tidak berpegaruh terhadap peringkat obligasi.
Dalam mengevaluasi apakah ada hubungannya antara pertumbuhan suatu
perusahaan dengan peringkat obligasi yang diterbitkan, variabel pertumbuhan
perusahaan (growth) dapat dijadikan ukuran untuk menunjukkannya. Sejati (2010)
menyebutkan bahwa perusahaan penerbit obligasi yang memiliki growth tinggi
dari tahun ke tahun pada bisnisnya, memiliki kemungkinan lebih besar untuk
memperoleh peringkat obligasi yang lebih tinggi daripada perusahaan penerbit
obligasi yang memiliki pertumbuhan yang rendah. Sedangkan dalam penelitian
Ikhsan dkk (2012) menyebutkan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Diamonds (1991) dalam Adrian (2011), mengemukakan bahwa terdapat hubungan
non-monotonik antara struktur umur obligasi dan kualitas kredit untuk perusahaan
yang tercantum dalam peringkat obligasi, dan selain itu umur obligasi yang
pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi investment grade. Hasil
penelitian Adrian (2011) menemukan bahwa umur obligasi (maturity)
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berbeda dengan Susilowati dan Sumarto
(2010), yang menyatakan bahwa panjang atau pendeknya umur suatu obligasi
tidak dapat menentukan peringkat obligasi secara pasti. Hal ini disebabkan banyak
faktor lain yang lebih dominan untuk dijadikan acuan penentuan peringkat
obligasi.
Selanjutnya Maharti (2011), menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Akan tetapi penelitian Sari dkk (2011)
6
menemukan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat
obligasi. Selain itu, Almilia dan Devi (2007) menemukan bahwa jaminan (secure)
dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini
dikarenakan pengukuran jaminan dan reputasi auditor menggunakan kategori atau
berupa variabel dummy. Akan tetapi, dengan indikator variabel dummy yang
sama, jaminan dan reputasi auditor pada penelitian Sari dkk (2011) berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi. Sementara itu Estiyanti dan Yasa (2011)
melalui penelitiannya mengenai pengaruh faktor keuangan dan non keuangan
terhadap peringkat obligasi menambahkan variabel laba ditahan, dimana hasilnya
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi peringkat obligasi berbeda-beda dan beberapa hasilnya belum
konklusif. Oleh karena itu variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu likuiditas, profitabilitas, laba ditahan, pertumbuhan perusahaan (growth),
jaminan (secure), umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor.
Variabel likuiditas, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan (growth),
jaminan (secure), umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor dipilih karena
dari penelitian-penelitian sebelumnya hasilnya berbeda-beda dan belum konklusif,
sedangkan variabel laba ditahan ditambahkan peneliti karena masih sedikitnya
peneliti yang meneliti variabel tersebut, maka dari itu peneliti ingin
mengembangkan lagi variabel laba ditahan. Periode pengamatan yang digunakan
pada penelitian ini yaitu selama 4 tahun (2011-2014).
7
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul
“Analisis Faktor Akuntansi dan Faktor Non-Akuntansi dalam
Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Non-Keuangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Apakah faktor likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan non keuangan?
2. Apakah faktor profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan non keuangan?
3. Apakah faktor laba ditahan berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan?
4. Apakah faktor pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh terhadap
peringkat obligasi pada perusahaan non keuangan?
5. Apakah faktor jaminan (secure) berpengaruh terhadap peringkat obligasi
pada perusahaan non keuangan?
6. Apakah faktor umur obligasi (maturity) berpengaruh terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan non keuangan?
7. Apakah faktor reputasi auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi
pada perusahaan non keuangan?
8
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis :
1. Pengaruh likuiditas perusahaan terhadap peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan.
2. Pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan.
3. Pengaruh laba ditahan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan non
keuangan.
4. Pengaruh pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap peringkat obligasi
pada perusahaan non keuangan.
5. Pengaruh jaminan (secure) terhadap peringkat obligasi pada perusahaan
non keuangan.
6. Pengaruh faktor umur obligasi (maturity) terhadap peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan.
7. Pengaruh faktor reputasi auditor terhadap peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan.
9
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Pemerintah, memberikan gambaran yang lebih kongkrit mengenai kondisi
penilaian kualitas suatu obligasi.
2. Akademisi, sebagai dukungan empiris guna memperjelas hubungan teoritis
antara variabel likuiditas, profitabilitas, laba ditahan, pertumbuhan
perusahaan (growth), jaminan (secure), umur obligasi (maturity), dan
reputasi auditor dengan peringkat obligasi.
3. Praktisi, diharapkan dapat memberikan dukungan pada usaha untuk
melakukan pembenahan terhadap variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi peringkat obligasi.
4. Investor, dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan dananya
secara optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak
antara dua orang atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak
mencoba mendapatkan yang terbaik bagi dirinya (Scott, 2000 dalam Yasa, 2010).
Inti teori keagenan adalah konflik kepentingan antara agen dan prinsipal. Biaya
keagenan yang timbul akibat adanya konflik kepentingan ini adalah biaya
pengawasan (monitoring costs), biaya penjaminan (bonding costs), dan rugi
residual (residual loss).
Konflik keagenan yang berhubungan dengan penerbitan obligasi dapat terjadi
antara manajemen dengan kreditor. Manajemen yang perusahaannya menerbitkan
obligasi berkepentingan agar obligasi yang diterbitkan dapat terjual seluruhnya.
Para kreditor berkepentingan terhadap penjaminan kondisi perusahaan penerbit
obligasi dalam keadaan baik sehingga nantinya tidak mendatangkan kerugian.
Untuk mengurangi konflik tersebut maka manajemen menggunakan jasa lembaga
pemeringkat obligasi sehingga dalam hal ini dapat mengurangi biaya penjaminan
(bonding cost). Peringkat obligasi yang merupakan hasil pemeringkatan lembaga
pemeringkat ini merupakan sinyal tentang probabilitas kegagalan pembayaran
11
utang sebuah perusahaan sehingga menyatakan skala risiko atau tingkat keamanan
suatu obligasi yang diterbitkan.
2.2 Teori Pensinyalan
Teori pensinyalan menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen
perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan informasi tertentu.
Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai inisiatif dan dorongan
untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal (Tearney dalam Estiyanti
dan Yasa, 2011 ). Teori pensinyalan menjelaskan alasan perusahaan menyajikan
informasi kepada publik (Wolk et al., 2001). Informasi tersebut bisa berupa
laporan keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang
dilakukan secara sukarela oleh manajemen perusahaan.
Teori pensinyalan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa manajemen
perusahaan sebagai pihak yang memberikan sinyal berupa laporan keuangan
perusahaan dan informasi non keuangan kepada lembaga pemeringkat. Lembaga
pemeringkat obligasi ini melakukan proses pemeringkatan sehingga dapat
menerbitkan peringkat obligasi bagi perusahaan penerbit obligasi ini. Peringkat
obligasi ini memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan pembayaran utang
sebuah perusahaan.
12
2.3 Obligasi
2.3.1 Pengertian Obligasi
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
diperjualbelikan. Dalam pasar modal dikenal dua instrumen keuangan yaitu
instrumen keuangan yang bersifat penyertaan atau ekuitas yang dikenal dengan
saham (stock) dan instrumen yang berpendapatan tetap (fixed income) atau
instrument hutang jangka panjang yang disebut obligasi (bond).
Obligasi menurut Fabozzi dalam Ginting (2010) “is a debt instrument requiring
the issuer (also called the debtor or borrower) to repay to the lender/investor the
amount borrowed plus interest over a specified period of time”. Sedangkan
menurut Block dan Hirt (2005) “ bonds are debt instrument that have a fixed life
and must be repaid at maturity”. Obligasi (bond) merupakan sekuritas yang
diterbitkan sehubungan dengan perjanjian pinjaman. Pihak peminjam menerbitkan
obligasi kepada pihak pemilik dana dengan imbalan sejumlah uang. Jadi, obligasi
tersebut merupakan surat pernyataan utang dari pihak peminjam. Obligasi yang
timbul dari suatu kontrak dikenal sebagai indenture obligasi (bond indenture) dan
merupakan janji untuk membayar:
1. Sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada tanggal jatuh tempo.
2. Bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo.
13
2.3.2 Karakteristik Utama Obligasi
a. Nilai pari, adalah nilai nominal yang dinyatakan pada suatu obligasi. Nilai pari
obligasi adalah jumlah yang disetujui oleh penerbit obligasi untuk dibayar
kembali kepada investor (bondholders) pada waktu jatuh tempo obligasi.
b. Kupon, menunjukkan besarnya pendapatan bunga yang akan diperoleh
pemegang obligasi dari perusahaan penerbit obligasi (emiten) selama umur
obligasi.
c. Tanggal jatuh tempo, adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
menerima pembayaran kembali nilai nominal obligasi dari emiten.
d. Provisi penebusan, adalah hak emiten untuk melunasi obligasi sebelum
tanggal jatuh tempo obligasi. Provisi penebusan umumnya menyatakan bahwa
perusahaan harus melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi jumlah
yang lebih besar dari nilai pari jika emiten ingin melakukan penebusan
sebelum jatuh tempo.
e. Dana pelunasan, adalah sejumlah uang yang didepositokan emiten kepada
pihak trustee, yang selanjutnya akan menginvestasikan uang tersebut dan
kemudian menggunakan jumlah yang terakumulasi untuk membayar obligasi
ketika jatuh tempo.
14
2.3.3 Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda (Kieso, 2005), yaitu:
A. Dilihat dari sisi penerbit:
1. Corporate bonds merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik
itu perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau
badan usaha swasta. Corporate bond memiliki risiko gagal bayar. Jika
perusahaan yang menerbitkannya mengalami masalah, maka mungkin saja
perusahaan tersebut tidak dapat membayar bunga dan pokok pinjaman yang
dijanjikan (Manurung, 2006 dalam Maharti, 2011).
2. Government bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat ini tidak memiliki risiko
gagal bayar seperti pada corporate bond.
3. Municipal bond merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan
publik (public utility).
B. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
1. Zero coupon bond yaitu obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga
secara periodik. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman akan dilakukan
pada saat yang bersamaan pada saat obligasi telah jatuh tempo.
2. Coupon bond adalah obligasi dengan kupon. Kupon obligasi tersebut dapat
diuangkan secara periodik pada waktu pembayaran bunga sesuai dengan
ketentuan penerbitnya.
15
3. Fixed coupon bond merupakan obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
4. Floating coupon bond adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
dapat berubah-ubah berdasarkan acuan tertentu.
C. Dilihat dari hak opsi atau penukaran:
1. Convertible bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut menjadi sejumlah saham
milik penerbitnya. Convertible bonds memiliki suku bunga kupon yang
lebih rendah daripada non-convertible bonds, tetapi menawarkan
kesempatan kepada bondholders untuk mendapatkan keuntungan modal
sebagai ganti dari suku bunga yang lebih rendah.
2. Exchangeable bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada
bondholders untuk menukar obligasi perusahaan menjadi sejumlah saham
perusahaan afilliasi milik penerbitnya.
3. Callable bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk
menebus atau menarik obligasi tersebut sebelum jatuh temponya.
4. Putable bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada bondholders
yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga
tertentu meskipun belum jatuh tempo.
16
D. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1. Secured bonds adalah obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah:
a) Guaranteed bonds merupakan obligasi yang pembayaran bunga serta
pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga.
b) Mortgage bonds merupakan obligasi yang pelunasan bunga serta
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau aset tetap.
c) Collateral trust bonds adalah obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak
perusahaan yang dimilikinya.
E. Dilihat dari segi nilai nominalnya:
1. Konvensional bonds adalah obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu
nominal, misalnya Rp 1 milliar per satu lot.
2. Retail bonds merupakan obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik itu corporate bonds maupun government bonds
F. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasilnya:
1. Obligasi konvensional adalah obligasi yang perhitungannya menggunakan
sistem kupon.
2. Obligasi syariah merupakan obligasi yang perhitungan imbal hasilnya
dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal
dua macam obligasi syariah, yaitu:
17
a) Obligasi syariah mudharabah, merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sehingga pendapatan yang diperoleh
investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui
pendapatan emiten.
b) Obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad sewa sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap dan bisa diketahui
sejak awal obligasi diterbitkan.
2.3.4 Risiko Obligasi
A. Interest rate risk, merupakan risiko yang berkaitan dengan tingkat suku
bunga. Kenaikan tingkat suku bunga akan berdampak pada turunnya harga
obligasi. Sedangkan penurunan tingkat suku bunga akan membuat harga
obligasi akan naik.
B. Reinvestment risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan strategi dari
tingkat penanaman kembali investasi dimana hal tersebut juga dipengaruhi
oleh perubahan tingkat suku bunga.
C. Call risk, beberapa obligasi menyertakan provisi yang memberi hak kepada
emiten untuk menarik seluruh atau sebagian dari obligasi yang beredar
sebelum waktu jatuh tempo. Penarikan obligasi sebelum jatuh tempo inilah
yang disebut dengan call risk.
D. Default risk, juga dikenal sebagai credit risk adalah risiko yang merujuk pada
kemungkinan emiten tidak mampu membayar bunga dan membayar kembali
jumlah uang dipinjam.
18
E. Inflation risk, atau dikenal juga dengan purchasing-power risk, risiko ini
merupakan risiko bahwa return yang direalisasikan dari investasinya tidak
dapat menutupi kerugian menurunnya daya beli akibat inflasi. Risiko ini
meningkat karena variasi nilai arus kas dari sekuritas yang dipengaruhi inflasi.
Risiko ini diukur dengan kekuatan pembelian.
F. Exchange-rate risk, yaitu risiko yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar
mata uang. Risiko ini akan semakin besar bila investor mananamkan dananya
dalam mata uang asing.
G. Liquidity risk, yaitu risiko yang mengacu pada seberapa mudah investor dapat
menjual obligasinya sedekat mungkin dengan nilai obligasi tersebut. Ukuran
utama dari likuiditas adalah selisih antara harga permintaan dan penawaran
yang ditetapkan perantara pedagang efek. Semakin besar selisih harga jual dan
harga beli, maka risiko likuiditasnya akan semakin besar. Bagi investor yang
merencanakan memegang oligasi hingga tanggal jatuh tempo, risiko likuiditas
ini kurang menjadi perhatian.
H. Volatility risk, salah satu faktor yang mempengaruhi risiko ini adalah
ekspektasi terhadap tingkat bunga yang berubah-ubah. Risiko dalam
perubahan volatilitas akan mempengaruhi harga obligasi secara berlawanan
disebut dengan risiko volatilitas.
I. Risk risk, banyak risiko yang tidak dimengerti atau dipahami manajer
keuangan sehingga risk risk diartikan sebagai ketidaktahuan risiko dari
sekuritas (Raharjo, 2003).
19
2.3.5 Peringkat Obligasi
Kelayakan kredit dari instrumen utang yang diperdagangkan secara publik sering
kali dinilai berdasarkan peringkat kredit yang diberikan oleh badan pemeringkat
obligasi. PT Pefindo merupakan salah satu lembaga pemeringkat yang
memberikan penilaian objektif, independen, terpercaya terhadap surat utang yang
ditawarkan kepada masyarakat melalui peringkat risiko surat utang (Setiawan dan
Shanti dalam Ginting 2007).
Peringkat obligasi (credit ratings) merupakan skala risiko dari semua obligasi
yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi
para investor. Keamanan ini ditunjukkan dari kemampuannya dalam membayar
bunga dan pelunasan harga pokok pinjaman secara tepat waktu. Peringkat obligasi
perusahaan (corporate bond rating) diharapkan dapat memberikan investor
petunjuk tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati.
Peringkat (rating) merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan emiten dan
kemungkinan apa yang ia bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang
dimiliki, sehingga dapat dikatakan bahwa rating mencoba mengukur risiko
default, yaitu keadaan dimana emiten atau peminjam dana tidak mampu
memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi peringkat obligasi, semakin
menunjukkan bahwa obligasi tersebut terhindar dari risiko default.
Berdasarkan pada evaluasi penebitan obligasi tersebut, badan pemeringkat
memberi pendapat mereka dalam bentuk peringkat huruf, yang dipublikasikan
untuk dapat digunakan para investor.
20
2.3.6 PT Pefindo
PT PEFINDO atau “PT Pemeringkat Efek Indonesia” didirikan di Jakarta pada
tanggal 21 Desember 1993, atas prakarsa BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada
tanggal 13 Agustus 1994, PT PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No.
39/PM-PI/1994) dan menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal
Indonesia. Fungsi utama PT PEFINDO adalah memberikan peringkat yang
obyektif, independen dan dapat dipercaya terhadap risiko kredit (credit risk)
sekuritas utang (debt securities) secara publik.
Perusahaan ini berafiliasi dengan S&P’s dan secara aktif terus berpartisipasi
dalam ASEAN Forum of Credit Rating Agencies (AFCRA), yang mendukung
pengembangan dan penyempurnaan standar dimasa mendatang. Guna
meningkatkan metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam
melakukan pemeringkatan, maka PEFINDO didukung oleh mitra global yaitu
Standard & Poor’s Rating Services (S&P’s). Disamping melaksanakan
kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat hutang, PEFINDO juga
menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar
perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-
perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya. PEFINDO adalah
merupakan Perseroan Terbatas yang sahamnya per Desember 2006 tercatat
dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan,
asuransi, Bursa Efek Indonesia, dan perusahaan sekuriti.
21
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti sebelumnya, seperti Almilia dan Devi (2007) yang
menggunakan variabel pertumbuhan perusahaan (growth), ukuran perusahaan
(size), profitabilitas, likuiditas, jaminan (secure), umur obligasi dan reputasi
auditor menyimpulkan bahwa hanya variabel likuiditas yang secara statistik
signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang diukur dengan rasio
lancar. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Almilia dan Devi yaitu variabel
pertumbuhan perusahaan (growth), profitabilitas, likuiditas, jaminan (secure),
umur obligasi dan reputasi auditor. Sedangkan perbedaannya yaitu variabel
pertumbuhan perusahaan (growth) diukur menggunakan, sedangkan penelitian
Almilia dan Devi menggunakan book to market ratio.
Penelitian Magreta dan Nurmayanti (2009) menggunakan variabel ukuran
perusahaan (size), likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, jaminan
(secure), umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor. Dimana hasil penelitian
menyimpulkan bahwa hanya variabel profitabilitas, produktivitas, dan jaminan
yang berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Kesamaan dengan
penelitian Magreta dan Nurmayanti yakni menggunakan variabel LOC dan
pengalaman kerja. Sedangkan perbedaannya, tidak menggunakan variabel ukuran
perusahaan (size), leverage, dan produktivitas, serta data ICMD dalam penelitian
ini dalam kurun periode 2004-2007.
Sejati (2010) meneliti menggunakan variabel profitabilitas, likuiditas,
pertumbuhan perusahaan (growth), ukuran perusahaan (size), dan reputasi auditor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran
22
perusahaan (size), dan reputasi auditor tidak mempengaruhi peringkat obligasi,
dan variabel pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh signifikan.
Perbedaan dengen penelitian Sejati yakni tidak menggunakan variabel ukuran
perusahaan (size).
Penelitian Adrian (2011), menggunakan variabel Leverage, profitabilitas,
likuiditas, dan umur obligasi (maturity). Hasilnya hanya variabel likuiditas dan
umur obligasi (maturity) yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Kesamaan dengan penelitian ini yakni menggunakan variabel profitabilitas,
likuiditas, dan umur obligasi (maturity). Perbedaannya yakni tidak menggunakan
variabel Leverage dan sampel yang berbeda.
Selanjutnya, Sari, dkk (2011), mencoba menggunakan variabel Ukuran
Perusahaan (Size), Pertumbuhan Perusahaan (Growth), Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Jaminan (Secure), Umur Obligasi (Maturity),
dan Reputasi Auditor, menunjukkan hasil bahwa Ukuran Perusahaan (Size), Rasio
Likuiditas, Jaminan (Secure), Umur Obligasi (Maturity), Reputasi Auditor yang
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Kesamaannya dengan penelitian ini
ialah menggunakan variabel Pertumbuhan Perusahaan (Growth), Likuiditas,
Profitabilitas, Jaminan (Secure), Umur Obligasi (Maturity), dan Reputasi Auditor.
Sedangkan perbedaannya, tidak menggunakan variabel Ukuran Perusahaan (Size),
dan Rasio Solvabilitas.
Penelitian Estiyanti dan Yasa (2011), menggunakan Laba Operasi, Laba Ditahan,
Aliran Kas Operasi, Likuiditas, Total Assets, Leverage, Umur Obligasi (Maturity),
Jaminan (Secure), menunjukkan hasil bahwa hanya variabel laba ditahan yang
23
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Kesamaan penelitian ini
dengan penelitian Estiyanti dan Yasa adalah menggunakan variabel laba ditahan.
Penelitian Ikhsan dkk (2012), yang menggunakan Pertumbuhan perusahaan, umur
obligasi, reputasi KAP menunjukkan hasil bahwa variabel pertumbuhan
perusahaan, umur obligasi, reputasi KAP tidak mempengaruhi peringkat obligasi.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah periode pengamatan yang digunakan
dalam penelitiannya 2005-2008, sedangkan pada penelitian ini 2011-2014.
2.5 Rerangka Pemikiran
Berdasarkan telaah pustaka serta beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti
mengindikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dilihat dari
faktor-faktor seperti likuiditas, profitabilitas, laba ditahan, pertumbuhan
perusahaan (growth), jaminan (secure), umur obligasi (maturity), dan reputasi
auditor. Rerangka pemikiran yang diajukan ialah:
Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran yang diajukan
Likuiditas
Profitabilitas
Umur Obligasi(Maturity)
Reputasi Auditor
Laba Ditahan
Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Jaminan (Secure)
Peringkat
Obligasi
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
24
2.6 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu di atas maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
2.6.1 Likuiditas
Menurut Sartono (2002) dalam Almilia dan Devi (2007), likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat
pada waktunya. Pengertian lain, kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban atau hutangnya yang harus dibayar dengan harta lancar yang dimiliki.
Perusahaan yang memiliki likuiditas yang sehat, paling tidak memiliki (rasio
lancar) sebesar 100%.
Menurut Mamduh dan Halim (2000) dalam Wydia (2005) , rasio likuiditas
mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva
lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini
merupakan kewajiban perusahaan). Dalam hal ini, para analis keuangan dapat
menggunakan beberapa rasio likuiditas untuk menilai apakah perusahaan
mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera
jatuh tempo (Tandelilin, 2010). Adapun rasio untuk mengukur likuiditas antara
lain; Current Ratio, yaitu membandingkan antara total aktiva lancar dengan
kewajiban lancar (current assets/current liabilities); Quick Ratio, yaitu
membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban
lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang
dalam proses dan persediaan barang jadi; Current ratio/ working capital ratio/
current obligation, yaitu perbandingan aktiva lancar dengan (current assets)
25
dengan hutang lancar (current liabilities). Current Ratio (CR)= 2:1 merupakan
ukuran kasar dan bukan merupakan pedoman yang mutlak bagi perusahaan,
perusahaan perlu menetapkan batas maksimal CR sesuai batas kemampuan
perusahaan.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar
lebih besar daripada hutang lancarnya. Burton et al (2000) dalam Magreta dan
Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan
menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara finansial
akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Berdasarkan analisis dan temuan
penelitian diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
2.6.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba. Menurut Sartono (2002) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009),
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannnya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Definisi lain,
menurut Mamduh dan Halim (2000) dalam Wydia (2005), rasio profitabilitas
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu.
Investasi dalam bentuk obligasi secara langsung sebenarnya tidak terpengaruh
oleh profitabilitas perusahaan, karena berapapun besarnya profit yang mampu
dihasilkan oleh perusahaan, pemegang obligasi tetap menerima sebesar tingkat
26
bunga yang telah ditentukan. Akan tetapi para analis tetap tertarik terhadap
profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya
indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan (Tandelilin,
2010)
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan
dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Adapun rasio profitabilitas
dapat diukur dengan berbagai metode pengukuran seperti: ROA (Return On
Asset), ROI (Return On Invesment), ROE (Return On Equity), EPS (Earning Per
Share), NPM (Net Profit Margin) dan GPM (Gross Profit Margin).
Mark, et al (2001) mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan
ROA mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat asset tertentu. Apabila laba perusahaan tinggi maka akan
memberikan peringkat yang naik pula sehingga variabel ini dikatakan dapat
mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Berdasarkan analisis dan temuan
penelitian diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
27
2.6.3 Laba Ditahan
Laba Ditahan (Retained Earnings) adalah sebagian atau keseluruhan laba yang
diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen. Jumlah laba yang tidak dibagi ini dapat digunakan
oleh perusahaan untuk tambahan modal/reinvestasi perusahaan atau untuk
melunasi hutang yang ada. Laba Ditahan (retained earnings) merupakan
kumpulan laba tahun berjalan dari sejak tahun pertama perusahaan berdiri sampai
dengan sekarang setelah dikurangi dengan dividen yang dibagi.
Siegel dan Shim dalam Estiyanti dan Yasa (2011) menyatakan bahwa laba ditahan
(retained earnings) merupakan akumulasi penghasilan sebuah perusahaan setelah
dikurangi dengan dividen. Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu
dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.
Yasa (2007) menemukan bahwa laba ditahan berpengaruh positif pada peringkat
obligasi. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian diatas, maka hipotesis
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H3 : Laba ditahan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
2.6.4 Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan ukuran perusahaan (size). Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal dan pengaruh
iklim industri lokal. Burton et al (1998) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009),
menyatakan bahwa pertumbuhan yang positif dalam annual surplus dapat
mengindikasikan atas berbagai kondisi finansial.
28
Para pemegang obligasi yang memiliki pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke
tahun dalam bisnis adalah lebih besar kemungkinan secara sukarela untuk kredit
rating daripada insurer yang memiliki pertumbuhan lebih rendah. Dengan kata
lain, insurer yang mempunyai pengalaman growth dalam pelaporan annual
surplus akan mendapat risiko penjaminan yang lebih tinggi. Menurut Pottier and
Sommer (1999) dalam dalam Magreta dan Nurmayanti (2009), berpendapat
bahwa pertumbuhan (growth) bisnis yang kuat berhubungan positif dengan
keputusan rating dan grade dari rating berikutnya diberikan untuk perusahaan
karena growth mengindikasikan prospek kinerja cash flow masa datang dan
meningkatkan nilai ekonomi.
Pottier and Sommer (1999) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009) menyatakan
bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan
keputusan rating dan grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi. Pada
umumnya dengan pertumbuhan perusahaan yang baik akan memberikan peringkat
obligasi yang investment grade. Investor didalam memilih investasi terhadap
obligasi akan melihat pengaruh growth atau pertumbuhan perusahaan apabila
pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan penerbit obligasi akan
memiliki peringkat obligasi investment grade. Berdasarkan analisis dan temuan
penelitian diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H4 : Pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif terhadap
peringkat obligasi
29
2.6.5 Jaminan (Secure)
Tingkat resiko yang terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh jaminan.
Berdasarkan obligasi tersebut, obligasi dibedakan atas obligasi yang dijamin
(sucure) dan tidak dijamin (unsecured). Jaminan atau secure bond adalah obligasi
yang dijamin pelunasannya dengan asset tertentu. Jaminan pada obligasi dapat
berupa asset/aktiva tetap (mortgage), surat berharga (collateral trust bond) atau
jaminan dari pihak ketiga (guaranteed). Menurut Wydia (2005) debenture atau
unsecured bond adalah suatu obligasi yang tidak dijamin dengan kekayaan
tertentu tetapi dengan kekayaan penerbit nya secara umum, sedangkan corporate
bond mempunyai klaim umum atas asset bisnis dari perusahaan, asset penjamin
obligasi memegang prioritas klaim yang paling tinggi atas aset spesifik dari
penerbit.
Apabila obligasi dijamin dengan asset yang bernilai tinggi, maka ratingpun akan
membaik, sedangkan menurut Giri (1997) juga mengatakan bahwa utang obligasi
bisa merupakan obligasi dengan jaminan atau obligasi tanpa jaminan. Obligasi
dengan jaminan yaitu obligasi yang harus disertai dengan jaminan aktiva tertentu,
misalnya mortage bond yang dijamin dengan bangunan atau aktiva lain atau
collateral bond yang dijamin dengan surat-surat berharga milik perusahaan lain
yang dimiliki. Jenis obligasi tanpa jaminan adalah junk bond yaitu obligasi yang
memiliki tingkat bunga sebab memiliki tingkat risiko kredit yang besar.
Brister et al (1994) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa
investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibanding obligasi yang tidak
dijamin. Sedangkan Joseph (2002) dalam Wydia Andry (2005) menyatakan
bahwa asset yang dijaminkan untuk obligasi maka ratingpun akan membaik
30
sehingga obligasi tersebut aman untuk diinvestasikan. Berdasarkan analisis dan
temuan penelitian diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
H5 : Jaminan (secure) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
2.6.6 Umur Obligasi (Maturity)
Jatuh Tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai
dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5
tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi
kupon atau bunga nya (Bursa Efek Surabaya, 2006 dalam Magreta dan
Nurmayanti, 2009).
Menurut Wydia (2005), obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek
mempunyai risiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang rating obligasinya
tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang
menggunakan umur obligasi lebih lama. Mark and David (1996) dalam Wydia
(2005) menyatakan bahwa perusahaan yang rating obligasinya tinggi
menggunakan umur obligasi yang pendek, sedangkan menurut Diamonds (1991)
dalam Magreta dan Nurmayanti (2009) berpendapat bahwa terdapat hubungan
nonmonotonik antara struktur umur obligasi dan kualitas kredit untuk perusahaan
yang tercantum dalam peringkat obligasi. Investor cenderung tidak menyukai
31
obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga
akan semakin besar. Sehingga umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan
peringkat obligasi investment grade. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian
diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H6 : Umur obligasi (maturity) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
2.6.7 Reputasi Auditor
Argumentasi yang mendasari dimasukkannya reputasi auditor adalah semakin
tinggi reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu
perusahaan sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami
kegagalan. Allen (1994) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009), melakukan
pengujian mengenai persepsi agen pemeringkat atas manfaat informasi akuntansi
yang dinilai dengan pengujian hubungan antara informasi akuntansi dan bond
ratings. Dalam hal ini pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor big 8
menyediakan kualitas audit yang lebih baik untuk perusahaan dan pemerintah
daerah (municipal).
Analisis empiris mendukung hipotesis bahwa audit big 8 berhubungan dengan
kemampuan informasi akuntansi untuk memprediksi secara akurat keputusan
bond rating municipal. Hasilnya mengindikasikan bahwa informasi akuntansi
berhubungan dengan audit non big 8 yang tidak dapat untuk memprediksi
keputusan bond rating municipal lebih baik daripada random. Emiten obligasi
yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat maka emiten diberi rating
yang kuat. Allen (1994) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009), menyatakan
bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor big 8 menyediakan
32
kualitas kredit yang lebih baik untuk perusahaan dan pemerintah daerah. Dengan
reputasi auditor yang baik maka akan memberikan hasil audit yang dapat
dipercaya.
Sementara di Indonesia emiten yang diaudit oleh auditor big 4 akan mempunyai
obligasi yang investment grade karena semakin baik reputasi auditor maka akan
mempengaruhi peringkat obligasi. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian
diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H7 : Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
3.1.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan auditan perusahaan
non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014 dan
Laporan peringkat obligasi perusahaan tersebut yang diperoleh dari PT Pefindo
dapat diakses di www.pefindo.com.
3.1.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Sektor non-keuangan dipilih
karena merupakan sektor yang paling dominan di Indonesia dan paling banyak
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Pertiwi, 2013).
Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan harapan
peneliti mendapatkan informasi dari kelompok sasaran spesifik (Sekaran, 2005).
Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah:
34
1. Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dan menerbitkan obligasi di
Pefindo tahun 2011-2014.
2. Menyediakan laporan tahunan lengkap selama tahun 2011-2014.
3. Perusahaan yang menerbitkan obligasi yang terdaftar pada Lembaga
Pemeringkat PEFINDO secara berturut-turut tahun 2011-2014 (time series).
4. Perusahaan tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode penelitian (2011-2014).
Tabel 3.1Purposive Sampling
No. Kriteria Jumlah
1. Jumlah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI
dan menerbitkan obligasi di Pefindo selama periode
2011-2014
62
2. Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dan tidak
menerbitkan obligasi di Pefindo th 2011-2014 secara
berturut-turut (times series)
( 38 )
3. Perusahaan tidak memiliki kelengkapan laporan keuangan
tahunan di BEI selama 2011-2014
( 5 )
Perusahaan yang dijadikan sampel perusahaan 19
Sumber: data olahan
3.1.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik pengumpulan
dokumenter yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data
sekunder. Sumber yang digunakan yaitu laporan keuangan auditan perusahaan
35
yang dipublikasikan oleh BEI dan data peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh
PT Pefindo.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi. Variabel
Independennya adalah likuiditas, profitabilitas, laba ditahan, pertumbuhan
perusahaan (growth), jaminan (secure), umur obligasi (maturity), dan reputasi
auditor. Untuk menganalisis hubungan antara variabel terikat, dan variabel bebas
digunakan Model Regresi Logistik.
3.2.1 Variabel Dependen: Peringkat Obligasi
Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh PEFINDO yang
secara umum, sekurang-kurangnya BBB untuk obligasi yang layak investasi.
Namun menurut Yasa (2010), dengan adanya modifikasi gabungan antara rating
dan outlook atau tanda + (positif) yang menunjukkan kemungkinan ada
peningkatan (upgrade) dan – (negatif) yang menunjukkan kemungkinan adanya
penurunan (downgrade). Maka variabel peringkat obligasi ditentukan dengan
menggolongkan peringkat sesuai kategori peringkatnya menjadi:
Tabel 3.2Kelompok Peringkat Obligasi
Sumber: data olahan
RATING KELOMPOK KETERANGANAAA, AA+, AA, AA-, 1 Investment gradeA+, AA-, BBB+, BBB,BBB- 0 Speculative grade
BB+, BB, BB-, B+, B,B-, CCC, D
0 Non investment grade
36
Peringkat obligasi yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh faktor akuntansi:
growth, size, profitabilitas, dan likuiditas sedangkan faktor non akuntansi: secure,
maturity, dan auditor. Dengan skala ini pengukuran dilakukan dengan
memberikan nilai 1 untuk obligasi yang investment grade dan 0 untuk obligasi
speculative grade dan non investment grade karena variabel dependennya
merupakan variabel dummy.
3.2.2 Variabel Independen: Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka
pendek perusahaan. Menurut Magreta dan Nurmayanti (2009) perusahaan yang
mampu melunasi kewajiban tepat waktu adalah perusahaan yang likuid dan
mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar. Variabel likuiditas
dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio (CR). Current Ratio (CR)
adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
dengan hutang jangka pendek (Sutrisno, 2009).
=3.2.3 Variabel Independen: Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam
hubungannya dengan penjualan, aset dan modal sendiri. Variabel profitabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). Kamstra
(2001 dalam Sejati, 2010) menyatakan bahwa pengukuran ROA memiliki
37
pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba karena pengukuran ROA berdasarkan
pada tingkat asset tertentu.
Menurut Sutrisno (2009), Return On Assets (ROA) juga disebut sebagai
rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dengan
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam
hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan serta menunjukkan tingkat
efisiensi pengelolaan aktiva yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin besar ROA
maka semakin besar tingkat keuntungan dan semakin baik posisi perusahaan dari
segi penggunaan aktiva. ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan
total aktiva perusahaan. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
= ℎ3.2.4 Variabel Independen: Laba Ditahan
Siegel dan Shim dalam Estiyanti dan Yasa (2011) menyatakan bahwa laba ditahan
(retained earnings) merupakan akumulasi penghasilan sebuah perusahaan setelah
dikurangi dengan dividen. Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu
dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan
(Riyanto, 2011).
Yasa (2007) menemukan bahwa laba ditahan berpengaruh positif pada peringkat
obligasi. Variabel laba ditahan adalah rasio laba ditahan terhadap total assets.
Rasio ini dihitung dari laba ditahan akhir perioda satu tahun sebelum
38
pemeringkatan obligasi dibagi dengan total assets awal perioda satu tahun
sebelum pemeringkatan obligasi (Kesumawati, 2003 dalam Yasa, 2010) atau
dapat dirumuskan sebagai berikut:
ℎ = ℎ3.2.5 Variabel Independen: Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Menurut Burton et al., (1998) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009), growth
(pertumbuhan perusahaan) merupakan faktor akuntansi yang mempengaruhi
prediksi peringkat obligasi karena growth yang positif dalam annual surplus dapat
mengindikasikan atas berbagai kondisi financial. Para peneliti tersebut
memprediksi bahwa perusahaan penerbit obligasi yang memiliki growth tinggi
dari tahun ke tahun pada bisnisnya, memiliki kemungkinan lebih besar untuk
memperoleh peringkat obligasi yang tinggi daripada perusahaan penerbit obligasi
yang memiliki pertumbuhan yang rendah.
Growth opportunity pada dasarnya mencerminkan produktivitas perusahaan dan
merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan
(manajemen) maupun pihak eksternal (investor dan kreditor) (Huang, 2005).
Growth opportunity dapat diukur menggunakan indikator sales growth (Pottier,
1997 dalam Wydia, 2005) dengan melihat tingkat penjualan (sales) satu perioda
ke perioda berikutnya. Secara sistematis sales growth dapat dirumuskan sebagai
berikut:
ℎ = − − 1− 1 100 %
39
3.2.6 Variabel Independen: Jaminan (Secure)
Obligasi atas dasar jaminan dibagi menjadi obligasi dengan jaminan dan obligasi
tanpa jaminan. Variabel jaminan dalam penelitian ini menggunakan variabel
dummy. Kode 0 menunjukkan obligasi tanpa jaminan, sedangkan kode 1
menunjukkan obligasi dengan jaminan.
3.2.7 Variabel Independen: Umur Obligasi (Maturity)
Umur obligasi atau tanggal jatuh tempo (Maturity) adalah tanggal dimana
pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai
Nominal obligasi yang dimilikinya. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo
suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / Bunga nya (BEI, 2010). Pengukuran
dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi memiliki umur antara satu
sampai lima tahun dan 0 jika obligasi lebih dari lima tahun.
3.2.8 Variabel Independen: Reputasi Auditor
Allen (1994) dalam Magretha dan Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa
pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor big 8 menyediakan kualitas
audit yang lebih baik untuk perusahaan dan pemerintah daerah. Semakin tinggi
reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian laporan keuangan
suatu perusahaan sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami
kegagalan (Almilia dan Devi, 2007). Pengukuran dilakukan dengan memberikan
nilai 1 jika obligasi di audit oleh the big 4 dan 0 jika obligasi diaudit selain the big
4. Adapun anggota big 4 adalah: (1) Hadi Utomo & Rekan affiliated with
40
Pricewaterhousecoopers; (2) Hanadi Sarwoko & Sandjaya affiliated with Ernst &
Young; (3) Hans Tuanakota & Mustafa affiliated with Deloite Touce & Tomatsu;
(4) Siddharta & Widjaja affiliated with KPMG (Keyveld, Piet, Marwick,
Goerdeler).
3.3 Teknik Analisis Data
3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran
tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, nilai
maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi untuk variabel yang
menggunakan skala rasio yaitu ukuran perusahaan (size), profitabilitas, dan
likuiditas. Sedangkan untuk variabel dengan skala nominal, yaitu peringkat
obligasi, jaminan (secure), umur obligasi (mature) dan reputasi auditor dijelaskan
dengan menggunakan frequency table.
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji multikolinearitas dan
autokorelasi. Uji normalitas tidak digunakan dalam penelitian ini karena menurut
Ghozali (2013) logistic regression tidak memerlukan asumsi normalitas pada
variabel bebasnya. Asumsi multivariate normal disini tidak dapat dipenuhi karena
variabel bebasnya merupakan campuran antara kontinyu (metric) dan kategorikal
(non metric). Regresi Logistik tidak memerlukan asumsi normalitas,
heteroskedastisitas, dan autokorelasi, dikarenakan variabel terikat yang terdapat
pada Regresi Logistik merupakan variabel dummy (0 dan 1) sehingga residualnya,
41
tidak memerlukan ketiga pengujian tersebut. Untuk asumsi multikolinearitas,
karena hanya melibatkan variabel-variabel bebas, maka masih perlu untuk
dilakukan pengujian.
Gujarati (1995) dalam Sulistyo (2010) menyatakan bahwa logistic regression
juga mengabaikan masalah heteroscedacity, artinya disini variabel dependen tidak
memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel independennya.
3.3.2.1 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independennya. Selanjutnya dijelaskan bahwa deteksi adanya
multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan
tolerance, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas.
b. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.
3.3.3 Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan analisis
regresi logistik (logistic regression). Metode ini cocok digunakan untuk penelitian
yang variabel dependennya bersifat kategorikal (nominal atau non metrik) dan
variabel independennya kombinasi antara metrik dan non metrik (Ghozali, 2005).
Logistic regression digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel likuiditas,
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan (Growth), jaminan (Secure), umur obligasi
42
(Maturity), dan reputasi auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi
perusahaan non keuangan di BEI.
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut:
PO = α + β1LIK + β2PROF + β3LD + β4GROWTH + β5SEC + β6MAT + β5RA
+ ε
Keterangan:
PO : peringkat obligasiα : Konstantaβ1- β5 : Koefisien RegresiLIK : LikuiditasPROF : ProfitabilitasLD : Laba DitahanGROWTH : Pertumbuhan PerusahaanSEC : JaminanMAT : Umur ObligasiREP : Reputasi Auditorε : Residual
3.3.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi
Output dari (Hosmer dan Lemeshow, 2000), dengan hipotesis:
Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chisquare pada bagian bawah
uji Hosmer dan Lemeshow.
- Jika probabilitas >0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
- Jika Probabilitas <0,05 maka Ho ditolak dan Ha Diterima
43
3.3.3.2 Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test)
Menurut Ghozali (2013) Menilai angka -2 log likelihood pada awal (blok number
= 0) dan angka -2 log likelihood pada blok number = 1, jika terjadi penurunan
angka -2 log likelihood maka menunjukkan model regresi yang baik. Log
likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of squared error”
pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model
regresi yang baik.
3.3.3.3 Nilai Nagel Karke (R2)
Nagel Karke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell’s untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan
cara membagi nilai Cox dan Snell’s R² dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagel
Karke R² dapat diinterprestasikan seperti nilai R² pada multiple regression.
3.3.3.4 Menguji Koefisien Regresi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji koefisien regresi adalah tingkat
signifikan yang digunakan adalah sebesar 5%. Kriteria penerimaan dan penolakan
hipotesis didasarkan pada significant p-value (probabilitas value), jika p-value
(significant) > 5%, maka hipotesis alternatif ditolak. Sebaliknya, jika p-value <
5%, maka hipotesis alternatif diterima (Ghozali, 2013).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh
faktor keungan dan non-keuangan yang tediri dari variabel likuiditas,
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan (growth), jaminan (secure), umur obligasi
(maturity), dan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi pada 19 perusahaan
(76 sampel) non-keuangan berturut-turut selama empat tahun (2010-2014) yang
terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan secara statistik terhadap
peringkat obligasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis diajukan
ditolak. Hal ini dikarenakan PEFINDO mungkin lebih menilai pengelolaan
aset dan pasiva atas dasar laporan arus kas, yang memberikan informasi
secara lebih terperinci.
2. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.
Hal ini menunjukan Return On Asset (ROA) dapat menjadi salah satu
indikator yang mencerminkan tingkat kesehatan keuangan suatu
perusahaan.
62
3. Laba ditahan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap peringkat
obligasi. Hal ini disebabkan adanya praktik manajemen laba yang
menaikan atau menurunkan laba jumlah akrual diskresioner saat publikasi
laporan keuangan atau sebelum dan sesudah penurunan peringkat obligasi.
4. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi. Hal ini dikarenakan masa pengamatan penelitian,
siatuasi pasar dan kondisi Negara sedang berada dalam kondisi yang labil.
5. Jaminan (secure) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap peringkat
obligasi perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis
yang diajukan ditolak. Hal ini dikarenakan kurang banyaknya obligasi
perusahaan yang tidak dijamin dengan aset khusus.
6. Umur obligasi (maturity) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
hipotesis yang diajukan ditolak. Hal ini dikarenakan obligasi jangka
panjang lebih bernilai ekonomis tinggi dan mempunyai efek nilai
keberlanjutan (long term) yang panjang.
7. Reputasi auditor berpengaruh positif tidak signifikan terhadap peringkat
obligasi perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis
yang diajukan ditolak. Kondisi ini terjadi karena terdapat faktor lain diluar
model penelitian, seperti rasa percaya, cost yang dikeluarkan perusahaan,
dan faktor lainnya yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.
63
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini terbatas pada variabel likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan
perusahaan (growth), jaminan (secure), umur obligasi (maturity), dan
reputasi auditor. Sedangkan dalam menentukan peringkat obligasi,
Pefindo menggunakan berbagai macam kriteria khusus lainnya yang tidak
disebutkan.
2. Pefindo menggunakan laporan keuangan terkini dari perusahaan yang
terdaftar dan hanya diterbitkan secara khusus.
3. Populasi sampel pada penelitian terbatas pada perusahaan non-keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
5.3 Saran
Adapun saran terhadap penelitian selanjutnya:
1. Menggunakan sub perusahaan yang lebih spesifik, misalnya: perusahaan
manufaktur. Karena tiap sub-sub perusahaan memiliki karakteristik
perusahaan masing-masing dan berbeda sehingga hasil yang diperoleh
lebih maksimal.
2. Diharapkan dapat menggunakan laporan keuangan per triwulan
perusahaan, agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
3. Diharapkan dapat menggunakan variabel independen lain dalam melihat
pengaruhnya terhadap peringkat obligasi sehingga akan memperkaya
topik penelitian ini, seperti dengan menggunakan total asset, leverage,
Laba Operasi, size dan lainnya.
64
4. Menggunakan jenis perusahaan lain seperti perusahaan keuangan
sehingga dapat dijadikan perbandingan sampel penelitian.
5. Para investor dapat menggunakan indikator rasio keuangan, ROA (Return
on Asset) sebagai salah satu alat indikator kesehatan keuangan perusahaan
untuk memprediksi peringkat obligasi.
65
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Nicko. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PeringkatObligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Agusti dan Pertiwi. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi danProfesionalisme Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi. Vol. 21 No.03.Pekanbaru.
Allen, Arthur C. 1994. The Effect of Large Firm Audits on Municipal BondRating Descripsions. Journal of practice and theory, Vol 13, Spring.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPrediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DiBursa Efek Jakarta. Proceeding Seminar Nasional Manajemen SmartUniversitas Kristen Maranatha Bandung, ISBN 978 – 979 – 16976 – 0 – 6.
Block, S.B. dan Geoffrey, A. Hirt. 2005. Foundation of Financial Management;New York. The McGraw Hill.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. EdisiKedelapan. Jakarta: Erlangga.
Diamond, D.W. 1991. Debt Matury Structure and Liquidity Risk. Journal ofEconomics 106, August.
Estiyanti, Ni Made dan G.W. Yasa. 2011. Pengaruh Faktor Keuangan Dan NonKeuangan Pada Peringkat Obligasi Di Bursa Efek Indonesia. SimposiumNasional Akuntansi XV.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Giri, E.F. 1997. Akuntansi Keuangan Menengah 1: Perspektif IFRS. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Ginting, M.H. 2010. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Peringkat ObligasiPerusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. UniversitasSumatera Utara.
66
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ikhsan, A.E., M.N. Yahya dan Saidaturrahmi. 2012. Peringkat Obligasi DanFaktor Yang Mempengaruhinya. Fakultas Ekonomi Universitas SyiahKuala. Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2.
Kieso, D., Weygandt J. dan Warfield D. 2005. Intermediate Accounting Field.Edition 11st. John Wiley and Sons, Inc.
Magreta dan Poppy Nurmayanti. 2009. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPrediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan NonAkuntansi. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol 11 No. 3. Universitas Riau.
Maharti, E.D. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PeringkatObligasi. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Mamduh M. dan Abdul Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.
Mark, et, al. 2001, Combining Bond Rating Forecast Using Logit, The FinancialReview.
Nurmayanti, P. dan Eka Setiawan. Bond Rating Dan Pengaruhnya TerhadapLaporan Keuangan. Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2, Juli 2012.
PEFINDO. Indonesian Rating Highlight. (diakses melalui www.pefindo.com).
Rahardjo, S. 2003. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
Sari, W.P., Taufik T. dan Yunieta A. 2011. Kemampuan Rasio KeuangandalamMemprediksi Peringkat Obligasi (PT Kasnic Credit Rating). JurnalMaksi, Vol. 8, No.2.
Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi). EdisiPertama. Yogyakarta: BPFE.
Sejati, G.P. 2010. Analisis Faktor Akuntansi Dan Non Akuntansi DalamMemprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur. Bisnis &Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi Dan Organisasi.
Sekaran, Uma. 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1,Jakarta: Salemba Empat.
Siegel dan Shim. 1999. Kamus istilah akuntansi: alih bahasa oleh Moh.Kurdi.Jakarta: Gramedia.
Sunarjo, N.A. 2013. Kemampuan Rasio Keuangan dan Corporate GovernanceMemprediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Consumer Goods. JurnalKeuangan dan Perbankan, Vol.17.
67
Susilowati, Luky dan Sumarto. 2010. Memprediksi Tingkat Obligasi PerusahaanManufaktur yang Listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi dan ManajemenBisnis, Vol.1, No. 2.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, CetakanKetujuh. Ekoisia. Yogyakarta.
Tandelilin, E. 2010, Portofolio dan Investasi, Yogyakarta: Kanisius.
Wolk I.H., J.L. Dodd dan J.J. Rozycki. 2000. Accounting Theory: A ConceptualInstitusional Approach. Fifth Edition; South-Western College Publishing.
Wydia, Andry. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PrediksiPeringkat Obligasi. Jurnal Buletin Ekonomi dan Moneter dan Perbankan.
www.lipsus.kompas.com. Kasus PT. Mobile-8 Telecom Tbk, diakses oleh SartikaSiregar, tanggal 9 februari 2010.
Yasa, G.W. 2007. Manajemen Laba Sebelum Pemeringkatan Obligasi Perdana:Bukti Empiris Dari Pasar Modal Indonesia. Disertasi. Yogyakarta: UGM.
________. 2010. Pemeringkatan Obligasi Perdana Sebagai Pemicu ManajemenLaba: Bukti Empiris Dari Pasar Modal Indonesia. Simposium NasionalAkuntansi XIII. Purwokerto.
www.bi.go.id
www.detikfinance.com
www.idx.co.id
www.kompasiana.com
www.pefindo.com
Top Related