1 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
ANALISA MEJA KERJA DAN PERLENGKAPAN
PROSES PENGELASAN GTAW (GAS TUNGSTEN ARC WELDING)
PADA PEMBUATAN HOUSING FILTER SUPPORT
2 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
I. LATAR BELAKANG
Pada proses produksi salah satu departemen tempat penulis bekerja terdapat proses
pengelasan yang menggunakan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) atau yang lebih umum
dikenal dengan las TIG (Tungsten Inert Gas). Penulis memfokuskan proses pengelasan pada
Filter Housing Support. Proses pengelasan GTAW membutuhkan kemampuan atau skill khusus
operator dalam pengoperasiannya. Dikarenakan kemampuan khusus operator tersebut maka
dibutuhkan keberlangsungan proses yang dapat menjaga kualitas dari hasil akhir pengelasan.
Permasalahan yang muncul pada proses ini adalah tempat kerja yang kurang memadai sehingga
menimbulkan penurunan konsentrasi, kelelahan, kecelakaan kerja , dan bahkan
Musculoskeletal Disorder (MSDs).
Penulis mencoba mendapatkan informasi tempat, peralatan dan perlengkapan kerja
yang ada sekarang dan melakukan analisis ergonomi serta analisis Anthropometri.
3 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
II. TINJAUAN PUSTAKA
GTAW atau TIG
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW), juga dikenal dengan Tungsten Inert Gas (TIG), adalah
pengelasan yang menggunakan elektroda tungsten. Pada pengelasannya memiliki gas
pelindung dari kontaminasi atmosferik (biasanya inert gas seperti argon dan CO2).
Elektroda pada GTAW termasuk elektrode tidak terumpan (non cons consumable) berfungsi
sebagai tempat tumpuan terjadinya busur listrik. GTAW mampu menghasilkan las yang
berkualitas tinggi pada hampir semua jenis logam. Biasanya ini digunakan pada stainless steel
dan logam ringan lainnya seperti Alumunium, magnesium dan lain-lain. Hasil pengelasan pada
teknik ini cukup baik tapi membutuhkan kemampuan yang tinggi.
Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan elemen-elemen lain
dalam suatu sistem, serta profesi yang mempraktekkan teori, prinsip, data, dan metode dalam
perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan, dan
keterampilan manusia.
4 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos: ergon berarti kerja, dan
nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutalaksana (1979):
ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu
sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nirfisik, keterbatasan manusia, dan
kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan
efisien. Dengan demikian Ergonomi dimaksudkan adalah tentang aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen
dan desain/perancangan. Pendekatan disiplin ilmu ergonomi diarahkan pada upaya
memperbaiki performansi kerja manusia seperti ketepatan, keselamatan kerja disamping
mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan mampu memperbaiki pendayagunaan
sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan
manusia. Maka tujuannya adalah dirancang sebuah stasiun kerja yang dapat dioperasikan oleh
rata-rata manusia dengan memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan
baik. Dalam arti dapat mencapai tujuan yang diinginkan melalui aktivitas tersebut dengan
efisien, efektif, aman dan nyaman.
anthropometri
Istilah anthropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran.
Anthropometri menurut stevenson(1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik
yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penangan masalah design.
Anthropometri merupakan studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia yang secara
luas dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang produk ataupun sistem kerja yang
melibatkan manusia. Perancangan produk harus mampu mengakomodasikan populasi terbesar yang
akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut.
Mengenai data anthropometri anggota tubuh yang diukur dariberbagai negara dapat dilihat pada tabel
& gambar 1.1
5 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
Keterangan :
Gambar 1.1. Anthropometri tubuh manusia yang diukur dimensinya
(Sumber data : Nurmianto, 1998)
1 = Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala)
2 = Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3 = Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4 = Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5 = Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak
(dalam gambar tidak ditunjukkan)
6 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat
sampai dengan kepala)
7 = Tinggi mata dalam posisi duduk
6 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
8 = Tinggi bahu dalam posisi duduk
9 = Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10 = Tebal atau lebar paha
11 = Panjang paha yang diukur dari pantat sampai ujung lutut
12 = Panjang paha yang diukur dari pantat sampai bagian belakang dari
lutut/betis
13 = Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri maupun duduk
14 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai paha
15 = Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi breidri maupun duduk)
16 = Lebar pinggul/pantat
17 = Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam
gambar)
18 = Lebar perut
19 = Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus
20 = Lebar kepala
21 = Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari
22 = Lebar telapak tangan
23 = Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-
kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar)
24 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai
sampai telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertical)
26 = Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai
ujung jari tangan.
7 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
8 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
III. Metode
Metode yang digunakan penulis dengan mengamati Meja Kerja dan perlengkapan yang ada di
section workshop tempat penulis bekerja. Dan menganalisanya dengan analisis Ergonomi dan
analisis Athropometri.
9 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
IV. HASIL DAN ANALISA
Produk yang akan dikerjakan dan proses pengerjaan yang diperlukan :
10 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
Gambar Kerja :
Pengerjaan pengelasan pada bagian pinggir
Analisa Kondisi Lingkungan Kerja :
11 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
Operator melakukan penyetelan di lantai, karena tidak memiliki meja kerja yang
memadai.
Operator melakukan penyetelan yang tidak baik. Posisi seperti ini dapat mempercepat
kelelahan pada betis, lutut dan punggung.
12 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
(Meja kerja pengerjaan las)
Stang Las tidak diletakan di tempat yang aman, dapat terjatuh dan menyebabkan
kerusakan pada alat.
Tidak terdapat tempat alat kerja sehingga peralatan tergeletak berantakan. Hal ini dapat
menghambat produktifitas operator karena menambah proses mencari alat dan
menambah gerakan yang tidak perlu.
Kabel las yang diletakkan tidak aman. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja, jika
isolasi kabel terkelupas.
13 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
(Proses pengelasan)
Operator Las terlalu menunduk, bahkan sebelum melakukan pengelasan. Ini dapat
menyebabkan mudah lelah, tidak konsentrasi bahkan Musculoskeletal Disorder pada
punggung atau pinggang.
Operator memberikan perhatian lebih pada pengambilan Stang Las, karena tidak
memiliki tempat/holder stang.
Operator tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja, dapat menyebabkan
kecelakaan kerja.
14 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
Dimensi Meja Kerja saat ini :
Analisa meja kerja saat ini :
Jika mengacu pada dimensi produk, meja kerja las ini sudah tidak memadai.
Dikarenakan ukuran meja yang terlalu kecil dibandingkan ukuran produk 629mm x
1229mm. Jika dilihat di dalam foto, dapat terjadi kemungkinan benda kerja terjatuh dan
terjadi kecelakaan kerja.
Tinggi meja kerja yang tidak sesuai dengan data anthropometri orang Indonesia. Tinggi
yang sesuai adalah = Tinggi siku ( 50%) = 1015mm
15 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
Desain ulang meja kerja :
Meja dengan dimensi yang baru dapat menanggulangi permasalahan :
Kemungkinan benda kerja terjatuh
Tersedianya tempat untuk Stang Las
Tersedianya tempat untuk alat, sehingga tidak tercecer dilantai
Tidak melakukan proses penyetelan di lantai
Tinggi meja yang sesuai dengan Anthropometri, sehingga meningkatkan
keberlangsungan dan kestabilan konsentrasi operator yang akhirnya meningkatkan
produktifitas operator dalam bekerja.
16 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan analisa yang telah diuraikan penulis dapat menyimpulkan :
1. Dengan desain ulang meja kerja las diharapkan mampu mengurangi kelelahan operator,
sehingga meningkatkan produktifitas kerja.
2. Dengan perbaikan penambahan fitur berupa Stang Holder dan tempat alat kerja
diharapkan operator dapat lebih efektif dalam bekerja dan hanya mengerjakan apa yang
seharusnya dikerjakan.
3. Perlu diperhatikan mengenai keselamatan kerja operator.
4. Untuk mendesain meja kerja dalam pengelasan membutuhkan kecermatan dalam
menentukan dimensi, karena operator las membutuhkan ketahanan fisik dan
konsentrasi yang baik dalam proses pengerjaan.
17 Freddy Paul Sidabutar -41610120034 FTI-Teknik Industri Mercubuana