ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN
UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI
JAKARTA SELATAN
Nama :Budi Santoso
NPM : 11210474
Kelas : 3 EA 16
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen
Dosen Pemb : Emilianshah Banowo, S.SOS.,
MM
BAB I
• Jakarta kota metropolitan terbesar dan terpadat di Asia Tenggara. Kota yang
dihuni penduduknya dengan segala permasalahan dan kesemerawutannya. Kota dengan
sejarah masa lalu yang kompleks dan kondisi sosial budaya yang sangat beragam tentu
dengan sederet permasalahannya.
Rumusan masalah dari penulisan ilmiah ini adalah :
• Bagaimana proses pelayanan agar tidak terjadi penumpukan penumpang pada
TransJakarta Di Shelter Semanggi ?
• Berapa jumlah loket tiket TransJakarta yang harus dioperasikan agar pelayanan dapat
optimal ?
Batasan Masalah
• Pada bagian ini penulis membatasi pelayanan antrian pada penumpang bus TransJakarta
pada jam sibuk atau jam kerja di Koridor 9 TransJakarta Shelter Semanggi, pada juni
2013. Dengan metode Multi Chanel Single Phase. Dimana metode ini yang digunakan
untuk dua atau lebih fasilitas pelayanan yang dialiri oleh antrian tunggal.
Tujuan dari penulisan ilmiah
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah :
• Untuk mengetahui antrian penumpang yang terjadi pada Koridor 9 Transjakarta Shelter
Semanggi.
• Untuk menentukan jumlah loket tiket TransJakarta yang harus dioperasikan pada jam
sibuk atau jam kerja.
Manfaat dari penelitian ini meliputi 2 manfaat, yaitu :
• Manfaat Akademis,
Sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh pelayanan
terhadap antrian.
• Manfaat Praktis,
Memberi bahan masukan yang berguna untuk koridor 9 shelter semanggi terhadap
antrian penumpang saat jam sibuk atau jam kerja sebagai referensi bagi mahasiswa
Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen.
BAB III Visi Busway TransJakarta adalah melayani warga kota Jakarta, TransJakarta BRT (Bus Rapid
Transit) juga mengembangkan visi sebagai angkutan massal yang mampu memberikan pelayanan
publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan bertaraf internsional.
Misi Busway Transjakarta adalah:
• Melaksanakan reformasi sistem angkutan umum dan budaya penggunaan angkutan umum.
• Menyediakan pelayanan yang lebih dapat diandalkan, berkualitas tinggi, berkeadilan, dan
berkesinambungan di DKI Jakarta.
• Memberikan solusi jangka menengah dan jangka panjang terhadap permasalahan di sector angkutan
umum.
• Menerapkan mekanisme pendekatan dan sosialisasi terhadap stakeholder dan sistem transportasi
terintegrasi.
• Mempercepat implementasi sistem jaringan busway di Jakarta sesuai aspek kepraktisan, kemampuan
masyarakat untuk menerima sistem tersebut, dan kemudahan pelaksanaan.
• Mengembangkan struktur institusi yang berkesinambungan.
• Mengembangkan lembaga pelayanan masyarakat dengan pengelolaan keuangan yang berlandaskan
good corporate governance, akuntabilitas dan transparansi.
Gambaran Bus Kota TransJakarta
• Bermula dari gagasan perbaikan sistem angkutan umum di DKI Jakarta yang mengarah kepada
kebijakan prioritas angkutan umum, maka perlu dibangun suatu sistem angkutan umum yang dapat
mengakomodasi pengguna dari segala golongan.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyusun Pola
Transportasi Makro (PTM) sebagai perencanaan umum pengembangan sistem transportasi di
wilayah DKI Jakarta yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
103 Tahun 2007.Mengacu pada PTM tersebut, untuk tahap awal realisasinya dibangun suatu
jaringan sistem angkutan umum massal yang menggunakan bus pada jalur khusus (BusRapid
Transit/BRT).
• Badan Layanan Umum Transjakarta Busway semula merupakan lembaga non struktural dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway, sebagaimana
diatur dalam Surat Keputusan Gubernur DKIJakarta Nomor 110 Tahun 2003. Sesuai dengan
Peraturan Gubernur Provinsi DKIJakarta Nomor 48 Tahun 2006, BP(Sumber: INSTRAN).
Transjakarta Busway diubah menjadi lembaga struktural dan menjadi Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas Perhubungan yang mendapat kewenangan pengelolaan keuangan berbasis PPK-
BLUD, yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna
busway.
•Transjakarta Busway mulai beroperasi tanggal 15 Januari 2004
dengan dibukanya koridor 1 (Blok M-Kota).Pada awal operasi jumlah
penumpang sekitar 40.000 orang per hari dan pada tahun 2005
mengalami peningkatan menjadi rata-rata 60.000 orang per
hari.Tanggal 15 Januari 2006 koridor 2 (Pulogadung-Harmoni) dan
koridor 3 (Kalideres-Harmoni) dibuka dengan jumlah penumpang
mencapai 70.000 penumpang per hari.Pada 27 Januari 2007, koridor
bertambah, yaitu koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas), koridor 5
(Ancol-Kp. Melayu), koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas) dan koridor 7
(Kp. Rambutan-Kp. Melayu) dengan rata-rata penumpang mencapai
180.000 penumpang.Pada 21 Februari 2009 koridor 8 (Lebak Bulus-
Harmoni) diresmikan dengan rata-rata penumpang 250.000 per hari
seluruh koridornya.
• Data/ Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah tingkat rata-rata
kedatangan (λ), waktu pelayanan rata-rata (I/µ), jumlah pasien (n)
dan jumlah fasilitas pelayanan (S).
• Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode
pengumpulan data yaitu data Primer dan data Sekunder .
• Alat Analisi yang Digunakan
adalah analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode
Multi Chanel Single Phase, yaitu suatu metode yang biasa
digunakan untuk dua atau lebih atau lebih fasilitas pelayanan
(server) yang dialiri oleh antrian tunggal.
BAB IV
• Data dan Profil Objek Penelitian
TransJakarta Busway menjadi andalan modal transportasi massal di Ibu Kota Jakarta karena memiliki kelebihan dibandingkan transportasi umum lainya. Dengan ketepatan waktu, keamanan, kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan diantaranya yaitu system yang terjadwal, daya angkut yang besar, harga tiket yang terjangkau serta menggunakan sistem elektronik diharapkan dapat mengubah persepsi massyarakat khususnya pengguna kendaraan-kendaraan pribadi agar beralih menggunakan transportasi umum.
• Hasil Penelitian dan Analisis
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, kondisi hari sibuk pada antrian Transjakarta Koridor 9 Shelter Semanggi biasanya terjadi pada hari senin sampai dengan jum’at. Dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasa angkutan umum TransJakarta mengoperasikan 3 Bus disetiap Shelter Pemberhentian dengan waktu pelayanan antara pukul 16.00-10.00 per hari dan pada jam biasa pada hari sabtu dan minggu dengan mengoperasikan 2 Bus dengan waktu yang sama antara pukul 16.00-10.00 per hari. Berdasarkan observasi tersebut maka penulis memperoleh data tentang sistem antrian pada TransJakarta Koridor 9 di Shelter Semanggi adalah sebagai berikut ini
Hasil Perbandingan antara mengoperasikan 2 Buah
loket tiket dan 3 Buah loket tiket pada jam sibuk
Mengoperasikan 2 loket tiket
P 9781%
Po 102 %
nq 14 orang
nt 29 orang
tq 0,0115 jam 0,690 menit atau 41,45 detik
tt 0,148 jam atau 8,9 menit
Pw -8,22%
Hasil Perbandingan antara mengoperasikan 2 Buah
loket tiket dan 3 Buah loket tiket pada jam sibuk
Mengoperasikan 3 loket tiket
P 9854%
Po 2,9%
nq 2 orang
nt 7 orang
tq 0,000797 jam atau 0,47 menit atau 28,71 detik.
tt 0,0341 jam atau 2,04 menit atau 122,8 detikdetik
Pw -56,1%.
• Jadi dengan mengoperasikan 2 Buah loket tiket
pada jam sibuk kurang optimal untuk melayani
masyarakat/orang yang ingin menggunakan jasa
Bus, dengan mengesampingkan faktor biaya
maka sebaiknya TransJakarta mengoperasikan 3
Buah loket tiket pada jam sibuk.
Hasil Perbandingan antara mengoperasikan 2 Buah
loket tiket dan 3 Buah loket tiket pada jam biasa
Mengoperasikan 2 loket tiket
P 97,98%
Po 10,9 %
nq 4 orang
nt 8 orang
tq 0,0141 jam atau 0,84 menit atau 50,9 detik.
tt 0,0474 jam atau 2,85 menit atau 171,36 detik
Pw -21,5%
Hasil Perbandingan antara mengoperasikan 2 Buah
loket tiket dan 3 Buah loket tiket pada jam biasa
Mengoperasikan 3 loket tiket
P 98,65%
Po 3,3 %
nq 1 orang
nt 1 orang
tq 0,0658 jam atau 3,94 menit atau 236,94 detik.
tt 0,0991 jam atau 5,94 menit atau 356,88 detik
Pw -2,085%.
• Jadi dengan mengoperasikan 2 Buah loket tiket
pada jam biasa di Shelter Semanggi sudah
optimal untuk melayani masyarakat/orang yang
ingin menggunakan jasa Busway.
BAB V PENUTUP
• Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis
menarik kesimpulan :
Untuk mengetahui antrian yang terjadi pada loket tiket TransJakarta Koridor 9 Shelter Semanggi yang biasanya pengoperasiannya 2 loket tiket TransJakarta dengan tingkat kedatangan rata-rata orang per jam adalah 30 orang. Pada jam sibuk jika dioperasikan 2 loket tiket TransJakarta akan terjadi antrian rata-rata 14 orang dan waktu rata-rata orang dalam antrian 0,0115 jam 0,690 menit atau 41,45 detik, sedangkan jika dioperasikan dengan 3 loket tiket TransJakarta akan terjadi antrian 2 orang dan waktu rata-rata orang dalam antrian 0,000797 jam atau 0,47 menit atau 28,71 detik. Pada jam biasa jika dioperasikan sebanyak 2 loket tiket TransJakarta akan terjadi rata-rata antrian 4 orang dan waktu rata-rata orang dalam antrian 0,0141 jam atau 0,84 menit atau 50,9 detik. sedangkan jika dioperasikan 3 loket tiket TransJakarta akan terjadi antrian rata-rata 1 orang dan waktu rata-rata orang dalam antrian 0,0658 jam atau 3,94 menit atau 236,94 detik..
• Sedangkan untuk menentukan jumlah loket tiket TransJakarta yang harus dioperasikan pada jam biasa cukup mengoperasikan 2 loket TransJakarta dan untuk jam sibuk dengan mengoperasikan 3 loket tiket TransJakarta sudah optimal untuk setiap kali dalam menaik turunkan masyarakat/orang disetiap shelter khususnya di Shelter Semanggi, dengan mengesampingkan faktor biaya maka sebaiknya dengan menoperasikan 3 loket tiket TransJakarta agar setiap orang tidak perlu terlalu lama untuk dilayani.
• Saran
Saran yang dapat disimpulkan kepada Pengelola TransJakarta
khususnya untuk Koridor 9 Shelter Semanggi :
Pengelola TransJakarta khususnya untuk Koridor 9 Shelter Semanggi harus lebih memperhatikan keluhan yang dilontarkan dari masyarakat/orang, karena bila pengelola dan karyawan mampu menanggapi keluhan dari masyarakat/orang dengan cepat dan memuaskan, maka masyarakat/orang tidak akan kecewa terhadap pelayanan yang diberikan, dengan itu para pasien akan setia untu datang dan menunggu.
Pengelola TransJakarta khususnya untuk Koridor 9 Shelter Semanggi
perlu menambah jumlah loket tiket TransJakarta disetiap jam sibuk
berlangsung karena seringnya masyarakat/orang yang mengantri cukup lama
untuk dapat dilayani. Mengingat masyarakat/orang mengantri dalam waktu
yang cukup lama, maka akan membuat citra yang kurang enak bagi
masyarakat/orang lain.
Sebaiknya Pengelola TransJakarta khususnya untuk Koridor 9 Shelter
Semanggi melakukan system antrian dengan menggunakan kartu nomor
antrian, agar masyarakat/orang yang mengantri pertama tidak didahului oleh
masyarakat/orang yang baru datang, sehingga tidak terlalu khawatir untuk
menunggunya.
Top Related