ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1. PT. PIRATES merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri pengalengan ikan. Berikut Neraca dan laporan laba rugi erusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2002:
NeracaPer 31 Desember 2002
Aktiva Lancar: Kewajiban Jangka Pendek:
Kas dan Setara Kas
50.000.000 Hutang Usaha 250.000.000
Piutang 600.000.000 Hutang Bank 200.000.000 Persediaan 300.000.000 Hutang Pajak 25.000.000
Lainnya 50.000.000 Hutang Jk. Pendek Lainnya 50.000.000
Total Aktiva Lancar
1.000.000.000
Total Kewajiban Jk. Pendek 525.000.000
Aktiva Tetap Bersih 300.000.000 Kewajiban Jangka Panjang 500.000.000
Aktiva Lain-Lain 50.000.000 Ekuitas:
Modal 250.000.000 Cadangan 40.000.000 Laba Tahun Berjalan 35.000.000
Total Aktiva 1.350.000.000 Total Kewajiban dan Ekuitas 1.350.000.000
Laporan Laba RugiUntuk Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2002
Penjualan Usaha 2.500.000.000 Harga Pokok Penjualan (2.000.000.000)
Laba Kotor 500.000.000
Beban Umum dan Administrasi (600.000.000)
Rugi Usaha (100.000.000)
Pendapatan (Beban) Lain-lain:Pendapatan Lain-Lain 225.000.000 Beban Lain-Lain (75.000.000)
Laba Sebelum Pajak 50.000.000
Pajak Penghasilan Badan (30%) (15.000.000)Laba Bersih Setelah Pajak 35.000.000
Diminta:a. Hitung Rasio Likuiditas, Aktivitas dan Rentabilitas Laporan Keuangan di
Atasb. Bagaimana Pendapat saudara terhadap kesehatan finansial perusahaan di atas.
Jawaban:
a. Hitung Rasio Likuiditas, Aktivitas dan Rentabilitas Laporan Keuangan
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, atau untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Secara umum, semakin tinggi nilai rasio ini maka kondisi likuiditas perusahaan semakin baik.
Untuk Menghitung rasio likuiditas biasanya digunakan rasio lancar (current ratio), dan rasio cepat (quick ratio).
- Rasio Lancar ( Current Ratio ) ; Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek. Rasio ini diperoleh dengan
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Rasio Lancar =
Rasio Lancar PT. Pirates = = 1,90
Nilai 1,90 menunjukkan bahwa jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan mampu menutupi jumlah utang jangka pendek. Angka ini
menunjukkan bahwa Aktiva Lancar yang dimiliki oleh perusahaan jumlahnya
1,90 kali atau 190% dari jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan.
Catatan:Posisi Piutang dan Persediaan di atas dianggap juga sebagai posisi piutang dan persediaan rata-rata.
- Rasio Cepat ( Quick or Acid-Test Ratio) ; Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dari aktiva yang sangat
liquid. Aktiva pada neraca disusun berdasarkan urutan liquiditas. Liquiditas
penyusunan aktiva di neraca maksudnya aktiva disusun mulai dari yang
paling mudah di konversi menjadi kas. Untuk menghitung rasio lancar aktiva
yang dianggap paling liquid terdiri dari Kas dan Piutang.
Rasio Cepat (Quick Ratio) =
Dikarenakan PT. Pirates tidak memiliki Investasi Jangka Pendek, maka rasio
cepat hanya menggunakan Kas dan Piutang. (jumlah Kas dan Piutang sebesar
Rp. 650.000.000
Rasio Cepat PT. Pirates = = 1,238
Nilai 1,238 menunjukkan bahwa kas dan piutang mampu menutupi jumlah
utang jangka pendek. Utang jangka pendek merupakan utang yang harus
dilunasi dalam tempo maksimal 1 tahun. Sehingga jika perusahaan tidak
mampu menyediakan dana untuk melunasi utang jangka pendeknya yang
jatuh tempo akan mengakibatkan adanya tambahan beban bagi perusahaan,
seperti denda bahkan penyitaan atas asset, jika dalam melakukan pinjaman
perusahaan menjadikan asset sebagai jaminan pinjaman/utang. Pada PT
Pirates jumlah kas dan piutang masih lebih besar dibandingkan dengan
jumlah Hutang jangka pendek yang dimiliki, yaitu sebesar 1,238 kali atau
123,8%.
Dari perhitungan rasio Likuiditas PT. Pirates menunjukkan bahwa PT.
Pirates berada dalam kondisi yang Likuid. Sehingga dalam jangka pendek
PT. Pirates tidak akan memiliki masalah untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya (melunasi hutang jangka pendek).
Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas mengukur seberapa efektifnya perusahaan menggunakan assetnya. Rasio yang digunakan untuk mengukur rasio aktivitas perusahaan antara lain Receivables turnover, Inventory Turnover, dan Asset Turnover.
- Receivables Turnover
Rasio perputaran piutang menghitung likuiditas piutang, atau mengukur perbandingan jumlah penjualan dengan jumlah piutang rata-rata.
Receivables Turnover =
Diasumsikan bahwa semua piutang yang terdapat dalam Neraca PT. Pirates adalah Piutang Dagang, dan Penjualan Usaha dianggap sebagai penjualan bersih.
Receivables Turnover PT. Pirates = = 4,167
Semakin besar nilai rasio perputaran piutang (receivables turnover) maka dianggap semakin piutang semakin likuid. Hasil perhitungan receivables turnover ratio pada PT. Pirates menunjukkan bahwa piutang cukup likuid. Angka 4,167 menunjukkan bahwa jumlah penjualan jumlahnya 4,167 kali jumlah piutang, hal ini menandakan bahwa sebagian besar penjulan dilakukan secara tunai. Semakin besar rasio ini menandakan bahwa semakin kecil resiko kerugian akibat piutang tak tertagih karena sebagian besar penjualan dilakukan secara tunai.
- Inventory Turnover
Rasio perputaran persdiaan menilai likuiditas persediaan perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi Harga Pokok Penjualan dengan jumlah Persediaan rata-rata.
Inventory Turnover =
Inventory Turnover PT. Pirates = = 6,667
Semakin besar rasio ini semakin baik. Jika rasio jumlahnya semakin besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola persediaan dengan baik, karena jumlah persediaan yang terjual lebih besar dari jumlah yang tersisa (persediaan akhir di Neraca). Pada PT. Pirates nilai rasio perputaran ersediaan menunjukkan nilai 6,667. Angka ini menyatakan bahwa jumlah persediaan yang dijual (persediaan awal + pembelian – persediaan akhir) jumlahnya lebih besar dari persediaan akhir, angka ini cukup besar dan menunjukkan bahwa PT. Pirates mampu mengelola persediaannya.
- Asset Turnover
Rasio ini mengukur seberapa efisien penggunaan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio ini diperoleh dengan membagi Penjulaan Bersih dengan Total Asset Rata-rata.
Asset Turnover =
Asset Turnover PT. Pirates = = 1,852
Nilai 1,852 menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola assetnya dengan baik, karena jumlah penjualan sebesar 1,852 kali atau 185,2% dari total asset rata-rata. Atau dengan kata lain dengan jumlah asset Rp. 1.350.000.000 perusahaan mampu memperoleh penjualan sebesar Rp. 2.500.000.000 (1,852 kali nilai Asset).
Rasio Rentabilitas
Rasio Rentabilitas betujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Rasio ini diukur dengan rasio Gross Profit Margin, dan Operating margin Ratio
- Gross Profit Margin Ratio
Gross Profit Margin =
Gross Profit Margin = = 0,2
Angka 0,2 menunjukkan bahwa dari nilai penjualan perusahaan memiliki 20% tersisa yang digunakan untuk menutupi biaya operasi utama dan profit yang diinginkan. Jadi nilai 20% tersbut yang akan digunakan untuk membayar biaya operasi serta termasuk didalamnya profit yang diperoleh oleh perusahaan.
- Operating Margin Ratio
Rasio ini mengukur persentase laba usaha dari penjulan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba usaha dari penjualan yang dilakukannya.
Operating Margin Ratio =
Operating Margin Ratio = = -0,24
Dari hasil perhitungan rasio Operating Margin menunjukkan nilai -0,24. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu memeroleh laba dan mengalami kerugian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2002 perusahaan mengalami kegagalan dalam memperoleh laba usaha, dan dari aktivitas usaha atau operasi harian PT. Pirates dianggap memiliki kinerja yang kurang baik.
b. Pendapat terhadap kesehatan finansial.
Secara likuiditas perusahaan memiliki kondisi yang likuid dan tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sementara iu dari sisi rasio aktivitas, perusahaan dinilai mampu untuk secara efektif menggunakan aktiva yang dimilikinya. Tetapi kesimpulan haruslah diambil dari analisis dengan menggunakan beberapa rasio, sehingga kesimpylan yang diabil akan lebih tepat dan akurat.
Dari sisi rasio rentabilitas menunjukkan perusahaan dalam kondisi yang kurang baik. Dari rasio Gross profit Margin menunjukkan bahwa perusahaan memiliki gross profit margin yang cukup rendah, yaitu hanya 20%, sedangkan dari rasio oprating margin perusahaan justru menunjukkan angka negatif (-0,24). Ini menunjukkan bahwa dalam periode berjalan perusahaan mengalami kemunduran dibanding peride sebelumnya. Walaupun perusahaan memperoleh laba tetapi laba yang diperoleh berasal dari pendapatan diluar pendapatan uama perusahaan (pendapatan lain-lain) yang belum tentu akan diperoleh kembali di periode selanjutnya. Kondisi rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba terutama dari kegiatan operasi harian atau kegiatan utama perusahaan.
Jika pada tahun (periode) ini (tahun 2002) PT. Pirates masih mampu menutupi kerugian dari pendapatan lain-lain, tidak dapat dipastikan periode berikutnya perusahaan akan mampu memperoleh pendapatan lain-lain. Jika perusahaan terus mengalami krugian maka akan berdampak pada likuiditas perusahaan. Perusahaan akan cenderung menuupi kerugian yang dialami dari hutang, sehingga hal ini akan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan di masa depan.
Untuk itu maka manajemen harus bertindak cepat dengan memperbaiki kinerja serta beroperasi lebih efisien dan malakukan analisis pasar yang lebih baik sehingga kondisi rugi yang saat ini dialami tidak akan terulang lagi.
2. PT. LODEH merupakan perusahaan jasa pengangkuta produk agribisnis berskala menengah. Dalam rahun 2002 ini, perusahaan berniat memperluas jaringan alat pengengkutannya, khususnya truk. Perusahaan telah menyusun proposal permintaan kredit kepada Bank BENTO yang dilengkapi dengan Laporan Keuangan Tahunannya.
Berikut adalah Data untuk penyusunan Neraca dan Laba Rugi semester I tahun 2002:
Data Laba Rugi:
Pendapatan Jasa Transportasi : 20.000 ton dengan tarif rata-rata per ton Rp. 500.000
Harga Pokok : Rata-rata per ton Rp. 200.000
Beban Administrasi (overhead) : Seluruhnya Rp. 2.500.000.000
Pendapatan dan Beban Lain-Lain : Pendapatan Lain-Lain Rp. 1.000.000.000
Beban Lain-Lain (seluruhnya Rp. 500.000.000 Beban Bunga Pinjaman)
Pajak Penghasilan : 30%
Data Neraca:
Kas dan Setara Kas 1.200.000.000 Piutang Usaha 1.400.000.000 Persediaan 50.000.000 Aktiva lancar lainnya 150.000.000
Aktiva Tetap Bersih 4.250.000.000 (setelah dikurangi akumulasi penyusutan)
Aktiva Lain-Lain 1.500.000.000
Kewajiban Jangka Pendek 750.000.000
Kewajiban Jangka Panjang 2.000.000.000
Ekuitas:Modal disetor 3.000.000.000 Laba ditahan 2.800.000.000
Diminta:a. Buat Rasio-rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas dari data di atas
Catatan:Posisi Piutang dan Persediaan di atas dianggap juga sebagai posisi piutang dan persediaan rata-rata.
b. Buat Analisis Du Pont dari data di atas (dengan penyederhanaan data)c. Apa pendapat anda mengenai kondisi perusahaan tersebut
Jawaban:
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba RugiPT. LODEH
Untuk Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2002
Pendapatan Jasa Transportasi Rp. 10.000.000.000
Harga Pokok Rp. 4.000.000.000
Laba Kotor Rp. 6.000.000.000
Beban Administrasi (overhead) Rp. 2.500.000.000
Pendapatan dan Beban Lain-Lain- Pendapatan Lain-Lain Rp. 1.000.000.000 - Beban Lain-Lain (seluruhnya Rp. 500.000.000
beban bunga pinjaman)
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp. 3.500.000.000
Pajak Penghasilan Rp. 1.050.000.000
Laba Setelah Pajak Rp. 2.450.000.000
Neraca
NERACAPT. Lodeh
Per 31 Desember 2002
Aktiva Kewajiban Dan Ekuitas
Kas dan Setara Kas 1.200.000.000 Kewajiban Jangka Pendek 750.000.00
0 Piutang Usaha 1.400.000.000 Persediaan 50.000.000 Kewajiban Jangka Panjang 2.000.000.000 Aktiva lancar lainnya 150.000.000 Total Aktiva Lancar 2.800.000.000 Ekuitas:
Modal disetor 3.000.000.000 Aktiva Tetap Bersih 4.250.000.000 Laba ditahan 2.800.000.000 (setelah dikurangi akumulasi penyusutan)
Aktiva Lain-Lain 1.500.000.000
Total Aktiva 8.550.000.000 Total Kewajiban & Ekuitas 8.550.000.000
1. Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, atau untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Secara umum, semakin tinggi nilai rasio ini maka kondisi likuiditas perusahaan semakin baik.
Untuk Menghitung rasio likuiditas biasanya digunakan rasio lancar (current ratio), dan rasio cepat (quick ratio).
- Rasio Lancar ( Current Ratio ) ; Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek. Rasio ini diperoleh dengan
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Rasio Lancar =
Rasio Lancar PT. Lodeh = = 3,73
Nilai 3,73 menunjukkan bahwa jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan mampu menutupi jumlah utang jangka pendek. Angka ini
menunjukkan bahwa Aktiva Lancar yang dimiliki oleh perusahaan jumlahnya
3,73 kali atau 373% dari jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan.
- Rasio Cepat ( Quick or Acid-Test Ratio) ; Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dari aktiva yang sangat
liquid. Aktiva pada neraca disusun berdasarkan urutan liquiditas. Liquiditas
penyusunan aktiva di neraca maksudnya aktiva disusun mulai dari yang
paling mudah di konversi menjadi kas. Untuk menghitung rasio lancar aktiva
yang dianggap paling liquid terdiri dari Kas dan Piutang.
Rasio Cepat (Quick Ratio) =
Dikarenakan PT. Lodeh tidak memiliki Investasi Jangka Pendek, maka rasio
cepat hanya menggunakan Kas dan Piutang. (jumlah Kas dan Piutang sebesar
Rp. 2.600.000.000
Rasio Cepat PT. Pirates = = 3,466
Nilai 3,466 menunjukkan bahwa kas dan piutang mampu menutupi jumlah
utang jangka pendek. Utang jangka pendek merupakan utang yang harus
dilunasi dalam tempo maksimal 1 tahun. Sehingga jika perusahaan tidak
mampu menyediakan dana untuk melunasi utang jangka pendeknya yang
jatuh tempo akan mengakibatkan adanya tambahan beban bagi perusahaan,
seperti denda bahkan penyitaan atas asset, jika dalam melakukan pinjaman
perusahaan menjadikan asset sebagai jaminan pinjaman/utang. Pada PT
Lodeh jumlah kas dan piutang masih lebih besar dibandingkan dengan jumlah
Hutang jangka pendek yang dimiliki, yaitu sebesar 3,466 kali atau 346,6%.
Rasio Leverage
Leverage Ratio mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang
atau seberapa besar ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam
pembiayaan perusahaan. Nilai Rasio Leverage memiliki tiga implikasi penting:
- Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang
terbatas.
- Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik, untuk memberikan
margin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan
sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko perusahaan sebagian besar
ada pada kreditur.
- Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi
yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka
pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar, atau “leveraged”.
Rasio Leverage diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio.
Debt to Equity Ratio =
Debt to Equity Ratio = = 0,474
Nilai Debt to Equity ratio sebesar 0,474 menunjukkan bahwa jumlah utang
sebesar 47,4% dari nilai ekuitas. Ini menujukkan bahwa nilai utang yang dimiliki
oleh PT. Lodeh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah modal sendiri, atau
pembiayaan perusahaan masih di dominasi oleh ekuitas pemilik.
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas mengukur derajat keberhasilan atau kegagalan perusahaan
pada suatu periode tertentu. Untuk mengukur rasio pprofitabilitas dapat dengan
menggunakan Rasio Profit margin on sales (margin laba atas penjulan) dan Rate
of return on asset.
- Rasio Profit margin on sales
Rasio ini mengukur net income yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan
(pada PT. Lodeh berupa pendapatan jasa transportasi).
Profit Margin on Sales =
Profit Margin on Sales = = 0,245
Nilai 0,245 menunjukkan bahwa jumlah Net Income sebesar 24,5 % dari total
pendapatan jasa transportasi yang diperoleh oleh PT. Lodeh. Nilai ini cukup
tinggi sehingga menunjukkan bahwa kinerja PT. Lodeh pada periode tahun
2002 memiliki kinerja yang baik.
- Rate of Return on Assets
Rasio ini mengukur keseluruhan profitabilitas dari asset, atau mengukur
sejauh mana kemampuan perusahaan memperoleh laba (net income) dengan
menggunakan asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Rate of return on Assets =
Rate of return on Assets = = 0,2865
Nilai 0,285 menunjukkan bahwa jumlah net income (laba bersih) adalah
sebesar 28,65% dari nilai total asset rata-rata. Ini berarti dengan nilai asset
yang dimiliki perusahaan saat ini, perusahaan mampu memperoleh laba
bersih sebesar 28,65% dari nilai total asset rata-rata.
b. Analisis Du Pont
Analisis Du Pont yang dilakukan akan mencakup Bagan Du Pont dan Persamaan
Du Pont.
- Bagan Du Pont adalah bagan yang dirancang untuk menunjukkan hubungan
diantara pengembalian atas investasi, perputaran aktiva, marjin laba, dan
leverage.
- Persamaan Du Pont adalah rumus yang menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian atas aktiva dapat diperoleh dari perkalian marjin laba dengan
perputaran total aktiva. Persamaan Du Pont memberikan tingkat pengemalian
atas aktiva (ROA).
ROA = Marjin Laba x Perputaran Total Aktiva
ROA = x
Bagan Du Pont
Aktiva TetapRp. 4.250.000.000
Aktiva LancarRp. 2.800.000.000
Aktiva Lain-LainRp. 1.500.000.000
Kas & Setara KasRp. 1.200.000.000
Piutang UsahaRp. 1.400.000.000
PersediaanRp. 50.000.000
Aktiva Lancar Lainnya
Rp. 150.000.000
Total BiayaRp. 4.050.000.000
PenjualanRp. 10.000.000.000
Dikurangkan dengan
PajakRp. 1.050.000.000
Beban AdministrasiRp. 2.500.000.000
Beban Lain-lainRp. 500.000.000
PenjualanRp. 10.000.000.000
Total AktivaRp. 8.550.000.000
Dibagi dengan
PenjualanRp. 10.000.000.000
Laba BersihRp. 2.450.000.000
Dibagi dengan
Pengembalian Atas Aktiva28,65%
Aktiva/Ekuitas = Rp 8.550 juta / 3000 juta = 2,85
Dikalikan dengan
Marjin Laba: Laba sebagai Persentase dari Penjualan =
24,5%
Dikalikan dengan
Perputaran Total Aktiva : 1,1695 (116,95)%
Pengembalian Atas Ekuitas81,66%
Persamaan Du Pont
ROA = x
ROA = x
ROA = 0,245 x 1,169 = 0,2865
ROA = 28,65%
Pengembalian atas ekuitas (ROE) perusahaan tergantung pada ROA dan penggunaan kewajiban (leverage).
ROE = ROA x Multiplier ekuitas
ROE = x
ROE = 28,65 x
ROE = 28,65% x 2,85
ROE = 81,66%
Pada perhitungan ROE melibatkan perhitungan Multiplier Ekuitas yang merupakan pembagian antara total aktiva dengan ekuitas saham biasa. Pada PT. Lodeh Ekuitas saham biasa dianggap sebagai julah modal disetor.
Manajemen PT. Lodeh dapat menggunakan sistem Du Pont untuk menganalisis cara memperbaiki kinerja. Bagian pemasaran PT. Lodeh dapat mempelajari pengaruh kenaikan harga jual atau penurunan harga jual, pengembangan produk baru atau pasar baru dengan memfokuskan pada sisi “marjin laba”, dari bagan Du Pont yang dimodifikasi. Akuntan biaya perusahaan dapat mempelajari berbagai pos beban administrasi, beban lain-lain dan pajak untuk mencari jalan menurunkan biaya.
Pada sisi perputaran (turnover), analis keuangan PT. Lodeh bersama-sama dengan bagian produksi dan pemasaran dapat melakukan investigasi cara-cara mengurangi investasi yang tidak perlu dalam berbagai jenis aktiva. Pada saat yang sama, staf bendahara dapat menganalisa pengaruh strategi pembiayan alternatif, cara menurunkan beban bunga dan resiko utang. Pada dasarnya analisis Du Pont bertujuan memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi keuangan perusahaan, sehingga memudahkan pengguna (manajemen dan stake holder) untuk melakukan analisis atas kondisi perusahaan.
c. Pendapat saya atas kondisi perusahaan.
Dari analisis rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas, menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik. Dalam jangka pendek perusahaan dinilai tidak akan mengalami kesulitas likuiditas, dan secara dari
analisis rasio leverage, pembiayaan dalam perusahaan masih di dominasi oleh sisi ekuitas. Hasil analisis rasio profitabilitas juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu memperoleh Laba yang jumlahnya cukup signifikan jika dibanding total pendapatan jasa yang diperolehnya, dan dari Laporan Laba Rugi terlihat bahwa laba perusahaan terutama berasal dari aktivitas operasi harian perusahaan. Walaupun terdapat pendapatan lain-lain, tetapi porsi pendapatan lain-lain tersebut sangat kecil dibandingkan porsi pendapatan usaha.
Dari hasil analisis Du Pont juga menunjukkan bahwa nilai ROE PT. Lodeh sangat tinggi yaitu 81,66 %. Angka ROE menunjukkan kemampuan pengembalian atas investasi pemegang saham. Semakin tinggi rasio ROE maka kemampuan pengembalian investasi pemegang saham akan semakin baik.
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis yang dilakukan adalah bahwa PT. Lodeh memiliki kinerja yang baik untuk periode berjalan (tahun 2002). Dan dinilai akan memiliki kinerja yang cukup baik di tahun berikutnya.